PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 GENERATOR TERMOELEKTRIK YANG TERSUSUN DARI RANGKAIAN SERI DELAPAN ELEMEN TERMOELEKTRIK UNTUK CHARGER HANDPHONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Disusun oleh: Sihol Mardongan Simanungkalit NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

2 THERMOELECTRIC GENERATOR COMPOSED OF CIRCUIT SERIES OF EIGHT ELEMENTS THERMOELECTRIC FOR HANDPHONE CHARGING FINAL PROJECT PRESENTED AS PARTIAL FULFILLEMENT OF REQUIREMENT TO OBTAIN THE SARJANA TEKNIK DEGREE IN MECHANICAL ENGINEERING By: Sihol Mardongan Simanungkalit NIM : MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2013 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 INTISARI Tugas akhir ini dibuat untuk mengatasi masalah dalam pengisian baterai handphone ketika masyarakat yang berada didaerah terpencil yang belum teraliri listrik Alternating Current (AC) PLN. Didaerah perkotaan dan desa-desa yang sudah maju energi listrik sangat mudah didapatkan, tetapi di daerah-daerah terpencil yang belum terdapat jaringan listrik tidak mudah didapatkan atau bahkan tidak tersedia. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini untuk menjajaki kemungkinan penggunaan thermoelektrik sebagai pembangkit energi listrik untuk membantu pengisian baterai handphone dengan memanfaatkan sumber panas api pada sisi panas dan penggunaan air pada sisi dingin. Alat ini terdiri dari modul thermoelektrik TEC sebanyak 8 buah tersusun seri yang dapat mengkonversikan energi panas dan dingin menjadi pembangkit energi listrik DC. Thermoelektrik ini berbahan bismuth telluride dan berukuran 4cm x 4cm. Alat ini menggunakan plat alumunium sebagai medium perambatan panas yang bersentuhan ke sisi panas termoelektrik. Sisi dingin menggunakan bak penampung berbahan alumunium yang dialiri air. Perbedaan temperatur pada kedua sisi termoelektrik mengakibatkan munculnya energi listrik. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah generator thermoelektrik dengan rangkaian seri dapat digunakan untuk pengisian baterai handphone (charger). Selisih suhu antara sisi panas dan sisi dingin dari thermoelektrik generator saat keadaan steadi adalah : (a) 25,4 ᴼC untuk debit 1,5 liter/menit (b) 22 ᴼC untuk 1,9 liter/menit (c) untuk debit 0,8 liter/menit tidak dicapai keadaan steadi, suhu cenderung meningkat dan mencapai ΔT = 66,8ᴼC setelah 34 menit. Pada tegangan kerja sekitar 5 volt, nilai arus listrik yang dihasilkan termoelektrik generator saat keadaan stedi adalah : (a) 152,1 ma untuk debit 0,8 liter/menit (b) 135 ma untuk debit 1,5 liter/menit (c) 108,2 ma untuk debit 1,9 liter/menit. vii

8 MOTT0 Berpikir logis akan membawa kamu dari A ke B. Imajinasi akan membawa kamu kemanapun Albert Einstein Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mancintailah bagaikan tak pernah tersakiti. Menarilah bagaikan tak seorangpun sedang menonton Mark Twain Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak Amsal 12:15 viii

9 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan izinnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari selama proses penyusunan Tugas Akhir ini ada banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun semua itu dapat dilalui berkat bantuan semangat dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-nya sehingga Tugas Akhir ini berjalan dengan lancar. 2. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ir. Petrus Kanisius Purwadi M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberi motivasi selama kuliah dan proses penyelesaian Tugas Akhir ini. 4. Seluruh Dosen dan karyawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Keluargaku bapak dan ibuku atas cinta, kasih sayang kalian yang tak penah henti-hentinya mendoakan dan memberi semangat. 6. Abang dan kakakku serta semua keponakanku atas semua doa-doa kalian. 7. Florentina Eki Supra Bawati atas cinta, doa dan semangat yang tak putus. ix

10 8. Sahabat sahabat terbaik (ady, item, buser, ryan, samy) atas semangat dan kebersamaan. 9. Keluarga besar Persaudaraan Beladiri Prisai Sakti Mataram (PSM) Demangan atas dukungan dan doa. 10. Seluruh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Sekian dan Terimakasih. Yogyakarta, 12 Agustus 2013 Penulis x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN JUDUL (INGGRIS).... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.... INTISARI.... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Manfaat... 4 BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Dasar Teori Perpindahan Kalor Konduksi... 6 xi

12 2.1.2 Perpindahan Kalor Konveksi Thermoelektrik Efek Seebeck Efek Peltier Efek Thomson Thermoelektrik Generator (TEG) Arus dan Tegangan IC TINJAUAN PUSTAKA BAB III. PERANCANGAN ALAT, PROSES PEMBUATAN ALAT DAN METODE PENELITIAN Perancangan Alat Penjelasan Cara Kerja Charger Handphone Skema Pengujian Alat Penjelasan Cara Kerja Proses Pembuatan alat Bahan Rancangan, Bahan Penelitian, dan Alat-alat yang digunakan Sarana dan Alat-alat yang digunakan Langkah-langkah Pengerjaan Persiapan Pengerjaan Metodologi Penelitian xii

13 3.3.1 Skematis Pengujian Variasi Penelitian Peralatan Cara Memperoleh Data Cara Mengolah dan Menganalisa Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengambilan Data Penelitian Data Penelitian Variasi I Data Penelitian Variasi II Data Penelitian Variasi III Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Hasil Variasi Debit Air I Tabel 4.2 Data Hasil Variasi Debit Air II Tabel 4.3 Data Hasil Variasi Debit Air III xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skema Rangkaian Peltier... 3 Gambar 2.1 Perpindahan Kalor secara Konduksi Gambar 2.2 Perpindahan Kalor secara Konveksi... 9 Gambar 2.3 Termoelektrik Gambar 2.4 Skema Termoelektrik Generator Gambar 2.5 IC Gambar 3.1 Rancangan Charger HP Gambar 3.2 Detil Pembangkit Listrik Termoelektrik Gambar 3.3 Skema pengujian Alat Gambar 3.4 Bak penampung Air Gambar 3.5 Rangka Gambar 4.1 Hubungan antara Selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit Gambar 4.2 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit Gambar 4.3 Hubungan antara Arus dan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit.. 31 Gambar 4.4 Hubungan antara selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit Gambar 4.5 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit Gambar 4.6 Hubungan antara Arus dan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit.. 34 xv

16 Gambar 4.7 Hubungan antara selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 1,9 liter/menit Gambar 4.8 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 1,9 liter/menit Gambar 4.9 Hubungan antara Arus dan Waktu pada debit air 1,9 liter/menit.. 37 Gambar 4.10 Hubungan antara ΔT dan Waktu dengan variasi berbagai debit air Gambar 4.11 Hubungan antara Tegangan (V) dan Waktu dengan berbagai debit air Gambar 4.12 Hubungan antara Arus (ma) dan Waktu dengan variasi berbagai debit air xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Salah satu alat yang sangat populer digunakan oleh masyarakat adalah telepon genggam yang sering disebut handphone. Jumlah penggunaan handphone pada tahun 2013 mencapai dengan tingkat prosentase sebesar 53% pertahunnya, yang berarti penggunaan handphone meningkat sebanyak setiap tahunnya (Tribunnews.com, 2013). Handphone merupakan alat komunikasi yang saat ini paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan handphone seakan tidak bisa digantikan dengan alat komunikasi lainnya karena sifatnya yang praktis dan dapat dibawa kemana-mana. Penggunaan handphone secara terus-menerus tentu mengurangi sumber daya pada baterai yang digunakan, sehingga perlu dilakukan charging baterai handphone. Charging baterai handphone biasanya menggunakan adaptor yang dihasilkan dari sumber daya Alternating Current (AC) PLN yang ada di rumahrumah. Pengguna handphone belum tentu berada di rumah atau di tempat yang menyediakan sumber daya AC serta terjadinya pemadaman listik di rumah. Demikian juga terjadi saat pengguna berada di daerah terpencil atau di pegunungan yang tidak tersedia sumber listrik. Krisis energi yang terjadi saat ini menjadi masalah besar bagi manusia pada umumnya. Energi tak terbarukan yang semakin habis cadangannya, 5

18 6 sementara kebutuhan manusia akan energi tak terbarukan cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teknologi untuk mengatasi krisis energi. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini, membuat manusia mulai berfikir untuk menciptakan suatu piranti yang dapat mengatasi krisis energi tersebut dengan mengembangkan alat-alat untuk mengatasi krisis energi dengan teknologi tepat guna. Media yang menarik untuk mengatasi penyediaan sumber daya listrik adalah termoelektrik. Teknologi termoelektrik merupakan sumber alternatif dalam menjawab kebutuhan energi tersebut. Termoelektrik adalah salah satu piranti yang dapat mengkonversi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya energi listrik menjadi panas. Pada prinsipnya termoelektrik dalam mengkonversi panas menjadi energi listrik dengan menggunakan efek Seebeck. Saat ini termoelektrik banyak digunakan sebagai alat untuk pendinginan atau pemanas yang jarang digunakan sebagai pembangkit listrik. Krisis energi tersebutlah yang mendasari dilakukannya penelitian ini, sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi krisis energi yang terjadi saat ini dengan menggunakan termoelektrik sebagai pembangkit listrik untuk charger handphone Tujuan Tujuan tugas akhir ini adalah : 1. Merancang dan membuat peralatan generator termoelektrik untuk charger handphone mempergunakan 8 termoelektrik dengan rangkaian seri. 2. Mengetahui pengaruh debit aliran air terhadap selisih suhu antara sisi panas dan suhu sisi dingin dari peralatan termoelektrik generator.

19 7 3. Mengetahui pengaruh debit aliran air terhadap arus listrik yang dihasilkan Perumusan Masalah Direncanakan merancang charger handphone dengan menggunakan 8 peltier. Susunan peltier adalah seri seperti yang tertera pada Gambar 1.1 Sumber panas berasal dari api berbahan bakar spiritus, sisi dingin bersentuhan dengan bak penampung berisi air. Keterangan : = = peltier Gambar 1.1. Skema rangkaian peltier 1.4. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi : 1. Merancang dan membangun alat generator dengan menggunakan elemen termoelektrik. Alumunium heatsink sebagai media penghantar panas pada sisi panas dan bak alumunium berisi air sebagai pendingin pada sisi dingin 2. Penggunaan api sebagai sumber panas (diasumsikan panasnya konstan) 3. Penggunaan Amperemeter dan voltmeter digital sebagai pengukur dan tegangan yang dihasilkan alat generator termoelektrik.

20 8 4. Elemen peltier yang digunakan sebanyak 8 buah yang dirangkai seri. Kondisi 8 elemen peltier sama Manfaat 1. Membantu pemecahan masalah pada masyarakat di daerah terpencil yang belum terjangkau aliran listrik. 2. Memberikan kemudahan bagi masyarakat ketika komunikasi mereka terputus karena baterai habis, dapat menggunakan alat ini tanpa harus menggunakan aliran listrik dari PLN. 3. Membuat model pembangkit tenaga listrik dengan termoelektrik 4. Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya untuk menyempurnakan rancangan ini sehingga didapat rancangan yang memiliki nilai guna dan efisien yang tinggi.

21 BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR TEORI Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berasal dari kata calonc, ditemukan oleh ahli kimia Prancis bernama Antonie Laurent Lavoiser ( ). Kalor juga merupakan energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Kalor memiliki satuan kalori (kal) dan kilo kalori (kkal). Dari hasil percobaan yang sering dilakukan, besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada massa zat, jenis zat, dan perubahan suhu. Teori kalor dasar yaitu : 1. Kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas 2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan 3. Kalor adalah suatu bentuk energi 4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik Perpindahan panas (kalor) adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan temperatur. Apabila dua benda yang berbeda temperatur saling bersinggungan, maka panas akan mengalir dari benda yang memiliki temperatur 9

22 10 tinggi ke benda yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Mekanisme perpindahan panas yang terjadi dapat berupa konduksi, konveksi, dan radiasi Perpindahan Kalor Konduksi Perpindahan kalor konduksi adalah proses dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur lebih tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah di dalam suatu medium (padat, cair, atau gas). Dalam aliran kalor konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Berlangsungnya konduksi panas melalui zat dapat diketahui oleh perubahan temperatur yang terjadi. Konduksi thermal pada logam-logam padat terjadi akibat gerakan elektron yang terikat dan konduksi thermal mempunyai hubungan dengan konduktivitas listrik. Ditinjau dari sudut teori molekuler, yakni benda atau zat terdiri dari molekul, pemberian panas pada zat menyebabkan molekul itu bergetar. Getaran ini makin bertambah jika panas ditambah, sehingga tenaga panas berubah menjadi tenaga getaran. Molekul yang bergetar ini tetap pada tempatnya tetapi getaran yang lebih hebat ini akan menyebabkan getaran yang lebih kecil dari molekul di sampingnya, bertambah getarannya, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya getaran molekul pada bagian lain benda itu akan naik dan kita lihat bahwa panas berpindah ke tempat lain. Jadi pada konduksi panas, tenaga panas dipindahkan dari satu partikel zat ke partikel disampingnya berturut turut sampai mencapai bagian lain zat yang bertemperatur lebih rendah.

23 11 Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul, sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul. Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain: perpindahan kalor pada logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku. Laju perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradien suhu. q A T 1 T 2 ΔX Gambar 2.1 Perpindahan Kalor Secara Konduksi Dinyatakan dengan rumus : -q = k A (dt / dx)... (2.1.a) q = k A ( T / X)... (2.1.b) q = k A (T 1 -T 2 ) X... (2.1.c) Pada persamaan (2.1) : q = laju aliran kalor konduksi (W) T 1 = suhu dinding kiri ( o C) T 2 = suhu dinding kanan ( o C) X = tebal plat (m) A = luas permukaan plat yang tegak arah perpindahan kalor (m 2 )

24 12 Tanda (-) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika yaitu Kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperatur (Holman,1986) Perpindahan Kalor Konveksi Konveksi ialah proses perpindahan panas langsung melalui perpindahan massanya. Proses perpindahan kalor secara konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena itu konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi dinyatakan dengan rumus: q= h A ( T s -T )...(2.2) Pada persamaan (2.2) : q = energi kalor (W) h = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m 2 K)

25 13 A = luas permukaan (m) T s = suhu permukaan (T) T = suhu fluida Perbedaan perpindahan kalor secara konveksi dengan perpindahan kalor secara konduksi adalah melalui media yang bergerak seperti fluida. aliran Arus bebas u T u q dinding T w Gambar 2.2 Perpindahan Kalor Secara Konveksi ( sumber: Holman, J.P, 1993, Perpindahan kalor) Suhu plat ialah T w dan suhu fluida T. Kecepatan aliran adalah seperti tergambar, yaitu nol pada muka plat sebagai akibat aksi kental viskos. Oleh karena kecepatan lapisan fluida pada dinding adalah nol, maka disini kalor hanya dapat berpindah dengan cara konduksi saja Termoelektrik Teknologi termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan mengkonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Termoelektrik terbuat dari solid state material (material zat padat)

26 14 yang dapat mengkonversi energi dari perbedaan temperatur ke beda potensia l (efek Seebeck), atau sebaliknya (efek Peltier). Pada skala atom, perbedaan temperatur menyebabkan muatan pembawa berdifusi dari permukaan panas menuju ke permukaan dingin. Efek termoelektrik dapat dibagi berdasarkan tiga kelompok, yakni: efek Seebeck, efek Peltier, dan efek Thomson. Pada dasarnya prinsip kerja alat ini sama seperti mesin panas. Pada mesin diesel maupun mesin bensin, energi yang ada pada bahan bakar dirubah menjadi tekanan uap yang mampu menggerakkan piston. Prinsip yang sama terjadi pada piranti temoelektrik yang mampu merubah perbedaan temperatur menjadi beda potensial, yang dapat menghantarkan arus listrik. Hubungan yang sama juga terdapat pada mesin pendingin, dimana beda potensial dapat menyebabkan perbedaan temperatur pada kedua sisi piranti termoelektrik. Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai. Prinsip kerja dari termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain.

27 15 Gambar 2.3 Termoelektrik Efek Seebeck Jika dua buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya,kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Seebeck sehingga disebut efek Seebeck atau umumnya dikenal dengan nama prinsip termokopel. Tegangan yang dihasilkan ini sebanding dengan perbedaan temperatur diantara dua junction. Semakin besar perbedaan temperatur, semakin besar tegangan diantara junction. Dari fenomena ini, kita dapat menentukan koefisien Seeback, yaitu: Koefisien Seebeck disimbolkan dengan huruf S (ada pula yang menyimbolkannya dengan α). Metal memiliki koefisien Seebeck yang kecil, hal ini disebabkan metal konduktor memiliki pita konduksi setengah penuh, berbeda dengan semikonduktor yang memiliki pita konduksi kosong, dan lagi semikonduktor

28 16 dapat kita doping (dadah) agar sifat listriknya meningkat. Tanda positif atau negatif dari koefisien Seebeck dipengaruhi oleh muatan pembawanya. Jika perbedaan temperatur disimbolkan oleh T dan beda potensial yang dihasilkan adalah V, maka koefisien Seebeck dituliskan, S = V T...(2.3) Koefisien Seebeck merupakan parameter yang sangat penting untuk mengetahui efisiensi dari bahan termoelektrik Efek Peltier Efek Peltier diambil dari nama Jean-Charles Peltier, seorang fisikawan Perancis yang menemukan efek kalorik dan arus listrik pada sambungan dua material logam yang berbeda pada tahun Koefisien ini menggambarkan seberapa banyak panas yang dialirkan tiap muatan listrik. Walaupun arus listrik terus diberikan pada rangkaian, perbedaan temperatur akan menemukan nilai yang konstan. Hal yang menarik adalah efek yang diberikan pada saat transfer panas bergantung dari polaritas arus yang diberikan, membalikkan arah arus listrik dapat merubah arah transfer panas ke bagian yang lain. Pendingin Peltier juga dapat disebut Thermoelectric Cooler (TEC). Ketika arus listrik diberikan pada rangkaian, panas dipindahkan dari T C (sisi dingin) dan diserap pada T H (sisi panas). Panas Peltier yang diserap pada T H setiap waktu adalah, Q =Π AB I = ( Π B Π A )I...(2.4)

29 17 dimana Π adalah koefisien Peltier Π AB dari piranti yang digunakan serta Π A dan Π B adalah koefisien dari setiap material. Silikon tipe-p memiliki koefisien Peltier positif dan silikon tipe-n memiliki koefisien Peltier negatif Efek Thomson Efek Thomson telah diprediksi dan diamati oleh William Thomson (Lord Kelvin) pada tahun Efek ini menggambarkan pemanasan atau pendinginan dari konduktor berarus listrik dengan perbedaan temperatur. Setiap konduktor berarus listrik (kecuali superkonduktor) jika memiliki perbedaan temperatur antara dua titik, akan menyerap atau memancarkan panas, tergantung pada material. Dalam logam seperti seng dan tembaga, jika dia lebih bersuhu panas pada potensial yang lebih tinggi dan bersuhu dingin pada ujung potensial yang lebih rendah, ketika arus bergerak dari ujung panas ke ujung dingin, arus bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi, sehingga ada emisi panas. Hal ini disebut efek Thomson positif. Dalam logam seperti kobalt, nikel, dan besi, yang memiliki ujung dingin pada potensial yang lebih tinggi dan ujung panas pada potensial yang lebih rendah, ketika arus bergerak dari ujung panas ke ujung dingin, arus bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi, ada penyerapan panas. Efek Seebeck merupakan perpaduan dari efek Peltier dan efek Thomson. Pada tahun 1854 Thomson menemukan dua hubungan baru, sekarang bisa kita sebut dengan hubungan Thomson atau hubungan Kelvin, antara koefisien yang saling berhubungan. Jika T merupakan temperatur mutlak maka, Π =S. T...(2.5)

30 18 persamaan inilah yang telah diprediksi oleh efek Thomson. Mereka berhubungan dengan koefisien Thomson μ dengan hubungan, μ = T ds dt...(2.6) Thermoelectric Generator ( TEG ) Pembangkit termoelektrik (TEG) adalah suatu pembangkit listrik yang didasarkan pada efek Seebeck,yang pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh Thomas Johan Seebeck, ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam tersebut diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan jarum tersebut ternyata bergerak. Hal ini terjadi oleh karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet, medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas tersebut. Fenomena tersebut kemudian di kenal sebagai effect Seebeck. Gambar 2.4 Skema Termoelektrik Generator

31 19 Skema termoelektrik generator terdiri dari susunan elemen tipe-n ( material dengan kelebihan electron) dan tipe p (material dengan kekurangan electron) panas masuk pada satu sisi dan dibuang pada sisi yang lainnya, menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambungan termoelektrik. Besarnya tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperature. Daya yang dihasilkan oleh TEG sangat bergantung pada perbedaan temperatur yang didapatkan, semuanya ini juga berhubungan dengan efisiensi dari termoelektrik itu sendiri. Jika perbedaan temperaturnya semakin besar maka daya keluarannya juga ikut besar hingga titik maksimum efisiensi peltier tersebut. Jadi kemungkinan walau perbedaan temperaturnya sangat besar tetapi daya yang dihasilkan lebih kecil. Nilai efisiensi modul termoelektrik dapat ditingkatkan dengan cara memberi penggunaan heatsink, fan, atau bak air diatas sisi dingin modul untuk menjaga perbedaan temperatur dengan sisi panasnya Arus dan Tegangan Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Arus listrik dapat terjadi karena adanya aliran electron dimana tiap electron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunyai benda bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron dan sebaliknya jika kita memiliki benda bermuatan positif berarti benda tersebut kekurangan elektron. Derajat termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Muatan sebuah elektron sering dinyatakan dengan simbol q atau e, dinyatakan dengan satuan coulomb.

32 20 Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron dalam jumlah yang sangat besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke kanan dan ke kiri sama besar maka seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi jika ujung sebelah kanan kawat menarik elektro sedangkan ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi aliran elektron ke kanan (tetapi dalam hal ini disepakati bahwa arah arus bergerak berlawanan, yakni ke kiri). Aliran elektron ini yang selanjutnya disebut aliran listrik. Arus listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Arus searah (Direct Current / DC), yaitu arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu. Arus bolak-balik (Alternating Current / AC), yaitu arus yang mempunyai nilai berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk periode waktu tertentu Simbol arus adalah I (berasal dari bahasa Perancis : intensite). Sedangkan satuan arus adalah Ampere. Persamaan matematik untuk arus adalah : I = Q/T...(2.7) Pada persamaan (2.7) : I = Arus listri dalam Ampere Q = Muatan Listrik dalam Coulomb T = Waktu dalam detik Tegangan adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial

33 21 sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Terdapat dua cara memandang beda potensial, yaitu : 1. Tegangan turun/voltage drop Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah. 2. Tegangan naik/voltage rise Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi. Simbol tegangan adalah V (voltage). Sedangkan Satuan Internasional untuk tegangan adalah Volt. Persamaan matematik untuk tegangan adalah: V= I.R...(2.8) Pada persamaan (2.8) : V = Tegangan dalam Volt (V) R = Resistansi dalam Ohm (Ω) I = Arus dalam Ampere (A) IC 7805 IC 7805 adalah regulator tegangan sirkuit terpadu. IC 7805 merupakan bagian dari seri 78xx regulator tegangan linier IC tetap. Sumber tegangan di sirkuit mungkin memiliki fluktuasi dan tidak akan memberikan output tegangan tetap. Para regulator tegangan IC mempertahankan tegangan keluaran pada nilai konstan. Nilai xx di 78xx menunjukkan tegangan output tetap, 7805 dirancang untuk menyediakan output 5 V diatur power supply. Kapasitor nilai yang sesuai

34 22 dapat dihubungkan pada pin input dan output tergantung pada tingkat tegangan masing-masing. Gambar 2.5 IC TINJAUAN PUSTAKA Dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali alat digunakan untuk menunjang aktifitas kita termasuk dalam berkomunikasi jarak jauh, salah satunya telepon genggam yang disebut handphone. Penggunaan handphone secara terus menerus tentu mengurangi sumber daya pada baterai yang digunakannya. Untuk itu perlu dilakukan charging baterai handphone yang biasanya menggunakan adaptor yang menggunakan sumber daya ac dari PLN yang ada di rumah-rumah. Salah satu alat yang dapat membantu proses charging tersebut dengan memanfaatkan suatu elemen peltier sebagai pembangkit energi listriknya. Penelitian tentang penggunaan termoelektrik generator telah dilakukan beberapa peneliti. Ardian Roekettino (2008) melakukan penelitian tentang termoelektrik generator dengan mempergunakan dua belas modul termoelektrik yang diaplikasikan untuk kendaraan hibrid. Pengujian dilakukan untuk

35 23 mempelajari karakteristik alat secara realita melihat kelebihan dan kekurangan alat. Samuel Hendrata (2005) melakukan penelitian tentang termoelektrik sebagai salah satu cara alternatif pembangkit listrik dari energi panas. Penggunaan peralatan ini ditujukan terutama untuk daerah terpencil yang belum terdapat aliran listrik. Dalam penelitian ini sumber panas yang dipergunakan diambil dari energi surya dan proses pendinginan termoelektrik generator dilakukan dengan mempergunkan heatsink. Lia Muliani dkk. (2003) merancang dan meneliti refrigerator mini menggunakan tenaga surya. Perancangan unit pendingin yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem thermoelektrik yang memanfaatkan efek peltier. Sumber arus berasal dari sel surya, yang kemudian digunakan untuk mencharge baterai. Baterai inilah yang kemudian dihubungkan langsung dengan unit pendingin.

36 BAB III PERANCANGAN ALAT, PROSES PEMBUATAN ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian mempunyai skematik susunan seperti tersaji pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2. Gambar 3.1 Rancangan Charger HP Gambar 3.2 Detil pembangkit listrik termoelektrik 20

37 Cara Kerja Charger HP Cara kerja charger hp ini sama dengan charger hp yang lain, hanya saja sumber energinya tidak berasal dari sumber daya Alternating Current (AC) PLN, tetapi dari hasil efek termoelektrik yang telah dirangkai. Pada sisi panas termoelektrik digunakan sumber api dan di sisi dingin termoelektrik di digunakan air sebagai sumber pendinginnya. Untuk menyerap panas api menggunakan plat atau heatsink yang digunakan adalah heatsink alumunium. Material ini dipilih dengan pertimbangan memiliki karakteristik penghantar yang baik dengan konduktivitas termal sebesar 202 W/m o c atau 237 W/m K. Masih banyak bahan yang memiliki nilai konduktor thermal bahan yang lebih tinggi dari aluminium seperti emas dan perak. Akan tetapi dari segi ekonomi, alumunium lebih murah dan terjangkau dibandingkan emas dan perak. Mekanisme perpindahan panas yang terjadi pada termoelektrik generator ini yaitu perpindahan panas konduksi dan perpindahan panas konveksi. Proses perpindahan panas konveksi terjadi dari panas api ke plat alumunium, dari plat alumunium ke sisi panas termoelektrik dan sisi dingin termoelektrik ke bak air terjadi perpindahan panas konduksi dan perpindahan panas konveksi terjadi dari bak ke air yang mengalir.

38 Skema Pengujian Alat Skema pengujian alat dalam penelitian tersaji pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Skema pengujian Alat Penjelasan Cara Kerja Untuk mengalirkan air ke alat diperlukan adanya pompa air. Pompa air digunakan karena aliran didalam bak penampung mengalir secara terus-menerus, yang dimana aliran air sudah dijelaskan di atas dan untuk mendapatkan debit air yang besar pada outputnya. Spiritus digunakan sebagai bahan bakar untuk sumber panas pada sisi panas termoektrik. Kran air berfungsi sebagai pengatur besar kecilnya debit air dan untuk mengukur besar debit air yang keluar menggunakan gelas ukur. Termokopel berfungsi untuk mengukur suhu air yang masuk,disini pengukuran suhu dilakukan sekali saja karena suhu input dianggap konstan.

39 23 Multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan termolektrik generator. 3.2 Proses Pembuatan Alat Bahan Rancangan, Bahan Penelitian dan Alat-alat yang digunakan 1. Bahan Rancangan a) Heatsink alumunium sebagai penghantar panas dari ke sisi panas sisi peltier. b) Bak penampung air alumunium sebagai penghantar dingin ke sisi dingin peltier. c) Kabel portable sebagai penghantar arus dan tegangan dari alat ke HP. 2. Bahan Penelitian : a) Air sebagai fluida yang akan mendinginkan sisi dingin peltier. b) Spiritus sebagai bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas pada sisi panas peltier. 3. Alat alat yang digunakan : a) Kompor spritus b) Pompa air, sebagai pemompa air dari bak penampungan ke bak penampung alat. c) Thermokopel, sebagai alat pengukur suhu fluida air yang masuk. d) Ember sebagai bak penampungan air yang keluar dari alat rancangan. e) Pipa paralon, sebagai penyambung dari selang bak penampung ke pompa f) Kran sebagai pengatur debit air

40 24 g) Selang air, sebagai penyambung dari pompa air ke bak penampung air yang terdapat pada alat Sarana dan Alat-alat yang Digunakan Sarana dan alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan alat ini adalah: a) Mesin las b) Mesin bor c) Alat penekuk plat. d) Palu e) Gergaji besi f) Tang g) Obeng (-, +) h) Penggaris i) Tang ripet j) Solder bakar Langkah-langkah Pengerjaan Persiapan Sebelum memulai pembuatan alat, terlebih dahulu harus melakukan beberapa persiapan yaitu : 1. Menyiapkan gambar rancangan alat Dalam merancang dan mendesain ini dapat dilakukan dengan menggambar instalasi tersebut dengan menggunakan sketsa gambar tangan kemudian atau dengan software-software yang mendukung lainnya.

41 25 2. Menyiapkan Alat-alat dan bahan. Membeli segala alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk digunakan membuat alat ini Pengerjaan Dalam pelaksanaan pengerjaan, banyak hal-hal yang dikerjakan, yaitu : 1. Membuat bak penampung air Plat aluminium dibuat seperti kotak penampung air seperti tersaji pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Bak penampung air

42 26 2. Pembuatan rangka dudukan plat aluminium dan bak penampung untuk membuat rangka dilakukan dengan menggunakan las listrik tersaji pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Rangka 3.3 Metodologi Penelitian Skematis Pengujian Skematis pengujian alat ini telah tergambar dan dijelaskan pada poin 3.3 dan Variasi Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa pengaturan terhadap berbagai debit air yang berbeda Peralatan a. Thermokopel b. Stopwatch

43 27 c. Gelas ukur Cara Memperoleh Data Suhu air input mula-mula diukur sebelum mengalir ke dalam bak penampung. Debit air yang mengalir ke dalam bak penampung divariasikan dengan panas api yang konstan. Perbedaan temperatur antara sisi panas (Th) dan dingin (Tc) akan menghasilkan arus dan tegangan tertentu yang dicatat pula sebagai data penelitian Cara Mengolah dan Menganalisa Data Dari hasil data-data yang telah diperoleh, maka data tersebut dapat diolah. Data data kemudian disajikan dalam bentuk grafik untuk memudahkan analisis. Pembuatan grafik dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel Cara Menyimpulkan Dari grafik hasil penelitian yang telah dibuat, maka dapat diperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan kesimpulan.

44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Data Penelitian Data Penelitian Variasi 1 Penelitian termoelektrik sebagai generator dilaksanakan dengan keterangan sebagai berikut : Tanggal : 15 Mei 2013 Tempat pengambilan data : Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma Jam Lama pengambilan data Debit air yang mengalir Suhu lingkungan : WIB : 34 menit : 0,8 liter/menit : 29,4 0 C Hasil pengambilan data disajikan pada Tabel 4.1dan Gambar 4.1 sampai dengan Gambar

45 29 Tabel 4.1 Data Hasil Variasi Debit Air I Waktu Th Tc ΔT V Arus (menit) (ºC) (ºC) (ºC) (Tegangan) (ma) 0 29,4 29, ,7 30,4 15,3 2, ,1 30,6 18,5 3,3 50,1 6 53,2 31,2 22 3,3 66,3 8 62,7 33,5 29,2 4,89 121, ,7 33,5 36,2 4,89 136, ,1 33,7 39,4 4,89 147, ,7 33,7 43 4,9 152, ,3 34,1 42,2 4, ,5 34,4 42,1 4,9 180, ,8 34,7 44,1 4,9 193, ,3 34,7 45,6 4,9 195, ,5 35,3 49,2 4,9 195, ,4 35,7 51,7 4,9 197, ,6 36,2 52,4 4,9 199, ,4 57,6 4,9 200, ,3 36,8 59,5 4,9 200, ,6 37,8 66,8 4,9 202,2

46 Tegangan (V) Suhu (ᴼC) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Th Tc Th-Tc Gambar 4.1 Hubungan antara selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit Waktu (menit) Gambar 4.2 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit

47 Arus (ma) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Gambar 4.3 Hubungan antara Arus dan Waktu pada debit air 0,8 liter/menit Data Penelitian Variasi II Penelitian thermoelektrik sebagai generator dilaksanakan dengan keterangan sebagai berikut : Tanggal : 25 mei 2013 Tempat pengambilan data : Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma Jam Lama pengambilan data Debit air yang mengalir Suhu lingkungan : WIB : 38 menit : 1,5 liter/menit : 28,1 0 C Hasil Pengambilan data disajikan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 sampai dengan Gambar 4.6.

48 32 Tabel 4.2 Data Hasil Variasi Dedit Air II Waktu Th Tc T Tegangan Arus (menit) (ºC) (ºC) (ºC) (V) (ma) 0 28,1 28, ,3 30,1 12,2 2,83 27,2 4 45,8 31,1 14,7 3,42 47,2 6 48,9 30,7 18,2 3,84 69,4 8 49,4 31,2 18,2 3,92 72, ,9 31,6 19,3 4,38 86, ,4 31,7 19,7 4,4 91, ,7 20,3 4,54 93, ,9 32,1 20,8 4,68 103, ,2 31,6 21,6 4,58 111, ,5 32,2 23,3 4,77 112, ,6 31,6 26 4,88 129, ,2 31,8 25,4 4, ,2 31,9 25,3 4, ,9 32,3 24,6 4,89 128, ,7 32,4 25,3 4,89 144, ,2 31,8 26,4 4,89 152, ,5 31,8 25,7 4,89 158, ,1 31,9 26,2 4,89 160, ,1 31,9 26,2 4,89 160,7

49 Tegangan (V) Suhu (ᴼC) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Th Tc Th-Tc Gambar 4.4 Hubungan antara selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit Waktu (menit) Gambar 4.5 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit

50 Arus (ma) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Gambar 4.6 Hubungan antara Arus dan Waktu pada debit air 1,5 liter/menit Data penelitian Variasi III Penelitian termoelektrik sebagai generator dilaksanakan dengan keterangan sebagai berikut : Tanggal : 8 Juni 2013 Tempat pengambilan data : Laboratorium konversi Energi Universitas Sanata Dharma Jam Lama pengambilan data Debit Air Suhu lingkungan : WIB : 38 menit : 1,9 liter/menit : C Hasil Pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 4.3, Gambar 4.7 dan Gambar 4.9

51 35 Tabel 4.3 Data Hasil Variasi Dedit Air III Waktu (menit) Th (ºC) Tc (ºC) T (ºC) Tegangan (V) Arus (ma) 0 27,8 27, ,6 27,7 4,9 0,39 0, ,4 10,6 0,53 0, ,7 30,1 11,6 2, ,7 31,1 13,6 3, ,6 31,5 15,1 3,62 65, ,2 32,6 15,6 3,96 79, ,3 32,7 17,6 4,35 96, ,4 33,2 18,2 4,38 99, ,2 35,6 13,6 4,68 108, ,1 34,5 15,6 4,09 70, ,7 33,6 17,1 4, ,7 32,1 17,6 3,9 81, ,1 33,5 16,6 4 81, ,4 32,5 18,9 4,54 101, ,8 32,3 19,5 4,52 105, ,1 32,8 19,3 4,67 104, ,2 20,8 4,11 81, ,1 33,5 20,6 4,51 101, ,7 34,2 18,5 4, ,8 33,7 22,1 4,76 108, ,5 33,4 22,1 4,72 107, ,1 33,9 22,2 4,73 106, ,8 33,7 22,1 4,74 109, ,3 33,8 21,5 4,85 121, ,6 33,8 21,8 4,8 118, ,7 33,8 20,9 4,51 108, ,7 33,8 20,9 4,5 102, ,2 33,8 19,4 4,43 99, ,5 33,2 19,3 4,22 81, ,8 33,8 20 4,67 112

52 Tegangan (V) Suhu (ᴼC) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Th Tc Th-Tc Gambar 4.7 Hubungan antara selisih suhu Th dan Tc dengan Waktu pada debit air 1,9 liter/menit Waktu (menit) Gambar 4.8 Hubungan antara Tegangan dan Waktu pada debit air 1,9 liter/menit

53 Arus (ma) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Waktu (menit) Gambar 4.9 Hubungan antara Arus dan waktu pada debit air 1,9 liter/menit

54 ΔT(ᴼC) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pembahasan Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 maka didapatkan grafik hubungan ΔT, V, dan I terhadap waktu untuk berbagai debit air seperti disajikan pada Gambar 4.10, Gambar 4.11 dan Gambar Waktu (menit) debit 0,8 liter/menit debit 1.5 liter/menit debit 1,9 liter/menit Gambar 4.10 Hubungan antara ΔT dan Waktu dengan variasi berbagai debit air Dari Gambar 4.10, nampak bahwa besarnya nilai ΔT dipengaruhi oleh debit air. Nilai ΔT yang tertinggi dari waktu ke waktu dimiliki oleh peralatan generator termoelektrik dengan debit 0,8 liter/menit diikuti dengan debit 1,5 liter/menit dan yang paling rendah pada debit 1,9 liter/menit. Tetapi pada debit 0.8 liter/menit, nilai ΔT yang dihasilkan setelah t = 34 menit, besarnya 66,8ᴼC. Hal ini berarti, generator termoelektrik bekerja pada daerah yang hampir tidak aman. Hal tersebut disebabkan karena peralatan peltier memiliki nilai ΔT yang terbatas, yaitu sebesar 67ᴼC. Tetapi termoelektrik generator dengan debit 1,5 liter/menit dan 1,9

55 Tegangan (V) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 liter/menit, termoelektrik generator bekerja pada daerah yang sangat aman, karena nilai ΔT yang dihasilkan jauh dari batas ketidakamanan. Pada debit 1,5 liter/menit dihasilkan t = 20 menit, nilai ΔT yang dihasilkan cenderung konstan pada harga ΔT = 26,2 ᴼC. Untuk debit 1,9 liter/menit dihasilkan t = 20 menit, nilai ΔT yang dihasilkan cenderung konstan pada harga ΔT = 20ᴼC Waktu (menit) debit 0,8 liter/menit debit 1,5 liter/menit debit 1,9 liter/menit Gambar 4.11 Hubungan antara Tegangan (V) dan Waktu dengan berbagai debit air Dari Gambar 4.11, nampak bahwa waktu untuk mencapai voltase sekitar 5V dipengaruhi oleh debit air. Waktu tercepat untuk mencapai voltase sekitar 5 V, dimiliki oleh peralatan generator termoelektrik dengan debit 0,8 liter/menit, kemudian diikuti dengan debit 1,5 liter/menit dan yang paling rendah pada debit 1,9 liter/menit. Untuk debit 0,8 liter/menit waktu yang diperlukan untuk mencapai voltase 4,9 V adalah 14 menit, untuk debit 1,5 liter/menit waktu yang

56 Arus (ma) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 diperlukan adalah 24 menit dan untuk debit 1,9 liter/menit waktu yang diperlukan adalah 50 menit. Nilai voltase ini berada pada daerah yang biasanya dipergunakan untuk charge handphone, yang memiliki kisaran : 3,7 V 5 V Waktu (menit) debit 0,8 liter/menit debit 1,5 liter/menit debit 1,9 liter/menit Gambar 4.12 Hubungan antara Arus (ma) dan Waktu dengan berbagai debit air Dari Gambar 4.12, nampak bahwa besarnya arus yang dihasilkan pada peralatan generator termoelektrik berkisar pada harga : 202,2 ma untuk debit 0,8 liter/menit, 160,7 ma untuk debit 1,5 liter/menit dan 112 ma untuk debit 1,9 liter/menit. Nilai arus ini berada pada daerah yang biasanya dipergunakan untuk charge handphone, yang memiliki kisaran : 75 ma-200 ma. Nilai I (arus) yang dihasilkan dipengaruhi oleh debit air. Nilai I (arus) yang tertinggi dari waktu ke waktu dimiliki oleh peralatan pendingin dengan debit 0,8 liter/menit, diikuti dengan debit 1,5liter/menit dan yang paling rendah pada debit 1,9 liter/menit.

57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Generator termoelektrik telah berhasil dibuat dan dapat dipergunakan untuk Charger Handphone, yang bekerja pada tegangan sekitar : 5 Volt. 2. Selisih suhu antara sisi panas dan sisi dingin dari generator termoelektrik saat keadaan stedi adalah : (a) 25,4 ᴼC untuk debit 1,5 liter/menit (b) 22 ᴼC untuk 1,9 liter/menit (c) untuk debit 0,8 liter/menit tidak dicapai keadaan stedi, suhu cenderung meningkat dan mencapai ΔT = 66,8ᴼC setelah 34 menit. 3. Pada tegangan kerja sekitar 5 volt, arus listrik yang dihasilkan generator termoelektrik saat keadaan stedi adalah : (a) 152,1 ma untuk debit 0,8 liter/menit (b) 135 ma untuk debit 1,5 liter/menit (c) 108,2 ma untuk 1,9 liter/menit. 5.2 Saran 1. Debit air yang mengalir ke sisi pendingin tidak boleh terputus dengan kata lain harus konstan, karena debit air sangat mempengaruhi nilai output V, I dan ΔT yang dihasilkan termoelektrik generator. 2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan cara membuat rangkaian yang berbeda (seri-paralel dan paralel) atau memvariasikan jumlah termoelektrik yang digunakan. 41

58 42 3. Kondisi lingkungan juga berpengaruh pada saat pengambilan data, keadaan yang berangin akan mengganggu api sebagai sumber panas, sehingga panas tidak stabil.

59 DAFTAR PUSTAKA Hendrata, S., 2005, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Menggunakan Termoelektrik., skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. Holman, J, P., 1993, Perpidahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga; Jakarta. Mulyani, L., 2003, Perancangan Mini Refrigerator Tenaga Surya, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, LIPI Bandung. Roekettino, A., 2008, Thermoelectric Generator Menggunakan Dua Belas modul Thermoelectric Untuk Aplikasi Kendaraan Hibryd, Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 26 November energi-baru-dan-terbarukan/bentuk-energi baru/ termoelektrik-pemanfaatan-energi-panas-menjadi-energi-listrik, Diakses pada tanggal 26 November pada tanggal 27 November Diakses ntitas_jumlah_panas_pendidikan_ilmu_sains_fisika_via_internet_gratis, diakses pada tanggal 30 november Diakses pada tanggal 30 November Diakses pada tanggal 30 November pada tanggal 12 Januari Diakses 43

60 LAMPIRAN 43

61 44 Peltier Thermoelectric Cooling Modules Peltier Modules Application Notes PDF 197Kb S = Silicon Sealed, HT = Max. Working temperature 225 C (non-ht types 138 C) Size 15x15x3.5mm (WxDxH), weight 6g Imax 8.5A, Umax 2.0V, R = 0.21 ohm, 17 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 9.5W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 9.5W Size 20x20x3.5mm (WxDxH), weight 8g Imax 8.5A, Umax 3.7V, R = 0.40 ohm, 31 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 17.6W Size 25x25x3.5mm (WxDxH), weight 11g Imax 8.5A, Umax 5.9V, R = 0.57 ohm, 49 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 27.4W Size 30x30x4.7mm (WxDxH), weight 14g Imax 3.3A, Umax 8.5V, R = 1.94 ohm, 71 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 18.0W TEC HTS ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 18.0W Size 30x30x3.5mm (WxDxH), weight 17g Imax 8.5A, Umax 8.5V, R = 0.85 ohm, 71 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 40.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 40.0W TEC HT ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 40.0W

62 45 Size 30x30x3.3mm (WxDxH), weight 14g Imax 3.2A, Umax 15.4V, R = 3.85 ohm, 127 couples TES ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 30.0W TES S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 30.0W Size 30x30x3.3mm (WxDxH), weight 16g Imax 4.3A, Umax 15.4V, R = 3.10 ohm, 127 couples TES ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 40.0W TES S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 40.0W Size 40x40x4.7mm (WxDxH), weight 31g Imax 3.3A, Umax 15.4V, R = 3.42 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 38.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 38.0W TEC HT ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 38.0W TEC HTS ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 38.0W Size 40x40x4.0mm (WxDxH), weight 29g Imax 5.3A, Umax 15.4V, R = 2.20 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 57.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 57.0W TEC HT ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 57.0W Size 40x40x3.9mm (WxDxH), weight 27g Imax 6.4A, Umax 15.4V, R = 1.98 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 63.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0)

63 W TEC HTS ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 57.0W Size 40x40x3.5mm (WxDxH), weight 25g Imax 7.4A, Umax 15.4V, R = 1.80 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 75.0W TEC HT ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 75.0W TEC HTS ΔT max. = 66 C, Qmax (ΔT =0) 75.5W Size 40x40x3.5mm (WxDxH), weight 23g Imax 8.5A, Umax 15.4V, R = 1.55 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 85.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 85.5W TEC HTS ΔT max. = 66 C, Qmax (ΔT =0) 85.0W Size 40x40x3.3mm (WxDxH), weight 26g Imax 10.5A, Umax 15.4V, R = 1.08 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 100.0W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 100.0W TEC HT ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 100.0W TEC HTS ΔT max. = 66 C, Qmax (ΔT =0) 100.0W Size 50x50x3.9mm (WxDxH), weight 50g (Jumbo Junior) Imax 15.6A, Umax 15.4V, R = 0.80 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 150 W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 150 W

64 47 TEC HT ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 150 W TEC HTS ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 150 W Size 50x50x3.1mm (WxDxH), weight 65g (Jumbo Junior) Imax 16.0A, Umax 31.5V, R = 1.60 ohm, 263 couples TEC ΔT max. = 66 C, Qmax (ΔT =0) 300 W Size 62x62x3.9mm (WxDxH), weight 90g (Jumbo) Imax 30.7A, Umax 15.4V, R = 0.35 ohm, 127 couples TEC ΔT max. = 68 C, Qmax (ΔT =0) 350 W TEC S ΔT max. = 67 C, Qmax (ΔT =0) 350 W TEC HT ΔT max. = 66 C, Qmax (ΔT =0) 350 W TEC HTS ΔT max. = 65 C, Qmax (ΔT =0) 350 W Number explantion: TEx1-yyyzz x = Area of section of N/P (C = >1mm², S = <1mm²) yyy = No. of couples zz = max. current (A) For high temperature module (225 C) add "HT", for sealed module add "S".

65 48 Gambar alat pada saat proses pengambilan data Gambar dimana proses pengambilan data

66 49 Gambar pengukuran debit air yag mengalir ke dalam bak penampung

67 50 Gambar alat dan kompor pada saat pemanasan di sisi panas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TEG DENGAN 7 TERMOELEKTRIK RANGKAIAN SERI UNTUK CHARGER HANDPHONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Disusun oleh: Alden Tulak NIM : 085214041 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan peralisasian pemanfaatkan modul termoelektrik generator untuk mengisi baterai ponsel. Teori teori yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik

Lebih terperinci

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY CHAPTER I PREFACE 1.1 Historical- Background Pada 1.2 Problem Identification 1.3 Objective 2.1 Historical of Thermoelectric CHAPTER II BASE OF THEORY Termoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1821,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Daniel Sidabutar NIM : 41313110087

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara,

Lebih terperinci

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik Purnami1 *, Widya Wijayanti1 dan Sidiq Darmawan1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan kebutuhan energi listrik semakin besar. Namun, energi listrik yang diproduksi masih belum memenuhi

Lebih terperinci

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 6 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN Nugrah Suryanto 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC)

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC) BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC) Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan

Lebih terperinci

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT Ahmad Khoiri, Nur Afni Sari, Vivi Noviyanti Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Noviyantivivi91@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK

TUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK TUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Bayu Widodo NIM

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik Muammar Khalid #1, Mahdi Syukri *2, Mansur Gapy #3 # Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi. HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) ZAHROTUN NISA 1413100014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Perbandingan desain

Tabel 4.1 Perbandingan desain BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Desain Perbandingan desain dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan desain rancangan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan desain Desain Q m P Panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep Desain Konsep desain awal coolbox berbasis hybrid termoelektrik adalah pengembangan dari desain sebelumnya. Adalah menambahkan water cooling pada sisi panas elemen

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK

PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK Sherly Klara Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN Muhammad Gilang Satria* Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila* Abstrak Teknologi termoelektrik

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISI DINGIN MENGGUNAKAN AIR BERTEMPERATUR 10 ºC

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISI DINGIN MENGGUNAKAN AIR BERTEMPERATUR 10 ºC PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISI DINGIN MENGGUNAKAN AIR BERTEMPERATUR 1 ºC Gontor Andrapica 1, Rahmat Iman Mainil 1 dan Azridjal Aziz 1 1 Laboratorium Rekayasa

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. Soal-soal latihan ismillahirrahmaannirrahiim Katakan pada hati kalian bahwa aku bisa dengan pertolongan llah SWY, karena sesunggungnyaa llah SWT itu dekat dan sesuai pesangkaan hamba-nya I. Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik. BAB II DASAR TEORI 2.1 Termoelektrik 2.1.1 Sejarah Singkat Termoelektrik Efek termoelektrik merupakan subjek paling penting dalam ilmu fisika di bidang benda padat. Efek utama yang digunakan adalah efek

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

Lebih terperinci

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto Konsep Dasar Rangkaian Rudi susanto 1 Rangkaian listrik? 2 Rangkaian listrik? Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan

Lebih terperinci

ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS

ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS Hendra Abdul Aziz 1, Rahmat Iman Mainil 2, dan Azridjal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

Bandingkan... vs vs vs vs

Bandingkan... vs vs vs vs Bandingkan... vs vs vs vs Hal yang menarik... Sejak kapan perangkat elektronik tersebut ditemukan? Bagaimana perangkat elektronik tersebut bekerja? Apa yang menjadi kesamaan dari semua perangkat elektronik

Lebih terperinci

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Mesin Politeknik Enjinering Indorama Email: lukman.mesin@gmail.com ABSTRAK Thermoelectric cooling

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDINGIN AIR PELTIER DENGAN RANGKAIAN KASKADE PARALEL TUGAS AKHIR Ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh : ANDREAS HERMAWAN

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL Oleh: Yusman Wiyatmo dan Budi Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai melaui penelitian ini adalah: 1) membuat

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Jika arus 4 ampere mengalir dalam kawat yang ujung-ujungnya berselisih potensial 12 volt maka besar muatan per menit yang mengalir melalui kawat yang sama..

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK 1 BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK Definisi - Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SIMULASI PENGARUH DESAIN GEOMETRI COUPLE MODULE THERMOELECTRIC GENERATOR TERHADAP DAYA KELUARAN DAN TEGANGAN LISTRIK YANG DIHASILKAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS APDL SKRIPSI Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1. Perancangan Modul Percobaan Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan saat merancang percobaan untuk melakukan pengujian terhadap thermoelectric generator

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL Oleh: DewiPuspitasari NIM 080210102054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM KERJA PENDINGIN DAN PEMANAS THERMOELECTRIC DENGAN GENERATOR TENAGA SURYA PORTABLE Nama Disusun Oleh : : Deka Maulana N P M : 21412808 Jurusan

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG oleh Soelistio Permadi Widjaja NIM : 612007043 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR Oleh : HAOLIA RAHMAN 0606042020 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PENGGUNAAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM :

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM : PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL oleh Daniel Adven Andriyanto NIM : 612008012 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier

Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Irnanda Priyadi #1, Khairul Amri Rosa #2, Rian Novriansyah #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas (pendingin atau pemanas termoelektrik), dan energi panas menjadi listrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ALAT PENDINGIN AIR MENGGUNAKAN 4 PELTIER TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Diajukan oleh : SAMUEL VICTOR ZACHARIAS

Lebih terperinci

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani Arus dan Hambatan Oleh: Ahmad Firdaus 201221049 Rakhmat Andriyani 201221034 Arus Listrik Adalah arus elektron dari satu atom ke atom disebelahnya 1 ampere adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

AGUS PUTRA PRASETYA

AGUS PUTRA PRASETYA KAJI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEATSINK DENGAN SISTEM CASCADE THERMOELEKTRIK TEC 12706 AGUS PUTRA PRASETYA 2108030028 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC

KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015 KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC Baharuddin Staf Pengajar Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Momentum, Vol. 9, No. 1, April 213, Hal. 13-17 ISSN 216-7395 ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Sucipto, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknikUniversitas Wahid

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Setrika Kolektor

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI LISTRIK A I V W = Q V B C Energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup disebut dengan energi listrik Keterangan : Q = muatan listrik

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci