LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
|
|
- Ratna Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
2 ii KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI I Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Termodinamika dan Pindah Panas Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, Juni 2012 Asisten (Mustafa Parlindungan R.) LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
3 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Praktikum... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum... 7 Bahan dan Alat... 7 Prosedur Kerja... 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 9 Perhitungan... 9 Pembahasan KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Hal i
4 ii ii
5 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Termodinamika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan tentang yang berurusan dengan kalor, kerja, dan sifat substansi yang berkaitan dengan kerja atau kalor. Perpindahan kalor merupakan fenomena alam yang seringkali kita dapatkan pada kehidupan sehari-hari saat menanak nasi, mandi dengan air hangat, minum kopi, dan lain sebagainya. Perpindahan panas diartikan sebagai mengalurnya panas dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi menuju benda yang suhunya lebih rendah. Dimana benda yang suhunya lebih tinggi akan berkurang tingkat panasnya dan benda yang suhunya lebih rendah akan meningkat kadar panasnya. Hal ini bisa terjadi apabila dua benda tersebut saling terhubung secara langusng. Tanpa adanya hubungan secara langsung, perpindahan panas tidak akan terjadi. Pada umumnya terdapat tiga proses perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Ilmu perpindahan panas tidak hanya membahas bagaimana energi itu berpindah dari suatu bagian ke bagian lainnya tetapi juga meramalkan laju perpindahan energi pada suatu kondisi-kondisi tertentu. Termodinamika dapat digunakan untuk meramalkan energi yang diperlukan untuk mengubah sistem dari keadaan setimbang satu ke keadaan setimbang lainnya, tetapi tidak dapat meramalkan kecepatan perpindahan panas tersebut. Keadaan ini disebabkan pada waktu perpindahan panas itu berlangsung, sistem tidak berada dalam keadaan setimbang. Penelitian mengenai perpindahan panas ini pernah dilakukan oleh seorang ilmuwan yang hidup pada Ilmuwan tersebut, Benyamin Thomson 1
6 2 melakukan penelitian dengan menggunakan sebuah logam yang dilubangi menggunakan alat bor. Dalam peristiwa tersebut, maka bor seharusnya terasa sangat panas dan selanjutnya mata bor tersebut dimasukkan ke dalam air dingin sampai air tersebut mendidih. Proses perpindahan panas memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi manusia. Salah satunya, mekanisme perpindahan panas memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi manusia, sebagai salah satu sumber energi yang bisa menggunakan ketergantungan manusia pada sumber energi minyak. Hal ini mengingat sumber energi minyak merupakan salah satu sumber energi bumi yang bersifat tidak terbarukan. Di sisi lain, jumlah energi minyak setiap tahun selalu menyusut jumlahnya. Sementara energi yang memanfaatkan energi panas memiliki jumlah yang berlimpah dan belum banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui nilai atau besar konduktivitas dari kayu, keramik, dan asbes. 2
7 3 TINJAUAN PUSTAKA Dalam hampir semua logam, hilangnya kalor melalui permukaan sangat kecil dibandingkan dengan yang mengalir melalui batang. Temperaturnya bisa diukur dengan memakai termokopel yang sesuai pada tempat yang berjarak L, dan persamaan : Dipakai untuk menentukan konduktivitas termal rata-rata dalam daerah temperatur tertentu. Jika θ 1 θ 2 kecil, K praktis sama dengan konduktivitas termal pada temperatur rata-ratanya. K mempunyai satuan W/mK. Menurut kaidah umum, konduktivitas termal logam bertambah besar ketika temperaturnya diturunkan sampai maksimumnya mencapai. Konduktivitas termal gas selalu bertambah ketika temperaturnya naik (Zemansky dan Dittman, 1986). Besarnya perpindahan energi ke dalam sistem sebagai kerja (kerja yang dilakukan terhadap sistem) yang dikaitkan dengan perubahan posisi zat yang infinitesimal (sangat kecil) di dalamnya adalah dw = F dx = F.dX disini F merupakan gaya yang diterapkan oleh lingkungan terhadap zat tyang berada dalam sistem dan dx adalah pergeseran infinitesimal zat tersebut dalam arah F selama periode pengamatan, F dx merupakan definisi kerja dalam bentuk vektor (Reynolds dan Perkins, 1994). Bila dua benda mempunyai suhu yang berbeda disentuhkan, benda yang kaya kaloriknya akan memberikan sebagian kaloriknya kepada benda yang kurang kaloriknya, akhirnya kedua benda tersebut akan mempunyai suhu yang sama. 3
8 4 Berkat penelitian yang dilakukan oleh Rufford dan Joule ditemukan bahwa kalor adalah sebuah bentuk energi bukan sebuah zat. Perpindahan kalor masuk ke dalam sistem atau dikatakan sistem menyerap kalor diberi tanda positif. Sedangkan perpindahan kalor keluar sistem atau dikatakan sistem melepas/membuang kalor diberi tanda negatif. Q > 0, sistem menyerap kalor Q < 0, sistem melepas kalor Q negatif dan W positif menyatakan kalor dan kerja keluar dari sistem menuju lingkungan (Sulistiati, 2010). Perpindahan kalor konduksi dapat terjadi pada benda padat, cairan maupun gas. Komduksi dapat dibayangkan sebagai perpindahan energi akibat interaksi antar partikel dari suatu zat, dari partikel yang lebih aktif ke partikel yang kurang aktif. Laju peprindahan kalor melalui konduksi dapat dihitung secara makroskopik berdasarkan hukum Fourier. Zat yang memiliki nilai konduktivitas termal yang besar antara lain tembaga merupakan konduktor baik, sedangkan zat yang memiliki nilai konduktivitas termal yang kecil merupakan insulator yang baik (Moran dan Shapiro, 2004). Persamaan dasar yang digunakan untuk menggambarkan proses transfer menentukan molekular dinyatakan pertama kali pada tahun 122 oleh Fourier dalam bentuk : Dimana qx adalah laju transfer panas dalam arah, dalam Watt atau BTU/jam; A adalah luas daerah yang normal terhadap arah aliran panas dalam m 2 atau ft 2 ; dt/dx adalah gradien temperatur dalam arah dalam m atau F ft dan adalah 4
9 5 konduktivitas termal dalam W m. atau jam ft F. asio q, mempun ai dimensi W/m 2 atau BTU/jam ft 2, menyatakan fluks panas dalam arah x (Welty, dkk, 2004). Banyak masalah timbul di keteknikan dimana pindah ditemani pergantian fase pada media konduksi atau komposisinya berubah disebabkan reaksi kimia yang dilaksanakan melalui media. Fenomena seperti ini pada umumnya diikuti pelepasan atau penyerapan energi panas di zona aktif. Energi yang dilepas atau diserap pada umumnya terdistribusi atau ditarik dari sistem sekitar oleh mekanisme konduksi panas. Contoh dari fenomena ini adalah pelelehan atau penyolderan, reaksi kimia seperti pembakaran, penetrasi es ke bumi, dan fenomena aerodinamis (Ecker and Drake, 1972). Apabila dari suatu sistem terdapat lebih dari satu macam bahan, misalnya dinding berlapis-lapis, maka aliran kalor dapat digambarkan sebagai berikut : Persamaan Fourier dapat pula dituliskan sebagai berikut : Persamaan tersebut mirip dengan hukum Ohm dalam jaringan listrik, sehingga untuk perpindahan kalor dapat pula didekati dengan analogi listrik, dimana aliran kalor akan sama dengan (Mitrakusuma, 2011). Terlibat laju kalor, dan nilai angka konduktivitas termal itu menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Yang jelas ialah bahwa makin 5
10 6 cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi, konduktivitas termal gas bergantung pada suhu. Dalam sistem satuan Inggris, aliran kalor dinyatakan dalam satuan termal Inggris per jam (BTU/h), luas permukaan dalam kaki (foot) persegi, dan suhu dalam derajat Fahrenheit. engan demikian,, satuan konduktivitas termal adalah h.ft. F. ada suhu tinggi, perpindahan energi pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa cara : konduksi melalui bahan berongga atau padat; konduksi melalui udara yang terkurung dalan rongga-rongga; dan jika suhu cukup tinggi, melalui radiasi (Holman, 1995). 6
11 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2012 pada pukul WIB di Laboratorium Termodinamika dan Pindah Panas Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kayu, asbes, dan keramik yang digunakan sebagai objek praktikum yang akan dihitung nilai konduktivitasnya. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah hotplate yang digunakan untuk mengukur nilai konduktivitas masing-masing bahan, cok sambung sebagai alat yang digunakan untuk sumber arus listrik, termometer untuk mengukur suhu bahan-bahan, jangka sorong untuk mengukur diameter dan tebal bahan; dan jepitan untuk menjepit bahan. Prosedur Kerja - Diukur diameter, tebal, dan luas dari masing-masing bahan - Diukur suhu kamar - Dinyalakan hotplate sampai suhu 100 o C - Diletakkan bahan di atas hotplate secara bergantian - Dihitung/diukur pada selang waktu 0, 10, 20, menit - Dihitung nilai konduktivitas masing-masing bahan Rumus: 7
12 8 dimana: q = laju perpindahan panas (ft/hr o F) x = ketebalan bahan (ft) A = luas bahan (ft 2 ) T = perubahan suhu ( o F) 8
13 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Bahan Tebal (ft) Diameter (ft) Luas (ft 2 ) Suhu K (BTU/hr ft 2 o F) Keramik 0,029 0,44 0,16 89,6 o F 194 o F 201,2 o F 27486,68 Kayu 0,059 0,44 0,15 89,6 o F 112 o F 114,8 o F 6627,70 Asbes 0,013 0,44 0,15 89,6 o F 177,8 o F 188,6 o F 6066,03 Perhitungan Keramik - Tebal (x) = 0,87 cm = (0,87 x 10-2 ) x 3,281 = 0,029 ft - Diameter (D) = 13,8 cm = (13,8 x 10-2 ) x 3,281 = 0,45 ft - Luas (A) = = (3,14) (0,45 ft) 2 = 0,16 ft 2 - Suhu (T) Suhu 0 menit = ( x 32 o C) +32 = 89,6 o F Suhu 10 menit = ( x 90 o C) +32 = 194 o F Suhu 20 menit = ( x 32 o C) +32 = 201,2 o F T awal = ( x 100 o C)+32 = 212 o F q = 480 watt 9
14 10 T = 480 x 3412,14 = ,2 BTU/hr = T akhir - T awal = 212 o F 201,2 o F = 10,8 o F - K keramik = = Kayu = 27486,68 BTU/hr ft 2 o F - Tebal (x) = 1,80 cm = (1,80 x 10-2 ) x 3,281 = 0,059 ft - Diameter (D) = 13,5 cm = (13,5 x 10-2 ) x 3,281 = 0,44 ft - Luas (A) = = (3,14) (0,44 ft) 2 - Suhu (T) = 0,15 ft 2 Suhu 0 menit = ( x 32 o C) +32 = 89,6 o F Suhu 10 menit = ( x 44 o C) +32 = 111,2 o F Suhu 20 menit = ( x 46 o C) +32 = 114,8 o F T awal q = ( x 100 o C)+32 = 212 o F = 480 watt = 480 x 3412,14 10
15 11 T = ,2 BTU/hr = T akhir - T awal = 212 o F 114,8 o F = 97,2 o F - K kayu = = Asbes = 6627,70 BTU/hr ft 2 o F - Tebal (x) = 0,39 cm = (0,39 x 10-2 ) x 3,281 = 0,013 ft - Diameter (D) = 13,5 cm = (13,5 x 10-2 ) x 3,281 = 0,44 ft - Luas (A) = = (3,14) (0,44 ft) 2 - Suhu (T) = 0,15 ft 2 Suhu 0 menit = ( x 32 o C) +32 = 89,6 o F Suhu 10 menit = ( x 81 o C) +32 = 177,8 o F Suhu 20 menit = ( x 87 o C) +32 = 188,6 o F T awal q = ( x 100 o C)+32 = 212 o F = 480 watt = 480 x 3412,14 = ,2 BTU/hr 11
16 12 T = T akhir - T awal = 212 o F 188,6 o F = 23,4 o F - K asbes = = = 6066,03 BTU/hr ft 2 o F 12
17 13 Pembahasan Dari hasil percobaan konduktivitas termal untuk bahan keramik didapatkan tebalnya = 0,029 ft; diameter = 0,45 ft; luas = 0,16 ft 2 ; suhu saat 0 menit = 89,6 o F; suhu saat 10 menit = 194 o F; suhu saat 20 menit = 201,2 o F; dan K = 27486,68 BTU/hr ft 2 o F. Untuk bahan kayu didapatkan tebalnya =0,059 ft; diameter = 0,44 ft; luas = 0,15 ft 2 ; suhu saat 0 menit = 89,6 o F; suhu saat 10 menit = 111,2 o F; suhu saat 20 menit = 114,8 o F; dan K =6627,70 BTU/hr ft 2 o F. Untuk bahan asbes didapatkan tebalnya = 0,013 ft; diameter = 0,44 ft; luas = 0,15 ft 2 ; suhu saat 0 menit = 89,6 o F; suhu saat 10 menit = 177,8 o F; suhu saat 20 menit = 188,6 o F; dan K = 6066,03 BTU/hr ft 2 o F. Rumus yang digunakan untuk mencari konduktivitas termal pada praktikum ini mirip dengan persamaan dasar yang dinyatakan oleh Fourier. Hal ini sesuai dengan literatur Welty, dkk (2004) yang menyatakan bahwa Dimana qx adalah laju transfer panas dalam arah x, dalam Watt atau BTU/jam; A adalah luas daerah yang normal terhadap arah aliran panas dalam m 2 atau ft 2 d dx adalah gradien temperatur dalam arah dalam m atau F ft dan adalah konduktivitas termal dalam W m. atau jam ft F. Dalam konduktivitas termal dipengaurhi oleh suhu. Semakin cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi konduktivitas termal gas bergantung pada suhu. Hal ini sesuai dengan literatur Zemansky dan Dittman (1996) yang menyatakan bahwa menurut kaidah umum, konduktivitas termal logam bertambah besar ketika temperaturnya diturunkan sampai 13
18 14 maksimumnya mencapai. Konduktivitas termal gas selalu bertambah ketika temperaturnya naik. Pada suhu tinggi, perpindahan energi pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa cara. Hal ini sesuai dengan literatur Holman (1995) yang menyatakan bahwa cara-cara itu adalah konduksi melalui bahan berongga atau padat; konduksi melalui udara yang terkurung dalan rongga-rongga; dan jika suhu cukup tinggi, melalui radiasi. Rumus yang digunakan pada konduktivitas termal adalah Dimana adalah konstanta konduktivitas termal hr ft F, q adalah laju perpindahan panas (ft/hr o F), x adalah ketebalan bahan (ft), A adalah luas bahan (ft 2 ), dan T adalah perubahan suhu ( o F). Faktor yang mempengaruhi konduktivitas adalah laju kalor, ketebalan bahan, suhu, dan luas penampang bahan. Konduktivitas merupakan fungsi suhu, bila suhu naik maka konduktivitas akan naik. Pada percobaan ini digunakan hotplate yang merupakan meja pemanas alat kecil yang tunggal/ganda sebagai elemen panas yang digunakan untuk berbagai keperluan. Prinsip kerjanya adalah dijaga suhu hotplate konstan kemudian bahan yang diletakkan di atasnya akan panas sehingga terjadi perpindahan panas konduksi. Zat yang memiliki nilai konduktivitas yang besar antara lain tembaga merupakan konduktor yang baik, sedangkan zat yang memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan insulator yang baik. Seperti kayu, plastik, dan lainlain. Konduktivitas termal menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan 14
19 15 tersebut. Yang jelas ialah bahwa makin cepat molekul bergerak, makin cepat ia mengangkut energinya. Aplikasi dari penggunaan konduktivitas termal adalah penghantar panas seperti pada hotplate dan penghantar panas lainnya yang berguna untuk mengetahui perubahan temperature yang terjadi besar hasilnya nilai konduktivitas termal pada bahan-bahan penghantar serta elemen volumenya, pemanas gas dalam balon terbang, dan lain-lain. Pepindahan kalor konduksi dapat terjadi pada benda dapat, cairan, dan gas. Prinsip dari perpindahan konduksi itu sendiri dapat dibayangkan sebagai perpindahan energi akibat interaksi antar partikel dari suatu zat, dari partikel yang lebih aktif ke partikel yang kurang akif. Dan inti dari prinsip perpindahan kalor konduksi yaitu perpindahan panas tanpa disertai perpindahan massa. 15
20 16 KESIMPULAN 1. Pepindahan kalor konduksi dapat terjadi pada benda dapat, cairan, dan gas. 2. Dari hasil percobaan didapat hasil konduktivitas keramik 27486,68 BTU/hr ft 2 o F; konduktivitas kayu sebesar 6627,70 BTU/hr ft 2 o F; dan konduktivitas asbes sebesar 6066,03 BTU/hr ft 2 o F. 3. Rumus yang digunakan pada konduktivitas termal adalah dimana adalah konstanta konduktivitas termal hr ft F, q adalah laju perpindahan panas (ft/hr o F), x adalah ketebalan bahan (ft), A adalah luas bahan (ft 2 ), dan T adalah perubahan suhu ( o F). 4. Konduktivitas termal dipengaruhi oleh suhu. 5. Pada logam semakin rendah suhu maka semakin tinggi konduktivitas termalnya. Pada gas semakin tinggi suhu maka semakin tinggu pula konduktivitas termalnya. 6. Perpindahan energi pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa cara: konduksi melalui bahan berongga atau padat; konduksi melalui udara yang terkurung dalan rongga-rongga; dan jika suhu cukup tinggi, melalui radiasi. 7. Faktor yang mempengaruhi konduktivitas adalah laju kalor, ketebalan bahan, suhu, dan luas penampang bahan. 8. Prinsip kerja hotplate adalah dijaga suhu hotplate konstan kemudian bahan yang diletakkan di atasnya akan panas sehingga terjadi perpindahan panas konduksi. 9. Zat yang memiliki nilai konduktivitas termal yang besar antara lain tembaga dikarenakan merupakan konduktor yang baik. 16
21 Aplikasi dan penggunaan konduktivitas termal adalah pada penghantar panas seperti hotplate dan penghantar panas lainnya. 11. Prinsip perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan panas tanpa perpindahan massa. 17
22 18 DAFTAR PUSTAKA Ecker, E. R.G. and R.M. Drake, Analysis Of Heat And Mass Transfer. McGraw-Hill Kogakusha, Japan. Holman, J.P., Perpindahan Kalor. Erlangga, Jakarta. Mitrakusuma, W. H., Diktat Dasar Refrigerasi. Diakses pada tanggal 30 Mei Moran, M. I. dan H. W. Shapiro, Termodinamika Teknik. Erlangga, Jakarta. Reynolds, W. C. dan H. C. Perkins, Termodinamika Teknik. Erlangga, Jakarta. Sulistiati, A. K. R., Termodinamika. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wicks, C. E., J. R. Welty, R. E. Wilson, dan G. L. Rorrer, Dasar-Dasar Fenomena Transport. Erlangga, Jakarta. Zemansky, M. W. dan R. H. Dittman, Kalor Dan Termodinamika. ITB, Bandung. 18
Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan
Lebih terperinciPENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.
Lebih terperinciPERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN
PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode
Lebih terperincisteady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu
Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA
Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN
Lebih terperinciSoal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciPENDINGIN TERMOELEKTRIK
BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciHEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004
Lebih terperinciAlat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 270 Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi Intan Nurul Rokhimi 1, Pujayanto 2 Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinci9/17/ KALOR 1
9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciTOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!
TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR
KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (
Lebih terperinciLampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK
Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.
Lebih terperinciPERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan
Nama : Ahmad Sulaiman NIM : 5202414055 Rombel :2 PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan energi yang berpindah antar
Lebih terperinciKonduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi
Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi
Lebih terperinciPENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi
Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 62-73 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No. 1 PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi Pogram Studi
Lebih terperinciEKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam
EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana
Lebih terperinciFISIKA TERMAL Bagian I
FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal
64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPENGANTAR PINDAH PANAS
1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)
Lebih terperinci: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.
HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) ZAHROTUN NISA 1413100014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI
II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua
Lebih terperinciBAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan
Lebih terperinciBAB 7 SUHU DAN KALOR
BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA
BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA 2.1 Konsep Dasar Thermodinamika Energi merupakan konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisa teknik. Sebagai gagasan dasar bahwa
Lebih terperinciBAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan proses diperlukan pemasukan atau pengeluaran ka1or untuk
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR Jotho *) ABSTRAK Perpindahan panas dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperinciKALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.
KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda
Lebih terperinciLEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT
LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan
Lebih terperinci- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.
- - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Kalor Kalor adalah energi yang diterima oleh benda sehingga suhu benda atau wujudnya berubah. Ukuran jumlah kalor dinyatakan dalam satuan joule (J). Kalor disebut
Lebih terperinciFISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto
FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinciKALOR DAN KALOR REAKSI
KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)
Lebih terperinci7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi
Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet
Lebih terperinciMATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan
Lebih terperinciHeat and the Second Law of Thermodynamics
Heat and the Second Law of Thermodynamics 1 KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04 Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka
Lebih terperinciSuhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR
Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur
Lebih terperinciMARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.
KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciSIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL
SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL 1 Sri Handani, 1 Iwan Aprion, 1 Sri Mulyadi dan 2 Elvis Adril 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Politeknik Padang
Lebih terperinci12/3/2013 FISIKA THERMAL I
FISIKA THERMAL I 1 Temperature Our senses, however, are unreliable and often mislead us Jika keduanya sama-sama diambil dari freezer, apakah suhu keduanya sama? Mengapa metal ice tray terasa lebih dingin?
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciKAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL
KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL Disusun Oleh : Brigita Octovianty Yohana W 125100601111030 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 Ravendi Ellyazar 125100600111006 Riyadhul
Lebih terperinciKALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu
KALOR Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinci2/FISIKA DASAR/LFD KALORIMETRI
2/FISIKA DASAR/LFD KALORIMETRI I. TUJUAN 1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter 2. Menentukan kalor jenis zat padat II. PENGANTAR Ketika anda membuat minuman kopi panas atau susu panas dalam cangkir
Lebih terperinci2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT
2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT 1 TUJUAN 1 Menentukan kapasitas kalor kalorimeter 2 Menentukan kalor jenis zat padat 2 PENGANTAR Ketika anda membuat minuman kopi panas atau susu panas dalam cangkir
Lebih terperinciDitemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744
A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran
Lebih terperinciKALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B
Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu
Lebih terperinciSUHU DAN PANAS. Apakah itu hari musim panas?atau musim dingin malam beku. Tubuh perlu disimpan dengan suhu yang konstan.
SUHU DAN PANAS SUHU DAN PANAS Apakah itu hari musim panas?atau musim dingin malam beku. Tubuh perlu disimpan dengan suhu yang konstan. SUHU DAN KESETIMBANGAN TERMAL Konsep suhu berakar pada ide-ide kualitatif
Lebih terperinciAnda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
Kalor dan Suhu Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sebuah gunung es mempunyai kalor yang lebih
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)
1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar
Lebih terperinciSuhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5
Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
Lebih terperinciKALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan
Lebih terperinci1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya
1 By The Nest We do you Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1. Sebuah benda diukur menggunakan termometer Celcius menunjukan 20 o C jika diukur menggunakan termometer Fahrenheit menunjukan.
Lebih terperinciKALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.
KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B. Alat dan Bahan 1. Kalorimeter 2. Termometer 3. Gelas
Lebih terperinciKonsep Dasar Pendinginan
PENDAHULUAN Perkembangan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi (pendingin) merintis jalan bagi pertumbuhan dan penggunaan mesin penyegaran udara (air conditioning). Teknologi ini dimulai
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciXpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan
Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.
Lebih terperinciSecara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l
SUHU DAN KALOR A. Perpindahan Kalor Kalor juga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses inilah yang disebut perpindahan kalor/ panas/ energi. Ada tiga jenis perpindahan kalor, yaitu:
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA
PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA Firmansyah Burlian, M. Indaka Khoirullah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal
LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721
Lebih terperinciKALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
KALOR Kelas 7 SMP Nama : NIS : PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu disebut... a. Kalorimeter b. Kalor c. Kalori
Lebih terperinciFisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa
Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES
TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model
Lebih terperinciFisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S, M.Kom
Fisika Panas 2 SKS Adhi Harmoko S, M.Kom Apa yang dapat diterangkan dari fenomena ini? Mengapa? Ban atau balon dapat meletus bila panas? Mengapa? Gelas menjadi panas setelah dituangi kopi panas? Pertanyaan?
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN
KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN Afdhal Kurniawan Mainil Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu e-mail: Afdhal_km@yahoo.com Abstract Based on heat transfer properties, materials
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena konveksi merupakan fenomena akibat adanya perpindahan panas yang banyak teramati di alam. Sebagai contohnya adalah fenomena konveksi yang terjadi di
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI
SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR
LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Menyelidiki peristiwa konveksi di dalam zat cair. II. ALAT DAN BAHAN Pembakar Spritus Statif 4 buah Korek api Tabung konveksi Serbuk teh Air
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciFisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa
Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciCHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY
CHAPTER I PREFACE 1.1 Historical- Background Pada 1.2 Problem Identification 1.3 Objective 2.1 Historical of Thermoelectric CHAPTER II BASE OF THEORY Termoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1821,
Lebih terperinciGambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciKonduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi
Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi
Lebih terperinciI. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam II. DASAR TEORI III. Kalor itu sendiri sering kita identikkan dengan panas,
Lebih terperinciKata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan
Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5
Lebih terperinci