SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI"

Transkripsi

1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 ii

3 ABSTRACT INDRI PUSPITA SARI. Geographic Information System of Hotspot Distribution in The Province of Central Kalimantan Using Pmapper Framework. Under academic supervision of HARI AGUNG ADRIANTO. There are several sites that provide information about hotspot distribution in Province of Central Kalimantan based on data up to December 2009, such as and However, these sites only provide information in the form of tables or static map (image in JPEG format) which is not displayed in a full and complete form. Another problem is that the information provided through this map is not informative enough and can not searching hotspot distribution by time interval. Therefore, the Geographic Information Systems of Hotspot Distribution in Province of Central Kalimantan is developed as the solution to these problems. This Geographic Information System of Hotspot Distribution in Province of Central Kalimantan is developed by using the GIS Development Guide published by the Department of Geography at Buffalo, on Microsoft Windows platform using Pmapper framework 3.2.0, PostgreSQL 8.3, PostGIS 1.2.1, and MS4W The functions of this system are to zooming in/out the map, searching for locations, printing a map in the form of PDF or HTML, adding a new object and retrieving information related to the location. The Geographic Information Systems of Hotspot Distribution in Province of Central Kalimantan is developed as an improvement to Pmapper features, this research added facility to search hotspot by time interval, provides information about the locations of hotspot distribution in the Province of Central Kalimantan in full, web-based, dynamic and interactive form. The included informations are regional boundaries, contour line, roads, rivers, lakes, coastline, airport, and cities. Keywords: Central Kalimantan, geographic information system, pmapper framework, hotspot iii

4 Judul Nama NIM : Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah Menggunakan Framework Pmapper : Indri Puspita Sari : G Menyetujui: Dosen Pembimbing, Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si. NIP Mengetahui: Ketua Departemen, Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. NIP Tanggal Lulus : iv

5 PRAKATA Alhamdulillaahirabbil aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karunia-nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, serta para pengikutnya. Karya tulis ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Judul dari karya ilmiah ini adalah Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah Menggunakan Framework Pmapper. Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1 Ayahanda Deddy Rohendi, S.H, M.H. dan Ibunda Yustini Artida Arief, serta ka Andri dan ka Indra, dan segenap keluarga besar penulis atas do a, dukungan, semangat, kasih sayang, dan perhatiannya yang tidak pernah berhenti diberikan selama ini, 2 Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom, M.Si selaku pembimbing, Ibu Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc. dan Bapak Endang Purnama Giri S.Kom, M.Kom selaku dosen penguji, atas waktu, ilmu, kesabaran, nasihat, dan masukannya, 3 Ermaya Eka Aryadi Putra yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan semangat, 4 Hilmy Gauzan dan Ignatius Edo yang telah bersedia berbagi ilmu, waktunya dan pinjaman bukunya, 5 Teman-temanku di Ilmu Komputer 41, 42, dan 43, Restu, Tresna, Anna, Windy, Lutfi, Safar, Maul, Anggi, Ringga, Hadi, David, Bubu, Geti serta teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan, motivasi, kebersamaan, serta semangat kepada penulis, 6 Departemen Ilmu Komputer, Bapak/Ibu Dosen dan Staf TU yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian ini maupun sebelumnya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan. Segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, Amin. Bogor, Januari 2010 Indri Puspita Sari v

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 3 November 1985 di Bandung. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Deddy Rohendi S.H., M.H. dan Yustini Artida Arief. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tambun Selatan Kota Bekasi dan pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut (USMI). Semasa mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) di Divisi Dana Usaha periode tahun Penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan pada tanggal 3 Maret 9 Mei 2008 di Divisi Program dan Evaluasi. vi

7 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 1 Ruang Lingkup Penelitian... 1 Manfaat Penelitian... 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis... 2 Komponen SIG... 2 Struktur Data Spasial... 3 Web Mapping... 3 Evolusi Web Mapping... 3 MapServer... 3 Pmapper Framework... 4 Three Tier Architecture... 5 Hotspot... 5 METODE PENELITIAN Analisis Kebutuhan... 6 Perancangan Konseptual... 6 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 6 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 6 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 7 Perencanaan dan Perancangan Basis Data... 7 Pembangunan Basis Data... 7 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem... 7 Pengembangan Sistem... 7 Pengujian Sistem... 7 Penggunaan dan Perawatan Basis Data... 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan... 7 Deskripsi Sistem... 7 Spesifikasi Pengguna... 7 Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak... 7 Perancangan Konseptual... 8 Pemodelan Kebutuhan Fungsional... 8 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 8 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem... 9 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 9 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perencanaan dan Perancangan Basis Data Perancangan Konseptual Basis Data Identifikasi Jenis Data Perancangan Logik Basis Data Perancangan Fisik Basis Data Pembangunan Basis Data Pengolahan Data Pengolahan Data pada ArcView vii

8 Konversi Data Pembangunan Basis Data pada PostgreSQL Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Arsitektur Sistem Perancangan Antarmuka Antarmuka halaman utama Antarmuka halaman peta Pengembangan Sistem Pengujian Sistem Penggunaan dan Perawatan Basis Data KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR GAMBAR 1 Komponen-komponen SIG (Harmon&Anderson, 2003) Evolusi Web Mapping (Peng ZR&Ming HT, 2003) Arsitektur Mapserver (Prahasta, 2007) Arsitektur Framework Pmapper Three Tier Architecture (wikipedia) Tahapan Penelitian (Department of Geography University at Buffalo 2004) Diagram Konteks Sistem Pembangunan Basis Data di PostgreSQL Arsitektur Sistem dengan Three Tier Architecture Antarmuka Utama Antarmuka Peta Modifikasi Antarmuka Peta Fungsi Penambahan Field Pada Menu Pencarian Pendefinisian Fungsi Interval Tanggal Struktur Paket MS4W Utama Sistem Struktur Umum Mapfile (Kropla, 2005) Pendefinisian Objek Layer yang Terintegrasi dengan Database Pendefinisian Objek Layer yang Tidak Terintegrasi dengan Database Peta...17 DAFTAR LAMPIRAN 1 Contoh peta statis yang tersedia Input-Proses-Output DFD Level 1 SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Diagram Keterhubungan Antar Tabel SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Desain Fisik SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Diagram Hierarki Sistem Utama Sistem Diagram Hierarki Antarmuka Peta Peta Tampilan Proses Pencarian Tampilan Proses Auto Identity Tampilan Proses Print Map Tampilan Proses Identity Tampilan Proses Measure Tampilan Proses Pan Tampilan Proses Point of Interest Tampilan Proses Select Tampilan Proses Zoom In Hasil Pengujian Black-Box...35 ix

10 Latar Belakang PENDAHULUAN Propinsi Kalimantan Tengah memiliki areal hutan yang sangat luas dengan vegetasi yang lengkap, dan merupakan wilayah terluas ketiga di Indonesia. Namun, akibat musim kering yang panjang (el nino ) pada tahun 2002 dan kegiatan pembukaan lahan dengan membakar hutan mengakibatkan kebakaran hutan di sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah. Kebakaran hutan merupakan masalah yang sangat serius, selain berdampak pada ekosistem yang ada juga mengakibatkan kerugian secara ekonomi, mengganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, dan kerusakan harta benda. Oleh karena itu, pengendalian kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan. Salah satu pengendalian untuk menanggulangi masalah kebakaran hutan yaitu dengan pencitraan jarak jauh menggunakan satelit untuk mengetahui persebaran hotspot. Hotspot adalah titik-titik di permukaan bumi, dimana titik- titik tersebut merupakan indikasi adanya kebakaran hutan dan lahan (Arief dalam Ratnasari 2000). Apabila lokasi hotspot telah diketahui maka dapat diambil langkah dini untuk mengendalikan kebakaran hutan. Sampai saat ini telah dibangun data warehouse persebaran hotspot menggunakan Palo 2.0 berbasis web (Hayardisi 2008). Namun informasi yang dihasilkan hanya dalam bentuk tabel dan grafik saja, dan tidak melibatkan data koordinat yang dibutuhkan untuk mendapatkan lokasi hotspot tersebut. Selain itu, untuk melakukan proses pencarian hotspot berdasarkan rentang waktu tertentu masih harus dilakukan secara manual melalui tabel, sehingga menyulitkan pengguna dan membutuhkan waktu yang lama. Sampai dengan bulan Desember 2009, terdapat beberapa situs dalam negeri yang menyajikan informasi tentang persebaran hotspot, seperti dan Namun, situs-situs tersebut hanya menyajikan informasi dalam bentuk peta statis. Informasi yang diberikan melalui peta tersebut tidak informatif, seperti hanya menampilkan hotspot tanpa dapat diketahui informasi lebih detail mengenai hotspot yang ditampilkan. Peta yang tersedia dapat dilihat di Lampiran 1. Sebagai solusi dari permasalahan di atas, dapat digunakan teknologi aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis web GIS yang dapat melakukan integrasi data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem basis data), dan elemen penting lainnya seperti audio maupun video, sehingga informasi yang dihasilkan lebih interaktif, mudah dipahami dan digunakan. Sistem yang dibangun juga dilengkapi dengan menu pencarian lokasi hotspot pada rentang waktu tertentu sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih cepat. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah terbentuknya suatu sistem berbasis web yang dapat menyajikan informasi geografis dari data rekaman lokasi persebaran hotspot. Penyajian sistem dirancang agar dapat diakses dengan mudah oleh penggunanya melalui Internet. Dalam sistem ini pengguna dapat mengetahui atribut dari suatu lokasi dan mencari lokasi hotspot berdasarkan rentang waktu tertentu. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dibuat dengan batasan sebagai berikut: 1 Data yang digunakan adalah data rekaman persebaran hotspot Propinsi Kalimantan Tengah tahun yang diperoleh dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Bagian Penanganan Kebakaran Hutan. 2 Data sumber terdiri dari data koordinat, nama HPH (Hak Pengusahaan Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithologi, jenis tanah, tanggal terjadinya hotspot, kabupaten, dan kecamatan. 3 Sistem akan memberikan informasi berupa lokasi hotspot beserta atributnya dan melakukan pencarian lokasi hotspot berdasarkan rentang waktu tertentu. Sistem juga menampilkan batas wilayah propinsi, garis kontur, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota propinsi dan bandar udara yang diperoleh dari BAKOSURTANAL. Sistem dikembangkan dengan menggunakan platform Windows dengan aplikasi Mapserver menggunakan framework Pmapper dan basis data PostgreSQL. 1

11 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dapat membantu pengguna untuk mengakses secara langsung data lokasi persebaran hotspot Propinsi Kalimantan Tengah dalam bentuk spasial dan melakukan pencarian lokasi hotspot pada rentang waktu tertentu. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Aronoff (1993) mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem berbasiskan komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data geografis yaitu: 1 Pemasukan data 2 Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data ) 3 Pengolahan dan analisis data 4 Pengembangan produk dan pencetakan. Kombinasi yang benar antar keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan sistem informasi geografis suatu organisasi. Komponen SIG Sistem Informasi Geografis untuk dapat beroperasi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta manusia yang mengoperasikannya (brainware). Secara rinci, agar SIG tersebut dapat beroperasi, dibutuhkan komponenkomponen sebagai berikut (Harmon & Anderson 2003): 1 User (Pengguna) Teknologi SIG membutuhkan user dalam menjalankan, mengelola, dan membangun perencanaan sistem yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Pengguna SIG yang menjalankan sistem adalah operator sistem, sedangkan yang mengelola dan membangun perencanaan sistem ini antara lain adalah pemasok SIG, perusahaan swasta, dan agen publik. Seorang operator sistem bertanggung jawab terhadap kinerja kerja sistem, sedangkan pemasok SIG bertanggung jawab dalam penyediaan software pendukung dan update software terbaru, salah satu contohnya adalah Environmental Systems Research Institute, Inc (ESRI). Perusahaan swasta adalah organisasi yang bergerak di bidang SIG. Agen publik pada dasarnya adalah agen pemerintahan yang menyediakan data suatu negara dalam porsi besar, contohnya adalah Bakosurtanal untuk Indonesia. 2 Aplikasi Aplikasi yang dimaksud adalah prosedurprosedur yang digunakan untuk mengolah data. 3 Data Dalam kerangka SIG, data secara logika dibagi menjadi dua kategori, data spasial, dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial. 4 Software (Perangkat Lunak) Elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah: Tools untuk melakukan input dan pengolahan data geografis. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System). Tools yang mendukung query, analisis, dan visualisasi data geografis. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan penggunaan SIG. 5 Hardware (Perangkat Keras) SIG membutuhkan perangkat keras komputer untuk penyimpanan dan pemrosesan data. SIG membutuhkan spesifikasi perangkat keras yang lebih tinggi dibandingkan sistem informasi lainnya. Untuk melakukan proses analisis data geografis dibutuhkan prosesor yang cepat dan memori yang cukup besar, kartu grafik dan harddisk dengan spesifikasi yang tinggi untuk kualitas gambar yang dihasilkan dan kemampuan penyimpanannya. Komponen-komponen SIG tersebut digambarkan pada Gambar 1. Gambar 1 Komponen-komponen SIG (Harmon & Anderson 2003). 2

12 Struktur Data Spasial Tipe data spasial dalam SIG mengacu ke bentuk lapisan data atau bidang data. Dalam setiap lapisan akan terdiri dari tiga tipe data yaitu titik, garis, dan poligon atau bidang. Data secara logika dibagi menjadi dua kategori, data spasial dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial (Kang 2002). Shapefile menyimpan lokasi geografis berupa informasi atribut titik (point), garis (line), dan poligon (polygon). Bentuk geometri yang tersimpan adalah dalam bentuk koordinat vektor. Format ini adalah format yang dikeluarkan oleh Environmental System Resource Institute (ESRI). ESRI shapefile terdiri atas : 1 Main file (.shp) Menyimpan data nontopological geometry dan informasi atribut untuk kenampakan spasial dalam data set. Nontopological geometry adalah geometri yang tidak menyimpan relasi spasial antara kenampakan-kenampakan yang saling berhubungan atau berdekatan. 2 Index file (.shx) Pada file indeks, tiap record terdiri atas proses cetakan offset yang berhubungan dengan record file utama. 3 Tabel dbase (.dbf) Pada tabel dbase terdapat fitur atribut dengan record pada setiap fiturnya. Web Mapping Web mapping system adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menampilkan peta secara digital. Peta digital adalah representasi fenomena geografik yang disimpan untuk ditampilkan dan dianalisis oleh komputer digital. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat (Mitchell 2005). Evolusi Web Mapping Menurut Peng dan Tsou (2003), teknologi web mengalami evolusi. Evolusi teknologi pada web mapping terdiri atas: Static Map Publishing, mendistribusikan peta pada halaman web sebagai peta yang statis dalam format grafis seperti GIF atau JPEG. Peta biasanya merupakan bagian dari dokumen HTML untuk memperkaya isi dari dokumen. Pengguna tidak dapat berinteraksi dengan peta atau merubah format tampilan dalam bentuk apapun. Static Web Mapping, melibatkan penggunaan form HTML (HyperText Markup Language) dan CGI (Common Gateway Interface) untuk menghubungkan masukan dari pengguna pada web browser dengan GIS atau program pemetaan pada server. Pengguna membuat suatu permintaan dari pengguna menggunakan form HTML yang telah di-customize. Interact Web Mapping, lebih interaktif dan cerdas dengan ditambahkan dari sisi web client dengan menggunakan script seperti dynamic HTML dan aplikasi client-side seperti Plug-ins, ActiveX control dan Java Applets. Distributed GIServices, komponen dari GIS pada sisi web client dapat dikomunikasikan secara langsung dengan komponen GIS yang lain pada server tanpa melewati suatu server HTTP dan CGI-related middleware. Evolusi teknologi web mapping dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Evolusi Web Mapping (Peng & Tsou 2003). Map Server Map Server adalah komponen penting pada web server yang melakukan query spasial, analisis spasial, membuat dan mengirimkan peta ke client berdasarkan permintaan client. Keluaran dari map server dapat berupa data yang diinginkan user untuk dimanipulasi atau berupa peta gambar dengan format grafik tertentu (Peng & Tsou 2003). Sebuah aplikasi Mapserver sederhana mempunyai komponen sebagai berikut: 1 Mapfile, file konfigurasi yang berupa sebuah teks pada aplikasi Mapserver. Mapfile menyimpan berbagai parameter konfigurasi untuk menggambarkan data 3

13 spasial dan data atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell 2005). Dalam hal ini, mapfile memberitahukan program Mapserver dimana keberadaan data dan gambar yang dihasilkan. Mapfile ini juga mendefinisikan layer peta, termasuk sumber data, proyeksi, dan simbol. 2 Data Geografis, Mapserver dapat menggunakan banyak jenis sumber data geografis. Umumnya, format yang digunakan adalah ESRI shapefile. Data juga tersimpan dalam basis data eksternal misalnya PostGIS. 3 HTML, antarmuka antara pengguna dan Mapserver. Dalam bentuk yang sederhana, Mapserver dapat dikatakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Untuk membuat peta yang interaktif, gambar ditempatkan pada sebuah bentuk HTML. 4 Mapserver CGI, file biner dan executable yang menerima permintaan dan mengembalikan gambar dan data. 5 HTTP Server, menyajikan halaman HTML ketika diakses oleh pengguna browser. Ilustrasi hubungan antarkomponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Arsitektur Komponen Mapserver (Prahasta 2006). Pmapper Framework Framework adalah sekumpulan pustaka yang diorganisasikan pada sebuah rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan dan konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework adalah: 1 Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan lebih singkat, penerapan design patterns memudahkan dalam rancangan, pengembangan dan pemeliharaan sistem. 2 Stability dan reliability, aplikasi yang dibangun lebih stabil dan handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas dan kehandalannya. 3 Coding style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan dalam menemukan bugs. 4 Security concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul. 5 Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan pengembang aplikasi untuk menulis dokumentasi untuk apa yang dituliskan. Pmapper framework menyediakan fungsi yang besar serta multiple konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi MapServer yang didasarkan pada PHP/MapScript. Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan JavaScript. Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain: DHTML (Dynamic HTML) zoom/pan, didukung browser: Mozilla/Firefox 1.+/Netscape 6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror 3.+. Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map. Fungsi query (identify, select, dan search). Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlinks. Fungsi cetak dalam format HTML dan PDF. Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan INI file. HTML legenda. Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel. Penggunaan banyak bahasa antarmuka (yaitu: English, German, Italian, French, dan Swedish). Pmapper bersifat open source dimana penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yaitu dengan memodifikasi modul yang telah ada sebelumnya. Arsitektur pembangun framework pmapper dapat dilihat pada Gambar 4. 4

14 Gambar 4 Arsitektur Framework Pmapper. Arsitektur Pmapper terdiri dari enam direktori, yaitu: 1 config : Berisi seluruh modul untuk konfigurasi. Konfigurasi yang lebih detail dapat ditambahkan pada file XML. 2 doc: Berisi file dokumentasi. 3 images : Berisi semua gambar dan simbol yang digunakan pada antarmuka aplikasi dan legenda. 4 incphp : Berisi keseluruhan modul pada sistem dalam bentuk file PHP. 5 javascript: Berisi keseluruhan modul pada sistem dalam bentuk file javascript. 6 templates : Antarmuka pada framework pmapper dibangun dengan menggunakan Cascading Style Sheet (CSS) Three Tier Architecture Arsitektur rancangan client-server yang efektif, dimana meningkatkan kinerja, fleksibilitas, kemudahan, perawatan, kemampuan untuk dapat digunakan ulang, dan skalabilitas. Umumnya, arsitektur aplikasi terdiri atas tiga lapisan atau disebut juga Three tier architecture yang dapat dilihat pada Gambar 5. Three tier architecture terdiri atas: presentation tier, merupakan level teratas dari three tier architecture yang merupakan user interface. Fungsi utama dari interface adalah menerjemahkan task dan menghasilkan sesuatu yang dipahami oleh pengguna. logic tier, merupakan middle tier di mana proses dari sistem berjalan, selain itu juga dilakukan proses pemindahan data di antara dua layer di sekitarnya. data tier, merupakan tempat penyimpanan dan ditemukan kembali informasi dari basis data atau sistem file. Gambar 5 Three Tier Architecture (wikipedia) Hotspot (titik panas) Kebakaran hutan dan lahan dapat dipantau dengan menggunakan data AVHRR-NOAA (Advanced Very High Resolution Radiometer - 5

15 National Oceanic and Atmospheric Administration ) yaitu melalui pengamatan hotspot. Hotspot merupakan titik-titik di permukaan bumi, dimana titik- titik tersebut merupakan indikasi adanya kebakaran hutan dan lahan (Arief dalam Ratnasari 2000). Indikasi yang dimaksud adalah suhu panas hasil kebakaran hutan yang naik ke atas atmosfer dan ditangkap oleh satelit serta didefinisikan sebagai hotspot berdasarkan ambang batas suhu tertentu. Satelit AVHRR-NOAA akan mendeteksi suatu objek di permukaan bumi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan sekitarnya. Berdasarkan ambang batas yang dibuat oleh ASMC (ASEAN Specialised Meteorological Centre) suhu yang dideteksi berkisar antara 210 K (37 C) untuk malam hari dan 315 K (42 C) untuk siang hari. Hotspot akan direpresentasikan dalam suatu pixel pada sebuah peta yang juga menunjukkan koordinat geografisnya. METODE PENELITIAN Metode pengembangan SIG bukan merupakan pembatasan atau penyusunan tahap yang dibutuhkan, melainkan tahapan apa saja yang harus dilengkapi agar sistem informasi geografis yang dibangun dapat sukses. Metode pengembangan SIG dapat dilihat pada Gambar 6. Tahapan dalam pengembangan SIG adalah sebagai berikut: 1 Analisis Kebutuhan Proses analisis dilakukan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dimulai dari spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka eksternal dan kebutuhan fungsional sistem. 2 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual basis data dan desain proses dari sistem. Perancangan basis data mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks. 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem 5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem 6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 1. Analisis Kebutuhan 2. Perancangan Konseptual 9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem 10. Pengembangan Sistem 11. Pengujian Sistem 12. Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem 3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data 7. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 8. Pembangunan Basis Data Gambar 6 Tahapan penelitian [Buffalo] (2004). ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan 4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut. Perangkat keras yang dibutuhkan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Pada tahapan ini dilakukan pengujian kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang didapatkan dari hasil survei sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. 6

16 6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Pada tahap ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem. 7 Perencanaan dan Perancangan Basis Data Pada tahapan ini dilakukan perancangan logik dan fisik dari basis data yang telah dibuatkan rancangan konseptualnya. 8 Pembangunan Basis Data Berbagai tipe data yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Data tersebut berupa data spasial yang dilakukan proses digitasi terlebih dahulu. 9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Berbeda dengan aplikasi komputer lainnya, aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play. Beberapa komponen mungkin dapat berjalan dengan baik bila berjalan sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini dilakukan integrasi antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid. 10 Pengembangan Sistem Perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan ke dalam kode-kode program. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat. 11 Pengujian Sistem Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan. 12 Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem yang telah selesai dibangun perlu dibuatkan dokumentasi dan prosedur formal yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan perubahan maupun pengembangan sistem tersebut. Hal ini diperlukan karena mayoritas SIG mempunyai basis data yang memerlukan perawatan pada data. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran hotspot Propinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan kemampuan pencarian hotspot berdasarkan rentang waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah propinsi, garis kontur, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota, dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik api sebagai pendeteksian dini kebakaan hutan serta rencana penanggulangannya. b. Spesifikasi Pengguna Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu administrator dan pengguna biasa. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab dan hak akses yang dimiliki masing-masing pengguna terhadap sistem. c. Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak Fungsi-fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini adalah : 1 Menampilkan informasi kebakaran hutan yang berisi tentang deskripsi, penyebab, zat hasil kebakaran, dampak, kerugian, pengendalian, dan tips dalam menghadapi kebakaran hutan, informasi sekilas tentang Propinsi Kalimantan Tengah, informasi tentang hotspot, informasi tentang satelit AVHRR-NOAA, dan menampilkan berita terkini tentang kebakaran hutan di Propinsi Kalimantan Tengah. 2 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh administrator. Fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem adalah : 1 Menampilkan peta wilayah administratif Propinsi Kalimantan Tengah. 2 Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna. 3 Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan. 4 Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom to full extent, Back, Forward, Zoom in, Zoom out, Pan, Identity, Select, Auto 7

17 identity, Refresh map, Measure, add point of interest. 5 Melakukan pencarian hotspot berdasarkan rentang waktu tertentu. 6 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk PDF maupun HTML. 7 Dapat melakukan print preview peta. Deskripsi tentang proses masing-masing fungsi dapat dilihat pada Lampiran 2 (inputproses-output). 2 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual basis data dan desain proses dari sistem. Perancangan basis data mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks. Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan berupa: 1 data spasial dan atribut wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang meliputi batas wilayah, jalan, sungai, danau, garis pantai, kota, ibukota, bandara, dan garis kontur. 2 data mengenai hotspot yang meliputi longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak Pengusahaan Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah. 3 data-data sekilas tentang Propinsi Kalimantan Tengah, informasi tentang hotspot, kebakaran hutan, dan satelit AVHRR-NOAA. Analisis kebutuhan fungsional yang telah dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional Pemodelan Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD merepresentasikan proses aliran keluar dan masuknya data dalam sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada diagram konteks Gambar 7. Gambar 7 Diagram Konteks Sistem. Diagram konteks (DFD Level 0) dapat dikembangkan lagi menjadi DFD level 1. Adapun DFD level 1 dapat dilihat pada Lampiran 3. DFD Level 1 memiliki informasi proses yang terjadi dalam sistem serta aliran data dari entitas ke sistem dan sebaliknya. 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Adapun hasil yang diperoleh dari proses ini adalah : 1 data hotspot Propinsi Kalimantan Tengah dalam bentuk file excel yang diperoleh dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Bagian Penanganan Kebakaran Hutan. Informasi tersebut terdiri dari data koordinat, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak Pengusahaan Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah. 2 data spasial dan atribut wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang meliputi batas wilayah, jalan, sungai, danau, garis pantai, kota, ibukota, bandara, dan garis kontur yang diperoleh dari dalam bentuk format.arc dengan skala 1: informasi sekilas tentang Propinsi Kalimantan Tengah, hotspot, kebakaran hutan, dan satelit AVHRR-NOAA yang diperoleh dari dan Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan informasi tersebut. 8

18 4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem adalah : 1 Perangkat lunak untuk membuat dan mengolah data spasial. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membuat data dengan format shapefile (*.shp) yang akan digunakan sebagai layer pada implementasi sistem. Perangkat lunak yang tersedia di antaranya ArcView, MapInfo, dan Quantum GIS. Secara umum, ketiga perangkat lunak tersebut merupakan perangkat lunak yang mendukung antarmuka berbasis grafik (Graphical User Interface) sehingga memudahkan pengguna untuk bernavigasi dengan menggunakan elemen user interface seperti button, menu, toolbar, dan lain-lain. Selain itu, ketiganya juga dapat membantu pengguna untuk membuat data spasial dalam format shapefile yang nantinya akan digunakan sebagai data dalam perangkat lunak SIG berbasis web. 2 Perangkat lunak dengan pengembangan sistem berbasis web. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak. Perangkat lunak yang tersedia di antaranya Mapserver dan ArcIMS. Framework Mapserver yang tersedia di antaranya Pmapper, Chameleon, Kmap, dll. 3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS). Jenis perangkat lunak ini digunakan untuk membangun basis data yang berisi data dari SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah. Perangkat lunak yang tersedia di antaranya MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL. Pada tahapan survei perangkat keras, spesifikasi minimum yang dibutuhkan adalah: Prosesor Intel Pentium III Memori 128 MB Harddisk 20 GB Monitor dengan resolusi 1024x768 pixel 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Pada tahapan ini dilakukan pengujian antara spesifikasi kebutuhan minimum perangkat keras dengan perangkat lunak yang akan digunakan dan telah disurvei pada tahapan sebelumnya. Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Pengujian yang dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan minimum perangkat lunak yang dapat berjalan pada perangkat keras yang dimiliki. Adapun perangkat lunak yang diuji yaitu : 1 ArcView 3.3 dan Quantum GIS Pan Unstable sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial, 2 Mapserver sebagai perangkat lunak untuk mengembangkan sistem berbasis web, 3 PostgreSQL sebagai perangkat lunak Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS). Hasil pengujian perangkat lunak yang akan digunakan adalah : 1 Perangkat lunak untuk membuat data spasial. Untuk pengujian perangkat lunak dalam membuat data spasial dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu kemampuan dan kinerja. Pengujian kemampuan dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menjalankan tugas khusus seperti proses overlay, melakukan export ke.map, membuat file.sql dan lain-lain. Untuk pengujian kinerja berhubungan dengan seberapa baik dan seberapa cepat perangkat lunak menjalankan tugas yang diminta. Secara umum ketiga perangkat lunak (ArcView, Quantum GIS, dan MapInfo) merupakan perangkat lunak yang mendukung antarmuka berbasis grafik (Graphical User Interface) sehingga memudahkan pengguna untuk bernavigasi. Selain itu ketiganya juga dapat membantu pengguna untuk membuat data spasial dalam format shapefile. Hanya saja ArcView memberikan nilai patokan yang baik karena perangkat lunak ini dapat melakukan tugas khusus yang diminta berupa overlay, export ke.map yang lebih lengkap apabila dibandingkan dengan MapInfo dan Quantum GIS. Kemampuan yang baik akan memberikan nilai kinerja yang baik pula. Untuk Quantum GIS dalam penelitian ini digunakan untuk meng-export data.shp ke dalam postgresql. 9

19 2 Perangkat lunak dengan pengembangan sistem berbasis web. Untuk pengujian perangkat lunak dalam pengembangan sistem berbasis web, kriteria yang digunakan adalah ketersediaan pustaka yang mendukung interaksi antara peta dengan pengguna dan biaya lisensi dan perawatan. Secara umum kedua perangkat lunak (Mapserver dan ArcIMS) memiliki pustaka yang mendukung interaksi antara peta yang ada dengan pengguna sistem tersebut. Adapun perbedaan yang mendasar di antara keduanya adalah Mapserver merupakan perangkat lunak yang open source sedangkan ArcIMS merupakan perangkat lunak yang komersial. Perbedaan inilah yang memberikan nilai patokan yang baik untuk Mapserver dengan kelebihan yang dimiliki. 3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data. Untuk pengujian perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu biaya lisensi dan perawatan dan kemampuan. Biaya lisensi dan perawatan dikatakan baik jika perangkat tersebut meminimalkan biaya dan kemampuan pengujian dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menyimpan data spasial ke dalam suatu basis data relasional. Perangkat lunak yang tersedia adalah MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL. MS SQL Server mempunyai pustaka yang lebih banyak dibandingkan MySQL. Hanya saja, tidak seperti MySQL yang bersifat open source, MS SQL Server merupakan perangkat lunak yang bersifat komersial. Nilai patokan yang baik dimiliki oleh PostgreSQL dalam Sistem Manajemen Basis Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan PostgreSQL merupakan perangkat lunak open source. Selain itu, PostgreSQL juga memiliki kemampuan untuk melakukan kueri secara spasial. Kemampuan PostgreSQL dalam menyimpan dan mengolah data spasial lebih unggul apabila dibandingkan dengan MySQL. 6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Berdasarkan penilaian kinerja perangkat lunak berdasar fungsi khusus yang dilakukan dipilih ArcView sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial dan QuantumGIS untuk meng-export data.shp ke dalam PostgreSQL, Mapserver sebagai perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web, dan PostgreSQL sebagai sistem manajemen basis data. Perangkat keras yang dipilih disesuaikan dengan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya. Perangkat keras yang dipilih telah dianggap memenuhi syarat untuk pengembangan sistem, yaitu: 1 Prosesor Intel (R) Atom, 2 Memori 1 GB, 3 Harddisk 150 GB, 4 Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixel. 7 Perencanaan dan Perancangan Basis Data Perancangan basis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap konseptual, logik, dan fisik. Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data. 7.1 Perancangan Konseptual Basis Data Indentifikasi Jenis Data Jenis data yang digunakan yaitu data vektor. Salah satu format data vektor yang didukung Mapserver adalah shapefile sehingga semua data yang akan digunakan harus memiliki format shapefile (*.shp) untuk data spasial dan format dbaseiv (*.dbf) untuk data atribut. Format data ini dihasilkan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3. Bentuk data vektor yang digunakan dalam SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah ini yaitu : polygon, untuk danau dan ibukota, line, untuk batas wilayah, garis kontur, sungai, jalan, dan garis pantai, point, untuk hotspot, kota, dan bandara. Data tersebut menjadi entity yang memiliki tipe entitas masing-masing dan saling berhubungan. Dalam basisdata spasial setiap entity dilengkapi dengan keterangan bentuk data spasial (point, line, polygon) Perancangan Logik Basis Data Perancangan logik basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan antartabel, dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel basis data dirancang sesuai dengan kebutuhan sistem. Daftar tabel basis data dapat dilihat pada Tabel 1. 10

20 Tabel 1 Basis Data SIG Persebaran Titik Api Propinsi 8 Kalteng Pembangunan Basis Data Nama Tabel Kegunaan Akalteng Memberikan informasi mengenai batas-batas wilayah Ckalteng Memberikan informasi mengenai lokasi garis kontur Hkalteng Memberikan informasi mengenai sungai Hotspotkalteng Memberikan informasi mengenai lokasi titik api Kkalteng Memberikan informasi mengenai jalan Lkalteng Memberikan informasi mengenai garis pantai Nkalteng Memberikan informasi mengenai nama-nama kota Pkalteng Memberikan informasi mengenai danau Skalteng Memberikan informasi mengenai lokasi ibukota propinsi Zkalteng Memberikan informasi mengenai lokasi bandara geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri Layer yang terbentuk dari hasil organisasi data yaitu: 1 akalteng, berisi atribut batas wilayah dan panjang batas wilayah, 2 ckalteng, berisi atribut jenis kontur dan panjang garis kontur, 3 hkalteng, berisi atribut nama sungai, panjang sungai, dan ord sungai, 4 hotspotkalteng, berisi atribut longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, HPH, HTI, perkebunan, lithology, dan jenis tanah, berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Bagian Penanganan Kebakaran Hutan, 5 kkalteng berisi atribut jenis jalan dan panjang jalan, 6 lkalteng berisi atribut panjang garis pantai, 7 nkalteng, berisi atribut nama kota yang berada di Propinsi Kalimanatn Tengah, 8 pkalteng, berisi atribut nama danau, area, perimeter, dan ord sungai, 9 skalteng, berisi atribut area dan perimeter Ibukota Propinsi, 10 zkalteng, berisi atribut nama bandara di Propinsi Kalimantan Tengah Perancangan Fisik Basis Data Perancangan fisik dilakukan dengan menentukan tipe data dari tiap data atribut dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam shapefile yang memiliki tiga format file turunan yaitu *.shp, *.shx, *.dbf. Desain fisik berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 5. 8 Pembangunan Basis Data Proses pembangunan basis data terdiri atas pengumpulan data spasial, pengolahan data, pengelompokan dan seleksi data, penambahan informasi, klasifikasi, konversi data shapefile ke dalam bentuk PostGIS, dan membuat database baru dalam PostgreSQL. Data spasial yang terkumpul untuk pengembangan sistem memiliki format vektor Pengolahan Data Pengolahan Data pada ArcView Setelah dilakukan pengumpulan data atribut dan spasial Propinsi Kalimantan Tengah yang diperoleh dari Bakosurtanal dengan skala 1: dalam bentuk format.arc dan data hotspot yang diperoleh dari KLH Bagian Penanganan Kebakaran Hutan dalam format.xls, tahapan selanjutnya adalah mengolah data tersebut pada ArcView untuk mendapatkan data dalam format shapefile. Untuk melakukan konversi format.arc ke format shapefile maka digunakan tools theme convert to shapefile. Untuk data hotspot yang diperoleh dalam format.xls maka file tersebut dikonversi menjadi format.dbf yang kemudian akan menjadi atribut dari format shapefile. Untuk mendapatkan format shapefile nya, data dbf yang merupakan hasil konversi sebelumnya dipanggil melalui tools add event theme yang kemudian di convert ke dalam format shapefile. Proses ini dilakukan 11

21 sebelum konversi data shapefile ke format SQL. 8.2 Konversi Data Tahapan selanjutnya adalah memasukkan data shapefile ke database dengan melakukan konversi data shapefile ke basis data yang dipakai untuk pengembangan SIG, yaitu PostgreSQL terlebih dahulu. PostgreSQL bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial. Konversi data shapefile ke dalam PostGIS dilakukan dengan mengimport data. Proses import data dilakukan menggunakan QuantumGIS melalui plugin manager SPIT (Shapefile to PostgreSQL/PostGIS Import Tool). Hal ini akan mengkonversi bentuk data shapefile ke dalam bentuk tipe data PostgreSQL. 8.3 Pembangunan Basis Data pada PostgreSQL Pembangunan basis data pada PostgreSQL diawali dengan membuat database kosong yang baru di PostgreSQL. Untuk proses pembuatan database di PostgreSQL dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Pembangunan basis data di PostgreSQL Untuk pemasukan data ke dalam tabel basis data tidak perlu dilakukan lagi, karena pada saat melakukan import data shapefile ke format.sql pada QuantumGIS maka data tersebut sudah tersusun pada basisdata dengan nama tabel sesuai dengan nama format shapefile sebelumnya. Setelah data spasial dimasukkan ke dalam basis data PostgreSQL langkah selanjutnya adalah memberikan gix index pada masing-masing tabel. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses query. Untuk itu diperlukan suatu kolom yang unique pada suatu tabel geometri. Kemudian lakukan vacuum analyze untuk meng-update statistik geometri. Eksekusi perintah ini di menu SQL queries atau di Command Prompt PostgreSQL: CREATE INDEX [tbl_name]_gist_index ON [tbl_name] USING GIST (the_geom GIST_GEOMETRY_OPS); VACUUM ANALYZE [tbl_name] (the_geom) ; Kemudian dilanjutkan dengan membuat gid index pada masing-masing tabel. CREATE INDEX [tbl_name]_gid ON [tbl_name] (gid); Langkah CREATE INDEX GIST, VACUUM ANALYZE, dan CREATE INDEX GID tidak harus berurutan seperti yang dijelaskan di atas. Urutan pelaksanaannya tidak berpengaruh terhadap hasil keluarannya. 9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem 9.1 Arsitektur Sistem Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architecture yaitu data tier, logic tier dan presentation tier. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 9. Diagram hierarki Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Pada Three Tier Architecture, Arsitektur paling bawah adalah server basis data itu sendiri (data tier). Pada lapisan ini terjadi konversi data dari data shapefile ke dalam PostGIS. Agar data pada DBMS PostgreSQL dapat ditampilkan pada aplikasi Mapserver, maka perlu dibuatkan mapfile (*.map) yang menyimpan konfigurasi untuk menampilkan data tersebut. Hasil konfigurasi mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis. Pada Mapserver terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga Mapserver dapat menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Gambar ditempatkan pada sebuah file dengan bentuk HTML. Proses dari tampilan Mapserver, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi antara 12

22 client dan server terjadi pada lapisan logic tier. Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan sebuah permintaan ke web server. Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru. Gambar 10 Antarmuka Utama Gambar 9 Arsitektur Sistem dengan Three Tier Architecture Antarmuka halaman peta Antarmuka halaman peta terdiri dari delapan bagian yaitu header, search, tools, peta, navigasi, skala, layer dan legenda serta referensi. Pengguna dapat melakukan pemilihan layer dan informasi terkait pada bagian layer-legenda. Legenda berisi keterangan atau simbol dari peta. Pengguna dapat melakukan proses pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan print peta. Bagian referensi berupa tampilan peta dasar. Antarmuka pmapper memiliki default tampilan hanya satu field pada menu search. Tampilan perancangan default antarmuka halaman peta digambarkan pada Gambar Perancangan Antarmuka Antarmuka halaman utama Antarmuka halaman utama SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah terdiri dari enam bagian, yaitu header, menu, form login, navigasi, content, berita, dan footer. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 11 Antarmuka Peta. Berdasarkan kebutuhan untuk menampilkan peta persebaran lokasi hotspot perkabupaten berdasarkan rentang waktu tertentu maka dilakukan modifikasi pada 13

23 antarmuka default dengan menambahkan dua field baru. Field pertama untuk kabupaten, field kedua untuk tanggal awal, dan field ketiga untuk tanggal akhir. Tampilan perancangan antarmuka halaman peta yang telah dimodifikasi digambarkan pada Gambar 12. Header Search Field 1 Field 2 Field 3 Tools Skala Peta Na vig asi Layer & Legenda Referensi Gambar 12 Modifikasi Antarmuka Peta. Fungsi pencarian pada default tool Pmapper hanya dapat melakukan pencarian dari suatu tabel pada satu field. Untuk mengubah default tool nya maka dilakukan modifikasi pada arsitektur pembangun framework Pmapper.. Modul-modul yang dimodifikasi berada pada direktori config dan direktori incphp. Modul-modul tersebut adalah: search.xml : merupakan modul yang berguna untuk menampilkan antarmuka pencarian pada halaman Pmapper. search.php : modul ini merupakan fungsi yang diperlukan dalam aplikasi untuk proses pencarian. Modifikasi yang dilakukan pada modul search.xml adalah dengan melakukan penambahan field pada antarmuka pencarian dengan menggunakan operator AND. Hasil modifikasi berupa tampilan tiga field pada menu pencarian yang terkoneksi dengan basis data. Modifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Fungsi Penambahan Field pada Menu Pencarian Modifikasi yang dilakukan pada modul search.php adalah dengan membuat variabel baru yaitu $fc (field count) yang berfungsi untuk membangun fungsi pencarian berdasarkan interval tanggal yaitu tanggal awal dan tanggal akhir, dan kabupaten yang diinputkan pengguna. Modifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 Pendefinisian Fungsi Interval Tanggal 10 Pengembangan Sistem Komponen penting yang akan digunakan pada tahapan pengembangan ini adalah paket MapServer (MS4W) yang dapat diunduh di Setelah berhasil mendownload paket ms4w yang dikehendaki ekstraksi isinya ke direktori C:\ seperti pada Gambar 15. Kemudian eksekusi apacheinstall.bat untuk menginstal service Apache. Apabila service sudah berjalan, maka akan terlihat proses httpd.exe pada jendela Task 14

24 Manager Windows. Dapat dilihat dengan membuka pada web browser. Gambar 15 Struktur paket MS4W. Penambahan aplikasi baru ke dalam paket tersebut diletakkan di C:\ms4w\apps dalam satu folder baru, dan diperlukan konfigurasi ulang pada beberapa file di direktori C:\ms4w\apps\...\config, seperti file config.ini, php_config.php dan mapfile-nya, serta penambahan file pada C:\ms4w\Apache\htdocs C:\ms4w\httpd.d. dan Setelah MapServer terinstal dan dapat menjalankan semua fiturnya dengan baik, dan semua data yang diperlukan dalam pengembangan sistem sudah lengkap, serta kebutuhan desain antarmuka sistem telah selesai, maka tahap penggabungan sistem dapat segera dilakukan. utama sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 16. Menu-menu yang tersedia di dalam sistem ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung dan melengkapi fasilitas SIG yang ada di dalamnya. Di bagian atas ada menu-menu utama yang terdiri atas Home, Buku Tamu, Kontak Kami dan Search. awal pada sistem ini adalah halaman Home yang berisi tentang Sekilas Kebakaran Hutan sebagai pembuka dan Berita. Di sebelah kiri ada form login untuk administrator dan menu navigasi. SIG persebaran hotspot sendiri dapat di akses melalui submenu Peta Persebaran Hotspot pada menu Navigasi atau melalui link lihat peta persebaran hotspot di halaman Home. Gambar 16 Utama Sistem 15

25 Submenu Kebakaran Hutan terdiri atas Deskripsi, Penyebab, Zat Hasil Kebakaran Hutan, Dampak, Kerugian, Pengendalian, dan Tips. Submenu Sekilas Kalteng berisi tentang informasi wilayah Kalimantan Tengah. Submenu Satelit AVHRR NOAA berisi tentang informasi satelit dalam peranan pengendalian kebakaran hutan. Submenu hotspot berisi tentang informasi hotspot yang menjadi objek deteksi dini dalam kebakaran hutan. Submenu Peta Persebaran Hotspot merupakan link menuju SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah. Untuk menampilkan antarmuka halaman peta, datadata yang digunakan dikonversi dahulu ke format mapfile. Struktur umum sebuah mapfile dapat dilihat pada Gambar 17. Mapfile secara umum terdiri atas pendefinisian objek map yang umumnya berisi tentang extension peta, size, dll, pendefinisian objek layer, pendefinisian objek class, pendefinisian objek style, dan pendefinisian objek label. MAP LAYER CLASS STYLE END #AKHIR DEFINISI OBJEK STYLE LABEL END #AKHIR DEFINISI OBJEK LABEL END #AKHIR DEFINISI OBJEK CLASS END #AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER Gambar 17 Struktur umum mapfile (Kropla 2005). Salah satu contoh pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe data polygon pada sistem yang terintegrasi dengan database dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Pendefinisian Objek Layer yang Terintegrasi Database Pendefinisian objek layer pada sistem yang terintegrasi dengan database PostgreSQL sedikit berbeda dengan pendefinisian objek layer pada sistem yang tidak terintegrasi dengan database yang datanya di-load langsung dari data shapefile-nya. Selain terdapat penambahan script CONNECTIONTYPE dan konfigurasi CONNECTION pada sistem yang terintegrasi dengan database, perbedaan lain juga terdapat pada penulisan script DATA. Perbedaan lain yang tak kalah pentingnya, dan dapat mempengaruhi MapServer dalam menerjemahkannya adalah penulisan CLASSITEM dan RESULT_FIELD, pada sistem yang terintegrasi dengan database, CLASSITEM dan RESULT_FIELD ditulis dengan huruf kecil, sedangkan pada sistem yang tidak terintegrasi dengan database CLASSITEM dan RESULT_FIELD ditulis dengan huruf besar. Pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe data polygon pada system yang tidak terintegrasi dengan database dapat dilihat pada Gambar 19. Perbedaan yang sederhana, namun mampu menimbulkan permasalahan dalam proses visualisasi yang dilakukan oleh MapServer. Untuk sistem yang terintegrasi dengan database, apabila CLASSITEM dan RESULT_FIELD ditulis dengan huruf besar, maka MapServer tidak mampu memvisualisasikannya ke web browser untuk 16

26 disampaikan kepada pengguna, sehingga peta tidak berhasil muncul di web browser pengguna. Untuk sistem yang tidak terintegrasi dengan database, apabila CLASSITEM dan RESULT_FIELD ditulis dengan huruf kecil, tidak terjadi masalah saat MapServer memvisualisas ikan kode-kode dalam mapfile untuk ditampilkan kepada pengguna, namun untuk fitur Identify( ) tidak dapat berjalan dengan baik. Identify hanya memunculkan Query Results dengan tabel-tabel kosong. Gambar 19 Pendefinisiann Objek Layer dengan Tidak Terintegrasi Database Antarmuka halaman peta dapat dilihat pada Gambar 20. Penjelasann mengenai bagian-bagian padaa halaman peta dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai dengan Lampiran 17. Pada halaman peta Sistem Informasi Geografis Kalimantan Persebaran Tengah Hotspo terdapatt Propinsi sembilan kategori layer, yaitu: 1 Kategori Peta Batas Wilayah Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer akalteng. Layer pada kategori ini menggunakan berbentuk line. legenda dengan simbol 2 Kategori Garis Kontur Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer ckalteng. Layer pada kategori ini menggunakan berbentuk line. legenda dengan simbol 3 Kategori Garis Pantai Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer hkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan symbol berbentuk line berwarna biru. 4 Kategori Hotspo Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer hotspotkalteng. Layer padaa kategori ini menggunakan berbentuk point. legenda dengan simbol Gambar 20 Peta 17

27 Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer hotspotkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point. 5 Kategori Jalan Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer kkalteng. Jalan terdiri atas tiga jenis yaitu jalan arteri dua arah, jalan arteri, dan jalan kolektor. Ketiga jenis jalan ini disimpan dalam satu layer karena jalan saling berhubungan. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk garis dengan warna abu. 6 Kategori Garis Pantai Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer lkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk line. 7 Kategori Kota Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer nkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point. 8 Kategori Danau Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer pkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk polygon. 9 Kategori Ibukota Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer skalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk polygon. 10 Kategori Bandara Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer zkalteng. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point. 11 Pengujian Sistem Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer 6, Mozilla Firefox 3.0 dan Safari 4. Administrator dan pengguna umum dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan dengan hak akses dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data, hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam sistem ini dikarenakan batasan sistem. Untuk melakukan pengolahan dan pengeditan data spasial menggunakan perangkat ArcView. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black-box. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada dalam sistem berjalan dengan baik serta memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem. Hasil pengujian yang didapat dari serangkaian pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa sistem berhasil menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Hasil pengujian selengkapanya dapat dilihat pada Lampiran Penggunaan dan Perawatan Basis Data Prosedur penggunaan sistem dibuat berdasarkan interaksi pengguna dengan sistem. Pada prosedur tersebut dijelaskan bagaimana interaksi antara pengguna dengan setiap halaman yang ada pada sistem. Prosedur tersebut didokumentasikan dalam bentuk tulisan ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah dikembangkan sebagai sistem yang menyediakan informasi mengenai lokasi persebaran Hotspot yang terdapat pada Propinsi Kalimantan Tengah, berbasi web, dinamis dan interaktif. Pengguna dapat memilih objek yang menjadi perhatian pengguna. Pengguna dapat mencari lokasi persebaran Hotspot perkabupaten berdasarkan interval waktu yang diinputkan pengguna. Dikatakan dinamis karena dalam penyajiannya sistem ini dibangun menggunakan framework Pmapper yang menyediakan fungsi yang besar serta multiple untuk memanipulasi peta. Fungsi manipulasi peta yang tersedia yaitu mencari suatu lokasi persebaran Hotspot berdasarkan interval waktu tertentu, memperbesar dan memperkecil ukuran skala peta, melakukan cetak peta dalam bentuk PDF atau HTML, identifikasi layer secara automatis, melakukan pengukuran jarak, menambahkan objek baru dan mengambil informasi yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Sistem ini berbasis 18

28 web online sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses dimanapun dan kapanpun. Saran Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalimantan Tengah ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan perangkat yang tersedia. Sistem ini melakukan pengolahan data di ArcView dan halaman peta terbatas menampilkan data saja tanpa bisa dilakukan pengolahan data oleh pengguna. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data pada halaman peta, masukan data dapat berupa data raster, dan adanya halaman administrator untuk pengolahan data pada PostgreSQL. Prahasta E Membangun Aplikasi Webbased GIS dengan MapServer. Bandung : Informatika. Ratnasari E Pemantauan Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Data Citra NOAA-AVHRR dan Citra Landsat TM: Studi Kasus di Daerah Kalimantan Timur. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Wikipedia Homepage. /wiki/three_tier_architecture [14 November 2009]. DAFTAR PUSTAKA Aronoff S Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa Canada : WDL Publication. Department of Geography University at Buffalo, NY GIS Development Guide. sara/index.html, volumei.pdf dan volumeiii.pdf. [12 Januari 2009]. Hayardisi G Data Warehouse dan OLAP Berbasis Web untuk Persebaran Hotspot di Wilayah Indonesia Menggunakan Palo 2.0.[Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Harmon JE, Anderson SJ Design and Implementation of Geographic Information Systems. John Wiley and Sons: New Jersey. Kang TC Introduction to Geographic Information System. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc. Kropla B Beginning Mapserver : Open Source GIS Development. USA: Appres. Mitchell T Web Mapping Illustrated. USA : O Reilly Media, Inc. Peng ZR, Ming HT Internet GIS : Distributed Geographic Information Services for the Internet and Wireless Networks. New Jersey : John Wiley and Sons, Inc. 19

29 LAMPIRAN 21

30 Lampiran 1 Contoh peta statis yang tersedia Sumber: Sumber: 21

31 Lampiran 2 Input Proses Output Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1 1 Menampilkan Navigasi peta Informasi peta Menyediakan informasi Peta Persebaran Hotspot peta Persebaran Hotspot Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Propinsi Kalteng. Peta bersifat interaktif yaitu Propinsi dapat dilakukan Kalteng operasi-operasi sesuai fungsi yang tersedia Memilih Klik (berikan tanda Tampilan peta sesuai Sistem menampilkan layer peta checklist) pada text box pilihan layer dengan layer yang dipilih peta sesuai layer yang dipilih 1.2 Zoom to full Klik tombol Zoom Kembali ke tampilan Sistem menampilkan extent to full extent peta pada saat awal kembali keadaan peta membuka halaman dengan koordinat antarmuka peta ekstensi yang sebenarnya. 1.3 Zoom Slider Klik dan Geser ke Tampilan peta Sistem menampilkan atas Zoom Slider dengan skala peta dengan skala yang maksimum sesuai berbeda. dengan besarnya frame 1.4 Back Klik Tombol Back Kembali ke tampilan Sistem menampilkan peta satu operasi kembali keadaan satu zoom sebelumnya operasi zoom sebelumnya (bila ada) 1.5 Forward Klik Tombol Sistem menampilkan Forward 1.6 Pan Klik Tombol Pan lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser 1.7 Zoom in Klik Tombol Zoom In lalu pilih area yang akan dilakukan perbesaran Kembali ke tampilan peta satu operasi zoom setelahnya Tampilan peta sesuai dengan pergeseran posisi tampilan yang diinginkan Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih kecil kembali keadaan satu operasi zoom setelahnya (bila ada). Sistem menampilkan peta sesuai dengan pergeseran posisi tampilan yang diinginkan. Sistem menampilkan peta dengan perbandingan skala yang lebih kecil. 1.8 Zoom out Klik Tombol Zoom Out lalu pilih area yang akan dilakukan pengecilan Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih besar Sistem menampilkan peta dengan perbandingan skala yang lebih besar. 1.9 Identifikasi layer Klik Tombol Identity dan klik lokasi pada peta yang akan diidentifikasi Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut objek yang dipilih. Sistem menampilkan informasi dengan keluaran berupa tabel atribut objek terkait. 22

32 Lampiran 2 Lanjutan Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1.10 Identifikasi Klik Tombol Auto Tampilan informasi Sistem menampilkan layer secara Identity dan berupa tabel dengan informasi dengan otomatis tentukan lokasi pada peta yang akan diidentifikasi tanpa melakukan klik pada objek yang diinginkan atribut objek terkait keluaran berupa tabel atribut objek terkait Tambah objek baru 1.12 Pengukuran jarak Klik Tombol Add point of interest dan klik lokasi pada peta yang akan ditambahkan objek baru kemudian masukkan nama objek tersebut Klik tombol measure dan tentukan titik awal dan titik akhir pengukuran 1.13 Search Peta Memilih layer hotspot berdasarkan tanggal kemudian memasukkan nama kabupaten, tanggal awal, dan tanggal akhir yang akan dicari 1.14 Print preview Klik tombol Print preview dan pilih skala yang diinginkan Kontrol data content web 1.2 Memilih submenu yang tersedia pada menu navigasi 1.3 Menulis buku tamu 1.4 Melihat isi buku tamu 1.5 Melihat isi menu kontak kami Masukkan username dan password pada form login Klik salah satu link yang tersedia pada masing-masing submenu navigasi Klik menu Buku Tamu, isi form isian buku tamu yang tersedia Klik menu Buku Tamu, lihat pada bagian Buku Tamu pada bagian bawah Klik menu Kontak Kami Tampilan peta dengan objek baru Tampilan jarak sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta Peta persebaran hotspot. Tampilan Print preview sesuai dengan skala yang dinginkan Tampilan administrator menu Tampilan isi dari setiap halaman yang disediakan oleh submenu navigasi yang dipilih Tampilan form isian buku tamu Tampilan isi buku tamu yang sudah masuk ke dalam database sistem Tampilan halaman Kontak Kami Sistem menampilkan peta dengan objek yang baru. Sistem menampilkan jarak yang sebenarnya di dunia nyata sesuai dengan perbandingan skala peta. Sistem menampilkan layer hotspot yang dicari sesuai dengan input kabupaten dan interval tanggal. Sistem Menampilkan Print preview sesuai dengan skala yang diinginkan. Sistem melakukan verifikasi password dan menampilkan menu administrasi. Sistem menampilkan isi halaman dari masingmasing submenu navigasi yang dipilih Sistem menampilkan form isian buku tamu Sistem menampilkan isi buku tamu yang ada di dalam database sistem Sistem menampilkan halaman Kontak Kami 23

33 Lampiran 2 Lanjutan Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1.6 Pencarian Klik menu search Tampilan hasil Sistem menampilkan kata pada dan masukkan kata pencarian data hasil pencarian. menu search kunci yang dicari Edit data Klik tombol ubah Tampilan data yang Sistem melakukan dan masukkan data telah di-update update data pada yang baru content web. 2.2 Hapus data Klik tombol hapus Tampilan data yang Sistem melakukan dan pilih informasi telah di-delete yang akan dihapus penghapusan data pada content web. 2.3 Tambah data Klik tombol tambah Tampilan data yang Sistem melakukan dan masukkan data telah ditambahkan yang baru penambahan data pada content web. 2.4 Logout Klik menu logout Tampilan Sistem menampilkan Utama halaman utama. Lampiran 3 DFD Level 1 Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng. Perintah operasi peta Tampilan peta 1. Menampilkan Peta Data peta DBMS PostgreSQL Perintah operasi peta Tampilan peta Administrator Kata yang dicari Informasi hasil pencarian Kata yang dicari 2. Pencarian Informasi_spasial Semua kata kunci yang dicari Kata yang dicari Informasi hasil pencarian Pengguna Umum Data terbaru Informasi data terbaru 3. Pengeditan Data Data Persebaran Titik Panas Propinsi Kateng Data password Data Persebaran Titik Panas Propinsi Kateng Data password DBMS MYSQL 24

34 Lampiran 4 Diagram Keterhubungan Antartabel SIG Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Lampiran 5 Desain fisik Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot Propinsi Kalteng Atribut dalam layer Batas Wilayah (Line) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial batas wilayah length Double Precision Panjang batas wilayah batas Varchar Batas wilayah the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer batas wilayah Atribut dalam layer Garis Kontur (Line) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial garis kontur length Double Precision Panjang garis kontur kontur Varchar Garis kontur the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer sungai 25

35 Lampiran 5 Lanjutan Atribut dalam layer Sungai (Line) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial sungai length Double Precision Panjang sungai sungai Varchar Nama sungai ord_sungai Small Integer Jumlah cabang sungai the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer sungai Atribut dalam layer Hotspot (Point) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial hotspot long Double Precision Koordinat longitude lat Double Precision Koordinat latitude kabupaten Varchar Nama kabupaten kecamatan Varchar Nama kecamatan hph Varchar Nama HPH hti Varchar Nama HTI perkebunan Varchar Nama Perkebunan lithology Varchar Keterangan kandungan lahan jenis_tana Varchar Keterangan jenis lahan tgl Date Waktu terdeteksi hotspot the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer sungai Atribut dalam layer Jalan (Line) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial jalan length Double Precision Panjang jalan jalan Varchar Jenis jalan the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan Atribut dalam layer Garis Pantai (Line) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial garis pantai length Double Precision Panjang garis pantai the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer garis pantai Atribut dalam layer Kota (Point) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial kota kota Varchar Nama kota the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer kota 26

36 Lampiran 5 Lanjutan Atribut dalam layer Danau (Polygon) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan id Integer Id spasial danau area Double Precision Luas area danau perimeter Double Precision Luas perimeter danau danau Varchar Nama danau ord_sungai Small Integer Jumlah cabang the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipolygon layer danau Atribut dalam layer Ibukota (Polygon) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial ibukota area Double Precision Luas area ibukota perimeter Double Precision Luas perimeter ibukota the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer ibukota Atribut dalam layer Bandara (Point) Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan gid Integer Id spasial bandara bandara Varchar Nama bandara the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer bandara geometry_columns Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan oid f_table_catalog varchar (30) Bernilai f_table_schema varchar (30) Hak akses tabel (publik) f_table_name varchar (30) Nama tabel yang memiliki atribut spasial f_geometry_column varchar (30) Nama kolom yang berisi informasi spasial (kolom the_geom) coord_dimension Int Dimensi informasi spasial (bernilai 2 ) srid Int Bernilai -1 type varchar (30) Tipe informasi spasial (multipoligon, multiline, point) spatial_ref_sys Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan srid int Id Sistem Referensi Spasial auth_name varchar (14) Bernilai EPSG auth_srid int Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name srtext varchar (80) Representasi WKT (Well Known Text) dari Sistem Referensi Spasial proj4text varchar (80) Berisi definisi koordinat Proj4 27

37 Lampiran 6 Diagram Hierarki Sistem Lampiran 7 Utama Sistem Header Menu Form Login Navigasi Salam Pembuka Berita 28

38 Lampiran 8 Diagram Hierarki Antarmuka Peta Peta Persebaran Titik Api Propinsi Kalteng Homepage Forward Zoom In Zoom Out Pan Measure Print Refresh Map Back Identity Auto Identity Select Download Add Point of Interset Lampiran 9 Peta Pencarian Download/Cetak Atur Skala N a v i g a s i Pilih Layer Referensi Keterangan : Toolbox berisii perangkat sebagai berikut: : Zoom to full extend (melihat seluruh peta) : Back (melihat tampilan peta seperti sebelumnya) : Forward (melihat tampilan peta seperti setelahnya) : Zoom in (memperbesar tampilan peta) : Zoom out (memperkecil tampilan peta) : Pan (menggeser peta) 29

39 : Identify (melihat informasi atribut dari objek pada peta) : Select (memilih objek pada peta) : Auto Identity (menampilan atribut objek yang berada di atas kursor secara otomatis) : Measuree (tool untuk menghitung jarak antarobjek) : Point of Interest (menambah objek penting) : Refresh (memperbarui tampilan peta) Lampiran 10 Tampilan Proses Pencarian Menu Pencarian Hasil Pencarian 30

40 Lampiran 11 Tampilan Proses Auto Identity Auto Identify Lampiran 12 Tampilan Proses Print Map Print Map 31

41 Lampiran 13 Tampilan Proses Identify Identify Lampiran 14 Tampilan Proses Measure Measure 32

42 Lampiran 15 Tampilan Proses Pan Pan Lampiran 16 Tampilan Proses Point of Interest Point Baru Point of Interest 33

43 Lampiran 17 Tampilan Proses Select Select Lampiran 18 Tampilan Proses Zoom In Zoom Slider Zoom In \ 34

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem informasi geografis berbasis web saat ini merupakan sistem informasi yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini dikarenakan sistem ini mampu menyajikan informasi

Lebih terperinci

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Data yang telah ada diintegrasikan sehingga dapat ditampilkan melalui sistem. Integrasi tersebut dilakukan dengan membuat suatu mapfile yang berfungsi menyimpan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Area Kampus IPB yang luas, serta bentuk bangunan yang identik menjadi suatu masalah bagi masyarakat untuk melakukan pencarian ruangan di Kampus IPB Darmaga. Untuk memudahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga LAMPIRAN Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga 20 Lampiran 3 Input Proses Output Id Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Proses

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini menguji beberapa perangkat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid.

HASIL DAN PEMBAHASAN. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid. 10 Pengembangan Sistem Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi web yang telah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 hingga bulan Maret 2011 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT IMAM PRASETIO UTOMO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT IMAM PRASETIO UTOMO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT IMAM PRASETIO UTOMO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Geografi Denah Asrama TPB IPB adalah suatu sistem informasi geografi berbasis web yang digunakan untuk memetakan posisi denah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Evolusi Web Mapping (Peng &Tsou 2003).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Evolusi Web Mapping (Peng &Tsou 2003). TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem komputer yang mengambil, menyimpan, melakukan kueri, analisis, dan menampilkan data geografis (Chang 2002). Aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Usulan Prosedur yang Baru Pada saat ini proses mendapatkan lokasi investasi di Kotamadya Jakarta Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

Lebih terperinci

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK 1. Pendahuluan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) merupakan institusi pemerintah di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SISTEM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lingkup Sistem Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi disusun dengan kombinasi bahasa pemrograman yaitu PHP, HTML, JavaScript. Sistem ini juga disusun dengan bantuan framework

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Model Sekuensial Linear Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur agar sistem yang dihasilkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung 1 Eko Priyanto, 2

Lebih terperinci

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE A. Tujuan Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. B. Tools a. MapInfo 10.5 b. PostgreSQL c. PostGIS C. Teori

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA 1) Dedy Kurnia Sunaryo 1 Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma A* dan Dijkstra ini menggunakan model waterfall. Model waterfall penelitian untuk

Lebih terperinci

WEBGIS. Tujuan. Arna fariza. Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat: Memahami tentang Web GIS Mengetahui software2 untuk Web GIS

WEBGIS. Tujuan. Arna fariza. Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat: Memahami tentang Web GIS Mengetahui software2 untuk Web GIS WEBGIS Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat: Memahami tentang Web GIS Mengetahui software2 untuk Web GIS 1 Overview Web GIS GIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Skripsi Oleh : Elgi Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 81 BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 5.1. Implementasi Sistem Implementasi adalah tahap penerapan dan sekaligus pengujian bagi sistem baru serta merupakan tahap dimana aplikasi siap dioperasikan pada keadaan

Lebih terperinci

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000).

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). 3 database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). METODOLOGI Langkah kerja dalam mengembangkan aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP: TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB Nurul Hilmy Rahmawati NRP: 1210100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem informasi yang relevan untuk memudahkan dalam segala aktivitasnya.tidak terkecuali dalam bidang

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Antoni Andi Wijaya NIM:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang dikontrol oleh sebuah intstruksi-instruksi perintah digital. Komputer berasal

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGEMBANGAN DAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru)

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) 1 Joko Siswanto, 2 Muhammad Jazman Program Studi Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Retno Mufidah 1, Arif Basofi S.Kom., M.T., OCA 2, Arna Farizza S.Kom., M.Kom 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen

Lebih terperinci

10. Pengembangan Sistem 11. Pengujian Sistem 12. Penggunaan dan Perawatan Database 1.3 Spesifikasi Pengguna HASIL DAN PEMBAHASAN

10. Pengembangan Sistem 11. Pengujian Sistem 12. Penggunaan dan Perawatan Database 1.3 Spesifikasi Pengguna HASIL DAN PEMBAHASAN sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini kita melakukan integrasi antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS Sulistiyanto Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton E-mail : sulistiyanto@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi geografis, hingga saat ini merupakan suatu sistem yang sangat menarik. Sistem yang selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan data

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum dilakukannya penelitian ini, penelitian sejenis mengenai layanan berbasis lokasi juga pernah dilakukan oleh Siprianus Tago dari STMIK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Proses Dasar Sistem Proses dasar pengembangan sistem secara umum terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1 Praproses. Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi seleksi data, transformasi

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Contoh peta statis yang tersedia.

Lampiran 1 Contoh peta statis yang tersedia. LAMPIRAN Lampiran Contoh peta statis yang tersedia www.kotabogor.go.id www.asiamaya.com www.indotravelers.com www.bogorcyberpark.com www.pu.go.id 22 Lampiran 2 Input Proses Output Level Id Proses Nama

Lebih terperinci

Implementasi Identifikasi Kendala Sistem Identifikasi Pengguna Administrator Pengujian Sistem Member Pengunjung atau umum HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Identifikasi Kendala Sistem Identifikasi Pengguna Administrator Pengujian Sistem Member Pengunjung atau umum HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Pada tahap ini CMS akan dibuat atau dikembangkan berdasarkan tahap-tahap pengembangan sistem yang telah dijelaskan sebelumnya dengan menggunakan software dan hardware yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambaran SIG... 7 Gambar 2.2 Data pada SIG... 9 Gambar 2.3 Contoh data raster citra satelit... 9 Gambar 2.4 Point pada model data vektor... 10 Gambar 2.5 Contoh data geospasial...

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

Klik menu Home atau link judul berita Klik menu Profil. Klik link sejarah. lambang. lambang. Klik menu Buku Tamu

Klik menu Home atau link judul berita Klik menu Profil. Klik link sejarah. lambang. lambang. Klik menu Buku Tamu LAMPIRAN Lampiran 1 Deskripsi kebutuhan fungsional sistem Kode No Fungsional 1 SIGKABO -1 2 SIGKABO -2 3 SIGKABO -2.1 4 SIGKABO -2.2 5 SIGKABO -2.3 6 SIGKABO -3 7 SIGKABO -3.1 8 SIGKABO -4 9 SIGKABO -5

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi BAB 4 ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, diantaranya analisis terhadap data yang diperlukan dalam pembangunan sistem, analisis terhadap komponen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Formulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Formulasi 6 a Perancangan Isi Pada tahapan ini dilakukan perancangan isi dan informasi yang akan disajikan. Penyajian peta dilakukan melalui tema-tema yang berbeda. Di lain pihak, halaman tekstual menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR Janero Kennedy 1) 1) Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Kota Yogyakarta. Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI ABSTRAK Pembuatan Aplikasi denah kampus Maranatha ini dibangun dengan menggunakan teknologi Web Mapping, yang artinya hasil implementasi peta mulai dari tahap pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Endah Dharmaputeri (10105565) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita, Budi Sulistyo, Devi Pratami Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan 126 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1. Kebutuhan Sistem Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan data atau informasi yang terdiri dari prosedur dan pelaksana data.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Sedangkan penelitian adalah suatu proses dalam menemukan sesuatu, baik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis(SIG), website, iklan, properti. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis(SIG), website, iklan, properti. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang sangat informatif, karena dapat menyajikan informasi spasial dan non spasial. Akan tetapi layanan informasi SIG ini masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penerapan cara kerja sistem berdasarkan hasil analisa dan juga perancangan yang telah dibuat sebelumnya ke dalam suatu bahasa pemrograman

Lebih terperinci

Mampu menggunakan komputer Familier dengan aplikasi internet. Mampu menggunakan ArcView Mampu menggunakan Map Server.

Mampu menggunakan komputer Familier dengan aplikasi internet. Mampu menggunakan ArcView Mampu menggunakan Map Server. LAMPIRAN Lampiran Karakteristik Pengguna SIRIPB Pengguna Hak Akses Tingkat Keterampilan Pengguna Umum Melihat Tampilan utama SIRIPB. Melihat menumenu yang disediakan SIRIPB kecuali menu Administrator.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000).

METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000). Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000). METODOLOGI PENELITIAN Perubahan posisi objek dari waktu ke waktu dalam dunia nyata atau yang disebut perilaku

Lebih terperinci

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah yang dikerjakan untuk perancangan yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web

Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web Gilang Oktora Putra 1, Bebas Purnawan 2, Diah Kirana Kresnawati 3 ABSTRAK Peta bisa disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari bentuk peta konvensional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penerapan dari arsitektur MVC (Model View Controller) telah banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi yang mendukung suatu sistem, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung Vol., o. 2, 23 24 Ilmu Komputer Unila Publishing etwork all right reserved Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan Petunjuk Penggunaan Alat 1. Spesifikasi Peranti Keras (Hardware) baik: Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan 1. Processor Intel Pentium 4 yang berfungsi untuk melakukan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL KATA PENGANTAR Aplikasi Pemetaan Partisipatif merupakan aplikasi yang dikelola oleh Badan Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga pada saat ini, khususnya di bidang komputer grafik, web application, dan teknologi informasi,

Lebih terperinci