PENGARUH PENYEMPROTAN KALSIUM KLORIDA TERHADAP KONDISI GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: FEBRIYANTI BARASA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENYEMPROTAN KALSIUM KLORIDA TERHADAP KONDISI GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: FEBRIYANTI BARASA A"

Transkripsi

1 PENGARUH PENYEMPROTAN KALSIUM KLORIDA TERHADAP KONDISI GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: FEBRIYANTI BARASA A PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 PENGARUH PENYEMPROTAN KALSIUM KLORIDA TERHADAP KONDISI GETAH KUNING BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

3 RINGKASAN FEBRIYANTI BARASA. Pengaruh Penyemprotan CaCl 2 terhadap Kondisi Getah Kuning Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penyemprotan kalsium klorida dengan berbagai konsentrasi pada buah manggis sebelum dipanen terhadap kondisi getah kuning dan perubahan yang dialaminya. Perubahan tersebut berupa perubahan fisik buah, cita rasa dan kandungan kalsium pada kulit buah. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor, yaitu dosis CaCl 2, yang terdiri dari 5 taraf percobaan dengan 3 ulangan. Kelima taraf tersebut ialah kontrol (0 g), 5 g, 15 g, 22.5 g dan 30 g kalsium klorida. Setiap perlakuan terdiri dari 3 pohon sebagai ulangan, sehingga satu ulangan terdiri dari satu pohon. Jumlah pohon manggis yang dipakai dalam penelitian ini ada sebanyak 15 pohon. Setiap pohon diambil sampel sebanyak 20 butir buah manggis. Penyemprotan kalsium di lakukan di kebun (lapang) pada saat bunga mekar (5-10 hari setelah pentil bunga muncul) sampai buah siap panen ( hari setelah anthesis). Penyemprotan dilakukan secara teratur 2 minggu sekali pada bunga yang telah diberi label yaitu pada tanggal 15 Oktober 2007, 29 Oktober 2007, 12 November 2007, 26 November 2007, 10 Desember 2007, 24 Desember 2007 dan 7 Januari Ukuran banyaknya penyemprotan kalsium yang diberikan ke buah adalah sampai seluruh buah menjadi basah. Pengamatan dan analisis dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Buah Tropika dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, IPB. Pengamatan tersebut adalah pengamatan skor getah kuning, bobot, diameter buah, kekerasan kulit, persentase kandungan kalsium, padatan total terlarut (PTT) dan total asam tertitrasi (TAT). Perlakuan penyemprotan kalsium klorida sebanyak 22.5 g menghasilkan kandungan kalsium pada kulit buah yang berbeda nyata dengan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kalsium yang lain. Persentase kalsium yang terkandung pada kulit buah manggis dengan penambahan 22.5 g CaCl 2 lebih tinggi daripada kontrol. Perlakuan penyemprotan kalsium dengan berbagai taraf konsentrasi menghasilkan skor getah kuning berbeda nyata dengan kontrol. Pemberian kalsium tersebut nyata menurunkan getah kuning baik pada kulit maupun aril buah tetapi tidak berbeda diantara taraf konsentrasi penyemprotan. Sehingga dengan penambahan 5 g kalsium klorida sudah cukup untuk mengurangi skor getah kuning pada manggis. Bobot dan diameter buah manggis dengan penambahan 15 g CaCl 2 ( g) berbeda nyata pada bobot dan diameter buah manggis dengan penambahan 5 g (94.90 g) dan 30 g (82.34 g) kalsium klorida tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol ( g). Kekerasan kulit buah manggis dengan penambahan 15 g (0.68 mm/1kg) dan 22.5 g (0.69 mm/1kg) kalsium klorida berbeda nyata dengan kontrol (0.75 mm/1kg) tetapi tidak berbeda nyata dengan manggis yang diberi perlakuan 5 g (0.71 mm/1kg) dan 30 g (0.70 mm/1kg) kalsium klorida.

4 Kandungan total gula pada manggis dengan penambahan 5 g CaCl 2 (19.82 o Brix) berbeda nyata dengan kontrol (18.57 o Brix) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi kalsium lainnya. Persentase total asam buah manggis yang disemprot dengan 15 g CaCl 2 (0.69%) berbeda nyata dengan manggis yang disemprot 30 g CaCl 2 (0.63%), 22.5 g (0.55%) dan kontrol (0.61%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan 22.5 g CaCl 2 pada buah manggis mempunyai nisbah PTT/TAT (34.66) lebih tinggi dibanding dengan dengan kontrol dan perlakuan konsentrasi kalsium lainnya. Sebagian besar parameter yang diuji tidak berkorelasi, kecuali diameter dengan bobot (0.99), kekerasan dengan getah kuning aril (0.97), getah kuning kulit dengan getah kuning aril (0.92) dan asam tertitrasi dengan rasa buah (rasio PTT/TAT) sebesar

5 LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama Nrp : PENGARUH PENYEMPROTAN KALSIUM KLORIDA TERHADAP KONDISI GETAH KUNING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) : Febriyanti Barasa : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP Tanggal Lulus:

6 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di kota Kisaran, kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 15 Februari 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Wasinten Barasa dan Siti Albu Simanjuntak. Penulis memulai pendidikan dari Taman Kanak-Kanak Sanggar Bambini Air Batu pada tahun , kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri Air Batu pada Tahun Pada tahun penulis bersekolah di SLTP Negeri I Air Batu dan melanjut ke SMU Negeri I Kisaran pada tahun Tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada program studi Hortikultura, Fakultas Pertanian melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Semasa kuliah penulis mengikuti berbagai jenis organisasi yaitu Persatuan Mahasiswa Kristen (PMK), Komisi Pelayanan dan Permuridan (KPP), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan (Himpunan Mahasiswa Agronomi (HiMaGron). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi dan melakukan magang kerja di Kebun Raya Bogor (KRB) bagian kultur jaringan tanaman anggrek. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, penulis membuat tugas akhir dengan judul Pengaruh Penyemprotan Kalsium Klorida Terhadap Kondisi Getah Kuning Manggis (Garcinia mangostana L.), dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc. Penulis dinyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal 15 Desember 2008.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan kasih-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penyemprotan CaCl 2 Terhadap Kondisi Getah Kuning Buah Manggis (Garcinia mangostana L. ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penyemprotan CaCl 2 dengan berbagai konsentrasi melalui penyemprotan pada buah manggis sebelum dipanen terhadap kondisi getah kuning dan perubahan yang dialaminya. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam membina penulis selama kuliah dan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih itu penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bantuan selama proses bimbingan penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Sobir MSi dan Dr. Dewi Sukma. SP. Msi selaku dosen penguji. 3. Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama kurang lebih empat tahun. 4. Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) dan teman-teman satu bimbingan, Wulan, Mput dan Abdi. 5. Yayasan Indonesia Belajar Mandiri (IJARI) atas beasiswa yang diberikan selama tiga tahun berturut-turut. 6. Bapak dan mama selaku orang tua yang sangat penulis kasihi, sayangi dan cintai. Beribu-ribu ucapan terimakasih tidak akan cukup untuk mengimbangi pengorbanan yang telah Bapak dan mama lakukan. Penulis hanya bisa katakan I Love You Very Much mom/dad. 7. Opung Parlilitan, Opung Sei Silau Bapa Tua/ Mak Tua, Bapa Uda/Inang Uda, Amang Boru/ Namboru, Tulang dan Nantulang yang memberikan doa dan dukungan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8 8. Tulang Pardamean Simanjuntak/ Nantulang Br Sitorus, Tante Shinta Natalia br Simanjuntak/uda Tarigan, Tulang Robert Simanjutak dan Nantulang Br. Silalahi yang sudah banyak sekali membantu, menasehati dan mendukung penulis dalam berbagai hal. 9. Secara Khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada Tulang Dion, Tulang Yuna dan Tante Sion yang sudah menjaga, memberi kasih sayang, merawat penulis dan memberi dukungan mulai saat penulis masih bayi sampai penulisan skripsi ini selesai. 10. Adik-adik penulis Ivan, Vina, dan Daniel, kakak berjanji akan menjadi teladan kalian. Jangan pernah berhenti meraih cita-cita. 11. Temen-temen horti 41 selama perkualiahan yang telah banyak membantu khususnya Lena, Rima, Yayu, Anita. 12. Terimakasih yang dalam penulis ucapkan kepada Derby Purba, David Hutabarat, Simanjuntak family (Op Gustaf, Op Gunawan, T Marthin, T Rumiris), KPP Family, Kelompok Kecilku (K NatNat dan May), GMKI cab Bogor, Oriflame Family (Erika, Eci dan Budhe), P 19 Family (Vero, Ari, Wastin, Elyne, Ayusta), khususnya Bu Santi dan Pak Benny. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat hendaknya, setidaknya bagi penulis, dan siapa saja yang berkenan membacanya. Bogor, Januari 2009 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah, Penyebaran dan Botani Tanaman Manggis... 3 Khasiat buah Manggis... 5 Getah Kuning... 5 Peranan Pupuk Kalsium Terhadap Struktur Dinding Sel... 6 Pengaruh Aplikasi Kalsium... 7 Faktor yang Mempengaruhi Aplikasi Kasium... 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat... 9 Bahan dan Alat... 9 Metode Penelitian... 9 Pelaksanaan Penelitian Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 30

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Kandungan Kalsium pada Kulit Buah Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Getah Kuning Kulit dan Getah Kuning Aril Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Ukuran dan Kekerasan Buah Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Cita Rasa Buah Korelasi Setiap Peubah yang Diamati... 24

11 DAFTAR GAMBAR Nomer Halaman 1. Persentase Skor Getah Kuning Aril yang Layak Ekspor dan Tidak Layak Ekspor pada Masing-masing Perlakuan Persentase Skor Getah Kuning Kulit yang Layak Ekspor dan Tidak Layak Ekspor pada Masing-masing Perlakuan Buah manggis yang Terkena Getah Kuning dan Buah Manggis yang Tidak Terkena Getah Kuning... 18

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Persentase Kandungan Kalsium Pada Kulit Buah Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Getah Kuning Kulit Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Getah Kuning Aril Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Bobot Buah Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Diameter Buah Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Kekerasan Buah Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Padatan Total Terlarut Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Total Asam Tertitrasi Sidik Ragam Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Nisbah PTT/TAT Data Iklim Darmaga Tahun

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis merupakan tanaman asli dari Indonesia yang banyak di temukan di daerah Sumatera. Manggis berasal dari famili Guttiferae (Clusiaceae) dengan tidak kurang dari 400 genus yang tersebar secara luas di kawasan tropis Asia, Afrika, Kaledonia Baru dan Polinesia (Chay, 2006). Species yang paling umum dikenal dan paling disukai karena rasanya yang enak adalah manggis (Verheij, 1992) Manggis memiliki prospek cerah sebagai komoditas ekspor karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan pesaing yang relatif sedikit seperti Malaysia, Thailand dan Amerika Latin (Kastaman, 2007). Total ekspor dan produksi manggis relatif meningkat dari tahun ketahun. Produksi manggis pada tahun 2006 sangat rendah yaitu hanya 0.5% dari total produksi nasional, tetapi memiliki kontribusi ekspor yang tinggi yaitu sebesar 37.4% dari total ekspor buah-buahan nasional (Deptan, 2007). Getah kuning atau biasa disebut gamboge merupakan salah satu masalah utama yang terdapat pada buah manggis (Verheij, 1992). Getah kuning terdapat di semua bagian dari tanaman mulai dari akar, batang, daun dan buah (Asano et al., 1995). Diduga getah kuning yang menyerang buah manggis terjadi akibat lemahnya dinding sel dari kulit buah tersebut sehingga kanal bercabang (saluran latex yang mengandung eksudat resin) pecah dan cairannya menyebar ke bagian daging buah maupun ke bagian kulit buah (Dickison, 2000). Getah kuning yang pecah ini dapat mengotori buah dan masuk ke dalam segmen daging buah yang menyebabkan daging buah terasa pahit (Juaidi, 2003). Getah kuning juga seringkali menempel pada kulit buah dan membentuk bintikbintik berwarna kuning (Ashari et al., 2006) sehingga mempengaruhi penampilan, rasa dan kualitas buah manggis itu sendiri (Syah et al., 2007) Defisiensi kalsium cenderung menyebabkan pecahnya sel pada tanaman lechi (Huang et al., 2005). Pemberian kalsium klorida (CaCl 2 ) dapat meningkatkan kekuatan kulit dan umur simpan buah persik (Prussia et al., 2007). Pemberian CaCl 2 selain dapat meningkatkan umur simpan buah mangga dengan

14 menekan laju respirasi dan produksi etilen juga menambah tingkat kekuatan kulit buahnya (Sari et al., 2004). Penelitian dengan perlakuan dan hasil yang sama juga ditemukan pada apel (Moor et al., 2005; Neilsen et al., 1985; Safner et al., 1998; Sams et al., 1993). Pada Lechi, penyemprotan yang paling efektif dilakukan pada tahap awal (2 minggu setelah anthesis) lalu diikuti dengan pemberian kalsium sebelum perkembangan aril (Huang et al., 2005). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penyemprotan kalsium klorida yang diberikan pada buah manggis sebelum dipanen terhadap kondisi getah kuning dan perubahan yang dialaminya. Hipotesis Pemberian kalsium klorida melalui penyemprotan diduga dapat mengurangi getah kuning pada manggis.

15 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah, penyebaran dan Botani Tanaman Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) pada umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya dan merupakan hasil silangan alotetraploid dari species liar Garcinia hombroniana Pierre dengan Garcinia malaccensis T. Anderson (Verheij, 1992). Manggis merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak sekali ditemukan di daerah Sumatera dan mempunyai lebih dari 400 genus yang tersebar di wilayah tropika Asia, Afrika, Kaledonia Baru dan Polinesia (Chay, 2005). Tanaman manggis menyebar ke Timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina), ke Utara melalui semenanjung Malaysia menyebar terus kebagian Selatan, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. Tanaman ini telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631 (Kastaman, 2007). Menurut Verheij (1992) penamaan ilmiah Garcinia mangostana L. diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin ( ). Pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana garcinia gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genera dan lebih dari 800 species yang berasal dari daerah tropik. Di antaranya sembilan genera dengan species yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genera dengan sekitar 50 species dari famili yang berasal dari Asia Tenggara. Genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 species), 40 species dapat dimakan dan banyak ditemukan di Pulau Kalimantan. Pertumbuhan manggis tergolong sangat lama tetapi mempunyai umur yang panjang. Perbanyakan melalui biji mengalami berbagai kendala, tanaman manggis yang berasal dari biji baru dapat dipanen buahnya pertama kali setelah berumur tahun. Sistem perakaran pada manggis mudah patah, lambat tumbuh, dan mudah terganggu karena tidak dijumpai akar rambut pada akar utama maupun akar lateral (Nakasone and Paull, 2004). Manggis tergolong tanaman pohon yang mempunyai ketinggian 6-25 m dan diameter batang 60 cm dengan percabangan ke segala arah (Ashari, 2006) Bunga bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi hanya bunga

16 betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna (rudimenter), yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat berfungsi (Mulyani, 2000). Oleh karena itu buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Dengan demikian bijinya tidak terjadi melalui perkawinan, tetapi terjadi karena pengaruh hormon kelamin betina (endengan). Biji seperti ini disebut apomiksis yang sifatnya adalah vegetatif sehingga biji manggis sifatnya polinuselus yang berarti dari satu biji dapat tumbuh lebih dari satu semai (Verheij, 1992; Chay, 2005). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak, saat dimasak, pipih pada bagian dasarnya dimana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga stigma, sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm (Verheij, 1992; Nakasone and Paull, 2004). Ketebalan kulit buah manggis bervariasi, di Indonesia tebalnya mm (Deptan, 2007) sedangkan di Australia tebalnya 5-7 mm (Chay, 2006). Buah matang berwarna merah dan keungu-unguan yang biasanya mengandung cairan kekuning-kuningan yang rasanya pahit, cairan ini disebut sebagai getah kuning yang juga terdapat pada semua jaringan utama tanaman yang mengandung tanin dan senyawa berbentuk kristal yang disebut xanton (Asano et al., 1995). Arillus buah mempunyai bobot 30% dari berat total, berwarna putih sedikit transparan, dan terdiri dari 4-8 segmen ( Chay, 2005). Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan satu atau dua dari segmen ini biasanya berisi biji (Verheij, 1992). Biji manggis merupakan biji apomiktis yang terbentuk dari selsel nuselus (Mulyani, 2000). Biji berwarna cokelat dengan panjang cm, lebar cm dan tebal antara cm. Berat biji bervariasi antara gram. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna putih, empuk, transparan dan mengandung sari buah. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di sepanjang biji (Verheij, 1992).

17 Khasiat Buah Manggis Asano et al. (1995) menyatakan bahwa getah kuning yang terdapat pada Garcinia Hanbiryi mengandung beberapa 11 jenis xanthone. Senyawa xanthone yang bersifat sitotoksik tersebut adalah ganbogin, morellin, dimethyl acetal, isomoreollin B, moreollic acid, gambogenic acid, gambogenin, isogambogenin, desoxygambogenin, gambogenin dimethyl acetal, gambogellic acid dan hanburin (Asano et al.,1995). Senyawa xanthone yang terdapat pada perikarp manggis telah banyak diteliti dan digunakan sebagai obat. Ji et al. (2007) menemukan enam jenis xanthon (3-isomangostin, 8-desoxygartanin, gartanin, α-mangostin, 9- hyroxycalabaxanthone dan β-mangostin) pada Garcinia mangostana L. yang dapat digunakan sebagai obat kanker. Menurut Matsumoto et al. (2004) α- mangostin dapat mengobati dan mencegah kanker darah (leukimia), Nakatani et al. (2002) menyatakan bahawa γ-mangostin dapat menghambat produksi cyclooxygenase (COX) dan prostaglandin E 2 yang berbahaya bagi tubuh manusia sedangkan Moongkarndi et al. (2003) Crude Methanolic Extract (CME) berperan dalam penyembuhan kanker payudara Getah Kuning Daging buah manggis yang terkena penyakit getah kuning menempel ke kulit buah dan menimbulkan rasa yang pahit. Selain di daging buah, getah kuning ini juga muncul di kulit buah, yang akan mengeras seiring dengan bertambahnya umur simpan buah manggis yang telah dipanen. Hal ini dapat menurunkan kualitas buah baik secara fisik maupun rasa, buah akan terlihat buruk dan kurang menarik (Yaacob dan Tyndall, 1995). Getah kuning dapat terjadi pada buah muda maupun yang sudah masak dan hanya diketahui jika buah sudah dibuka (Juaidi, 2003). Getah kuning merupakan eksudat resin (cairan getah) berwarna kuning yang tumpah akibat pecahnya saluran resin (Asano et al., 1996). Getah kuning disebut dengan nama gamboge. Selain berbentuk cairan, getah kuning juga dapat berupa bintik-bintik kuning yang juga terdapat pada daging dan kulit buah (Verheij, 1997; Ashari, 2006).

18 Kanal bercabang merupakan rangkaian sel-sel yang mengandung cairan getah disebut lateks (Fahn, 1990). Lateks yang merupakan suatu suspensi atau dalam keadaan tertentu berupa emulsi dari partikel-partikel kecil dalam suatu cairan dengan indeks bias yang bervariasi, umumnya dijumpai dalam angiospermae (Dickison, 2000). Dinding sel pada kanal bercabang terdiri dari dinding tebal dan dinding tipis. Dinding tebal mengandung selulosa, substansi pektat dan hemiselulosa. Dinding-dinding tersebut sangat mudah terdegradasi dan elastis (Fahn, 1990). Diduga pecahnya dinding sel pada latisifer dikarenakan kurangnya kalsium pada sel tersebut. Bunsiri et al. (2003) melaporkan pecahnya dinding sel pada perikarp buah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kandungan lignin, asam fenolik dan aktifitas peroksidase. Semakin sedikit kandungan lignin pada buah manggis maka kulit buah akan semakin lunak. Selain lignin kulit juga mengandung senyawa fenol (Mulyani, 2000). Selain itu musim hujan juga berpengaruh pada kerusakan perikarp buah manggis (Syah et al., 2007). Kandungan air yang banyak akan mendorong sel, sehingga menjadi membesar dan pada akhirnya pecah, sehingga cairan latex tumpah dan jatuh pada bagian arilus yaitu bagian buah yang dapat dimakan (Yacoob dan Tyndall, 1995). Peranan Pupuk Kalsium Terhadap Struktur Dinding Sel Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi dan diambil dalam bentuk Ca 2+ (Mengel, 1973). Kalsium banyak dijumpai di dalam daun dan dalam beberapa tanaman dijumpai dalam bentuk Ca-oksalat di dalam sel-sel tanaman tersebut. Kalsium juga dapat dijumpai dalam bentuk ion di dalam cairan sel (Marschner, 1995). Kalsium digolongkan sebagai unsur yang immobil dalam tanaman (Leiwakabessy, Wahjudin dan Suwarno, 2003). Kalsium berperan dalam pembentukan dan peningkatan kadar protein dalam mitokondria, sehingga kalsium juga berperan dalam absorbsi nitrat dan aktivitas beberapa enzim (Fennema, 1996). Menurut Winarno dan Aman (1981)

19 kalsium berperan dalam absorbsi nitrat dan aktivitas beberapa enzim yang aktif dalam sintesa dan degradasi pati, fosforilasi, pembentukan polimer serta respirasi. kalsium bersama dengan pektat berperan dalam menjaga turgiditas sel yaitu membuat dinding sel semakin tegar, kuat dan kokoh (Fennema, 1996; Winarno dan Aman, 1981; Marschner, 1995). Kalsium juga berperan sebagai perekat antara dinding sel yang satu dengan dinding sel yang lain (Marschner, 1995). Pengaruh Aplikasi Kalsium Defisiensi kalsium cenderung menyebabkan pecahnya sel pada tanaman lechi (Huang et al., 2005). Pemberian kalsium klorida (CaCl 2 ) dapat meningkatkan kekuatan kulit dan umur simpan buah persik (Prussia et al., 2007). Pemberian CaCl 2 selain dapat meningkatkan umur simpan buah mangga dengan menekan laju respirasi dan produksi etilen juga menambah kekuatan kulit buahnya (Sari et al., 2004; Taddei et al., 2005). Penelitian dengan perlakuan dan hasil yang sama juga ditemukan pada apel (Moor et al., 2005). Menurut Huang et al. (2005), penyemprotan yang paling efektif dilakukan pada tahap awal (2 minggu setelah anthesis) lalu diikuti dengan pemberian kalsium sebelum perkembangan aril. Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Kasium Menurut Fennema (1996), kalsium klorida adalah suatu senyawa organik yang tidak larut dalam air sehingga akan mudah sekali mengering dan membentuk endapan jika didiamkan. Pro stiker adalah jenis surfaktan nonionik (tidak Bermuatan) yang berfungsi sebagai zat pembasah yaitu dengan membungkus ion kalsium dan membuatnya tolak menolak dengan air sehingga posisinya mengambang dan dapat bertahan untuk tetap basah beberapa saat lebih lama sebelum menyusup ke dalam perikarp buah (Huang et al., 1995). Chelating agents/ sequetrants/ agen pengkelat adalah suatu senyawa yang berperan dalam menyerap atau mengikat logam dan senyawa organik yang tidak larut dalam air dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang larut dalam air (Fennema, 1996). Penyerapan kalsium oleh perikarp buah juga dipengaruhi oleh jumlah stomata, lenti sel dan lapisan kutikula (Dorly, 2008; Marschner, 1995; Huang et

20 al., Menurut Huang et al. (2005) semakin sedikit jumlah stomata pada perikarp buah lechi maka semakin sedikit ion kalsium yang menempel pada permukaan buah yang dapat diserap. Kondisi iklim seperti kelembaban dan temperatur juga mempengaruhi tingkah laku stomata sehingga memberikan efek nyata terhadap penyerapan kalsium yang diberikan (Mulyani, 2000) Kalsium yang memasuki perikarp akan ditranslokasikan pada dinding sel. Kalsium merupakan elemen yang kurang mobil, mekanisme translokasi kalsium masih belum jelas akan tetapi pemberian kalsium dapat diendapkan dengan asam organik yang ada pada perikarp seperti asam oksalat (Huang et al. 2005).

21 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 hingga April 2008 di desa Karacak, Leuwiliang, Bogor. Analisis dan pengukuran getah kuning kulit, getah kuning aril, bobot, diameter, PTT dan TAT dilakukan di laboratorium Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT), Baranangsiang, sedangkan untuk analisis kandungan kalsium pada kulit buah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah manggis, CaCl 2, Citrid Acid (CA) sebagai pengkelat (chelating agent) garam kalsium (pengikat kalsium sehingga mudah untuk diserap), Pro Stiker sebagai perekat/pelindung garam kalsium di buah agar tidak cepat tercuci oleh hujan, larutan NaOH 0,1 N, indikator penalphtalein (PP) dan akuades. Alat-alat yang digunakan terdiri dari timbangan analitik untuk mengukur bobot kalsium dan Citrid Acid, timbangan digital untuk mengukur bobot buah, refraktometer untuk mengukur tingkat kemanisan, buret untuk titrasi asam, jangka sorong untuk mengukur diameter buah dan atomic absorbtion spectrophotometer (AAS) untuk mengukur persentase kandungan kalsium pada kulit buah. Metode Penelitian Penelitian dimulai dengan aplikasi penyemprotan kalsium yang dilakukan di kebun (lapang) pada saat bunga mekar (5-12 hari setelah pentil bunga muncul) sampai buah siap panen ( hari setelah anthesis). Penelitian selanjutnya dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Buah Tropika dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, IPB untuk menganalisis setiap parameter yang diuji.

22 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor, yaitu dosis CaCl 2, yang terdiri dari 5 taraf percobaan dengan 3 ulangan. Kelima taraf tersebut antara lain: A = Perlakuan 1 (kontrol/tidak diberi CaCl 2 ) B = Perlakuan 2 (5 g/l CaCl 2 ) C = Perlakuan 3 (15 g/l CaCl 2 ) D = Perlakuan 4 (22.5 g/l CaCl 2 ) E = Perlakuan 5 (30 g/l CaCl 2 ) Setiap perlakuan terdiri dari 3 pohon sebagai ulangan, sehingga satu ulangan terdiri dari satu pohon. Jumlah pohon manggis yang dipakai dalam penelitian ini ada sebanyak 15 pohon. Setiap pohon diambil sampel sebanyak 20 butir buah manggis. Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random). Kemudian data dianalisis menggunakan ANOVA. Model matematika yang digunakan sebagai analisis statistik dalam penelitian ini adalah: Y ij = µ + α i + β j + ε ij Keterangan: Y ij = Nilai pengamatan pada perlakuan aplikasi dolomit ke-i terhadap ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i β j ε ij = Pengaruh perlakuan aplikasi dolomit ke-i = Pengaruh kelompok ke-j = Pengaruh galat pada perlakuan aplikasi dolomit ke-i terhadap kelompok ke-j i = 1, 2, 3 ; j = 1, 2, 3 Data dianalisis menggunakan uji F jika hasilnya berbeda nyata akan dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

23 Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan pohon Pohon manggis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon yang memenuhi syarat jumlah bunga (20-40) yang mekar secara bersamaan. Jumlah bunga sengaja diperbanyak untuk mengantisipasi terjadinya gugur bunga (rontok). Jumlah pohon yang di pakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 pohon. 2. Pelabelan Pelabelan dilakukan terhadap bunga yang telah ditetapkan menjadi unit percobaan dengan maksud agar tidak terjadi kekeliruan baik dalam aplikasi penyemprotan kalsium maupun dalam pemanenan. Pelabelan dilaksanakan pada tanggal 26 September, Oktober, Setiap perlakuan diberi label dengan lima warna yang berbeda. 3. Pembuatan Larutan pupuk Masing-masing dosis pupuk kalsium yang menjadi perlakuan ditimbang kemudian dikemas di dalam plastik kecil yang bersih. Masing-masing dosis kalsium dan kontrol ditambahkan 5 g asam sitrat (CA) dan 1 ml surfaktan pro stiker kemudian dilarutkan dengan air dalam botol sprayer 1 liter. Pembuatan larutan dilakukan sebanyak penyemprotan yaitu tujuh kali dengan tujuan untuk menghindari kontaminasi dan pengendapan kalsium, sehingga larutan pupuk yang tersisa selalu dibuang. 4. Penyemprotan Penyemprotan dilakukan secara teratur 2 minggu sekali pada bunga yang telah diberi label yaitu pada tanggal 15 Oktober, 29 Oktober, 12 November, 26 November, 10 Desember, 24 Desember dan 7 Januari. Ukuran banyaknya pupuk kalsium yang diberikan ke buah adalah sampai seluruh bagian basah yaitu ± 10 ml/l. 5. Panen Buah mulai dipanen pada akhir Januari yaitu ketika telah memenuhi syarat umur pemanenan. Buah yang dipanen umumnya berumur hari setelah anthesis (bunga mekar).

24 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan ukuran, citarasa, kandungan kalsium pada kulit dan skor getah kuning baik pada kulit maupun pada aril buah. Pengamatan ukuran dan citarasa buah adalah: 1. Bobot buah (gram) Bobot keseluruhan buah dihitung dengan menggunakan timbangan digital. 2. Diameter buah (cm) Diameter transversal diukur dengan menggunakan jangka sorong secara melintang melingkari buah pada bagian tengah. 3. Kekerasan kulit buah (mm) Tingkat kekerasan atau tekstur kulit buah diukur bagian pangkal, ujung dan tengahnya dengan menggunakan jangka sorong. 4. Padatan total terlarut (PTT ) Daging buah yang sudah dihancurkan diambil cairan buahnya dengan cara menyaringnya dengan kain filter. Cairan buah tersebut diukur padatan total terlarutnya ( o Brix) dengan menggunakan refraktometer. 5. Total asam terlarut (TAT) Kandungan total asam terlarut diukur dengan metode titrasi NaOH. TAT = ml NaOH x N x fp x BE x 100% mg contoh BE= berat molekul asam sitrat (64) N = normalitas NaOH (0.1 N) fp = faktor pengenceran (100/25) 6. Nisbah PTT/TAT Nisbah PTT/TAT diperoleh dari perbandingan antara padatan total terlarut dengan total asam tertitrasi. Pengukuran kandungan kalsium pada kulit buah dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, IPB dengan metode pengabuan yang menggunakan alat atomic absorbtion spectrophotometer (AAS) sedangkan pengamatan dan pengukuran skor pencemaran getah kuning yang muncul dilakukan dengan menggunakan skoring (Kartika, 2004). Skor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu skor getah kuning pada kulit dan skor getah kuning pada aril.

25 Getah kuning pada kulit buah Skor 1: baik sekali, kulit mulus tanpa tetesan getah kuning. Skor 2: baik, kulit mulus dengan 1-5 tetes getah kuning yang mengering tanpa mempengaruhi warna buah. Skor 3: cukup baik, kulit mulus dengan 6-10 tetes getah kuning yang mengering tanpa mempengaruhi warna buah. Skor 4: buruk, kulit kotor karena tetesan getah kuning dan bekas aliran yang menguning dan membentuk jalur-jalur berwarna kuning di permukaan buah. Skor 5: buruk sekali, kulit kotor karena tetesan getah kuning dan membentuk jalur-jalur berwarna kuning di permukaan buah, warna buah menjadi kusam. Getah kuning pada daging buah Skor 1: baik sekali, daging buah putih bersih, tidak terdapat getah kuning baik diantara aril dengan kulit maupun di pembuluh buah. Skor 2: baik, daging buah putih dengan sedikit noda (hanya bercak kecil) karena getah kuning yang masih segar hanya pada satu ujung. Skor 3: cukup baik, terdapat sedikit noda (bercak) getah kuning di salah satu juring atau diantara juring yang menyebabkan rasa buah menjadi pahit. Skor 4: buruk, terdapat noda (gumpalan) getah kuning baik di juring, diantara juring atau di pembuluh buah yang menyebabkan rasa buah menjadi pahit. Skor 5: buruk sekali, terdapat noda (gumpalan) baik di juring, diantara juring atau di pembuluh buah yang menyebabkan rasa buah menjadi pahit, warna daging buah menjadi bening.

26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi percobaan berbentuk lereng dengan usia pohon tahun dan jarak tanam 3x3 m 2. Menurut Joemono, Kuntarsih dan Sobir (2007) jarak tanam pohon manggis berdasarkan standar operasional prosedurnya adalah 9 x 9 m 2 dengan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm 3 pada tanah gembur. Dirjen Hortikultura (2007) menyatakan penanaman manggis dengan tanah yang kaya humus dan gembur menggunakan jarak tanam 10 x 10 m 2 dengan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm 3. Selama penelitian berlangsung, data iklim yang tercatat oleh Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor, 2008, menunjukkan bahwa suhu ratarata bulanan di sekitar tempat penelitian adalah C dan kelembaban udara rata-rata 86.4%. Curah hujan rata-rata tahunan di lokasi penelitian adalah mm/tahun, dengan hari hujan mencapai 144 hari/tahun. Adapun curah hujan ratarata bulanan adalah 207mm/bulan, dengan hari hujan 14.4 hari/bulan. Jenis tanah kebun percobaan penelitian ini didominasi liat. Kandungan Kalsium pada Kulit Buah Perlakuan penyemprotan kalsium klorida sebanyak 22.5 g menghasilkan kandungan kalsium pada kulit buah yang berbeda nyata dengan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kalsium yang lain. Persentase kalsium yang terkandung pada kulit buah manggis dengan penambahan 22.5 g CaCl 2 lebih tinggi daripada kontrol. Persentase kalsium yang dapat diserap perikarp (kulit) buah antara lain dipengaruhi oleh lapisan kutikula dan jumlah stomata (Huang et al., 2005). Dorly (2008) menyatakan jumlah stomata pada manggis yang berumur dua minggu setelah anthesis tidak berubah hingga menjadi buah dewasa. Ion kalsium yang berhasil diserap oleh buah manggis melalui stomata ditranslokasikan pada dinding sel kemudian berikatan dengan pektat dan membentuk kalsium pektat yang berperan dalam menjaga turgiditas sel (Huang et al., 2005; Winarno dan Aman, 1981) sehingga diduga cairan resin yang terdapat pada kanal bercabang tidak tumpah dan mengotori kulit maupun aril buah.

27 Tabel 1. Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Kandungan Kalsium pada Kulit Buah Perlakuan Parameter CaCl 2 (g/l) Persentase Ca pada Kulit Buah b ab ab a ab Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %. Skor Getah Kuning Getah kuning merupakan eksudat resin berwarna kuning yang tumpah akibat pecahnya saluran resin (Asano et al., 1995; Dickison, 2000; Fahn, 1990). Saluran resin ini dikenal dengan nama kanal bercabang (Fahn, 1990; Dickison, 2000). Dinding sel pada kanal bercabang terdiri dari dinding tebal dan dinding tipis. Dinding tebal mengandung selulosa, substansi pektat dan hemiselulosa. Dinding-dinding tersebut sangat mudah terdegradasi dan elastis (Fahn, 1990). Sebagian besar ion kalsium dalam tanaman berlokasi pada dinding sel. Menurut Marscher (1986) ada dua tempat pada dinding sel dengan konsentrasi Ca 2+ tinggi, yaitu pada lamela tengah dan permukaan luar membran plasma. Pada dua lokasi tersebut Ca 2+ mempunyai peran struktural penting, khususnya dalam pengendalian permebilitas membran dan penguatan dinding sel. Kandungan getah pada kulit dan daging buah dinyatakan dalam bentuk skor, makin besar nilai skornya maka makin banyak kandungan getah yang terdapat pada daging buah. Perlakuan penyemprotan kalsium dengan berbagai taraf konsentrasi menghasilkan skor getah kuning berbeda nyata dengan kontrol. Pemberian kalsium tersebut nyata menurunkan getah kuning baik pada kulit maupun aril buah tetapi tidak berbeda diantara taraf konsentrasi penyemprotan. Sehingga dengan penambahan 5 g kalsium klorida sudah cukup untuk mengurangi skor getah kuning pada manggis.

28 Tabel 2. Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Skor Getah Kuning Perlakuan Parameter CaCl 2 (g/l) Getah Kuning pada Kulit Getah Kuning pada Aril a 2.52 a b 1.60 b b 1.27 b b 1.19 b b 1.35 b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %. Skor 1 berarti buah manggis mempunyai aril yang baik sekali, daging putih bersih, tidak terdapat getah kuning, baik diantara aril dengan kulit maupun di pembuluh buah. Skor 2 hanya terdapat sedikit noda (bercak kecil) pada satu ujung, sehingga menjadikan manggis yang mempunyai skor ini termasuk jenis yang layak ekspor. Berdasarkan Gambar 1, penambahan 22.5 g CaCl 2 memiliki 100% aril buah yang layak ekspor sedangkan kontrol mempunyai 45.8% buah yang tidak layak ekspor. Noda atau gumpalan getah kuning terdapat pada buah yang memiliki skor 3, 4 dan 5 sehingga menyebabkan rasa buah menjadi pahit dan membuat warna aril menjadi bening. Penambahan 5 gram kalsium klorida berbeda nyata dalam menurunkan getah kuning pada aril manggis, tetapi pada perlakuan ini masih dihasilkan 13.9% buah yang tidak layak ekspor. Biaya yang dikeluarkan pada penambahan 5 gram lebih rendah dibanding perlakuan kalsium yang lain, tetapi jika aplikasi penambahan 5 gram kalsium klorida ini diterapkan pada skala produksi yang lebih besar akan memberikan hasil yang kurang memuaskan.

29 Persentase Skor Getah Kuning Skor 1dan 2 (Layak Ekspor) Skor 3,4 dan 5 (Tidak Layak Ekspor) 20 0 Kontrol Konsentrasi CaCl2 (g/l) Gambar 1. Persentase skor getah kuning aril yang layak ekspor dan tidak layak ekspor pada masing-masing perlakuan. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa pada kontrol diperoleh 85.67% buah yang tidak layak ekspor sedangkan pada penambahan 15 g CaCl 2 menghasilkan 83.34% buah yang layak ekspor. Kondisi kulit buah pada skor 1, 2 dan 3 adalah mulus dengan 1-10 tetes getah kuning yang mengering tanpa mempengaruhi warna kulit buah, sehingga tetes-tetes getah kuning yang mengering tersebut dapat dibersihkan tanpa harus melukai jaringan kulit buah. Buah yang dihasilkan pada skor 4 dan 5 dikatakan tidak layak ekspor karena memiliki kulit yang buruk sekali dan kotor akibat tetesan getah kuning yang membentuk jalur-jalur berwarna kuning dipermukaan buah sehingga membuat warna kulit buah menjadi kusam. Persyaratan mutu buah untuk tujuan ekspor kelas super menurut Dirjen Hortikultura (2007) adalah kulit buah mulus tidak bercacat, baik cacat mikrobiologis maupun cacat mekanis seperti burik dan getah kuning tidak lebih dari 5%.

30 Persentase Skor Getah Kuning Kontrol Konsentrasi CaCl2 (g/l) Skor 1, 2 dan 3 (Layak Ekspor) Skor 4 dan 5 (Tidak Layak Ekspor) Gambar 2. Persentase skor getah kuning kulit yang layak ekspor dan tidak layak ekspor pada masing-masing perlakuan. (a) (b (c) Gambar 3. Buah Manggis yang Terkena Getah Kuning dan Buah Manggis yang Tidak Terkena Getah Kuning. (a) Kulit buah manggis bergetah kuning pada kontrol (b) Kulit buah manggis yang diberi penyemprotan 30 gram CaCl 2 (c) Aril manggis bergetah kuning pada kontrol (d) Aril manggis yang diberi penyemprotan 22.5 gram CaCl 2 (d)

31 Kastaman (2007) melaporkan bahwa Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar dalam pengembangan manggis karena bersama Thailand, Philipina dan Malaysia, Indonesia termasuk pemasok terbesar komoditas buah manggis segar ke pasar manggis dunia. Kualitas buah manggis sangat diperhatikan agar dapat bersaing di pasar dunia. Getah kuning dapat berupa cairan maupun bintik-bintik berwarna kuning (Verheij, 1997; Ashari, 2006). Manggis yang memiliki getah kuning pada aril buahnya kurang disukai konsumen meskipun dalam jumlah kecil karena akan menyebabkan rasa pahit pada buah (Syah et al, 2007). Seleksi getah kuning pada bagian aril manggis adalah tahap yang paling sulit, karena harus membuka buah terlebih dahulu (Kastaman, 2007). Buah yang dihasilkan pada 22.5 g CaCl 2 mempunyai 26% kulit buruk tetapi aril buah yang dihasilkan 100% baik dan layak untuk diekspor sedangkan pada 15 g CaCl 2 masih menghasilkan 8.1% aril buah yang buruk dan tidak layak untuk diekspor. Luas lahan 1 ha dapat ditanami 100 pohon manggis dan 152 tanaman pelindung seperti pisang dan pepaya ( Deptan, 2007). Jumlah buah pada penelitian ini mencapai buah/pohon. Penelitian ini ditujukan untuk para petani di Indonesia sehingga bahan kimia yang dipakai (kalsium klorida, asam sitrat dan surfaktan) diperoleh dari toko kimia biasa dengan harga yang dapat dijangkau. Harga bahan kimia tersebut adalah Rp /kg CaCl 2, Rp /kg CA, Rp 5500/btl surfaktan pro stiker (300 ml). Biaya penyemprotan 5 g CaCl 2 yang diperlukan untuk satu kali masa panen adalah Rp Rp /ha sedangkan untuk 22.5 g CaCl 2 adalah Rp Rp /ha.

32 Ukuran dan Tingkat Kekerasan Buah Bobot dan diameter buah manggis dengan penambahan 15 gram CaCl 2 berbeda nyata pada bobot dan diameter buah manggis dengan penambahan 5 gram dan 30 gram kalsium klorida tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol. Pertambahan bobot buah terjadi sebagai akibat pertambahan luas (kulit buah) dan volume (daging buah). Kalsium berperan dalam pembentukan dan peningkatan kadar protein dalam mitokondria (Leiwakabessy, 2003). Selain itu kalsium juga berperan dalam absorbsi nitrat dan aktivitas beberapa enzim yang aktif dalam sintesa dan degradasi pati, fosforilasi, pembentukan polimer serta respirasi (Winarno dan Aman, 1981). Kekerasan kulit buah manggis dengan penambahan 15 gram dan 22.5 gram kalsium klorida berbeda nyata dengan kontrol tetapi tidak berbeda nyata dengan manggis yang diberi perlakuan 5 gram dan 30 gram kalsium klorida. Kekerasan pada kulit buah berkaitan dengan pembentukan senyawa sekunder yang dihasilkan di kulit. Kulit memiliki lapisan gabus, lignin, senyawa flavanoid dan fenol sehingga terjadi penebalan dilapisan kulit (Bunsiri et al., 2003). Hal inilah yang mempengaruhi tingkat kekerasan kulit disamping kulit juga mengandung lapisan lilin. Kekerasan kulit buah dipengaruhi oleh adanya enzim poligalakturonase (PG) yang berperan dalam pemutusan ikatan polimer beberapa senyawa molekul di dinding sel, misalnya selulosa, hemiselulosa, selobiosa dan liginin serta enzim selulase yang berfungsi untuk merusak dinding sel. Enzim poligalakturonase disintesis dalam sitosol sel tidak berfungsi saat buah masih muda. Aktivitas kerja enzim ini baru terlihat dan semakin meningkat selama pemasakan buah. Selama proses pemasakan enzim ini berperan dalam pembelahan dan pemecahan selulosa dan hemiselulosa yang merupakan komponen penyusun dinding sel (Tucker, 1993).

33 Tabel 3. Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Bobot, Diameter dan Kekerasan Buah Perlakuan Parameter CaCl 2 (g/l) Bobot (g) Diameter (cm) Kekerasan (mm/1kg) a 5.95 a 0.75 a bc 5.54 bc 0.71 ab a 5.98 a 0.68 b ab 5.74 ab 0.69 b c 5.31 c 0.70 ab Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %. Cita Rasa Buah Salah satu kriteria buah manggis yang disukai konsumen adalah manggis yang mempunyai rasa yang manis dan tidak asam. Kandungan total gula pada manggis dengan penambahan 5 g CaCl 2 berbeda nyata dengan kontrol. Kandungan total gula merupakan jumlah keseluruhan gula invert berupa glukosa dan fruktosa yang berasal dari hidrolisis sukrosa. Kadar gula total yang dianalisis adalah sukrosa dan gula-gula sederhana lain yang terkandung dalam arilus buah manggis. Kalsium berperan dalam pembentukan enzim α-amylase dan asam phosphat pada sel aleuron di tanaman barley (Jones dan Carbonell, 1984). Kalsium dan kalmodulin berperan dalam biosintesis dan sekresi enzim α-amylase selama stadium awal germinasi pada sel skutelum biji gandum (Mitsui et al., 1984). Persentase total asam buah manggis yang disemprot dengan 15 g CaCl 2 berbeda nyata dengan manggis yang disemprot 22.5 g, 30 g CaCl 2 dan kontrol. Manggis yang sudah matang mengandung komponen asam seperti asam askorbat, asam sitrat dan asam-asam lain dengan porsi yang kecil. Total asam yang dianalisis pada penelitian ini adalah total asam maksimum. Menurut Lodh dan Pantastico (1989) buah manggis akan mencapai total asam maksimumnya pada puncak pertumbuhan dan perkembangan buah, dan akan menurun selama

34 penyimpanan. Kalsium berpengaruh dalam pembentukan asam phophat (Jones dan Carbonell, 1984). Nisbah PTT/TAT merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mengukur dan menilai mutu buah manggis. Pada umumnya semakin tinggi nilai nisbah PTT/TAT maka mutu buah akan semakin baik untuk dikonsumsi (Lodh dan Pantastico, 1986). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan 22.5 gram CaCl 2 pada buah manggis mempunyai nisbah PTT/TAT berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan lainnya. Hal ini terjadi karena nisbah PTT/TAT dipengaruhi oleh komposisi gula dan asam pada buah. Total asam pada perlakuan ini adalah merupakan total asam terendah dari semua perlakuan. Tabel 4. Pengaruh Pemberian CaCl 2 terhadap Citarasa Buah Perlakuan Parameter CaCl 2 (g/l) PTT ( o Brix) TAT (%) PTT/TAT b 0.61 b b a 0.65 ab b ab 0.69 a b ab 0.55 c a ab 0.63 b b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.

35 Korelasi Nilai korelasi menunjukkan ada atau tidak adanya hubungan antara dua parameter yang diuji yang bernilai positif atau negatif. Sebagian besar parameter yang diuji tidak berkorelasi, kecuali diameter dengan bobot (0.99), kekerasan dengan getah kuning aril (0.97), getah kuning kulit dengan getah kuning aril (0.92) dan asam tertitrasi dengan rasa buah (rasio PTT/TAT) sebesar Korelasi antara bobot dan diameter menunjukkan bahwa semakin besar bobot buah makan ukuran akan semakin besar akibat pertambahan luas (kulit buah) dan volume (daging buah) sehingga lingkar buah juga akan semakin meningkat. Korelasi antara total asam dengan nisbah PTT/TAT menunjukkan bahwa semakin asam rasa buah maka rasa buah menjadi kurang disukai. Hal ini berarti mutu buah menjadi kurang baik karena kurang disukai untuk dikonsumsi. Korelasi antara kekerasan dan getah kuning aril menunjukkan adanya hubungan antara skor getah kuning dengan tingkat kekerasannya, semakin tinggi skor getah kuning maka kulit akan semakin keras, karena sel-sel saluran getah kuning yang pecah akan mengerut dan berikatan erat antara sel yang satu dengan sel yang lainnya sebagai akibat keluarnya cairan dalam sel yang berwarna kuning. Hasil penelitian menunjukkan getah kuning pada kulit berkorelasi positif dengan getah kuning pada aril. Hal ini menunjukkan bahwa munculnya getah kuning baik pada kulit maupun aril dipengaruhi oleh faktor yang sama yaitu, faktor dinding sel kanal bercabang yang lemah. Dinding sel yang lemah terkait erat dengan keberadaan ion kalsium. Kalsium berperan penting dalam menjaga turgor dinding sel dan pembukaan stomata (Huang et al., 2005). Syah et al. (2007) menyatakan perubahan tekanan turgor akibat terjadinya perubahan air tanah yang fluktuatif dan ekstrim menyebabkan dinding sel saluran getah kuning pecah dan mengeluarkan cairan getah berwarna kuning. Menurut Prussia et al. (2007), pemberian kalsium klorida dapat meningkatkan umur simpan dan memperkokoh dinding sel buah persik Berdasarkan hasil penelitian Dorly (2007), struktur getah kuning pada tangkai buah menyatu dengan saluran getah kuning yang ada pada buah. Ukuran diameter saluran getah kuning di tangkai buah berkisar µm.

36 Tabel 5. Korelasi Setiap Peubah yang Diamati GK kulit Diameter PTT/TAT PTT K Bobot K 0.83 tn Bobot 0.68 tn 0.99** PTT tn tn tn TAT tn tn -0.96** 0.56 tn Ca Kulit tn tn 0.64 tn tn tn GK Aril 0.92* 0.36 tn tn tn 0.97** 0.36 tn Keterangan: tn : tidak berbeda nyata * : berbeda nyata pada taraf 5 % ** : berbeda nyata pada taraf 1% PTT : padatan total terlarut TAT : total asam tertitrasi K : kekerasan kulit buah Ca Kulit : persentase kandungan kalsium pada kulit buah GK Kulit: skor getah kuning kulit GK Aril : skor getah kuning aril

37 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Persentase kandungan kalsium kulit buah manggis pada penyemrotan 22.5 gram CaCl 2 lebih tinggi daripada kontrol tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian kalsium yang lain. 2. Penyemprotan kalsium klorida nyata menurunkan getah kuning baik pada kulit maupun aril buah manggis tetapi tidak berbeda nyata diantara taraf konsentrasi CaCl Buah yang dihasilkan pada penambahan 22.5 gram CaCl 2 memiliki kualitas buah yang layak ekspor karena memiliki kulit buah yang mulus tidak bercacat dengan daging buah yang putih bersih dan getah kuning tidak lebih dari 5%. Saran Penyemprotan 22.5 gram kalsium klorida pada buah manggis yang dilakukan pada saat bunga mekar (5-10 hari setelah pentil bunga muncul) adalah dosis optimum untuk menghasilkan buah dengan kualitas yang baik, yaitu kulit bersih dan mulus dengan daging buah yang putih bersih. Buah yang dihasilkan pada perlakuan ini juga memiliki bobot yang besar serta citarasa yang paling baik.

38 DAFTAR PUSTAKA Ashari, S Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 635 hal. Asano, J, K. Chiba, M. Tada and T. Yoshii Cytotoxic xanthones from Garcinia hanburyi. Phytochemistry. 41(3): Ketsa S, Atantee S Phenolics, lignin, peroxidase activity and increased firmness of damaged pericarp of mangosteen fruit after impact. Postharvbio.14(1): Chay, P Mangosteen: General Crop Management in Australia. Departement of Primary Industries and Fisheries. 1 st ed. Academic Press. Australia. Deptan Ekspor hortikultura Indonesia: Nilai dan Volume Ekspor Buahbuahan. http// [21 April, 2007]. Dickison W.C Integrative Plant Anatomy. 1 st ed. Academic Press. Tokyo. Dirjen Hortikultura Vademekum manggis. Direktorat Budidaya Tanaman Buah. Bogor. Dorly Studi struktur sekretori dan fotokimia getah kuning serta pengaruh aplikasi kalsium pada buah manggis. Makalah Seminar. Sekolah Pasca Sarjana, IPB. 11 hal. [tidak dipublikasikan] Fahn A Plant Anatomy. 4 th ed. Butterworth-Heinemann Ltd. London. Fergusson, I. B and B. K. Drobak Calcium and regulation of plant growth and senescence. Hort. Sci. 23(2): Huang, X, H.C. Wang, J. Li, W. Yuan, J. Lu and H. B. Huang An overview of calcium s role in lychee fruit cracking. Acta. Hort. 66(5): Ji, X, B. Avula and L. A. Khan Quantitative and qualitative determination of six xanthones in Garcinia mangostana L. by LC-PDA and LC-ESI-MS. J. Jpba. 43(4): Jones, R. L and J. Carbonell Regulation of the sythesis of barley aleurone α-amylase by gibberellic acid and calcium ions. Plant. Physiol. 76: Joemono, J, S. Kuntarsih dan sobir Standar Operasional Prosedur Manggis (Garcinia mangostana L). Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, LPPM- IPB. Bogor.

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) The Effect of Dolomite Aplication on Gamboge in Mangosteen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 5 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Manggis Tanaman manggis dapat tumbuh optimal pada tanah lempung berpasir dan gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta drainase yang baik. Derajat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) The Effect of Calcium Application on Gamboge in Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.) Indah Wulandari 1 dan

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: ASLIH SRILILLAH A34303030 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manggis ( Garcinia mangostana L)

TINJAUAN PUSTAKA Manggis ( Garcinia mangostana L) TINJAUAN PUSTAKA Manggis (Garcinia mangostana L) Manggis merupakan tumbuhan dioceus dengan tinggi tanaman mencapai 6-25 m, berdaun rapat (rimbun), duduk daun berlawanan, tangkai daun pendek, daunnya tebal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT

PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT 1 PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT Muhammad Abdillah A34304009 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penyemprotan kalsium pada buah manggis dilakukan di sentra produksi manggis yaitu di kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pengamatan sifat

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN RELA SARTIKA A24050014 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Anatomi terhadap Aplikasi Kalsium Secara Eksternal Struktur sekretori getah kuning (sayatan longitudinal) merupakan sebuah saluran yang panjang dan bercabang dengan tipe seperti

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis di Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Penelitian berlangsung pada akhir Bulan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN PELAPIS DAN PLASTIK KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh WATI ANGGRAENI A

PENGGUNAAN BAHAN PELAPIS DAN PLASTIK KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh WATI ANGGRAENI A PENGGUNAAN BAHAN PELAPIS DAN PLASTIK KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh WATI ANGGRAENI A34303004 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl 2 TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum) Oleh : Mawardi A

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl 2 TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum) Oleh : Mawardi A PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl 2 TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum) Oleh : Mawardi A00499046 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 PENGARUH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis berasal dari kawasan Asia Tenggara (hutan tropis Malaysia-Indonesia), namun budi dayanya sudah berkembang semakin meluas selain di Asia Tenggara juga ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Manggis TINJAUAN PUSTAKA 18 Morfologi Tanaman Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) berasal dari Semenanjung Malaysia, merupakan sumber protein, vitamin dan mineral, juga mengandung bahan antioksidan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012. Bahan dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI

PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI Oleh : ANUM PETALARIFARRDHI A 34303057 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Manggis TINJAUAN PUSTAKA Manggis Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah eksotik, memiliki warna menarik dan kandungan gizi tinggi, yang populer di Asia tenggara dan Australia utara (Ramage et al.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KOMPOSISI MEDIA DASAR DAN BAP UNTUK INDUKSI ORGANOGENESIS ANTHURIUM WAVE OF LOVE (Anthurium plowmanii) SECARA IN VITRO

PENGGUNAAN KOMPOSISI MEDIA DASAR DAN BAP UNTUK INDUKSI ORGANOGENESIS ANTHURIUM WAVE OF LOVE (Anthurium plowmanii) SECARA IN VITRO PENGGUNAAN KOMPOSISI MEDIA DASAR DAN BAP UNTUK INDUKSI ORGANOGENESIS ANTHURIUM WAVE OF LOVE (Anthurium plowmanii) SECARA IN VITRO Oleh Riyanti Catrina Helena Siringo ringo A34404062 PROGRAM STUDI PEMULIAAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Buah yang digunakan untuk bahan penelitian berasal dari kebun petani sentra produksi manggis Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-April 2009

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN TANGKAI BUNGA DALAM CaCl 2 TERHADAP KUALITAS PASCAPANEN BUNGA POTONG ANGGREK Dendrobium Woxinia

PENGARUH PERENDAMAN TANGKAI BUNGA DALAM CaCl 2 TERHADAP KUALITAS PASCAPANEN BUNGA POTONG ANGGREK Dendrobium Woxinia PENGARUH PERENDAMAN TANGKAI BUNGA DALAM CaCl 2 TERHADAP KUALITAS PASCAPANEN BUNGA POTONG ANGGREK Dendrobium Woxinia Oleh Nurcahyawati A34304043 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

cacao L.) MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH

cacao L.) MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PENINGKATAN PRODUKSI BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PACLOBUTRAZOL PADA BERBAGAI KONSENTRASI Oleh WAHYU OKTAVIANI A 34104010 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK ( ) DI DATARAN TINGGI. Oleh GANI CAHYO HANDOYO A

RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK ( ) DI DATARAN TINGGI. Oleh GANI CAHYO HANDOYO A RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK (16 20 29) DI DATARAN TINGGI Oleh GANI CAHYO HANDOYO A34102064 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Buah Naga Buah naga termasuk famili Cactaceae dengan biji berkeping dua (dikotil). Famili ini meliputi 120-200 genera yang terdiri atas 1 500-2 000 spesies yang ditemukan khususnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, Batu, Malang. Ds. Junrejo, Kec. Junrejo berada pada ketinggian 800 m dpl, memiliki suhu

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Keadaan Umum Penelitian ini dilaksanakan di kebun buah naga di Desa Bojongkoneng, Bukit Sentul. udara rata-rata bulanan kawasan permukiman Bukit Sentul berdasarkan hasil pengukuran

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan karakter fisik serta pengamatan mutu kimia buah manggis dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, analisis senyawa fenol dan aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG Durian memiliki sensasi rasa yang unik dan aroma khas yang menjadi daya tarik setiap konsumen untuk kembali tertantang makan durian.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.). Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya semenanjung Malaya. Daerah pertumbuhannya sudah menyebar ke

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: Indah Wulandari A

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: Indah Wulandari A PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: Indah Wulandari A34304032 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PENGARUH

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya

Lebih terperinci

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan batang dan cabang berkayu serta tumbuh tinggi tegak. Manggis berasal dari hutan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: ASLIH SRILILLAH A34303030 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A34304035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DIMAS PURWO ANGGORO.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN Oleh: Oktafianti Kumara Sari A34303035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman yang berasal dari daerah Amerika tropis. Tanaman ini termasuk dalam ordo Caricales, famili Caricaceae, dan genus Carica

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci