PENGEMBANGAN MODEL PEMBIASAAN PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DI SLB/C KEMALA BHAYANGKARI TABANAN DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL PEMBIASAAN PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DI SLB/C KEMALA BHAYANGKARI TABANAN DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL PEMBIASAAN PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DI SLB/C KEMALA BHAYANGKARI TABANAN DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh : Ni Wayan Sumiyantari sumi_yantari@yahoo.com Pembimbing I Dr. Drs. I Ketut Tanu, M.Si Pembimbing II Drs. I Nyoman Temon Astawa, M.Pd ABSTRAK Penyelenggaraan pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan berbeda dengan sekolah umum lainnya karena tidak menekankan pada pemahaman materi pelajaran tetapi lebih menekankan pada proses pembiasaan. Fenomena yang terjadi di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan adalah model pembiasaan dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu di seluruh jenjang pendidikan SLB/C karena kondisi siswa yang mengalami keterbelakangan mental sehingga pada jenjang SMPLB dan SMALB tidak bisa dikembangkan model penguatan seperti sebagaimana mestinya pada sekolah umum. Persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan adalah rendahnya minat siswa dalam belajar. Tingkat intelegensi siswa tunagrahita yang dibawah rata-rata menyebabkan siswa menemui berbagai kendala dalam belajarnya. Berbagai kendala yang dihadapi siswa dalam belajar berdampak pada rendahnya minat belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini ada tiga permasalahan yang akan dibahas antara lain: (1) Mengapa model pembiasaan perlu dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam menumbuhkan minat belajar siswa?, (2) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam pengembangan model pembiasaan di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam menumbuhkan minat belajar siswa?, dan (3) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam menumbuhkan minat belajar siswa?. Permasalahan di atas akan dikaji dengan menggunakan beberapa teori yaitu teori perkembangan kognitif Piaget, teori belajar Bruner, dan teori behaviorisme. Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode di atas, model pembiasaan dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan disebabkan oleh kondisi siswa yang mengalami keterbelakangan mental sehingga guru tidak dapat menerapkan model pembelajaran yang diterapkan pada umumnya tetapi harus mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran agama Hindu tidak berpedoman pada kurikulum karena isi kurikulum yang lebih menekankan pada aspek kognitif tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa tunagrahita. Model pembiasaan yang dikembangkan dalam pembelajaran agama Hindu yaitu model pembelajaran individual dan model pembelajaran langsung. Minat belajar siswa dalam pembelajaran agama Hindu 1

2 tergolong rendah. Adapun upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan merancang pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan motivasi kepada siswa. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmani dan faktor psikologis, sedangkan faktor ektern meliputi keluarga, sekolah, guru, dan pemerintah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain upaya oleh pihak sekolah yaitu menambah media pembelajaran serta meningkatkan disiplin sekolah. Upaya yang dilakukan oleh guru antara lain : (1) guru sebagai teladan yang baik, (2) membangkitkan motivasi belajar siswa, (3) menggunakan aneka ragam sumber belajar yang menarik minat belajar siswa, (4) guru belajar memahami cara membimbing anak tunagrahita. Upaya yang dilakukan oleh keluarga yaitu dengan mengajak anak melakukan terapi dan memberikan latihan-latihan awal kepada anak tunagrahita Upaya yang dilakukan oleh Yayasan Kemala Bhayangkari yaitu dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi mengenai anak tunagrahita. Kata kunci : model pembiasaan, pembelajaran agama Hindu, SLB/C Kemala Bhayangkari, minat belajar siswa 2

3 PENDAHULUAN Penyelenggaraan pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan berbeda dengan sekolah formal umum lainnya. Materi pembelajaran agama Hindu yang diberikan tidak berpedoman pada kurikulum pendidikan agama Hindu tetapi disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Isi kurikulum tidak sesuai dengan kondisi peserta didik karena terlalu sarat akan pemahaman materi. Materi yang tercantum dalam kurikulum terlalu berat bagi siswa tunagrahita meskipun kurikulum tersebut khusus dirancang untuk SLB/C. Guru dalam pembelajaran tidak bisa menerapkan model pembelajaran seperti di sekolah umum karena kondisi siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan tidak menekankan pada pemahaman materi pelajaran tetapi lebih menekankan pada proses pembiasaan. Model pembiasaan berorientasi pada aktivitas nyata yang bersifat lebih sederhana. Model pembiasaan dapat melalui proses meniru orang yang dijadikan panutan. Ketika di sekolah, guru merupakan sosok yang dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itu guru harus memberi contoh dan menjadi teladan yang baik bagi siswanya, dalam hal ini guru harus memiliki perilaku dan kepribadian yang baik karena siswa cenderung meniru perilaku orang yang dijadikannya sebagai panutan. Fenomena yang terjadi di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan adalah model pembiasaan tidak hanya dikembangkan pada jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) tetapi juga pada jenjang pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) dimana seharusnya model pembelajaran agamanya menekankan pada penguatan tetapi pada kenyataannya model yang diterapkan adalah model pembiasaan. Persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan adalah rendahnya minat siswa dalam belajar. Keterbatasan yang dimiliki siswa dalam perkembangan mentalnya sangat berpengaruh pada minat belajar siswa. Tingkat intelegensi siswa tunagrahita yang dibawah rata-rata menyebabkan siswa menemui berbagai kendala dalam belajarnya antara lain sebagai berikut: (1) daya tangkap siswa terhadap materi sangat lemah, (2) siswa banyak yang belum bisa membaca dan menulis, (3) siswa mudah lupa akan materi yang diajarkan, dan (4) siswa 3

4 tunagrahita khususnya yang mengalami yang tergolong tunagrahita sedang dan berat terkadang asik dengan imajinasinya sendiri tanpa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Selain mengalami keterlambatan dalam perkembangan mentalnya beberapa siswa juga mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya. Berbagai kendala yang dihadapi siswa dalam belajar berdampak pada rendahnya minat belajar siswa. METODE Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini diadakan di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dengan pertimbangan antara lain : (1) siswa di sekolah ini memiliki perbedaan dengan siswa di sekolah lainnya yaitu karena siswa di SLB/C ini mengalami keterbelakangan mental, (2) penyelenggaraan pembelajaran agama Hindu di sekolah ini berbeda dengan penyelenggaraan pembelajaran agama Hindu di sekolah umum karena pada seluruh jenjang pendidikan lebih menekankan pada proses pembiasaan, (3) rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran agama Hindu. Jenis data yag dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pedoman observasi, pedoman wawancara, kamera dan buku catatan. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive yaitu informan dipilih betul oleh peneliti, yang dijadikan ukuran adalah tingkat pemahaman informan terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan, yang hasilnya disajikan dengan menggunakan metode deskriptif. HASIL ANALISIS Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Model pembiasaan dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan disebabkan oleh kondisi siswa yang memiliki keterbelakangan mental sehingga guru tidak dapat menerapkan model pembelajaran yang diterapkan pada umumnya tetapi harus mengembangkan model pembelajaran yang 4

5 sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan bagi siswa yang mengalami keterbelakangan mental berorientasi pada penanaman nilai-nilai kebiasaan melalui aktivitas secara nyata yang bersifat sederhana. Siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki perbedaan dan tidak bisa disamakan dengan siswa normal seperti di sekolah umum lainnya. Siswa tunagrahita yang memiliki tingkat IQ di bawah rata-rata tentunya mengalami berbagai kesulitan dalam belajaranya, salah satunya ialah sulit dalam menangkap materi pelajaran. Oleh karena itu guru harus memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi siswa tunagrahita yakni model pembiasaan. Siswa dibimbing untuk menerapkan dasar-dasar perilaku keagamaan yang bersifat sederhana seperti bersembahyang sebelum bepergian, melakukan Tri Sandhya sebelum pelajaran dimulai, berbicara sopan, hormat kepada orang tua dan guru, dan lain sebagainya. Pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan tidak berpedoman pada kurikulum karena muatan kurikulum terlalu berat bagi siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Perancangan dan pengembangan kurikulum tampaknya mengabaikan kondisi dan kebutuhan siswa. Kurikulum pendidikan agama Hindu bagi siswa tunagrahita seharusnya lebih menekankan pada aspek sikap yaitu proses pembiasaan yang berorientasi pada aktivitas secara nyata, bukan menekankan pada aspek kogitif atau pemahaman materi pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran agama Hindu di sekolah regular. Materi pelajaran agama Hindu yang diberikan di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan tidak berpedoman pada kurikulum tetapi disesuaikan dengan kondisi siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Guru lebih banyak mengaitkan materi dengan contoh nyata terutama yang menyinggung kebiasaan sehari-hari. Guru juga membangun komunikasi dengan siswa terkait dengan kebiasaan-kebiasaan siswa sehari-hari yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu, misalnya menanyakan apakah siswa sudah hapal dengan mantram Tri Sandhya, sudah sembahyang sebelum berangkat ke sekolah atau apakah siswa ke pura pada saat rahinan, dan lain sebagainya. Model pembiasaan yang dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu yaitu model pembelajaran individual dan model pembelajaran langsung. Pembelajaran individual tampak ketika guru memberikan bantuan individual kepada siswa yang 5

6 mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga tampak ketika guru memberikan perhatian dan bimbingan kepada siswa yang memiliki perilaku yang menyimpang. Model pembelajaran langsung dalam pembelajaran agama Hindu tampak ketika guru agama Hindu menanamkan nilai-nilai kebiasaan yang terkait dengan ajaran agama melalui aktivitas secara nyata. Dalam hal ini guru dapat dikatakan menjadi model atau contoh bagi siswanya. Minat belajar siswa tunagrahita pada pembelajaran agama Hindu tergolong rendah. Rendahnya minat belajar siswa disebabkan oleh rendahnya tingkat intelegensi yang menimbulkan berbagai hambatan siswa dalam belajar. Beberapa hambatan siswa dalam belajar antara lain : (1) daya tangkap siswa terhadap materi lemah, (2) siswa mudah lupa (tidak bisa mengingat sesuatu dengan baik), (3) proses berpikir siswa tergolong lamban, (4) banyak siswa yang belum bisa membaca dan menulis. Upaya guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa adalah dengan merancang pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan motivasi kepada siswa. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam menumbuhkan minat belajar siswa bersumber dari faktor intern dan ektern. Faktor intern meliputi kondisi jasmani dan psikologis siswa. Hambatan yang bersumber dari faktor jasmaniah yaitu beberapa anak tunagrahita selain mengalami keterbelakangan mental juga mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik. Sedangkan hambatan yang bersumber dari faktor psikologis yaitu rendahnya tingkat intelegensi siswa dan rendahnya perhatian siswa dalam pembelajaran. Faktor ektern meliputi keluarga, sekolah, guru, dan pemerintah. Faktor penghambat yang bersumber dari keluarga yaitu kesulitan orang tua dalam mendidik anak tunagrahita sehingga orang tua seringkali menerapkan pendidikan yang kurang tepat kepada anak seperti memanjakan dan membiarkan anak melakukan apapun keinginannya. Selain itu tidak semua keluarga siswa tergolong ekonomi mampu sehingga tidak dapat menyediakan fasilitas belajar yang baik. Hambatan yang bersumber dari pihak sekolah yaitu kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran agama Hindu, terutama yang paling dirasakan ialah belum tersedianya buku agama Hindu khusus untuk SLB/C dan media pembelajaran. Faktor penghambat dari pihak guru yaitu kurangnya guru agama Hindu, dimana hanya terdapat satu guru agama Hindu 6

7 murni sehingga pembelajaran agama Hindu tidak bisa berjalan optimal. Disiplin guru tergolong rendah karena beberapa guru sering datang terlambat, dimana seharusnya guru memberikan contoh yang baik kepada siswa. Strategi guru dalam mengajar kurang variatif. Dalam pembelajaran, penataan ruangan kelas ditata sama seperti kelas di sekolah regular yang membuat kelas terlihat kaku. Metode yang digunakan guru seringkali hanya metode ceramah dan tanya jawab, sehingga menyebabkan kebanyakan siswa terlihat pasif dan lain-lain karena tidak dapat menangkap apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu guru kurang memahami cara menangani anak tunagrahita sehingga guru tidak bisa memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Faktor penghambat dari pihak pemerintah yaitu belum diberikan bantuan guru agama Hindu dan belum adanya buku pelajaran agama Hindu khusus untuk SLB/C. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru menggunakan buku pelajaran agama Hindu sekolah dasar regular. Minimnya jumlah guru agama Hindu mengakibatkan pembelajaran agama Hindu tidak berjalan optimal karena untuk pembelajaran agama Hindu dua kelas seringkali digabung menjadi satu. Idealnya dalam pembelajaran di kelas didampingi oleh minimal satu orang guru, tetapi minimnya jumlah guru mengakibatkan dalam pembelajaran hanya didampingi oleh satu orang guru. Sedikitnya jumlah guru juga berpengaruh pada minat belajar siswa karena dalam pembelajaran siswa tunagrahita harus mendapatkan bimbingan dan perhatian lebih dari guru. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasan pada pembelajaran agama Hindu dalam menumbuhkan minat belajar siswa yaitu dengan menambah media pembelajaran. Sekolah mengupayakan pengadaan media pembelajaran seperti proyektor. Selain itu upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah meningkatkan disiplin sekolah dengan menindak tegas baik guru atau pegawai yang sering datang terlambat yaitu dengan memberikan teguran atau peringatan karena guru yang tidak disiplin akan memberikan contoh negatif kepada siswa untuk melakukan tindakan yang tidak disiplin. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada siswa. Upaya dalam menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran agama Hindu dilakukan dengan membangkitkan motivasi belajar siswa dengan memberikan perhatian, pujian atau hadiah. Selain itu guru juga menggunakan sumber belajar yang menarik minat belajar siswa yaitu 7

8 menyiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan mengaitkan materi dengan contoh nyata yang ada lingkungan sekolah. Dengan menggunakan gambar-gambar yang menarik dan relevan dengan materi pelajaran, siswa tunagrahita yang memiliki minat dan perhatian lemah dalam pembelajaran akan lebih tertarik untuk belajar. Selain itu juga memberikan kemudahan bagi guru dalam menjelaskan materi, dan lebih mudah bagi siswa untuk menangkap penjelasan guru. Upaya lain yang dilakukan guru ialah belajar memahami cara membimbing anak tunagrahita dengan memberikan bantuan berupa latihan-latihan sederhana untuk membantu perkembangan siswa. Dalam hal ini sangat diperlukan pemahaman guru tentang kondisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga guru dapat memberikan bantuan dan penanganan yang tepat dalam membantu perkembangan siswa. Upaya keluarga dalam menanggulangi hambatan yaitu dengan mengajak anak melakukan terapi dan melakukan latihan-latihan awal yang sederhana kepada anak. Terapi sangat penting dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus karena dapat membantu perkembangan anak. Dalam lingkungan keluarga, orang tua merupakan figur yang paling penting dalam memberikan contoh dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Anak tunagrahita cenderung mengikuti tindakan-tindakan yang biasa dilakukan oleh orang-orang terdekatnya dalam hal ini adalah orang tua. Oleh karena itu orang tua harus memberikan contoh dan menanamkan kebiasaan yang baik serta menuntun anaknya dalam setiap perbuatannya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan orang tua sejak dini kepada anak tentunya akan berdampak positif terhadap perkembangan anak. Upaya yang dilakukan oleh Yayasan Kemala Bhayangkari dalam menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan yaitu dengan menyelenggarakan sosialisasi-sosialisasi tentang anak tunagrahita. sosialisasi-sosialisasi yang berkaitan dengan anak tunagrahita sangat penting dilakukan. Mendidik dan menangani anak yang mengalami keterbelakangan mental tidaklah mudah. Banyak orang tua dan guru tidak mengetahui cara membimbing dan menangani anak tunagrahita sehingga penanganan yang diberikan kurang tepat. Sosialisasi yang diadakan diselenggarakan oleh Yayasan Kemala Bhayangkari dengan mengundang orang tua dan guru sebagai peserta berperan penting dalam memberikan informasi tentang berbagai hal mengenai anak tunagrahita. Melalui informasi yang didapat dalam sosialisasi tentunya pengetahuan orang tua dan guru bertambah. Cara-cara dalam menangani dan membimbing anak tunagrahita yang 8

9 diperoleh dari sosialisasi dapat diterapkan oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah. Upaya tersebut tentunya akan membantu perkembangan mental maupun motorik anak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam menumbuhkan minat belajar siswa dapat disimpulkan sebagai berikut. Pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan bukan ditekankan pada pemahaman tetapi menekankan pada proses pembiasaan.. Materi pelajaran agama Hindu yang diberikan di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan tidak berpedoman pada kurikulum tetapi disesuaikan dengan kondisi siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Model pembiasaan yang dikembangkan pada pembelajaran agama Hindu adalah model pembelajaran individual dan model pembelajaran langsung. Minat belajar siswa dalam pembelajara agama hindu tergolong rendah. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, dilakukan dengan merancang pembelajaran yang menyenangkan serta memberikan motivasi kepada siswa. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain : (1) faktor intern yang meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis, (2) faktor ektern yang meliputi keluarga, sekolah, guru, dan pemerintah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain upaya oleh pihak sekolah yaitu menambah media pembelajaran serta meningkatkan disiplin sekolah. Upaya guru antara lain : guru sebagai teladan yang baik, membangkitkan motivasi belajar siswa, menggunakan aneka ragam sumber belajar yang menarik minat belajar siswa, dan guru belajar memahami cara membimbing anak tunagrahita. Upaya keluarga yaitu dengan melakukan terapi dan memberikan latihan-latihan kepada anak tunagrahita. Upaya Yayasan Kemala Bhayangkari yaitu dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi mengenai anak tunagrahita. 9

10 SARAN Saran yang disampaikan adalah (1) Kepada SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan agar dapat menambah sarana dan prasarana pembelajaran agama Hindu terutama pengadaan media pembelajaran. (2) Kepada guru agama Hindu agar lebih variatif dalam mengelola pembelajaran dan merancang pembelajaran yang menarik minat belajar siswa. (3) Kepada pemerintah agar memberikan bantuan guru dan menyediakan buku pembelajaran agama Hindu. Selain itu juga merancang kurikulum yang sesuai dengan kondisi siswa yaitu lebih menekankan pada ranah afektif (sikap) yang berorientasi pada proses pembiasaan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dr. Drs. I Ketut Tanu, M.Si sebagai pembimbing I yang dengan penuh ketelitian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran yang sifatnya korektif selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Drs. I Nyoman Temon Astawa, M.Pd, pembimbing II dan Ketua Program Studi Dharma Acarya yang penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang penulis perlukan dalam penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister di IHDN Denpasar. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana IHDN Denpasar, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si, dan Asisten Direktur I Bidang Akademik, Dr. I Gede Suwindia, S.Ag, MA, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis dari terdaftar menjadi mahasiswa hingga penyelesaian studi program magister pada Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Renika Cipta. Arini, Ni Wayan Aplikasi Model Pembelajaran Agama Hindu di SMA Dharma Praja Badung (tesis). Denpasar : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Daryanto Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo. Daryanto Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta : AV Publisher. Delphie, Bandi Pembelajaran Anak Tunagrahita: Suatu Pengantar dalam Pendidikan Inklusi. Bandung : PT Refika Aditama. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : Asdi Mahasatya. Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamruni Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta : Investidaya. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Huzaemah Kenali Autisme Sejak Dini. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Ihsan, Fuad Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Irawan, Prasetya Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : Stia-Lan Press. Koentjaraningrat Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Marsono Model Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu di Panti Asuhan Artha Kara Kumara Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana (tesis). Denpasar : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. 11

12 Mulyasa.E Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S Metode Research ( Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. Rosidi, Imron Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : CV. Media Pustaka. Rosseha, Dewi Sukses Menulis Proposal, Skripsi, Tesis dan Disertasi. Keen Books. Rusman Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesinalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers Sagala, Saiful Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta. Sedarmayanti, Hj dan Hidayat Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Smith, Mark K., dkk Teori Pembelajaran dan Pengajaran: Mengukur Kesuksesan Anda dalam Proses Belajar Mengajar Bersama Psikolog Pendidikan Dunia. Jogjakarta : Mirza Media Pustaka. Suardana, Wayan Model Pembelajaran Agama Hindu di Panti Asuhan Dharma Jati I Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung (tesis). Denpasar : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sunarto, H. dan Agung Hartono Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta. Suprayoga, Imam dan Tambroni Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Suryadi, Ace dan Budimansyah, Dasim Paradigma Pembangunan Pendidikan Nasional. Bandung : Widya Aksara Press. 12

13 Sutami, Ni Nengah Pengembangan Model Pembelajaran Langsung dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Agama Hindu di SMA Negeri 5 Denpasar Tahun Pelajaran 2009/2010 (tesis). Denpasar : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Tanu, I Ketut Bunga Rampai Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah. Denpasar : Yayasan Sari Kahyangan Indonesia. Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Trianto Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta : Cerdas Pustaka Publisher. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Widyantari, Ni Komang Ayu Peranan Pendidikan Agama Hindu bagi Siswa di SLB/C (Tuna Grahita) Kemala Bhayangkari di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan (skripsi). Denpasar : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. 13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Penggunaaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Danim, Sudarman (2002), Inovasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Rata-rata hasil belajar menggunakan media pembelajaran geogebra. pada materi Transformasi berada pada kualifikasi baik.

BAB V PENUTUP. 1. Rata-rata hasil belajar menggunakan media pembelajaran geogebra. pada materi Transformasi berada pada kualifikasi baik. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telang dilakukan dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata hasil belajar menggunakan media pembelajaran geogebra pada materi Transformasi

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK BAGASKARA SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran bina diri bersifat

BAB V PENUTUP. 1. Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran bina diri bersifat 192 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran bina diri bersifat perbaikan tingkah laku (behavior modification). Teori yang menjadi dasar dalam pendekatan ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa media pembelajaran interaktif

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS Program Studi Magister Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas V MIN Bawan Kecamatan Barabai, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Muhibbin Syah. (2010). Pendidikan Psikologis dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. (2010). Pendidikan Psikologis dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. (2017). Retrieved April 24, 2017, from Http://KBBI.online.com Abdorrakhman Ginting. (2011). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode Learning Starts With A Question untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII A SMP Negeri

Lebih terperinci

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar PENDEKATAN PEMBELAJARAN KLASIKAL YANG DITERAPKAN DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 1 TABANAN KECAMATAN TABANAN KABUPATEN TABANAN Oleh Wayan Suprapta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran guru Sekolah Dasar Negeri se Gugus Diponegoro di Kecamatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afandi, Yazid Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari ah. Yogyakarta: Logung Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA. Afandi, Yazid Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari ah. Yogyakarta: Logung Pustaka. 282 DAFTAR PUSTAKA Afandi, Yazid. 2009. Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari ah. Yogyakarta: Logung Pustaka. Ahmadi, Abu. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Alwi,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang,

DAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang, DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang, Toha Putra, 2002 Djamarah Syaiful Bahri Drs., dan Drs. Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-II, Jakarta,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardy Wiyani, Novan. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

DAFTAR PUSTAKA. Ardy Wiyani, Novan. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. DAFTAR PUSTAKA Ardy Wiyani, Novan. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi 116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi pokok tekanan diperoleh persentasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI Erny Untari Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi Email : Erny1703@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI) ABSTRAK Ahmad Firdaus, 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips

Lebih terperinci

POTRET PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 KESAMBEN BLITAR SKRIPSI

POTRET PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 KESAMBEN BLITAR SKRIPSI POTRET PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 KESAMBEN BLITAR SKRIPSI OLEH FINA HERLAWATI NIM. 201010430311561 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 104 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Azis, Wahab A (2009).

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: YUYUN DEVIANA NIM

SKRIPSI. Oleh: YUYUN DEVIANA NIM ANALISIS STRATEGI DAN KESESUAIAN MATERI PEMBELAJARAN DI BIMBINGAN BELAJAR DAN SEKOLAH MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS VI SD ALAM AR-ROHMAH KECAMATAN DAU MALANG SKRIPSI Oleh: YUYUN DEVIANA NIM. 201010430311595

Lebih terperinci

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK Disajikan Pada Jurnal Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN); Bandung, Februari

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI MTs AS-SUNNAH KOTA CIREBON SKRIPSI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI MTs AS-SUNNAH KOTA CIREBON SKRIPSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI MTs AS-SUNNAH KOTA CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Wayan Sariani Binawati Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail: wsbinawati@yahoo.com Abstrak Penulisan

Lebih terperinci

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI Dina Febriani 1*, Ahmad Syai 1, Lindawati 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994. Anjaryati, Fibriana, Pengembangan Program Full Day School Untuk Optimalisasi Perkembangan Anak, dalam http://kakadi.info/?p=368, diakses pada 16 Juni 2011. Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM :

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM : ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM : 201210430311006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai Studi Deskriptif Kesulitan Guru

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai Studi Deskriptif Kesulitan Guru BAB VI PENUTUP 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai Studi Deskriptif Kesulitan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi, dapat ditarik beberapa kesimpulan:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PROGRAM AKSELERASI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA MADIUN TESIS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PROGRAM AKSELERASI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA MADIUN TESIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PROGRAM AKSELERASI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA MADIUN TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyarat Memperoleh Gelar Magister Kebijakan Pengembangan Pendidikan (MK.Pd)

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN BAHASA BALI DALAM SIKAP BAHASA SISWA KELAS XI BAHASA 1 SMA NEGERI 2 GEROKGAK

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN BAHASA BALI DALAM SIKAP BAHASA SISWA KELAS XI BAHASA 1 SMA NEGERI 2 GEROKGAK KEMAMPUAN MENGGUNAKAN BAHASA BALI DALAM SIKAP BAHASA SISWA KELAS XI BAHASA 1 SMA NEGERI 2 GEROKGAK OLEH : NI LUH AYU NOVIANTARI noviantari_a@yahoo.co.id INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR PEMBIMBING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LEMBAR KERJA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA ISLAM YASINDO TUMPANG KABUPATEN MALANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LEMBAR KERJA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA ISLAM YASINDO TUMPANG KABUPATEN MALANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LEMBAR KERJA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA ISLAM YASINDO TUMPANG KABUPATEN MALANG Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Karakteristik guru Geografi yang sudah sertifikasi pada SMA Negeri di Kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan ini terdapat 8 guru yang sudah sertifikasi dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 150 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning dengan multimedia, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Penerapan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh RARA LAVENDA ANGGREINIE

Skripsi. Oleh RARA LAVENDA ANGGREINIE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MELALUI MEDIA BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 SD PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN TLEKUNG 02 Skripsi Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI SUMBERANYAR I KECAMATAN PAITON SKRIPSI OLEH ULIN NUHA FIRDAUS

PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI SUMBERANYAR I KECAMATAN PAITON SKRIPSI OLEH ULIN NUHA FIRDAUS PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI SUMBERANYAR I KECAMATAN PAITON SKRIPSI OLEH ULIN NUHA FIRDAUS 09390147 PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Model Quantum Teaching dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI IPA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA KELAS VII SMP N 2 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Miftakhul Jannah Guru IPA SMP

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. teknologi informasi dan komunikasi, telah membawa dampak luas dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. teknologi informasi dan komunikasi, telah membawa dampak luas dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam teknologi informasi dan komunikasi, telah membawa dampak luas dan perubahan yang begitu cepat terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA KAHUBER (Kartu Huruf Bergambar) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA KAHUBER (Kartu Huruf Bergambar) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SKRIPSI PENERAPAN MEDIA KAHUBER (Kartu Huruf Bergambar) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SKRIPSI OLEH : SYEIKHAH HAMIDIYAH NIM: 201010430311364 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: Ibnu Mas ud sudah diterapkan dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: Ibnu Mas ud sudah diterapkan dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis lingkungan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DAGANGAN KABUPATEN MADIUN Tesis Program Studi Kebijakan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa: dengan pendekatan induktif pada materi pokok kalor diperoleh persentasi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa: dengan pendekatan induktif pada materi pokok kalor diperoleh persentasi 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan induktif pada materi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara teoritis dan empiris. dari data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara teoritis dan empiris. dari data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 102 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara teoritis dan empiris dari data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh yang signifikan metode STAD

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif model Group Investigation

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif model Group Investigation BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS IV-A SDN MADE III LAMONGAN DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS IV-A SDN MADE III LAMONGAN DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA ANAK PADA SISWA KELAS IV-A SDN MADE III LAMONGAN DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE SKRIPSI OLEH SELVIA HELDINA PUSPITASARI NIM: 201210430311298 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mengajar beregu/kelompok, perancangan, latihan keterampilan, pembelajaran adalah metode percobaan, karya wisata dan diskusi.

BAB IV PENUTUP. mengajar beregu/kelompok, perancangan, latihan keterampilan, pembelajaran adalah metode percobaan, karya wisata dan diskusi. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Metode-metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran antara lain metode diskusi, Tanya jawab, ceramah, demontrasi, resitasi, mengajar beregu/kelompok, perancangan, latihan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK PROFESIONAL DALAM PENERAPAN KBM DI SMAK YOS SUDARSO KEPANJEN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK PROFESIONAL DALAM PENERAPAN KBM DI SMAK YOS SUDARSO KEPANJEN IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK PROFESIONAL DALAM PENERAPAN KBM DI SMAK YOS SUDARSO KEPANJEN TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana S2 Program Studi Magister

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Efin Nur Widiastuti

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SLOW LEARNER KELAS V DI SEKOLAH DASAR INKLUSI KOTA BATU SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SLOW LEARNER KELAS V DI SEKOLAH DASAR INKLUSI KOTA BATU SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SLOW LEARNER KELAS V DI SEKOLAH DASAR INKLUSI KOTA BATU SKRIPSI OLEH: FITRIA INDAH LESTARI NIM: 201010430311339 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel dapat dikatakan memiliki korelasi sedang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel dapat dikatakan memiliki korelasi sedang. 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang positif antara hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dirasakan saat ini kian canggih dan up to date. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru memilih bahan baku busana kelas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching di SMA Swasta se

BAB V PENUTUP. data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching di SMA Swasta se BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan penulis pada analisis data, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dalam pelaksaanaan program remedial teaching

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL DAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI ARITMETIKA SOSIAL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL DAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI ARITMETIKA SOSIAL PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL DAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI ARITMETIKA SOSIAL Zumrotul Faizah (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unisma) Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PADA KELAS BILINGUAL DI SMP NEGERI 8 MALANG

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PADA KELAS BILINGUAL DI SMP NEGERI 8 MALANG EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PADA KELAS BILINGUAL DI SMP NEGERI 8 MALANG Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S-2 Program Studi Megister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Diajukan oleh: Dyah Masita

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. murid dalam memberikan ilmu disebut pembelajaran. Oleh karenanya, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. murid dalam memberikan ilmu disebut pembelajaran. Oleh karenanya, aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang. Interaksi guru dan murid dalam memberikan ilmu disebut pembelajaran. Oleh karenanya, aktivitas belajar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa.

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Saleh, Abdullah. 2007. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al- Qur an. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrohman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Kneller memiliki arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. TopikTugasAkhir: PenelitianPendidikanMatematika

LAPORAN TUGAS AKHIR. TopikTugasAkhir: PenelitianPendidikanMatematika LAPORAN TUGAS AKHIR TopikTugasAkhir: PenelitianPendidikanMatematika PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TURUNAN PADA KELAS XI IPA 2 DI SMAN 1 KALIDAWIR TUGAS AKHIR DiajukanKepadaFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS AWAL DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS AWAL DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS AWAL DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG SKRIPSI OLEH ARISKA KURNIAWATI NIM. 201110430311150 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA KELAS II SD

ARTIKEL ILMIAH PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA KELAS II SD ARTIKEL ILMIAH PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA KELAS II SD Oleh : ANGGUN ANGELINA TRISMANTO A1D111070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR RUJUKAN. Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset

DAFTAR RUJUKAN. Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset DAFTAR RUJUKAN Arifin Zainal, 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang diberi

Lebih terperinci

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012 : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI UJIAN NASIONAL DI SMK NEGERI 1 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TESIS

ANALISIS IMPLEMENTASI UJIAN NASIONAL DI SMK NEGERI 1 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TESIS ANALISIS IMPLEMENTASI UJIAN NASIONAL DI SMK NEGERI 1 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Magister Pendidikan Diajukan oleh Thaha Bauzir 08370095 PROGRAM

Lebih terperinci

VOL. 5 NO. 1 MARET 2016 ISSN:

VOL. 5 NO. 1 MARET 2016 ISSN: 42 PERSEPSI PROGRAM STUDI (PRODI) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) STKIP ISLAM BUMIAYU TERHADAP IMPLEMENTASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUMIAYU DAN PAGUYANGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa yang belajar dikelas eksperimen dengan menggunakan

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa yang belajar dikelas eksperimen dengan menggunakan 130 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian dengan menggunakan penerapan metode eksperimen dengan model pembelajaran Konvensional materi bunyi dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI BIMBINGAN BELAJAR SHINKENJUKU MALANG SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI BIMBINGAN BELAJAR SHINKENJUKU MALANG SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI BIMBINGAN BELAJAR SHINKENJUKU MALANG SKRIPSI OLEH: FUNGKY HERI CHRISTIANTI NIM: 201010430311026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menghasilkan beberapa simpulan antara lain: 1. Penerapan model pembelajaran TGT (Time Games Tournament) Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL Mindarwati Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan implementasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SK, KD DAN SILABUS DENGAN METODE SAINTIFIK PADA MATERI PAI DI SEKOLAH DASAR ALAM AR-ROHMAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SK, KD DAN SILABUS DENGAN METODE SAINTIFIK PADA MATERI PAI DI SEKOLAH DASAR ALAM AR-ROHMAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SK, KD DAN SILABUS DENGAN METODE SAINTIFIK PADA MATERI PAI DI SEKOLAH DASAR ALAM AR-ROHMAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SEKRIPSI Oleh: SITI NURSILA NIM. 201110010322097 Dibiayai

Lebih terperinci

DAFTAR RUJUKAN Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DAFTAR RUJUKAN Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Alma, Buchari dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung: ALFABETA. Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode diskusi dan permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Berkebutuhan Khusus (Children with special needs) atau yang sering disingkat ABK adalah anak yang memiliki perbedaan dalam keadaan dimensi penting dari

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja DAFTAR PUSTAKA A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Lebih terperinci

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOTA MALANG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOTA MALANG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOTA MALANG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TESIS Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Diajukan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna menjawab

Lebih terperinci

kreatif, dan inovatif. Untuk itu, PEMBELAJARAN penulis melakukan sebuah MEMPRODUKSI TEKS pembelajaran memproduksi teks ULASAN DRAMA DENGAN

kreatif, dan inovatif. Untuk itu, PEMBELAJARAN penulis melakukan sebuah MEMPRODUKSI TEKS pembelajaran memproduksi teks ULASAN DRAMA DENGAN PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS ULASAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOLEKSI FOTO PADA SISWA KELAS AL-FALAH KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 kreatif, dan inovatif. Untuk itu, penulis melakukan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. UNPAS, FKIP. (2017). Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Bandung: Tidak Diterbitkan

DAFTAR PUSTAKA. UNPAS, FKIP. (2017). Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Bandung: Tidak Diterbitkan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME PEMANFAATAN MULTIMEDIA PRESENTASI DAN MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Pendahuluan Oleh:

Lebih terperinci