Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund. Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund. Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy"

Transkripsi

1 Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy Program Studi Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,, Depok, Indonesia k.herdyastoro@yahoo.com Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat mendunia, berkembang sangat pesat baik secara lokal ataupun internasional, memiliki jaringan bisnis global, dan disaksikan hampir oleh seluruh masyarakat di dunia. Sebagai sebuah perusahaan yang mencatatkan namanya di pasar saham, klub sepak bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund juga wajib menyajikan laporan keuangan yang harus mengacu pada standar yang berlaku di Eropa dan internasional. Secara umum, penelitian ini mencoba menganalisis penyajian laporan keuangan dan fakor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada klub sepak bola Eropa dengan metode analisis deskriptif. Analisis secara khusus dilakukan pada unsur-unsur laporan keuangan, seperti pendapatan, beban, dan aset, terutama pemain sepak bola, yang disajikan oleh Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund. Kata kunci : Olahraga, sepak bola, laporan keuangan, pemain sepak bola, harga saham. Analysis of Manchester United, Juventus, and Borussia Dortmund Football Club s Financial Statement and Stock Price Abstract Football is one of the sports that is known around the world, developes rapidly not only locally but also internationally, and has global business networks. This sport is has became witnessed by most people in the world. As a company that is listed in stock exchange, a football club should report financial statement that refer to the current standard in Europe and internationally. This study tries to analyze the overall presentation of the financial statement and some factors that influence the stock price in the European football club with descriptif analysis method. A specific analysis was done in the element of the financial statement, namely income, expenses, and assets, especially the football player, that is presented by Manchester United, Juventus, and Borussia Dortmund. Key words : Sports, football, financial reporting, football player, stock price

2 2 1. Latar Belakang Olahraga bukan hanya sekedar olah fisik semata, bila kita melihat dari sisi lain ada banyak celah untuk menciptakan peluang bisnis yang luar biasa besarnya. Banyak cabang olahraga yang dapat dijadikan sebagai mesin pencetak uang bagi para pebisnis. Salah satu cabang olahraga yang sudah sangat mendunia, berkembang sangat pesat baik secara lokal ataupun internasional, memiliki jaringan bisnis global, dan disaksikan hampir oleh seluruh masyarakat di dunia, tidak lain adalah sepak bola. Secara sadar atau tidak, perkembangan olahraga sepak bola bukan lagi hanya sekedar permainan dan hiburan belaka. Bagi masyarakat sekarang ini kurang lengkap apabila belum membicarakan perihal masalah sepak bola dunia setiap harinya. Mulai dari hasil pertandingan, preview pertandingan, transfer pemain tiap musim transfer hingga kehidupan pribadi para selebritis lapangan hijau acapkali menjadi perbincangan seru di kalangan masyarakat pecinta bola. Memang tidak dapat dipungkiri, sepak bola dunia sekarang ini telah menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat di seluruh dunia. Dari potensi inilah banyak sekali pengusaha yang ikut memanfaatkan momen tersebut sebagai ajang memperkenalkan produk perusahaan ataupun sekedar sebagai sponsor agar brand mereka dapat dikenal masyarakat luas. Klub sepak bola top dunia pun menjadi pasar bagi perusahaan-perusahaan internasional untuk mengukuhkan eksistensinya. Bermacam logo ataupun brand dari produk-produk perusahaan di dunia selalu terlihat di setiap laga pertandingan klub sepak bola. Perusahaan pun rela merogoh kocek dalam-dalam demi logo dan brand mereka tercetak di setiap kaos pemain klub sepak bola. Sudah tidak asing lagi bagi kita logo-logo brand produk terkenal dari produk olahraga, elektronik, jasa asuransi, bank sampai dengan produk otomotif misalnya Samsung, Puma, AON, Mansion, Bwin, Nike, Adidas, Umbro, Fly Emirates, Jeep, Fiat, Standard Chartered, dll. Oleh karena itu, di dalam industri sepak bola, setiap klub menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi kompetisi atau liga dan fungsi usaha atau bisnis. Dua fungsi ini bersifat komplementer (saling melengkapi). Untuk setiap klub yang berkompetisi pada liga dengan level yang lebih tinggi, prospek bisnisnya akan semakin besar untuk menghasilkan laba atau sebaliknya semakin besar skala bisnisnya sangat berpotensi untuk masuk ke liga yang tingkatannya lebih tinggi. Hal tersebut yang kemudian mendorong klub-klub besar di Eropa berlomba-lomba memberikan image yang positif kepada para investor atau sponsor, salah satunya adalah melalui penerbitan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut tentunya harus disusun berdasarkan prinsip dasar akuntansi yang berlaku umum sehingga memiliki karakteristik

3 3 kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan oleh para penggunanya. Selain dorongan di atas, liga-liga di Eropa juga memiliki regulasi yang ketat mengenai transparansi atas pelaporan keuangan setiap klubnya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amir dan Livne (2005) mengemukakan bahwa ada 3 aktivitas pokok yang dilakukan oleh klub sepak bola yaitu pendapatan (penjualan tiket, hak siar, dan sponsor), trading (perolehan dan penjualan/pelepasan) kontrak pemain, dan pengembangan bakat pemain muda di klub (in-house talent). Ketiga aktivitas tersebut menjadi sumber kekuatan finansial ataupun sumber daya yang mampu menyokong kinerja klub setiap musimnya. Tak heran apabila setiap musimnya ada saja pemain muda bermunculan dengan talenta yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Tidak terlepas dari aktivitas bisnis klub di atas, salah satu kondisi yang dapat menunjang kesuksesan bisnis yaitu menyajikan proses akuntansi yang benar dan wajar untuk para penggunanya. Oleh karena itu, industri sepak bola dengan aktivitasnya tadi memang sudah seharusnya memiliki akuntabilitas yang baik dan dapat dipergunakan sebagai tolak ukur bagi para investor untuk mengambil keputusan. Penerapan akuntabilitas ini sudah seharusnya menjadi kesadaran setiap manajemen klub selain memang aturan dari otoritas liga juga mewajibkannya. Dalam penelitian ini dibuat batasan terhadap ruang lingkup pembahasan. Pembahasan hanya akan dilakukan terhadap klub sepak bola yang terdapat di Liga Eropa yang industri sepak bolanya sudah sangat maju. Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Jerman merupakan tiga kompetisi liga yang paling maju dan menjadi tolak ukur liga-liga lain di seluruh dunia. Dari ketiga liga tersebut, dipilih masing-masing satu klub sebagai objek dalam penelitian ini. Dari perumusan masalah dan tujuan penelitian yang ada, kemudian dipilih klub sepak bola yang telah terdaftar di pasar saham. Dari batasan-batasan tersebut, Manchester United dari Liga Inggris, Juventus dari Liga Italia, dan Borussia Dortmund dari Liga Jerman dipilih sebagai objek dari penelitian ini. Selanjutnya, pembahasan juga hanya akan dilakukan pada laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu periode 2012 dan periode Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Jerman dipilih sebagai kompetisi diambilnya sampel karena ketiga liga tersebut termasuk dalam 3 dari 4 liga tertinggi di Eropa berdasarkan UEFA Coefficient yang diterbitkan UEFA sebagai dasar penilaian dan pengkajian badan liga nasional oleh UEFA. Ketiga liga tersebut juga termasuk dalam liga yang badan sepak bola dan pemerintahnya sangat mendukung kemajuan persepak bolaan dengan membolehkan klub yang ada dalam liga dapat mencatatkan sahamnya di pasar saham.

4 4 Dari ketiga liga tersebut diambil masing-masing satu klub sebagai obyek penelitian. Manchester United dari Liga Inggris, Juventus dari Liga Italia, dan Borussia Dortmund dari Liga Jerman dipilih sebagai obyek penelitian karena ketiga klub tersebut telah sama-sama mencatatkan nama perusahaan di pasar saham. Ketiga klub juga termasuk klub yang sukses di masing-masing liga domestiknya. 2. Proses Bisnis Setiap individu pasti memiliki keinginan dalam pencapaian suatu hal. Dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari yang jangka pendek ataupun jangka panjang. Semua pencapaian tersebut membutuhkan proses yang tidak sederhana, setiap individu memiliki cara-cara tersendiri agar keinginan mereka tercapai. Begitu pula sebuah perusahaan ataupun organisasi, mereka membutuhkan proses yang panjang untuk menghasilkan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Proses tersebut yang kemudian kita kenal sebagai proses bisnis. Menurut Hammer dan Champy s (1993), proses bisnis adalah kumpulan kegiatan atau aktivitas kerja di dalam sebuah perusahaan (jumlahnya mungkin puluhan, ratusan bahkan ribuan) yang terstruktur dan teratur sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah nilai tambah bagi proses-proses berikutnya, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk atau jasa yang memberikan manfaat dan berdaya guna bagi penggunanya. Proses bisnis merubah masukan (input) baik itu data, informasi, dokumen ataupun bahan baku menjadi keluaran (output) dalam bentuk informasi lebih lengkap, produk setengah jadi atau produk jadi, atau jasa yang telah bernilai tambah untuk dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam proses berikutnya. Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2004) kumpulan aktivitas pada proses bisnis menciptakan suatu rantai nilai (value chain) karena adanya tambahan nilai (value added) di setiap aktivitasnya Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang andal dan relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) mengungkapkan bahwa ketersediaan informasi tersebut diharapkan mempunyai peranan prediktif dan prospektif, artinya dapat menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan dan dihasilkan untuk operasi yang berkelanjutan, risiko dan ketidakpastian

5 5 yang terkait, serta dapat menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan rencana. Oleh sebab itu, laporan keuangan harus mempunyai standar dan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya dan menghasilkan informasi yang berkualitas. Ukuran normatif tersebut dinamakan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan. Kieso, Weygandt dan Warfield (2011) berpendapat bahwa karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi akan membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dengan informasi yang inferior (kurang berguna bagi tujuan pelaporan keuangan). Hal ini dikarenakan pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan serta penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk pengambilan keputusan Akuntansi untuk Pemain Sepak Bola Menurut Devi (2004), agar sebuah klub dapat bertahan dalam kompetisi dan memperoleh laba sebesar-besarnya maka klub harus meningkatkan nama besar klub. Hal itu dianggap akan menarik sponsor untuk klub, meningkatkan nilai hak siar pertandingan, tambahan penerimaan dari hadiah atas kemenangan klub, serta tambahan pendukung yang selalu setia menonton klub saat bertanding. Pencapaian prestasi adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan nama besar klub di liga bahkan dunia. Oprean dan Oprisor (2013) menjelaskan bahwa elemen terpenting dari sebuah klub sepak bola adalah tim pemain dari setiap klub. Tanpa mereka, klub tidak akan mampu tampil dalam setiap kompetisi yang ada. Aset lain yang ada pun tidak akan ada artinya, bahkan klub akan kesulitan melaksanakan aktivitas bisnisnya. Tim yang baik, solid dan kuat pasti dapat mengantarkan klubnya menjuarai kompetisi di liga lokal ataupun internasional. Tim seperti inilah yang didambakan setiap klub guna meraih setiap kemenangan dan mengalirkan pundipundi uang ke setiap klub. Tim yang baik pun tidak akan tercipta apabila tidak tersusun dari pemain-pemain yang profesional, berkualitas, dan konsisten. Dari fakta di atas, sangat jelas bahwa pemain sepak bola adalah aset yang sangat berharga bagi setiap klub. Pemain sepak bola dapat memberikan potensi manfaat ekonomi yang sangat besar bagi sebuah klub. Seperti sewajarnya aset lain yang ada pada perusahaan, maka perusahaan pun memiliki kewajiban untuk mencacat keberadaan aset yang berupa pemain sepak bola ini. Menurut Devi (2004) dalam industri sepak bola, human capital seperti pemain sepak bola ini dapat memberikan nilai tambah bagi klubnya. Bahkan nilai total kontrak pemain sepak bola bisa mencapai setengah dari nilai aset klub, sehingga apabila tidak

6 6 dilaporkan sebagai aset di neraca maka hal tersebut akan mengurangi kebenaran atas nilai perusahaan yang sebenarnya. Informasi yang disampaikan klub dalam laporan keuangan mereka pun menjadi kurang relevan, karena bagaimana juga para pengguna laporan keuangan (manajemen, investor dan kreditor) akan melihat laporan keuangan klub sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan menilai kinerja klub di setiap periodenya. Masalah yang timbul sekarang adalah di bagian aset manakah pemain sepak bola dapat dicatatkan nilainya, karena kita tahu bahwa pemain sepak bola tidak mungkin untuk didepresiasi seperti sewajarnya aset yang lain. Selain itu, sama-sama kita ketahui bahwa sebenarnya nilai pemain sepak bola di masa depan sangatlah susah diidentifikasi. Kinerja pemain, kinerja pelatih, kinerja tim bahkan cedera yang kerap kali datang pada pemain sepak bola membuat pemain sepak bola sangat sulit untuk dapat diketahui nilainya di masa depan. 3. Sepak Bola sebagai Suatu Industri Karakteristik industri sepak bola ditandai oleh peran klub sepak bola sebagai core business suatu perusahaan yang berbadan hukum (legal firm). Ini berarti klub-klub yang sebelumnya bersifat amatir berubah menjadi klub yang bersifat profesional. Dengan kata lain, klub menjadi sebuah unit bisnis (firm) yang tujuan utamanya untuk menghasilkan keuntungan (profit). Sebuah klub dikatakan sebagai profesional jika setiap pihak yang berkaitan dengan klub sebagai pekerjaan utamanya (profesi) harus dilakukan secara transaksional berdasarkan aturan main (norma) bisnis yang berlaku. Atas interaksi yang bersifat transaksional ini masing-masing pihak akan mendapat manfaat ekonomi (wage, profit, rent, interest atau return). Industri adalah kumpulan unit-unit bisnis (firm) yang sejenis. Ini berarti industri sepak bola adalah lapangan atau sektor ekonomi yang pada intinya terdiri dari klub-klub yang menjalankan fungsi bisnis utama di bidang sepak bola. Industri sepak bola adalah industri yang unik. Secara umum industri ini kurang lebih serupa dengan dengan industri-industri lainnya. Yang membedakan adalah bahwa setiap klub terintegasi secara keseluruhan dengan klub-klub yang ada di berbagai negara (dunia). Sebagai konsekuensinya, setiap klub patuh dan harus mematuhi aturan main bersama berdasarkan regulasi yang berasal dari induk organisasinya (FIFA). Oleh karena itu, di dalam industri sepak bola, setiap klub menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi kompetisi atau liga dan fungsi usaha atau bisnis. Dua fungsi ini bersifat komplementer (saling membutuhkan). Setiap klub yang berkompetisi pada liga dengan level

7 7 yang lebih tinggi maka prospek bisnisnya akan semakin besar untuk menghasilkan profit. Begitu pula sebaliknya, semakin besar skala bisnisnya sangat berpotensi untuk masuk ke liga dengan level yang lebih tinggi. Semakin banyak klub mengikuti liga dengan level yang tinggi, nama besar klub akan terangkat dan klub dapat memperoleh banyak keuntungan atas hal itu. Sponsor yang bertambah, tawaran pembelian pemain-pemain klub yang memiliki performa baik selama pertandingan, tawaran iklan, dan lain-lain adalah keuntungan yang akan dapat diperoleh klub. Sepak bola di era modern seperti sekarang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor ekonomi, dari kondisi ekonomi suatu negara, hingga kondisi ekonomi regional di mana negara tersebut berada. Sepak bola yang dari dulu kita kenal sangat berkembang di wilayah Eropa, perlahan-lahan merambah ke wilayah Amerika, Afrika, dan Asia. Hal itu ditunjukkan dari fenomena hijrahnya pemain-pemain sepak bola yang memasuki usia lebih dari 30 tahun untuk melanjutkan karir ke wilayah-wilayah tersebut, tentunya dengan iming-iming gaji yang lebih besar. Di sisi lain, fenomena tersebut juga menandakan bahwa ada visi untuk kemajuan persepakbolaan di wilayah Amerika, Afrika, dan Asia agar dapat berkiprah secara internasional. Perbaikan dilakukan di segala bidang agar sepak bola tidak lagi dianggap permainan semata. Sepak bola dikelola dengan manajemen dan badan persepakbolaan yang baik, transparan dan profesional. Terlepas dari itu semua, keberhasilan atas kondisi perekonomian negara-negara di wilayah-wilayah tersebut juga turut menyumbang kemajuan di bidang olahraga, khususnya sepak bola. 4. Analisis Proses Bisnis Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund Prestasi klub Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund di liga domestik dan regional membuat kepopuleran dan nama besar klub semakin meningkat. Jumlah penggemar klub juga ikut meningkat seiring dengan sifat fanatisme yang mereka bawa. Terciptalah demand atas merchandise dan atribut-atribut yang berkaitan dengan klub agar fanatisme para penggemar dapat diperlihatkan di saat klub melangsungkan pertandingan. Hal ini kemudian dimanfaatkan klub untuk dapat menciptakan produk baru berupa marchandise yang berkaitan dengan klub dan pemainnya, dan menjualnya di setiap store yang dimiliki oleh klub. Output berupa merchandise ini dapat dihasilkan dari aktivitas produksi yang dilakukan oleh klub sendiri atau dari kerjasama dengan pihak-pihak supplier yang memang berpengalaman di bidangnya.

8 8 Kepopuleran dan nama besar klub yang telah menyebar di berbagai media juga mengundang perusahaan-perusahaan di bidang usaha lain tertarik untuk mendapatkan jasa dari klub. Jasa tersebut berupa promosi atas produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Tujuannya adalah memperluas pasar dengan mengenalkan produk-produk melalui kepopuleran klub. Perusahaan-perusahaan akhirnya berebut untuk dapat menggunakan jasa dari klub-klub yang sudah memiliki nama besar dan pemain-pemain profesional yang dikenal oleh masyarakat luas. Dalam upayanya menarik investor, klub Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund juga menjadi pelopor atas klub-klub lain di seluruh dunia dengan mencatatkan nama mereka di pasar saham domestik atau internasional. Dengan go public, klub berharap akan lebih membantu memfasilitasi investor untuk dapat menanamkan modalnya di klub. Hal tersebut juga diyakini akan dapat memperluas jangkauan pemasaran klub di seluruh dunia. Aktivitas-aktivitas bisnis yang dijalankan oleh klub juga menuntut setiap klub untuk berinteraksi dengan badan-badan regulator pembuat kebijakan. Badan liga domestik, regional Eropa bahkan internasional seperti FA, UEFA, FIFA, dan lain-lain akan selalu mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh klub sepak bola. UEFA sebagai asosiasi sepak bola regional melalui badan liga domestik negara-negara di Eropa mengawasi, mengatur dan mengendalikan aktivitas klub agar sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Liga domestik di setiap negara di Eropa juga bekerja sama dengan pemerintah masing-masing negara agar kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dapat menunjang aktivitas setiap klub. Bagaimanapun juga, berkembangnya industri sepak bola di Eropa sedikit banyak juga mempengaruhi kondisi ekonomi negara-negara di Eropa. Pemasukan devisa negara dari ekspor (merchandise), turis yang berkunjung, dan pendapatan pajak misalnya, memerlukan peran pemerintah agar kebijakan-kebijakan yang ditetapkan tidak memberatkan klub untuk menjalankan proses bisnisnya. Aktivitas klub di pasar saham juga akan membuat klub berinteraksi dengan regulator seperti badan pengawas pasar saham di masing-masing negara atau di bursa efek tempat klub mencatatkan namanya. Selain pemenuhan tujuan-tujuan bisnis, klub sepak bola Eropa juga melakukan interaksi dengan masyarakat umum sebagai wujud dari pemenuhan aspek-aspek Corporate Social Responsibility (CSR) melalui berbagai macam program. Sedangkan untuk proses pendukung, ketiga klub menggunakan implementasi sistem kepelatihan dan pengembangan talenta-talenta mudanya. Selain itu, proses akuntansi juga merupakan proses pendukung yang ada di setiap lini aktivitas bisnis perusahaan. Akuntansi digunakan sebagai alat pencacat, pengendali, dan pengawas di dalam proses bisnis perusahaan

9 9 agar bisa terekam dan diketahui progress serta kinerjanya. Hasil akhirnya, akuntansi digunakan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh manajemen, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditor, atau pemilik klub itu sendiri. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Dari penjelasan tersebut, proses bisnis klub sepak bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund memiliki karakteristik yang sama. Setiap aktivitas bisnis yang mereka miliki dijalankan dengan profesional agar mendapatkan hasil yang maksimal Analisis Pelaporan Keuangan Klub Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund merupakan klub dengan status yang sama. Ketiganya berdiri sebagai sebuah perusahaan public yang mencatatkan namanya di pasar saham. Manchester United dan Borussia Dortmund merupakan sebuah perusahaan dengan bentuk entitas grup yang terdiri atas beberapa subsidiari dan segmen pelaporan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disajikan merupakan laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan klub sepak bola memiliki perbedaan pada periode akuntansi dengan perusahaan pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh siklus bisnis klub sepak bola yang memang sudah diatur oleh UEFA. Dan dari laporan keuangan ketiga klub tersebut, diketahui bahwa mereka menggunakan periode akuntansi yang sama, dan berakhir pada 30 Juni. Ketetapan atas penyesuaian proses pelaporan akuntansi dengan kalender kegiatan UEFA ini tidak serta merta langsung diberikan ke setiap klub. Ketetapan ini diberikan kepada setiap badan liga domestik untuk dijadikan acuan dalam menyusun jadwal kegiatan liga domestik di Eropa. Hal ini bertujuan agar jadwal liga-liga domestik tidak bentrok dengan jadwal liga regional Eropa. Liga-liga di Eropa, baik domestik atau regional dimulai pada bulan Agutus-September setelah bursa transfer pemain ditutup, dan berakhir pada bulan Mei tahun berikutnya. Liga Champions sebagai liga paling prestisius merupakan kompetisi paling akhir selesai. Selain itu, alasan digunakannya periode akuntansi pada pertengahan tahun tersebut adalah agar sesuai dengan asumsi dasar pada pelaporan keuangan, yaitu periodicity. Laporan keuangan harus dibagi dalam periode-periode waktu agar pengakuan dan pengalokasian atas setiap transaksi yang dilakukan dapat dengan jelas terpisah batasannya. Pengakuan dan pengalokasian atas transaksi didasarkan pada waktu terjadinya dan dimasukkan dalam periode akuntansi pada saaat transaksi tersebut terjadi.

10 10 Dari pemenuhan tersebut, laporan keuangan akan dapat menyajikan informasi akuntansi yang sesuai dengan kinerja klub dalam setiap kompetisi yang diikuti. Tersedianya informasi yang lengkap dalam laporan keuangan akan mencerminkan kondisi perusahaan sampai akhir musim. Hal ini akan lebih membantu manajemen untuk dapat mengambil keputusan yang sesuai agar kinerja klub di musim depan dapat lebih baik. Tabel Perbandingan Komponen Laporan Keuangan Komponen Manchester United Juventus Borussia Dortmund menurut IAS 1 Financial Position Balance Sheet Financial Position Financial Position Comprehensive Income 2 Statement Separated; Income Statement dan Comprehensive Income 2 Statement Separated; Income Statement dan Comprehensive Income Single Statement; Comprehensive Income Changes in Equity Changes in Equity Changes in Shareholders Equity Changes in Equity Cash Cash Cash Flows Flows Cash Flows Flows Notes to the Notes to the Notes Consolidated Financial Notes Consolidated Financial Statement Statement Dari tabel perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa penyajian pelaporan keuangan Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund tidak jauh berbada. Dan ketiganya

11 11 sudah menyajikan secara lengkap laporan keuangan sesuai dengan ketetapan IFRS khususnya dalam IAS 1. Perbedaan laporan keuangan ketiga klub hanya terletak pada penyajian comprehensive income. IAS 1 mengatur comprehensive income untuk dapat disajikan dalam dua pilihan, yaitu single statement dan two statement, dan terpisah antara laporan laba rugi (income statement) dengan laporan pendapatan komprehensif. Mancherter United dan Juventus memilih menyajikan comprehensive income dengan two statement yang terpisah antara income statement dan comprehensive income. Sedangkan Borussia Dortmund memilih menggunakan single statement dengan nama Consolidated statement of comprehensive income Analisis atas Komponen Income pada Comprehensive Income Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund Ada beberapa perbedaan sumber income dari klub Juventus dan Borussia Dortmund yang disajikan dalam Income statement mereka masing-masing. Juventus menyajikan komponen Revenues from players registration rights dalam pos Revenues. Komponen tersebut adalah penghasilan Juventus yang berasal dari fee atas peminjaman pemain ke beberapa klub di Italia dan Eropa lainnya. Penyajian pos-pos yang menyusun Income statement atau Comprehensive Income sangat erat hubungannya dengan standar akuntansi yang mendasari pelaporan keuangan tersebut. Ketiga klub yang dijadikan obyek penelitian berasal dari negara yang berbeda dan masing-masing memiliki standar akuntansi tersendiri. Hal ini yang kemudian menyulitkan pembaca laporan keuangan untuk membandingkan kinerja ketiga klub sepak bola melalui laporan keuangan yang disajikan. Dari data-data sumber income masing-masing klub di atas ditunjukan bahwa masih belum terdapat keseragaman dalam penyajian pos-pos dalam Income statment setiap klub. Juventus lebih memilih merinci sumber income klub dalam penyajian Income statement mereka. Sedangkan Manchester United dan Borussia Dortmund lebih memilih menyajikan nilai akumulasi dari sumber-sumber income mereka. Penyajian yang lebih rinci mereka sajikan pada Catatan atas laporan keuangan (Notes). Terlepas dari perbedaan tersebut, ketika sumber-sumber income klub tersebut kita bandingkan satu sama lain, sebenarnnya secara substansi memiliki sifat yang sama. Pada tabel tersebut terlihat bahwa Manchester United merupakan klub dengan income paling tinggi, diikuti oleh Borussia Dortmund dan Juventus. Income Manchester

12 12 United didominasi oleh pos Sponsorshing and Advertising yang merupakan komponen Sponsorship dan New media & Mobile. Pos ini menyumbang Є94,2 juta atau 30,57% dari total income klub. Sedangkan Juventus dan Borussia Dortmund lebih mengandalkan Media Broadcasting and Right sebagai sumber income bagi mereka. Pos Media Broadcasting and Right menyumbang 57,13% dari total income Juventus di musim 2012/2013. Sedangkan Borussia Dortmund, pos Media Broadcasting and Right menyumbang 28,45% dari total income klub. Perbedaan atas sumber income yang paling dominan ini dipengaruhi juga oleh banyak faktor. Nama besar dan prestasi yang cemerlang setiap musimnya membuat setiap perusahaan-perusahaan lain berlomba-lomba untuk menjadi sponsor utama Manchester United. Sedangkan Juventus memperlihatkan kenaikan yang cukup tinggi dalam pos pendapatan dari hak siar. Sementara itu, sumber income bagi Borussia Dortmund sebenarnya mengalami kenaikan di setiap posnya. Dan hal ini tentu saja dipengaruhi oleh prestasi tim Borussia Dortmund tiga tahun belakangan ini. Musim 2010/2011 dan 2011/2012 pada kompetisi Bundesliga yang dikuasai oleh Borussia Dortmund, membuat para sponsor juga ikut tertarik untuk bekerja sama dengan klub. Prestasi klub di kompetisi regional juga sangat berpengaruh pada naiknya pendapatan atas hak siar klub. Sumber income dari penjualan tiket selama satu musim penuh juga sangat membantu pendapatan klub. Dari ketiga klub, pendapatan paling tinggi atas penjualan tiket diraih oleh Manchester United. Penjualan tiket musim 2012/2013 dari Manchester United hampir mencapai Є10 juta sedangkan Juventus dan Borussia Dortmund masing-masing sebesar Є38,1 juta dan Є44,8 juta. Penjualan tiket setiap klub tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja tim di setiap pertandingan. Selain fanatisme fans, fasilitas dan kenyamanan, kapasitas penonton di stadion juga berpengaruh pada banyaknya tiket pertandingan yang mampu dijual. Rata-rata kehadiran penonton yang tinggi akan sangat mampu menaikkan income klub dari penjualan tiket pertandingan. Sebagian penonton yang hadir pasti ingin agar klub yang mereka dukung dapat memperoleh kemenangan. Namun, bagi para penikmat sepak bola, kemenangan bukanlah hal wajib yang harus diperoleh klub. Sebagian orang ini hanya ingin melihat seni mengolah bola yang dipertunjukan oleh klub yang sedang melangsungkan pertandingan. Permainan yang rapi, disiplin, agresif, namun tetap menjunjung tinggi sportivitas, akan lebih banyak diperhatikan oleh para penonton.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat menggiurkan. Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Menurut Warren, Fess, dan Reeve (2012) menyatakan bahwa akuntansi sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepakbola adalah salah satu olahraga terpopuler di muka bumi, kalau bukan di bilang yang paling popular menurut situs FIFA berdasarkan survei pada tahun 2001.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, berbagai industri berlomba untuk dapat menyediakan berbagai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak perlu diperdebatkan lagi bila sepakbola disebut sebagai cabang olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai macam olahraga populer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa sudah mengalami perubahan yang sangat pesat, baik televisi maupun radio. Televisi adalah media yang mengandalkan audio dan visual yang saat ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketat guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia olahraga pada era modern seperti sekarang ini, tidak hanya menjadi sebuah sarana untuk menjaga kesehatan tubuh, namun sudah menjadi salah satu industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

2.3. Kerangka Pemikiran Strategi Branding Persib Pada hakikatnya suporter sepakbola adalah konsumen dan sebagai konsumen mereka memiliki kebutuhan dan harapan terhadap Persib. Loyalitas yang telah ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis atas..., Rokhmat Taufiq Hidayat, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis atas..., Rokhmat Taufiq Hidayat, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh dunia. Pernyataan tersebut barangkali tidak terbantahkan, bahkan rasanya tidak diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program siaran langsung UEFA Champions League di SCTV, merupakan sebuah tayangan pertandingan langsung antara tim tim sepak bola terbaik di Eropa. UEFA Champions League

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga di Indonesia mempunyai banyak cabang dan jenisnya. Cabang olahraga yang paling digemari di Indonesia antara lain adalah sepak bola, bulutangkis, dan basket.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang modern, maka kebutuhan akan teknologi dan informasipun semakin meningkat. Informasi telah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Transfer Pemain Klub Sepakbola di Liga Inggris Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki kecenderungan untuk mencari sebuah prestasi baik di negaranya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola Dalam menjalankan kegiatan operasional setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan

Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan telah berevolusi menjadi isu krusial tidak hanya untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, semua perusahaan bersaing ketat untuk memperoleh keuntungan dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di dunia. Hal tersebut menimbulkan gairah besar dan perasaan yang mendalam di dalam lapangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa dilepaskan dari suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai laba yang maksimal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha menjadi semakin sulit, perusahaan yang kuat dapat semakin meningkatkan keuntungannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN PSSI mulai menggulirkan liga sepakbola Indonesia pertama kali pada tahun 1931 setelah terbentuk satu tahun sebelumnya, liga sepakbola nasional tersebut diberi nama Perserikatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pelanggan. Suporter. Supplier. Regulator. Gambar 4.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola

BAB 4 PEMBAHASAN. Pelanggan. Suporter. Supplier. Regulator. Gambar 4.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola 71 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis atas Proses Bisnis Klub Sepakbola Eropa Secara umum, di manapun di seluruh dunia, klub sepakbola profesional yang berlaku sebagai sebuah entitas bisnis memiliki proses

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi yang berkembang pesat, tingkat persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai macam bidang usaha dan ukurannya. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Dalam upaya tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini masyarakat pada khususnya para pemuda sudah mengerti apa pentingnya olahraga. Olahraga yang dipilih bermacam macam, tapi belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

Lebih terperinci

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM 1 BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM A. Kasus Posisi Olahraga adalah suatu kegiatan yang menyehatkan dan menjadi pilihan yang tepat bagi manusia. Manusia melakukan olahraga, dengan tujuan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan perekonomian dunia serta Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan perekonomian dunia serta Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pertumbuhan perekonomian dunia serta Indonesia semakin meningkat seiring bertambahnya waktu. Pertumbuhan ini didasari oleh pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Nike, Inc.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Nike, Inc. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Nike, Inc. Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang pelari jarak menengah sekaligus mahasiswa akuntansi di Universitas Oregon, bersama

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP terhadap klub sepakbola Arsenal dan Manchester United. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor perusahaan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah 14 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah pimpinan seorang Wali Kota. Masyarakat Kota Medan terdiri dari beberapa golongan dan suku bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa,

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eropa menjadi salah satu kiblat sepak bola dunia karena telah sepuluh kali negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis

Lebih terperinci

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, membuat masyarakat semakin membutuhkan teknologi informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) akan terjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berkembang seiring dengan pertumbuhan dunia usaha terutama sektor perdagangan. Dunia usaha dan perdagangan itu sendiri telah memiliki usia yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam perekonomian, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mengurangi keuntungan perusahaan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi saat ini tingkat persaingan dalam dunia bisnis perbankan sangat begitu ketat, dimana para konsumen harus lebih selektif dalam mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor industri secara global saat ini sangat menuntut untuk adanya pengaturan secara standar dalam sebuah laporan. Berbagai sektor industri menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Perbandingan laporan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepakbola dalam ruangan) merupakan permainan sepakbola yang dilakukan di dalam ruangan. Futsal merupakan jenis

Lebih terperinci

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah 1 Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah terdaftar sebagai anggota PSSI Pengcab Purworejo maupun yang belum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah mempengaruhi banyak bidang kehidupan seperti ekonomi, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. ini telah mempengaruhi banyak bidang kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu pesat di era sekarang ini telah mempengaruhi banyak bidang kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha yang semakin ketat dan kompetitif perlu diiringi dengan suatu pemikiran yang kritis dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. 1. Terdapat tiga faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Desember 2012 jam wib.

Desember 2012 jam wib. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sepakbola adalah permainan tim, 11 orang melawan 11 orang lainnya di lapangan hijau. Semua pemain memiliki peran yang penting selama 90 menit pertandingan berjalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olah raga merupakan bentuk aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (Wikipedia). Aktifitas olah raga telah dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang kiat membuat perekonomian di Indonesia semakin signifikan mengalami perkembangan ini, mendorong semakin berkembangnya pula perdagangan bebas

Lebih terperinci

AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi) dan promotion (promosi),.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi) dan promotion (promosi),. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia marketing yang pesat, menyebabkan produsen dihadapkan pada persaingan pasar yang ketat sehingga menuntut adanya strategi pemasaran yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang tergolong dalam permainan bola besar dan sangat populer hampir di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia, sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di suatu negara selalu dikaitkan dengan keberhasilan pengusaha-pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya. Dalam upaya pengembangan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah dengan cara melihat seberapa jauh kondisi pasar modal suatu negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan dalam menghimpun dana untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Saham yang dijual di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi sebagai media massa bukan hanya sekedar media penyampai pesan dari sumber pada komunikannya, tetapi lebih dari itu, televisi juga mempunyai aspek politis didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna

Lebih terperinci

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: Regulasi Status dan Transfer Pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia("PSSI") Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: 1) Asosiasi terdahulu: asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci