MATERI & TUGAS-TUGAS PERKULIAHAN ORNAMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI & TUGAS-TUGAS PERKULIAHAN ORNAMEN"

Transkripsi

1 MATERI & TUGAS-TUGAS PERKULIAHAN ORNAMEN Judul Mata Kuliah : Ornamen Nusantara Kode / SKS : MKK / 3 SKS Prodi /Jurusan : D.4 - Batik / Kriya Fakultas : FSRD ISI Surakarta Semester/Tahun : I / Hari pertemuan / Tempat : Selasa, 1-6 ( ), di Studio Kulit Dosen Pengampu : Drs. Agus Ahmadi, M.Sn. I. MANFAAT PERKULIAHAN ORNAMEN NUSANTARA Mata Kuliah ini wajib ditempuh bagi semua mahasiswa Jurusan Kriya, Program Studi D.4 Batik, semester I, yang bermanfaat dalam rangka membekali mahasiswa untuk memperkuat keahlian professional, dan dapat kreatif, inofatif dalam mencipta sketsa, motif dalam pola/desain ornamen di bidang Batik dan Kriya Seni. Dalam perkuliahan ini mahasiswa mendapat penjelasan tentang Teori/Pengetahuan Ornamen, dan contoh berbagai macam motif ornamen berdasar ide/ acuannya, serta ragam hias nusantara (di Indonesia). Manfaat bagi mahasiswa yang menempuh MK Ornamen ini antara lain: mengenal berbagai bentuk ornamen tradisi nusantara serta dapat membuat, mengembangkan beragam ornamen yang kreatif, inovatif dan estetik dengan mengacu pada ornamen tradisi Nusantara (Indonesia). II. TUJUAN PERKULIAHAN ORNAMEN NUSANTARA Setelah mengikuti perkuliahan Ornamen Nusantara ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang Teori Ornamen: pengertian ornamen, fungsi ornamen, pengelompokan ornamen Nusantara, sifat ornamen, motif dan pola ornamen, tata susun ornamen, dan gaya ornamen. Serta dapat membuat Karya berupa Aneka Gambar Ornamen pada kertas gambar ukuran A3 (dua demensi), dengan materi motif: geometris, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, benda alam dan motif kombinasinya, aneka motif hias / ornamen tradisional berdasar kedaerahan yang tersebar di wilayah Indonesia / Nusantara, serta dapat mengembangkan ornamen tersebut menjadi bentuk-bentuk yang kreatif, inovatif dan indah/estetik dengan gambar hitam putih maupun diwarna cat akrilik. 1

2 III. TUGAS-TUGAS PERKULIAHAN ORNAMEN NUSANTARA Pertm Mingg Mg Mg Mg.9 Mg Urutn. Tugas 1. 2a. 2b a. 5b. 6a. 6b. 7a. 7b. 8. 9a. 9b. 10a. 10b. 11a. 11b. 12. Keterangan Tugas-tugas MK Ornamen Nusantara Dalam Satu Semester Menggambar ornamen dengan motif geometris, motif Pilin & Parang/Lereng. a. Menyusun ragam hias bermotif geometris, Kawung/Ceplok & Tumpal. (NIM Ganjil). b. Menyusun hiasan bermotif geometris bebas (garis, segitiga, lingkaran, dsb).. Menggambar aneka motif hias stilasi (digayakan) bentuk daun tunggal. Menggambar aneka motif hias stilasi (digayakan) bentuk bunga tunggal. a. Menyusun ornamen dengan motif tumbuhan simetris penuh (NIM Ganjil). b. Menyusun ragam hias motif tumbuhan simetris tidak penuh (ada yg beda). a. Membuat susunan hiasan dg. motif tumbuhan non simetris. (NIM Ganjil). b. Membuat ornamen Tumbuhan dalam Vas Bunga non Simetris. a. Menyusun motif geometris,tumbuhan dlm bentuk lingkaran / bujursangkar (NIM Ganjil). b. Menyusun motif bebas ulangan berputar dalam bentuk bersegi 6 atau 8. Menyusun motif tumbuhan dalam repetisi (ulangan) berderet horisontal. Evaluasi Mid Semester (Penilaian Tugas 1 s/d 8). a. Membuat ornamen aneka binatang terbang (burung, kupu, serangga, dsb). (NIM Ganjil) b. Membuat motif hias binatang darat (sapi, kuda, gajah, rusa, ular,dsb). a. Menggambar aneka motif hias binatang air (ikan, udang, kepiting, hiu, dsb).(nim Ganjil) b. Menggambar kehidupan di dalam air tawar / laut (ikan & lingkungannya). a. Membuat susunan ornamen dengan pola hias bentuk topeng / kala. (NIM Ganjil) b. Membuat susunan ornamen dg motif hias stilasi sosok utuh manusia. Menyusun motif bebas ulangan berputar dalam bentuk campuran (lingkaran dan segi empat, segi enam atau segi bebas). Mg Tugas 13, 14, 15, & 16: diwarna cat acrilik seperti pewarnaan pada Batik, Blok Rata atau / dan teknik Sungging atau Gradasi): Menyusun motif hias geometris atau bebas dengan mengacu motif hias dari 1atau 2 daerah di Sumatra (Aceh, Batak, Riau, Minangkabau, Palembang, Lampung). 2

3 15 16 Ujian Menyusun motif hias gabungan (tumbuhan + binatang / manusia / benda alam) mengacu motif hias tradisional di Jawa (gaya: Surakarta, Yogyakarta, Majapahit, Jepara, dsb). Menyusun motif hias bebas yang mengembangkan motif hias tradisional dari daerah di Kalimantan (Dayak) atau mengacu motif hias tradisional Sulawesi (Toraja). Menyusun motif hias tradisonal daerah Bali, Sumbawa, Maluku, atau motif hias tradisional daerah Papua (Asmat) dengan pewarnaan cat akrilik. (pilih 1 motif hias daerah). Pada waktu Ujian Semester karya tugas 1-16 yang telah disetujui dijilid yang rapi, sampul diberi keterangan / tulisan yang jelas, benar, bagus & dikumpulkan sesuai jadwal ujian praktek Ornamen. Kriteria Penilaian: 1. Keaktifan, kedisiplinan, dan kerajinan mahasiswa mengikuti perkuliahan. 2. Penyelesaian tugas-tugas Ornamen yang benar (sesuai urutan tugas) dan selesai tepat waktu. 3. Karya tugas Ornamen dinilai berdasarkan: kebersihan, kerapian, kreatifitas, inofatif dan estetika gambar serta proporsional (bentuk, komposisi, ukuran dan pewarnaan) dari karya yang telah selesai dibuat. IV. DAFTAR PUSTAKA untuk MK Ornamen Nusantara: 1. A.N.J.Th.a.Th. Van Der Hoop, Ragam-ragam Perhiasan Indonesia, Koninklijk, Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen, Aryo Sunaryo, Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia, Semarang: Dahara Prize, Dea Sudarman, Asmat Menyingkap Budaya Suku Pedalaman Irian Jaya, Depdikbud: PT. Pustaka Sinar Harapan, Ernst Lehner, Alphabets & Ornaments, New York: Dover Publication, Inc., Gustami, SP., Nukilan Seni Ornamen Indonesia, Yogyakarta: ASRI, Guntur, Ornamen Sebuah Pengantar, STSI Surakarta Press, Surakarta, Hery Suharsono, Desain Motif, Jakarta : Puspa Swara, Pepin van Royen, Islamic Designs, Amsterdam. The Nederlands: The Pepin Press, Rene Smeets, Signs, Simbol & Ornament, London, New York: Van Nostrand Reinhold Company, Syafii dan Tjetjep Rohendi Rohidi, Ornamen Ukir, Semarang: IKIP Semarang, Soepratno, Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa 1 & 2, Semarang: Penerbit Effhar, Sugeng Toekio, Mengenal Ragam Hias Indonesia, Bandung: Angkasa, 1987., 13. Sri Sudewi Samsi, Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya dan Solo, Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Batik, Th a Th Vander Hoop, Indonesishce Siermotiven Baden, Koninklijk Bataviasch Genootschap van Kunsten en wetenshcappen, Team Penyusun, Risalah dan Kumpulan Data Tentang Perkembangan Seni Ukir Jepara, Jepara: Pemda Tk II Jepara, Willson, Eva, 8000 Years of Ornament, London: London British Museum Press, Yasper en Mas Pirngadi, De Inlandshe Kunstnijveheit, Kunsdrukery Moton, Internet, Google: Ornamen; Ornamen Geomatris; Ornamen Nusantara. 3

4 V. PERALATAN untuk MK Ornamen Nusantara: Buku Gambar Ukuran A3, Potlot, Penggaris, Penghapus, Drawing Pen (No. 1, 3, 5), Tip Ex, Buku Tulis dan Ballpoint. Pertemuan Minggu ke 12: mempersiapkan peralatan sungging: Cat Akrilik, Kuas Halus, Palet, Wadah Air, Tisu/Kain, dsb. Dt:/ Materi & Tugas2 ORNAMEN Prodi Batik, AgA, MATERI AJAR PERKULIAHAN ORNAMEN Materi Ajar untuk perkuliahan Ornamen Nusantara, Smt I, Prodi Batik ini telah disusun buku dalam ukuran A5 (agar harga dapat lebih murah), yang berjumlah 241 halaman, dengan gambar dicetak berwarana. Judul Buku dan Daftar Isinya sebagai berikut: Teori & Aneka Kreasi ORNAMEN NUSANTARA BAHAN AJAR MK 0RNAMEN NUSANTARA MKK 12103, 3 SKS, SMT I Program Studi D.4 BATIK Jurusan Kriya Oleh Drs. Agus Ahmadi, M.Sn. FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA ( I S I ) S U R A K A R T A Tahun

5 TEORI DAN ANEKA KREASI ORNAMEN NUSANTARA Oleh Agus Ahmadi KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR v BAB I. RUANG LINGKUP ORNAMEN NUSANTARA 1 A. Keberagaman Karya Kriya & Ornamen di Nusantara 1 B. Pengertian Ornamen 4 C. Ornamen Sebagai Kebudayaan Nusantara 7 D. Fungsi Ornamen 9 E. Sekilas Sejarah Ornamen Nusantara 10 BAB II. KRIYA, DESAIN DAN KREASI ORNAMEN 16 A. Seni Murni, Kriya dan Desain 16 B. Ornamen Dalam Desain Barang Kriya 18 C. Sifat Ornamen 20 D. Motif, Pola dan Ornamen 21 E. Tata Susun Ornamen 23 F. Gaya Ornamen 27 G. Tatacara Menggambar Ornamen 31 H. Pewarnaan Gambar Ornamen 35 I. Cara Berkreasi Motif/Pola Ornamen Batik ` 41 J. Aneka Kreasi Ornamen Batik Gaya Solo & Yogya 44 BAB III. PENGELOMPOKAN ORNAMEN NUSANTARA 51 A. Beberapa Pengelompokan Ornamen Nusantara 51 B. Kelompok Ornamen Berdasar Acuan Motif Hiasnya Kelompok Ragam Hias Geometris Kelompok Ragam Hias Tumbuh tumbuhan Kelompok Ragam Hias Binatang 73 a. Motif Hias Binatang Terbang 74 b. Motif/Pola Hias Binatang Darat 84 c. Motif Hias Binatang Air Tawar dan Laut 91 d. Motif Hias Hewan Melata 94 e. Motif Hias Binatang Khayali Ragam Hias / Ornamen Sosok Manusia 101 a. Motif Sosok Utuh Manusia 101 b. Motif Topeng, Kedok dan Kala 106 c. Bentuk dan Motif Wayang 109 iii 5. Motif Benda Alam dan Pemandangan Motif Hias Benda Teknologi dan Bangunan Motif Hias Kaligrafi, Jalinan dan Abstrak Ornamen dengan Motif Hias Campuran 125 5

6 BAB IV. ANEKA ORNAMEN TRADISIONAL NUSANTARA 128 A. Beberapa Ornamen Daerah Aceh 129 B. Beragam Ornamen Gaya Batak 131 C. Aneka Ornamen Gaya Minangkabau 137 D. Ornamen Gaya Lampung pada Kain Tenun 143 E. Ornamen Gaya Dayak, Kalimantan 146 F. Beberapa Ornamen Gaya Toraja, Sulawesi 150 G. Beragam Ornamen Gaya Bali 153 H. Ornamen Di Lombok dan Nusa Tenggara 157 I. Ragam Ornamen Suku Asmat Di Papua 163 J. Kreasi Ornamen Mengacu Motif Hias Asmat 167 K. Kreasi Ornamen Mengacu Motif Hias Batak 169 L. Ornamen Gaya Islam 171 M. Pola Hias Batik Solo dan Yogya 177 N. Ragam Hias / Ornamen Garuda 192 BAB V. HASIL ORNAMEN KREASI MAHASISWA PRODI BATIK DAN ORNAMEN BERWARNA / SUNGGINGAN 196 A. Ornamen Kreasi Mahasiswa Prodi Batik Th B. Ornamen Kreasi Mahasiswa Prodi Batik Th C. Ornamen Kreasi Mahasiswa Prodi Batik Th D. Gambar Kreasi Ornamen Berwarna / Sunggingan Kreasi Mahasiswa Prodi Batik Kreasi Ornamen Batik Tulis dan Batik Lukis Karya Ornamen Kreasi Agus Ahmadi Kreasi Ornamen Soegeng TM. & Imam Madi Ornamen Sebagai Elemen Bangunan Batik Art Festival (BAF) 1, FSRD ISI Surakarta BAB VI. PENUTUP 234 DAFTAR KEPUSTAKAAN 236 LAMPIRAN: 239 Manfaat & Tujuan Perkuliahan Ornamen Tugas Tugas Perkuliahan Ornamen Nusantara. iv Dt:/ Materi & Tugas2 ORNAMEN Prodi Batik, AgA,

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KODE : MKK-05204 MATA KULIAH/SKS : Ornamen SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Batik JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Drs. Subandi, M.Hum. dan Drs. Agus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I Nama Mata Kuliah, Kode, Bobot : Nirmana I, MKK 12202, 3 sks Program Studi : D.4 Keris dan Senjata Tradisional Jurusan / Fakultas : Kriya, FSRD ISI Surakarta

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 12202 MATA KULIAH/SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER/PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS :

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

RPP KRIYA LOGAM III. Bahan Kajian. (materi ajar)

RPP KRIYA LOGAM III. Bahan Kajian. (materi ajar) RPP KRIYA LOGAM III Program Studi Mata Kuliah : S I Kriya Seni. : Kriya Logam III. Smt, Sks : VI, Sks: 4. Kode Mata Kuliah MKKB 016202 MKK 13102. Dosen : Drs. Sumadi, M.Sn. AriSupriyanta., S.Sn, MA. Kompetensi

Lebih terperinci

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar) RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) KODE : MKB 06203 MATA KULIAH/SKS : KRIYA KULIT II / 4 SKS SEMESTER/PROG. STUDI : IV / Kriya Seni JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Drs.

Lebih terperinci

MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I,

MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I, MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I, Smt III, Prodi Kriya Seni FSRD Pengampu: Drs. Agus Ahmadi, MSn. dan Bp. Saimono Prtemuan Kuliah I Topik Perkuliahan Bacaan / Media

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A14.27709 / Desain Ornamen Revisi 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. 1. Manfaat Matakuliah. Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203

KONTRAK PERKULIAHAN. 1. Manfaat Matakuliah. Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203 KONTRAK PERKULIAHAN Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203 Bobot SKS : 4 sks Program Studi / Jurusan : S-1 Kriya Seni / Kriya Pengajar : Drs. Agus Ahmadi, M.Sn., Sri Marwati, S.Sn.M.Sn.

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH : GAMBAR ORNAMEN FRM/FBS/19-00 Revisi : Juli 2008 Hal

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH : GAMBAR ORNAMEN FRM/FBS/19-00 Revisi : Juli 2008 Hal UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH : GAMBAR ORNAMEN FRM/FBS/19-00 Revisi : 00 31 Juli 2008 Hal 1. Fakultas Program Studi : FBS/PENDIDIKAN SENI RUPA 2. Mata kuliah

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Desain Kriya Kode Mata Kuliah : MKK06103 Jurusan/ Fakultas : Kriya/ Seni Rupa dan Desain Pengajar : Drs. Kusmadi, M.Sn., Semester : III ( tiga ) Hari Pertemuan/Jam

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

RPP ORNAMEN II (hasil revisi)

RPP ORNAMEN II (hasil revisi) RPP ORNAMEN II (hasil revisi) Program Studi : Keris dan Senjata Tradisional Mata Kuliah : Ornamen II M.K. Prasyarat : Ornamen I dan Nirmana I. Smt : II, SKS : 3. Kode : MKK 12201 Dosen : Drs. Sumadi, M.Sn

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KODE : MKK 202 MATA KULIAH/SKS : Nirmana I SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU KOMPETENSI RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

RPP KRIYA LOGAM II TAHUN AKADEMIK

RPP KRIYA LOGAM II TAHUN AKADEMIK RPP KRIYA LOGAM II TAHUN AKADEMIK 2014 /2015 Kode Mata Kuliah : MKB06202 Semester : V Sks : 4 Prodi/ Fakultas : S-1 Kriya Seni/ Seni Rupa dan Desain Dosen : Ari Supriyanto, S.Sn., M.A Kelas : B 1. Manfaat

Lebih terperinci

MATERI AJAR MK KRIYA KULIT I Prodi S1-Kriya Seni, Smt III, 4 Sks, FSRD ISI Surakarta Pengampu: Drs. Agus Ahmadi, M.Sn.

MATERI AJAR MK KRIYA KULIT I Prodi S1-Kriya Seni, Smt III, 4 Sks, FSRD ISI Surakarta Pengampu: Drs. Agus Ahmadi, M.Sn. MATERI AJAR MK KRIYA KULIT I Prodi S1-Kriya Seni, Smt III, 4 Sks, FSRD ISI Surakarta Pengampu: Drs. Agus Ahmadi, M.Sn. A. Perkuliahan Teori Kriya Kulit I: 1. Penjelasan kontrak perkuliahan Kriya Kulit

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH I. MANFAAT PERKULIAHAN

KONTRAK KULIAH I. MANFAAT PERKULIAHAN KONTRAK KULIAH Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Semester / Prodi : Menggambar : MKK06109 : I/ S I Kriya Seni Hari Pertemuan : Jum at (9.20 15.10) Tempat Kuliah Pengajar : Ruang GII.3A : Afrizal.Ssn.M.A

Lebih terperinci

JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP JURUSAN KRIYA SENI TAHUN AKADEMIK 2011/2011 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA

JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP JURUSAN KRIYA SENI TAHUN AKADEMIK 2011/2011 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP JURUSAN KRIYA SENI TAHUN AKADEMIK 2011/2011 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA KURIKULUM 2010/2011, SEMESTER II Senin 1--2 MKK-05114 Dasar2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Deskripsi Perkuliahan

Deskripsi Perkuliahan KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Tinjauan Seni Rupa Nusantara Kode Mata Kuliah : SRK 202 Pengajar : Drs. Iswahyudi. M.Hum Semester : II Hari Pertemuan/Jam: Jumat/07.00-09.00 WIB Tempat Pertemuan

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH : Teknik Seni Rupa Etnik SEM: IV KODE : MKB07109 SKS : 4 JURUSAN : SENI RUPA MURNI DOSEN : Drs. Henri Cholis, M.Sn KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menciptakan karya seni lukis

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN ( RPP ) KODE : MKK12114 MATA KULIAH/SKS : NIRMANA / 4 sks SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Batik JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Aan Sudarwanto,

Lebih terperinci

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornament adalah

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN Mata Kuliah :Menggambar Semester : I Kode : MKB09 / Sks : 3 (3 x 0 menit) Jurusan : Kriya Progranm Studi : Kriya seni Dosen : Afrizal, M.A. Kompetensi : matakuliah ini mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad. Salah satu dari buku yang popular

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan motif teratai membuat 12 desain motif pada hiasan tepi dengan berbagai komposisi penempatannya. Keseluruhan desain motif mengolah visual teratai dengan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang menyelenggarakan dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

Jurnal Imajinasi Vol XI No. 2 - Juli Jurnal Imajinasi.

Jurnal Imajinasi Vol XI No. 2 - Juli Jurnal Imajinasi. Jurnal Imajinasi Vol XI No. 2 - Juli 2017 Jurnal Imajinasi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi Pengembangan Bahan Ajar Ornamen Berbasis Candi di Jawa Tengah: Syafii 1 1 Dosen Jurusan Seni

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Besaran ruang studio seni murni Lukis. Besaran ruang studio seni murni patung

LAMPIRAN. Besaran ruang studio seni murni Lukis. Besaran ruang studio seni murni patung LAMPIRAN Besaran ruang studio seni murni Lukis Besaran ruang studio seni murni patung 246 Besaran ruang studio seni kriya kayu Besaran ruang studio seni kriya Keramik 247 Besaran ruang studio Jahit Besaran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : Seni Budaya Kelas / Semester : VII / Materi Pokok : SENI RUPA Sub Materi Pokok : Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Keras

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA PROFESI JURUSAN KRIYA

PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA PROFESI JURUSAN KRIYA PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA PROFESI JURUSAN KRIYA A. Pengertian Kuliah Kerja Profesi Mata Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Kriya,

Lebih terperinci

IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN

IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN Anjar Mukti Wibowo1 & Sardulo Gembong2 1,2 Universitas PGRI

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil payung geulis Tasikmalaya, penulis memperoleh kesimpulan mengenai proses pembuatan serta analisis

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi SENI KRIYA Oleh: B Muria Zuhdi PENGERTIAN SENI KRIA Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SEKOLAH : MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN KELAS : IV SEMESTER : 2 (genap) STANDAR KOMPETENSI : 9. Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar Materi Pengalaman Belajar

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis Hollywood Jessica Alba adalah bukti kecilnya. Jessica memakai gaun batik dengan motif parang

Lebih terperinci

: Dhian Lestari H. S.Sn., M.Sn. & Putri Sekar H, S.Sn., M.A Hari Pertemuan/ Jam : Senin Tempat Pertemuan : G.3.2 D

: Dhian Lestari H. S.Sn., M.Sn. & Putri Sekar H, S.Sn., M.A Hari Pertemuan/ Jam : Senin Tempat Pertemuan : G.3.2 D Kontrak Perkuliahan Mata Kuliah : Interior Nusantara Kode MK/SKS : MKK 08109/ 4 Semester : I Program Studi : S1 Desain Interior Jurusan : Seni Rupa Pengampu : Dhian Lestari H. & Putri Sekar H, S.Sn., M.A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak keanekaragaman budaya, mulai dari indahnya potensi alam, tempat wisata, sajian kuliner hingga peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang memiliki kekayaaan berbagai khasanah ragam hias atau ornamen yang tersebar di wilayah Nusantara, dari Sabang sampai Merauke, masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Eksperimen- eksperimen dialami

BAB V PENUTUP. berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Eksperimen- eksperimen dialami BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Proses penciptaan produk- produk karya kayu dengan ide naga ini membutuhkan ketelatenan dan konsep yang matang, mulai dari pemilihan bahan, alat, teknik pengerjaan yang tepat,

Lebih terperinci

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana BAB II. KONSEP PENCIPTAAN A. Sumber Penciptaan 1. Crossed leg Crossed leg secara harfiah memiliki arti menyilangkan kaki diatas kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan metode dokumentasi, observasi langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna Simbolis Ukiran Pada Mandau (Senjata

Lebih terperinci

Bentuk Corak Senirupa Terapan Nusantara

Bentuk Corak Senirupa Terapan Nusantara Stilasi adalah Definisi Data Lama : 1. Seni : Merubah dari bentuk alamiah menjadi bentuk baru; jenis menggambar yang menyederhanakan bentuk dengan tidak meninggalkan karakter bentuk aslinya. Deformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bertanggung jawab dan pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada 167 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Kondisi Awal Pembelajaran Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada awalnya menggunakan paradigma lama pelaksanaan pembelajarannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kerajinan atau kriya kayu lame di kampung Saradan, penulis menggunakan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) A. IDENTITAS MATA KULIAH Judul Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA BARAT Kode Mata Kuliah : RK151 / 2 SKS Program Studi : Pendidikan Seni Rupa Jenjang : S1 Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa, memiliki kekayaan berbagai ornamen yang diterapkan sebagai penghias dalam berbagai benda, seperti lukisan, sulaman,

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND)

PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND) PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND) LAPORAN TUGAS AKHIR Ditunjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan

Lebih terperinci

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SKEDUL PEMBELAJARAN Apersepsi Strategi belajaran Teori seni kriya Konsep pameran Pameran evaluasi 1-4 APRESIASI

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK Oleh Herlina Jasa Putri Harahap ABSTRAK Permasalahan yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah(1) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setiap daerah memiliki kerajinan yang khas dan menjadi andalan di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok juga memiliki kerajinan khas yaitu batik

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS SEMESTER STANDAR KOMPETENSI : : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN : IV : 1 (Ganjil) : 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar 1.1. Menjelaskan makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di wilayah propinsi Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang memiliki kualitas baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah SuryoArt Craft Agus Suryono dulu adalah seorang desain interior dan properti kemudian menjadi karyawan perbankan, pada tahun 2011 pak Suryono memutuskan

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil

Lebih terperinci

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang seolah baru sadar bahwa apa yang diakui negara lain itu miliknya.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang seolah baru sadar bahwa apa yang diakui negara lain itu miliknya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semenjak isu batik Indonesia diakui sebagai budaya Malaysia maka banyak orang yang seolah baru sadar bahwa apa yang diakui negara lain itu miliknya. Sebagai

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI Nama Mata Kuliah : Nirmana Dwimatra Kode Mata Kuliah : PSR6312 SKS: 3 Dosen Pengampu : Zulfi

Lebih terperinci

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3)

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3) A. Ornamen Ornamen berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Yang dimaksud menghias di sini adalah mengisi sesuatu yang semula kosong menjadi terisi hiasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikat celup merupakan upaya penciptaan ragam hias permukaan kain setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di Indonesia tersebar

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penciptaan Taj Mahal adalahsalah satu keajaiban dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang bernama Agra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan

Lebih terperinci

JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2017/2018 PRODI KRIYA SENI

JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2017/2018 PRODI KRIYA SENI SEMESTER I Senin 1-2 JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2017/2018 PRODI KRIYA SENI BAHASA INDONESIA Dr. Ana Rosmiati, S.Pd, M.Hum A I 2 Kriya Seni Ged.I.3.F Senin 5-7 SEJARAH SENI RUPA TIMUR Dr. Karju,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH : GAMBAR BENTUK. Semester I Judul Praktek Jam Pertemuan

SILABUS MATA KULIAH : GAMBAR BENTUK. Semester I Judul Praktek Jam Pertemuan SILABUS SIL/JUR Semester I Judul Praktek Jam Pertemuan 1. Fakultas / Program Studi : Pendidikan 2. Mata Kuliah & Kode : Gambar Bentuk Kode : SRK 206 3. Jumlah SKS : Teori : 0 SKS Praktik: 2 SKS : Sem :

Lebih terperinci

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Tahun 1970-an batik Indonesia diunggulkan sebagai busana resmi di Indonesia oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. PEMBERDAYAAN BATIK Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil tersebar di sepanjang garis khatulistiwa.

Lebih terperinci