SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN"

Transkripsi

1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER HILMY GAUZAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EROSI DAS CIDANAU MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Oleh: HILMY GAUZAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

3 ABSTRAK HILMY GAUZAN. Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Menggunakan Framework Pmapper. Dibimbing oleh SHELVIE NIDYA NEYMAN, HARI AGUNG ADRIANTO dan KHURSATUL MUNIBAH. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau berfungsi sebagai daerah tangkapan air, terutama di wilayah Propinsi Banten. Berdasarkan Munibah (2008) tingkat erosi DAS Cidanau adalah sebesar ton/ha/tahun. Angka ini akan semakin bertambah jika tidak dilakukan pengelolaan yang terarah tentang erosi tersebut. Oleh karena itu, dalam rangka menjaga keseimbangan sumber daya alam khususnya ekosistem suatu DAS diperlukan pengelolaan yang efektif, efisien dan partisipatif dengan bentuk pengelolaan awal yaitu pengukuran laju erosi dan sedimentasi. Apabila tingkat erosi yang besar dibiarkan lebih lanjut akan mengakibatkan terganggunya kualitas dari DAS. Terganggunya kualitas DAS inilah yang mendasari terjadinya banjir. Sampai Januari 2009 ini, ada beberapa situs yang menyajikan informasi tentang perubahan penggunaan lahan, erodibilitas tanah dan faktor penyebab erosi lainnya seperti pada situs dan Namun informasi erosi tersebut tidak ditampilkan dalam bentuk gambar peta pada web melainkan hanya berupa informasi berita saja. Untuk menyebarluaskan informasi erosi DAS Cidanau perlu dikembangkan sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau yang berbasis web. Sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau diaplikasikan untuk menyajikan suatu penyampaian informasi yang dinamis dan interaktif mengenai faktor-faktor penyebab erosi dan identifikasi erosi di DAS Cidanau, sehingga masyarakat dapat memilih suatu objek yang menjadi perhatiannya. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam perencanaan dan penggunaan lahan yang dapat meminimalisasi penurunan kualitas di berbagai aspek. Sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau dikembangkan dalam lingkungan sistem operasi Windows menggunakan framework Pmapper. Fungsi yang terdapat dalam sistem ini adalah memperbesar atau memperkecil ukuran peta, mencari suatu lokasi tingkat erosi tertentu, melakukan cetak peta dalam bentuk PDF maupun HTML, menambahkan objek baru dan mengambil informasi yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau menggunakan framework Pmapper , PostgreSQL 8.2, PostGIS 1.2.1, MS4W Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Erosi, Framework Pmapper

4 Judul Nama NRP : Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Menggunakan Framework Pmapper : Hilmy Gauzan : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Pembimbing III, Shelvie Nidya Neyman, S.Kom., M.Si NIP Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si NIP Dr. Khursatul Munibah, M.Sc NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Drh. Hasim, DEA NIP Tanggal Lulus:

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Situbondo pada tanggal 9 Juni 1986 dari Ayah Muhammad Gauzan (Alm.) dan Ibu Sunartini. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Situbondo pada tahun Pada tahun yang sama penulis memasuki pendidikan tinggi di Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada akhir masa perkuliahan, penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selama dua bulan dari tanggal 2 Juli 2007 sampai dengan 25 Agustus Kegiatan utama dalam rangka kerja praktek tersebut adalah pengembangan prototipe Sistem Akuntansi Keuangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

6 PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ala atas segala curahan rahmat, hidayah, dan karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman. Penelitian kali ini memilih topik Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Menggunakan Framework Pmapper. Penulis sampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengalaman yang menyenangkan selama melakukan penelitian ini. Khususnya kepada Ibu Shelvie Nidya Neyman, S.Kom, M.Si sebagai Pembimbing I dan Bapak Hari Agung, S.Kom, M.Si sebagai Pembimbing II, serta Dr. Khursatul Munibah, M.Sc sebagai pembimbing III yang telah memberikan begitu banyak masukan, bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga. Juga kepada Bapak Dr. Baba Barus sebagai Penguji dalam penelitian ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1 Bapak dan Ibu, serta keluarga atas do a, harapan dan pengorbanan yang tiada pernah putus. 2 Keluarga Mangrove Garden yaitu Udin, Ringgo, Toro, Mas Yogi, Mas Subhan, Adi, Kusno, Ado, mas Agung, Anto, Onong yang mengisi kebersamaan baik suka maupun duka. 3 Natasya Keyko Permatasari yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta semangat. 4 Teman-temanku di Ilmu Komputer 41, Hasan, Riza, Dhani, Tante Heni, Riski, Wawan, Ayu, Indra, Iwan, Maul, Khadi, Ganang, Roni, Geti, Noven, Reza, Didit, Indri, Fikri serta teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan, motivasi, kebersamaan, serta semangat kepada penulis. 5 Arga Paradita yang bersedia meminjamkan buku GIS dan hidrologi serta Intan yang telah bersedia berbagi ilmu Pmapper. 6 Departemen Ilmu Komputer, Bapak/Ibu dosen dan Staf TU yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan skripsi ini maupun sebelumnya. Dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, terima kasih. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat. Bogor, Januari 2009 Hilmy Gauzan

7 Karya ilmiah ini aku persembahkan untuk Ibu dan Ayah tercinta, atas segala kasih dan sayangnya yang tak terbayarkan (Bogor Januari 2009)

8 vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN...viii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 1 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis... 1 Web Mapping... 1 Mapserver & Pmapper... 2 Struktur Data Spasial... 3 Three Tier Architecture... 3 Tinjauan Umum Daerah Aliran Sungai... 4 Erosi... 4 Universal Soil Loss Equation (USLE)... 4 METODE PENELITIAN Analisis Kebutuhan... 5 Perancangan Konseptual... 5 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 6 Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras... 6 Perencanaan dan Perancangan Basis Data... 6 Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras... 6 Pembangunan Basis Data... 6 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem... 7 Pengembangan Aplikasi... 7 Pengujian Sistem... 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan... 7 Perancangan Konseptual... 8 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 8 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 9 Benchmark... 9 Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras... 9 Perencanaan dan Perancangan Basis Data... 9 Pembangunan Basis Data Pengolahan Data pada ArcView Overlay Konversi Data Erosi Aktual (A) di DAS Cidanau Integrasi dan Perancangan Antarmuka Pengembangan Sistem Pengujian Sistem KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... 16

9 vii DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 18

10 viii DAFTAR TABEL Halaman 1 Basis Data Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Luas Lahan Tererosi Luas Kelas Kemiringan Lereng Pengujian Black-Box DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Evolusi Web Mapping (Peng ZR dan Ming HT 2003) Three Tier Architecture (Wikipedia) Skema Persamaan USLE (Arsyad 1989) Metodologi Pengembangan SIG DFD Level 0 (Diagram Konteks) Luas Lahan Tererosi Arsitektur Sistem Antarmuka Halaman Utama Antarmuka Halaman Peta Halaman Utama Sistem Halaman Peta Informasi Erosi Legenda untuk Kategori Peta Dasar Legenda untuk Kelas Erodibilitas Tanah DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Input Proses Output DFD Level 1 Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Kriteria Pengujian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Diagram Keterhubungan Antartabel DAS Cidanau Struktur Basis Data Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Diagram Hirarki Sistem dan Antarmuka Peta Halaman Utama Sistem Halaman Tentang Situs Halaman Informasi Spasial Halaman Faktor Erosi Halaman Pengumuman Halaman Hubungi Kami Halaman Peta INFORMASI DASAR Halaman Peta INFORMASI EROSI Tampilan Proses Penggeseran Peta Tampilan Proses Identifikasi Layer Tampilan Proses Auto Identity Tampilan Proses Pengukuran Jarak Tampilan Proses Tambah Objek Baru Tampilan Proses Zoom Slider Tampilan Proses Search Tampilan pada setelah disimpan dan dibuka melalui PDF Hasil Pengujian Black-Box... 43

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem informasi geografis berbasis web saat ini merupakan sistem informasi yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini dikarenakan sistem ini mampu menyajikan informasi lokasi secara dinamis. Dengan demikian pengguna dapat melihat peta dengan mudah dan cepat. Sampai Januari 2009 ini, ada beberapa situs yang menyajikan informasi tentang perubahan penggunaan lahan, erodibilitas tanah dan faktor penyebab erosi lainnya seperti pada situs dan Namun informasi erosi tersebut tidak ditampilkan dalam bentuk gambar peta pada web melainkan hanya berupa informasi berita saja. Untuk itu perlu adanya penyampaian informasi erosi yang efektif melalui media internet. Penyampaian informasi erosi memanfaatkan fungsi interaktif seperti pada aplikasi GIS Desktop dalam bentuk web. Salah satu daerah yang menjadi perhatian dalam masalah erosi adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau. Menurut Munibah (2008) DAS Cidanau memiliki tingkat erosi sangat ringan sebesar ton/ha/tahun dengan pengolahan data format raster. Oleh karena itu, perlu adanya pembangunan sistem informasi geografis berbasis web untuk menyebarluaskan informasi erosi di DAS Cidanau. Jika informasi spasial tentang erosi pada DAS Cidanau dipublikasikan secara bebas dan online, banyak manfaat yang akan diperoleh. Salah satunya yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam perencanaan dan penggunaan lahan yang dapat meminimalisasi penurunan kualitas di berbagai aspek. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau berbasis web. Sistem ini nantinya dapat menyajikan informasi erosi yang dinamis dan interaktif sehingga sistem ini dapat diakses dengan mudah oleh pengguna. Informasi disajikan dalam bentuk peta yang memberikan informasi tentang administrasi DAS Cidanau, infrastruktur, faktor yang mempengaruhi erosi seperti : erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang-kemiringan lereng, penutupan lahan, serta tindakan konservasi, dan identifikasi erosi menggunakan Metode USLE (Universal Soil Lost Equation). Ruang Lingkup Sistem yang dibuat memiliki ruang lingkup sebagai berikut : 1 Sistem informasi disajikan dalam basis web. 2 Penelitian yang dilakukan terbatas untuk DAS Cidanau dan data yang digunakan adalah peta erodibilitas tanah, erosivitas curah hujan, kemiringan lereng, land use dan elevasi dengan format vektor. 3 Gambaran Umum Sistem Pada penelitian kali ini, akan menggunakan platform Windows dengan aplikasi Mapserver menggunakan framework Pmapper dengan basis data PostgreSQL. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang dapat menangkap, menyimpan, menganalisis, melakukan query, dan menampilkan data geografis. SIG dapat dibagi menjadi empat komponen (Kang 2002) yaitu : 1 Sistem komputer Sistem komputer berupa komputer dan sistem operasi yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. 2 Perangkat lunak SIG Perangkat lunak SIG berupa program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras. 3 Brainware Perangkat fikir merujuk pada tujuan, sasaran dan alasan penggunaan SIG. 4 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada kebutuhan fisik berhubungan dengan organisasi, administrasi dan lingkungan penggunaan SIG. Web Mapping Web mapping system adalah sebuah sistem yang digunakan untuk memadukan kekuatan GIS sebagai sebuah alat bantu yang canggih, terutama dalam menangani analisis secara keruangan dengan kekuatan internet sebagai media penyampaian informasi. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat (Mitchell 2005). Kelebihan dari web mapping adalah: Fitur yang disimpan sebagai layer yang nyata pada sebuah file di komputer, dapat mengubah sebuah peta tanpa memulai dari awal.

12 2 Peta yang interaktif mengizinkan pengguna untuk melihat area atau wilayah yang diinginkan. Pembuat peta tidak memiliki taksiran tentang informasi yang pengguna inginkan untuk melihatnya tetapi dia dapat membuat kemungkinan untuk pembaca dalam memilih informasi. Pembuat peta dijital dapat memfokuskan bagaimana menampilkan informasi terbaik, daripada memfokuskan secara rinci suatu area/wilayah di dunia pada sebuah peta. Menurut Peng ZR dan Ming HT (2003), teknologi web mengalami evolusi. Teknologi evolusi web mapping dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, teknologi evolusi pada web mapping terdiri atas: Static Map Publishing, mendistribusikan peta pada halaman web sebagai peta yang statis dalam format grafis seperti GIF atau JPEG. Peta biasanya merupakan bagian dari dokumen HTML untuk memperkaya isi dari dokumen. Pengguna tidak dapat berinteraksi dengan peta atau merubah format tampilan dalam bentuk apapun. Gambar 1 Evolusi Web Mapping (Peng ZR & Ming HT 2003). Static Web Mapping, melibatkan penggunaan form HTML dan CGI untuk menghubungkan masukan dari pengguna pada web browser dengan SIG atau program pemetaan pada server. Pengguna membuat suatu permintaan dari pengguna menggunakan form HTML yang telah dicustomize. Interact Web Mapping, lebih interaktif dan cerdas dengan ditambahkan dari sisi web client dengan menggunakan script seperti dynamic HTML dan aplikasi client-side seperti Plug-ins, ActiveX control dan Java Applets. Distributed GIServices, komponen dari SIG pada sisi web client dapat dikomunikasikan secara langsung dengan komponen SIG yang lain pada server tanpa melewati suatu server HTTP dan CGIrelated middleware. Mapserver & Pmapper Mapserver merupakan aplikasi opensource yang digunakan untuk menampilkan data spasial atau peta melalui web. Aplikasi Mapserver dapat mengolah data SIG dalam format raster maupun vektor. Format raster seperti TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan berbagai format data raster lain dapat diolah dengan menggunakan pustaka GDAL. Di sisi lain, format vektor seperti shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS, dan berbagai format data vektor dapat digunakan pustaka OGR (Kropla 2007). Mapscript merupakan interface dari Mapserver. Mapscript menyediakan tools yang dapat memudahkan pengembang untuk menambahkan fungsi yang diperlukan sistem. Penggunaan mapscript dimaksudkan untuk membuat gambar peta menjadi lebih dinamis. Mapscript mendukung beberapa bahasa pemrograman web yaitu PHP, Perl, Phyton dan Java. Sebuah aplikasi Mapserver sederhana mempunyai komponen sebagai berikut: Mapfile, merupakan file yang menyimpan berbagai konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell 2005). Mapfile mendefinisikan sekumpulan objek peta sekaligus membedakan bentuk dan sifat peta yang akan ditampilkan pada browser. Walaupun data geografisnya sama, aplikasi yang menggunakan mapfile berbeda dapat menampilkan peta yang berbeda pula, sesuai hasil interaksi dengan pengguna (Kropla 2005). Mapserver dapat menggunakan banyak jenis sumber data geografis. Default formatnya adalah ESRI shapefile. Halaman HTML, interface antara user (pengguna) dan Mapserver. Pada umumnya berdiri pada web root. Dalam bentuk yang sederhana, Mapserver digunakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Untuk membuat peta yang interaktif, gambar ditempatkan pada sebuah bentuk HTML.

13 3 Aplikasi sederhana terdiri dari dua halaman html antara lain : Mapserver CGI, file biner dan executable yang menerima permintaan dan mengembalikan gambar dan data. HTTP Server, menyajikan halaman HTML ketika diakses oleh pengguna browser. Pmapper framework menyediakan fungsi yang besar serta multiple konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi Mapserver yang didasarkan pada PHP/MapScript. Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan JavaScript. Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain: DHTML (DOM) zoom/pan, didukung browser: Mozilla/Firefox 1.+/Netscape 6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror 3.+. Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map. Fungsi query (identity, select, search). Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlinks. Fungsi print dalam format HTML dan PDF. Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan INI file. HTML legends. Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel. Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: English, German, Italian, French, dan Swedish). Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada pada Mapserver versi 4.0 sampai 4.8 dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini mendukung format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan data raster adalah JPEG, TIFF, dan ECW. Struktur Data Spasial Dalam kerangka kerja SIG, data secara logika dibagi menjadi dua kategori, data spasial dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial (Kang 2002). Shapefile menyimpan lokasi geografis berupa informasi atribut titik (point), garis (line), dan poligon (polygon). Bentuk geometri yang tersimpan adalah dalam bentuk koordinat vektor. Format ini adalah format yang dikeluarkan oleh Environmental System Resource Institute (ESRI) yang merupakan salah satu vendor SIG terkemuka (Kang 2002). ESRI shapefile terdiri atas : 1 Main file (.shp) Merupakan file yang dapat diakses secara langsung dan panjang dari record variabel dalam file mendeskripsikan bentuk verteksnya. 2 Index file (.shx) Pada file indeks, tiap record terdiri atas proses cetakan offset yang berhubungan dengan record file utama. 3 Tabel dbase (.dbf) Pada tabel dbase terdapat fitur atribut dengan record pada setiap fiturnya. PostGIS adalah suatu format tipe data vektor dari sistem object relational database PostgreSQL yang mengizinkan objek SIG untuk disimpan dalam suatu basis data dan menyimpan data berupa titik, garis, atau poligon (Ramsey 2008). Three Tier Architecture Three tier architecture dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan gambar tersebut three tier architecture terdiri dari tiga bagian, yaitu (msdn.microsoft): presentation tier, merupakan level teratas dari three tier architecture yang merupakan user interface. Fungsi utama dari interface adalah menerjemahkan task dan menghasilkan sesuatu yang dipahami oleh pengguna, logic tier, merupakan middle tier di mana proses dari sistem berjalan, selain itu juga dilakukan proses pemindahan data diantara dua layer disekitarnya, dan data tier, merupakan tempat penyimpanan dan ditemukan kembali informasi dari basis data atau sistem file. Gambar 2 Three Tier Architecture (msdn.microsoft).

14 4 Tinjauan Umum Daerah Aliran Sungai Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut. Dari segi hidrologi sungai mempunyai fungsi utama menampung curah hujan dan mengalirkannya sampai ke laut. Daerah dimana sungai memperoleh air merupakan daeran tangkapan hujan yang biasanya disebut Daerah Aliran Sungai (DAS). Dengan demikian DAS dapat dipandang sebagai suatu unit kesatuan wilayah tempat air hujan menjadi aliran air sungai. Garis batas suatu DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagi air hujan menjadi aliran permukaan (Soewarno 1991). Erosi Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah atau sedimen karena stres yang ditimbulkan oleh gerakan angin atau air pada permukaan tanah atau dasar perairan. Pada lingkungan DAS, laju erosi dikendalikan oleh kecepatan aliran air dan sifat sedimen (terutama ukuran butirnya). Stres yang bekerja pada permukaan tanah atau dasar perairan sebanding dengan kecepatan aliran. Resistensi tanah atau sedimen untuk bergerak sebanding dengan ukuran butirnya. Gaya pembangkit eksternal yang menimbulkan erosi adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS. Curah hujan yang tinggi dan kemiringan lereng yang terjadi merupakan faktor utama terjadinya erosi. Pertahanan DAS terhadap erosi utamanya tergantung pada tutupan lahan. Perilaku erosi di DAS didasarkan pada beberapa investigasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh Poerbandono et al. (2006). Klasifikasi bahaya erosi berdasarkan pada jumlah tanah yang hilang dengan satuan ton/ha/tahun (Departemen Kehutanan 1998) adalah : 1 Erosi sangat ringan, bila nilai (A) < 15 ton/ha/tahun 2 Erosi ringan, bila nilai (A) berkisar antara ton/ha/tahun 3 Erosi sedang, bila nilai (A) berkisar antara ton/ha/tahun 4 Erosi berat, bila nilai (A) berkisar antara ton/ha/tahun 5 Erosi sangat berat, bila nilai (A) > 480 ton/ha/tahun Universal Soil Loss Equation (USLE) Prediksi erosi merupakan salah satu alat bantu dalam pengambilan keputusan mengenai perencanaan konservasi tanah pada suatu lahan. Tindakan konservasi tanah dan penggunaan lahan yang diterapkan adalah yang dapat menekan laju erosi yang sama atau lebih kecil dari laju erosi yang masih dapat dibiarkan (Arsyad 1989). Model prediksi erosi yang telah digunakan secara luas adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith. Persamaan USLE ini diperoleh dari data hasil pengukuran pada plot-plot pertanian di beberapa daerah di Amerika, selama 40 tahun (Schwab et al. 1981). Persamaan USLE adalah sebagai berikut : A = R.K.LS.C.P Dimana A adalah rata-rata tanah tererosi pertahun (ton/ha), R adalah faktor erosivitas hujan, K adalah faktor erodibilitas tanah, LS adalah faktor panjang-kemiringan lereng, C adalah faktor pengelolaan tanaman dan P adalah faktor tindakan konservasi. Skema persamaan USLE dapat dilihat pada Gambar 3. Faktor penyebab erosi dibagi menjadi 5 yaitu : Faktor Erosivitas hujan (R) Erosivitas hujan, R, didefinisikan sebagai jumlah satuan indeks erosi hujan dalam setahun. Perhitungan nilai erosivitas hujan (R) menurut Asdak (2004) dengan mendasarkan pada data curah hujan hujan bulanan rata-rata dari beberapa tempat di Jawa adalah : R = 2,21 P 1,36 Dimana R adalah faktor erosivitas hujan (KJ/ha/tahun) dan P adalah curah hujan bulanan. Faktor Erodibilitas Tanah (K) Erodibilitas tanah, K, didefinisikan sebagai kerentanan tanah terhadap erosi. Jika tidak ada percobaan lapangan, maka nilai K dapat diestimasikan dengan monografi (dalam Morgan 1988; Selbe 1993) dengan persamaan berikut : K /100= {2,73x10-4 (12-O)M 1,14 +3,25(S-2)+(2,5x(P-3)} Dimana M adalah persentase pasir sangat halus dan debu dikalikan dengan (100% liat),

15 5 O adalah persentase bahan organik, S adalah kode struktur tanah yang digunakan dalam klasifikasi tanah dan P adalah kelas permeabilitas tanah. Faktor Panjang Lereng dan Kemiringan Lereng (LS) Panjang lereng diukur mulai tempat terjadinya aliran air di atas permukaan tanah sampai ke tempat mulai terjadinya pengendapan, Karena berkurangnya kecuraman lereng atau ke tempat aliran air di permukaan tanah masuk ke dalam saluran (Arsyad 1989). Nilai panjang lereng didefinisikan secara matematik oleh Schwab et al. (1981) dalam Departemen Kehutanan (1998), masing-masing adalah : L = (1/22,1) m, Scwhab et al. (1981) L = (X/22) 0,5, Departemen Kehutanan (1998) Dimana L adalah faktor panjang lereng, l atau X adalah panjang kemiringan lereng (m) dan m adalah angka eksponensial rata-rata yang besarnya 0,5. Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Faktor C adalah perbandingan antara rata-rata tanah tererosi dari suatu lahan yang ditanami pertanaman tertentu dengan pengelolaan tertentu terhadap rata-rata tanah tererosi dari lahan yang terolah tanpa tanaman pada tanah dan lereng sama serta hujan yang sama (Abdurrahman A & Sukmana S 1990). Faktor Tindakan Konservasi (P) Faktor P adalah perbandingan antara ratarata tanah tererosi dari lahan yang mendapat perlakuan konservasi tertentu terhadap ratarata tanah tererosi dari lahan terolah tanpa tindakan konservasi, dimana faktor erosi lainnya tidak berbeda (Abdurrahman A & Sukmana S 1990). METODE PENELITIAN Metode pengembangan sistem ini adalah GIS Development Guide oleh National Center for Geographic Information and Analysis State University at Buffalo (2004). Metode tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. Analisis Kebutuhan Proses analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dari sistem. Tahapan Gambar 3 Skema Persamaan USLE (Arsyad, 1989). analisis merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dimulai dari deskripsi sistem, kebutuhan fungsional perangkat lunak dan spesifikasi pengguna. Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual basis data dan desain proses dari sistem. Proses perancangan konseptual basis data terdiri dari pengidentifikasian data yang dibutuhkan dan penyiapan model data. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data faktor penyebab erosi yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan lereng, tindakan konservasi dan pengelolaan tanaman dalam format vektor. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data dari

16 6 sistem. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan pengumpulan data yang dibutuhkan. Data diperoleh dari penelitian sebelumnya tentang Model Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Berwawasan Lingkungan, Studi kasus DAS Cidanau oleh Khursatul Munibah, di bawah naungan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB. Survei Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut. Gambar 4 Metodologi Pengembangan SIG (National Center for Geographic Information and Analysis State University of New York at Buffalo 2004). Pada penelitian ini jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem yaitu : 1 Perangkat lunak untuk membuat data spasial 2 Perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web 3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS) Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. Perencanaan dan Perancangan Basis Data Tahapan ini dilakukan dengan melakukan perancangan lojik dan fisik basis data. Perancangan lojik merupakan perancangan basis data dengan membuat diagram keterhubungan antartabel. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih atribut yang terdapat dalam masing-masing tabel. Setelah dilakukan perencanaan basis data maka dilakukan pembangunan basis data dan pemasukan tipe data spasial serta atribut ke dalam basis data. Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Pada tahap ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem. Penentuan perangkat lunak dan perangkat keras berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pembangunan Basis Data Berbagai tipe data yang diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Data tersebut berupa data spasial dan data atribut.

17 7 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Data yang telah ada diintegrasikan sehingga dapat ditampilkan melalui sistem. Integrasi tersebut dilakukan dengan membuat suatu mapfile yang berfungsi menyimpan konfigurasi untuk menampilkan data raster dan vektor yang ada. Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks, dan gambar sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web ini. Pengembangan Aplikasi Pada proses ini perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan ke dalam kode-kode program. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat. Pengujian Sistem Ketika proses pengembangan aplikasi telah selesai maka pengujian sistem dilakukan. Pengujian terhadap sistem dilakukan menggunakan metode black-box. Aspek aspek yang diuji dalam sistem ini adalah fungsi-fungsi dan struktur basis data yang terdapat pada sistem. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan sistem. Sistem yang telah dibangun diberikan kepada pengguna untuk dinilai bagaimana kinerja sistem tersebut menurut pengguna. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan A. Deskripsi Sistem Sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau diaplikasikan untuk menyajikan suatu penyampaian informasi yang dinamis dan interaktif mengenai tingkat erosi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sistem akan memberikan informasi mengenai penggunaan lahan, kemiringan lereng, besarnya curah hujan, nilai tindakan konservasi dan nilai pengelolaan tanaman. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah instansi yang terkait dengan DAS Cidanau serta masyarakat untuk mengetahui daerah dengan tingkat erosinya serta luas keseluruhan tingkat erosi tersebut. B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak Fungsi-fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini adalah : 1 Menampilkan informasi tentang wilayah administrasi DAS Cidanau. 2 Menampilkan infomasi faktor penyebab erosi yang berisi peta curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, penutupan lahan, tindakan konservasi, identifikasi erosi dan tingkat erosi serta luasnya. 3 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh administrator. Sedangkan fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem adalah : 1 Menampilkan halaman peta berupa informasi dasar dan informasi erosi. Informasi dasar adalah halaman peta yang berisi administrasi DAS Cidanau. Informasi erosi adalah halaman peta yang berisi faktor penyebab erosi dan erosi aktual serta tingkat erosi. 2 Memilih layer aktif peta. 3 Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan. 4 Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom to full extent, Back, Forward, Zoom in, Zoom out, Pan, Identity, Select, Auto identity, Refresh map, Measure, add point of interest. 5 Melakukan proses searching berdasarkan pilihan pengguna. 6 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk PDF maupun HTML. 7 Dapat melakukan print preview peta. Deskripsi tentang proses masing-masing fungsi dapat dilihat pada Lampiran 1 (inputproses-output). C. Batasan Sistem Sistem ini mempunyai batasan-batasan sebagai berikut : 1 Sistem ini hanya dapat menampilkan peta erosi dan peta faktor penyebab erosi DAS Cidanau tahun 2006 dalam format vektor. 2 Shapefile yang akan di upload memiliki format baku berupa *.shp dan tidak boleh diubah. Hal ini dilakukan agar proses konversi data dapat dibaca oleh sistem manajemen basis data. D. Spesifikasi Pengguna Pengguna dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu administrator dan pengguna biasa. Penggolongan ini dilakukan

18 8 berdasarkan tanggung jawab dan hak akses yang dimiliki masing-masing pengguna terhadap sistem. Perancangan Konseptual Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan berupa : 1 Data wilayah administrasi DAS Cidanau meliputi kabupaten, kecamatan, desa, jalan dan sungai. 2 Data faktor penyebab erosi yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan, faktor pengelolaan tanaman dan faktor tindakan konservasi. Kebutuhan fungsional perangkat lunak akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional. A. Pemodelan Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD merepresentasikan proses aliran keluar dan masuknya data dalam sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada diagram konteks Gambar 5. Adapun DFD level 1 dapat dilihat pada Lampiran 2. DFD Level 1 memiliki informasi proses yang terjadi dalam aplikasi serta aliran data dari entitas ke aplikasi dan sebaliknya. Gambar 5 DFD Level 0 (Diagram Konteks). Pada diagram konteks (Gambar 5) pengguna dari sistem ini terbagi atas 2 kategori yaitu pengguna biasa dan administrator. Administrator memiliki hak akses penuh terhadap keseluruhan data pada sistem. Administrator dapat melakukan pencarian dan melihat halaman peta serta melakukan fungsi operasi peta yang dimiliki oleh pengguna biasa. Selain itu, Administrator juga dapat melakukan proses update dan delete data informasi spasial DAS Cidanau. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Survei ketersediaan dan Pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Adapun hasil yang diperoleh dari proses ini adalah : 1 Informasi dasar DAS Cidanau. Informasi tersebut terdiri dari layer kabupaten, kecamatan, desa, nama kabupaten, nama kecamatan, nama desa, batas kabupaten, batas kecamatan, batas desa, sungai besar, sungai kecil, jalan kolektor, jalan lain, jalan lokal dan jalan tapak. 2 Informasi erosi DAS Cidanau. Informasi tersebut terdiri dari layer erosivitas hujan, nama stasiun curah hujan, kemiringan lereng, luas kemiringan lereng, erodibilitas tanah, kelas erodibilitas tanah, luas erodibilitas tanah, elevasi, kelas elevasi, penggunaan lahan, pengelolaan tanaman, tindakan konservasi erosi dan luas erosi. Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan informasi di atas. Data diperoleh dari data peta format vektor pada penelitian mahasiswa pascasarjana IPB yaitu Model Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Berwawasan Lingkungan, Studi Kasus DAS Cidanau Propinsi Banten oleh Munibah (2008). Dari proses tersebut dihasilkan : 1 Peta topografi dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta sungai dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta jalan dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta erosivitas hujan (R) dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta erodibilitas tanah (K) dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta kemiringan lereng (LS) dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta penggunaan lahan dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta elevasi dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta pengelolaan tanaman (C) dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun Peta tindakan konservasi (P) dalam format shapefile (skala 1 : ) tahun 2006.

19 9 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem adalah : 1 Perangkat lunak untuk membuat data spasial. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membuat data dengan format shapefile (*.shp) yang akan digunakan sebagai layer pada implementasi sistem. Perangkat lunak yang tersedia diantaranya ArcView dan MapInfo. 2 Perangkat lunak dengan pengembangan sistem berbasis web. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak. Perangkat lunak yang tersedia diantaranya Mapserver dan ArcIMS. Sedangkan framework yang tersedia diantaranya Pmapper, Cartoweb dan Kmap. 3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS). Jenis perangkat lunak ini digunakan untuk membangun basis data yang berisi data dari SIG-Erosi DAS Cidanau. Perangkat lunak yang tersedia diantaranya MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL. Benchmark Tujuan benchmark adalah untuk menilai kinerja dan karakteristik dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam platform sistem operasi yang sama. Artinya pada tahapan ini dilakukan pengujian spesifikasi kebutuhan Tabel 1 Basis Data Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau Nama Tabel Desa Kecamatan Kabupaten Ibu_desa Ibu_camat Ibu_paten Sungai_kecil Sungai Jalan_kol Jalan_lain Jalan_lokal Jalan_tapak Jalan Bts_kab Bts_kec Bts_desa minimum perangkat keras dengan perangkat lunak yang digunakan. Kriteria perangkat keras dan perangkat lunak yang diuji dapat dilihat pada Lampiran 3. Akuisisi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Setelah dilakukan pengujian dengan menilai kinerja melalui benchmark kemudian dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan. Berdasarkan penilaian kinerja perangkat lunak berdasar fungsi khusus yang dilakukan dipilih ArcView sebagai perangkat lunak untuk membuat data spasial, Mapserver sebagai perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web, dan PostgreSQL sebagai sistem manajemen basis data. Untuk penilaian kinerja perangkat keras dengan Everest maka prosessor Intel Pentium core 2 duo T7100 layak digunakan untuk perangkat lunak yang dipilih. Perencanaan dan Perancangan Basis Data Perancangan lojik basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan antartabel, dapat dilihat pada Lampiran 4. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih atribut yang akan dimasukkan dalam masing-masing tabel. Pada sistem yang dibuat hanya ada 1 basis data yaitu basis data informasi erosi DAS Cidanau dimana basis data tersebut terdiri dari 35 tabel. Tabel basis data dirancang sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Daftar tabel basis data dapat dilihat pada Tabel 1. Struktur basis data dapat dilihat pada Lampiran 5. Kegunaan Memberikan informasi mengenai nama desa Memberikan informasi mengenai nama kecamatan Memberikan informasi mengenai nama kabupaten Memberikan informasi mengenai nama ibu kota desa Memberikan informasi mengenai nama ibu kota kecamatan Memberikan informasi mengenai nama ibu kota kabupaten Memberikan informasi mengenai sungai kecil meliputi sungai dan sungai musiman Memberikan informasi mengenai sungai besar Memberikan informasi mengenai jalan kolektor Memberikan informasi mengenai jalan lain Memberikan informasi mengenai jalan lokal Memberikan informasi mengenai jalan setapak Memberikan informasi mengenai jalan Memberikan informasi mengenai batas kabupaten Memberikan informasi mengenai batas kecamatan Memberikan informasi mengenai batas desa

20 10 Tabel 1 Lanjutan Nama Tabel Kegunaan R_baru_comb Memberikan informasi mengenai nilai erosivitas hujan. Stasiun Memberikan informasi mengenai nama stasiun curah hujan N_lsmean_comb Memberikan informasi mengenai kemiringan lereng Sum_ls Memberikan informasi mengenai luas kemiringan lereng N_kmean_comb Memberikan informasi mengenai erodibilitas tanah N_kmean_comb1 Memberikan informasi mengenai kelas erodibilitas tanah Sum_k Memberikan informasi mengenai luas erodibiltas tanah Re_elev_comb Memberikan informasi mengenai elevasi Re_elev_comb1 Memberikan informasi mengenai kelas elevasi Use06_rice7comb Memberikan informasi mengenai penggunaan lahan untuk nilai_c Nilai_c Memberikan informasi mengenai tanaman penutup lahan Sum_c Memberikan informasi mengenai luas tanaman penutup lahan Use06_rice7comb1 Memberikan informasi mengenai penggunaan lahan untuk nilai_p Nilai_p Memberikan informasi mengenai tindakan konservasi Sum_p Memberikan informasi mengenai luas tindakan konservasi Erosi Memberikan informasi mengenai nilai erosi dan nilai yang mempengaruhi erosi. Kelas_erosi Memberikan informasi mengenai kelas erosi seperti ringan, sedang dan berat Geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial Spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri Pembangunan Basis Data Proses pembangunan basis data terdiri atas pengumpulan data spasial, proses overlay data yang dibutuhkan dan konversi data shapefile dalam PostGIS. Data spasial yang terkumpul untuk pengembangan sistem memiliki format vektor. Untuk pembuatan file spasial dan atribut yang belum ada dilakukan overlay antar peta yang berhubungan. Overlay format data vektor menggunakan tools dari extension Arcview yaitu geoprocessing yang mampu melakukan manipulasi data grafis dan analisis data atribut pada tabel sehingga diperoleh informasi baru. Pengolahan Data pada ArcView Setelah dilakukan pengumpulan data dengan format vektor, tahapan selanjutnya adalah mengolah data tersebut pada ArcView seperti proses penambahan kolom untuk luas dan konversi format polygon ke polyline serta proses overlay. Proses ini dilakukan sebelum konversi data shapefile ke format SQL. Penambahan kolom untuk luas dilakukan pada data vektor dengan objek bertipe area. Proses ini dilakukan dengan menggunakan fungsi ArcView untuk menghitung luas menggunakan query pada field calculator. Sintax yang dilakukan seperti berikut : Untuk konversi polygon ke polyline digunakan extension Edit Tools. Extension tersebut digunakan pada data admin_topografi berupa desa, kabupaten dan kecamatan. Hasil yang diperoleh digunakan untuk layer peta berupa batas desa, batas kecamatan dan batas kabupaten dengan bentuk data berupa polyline. Overlay Pada tools ArcView tersedia fasilitas interseksi dua theme untuk overlay dua peta atau lebih dengan batas daerah terluar yang sama. Proses overlay tiga peta dilakukan lebih dari satu kali. Ini dikarenakan dalam waktu yang bersamaan atau dalam satu proses perangkat lunak hanya dapat melakukan overlay dua peta. Data atribut dari hasil overlay adalah penggabungan dari dua data atribut yang dilakukan overlay. Overlay dilakukan untuk mendapatkan data spasial erosi. Konversi Data Tahapan selanjutnya adalah mengorganisir data shapefile ke DBMS dengan melakukan konversi data shapefile ke basis data yang dipakai untuk pengembangan SIG, yaitu PostgreSQL. PostgreSQL bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS merupakan ekstensi postgresql yang menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial. Konversi data

21 11 shapefile ke dalam postgis dilakukan dengan mengimport data. Syntax yang dilakukan seperti berikut : shp2pgsql D [shapefile] [tablename] [dbname] psql [dbname] Setelah data spasial dimasukkan ke basis data postgresql Lalu dibuat gix index pada masing-masing tabel. Ini dilakukan untuk mempercepat proses query, untuk itu diperlukan suatu kolom yang unique pada suatu tabel geometri. Erosi Aktual (A) di DAS Cidanau Erosi aktual dihitung dengan mengalikan faktor-faktor penyebabnya yaitu erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), faktor panjang dan kemiringan lahan (LS), faktor pengelolaan tanaman (C) dan tindakan konservasi tanaman (P). Pada tools Arcview tersedia fasilitas overlay yang hanya dilakukan setiap dua peta. Sementara itu dalam penelitian ini terdapat lima peta tentang faktor penyebab erosi sehingga overlay dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil dari proses overlay masih berupa data spasial. Nilai erosi (A) secara keseluruhan diperoleh dengan menambahkan kolom erosi pada data atribut. Pada kolom erosi tersebut dilakukan perkalian yaitu R.K.LS.C.P pada field calculator sehingga nantinya diperoleh data spasial dan data atribut dari erosi tersebut. Setelah dilakukan overlay untuk mendapatkan nilai erosi, ternyata DAS Cidanau didominasi oleh kelas erosi sangat ringan dengan luas ha. Sebagai pembanding, dalam penelitian kali ini perhitungan luas dihitung dari data spasial dengan format vektor berdasarkan poligonpoligon dengan luas total sebesar ha sedangkan pada penelitian sebelumnya tentang luas lahan yang tererosi pada setiap kelas erosi oleh Munibah (2008) perhitungan luas erosi yang diperoleh dari pengolahan data spasial format raster adalah sebesar ha. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk data vektor paling sesuai digunakan karena bentuknya mempunyai keakuratan geometris yang tinggi. Dari Tabel 2 dan Gambar 6 tentang luas lahan erosi dapat dipresentasikan bahwa, wilayah DAS Cidanau termasuk dalam kelas erosi sangat ringan dengan persentase 43.8% dan secara berurutan diikuti dengan kelas erosi sedang, ringan, berat dan sangat berat. Hal ini dikarenakan wilayah DAS Cidanau didominasi oleh penggunaan lahan berupa hutan, hutan rawa dan padi sawah yang mendominasi kelas erosi sangat ringan. Dimana padi sawah dan hutan rawa berada pada lereng datar dan hutan meski berada pada lereng curam tapi masih tertutup oleh tanaman hutan yang lebat. Inilah yang dapat mempertahankan laju erosi dengan rata-rata yang kecil. Tabel 2 Luas Lahan Tererosi Luas Erosi Kelas Erosi ha % Berat Ringan Sangat berat Sangat Ringan sedang Jumlah Gambar 6 Luas Lahan Tererosi. Integrasi dan Perancangan Antarmuka A. Arsitektur Sistem Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architecture yaitu data tier, logic tier dan presentation tier. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 7. Diagram hirarki sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Three Tier Architecture, Arsitektur paling bawah adalah server basis data itu sendiri (data tier). Pada lapisan ini terjadi konversi data dari data shapefile ke dalam PostGIS. Agar data pada DBMS PostgreSQL dapat ditampilkan pada aplikasi Mapserver, maka perlu dibuatkan mapfile (*.map) yang menyimpan konfigurasi untuk menampilkan data tersebut. Hasil konfigurasi mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis. Pada Mapserver terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga Mapserver dapat menempatkan sebuah

22 12 gambar peta statis pada halaman web. Gambar ditempatkan pada sebuah bentuk HTML. Proses dari tampilan mapserver, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi antara client dan server terjadi pada lapisan logic tier. Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan sebuah permintaan ke web server. Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru. dalam pembangunan SIG Erosi DAS Cidanau adalah sebagai berikut : 1 Antarmuka halaman utama Antarmuka halaman utama SIG Erosi DAS Cidanau terdiri dari empat bagian yaitu header, menu, isi dan footer. Bagian header berisi judul sistem, bagian menu berisi navigasi fungsi-fungsi yang dimiliki SIG Erosi, bagian isi berupa paparan informasi yang akan dipilih dan bagian footer berisi informasi hak cipta. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama digambarkan pada Gambar 8. Gambar 8 Antarmuka Halaman Utama. 2 Antarmuka halaman peta Antarmuka halaman peta terdiri dari 8 bagian yaitu header, search, tools, peta, navigasi, skala, layer dan legenda serta referensi. Header berisi framework yang digunakan. Pengguna dapat melakukan pemilihan layer dan informasi terkait pada bagian layer-legenda. Legenda berisi keterangan atau simbol dari peta. Pengguna dapat melakukan proses pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan print peta. Bagian referensi berupa tampilan peta dasar. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama digambarkan pada Gambar 9. Gambar 7 Three Tier Architecture. B. Perancangan Antarmuka Setelah proses integrasi dilakukan, maka dilakukan perancangan antarmuka sistem. Perancangan antarmuka dilakukan untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem. Desain antarmuka sistem didominasi dengan warna hijau. Penggunaan warna hijau disesuaikan dengan halaman antarmuka peta. Perancangan antarmuka yang dilakukan Gambar 9 Antarmuka Halaman Peta.

23 13 Pengembangan Sistem Berbagai tipe data dan desain yang telah dibuat sebelumnya kemudian diaplikasikan untuk pengembangan sistem informasi berbasis web. Halaman utama sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 10. Pada bagian kiri sistem terdapat menu pencarian dan menu utama. Menu pencarian digunakan untuk mencari informasi tentang erosi dan faktor yang mempengaruhi erosi. Hasil pencarian yang ditampilkan berupa list yang berupa link ke informasi yang dimaksud. Menu utama berupa HOME, TENTANG SITUS, INFORMASI SPASIAL, FAKTOR EROSI, PENGUMUMAN dan HUBUNGI KAMI. Halaman awal pada sistem ini adalah halaman HOME yang berisi tentang informasi singkat tentang informasi spasial, faktor erosi dan pengumuman. Halaman TENTANG SITUS berisi informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan erosi dan tujuan dibuatnya web tersebut. Halaman INFORMASI SPASIAL berisi informasi propinsi banten, informasi faktor erosi, informasi tingkat erosi beserta link ke halaman peta yang dituju. Halaman PENGUMUMAN berisi tentang pengumuman dan berita seputar erosi yang terjadi di DAS Cidanau. Halaman HUBUNGI KAMI berisi tentang saran, masukan kepada pengembang sistem. Untuk halaman peta terdapat dua informasi spasial yaitu peta yang berisi INFORMASI DASAR dan INFORMASI EROSI. Pada halaman peta INFORMASI DASAR terdapat peta spasial administrasi DAS Cidanau dan infrastruktur. Tampilan halaman tersebut dapat dilihat pada Lampiran 13. Pada halaman peta INFORMASI EROSI terdapat peta spasial faktor penyebab erosi berupa curah hujan, kemiringan lereng, erodibilitas tanah, pengelolaan tanaman, konservasi praktis, identifikasi erosi beserta luasnya. Tampilan halaman tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Pada halaman ini tersedia beberapa tools yang memberikan kemudahan kepada pengguna dalam memanipulasi peta. Tools yang tersedia diantaranya adalah zoom maksimum, undo, redo, memperbesar dan memperkecil peta, penggeseran, identifikasi informasi daerah yang dipilih, auto identity, pemilihan area yang dipilih, pengukuran jarak, tambah objek baru dan refresh. Fungsi lainnya adalah Gambar 10 Halaman Utama Sistem. melakukan proses pencarian berdasar layer yang dipilih. Tampilan halaman proses dari tools yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 16 hingga Lampiran 22. Pada halaman peta informasi erosi, terdapat 7 kategori pembagian layer berdasarkan jenisnya, yaitu : 1 Kategori Peta Dasar Kategori ini terdiri atas 8 layer yaitu layer batas kabupaten, batas kecamatan, batas desa, nama kabupaten, nama kecamatan, nama desa, sungai dan jalan.

24 14 Gambar 11 Halaman Peta Informasi Erosi. Layer batas kabupaten, batas kecamatan dan Legenda untuk layer nilai erodibilitas tanah batas desa menggunakan legenda dengan menggunakan simbol kotak berwana simbol berbentuk garis. Layer sungai dan sedangkan untuk layer kelas erodibilitas jalan juga menggunakan simbol berbentuk garis dan masing-masing berwarna biru dan merah. Berbeda halnya untuk layer nama tanah menggunakan simbol kotak berwarna dari warna merah muda hingga merah tua. Bahwa nilai K bisa ditampilkan seluruhnya kabupaten, nama kecamatan dan nama desa dengan pengelompokan. Dalam hal ini yang masing-masing menggunakan legenda simbol kotak hitam di dalam kotak putih, dicontohkan pengelompokan nilai K seperti pada gambar 13. berbentuk kotak yang dikelilingi lingkaran kecil, dan berbentuk kotak hitam transparanputih. Legenda ini dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Legenda Untuk Kategori Peta Administrasi. 2 Kategori Faktor R Kategori Faktor R berisi tentang informasi layer curah hujan. Kategori ini hanya terdiri atas layer nilai curah hujan dan nama stasiun curah hujan. Legenda untuk layer nilai curah hujan menggunakan simbol kotak berwana sedangkan untuk layer nama stasiun menggunakan legenda simbol kotak hitam dalam kotak putih. 3 Kategori Faktor K Kategori Faktor K berisi tentang informasi kerentanan tanah terhadap erosi. Kategori ini terdiri atas 2 layer yaitu layer nilai erodibilitas tanah dan layer kelas erodibilitas tanah. Gambar 13 Legenda untuk Kelas Erodibilitas Tanah. 4 Kategori Faktor LS Kategori Faktor LS berisi tentang layer nilai kemiringan lereng dengan legenda berupa simbol kotak dengan warna yang berbeda. Kemiringan lereng di DAS Cidanau dikelompokkan menjadi lima kelas yaitu (0-8)%, (>8-15)%, (>15-25)%, (>25-40)% dan (>40)%. Ternyata DAS Cidanau didominasi oleh kemiringan lereng (0-8)% dengan luas sebesar 31.73% yang menyebar di rawa danau, dataran pantai di bagian hilir DAS Cidanau dan secara berurutan diikuti dengan kelas kemiringan lereng (>25-40)%, (>8-15)%, (>40)%, dan (>15-25)%. Luas kemiringan lereng disajikan pada Tabel 3.

25 15 Tabel 3 Luas Kelas Kemiringan Lereng Kelas kemiringan lereng Luas ha % (0-8)% (>8-15)% (>15-25)% (>25-40)% >40% Jumlah Kategori Faktor C Kategori Faktor C berisi tentang informasi pengelolaan tanaman. Pada kategori ini terdiri atas layer penggunaan lahan, elevasi dan nilai faktor pengelolaan tanaman. Ketiga layer tersebut menggunakan legenda berupa simbol kotak dengan warna yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa DAS Cidanau didominasi oleh nilai C sebesar 0.2 dengan luas ha. Nilai (C=0.2) menunjukkan penggunaan lahan berupa tanaman tahunan dengan kerapatan sedang. Sebaliknya luas dari nilai C paling rendah adalah sebesar ha dengan nilai sebesar 0.1. Ini menggambarkan bahwa daerah tersebut berupa tanaman tahunan dengan kerapatan tinggi. 6 Kategori Faktor P Kategori Faktor P berisi tentang informasi tindakan konservasi. Pada kategori ini terdiri atas layer penggunaan lahan, elevasi dan nilai faktor tindakan konservasi. Ketiga layer tersebut menggunakan legenda berupa simbol kotak dengan warna yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa DAS Cidanau didominasi oleh nilai tindakan konservasi sebesar 0.5 dengan luas ha. Nilai (P=0.5) menunjukkan penggunaan lahan berupa tanaman tahunan dengan kerapatan sedang. Nilai P sebesar 0.1 menduduki luas penggunaan lahan paling rendah berupa tanaman tahunan dengan kerapatan tinggi sebesar ha. Ini menggambarkan bahwa daerah tersebut berupa tanaman tahunan dengan kerapatan tinggi. 7 Kategori Erosi Kategori ini terdiri atas layer erosi DAS Cidanau 2006 dan layer luas erosi. Pada Layer tersebut berisi informasi tentang erosi yang terjadi di DAS Cidanau dari informasi erosi sangat ringan hingga erosi sangat berat. Untuk erosi sangat ringan legenda yang digunakan adalah simbol dengan kotak berwana biru muda sedangkan untuk erosi sangat berat digunakan legenda dengan simbol kotak berwana biru tua. ternyata DAS Cidanau didominasi oleh kelas erosi sangat ringan dengan luas ha. Pengujian Sistem Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer, Mozilla Firefox dan Opera. Administrator dan pengguna biasa dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan hak akses dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data. Hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam sistem ini dikarenakan batasan sistem, tetapi menggunakan perangkat lunak ArcView untuk melakukan manipulasi data spasial. Pengujian terhadap sistem dilakukan menggunakan metode black-box. Aspek-aspek yang diuji dalam sistem ini adalah fungsifungsi, antarmuka sistem, struktur basis data pada sistem. Pengujian dilakukan dengan cara memberi masukan tertentu untuk diperiksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Daftar menu yang diuji dan kasus uji dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Pengujian Black-Box Kasus uji Menu Utama Sistem Menu Login Menu Administrator Menu Antarmuka Peta Menu yang diuji Informasi tentang situs Pencarian tentang erosi dan faktor erosi Informasi tentang faktor erosi Menu hubungi kami Login administrator Ubah Password Konfigurasi informasi spasial Zoom slider Undo Redo Perbesar peta Perkecil peta Geser peta Identifikasi layer Select Auto identity Pengukuran jarak Tambah objek baru Refresh Hasil pengujian sistem dengan metode black-box dapat dilihat pada Lampiran 23.

26 16 Hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa aplikasi ini dinilai baik dalam penilaian antarmuka dan kegunaan fungsi-fungsinya serta struktur basis data yang dikembangkan. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dapat mengimplementasikan sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau berbasis web sehingga tujuan dari penelitian ini tercapai. Sistem informasi yang dibuat mampu menyajikan informasi tentang faktor penyebab erosi yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan lereng, tindakan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi serta perhitungan erosi menggunakan metode USLE (Universal Soil Lost Equation). Berdasarkan hasil perhitungan prediksi erosi menggunakan USLE diperoleh bahwa DAS Cidanau didominasi oleh tingkat erosi yang sangat ringan dengan luas sebesar ha. Sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau diaplikasikan untuk mengembangkan sistem web mapping yang statis menjadi dinamis dan interaktif, terutama untuk situs Indonesia yang menggunakan peta statis dalam penyajian digital di web. Dikatakan dinamis karena dalam penyajiannya sistem ini dibangun menggunakan framework Pmapper yang menyediakan fungsi yang besar serta multiple untuk memanipulasi peta. Fungsi manipulasi peta yang tersedia yaitu mencari suatu lokasi kabupaten di DAS Cidanau, mengetahui daerah dengan tingkat erosi tertentu, memperbesar dan memperkecil ukuran skala peta, melakukan cetak peta dalam bentuk PDF atau HTML, identifikasi layer secara automatis, melakukan pengukuran jarak, menambahkan objek baru dan mengambil informasi yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Sistem ini berbasis web online sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses dimanapun dan kapanpun. Sistem ini dilengkapi dengan keterangan mengenai erosi, faktor penyebab erosi dan pencarian kata untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi. Saran Sistem informasi geografis erosi DAS Cidanau masih memiliki kelemahan yaitu sistem ini melakukan pengolahan data di awal seperti overlay di ArcView dan halaman peta terbatas presentasi data saja tanpa dilakukan pengolahan data. Dengan demikian, Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data pada framework yang digunakan yaitu tidak hanya sebatas overlay untuk data vektor saja tapi bisa dilakukan overlay data raster. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman A, Sukmana S Prediksi erosi dengan metode USLE : Beberapa masalah dalam penerapannya di DAS bagian hulu. Malang: Departemen Pertanian. Arsyad S Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. Asdak C Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM Press. [Dephut] Departemen Kehutanan Pedoman penyusunan rencana teknis lapang rehabilitasi lahan dan konservasi tanah di daerah aliran sungai. Jakarta : Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. National Center for Geographic Information and Analysis State University of New York at Buffalo GIS Development Guide Volume (1):11. [terhubung berkala] [ 28 Nopember 2008]. Kang TC Introduction to Geographic Information System. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Kropla B Beginning Mapserver : Open Source GIS Development. USA: Appres. Mitchell T Web Mapping Illustrated. Sebastopol Canada: O'Reilly Media Inc. Morgan RPC Soil Erosion and Conversation. Hongkong: Longman Group. Munibah K Model spasial perubahan penggunaan lahan berwawasan lingkungan, studi kasus DAS Cidanau [disertasi]. Bogor: Program Pascarjana, Institut Pertanian Bogor. Peng ZR, Ming HT Internet GIS: Distributed Geographic Information Services for the Internet and Wireless Networks. New Jersey: John Wiley and Sons Inc. Pmapper Homepage. [11 Maret 2008]. Poerbandono, Basyar A, Harto AB Spatial Modelling of Sediment Transport over the Upper Citarum Cathment. ITB: Bandung.

27 17 Ramsey P. Introduction to PostGIS. ostgis.pdf [11 Maret 2008]. Schwab GO, Frevert RK, Edminster TW, Barnes KB Soil and Water Engineering. Ed ke-3. New York: John Wiley and Sons. Selbe MJ Hillslope Materials and Processes. Ed ke-2. Oxford: Oxford university press. Soewarno Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung: Penerbit Nova. Three-Tier Architecture homepage. ms685068(vs.85).aspx [24 Januari 2009]

28 LAMPIRAN 18

29 19 Lampiran 1 Input Proses Output Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1 1 Menampilkan Peta Navigasi peta Informasi peta DAS Menyediakan informasi DAS Cidanau Cidanau berupa peta Terkait DAS administrasi DAS Cidanau. Peta bersifat Cidanau, faktor interaktif yaitu dapat penyebab erosi dan dilakukan operasioperasi tingkat erosi sesuai fungsi yang tersedia Zoom to full extent Klik tombol Kembali ke tampilan Sistem menampilkan Zoom to full peta pada saat awal kembali keadaan peta extent membuka halaman dengan koordinat antarmuka peta ekstensi yang sebenarnya. 1.2 Zoom Slider Klik dan Geser Tampilan peta Sistem menampilkan ke atas Zoom dengan skala peta dengan skala yang Slider maksimum sesuai berbeda. dengan besarnya frame 1.3 Back Klik Tombol Kembali ke tampilan Sistem menampilkan Back peta satu operasi kembali keadaan satu zoom sebelumnya operasi zoom sebelumnya (bila ada) 1.4 Forward Klik Tombol Sistem menampilkan Forward 1.5 Pan Klik Tombol Pan lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser 1.6 Zoom in Klik Tombol Zoom In lalu pilih area yang akan dilakukan perbesaran 1.7 Zoom out Klik Tombol Zoom Out lalu pilih area yang akan dilakukan pengecilan 1.8 Identifikasi layer Klik Tombol Identity dan klik lokasi pada peta yang akan diidentifikasi 1.9 Identifikasi layer secara otomatis Klik Tombol Auto Identity dan tentukan lokasi pada peta yang akan diidentifikasi tanpa melakukan klik pada objek yang diinginkan Kembali ke tampilan peta satu operasi zoom setelahnya Tampilan peta sesuai dengan pergeseran posisi tampilan yang diinginkan Tampilan peta dengan skala yang lebih besar Tampilan peta dengan skala yang lebih kecil Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut objek yang dipilih. Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut objek terkait kembali keadaan satu operasi zoom setelahnya (bila ada). Sistem menampilkan peta sesuai dengan pergeseran posisi tampilan yang diinginkan. Sistem menampilkan peta dengan skala yang lebih besar. Sistem menampilkan peta dengan skala yang lebih kecil. Sistem menampilkan informasi dengan keluaran berupa tabel atribut objek terkait. Sistem menampilkan informasi dengan keluaran berupa tabel atribut objek terkait.

30 20 Lampiran 1 Lanjutan Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Tambah objek baru Klik Tombol Tampilan peta Sistem menampilkan Add point of dengan objek baru peta dengan objek yang interest dan klik baru. lokasi pada peta yang akan ditambahkan objek baru kemudian masukkan nama objek tersebut 1.11 Pengukuran jarak Klik tombol Tampilan jarak Sistem menampilkan measure dan sebenarnya di dunia jarak yang sebenarnya tentukan titik nyata sesuai dengan di dunia nyata sesuai awal dan titik perbandingan skala dengan perbandingan akhir peta skala peta. pengukuran 1.12 Search Peta Memilih layer Peta dengan layer Sistem menampilkan yang akan dicari yang dicari layer yang dicari kemudian dengan memberikan memasukkan warna yang berbeda nama yang akan untuk lokasi yang dicari dicari Print preview Klik tombol Print preview dan pilih skala yang diinginkan 1 2 Pencarian kata pada Klik menu menu search tentang search dan faktor erosi dan masukkan kata tingkat erosi kunci yang dicari 3 Manipulasi data Klik menu login dan masukkan username dan password Update data Klik tombol edit dan masukkan data yang baru kemudian klik tombol update 3.2 Hapus data Klik tombol edit dan pilih informasi spasial yang akan dihapus 3.3 Ubah password Klik menu ubah password dan masukkan password baru 3.4 Logout Klik menu logout Tampilan Print preview sesuai dengan skala yang dinginkan Tampilan hasil pencarian Tampilan administrator menu Tampilan data yang telah di-update Tampilan data yang telah dihapus Tampilan password yang telah diubah Tampilan Utama Halaman Sistem Menampilkan Print preview sesuai dengan skala yang diinginkan. Sistem menampilkan data hasil pencarian. Sistem melakukan verifikasi password dan menampilkan menu admin. Sistem melakukan update data pada informasi spasial. Sistem melakukan penghapusan data pada informasi spasial. Sistem memasukkan data password baru untuk mengganti password lama di basis data Sistem menampilkan halaman utama.

31 Lampiran 2 DFD Level 1 Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau 21

32 22 Lampiran 3 Kriteria Pengujian Perangkat Lunak Untuk pengujian perangkat lunak dalam membuat data spasial dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu capabilities dan performance. Pengujian capabilities dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menjalankan tugas khusus seperti proses overlay, melakukan export ke.map, membuat file.sql dan lain-lain. Untuk pengujian performance berhubungan dengan seberapa baik dan seberapa cepat perangkat lunak menjalankan tugas yang diminta. Secara umum kedua perangkat lunak (ArcView dan MapInfo) merupakan perangkat lunak yang mendukung antarmuka berbasis grafik (Graphical User Interface) sehingga memudahkan pengguna untuk bernavigasi. Selain itu keduanya juga dapat membantu pengguna untuk membuat data spasial dalam format shapefile. Hanya saja ArcView memberikan nilai benchmark yang baik karena perangkat lunak ini dapat melakukan tugas khusus yang diminta berupa overlay, export ke.map dibanding dengan MapInfo. Capabilities yang baik akan memberikan nilai performance yang baik pula. Untuk pengujian perangkat lunak dalam pengembangan sistem berbasis web, kriteria yang digunakan adalah ketersediaan library yang mendukung interaksi antara peta dengan pengguna dan license and Maintenance costs. Secara umum kedua perangkat lunak (Mapserver dan ArcIMS) memiliki library yang mendukung interaksi antara peta yang ada dengan pengguna sistem tersebut. Adapun perbedaan yang mendasar keduanya adalah Mapserver merupakan perangkat lunak yang open source sedangkan ArcIMS merupakan perangkat lunak yang komersial. Perbedaan inilah yang memberikan nilai benchmark yang baik untuk Mapserver dengan kelebihan yang dimiliki. Untuk pengujian perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS) dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu license and Maintenance costs dan capabilities. License and Maintenance costs dikatakan baik jika perangkat tersebut meminimalkan biaya dan Pengujian capabilities dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menyimpan data spasial ke dalam suatu basis data relasional. Perangkat lunak yang tersedia adalah MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL. MS SQL Server mempunyai library yang lebih banyak dibandingkan MySQL. Hanya saja, tidak seperti MySQL yang bersifat open source, MS SQL Server merupakan perangkat lunak yang bersifat komersial. Namun nilai benchmark yang baik adalah PostgreSQL dalam Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS). Hal ini dikarenakan postgresql merupakan perangkat lunak open source. Selain itu, postgresql juga memiliki kemampuan untuk melakukan kueri secara spasial. Kemampuan menyimpan data spasial inilah yang tidak dimiliki MySQL.

33 23 Lampiran 3 lanjutan Kriteria Pengujian Perangkat Keras Untuk pengujian kinerja perangkat keras digunakan aplikasi Everest Ultimate Edition. Everest digunakan untuk menguji kinerja sistem seperti kemampuan prosesor dengan parameter pembanding dengan CPU lain. Hasil yang didapat pada pengujian ini bahwa perangkat keras yang dipilih memiliki kemampuan CPU yang baik. Hal ini dikarenakan kemampuan memori latency dan pipeline yang digunakan adalah paling pendek sehingga menghasilkan nilai benchmark yang baik. Pengujian ini dijalankan menggunakan sistem operasi Microsoft windows XP Profesional dengan platform Intel pentium. Platform intel dipilih karena perangkat lunak yang diuji pada penelitian ini lebih kompatibel pada platform intel dengan windows sebagai sistem operasinya dibanding dengan pemakaian produk Macintosh.

34 Lampiran 4 Diagram Keterhubungan Antartabel Informasi DAS Cidanau 24

35 25 Lampiran 5 Struktur Basis Data Sistem Informasi Geografis Erosi DAS Cidanau 1 bts_desa (Spasial) Gid Integer Id spasial batas desa length Integer Ukuran batas desa the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer batas desa 2 bts_kec (Spasial) Gid Integer Id spasial batas kecamatan length Integer Ukuran batas kecamatan the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer batas kecamatan 3 bts_kab (Spasial) Gid Integer Id spasial batas kabupaten length Integer Ukuran batas kabupaten the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer batas kabupaten 4 desa (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi desa kecamatan Varchar Nama Kecamatan Kabupaten Varchar Nama Kabupaten desa Varchar Nama Desa hectares float Luas dalam satuan hektar perimeter Float Keliling desa the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer administrasi desa 5 kecamatan (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi kecamatan kecamatan Varchar Nama Kecamatan Kabupaten Varchar Nama Kabupaten Desa Varchar Nama Desa hectares float Luas dalam satuan hektar perimeter Float Keliling desa the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer administrasi kecamatan

36 26 6 kabupaten (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi kabupaten kecamatan Varchar Nama Kecamatan Kabupaten Varchar Nama Kabupaten desa Varchar Nama Desa hectares float Luas dalam satuan hektar perimeter Float Keliling desa the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer administrasi kabupaten 7 ibu_desa (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi nama desa desa Varchar Nama Desa koor_x float Koordinat x koord_y Float Koordinat y the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer administrasi nama desa 8 ibu_camat (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi nama kecamatan nama_kec Varchar Nama Desa koor_x float Koordinat x koord_y Float Koordinat y the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer administrasi nama kecamatan 9 ibu_paten (Spasial) Gid Integer Id spasial administrasi nama kabupaten nama Varchar Nama Kabupaten koor_x float Koordinat x koord_y Float Koordinat y the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer administrasi nama kabupaten

37 27 10 jalan_kol (Spasial) Gid Integer Id spasial jalan kolektor layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa jalan kolektor the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan kolektor 11 jalan_lain (Spasial) Gid Integer Id spasial jalan lain layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa jalan lain the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan lain 12 jalan_lokal (Spasial) Gid Integer Id spasial jalan lokal layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa jalan lokal the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan lokal 13 jalan_tapak (Spasial) Gid Integer Id spasial jalan setapak layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa jalan setapak the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan setapak 14 sungai_kecil (Spasial) Gid Integer Id spasial sungai kecil layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa sungai kecil the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer sungai kecil 15 sungai (Spasial) Gid Integer Id spasial sungai Sungai Varchar Nama sungai the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer sungai

38 28 16 n_kmean_comb (Spasial) Gid Integer Id spasial erodibilitas tanah K_mean Float Nilai dari erodibilitas tanah the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer erodibilitas tanah 17 n_kmean_comb1 (Spasial) Gid Integer Id spasial erodibilitas tanah K_mean Float Nilai dari erodibilitas tanah Luas_ha Float Luas dari erodibilitas tanah the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer erodibilitas tanah 18 sum_k (Spasial) Gid Integer Id spasial erodibilitas tanah Sum_luas_ha Float Jumlah masing-masing luas dari erodibilitas tanah K_mean Float Kelas dari erodibilitas tanah the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer erodibilitas tanah 19 n_lsmean_comb (Spasial) Gid Integer Id spasial kemiringan lereng Ls_mean Float Nilai dari kemiringan lereng Luas_ha Float Luas dari kemiringan lereng Kel_ler Varchar Kelas dari kemiringan lereng the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer kemiringan lereng 20 sum_ls (Spasial) Gid Integer Id spasial kemiringan lereng Sum_luas_ha Float Jumlah masing-masing luas dari kemiringan lereng Kel_ler Varchar Kelas dari kemiringan lereng the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer kemiringan lereng 21 r_baru_comb Gid Integer Id spasial erosivitas hujan R_baru Float Nilai dari erosivitas hujan Luas_ha Float Luas dari erosivitas hujan stasiun Varchar Nama stasiun curah hujan the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer erosivitas hujan

39 29 22 stasiun Gid Integer Id spasial erosivitas hujan Nilai_r Float Nilai dari erosivitas hujan Luas_ha Float Luas dari erosivitas hujan Nama_sta Varchar Nama stasiun curah hujan the_geom Geometry Berisi informasi spasial point layer erosivitas hujan 23 re_elev_comb Gid Integer Id spasial elevasi Re_elevasi Varchar Keterangan dari elevasi Luas_ha Float Luas dari elevasi the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer elevasi 24 re_elev_comb1 Gid Integer Id spasial elevasi1 Re_elevasi Varchar Keterangan dari elevasi1 Luas_ha Float Luas dari elevasi1 the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer elevasi1 25 use06_rice7comb Gid Integer Id spasial penggunaan lahan Land_cover Varchar Keterangan dari penggunaan lahan Area Float Luas dari penggunaan lahan dalam area Perimeter Float Keliling dari penggunaan lahan Hectares Float Luas dari penggunaan lahan dalam hektar the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer penggunaan lahan1 26 use06_rice7comb1 Gid Integer Id spasial penggunaan lahan1 Land_cover Varchar Keterangan dari penggunaan lahan1 Area Float Luas dari penggunaan lahan1 dalam area Perimeter Float Keliling dari penggunaan lahan1 Hectares Float Luas dari penggunaan lahan1 dalam hektar the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer penggunaan lahan1 27 nilai_c Gid Integer Id spasial pengelolaan tanaman (nilai_c) Land_cover Varchar Keterangan dari penggunaan lahan Re_elevasi Varchar Keterangan dari elevasi Value_c Float Nilai dari pengelolaan tanaman Luas_ha Float Luas dari pengelolaan tanaman dalam hektar the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer pengelolaan tanaman

40 30 28 sum_c Gid Integer Id spasial total luas pengelolaan tanaman Value_c Float Nilai dari pengelolaan tanaman Sum_luas_ha Float Luas total masing-masing nilai c the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer pengelolaan tanaman 29 nilai_p Gid Integer Id spasial tindakan konservasi (nilai_p) Land_cover Varchar Keterangan dari penggunaan lahan Re_elevasi Varchar Keterangan dari elevasi Value_p Float Nilai dari tindakan konservasi Luas_ha Float Luas dari tindakan konservasi dalam hektar the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer tindakan konservasi 30 sum_p Gid Integer Id spasial total luas tindakan konservasi Value_p Float Nilai dari tindakan konservasi Sum_luas_ha Float Luas total masing-masing nilai p the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer tindakan konservasi 31 jalan Gid Integer Id spasial jalan layer Varchar Berupa layer garis keterangan Varchar Keterangan berupa jalan the_geom Geometry Berisi informasi spasial multiline layer jalan 32 erosi Gid Integer Id spasial erosi R_baru float Nilai dari erosivitas hujan Stasiun Varchar Nama dari stasiun curah hujan K_mean Float Nilai dari erodibilitas tanah Ls_mean Float Nilai dari kemiringan lereng Re_elevasi Varchar Keterangan dari elevasi Land_cover Varchar Keterangan dari penggunaan lahan Value_c Float Nilai dari pengelolaan tanaman Value_p Float Nilai dari tindakan konservasi Value_a Float Nilai dari erosi aktual Ket_erosi Varchar Keterangan dari erosi aktual Luas_ha Float Luas dari erosi aktual the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer erosi

41 31 33 Kelas_erosi Gid Integer Id spasial kelas erosi Ket_erosi Varchar Keterangan dari erosi aktual Kel_erosi Varchar Kelas dari masing-masing erosi Sum_luas_ha Float Luas dari masing-masing erosi the_geom Geometry Berisi informasi spasial multipoligon layer kelas erosi 34 Geometry_columns F_table_catalog Varchar Bernilai F_table_schema Varchar Hak akses tabel (publik) F_table_name Varchar Nama tabel yang memiliki atribut spasial F_Geometry_column Varchar Nama kolom yang berisi informasi spasial (kolom the_geom) coord_dimension Integer Dimensi informasi spasial (bernilai 2 ) Srid Integer Bernilai -1 Type Varchar Tipe informasi spasial (multipoligon, multiline, point) 35 spatial_ref_sys Srid Integer Id Sistem Referensi Spasial auth_name Varchar Bernilai EPSG auth_srid Integer Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name Srtext Varchar Representasi WKT (Well Known Text) dari Sistem Referensi Spasial Proj4text Varchar Berisi definisi koordinat Proj4 Tampilan fisik tabel Erosi

42 32 19 Tampilan fisik tabel Geometry_columns Lampiran 6 Diagram Hirarki Sistem

43 33 Lampiran 6 lanjutan Diagram Hirarki Antarmuka Peta

44 Lampiran 7 Halaman Utama Sistem 34

45 35 Lampiran 8 Halaman Tentang Situs Lampiran 9 Halaman Informasi Spasial

46 36 Lampiran 10 Halaman Faktor Erosi Lampiran 11 Halaman Pengumuman

47 37 Lampiran 12 Halaman Hubungi Kami Lampiran 13 Halaman Peta INFORMASI DASAR Sistem Informasi Geografis DAS Cidanau

48 38 Lampiran 14 Halaman Peta INFORMASI EROSI Sistem Informasi Geografis DAS Cidanau Lampiran 15 Tampilan Proses Penggeseran Peta

49 39 Lampiran 16 Tampilan Proses Identifikasi Layer Lampiran 17 Tampilan Proses Auto Identity

50 40 Lampiran 18 Tampilan Proses Pengukuran Jarak Lampiran 19 Tampilan Proses Tambah Objek Baru

51 41 Lampiran 20 Tampilan Proses Zoom Slider Lampiran 21 Tampilan Proses Search

52 Lampiran 22 Tampilan pada setelah disimpan dan dibuka melalui PDF 42

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem informasi geografis berbasis web saat ini merupakan sistem informasi yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini dikarenakan sistem ini mampu menyajikan informasi

Lebih terperinci

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Data yang telah ada diintegrasikan sehingga dapat ditampilkan melalui sistem. Integrasi tersebut dilakukan dengan membuat suatu mapfile yang berfungsi menyimpan

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Area Kampus IPB yang luas, serta bentuk bangunan yang identik menjadi suatu masalah bagi masyarakat untuk melakukan pencarian ruangan di Kampus IPB Darmaga. Untuk memudahkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 hingga bulan Maret 2011 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lingkup Sistem Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi disusun dengan kombinasi bahasa pemrograman yaitu PHP, HTML, JavaScript. Sistem ini juga disusun dengan bantuan framework

Lebih terperinci

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga LAMPIRAN Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga 20 Lampiran 3 Input Proses Output Id Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Evolusi Web Mapping (Peng &Tsou 2003).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Evolusi Web Mapping (Peng &Tsou 2003). TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem komputer yang mengambil, menyimpan, melakukan kueri, analisis, dan menampilkan data geografis (Chang 2002). Aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN HOTSPOT PROPINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDRI PUSPITA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini menguji beberapa perangkat

Lebih terperinci

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK 1. Pendahuluan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) merupakan institusi pemerintah di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER INDAH KHUROTUL AINI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Geografi Denah Asrama TPB IPB adalah suatu sistem informasi geografi berbasis web yang digunakan untuk memetakan posisi denah,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUTE PERJALANAN OPTIMUM DI KOTA BOGOR MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER YOGA ADI PAMUNGKAS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru)

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) 1 Joko Siswanto, 2 Muhammad Jazman Program Studi Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI ABSTRAK Pembuatan Aplikasi denah kampus Maranatha ini dibangun dengan menggunakan teknologi Web Mapping, yang artinya hasil implementasi peta mulai dari tahap pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyimpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembukaan lahan untuk perumahan dan pemukiman pada daerah aliran sungai (DAS) akhir-akhir ini sangat banyak terjadi khususnya pada kota-kota besar, dengan jumlah dan pertumbuhan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung 1 Eko Priyanto, 2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI Fie Jannatin Aliyah Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

PENDUGAAN EROSI DENGAN METODE USLE (Universal Soil Loss Equation) DI SITU BOJONGSARI, DEPOK

PENDUGAAN EROSI DENGAN METODE USLE (Universal Soil Loss Equation) DI SITU BOJONGSARI, DEPOK PENDUGAAN EROSI DENGAN METODE USLE (Universal Soil Loss Equation) DI SITU BOJONGSARI, DEPOK Oleh: NURINA ENDRA PURNAMA F14104028 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid.

HASIL DAN PEMBAHASAN. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid. antara data raster dengan data vektor sehingga dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid. 10 Pengembangan Sistem Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi web yang telah

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Erosivitas Hujan

II. TINJAUAN PUSTAKA Erosivitas Hujan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Erosi Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu media alami. Pada peristiwa erosi, tanah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Contoh peta statis yang tersedia.

Lampiran 1 Contoh peta statis yang tersedia. LAMPIRAN Lampiran Contoh peta statis yang tersedia www.kotabogor.go.id www.asiamaya.com www.indotravelers.com www.bogorcyberpark.com www.pu.go.id 22 Lampiran 2 Input Proses Output Level Id Proses Nama

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI WEB GIS KAMPUS IPB DARMAGA WINDY DELIANA KHAIRANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGEMBANGAN DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Proses Dasar Sistem Proses dasar pengembangan sistem secara umum terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1 Praproses. Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi seleksi data, transformasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Retno Mufidah 1, Arif Basofi S.Kom., M.T., OCA 2, Arna Farizza S.Kom., M.Kom 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditinjau dari sumber alam, setiap tanah mempunyai daya guna yang berbeda sesuai dengan keadaannya. Jadi langkah pertama dari pengawetan tanah dan air adalah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA 1) Dedy Kurnia Sunaryo 1 Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita, Budi Sulistyo, Devi Pratami Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Model Sekuensial Linear Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur agar sistem yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma A* dan Dijkstra ini menggunakan model waterfall. Model waterfall penelitian untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F14101089 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR FANNY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONSERVASI FAUNA KABUPATEN GARUT JAKA AHMAD JULIARTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNIVERSITAS DI DKI JAKARTA Lindra Yanita, Setia Wirawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina,Depok

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 81 BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 5.1. Implementasi Sistem Implementasi adalah tahap penerapan dan sekaligus pengujian bagi sistem baru serta merupakan tahap dimana aplikasi siap dioperasikan pada keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Pada Sistem Informasi Geografis Penentuan Jumlah Penduduk Yang Kurang Mampu Pada Kecamatan Medan Labuhan Berbasis Web ini terdapat beberapa tampilan hasil

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga pada saat ini, khususnya di bidang komputer grafik, web application, dan teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Usulan Prosedur yang Baru Pada saat ini proses mendapatkan lokasi investasi di Kotamadya Jakarta Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

Lebih terperinci

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE A. Tujuan Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. B. Tools a. MapInfo 10.5 b. PostgreSQL c. PostGIS C. Teori

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambaran SIG... 7 Gambar 2.2 Data pada SIG... 9 Gambar 2.3 Contoh data raster citra satelit... 9 Gambar 2.4 Point pada model data vektor... 10 Gambar 2.5 Contoh data geospasial...

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi; BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1 Perangkas

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Formulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Formulasi 6 a Perancangan Isi Pada tahapan ini dilakukan perancangan isi dan informasi yang akan disajikan. Penyajian peta dilakukan melalui tema-tema yang berbeda. Di lain pihak, halaman tekstual menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENGANALISA POTENSI EROSI PADA DAS ULAR ALFI SYAHRIN PURBA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENGANALISA POTENSI EROSI PADA DAS ULAR ALFI SYAHRIN PURBA APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENGANALISA POTENSI EROSI PADA DAS ULAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh: ALFI SYAHRIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Embung merupakan bangunan air yang menampung, mengalirkan air menuju hilir embung. Embung menerima sedimen yang terjadi akibat erosi lahan dari wilayah tangkapan airnya

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web

Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web Pembuatan Aplikasi Nama-Nama Geografi Berbasis Web Gilang Oktora Putra 1, Bebas Purnawan 2, Diah Kirana Kresnawati 3 ABSTRAK Peta bisa disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari bentuk peta konvensional

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH 062406065 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

Geographics Information System

Geographics Information System Geographics Information System APA ITU GIS? GIS adalah GIS merupakan kependekan dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis atau SIg. Teknologi ini

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan No Makalah : 1.17 EROSI LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN HUJAN DAN DAMPAKNYA PADA UMUR WADUK WAY JEPARA Dyah I. Kusumastuti 1), Nengah Sudiane 2), Yudha Mediawan 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem Informasi yang menunjukkan letak atau pemetaan pada suatu tempat. Dimana yang dapat menjelaskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG Putu Kussa Laksana Utama 1, Amir Fatah Sofyan 2 Abstract Sistem Informasi Geografis Lokasi Hotel di Yogyakarta

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000).

METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000). Gambar 4 Diagram Extended Entity Relationship untuk Activity Pattern (Wang dan Cheng 2000). METODOLOGI PENELITIAN Perubahan posisi objek dari waktu ke waktu dalam dunia nyata atau yang disebut perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS Sulistiyanto Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton E-mail : sulistiyanto@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas atau dikenal sebagai FTI Unand adalah salah satu fakultas di lingkungan Universitas Andalas yang terletak di Limau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan di jelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung Vol., o. 2, 23 24 Ilmu Komputer Unila Publishing etwork all right reserved Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Seminar Nasional Teknologi Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah yang dikerjakan untuk perancangan yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Erosi adalah proses terkikis dan terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah oleh media alami yang berupa air. Tanah dan bagian bagian tanah yang terangkut dari suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci