BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 5 BAB LADASA TEOR.1 engertian Refrigerasi Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang untuk menurunkan temperaturnya atau sebaliknya. Kalor salah satu bentuk dari energi, sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen dengan mengambil sebagian energi dari molekul-molekulnya. ada aplikasi tata sistem refrigerasi, kalor yang diambil berasal dari produk. Untuk mengambil kalor produk, maka harus ada media yang memiliki temperatur yang lebih rendah.. Sejarah enemuan Refrigerasi Thermoelektrik Fenomena thermoelektrik pertama kali ditemukan tahun 181 oleh ilmuan Jerman Thomas johan seebeck. a menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam tersebut lalu diletakan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakan jarum kompas. Fenomena ini kemudian dikenal dengan efek seebeck. Gambar.1 : Efek Seebeck (Sumber : Oka Sugianto, 006, halaman : 6)

2 6 enemuan seebeck ini memberikan inspirasi pada jean Charles athanase eltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lain. elepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. enemuan yang terjadi di tahun 1834 ini kemudian dikenal denganefek peltier. Efek seebeck dan peltier inilah yang kenudian menjadi dasar teknologi thermoelektrik..3 Cara Kerja Refrigerasi Thermoelektrik Refrigerasi thermoelektrik merupakan teknologi termoelektrik yang mengkonversi energy listrik tanpa harus memakai refrigerant untuk menimbulkan efek pendinginan.efek peltier inilah yang menjadi dasar bagi refrigerasi thermoelektrik. Dengan menempatkan ujung dari sambungan yang menyerap kalor pada ruang yang akan didinginkan, maka ruangan tersebut lama-kelamaan akan menjadi dingin akibat kalornya dipindahkan ke tempat lain. gambar. : Rangkaian Refrigerasi Thermoelektrik yang berdasarkan efek peltier (Sumber : Ensiklopedia)

3 7 (a) (b) Gambar.3 : (a) Thermoelektrik sebagai pemanas, (b) Thermoelektrik sebagai pendingin (Sumber : Sugiyanto, 008, halaman : 7) Salah satu rangkaian refrigerator thermoelektrik dengan menggunakan bahan semikoduktor diperlihatkan pada gambar.. enggunaan bahan semikonduktor tipe - dan tipe - adalah untuk memperluas permukaan dari tempat penyerapan dan pelepasan kalor. Kalor diserap dari ruang yang didinginkan dan dilepaskan ke lingkungan. Gambar.4 : enambahan sirip pada elemen peltier

4 8 rinsip kerjanya adalah ketika arus DC dialirkan ke elemen peltier yang terdiri dari beberapa pasang sel semikonduktor tipe (sel semikonduktor yang mempunyai tingkat energi yang lebih rendah) dan semikonduktor tipe (semikonduktor dengan tingkat energi yang lebih tinggi) akan mengakibatkan salah satu sisi elemen peltier menjadi dingin(kalor diserap) dan sisi lainnya menjadi panas (kalor dilepaskan). Gambar.5 : Elemen eltier Yang menyebabkan sisi elemen peltier menjadi dingin adalah mengalirnya elektron dari tingkat energi lebih rendah yaitu pada semikonduktor tipe- menuju ke tingkat energi yang lebih tinggi yaitu semikonduktor tipe-. Agar elektron tipe- yang mempunyai tingkat energi lebih rendah dapat mengalir maka elektron akan menyerap kalor sehingga sisi tersebut menjadi dingin, sedangkan pelepasan kalor terjadi pada sisi panas. Setelah terjadi pelepasan panas, aliran elektron dari semikonduktor tipe- kembali menuju semikonduktor tipe- yang tingkat energinya lebih rendah dan kembali terjadi penyerapan kalor pada semikonduktor tipe- dan begitu seterusnya..4 Efek Thermoelektrik ada Benda adat Dalam analisa thermoelektrik lima efek harus diperhatikan, disamping konduksi kalor dan kerugian joule yang menyertai aliran arus listrik terhadap tahanan

5 9 medium penghantar juga perlu diperhatikan efek seebeck, eltier, dan Thomson perlu dibahas. Dimana ketiga fenomena yang terakhir terjadi akibat ketidaksamaan potensial listrik yang dihasilkan dengan cara yang berbeda..4.1 erpindahan Kalor dengan Konduksi Dimana dalam analisa thermodinamik termoelektrik disini bahan penghantar yang digunakan adalah benda padat, maka perlu dilakukan pengamatan terhadap perpindahan kalor secara konduksi yang terjadi. erpindahan kalor secara radiasi dan konveksi akan diabaikan. erpindahan kalor sederhana yang laju perpindahan kalor diandaikan sebanding dengan gradient temperature sering disebut sebagai aliran kalor fourier karena perpindahan kalor ini mengikuti hukum fourier tentang konduksi kalor : dt Q c KA... (.1) dx dengan K adalah koefisien konduktivitas thermal yang biasanya dinyatakan dalam (watt/cm o K). Untuk batang penampang persegi panjang ( ab) K T watt...(.) l Q c Akan lebih mudah untuk memakai perbandingan luasan terhadap panjang (γ). Disini diandaikan bahwa λ tidak berubah terhadap temperatur, atau boleh juga bahwa nilai yang dipakai adalah nilai dalam jangka temperatur T. T+ T T Q c Q c a b l A ( ab ) l l Gambar.6 : erpindahan kalor dengan konduksi (Sumber : Oka Sugianto 006. Halaman : 10)

6 10.4. Kerugian Daya Joule Aliran arus listrik dalam sebarang tahanan diikuti oleh pembuangan energi listrik, dengan kata lain, transformasi energi listrik menjadi energi termal. embuangan energi ini akan menaikan temperatur bahan pengantar kecuali energi yang jumlahnya sama diambil oleh perpindahan kalor. Dengan hukum ohm, V=R. Laju pemanasan Joule adalah Q j V R (.3) Tahanan (R) ditentukan oleh ukuran bahan penghantar dan tahanan jenis bahan (ρ) dengan satuan ohm-cm. Kebalikan tahanan jenis adalah konduktivitas (σ) dengan demikian 1 (ohm-cm) -1 (.4) adalah Untuk batang persegi panjang yang ditunjukan Gambar.6, tahanan listrik l R ohm (.5) (ab) Arus listrik lebih mudah dinyatakan sebagai kecepatan(densitas) arus (J), yang berupa J amp/cm.(.6) A (ab) Maka Q j = j ( ab) watt.(.7)

7 Efek Seebeck Efek seebeck sudah lama dikenal oleh ahli teknik disebabkan oleh penggunaannya pada pengukuran temperatur secara termokople atau sepasang penghantar yang berbeda. Koefisien seebeck (α) disebut juga dengan daya thermoelektrik untuk suatu bahan relative terhadap bahan lainnya yang didefinisikan sebagai : dv dt volt/derajat.(.8) Diketahui bahwa tegangan seebeck tidak dipengaruhi oleh temperatur sekitar maupun oleh bahan yang dipakai untuk kawat-kawat penghubung peralatan( dalam hal ini tembaga). Dua bahan yang berbeda (katakanlah 1dan ) dibutuhkan untuk termokople, dan koefisien seebeck pada temperatur tertentu untuk gabungan tersebut ditentukan oleh: dv dt ) (..(.9) Apabila satu koefisien seebeck adalah positive dan yang laingnya negative terhadap bahan pembanding, koefisien gandengan(couple) adalah penjumlahan nilainilai numeriknya : dv dt volt/derajat...(.10).4.4 Efek eltier Bila arus listrik mengalir dari satu bahan penghantar ke bahan lainnya melalui satu sambungan seperti yang ditunjukan Gambar.7, energi dibawa oleh pembawa muatan kesambungan dari bahan A pada bagian kiri pada laju QA, dan energi dibawa dari sambungan ke bahan B pada bagian kanan pada laju QB. Karena tingkat energi pembawa muatan pada umumnya akan berbeda-beda pada kedua bahan tersebut, QA akan lebih besar atau lebih kecil dari QB. Untuk mempertahankan temperatur

8 1 sambungan yang konstan, kalor harus dipindahkan ke atau dari sekelilingnya seperti yang ditunjukan. Vab Q A Q B Bahan A Q j Bahan B Gambar.7 : Aliran arus melalui sambungan dua bahan yang berbeda (Sumber : Oka Sugianto, 006. Halaman : 14) erhatikan bahwa arah aliran arus yang ditunjukan adalah arah arus konvensional yang berlawanan dengan arah aktual aliran elektron, aliran ini dapat dibayangkan sebagai arah aliran lubang (hole), disini lubang diartikan sebagai lowongan yang ditinggalkan oleh pengambilan satu elektron. Tingkat energi dan dengan demikian, jumlah energi yang diangkut adalah fungsi setiap bahan, koefisien eltier didefinisikan sebagai Q watt/amp.(.11) Sambungan itu sendiri harus mempunyai tahanan listrik terhingga (finite) sehingga aliran arus melalui sambungan tersebut akan menghasilkan pembuangan daya joule yang biasa, yang besarnya sama dengan Rj atau VAB. Tentu saja proses ini tidak bersifat reversible, tetapi akan selalu merupakan konversi energi listrik menjadi energi kalor. eraca energi untuk sambungan mensyaratkan bahwa : Q j ( ) A B R j ( ) R = AB j...(.1)

9 13 Tegantung pada besaran relative πa dan πb, efek peltier dapat positif maupun negative. Efek peltier dapat dibalik oleh pembalikan arah aliran arus listrik. Akan tetapi, Q j akan mempunyai nilai maksimum untuk nilai efek peltier yang negative karena suku R selamanya positif..4.5 Efek Thomson Disebabkan oleh adanya pengacauan thermal pembawa muatan, sehingga memungkinkan untuk menciptakan gradient tegangan pada bahan yang homogeny bilamana terdapat gradient temperatur. ada gambar.8, diandaikan bahwa gradient tegangan yang dihasilkan oleh perbedaan temperatur adalah positif dalam arah yang sama dengan arah gradient temperatur tersebut. Koefisien Thomson untuk suatu bahan adalah : Q 1 Q Gambar.8 : aliran arus melalui bahan homogen dengan gradient temperature Q r 1 (Sumber : Oka Sugianto, 006. Halaman : 14) Jika laju energi Q 1, yang dipindahkan melalui penampang 1 oleh arus listrik, itu sama dengan Q, yang dipindahkan melalui penampang, neraca energi untuk bahan tersebut diantara penampang 1 dan mensyaratkan bahwa laju kehilangan kalor adalah : Q r V R T R...(.13)

10 14 Suku pertama pada sisi kanan merupakan kalor Thomson (atau tepatnya daya Thomson), dan suku kedua biasanya merupakan kehilangan kalor joule dengan mengacu pada gambar.8, aliran arus akan berlangsung dari temperatur yang lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah, seperti yang ditunjukan oleh bahan jenis -. erbedaan temperatur yang sama akan menciptakan perbedaan tegangan yang berlawanan dan aliran arus dari kanan ke kiri (berlawanan dengan arah aliran electron) pada bahan jenis..5 Efek Thermoelektrik Dalam Refrigerator Thermoelektrik Karena efek seebeck, eltier, dan Thomson bersifat reversible, susunan generator thermolektrik dapat dikonversi menjadi refrigerator thermoelektrik, dengan menggunakan persamaan yang digunakan sugiyanto (008) maka dapat diketahui beberapa nilai yang menyatakan unjuk kerja dari sistem thermoelektrik : D-D in a b Q H TH TH D D l TL Q L Gambar.9 : Rangkaian Refrigerator thermoelektrik (Sumber : Oka Sugianto, 006. Halaman : 1)

11 15 Bila kedua kaki refrigerator thermoelektrik pada gambar.9 diperhatikan, kalor dikonduksi melalui keduanya secara sejajar antara batas temperatur yang sama, dan arus listrik mengalir melalui keduanya secara berderet. Koefisien perpindahan kalor gabungan (K) untuk kedua kaki adalah : l A l A K..(.14) Tahanan listrik dalam gabungan (Ri) untuk kedua kaki adalah : i A l A l R.(.15) erbedaan temperatur yang dikenakan pada susunan termokople akan, tentu saja menghasilkan tegangan seebeck (α T) disamping tegangan-jatuh (R), jadi daya yang dibutuhkan dari sumber sama dengan : = α T + R watt..(.16) Kalor joule merupakan kerugian, dan akan didistribusikan secara merata pada kedua ujung. Jadi laju kalor yang dapat dipindahkan (dilepaskan/diserap) : R T K T Q L H 1 (.17) sebagai sebuah refrigerator, koefisien prestasi (CO) sebagai berikut : R T R T K T Q CO L L 1 (.18) ernyataan untuk daya pada persamaan diatas dapat diperiksa dengan penggunaan hukum pertama thermodinamika : Q H Q L..(.19)

12 16.6 Bahan-bahan Dalam Thermoelektrik Kesesuaian bahan-bahan yang di gunakan sebagai material semikonduktor terutama ditentukan oleh angka bajik (figure of merit) (Z). Semakin tinggi nilai ini akan semakin bagus bahan tersebut. ilai-nilai komponen Z tersebut dihubungkan melalui saling ketergantungannya pada konsentrasi pembawa muatan, electron, dan ion pada bahan. embawa muatan untuk sebagian konduksi ion bisa saja ion yang bermuatan positive maupun yang bermuatan negative yang mempunyai kekurangan maupun kelebihan elektron. Tabel.1 : Angka Bajik (figure of merit) dari beberapa tipe semikonduktor Material Type Temperature (c) Figure of merit Z BiTe3 5,5 x 10-3 BiTe3 5,5 x 10-3 bte 450 1,3 x 10-3 ZnSb 175 1,4 x 10-3 CeTe 450 1,7 x 10-3 MnTe 900 0,4 x 10-3 CeS ,8 x 10-3 AgSbTe 400 1,8 x 10-3 nas 700 0,7 x 10-3 Sumber: Snyder. E. Chemistry for thermoelectric Material. Chemical and Engineering ews.march Reprinted with permission of The American Chemical Society.6.1 Semikonduktor Semikonduktor mempunyai susunan pita energi yang mirip dengan pita energi isolator. ada suhu rendah, pita konduksi semikonduktor tida terisi oleh elektron. Sebuah modul termoelektrik tersusun dari pasangan-pasangan balok semikonduktor (thermocouple) berbahan Bismuth Telluride yang telah dikotori (doped). Semikonduktor Tipe- telah dikotori oleh bahan-bahan yang memberikan elektron tambahan, sehingga jumlah elektronnya menjadi berlebih. Sebaliknya pada semikonduktor Tipe- dikotori bahan-bahan yang mengurangi

13 17 jumlah elektron, sehingga terdapat lubang-lubang (holes) yang nantinya akan menerima elektron dari Tipe-. Ketika terjadi beda potensial, elektron-elektron yang mengalir dari semikonduktor tipe- ke tipe- akan menyerap energi kalor dari sisi dingin. Ketika elektron-elektron mengalir dari semikonduktor tipe- ke tipe- akan dilepaskan energi kalor ke sisi panas. Sehingga daerah di sekitar sambungan dingin akan menjadi dingin dan daerah di sekitar sambungan panas akan menjadi panas..6. Semikonduktor tipe- Semikonduktor tipe- dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe- karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat pada gambar.10. Gambar.10 : Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi lima menggantikan posisi salah satu atom silikon pada semikonduktor tipe- (Sumber : D.Chattopadhyay,1989.halaman :91)

14 Semikonduktor tipe- Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-, semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecif atom pengotor trivalen (aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe- karena menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor). Secara skematik semikonduktor tipe- digambarkan seperti terlihat pada gambar.11. Gambar.11 : Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi tiga menggantikan posisi salah satu atom silikon semikonduktor tipe- (Sumber : D.Cattopadhyay,1989.halaman : 93)

15 19.7 Arus Searah (DC/ Direct Current) Arus listik adalah muatan- muatan listrik statis baik positif maupun negatif yang bergerak, dimana pergerakan tersebut disebabkan karena adanya beda potensial. Arus listrik disebabkan oleh mutan listrik yang berpindah atau muatan listrik yang bergerak. Arus listrik mengalir dari potensial yang tinggi ke arah yang rendah, pada umumnya muatan yang bergerak adalah muatan listrik negatif atau elektron. Untuk melaksanakan pemindahan muatan listrik diperlukan medan listrik. DC adalah jenis listrik yang dibuat oleh baterai (dengan terminal positif dan negatif pasti), atau jenis muatan yang dihasilkan dengan menggosokkan beberapa jenis bahan terhadap satu sama lain. Gambar.1 Akumulator atau ACCU Akumulator atau ACCU adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai), yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel. Tiap sel baterai ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia (HSO4).

16 0 Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 1 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x = Voltase x Ampere = 1 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam..8 erpindahan Kalor ada Sistem Refrigerasi Thermoelektrik erpindahan kalor yang terjadi pada sistem refrigerasi thermoelektrik adalah secara konduksi, konveksi dan radiasi. erpindahan kalor yang terjadi secara konduksi berarti perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan molekul benda tersebut. Konduksi juga dapat dikatakan transfer energi dari benda yang memiliki energi lebih tinggi menuju benda dengan energy lebih rendah. ersamaan yang digunakan untuk perpindahan kalor konduksi dikenal dengan hukum fourier : T0 T1 q K. A X.(.0) Untuk mencari nilai tahanan thermal dari suatu material padat digunakan rumus : T0 T1 l R T q K. A.(.1) dimana : q = energy kalor (watt) K= Konduktivitas thermal (W/m.K)

17 1 A = Luas ermukaan (m ) x= Tebal penampang permukaan (m) T0= Temperatur yang lebih tinggi (K) T1= Temperatur yang lebih rendah (K) ilai minus (-) pada persamaan diatas menunjukan bahwa kalor selalu berpindah ke arah temperature yang lebih rendah. erpindahan panas Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi akibat adanya pergerakan molekul pada suatu zat, gerakan inilah yang menyebabkan adanya transfer kalor.konveksi sendiri dapat dibagi dua yaitu, konveksi bebas atau konveksi alami dan konveksi paksa.konveksi bebas atau alami terjadi akibat adanya pergerakan fluida akibat gaya apung (bouyancyforce) akibat perbedaan densitas fluida tersebut. erbedaan kerapatan dapat diakibatkan oleh pebedaan temperatur akibat proses pemanasan. Sedangkan konveksi paksa terjadi akibat adanya gaya luar seperti kipas (fan) atau pompa. ada perpindahan kalor konveksi berlaku hukum pendinginan newton yaitu : q h. A( Ts T ).(.) dimana : q= energy kalor (watt) h=koefisien perpindahan kalor konveksi(w/m K) A= luas area permukaan(m ) Ts= Temperatur permukaan (K) T = Temperatur ambient (K) Dari penggunaan sistem refrigerasi thermoelektrik sebagai pemanas perpindahan panas secara konveksi terjadi dari lingkungan menuju pelat dingin dimana pengambilan kalor dari lingkungan terjadi, selanjutnya terjadi perpindahan panas secara konduksi melalui pelat menuju elemen peltier dan kemudian menuju

18 pelat panas dimana nantinya kalor akan dilepaskan ke ruang pemanas secara konveksi. Dalam pengujian performansi dari sistem refrigerasi thermoelektrik yang digunakan akan diberikan beban refrigerasi berupa air untuk mengetahui performansi dari sistem yang digunakan. erpindahan kalor yang diterima oleh air sebagai beban refrigerasi adalah terjadi secara konduksi, karena media air yang dilalui oleh kalor tidak mengalami pergerakan (diam) dan kalor akan merambat secaca konduksi menuju bagian air paling bawah. + - in Qkonveksi Tc Qkonduksi Th Qradiasi Qkonveksi air Qkonduksi Gambar.13 Skema alat engujian Dimana proses yang yang terjadi adalah kalor dari lingkungan akan diserap melalui sisi plat dingin (Tc) dan kemudian di buang pada ruang pemanas melalui sisi plat panas (Th). Kalor yang dilepaskan pada ruang pemanas kemudian akan ditransfer ke air sebagai media beban refrigerasi.

19 3 Dengan mengetahui besarnya perubahan temperatur air dari temperatur awalnya maka dapat diketahui laju pemanasan ( digunakan dengan persamaan berikut: Q H ) yang terjadi dari alat yang m. c p. T Q H (watt)...(.3) t Jika sistem refrigerasi thermoelektrik digunakan sebagai pemanas maka T merupakan selisih antara temperatur air akhir dengan temperatur air awal..9 erformansi Sistem Refrigerasi Thermoelektrik Dalam pengukuran performa dari suatu sistem refrigerasi thermoelektrik dapat dikaji dari perbandingan antara energi listrik yang diberikan terhadap perubahan temperatur pelat, kemudian dapat merupakan perbandingan dari energi yang dilepaskan dari pelat menuju media beban refrigerasi. Listrik(Q in) elat air Q Q pelat in Q Q air pelat Daya yang diberikan merupakan perkalian dari tegangan (V) dan arus listrik yang mengalir ke system (), dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: in = V. (watt).(.4)

20 4 Dari energi listrik yang diberikan akan mengoperasikan elemen peltier dan akan terjadi perubahan temperatur pada pelat, sehingga laju pelepasan kalor pada pelat dapat diketahu dengan persamaan berikut: Q H T H 1 KT R..(.5) Dimana, = arus listrik (ampere) α = koefisisen seebeck (volt/k) TH = Temperatur pelat panas (K) K = Koefisien perpindahan kalor gabungan T = beda temperatur pelat panas dan pelat dingin (K) R = Tahanan listrik gabungan (ohm) Kalor yang yang ditransfer menuju air sebagai media beban refrigerasi akan mengakibatkan berubahnya temperatur air sehingga kalor yang diserap air dapat diketahui dengan persamaan berikut: Q HW m. c. T p t..(.6) Dimana, m = massa air (Kg) Cp = kalor spesifik air (KJ/Kg.K) t = waktu (dt) Dari persamaan diatas dapat diketahui efisiensi dari energi listrik yang diberikan kepada pelat dengan persamaan berikut:

21 5 pelat Q Q pelat in.(.7) Kemudian efisiensi dari pelat terhadap air beban refrigerasi dapat ditentukan dari persamaan berikut: pelatair Q Q air pelat..(.8) Untuk nilai CO sistem refrigerasi thermoelektrik dapat ditentukan dengan persamaan berikut : Q CO Q air in.(.9)

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan peralisasian pemanfaatkan modul termoelektrik generator untuk mengisi baterai ponsel. Teori teori yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY CHAPTER I PREFACE 1.1 Historical- Background Pada 1.2 Problem Identification 1.3 Objective 2.1 Historical of Thermoelectric CHAPTER II BASE OF THEORY Termoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1821,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas (pendingin atau pemanas termoelektrik), dan energi panas menjadi listrik

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC)

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC) BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC) Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan kebutuhan energi listrik semakin besar. Namun, energi listrik yang diproduksi masih belum memenuhi

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh BAB II DASAR EORI 2.1 PROSES ELEKROFORESIS Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh muatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik 3. Pergerakan ini dapat dijelaskan

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik Purnami1 *, Widya Wijayanti1 dan Sidiq Darmawan1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik. BAB II DASAR TEORI 2.1 Termoelektrik 2.1.1 Sejarah Singkat Termoelektrik Efek termoelektrik merupakan subjek paling penting dalam ilmu fisika di bidang benda padat. Efek utama yang digunakan adalah efek

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain 1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengkonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas dan energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik),

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt Listrik Dinamis 1 AUS LISTIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

AGUS PUTRA PRASETYA

AGUS PUTRA PRASETYA KAJI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEATSINK DENGAN SISTEM CASCADE THERMOELEKTRIK TEC 12706 AGUS PUTRA PRASETYA 2108030028 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka, akan dibahas mengenai pendingin termoelektrik, energi surya, beban pendingin, dan perpindahan kalor yang mendukung penulisan skripsi ini. 2.1 Pendingin Termoelektrik

Lebih terperinci

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MIKROELEKTRONIKA Gejala Transport dalam Semikonduktor D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MOBILITAS & KONDUKTIVITAS Gambaran gas elektron dari logam Bagian yang gelap menyatakan bagian yang mempunyai

Lebih terperinci

Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik)

Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik) Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik) 1. Pengertian Termoelektrik Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah

Lebih terperinci

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke

Lebih terperinci

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani Arus dan Hambatan Oleh: Ahmad Firdaus 201221049 Rakhmat Andriyani 201221034 Arus Listrik Adalah arus elektron dari satu atom ke atom disebelahnya 1 ampere adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: kristal semikonduktor intrinsik dan kristal semikonduktor ekstrinsik. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA 2.1 Konsep Dasar Thermodinamika Energi merupakan konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisa teknik. Sebagai gagasan dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR 3.1 KONSEP DESAIN Pada desain alat ini, digunakan temperatur cool box tanpa beban, sekitar 2-5 0 C sebagai acuan. Desain ini juga merupakan perbaikan dari desain sebelumnya.berdasarkan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. Soal-soal latihan ismillahirrahmaannirrahiim Katakan pada hati kalian bahwa aku bisa dengan pertolongan llah SWY, karena sesunggungnyaa llah SWT itu dekat dan sesuai pesangkaan hamba-nya I. Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Fenomena termoelektrik menunjukan adanya hubungan antara perbedaan temperatur (temperature gradient) pada kedua ujung suatu konduktor atau semikonduktor dan munculnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi. HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) ZAHROTUN NISA 1413100014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07 Xpedia Fisika D SMT 07 Doc. ame: XFIS9912 Version: 2012-07 halaman 1 Untuk soal nomor 1 s.d. 3: ertanyaan merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang longitudinal bergerak melalui air dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Komponen utama mobil hybrid Sumber:www.bengkelmasboy.com

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Komponen utama mobil hybrid Sumber:www.bengkelmasboy.com BAB II DASAR TEORI 2.1 SISTEM HIBRID Mesin pendorong mobil berteknologi hybrid memiliki dua mesin yang berbeda yaitu memiliki satu unit mesin besin atau diesel dan sebuah mesin elektrik atau bisa disebut

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Daniel Sidabutar NIM : 41313110087

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT Ahmad Khoiri, Nur Afni Sari, Vivi Noviyanti Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Noviyantivivi91@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I Bab ini hanya akan membahas Sistem Tertutup (Massa Atur). Energi Energi: konsep dasar Termodinamika. Energi: - dapat disimpan, di dalam sistem - dapat diubah bentuknya

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN Muhammad Gilang Satria* Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila* Abstrak Teknologi termoelektrik

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani Bab 1 Bahan Semikonduktor By : M. Ramdhani Tujuan instruksional : Mengerti sifat dasar sebuah bahan Memahami konsep arus pada bahan semikonduktor Memahami konsep bahan semikonduktor sebagai bahan pembentuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

WinHEC /15/2015. Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II

WinHEC /15/2015. Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II Materi Pengenalan elektronika Dasar Pertemuan ke II 1 Pembahasan Materi : Struktur atom Struktur atom bahan semikonduktor Struktur atom silikon dan germanium Sifat Konduktor, isolator dan semikonduktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Energetika dalam sistem kimia

Energetika dalam sistem kimia Thermodinamika - kajian sainstifik tentang panas dan kerja. Energetika dalam sistem kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@ugm.ac.id I. Energi: prinsip dasar A. Energi Kapasitas untuk melakukan kerja Ada

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana ELEKTRONIKA Materi 4 : Fisika Semikonduktor Oleh: I Nyoman Outline Konduktor Inti atom Elektron bebas Semikonduktor Atom silikon Ikatan kovalen Penyatuan valensi Hole Rekombinasi & lifetime Semikonduktor

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Statis - Soal Doc Name: RK13AR12FIS0201 Version: 2016-10 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluarkan dari benda netral maka benda itu menjadi bermuatan...

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR Oleh : HAOLIA RAHMAN 0606042020 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI GENERATOR TERMOELEKTRIK YANG TERSUSUN DARI RANGKAIAN SERI DELAPAN ELEMEN TERMOELEKTRIK UNTUK CHARGER HANDPHONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas

Lebih terperinci

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan Nama : Ahmad Sulaiman NIM : 5202414055 Rombel :2 PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan energi yang berpindah antar

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL Disusun Oleh : Brigita Octovianty Yohana W 125100601111030 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 Ravendi Ellyazar 125100600111006 Riyadhul

Lebih terperinci