BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation ".

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation "."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation Menurut (Crown, 2011, p4) "Service operation menggambarkan praktik terbaik untuk mengelola jasa dengan lingkungan yang mendukung, termasuk pedoman mencapai efektifitas dan efisiensi dalam pengiriman dan dukungan layanan untuk memastikan nilai bagi pelanggan, pengguna dan penyedia layanan". Tujuan strategis yang pada akhirnya diwujudkan melalui service operation, sehingga membuatnya menjadi kemampuan penting. Service operation memberikan pedoman bagaimana menjaga stabilitas dalam service operation, memungkinkan untuk perubahan dalam desain, skala, ruang lingkup, dan tingkat pelayanan. Organisasi disediakan dengan pedoman proses rinci, metode dan alat untuk digunakan dalam kontrol utama dua perspektif reaktif dan proaktif. Manajer dan praktisi dibekali dengan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik di berbagai bidang seperti mengelola ketersediaan layanan, mengendalikan permintaan, mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas, penjadwalan operasi, dan menghindari atau menyelesaikan insiden layanan dan mengelola masalah. Menurut (Crown, 2011, p4) "Service operation adalah suatu cara dan panduan praktek terbaik dari suatu siklus service lifecycle dalam ruang lingkup service operation". Mengetahui suatu proses dalam bisnis menggunakan panduan praktek untuk menghindari dan mengatasi masalah yang muncul dalam proses bisnis. Tujuan tahap service operation dari service lifecycle untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan dan mengelola layanan di tingkat kesepakatan untuk pengguna bisnis dan pelanggan. Service operation ini juga bertanggung jawab untuk manajemen yang berkelanjutan dari teknologi yang digunakan untuk menyampaikan dan mendukung layanan. service operation merupakan tahap kritis service lifecycle. Proses terencana dan baik-diterapkan akan sia-sia jika operasi sehari-hari dari proses tersebut tidak benar dilakukan, dikontrol dan dikelola. Juga akan melayani perbaikan mungkin jika kegiatan sehari-hari untuk memantau kinerja, menilai metrik dan mengumpulkan operasional data tidak sistematis dilakukan selama service operation. Staf yang terlibat dalam tahap service operation siklus hidup layanan harus memiliki proses dan peralatan pendukung di tempat yang memungkinkan mereka untuk memiliki pandangan keseluruhan operasi layanan dan pengiriman (bukan menjadi komponen yang terpisah, seperti perangkat keras, perangkat lunak aplikasi dan jaringan, yang terintegrasi sampai akhir untuk memberikan layanan dari bisnis prespective) ancaman atau kegagalan terhadap kualitas pelayanan. Menurut (Crown, 2011, p4) Tujuan dari service operation adalah untuk : Menjaga kepuasan dan kepercayaan bisnis melalui pelayanan yang efektif dan efisien dan dukungan yang telah disepakati dalam bisnis. Meminimalkan dampak dari gangguan-gangguan layanan dari hari-hari kegiatan bisnis. Pastikan bahwa akses jasa disepakati hanya diberikan kepada mereka yang berwenang untuk menerima layanan tersebut.

2 6 Service transition Service Design Service strategy Service Operate Gambar 2.1 Service lifecycle Scope Service Operation Service operation menggambarkan proses, fungsi dan alat yang digunakan untuk mendukung kegiatan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk memberikan dan mendukung layanan yang diberikan dalam publikasi ini termasuk : a) Service management process Pengelolaan berkelanjutan eksekusi dari proses manajemen pelayanan banyak yang dilakukan dalam service operation. meskipun jumlah proses bisnis (seperti perubahan dan manajemen kapasitas) berasal pada desain layanan atau tahap layanan transisi dalam service operation. Beberapa proses yang tidak termasuk secara spesifik dalam service operation, seperti manajemen strategi untuk layanan dan proses desain itu sendiri. Proses ini lebih berfokus pada jangka panjang kegiatan perencanaan dan perbaikan, yang berada di luar lingkup langsung dari service operation, namun service operation memberikan masukan dan pengaruh proses ini secara teratur sebagai bagian dari siklus hidup manajemen layanan. b) Human Resource Terlepas dari apa itu layanan, proses dan teknologi yang dikelola, mereka semua terkait dengan manusia. Manusia adalah orang-orang yang mendorong permintaan untuk layanan organisasi dan produk dan itu adalah orang-orang yang memutuskan bagaimana hal ini akan dilakukan. pada akhirnya, manusia adalah orang-orang yang mengelola teknologi, proses dan jasa. Kegagalan untuk mengenali hal ini akan menghasilkan (dan telah menghasilkan) dalam kegagalan kegiatan manajemen pelayanan.

3 7 2.2 Tata Letak Fasilitas Definisi Tata Letak Fasilitas 1. Menurut (Sritomo, 1992, p52), "Tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi" 2. Menurut (Apple, 1990, p2), "Tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa". Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu lingkungan. 3. Menurut (Tompkins, 1996, p1), "Facilities planning merupakan ilmu yang multi disiplin, dimana berkaitan dengan merencanakan layout fasilitas, memilih material handling sistem, dan menentukan peralatan proses yang diperlukan" Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas Menurut (Apple, 1990, p1), perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut : 1. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan persyaratan untuk mendapatkan produksi yang ekonomis. Aliran barang dan material handling yang tepat untuk meningkatkan efektifitas proses produksi. 2. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif. Menerapkan metode aliran u shape, zigzag atau garis lurus untuk memudahkan proses material handling 3. Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan. 4. Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan yang efisien dan meminimumkan biaya produksi. 5. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas Menurut (Sritomo, 1992, p53), "Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan dapat digunakkan untuk menaikkan moral kerja dan performansi kerja dari operator". Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan memberikan beberapa keuntungankeuntungan dalam sistem produksi, yaitu sebagai berikut. 1. Menaikkan Output Produksi Biasanya tata letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hour yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin. 2. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay)

4 8 Mengatur keseimbangan antara waktu untuk operasi produksi dan beban dari masing-masing departemen atau mesin sehingga akan mengurangi delay yang berlebihan 3. Mengurangi Proses Pemindahan Barang (Material handling ) Tata letak yang baik akan lebih menekankan untuk meminimalkan aktifitas-aktifitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini akan mendapatkan penghematan biaya pemindahan bahan, penyalahgunaan yang baik akan pemakaian mesin, tenaga kerja atau fasilitas produksi, mengurangi work in process, meyingkatkan proses, mengurangi kemacetan dan lainnya Masalah Dalam Perancangan Fasilitas Menurut (Apple, 1990, p16), terdapat beberapa permasalahan dalam perancangan fasiltas yaitu : Perubahan rancangan Merubah keseluruhan atau sebagian rancangan dari tata letak berdasarkan proses dalam produksi dan fungsi dari mesin produksi yang sama, merubah rancangan agar lebih efektif dengan mendekatkan antar departemen dan fungsinya. Perluasan departemen Perubahan yang dilakukan akan menambah luas lantai produksi antar departemen, dan perubahan ini bisa juga mengurangi pemakaian luas lantai produksi sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan departemen Pengurangan departemen dilakukan apabila terjadi penurunan jumlah produksi dalam jumlah yang besar dan kondisi jumlah produksi tetap. Penambahan produk baru Penambahan produk baru juga menjadi factor permasalahan dalam perancangan fasilitas. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara produk lama dengan produk baru. 2.3 Metode Tata Letak Fasilitas Metode yang dilakukan dalam perancangan tata letak fasilitas dengan menggunakkan beberapa teknik diantaranya: Activity Relation Menurut (Tompkins, 1996, p79), activity relationship beberapa pertimbangan dalam proses perencanaan fasilitas. Berikut beberapa primary relationship yang menjadi pertimbangan : a. Organizational relationship Hubungan antar organisasi baik secara fungsi dan proses yang dilakukan. b. Flow relationship (centralized dan decentralized material control, shop floor control, level automation) Hubungan aliran antar departemen untuk memudahkan material handling c. Environmental relationship (pertimbangan keselamatan, temperature, kebisingan, debu). Hubungan aktifitas produksi dengan lingkungan kerja menjadi pertimbangan penting untuk produktifitas dan performance para pekerja.

5 Activity Relationship Chart (ARC) Menurut (Apple 1990, p ), "Peta keterkaitan kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan". Kegunaan dari peta keterkaitan (Activity Relationship Chart) adalah sebagai berikut : a. Penyusunan urutan pendahuluan bagi satu peta dari-ke Mengetahui proses selanjutnya secara berurutan agar meningkatkan efektifitas dari proses, dan mencegah terjadinya proses yang berulang. b. Lokasi terdekat dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor Mendekatkan antar departemen berdasarkan proses dan fungsi yang sama. c. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan Menggabungkan dua kegiatan yang sama dalam satu departemen dengan tujuan meminimalkan biaya untuk penambahan lantai departemen dengan memaksimalkan fungsi dalam satu departemen. d. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan Mendekatkan lokasi operasi dan maintenance agar memudahkan perawatan dan perbaikan mesin dan fasilitas produksi Area Allocation Diagram (AAD) Menurut (Apple, 1990, p ), "Diagram keterkaitan kegiatan (activity relationship) dibuat mengggunakkan informasi dari peta kegiatan (activity relationship chart) yang digunakan menjadi dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi". AAD merupakan tools untuk memudahkan tata letak pabrik dalam menentukan area yang saling berdekatan, keuntungan menggunakan AAD adalah sebagai berikut : a. Pembagian wilayah kegiatan yang sistematis Pembagian wilayah yang sistematis antar departemen dengan memperhitungkan aliran lantai produksi dan material handling yang digunakan. b. Memudahkan dalam proses tata letak Memudahkan dalam penempatan dan pencarian dengan material handling yang digunakan. c. Meminimumkan ruang yang tidak terpakai Material handling dan line produksi yang baik dapat meminimumkan ruang yang tidak terpakai d. Menterjemahkan perkiraan area ke dalam suatu pengaturan pendahuluan yang dapat dilihat secara menyeluruh Layout yang mudah di deskripsikan secara keseluruhan yang dapat memudahkan digunakan menjadi salah satu tools yang bisa digunakan apabila ada penambahan dan pengurangan departemen. e. Memberikan perkiraan luas total yang mendekati aktual Perkiraan luas total mendekati actual dapat menjadi dasar untuk perencanaan selanjutnya

6 Penempatan Berdasarkan Lokasi dan Fungsi a. Fix Position Layout (Tetap) Teknik dalam perancangan tata letak juga harus memperhatikan lokasi dalam penempatan product dan machine. Untuk penempatan produk maupun mesin dalam lantai produksi juga dapat dilakukan dengan penempatan dengan lokasi yang tetap. Fix Position Layout biasanya diterapkan dengan mengukur pergerakan produk dan mesin dalam kegiatan produksi yang menghasilkan produk dengan skala yang besar.seperti dalam pembuatan kapal laut. Tata letak untuk Fix Position Layout digambarkan dengan contoh sebagai berikut : Gambar 2.2 Tata Letak Fix Position Layout Fix Position Layout merupakan teknik yang tepat apabila kegiatan produksi menghasilkan produk-produk dengan skala besar. Posisi objek produksi yang tetap dengan bantuan mesin disekeliling yang bergerak dan bekerja sesuai fungsinya.

7 11 b. Location Group (Kelompok) Perancangan tata letak berdasarkan pengelompokan produk atau komponen produksi tidak pada kesamaan jenis hasil akhir produksi, tetapi langkah pada proses, penggunaan mesin dan peralatan yang dipakai. Tata letak dengan pengelompokan digambarkan dengan contoh sebagai berikut : Gambar 2.3 Tata Letak Location Group c. Process Function (Fungsi) Merupakan perancangan tata letak dengan menempatkan mesin dan peralatan dalam satu departemen yang sama. Dengan tujuan bahwa mesin dan peralatan digunakan dengan fungsi kerja dan proses yang sama. Metode ini sangat tepat dalam membuat variasi produk dengan volume produksi yang rendah digambarkan dengan contoh sebagai berikut : Gambar 2.4. Tata Letak Process Function

8 Pola Aliran Perpindahan Material dan Bahan Menurut (Sritomo, 2009, p ) "Pola aliran diklasifikasikan sebagai pola aliran horizontal dan aliran vertical. Pola aliran horizontal yang dikenal ada sekitar 5 pola, yaitu straight line (I-Flow), L-Flow, U-Flow, O-Flow, S-Flo" Pola Aliran Horizontal 1. Straight Line (I-Flow) Pola garis lurus (straight line) umum dipakai untuk proses yang singkat dan sederhana, dimana terdiri dari beberapa komponen dan perlengkapan untuk proses produksi. Tujuan dari straight line adalah untuk mendapatkan jarak terpendek antara dua titik sehingga material handling kecil dan jarak sependek pendeknya. Gambar 2.5 Pola Garis Lurus (Straight Line) 2. L-Flow Pola menyerupai sudut siku-siku 90 O umum digunakan untuk lokasi produksi yang terbatas dan persegi untuk memaksimalkan ruang dan area lantai produksi. Gambar 2.6 Pola L-Flow 3. U-Flow Tujuan pola aliran ini adalah bahwa awal dan akhir proses diharapkan berada pada lokasi yang sama, dengan demikian dapat memudahkan transportasi dan pemanfaatan fasilitas serta pegawasan keluar masuk material. Hal terpenting tidak terjadi aliran berulang dan bersilang, apabila terjadi masalah pada proses dalam aliran U-Flow dapat dideteksi dengan mudah.

9 Gambar 2.7 Pola U-Flow 4. O-Flow Pola aliran ini bahwa hasil produksi diharapkan berada pada titik awal aliran produksi dimulai. Teknik O-Flow juga baik digunakan dalam antar departemen dari suatu pabrik yang saling terkait untuk proses berikutnya Gambar 2.8 Pola O-Flow 5. S-Flow Pola aliran S-Flow digunakan pada kondisi seperti keterbatasan ruang dan proses material handling secara mekanis Gambar 2.9 Pola S-Flow

10 Pola Aliran Vertikal Untuk pola aliran vertical flow model umum diaplikasikan pada lantai bertingkat dengan metode single-story maupun multiple story buildings A B C Gambar 2.10 Pola Aliran Vertikal D Pola aliran (a) digunakan pada amtar bangunan dan terjadi perpindahan material menuju pada level bangunan yang paling atas. Pola aliran (b) digunakan apabila proses perpindahan material pada lantai dasar yang dimanfaatkan sebagai pintu keluar masuk material. Pola aliran (c) digunakan apabila aliran keluar masuk material diharapkan pada titik yang sama. Pola aliran (d) adalah sentralisai perpindahan material antara lantai yang sama.

11 Analisa Pendekatan Aliran Material Menurut (Sritomo, 2009, p ) "Analisa mengenai aliran material adalah merupakan hal terpenting di dalam perancangan layout ". Berbagai macam aliran material dan cara menggambarkannya dengan menggunakan simbol ASME seperti : Flow Proses Chart Flow Diagram Multiproduct Process Chart From to Chart Activity Relation Chart Assembly Chart, dan lain lain. Flow proses chart dan flow diagram merupakan suatu langkah pendekatan dalam merancang layout. Dengan adanya flow process chart dan flow diagram dapat dengan mudah mengetahui dan menentukan aliran material seperti yang kita harapkan. Industri manufaktur dalam proses kerja menekankan aliran material dengan jarak terpendek untuk meningkatkan jumlah produksi. Analisa layout umum menggunakan From to Chart dalam mengatur serta menentukan letak lokasi mesin dan pemindahan material, dengan tujuan meminimalkan waktu aliran pemindahan material. Activity Relation Chart merupakan suatau cara untuk menganalisa aliran material berdasarkan hubungan aktifitas dari suatu proses produksi atau perpindahan material Activity Relationship Analysis Analisa hubungan aktifitas alian material (material handling ) merupakan suatu metode yang umum digunakan dalam perencanaan layout. Dengan memanfaatkan hubungan dari antar fasilitas dalam melakukan aliran material. Mengetahui hubungan antar fasilitas dengan demikian kita dapat menentukan lokasi terbaik antar fasilitas berdasarkan kepentingan dan hubungan yang banyak dilakukan antara satu fasilitas dengan fasilitas lain. Tujuan dari Activity Relation Analysis adalah memperpendek jarak antar fasilitas yang seringkali berhubungan, dengan harapan dapat memberikan efektifitas alian material dalam proses produksi. Activity Relationship Analysis dilakukan menggunakan Activity Relation Chart atau sering disebut REL Chart singkatan dari Relationship Chart, analisa dilakukn berdasarkan pertimbangan yang sifatnya kualitatif. Rich and Muther adalah pengembang dari REL atau ARC dengan melakukan analisa berdasarkan kedekatan dari beberapa departemen satu dengan yang lain. Menentukan kedekatan departemen tersebut dapat dilakukan dengan mengetahui proses yang dilakukan tiap departemen, hubungan yang terjadi dalam siklus kerja yang dilakukan setiap waktunya. Untuk mengetahui hal tersebut umum digunakan From to Chart yang menlai tingkat kedekatan antar departemen melalui hubungan yang terjadi dalam silkus kerja setiap waktunya. Tingkat kedekatan antar departemen yang bersifat kuantitatif dalam penggunaan From to Chart. Berikut digambarkan contoh ARC antar departemen :

12 16 1. Ruang Operation 2. Ruang Marketing 3. Ruang Staff 4. Ruang Manager 5. Ruang Supervisor 6. Ruang Pelayanan 7. Ruang Lounge A U U A I u I I O O O I I A U U U A I E U O U O U U U 8. Ruang Gudang O Gambar 2.11 ARC untuk After Sales Operation A : Sangat dekat dan sangat penting dan selalu berhubungan E : Penting dan sering berhubungan I : Penting O : Biasa U : Tidak ada hubungan Relationship Diagram Setelah melakukan analisa tingkat aktifitas antar departemen dari ARC atau REL yang diperhatikan hanya bersifat kualitatif saja, langkah berikutnya melakukan design layout dengan pola diagram hubungan antar departemen. Apabila dalam analisa ternyata yang lebih dominan material handling bersifat kuantitatif maka langkah selanjutnya membuat flow diagram hubungan material handling antar departemen. Bilamana kedua aspek dipertimbangkan antara aktifitas dan material handling maka kombinasi keduanya harus dilakukan, untuk kombinasi tersebut disimulasikan dalam REL Diagram. Berikut digambarkan contoh REL Diagram dari tingkat kedekatan pada ARC pada contoh gambar sebelumnya : Gambar 2.12 Flow Diagram ARC

13 17 Keterangan : A E I O 2.6 Ratio Trend And Projection Method Perbandingan antara kecenderungan dan proyeksi luasan yang ada menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui luasan area yang ada. Untuk menggunakan Ratio Trend And Projection Method sebaiknya melakukan suatu perbandingan terlebih dahulu pada bagian bagian yang bisa diukur. Apabila diambil contoh seperti ukuran lantai produksi per meter persegi per jam kerja, per produk yang dihasilkan, material handling dan fasilitas lain yang mendukung dalam lantai prroduksi. Menurut (Sritomo, 2009, p ) untuk menentukan luasan area, maka area pabrik yang harus disediakan harus meliputi luasan area untuk : 1. Raw material storage Ruang gudang untuk menyimpan bahan mentah untuk proses produksi, sesuai dengan kapasitas produksi dengan waktu yang ditentukan. 2. In process inventory storage Ruang penyimpanan untuk bahan atau produk yang telah dikerjakan dalam satu proses dan akan ke proses selanjutnya. 3. Finish good product storage Ruang penyimpanan untuk produk jadi disesuaikan dengan kapasitas produksi per hari atau sesuai dengan kebutuhan. 4. Aisles, cross aisles and main aisles Jalur lintasan dengan ukuran untuk lintasan aliran material dan lintasan pejalan kaki, lintasan bersilang dan lintasan utama. 5. Receiving and shipping department Ruang departemen yang bertugas untuk penerimaan material dan pengiriman produk jadi. 6. Material handling equipment storage Ruang penyimpanan untuk keperluan peralatan material handling, disesuaikan dengan peralatan material handling yang digunakan. 7. Office 8. Health, medical facilities, food service, etc Ruang kesehatan dan perawatan medis untuk para pekerja dan ruang makan karyawan dan staff. 9. Parking Lot Ruang parkir kendaraan karyawan dan tamu Perancangan Layout Dengan analisa yang telah dibuat antara hubungan tingkat aktifitas dan aliran diagram antar departemen yang telah ditentukan dan dipertimbangkan sesuai dengan hasil analisa, maka perancangan layout dapat segera dibuat. Dengan mengkombinasikan pertimbangan antara kebutuhan luas area tiap departemen dengan REL diagram dan Systematic Layout Planning (SLP), maka kombinasi keduanya dapat dibuat dalam model Space Relationship Diagram. Berikut contoh

14 18 kombinasi antara REL diagram dengan Space Relationship Diagram: Gambar 2.13 Space Relationship Diagram Perencanaan Layout Dengan Metode Algoritma Craft Menurut (Purnomo, 2004, p ) "Algoritma CRAFT memerlukan input yang berupa tata letak awal, data aliran (frekuensi perpindahan), data biaya (OMH persatuan jarak), dan jumlah departemen yang tidak berubah (fixed)". 1. Tata Letak Awal Merupakan skema layout awal sebelum perbaikan, ukuran jarak panjang dan lebar layout keseluruhan, seperti gambar berikut : Stockyard Maintenance 6 Station Cuci Receiving Gambar 2.14 Tata letak layout departemen 5

15 19 2. Simulasi Matrik Membuat suatu format peta matrik dari layout, setiap departemen memiliki jarak panjang dan lebar yang di simulasi menjadi matrik seperti contoh dbawah ini : D D D D D D D D D D B B B B B 11 D D D D D D D D D D B B B B B 10 D D D D D D D D D D B B B B B 9 D D D D D D D D D D B B B B B 8 D D D D D D D D D D B B B B B 7 D D D D D D D D D D B B B B B 6 C C C C C C C C C C A A A A A 5 C C C C C C C C C C A A A A A 4 C C C C C C C C C C A A A A A 3 C C C C C C C C C C A A A A A 2 C C C C C C C C C C A A A A A Gambar 2.15 Matriks elemen layout 3. Menentukan Lokasi Central Dari Tiap Departemen 11 Stockyard Maintenance Station Cuci Receiving Gambar 2.16 Titik pusat koordinat departemen Lokasi Central : (Xa, Ya) = (6, 9) (Xc, Yc) = (13, 3) (Xb, Yb) = (13, 10 ) (Xd, Yd) = (6, 3) Dari masing-masing departemen di tentukan koordinat titik pusat (centroid) dihitung jarak rectilinear dari tiap departemen berdasarkan koordinat yang telah ditentukan dan tidak ada nilai negatif. Contoh perhitungan sebagai berikut : Perhitungan jarak rectilinear dari departemen A ke B, C, D [Xa - Xb] + [Ya - Yb] = [6-13] + [9-10] = 8 [Xa - Xc] + [Ya - Yc] = [6-13] + [9-3] = 1 [Xa - Xd] + [Ya - Yd] = [6-6] + [9-3] = 12

16 20 4. Tabel From to chart Hasil dari perhitungan jarak rectilinear tiap departemen menjadi biaya per satuan jarak dan di tempatkan pada tabel. Tabel 2.1 From to chart To From A B C D A B C D Dari empat bagian proses dilakukan secara berulang sampai diperoleh jarak terpendek dengan biaya persatuan jarak yang minimal. Jarak terpendek diperoleh dengan cara menata ulang penempatan fasilitas layout fisik yang bukan fixed departemen Perencanaan Layout Dengan Metode BLOCPLAN Metode lain dalam perancangan layout adalah dengan menggunakan metode BLOCPLAN, dimana metode BLOCPLAN sama halnya dengan CRAFT. Biaya tata letak dapat diukur berdasarkan ukutan jarak maupun kedekatan. Menurut (Purnomo, 2004, p ) "BLOCPLAN juga mempunyai kelemahan yaitu tidak akan menangkap initial layout secara akurat dan tata letak tidak dapat dilakukan dengan mengkombinasikan kedua data, peta keterkaitan dan data aliran. Berikut gambar peta keterkaitan BLOCPLAN Tabel 2.2 Peta keterkaitan antar station No. Departemen A B C D E F Luas area 1 Station Maintenance - O E I A I 242 m 2 Stockyard I I U O 2100 m 3 Station Cuci Kendaraan A U U 64 m 4 Station Receiving O U 48 m 5 Staiton Salon O 242 m 6 Gudang Parts dan Bahan - 42 m Keterangan : A : Sangat dekat dan sangat penting dan selalu berhubungan E : Penting dan sering berhubungan I : Penting O : Biasa U : Tidak ada hubungan

17 Perencananaan Layout Dengan Metode LOGIC LOGIC (Layout Optimization with Guillotine Induced Cuts) Menurut (Tompkins, 1996, p350) dalam menggambarkan LOGIC, kita mengasumsikan bahwa peta from-to chart diberikan sebagai input data untuk aliran dan juga menganggap bahwa tata letak "biaya" diukur dengan fungsi tujuan berdasarkan jarak yang ditempuh. Departemen yang dihasilkan oleh LOGIC dengan syarat bangunan berbentuk bangunan persegi panjang dan tata letak diwakili secara kontinyu. Berikut gambar layout dengan metode LOGIC 200' A,C,D B,E,F 180' 180' 160' D E 50' 40' A,C B,F 150' 180' 180' Gambar 2.17 Layout dengan potongan vertical dan horizontal LOGIC Metode LOGIC didasarkan dengan membagi bangunan menjadi bagianbagian yang lebih kecil dengan membagi secara berurutan pemotongan "guillotine", yaitu garis-garis lurus yang berjalan dari satu ujung bangunan yang lain. Masing-masing departemen dibagi berdasarkan pemotongan dengan garis vertikal atau pemotongan horisontal. Jika pemotongan dengan garis vertikal, maka departemen dibagi dengan sisi timur dan barat. Perencanaan layout dengan metode LOGIC seperti yang membuat suatu diagram pohon dimulai dari keseluruhan departemen sampai pada masing-masing departemen, dimana pemotongan untuk membagi tiap departemen dilakukan secara acak.

18 22 Berikut gambar layout dengan LOGIC dalam bentuk diagram pohon A,B,C,D,E,F A,C,D B,E,F D A,C E B,F Gambar 2.18 Perencanaan layout dengan LOGIC dalam bentuk diagram pohon 2.7 Facility Planning Menurut (Hatice,2006, p ) Perencanaan fasilitas yang berkaitan dengan perancangan tata letak dan mesin serta kegiatan dari suatu sistem di dalam lingkungan perusahaan. Selanjutnya perancangan tata letak fasilitas adalah bagaimana mengatur, menemukan, dan mendistribusikan peralatan dan dukungan layanan semua fasilitas yang ada di manufaktur agar dapat meminimalkan waktu produksi. Di samping itu dapat memaksimalkan fleksibilitas operasional dan pengaturan serta Work In Process (WIP) untuk memaksimalkan produktovitas pabrik sesuai dengan jadwal produksi. Pada sistem manufaktur terdapat tiga jenis utama tata letak yaitu tata letak berdasarkan lantai produksi, tata letak berdasarkan proses produksi, dan tata letak berdasarkan kelompok alat atau fasilitas yang memiliki hubungan yang tinggi. Selanjutnya tata letak di kategorikan menjdi tiga bagian yaitu aliran garis, sel, dan pusat. Perbedaan antara jenis tata letak yang dibuat berdasarkan karakteristik sistem seperti volume produksi dan keanekaragaman produk yang di produksi. Tata letak produk (flow shop) dikaitkan dengan volume produksi tinggi dan berbagai produk rendah, sementara tata letak proses (job shop) dikaitkan dengan volume produksi rendah dan variasi produk yang tinggi. High Product layout Low Low Flow line cell center Process layout High Gambar 2.19 Tipe aliran dalam perancangan fasilitas

19 SFLA MCRAFT SFLA, adalah singkatan dari Spiral Facility Algoritma Layout. Algoritma ini berdasarkan metode MCRAFT (Multiple Computerized Relative Allocation Facilities Teqhnique) Proses aliran dan tata letak diperlukan untuk mengisi ruang, rute dan jarak perpindahan dengan pola spiral. Metode spiral bertujuan untuk pemusatan tiap departemen dan mengelompokan tiap departemen dengan titik pusat departemen dengan pola aliran spiral, dan antar departemen yang memiliki hubungan terkait yang tinggi agar dapat mengurangi jarak antar departemen. Dengan demikian proses material handling menjadi lebih mudah dan efisien. Fungsi tujuan dihitung sesuai berdasarkan jarak perpindahan dan material handling antar departemen. Aliran antar departemen dan material handling cost yang digunakan untuk memindahkan barang juga ikut dihitung. Berikut pola aliran material handling dengan pola spiral. sumber: data jurnal Gambar 2.20 Pola aliran SFLA Pola spiral (SFLA) bergerak dimulai dari titik mulai material handling sampai pada akhir departemen. Jarak dan material handling di anggap sebagai cost, semakin jauh jarak material handling akan berbanding lurus dengan cost yang di keluarkan Block Sizes Perancangan layout dan fasilitas dimulai dengan membuat block pada area sesuai dengan kebutuhan luas area untuk mesin atau lantai produksi.ukuran blok dihitung sesuai dengan lebar dan panjang yang diberikan fasilitas. Perhitungan ukuran blok yang disarankan adalah untuk lebar blok, ukuran secara langsung berkaitan dengan luas area departemen dan lebar rasio panjang dari total area. Block Width = 2x

20 24 Teknik Block Size diterapkan karena di perlukan panjang / lebar rasio dan alokasi untuk semua ruang yang dibentuk oleh tools, machine dan material handling. Apabila ukuran yang di berikan tidak sesuai dengan rasio dimensi dari lantai produksi maka di berikan batas toleransi pada layout plan. Batas toleransi di sesuaikan dengan berbagai ukuran yang dapat di adaptasi dan dapat berubah ke ukuran yang di butuhkan apabila ada perluasan lantai produksi. Untuk menghitung batas toleransi, diperlukan fasilitas pabrik luas area untuk rasio panjang diambil dan rasio ini dikalikan dengan (1 + (faktor toleransi)) sebagai batas atas dan dikalikan dengan (1 - (faktor toleransi)) sebagai batas bawah. Kemudian area pabrik yang telah di tentukan di buat standar ukuran yang telah di sertakan rasio batas toleransi baik panjang maupun lebar lantai produksi. Gambar 2.21 Design spiral material handling pada lantai produksi A A A B B B E E E E A A A B B B E E E E A A A B B B E E E E A A A B B B E E E E C C C B B B E E E E C C C B B B E E E E C C C B B B E E E E C C C D D D D D D D C C C D D D D D D D F F F F F F F F G G F F F F F F F F G G F F F F F F F F G G F F F F F F F F G G F F F F F F F F G G Gambar 2.22 Design akhir pada lantai produksi

21 Perancangan Ulang Fasilitas Dengan Metode Algoritma CRAFT Menurut (Sahroni, 2003, p72-82) CRAFT (Computerized Relative Allocation Facilities Teqhnique) Merupakan algoritma improvement yang memerlukan initial layout (design layout awal) yang sudah ada dan biaya, CRAFT menggunakan teknik from-to chart untuk menghitung jarak perpindahan berdasarkan data aliran material antar departemen. Biaya layout di tentukan oleh jarak centroid dan ntidak di batasi dalam bentuk persegi panjang (rectangular). Kelebihan CRAFT dapat di terapkan pada bentuk bangunan yang tidak beraturan secara akurat dengan adanaya departemen "dummy". a) Metode pengumpulan data yang digunakan : Penelitian lapangan (observasi) kondisi aliran material handling dan initial layout design Wawancara (interview) dengan bagian atau departemen terkait flow material handling Study pustaka b) Sumber data : Data primer merupakan data yang di peroleh langsung dari sumber objek penelitian Data sekunder merupakan data yang berasal di lur dari objek penelitian yang berasal dari pihak lain yang telah melakukan penelitian. c) Pengaturan tata letak pabrik Integrasi semua faktor terkait dalam proses produksi secara total yang menjadi satu unit operasi yang besar Material handling antar departmen seminimal mungkin dengan cara mengetahui keterikatan antar departemen dan menempatkannya sedekat mungkin untuk meminimalkan material handling Flow proses produksi yang berlangsung tanpa hambatan dengan cara menghilangkan adanya perpindahan secara berulang (backtrackting) dan gerakan silang (cross traffic) Semua area dan departemen terkait di manfaatkan secara efektif dan efisien dengan cara pengaturan ruangan, bahan baku, mesin dan peralatan secara ergonomi yang mendukung proses produksi Pengaturan tata letak pada lantai produksi yang fleksibel agar dapat di lakukan re-layout yang baru secara efektif dan efisien d) Analisa from-to chart Analisa from-to chart dengan langkah-langkah awal dari from-to chart lalu menyusun data terkait persentasi besar material handling dari data yang telah ada. perhitungan besar material handling dengan cara: % of Volume Handling = x 100% e) Analisa jarak material handling Jarak X1 - X2 = [X1-X2] + [Y1 - Y2] = Xtotal f) Analisa biaya material handling dengan cara menentukan nilai investasi, operasi dan operator dari material handling tersebut

22 Effective Facilities Planning Optimization Then Simulation Dalam peranganan tata letak fasilitas di butuhkan susunan kegiatan serta pertimbangan jarak hubungan antar departemen. Terkait tata letak fasilitas yang termasuk dalam perancangan ruang arsitektur, manufaktur merupakan bagian dari rancangan fasilitas yang mencakup secara global seperti area pabrik, bentuk bangunan dan material handling. Menurut Grajo (1996, p ), optimasi tata letak dan simulasi adalah dua tugas yang sangat penting untuk setiap perencanaan fasilitas dan studi tata letak. Menurut Burgess dkk. (1993), simulasi adalah satu-satunya metodologi yang cukup kuat untuk secara sistematis meneliti peran dan dampak dari kompleksitas produk dan variabel penting lainnya pada kinerja pabrik. Paradigma tata letak di terapkan dengan proses simulasi lebih dahulu akan menghasilkan 10-15% peningkatan dan kehilangan kesempatan untuk perubahan perbaikan yang lebih besar, seandainya optimasi tata letak di lakukan terlebih dahulu lalu di simulasi. Paradigma Tata letak lalu simulasi Simulasi lalu tata letak Keyakinan Manfaat Penerapan sumber: data jurnal Tabel 2.3 Analisa Perbandingan Simulasi dan Optimisasi Layout Analisis simulasi bersifat lokal, dimana tata letak optimasi bersifat global Efisiensi waktu Meningkatkan tata letak yang ada Menyelesaikan kemacetan dan kemacetan dalam tata letak Hanya parameter proses sistem kecil yang perlu disesuaikan Teknologi membutuhkan jenis tata letak khusus dan simulasi untuk verifikasi Perilaku stokastik tidak signifikan Fokus pada meminimalkan jarak Studi simulasi tata letak sebelum menghasilkan layout yang efisien dan realistis Memberikan perkiraan yang akurat dan aliran untuk optimasi tata letak dari simulasi Membuat layout baru untuk sistem yang pameran signifikan: - Perilaku / permintaan stokastik dan / atau - Interaksi kompleks Kebijakan / teknologi operasional utama adalah tidak ditentukan atau perlu tata letak sebelum dibenarkan optimasi Simulasi digunakan untuk menghasilkan arus acak untuk diberi makan untuk rutin tata letak Mengatasi kemacetan arus dan kemacetan memiliki prioritas lebih tinggi daripada mengurangi jarak

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT RUANG PARKIR KENDARAAN UNTUK MEMAKSIMALKAN LOKASI PARKIR DAN EFEKTIFITAS FLOW KENDARAAN di POOL TIPAR CAKUNG PT ADI SARANA ARMADA

PERENCANAAN LAYOUT RUANG PARKIR KENDARAAN UNTUK MEMAKSIMALKAN LOKASI PARKIR DAN EFEKTIFITAS FLOW KENDARAAN di POOL TIPAR CAKUNG PT ADI SARANA ARMADA PERENCANAAN LAYOUT RUANG PARKIR KENDARAAN UNTUK MEMAKSIMALKAN LOKASI PARKIR DAN EFEKTIFITAS FLOW KENDARAAN di POOL TIPAR CAKUNG PT ADI SARANA ARMADA Sahala Wijaya School of Industrial Engineering, Faculty

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN Disusun Oleh: Risya Yuthika (1102120156) Septi Kurniawan (1102130054) Tio Auzan Hawali (1102120067) Nenden Widha Soraya (1102120157) Achmad Rizaldi

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II

Landasan Teori BAB II BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penyesuaian dan Kelonggaran Pembakuan sistem kerja tidak dapat di lepasakan dari dua aspek berikut, yaitu: pemberian penyesuaian dan pemberian kelonggaran. Penyesuaian diberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai tata letak pabrik. Wignjosoebroto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Perancangan Fasilitas Menurut Apple (1990, hal 2), Rekayasawan rancang fasilitas menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai tata letak fasilitas sudah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu dengan tempat dan analisis yang berbeda antara satu

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 4-9 ISSN 2302 934X Industrial Management Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar Dewi Mulyati*

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE 64 Dinamika Teknik Juli PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. V, No. 2 Juli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER 1 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM PENYELESAIAN MASALAH TATA LETAK 1. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. 2. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. 3. Proses

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #6

Pembahasan Materi #6 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Perencanaan Aliran Material Kelompok Analisa Aliran Pola Aliran Teknik Analisa Aliran Data Analisa Aliran 6623 - Taufiqur Rachman 1 Perencanaan Aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Tata Letak Pabrik 2.1.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PERKANTORAN DI PT. BPR MITRA ARTA MULIA BENGKALIS RIAU Triyono 1, Nandar Cundara A 2, Hery Irwan 3 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK Suatu lay-out pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang terjadi dalam industri begitu luasnya, maka lay-out yang direncanakan untuk

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 36-41 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Suharto Tahir *, Syukriah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan perusahaan mengenai tata letak (layout) ialah keputusan yang memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat mempengaruhi prioritas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Prabowo (2007) dalam penelitian yang berjudul Usulan Perancangan Tata Letak Rumah Sakit. Penelitian tersebut memberikan

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Perancangan tata letak pabrik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perancangan unsur fisik suatu kegiatan, yang biasanya berhubungan dengan industri manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tata Letak Pabrik Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET Ukurta Tarigan, Uni P. P. Tarigan, dan Zulfirmansyah A. Dalimunthe Departemen Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Abstrak STUDY PERBAIKAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI PADA PT. INDO KERAMIK INTI WIDYA UNTUK MEMINIMALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan mengenai landasanlandasan teori serta acuan lain yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian. 2.1 Perencanaan Fasilitas Tata letak pabrik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Performa (2014) Vol. 13, No.2: 91-100 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Rizki Wahyuniardi, Agi A. Setiawan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UniversitasPasundan

Lebih terperinci

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis Pendahuluan Algoritma terkomputer merupakan alat yang sangat ampuh baik untuk membuat perbandingan pilihan susunan wilayah kegiatan dalam batasan kriteria yang terpilih dan data yang tersedia. Keuntungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Tata Letak Definisi tata letak ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak dapat dikemukakan sebagai proses perancangan tata letak, termasuk di dalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014 PERANCANGAN USULAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN MEETING CHAIR PADA DEPARTEMEN KONTRUKSI PT CHITOSE INDONESIA MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI MOMEN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sinar Terang Logamjaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi sparepart motor yang berbahan utama logam. Perusahaan menerapkan layout lantai produksi berupa layout by process. oleh

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA *

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) 2013 L A B O R A T O R I U M T E K N I K I N D U S T R I L A N J U T Tujuan Praktikum: Merencanakan

Lebih terperinci

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 Genap 2015/2106. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 Genap 2015/2106. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #5 2 Perencanaan Aliran Material Kelompok Analisa Aliran Pola Aliran Teknik Analisa Aliran Data Analisa Aliran 6623 - Taufiqur Rachman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Perencanaan fasilitas

Lebih terperinci

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR Mustofa Choir 1, Dodi Sofyan Arief 2, Merry Siska 3 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO Enny Ariyani Teknik Industri FTI-UPNv Jatim Abstraksi Permasalahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain

Lebih terperinci

Materi 03. Sistem Kantor

Materi 03. Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor 1. Urgensi Sistem Kantor 2. Pengertian Sistem Kantor 3. Karakteristik Sistem Kantor 4. Tujuan Sistem Kantor 5. Kelebihan Sistem Kantor 6. Keterbatasan Sistem

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI GUNA MENGURANGI MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS : CV. GARUDA PLASTIK) Ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN PACKING PADA PT. MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC DAN CRAFT Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO MATA KULIAH PENGANTAR SISTEM PRODUKSI DOSEN PEMBIMBING : BAPAK SAFRIZAL PROGRAM STUDI TEHNIK

Lebih terperinci

komputasi dan memori yang rendah), mampu memecahkan permasalahan dengan area fasilitas yang sama atau tidak sama (equal and unequal area), dan

komputasi dan memori yang rendah), mampu memecahkan permasalahan dengan area fasilitas yang sama atau tidak sama (equal and unequal area), dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan tata letak fasilitas merupakan salah satu area penting dalam merancang sistem produksi sekaligus merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas pabrik.

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN MATERIAL

SISTEM ALIRAN MATERIAL SISTEM ALIRAN MATERIAL 207 Pentingnya Perencanaan Pola Aliran Material Perencanaan pola aliran material menjadi dasar untuk rancangan dasar dari fasilitas dan efisiensi seluruh operasi Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT Teguh Oktiarso 1), Henrix Setyawan Loekito 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Jl. Villa Puncak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan produk berupa barang

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler Petunjuk Sitasi: embiring, A. C. (2017). Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C242-247). Malang:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sinar Terang Logamjaya atau yang sering disebut PT Stallion adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan sparepart motor dengan bahan baku logam, seperti pedal motor, cup tanki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan proses dalam organisasi 1. Strategi proses dalam organisasi 2. Keputusan proses dasar 3. Strategi

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-310 Nama Mata Kuliah : Perancangan Tata Letak Fasilitas Jumlah SKS : 2 Semester : VI Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-307 Perencanaan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK RUANG LOGISTIK PADA PT. SCHNEIDER ELECTRIC MANUFACTURING BATAM LOT 208 Sutrisno 1,NandarCundara A 2, Refdilzon Yasra 3, Bambang W.Widodo 4 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh HARDIANTA TARIGAN

Lebih terperinci