ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the comparison of financial performance at food and beverage companies in Indonesia Stock Exchange and to find out which company s financial performance is the best. Data in this research is the company s financial statement of food and beverage companies from 2009 to Based on the comparison of liquidity ratios which consist of current ratio and quick ratio it is found that PT Akasha Wira Internasional Tbk has better financial performance. Based on the comparison of activity ratio it is found that if it is considered from total asset turn over, PT Mayora Indah Tbk has better financial performance and if it is considered from receivable turn over, PT Multi Bintang Indonesia Tbk has better financial performance. Based on the comparison of solvability ratio it is found that if it is considered from debt to total assets ratio, PT Indofood Sukses Makmur Tbk has better financial performance. Based on the comparison of profitability ratios which consist of Profit Margin, Return on Assets, and Return on Equity, PT Multi Bintang Indonesia Tbk has the best financial performance. Keywords: financial performance, liquidity, solvability, activity, profitability ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan mana yang terbaik. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2009 sampai Berdasarkan perbandingan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio, dapat diketahui bahwa PT. Akasha Wira Internasional Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik. Berdasarkan perbandingan rasio aktivitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari total asset turn over, PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dan jika dilihat dari receivable turn over, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik. Berdasarkan perbandingan rasio solvabilitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari debt to total assets ratio, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik. Berdasarkan perbandingan rasio profitabilitas yang terdiri dari profit margin, Return On Assets, dan Return On Equity, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik. Kata kunci : kinerja keuangan, likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas PENDAHULUAN Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakannya analisa laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam bentuk informasi keuangan.

2 2 Keterbukaan dalam penyampaian informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dimaksudkan agar setiap pihak yang ada di dalam perusahaan maupun pihak yang ada di luar perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Tetapi laporan keuangan saja tidak dapat memberikan informasi yang berarti sebelum melakukan analisis atas laporan keuangan tersebut. Alat analisis yang digunakan biasanya adalah analisa laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan (Darsono dan Ashari, 2005:62). Rasio keuangan ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja pertama yang diukur adalah ukuran likuiditas. Likuiditas mengukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah leverage atau solvabilitas. Solvabilitas mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki. Dan ukuran keempat adalah aktivitas yang mengukur efektivitas dan efisiensi dalam memnggunakan aktiva, selain itu terdapat juga ukuran investasi yang mengukur profitablitas investasi yang dilakukan perusahaan. Kepemilikan modal perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dimiliki oleh masyarakat umum. Sedangkan analisis perbedaan dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya perbedaan yang berarti antara perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga investor dan calon investor dapat menentukan investasinya dengan tepat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman di mana dalam penelitian ini difokuskan pada kinerja keuangannya sehingga bisa memberikan informasi pada masyarakat terlebih pada investor yang mau menginvestasikan dana atau modal yang dimiliki. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dan kinerja keuangan perusahaan mana yang terbaik di antara perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan mana yang terbaik di antara perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Kinerja Keuangan Kinerja adalah kemampuan organisasi untuk meraih tujuan-tujuannya melalui pemakaian sumberdaya secara efisien dan efektif. Sedangkan penilaian kinerja menurut Mulyadi (2003:415) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian orang, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar,dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi organisasi atau perusahaan dinilai secara kuantitatif dalam bentuk uang yang dapat dilihat dari segi pengelolaannya, pergerakanya, maupun tujuannya. Kinerja dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif yaitu (Mulyadi, 2003: 428). Kinerja dari segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang tidak dapat diukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan masyarakat. Kinerja dari segi kuantitatif adalah kinerja keuangan perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan suatu analisis tertentu (dalam hal ini analisis laporan keuangan) seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

3 3 Tinggi rendahnya kinerja suatu perusahaan merupakan dasar pertimbangan guna pemilihan tujuan investasi oleh para investor pada umumnya. Apabila kinerja suatu perusahaan baik dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja keuangan perusahaan diukur melalui pengevaluasian laporan keuangan perusahaan, khususnya analisis laporan keuangan. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi (profitabilitas), dan rasio neraca aktivitas (Darsono dan Ashari, 2005:51). Rasio-rasio keuangan yang dihitung dapat dibandingkan dengan rasio-rasio tahun lalu maupun dengan perusahaanperusahaan yang sejenis (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:82). Analisis Laporan Keuangan Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Sebelum mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan seorang analis harus mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan yang cukup dalam pengambilan suatu kesimpulan di samping harus mempertahatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan. Menurut Prastowo (2002:54), secara umum metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertikal (statis). Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama pada tahun (periode) yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) sama. Sementara itu teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan menurut Munawir (2007:36) adalah: 1) Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio, dan prosentase total, 2) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik analisis data untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun, 3) Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengatahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan, 4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengatahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu, 5) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu, 6) Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan

4 4 dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut, 7) Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengatahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu perusahaan, 8) Analisa break-even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan (Munawir, 2007:36). Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah analisis rasio, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dari rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Menurut Munawir (2007:64) analisis rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis rasio dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutrama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio yang digunakan sebagai standar. Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan antara perusahaan sejenis atau juga dapat dilakukan dengan membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan tahun lalu. Menurut Hanafi dan Halim (2005:77) analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio Likuiditas Pengertian rasio likuiditas menurut Hanafi dan Halim (2005:77) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Munawir (2007:71) jika dilihat dari rasio likuiditas, suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern), memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern), membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan, dan memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Hanafi dan Halim (2005:79) menyatakan bahwa ada 2 rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio). Rasio lancar atau current ratio adalah rasio yanga mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar Darsono dan Ashari (2005:74) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) current ratio adalah 1 sampai 2 atau 100% sampai 200%. Rasio lancar yang terlalu besar (di atas 200%) menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus karena masih banyak aktiva yang menganggur. Quick ratio atau acid test ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaannya (Munawir, 2007:74). Quick ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

5 5 Aktiva Lancar - Persediaan Quick ratio = Hutang Lancar Darsono dan Ashari (2005:75) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) quick ratio adalah 1 sampai 2 atau 100% sampai 200%. Rasio cepat yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aset yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio Solvabilitas Pengertian rasio solvabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:83) adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Sedangkan pengertian rasio solvabilitas atau juga disebut dengan rasio leverage (rasio pengungkit) menurut Darsono dan Ashari (2005:54) adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio solvabilitas atau rasio leverage meliputi Debt to Asset Rasio (DAR), Debt to Equityt Rasio (DER), Equity Multiplier (EM), dan Interst Coverage (IC) atau Time Interest Earned. Debt to Total Assets Ratio (DAR) menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor. Darsono dan Ashari (2005:76) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to total assets ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Debt to Total Assets Ratio = Total Kewajiban Total Aktiva Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Darsono dan Ashari (2005:77) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to equity ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Rumusnya adalah: Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban Total Ekuitas Equity Multiplier (EM) menunjukkan kamampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio Equity Multiplier, berarti porsi pemegang saham semakin besar sehingga kinerjanya semakin baik karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil. Rumus Equity Multiplier sebagai berikut: Equity Multiplier = Total Aktiva Total Ekuitas Interest Coverage (IC) atau Time Interest Earned berguna untuk mengetahui kemampuan laba untuk membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menykai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah: Interest Coverage = EBIT Biaya Bunga

6 6 Rasio Profitabilitas Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan karena perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan. Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang tertentu. Darsono dan Ashari (2005:80) mengatakan bahwa rule of thumb pada setiap rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka. Ada beberapa macam rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) ada tiga rasio yang sering digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity. Profit Margin adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba-rugi (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus : Profit Margin = Laba Bersih Penjualan Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rasio ini cukup bervariasi dari industri ke industri, sebagai contoh : industri retailer cenderung mempunyai profit margin yang lebih rendah dibandingkan dengan industri manufaktur. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROA = Laba Bersih Total Aktiva Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : ROE = Laba Bersih Total Ekuitas Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melihatkan perbandingan antar tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio aktivitas menganggap bahwa sebaliknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain.

7 7 Rasio aktivitas menurut Darsono dan Ashari (2005:59) antara lain Receivable Turn Over (RTO), Rata-Rata Penerimaan Piutang (RPP), Inventory Turn Over (ITO), Lama Persediaan Mengendap (PM), dan Total Asset Turn Over (TATO). Receivable Turn Over adalah rasio yang menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. akan tetapi rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan pelanggan yang lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini juga bisa menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tidak tertagih. Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. Rumusnya adalah: Receivable Turn Over = Penjualan bersih Rata-rata Piutang Dagang Rata-Rata Penerimaan Piutang (RPP) dapat dilihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa menjadi kas atau ditagih. Rasio penerimaan piutang yang terlalu panjang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena banyaknya aktiva yang menganggur. Rumusnya adalah: Rata-Rata Penerimaan Piutang = 365 Receivable Turn Over Inventory Turn Over (ITO) adalah rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rumusnya adalah: Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan Rata-rata persediaan Barang Lama Persediaan Mengendap (LPM) berguna untuk mengetahui jangka waktu persediaan mengendap di gudang perusahaan. Semakin cepat persediaan mengendap, maka semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang menganggur terlalu lama. Rumusnya adalah: Rata-Rata Penerimaan Piutang = 365 Receivable Turn Over Total asset turn over merupakan rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Dengan melihat rasio ini, dapat diketahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1 (Darsono, 2005:61). Rumusnya adalah: Total asset turn over = Penjualan Bersih Rata-rata Total Aktiva METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang melukiskan atau menggambarkan keadaan obyek yang diteliti dan menyajikan data yang diperoleh kemudian membuat kesimpulan untuk memberikan alternatif pemecahannya. Sedangkan obyek penelitian dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 464 perusahaan.

8 8 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria yang ditentukan adalah 1) Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2) Data laporan keuangan tersedia lengkap secara keseluruhan dari 2009 sampai 2012, 3)Lima perusahaan yang mempunyai total aset terbesar. Adapun 5 perusahaan makanan dan minuman yang memenuhi kriteria tersebut adalah PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Mayora Indah Tbk (MYOR), PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) Satuan Kajian Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio keuangan yaitu: 1) Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current rasio dan quick rasio, 2) Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity rasio dan debt to total assets, 3) Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over dan receivable turn over, 4) Rasio profitabilitas adalah rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin, return on assets, dan return on equity. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Menghitung rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas, 2) Menganalisis perkembangan rasio likuditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman secara horisontal (dari tahun ke tahun), 3) Membandingkan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas secara vertikal (antar perusahaan), 4) Menyimpulkan kinerja keuangan perusahaan manakah yang paling baik di antara perusahaan makanan dan minuman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio dan quick ratio. Current Ratio Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar Current Rasio = x 100% Hutang Lancar

9 9 Darsono dan Ashari (2005:54) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) current ratio adalah 100% sampai 200%. Rasio lancar yang terlalu besar (di atas 200%) menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus karena masih banyak aktiva yang menganggur. Perhitungan current ratio perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai 2012 nampak pada tabel 1. Tabel 1 Perhitungan Current Ratio Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR Rata-rata ADES ,78% ,14% ,88% ,16% INDF ,31% ,65% ,95% ,32% MYOR ,04% ,08% ,09% ,51% TBLA ,18% ,10% ,83% ,81% MLBI ,89% ,50% ,42% 185,49% 177,81% 171,68% 127,23% 79,46% ,05% Sumber: Data diolah Dari tabel 1 perhitungan current ratio dapat diketahui bahwa current ratio masingmasing perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan current ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan current ratio yang terbaik adalah pada tahun 2011, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan current ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan current ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan current ratio tidak ada yang baik. Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata current ratio kelima perusahaan yang paling tinggi adalah PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) yaitu sebesar 185,49%, sedangkan yang terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) yaitu sebesar 79,46%. Kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari current ratio yang terbaik adalah PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) karena mempunyai rata-rata current ratio di antara 100% sampai 200% dan yang terbesar. Quick Ratio Quick ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaanya. Quick ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

10 10 Aktiva Lancar - Persediaan Quick Rasio = x 100% Hutang Lancar Darsono dan Ashari (2005:75) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) Quick ratio adalah 100% sampai 200%. Rasio cepat yang berkisar antara 100% sampai 200% menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek Perhitungan quick ratio perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai 2012 nampak pada tabel 2. Tabel 2 Perhitungan Quick Ratio Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar QR Rata-rata ADES ,844% ,417% ,200% ,528% INDF ,411% ,401% ,012% ,823% MYOR ,036% ,162% ,082% ,872% TBLA ,808% ,579% ,042% ,332% MLBI ,920% ,492% ,244% 145,247% 124,412% 129,538% 92,690% 64,303% ,556% Sumber: Data diolah Dari tabel 2 perhitungan quick ratio dapat diketahui bahwa quick ratio masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional berdasarkan quick ratio yang terbaik adalah pada tahun 2010, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan quick ratio yang terbaik adalah pada tahun 2010, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan quick ratio yang terbaik adalah pada tahun 2009, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan quick ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan quick ratio tidak ada yang baik. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata quick ratio kelima perusahaan yang paling tinggi adalah PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) yaitu sebesar 145,247%, sedangkan yang terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) yaitu sebesar 64,303%. Kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari quick ratio yang terbaik adalah PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) karena mempunyai rata-rata quick ratio di antara 100% sampai 200% dan yang terbesar.

11 11 Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over, dan receivable turn over. Total Asset Turn Over Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif di atas 1 (Darsono, 2005:61). Rumusnya adalah: Total asset turn over = Penjualan Bersih Rata-rata Total Aktiva Perhitungan total asset turn over kelima perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 3. Tabel 3 Perhitungan Total Asset Turn Over Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Penjualan Aktiva Rata-rata Aktiva TATO Rata-rata ADES , , , ,352 INDF , , , ,887 MYOR , , , ,411 TBLA , , , ,806 MLBI , , , ,321 Sumber: Data diolah Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa total asset turn over masing-masing perusahaan adalah: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk berdasarkan total asset turn over yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berdasarkan total asset turn over tidak ada yang baik karena kurang dari 1, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan total asset turn over yang terbaik adalah pada tahun 2010, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan total asset turn over tidak ada yang baik karena kurang dari 1, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan total asset turn over yang terbaik adalah pada tahun ,974 0,899 1,642 0,916 1,562

12 12 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari total asset turn over yang paling baik adalah PT. Mayora Indah Tbk (MYOR), karena mempunyai rata-rata total asset turn over lebih dari 1 dan yang paling besar. Receivable Turn Over Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. Semakin tinggi rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki, akan tetapi rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan pelanggan yang lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rumusnya adalah: Receivable Turn Over = Penjualan bersih Rata-rata Piutang Dagang Perhitungan receivable turn over kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 4. Tabel 4 Perhitungan Receivable Turn Over Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Penjualan Piutang Rata-rata Piutang RTO Rata-rata ADES , ,762 5, , ,639 INDF , ,415 14, , ,739 MYOR , ,539 6, , ,593 TBLA , ,678 14, , ,003 MLBI , ,345 10, , ,238 Sumber: Data diolah Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa receivable turn over kelima perusahaan adalah: 1)Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan receivable turn over yang terbaik adalah pada tahun 2009, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan receivable turn over tidak ada yang baik karena di atas 12, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan receivable turn over yang terbaik adalah pada tahun 2010, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan receivable turn over tidak ada yang baik karena di atas 12, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan receivable turn over yang terbaik adalah pada tahun 2011.

13 13 Dari tabel 4 diketahui bahwa kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari receivable turn over yang terbaik adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) karena mempunyai rata-rata receivable turn over antara 6 sampai 12 dan yang terbesar. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total assets dan debt to equity rasio. Debt to Total Assets Ratio Rasio debt to total assets menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus sebagai berikut: Total Kewajiban Debt to Total Assets = x 100% Total Aktiva Perhitungan debt to total assets ratio kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 6. Tabel 5 Perhitungan Debt To Total Assets Ratio Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Total Hutang Total Aktiva DTAR Rata-rata ADES ,736% ,220% ,213% ,254% INDF ,627% ,430% ,010% ,447% MYOR ,991% ,616% ,262% ,049% TBLA ,531% ,994% ,133% ,148% MLBI ,396% ,546% ,564% 59,356% 48,129% 57,480% 65,451% 68,969% ,368% Sumber: Data diolah Darsono dan Ashari (2005:55) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to total assets ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Rasio solvabilitas adalah rasio hutang, di mana semakin tinggi rasio hutang menunjukkan kinerja keuangan yang buruk, sebaliknya semakin rendah rasio hutang maka semakin baik kinerja keuangannya. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa debt to total assets ratio masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun 2011, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR)

14 14 berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun 2009, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun 2011, 5)Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun Dari tabel 5 diketahui bahwa kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari debt to total assets ratio yang paling baik adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) karena mempunyai rata-rata debt to equity ratio kurang dari 100% dan yang terkecil. Debt to Equity Rasio Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rumus yang digunakan adalah: Total Kewajiban Debt to Equity Rasio = x 100% Total Modal Sendiri Darsono dan Ashari (2005:77) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to equity ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Debt to equity rasio adalah rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio hutang, di mana semakin tinggi rasio hutang menunjukkan kinerja keuangan yang buruk, sebaliknya semakin rendah rasio hutang maka semakin baik kinerja keuangannya. Perhitungan debt to equity ratio kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 6. Tabel 6 Perhitungan Debt To Equity Ratio Tahun 2010 Sampai 2012 Kode Tahun Total Hutang Total Modal DER Rata-rata ADES ,345% ,889% ,338% ,061% INDF ,057% ,593% ,521% ,754% MYOR ,606% ,450% ,196% ,629% TBLA ,153% ,232% ,081% ,400% MLBI ,134% ,274% ,226% 155,908% 130,481% 140,970% 190,966% 341,224% ,261% Sumber: Data diolah Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa debt to equity ratio masing-masing perusahaan adalah: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk berdasarkan debt to equity ratio yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan debt to equity ratio yang terbaik adalah pada tahun 2011, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan debt to equity ratio tidak ada

15 15 yang baik karena lebih dari 100%, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan debt to equity ratio tidak ada yang baik karena lebih dari 100%, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan debt to equity ratio tidak ada yang baik karena lebih dari 100%. Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan kelima perusahaan jika dilihat dari debt to equity ratio tidak ada yang baik karena mempunyai rata-rata debt to equity ratio lebih dari 100%. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity. Profit Margin Rasio profit margin merupakan rasio yang mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumus yang digunakan adalah : Laba Bersih Profit Margin = x 100% Penjualan Perhitungan profit margin kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 7. Tabel 7 Perhitungan Profit Margin Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Laba Bersih Penjualan PM Rata-rata ADES ,140% ,473% ,640% ,493% INDF ,551% ,689% ,791% ,548% MYOR ,790% ,701% ,114% ,083% TBLA ,016% ,358% ,285% ,405% MLBI ,065% ,742% ,297% 13,186% 8,395% 6,672% 8,766% 25,509% ,935% Sumber: Data diolah Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa profit margin masing-masing perusahaan adalah: 1)Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan profit margin yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan profit margin yang terbaik adalah pada tahun 2011, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan profit margin yang terbaik adalah pada tahun

16 , 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan profit margin yang terbaik adalah pada tahun 2011, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan profit margin yang terbaik adalah pada tahun Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari profit margin di antara kelima perusahaan adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Return On Assets Return On Assets digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rumus yang digunakan adalah : Laba Bersih Return On Assets = x 100% Total Aktiva Perhitungan Return On Assets kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai 2012 nampak pada tabel 8. Tabel 8 Perhitungan Return On Assets Tahun 2009 Sampai 2012 Kode Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA Rata-rata ADES ,154% ,756% ,185% ,428% INDF ,140% ,246% ,129% ,056% MYOR ,463% ,004% ,326% ,966% TBLA ,007% ,756% ,921% ,690% MLBI ,270% ,952% ,561% 12,131% 7,143% 9,690% 7,593% 38,535% ,356% Sumber: Data diolah Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa Return On Assets masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2011, 3) Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2009, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2011, 5)Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2011.

17 17 Dari tabel 8 diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari Return On Assets di antara kelima perusahaan adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Return On Equity Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu Rumus yang digunakan adalah : Laba Bersih Return On Equity = x 100% Total Ekuitas Perhitungan Return On Equity kelima perusahaan makanan dan minuman tahun 2009 sampai tahun 2012 nampak pada tabel 9. Tabel 9 Perhitungan Return On Equity Perusahaan Makanan dan Minuman Kode Tahun Laba Bersih Modal Sendiri ROE Rata-rata ADES ,924% ,698% ,572% ,870% INDF ,441% ,593% ,475% ,998% MYOR ,528% ,310% ,940% ,265% TBLA ,895% ,986% ,201% ,854% MLBI ,595% ,993% ,684% 29,016% 16,877% 23,011% 21,984% 162,682% ,457% Sumber: Data diolah Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa Return On Equity masing-masing perusahaan adalah: 1) Kinerja keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2012, 2) Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2009, 3)Kinerja keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2010, 4) Kinerja keuangan PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun 2009, 5) Kinerja keuangan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berdasarkan Return On Assets yang terbaik adalah pada tahun Dari tabel 9 diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari Return On Equity di antara kelima perusahaan adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Intepretasi Dari hasil analisis pada beberapa rasio keuangan pada perusahaan makanan dan minuman, dapat dilakukan rekapitulasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang paling baik nampak pada tabel 10.

18 18 Current ratio Quick ratio Total asset turn over Receivable turn over Tabel 10 Rekapitulasi Kinerja Keuangan Yang Terbaik Rasio Debt to total assets ratio Perusahaan PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Debt to equity rasio Tidak ada yang baik Profit margin PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Return On Assets PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Return On Equity PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Sumber: Tabel 1 sampai Tabel 9 Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa: 1) Jika dilihat dari perbandingan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio, PT. Akasha Wira Internasional Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya, 2) Berdasarkan perbandingan rasio aktivitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari total asset turn over, PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya, serta jika dilihat dari receivable turn over, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya, 3)Berdasarkan perbandingan rasio solvabilitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari debt to total assets ratio, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya, serta jika dilihat dari debt to equity rasio, kinerja keuangan kelima perusahaan tidak ada yang baik karena tidak ada perusahaan yang mempunyai ratarata debt to equity rasio kurang dari 100%, 4) Jika dilihat dari perbandingan rasio profitabilitas yang terdiri dari profit margin, Return On Assets, dan Return On Equity, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kinerja keuangan pada PT. Akasha Wira Internasional Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio, dapat diketahui bahwa PT. Akasha Wira Internasional Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik Berdasarkan perbandingan rasio aktivitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari total asset turn over, PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dan jika dilihat dari receivable turn over, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik. Berdasarkan perbandingan rasio solvabilitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari debt to total assets ratio, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik dan jika dilihat dari debt to equity rasio, kinerja keuangan kelima perusahaan tidak ada yang baik karena tidak ada perusahaan yang mempunyai rata-rata debt to equity rasio kurang dari 100%. Jika dilihat dari perbandingan rasio profitabilitas yang terdiri dari profit margin, Return On Assets, dan Return On Equity, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai kinerja keuangan yang lebih baik.

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Novia Dian Praptica noviadianprapticaa@gmail.com Sri Utiyati Sekolah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebelum membahas secara mendalam mengenai bagaimana cara membaca, menganalisa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang. yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang. yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan tansformasi biologis atas

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

Keywords: financial ratio, financial distress, z-score

Keywords: financial ratio, financial distress, z-score ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS Eka Noverita Woro Astuti echa.noverita@gmail.com Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Disusun Oleh: Nama : ABRIL DA CONCEICAO NIM : 01111001 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap dan imbal hasil saham suatu perusahaan maka kita dapat melihatnya atau menganalisis

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan perkembangan perekonomian yang tinggi, maka semakin berkembang pula dunia usaha dewasa ini.

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Eraning Ratio Price Ratio merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menganalisis apakah investasi yang dilakukan menguntungkan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2005-2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING) Ari Putri Rachmawati ariputripuput16@gmail.com Budiyanto ybudi1957@yahoo.com Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup serta tujuan dan manfaat yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, berikut ini penjelasan teori yang menjadi dasar dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk Revinta Dara Regina Revintaregina@gmail.com HendriSoekotjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2). BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana informasi keuangan utama kepada pihak pihak di dalam maupun luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk. dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk. dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36). 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul penelitian tersebut. 2.1. Pengertian Laporan Keuangan. Setiap perusahaan mempunyai laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang dapat diterjemahkan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti "mengatur (mengelola)".

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai berikut : Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci