BAB IV TEMPAT BERMAIN ANAK Pengertian Dan Standar Kondisi Tempat Bermain Anak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TEMPAT BERMAIN ANAK Pengertian Dan Standar Kondisi Tempat Bermain Anak"

Transkripsi

1 BAB IV TEMPAT BERMAIN ANAK 1.1. Pengertian Dan Standar Kondisi Tempat Bermain Anak Mengenai istilah tempat bermain dalam bahasa inggris adalah playground. Selanjutnya playground dijelaskan oleh Sapora dan Mitchell ( ) sebagai berikut Tempat bermain adalah merupakan daerah khusus untuk bermain di lingkungan sekitar tempat tinggal dengan ukuran tertentu, dan dirancang untuk menambah luasnya taman bermain. Tempat bermain biasanya ditentukan pada lingkungan dengan ciri-ciri fisik, kepadatan penduduk, atau faktor-faktor layanan yang sama yang diperlukan pada suatu lingkungan tempat tinggal. Sedangkan menurut persatuan Kesehatan, Pendidikan Jasmani, Rekreasi, dan Olahraga Amerika ( ) mengenai tempat bermain dikemukakan sebagai berikut Lingkungan tempat bermain adalah area atau daerah khusus yang direncanakan untuk rekreasi. Ditetapkan terutama untuk melayani anak-anak yang berusia di bawah 14 tahun tetapi memiliki tambahan ciri-ciri untuk memperhatikan usia belasan tahun dan yang dewasa. Dari dua penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat bermain adalah suatu lingkungan atau lokasi yang disediakan secara khusus untuk kegiatan anak-anak bermain yang berusia 14 tahun ke bawah, dengan menetapkan batas ukuran tertentu dan ciri-ciri khusus. Tempat bermain ini biasanya ditempatkan di daerah padat penduduk, untuk melayani penduduk lingkungan sekitar yang memiliki banyak anak usia sekolah dasar. Agar tempat bermain yang disediakan tepat mencapai sasaran yang diharapkan bagi anak-anak, tentunya orang tua, masyarakat, pengusaha, atau pemerintah dalam menyediakan tempat bermain bagi anak hendaknya memperhatikan batas ukuran minimal dan ciri-ciri sebagai standar khusus tempat bermain bagi anak-anak. Adapun ciri-ciri khusus atau standar tempat bermain seperti yang ditentukan oleh National Recreation, The California Committee on Planning For Recreation, Park Area and TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 24

2 Facilities, the Chicago Recreation Commission, dan beberapa agen perencana local lainnya, dan pemimpin-pemimpin Rekreasi, yang dipaparkan oleh Sapora dan Mitchell ( ), sebagai berikut: 1. Lokasi playground harus ditempatkan di pusat perumahan atau pada bagian lingkungan perumahan yang tidak dapat dicapai atau diperngaruhi oleh pusat lingkungan rekreasi yang lebih luas. 2. Berada pada setiap radius 400 meter 3. Dapat melayani anak-anak berkisar untuk orang 4. Luas area berkisar antara meter 5. Khusus untuk anak pra sekolah dibutuhkan sebuah area yang terisolasi agar mereka dapat bermain dengan aman tanpa gangguan atau iterfensi lingkungan lain dari luar. 6. Dipasang pagar agar anak-anak atau alat-alatnya tidak mudah ke luar area 7. Berdekatan dengan tempat berlindung Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyiapkan tempat bermain bagi anak-anak seperti yang dikemukakan oleh Sapora ( ) sebagai berikut: 1. Area lingkungan tempat bermain harus dilengkapi dengan ruang yang cukup dan alat alat untuk bermain, dan peralatan untuk olahraga. (Dalam hal ini dibutuhkan ruang yang dapat menampung seluruh alat permainannya yang disesuaikan dengan jumlah kapasitas anak). 2. Area tempat bermain harus cukup memenuhi ketentuan untuk menyenangkan dan kenyamanan bagi anak-anak dan orang tua. (Kenyamanan dalam area tempat bermain dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pengunjung). Selanjutnya Sapora mengemukakan beberapa yang harus dipertimbangkan secara khusus dalam menyiapkan tempat bermain bagi anak-anak, yaitu harus diberikan: 3. Shade (tempat teduh) Tempat bermain bagi anak harus teduh, dengan memberikan bayangan misalnya dari pohon atau tumbuh-tumbuhan yang dibuat untuk pagar. 4. Fencing (pagar) TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 25

3 Tempat bermain anak harus diberi pagar, hal ini untuk keamanan, melindungi anak dari gangguan luar misalnya lalu lintas, atau orang-orang dewasa yang masuk atau interfensi lain yang dapat mengganggu kenyamanan. Selain itu pemagaran juga dapat memudahkan pengawasan terhadap aktivitas anak. 5. Grading (tingkat) Tempat bermain harus dibuatkan rata atau datar, jadi tidak ada penanjakan, peninggian, miring, atau bertingkat-tingkat. 6. Surfacing (permukaan) Permukaan yang dibutuhkan untuk tempat bermain bagi anak-anak adalah yang permukaannya halus, rata, kokoh/rapat, nyaman dipijak, tidak berdebu dan berkerikil, kering, tidak ada genangan air, tidak licin dan tidak keras. Pemukaan diluar ruangan biasanya dengan rumput yang berkualitas baik. 7. Lighting (penerangan) Jika tempat bermain banyak digunakan pada malam hari, harus diberikan pencahayaan yang cukup agar tidak terjadinya tubrukan dan memberikan kenyamanan serta kemudahan untuk pengawasan. 8. Winter Usage (pemanfaatan musim) Tempat bermain menurut America Alliance Healt Physical Education, Recreation, and Dance Institute ( ) dikemukakan sebagai berikut: 1. Lokasi aman Hal ini bisa ditempatkan pada suatu lokasi tersendiri yang terbebas dari gangguan aktivitas lain yang masuk ke area tempat bermain. 2. Dekat dengan ruang istirahat atau tempat teduh lainnya. Selain utnuk tempat beristirahat bagi anak juga untuk berlindung dari hujan atau angin besar 3. Pagar keliling Hal ini bermaksud untuk mengamankan dan memudahkan pengawasan orang tua dan mencegah anak-anak dan peralatan bermain seperti bola keluar area permainan, demikian juga untuk mencegah masuknya orang dewasa. TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 26

4 Zona layanan untuk setiap tempat bermain disediakan kurang lebih antara jarak ¼ Mil (400 meter) atau tidak lebih dari 1,5 Mil (2,5 KM) dan luasnya secara normal minimal 5 (lima) acres ( m2). Ketentuan ini bergantung pada keadaan alam, area pemukiman, ruang, lokasi yang ada.standar ruang tempat bermain bagi anak berdasarkan standar indeks ruang bagi setiap anak dengan mengacu pada standar ketentuan yang dikeluarkan di Amerika, sebagaimana dipaparkan oleh Harsuki dalam makalah lokakarya Fasilitas olahraga, Direktorat Jenderal Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (1979:58) sebagai berikut: Standar yang disarankan untuk lapangan bermain dan lapangan terbuka bagi kota-kota kecil adalah 100 orang setiap acre (1 acre = 4046,72 m2). Ini berarti indeks untuk satu orang adalah 40 m2 lebih. Modifikasi dari standar umum yang telah ditentukan tersebut untuk kuota besar yang padat penduduknya adalah sebagai berikut: a. 1 acre untuk 200 orang (minimal 20 m2 untuk satu orang) bagi kota yang penduduknya sampai orang. b. 1 acre untuk 300 orang (minimal 14 m2 untuk satu orang) bagi kota yang penduduknya sampai orang. Tempat bermain di luar ruangan harus memberikan peluang bagi anak-anak untuk aktif mengembangkan otot-otot yang luas maupun yang kecil. Dalam hal ini harus dipilih alat-alat atau perlengkapan yang mengandung unsur pengembangan kreatifitas, tantangan, sesuai dengan kemampuan anak. Oleh karena itu area bermain di luar ruangan harus memberikan: 1. Aktivitas otot secara luas untuk meningkatkan semua komponen perkembangan gerak anak, yaitu: Lokomotor, manipulatif, dan stability. 2. Pengalaman dengan bermacam-macam alat atau media seperti: seni, bahanbahan yang terbuat dari kayu, tanah/lumpur, pasir dan air. 3. Tempat bermain yang tersendiri atau terisolasi dan aktivitas yang menyenangkan seperti membuat terowongan, sarang kubus, dsb. TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 27

5 4. Memberi kesempatan untuk mengamati alam seperti: binatang, kebun, tumbuh-tumbuhan, dan semak-semak belukar. 5. Memberi kesempatan untuk mengalami dalam drama kehidupan nyata seperti: playhouse, mobil-mobilan, atau kapal-kapalan. Dari penjelasan para ahli mengenai standar dan kondisi tempat bermain anak, tempat bermain bagi anak dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tempat bermain di dalam ruangan (indoor) 2. Tempat bermain di luar ruangan (outdoor) Kedua tempat bermain tersebut yang berpusat pada pengembangan gerak pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama hanya berbeda pada luas ruang, permukaan, iklim, dan suasananya. Adapun ciri-ciri, standard an kondisi tempat bermain baik indoor maupun ourdoor adalah sebagai berikut: 1. Tempat bermain bagi anak harus disediakan secara khusus, dilokalisir pada tempat tersendiri. 2. Tidak dekat dengan aktivitas umum yang ramai, kotor atau bau. 3. Nyaman dan tidak ada gangguan dari lingkungan luar dan aman dari segala tindakan kejahatan. 4. Tempat bermain di luar harus dilengkapi pepohonan di sekelilingnya sebagai bayangan untuk peneduh juga harus dilengkapi dengan bangunan (shelter), tempat istirahat, berteduh, dan berlindung. 5. Tempat bermain di dalam ruangan diberi alas seperti karpet atau matras, sedangkan untuk di luar ruangan adalah dengan memberikan rumput yang terpelihara dengan baik. 6. Perlengkapan yang digunakan harus benar-benar kuat dan kokoh 7. Alat-alat yang dipergunakan harus sesuai dengan kondisi tubuh anak (seperti alat pemukul) TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 28

6 1.2. Medan Bermain Anak Medan bermain anak dapat dikategorikan sebagai tempat yang dimana mereka (anak) merasa nyaman dan senang untuk mengekspresikan diri (bermain) pada situasi area bermain pilihan mereka. Gallahue (1982:360) memberi penjelasan tentang tempat bermain di luar ruangan (outdoor) yang berpusat pada gerak sebagai berikut: 1. Ruang pusat gerak di luar ruangan secara mudah tergabung di dalam tempat bermain secara keseluruhan. Harus banyak ruang untuk anak-anak untuk bergerak secara bebas. Idealnya terdapat area berumput yang luas dan lereng untuk lari, melompat, meluncur, berguling, dan mendaki Terdapat permukaan yang kasar untuk perjalanan alat-alat mainan meroda dan aktivitas dengan bola. Pohon-pohon harus menjadi suatu bagian yang integral dari pusat gerak, tidak hanya untuk memberikan tempat teduh saja, tetapi mendorong anak memanjat. wisataoutboundanak.com 3. Bermacam-macam perlengkapan yang dapat mendorong aktivitas gerak kasar TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 29

7 harus ditempatkan di dalam area tempat bermain di luar ruangan. Perlengkapan ini sebagai tambahan bisa dipergunakan seperti yang digunakan pada pusat gerak dalam ruangan perlengkapan mendaki, memukul, dan keseimbangan harus merupakan bagian yang integral dari area outdoor. Tempat bermain anak yang akan diberikan pada perancangan ini merupakan area bermain yang dapat menampung keinginan dari anak, sesuai dengan jenis medan bermain yang mereka inginkan. Adapun medan bermain anak, sebagai berikut: Medan Bermain Alami Merupakan tempat bermain anak yang mendasar dan berkaitan erat langsung terhadap alam sekitar. Adapun medianya sebagai berikut: Bukit dan tanah miring Pepohonan Rumput Pasir dan tanah Bebatuan Binatang-binatang kecil Bunyi alami, dsb Ruang Terbuka Ruang luar yang luas / area yang tersedia seperti lapangan yang dapat membuat anakanak bebas berlarian. Selain itu di ruang terbuka ini anak-anak juga dapat melakukan berbagai aktifitas seperti olahaga, dimana mereka dapat dengan bebas menggerakkan anggota tubuhnya Jalanan Di jalanan sering ditemukan anak-anak bermain, jalanan merupakan hal yang menarik bagi sebagian anak untuk melampiaskan keinginan mereka dalam bermain. Dalam TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 30

8 bermain di jalanan, anak-anak dapat menemukan sistem jaring kerja mereka sendiri Medan Petualangan Di tempat ini tersedia sarana yang tidak biasa ditemukan pada kehidupan mereka sehari-hari. Adapun sarana yang tersedia tersebut antara lain: Play Sculpture Play Furniture Rongsokan pesawat terbang Menara panjat Rumah pohon Dan alat-alat aneh lainnya Medan Tersembunyi Tempat ini merupakan tempat bermain yang sifatnya rahasia bagi anak-anak yang tidak diketahui oleh orang tua/orang dewasa. Adapun tempat tersebut meliputi: Kolong jembatan Terowongan Gua Gubuk di lereng bukit, dsb. (Prabowo Agus, :24) Permainan yang berada pada medan tersembunyi bukan berarti tanpa pengawasan dari orang tua. Meskipun area permainan ini cenderung seperti kurang layak untuk TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 31

9 dikatakan sebagai area bermain, namun biasanya anak yang suka bermain di area tersembunyi ini menemukan sesuatu yang dapat membuat dirinya puas bermain. Hal ini berkaitan dengan anak usia 6-12 tahun yang pada umumnya sudah ingin memisahkan diri dari pengawasan orang tuanya. Fasilitas rekreasi edukasi anak merupakan suatu program pembelajaran (pelatihan) untuk anak-anak yang dilakukan di alam terbuka dengan mendasarkan pada prinsip experiental learning (belajar melalui pengalaman langsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dalam program ini anak-anak secara aktif dilibatkan dalam bentuk seluruh kegiatan sehingga dengan keterlibatan langsung mereka akan segera memperoleh umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. Yang akan mereka dapatkan adalah pembelajaran dalam: Bagaimana memecahkan masalah Bagaimana berdiskusi (berkomunikasi dengan teman) Bagaimana bekerjasama Bagaimana mengatur emosi Bagaimana mengetahui kelemahan dan kekuatan diri Bagaimana melihat akhlaknya, dll. TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 32

10 Sumber: SNI Berdasarkan dari bentuk lahan bermain anak, maka jenis permainan pun dapat disesuaikan dengan tujuan utama dari permainan tersebut, seperti pada gambar di atas, dimana bentuk dari lahan bermain anak dapat mempengaruhi perkembangan anak yang mengikuti permainan tersebut Alat Permainan Edukatif Alat Permainan Edukatif berdasarkan pada penempatannya, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu Alat Permainan Edukatif indoor (ruang tertutup) atau outdoor (ruang terbuka), untuk mengetahui jenis alat permainan yang akan diberikan,berikut adalah kategorinya: 1. kategori Alat Permainan Edukatif indoor Adalah APE jenis manipulatif, artinya APE yang dapat dimainkan anak dengan diletakkan di atas meja, dapat dibongkar pasang, dijinjing. APE jenis ini contohnya antara lain : puzzle, balok, kotak pos, boneka dll TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 33

11 Karena target dari Fasilitas Rekreasi Edukatif Anak ini berusia 6-12 tahun, maka jenis permainan sengaja disediakan berbagaimacam untuk kemudian disesuaikan dengan karakter umur dan minat anak tersebut. Atau bisa juga permainan seperti puzzle/balok disesuaikan tingkat kerumitannya. 2. kategori Alat Permainan Edukatif outdoor Adalah APE yang dimainkan anak untuk bermain bebas, sehingga memerlukan tempat yang luas dan lapang. pada umumnya ditujukkan untuk anak mengembangkan jasmani atau motorik kasar,bersosialisasi dan bermain kelompok. contohnya tangga pelangi,jungkitan,ayunan,papan luncur dls Tempat Fasilitas Musik Anak Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa musik merupakan kebutuhan hiburan bagi anak untuk membantu perkembangan anak. Dan tempat bermain dapat dikategorikan pada dua lokasi yaitu indoor dan outdoor. Untuk musik anak, yang memang sudah pada umumnya membutuhkan ruang studio indoor, dimana dibutuhkan ruangan yang kedap suara yang bertujuan untuk meredam suara yang dikeluarkan ketika sedang memainkan alat musik agar tidak mengganggu pengunjung yang lainnya. Maka faqsilitas musik anak berada di dalam ruangan Pengawasan Orang Tua Terhadap Anak Dalam kehidupan sehari-hari, anak sebaiknya tidak terlepas dari penga wasan orang tuanya, mulai dari berbagai aktifitas di dalam dan di luar rumah. Namun di dalam Fasilitas Rekreasi Edukatif Anak, pengawasan orang tua dapat kategorikan menjadi 2 (dua), yaitu pengawasan dengan orang tua dan pengawasan tanpa orang tua Pengawasan Dengan Orang Tua Anak sebaiknya tidak luput dari pengawasan orang tuanya. Anak pada usia sekolah dasar umumnya sudah mengenal dirinya sendiri dan mulai dapat berpikir secara logika. Pada usia 6 12 tahun ini, anak sudah mulai ingin untuk memisahkan diri dari pengawasan orang tuanya. Namun pada arena bermain ini, orang tua tetap dapat TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 34

12 mengawasi anak-anak mereka akan tetapi tidak secara langsung. Pengawasan akan diwakili oleh pengawas/guide yang ada di beberapa titik dan berpatroli di arena bermain. Pengawasan dengan orang tua secara langsung akan diterapkan pada fasilitas musik anak, dimana di tempat ini terdapat elektronik/aliran listrik yang menjadi pendukung dari fasilitas, maka sebaiknya dilakukan pengarahan dan pengawasan dari orang tua Pengawasan Tanpa Orang Tua Anak usia sekolah dasar (6-12 tahun), umumnya sudah mulai ingin mandiri dengan memisahkan diri dari pengawasan orang tuanya. Namun keinginan tersebut bukanlah karena sang anak sudah sanggup untuk hidup sendiri, akan tetapi lebih kepada kepribadian anak yang ingin mengetahui banyak hal dan sudah dapat bersosialisasi dengan teman sebayanyalah yang membuat anak tersebut merasa jika dirinya sudah sanggup tanpa pengawasan orang tuanya (bermain-sekolah/bersosialisasi dengan lingkungan/teman). Sesuai dengan ketentuan yang baik akan fasilitas bermain yang berdasarkan pada karakter anak usia 6 12 tahun, maka desain dari fasilitas rekreasi edukatif anak ini disesuaikan. Luasan playground dengan sistem pengawasan dari pihak pengelola di desain sedemikian rupa agar pengawasan terhadap anak-anak dapat terjangkau secara keseluruhan dan tetap aman meskipun terpisah orang tuanya. Selain itu dengan adanya ketentuan tersebut, desain juga dapat berpengaruh mengenai batas luasan arena playground yang aman dan nyaman bagi anak. Sumber : Penulis TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 35

13 Gambar di atas adalah ungkapan bahwa petugas / guide akan melayani anak-anak dengan baik. Dan servis seperti ini sangat diperlukan, khususnya di area dimana anak-anak terpisah dari pengawasan orang tuanya. Maksud dari pelayanan seperti ini adalah agar anak-anak merasa aman dan nyaman. TUGAS AKHIR FASILITAS REKREASI EDUKATIF ANAK 36

Tugas DMP Renang Cepi Supriadin

Tugas DMP Renang Cepi Supriadin Tugas DMP Renang Cepi Supriadin 054198 C. Perspektif Lingkungan Tempat Bermain dan Keterampilan Gerak Dasar Anak 1. Pengertian dan Konsep Lingkungan Mengenai pengertian lingkungan dikemukakan oleh Mohammad

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman kanak-kanak adalah masa di mana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB VI TEMA DAN ANALISA

BAB VI TEMA DAN ANALISA BAB VI TEMA DAN ANALISA 6.1. Tema Dalam perancangan ini, tema yang akan diterapkan adalah Arsitektur Berbasis Kebutuhan Psikologis Anak, dimana tema ini berkaitan erat dengan berbagai fasilitas, kebutuhan

Lebih terperinci

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Per Subjek 1. Subjek 1 a. Peran orangtua dalam bermain dengan anak Subjek selalu bermain dengan anak-anaknya, karena subjek adalah seorang ibu rumah tangga yang sebagian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari penulis sering menjumpai taman. Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung

Lebih terperinci

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif Andang (2009) menjelaskan Alat permainan edukatif merupakan alat bermain yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

B A B 2 K A J I A N T E O R I

B A B 2 K A J I A N T E O R I B A B 2 K A J I A N T E O R I Bab ini akan dimulai dengan teori anak yang berisi perkembangan anak dan hubungannya dengan kegiatan bermain. Selanjutnya membahas hubungan antara kegiatan bermain dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

Cerah Berawan. Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu...

Cerah Berawan. Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu... Kegiatan Semester 2 Pada setiap awal semester, kamu akan mendapat kegiatan semester. Di Semester 2 Kelas 3 ini, kamu akan mempelajari salah satu materi mengenai cuaca. Cuaca memengaruhi berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Lalu Lintas Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang 81 memanfaatkan unsur-unsur alam yang ada sebagai faktor perancangan. Dari pertimbangan tersebut diatas maka dibuat konsep : - Dengan bentuk site daerah pegunungan yang masih alamiah maka bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II 2.1 Desain TINJAUAN PUSTAKA Desain adalah suatu proses kreatif yang merespon suatu kondisi dengan berkonsenterasi pada ide, arti, dan nilai-nilai. Desain lanskap adalah pembentukan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas perkembangan anak sangat ditentukan oleh pemberian stimulasi yang diperoleh anak harus sesuai dengan hakikat perkembangan anak pada usia dini. Anak-anak

Lebih terperinci

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL Oleh: dr. Nia Kania, SpA., MKes PENDAHULUAN Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. 1

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum Perancangan taman terapi di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah ini terutama diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Tapak akan dikembangkan menjadi taman yang dapat memberikan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS FUTSAL INDOOR DI KABUPATEN SUMBAWA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS FUTSAL INDOOR DI KABUPATEN SUMBAWA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS FUTSAL INDOOR DI KABUPATEN SUMBAWA NAMA : TONI MULYONO NIM : 09.12.3826 KELAS : 09-S1SI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah anak selalu aktif bergerak, dan cenderung menyumbang pada perkembangan, baik terhadap fisik

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD Oleh : Linda Dwi Rohmadiani Abstrak Proporsi Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta suryanings@yahoo.com

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini, olahraga tidak hanya dilakukan di dalam ruangan dengan peralatan yang sudah kita kenal saat ini. Terdapat juga jenis olahraga yang dilakukan di luar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS BISNIS LAPANGAN FUTSAL FEBRIAN ARYO BAGASKORO

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS BISNIS LAPANGAN FUTSAL FEBRIAN ARYO BAGASKORO TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS BISNIS LAPANGAN FUTSAL FEBRIAN ARYO BAGASKORO 10.11.4226 S1 TI-2I S1-JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Spesifikasi fasilitas tempat bermain di ruang terbuka Iingkungan rumah susun sederhana

Spesifikasi fasilitas tempat bermain di ruang terbuka Iingkungan rumah susun sederhana Standar Nasional Indonesia Spesifikasi fasilitas tempat di ruang terbuka Iingkungan rumah susun sederhana ICS 91.090 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES Abstrak Usia siswa Sekolah Dasar merupakan proses pengembangan dan perbaikan kemampuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa anak usia dini merupakan masa keemasan anak untuk mengembangkan kemampuan intelektual, karakter personal,kognitif dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hewan mamalia berkaki empat, yaitu anjing merupakan hewan yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga hewan ini lebih mudah dilatih dan dapat bersosialiasi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) 49 BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN 3.1. Lokasi/Data fisik Gambar 3.1.1 Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) Kota Surakarta merupakan kota budaya dengan status kota dibawah Provinsi jawa tengah.

Lebih terperinci

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol.1,No. 1, (2012) 1-8 1 Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya Merliana Tjondro dan Christine Wonoseputro, S.T.,MASD Jurusan Teknik Arsitektur,

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD/MI... Kelas : III Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Semester : II (dua) Tema : Pekerjaan Standar Kompetensi 4. Memahami berbagai cara gerak benda,

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

SILABUS MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

SILABUS MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU : 5. Lingkungan 5. Seni Rupa ( Mengapresiasi karya seni rupa) 6. Seni Musik ( Mengapresiasi karya seni musik) Mengidentifikasi unsur seni rupa pada benda di alam 6.1. Mengidentifikasi unsur/elemen musik

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka dapat dibuat kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Faktor faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih pre

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kota pada masa sekarang ini semakin tidak memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar,dengan semakin terbukanya lahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No. 27 tahun 1990). Hal ini

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam membentuk kebugaran pada siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan

Lebih terperinci

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN Supriyanto Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam Kalau kita berjalan kaki di suatu kawasan atau daerah, kita mempunyai tempat untuk mengekspresikan diri ( yaitu

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA (Penekanan Desain : Green Architecture) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya. MODEL SILABUS Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) Mata Pelajaran : Orientasi dan Mobilitas Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi,

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan apabila diartikan dalam suatu batasan tertentu maka dapat diartikan bermacam-macam dan memunculkan beragam pengertian. Dalam arti sederhana pendidikan

Lebih terperinci

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 5: Perkembangan Perilaku Gerak Perkembangan Perilaku Gerak Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis, peneliti menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisi sistem setting dan livabilitas di ruang terbuka publik di Lapangan Puputan dan bagaimana bentuk persepsi

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah 2 Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah semakin berkurangnya daya kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidikan, baik pendidikan di rumah

Lebih terperinci

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA ) Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA ) Didalam undang undang Sistim Pendidikan Nasional no 20 Th 2003, pendidikan diorientasikan kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada segala aspek kehidupan. Sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu mengalami proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembangan manusia bahkan sudah dimulai saat masa prakelahiran, menuju ke masa bayi, masak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ice skating merupakan salah satu olahraga yang belum dikenal secara luas di Indonesia,tidak heran jika fasilitas pendukungnya pun masih sulit dijumpai,kalaupun ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROSES PEMBELAJARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROSES PEMBELAJARAN SAT ACARA PERKULIAHAN (SAP) Kode dan Mata Kuliah : IO251 KECABANGAN OLAHRAGA I (ATLETIK)(2 SKS) Topik Bahasan : Pembelajaran Penjas Melalui Atletik 1 Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa diharapkan memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Keterampilan Motorik Menurut Wtarsono (2009) Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan

Lebih terperinci

cbuah Potong Binatang Luncur

cbuah Potong Binatang Luncur cbuah Potong Binatang Luncur Buah Potong Beserta Papan dan Pisau. 4 Buah.Cat Non Toxic. Bermanfaat untuk melatih life skill. dan Melatih : Motorik Halus Mengenalkan Buah Mengenalkan Warna Melatih Kemandirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci