BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan dosen merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak dosen maupun mahasiswa dengan sadar. 1 Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar, mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sebagai suatu tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. 2 Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. 3 Dalam bukunya Ngalim Purwanto mengatakan, bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu. 4 Diantara faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seorang pendidik adalah faktor kedisiplinan. Disiplin seorang pendidik dalam mengemban misi pendidikan. Disiplin seorang pendidik akan sangat menentukan dalam 1 Syaiful Bahari Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm Syaiful Bahari Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Cet. Ke-4 ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm Purwanto Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm

2 2 keteraturan dan stabilitas proses pendidikan dan pengajaran dikelas. Oleh karena itu disiplin dalam pelaksanaan tugas seorang pendidik merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Sebaliknya, disiplin yang kurang dari seorang pendidik akan berimplikasi pada kurangnya disiplin pada diri peserta didik. Dari uraian di atas diketahui bahwa salah satu kompetensi dosen berupa kedisiplinan dalam memenuhi tugas sebagai agen pembelajaran adalah pendidik sebagai motivator. Dosen yang berhasil adalah yang mampu membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Di perguruan tinggi peserta didik bukan lagi anakanak yang masih harus diatur sedemikian rupa selayaknya di sekolah dasar dan menengah. Namun pada kenyataannya mahasiswa justru lebih sensitif ketika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman dalam belajar, sehingga motivasi belajar menjadi menurun. Apa yang mahasiswa lihat, dengar dan rasakan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa atau sebaliknya. 5 Kondisi objektif yang terjadi adalah tidak sedikit mahasiswa yang merasa malas mengikuti kuliah pada mata kuliah tertentu yang disebabkan oleh faktor dosen dengan alasan bervariasi, mulai dari cara mengajar dosen yang kurang menyenagkan, keterlambatan dosen, kepribadian dosen yang kurang disukai maupun peraturan yang ditetapkan dosen yang dirasa memberatkan mahasiswa. Memang tidak semua mahasiswa demikian, banyak juga mahasiswa yang merasa nyaman-nyaman saja mengikuti perkuliahan disaat mahasiswa lain merasa malas. Kondisi terebut menandakan adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing mahasiswa tentang dosen sehingga mempengaruhi motivasi belajar mereka. Apa 5 Iftitah, Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 Stain Pekalongan, Skripsi,(Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm 3

3 3 yang dirasakan mahasiswa dalam proses belajar mengajar memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi belajar mereka. Dari uraian di atas, kedisiplinan dosen dalam proses interaksi belajar mengajar merupakan alat motivasi ekstrinsik, yang berfungsi untuk mendorong mahasiswa belajar. Oleh karena itu, apa yang dirasakan mahasiswa mengenai keedisiplinan dosen baik dari segi kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu, menjadi hal menarik untuk dikaji, dalam rangka melihat hubungannya dengan motivasi belajar. Atas dasar itu penulis merasa perlu meneliti korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah mahasiswa reguler sore program studi PAI angkatan tahun 2012 STAIN Pekalongan dengan alasan : Penelitian ini ingin mengetahui secara nyata korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore progarm studi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan karena pada mahasiswa reguler sore menggunakan sistem paket, sehingga mereka diampu oleh dosen yang sama. Selain itu, agar pennelitian ini berguna dalam pembenahan sumber daya manusia. Mengetahui jawaban dari keluhan-keluhan yang pernah terlontar dari beberapa mahasiswa tentang kurangnya motivasi dalam mengikuti mata kuliah tertentu yang disebabkan oleh dosen yang kurang dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti kemukakan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

4 4 1. Bagaimana kedisiplinan dosen PRODI PAI di STAIN Pekalongan? 2. Bagaimana motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI STAIN Pekalongan? 3. Bagaimana korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI di STAIN Pekalongan? Dalam rumusan kali ini, peneliti memfokuskan masalah pada mahasiswa reguler sore program studi PAI di STAIN Pekalongan karena, pada mahasiswa reguler sore menggunakan sistem paket, sehingga mereka diampu oleh dosen yang sama. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kedisiplinan dosen PRODI PAI di STAIN Pekalongan. 2. Mengetahui motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI STAIN Pekalongan. 3. Mengetahui hubungan antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI di STAIN Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian psikologi pendidikan terutama kajian tentang kedisiplinan dosen dan hubungannya dengan motivasi belajar mahasiswa. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Dosen : penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi profesi dosen khususnya dari segi kedisipllinan dosen dalam membimbing mahasiswa untuk meningkatkan motivasi belajar, karena dengan motivasi

5 5 belajar yang tinggi intensitas belajar mahasiswa akan naik dan nantinya prestasi akademik juga akan meningkat. b. Bagi mahasiswa: penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar sehingga mahasiswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan intensitas dalam belajar. E. Kajian Pustaka 1. Deskripsi Teori Disiplin artinya suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. 6 Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar, mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sebagai suatu tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. 7 Menurut Amir Mahmud, bahwa macam-macam disiplin itu ada 3 (tiga), yaitu: 1) Disiplin pribadi atau disiplin perorangan, yang merupakan kepatuhan seseorang terhadap suatu ikatan disiplin tertentu. 2) Disiplin kelompok, yang mengikat seseorang anggota kelompok tersebut sebagai suatu fungsional yang bulat. 3) Disiplin nasional atau disiplin bangsa, yang mnebgikat warga dalam ikatan kebangsaan yang bulat dan utuh sesuai dengan fungsi dan peranan masing-masing. 8 Sedangkan Sadirman A. M. mengemukakan bahwa dalam 6 Syaiful Bahari Djamarah, Op. cit., hlm Syaiful Bahari Djamarah, Op.cit., hlm Amir Mahmud, Pembangunan Politik Dalam Negeri Indonesia ( Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 205.

6 6 interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam inetaraksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan sadar. Baik pihak guru maupun pihak siswa. 9 Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. 10 Ngalim Purwanto menjelaskan, bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu. 11 Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal. 12 Kaitannya dengan belajar adalah kesungguhan, giat dalam belajar sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Belajar adalah tahapan perubahan 9 Sadirman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm Hamzah B. Uno, Op. cit., hlm Purwanto Ngalim, Op. cit., hlm Nasution S., 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 70.

7 7 seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 13 Sedangkan menurut Agus Harjana belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang sesuatu hal, atau penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat usaha pengajaran dan pengalaman Penelitian yang Relevan Selain dari buku, penulis juga menyertakan beberapa karya skripsi yang pernah dihasilkan berkaitan dengan korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Adapun judul yang terkait dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut : Iftitah (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan - Pekalongan ) Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan Hasil penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen (variabel X) adalah baik dengan persentase 50% pada interval 68,2 81,6. Motivasi belajar mahasiswa (variabel Y) dikategorikan sangat baik dan baik dengan persentase 34, 21% pada interval. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil rxy = 0,90, rt pada taraf signifikan 5% adalah 0,329, dan pada taraf signifikan 1% adalah 0,424, sehingga rh > rt, yang berarti hipotesis diterima. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa antara Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : Logos, 1999), hlm Agus Hardjana, Kiat Sukses Studi di Peruruan Tinggi (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm.

8 8 persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen dengan motivasi belajar mahasiswa terdapat korelasi positif yang kuat. 15 Viki Mahmasani, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan ) Pengaruh Kedisiplinan Guru terhadap Akhlak siswa (studi kasus di MTsS Hifal Pekalongan) hasil penelitiannya adalah Penelitian ini dilatarbelakangi mengenai masalah kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa (studi kasus di MTsS Hifal Pekalongan). Rumusan masalah penelitian ini meliputi : bagaimana kedisiplinan guru MTsS Hifal Pekalongan, bagaimana akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan, dan bagaimana pengaruh kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan guru MTsS Hifal Pekalongan, untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan. Kesimpulan : penelitian ini menunjukkan bawa pengaruh kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan sudah cukup/sedang. 16 Ila Saadati, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan 2013) Motivasi Mahasiswa Belajar Di STAIN Pekalongan ( Studi Kasus Mahasiswa STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah Angkatan 2009 ) hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa studi di STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah berada pada kategori baik (40%), motivasi mahasiswa dari segi motivasi intrinsik baik 15 Iftitah, Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 16 Viki Mahmasani, Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Akhlak Siswa (Studi Kasus di MTsS Hifal Pekalongan), Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), jlm. Vii

9 9 sementara dari segi motivasi ekstrinsik adalah kurang baik. Hal ini karena sebagian mahasiswa menyatakan kuliah di STAIN Pekalongan bukan karena dorongan orang lain, baik itu orangtua, teman, maupun guru, tetapi atas kemauan sendiri. 17 Durroh 'Afifah, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan - Pekalongan 2014) Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MTs Ahmad Yani Wonotunggal Kabupaten Batang hasil penelitiannya adalah data yang didapat dari angket yang telah penulis sebar menunjukkan bahwa r xy = 0,480 terletak antara 0, dan setelah dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5% = 0,374 dan taraf signifikansi 1% = 0,478 didapatkan ro > rt. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa Kinerja Guru dalam Mengajar berpengaruh terhadap Motivasi Belajar Siswa di MTs Ahmad Yani Wonotunggal Kabupaten Batang sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima. 18 Devi Kristiyawati, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan - Pekalongan 2013) Korelasi Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Di SMP Negeri 17 Pekalongan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian guru di SMP Negeri 17 Pekalongan mempunyai nilai rata-rata 118,17 yang termasuk dalam kategori sedang. Motivasi belajar di SMP Negeri 17 Pekalongan mempunyai nilai rata-rata 121,76 termasuk dalam kategori sedang. Setelah diadakan perhitungan statistik 17 Ila Sa adati, Motivasi Mahasiswa Belajar Di STAIN Pekalongan ( Studi Kasus Mahasiswa STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah Angkatan 2009), Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 18 Devi Kristiyawati, Korelasi Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Di SMP Negeri 17 Pekalongan), Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii.

10 10 menggunakan rumus product moment didapat nilai rxy = 0,480 yang terletak pada interval 0,41-0,70. Hal ini berarti terdapat korelasi cukup/sedang. Pada interpretasi cermat, untuk N = 58 dalam tabel product moment untuk taraf signifikan 5% didapat rt = 0,259 dan untuk taraf signifikan 1% didapat rt = 0,336. Dengan demikian rxy > rt pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Hal ini berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara kepribadian guru dengan motivasi belajar di SMP Negeri 17 Pekalongan baik pada taraf 5% maupun 1%, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Ika Murniasih, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan 2013) Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kedisiplinan Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri 05 Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pekalongan) hasil penelitiannya menunjukan bahwa persepsi siswa tentang kedisiplinan guru termasuk kategori baik hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 51,84 yang terdapat pada interval dan motivasi belajar siswa termasuk kategori cukup hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 47, 41 karena terdapat pada interval 46 49, sedangkan hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru dengan motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang cukup atau sedang, yaitu merujuk pada tabel dengan rumus Prodact Moment yang mana bahwa angka korelasi bertanda positif atau korelasi searah yaitu rxy = 0, 589 pada interval 0,41-0,70 yang berarti interpretasi secara sederhana menunjukan antara variabel persepsi siswa tentang kedisiplinan guru (x) dan variabel motivasi belajar siswa (y) termasuk dalam kategori korelasi atau hubungan yang cukup atau sedang. jadi antara

11 11 persepsi siswa tentang kedisiplinan guru dengan motivasi belajar siswa dengan db = 49, dalam taraf signifikan 5%, rt = 0,281, ataupun taraf signifikan 1%, rt = 0,364, terdapat korelasi positif yang signifikan. 19 M. Saiful Anam, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan - Pekalongan 2014) Pengaruh Sistem Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di MII 01 Pringlangu Pekalongan 2013/2014 hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa: pengaruh sistem mengajar Guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata peajaran PAI di MII 01 pringlangu hasilnya lemah, dalam hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan ttest= 0,023 yang dikonsultasikan dengan tabel baik pada taraf signifikansi 1% yaitu 0,400 maupun pada taraf signifikansi 5% yaitu 1,315. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan tidak dapat diterima karena tidak ada pengaruh antara sistem mengajar Guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di MII 01 pringlangu pekalongan. Darsin, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan ) Kedisiplinan Guru Agama Islam dan Implikasinya Terdapat Prestasi Belajar Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang hasil penelitiannya bahwa sesuai dengan nilai hasil belajar PAI siswa dihasilkan rata-rat 75. Dari hasil perhitungan product moment dapat disimpulkan bahwa implikasi kedisiplinan 19 Ika Murniasih, Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kedisiplinan Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri 05 Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pekalongan), Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii.

12 12 kerja guru agama di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi belajar sisiwa. 20 Nurfita Lestari, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan - Pekalongan ) Pengaruh Kewibawaan Guru Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Di MAN 3 Pekalongan hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat kewibawaan guru di MAN 3 Pekalongan memiliki rata-rata 84,1yang berada pada interval Ini menunjukkan bahwa tingkat kewibawaan guru dalam kategori baik. Tingkat kedisiplinan belajar pesrta didik di MAN 3 Pekalongan memiliki rata-rata 74,75 yang berada pada interval Ini menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan belajar pesrta didik di MAN 3 Pekalongan termasuk dalam kategori baik. Dari uji ANOVA atau F test dapat dilihat nilai F hitung sebesar 9,386 dengan signifikansi 0,780 karena taraf signifikansi jauh lebih besar dari taraf signifikansi 5 % dan 1 % atau 0,780 > 0,050 dan 0,780 > 0,010 maka dapat dikatakan bahwa Kedisiplinan belajar peserta didik di MAN 3 Pekalongan dapat dipengaruhi oleh kewibawaan guru di MAN 3 Pekalongan. Dengan melihat hasil yang telah diperoleh dari perhitungan analisis uji hipotesis dia tas maka hipotesis yang diajukan oleh penulis teruji kebenarnanya maka Ha diterima dan Ho ditolak. 21 Ainur Rohmah, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan ) Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peseta Didik SMP N 8 Pekalongan hasil analisis dari penelitian 20 Darsin, Kedisiplinan Guru Agama Islam dan Implikasinya Terdapat Prestasi Belajar Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang), Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 21 Nurfita Lestari, Pengaruh Kewibawaan Guru Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Di MAN 3 Pekalongan, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014), hlm.vii

13 13 intensitas menonton sinetron peserta didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 32,5. Nilai tersebut berada dalam interval 31-34,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. Adapun motivasi belajar peserta didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 31,2. Nilai tersebut berada dalam interval 31-33,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. Berdasarkan perhitungan dengan teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy = 0,417, jadi hasil diatas menunjukkan bahwa rxy lebih besar dari rt [rxy>rt] baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara sinetron dengan motivasi belajar peserta didik SMP N 8 Pekalongan. 22 Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian yang dilakukan ini lebih menitik beratkan pada kedisiplinan dosen dari segi kedisiplinan berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu serta hubungannya dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore prodi PAI jurusan tarbiyah di STAIN Pekalongan. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang diteliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 23 Sesuai dengan judul, maka penulis mengajukan hipotesis: 22 Ainur Rohmah, Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peseta Didik SMP N 8 Pekalongan, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2012), hlm.vii 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 62.

14 14 a. H 0 : Tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. b. H a : Terdapat korelasi positif antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. F. Kerangka Berfikir Pendidik adalah cerminan pribadi yang mulia. Figur pendidik yang demikian itulah yang diharapkan dari siapapun yang ingin menerjunkan dirinya ke dalam dunia pendidikan di sekolah. Figur pendidik yang mulia adalah sosok pendidik yang rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, membimbing anak didik, mendengarkan keluhan anak didik dalam segala hal yang bisa menghambat aktivitas belajarnya. Diantara faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seorang pendidik adalah faktor kedisiplinan. Disiplin sangat penting bagi seorang pendidik dalam mengemban misi pendidikan. Disiplin seorang pendidik akan sangat menentukan dalam keteraturan dan stabilitas proses pendidikan dan pengajaran di kelas. Oleh karaena itu disiplin dalam pelaksanaan tugas seorang pendidik merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Sebaliknya, disiplin yang kurang dari seorang pendidik akan berimplikasi pada kurangnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha dan berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Karakteristik siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

15 15 adalah memiliki standar belajar, memiliki tanggung jawab pribadi atas kegiatan yang dilakukan, lebih suka bekerja keras pada situasi dimana dirinya mendapatkan umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah dilakukannya, tidak menyukai keberhasilan karena kebetulan, dan lebih suka pada pekerjaan yang tingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam pencapaian tujuan, bersifat inovatif, efisien, merasa puas serta mau menerima kegagalan. Dengan demikian, adanya kedisiplinan dari dosen terhadap mahasiswa akan tercipta motivasi belajar yang tinggi pada diri mahasiswa. Pada perguruan tinggi STAIN Pekalongan tidak sedikit dosen yang dianggap kurang disiplin, banyak diantara mereka yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Misalnya, datang tidak tepat waktu yang sudah disepakati, dan tidak sedikit pula dosen yang jarang mengajar atau tidak datang mengajar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Akhirnya mahasiswa pun terkesan menyepelekan dosen tersebut dengan malas untuk mengikuti mata kuliah yang di ampu oleh dosen tersebut. Dari uarian tersebut terdapat hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar. Dosen yang mempunyai tingkat kedisiplinan tinggi berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswanya dalam mengikuti mata kuliah dan belajar mata kuliah tersebut. Dosen yang mempunyai tingkat kedisiplinan rendah akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar mahasiswanya. Hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar adalah hubungan resiprokal atau timbal balik. Tabel 1.1 indikator kedisiplinan dosen dan motivasi belajar Kedisiplinan Dosen Motivasi Belajar

16 16 Kedisiplinan dalam mengajar : 1. Datang dan pulang tepat waktu mengajar 2. Membuat silabus 3. Menggunakan media yang tepat 4. Memberikan tugas 5. Mengisi jurnal 6. Mengabsen mahasiswa Kemauan dan semangat yang kuat untuk belajar Disiplin dalam belajar Kedisiplinan dalam berpakaian: 1. Berpenampilan rapi 2. Sopan Serius menghadapi tugas Kedisiplinan dalam ketepatan waktu: 1. Ketepatan jam mengajar 2. Disiplin dalam kehadiran 3. Menggunakan strategi pembelajaran Dorongan untuk berprestasi Kunjungan ke perpustakaan Diskusi kelompok/individu G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu menekankan analisisnya dengan data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistik Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). Hlm. 5.

17 17 Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian lapangan (flied research), yaitu penelitian yang menggunakan kehidupan nyata sebagai tempat kajian dan keadaan lapangan berjalan sebagaimana biasa Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 26 Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel kedisiplinan dosen (variabel X) dan variabel motivasi belajar mahasiswa (variabel Y). a. Kedisiplinan Dosen Variabel kedisiplinan dosen sebagai vaariabel bebas dalam penelitian ini, dengan sub variabel: kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu. Dan indikator: datang dan pulang tepat waktu, membuat silabus, menggunakan media yang tepat, memberikan tugas, mengisi jurnal, mengabsen mahasiswa, berpenampilan rapi, sopan, ketepatan jam mengajar, disiplin dalam kehadiran, menggunakan strategi pembelajaran. b. Motivasi Belajar Mahasiswa Variabel motivasi belajar mahasiswa merupakan semangat dan minat mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Indikator motivasi belajarnya meliputi: kemauan dan semangat yang kuat untuk belajar, 25 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Cet. Ke-1 ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 39.

18 18 serius menghadapi tugas, disiplin dalam belajar, serta dorongan untuk berprestasi. 3. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 27 Menurut Sugiyono apabila populasi kurang dari 100 dapat menggunakan tabel Krejcie. Pada tabel ini sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Dari tabel tersebut ditunjukan apabila populasi 80 maka sampelnya Karena populasi dalam penelitian berjumlah 80 maka sampel mahasiswa yang diambil berjumlah 66 mahasiswa. Sedangkan dosen yang akan dinilai kedisiplinannya oleh mahasiswa adalah dosen yang mengampu mahasiswa angkatan 2012 pada semester genap tahun 2014/2015 di 2 kelas seluruhnya berjumlah 10 orang. 29 Untuk keabsahan data diperlukan objek yang sama. Untuk itu peneliti mengambil sampel pada satu kelas reguler sore karena disitu mahasiswa yang sama dan diampu oleh dosen yang sama pula. 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Angket Angket yaitu suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden secara tertulis (orang-orang yang menjawab). 27 Suharsimi Arikunto, Op.cit.hlm Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cet. Ke-5 (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm pekalongan.ac.id/phocadownload/penawaran%20mata%20kuliah%20smt%20genap% pdf.

19 19 Metode ini diambil untuk memperoleh data persepsi mahasiswa tentang kedisiplinan dosen dan motivasi belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. Angket ini diberikan kepada mahasiswa reguler sore angkatan 2012, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tersebut terdiri dari peryataan-pernyataan yang berkaitan dengan kedisiplinan dosen dan motivasi belajar mahasiswa berbentuk skala Likert. Responden tinggal mengisi pilihan jawaban yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dlakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. 30 Metode ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari angket, observasi, dan dokumen tentang mahasiswa dan dosen guna menunjang kevalidan data yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk penggalian data awal. Namun pada penggalian data selanjutnya peneliti menggunakan data terstruktur. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang dilakukan dengan mempelajari dokumen, arsip-arsip, tentang data sekolah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. 30 Ibid., hlm. 139

20 20 5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Dalam hal ini digunakan teknik data statistik. Adapun tahapan analisisnya yaitu: a. Analisis pendahuluan Pada tahap ini penulis akan mengelompokkan dan memasukkan datadata yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan memadukan perhitungan dan membaca data yang ada dalam pengolahan data selanjutnya. b. Analisis uji hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan, akan digunakan analisis produck moment dengan rumus sebagai berikut: r = N xy ( x) ( y) keterangan: r N xy x = Koefisien korelasi r antara variabel x dan variabel y = Jumlah responden = Jumlah perkalian skor x dan y = Jumlah seluruh x y = Jumlah seluruh y 31 c. Analisis lanjut 31 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). Hlm. 241.

21 21 Analisis ini akan digunakan untuk mengambil kesimpulan setelah dilakukan analisis hipotesis. 1. Jika H a > H 0 taraf signifikansi 5% atau 1%, maka hipotesisi diterima, yang artinya terdapat korelasi positif antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa regeler sore program studi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan. 2. Jika H a < H 0 pada taraf signifikansi 5% atau 1%, maka hipotesis ditolak, yang artinya tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan dosen degan motivasi belajar mahasiswa reguler sore prodi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan. H. Sistematika Penulisan Penelitian ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Kedisiplinan Dosen dan Motivasi Belajar. Kedisiplinan dosen meliputi pengertian dosen, pengertian kedisiplinan dosen, macam-macam kedisiplinan dosen, pentingnya kedisiplinan dosen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dosen. Motivasi belajar terdiri dari pengertian motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, jenis-jenis motivasi belajar, unsur yang mempengaruhi motivasi belajar dan upaya meningkatkan motivasi belajar.

22 22 Bab III Kedisiplinan Dosen dan Motivasi Belajar Mahasiswa Program studi PAI STAIN Pekalongan yang mencakup profil jurusan tarbiyah meliputi sejarah lahirnya, visi dan misi, dan program studi di jurusan tarbiyah STAIN Pekalongan. Kedisiplinan dosen program studi PAI yang meliputi kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu. Motivasi belajar mahasiswa program studi PAI berdasarkan indikatorindikator motivasi belajar. Bab IV Anilisis Korelasi Kedisiplinan Dosen Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program studi PAI STAIN Pekalongan yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab V Penutup, berisi simpulan hasil penelitian sekaligus masukan atau saran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya dalam sistem pendidikan harus ada tata tertib pada masing-masing sekolah, Karena kedisiplinan diperlukan dalam semua aspek kehidupan termasuk didalamnya

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua sebagai peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi Siswa Kelas X Terhadap Kedisiplinan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MAN Bawu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1 disiplin merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1 disiplin merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1 disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan prestasi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin beralamatkan di Jalan Mangga III Rt. 22 No. 48 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang potensial dibidang pembangunan. 1. mempunyai pola asuh tertentu untuk membesarkan buah hatinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang potensial dibidang pembangunan. 1. mempunyai pola asuh tertentu untuk membesarkan buah hatinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan pendidikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan dan belajar bagaimana menunjukkan keproduktifannya. 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa MTs Miftahul Huda Sumberejo Donorojo Jepara dan MTs Mabdaul Huda

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KASEPUHAN 03 BATANG

BAB IV HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KASEPUHAN 03 BATANG BAB IV HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KASEPUHAN 03 BATANG Dalambab ini akan diuraikan data tentang HubunganPerhatian Orang TuaDenganMotivasiBelajarSiswaKelas IV

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hambatan guru fisika dalam mengimplementasikan KTSP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya

Lebih terperinci

BAB IV KORELASI KEDISIPLINAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PAI STAIN PEKALONGAN

BAB IV KORELASI KEDISIPLINAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PAI STAIN PEKALONGAN BAB IV KORELASI KEDISIPLINAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PAI STAIN PEKALONGAN Setelah data dari kedua variabel yaitu variabel x dan variabel y terkumpul serta adanya teori yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang jenis penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi. 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan selama 2 bulan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN PENGAJIAN RUTIN DENGAN AKHLAK REMAJA DI DESA PAMUTIH KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN PENGAJIAN RUTIN DENGAN AKHLAK REMAJA DI DESA PAMUTIH KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN PENGAJIAN RUTIN DENGAN AKHLAK REMAJA DI DESA PAMUTIH KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Untuk mengetahui hubungan keaktifan mengaktifkankegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IX MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IX MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip BAB III METODE PENELITIAN Metode yaitu suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan penelitian yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52 56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari satu variabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari satu variabel untuk 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari satu variabel untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis dan pendekatan penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan 80 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Reward a. Pengertian Reward Pengertian reward diambil dari bahasa Inggris yang berarti ganjaran atau penghargaan. Ganjaran adalah alat pendidikan represif yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN A. Analisis Data Kompetensi Kepribadian Guru PAI SMP Muhammadiyah Pekajangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian

Lebih terperinci

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri KORELASI ANTARA KEMAMPUAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMANFAATKAN MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK DIDIK DI PAUD AISYIYAH DESA KAMBINGAN KECAMATAN PAGU KABUPATEN KEDIRI ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MI ISLAMIYAH

BAB IV ANALISIS KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MI ISLAMIYAH BAB IV ANALISIS KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MI ISLAMIYAH TUMBREP 01 KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Untuk mengetahui korelasi persepsi siswa tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 014. Tempat Penelitian Sedangkan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan. obyek sesuai dengan apa adanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan. obyek sesuai dengan apa adanya. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. 61 Artinya sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekretariat MGP SMPN se-kota Pekanbaru yang bertempat di SMPN 10 Pekanbaru. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BERJILBAB TERHADAP MOTIVASI BERJILBAB PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BERJILBAB TERHADAP MOTIVASI BERJILBAB PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR KAB. BATANG BAB IV ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BERJILBAB TERHADAP MOTIVASI BERJILBAB PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR KAB. BATANG Untuk mengetahui pengaruh persepsi berjilbab terhadap motivasi berjilbab peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi Umum SDN Kalisari 3 Kradenan Grobogan a. Letak Geografis Sekolahan Secara geografis SDN Kalisari 3, akan tetapi mudah dijangkau sebab posisinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adalah data yang berupa kategori-kategori. 71

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adalah data yang berupa kategori-kategori. 71 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN. Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua:

Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN. Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua: 47 pendidikan diniyah terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa di MTs Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Data yang diambil dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dilingkungan tertentu dengan cara mendatangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana intensitas peserta didik dalam menonton sinetron religi Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Gani Tirtoasri Tirtomoyo. Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Propinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 09/03/2013 hlm. 1-7 HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN bebas. Adapun variabel dalam penelitian yang berjudul Studi korelasi antara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH METODE QIRA AH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS XI DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV PENGARUH METODE QIRA AH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS XI DI MAN 2 PEKALONGAN BAB IV PENGARUH METODE QIRA AH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS XI DI MAN 2 PEKALONGAN Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukung maka langkah selanjutnya adalah membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal matematika pada UKA PLPG

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan kemerdekaan indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan kemerdekaan indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan kemerdekaan indonesia yang tertuang dalam UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka langkah yang ditempuh

Lebih terperinci

2010), Cet. 16, hlm. 23. hlm Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA,

2010), Cet. 16, hlm. 23. hlm Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan penelitian, karena metode mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan setepat-tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan untuk menjawab persoalan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal BAB III METODE PENELITIAN Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian akan banyak dipengaruhi dan ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada dasarnya penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Agar penelitian mencapai hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan yang melingkupi prosedur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pola analisis statistika yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berupa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELETIAN. Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan

BAB III METODELOGI PENELETIAN. Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan 53 BAB III METODELOGI PENELETIAN Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Metode penelitian adalah srtategi umum yang capai dalam mengumpulkan datat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012 Setelah data terkumpul didukung teori, maka langkah selanjutnya adalah membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini adalah berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah Bojonegara yang bertempat di Kp. Pengrango RT/RW. 003/002

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan dipengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci