BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eropa menjadi salah satu kiblat sepak bola dunia karena telah sepuluh kali negara-negara di Eropa berhasil menjuarai Piala Dunia. Di beberapa negara Eropa, seperti Inggris, Jerman, Italia, Perancis, dan Spanyol, sepak bola tidak hanya berkembang pesat sebagai industri olahraga, tetapi juga sebagai entitas bisnis (Kuper dan Szymanski, 2009). Sepak bola menjelma menjadi industri yang bertransformasi dari segi finansial dan terintegrasi dengan sektor bisnis lain, misalnya media televisi dan penyiaran (Morrow, 2000). Bahkan, total pendapatan klub-klub divisi utama di liga-liga Eropa sebesar 15,9 triliun pada tahun 2014, mencapai 80% dari total pendapatan seluruh klub-klub olahraga terkenal yang ada di Amerika Utara (UEFA, 2014). Hal tersebut membuat sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang diminati investor. Pada tahun 2000, sebanyak 92 klub sepak bola telah menjadi entitas privat yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal (Szymanski dan Kuypers, 2000). Sejalan dengan hal tersebut, sejak tahun 1997, Deloitte setiap tahunnya mengeluarkan Deloitte Football Money League (DFML), yaitu laporan resmi yang berisi daftar peringkat klub-klub terkaya di Eropa berdasarkan tingkat pendapatannya (Deloitte, 2015). 1

2 Meski demikian, menurut Kuper dan Szymanski (2009), sepak bola merupakan bisnis buruk. Sepak bola adalah bisnis kecil karena sedikitnya pendapatan kotor yang dihasilkan oleh klub sepak bola. Lebih parahnya, bisnis sepak bola yang kecil dan tidak menghasilkan laba yang besar membuat sebagian besar klub sepak bola justru membukukan kerugian dan gagal membayar dividen bagi pemegang sahamnya. Meski pendapatan klub sepak bola dinilai mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut ternyata tidak sejalan dengan kinerjanya dalam posisi keuangan karena banyak klub besar di Eropa yang bermasalah dengan hutang (Beech et al., 2010; Garcia dan Rodrigues, 2003; Hamil dan Walters, 2010; Lago et al., 2006). Selain itu, klub sepak bola sering mengalami masalah kesulitan keuangan hingga mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan yang dialami oleh klub-klub sepak bola disebabkan oleh banyaknya pengeluaran untuk pembelian pemain baru, hutang yang terlalu banyak, gagal mendapatkan investor baru, serta banyaknya pengeluaran untuk gaji pemain dan pelatih (UEFA, 2012; UEFA, 2013). Daftar klub sepak bola Eropa yang pernah mengalami kebangkrutan antara lain dapat dilihat pada Tabel 1. Bahkan, menurut federasi tertinggi sepak bola Eropa, Union of European Football Association (UEFA), pada musim 2010, total kerugian klub-klub di Eropa sudah mencapai 1,6 miliar euro. Tim investigasi UEFA menjelaskan bahwa sebanyak 650 klub sepak bola di Eropa mengalami kerugian setiap tahunnya. Sepertiga dari klub tersebut memakai 70% pendapatannya untuk menggaji pemain dan pelatih (UEFA, 2

3 2013). Kerugian yang terlalu besar itu dikhawatirkan mampu membuat bisnis sepak bola tidak memenuhi salah satu konsep dasar Akuntansi, yaitu going concern. Pengeluaran yang terlalu banyak akan mengakibatkan ketidakstabilan pada segi finansial klub seperti yang diungkapkan oleh Geey (2011, hal. 4) dalam pernyataan berikut: each set of new club owners injects more money into the European football club market, this spirals further out of control because a new owner then has to outbid other high spending clubs leading to financial unsustainability. Tabel 1. Daftar Klub Sepak Bola Eropa yang Pernah Mengalami Kebangkrutan Klub Asal Negara Tahun Bangkrut Keterangan Borussia Dortmund Jerman 1995 Borussia Dortmund menjadi salah satu klub yang berkompetisi di Bundesliga musim 2015/2016 Parma FC Italia 2000 Sudah tidak bermain di Serie A Fiorentina FC Italia 2002 Fiorentina menjadi salah satu klub yang berkompetisi di Serie A musim 2015/2016 Napoli Italia 2004 Napoli menjadi salah satu klub yang berkompetisi di Serie A musim 2015/2016 Porstmouth Inggris 2010 Berlaga di Divisi III Liga Inggris Glasgow Rangers Skotlandia 2012 Bermain di Divisi II Liga Skotlandia AC Sienna Italia 2014 Bermain di Serie D Liga Italia Sumber: Pandit Football Indonesia (2015), diolah 3

4 Oleh karena itu, sejak September 2009, UEFA mulai merumuskan aturan Financial Fair Play (FFP) yang digunakan untuk mencapai kestabilan keuangan bagi klub sepak bola di Eropa. Meski aturan FFP sudah berlaku sejak Mei 2010, butir-butir isi peraturan mengenai FFP yang tertuang dalam buku aturan UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations baru dirilis pada tahun UEFA kemudian menerbitkan edisi keduanya pada Aturan FFP tersebut diterapkan untuk semua klub sepak bola di Eropa dan lebih diutamakan untuk klub yang akan mengikuti kompetisi sepak bola internasional yang diprakarsai oleh UEFA, yaitu Liga Champion dan Liga Europa (UEFA, 2012). Aturan FFP pada dasarnya berfungsi untuk meminimalisir kerugian dalam bisnis sepak bola di Eropa. Kerugian yang dimaksud dalam aturan FFP adalah hasil pendapatan klub dikurangi pengeluaran yang berkaitan dengan transfer pemain dan total pembayaran gaji pemain tiap musim. Maka dari itu, aturan FFP membuat setiap klub sepak bola di Eropa harus hemat dalam melakukan belanja pemain saat bursa transfer berlangsung. Selain itu, menurut Morrow (2013), aturan FFP bisa digunakan sebagai katalisator dalam pendekatan yang lebih luas untuk merumuskan bentuk ideal sebuah pelaporan keuangan (financial reporting) bagi klub sepak bola ke depannya. Sesuai dengan buku aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi 2015, aturan FFP bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi dan finansial klub-klub sepak bola dan meningkatkan transaparansi serta akuntabilitas dalam bisnis sepak bola di Eropa. Perbaikan pada segi transparansi dan akuntabilitas ditunjukkan dengan adanya pasal- 4

5 pasal khusus yang mengatur tentang laporan keuangan tahunan (annual financial statement), standar minimum pengungkapan laporan keuangan tahunan (minimum disclosure), prosedur dan penilaian auditor, serta proses monitoring yang diaplikasikan dengan perhitungan kerugian maksimal (break-even requirement). Melalui aturan FFP, UEFA ingin melindungi kepentingan kreditor serta memastikan bahwa setiap klub sepak bola di Eropa mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar hutang serta mencegah terjadinya lebih banyak hutang kepada pemain, otoritas pajak, dan klub lain (UEFA, 2015). Article 47 pada aturan FFP Edisi 2012 dan 2015 secara khusus membahas laporan keuangan tahunan selanjutnya disebut laporan keuangan yang harus dikumpulkan oleh setiap klub sepak bola di Eropa. Pengumpulan laporan keuangan beserta lampirannya harus sesuai tenggat yang ditetapkan oleh UEFA. Dalam aturan FFP dijelaskan bahwa laporan keuangan yang dikumpulkan ke UEFA merupakan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh auditor independen. Mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 1, Presentation of Financial Statement, laporan keuangan merupakan representasi dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari sebuah entitas. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu entitas yang berguna untuk pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut IAS 1, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen (stewardship) atas penggunaan sumber daya milik entitas terkait selama tahun berjalan. 5

6 Laporan keuangan yang lengkap menurut IAS 1 terdiri dari: (i) laporan posisi keuangan (neraca); (ii) laporan laba komprehensif; (iii) laporan perubahan modal; (iv) laporan arus kas; (v) catatan atas laporan keuangan; (iv) laporan posisi keuangan periode paling awal ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi atau membuat restatement atau ketika ada reklasifikasi pada laporan keuangan. Sedikit berbeda dengan IAS 1, aturan FFP mewajibkan laporan keuangan setiap klub sepak bola terdiri dari: (i) neraca; (ii) laporan laba-rugi; (iii) laporan arus kas; (iv) catatan atas laporan keuangan yang mencakup penjelasan singkat dari kebijakan akuntansi dan catatan penjelas lain; serta (v) reviu keuangan oleh manajemen (UEFA 2012 dan UEFA 2015, Article 47 para.3). Article 47 Paragraf 4 mewajibkan setiap laporan keuangan harus memenuhi standar minimum pengungkapan (minimum disclosure) sesuai Annex VI dan prinsip akuntansi dalam Annex VII di aturan FFP. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.5 (para.9), pengungkapan adalah presentasi dari informasi selain pengakuan yang ada dalam laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2005), pengungkapan merupakan langkah akhir dalam memenuhi proses akuntansi sebagai bagian dari penyajian laporan keuangan. Lebih lanjut, pengungkapan ada sebagai bagian integral dari pelaporan keuangan (financial reporting). Pada praktiknya, sebagai upaya untuk melindungi investor karena risiko asimetri informasi, badan pengawas pasar modal seperti BAPEPAM dan Security Exchange Act (SEC) membuat aturan yang berisi informasi-informasi yang wajib 6

7 diungkapkan. Di samping itu, perusahaan juga melakukan pengungkapan sukarela dengan menerbitkan atau mengungkapkan informasi di luar ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan kredibilitas perusahaannya (Suwardjono, 2005). Lebih lanjut, Suwardjono (2005) mengemukakan bahwa informasi yang biasaya disajikan dalam pelaporan keuangan antara lain berupa pos statemen keuangan, catatan kaki (catatatan atas laporan keuangan), penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi. Maka dari itu, melihat pada aturan FFP, standar minimum pengungkapan di aturan FFP Edisi 2012 dan 2015 yang tercantum dalam Annex VI menggunakan metode komponen laporan keuangan beserta elemennya sebagai wujud metode pengungkapan. Setiap komponen laporan keuangan yang wajib diungkapkan dalam standar FFP memiliki penjabaran butir-butir yang wajib dilaporkan. Akan tetapi, standar minimum pengungkapan yang berlaku pada aturan FFP Edisi 2015 sedikit mengalamai perbedaan dengan aturan FFP Edisi 2012 karena ada pembaruan butir-butir yang harus diungkapkan. Komponen standar minimum pengungkapan di aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi 2015 yang wajib diungkapkan dapat dilihat pada Tabel 2 dan untuk penjabaran setiap elemennya akan dibahas lebih lanjut pada BAB II. 7

8 Tabel 2. Komponen Standar Minimum Pengungkapan dalam aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi 2015 Komponen Standar Mnimum Pengungkapan Dalam Aturan FFP Edisi 2012 Komponen Standar Mnimum Pengungkapan Dalam Aturan FFP Edisi 2015 A. Neraca (Balance Sheet) A. Neraca (Balance Sheet) B. Laporan laba-rugi (Profit and loss B. Laporan laba-rugi (Profit and loss account) account) C. Laporan arus kas (cash flow C. Laporan arus kas (cash flow statement) statement) D. Catatan atas laporan keuangan D. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements) (notes to financial statements) E. Reviu keuangan dari manajemen E. Tabel identifikasi pemain (player (financial review by management) identification table) F. Reviu keuangan dari manajemen (financial review by management) Sumber: UEFA (2012, 2015), Annex VI Perbedaan mendasar pada standar minimum pengungkapan di aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi 2015 adalah pada Edisi 2015 terdapat komponen baru yaitu tabel identifikasi pemain (player identification table). Komponen tersebut pada aturan FFP Edisi 2012 termasuk ke dalam Annex VII: Basis for the preparation of financial statements, tetapi pada FFP Edisi 2015 terdaftar sebagai salah satu standar minimum pengungkapan. Meski demikian, pengungkapan bagian tabel indentifikasi pemain ini hanya wajib diungkapkan kepada UEFA dan auditor, tetapi tidak wajib disertakan dalam laporan keuangan (UEFA, 2015, Annex VI part F, para.1 dan para.2). Dengan demikian, pengungkapan yang berhubungan dengan identifikasi pemain bersifat sukarela. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Annex VI Paragraf 2 aturan FFP Edisi 2015 berikut ini (UEFA, 2015, Annex VI part F, para.2, hal. 63): 8

9 The player identification table must be provided to the auditor, who must reconcile the aggregate figures in the player identification table to the relevant figures in the balance sheet and profit loss and account in the audited financial statement. However, the player identification table does not need to be disclosed within the annual financial statements. Penelitian yang membahas mengenai pengungkapan wajib dan sukarela di laporan keuangan sudah cukup banyak. Penelitian yang membahas mengenai pengungkapan tersebut membahas beberapa topik, misalnya pengungkapan intellectual capital (IC), pengungkapan sosial dan lingkungan, dan pengungkapan tata kelola perusahaan. Penelitian-penelitian yang menitikberatkan pada topik tersebut di antaranya sebagai berikut: (i) Scartrito (2014) yang membahas analisis hubungan hutang, ukuran perusahaan, auditor, dan konsentrasi kepemilikan di perusahaan Italia terhadap pengungkapan IC tahun 2010; (ii) Boujelbene dan Affes (2013) yang menganalisis dampak pengungkapan IC terhadap cost of equity capital pada perusahaan-perusahaan di Perancis; (iii) Vergauwen dan van Alem (2005) yang menganalisis pengungkapan IC pada laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Perancis tahun 2001, Jerman tahun 2001, dan Belanda tahun 2000; (iv) Olivierra et al. (2006) yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan IC pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal Portugal tahun 2003; (v) Brennan (2001) yang menganalisis tentang pengungkapan IC di laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Irlandia tahun 1999; (vi) Bozzolan et al. (2006) yang membahas perbandingan pengungkapan IC di perusahaan-perusahaan Italia dan Inggris tahun 2001; (vii) pengungkapan sosial dan lingkungan (lihat penelitian 9

10 Tuwajiri et al.(2003), Botosan dan Plumlee (2002), Chen et al. (2015)); (vii) penelitian Cerbioni dan Parbonetti (2007) yang menganalisis tentang dampak pengungkapan tata kelola dan IC pada sampel perusahaan bioteknologi di Eropa; dan (ix) penelitian Wang et al. (2015) secara komprehensif membahas mengenai pengungkapan wajib dan sukarela serta efeknya terhadap analis keuangan. Rekapan hasil penelitian di atas dapat dilihat pada halaman Lampiran. Kaitannya dengan pengungkapan yang menggunakan sampel klub sepak bola, Shareef dan Davey (2004) melakukan penelitian mengenai pengungkapan IC pada klub sepak bola. Penelitian dilakukan pada laporan tahunan 19 klub sepak bola Liga Inggris periode 2002 yang terdaftar di bursa efek. Shareef dan Davey (2004) membuat disclosure index lalu memberikan skor pada tiap kategori pengungkapan yang berhubungan dengan IC. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan mengenai IC di laporan tahunan klub sepak bola masih rendah. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara ukuran klub dan performa klub di lapangan dengan keseluruhan pengungkapan IC. Mieritz dan Helde (2014) membuat analisis legal dan ekonomi atas diterapkannya aturan FFP terhadap kompetisi sepak bola di Eropa. Menurut penelitiannya, dalam perspektif legal, hukum Uni Eropa bisa diaplikasikan untuk regulasi pada bidang olahraga, seperti yang tercantum dalam aturan FFP. Selanjutnya, analisis ekonomi menekankan pada bagian break-even analysis yang ternyata membuat klub-klub di Eropa menjadi lebih rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi. 10

11 Hingga saat ini, belum banyak penelitian yang membahas mengenai pengungkapan pada laporan keuangan klub sepak bola, khususnya di Eropa. Selain itu, sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas mengenai analisis pengungkapan klub sepak bola yang mengacu pada aturan Annex VI FFP Edisi 2012 dan Edisi Padahal, sesuai dengan aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi 2015 Article 47 Paragraf 4, laporan keuangan setiap klub wajib memenuhi standar minimum pengungkapan di Annex VI dan prinsip akuntansi di Annex VII di aturan FFP. Selanjutnya, pada Article 47 Paragraf 5 disebutkan bahwa apabila laporan keuangan tahunan klub tidak memenuhi standar minimum pengungkapan dan prinsip akuntansi yang tercantum dalam standar FFP, klub yang bersangkutan harus menyiapkan informasi tambahan (supplementary information) yang sudah dinilai oleh auditor independen. Terlebih lagi, menurut Morrow (2005), seiring dengan tren bisnis sepak bola yang meningkat, klub-klub sepak bola mulai meningkatkan kuantitas pengungkapan informasi kepada stakeholders. Sejalan dengan itu, ditemukan bukti empiris dari penelitian Hamil dan Morrow (2011); Slack dan Shrives (2008); serta Walters dan Tacon (2010), bahwa klub sepak bola juga melakukan pengungkapan sukarela atas informasi sosial serta memberikan informasi yang lebih luas pada proses bisnis klub kepada stakeholders melalui situs resmi klub dan laporan tahunan. Maka dari itu, pengungkapan informasi dalam bisnis sepak bola menjadi penting mengingat fungsi pengungkapan salah satunya adalah untuk melindungi (protective disclosure) investor dan kreditor (Suwardjono, 2005; Wolk et al., 2013). Hal tersebut juga sejalan dengan 11

12 tujuan besar dari diterbitkannya aturan FFP yang salah satunya bertujuan untuk melindungi stakeholders, utamanya kreditor. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini berfokus untuk menganalisis dan mengevaluasi pengungkapan pada laporan keuangan klub sepak bola di Eropa musim 2011/2012 hingga 2014/2015. Lingkup pengungkapan mencakup butir-butir pengungkapan wajib dan sukarela sesuai dengan standar minimum pengungkapan yang terdapat di Annex VI UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations Edisi 2012 dan Edisi Maka dari itu, penelitian ini berbeda dengan penelitian Sharev dan Davey (2005) yang secara spesifik membahas pengungkapan IC pada 19 klub sepak bola Liga Inggris yang terdaftar di bursa efek Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Apakah laporan keuangan klub-klub sepak bola di Eropa telah memenuhi standar minimum pengungkapan sesuai Annex VI di aturan FFP selama musim 2011/ /2015? 2. Bagaimana tingkat kepatuhan pengungkapan di laporan keuangan klubklub sepak bola di Eropa sesuai Annex VI di aturan FFP selama musim 2011/ /2015? 3. Apakah terdapat peningkatan jumlah pengungkapan di laporan keuangan klub-klub sepak bola di Eropa selama musim 2011/ /2015? 12

13 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan pengungkapan di laporan keuangan pada klub-klub sepak bola Eropa yang masuk peringkat 20 besar klub dengan pendapatan terbanyak menurut Deloitte Football Money League (DFML) 2015 dengan klub-klub yang tidak masuk daftar DFML 2015? Apakah klub dengan pendapatan lebih banyak mengungkapkan lebih banyak daripada klub dengan pendapatan yang lebih rendah? 1.3. Tujuan Penelitian Secara garis besar, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengungkapan laporan keuangan pada klub sepak bola di Eropa musim 2011/2012 sesuai dengan Annex VI aturan FFP Edisi 2012 dan Edisi Mengevaluasi tingkat kepatuhan klub sepak bola di Eropa dalam pengungkapan laporan keuangan sesuai standar minimum pengungkapan yang mengacu pada Annex VI aturan FFP Edisi 2012 dan Dalam penelitian ini, evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dilakukan penulis dengan melihat butir-butir pengungkapan yang nyatanya diungkapkan dibandingkan dengan pengungkapan yang seharusnya. 3. Mengetahui tingkat pertumbuhan pengungkapan laporan keuangan pada klub-klub sepak bola Eropa selama musim 2011/ /2015 sesuai dengan Annex VI di aturan FFP Edisi 2012 dan Membandingkan tingkat kepatuhan pengungkapan klub sepak bola di Eropa 13

14 yang masuk dalam daftar klub dengan pendapatan terbanyak versi DFML 2015 dengan klub-klub yang tidak masuk daftar klub terkaya versi DFML Manfaat Penelitian Penelitian ini memberi salah satu sudut pandang empiris mengenai praktik pengungkapan dalam laporan keuangan klub-klub sepak bola di Eropa. Penelitian ini juga bermanfaat ke depannya untuk memberikan masukan bagi peningkatan kualitas pengungkapan di laporan keuangan klub sepak bola. Secara teoritis dan akademis penelitian ini akan menambah cakrawala literatur mengenai topik akuntansi sepak bola sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu gambaran peneliti selanjutnya untuk melakukan dan mengembangkan penelitian lain yang berkaitan dengan topik ini Lingkup Penelitian dan Batasan Penelitian Pada penelitian ini, penulis fokus pada praktik pengungkapan laporan keuangan pada klub-klub sepak bola Eropa yang menerbitkan laporan tahunannya kepada publik, utamanya di negara-negara Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Perancis, Belanda, Portugal, dan Skotlandia. Negara-negara tersebut menurut laporan UEFA Benchmarking Report musim 2012/2013 dan 2013/2014 merupakan negara dengan liga yang memiliki jumlah penonton terbanyak melebihi penonton setiap pertandingannya (UEFA, 2014). 14

15 Bahkan menurut data dari Forbes (2016) 1, lima dari delapan negara di atas, yaitu Inggris (Premier League), Italia (Serie-A), Jerman (Bundesliga), Perancis (Ligue 1), dan Spanyol (La Liga) merupakan negara dengan liga sepak bola yang mendapatkan pendapatan terbanyak atas penjualan hak siar pertandingan baik di pasar domestik dan luar negeri sepanjang tahun 2013 hingga Hal tersebut menandakan bahwa di lima negara tersebut, sepak bola adalah olahraga yang mendapat animo dan perhatian lebih dari masyarakat domestik maupun internasional. Secara spesifik, penulis membatasi penilaian praktik pengungkapan sesuai dengan aturan FFP dari UEFA yang tertuang dalam UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations Edisi 2012 dan Analisis dilakukan hanya pada laporan keuangan klub-klub sepak bola Eropa yang diterbitkan setiap tahunnya. Selanjutnya, diungkapkan dalam Article 47 Paragraf 5 disebutkan bahwa jika laporan keuangan tahunan klub tidak memenuhi standar minimum pengungkapan dan prinsip akuntansi yang telah ditentukan dalam aturan FFP, klub yang bersangkutan harus menyiapkan informasi tambahan (supplementary information) yang sudah dinilai oleh auditor independen. Keterbatasan penulis untuk mengakses informasi tambahan yang diterbitkan klub-klub sepak bola Eropa selain pada laporan keuangan yang tertuang dalam laporan tahunan akhirnya juga menjadi batasan penulis dalam penelitian ini. Maka dari itu, penilaian dilakukan hanya pada laporan keuangan tahunan 1 Berikut adalah total pendapatan atas hak siar pertandingan dari lima liga: (i) Premier League: $2,6 miliar; (ii) Serie-A: $1,1 miliar; (iii) Bundesliga: $907 juta; (iv) La Liga: $851 juta; (v) Ligue 1: $830 juta. 15

16 setiap klub selama empat tahun pada musim 2011/2012 hingga 2014/2015 yang bisa diakses oleh penulis Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU Bab ini menjelaskan mengenai kajian literatur yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian, yaitu aturan FFP, pengungkapan, standar minimum pengungkapan di UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations Edisi 2012 dan 2015, dan penelitian terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode penelitian, sampel penelitian, sumber data serta metode pengumpulan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai hasil dari pengolahan data secara sistematis yang kemudian dipaparkan secara lebih komprehensif. 16

17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. 17

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak perlu diperdebatkan lagi bila sepakbola disebut sebagai cabang olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai macam olahraga populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan (annual report) pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola Dalam menjalankan kegiatan operasional setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan cepatnya kemajuan zaman, dimana seluruh perusahaan- perusahaan yang ada dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi yang sangat bermanfaat yang dapat digunakan oleh para investor, kreditor dan para pemakai lainnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perusahaan melakukan pelaporan keuangan sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia bisnis di Indonesia berjalan beriringan dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya memiliki tujuan utama

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan standar yang digunakan perusahaan di Indonesia untuk menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang sangat menggiurkan. Sepakbola merupakan cabang olahraga paling populer dan paling digemari di seluruh

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan

Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan telah berevolusi menjadi isu krusial tidak hanya untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian yang berhasil diraih perusahaan dalam setahun yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian yang berhasil diraih perusahaan dalam setahun yang berisi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil diraih perusahaan dalam setahun yang berisi informasi finansial maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola dianggap sebagai salah satu olah raga yang paling populer di dunia. Hal tersebut menimbulkan gairah besar dan perasaan yang mendalam di dalam lapangan.

Lebih terperinci

Bab 12 (Suwardjono, 2006) PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF

Bab 12 (Suwardjono, 2006) PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF TEORI AKUNTANSI KEUANGAN BANDI 1 Bab 12 (Suwardjono, 2006) PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF 2 Pengertian Pengungkapan Evans (2003): Penyediaan informasi dalam laporan keuangan termasuk laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya disajikan dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi adalah era di mana semua hal dan segala industri di dunia akan mengikuti era globalisasi saat itu. Ini akan menimbulkan persaingan yang sangat ketat

Lebih terperinci

1 Universitas Bhayangkara Jaya

1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan aktivitas bisnis, semua perusahaan memerlukan dana. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang cukup, akan sulit

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN. 08/04/2018 bandi.staff.fe.uns.ac.id

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN. 08/04/2018 bandi.staff.fe.uns.ac.id TEORI AKUNTANSI KEUANGAN BANDI 08/04/2018 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Materi12 Pengungkapan dan Sarana Interpretif 4/8/2018 2 Pengertian Pengungkapan Evans (2003): Penyediaan informasi dalam statemen keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik perusahaan go public maupun bukan, pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik perusahaan go public maupun bukan, pasti memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, baik perusahaan go public maupun bukan, pasti memiliki keputusan manajerialnya sendiri dalam mengelola modal ataupun dana beredarnya, apakah dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dapat dikatakan sebagai suatu lembaga dan juga sebagai suatu industri. Bank dikatakan sebagai suatu lembaga yang menghubungkan antara dua belah pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha yang semakin ketat dan kompetitif perlu diiringi dengan suatu pemikiran yang kritis dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Financial Accounting Standart Boards (FSAB), aktiva adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepakbola adalah salah satu olahraga terpopuler di muka bumi, kalau bukan di bilang yang paling popular menurut situs FIFA berdasarkan survei pada tahun 2001.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN Perbandingan laporan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas operasional usahanya. Sementara terdapat pihak yang memiliki kelebihan dana (investor-kreditor)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan go public memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya. Investor menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perekonomian dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang andal sebagai bahan prediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai salah satu output utama. Akuntansi berfungsi untuk mengindetifikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui laporan keuangan (Ağca &

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui laporan keuangan (Ağca & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transparansi dan keterbukaan informasi merupakan salah satu pilar dalam tata kelola perusahaan. Pengungkapan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan terhadap pemilik perusahaan dan entitas lainnya yang ikut menggunakan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP terhadap klub sepakbola Arsenal dan Manchester United. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat lebih bersaing perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk lebih transparan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntabel secara publik. Untuk pelaporan keuangan kepada masyarakat, hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi yang berkembang pesat, tingkat persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai macam bidang usaha dan ukurannya. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin berkembang. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak bermunculan perusahaan multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis saat ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund. Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy

Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund. Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy Analisis Laporan Keuangan dan Harga Saham Klub Sepak Bola Manchester United, Juventus, dan Borussia Dortmund Krisna Mukti Herdyastoro, Budi Frensidy Program Studi Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,,

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Laporan Keuangan.

Ruang Lingkup Laporan Keuangan. Ruang Lingkup Laporan Keuangan ririkyunita@yahoo.co.id 1 ANALIS BISNIS ( BUSINESS ANALYSIS ) Analisis lingkungan bisnis perusahaan Analisis strategi perusahaan Analisis posisi keuangan dan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di Indonesia baru-baru ini sedang mendapatkan perhatian dan menjadi suatu fenomena yang menarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan atas asumsi going concern. Going concern ini dimaksudkan bahwa dalam waktu mendatang, perusahaan tidak berencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUILUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorang atau

BAB I PENDAHUILUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorang atau BAB I PENDAHUILUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorang atau lembaga yang bertujuan untuk memaksimalkan laba.oleh karena itu, untuk memaksimalkan laba para pemimpin

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN SKRIPSI PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia erat kaitannya dengan semakin banyaknya perusahaan yang memutuskan go public. Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lebih terperinci

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI) Dosen : Christian Ramos Kurniawan C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI) 1-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield,

Lebih terperinci

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Hanafi dan Halim (2007), informasi kebangkrutan suatu perusahaan sangat berguna bagi banyak pihak. Tidak terbatas pada pihak internal saja namun juga pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika bisnis saat ini sudah banyak merubah lingkungan bisnis dalam berbagai aspek. Metode pelaporan keuangan tradisional telah dinilai tidak lagi dapat menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan usaha yang semakin maju, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun entitas non-profit. Penyajian atas informasi keuangan yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun entitas non-profit. Penyajian atas informasi keuangan yang terkait dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan atas informasi keuangan merupakan salah satu keharusan yang harus dipenuhi oleh suatu entitas baik itu entitas swasta, pemerintah, profit maupun entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis di luar batas negaranya. Adanya kebutuhan akan pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah media yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen dengan para pihak berkepentingan (Margaretta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan mengkomunikasikan informasi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholders. Laporan tersebut juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. penelitian. Bagian ini diakhiri dengan menyajikan keterbatasan penelitian dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. penelitian. Bagian ini diakhiri dengan menyajikan keterbatasan penelitian dan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN Bagian terakhir penelitian ini menyajikan simpulan penelitian, implikasi penelitian yang meliputi implikasi teoritis dan implikasi praktik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan hidup perusahaan di Jepang dan Eropa, serta bagaimana agar perusahaan dapat berumur panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai perusahaan di berbagai negara saat ini. IR adalah mekanisme dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai perusahaan di berbagai negara saat ini. IR adalah mekanisme dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Integrated Reporting (disingkat IR) adalah pelaporan yang banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan di berbagai negara saat ini. IR adalah mekanisme dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan membuat perusahaan-perusahaan melakukan perluasan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan membuat perusahaan-perusahaan melakukan perluasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi tentang risiko harus diungkapkan secara memadai agar dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan yang cermat dan tepat. Informasi tentang pengungkapan

Lebih terperinci

BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengungkapan Suwardjono (2008) mendefinisikan pengungkapan sebagai penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan potret sebuah pertanggungjawaban manajemen dalam pelaporan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai dengan adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini bidang teknologi dan pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap dunia bisnis. Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA Program Studi Akuntansi FEB UNISNU Jepara E-mail : fatchurstienu@gmail.com Kata kunci: Laporan Keuangan, SAK ETAP, Credit Union.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan melalui internet. Internet (Inter-Network) melalui sistem world wide

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan melalui internet. Internet (Inter-Network) melalui sistem world wide 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan para pemilik atau pemegang saham dalam peningkatan nilai perusahaan di era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal Indonesia dan internasional menuntut adanya peningkatan terhadap tata kelola usaha, akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi topik yang hangat di tanah air. Pertemuan G-20 tahun 2008 di Washington (USA) menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar)

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar) Manajemen Keuangan (Pengantar) 1 BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar) Manajemen Keuangan (Pengantar) 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN Keuangan merupakan salah satu bidang fungsional dalam

Lebih terperinci