Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan"

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan telah berevolusi menjadi isu krusial tidak hanya untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan tingkat kepercayaan (degree of confidence) agar ekonomi pasar dapat berfungsi secara tepat (OECD, 2004). Menurut Tricker (1993) dan De Barros et al. (2007) peran utama dari tata kelola perusahaan adalah untuk memastikan kesesuaian oleh manajemen serta meningkatkan kinerja organisasional melalui pengawasan yang lebih efisien oleh anggota dewan terhadap kerja manajer. Mekanisme tata kelola perusahaan yang kuat (seperti jumlah anggota dewan serta independensinya, peran ganda chief executive officer, kepemilikan institusional dan lain sebagainya) telah terbukti berguna dalam mengurangi masalah keagenan dalam perusahaan (Brown et al., 2011). Caranya adalah dengan mengurangi asymmetry informasi antara manajer dengan pemangku kepentingan serta dengan memastikan penerbitan informasi keuangan yang dapat dipercaya (Mande et al., 2012). Isu tentang tata kelola perusahaan yang efisien di organsisasi olahraga telah dibahas pada tahun 1997 oleh Australian Standing Committee on Recreation and Sport. Aplikasi tata kelola perusahaan pada lingkungan sepak bola dapat dilihat dari beberapa penelitian berikut ini. Penelitian Rezende et al. (2010) menyatakan bahwa klub sepak bola dengan mekanisme tata kelola perusahaan 1

2 yang telah ditingkatkan (diukur oleh peningkatan informasi yang dipublikasikan dan tingkat pengungkapan akuntansi yang lebih baik) memiliki hubungan positif terhadap hasil keuangan klub yang lebih baik. Berikutnya adalah penelitian Dimitropoulos (2011) yang menyatakan bahwa klub sepakbola dengan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik memiliki kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik yang diukur dengan manipulasi laba yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Croonenbroeck et al. (2013) menemukan bahwa berita terkait tata kelola perusahaan memiliki dampak besar terhadap harga saham klub sepak bola di Denmark. Banks (2004) berpendapat bahwa mekanisme tata kelola perusahaan terbagi menjadi 2: mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal adalah sebuah segala hal yang didasarkan pada tindakan yang dilakukan oleh perusahaan secara individu untuk memaksakan pengendalian dan akuntabilitas. Sedangkan mekanisme eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar perusahaan yang membentuk kerangka atau batasan yang menetapkan atau mendukung pelaksanaan mekanisme internal. Banks (2004) berpendapat bahwa mekanisme internal terdiri dari: adanya dewan direksi di sebuah perusahaan; adanya manajemen tingkat atas (executive management); adanya kelompok pengendalian internal; dan adanya kode etik perusahaan. Sedangkan mekanisme eksternal terdiri dari: adanya peraturan yang menjadi dasar pelaksanaan tata kelola perusahaan; adanya aturan terkait kebangkrutan; adanya akses ke pasar modal; adanya aktivitas pengendalian korporasi; adanya block holding monitoring; adanya pengawasan dari aktivis 2

3 investor institusional; adanya peran dari eksternal audit; dan adanya review dari agen pemeringkat kredit. Sepakbola Indonesia telah mengalami perkembangan yang menuju ke arah industri sepak bola. Pada awalnya sepak bola dianggap sebagai hiburan rakyat. Pada tahun 1980an Indonesia sempat memiliki sebuah kompetisi profesional bernama Galatama yang saat itu hampir semua klubnya dimiliki atau didukung oleh sebuah perusahaan. Akan tetapi sejak adanya penggabungan antara Galatama dengan Liga Perserikatan terjadi kemunduran pada pendanaan klub-klub sepakbola di tanah air yang beberapa diantaranya berlanjut sampai saat ini, yaitu klub-klub mengandalkan dana hibah dari APBD di mana klub sepakbola itu berada. Sejak tahun 2011, dibuat peraturan Menteri Dalam Negeri yang melarang klub-klub sepakbola Indonesia menggunakan dana hibah APBD untuk mendanai kegiatan operasionalnya, yaitu peraturan Menteri Dalam Negeri no.22 tahun Hal ini membuat klub-klub Indonesia mulai meniru klub-klub profesional di Eropa untuk mencari pendanaan secara mandiri melalui berbagai kerjasama dan sponsorship. Pengertian olahraga profesional menurut UU no. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional adalah: olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga. (Pasal 1 angka 15 UU no. 3 tahun 2005) Sedangkan definisi kata profesional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu hal yang bersangkutan dengan profesi dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. 3

4 Isu mengenai tata kelola perusahaan yang baik pada klub sepakbola di Indonesia muncul karena klub-klub tersebut dituntut menjadi profesional dan mandiri secara keuangan, maka klub-klub tersebut harus bertanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan terkait seperti suporter, kreditur, sponsor, bahkan PSSI sebagai badan tertinggi yang mengurusi berbagai hal terkait sepakbola di Indonesia. Alasan lain karena dana operasional klub-klub sepakbola Indonesia masih belum dilaporkan secara jelas dan berkala sehingga sangat rawan adanya penyelewengan anggaran oleh pengurus. Hal ini membuat klub-klub sepak bola Indonesia seringkali mengalami masalah keuangan yang berdampak pada pemain yang sering mengalami pembayaran gaji yang tertunda. Persib Bandung merupakan salah satu klub sepakbola profesional Indonesia yang terkenal jarang mendapat permasalahan finansial. Menurut Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Persib Bandung tidak pernah ada dalam daftar klub yang menunggak gaji para pemainnya serta relatif jarang diberitakan mengalami kesulitan keuangan (Raya, 2013). Persib Bandung yang terbentuk pada tahun 1923 merupakan klub sepakbola yang sudah lama berkompetisi di liga sepakbola nasional. Klub ini bahkan menjadi juara pada musim dimana saat itu baru terjadi peleburan kompetisi antara Galatama dengan Perserikatan. Persib yang awalnya berkompetisi dengan dana dari APBD akhirnya membentuk PT. Persib Bandung Bermartabat pada 20 Agustus 2009 sebagai badan hukum yang mengelola keuangan klub. 4

5 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan tata kelola perusahaan di sebuah perusahaan yang mengelola klub sepakbola Indonesia yaitu PT Persib Bandung Bermartabat, sebagai pengelola klub Persib Bandung, dengan menggunakan Corporate Governance Self Assessment Checklist yaitu penilaian penerapan tata kelola perusahaan yang dikembangkan oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia dan PriceWaterhouse Coopers pada tahun Untuk menilai apakah perusahaan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan harus menjawab berbagai pertanyaan yang sifatnya tertutup dimana setiap jawaban pertanyaan memiliki nilai masing-masing. Pertanyaanpertanyaan tersebut menilai bagaimana perusahaan memenuhi hak pemegang saham, kebijakan tata kelola perusahaan, praktek tata kelola perusahaan, pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan, dan audit terhadap perusahaan. Penilaian penerapan tata kelola perusahaan dilihat dari nilai total. Apabila nilai total perusahaan: 0-49 memiliki arti bahwa perusahaan tersebut perlu meningkatkan sistem tata kelola perusahaannya; memiliki arti bahwa perusahaan telah memenuhi standar dasar tata kelola perusahaan; memiliki arti bahwa perusahaan telah memiliki tata kelola perusahaan yang baik, akan tetapi masih bisa ditingkatkan; memiliki arti bahwa perusahaan telah menerapkan tata kelola perusahaan dengan sangat baik (FCGI, 2001). 5

6 I. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, kita mengetahui bahwa sepakbola telah berkembang sehingga menjadikannya bukan hanya sebagai olahraga dan permainan melainkan telah bergeser menjadi olahraga profesional yang di dalamnya terdapat industri dan bisnis dengan perputaran uang yang banyak. Namun perubahan tersebut diikuti pula oleh berbagai ancaman yang mengancam keberadaan klub sepakbola seperti utang yang nilainya besar, penyalahgunaan dana operasional klub, dan lain sebagainya. Untuk dapat bertahan atau mengatasi ancaman tersebut sebuah klub sepakbola harus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat mempertahankan keberadaannya di masa yang akan datang. Di Indonesia terjadi perubahan sistem pengelolaan klub sepak bola dari pengelolaan oleh pemerintah daerah menuju ke arah sepakbola profesional dengan dibentuknya badan usaha untuk mengelola keuangan klub-klub sepakbola di Indonesia. Badan usaha ini yang diharapkan menerapkan tata kelola perusahaan untuk mempertahankan keberadaannya dan klub yang dikelolanya. Berdasarkan penjelasan singkat di atas, maka pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah PT Persib Bandung Bermartabat sebagai pengelola klub sepak bola Persib Bandung telah menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik bila diukur menggunakan Corporate Governance Self Assessment Checklist? 6

7 I. 3. Pertanyaan Penelitian Persib Bandung pada awalnya merupakan sebuah klub sepakbola yang dikelola oleh pemerintah kota Bandung melalui dana hibah APBD. Dengan dibentuknya PT Persib Bandung Bermartabat, Persib Bandung dapat mendanai kegiatan operasionalnya secara mandiri melalui kerja sama dan sponsorship dengan pihak lain. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah PT Persib Bandung Bermartabat telah melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik untuk mempertahankan keberadaannya pada masa-masa yang akan datang. Sehingga pertanyaan yang penulis angkat untuk penelitian ini adalah: Apakah PT Persib Bandung Bermartabat sebagai pengelola klub sepak bola Persib Bandung telah menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik bila diukur menggunakan Corporate Governance Self Assessment Checklist? I. 4. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi apakah PT Persib Bandung Bermartabat sebagai pengelola salah satu klub sepak bola profesional di Indonesia, yaitu Persib Bandung, telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. I. 5. Motivasi Penelitian Ada beberapa hal yang menyebabkan peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini. Pertama, penelitian yang membahas mengenai sepakbola di Indonesia masih sangat sedikit dan pembahasannya pada lingkup 7

8 penerapan akuntansi di bidang sepak bola. Sebagai contoh adalah penelitian oleh Devi (2004) dan Danarto (2009) yang membahas mengenai perlakuan akuntansi untuk human capital dalam industri sepak bola. Berikutnya adalah penelitian Hidayat (2010) yang membahas mengenai analisis laporan keuangan pada klub sepak bola. Penelitian Pranata (2012) membahas mengenai analisis kinerja keuangan pada klub sepak bola. Siddik (2013) membahas mengenai format laporan keuangan klub sepak bola. Atau penelitian oleh Gyver (2013) yang membahas tentang bagaimana pencatatan yang dilakukan terhadap transfer pemain sepak bola. Berbeda dengan penelitian mengenai sepak bola di Indonesia, penelitian tentang sepak bola di luar Indonesia sudah banyak membahas tentang tata kelola perusahaan pada klub sepak bola dari berbagai sudut pandang. Sebagai contoh penelitian Dietl & Franck (2007) yang membahas mengenai kegagalan tata kelola pada klub liga Jerman dan hubungannya dengan krisis keuangan di negara Jerman. Penelitian Andreff (2007) membahas tentang tidak disiplinnya klub serta kurangnya transparansi dan pengungkapan pada sepak bola Perancis. Dimitropoulos (2012) memeriksa dampak dari kualitas tata kelola perusahaan terhadap struktur modal dari klub sepak bola di liga Eropa. Apabila dibandingkan dengan penelitian mengenai sepak bola di luar negeri, penelitian mengenai sepak bola di Indonesia masih belum berkembang sehingga penelitian ini diharapkan bisa memberikan sudut pandang yang baru terkait penelitian mengenai sepak bola di Indonesia dari sisi penerapan tata kelola perusahaan pada klub sepak bola. 8

9 Kedua, isu tata kelola perusahaan merupakan isu yang sedang berkembang saat ini. Di Indonesia sendiri isu mengenai tata kelola perusahaan banyak dikembangkan di berbagai bidang. Sehingga sangat menarik untuk melihat bagaimana pengembangan tata kelola perusahaan di bidang olahraga. Ketiga, sepakbola Indonesia sedang berkembang menuju ke arah industri sepakbola. Klub-klub sepakbola di Indonesia dilarang menggunakan dana APBD untuk mendanai kegiatannya. Hal ini dipertegas oleh peraturan Menteri Dalam Negeri no.22 tahun Hal ini membuat klub-klub sepakbola di Indonesia sebaiknya mempersiapkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik untuk menghadapi segala permasalahan, khususnya mengenai pendanaan dan bisnis klub sepakbola, serta mempertahankan eksistensinya di masa yang akan datang. I. 6. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi Akademik (Literatur) Penelitian terkait akuntansi pada lingkungan sepakbola di Indonesia selama ini terfokus pada teknis, sedangkan penelitian ini terfokus kepada tata kelola perusahaan pada lingkungan sepakbola karena tata kelola memiliki peranan penting dalam kemajuan prestasi sebuah tim sepakbola. Hal ini menjadi penting mengingat sepakbola Indonesia sampai saat ini masih tertinggal dalam hal prestasi. Selama ini penelitian yang ada membahas tentang perlakuan akuntansi (Devi, 2004 dan Danarto, 2009), analisis laporan keuangan (Hidayat, 2010), analisis kinerja keuangan (Pranata, 2012), format 9

10 laporan keuangan (Siddik, 2013), atau pencatatan atas transfer pemain (Gyver, 2013). 2. PT Persib Bandung Bermartabat Bagi PT Persib Bandung Bermartabat penelitian ini bisa dijadikan acuan atau dasar evaluasi penerapan tata kelola perusahaan di organisasinya. Diharapkan dengan adanya penelitian ini PT Persib Bandung Bermartabat bisa meningkatkan atau memperbaiki penerapan tata kelola perusahaan yang sudah ada untuk dapat mempertahankan keberadaannya. 3. Bagi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Bagi PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia, penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar pembentukan peraturan agar klub-klub sepakbola di Indonesia menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 4. Bagi Klub-klub sepakbola Indonesia lainnya Bagi klub-klub sepakbola Indonesia yang lain penelitian ini bisa dijadikan dasar serta gambaran bagaimana sebuah klub sepakbola menerapkan tata kelola perusahaan yang baik di organisasinya. I. 7. Proses Penelitian Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dimana tahap awal dari penelitian ini adalah memperoleh sebuah masalah dari perkembangan penelitian terkait tata kelola perusahaan pada lingkungan sepak bola di Indonesia. Setelah itu 10

11 masalah dituangkan dalam wujud pertanyaan penelitian dengan menggunakan latar belakang sebagai penjelasan awal. Setelah latar belakang dan pertanyaan penelitian ditentukan maka dapat dijelaskan tujuan dilakukannya penelitian ini yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan pondasi teoretikal penelitian studi kasus yang diikuti dengan metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian ini akan digunakan untuk menganalisis temuan sehingga pertanyaan penelitian dapat terjawab. Tahapan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Proses penelitian studi kasus Tujuan penelitian Pondasi teoretikal penelitian studi kasus Pertanyaan Penelitian Metode penelitian studi kasus Temuan dan analisis Sumber: Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (2014) 11

12 I. 8. Sistematika Penulisan Penulisan pada tesis ini dibagi menjadi enam bab, yaitu: 1. Bab I: Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penelitian. 2. Bab II: Tinjauan Literatur Bab ini berisi tentang tinjauan dari berbagai literatur terkait permasalahan tata kelola perusahaan dalam konteks lingkungan sepakbola. Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu, buku-buku yang membahas teori tata kelola perusahaan, dan undang-undang yang memiliki hubungan dengan permasalahan tata kelola perusahaan di lingkungan sepakbola. 3. Bab III: Latar Belakang Institusional dan Objek Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran mengenai perkembangan sepak bola dari sebuah olahraga yang bertujuan meraih prestasi semata menjadi sebuah industri dalam lingkup dunia, Indonesia, dan klub Persib Bandung. Bab ini juga menjelaskan aplikasi teori dan konsep yang ada pada studi literatur untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dengan perspektif teori dan konsep yang digunakan. 4. Bab IV: Rancangan Penelitian Bab ini berisi tentang pembahasan pengambilan data dan analisis data yang akan dilakukan. 12

13 5. Bab V: Pemaparan Temuan dan Pembahasan Bab ini berisi temuan-temuan dalam investigasi yang menggambarkan faktafakta untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Selain itu bab ini juga berisi analisis temuan atas permasalahan yang ditemukan pada bab sebelumnya mengikuti metode penelitian yang telah dirancang disertai diskusi berdasarkan landasan teori yang digunakan. 6. Bab VI: Kesimpulan dan Rekomendasi Bab ini berisi ringkasan penelitian, simpulan, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi sebagai bentuk tidak lanjut dari hasil penelitian. 13

Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi. Sepakbola profesional di Indonesia saat ini menjadi perhatian. Klub-klub

Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi. Sepakbola profesional di Indonesia saat ini menjadi perhatian. Klub-klub Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi VI. 1. Kesimpulan Sepakbola profesional di Indonesia saat ini menjadi perhatian. Klub-klub sepakbola nasional dituntut untuk bisa menjalankan bisnis agar dapat melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu alat yang dapat mencerminkan hasil dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain memberikan peluang bisnis yang dapat mendorong para pelaku bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan tantangan dan hambatan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia yang semakin berkembang dan maju banyak sekali terjadi permasalahan yang melibatkan manipulasi keuangan. Perusahaan perusahaan besar seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara Indonesia, isu mengenai tata kelola perusahaan mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Sejak itulah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan bagian terpenting dalam pelaporan keuangan. Laporan keuangan adalah salah satu alat yang dapat digunakan oleh investor untuk melakukan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Pernyataan

Lebih terperinci

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2012-2015) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru berkembang di Indonesia. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para penjual dan pembeli dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi saat ini, negara-negara berkembang dituntut untuk menerapkan sistem yang baru dan lebih baik dalam pengelolaan bisnis yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendirian korporasi modern sebagai suatu entitas legal dapat dilihat dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan. Menurut Lukviarman (2016, p.23)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang pengaruh dari struktur good corporate governance seperti

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang pengaruh dari struktur good corporate governance seperti BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini dibahas mengenai latar belakang dilakukannya penelitian tentang pengaruh dari struktur good corporate governance seperti independensi dewan komisaris, kepemilikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang semakin merosot di Indonesia disebabkan oleh krisis moneter, serta merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Baik kreditur maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep Teori Keagenan (agency theory) menurut Anthony dan Govindarajan (2005) yaitu hubungan antara principal dan agen. Principal mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH Halaman 1 dari 6 DITETAPKAN OLEH DEDY ROCHIMAT Direktur Utama DISETUJUI OLEH PULUNG PERANGINANGIN Komisaris Utama HARTOPO Komisaris Independen Halaman 2 dari 6 I. PENDAHULUAN Piagam Unit Audit Internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) telah menjadi basis penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001). Teori keagenan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM 1 BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM A. Kasus Posisi Olahraga adalah suatu kegiatan yang menyehatkan dan menjadi pilihan yang tepat bagi manusia. Manusia melakukan olahraga, dengan tujuan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Laporan keuangan tersebut menyediakan informasi sebagai dasar

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori keagenan dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam bisnis di kawasan ASEAN tidak terlepas dari isu mengenai corporate governance.isu mengenai corporate governance menjadi hal yang penting untuk dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. 1. Terdapat tiga faktor

Lebih terperinci

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum: Landasan Hukum ----------------------- Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen Isu Hukum: Berdasarkan surat BOPI Nomor 059/BOPI/KU/V/2015 tentang jawaban surat permohonan Turnamen Pra Musim 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak sekali terjadi kasus manipulasi akuntansi yang tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak perusahaan yang membuat laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dibuat oleh setiap perusahaan merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak eksternal (pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management), 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan hal yang biasanya diperhatikan dengan serius oleh investor maupun kreditor untuk menilai kinerja suatu perusahaan maupun untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara global perekonomian merupakan salah satu sektor yang penting bagi setiap negara. Semakin kuat perekonomian suatu negara maka akan berdampak baik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan terbebas dari permasalahan keuangan (financial distress). Financial distress terjadi bermula ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik menyiapkan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu bisnis perusahaan sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang berkembang. Pendanaan tersebut dibutuhkan untuk penambahan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 0 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam mengukur kinerja bisnis yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam mengukur kinerja bisnis yang sedang berlangsung. 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dimasa sekarang ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha di dalam negeri dan luar negeri mengakibatkan meningkatnya persaingan dunia usaha baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsifungsi keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian laporan keuangan yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, kondisi dan peristiwa lain dalam suatu entitas. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diumumkan di bursa. Peraturan ini tertera dalam Peraturan Bursa No. I-E tahun

BAB I PENDAHULUAN. diumumkan di bursa. Peraturan ini tertera dalam Peraturan Bursa No. I-E tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang tercatat di bursa wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan, dan laporan keuangan triwulan untuk diumumkan di bursa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan suatu bagian yang tidak bisa dilepaskan dari suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai laba yang maksimal dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari isi laporan keuangan perusahaan. Laba merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir, Corporate Governance menjadi topik yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah, pertama Corporate

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan BAB I INTRODUKSI Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan masalah, pertanyaan riset, tujuan riset, motivasi riset, kontribusi riset, proses riset, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya. Laba merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hakpublik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Laba merupakan indikator yangdigunakan untuk menilai prestasi perusahaan melalui kinerja operasional perusahaan. Laba pada laporan keuangan memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pemangku kepentingan. Wallage (2000) berpendapat bahwa. faktor risiko utama yang dialami oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. semua pemangku kepentingan. Wallage (2000) berpendapat bahwa. faktor risiko utama yang dialami oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir, sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang begitu pesat yang menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dalam dunia bisnis, isu-isu terkait tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dalam dunia bisnis, isu-isu terkait tata kelola BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dalam dunia bisnis, isu-isu terkait tata kelola perusahaan semakin menarik perhatian bagi penelitian di bidang akademik. Garcia et al. (2010) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya terhadap kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan bahkan paling penting dalam rangka untuk menopang anggaran penerimaan negara. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada 1 Januari 2010 lalu kemudian berlaku AFTA (Asean Free Trade Area)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan bisnis suatu perusahaan pada negara berkembang harus mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Dengan

Lebih terperinci

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: Regulasi Status dan Transfer Pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia("PSSI") Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: 1) Asosiasi terdahulu: asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia pada akhir abad 20 tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pemerintah dalam mengembangkan sistem manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa perusahaan perbankan telah berdiri dan berkembang di Indonesia.Tujuan perusahaan itu berdiri adalah untuk menghasilkan laba.industri perbankan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor eksternal yang berprofesi sebagai akuntan publik. Terkait dengan itu, bahwa laporan keuangan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal dari pemilik tetapi modal dari masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan modal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa salah satu. implementasi good corporate governance (Ruru, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa salah satu. implementasi good corporate governance (Ruru, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah berkembang menjadi krisis multidimensi termasuk perekonomian sehingga menyebabkan banyak perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan istilah tata kelola perusahaan. Menurut Sugiyanto (2011),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dampak dari persaingan tersebut memberikan konsekuensi yang positif maupun negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu lingkungan yang menarik investor.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai 1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Bila teori agency

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Bila teori agency BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Tata Laksana (Stewardship Theory) Stewardship theory adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diterbitkan pada tanggal 17 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

Lebih terperinci