PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL"

Transkripsi

1 PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL Venti Linda Verawati Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is carried out with the purpose to find out the influence of working capital turnover, account receivable turnover, and inventory turnover to the profitability on textile companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The data is 16 textile companies in Indonesia Stock Exchange from 2010 to The multiple liner regressions analysis with F-test and t-test is used as the analysis technique. Based on the result of F-test it has been found that significance value is smaller than 0.05 that is It shows that the independent variable working capital turnover, account receivable turnover, and inventory turnover simultaneously have significant influence to the profitability. Based on the result of t-test it has been found that working capital turnover partially has no significant turnover to the profitability since it s significance value is bigger than 0.05 that is while account receivable turnover and inventory turnover has significant turnover to the profitability since its significance value is smaller 0.05 that is Based on the result of t-test it has also been found that variable which has the most dominant influence to the profitability is account receivable turnover since its t count value is the biggest that is Keywords: working capital turnover, account receivable turnover, inventory turnover, and profitability ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa perputaran modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754, sedangkan peputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 27,203. Kata kunci: perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, profitabilitas

2 2 PENDAHULUAN Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat mengembangkan usahanya.dalam persaingan yang sangat ketat di pasar bebas, makin dirasakan berat oleh perusahaan-perusahaan industri untuk dapat memasarkan hasil produksinya dan mendapat pasar yang tetap di masyarakat. Oleh karena itu suatu perusahaan akan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan barang atau jasa yang dihasilkan dan diharapkan masyarakat dapat menerima dan puas dengan hasil tersebut. Sebagian besar tantangan yang dihadapi adalah adanya persaingan yang akan datang sebagai akibat dari industri-industri yang menghasilkan produk yang sejenis ke dalam pasar. Oleh sebab itu diperlukan inisiatif dari pihak manajemen untuk dapat meningkatkan kemampuan bersaing dalam memasarkan produk yang dihasilkan baik dalam kualitas maupun harga jualnya. Perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama mencari keuntungan yang maksimal dan menjaga kelangsungan operasional serta peningkatan keuntungan pemilik modal atau pemegang saham.perusahaan dituntut untuk mampu mengambil keputusan pembelanjaan jangka pendek berkaitan dengan modal kerja yang digunakan untuk membelanjai bermacam-macam kebutuhan sesuai dengan jenis usahanya. Modal kerja merupakan dana yang terkandung dalam aktiva lancar yang berhubungan dengan operasi sehari-hari. Modal kerja mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan industri maupun industri jasa.demi kelancaran perusahaan maka dibutuhkan modal kerja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.dengan tersedianya modal kerja yang cukup, diharapkan kinerja perusahaan dapat berjalan lancar. Semakin besar suatu perusahaan dalam mencapai tujuan maka semakin meningkat pula kebutuhan akan modal kerja. Persediaan sebagai unsur penyusun dari aktiva lancar, mempunyai peran penting dalam mempengaruhi besarnya modal kerja yang dimiliki perusahaan.jika perputaran persediaan lancar atau cepat perputarannya, maka perputaran modal kerja perusahaan juga cepat.demikian pula sebaliknya, jika perputaran persediaan lambat berarti perputaran modal kerja juga lambat. Profitabilitas menunjukkan indikator dari kesehatan keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dengan laba dari hasil penjualan yang paling besar akan memungkinkan menghasilkan uang dalam operasinya karena menawarkan prospek bagi pengembalian modal yang digunakan untuk operasional tersebut. Salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah prifitabilitas. Agar perusahaan terhindar dari risiko kekurangan maupun kelebihan modal kerja pimpinan harus mampu menggunakan modal kerja dengan cara mengelolanya sebaik mungkin, sehingga modal kerja yang dimiliki perusahaan dapat efektif sesuai dengan penggunaannya dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu manajemen perusahaan memegang peranan penting dalam menata dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan menerapkan prinsip ekonomi.dalam hal ini unsur modal kerja dari persediaan agar dikelola dengan baik untuk kelancaran penggunaan modal kerja. Ketepatan penggunaan modal kerja berupa persediaan dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan, kelancaran persediaan dalam jumah yang cukup dapat menjamin ketersediaan dana yang digunakan untuk operasional perusahaan. Apabila operasional perusahaan lancar, maka dapat menjanjikan peluang untuk memperbesar tingkat keuntungan. Artinya jika perputaran persediaan makin lancar atau makin cepat perputarannya maka akan berpengaruh terhadap pengembalian modal kerja atau prifitabilitas ekonomis.

3 3 Perusahaan tekstil merupakan salah satu jenis usaha yang padat modal dan padat tenaga kerja, ketepatan penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Pada awal tahun 2013 ini banyak perusahaan tekstil yang bersiap untuk berpindah lokasi usaha dari Jakarta menuju Jawa Tengah, tercatat setidaknya tak kurang dari 90 perusahaan tekstil.berpindahnya perusahaan-perusahaan tekstil ini diakibatkan oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta. Perusahaan tektil di Jakarta mencari daerah yang dapat menekan biaya produksi semurah mungkin, sehingga wajar jika pindah ke Jawa Tengah karena upah minimum di sana lebih rendah (Republika, 2013). Asosiasi Pengusaha Indonesia mengatakan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jateng yang hanya setengahnya UMP di Jakarta. Selain itu terdapat alasan lain mengapa para pengusaha memilih Jateng sebagai tempat usaha di antaranya adalah ketidakjelasan iklim bisnis di Jakarta ditambah sering terjadinya demo buruh menjadi alasan lainnya. Para buruh di Jakarta bakal terus minta UMP mereka dinaikkan. Tidak hanya masalah UMP yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, perusahaan juga memberatkan masalah terus naiknya ongkos produksi, logistik, dan juga tarif listrik untuk industri yang dikatakan tiap bulannya terus mengalami kenaikan (Metrotvnews.com, 2013). Rencana 90 perusahaan yang akan merelokasi pabriknya dari Jakarta dan sekitarnya tersebut akhirnya mendapat perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden pun menginstruksikan kepada pejabat pemerintah yang berwenang untuk menginvestigasi rencana kepindahan itu.presiden meminta pejabat terkait untuk segera mengambil langkah lanjutan terhadap bakal hengkangnya perusahaan-perusahaan itu. Presiden juga meminta agar segala keluhan mengenai relokasi ini diperhatikan dan dipastikan apa penyebabnya, apakah memang dilatarbelakangi beban kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang melonjak tinggi atau alasan lain (vivanews.com, 2013). Relokasi industri padat karya dari DKI Jakarta dan Jawa Barat dinilai berdampak positif bagi perekonomian nasional. Relokasi akan memperluas jangkauan kawasan industri dan membuka peluang kerja secara massal di daerah yang dituju. Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa relokasi pabrik menuju Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) membuat kawasan industri meluas. Kawasan industri tidak hanya terpusat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), tetapi juga ke wilayah-wilayah lainnya. Memang relokasi memakan banyak biaya, tetapi langkah itu harus diambil perusahaan untuk melakukan efisiensi bisnis, daripada pindah ke luar negeri, lebih baik pindah ke Jateng atau Jatim (kemenperin.go.id, 2013). Menurut Wanandi (kemenperin.go.id, 2013), tingginya upah minimum provinsi (UMP) menjadi sebab hengkangnya pabrik-pabrik tersebut. UMP DKI Jakarta naik 43,87 persen dari Rp 1,3 juta pada 2012 menjadi Rp 2,2 juta pada tahun ini. Padahal, rata-rata kenaikan UMP di Indonesia pada 2013 ini sebesar 18,32 persen. Sedangkan, UMP di Jateng sebesar Rp 830 ribu atau naik 8,5 persen dari 2012 dan di Jatim Rp atau naik 16,28 persen dari tahun Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan masih rendahnya daya beli masyarakat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa ikut menyebabkan relokasi ini.sedikit pulihnya ekonomi global masih belum mampu mengangkat ekspor TPT, misalnya.sebaliknya, permintaan tekstil dan produknya di dalam negeri masih belum sesuai target. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4 4 3. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Analisis Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:6) adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiranlampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan-penggunaan dana. Sedangkan pengertian lain dari laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:4) adalah laporan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.sebelum mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan seorang analis harus mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan yang cukup dalam pengambilan suatu kesimpulan di samping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahuitingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:72) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, yaitu: 1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya ternd-ternd tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh pihak perusahaan. Rata-Rata industri bisa dipakai sebagai pembanding. Meskipun ratarata industri bukan angka pembanding yang tepat karena beberapa hal, misalnya karena adanya perbedaan karakteristik rata-rata industri dengan perusahaan tersebut. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hatihati adalah penting. Diskusi atau pertanyaan-pertanyaan penting yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan bagian internal yang harus dimasukkan dalam analisis. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis yang mendalam dari laporan keuangan.kadangkala informasi tambahan bisa memberikan analisis yang lebih tajam lagi.

5 5 Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pendangan baru kenapa perjualan bisa menurun. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya baik dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa. Modal kerja harus selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan melakukan kegiatan usaha. Pengertian modal kerja menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:166) adalah dana yang diperlukan untuk operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Brigham dan Houston (2006) modal kerja merupakan investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek. Dari pengertian tersebut maka usur-unsur dari modal kerja adalah aktiva jangka pendek yang terdiri dari: 1. Kas Kas merupakan rekening giro ditambah dengan mata uang. Kas adalah aktiva yang paling likuid, selain itu kas juga merupakan aktiva yang tidak menghasilkan. Kas dibutuhkan perusahaan untuk membayar tenaga kerja, bahan baku, melunasi utang, membeli aktiva tetap, membayar pajak, membayar dividen, dan kebutuhan lainnya. Namun kas tersebut tidak menghasilkan bunga sehingga tujuan manajemen kas adalah untuk meminimalkan jumlah kas pada titik di mana kas tersebut cukup untuk menjalankan aktivitas bisnis secara normal. 2. Sekuritas Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak kepemilikan untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang melaksanakan hak tersebut. Menurut Bank Indonesia, sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai nilai uang yang dapat diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal. Selain dengan kas, perusahaan juga memerlukan sekuritas yang dapat diperjualbelikan sebagai cadangan bagi akun kas. Jika kas yang dimiliki kurang dari yang diperlukan, maka sekuritas tersebut dapat dijual untuk memenuhi kekurangan kas. Oleh karena itu, sekuritas ini dimaksudkan sebagai pertahanan pertama atas kebutuhan operasional yang tidak diperkirakan oleh perusahaan. 3. Persediaan Persediaan merupakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang selanjutnya akan dijual dengan atau tanpa diolah terlebih dahulu. Persediaan sendiri merupakan elemen dari aktiva lancar yang paling kurang likuid bila dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Persediaan akan menimbulkan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya tersebut antara lain adalah biaya sewa gudang, biaya perawatan, biaya asuransi, biaya pengangkutan, dan lain sebagainya. Selain biaya, persediaan juga akan menimbulkan resiko yang cukup tinggi yaitu resiko hilang, resiko rusak, dan lain-lain. 4. Piutang Piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah kas pada waktu yang akan datang karena kejadian yang telah terjadi di masa lalu. Piutang muncul karena adanya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman, porsekot dalam kontrak pembelian, dan lain-lain. Leverage Keuangan (Perputaran Piutang) Perputaran Piutangmerupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per lembar saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share = EPS). Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes = EBIT). Namun disisi lain perusahaan harus mempertimbangkan adanya peningkatan

6 6 resiko dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman. Sartono (2001:263) menyatakan bahwa Perputaran Piutang adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Riyanto (1995:375) Perputaran Piutang yaitu penggunaan dana dengan beban tetap, dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham. Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage keuangan adalah penggunaan dana berupa hutang jangak panjang dalam struktur modal perusahaan dimana disertai dengan kewajiban membayar beban tetap berupa bunga pinjaman dengan harapan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perputaran Modal Kerja Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat di mana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnorver ratenya). Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turnorver). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir, 2007:80). Formulasi dari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut : Penjualan Perputaran Modal Kerja = (Kali) Rata-rata modal kerja Pengertian Piutang Pengertian piutang menurut menurut Munawir (2007:13)adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit). Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Simamora (2005:228) mendefiniaikan piutang (receivables) sebagai klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan di mana satu pihak berhutang kepada pihak yang lainnya. Sedangkan menurut Gitosudarmo (2008:81) piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang merupakan penerimaan yang diharapkan akan diterima perusahaan dimasa yang akan datang sebagai akibat dari adanya kebijakan perusahaan berupa penjualan kredit. Perputaran Piutang Perputaran piutang (receivable turn over) menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Akan tetapi rasio yang terlalu tinggi akan mengakibatkan ketidak sukaan pelanggan sehingga bisa

7 7 mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini juga bisa menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tidak tertagih. Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. Perputaran piutang (receivable turn over) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Piutang = (Kali) Rata-rata piutang Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Munawir (2007:16) adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai pada tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual. Untuk perusahaan manufaktur (perusahaan yang memproduksi barang), maka persediaan yang dimiliki meliputi persediaan bahan mentah, persediaan baranga dalam proses, dan persediaan barang jadi. Menurut Assauri (2008:219) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya suatu proses produksi. Sedangkan menurut Baridwan (2006:162) persediaan adalah barang yang akan menjadi bagian dari barang jadi yang dapat ditelusuribiayanya. Bahan baku yang ada merupakan bahan mentah yang diperoleh perusahaan dari sumber alam atau dapat jugayang merupakan barang jadi dari perusahaan lain. Dari beberapa pengertian persediaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu, dengan maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi dalam siklus operasi normal perusahaan, dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih berada dalam proses produksi dalam atau yang menunggu digunakan. Perputaran Persediaan Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Persediaan merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar.dalam penentuan besarnya persediaan haruslah seimbang dengan kebutuhan, sebab apabila jumlah persediaan terlalu besar dibandingkan kebutuhannya maka dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan, turunnya kualitas juga menambah biaya guna pemeliharaan dan penyimpanan persediaan. Sebaliknya apabila jumlah persediaan terlalu kecil, maka akan menghambat proses produksi sehingga tidak dapat menghasilkan barang yang optimal. Perputaran persediaan (inventory turn over) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.menurut Darsono dan Ashari (2005:82) rasio yang ideal untuk perputaran persediaan adalah 6 kali.rasio yang terlalu tinggi beresiko terjadinya kekurangan persediaan yang mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan rasio yang terlalu rendah menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur yang mengakibatkan

8 8 aktiva menganggur terlalu banyak. Perputaran persediaan (inventory turn over) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan Inventory Turn Over = Rata-rata Persediaan Profitabilitas Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan karena perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan. Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal saham yang tertentu. Pengukuran tingkat profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA). Return on assets membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. ROA merupakan salah satu ratio profitabilitas yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.rasio ini mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktifa yang dimilikinya.rasio ini merupakan rasio terpenting di antara profitabilitas lainnya. ROA merupakan rasio keuangan yang dominan mempengaruhi return saham karena merupakan ROA earning power keuangan perusahaan. Dan semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Kebanyakan perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit usahanya dengan dasar ROA hal ini dikarenakan ada 3 keuntungan dari ROA, pertama ROA mendorong manager untuk memperhatikan pada hubungan antara penjualan, cost dan investasi. Kedua, ROA mendorong manager untuk menghemat cost atau fokus pada efisiensi biaya, ketika ROA mencegah investasi yang dipandang berlebihan. Selain itu, data ROA dapat diketahui oleh pesaing dan dapat dijadikan dasar perbandingan kinerja keuangan. Rumus perhitungan Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut: Laba setelah pajak Return on investment = Total Aktiva Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Diduga perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk membuat deskripsi/gambaran secara sistematis yang aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki untuk mendukung penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu:

9 9 1. PT. Apac Citra Centertex Tbk 2. PT. Argo Pantes Tbk 3. PT. Asia Pacific Fibers Tbk 4. PT. Century Textile Industry Tbk 5. PT. Eratex Djaja Tbk 6. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 7. PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 8. PT. Karwell Indonesia Tbk 9. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 10. PT. Pan BrothersTbk 11. PT. Panasia lndosyntec Tbk 12. PT. Polychem Indonesia Tbk 13. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 14. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk 15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 16. PT. Unitex Tbk 17. PT. Star Petrochem Tbk 18. PT. Panasia Filament Inti Tbk Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85). Adapun kriteria penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Mempublikasikan laporan keuangan dengan lengkap dari tahun Dalam penelitian ini sampel diambil dari keseluruhan populasi yaitu sebanyak 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. PT. Apac Citra Centertex Tbk 2. PT. Argo Pantes Tbk 3. PT. Asia Pacific Fibers Tbk 4. PT. Century Textile Industry Tbk 5. PT. Eratex Djaja Tbk 6. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 7. PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 8. PT. Karwell Indonesia Tbk 9. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 10. PT. Pan BrothersTbk 11. PT. Panasia lndosyntec Tbk 12. PT. Polychem Indonesia Tbk 13. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 14. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk 15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 16. PT. Unitex Tbk Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perputaran Modal Kerja (PMK) Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah perputaran dana yang terdapat dalam modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan

10 10 yang menghasilkan pendapatan.perputaran modal kerjadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Modal Kerja= Rata-rata Modal Kerja 2. Perputaran Piutang (PP) Perputaran piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi perusahaan. Frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun.perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Piutang = Rata-rata Piutang 3. Perputaran Persediaan (PD) Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun. Perputaran Persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan 4. Profitabilitas (Y) Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan.tolak ukur profitabilitas yaitu berdasarkan return on assets (ROA), yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Profitabilitas = Laba setelah pajak Total Aktiva Teknik Analisa Data Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menghitung besarnya masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Modal Kerja b. Perputaran Modal Kerja c. Perputaran Piutang d. Perputaran Persediaan e. Profitabilitas 2. Menyimpulkan tinggi rendahnya masing-masing rasio yang telah dihitung. 3. Analisis regresi linear berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD) sebagai variabelindependent (bebas) terhadap Profitabilitas (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi linier bergandaadalah sebagai berikut: Y = a + b1pmk + b2pp + b3 PD Keterangan: Y a b1, b2 : : : variabel terikat Profitabilitas konstanta koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 3

11 11 PMK PP PD : : : variabel bebas Perputaran Modal Kerja variabel bebasperputaran Piutang variabel bebasperputaran Persediaan 4. Uji simultan dengan uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama variabel bebasperputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y). 5. Uji parsial dengan uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri variabel bebas Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Perputaran Modal Kerja (X 1) Perputaran Modal Kerja adalahperputaran dana yang terdapat dalam modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang menghasilkan pendapatan. Perputaran Modal Kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Modal Kerja = Rata-rata modal kerja Hasil perhitungan Perputaran Modal Kerjaperusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja Tahun 2010 sampai 2012 No. Kode Perputaran Modal Kerja MYTX -3,196-3,805-3,226 2 ARGO -5,873-14,231-20,516 3 POLY -0,462-0,635-0,673 4 CNTX -4,680-20,279 60,722 5 ERTX -2,819-5, ,331 6 ESTI 9,296 14,112 30,673 7 INDR 28,099 33,801 27,140 8 KARW -0,245-0,328-0,122 9 UNIT -3,292-3,404-3, PBRX 22,341 9,272 7, HDTX -7,881-40,034-46, ADMG 23,713 13,686 5, RICY 2,993 3,040 2, SSTM 2,711 1,778 2, TFCO -5,257 47,861 12, UNTX -0,795-0,929-0,625 Tertinggi 28,099 47, ,331 Terendah -7,881-40,034-46,892 Rata-Rata 3,416 2,168 14,720 Sumber: Data diolah

12 12 Dari tabel 1 diketahui bahwa : 1. Pada tahun 2010 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) yaitu sebesar 28,099. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -7,881. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2010 sebesar 3, Pada tahun 2011 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) yaitu sebesar 47,861. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -40,034. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2011 sebesar 2, Pada tahun 2012 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) yaitu sebesar 161,331. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -46,892. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2012 sebesar 14,720. Perhitungan Perputaran Piutang(PP) Perputaran Piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi perusahaan.perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Piutang = Rata-rata piutang Hasil perhitungan Perputaran Piutang perusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2010 sampai 2012 No. Kode Perputaran Piutang MYTX 12,442 13,125 12,413 2 ARGO 13,369 16,433 17,931 3 POLY 7,140 7,746 7,324 4 CNTX 6,518 8,304 5,283 5 ERTX 21,172 8,486 8,608 6 ESTI 7,552 7,265 7,027 7 INDR 9,258 19,935 15,378 8 KARW 3, ,000 2,229 9 UNIT 3,858 3,854 4, PBRX 8,144 7,991 5, HDTX 6,406 11,522 6, ADMG 7,877 10,197 8, RICY 4,493 3,931 3, SSTM 2,025 2,737 9, TFCO 5,742 7,954 8, UNTX 6,652 5,624 4,371 Tertinggi 21, ,000 17,931 Terendah 2,025 2,737 2,229 Rata-Rata 7,889 41,131 7,943 Sumber: Data diolah

13 13 Dari tabel 2 diketahui bahwa : 1. Pada tahun 2010 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) yaitu sebesar 21,172. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,025. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2010 sebesar 7, Pada tahun 2011 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 523,000. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,737. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2011 sebesar 41, Pada tahun 2012 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) yaitu sebesar 17,931. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 2,229. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2012 sebesar 7,943. Perhitungan Perputaran Persediaan (PD) Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Setelah Pajak Perputaran Persediaan= Total Aktiva Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2010 sampai 2012 No. Kode Perputaran Persediaan MYTX 12,527 12,432 8,046 2 ARGO 5,973 5,533 4,089 3 POLY 9,644 8,880 7,517 4 CNTX 4,870 6,731 5,283 5 ERTX 5,232 4,024 5,097 6 ESTI 3,078 3,074 2,797 7 INDR 7,657 8,257 7,211 8 KARW 4,937 8, ,093 9 UNIT 2,497 2,919 2, PBRX 4,178 5,393 5, HDTX 4,039 5,986 4, ADMG 6,083 6,302 5, RICY 2,863 2,820 2, SSTM 1,832 1,256 1, TFCO 9,422 10,271 7, UNTX 4,256 5,691 4,210 Tertinggi 12,527 12, ,093 Terendah 1,832 1,256 1,421 Rata-Rata 5,568 6,112 45,230 Sumber: Data diolah

14 14 Dari tabel 3 diketahui bahwa: 1. Pada tahun 2010 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) yaitu sebesar 12,527. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,832. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2010 sebesar 5, Pada tahun 2011 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) yaitu sebesar 12,432. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,256. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2011 sebesar 6, Pada tahun 2012 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 649,093. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,421. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2012 sebesar 45,230. Perhitungan Return On Asset (ROA) Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Return On Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Asset = Laba Bersih Total Aktiva Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Perhitungan Return On Asset Tahun 2010 sampai 2012 No. Kode Return On Assets MYTX -0,054-0,067-0,069 2 ARGO -0,088-0,075-0,077 3 POLY 0,084-0,015-0,080 4 CNTX -0,033 0,101-0,117 5 ERTX -0,420 0,493 0,026 6 ESTI 0,003 0,005-0,058 7 INDR 0,046 0,069 0,007 8 KARW -0,137 3,475 1,015 9 UNIT 0,004 0,008 0, PBRX 0,040 0,047 0, HDTX 0,001 0,017 0, ADMG 0,010 0,056 0, RICY 0,018 0,019 0, SSTM 0,011-0,029-0, TFCO 0,054 0,077 0, UNTX -0,164-0,051-0,074 Tertinggi 0,084 3,475 1,015 Terendah -0,420-0,075-0,117 Rata-Rata -0,039 0,258 0,043 Sumber: Data diolah Dari analisis deskripsi di atas, maka data direkapitulasi dan diolah dengan menggunakan software statistik SPSS 11.5 kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F, dan Uji t. Rekapitulasi data yang akan diteliti adalah:

15 15 Tabel 5 Rekapitulasi Data Penelitian Kode Tahun Perput Modal Perputaran Perputaran ROA Kerja (PMK) Piutang (PP) Persed (PD) (Y) MYTX ,196 12,442 12,527-0, ,805 13,125 12,432-0, ,226 12,413 8,046-0,069 ARGO ,873 13,369 5,973-0, ,231 16,433 5,533-0, ,516 17,931 4,089-0,077 POLY ,462 7,140 9,644 0, ,635 7,746 8,880-0, ,673 7,324 7,517-0,080 CNTX ,680 6,518 4,870-0, ,279 8,304 6,731 0, ,722 5,283 5,283-0,117 ERTX ,819 21,172 5,232-0, ,223 8,486 4,024 0, ,331 8,608 5,097 0,026 ESTI ,296 7,552 3,078 0, ,112 7,265 3,074 0, ,673 7,027 2,797-0,058 INDR ,099 9,258 7,657 0, ,801 19,935 8,257 0, ,140 15,378 7,211 0,007 KARW ,245 3,573 4,937-0, , ,000 8,216 3, ,122 2, ,093 1,015 UNIT ,292 3,858 2,497 0, ,404 3,854 2,919 0, ,665 4,000 2,633 0,001 PBRX ,341 8,144 4,178 0, ,272 7,991 5,393 0, ,718 5,855 5,701 0,071 HDTX ,881 6,406 4,039 0, ,034 11,522 5,986 0, ,892 6,095 4,711 0,002 ADMG ,713 7,877 6,083 0, ,686 10,197 6,302 0, ,177 8,694 5,181 0,018 RICY ,993 4,493 2,863 0, ,040 3,931 2,820 0, ,783 3,970 2,930 0,020 SSTM ,711 2,025 1,832 0, ,778 2,737 1,256-0, ,829 9,769 1,421-0,017 TFCO ,257 5,742 9,422 0, ,861 7,954 10,271 0, ,869 8,148 7,767 0,021 UNTX ,795 6,652 4,256-0, ,929 5,624 5,691-0, ,625 4,371 4,210-0,074

16 16 Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD) terhadapprofitabilitas (Y), serta mengetahui besar pengaruhnya.dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut: Model Tabel 6 Koefisien Regresi Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient B Std. Error Beta t Sig. 1 (constant) -,073,020-3,695,001 PMK,000,001,011,315,754 PP,007,000,939 27,203,000 PD,002,000,288 8,339,000 Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), dan perputaran persediaan (PD) dengan variabel terikat profitabilitas (Y). Dari tabel diperoleh model regresi linier berganda yaitu: Y = -0, ,000PMK+ 0,007PP + 0,002 PD Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 0,204, menunjukkan bahwa jika variabel bebas Perputaran Modal Kerja(X 1) dan Perputaran Piutang(X 2)sama dengan nol, maka profitabilitas (Y) akan sebesar 0,204 satuan. Artinya dengan tanpa melihat fluktuasi Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang, maka diprediksikan profitabilitas akan sebesar 0,204 satuan. 2. Nilai a sebesar -0,073 menunjukkan bahwa jika perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), dan perputaran persediaan (PD) sama dengan nol, maka profitabilitas (Y) akan turun sebesar 0,073. Artinya dengan tanpa melihat perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, maka diprediksikan profitabilitas akan turun sebesar 0,073 satuan. 3. Nilai b1 sebesar 0,000 menunjukkan jika perputaran modal kerja (PMK) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,000 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) konstan. Artinya jika perputaran modal kerja meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,000 satuan. 4. Nilai b2 sebesar 0,007 menunjukkan jika perputaran piutang (PP) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,007 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran persediaan (PD) konstan. Artinya jika perputaran piutang meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,007 satuan 5. Nilai b3 sebesar 0,002 menunjukkan jika perputaran persediaan (PD) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran piutang (PP) konstan. Artinya jika perputaran persediaan meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,002 satuan

17 17 Pembuktian Pengaruh Simultan dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh simultan antara perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut: Tabel 7 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F Model Sum of Square df Mean Square F Sig. 1 Regression 12, , ,900,000 Residual,696 44,016 Total 13, a. Predictor : (constant) PD, PP, PMK b. Dependent Variable Y Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa tingkat signifikansi dari nilai F adalah sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (Y). Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profita`bilitas (Y). 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut: Tabel 8 Uji Parsial dengan Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient B Std. Error Beta t Sig. 1 (constant) -,073,020-3,695,001 PMK,000,001,011,315,754 PP,007,000,939 27,203,000 PD,002,000,288 8,339,000 a. Dependent Variable Y

18 18 1. Uji parsial pengaruh antara perputaran modal kerja (PMK) terhadap profitabilitas (Y), dengan t hitung = 0,315 dan nilai signifikansi = 0,754 Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). 2. Uji parsial antara perputaran piutang (PP) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung = 27,203 dan tingkat signifikansi = 0,000 Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran piutang (PP) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). 3. Uji parsial antara perputaran persediaan (PD) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung = 5,339 dan tingkat signifikansi = 0,000 Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran persediaan (PD) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). Interpretasi Dari pengujian dengan uji F diketahui bahwa nilai signifikansi dari nilai F adalah sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa Diduga perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan meningkatnya komponen aktiva lancarnya berupa modal kerja, piutang, dan persediaan, maka akan memberikan potensi bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya seperti mengembangkan pemasaran dan meningkatkan kapasitas produksi. Dengan demikian operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar sehingga laba perusahaan meningkat. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754. Ini berarti bahwa penambahan modal kerja bagi perusahaanperusahaan tekstil mungkin suatu yang baik, tetapi apabila tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan penjualan akan menjadi beban bagi perusahaan. Di antaranya adalah beban bunga pengembalian modal dalam bentuk modal pinjaman. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas peputaran piutang (PP) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan tekstil dapat meningkatkan labanya dengan cara mengurangi jumlah piutangnya. Pengurangan jumlah piutang tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara mengintensifkan penagihan piutang dan menggencarkan penjualan secara tunai. Dengan berkurangnya piutang dengan cara mengintensifkan penagihan piutang dan dengan menggencarkan penjualan tunai akan dapat menambah kas perusahaan sehingga modal kerja meningkat, sehingga operasional usaha dapat berjalan dengan lancar. Adanya pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas ini karena pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya. Dengan demikian laba bersih yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran persediaan (PD) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Persediaan merupakan masalah pembelajaan aktif seperti halnya investasi dalamaktivaaktiva lainnya.masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modaldalam persediaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang sangat ketat di

BAB 1 PENDAHULUAN. dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam persaingan yang sangat ketat di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat

Lebih terperinci

Oleh : VENTI LINDA VERAWATI NPM :

Oleh : VENTI LINDA VERAWATI NPM : PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : VENTI LINDA VERAWATI NPM : 09.1.02.04180

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nia Kania Nur aeni, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nia Kania Nur aeni, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang pesat mengakibatkan dunia usaha menghadapi permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis, khususnya dalam hal manajemen keuangan.

Lebih terperinci

Daftar Populasi Perusahaan

Daftar Populasi Perusahaan Lampiran i Daftar Populasi Perusahaan 1 ADMG Polychem Indonesia Tbk. 2 ARGO Argo Pantes Tbk 3 CNTX PT Century Textile Industry (CENTEX) Tbk 4 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk (Sebelumnya: PT Delta Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Lampiran 1 Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) KRITERIA PENENTUAN SAMPEL EMITEN 1 2 3 1 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX 2 PT. Apac Citra Centretex Tbk MYTX 3 PT. Argo Pantes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Efek Indonsia. Penelitian ini di lakukan pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif investasi yang semakin memasyarakat namun banyak hal yang harus diketahui oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:6) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder (secondary data) yang bersumber

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder (secondary data) yang bersumber BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder (secondary data) yang bersumber dari laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan audit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Angga Bahtiar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kode Nama Emiten Tanggal IPO No. Saham

Lampiran 1 Kode Nama Emiten Tanggal IPO No. Saham Lampiran 1 Daftar perusahaan yang memenuhi kriteria sampel pada sektor industri tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013 adalah : No. Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

Lebih terperinci

2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu jenis industri primer bagi masyarakat, karena industri tersebut menghasilkan kebutuhan sandang bagi kebutuhan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk.

Lebih terperinci

JULITA. Kata kunci : Perputaran Piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas

JULITA. Kata kunci : Perputaran Piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GARMEN DAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JULITA ABSTRAK Profitabilitas merupakan bagian

Lebih terperinci

Komposisi Dewan Komisaris Nama Perusahaan

Komposisi Dewan Komisaris Nama Perusahaan Lampiran 5. Data Rekapitulasi Variabel Variabel Komposisi Dewan Komisaris (X1) Komposisi Dewan Komisaris Nama Perusahaan 2010 2011 2012 2013 PT POLYCHEM INDONESIA TBK 7 7 5 5 PT ARGO PANTES TBK 6 6 5 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Perubahan telah masuk ke semua negara,tak heran globalisasi membawa dampak yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Anlisis Deskripsi Variabel Penelitian Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis deskriptif yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang variabel-variabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana julie.virda@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is to find

Lebih terperinci

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT Yuli Kurnia Firdausia julie.virda@gmail.com Erlyana Andikasari erly.yana@gmail.com Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

EKSIS: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Vol.9 No.1, Mei 2018

EKSIS: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Vol.9 No.1, Mei 2018 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, dan Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2008-2015 Dona Elvia Desi Dosen Tetap STIE Sakti Alam

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK RAHMI SRI GUSTIANI 133402065 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. Yeni Purwati

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. Yeni Purwati PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk Yeni Purwati 133402063 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ABSTRAK Pengaruh Likuiditas dan Perputaran Aset Terhadap Return On Assets PT. Unilever, Tbk. Disusun oleh: Desti Fitriani

ABSTRAK Pengaruh Likuiditas dan Perputaran Aset Terhadap Return On Assets PT. Unilever, Tbk. Disusun oleh: Desti Fitriani ABSTRAK Pengaruh Likuiditas dan Perputaran Aset Terhadap Return On Assets PT. Unilever, Tbk. Disusun oleh: Desti Fitriani 133402133 Di bawah Bimbingan: Beben Bahren Dewi Permatasari Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang sangat penting. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

Indra Saputra Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi Nasional (STIENAS) Banjarmasin ABSTRACT

Indra Saputra Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi Nasional (STIENAS) Banjarmasin ABSTRACT PENGARUH QUICK RATIO, CURRENT RATIO, INVENTORY TURN OVER TERHADAP RETURN ON INVESMENT PADA PERUSAHAAN GARMEN DAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Indra Saputra Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Property & Real Eastate yang Terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 3, Maret 2016 ISSN : 2460-0585 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA Indiska Dwi Nury Susanti inidiska@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERPUTARAN AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT MAYORA INDAH TBK

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERPUTARAN AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT MAYORA INDAH TBK PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERPUTARAN AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT MAYORA INDAH TBK Yogi Sugiarto Maulana E-mail: 4091.sm@gmail.com Program Studi Administrasi Bisnis STISIP Bina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian Berikut ini telah disajikan tabel perkembangan kinerja keuangan PT Indosat tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3. Tabel Modal Kerja,

Lebih terperinci

Albinatus Riki Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Albinatus Riki   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, TBK. DAN ENTITAS ANAK Albinatus Riki email: riki.ambawang@gmail.com

Lebih terperinci

PERFORMANCE KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

PERFORMANCE KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE PERFORMANCE KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 Dania Yunitasari Sunardi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula 1 No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dara Arum Sari, Mahsina, Juliani Pudjowati Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang dengan baik. Salah satu sektor industri manufaktur yang cukup baik untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

17 Analisis Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Afresh Indonesia Jambi

17 Analisis Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Afresh Indonesia Jambi ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAN TINGKAT PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PT. AFRESH INDONESIA JAMBI Hj. Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this research is

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Nama : Nurulinar Handayani NPM : 25212555

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh : PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015 Disusun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN Dwi Hari Prayitno Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Tujuan Penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, Dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitiaan Sebagai stretegi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid, sesuai dengan karakterisitik variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Nama Industri Tekstil dan Otomotif. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil

LAMPIRAN I. Nama Industri Tekstil dan Otomotif. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil LAMPIRAN I Nama Industri Tekstil dan Otomotif Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil No Nama Perusahaan 1 PT. Argo Pantes Tbk 2 PT. Polychem Indonesia tbk 3 PT. Centex Tbk 4 PT. Eratex Djaya Tbk 5 PT. Ever

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan Deskripsi kinerja keuangan perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. Digambarkan dengan rasio sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Ayundarisma001@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. III.1. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. III.1. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN III.1. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel III.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany (agnes.agrifany@gmail.com) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Industri Tekstil dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode waktu pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR EKA AYU RAHAYU JONI SUSILOWIBOWO Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling

Lebih terperinci

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR Putu Yunita Febri Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG.

ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG. ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG Benazir Walida Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT MAYORA INDAH, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT MAYORA INDAH, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT MAYORA INDAH, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Dian Kartika Sari Gultom S1 Akuntansi Darwin Lie, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa pembaruan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kesehatan Bank terhadap Return Saham pada Industri Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 4.1.1. Kondisi Risk/Non Performing

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA. Hayuningtyas Pramesti Dewi*

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA. Hayuningtyas Pramesti Dewi* Jurnal Akuntansi Bisnis Hayuningtyas Vol. 02 Pramesti No. 02 Mei Dewi 2015 PENGARUH DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA * ABSTRACT: This study is analyzed the impact of Account

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci