BAB III RENCANA KERJA TAHUN 2005

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III RENCANA KERJA TAHUN 2005"

Transkripsi

1 BAB III RENCANA KERJA TAHUN 2005 A. Bidang Kebijakan Ekonomi Makro 1. Pengembangan model ekonomi makro; 2. Penelaahan kebijakan dan perkembangan ekonomi makro; 3. Penyusunan asumsi dasar RAPBN 2006; 4. Penelaahan kebijakan fiskal dan APBN; 5. Penelaahan kebijakan dan perkembangan ekonomi makro; 6. Penelitian dan pengembangan sektor fiskal; 7. Monitoring perkembangan kebijakan fiskal dan keuangan negara; 8. Penyiapan bahan rakor dan bahan sidang kabinet bidang ekonomi; 9. Penyusunan konsep SK Menteri Keuangan tentang kurs dalam rangka penetapan bea masuk, pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, pajak ekspor dan pajak penghasilan; 10. Penyediaan data dan statisktik ekonomi dan keuangan; 11. Pemantauan dan pengendalian sasaran inflasi berkoordinasi dengan Bank Indonesia; 12. Memberikan pelatihan model keuangan ekonomi makro Departemen Keuangan, baik di lingkungan Departemen Keuangan maupun di luar lingkungan Departemen Keuangan. B. Bidang Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 1. Kegiatan Rutin a. Program penyempurnaan NK dan APBN 2005 : Melakukan koordinasi dengan unit eselon I terkait Departemen Keuangan; Melakukan penyempurnaan NK dan APBN 2005 berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat kerja antara Pemerintah dengan DPR RI. b. Program Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan RAPBN 2006 : Penyampaian Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dan Kerangka Ekonomi Makro. Menyiapkan jawaban Pemerintah atas pertanyaan Panitia Anggaran (PA) DPR RI dalam rangka pembicaraan pendahuluan tahap awal RAPBN 2006; Melakukan pembahasan rangka pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2006 Tingkat I dengan PA-DPR-RI; Menyiapkan jawaban Menteri Keuangan atas pertanyaan Komisi XI DPR RI dalam rangka pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2006; Melakukan pembahasan dengan Komisi XI DPR RI dalam rangka pembicaraan pendahuluan; 32

2 Menyiapkan jawaban Pemerintah atas pertanyaan PA DPR-RI dalam rangka pembicaraan pendahuluan Tingkat II RAPBN 2006; Melakukan pembahasan dalam rangka pembicaraan pendahuluan tahap akhir dengan PA DPR-RI. c. Program penyusunan NK dan RAPBN 2006 : Melakukan monitoring pelaksanaan APBN 2005 periode Januari Mei; Melakukan koodinasi dengan unit eselon I terkait Departemen Keuangan dan instansi lainnya dalam rangka penyusunan pelaksanaan APBN 2005 dan penyusunan RAPBN 2006; Menyusun narasi perkembangan pelaksanaan APBN 2005 dan perkiraan RAPBN 2006, serta RUU APBN 2006; Menyiapkan bahan pidato Presiden pengantar NK dan RAPBN 2006; Menyiapkan jawaban Pemerintah atas pertanyaan fraksi-fraksi DPR-RI dalam rangka Pemandangan Umum RAPBN 2006; Menyiapkan jawaban Menteri Keuangan atas pertanyaan Komisi XI DPR- RI berkaitan dengan RAPBN 2006; Melakukan pembahasan dengan Komisi XI DPR RI berkaitan dengan RAPBN 2006; Menyiapkan jawaban Pemerintah atas pertanyaan PA DPR-RI dalam rangka pembahasan RAPBN 2006; Melakukan pembahasan dengan PA DPR-RI yang berkaitan dengan pembicaraan Tk. I (Pembahasan NK dan RAPBN serta RUU APBN 2006). d. Program penyiapan jawaban Menteri Keuangan atas pertanyaan Komisi XI DPR-RI : Mengkoordinasikan dan menyusun jawaban Menteri Keuangan atas pertanyaan Komisi XI DPR RI berkaitan dengan kinerja dan penganggaran Departemen Keuangan; Melakukan pembahasan dengan Komisi XI DPR RI berkaitan dengan kinerja dan penganggaran Departemen Keuangan. e. Program penyelesaian tugas khusus pimpinan : Menyiapkan data/jawaban tertulis atas pertanyaan IMF dan lembaga internasional lainnya; Menyiapkan data/bahan kebijakan fiskal untuk keperluan Menteri Keuangan. f. Program penyusunan laporan pelaksanaan APBN 2005 semester I: Melakukan monitoring perkembangan pelaksanaan APBN 2005 semester I; Melakukan koordinasi dengan unit eselon I Departemen Keuangan dan instansi lain dalam rangka pelaksanaan APBN 2005 semester I dan prognosa semester II; Menyusun narasi laporan pelaksanaan APBN 2005 semester I dan prognosa semester II; 33

3 Menyiapkan jawaban pemerintah atas pertanyaan PA DPR-RI berkaitan dengan pelaksanaan APBN 2005 semester I dan prognosa semester II; Melakukan pembahasan dengan PA DPR-RI berkaitan dengan pelaksanaan APBN 2005 semester I dan prognosa semester II. g. Program penyusunan APBN-P 2005 : Melakukan monitoring pelaksanan APBN 2005 periode Januari Juni; Melakukan koodinasi dengan unit eselon I terkait Departemen Keuangan dan instansi lainnya dalam rangka monitoring pelaksanaan APBN 2005 dan penyusunan APBN-P 2005; Menyusun narasi APBN-P 2005 dan RUU APBN-P 2005; Melakukan Pembicaraan Tk. I/Pembahasan RUU tentang APBN-P 2005; Menyiapkan jawaban Pemerintah atas pertanyaan PA DPR-RI berkaitan dengan APBN-P 2005 beserta RUU-nya; Melakukan Pembicaraan Tk. II//Pengambilan Keputusan atas RUU tentang Perubahan APBN 2005; Melakukan penyempurnaan APBN-P h. Program penyiapan bahan rakor dan bahan sidang kabinet bidang ekonomi: Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perkembangan keuangan negara dan perkembangan indikator ekonomi makro; Menyiapkan buku laporan perkembangan keuangan negara dan indikator ekonomi untuk bahan rakor bidang ekonomi; Menyiapkan buku laporan perkembangan keuangan negara dan indikator ekonomi untuk bahan sidang kabinet bidang ekonomi. i. Program peningkatan strategi komunikasi publik dalam rangka sosialisasi kebijakan fiskal : Melaksanakan sosialisasi kebijakan fiskal 2005; Menyusun Budget in Brief tahun j. Program pembahasan bahan RKP tahun 2006 di bidang ekonomi : Menyusun bahan masukan RKP tahun 2006 di bidang ekonomi makro, pendapatan negara dan pembiayaan anggaran, serta belanja negara; Melakukan koordinasi dengan unit eselon I Departemen Keuangan dalam rangka pembahasan bahan masukan RKP tahun 2006 di bidang ekonomi. 2. Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang yang akan dilaksanakan pada tahun 2005 adalah dalam bentuk laporan studi/analisis/penelitian/forum diskusi untuk peningkatan kemampuan analisa kebijakan fiskal. Kegiatan-kegiatan penunjang tersebut, antara lain : Koordinasi dan Monitoring Perhitungan APBN; 34

4 Koordinasi Penyusunan Perkiraan Pendapatan Negara dan Hibah, Plafond Pengeluaran serta Pembiayaan Defisit Anggaran-RAPBN 2006; Goverment Financial Statistics; Medium Term Expenditure Frame Work. C. Bidang Perencanaan Anggaran 1. Kegiatan Rutin a. Penyiapan bahan perencanaan anggaran; b. Melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait; c. Membuat pagu indikatif; d. Menyusun rincian RKA-KL; e. Membuat Rancangan Rincian keppres untuk APBN; f. Penyampaian Rincian keppres APBN (Satuan Anggaran) kepada Kementerian/Lembaga; g. Penelaahan rencana pelaksanaan anggaran (RKA-KL); h. Penelaahan konsistensi dengan prioritas anggaran; i. Membuat Lampiran RAPBN (Himpunan RKA-KL); j. Penyampaian hasil penelaahan kepada DJPB berupa Satuan Anggaran; k. Penyiapan bahan pembinaan penyelesaian rincian rencana pelaksanaan anggaran; l. Penyiapan bahan evaluasi realisasi rencana pelaksanaan anggaran; m. Menyusun proyeksi anggaran untuk tahun berikutnya; n. Menyusun Keppres lampiran APBN. Menyusun narasi konsep Keppres sebagai lampiran Keppres APBN; Melakukan pembahasan dalam penyusunan Keppres lampiran APBN. 2. Kegiatan Penunjang a. Sosialisasi kepada mitra kerja Kementerian/Lembaga teknis sebagai pembinaan penyelesaian rincian rencana pelaksanaan anggaran; b. Menata data yang dibutuhkan untuk penyusunan anggaran tahun berikutnya; c. Mengikuti rapat/seminar baik di lingkungan Departemen Keuangan maupun dengan mitra kerja Kementerian/Lembaga; d. Menyusun Harga Satuan Umum tahun 2005; e. Menyusun Buku Petunjuk Teknis Pembahasan RKA-KL; f. Melakukan koordinasi dan monitoring perencanaan anggaran tahun 2006; g. Menyusun Harga Satuan Umum Tahun Anggaran 2006 dengan pembentukkan Pokja-Pokja; h. Menyusun Buku Petunjuk Teknis RKA-KL; i. Menyusun Daftar Kegiatan yang disesuaikan dengan Kementerian/Lembaga terkait; j. Menyempurnakan Program Penyusunan RKA-KL. 35

5 D. Bidang Dana Perimbangan Dalam TA 2005 Direktorat Dana Perimbangan bekerjasama dengan instansi terkait (BPS, Depdagri, dan unit-unit terkait di lingkungan Departemen Keuangan) melaksanakan pengumpulan dan rekonsiliasi data dasar perhitungan DAU, menyiapkan perhitungan alokasi, simulasi, penetapan alokasi, serta pemantauan dan evaluasi DAU untuk daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Selanjutnya menyusun rekomendasi DAU Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia bagi Sekretariat Bidang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah pada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Kegiatan lain yang berkaitan dengan DAU adalah memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pemekaran daerah-daerah otonom baru. Hal ini menjadi pertimbangan mengingat adanya berbagai permasalahan yang terjadi akibat pemekaran beberapa daerah otonom baru, khususnya masalah yang berkaitan dengan kemampuan keuangan daerah baik bagi daerah-daerah otonom baru, daerah-daerah induk, maupun daerah daerah lainnya. Perencanaan kegiatan sosialisasi mengenai kebijakan formula serta alokasi DAU ke Daerah dalam rangka peningkatan transparansi perhitungan dan alokasi DAU. Salah satu tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah memberikan pengertian yang lebih baik kepada daerah mengenai kebijakan formula dan alokasi DAU secara utuh, sehingga daerah diharapkan tidak menganggap bahwa DAU harus dapat mencukupi seluruh kebutuhan daerah. Kegiatan yang akan berkaitan DAK pada tahun 2005 adalah merumuskan dan menyusun alokasi DAK dan Pedoman Umum DAK Non Dana Reboisasi Tahun Anggaran 2006, serta melakukan pemantauan atas pelaksanaan DAK Non Dana Reboisasi Tahun Anggaran Kegiatan yang lain adalah melakukan koordinasi dengan Direktorat Anggaran II dan Departemen Kehutanan dan Ditjen Perbendaharaan dalam menyusun ancarancar pengalokasian DAK Dana Reboisasi Tahun Anggaran 2004 untuk daerah penghasil sekaligus penyusunan kebijakan pedoman umum pengelolaannya. Untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul dalam pengelolaan DAK maka dibentuk suatu Tim Koordinasi Pusat Pengelolaan DAK yang bertugas mengkoordinasikan departemen/instansi terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemantauan dan evaluasi kebijakan DAK. Dalam tahun 2005 kegiatan yang akan dilaksanakan yang kaitannya dengan Dana Bagi Hasil adalah sebagai berikut: Melakukan koordinasi dengan instansi terkait; Menyiapkan bahan perumusan sekaligus penetapan perhitungan alokasi DBH Pajak dan SDA TA 2006; Melakukan penyebaran Kuesioner dan interview dengan Instansi/Pejabat terkait, baik yang ada di Pusat maupun Daerah; Melakukan kunjungan ke lapangan; Mapping permasalahan bersumber dari surat menyurat. Selain itu, saat ini sedang disusun RPP-RPP atas pelaksanaan UU nomor 33 Tahun 2004 yaitu RPP mengenai Dana Perimbangan, Hibah, dan Dana Darurat. 36

6 E. Bidang Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah 1. Mengadakan workshop series yang bertujuan mencari masukan dari beberapa daerah mengenai Pelaksanaan Pembiayaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004; 2. Melakukan koordinasi di tingkat pusat dengan instansi terkait guna mematangkan konsep RPP tentang Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang telah disusun; 3. Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan desentralisasi fiskal secara makro khususnya dekonsentrasi dan tugas pembantuan di daerah-daerah; 4. Memperbaiki kebijakan-kebijakan yang belum sesuai dengan asas desentralisasi fiskal (money follows function); 5. Menyelaraskan antara Pembiayaan Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 6. Melakukan pemetaan data sektoral tahun anggaran 2005 untuk dijadikan data base dana sektoral per propinsi dan per departemen; 7. Melaksanakan Sosialisasi Prosedur dan Tatacara Pinjaman Daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004; 8. Menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan Peraturan Pemerintah dalam bidang pinjaman dan obligasi Daerah; 9. Menyusun pedoman pelaksanaan dalam rangka penerbitan obligasi daerah; 10. Menyusun pedoman pelaksanaan dan penyusunan mekanisme pemantauan perkembangan pinjaman daerah; 11. Menyusun dan menetapkan instrumen penilaian kemampuan daerah untuk meminjam, batas kumulatif pinjaman daerah serta peta kapasitas fiskal; 12. Menyiapkan dan melaksanakan penilaian pinjaman daerah; 13. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pinjaman daerah; 14. Melaksanakan fasilitasi dan bimbingan teknis pinjaman daerah; 15. Penyusunan Peraturan Pemerintah Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai tindak lanjut UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 16. Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan tentang batas maksimal defisit APBD; 17. Penyusunan pedoman pengendalian defisit dan penggunaan surplus anggaran daerah; 18. Pelaksanaan pemantauan dan pengendalian jumlah kumulatif defisit APBD; 19. Penyusunan Modul Pedoman penyusunan laporan keuangan daerah; 20. Sosialisasi Kebijakan dan Pedoman Pengendalian defisit dan penggunaan surplus anggaran pendapatan dan belanja daerah; 21. Penyelenggaraan pelatihan penyusunan laporan keuangan daerah; 22. Melanjutkan kompilasi dan menyajikan data ekonomi dan non ekonomi daerah dalam rangka perhitungan dan evaluasi Dana Alokasi Umum; 23. Melanjutkan Kompilasi dan menyajikan data ekonomi dan ekonomi daerah dalam rangka mendukung penghitungan Dana Kontigensi; 37

7 24. Membangun data base ekonomi (seperti data APBD, data bagi hasil pajak dan non pajak, data belanja pegawai, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indek Harga Bahan Bangunan, dll) dan data non ekonomi (seperti jumlah penduduk, luas wilayah, tingkat kemiskinan, poverty gap, dll) dalam rangka mendukung kebijakan desentralisasi fiskal; 25. Test dan evaluasi pembangunan aplikasi laporan konsolidasi APBD dengan format baru yang berdasarkan Kepmendagri 29/2002; 26. Melakukan implementasi aplikasi dalam rangka SIKD ke 19 pilot project DTF Project worldbank; 27. Melakukan Updating data/informasi untuk website DJAPK; 28. Melaksanan presentasii IMF mengenai DQAF ROSC serta Self assessment oleh masing-masing unit berdasarkan pedoman IMF dan dilanjutkan penilaian IMF terhadap data statistic Indonesia (GFS); 29. Menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan RPP mengenai Sistem Informasi Keuangan Daerah. F. Bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan Umum 1. Kegiatan Rutin a. Program Optimalisasi Penerimaan Negara dari Sektor Migas. Penerimaan negara dari sektor minyak bumi dan gas alam pada dasarnya terdiri dari penerimaan dari SDA migas dan penerimaan dari PPh Migas. Target penerimaan negara sektor migas untuk TA 2004 sebagaimana dituangkan dalam APBN TA 2005; Untuk melaksanakan program tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut : o Meningkatkan pemantauan realisasi penerimaan migas; o Menyusun perkiraan realisasi penerimaan migas; o Melakukan penagihan atas keterlambatan pembayaran pajak KPS. b. Program Penghitungan dan Penyaluran DBH SDA Migas, meliputi kegiatankegiatan antara lain : Menyusun perkiraan penerimaan negara SDA yang akan dibagihasilkan pada TA 2005 bersama instansi terkait dan daerah penghasil migas; Menyiapkan konsep Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan perkiraan jumlah dana bagian masing-masing daerah dari SDA migas TA 2005; Melakukan perhitungan realisasi penerimaan dana bagian daerah setiap triwulan dalam rangka penyaluran dana bagian daerah sesuai realisasi; Melaksanakan penyaluran dana bagian daerah dari SDA migas TA 2005 sesuai dengan jadwal penyaluran. c. Pogram Pemberian Subsidi Pupuk. Perkiraan Subsidi Listrik untuk TA 2005 sebagaimana telah dianggarkan dalam APBN TA 2005 adalah sebesar Rp 1,3 triliun, yang mencakup Subsidi Pupuk untuk urea dan non urea (NPK); 38

8 Melakukan perhitungan perkiraan Subsidi Pupuk berdasarkan realisasi penyaluran pupuk; Melakukan proses pembayaran sementara Subsidi Pupuk atas dasar permohonan produsen pupuk secara bulanan; Melakukan verifikasi atas pembayaran sementara Subsidi Pupuk secara triwulanan. d. Program Pemberian Subsidi Listrik. Perkiraan Subsidi Listrik untuk TA 2005 yang diberikan kepada pelanggan golongan tarif S-1, S-2, R-1, I-1 dan B-1 dengan daya terpasang sampai dengan 450 Volt Ampere adalah sebesar Rp 3.363,28 miliar; Melakukan proses pembayaran sementara Subsidi Listrik atas dasar permohonan PT. PLN (Persero) secara bulanan; Melakukan verifikasi atas pembayaran sementara Subsidi Listrik secara Triwulanan. e. Program Evaluasi RKT/RAPB BPMIGAS TA 2005 sebagaimana Amanat UU No. 22 Tahun 2001 dan PP No. 42 tahun 2002 (PP No. 42/2002) tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas); f. Penyelesaian Kewajiban Pemerintah Sektor Migas, meliputi: Pemrosesan usulan pembayaran/pemindahbukuan Pajak Penerangan Jalan Bukan Berasal dari PT PLN (Persero) untuk industri pertambangan migas (PPJ Non PLN); Pemrosesan usulan pembayaran/pemindahbukuan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan untuk industri pertambangan migas (Pajak ABT dan AP); Pemrosesan usulan pembayaran/pemindahbukuan Reimbursement Pajak Pertambahan Nilai; Pemrosesan usulan pembayaran/pemindahbukuan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Migas dari Rekening Menteri Keuangan No ke Rekening Bank/Kantor Pos Operasional III PBB di Kabupaten/Kota. g. Pemantauan perkembangan harga minyak mentah Indonesia dan pasar minyak. Mengikuti pembahasan Tim Harga di Ditjen. Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai penetapan harga rata-rata minyak mentah pada bulan bersangkutan dan perkiraan harga rata-rata minyak mentah pada bulan berikutnya serta penetapan formulasi harga minyak mentah Indonesia; Melaporkan kepada pimpinan hasil pembahasan Tim Harga sebagai dasar penyusunan perkiraan penerimaan migas, realisasi sementara penerimaan migas dan perkiraan besaran subsidi BBM. 39

9 h. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan keanggotaan Indonesia sebagai negara anggota OPEC Fund. Mempersiapkan bahan-bahan dan melaporkan pelaksanaan Sidang Dewan Gubernur dan Dewan Menteri OPEC Fund serta hal-hal lain yang terkait dengan OPEC Fund. i. Pogram Pemberian Subsidi BBM. Rencana kerja tahun 2005 pengeluaran negara dari kegiatan penyediaan bahan bakar minyak adalah berupa subsidi BBM. Jumlah subsidi BBM yang diusulkan dalam APBN 2005 adalah sebesar Rp miliar. j. Penerimaan Panasbumi. Dalam rencana kerja tahun 2005 penerimaan negara dari hasil pengusahaan sumber daya panasbumi adalah sebesar Rp 250 miliar. Target tersebut didasarkan pada Perkiraan Anggaran Perusahaan Pertamina dan Unocal Geothermal of Indonesia tahun k. Pengeluaran Panasbumi. Dalam rencana kerja tahun 2005 pengeluaran dari rekening panas bumi untuk pembayaran kembali (reimbursement) PPN kepada Pengusaha panasbumi diperkirakan sebesar Rp. 22 miliar dengan asumsi seluruh faktur pajak dianggap sah oleh Direktur Jenderal Pajak. l. Dalam rencana kerja tahun 2005, target penerimaan dari iuran Badan Usaha yang mempunyai kegiatan dibidang penyediaan dan pendistribusian BBM dan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa belum dapat diperkirakan karena Peraturan Pemerintah tentang Besaran dan Penggunaan Iuran dari Badan Usaha dalam Kegiatan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa belum ditetapkan; m. Bersama-sama instansi terkait menyempurnakan Peraturan Pemerintah dan Petunjuk Pelaksanaannya tentang jenis dan besaran tarif pungutan atas iuran dari Badan Usaha yang mempunyai kegiatan dibidang penyediaan dan pendistribusian BBM dan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa; n. Melakukan pemantauan (monitoring) terhadap hal-hal yang berkaitan dengan subsidi BBM antara lain adalah : Perkembangan pengadaan minyak mentah dari dalam negeri dan luar negeri untuk keperluan kilang-kilang berserta harganya; Perkembangan pembelian BBM baik dalam negeri maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri serta harganya; Perkembangan produksi minyak mentah baik Perusahaan Minyak Nasional maupun Kontraktor Asing; Perkembangan biaya-biaya operasional antara lain biaya pengolahan, distribusi, bunga, angkutan laut, penyusutan serta biaya umum dan kantor pusat; Perkembangan volume Penjualan BBM dalam negeri dan luar negeri serta penjualan non BBM dalam negeri dan luar negeri; 40

10 Perkembangan harga BBM dan Non BBM yang berlaku di negara Asean; Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap USD; Melakukan koordinasi dengan instasi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas. o. Melakukan pemantauan (monitoring) dalam kegiatan pengusahaan panas bumi antara lain adalah : Pelaksanaan setoran bagian Pemerintah dan laporan perhitungan oleh pengusaha panas bumi; Kebenaran atas jawaban konfirmasi serta setoran pajak yang dibayarkan oleh pengusah panas bumi dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP); Perkembangan volume penjualan uap panas bumi; Perkembangan pemanfaatan uap panas bumi dalam kaitannya dengan usaha mendorong diversifikasi energi non migas; Laporan perhitungan laba bersih usaha dari pengusaha panas bumi; Penelitian terhadap dokumen persyaratan pengembalian PPN yang diajukan oleh pengusaha panas bumi. p. Menyusun dan menyampaikan laporan secara periodik yaitu : Perbandingan realisasi dan target serta sebab-sebab terjadinya penyimpangan; Rencana dan realisasi penerimaan di bidang usaha panasbumi dan halhal yang berkaitan dengan kegiatan pengusahaan panas bumi; Laporan perhitungan subsidi BBM; Laporan harga jual eceran BBM di beberapa negara Asean; Perkembangan volume konsumsi BBM dan Non BBM Dalam Negeri. q. Program Reformasi Kebijakan PNBP. Pemrosesan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tarif PNBP pada BPK, MA, Meneg Komunikasi dan informasi, ANRI, BPS, dan BPKP; Pemrosesan perubahan/penyempurnaan Peraturan Pemerintah tentang tarif atas jenis PNBP pada 5 Lembaga Pemerintah Non Departemen; Pemrosesan perubahan/penyempurnaan peraturan perundangundangan di bidang PNBP: o RPP tentang Pemeriksaan PNBP; o RPP tentang Tatacara Penentuan Jumlah, Pemungutan, Pembayaran, Penyetoran dan Penagihan PNBP; o RPP tentang Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan PNBP. Pemrosesan peraturan perundang-undangan di bidang PNBP pada LPND berupa Keputusan Menteri Keuangan; Penegasan kewenangan Pemerintah Pusat terhadap PNBP dari masingmasing Lembaga Pemerintah Non Departemen (setiap LPND harus menyampaikan kewenangan yang telah dilimpahkan ke Pemerintah Daerah); 41

11 Evaluasi atas Peraturan Pemerintah tentang Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada Lembaga Pemerintah Non Departemen periode 2 tahunan; Verifikasi PNBP Lembaga Pemerintah Non Departemen. r. Program Reformasi Administrasi PNBP. Pembangunan sistem informasi PNBP berupa database PNBP: o On line rencana dan realisasi PNBP antar LPND dengan Departemen Keuangan (DJAPK dan DJPBN). s. Memproses : Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan PNBP; Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Pendidikan Nasional (Unit Utama Non Perguruan Tinggi Negeri); Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Pendidikan Nasional (Perguruan Tinggi Negeri Non BHMN); Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Pertahanan dan TNI; Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penentuan Jumlah, Pemungutan, Pembayaran, Penyetoran dan Penagihan PNBP yang Terutang; Penggunaan sebagian dana PNBP pada Departemen Luar Negeri; Penggunaan sebagian dana PNBP pada Kepolisian Republik Indonesia; Penggunaan sebagian dana PNBP pada Ditjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan; Penggunaan sebagian dana PNBP pada Ditjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan; Penggunaan sebagian dana PNBP pada Jasa-jasa di Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; Penggunaan sebagian dana PNBP yang berasal dari Iuran Tetap dan Royalti Bagian Pemerintah Pusat, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; Penggunaan sebagian dana PNBP yang berasal dari Penjualan Hasil Tambang, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; Penggunaan sebagian dana PNBP yang berasal dari Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) dan Pungutan Hasil Perikanan (PHP) Bagian Pemerintah Pusat, Departemen Kelautan dan Perikanan; 42

12 Rancangan Keputusan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Perkiraan dan Laporan Realisasi PNBP (Format Perkiraan dan Laporan Realisasi PNBP). t. Memproses perubahan/penyempurnaan : Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Kesehatan; Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Hukum dan HAM (dahulu Dep. Kehakiman dan HAM); Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Perhubungan (khusus Ditjen Postel); Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Perhubungan; Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Keuangan; Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Kelautan dan Perikanan; Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis PNBP pada Departemen Kehutanan; Keputusan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penggunaan sebagian dana PNBP pada Departemen Hukum dan HAM. u. Membuat Sistem Basis Data (Data-base) PNBP SDA Non Migas (Kehutanan, Pertambangan Umum dan Perikanan); v. Melakukan Penagihan atas tunggakan Pungutan Ekspor; w. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pungutan ekspor dilapangan; x. Melakukan sosialisasi ketentuan Pungutan Ekspor; y. Melakukan verifikasi dokumen Ekspor; z. Membukukan penerimaan Pungutan Ekspor; aa. Melanjutkan pembahasan RPP PE dengan instansi terkait; bb. Menyusun konsep KMK. Tentang Tarip PE dan KMK. tentang Tata Cara Pembayaran PE; cc. Melakukan audit Pungutan Ekspor; dd. Mengusulkan program online data penerimaan PE; ee. Laba BUMN. Penyusunan Peraturan Pemerintah Mengenai PNBP di bidang Laba BUMN; Sosialisasi kebijakan dan peraturan di bidang Penerimaan Laba BUMN; Peningkatan koordinasi dan rekonsiliasi dengan instansi yang terkait dengan penerimaan laba BUMN; Penyusunan Sistem Informasi Pelaporan Laba BUMN; Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Laba BUMN. 43

13 ff. Badan Layanan Umum (BLU). Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan di bidang Pengelolaan Keuangan BLU antara lain: Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan BLU; Penetapan Persyaratan Instansi Pemerintah menjadi pengelola Keuangan BLU; Penetapan tarif yang berlaku pada Instansi pengelola keuangan BLU; Tatacara pengadaan barang Instansi pengelola keuangan BLU; Tatacara pengelolaan Keuangan BLU (Analisa Laporan Keuangan dan Kinerja BLU, Pengelolaan Kas, Pengelolaan Utang, Piutang, Investasi ); Tatacara penyusunan pengajuan penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dan Dokumen pelaksanaan Anggaran. Sosialisasi kebijakan peraturan mengenai pengelolaan keuangan BLU. Koordinasi dengan Departemen Teknis dan Instansi Pengelola BLU. 2. Program Kerja Tambahan (Baru) Program Penyiapan RPP Penerimaan Negara Bukan Pajak SDA Migas. G. Bidang Kesekretariatan 1. Mengajukan usul formasi pegawai baru TA. 2005; 2. Mengajukan usul mutasi di bidang kepegawaian; 3. Penyusunan Daftar Urut Kepangakatan; 4. Melaksanakan penegakan disiplin bagi para pegawai; 5. Mengembangkan kualitas pegawai dengan melalui pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri; 6. Pemberian Tanda Penghargaan; 7. Menyusun anggaran Direktorat Jenderal; 8. Mengelola anggaran Direktorat Jenderal; 9. Mengusulkan penyempurnaan organisasi DJAPK; 10. Menyusun Koordinator Pelaksana di lingkungan DJAPK; 11. Menyusun leaflet DJAPK; 12. Membangun Sistem Informasi (SIM) organisasi DJAPK; 13. Menyusun uraian jabatan dan prosedur kerja di lingkungan DJAPK; 14. Menyusun Perencanaan Strategik (Renstra) DJAPK Tahun 2006; 15. Menyusun Lakip DJAPK tahun 2005; 16. Menyusun Tata Persuratan Dinas di lingkungan DJAPK; 17. Melaksanakan sosialisasi kebijakan fiskal dan desentralisasi fiskal ke beberapa daerah; 18. Menyelenggarakan diskusi intern mengenai kebijakan fiskal dan desentralisasi fiskal di lingkungan DJAPK; 19. Melakukan pengadaan barang milik/kekayaan negara di lingkungan DJAPK; 20. Melakukan akuntansi barang milik/kekayaan negara di lingkungan DJAPK; 21. Mengelola perpustakaan. 44

14 BAB IV PENUTUP Laporan pelaksanaan kegiatan tahun 2004 dan rencana kerja tahun 2005 Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2004 dan disusun sesuai dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan. Pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan pada tahun 2004 dilandasi oleh visi dan misi yang telah dicanangkan guna mensukseskan program dan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan disusunnya laporan pelaksanaan kegiatan tahun 2004 dan rencana kerja tahun 2005 Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada Pimpinan Departemen Keuangan maupun seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode mendatang. 45

RENCANA KERJA TAHUN 2006 DJAPK A. Bidang Ekonomi Makro. 1. Melakukan pembentukan dan pengembangan sistem informasi dan analisa ekonomi makro; 2.

RENCANA KERJA TAHUN 2006 DJAPK A. Bidang Ekonomi Makro. 1. Melakukan pembentukan dan pengembangan sistem informasi dan analisa ekonomi makro; 2. RENCANA KERJA TAHUN 2006 DJAPK A. Bidang Ekonomi Makro. 1. Melakukan pembentukan dan pengembangan sistem informasi dan analisa ekonomi makro; 2. Menyempurnakan analisa kebijakan fiskal (dana pendukung);

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - Lampiran II.3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Direktorat Dana Perimbangan MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182 - 53 - BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 182 Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P 2007 DAN -P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 :, 2007 dan 2008......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995 2008...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1 RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET 2014 3/19/2014 Biro Analisa APBN 1 148 106 94 57 46 38 28 26 17 3/19/2014 Biro Analisa APBN 2 FUNGSI HA SIL SEKRETARIAT JENDERAL TENAGA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara LAMPIRAN II.2 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah) Tabel 1a APBN 2004 dan 2004 Keterangan APBN (1) (2) (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,9 20,3 1. Penerimaan Perpajakan

Lebih terperinci

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan. LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH DEFINISI Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara untuk suatu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan - Definisi 2. Ketentuan Pengelolaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1 1/8/2014 Biro Analisa APBN 1 UUD 1945 Pasal 20: Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan DPR, maka rancangan undang-undang tadi

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : -.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1989/1990...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1989/1990...... 3 Tabel

Lebih terperinci

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAERAH HARUS MEMPUNYAI SUMBER-SUMBER KEUANGAN YANG MEMADAI DALAM MENJALANKAN DESENTRALISASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, 1 of 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang masuk di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu No.477, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Transfer. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.07/2016 TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016 RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016 NO RANCANGAN UNDANG-UNDANG 1. Rancangan Undang-Undang tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan 2. 3.

Lebih terperinci

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Dgchuank.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA KOMPETENSI DASAR Mamahami pelaksanaan pasal-pasal yang mengatur tentang keuangan negara INDIKATOR Sumber Keuangan Negara Mekanisme Pengelolaan Keuangan Negara

Lebih terperinci

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 153/PMK.05/2008 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN 44 BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN Adanya UU No. 32 dan No. 33 Tahun 2004 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan desentralisasi setelah sebelumnya berdasarkan UU No. 22 dan No. 25 Tahun 1999.

Lebih terperinci

Ekonomi Bisnis dan Financial

Ekonomi Bisnis dan Financial Tugas Kuliah Matrikulasi Ekonomi Bisnis dan Financial Dosen : Dr. Prihantoro, Msc Rangkuman Jurnal/Makalah Judul Makalah : Pengelolaan APBN dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara Penulis Makalah : Suminto,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENYALURAN DAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN TA. 2006 DAN SEMESTER I TA. 2007 PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT DI TALIWANG AUDITORAT

Lebih terperinci

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) I. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah untuk mengatur

Lebih terperinci

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak No.44, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah) Tabel 1a 2004 dan -P 2004 Keterangan -P ( (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,8 20,3 1. Penerimaan Perpajakan 272.175,1

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan -1- Lampiran II.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 1 1.2. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 2 1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN RENCANA KERJA TAHUN 2009

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN RENCANA KERJA TAHUN 2009 Program : Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara Tujuan : Meningkatkan penerimaan negara dengan mempertimbangkan perkembangan dunia usaha dan aspek keadilan masyarakat NO. KEGIATAN OUTPUT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Surabaya, 8 Oktober 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER DAYA ALAM?

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Pendapatan Negara

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Pendapatan Negara - 298-1. NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Pendapatan Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan penyiapan penyusunan analisis kebijakan serta perkembangan realisasi dan sasaran pendapatan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH I. UMUM Berdasarkan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat penting artinya bagi perekonomian suatu Negara. Demikian juga dengan Indonesia sebagai negara yang sedang membangun,

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PMK.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan MENTERI KEUANGAN -1-1 -- 1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Perimbangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. No.185, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Kebijakan Perhitungan dan Mekanisme Dana Bagi Hasil (DBH) dalam rangka Kebijakan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah : Ketentuan, Mekanisme dan Implementasi No. 12/Ref/B.AN/VI/2007

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik

Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik [Type text] Untuk SMA/MA Kelas XI Ekonomi 2 Page Assalamu alaikum Wr, Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusunan modul Akuntansi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Hotel Bidakara,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

Kata Sambutan Kepala Badan

Kata Sambutan Kepala Badan Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Operasi Keuangan Pemerintah Pusat 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENELAAHAN, DAN PENETAPAN ALOKASI BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1404, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Listrik. Penyediaan. Penghitungan. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5907 KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun 2016. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 146). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1 Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal 15-17 April 2013 4/3/2013 Biro Analisa APBN 1 UUD 1945 Pasal 20: (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR (2) Jika sesuatu rancangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU Nomor 33 Tahun 2004 Draf RUU Keterangan 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg No.108, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun Anggaran 2012. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5426) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Otonomi Daerah Otonomi selalu dikaitkan atau disepadankan dengan pengertian kebebasan dan kemandirian. Sesuatu akan dianggap otonomi jika ia menentukan diri sendiri, membuat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci