KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
|
|
- Sonny Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 4 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Morfologi Eritrosit Subpokok bahsan : a. Morfologi eritrosit normal berbagai macam spesies hewan. b. Morfologi eritrosit abnormal : abnormalitas besar, abnormalitas bentuk dan adanya inclusion bodies. c. Penayangan gambar slide darah berbagai spesies hewan normal/sehat dan abnormal karena penyakit. d. Uji fragilitas eritrosit dan interpretasi data. Tujuan khusus : 1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan morfologi dan karakter darah dan berbagai macam spesies hewan normal atau sehat. 2. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan morfologi dan karakter darah dan berbagai macam spesies hewan yang terserang berbagai penyakit. 3. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan uji fragilitas eritrosit serta menginterpretasi data yang diperoleh. 4. Mahasiswa dapat melihat, memahami dan menjelaskan gambaran darah hewan normal atau sehat dan darah hewan yang terserang penyakit. Metode : Kuliah dan diskusi Media : OHP dan slide projector Universitas Gadjah Mada 1
2 Pada sapi : mg/dl normal mg/dl inflamasi/lesi jaringan atau lebih inflamasi dan nekrosis Pada domba : mg/dl normal mg/dl inflamasi Disini masih diperlukan Evaluasi pemeriksaan hematologi yang lain : - Pemeriksaan jumlah leukosit - Pemeriksaan diferensial leukosit MORFOLOGI ERITROSIT Pemeriksaan preparat apus : - morfologi eritrosit - diferensial leukosit Morphologi abnormal : 1. abnormalitas besar/size 2. abnormalitas bentuk 3. adanya inclusion bodies Diameter eritrosit ( sapi : 4,0-9,6 domba : 3,5-6,0 kambing : 3,2-4,2 3,2 > batas bawah paling kecil babi : 4,0-8,0 kuda : 5,6-8,0 anjing : 6,9-7,3 6,9 > batas bawah paling besar kucing : 5,4-6,5 Universitas Gadjah Mada 2
3 1. Abnormalitas besar/size Eritrosit hewan piaraan besar eritrosit bervariasi sesuai dengan spesies hewan Kelainan kelainan itu antara lain : Anisocytoslrs besar eritrosit bervariasi, umumnya dijumpai pada darah sapi normal (3,6-9,6 ) terutama pada sapi muda. Anisocytosis meningkat : pada regenerative anemia, banyak dijumpai macrocyte dalam sirkulasi darah perifer. Perkembangan selanjutnya akan dijumpai poikilocyte. 2. Abnormalitas bentuk Kelainan - kelainan itu antara lain : Poikilocytosis : iregularitas bentuk eritrosit Perubahan - perubahan yang terjadi seperti : - elliptocyte (a) - sickle cell (b) - bentuk-bentuk seperti buah pear (c) dan tear/tetes air mata (d) - bentuk tidak beraturan (e) bentuk - bentuk tersebut merupakan indikasi adanya abnormalitas eritrogenesis. Leptocyte : eritrosit dengan bentuk pipih, dengan luas permukaannya meningkat tetapi volumenya tetap. Konsekuensinya : - membran sel dapat melipat atau distorsi, lebih resisten terhadap hemolisis dalam larutan hipotonik - tidak mudah membentuk rouleaux atau saling melekat (clump) sel yang satu dengan yang lain - laju endap darah/kecepatan sedimentasi darah menurun - sel - sel ini biasanya menempati daerah buffy coat ----> berwarna pinkish tinge (agak pink) Universitas Gadjah Mada 3
4 Target cell (sel target) atau codocyte : karakteristik dengan normal daerah agak gelap dibagian sentral dan dikelilingi daerah yang jernih. Sering terlihat pada darah anjing. Target cell Spherocyte : - mempunyai rigid membrane (membran sel yang agak keras/kaku ) sehingga lebih resisten atau tahan terhadap perubahan - perubahan bentuk (deformation). - sel ini segera akan didestruksi oleh SRE, sebab itu lifespannya - sel ini tidak umum terdapat pada domestic animals, terlihat pada darah anjing yang menderita autoimmune hemolytic anaemia - pada manusia, spherocytosis merupakan penyakit kongenital (penyakit congenital spherocytosis) Fragmentasi eritrosit terjadi pada anemia hemolitik atau penyakit - penyakit dimana terjadi perubahan dalam mikrosirkulasi. Ada 2 cara fragmentasi : 1. Fragmentasi secara alami : merupakan metode normal destruksi darah 2. Fragmentasi eritrosit yang lain bisa terjadi pada : - Kehilangan sifat elastisitas membrane sel sebagai konsekuensi : - antibody coating - immune mediated anaemia - defisiensi Fe, pembentukan Heinz bodies, sickle cells. - hypercholesterolemia, lipemia. membran sel lebih kaku mudah terjadi fragmentasi Hasil fragmentasi eritrosit bisa terjadi dengan koagulasi intravasculer (tersebar) pada pemeriksaan apus darah fragmen eritrosit tersebut bisa terlihat sebagal bagian dan eritrosit: - keratocyte (1 atau lebih incomplete cut) - schizocyte (a complete cut) - knizocyte (bentuk triconcave) lebih sering terlihat pada anemia hemolistik Universitas Gadjah Mada 4
5 Acanthocyte : - eritrosit dengan rounded projections/tonjolan pada permukaan sel - pada anjing dengan liver disease - pada manusia, adanya abnormalitas plasma misalnya pada abnormalitas pada metabolism fosfolipida, dimana pada penyakit ini terjadi penurunan kadar fosfolipida dan kholesterol, demikian pula penurunan kadar trigliserida dan free fatty acid. Crenation : Tonjolan-tonjolan pada permukaan eritrosit bukan karena perubahan perubahan kilnik, merupakan kesalahan teknis misalnya : - pengeringan yang tertunda - tercemar lytic agent (detergent) - tercemar larutan hypertonic - umur sampel terlalu lama Oleh karena bentuk acanthocyte dan crenation serupa maka harus dibedakan (baca makalah pada kursus Penyegaran Dokter Hewan Mandiri Suatu tinjauan tentang pengaruh EDTA terhadap morfologi darah, 1991). Anulocyte : akibat rendahnya kandungan Hb, maka terjadi daerah pucat yang luas pada bagian sentral eritrosit anulocyte Schistocyte : Merupakan produk fragmentasi eritrosit, dapat berbentuk : - triangular - small elliptical form - irregular crenated cells Pada kasus anemia hemolitik Universitas Gadjah Mada 5
6 Siderocyte : Eritrosit mengandung 1 atau lebih granula besi (pewarnaan dengan Prussian blue) Pada kasus hambatan sintesis Hb misalnya : - thalassemia (manusia) - Pb poisoning siderocyte Sickle cell (sel sabit) sickle cell Stomatocyte : eritrosit dengan area biconcave di bagian sentral. Pada kasus hereditary haemolytic anaemia stomatocyte 3. Adanya inclusion bodies (benda - benda inklusi) dalam eritrosit. Reticulocyte : tidak dijumpai pada pemeriksaan darah perifer atau dalam jumlah yang kecil (normal). - spesifik (macrocytic, polychromatophilic) - sel ini mengalami pemasakan di dalam sumsum tulang reticulocyte Universitas Gadjah Mada 6
7 - MCV meningkat - Berat jenis rendah - Lebih resisten terhadap larutan hipertonik - Lebih resisten terhadap krenasi - Tidak berpartisipasi dalam pembentukan rouleaux Catatan: Pada anjing dan kucing : 0,5-1% dalam darah perifer Pada babi : sampai dengan 2% Pada marmot, tikus, kelinci, mencit : 2-4% Pewarnaan reticulocyte : Sebelumnya preparat apus tidak difiksasi terlebih dulu dengan methanol / metil alcohol. Reagen : - 1% larutan brilliant cresyl blue dalam larutan fisiologik - 0,5% larutan new methylene blue dalam 1,6% larutan potassium oxalat. - Kemudian larutan larutan tersebut diatas dicampur. Tipe tipe reticulocyte : Tipe I : terlihat titik - titik kromatin yang tercat dengan new methylene blue Tipe II : terlihat granula gelap, satu atau dua membentuk reticulum Tipe III : terlihat granula lebih gelap dan membentuk retikulum Kalkulasi reticulocyte secara absolut : Absolute % retic count = Misalnya : anjing dengan PCV = 20% (PCV normal = 45%) Retic. = 32% Universitas Gadjah Mada 7
8 Maka reticulocyte absolute = 32 x Reticulocytosis : - Hemorrhagi akut eritropoisis naik - Anemia hemolitik Penghitungan reticulocyte Kondisi optimal sebagai metode untuk mengevaluasi therapi terhadap anemia. jumlah reticulocyte sangat tinggi (4-5 hari setelah terapi) kemudian maximum 9-10 hari setelah terapi kembali normal pada akhir minggu ke 2 atau 3 setelah terapi. Penurunan reticulocyte persisten pada hewan yang alami anemia prognosa jelek dugaan adanya ganggguan sumsum tulang. Respon reticulocyte : Kucing : Tahap awal respon aktif reticulocyte peningkatan sel eritrosit dengan mengandung banyak reticulum. Kemudian tahap akhir terlihat punctate form (bentuk titik/granul dan reticulum. Pendewasaan% reticulocyte lebih lama pada kucing. Reticulocyte naik pada saat ini tidak mesti adanya peningkatan aktifitas sumsum tulang. Terapi epinephrine reticulocyte naik (kucing) seperti pada kucing yang alami exitasi selama sampling darah dilakukan (60 80% reticulocyte). Respon reticulocyte ringan pada anjing : 1-4% kucing : 0,5 2% Respon reticulocyte moderate pada anjing : 5-20% kucing : 3 4% Respon reticulocyte berat pada anjing : 21 50% kucing : > 5% (tipe I + II) Universitas Gadjah Mada 8
9 Reticulocytosis sapi : - blood loss (perdarahan) - destruksi eritrosit meningkat - stimulasi erythrogenic bias disertai basophilic stippling dalam sel (stippled cell) respon terhadap anemia. Punctate basophilia (basophilic stippling) Adanya punctate aggregate dan basophilic staining materials sebagai granul kasar dalam eritrosit. - Warna biru gelap dengan Wright s stain. - Kadang dijumpal pula eritrosit berinti. Adanya stippling adalah perubahan degeneratif dan sitoplasma yang melibatkan ribonucleid acid (RNA) pada eritrosit muda. Contoh kasus: - Pb-poisoning (94%) pada anjing dan sapi. - Pemakalan EDTA berlebihan + potasium oxalat mengurangi stippled cells yang terdeteksi. - Basophilic stippling kadang-kadang dijumpai pada eritrosit anjing normal, tetapi jumlahnya sedikit. Polychromasia (reticulocyte) : adanya warna basophilia pada eritrosit secara difus, karakteristik dengan warna biru - kemerahan yang difus pada eritrosit. Metarubricyte kehilangan inti (proses pendewasaan) masih adsubstansi basophilic sitoplasma mengandung RNA + protoporphyrin warna kebiruan (polychromatopilia) Anemia Universitas Gadjah Mada 9
10 Howell Jolly bodies : Merupakan sisa sisa inti Dengan Wright stain terlihat : - benda refractile (single/double) - bentuk speris/bulat kebiruan - bentuknya bisa bervariasi - Harus dibedakan dengan anaplasma marginale, dimana : - Bentuk uniform - Letak dibagian perifer eritrosit H.J. bodies meningkat pada anemia Keadaan normal terdapat H.J bodies hanya : - 1% pada kucing - kadang - kadang pada anjing - sering pada babi muda (3 bulan) - kadang - kadang pada kuda, bentuk bervariasi warna hitam dan letak eksentrik. Heinz bodies : - Bentuk kecil, bulat, irreguler, refractile, bisa. single, multiple dalam I sel eritrosit. Keracunan phenothiazine, wild onion poisoning. Benda - benda ini merupakan denaturasi protein, agen - agen toksik terhadap eritrosit anemia (indikasi terhadap erythrocyte injury/anemia hemolitik). - Terlihat dalam reticulocyte. - Terlihat pada unfixed dan unstained smears/preparat darah. - Benda - denda ini hilang setelah fixasi dengan etil dan metil alkohol. - Pada manusia (pada keracunan) - Naphthalene - Sodium nitrate - Sodium chlorate - Sulfanilamide - paramino salicylid acid - Isoniazid - Nitrofurantoin - Obat anti malaria tertentu - Phenacetin - Heinz bodies kadang dapat dijumpai pada kucing normal, dimana terjadi destruksi aktif eritrosit. Universitas Gadjah Mada 10
11 - Heinz bodies tidak terdestruksi dengan reagen yang dipakai dalam pemeriksaan Hb. - Heinz bodies dapat ditemui pada kucing (cystitis, urolithiasis) yang biasanya diobati antiseptik methylene blue. - Heinz bodies dapat dijumpai pada anjing diberi prednisolone setiap hari. Kristal Hb. - Dilaporkan pada anjing dan kucing : - di dalam eritrosit - di luar eritrosit Dengan Wright s stain akan nampak gelap dengan bentuk kristal : - persegi - polygonal - rectangular - Pada anjing : - cylic neutropenia - Pada kucing : setelah spelenectomy / operasi pengambilan spleen. Eritrosit berinti - Tidak terdapat pada hewan piara normal kecuali babi menyusui (3 bulan), kadang - kadang terdapat pada anjing normal. - Sebagai respon terhadap kebutuhan akan darah anemia regenerative : - reticulocyte naik - eritrosit berinti/normoblast sangat tinggi. - Adanya eritrosit berinti naik tanpa kenaikan jumlah eritrosit abnormal eritrogenesis - Eritrosit berinti sangat tinggi : - pada extra medullary erythropoiesis - neoplasia erythron megaloblastoid rubriblast naik TES FRAGILITAS ERITROSIT - Tes fragilitas eritrosit bukan pemeriksaan rutin hematologi. - Pada penyakit tertentu fragilitas eritrosit meningkat atau menurun. - Tes fragilitas eritrosit dilakukan sehubungan dengan gangguan sistema hemopoitik. Cara : Eritrosit/darah dimasukkan ke dalam larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi. Misalnya larutan hipotonik mulai dan 1% NaCl kemudian meningkat dengan interval 0,02%. Universitas Gadjah Mada 11
12 Rata-rata nilai fragilitas osmotik pada hewan normal Hewan Resistensi min. % larutan NaCl Sapi 0,59 0,66 Domba 0,60 0,76 Kambing 0,62 0,74 Babi 0,70 0,74 Kuda 0,42 0,59 Anjing 0,45 0,50 Kucing 0,69 0,72 Ayam 0,41 0,42 Resistensi max. % larutan NaCl 0,40-0,50 0,40-0,55 0,48 0,60 0,45 0,31 0,45 0,32 0,36 0,46 0,50 0,28 0,32 Tes fragilitas osmotik meningkat pada : Anaplasmosis (sapi) Isoimmune hemolytic anaemia pada new born pups (anak anjing baru lahir) Autoimmumne hemolytic anaemia (anjing) injeksi intra-vena anti-canine red cell immune serum Tes fragilitas osmotik menurun (ini berarti pula resistensinya meningkat) pada : - eritrosit sapi yang mengalami porphyria dimana terjadi peningkatan jumlah eritrosit muda yang relatif lebih resisten. Universitas Gadjah Mada 12
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 14 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 14. Kasus Penyakit di Klinik (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Penyakit Anemia hemolitik intravaskuler (keracunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit adalah fragmen-fragmen kecil yang berasal dari sitoplasma. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat 250.000-400.000 keping darah dalam setiap mm
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 11 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Hemostasis (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Evaluasi hemostasis di laboratorium. b. Interpretasi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Thalassemia adalah suatu penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif yang disebabkan karena kelainan
Lebih terperinciABSTRAK MORFOLOGI ERITROSIT PADA SEDIAAN APUS DARAH TEPI (SADT) SAMPEL DENGAN HASIL PEMERIKSAAN ONE TUBE OSMOTIC FRAGILITY TEST (OTOFT) POSITIF
ABSTRAK MORFOLOGI ERITROSIT PADA SEDIAAN APUS DARAH TEPI (SADT) SAMPEL DENGAN HASIL PEMERIKSAAN ONE TUBE OSMOTIC FRAGILITY TEST (OTOFT) POSITIF Muhammad Chalid Ghozali Daulay, 2010 Pembimbing I : Christine
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama mata kuliah : HEMATOLOGI VETERINER Kode/SKS : Patologi Klinik Veteriner (KH-354/SKS 3/1) Prasarat : MK. Biokimia (KH-220) MK. Patologi Umum (KH--350)
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 13 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Kasus Penyakit di Klinik (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Penyakit Feline Panleukopenia. b. Penyakit Ehrlichiosis
Lebih terperinciHEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung
16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada 1
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 5 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Anemia Subpokok bahsan : a. Definisi dan penjabaran tentang anemia. b. Pendekatan diagnostik anemia. c.
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 1 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Pendahuluan Subpokok Bahasan : a. Pengertian umum tentang Patologi b. Klinik Veteriner. c. Garis besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Darah 1. Darah Sebagian besar tubuh manusia adalah berupa cairan yang sangat penting dalam proses sistem metabolisme tubuh, cairan tersebut adalah darah. Darah berbeda
Lebih terperinciIndek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)
Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan
Lebih terperinciAnemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya
Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang
Lebih terperinciABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya
ABSTRAK Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya memberikan gambaran penurunan besi serum. Untuk membedakan ADB
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan secara herediter. Centre of Disease Control (CDC) melaporkan bahwa thalassemia sering dijumpai pada populasi
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.
A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang berasal dari sel punca. Secara garis besar leukemia dibagi berdasarkan penyakit(klinis) dan
Lebih terperinciPraktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN
Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN A. Tujuan Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin. B.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut
Lebih terperinciApa itu Darah? Plasma Vs. serum
Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata) sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang
Lebih terperinciPEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.
PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)
Lebih terperinciBAB 3. KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Kelompok I (Kontrol) - Pemberian air putih Kelompok II - Pb asetat 100mg/kg/hari Eritrosit basophilic stippling Kelompok III - Pb asetat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KELAINAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI KELAINAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH OLEH : A.A. LIDYA NIRMALA DEWI (P07134014008) SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,
B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini terus melakukan pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik, peningkatan taraf hidup setiap
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan labortorium klinik adalah untuk membantu menegakkan
Lebih terperinciCAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma
CAIRAN TUBUH DARAH Darah merupakan cairan viskous tubuh, warna merah, merupakan jaringan yang ikut dalam sirkulasi tertutup. komponan darah terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian padat (solid) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pada 40 ekor kambing kacang betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sitologi sel darah abnormal pada kambing kacang yang berada di Rumah Potong Kambing
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada gambaran prevalensi dan penyebab anemia pada pasien penyakit ginjal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta atau morbus Hansen merupakan infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Kusta dapat
Lebih terperinciKeterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:
Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh populasi. 1 Wanita hamil merupakan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Parameter Nonspesifik Ekstrak Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai berikut : warna coklat kehitaman, berbau spesifik dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH I. Tujuan Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah II. Metode Hapusan darah ( blood smear ) III.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar
Lebih terperinciAnemia Hemolitik. Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK
Anemia Hemolitik Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK Anemia hemolitik didefinisikan : kerusakan sel eritrosit yang lebih awal.bila tingkat kerusakan lebih cepat dan kapasitas sumsum tulang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit merupakan elemen terkecil dalam struktur darah, merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, karena granula trombosit mengandung faktor pembekuan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN SEL BASOPHILIC STIPPLING PADA TUKANG OJEK DI PASAR CIAMIS TAHUN Rohayati*, Masetyo Edhiatmi, Friska Maris Afrilia
PEMERIKSAAN SEL BASOPHILIC STIPPLING PADA TUKANG OJEK DI PASAR CIAMIS TAHUN 2016 Rohayati*, Masetyo Edhiatmi, Friska Maris Afrilia Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi sangatlah penting dan sering diminta di beberapa laboratorium. Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepsis dan Gagal Sistem Organ Multipel Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome / SIRS) yang disebabkan oleh infeksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut
Lebih terperinciBAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.
BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. Tujuan Praktikum Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut. 1. Memperhatikan bentuk-bentuk sel-sel darah ada tidaknya sel eritrosit yang mengalami krenasi (pengerutan),
Lebih terperinci2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini
Lebih terperinciANEMIA HEMOLITIK. A. Definisi Anemia yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan destruksi eritrosit.
ANEMIA HEMOLITIK PENGANTAR A. Definisi Anemia yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan destruksi eritrosit. B. Etiologi 1. Defek eritrosit intristik : defek membran, kelainan metabolisme eritrosit, kelainan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Sel Darah Merah (erytrocyte) 1.1 Morfologi Adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh manusia.bagian dalam eritrosit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
26 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 MCV (Mean Corpuscular Volume) Nilai MCV (Mean Corpuscular Volume) menunjukkan volume rata-rata dan ukuran eritrosit. Nilai normal termasuk ke dalam normositik, nilai di bawah
Lebih terperinciBAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER
BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hampir semua plasma dipindahkan dari darah lengkap atau Whole Blood (WB)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Packed Red Cells (PRC) Eritrosit pekat atau Packed Red Cells (PRC) adalah sel yang tersisa setelah hampir semua plasma dipindahkan dari darah lengkap atau Whole Blood (WB) (McCullough
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.
iv ABSTRAK KESESUAIAN ANTARA MORFOLOGI ERITROSIT SEDIAAN APUS DARAH TEPI DENGAN NILAI HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA DARAH PENDONOR DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA BANDUNG Alvin Senjaya, 2009 Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensio Plasenta 1. Definisi Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir pada manajemen aktif kala tiga. 1 2. Patologi Penyebab retensio plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi (Swastini dkk, 2016). Darah mempunyai dua komponen utama, plasma
Lebih terperinciRuswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes
ABSTRAK GAMBARAN LABORA TORIUM ANEMIA DEFISIENSI NUTRISI (STUDI PUST AKA) Ruswantriani, 2005. Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes Anemia merupakan masalah kesehatan dunia dan cenderung meningkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bervariasi berdasarkan usia, sebagian besar disebabkan oleh defisiensi besi,
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anemia merupakan masalah kesehatan global pada negara maju maupun negara yang sedang berkembang serta berdampak pada kesehatan, sosial dan ekonomi. Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Sebagaimana dalam kitab suci Al-Qur an allah berfirman:
Lebih terperinciBAHAN AJAR BAB V. PENANGGULANGAN PENYAKIT METABOLIK A. PENDAHULUAN
BAHAN AJAR BAB V. PENANGGULANGAN PENYAKIT METABOLIK A. PENDAHULUAN Materi akan didahului dengan penjelasan tentang pengertian metabolisme dalam tubuh serta faktor-faktor yang dapat mengganggu keseimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Pada Pasien HIV/AIDS 2.1.1 Definisi Anemia Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis dimana konsentrasi hemoglobin kurang dari 13 g/dl pada laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinci