BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Sub sistem sub sistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Penentuan Standarstandar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi, Perawatan Fasilitas Produksi, dan Penentuan Harga Pokok Produksi. Sub sistem sub sistem dari sistem produksi tersebut akan membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari produk yang dibuat serta bagaimana cara membuatnya (proses produksinya). 8

2 Untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan manufaktur harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-bagian. Gambar 2.1 Sistem Produksi Perusahaan Gambar di atas menunjukkan bahwa sistem produksi berawal dari pemahaman terhadap keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuantemuan dari kegiatan pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap produk-produk tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui part, komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-masing item yang dibutuhkan untuk setiap unit produk yang diinginkan. 9

3 Berdasarkan hasil rancangan ini kemudian ditentukan proses pembuatan (manufacturing) di lantai pabrik yang meliputi tahapan proses. Pada tahapan inilah peran fungsi tata letak fasilitas produksi akan sangat mempengaruhi kelancaran dari proses produksi itu sendiri. 2.2 Tata Letak Fasilitas Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Tata letak pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan. Tata letak atau tata letak pabrik merujuk pada seleksi lokasi untuk tiap departemen, proses, fungsi, atau aktifitas yang akan menjadi bagian dari operasi di dalam suatu fasilitas Pengertian Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Apple (1990, p2), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Kegiatan perencanaan fasilitas berhubungan dengan perencanaan susunan unsur fisik suatu lingkungan. 2) Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003, p67), tata letak pabrik (fasilitas) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan gerakan material, penyimpanan 1 0

4 material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya. 3) Menurut Hari Purnomo (2004, p117), tata letak secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi. Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan, perlengkapan operasi, personalia, dan semua peralatan serta fasilitas yang digunakan dalam proses produksi Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut: 1) Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk mendapatkan produksi yang ekonomis. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif. 2) Susunan fasilitas yang efektif di sekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi. 3) Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan. 4) Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum. 1 1

5 2.2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas Menurut Hari Purnomo (2004, p118), tujuan utama perancangan tata letak fasilitas adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh system produksi akan maksimal. Adapun secara rinci beberapa tujuan perancangan tata letak fasilitas di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Memanfaatkan area yang ada. Perancangan tata letak yang optimal akakn memberikan solusi dalam penghematan penggunaan area (space) yang ada, baik area untuk produksi, gudang, service dan untuk departemen lainnya. 2) Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih besar. Pengaturan yang tepat akan dapat mengurangi investasi di dalam peralatan dan perlengkapan produksi. Peralatan-peralatan dan perlengkapan dalam proses produksi dapat dipergunakan di dalam tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Begitu juga tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya akan dapat lebih berdaya guna. 3) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling). Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitasaktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. 4) Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. 1 2

6 Waktu tunggu dalam proses produksi (production delays) yang berlebihan akan dapat dikurangi dengan pengaturan tata letak yang terkoordinasi dengan baik. Banyaknya perpotongan dari suatu lintasan produksi seringkali menyebabkan terjadinya kemacetankemacetan. 5) Memberi jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi tenaga kerja. Para tenaga kerja tentu saja menginginkan bekerja dalam lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Hal-hal yang dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja harus dihindari. 6) Mempersingkat proses manufaktur. Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya, maka waktu yabng diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari suatu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya dapat dipersingkat pula. Dengan demikian total waktu produksi juga dapat dipersingkat. 7) Mengurangi persediaan setengah jadi. Persediaan barang setengah jadi (work in process inventory) terjadi karena belum selesainya proses produksi dari produk yang bersangkutan. Perancangan tata letak yang baik hendaknya memperhatikan keseimbangan lintasan (line balancing), karena menumpuknya barang setengah jadi salah satunya disebabkan oleh tidak seimbangnya lintasan produksi. 1 3

7 8) Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi kerusakan-kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran-getaran, debu, panas, dan lain-lain dapat secara mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan. 9) Mempermudah aktivitas supervisi. Penempatan ruang supervisor yang tepat akan memberikan keleluasaan bagi supervisor untuk mengawasi aktivitas yang sedang berlangsung di area kerja Prinsip-Prinsip Dasar di Dalam Perancangan Tata Letak Fasilitas Dalam perencanaan tata letak fasilitas produksi ada enam prinsip dasar yang bisa dipakai, yaitu: 1) Prinsip integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi. Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi. 2) Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya. 3) Prinsip aliran dari suatu proses kerja. Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi. 1 4

8 4) Prinsip pemanfaatan ruangan. Pada dasarnya tata letak adalah pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Mereka ini memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume (cubic space) dan tidak hanya sekedar aspek luas (floor space). Jadi dalam perencanaan tata letak harus diperhatikan faktor dimensi ruangan dan gerakan-gerakan dari orang, bahan, atau mesin juga terjadi dalam salah satu arah dari tiga sumbu yaitu sumbu x, sumbu y atau sumbu z. 5) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja. Dengan membuat suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan, maka akan memberikan moral pekerja yang lebih baik dan mengurangi ongkos produksi. Selain itu, layout tidak dapat dikatakan baik apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya. 6) Prinsip fleksibilitas. Tata letak yang direncanakan fleksibel untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dan / atau suatu layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah. 2.3 Tipe-Tipe Tata Letak Fasilitas Dalam perancangan tata letak dan fasilitas, dikenal empat tipe dasar tata letak lantai produksi yang pada umumnya banyak diterapkan yaitu Product Layout, Fix Layout, Group Technology Layout dan Process Layout. 1. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout) Product layout dapat didefinisikan sebagai metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu 1 5

9 departemen tertentu atau khusus. Suatu produk akan dapat dikerjakan sampai selesai dalam departemen tersebut tanpa perlu dipindah-pindahkan ke departemen yang lain. Di sini bahan baku akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya secara langsung. Mesin / peralatan produksi diatur sesuai dengan urutan proses pengerjaan produk / komponen. Pengaturan jenis ini biasanya digunakan untuk membuat produk dalam jumlah yang banyak secara terus menerus dalam waktu produksi yang lama dan jenis produk yang dibuat tidak banyak. Berikut akan diberikan gambar yang mengilustrasikan sebuah tata letak fasilitas produksi berdasarkan Product Layout. Gambar 2.2 Tata Letak Product Layout Beberapa keuntungan yang didapat dari pengaturan tata letak fasilitas produksi tipe ini antara lain: a) Aliran pemindahan berlangsung lancar, sederhana, logis dan biaya material handling rendah karena di sini aktivitas pemindahan bahan menurut jarak yang terpendek. b) Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat. 1 6

10 c) Work in process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan. d) Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal. Tipe layout ini juga memberikan beberapa kerugian antara lain: a) Adanya kerusakan salah satu mesin (machine break down) akan dapat menghentikan aliran proses produksi secara total. Di sini tidak memungkinkan untuk memindahkan beban ke mesin lain (sejenis) karena akan mengganggu aliran untuk membuat produk lain tersebut. b) Tidak adanya fleksibilitas untuk membuat produk yang berbeda. Perubahan rancangan produk akan menyebabkan layout menjadi tidak efektif lagi dipakai. c) Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan bagi aliran produksi. d) Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin baik dari segi jumlah maupun akibat spesialisasi yang harus dimilikinya. 2. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix material location product layout atau fix layout). Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi mesin, manusia, dam komponen lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi tetap. Biasanya tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk-produk dengan skala ukuran besar seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh berikut: 1 7

11 Gambar 2.3 Tata Letak Fix Layout Beberapa keuntungan dari penerapan tipe layout ini adalah: a) Karena yang bergerak pindah adalah fasilitas-fasilitas produksi, maka perpindahan material bisa dikurangi. b) Kesempatan untuk melakukan pengkayaan (job enrichment) dengan mudah bisa diberikan, demikian pula untuk meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja bisa dilaksanakan karena di sini dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh. c) Fleksibilitas kerja sangat tinggi, karena fasilitas-fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dalam rancangan produk, berbagai macam variasi produk yang harus dibuat (product mix) atau volume produksi. Beberapa kerugian dari penerapan layout ini adalah sebagai berikut: a) Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operator pada saat operasi kerja berlangsung. b) Memerlukan operator dengan skill yang tinggi di samping aktivitas supervisi yang lebih umum dan intensif. c) Adanya duplikasi peralatan kerja yang akhirnya menyebabkan space area dan tempat untuk barang setengah jadi (work in-process). 1 8

12 3. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (product family layout atau technology layout). Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir, tetapi dikelompokkan berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh berikut: Gambar 2.4 Tata Letak Group Technology Layout Penerapan layout tipe ini memberikan beberapa keuntungan antara lain: a) Dengan adanya pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal. b) Lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material diharapkan lebih pendek bila dibandingkan tata letak berdasarkan fungsi atau macam proses (process layout). c) Memiliki keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dari product layout dan process layout karena pada dasarnya pengaturan tata letak tipe kelompok produk merupakan kombinasi dari kedua tipe layout tersebut. 1 9

13 d) Umumnya cenderung menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga mestinya juga akan lebih rendah. Adapun kerugian dari tipe layout ini adalah: a) Diperlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi untuk mengoperasikan semua fasilitas produksi yang ada. Untuk ini diperlukan aktivitas supervisi yang ketat. b) Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi khususnya dalam hal menjaga keseimbangan aliran kerja yang bergerak melalui individu-individu sel yang ada. c) Bilamana keseimbangan aliran setiap sel yang ada sulit dicapai, maka diperlukan adanya buffers & work-in-process storage. d) Kesempatan untuk bisa mengaplikasikan fasilitas produksi tipe Special-purpose sulit dilakukan. 4. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses (functional atau process layout). Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe / jenis sama ke dalam satu departemen. Jadi mesin dikelompokkan sesuai dengan kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi dengan variasi produknya tinggi dan volume produksinya rendah. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh berikut: 2 0

14 Gambar 2.5 Tata Letak Process Layout Keuntungan dari penerapan layout tipe ini adalah: a) Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan/atau peralatan produksi lainnya, karena di sini yang dipergunakan adalah mesin yang umum (general purpose). b) Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk. Pendayagunaan mesin tentu saja akan tampak lebih maksimal. c) Pengendalian dan pengawasan akan lebih lebih mudah dan baik terutama untuk pekerjaan yang sukar dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. d) Mudah untuk mengatasi breakdown daripada mesin, yaitu dengan cara memindahkannya ke mesin yang lain tanpa banyak menimbulkan hambatan-hambatan signifikan. Beberapa kerugian dari penerapan layout ini adalah: a) Karena pengaturan tata letak mesin tergantung pada macam proses atau fungsi kerjanya dan tidak tergantung pada urutan proses produksi, maka hal ini menyebabkan aktivitas pemindahan material. 2 1

15 b) Adanya kesulitan dalam hal menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi yang ada akan memerlukan penambahan space area untuk work-in process storage. c) Tipe process layout biasanya diaplikasikan untuk kegiatan job order yang mana banyaknya macam produk yang harus dibuat juga menyebabkan proses dan pengendalian produksi menjadi kompleks. d) Diperlukan skill operator yang tinggi guna menangani berbagai macam aktivitas produksi yang memiliki variasi besar. 2.4 Pola Aliran Pemindahan Bahan Proses Produksi Menurut Sritomo (2003, p ), terdapat lima pola aliran bahan dalam proses produksi yang mana dibedakan sebagai berikut: 1. Straight Line Gambar 2.6 Pola Straight Line Pola aliran ini umum dipakai bilamana proses produksinya berlangsung singkat, relatif sederhana dan umumnya terdiri dari beberapa komponen-komponen atau beberapa macam perlengkapan produksi. Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan m e m b e r i k a n : a) Jarak terpendek antara 2 (dua) titik. b) Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin terakhir. 2 2

16 c) Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak antara masing-masing mesin adalah yang sependekpendeknya. 2. Serpentine atau zig-zag (S-Shaped) Gambar 2.7 Pola Serpentine atau zig-zag (S-Shaped) Pola aliran berdasarkan garis-garis patah-patah ini digunakan jika aliran produk lebih panjang dari ruangan yang ditempati. Karena panjangnya proses, maka aliran dibuat zig-zag. 3. U-shape Gambar 2.8 Pola U-shape Pola ini digunakan jika aliran masuk material dan aliran keluarnya produk pada lokasi yang relatif sama. 4. Circular Pola ini digunakan jika keluar masuknya material dan produk pada satu tempat / satu pintu. Kondisi ini memudahkan dalam pengawasan keluar masuknya barang. Gambar 2.9 Circular 2 3

17 5. Odd-Angle Gambar 2.10 Pola Odd-Angle Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi-kondisi berikut: Bila proses handling dilaksanakan secara mekanis. Bila keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan. Bila dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitasfasilitas produksi yang ada. 2.5 Pengukuran Kerja Definisi Pengukuran Kerja dan Pembagian Pengukuran Kerja Pengukuran kerja merupakan bagian dari penelitian cara kerja, Pengukuran kerja adalah pengukuran kerja dilihat dari waktu kerja pada saat operator melakukan kerja. Metode ini menetapkan keseimbangan antara kegiatan dengan manusia yang dikontribusikan dengan output yang akan dihasilkan. Pengukuran kerja dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pengukuran kerja langsung Pengukuran kerja langsung adalah pengukuran waktu kerja yang dilakukan secara langsung di lokasi dimana proses kerja berlangsung. Cara pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa stopwatch dan sampling kerja. 2 4

18 2) Pengukuran kerja tidak langsung Adalah pengukuran kerja dengan cara dihitung dengan metode standar data / formula, pengukuran kerja dengan analisa regresi, penetapan waktu baku dengan data gerakan. Dalam hal ini pengamat tidak harus berada di tempat pengukuran kerja Waktu Baku Waktu baku didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memilki tingkat keahlian rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Manfaat dari waktu baku yaitu: 1) Untuk membuat penjadwalan kerja mengenai seberapa lama suatu pekerjaan berlangsung. 2) Untuk merencanakan berapa banyak output yang dapat dihasilkan. 3) Untuk mengetahui seberapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan waktu baku adalah: a) Faktor penyesuaian Faktor penyesuaian diberikan berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaannya terkadang tidak sama / konstan seperti sangat cepat saat diburu waktu, atau sangat lambat saat menemukan kesulitan akibat pengaruh kondisi lingkungan kerja yang tidak baik. 2 5

19 b) Faktor kelonggaran Faktor kelonggran diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan pekerja di luar kerja yang terjadi selama pekerjaan berlangsung seperti kebutuhan pribadi, hambatan kerja yang tidak dapat dihilangkan, dan kebutuhan untuk melepas lelah. Menurut Sutalaksana (1979, p ), rumus yang digunakan dalam perhitungan waktu baku adalah : Waktu Normal = Waktu Siklus Ratarata (1+P). (2.1) Waktu Baku = Waktu Normal di mana : 2.6 Peta Kerja P = Faktor Penyesuaian A = Persentase Faktor Kelonggaran Definisi Peta Kerja % % %. (2.2) Menurut Sutalaksana (1979, p15), peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasiinformasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki metode kerja Simbol-Simbol Dalam Peta Kerja Simbol-simbol yang dipergunakan dikeluarkan oleh America Society of Mechanical Engineers (ASME) adalah sebagai berikut: a) = OPERASI Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda-benda kerja mengalami perubahan sifat fisik maupun kimiawi. 2 6

20 b) = INSPEKSI Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. c) = TRANSPORTASI Kegiatan yang dilakukan bila benda kerja, pekerja, atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. d) = STORAGE Proses penyimpanan terjadi bila benda kerja disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. e) = DELAY Proses ini terjadi apabila benda kerja menunggu untuk diproses ke tahap selanjutnya Macam-Macam Peta Kerja Berdasarkan kegiatannya, peta kerja yang ada sekarang ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu: 1) Peta Kerja Untuk Menganalisa Kegiatan Kerja Keseluruhan Peta Proses Operasi Adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi 2 7

21 dan pemeriksaan. Informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau mesin yang digunakan. Biasanya peta proses operasi digunakan untuk mengetahui kebutuhan mesin, memperkirakan kebutuhan bahan baku, melakukan perbaikan cara kerja, dan menentukan tata letak pabrik. Peta ALiran Proses Adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses berlangsung. Peta Proses Kelompok Kerja Merupakan hasil pengembangan dari suatu peta aliran proses dimana digunakan dalam suatu tempat kerja yang memerlukan kerja sama yang baik dari sekelompok pekerja di situ. Diagram Alir Adalah suatu peta yang memuat informasi-informasi relative lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu pabrik. 2) Peta Kerja Untuk Menganalisa Kegiatan Kerja Setempat Peta Pekerja dan Mesin Merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang dikerjakannya. Biasa digunakan untuk mengurangi waktu menganggur. 2 8

22 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Merupakan suatu peta kerja yang menggambarkan semua gerakan-gerkan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan tangan kiri dan tangan kanan pekerja. 2.7 Jenis-Jenis Ukuran Jarak Ada beberapa ukuran yang digunakan untuk memperkirakan jarak dalam tata letak, yaitu: 1. Jarak Euclidean Merupakan jarak yang diukur secara garis lurus antara pusat fasilitas-fasilitas. Jarak ini akan menggambarkan jarak terpendek dua titik yang akan menjadi batas bawah jarak sesungguhnya. Contoh aplikasi dari jarak Euclidean misalnya pada beberapa model conveyor, dan juga jaringan transportasi dan distribusi. Gambar 2.11 Jarak Euclidean Formula jarak Euclidean adalah sebagai berikut: di mana : d ij =[(x i -x j ) 2 + (y i + y j ) 2 ] 1/2...(2.3) x i : koordinat x pada pusat fasilitas i 2 9

23 y i d ij : koordinat y pada pusat fasilitas i : jarak antara pusat fasilitas i dan j 2. Jarak Rectilinear Jarak yang juga sering disebut Jarak Mahattan ini merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus yang membentuk garis-garis paralel dan saling tegak lurus antara satu jalan dengan jalan lainnya. Gambar 2.12 Jarak Rectilinear Formula untuk pengukuran jarak Rectilinear adalah sebagai berikut. d ij = x i x j + y i + y j (2.4) 3. Square Euclidean Merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antara dua fasilitas yang berdekatan. Relatif untuk beberapa persoalan terutama menyangkut persoalan lokasi fasilitas diselesaikan dengan penerapan square euclidean. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: d ij =[(x i -x j ) 2 +(y i + y j ) 2 ] (2.5) 3 0

24 4. Jarak Aisle Ukuran jarak Aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak seperti dikemukakan di muka. Aisle distance mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindah bahan. Dari gambar 2.13, jarak Aisle antara Departemen A dan G merupakan jumlah dari 1, 3, 6, dan Adjacency Gambar 2.13 Jarak Aisle Merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Biasa digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan antara departemen satu dengan departemen lainnya. Kelemahan ukuran jarak adjacency adalah tidak dapat memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan lainnya tidak berdekatan. 2.8 Analisa Hubungan Aktivitas Tata letak departemen yang tidak sesuai dengan pola aliran bahan, seringkali membuat aliran bahan antar departemen menjadi tidak lancar. Sehingga diperlukan teknik analisis dalam mengukur aliran bahan untuk mengevaluasi alternative tata letak departemen. Teknik-teknik perencanaan aliran bahan dibagi dalam dua kategori, yakni sebagai berikut: 3 1

25 1) Konvensional. Metode ini umumnya digunakan selama bertahun-tahun, relatif mudah untuk digunakan berbentuk gambar/grafis yang sangat tepat untuk maksud penganalisaan aliran semacam ini. 2) Kuantitatif. Menggunakan metode matematika dan statistik yang lebih canggih, dan umumnya diklasifikasikan sebagai penelitian operasional dan seringkali menggunakan komputer Peta dari ke (From To Chart) From-To Chart adalah metode konvensional yang sering digunakan untuk perencanaan tata letak. Teknik ini sangat berguna untuk kondisikondisi di mana banyak item yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-lain. Adapun angka angka yang terdapat dalam suatu From-To Chart akan menunjukkan beberapa ukuran yang antara lain sebagai berikut: Jumlah gerakan antar kegiatan. Jumlah bahan yang dipindahkan tiap periode waktu. Berat bahan yang dipindahkan tiap periode. Kombinasi dari jumlah, waktu, dan berat tiap satuan waktu. Prosentase dari tiap kegiatan terhadap kegiatan-kegitan sebelumnya Activity Relationship Chart Activity Relationship Chart (ARC) merupakan metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas bisa ditinjau dari keterkaitan aliran (aliran material, peralatan, manusia, 3 2

26 informasi maupun aliran keuangan), keterkaitan lingkungan (keamanan dan keselamatan, temperature, kebisingan, penerangan, dan sebagainya), dan juga keterkaitan proses. Pada ARC terdapat perubahan atau variable untuk menggantikan angka-angka yang bersifat kuantitatif. Variabel tersebut berupa simbol-simbol yang melambangkan derajat keterdekatan antara departemen satu dengan yang lainnya. Simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan derajat keterkaitan aktivitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Standar Penggambaran Derajat Hubungan Aktivitas Nilai A : Dua departemen tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi perusahaan berjalan dengan baik. Nilai E : Dua departemen memiliki nilai sangat erat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan dua departemen tidak sepenting derajat keterkaitan A. Nilai I : Dua departemen penting pula untuk didekatkan jika kondisi area memungkinkan. Nilai O : Diberikan kepada departemen yang kaitannya tidak terlalu dekat. 3 3

27 Nilai U : Dua departemen tidak perlu di dekatkan, hanya dalam keadaan tertentu masih dapat ditempatkan berdampingan. Nilai X : Dua departemen harus dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena kemungkinan akan mengganggu kelancaran proses operasi, baik pada masing-masing departemen, kedua departemen atau bahkan ada kemungkinan dapat menggangu kelancaran proses operasi perusahaan secara keseluruhan. Gambar 2.14 Contoh ARC Inflow / Outflow Inflow untuk mencari koefisien ongkos yang masuk ke suatu area dari beberapa area lain. Sedangkan outflow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari suatu area ke beberapa area lain. Referensi perhitungan outflow-inflow berasal dari perhitungan OMH dan FTC, yaitu ongkos yang dibutuhkan untuk material handling dari satu area ke area lain. Perhitungan inflow dan outflow berdasarkan OMH dan FTC sehingga dapat digambarkan sebagai berikut: 3 4

28 Gambar 2.15 Inflow-Outflow Inflow = ongkos di mesin A : ongkos yang masuk ke mesin A Outflow = ongkos di mesin A : ongkos yang keluar ke mesin A Perhitungan Jarak Antar Departemen Ada dua kondisi dalam menghitung jarak antar yaitu bila bentuk dari departemen tidak diketahui dan apabila bentuk departemen diketahui. 1) Bila bentuk departemen tidak diketahui maka ruangan diasumsikan berbentuk bujur sangkar untuk mempermudah perhitungan. Maka jarak antar departemen dapat dihitung dengan :... (2.6)....(2.7) 2) Bila bentuk departemen diketahui Bentuk yang tidak simetris, maka diambil ukuran maksimalnya. Berbentuk persegi panjang Jarak antar departemen dapat dihitung dengan : 3 5

29 Maka jarak A ke B didekati dengan : xa-xb + ya-yb. (2.8) Ongkos Material Handling (OMH) Aktifitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam perancangan tata letak pabrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling antara lain alat angkut yang digunakan dan jarak pengangkutan. Dari faktor-faktor tersebut didapatkan total ongkos material handling Tabel Skala Prioritas (TSP) Tabel skala prioritas adalah suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas antara departemen dalam suatu lintasan atau tata letak pabrik. TSP didapat dari hasil perhitungan outflow-inflow, dimana prioritas diurutkan berdasarkan harga koefisien ongkosnya. Koefisien terbesar akan menempati prioritas satu, koefisien terbesar kedua akan menempati prioritas dua dan begitu seterusnya. Tujuan dari pembuatan TSP adalah: 1. Untuk meminimumkan ongkos. 2. Memperkecil jarak material handling. 3. Mengoptimalkan layout. 2.9 Material Handling Menurut perumusan yang dibuat oleh American Material Handling Society (AMHS), pengertian mengenai material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), 3 6

30 pembungkusan / pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) sekaligus pengendalian / pengawasan (controlling) dari bahan atau material dengan segala bentuknya Tujuan dan Prinsip dari Material Handling Menurut Hari Purnomo (2004, p243-p244), tujuan dari material handling antara lain: 1) Menjaga dan mengembangan fasilitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap material. 2) Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja. 3) Meningkatkan produktivitas. 4) Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas. 5) Mengurangi bobot mati. 6) Sebagai pengawas persediaan. Dalam melakukan pemindahan bahan sebaiknya menggunakan berbagai prinsip di bawah ini: 1) Semua kegiatan pemindahan bahan harus direncanakan. 2) Merencanakan urutan operasi dan susunan peralatan untuk mengoptimalkan aliran barang. 3) Kurangi, gabung, atau hilangkan pemindahan yang tidak perlu. 4) Memanfaatkan gravitasi dam memindahkan barang dan volume bangunan semaksimal mungkin. 5) Tingkatkan jumlah, ukuran, berat barang yang dipindahkan. 3 7

31 2.9.2 Jenis Peralatan Material Handling Semua peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu: 1) Conveyor Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Keuntungan Conveyor: a. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses inspeksi. b. Bahan dapat disimpan sementara antara stasiun kerja. c. Pengiriman / pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan beberapa operator. Kerugian Conveyor: a. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut. b. Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan peralatan bermesin lainnya. c. Dimungkinkan terjadi bottleneck dalam sistem. 2) Cranes dan Hoists Cranes dan Hoists adalah peralatan yang di atas yang digunakan untuk memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas. Keuntungan Crane dan Hoists: a. Keterkaitan dengan lantai kerja / produksi sangat kecil. 3 8

32 b. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang peralatan handling berupa cranes. c. Dimungkinkan untuk mengangkat sekaligus memindahkan benda. Kerugian Cranes dan Hoists: a. Membutuhkan investasi yang besar. b. Pelayanan terbatas pada area yang ada. c. Pemakaian tidak maksimal karena hanya digunakan untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja. 3) Trucks Yang termasuk dalam kelompok truk antara lain, fork lift trucks, hand trucks, fork trucks, traller trains, automated guided vehicles (AGV), dan sebagainya. Keuntungan: a. Jalur pemindahan yang fleksibel, sehingga dapat digunakan dimana saja selama ruangan dapat untuk dimasuki truk. b. Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat selain memindahkan material. c. Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat yang berbeda, truk dapat mencapai tingkat pemakaian yang tinggi. Kerugian: a. Kapasitas beban yang terbatas / tidak terlalu berat. b. Memerlukan gang way. 3 9

33 c. Truk tidak bisa melakukan tugas ganda / gabungan yaitu proses dan inspeksi seperti peralatan lainnya Biaya Material Handling Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik adalah yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun dalam hal ini biaya bukan satu-satunya indikator untuk menyatakan bahwa tata letak itu baik dan masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Berikut data-data yang digunakan dalam perhitungan biaya material handling: 1) Hourly fuel power & maintenance cost, merupakan biaya bahan bakar per jam dan biaya perawatan peralatan. 2) Hour labor cost, merupakan upah operator per hari. 3) Material handling unit load capacity, merupakan kapasitas angkut maksimal dari material handling yang digunakan. 4) Material handling equipment depretiation cost, merupakan biaya depresiasi peralatan material handling per satuan waktu tertentu. 5) Quantity, merupakan jumlah peralatan material handling yang dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan biaya material handling: 1) Luas Asal, merupakan hasil perhitungan luas lantai produksi teoritis untuk kelompok mesin asal. 2) Luas Tujuan, merupakan hasil perhitungan luas lantai produksi 4 0

34 teoritis untuk kelompok mesin tujuan. 3) Jarak (distance), merupakan jarak perpindahan material. 4) Kapasitas pengangkutan (unit load), merupakan jumlah maksimum unit yang dapat dibawa dalam satu kali perpindahan material. 5) Frekuensi per hari, merupakan jumlah penggunaan material handling per hari dimana didapatkan dengan membagi jumlah unit yang disiapkan dengan kapasitas pengangkutan. 6) Faktor biaya, dalam perhitungan ini digunakan dua faktor biaya yaitu: Biaya perpindahan tiap meter didapatkan dari mengkalikan jarak (distance) dengan lamanya waktu perpindahan kemudian dikalikan dengan biaya tenaga kerja per satuan waktu yang dikeluarkan. Biaya depresiasi peralatan material handling. 7) Total material handling cost Total biaya material handling didapatkan dari total dari faktor biaya dikalikan dengan jarak perpindahan kemudian dikalikan lagi dengan frekuensi per hari akan penggunaan material handling tersebut Tata Letak Dengan Bantuan Komputer Dewasa ini orang lebih cenderung menggunakan aplikasi software komputer dalam mengembangkan tata letak. Penggunaan komputer menggunakan dalam menyelesaikan masalah tata letak mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan pendekatan manual tradisional. 1) Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan prosedur manual. 4 1

35 2) Penggunaan komputer lebih mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. 3) Pada prosesnya, penggunaan komputer lebih ekonomis dibandingkan perancangan dengan manual. Tata letak dengan software komputer yang sering dikenal antara lain CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques), COFAD (Computerized Facilities Design), PLANET (Planet Layout Analysis and Evaluation Technique), CORELAP (Computerized Relationship Layout Technique), ALDEP (Automated Layout Design Program), dan BLOCPLAN CRAFT CRAFT merupakan sebuah program perbaikan, program ini mencari perancangan optimum dengan melakukan perbaikan tata letak secara bertahap. CRAFT mengevaluasi tata letak dengan mempertukarkan lokasi departemen. Perubahan departemen diharapkan dapat mengurangi biaya perpindahan material. Selanjutnya CRAFT membuat pertimbangan pertukaran departemen untuk tata letak yang baru, dan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai menghasilkan tata letak yang terbaik dengan mempertimbangkan biaya pertimbangan material. Input yang diperlukan untuk algoritma CRAFT antara lain: a) Tata letak awal. b) Data aliran (frekuensi perpindahan) c) Data biaya (OMH per satuan jarak), d) Jumlah departemen yang tidak berubah. CRAFT untuk selanjutnya mempertimbangkan perubahan antara 4 2

36 departemen-departemen yang luasnya sama atau mempunyai sebuah batas dekat untuk mengurangi biaya transportasi COFAD Algoritma COFAD pada dasarnya merupakan modifikasi dari CRAFT yang mempertimbangkan ongkos dari setiap alternative penggunaan berbagai peralatan penanganan material yang sesuai agar diperoleh ongkos sekecil mungkin. Data masukan yang dibutuhkan COFAD antara lain: a) Alternatif-alternatif peralatan material handling. b) Ongkos operasi masing-masing alternatif. c) From to Chart untuk masing-masing peralatan material handling. d) Tata letak awal PLANET PLANET pada awalnya merupakan pengembangan model oleh J.M. Devis terhadap riset yang dilakukan oleh A.J. Gani pada tahun 1965 di Institut Teknologi Georgia yang berjudul Evaluation of Alternative Material Handling Flow, kemudian oleh K.M. Kleim model yang telah dikembangkan tersebut dibuat program komputernya. PLANET dalam pembentukan tata letak mempunyai kelebihan karena mampu untuk menerima tiga jenis input data dan mempunyai tiga metode seleksi departemen yang akan ditempatkan. Ketiga jenis input ini adalah: a) Extended part list b) From to Chart c) Penalty chart. Selain input tersebut, PLANET juga membutuhkan prioritas penempatan 4 3

37 untuk setiap departemen. Prioritas tertinggi adalah 1 dan prioritas terendah adalah 9. Metode seleksi yang digunakan dalam memilih departemen yang akan ditempatkan dalam tata letak metode seleksi A, B, C CORELAP CORELAP adalah suatu algoritma konstruksi yang menentukan penyusunan tata letak. Prinsip kerjanya menggunakan hasil perhitungan Total Closeness Rating (TCR) dari setiap departemen. TCR merupakan jumlah dari nilai-nilai numeric yang menyatakan hubungan kedekatan antar departemen. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui huruf-huruf yang masing-masing telah diberi bobot seperti di bawah ini: A = 6 (mutlak harus didekatkan) B = 5 (sangat penting didekatkan) I = 4 (penting didekatkan) O = 3 (dapat didekatkan) U = 2 (tidak penting didekatkan) X = 1 (dihindari untuk didekatkan) ALDEP Algoritma ALDEP termasuk dalam metode konstruksi dengan data yang digunakan adalah data kualitatif. Algoritma ini pertama kali dikembangkan oleh Seeholf dan Evans pada tahun Pengembangan berikutnya dilakukan oleh perusahaan di IBM. Prinsip kerja ALDEP berdasarkan prefensif hubungan aktivitas seperti CORELAP. Namun perbedaan mendasarnya terletak pada jumlah AAD yang dihasilkan. CORELAP menghasilkan satu AAD terbaik, sedangkan ALDEP 4 4

38 menghasilkan beberapa kemungkinan AAD yang evaluasinya diserahkan kepada perancang. ALDEP menggunakan nilai pada setiap bentuk tingkat hubungan dalam bentuk angka / nilai seperti berikut: A = 64 (mutlak harus didekatkan) B = 16 (sangat penting didekatkan) I = 4 (penting didekatkan) O = 1 (dapat didekatkan) U = 0 (tidak penting didekatkan) X = (dihindari untuk didekatkan) BLOCPLAN BLOCPLAN merupakan sistem perancangan tata letak fasilitas yang dikembangkan oleh Donaghey dan Pire pada departemen teknik industry, Universitas Houston. BLOCPLAN memiliki kemiripan dengan CRAFT dalam penyusunan departemen. Perbedaannya adalah bahwa BLOCPLAN dapat menggunakan peta keterkaitan sebagai input data, sedangkan CRAFT hanya menggunakan From to Chart. Biaya tata letak dapat diukur baik berdasarkan ukuran jarak maupun dengan kedekatan. Dalam hal ini penulis lebih memilih merancang ulang tata letak fasilitas produksi dengan metode Blocplan. Untuk itu secara detail mengenai metode ini akan dibahas pada sub bab selanjutnya di bawah ini Metode Blocplan Blocplan adalah sistem fasilitas layout yang menggunakan komputer. Program ini membentuk dan menguji layout jenis blok. Input yang digunakan adalah ARC, Code Score, From to Chart dan aliran proses (Heng Huang, 4 5

39 2003). Tujuan pengolahan adalah untuk mengembangkan tata letak dengan score yang maksimum berdasarkan Relationship Chart. Studi mengenai pengaturan tata letak fasilitas produksi selalu ditujukan untuk meminimalkan total cost. Elemen-elemen cost dalam hal ini meliputi: construction cost, installation cost, material handling cost, production cost, machine down cost, safety cost dan in-process storage. Pemilihan material handling cost sebagai kriteria tujuan / keberhasilan dari relayout disebabkan oleh beberapa alasan pokok yaitu: 1. Ongkos material handling cukup besar dan terjadi secara terus menerus disamping juga termasuk dalam klasifikasi ongkos variabel. Material handling pada dasarnya merupakan kegiatan yang tidak produktif yaitu dalam arti tidak memberikan nilai tambah apa-apa dari material yang dipindahkan. 2. Ongkos material handling dapat dengan mudah dihitung. Biasanya ongkos material handling akan proporsinal dengan jarak pemindahan material. 3. Ongkos material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh relayout-nya sendiri. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pegukuran rectilinier dan pada pengukuran jarak masing-masing tidak memperhatikan adanya aisle (lintasan), sehingga pengukuran dilakukan secara langsung dari masingmasing titik tengah departemen produksi. Berikut adalah metode perhitungan jarak masing-masing departemen: Metode Rectilinier, perhitungan dengan metode ini berdasarkan rumus (Heragu, S., 1997) : xi-xj + yi-yj...(2.9) 4 6

40 Dalam penyelesaian dengan menggunakan metode Blocplan hanya mampu menempatkan 1 sampai 3 saja, bagaimanapun itu susunan stasiun kerja pada hasil blocplan terdapat batasan perpindahan stasiun kerja. Pada Blocplan dapat digunakan untuk menganalisa Single-Story (satu tata letak), Multistory layout (lebih dari satu tata letak) Blocplan dapat menganalisa maksimum 18 fasilitas dalam satu tata letak. Dalam menjalankan software Blocplan untuk memudahkan pengolahan data, maka inputan data-data yang dapat diterima berupa data kualitatif dan kuantitatif, pengguna mempunyai 3 cara menyediakan data: a. Secara kualitatif dalam bentuk diagram activity relationship chart (ARC) b. Secara kuantitatif dalam bentuk frekuensi aliran material, luas masingmasing fasilitas dan luasan tata letak yang tersedia untuk penempatan semua fasilitas. c. Informasi tentang produk apa saja yang diproduksi beserta rutenya, Blocplan di dalam menganalisa masalah serta mengembangkan tata letak mempunyai 3 pilihan yaitu : 1. Secara random: menghasilkan satu per satu tata letak dengan nilai R- score tertentu tanpa mempertimbangkan interaksi antar departemen. 2. Improvement algorithm, pertama-tama dilakukan perubahan. 3. Automatic Search, secara otomatis pertama-tama dilakukan secara random, kemudian hasil yang diperoleh dilakukan improvement algorithm, namun interaksi yang dapat dilakukan maksimal 20 kali perubahan yang memberikan dan menghasilkan tata letak cepat dan optimal. Blocplan dalam menganalisa tata letak yang dihasilkan adalah 4 7

41 dengan menghitung R-score. Data masukan untuk menjalankan program Blocplan dalam bentuk diagram keterkaitan ARC yang masing-masing nilai simbol keterkaitan antar departemen ditentukan oleh masing-masing pengguna Blocplan, namun nilai atau poin yang telah umum digunakan dalam pengolahan data pada progam Blocplan ditunjukkan sebagai berikut: Simbol A mempunyai nilai skor : 10 poin Simbol E mempunyai nilai skor : 5 poin Simbol I mempunyai nilai skor : 2 poin Simbol O mempunyai nilai skor : 1 poin Simbol U mempunyai nilai skor : 0 poin Simbol X mempunyai nilai skor : -10 poin Program Blocplan akan menampilkan bentuk tata letak dengan 5 buah pilihan rasio panjang lebar dari bentuk tata letak yang diinginkan. Rasio yang bisa di pilih masing-masing adalah : untuk pilihan pertama 1.35:1; pilihan kedua 2:1; pilihan ketiga 1:1; pilihan keempat 1:2, pilihan kelima pengguna menentukan sendiri panjang dan lebar yang dikehendaki. Prosedur dalam menjalankan Blocplan ini adalah sebagai berikut: a. Pilihan input data. Disk (D) merupakan file yang sudah disimpan sebelumnya di hard drive computer Anda, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru yang akan di input. Pilihlah (K). b. Masukkan jumlah departemen di dalam pabrik, maksimum 18 buah. c. Masukkan nama-nama departemen beserta luas areanya sampai dengan departemen ke

42 d. Konfirmasi data luas area departemen. e. Masukkan hubungan kedekatan antar departemen yang didapatkan berdasar ARC, ENTER untuk menginput relasi ke depatemen selanjutnya. f. Masukkan Nilai Score, gunakan angka default Blocplan saja. g. Rekapitulasi scorer tiap departemen yang dihitung berdasarkan nilai score. h. Pada Menu Utama, pilih opsi 3. Single Story Layout. i. Menu Single Story, pilih opsi nomor 4 Automatic Search. j. Pilih jumlah layout yang ingin dihasilkan, input 20 (karena maksimal sebesar 20). Jumlah layout alternatif sesuai dengan keinginan pengguna. k. Blocplan akan menanyakan departemen mana saja yang lokasinya kita tentukan sendiri. l. Setelah dilakukan komputasi pada 20 layout, akan ditampilkan nilai R- score dari tiap layout yang dihasilkan. Pilih nilai R yang paling mendekati

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN Disusun Oleh: Risya Yuthika (1102120156) Septi Kurniawan (1102130054) Tio Auzan Hawali (1102120067) Nenden Widha Soraya (1102120157) Achmad Rizaldi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II

Landasan Teori BAB II BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penyesuaian dan Kelonggaran Pembakuan sistem kerja tidak dapat di lepasakan dari dua aspek berikut, yaitu: pemberian penyesuaian dan pemberian kelonggaran. Penyesuaian diberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai tata letak pabrik. Wignjosoebroto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Tata Letak Definisi tata letak ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK Suatu lay-out pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang terjadi dalam industri begitu luasnya, maka lay-out yang direncanakan untuk

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai tata letak fasilitas sudah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu dengan tempat dan analisis yang berbeda antara satu

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis Pendahuluan Algoritma terkomputer merupakan alat yang sangat ampuh baik untuk membuat perbandingan pilihan susunan wilayah kegiatan dalam batasan kriteria yang terpilih dan data yang tersedia. Keuntungan

Lebih terperinci

MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN

MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN Dalam perencanaan tata letak pabrik dalam hal ini lazim kita sebut pula sebagai tata letak mesin (machine lay-out) maka harus pula

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan layout pernah dilakukan sebelumnya oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknikteknik dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak dapat dikemukakan sebagai proses perancangan tata letak, termasuk di dalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

ONGKOS MATERIAL HANDLING

ONGKOS MATERIAL HANDLING ONGKOS MATERIAL HANDLING Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT)

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) 286 Latar belakang computerized aided layout (CAL) Rumitnya masalah Berkembangnya komputer Kerja komputer dengan logika, matematika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tata Letak Pabrik Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) 2013 L A B O R A T O R I U M T E K N I K I N D U S T R I L A N J U T Tujuan Praktikum: Merencanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pada dasarnya tata letak fasilitas adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE 64 Dinamika Teknik Juli PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. V, No. 2 Juli

Lebih terperinci

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER 1 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM PENYELESAIAN MASALAH TATA LETAK 1. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. 2. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. 3. Proses

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Pabrik atau dalam istilah asing dikenal dengan istilah factory atu plant, adalah tempat dimana faktor-faktor produksi seperti

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 36-41 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Suharto Tahir *, Syukriah

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN MATERIAL

SISTEM ALIRAN MATERIAL SISTEM ALIRAN MATERIAL 207 Pentingnya Perencanaan Pola Aliran Material Perencanaan pola aliran material menjadi dasar untuk rancangan dasar dari fasilitas dan efisiensi seluruh operasi Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan mengenai landasanlandasan teori serta acuan lain yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian. 2.1 Perencanaan Fasilitas Tata letak pabrik adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TATA LETAK FASILITAS DAN RUANG LINGKUPNYA 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas Masalah tata letak fasilitas atau sering disebut juga tata letak pabrik menurut James Apple didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI Reka Interga ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2013] Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI FARIEZA

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC *

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET Ukurta Tarigan, Uni P. P. Tarigan, dan Zulfirmansyah A. Dalimunthe Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Widianty (2001), meneliti dengan judul yaitu : Analisa Rencana Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Widianty (2001), meneliti dengan judul yaitu : Analisa Rencana Perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Penelitian Terdahulu Widianty (2001), meneliti dengan judul yaitu : Analisa Rencana Perubahan Tata Letak Pabrik Ditinjau Dari Estimasi Pengaruhnya Terhadap Produktivitas (Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik / Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk

TINJAUAN PUSTAKA. perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk 1 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tata Letak Pabrik Definisi tata letak pabrik dan pemindahan bahan menurut Apple (1990), perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #6

Pembahasan Materi #6 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Perencanaan Aliran Material Kelompok Analisa Aliran Pola Aliran Teknik Analisa Aliran Data Analisa Aliran 6623 - Taufiqur Rachman 1 Perencanaan Aliran

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap

Lebih terperinci

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 Genap 2015/2106. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 Genap 2015/2106. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #5 2 Perencanaan Aliran Material Kelompok Analisa Aliran Pola Aliran Teknik Analisa Aliran Data Analisa Aliran 6623 - Taufiqur Rachman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Indta Pramatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sparepart mobil dan motor. Bahan produksi yang digunakan oleh perusahaan semuanya adalah logam seperti pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan produk berupa barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Perancangan Fasilitas Menurut Apple (1990, hal 2), Rekayasawan rancang fasilitas menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi, terutama pada efektivitas waktu proses produksi dan kelelahan yang dialami

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Isana Arum Primsari Teknik Industri FTI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: i_prisa@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Tata Letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facility layout) dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Mesin pada Lantai Produksi di Biro Workshop PT. Semen Padang

Perancangan Ulang Tata Letak Mesin pada Lantai Produksi di Biro Workshop PT. Semen Padang Petunjuk Sitasi: Yulius, H., Irsan, & Lenggogeni, P. (07). Perancangan Ulang Tata Letak pada Lantai Produksi di Biro Workshop PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 07 (pp. C-). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA *

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA VISTA MEGAH ELECTRIC INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

Lebih terperinci

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 DEFINISI Material handling merupakan salah satu jenis transportasi (pengangkutan), yang digunakan untuk memindahkan bahan baku,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas 3.1.1. Pendahuluan Selama beberapa tahun belakangan ini, perencanaan fasilitas menjadi topik hangat dan menjadi salah satu bahasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation ".

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation . BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation 2.1.1 Tujuan dan Objektif Service operation Menurut (Crown, 2011, p4) "Service operation menggambarkan praktik terbaik untuk mengelola jasa dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Perancangan tata letak pabrik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perancangan unsur fisik suatu kegiatan, yang biasanya berhubungan dengan industri manufaktur.

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PERKANTORAN DI PT. BPR MITRA ARTA MULIA BENGKALIS RIAU Triyono 1, Nandar Cundara A 2, Hery Irwan 3 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sinar Terang Logamjaya atau yang sering disebut PT Stallion adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan sparepart motor dengan bahan baku logam, seperti pedal motor, cup tanki

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur dengan beberapa divisi, meliputi divisi karet, makanan dan minuman, serta es balok. Divisi barang teknik

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci