Lokakarya Fungsional Non Pene/iti DISTRIBUSI ETEC DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Penyebab kolibasilosis neonatal pada anak babi yang utama ialah ETEC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lokakarya Fungsional Non Pene/iti DISTRIBUSI ETEC DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Penyebab kolibasilosis neonatal pada anak babi yang utama ialah ETEC"

Transkripsi

1 TEKNIK PENGENDALIAN KOLIBASILOSIS NEONATAL PADA BABI DENGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI MULTIVALEN Nina Kurniasih, Djaenuri dan Supar Balai Penelitian Veteriner, Bogor PENDAHULUAN Escherichia coli merupakan spesies bakteri penghuni normal di dalam saluran pencernakan hewan atau manusia. Bakteri tersebut pertama kali ditemukan oleh Theobold Escherich pada tahun 1885 (Ewings, 1986). Berpuluh-puluh tahun kemudian bakteri tersebut baru diketahui bahwa serotipe tertentu sangat patogen terhadap manusia dan hewan neonatal. Di Indonesia bakteri ini sudah diketahui menyebabkan kematian anak babi sejak tahun 1932 (Kraneveld, 1932). Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) yang mempunyai antigen perlekatan K88, K99, F41 atau 987P menyebabkan diare pada anak babi neonatal. Penyakit yang ditimbulkan oleh ETEC secara umum dinamakan kolibasilosis, sedangkan diare akibat infeksi ETEC sering disebut Cholera like diarrhoea dengan tanda-tanda klinis diare terus-menerus (profuse), tinja encer berwarna putih kekuning-kuningan, dehidrasi dan cepat mati. Penyakit kolibasilosis banyak dijumpai pada peternakan babi tradisional atau peternakan babi komersial dengan prevalensi diare dan kematian yang tinggi menyebabkan kerugian ekonomi (Supar dkk., 1988, 1989a,b, 1991 ; Supar, 1993, 1994). Pengobatan kolibasilosis pada umumnya masih mengandalkan penggunaan obat-obatan antibiotika, namun hasilnya tidak baik dan kasus diare dan kematian anak babi tetap tinggi. Dengan semakin meluasnya tingkat resistensi bakteri ETEC terhadap obat-obatan antibiotika yang dipakai pada peternakan babi maka pengobatan kasus diare neonatal dengan obat-obatan antibiotika tidak efektif lagi (Supar, dkk., 1990). Sebaiknya para peternak menggunakan vaksin E. coli multivalen yang mengandung semua jenis antigen perlekatan K88, K99, F41 dan 987P. Dalam hubungannya dengan permasalahan diare pada anak babi yang disebabkan oleh infeksi ETEC, beberapa tahun yang lalu di Balai Penelitian Veteriner, telah diadakan studi pengendalian kolibasilosis dengan vaksin ETEC. Pada kesempatan ini teknologi pengendalian kolibasilosis dengan vaksin dikemukakan agar diketahui dan dapat diterapkan oleh para peternak guna meningkatkan kesehatan ternak babi. 131

2 Lokakarya Fungsional Non Pene/iti DISTRIBUSI ETEC DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Penyebab kolibasilosis neonatal pada anak babi yang utama ialah ETEC yang mempunyai antigen perlekatan atau antigen fimbriae atau pili K88, K99, F41 dan 987P (Supar dan Hirst, 1985 ; Supar dkk., 1988 ; Supar dkk., 1989a,b, 1991). Adapun variasi serotipe ETEC dan hubungannya dengan antigen somatik O-serogroups dan distribusinya pada beberapa daerah yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 1. ETEC K99, F41 bersifat non hemolitik, merupakan penyebab diare awal mulai umur beberapa jam (early onset diarrhoea). Sedangkan ETEC 987P merupakan penyebab diare awal sampai umur beberapa minggu. ETEC K88 bersifat hemolitik mampu memproduksi 2 macam toksin (LT dan ST) merupakan penyebab diare pada anak babi neonatal sampai pasca sapih. Oleh karena itu diare yang berkaitan dengan ETEC sangat sulit dikendalikan dengan obat-obatan antibiotika. VAKSIN ETEC UNTUK PENGENDALIAN KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI Pengendalian diare akibat kolibasillosis dengan vaksin ETEC menjadi penting artinya dengan semakin meluasnya resistensi ETEC terhadap sediaan antibiotika yang sering dipakai pada peternakan babi. Di samping itu, penggunaan antibiotika secara terus menerus pada ternak akan menaikkan residu antibiotika pada daging atau derivat produk ternak tersebut. Dewasa ini, pengendalian kolibasillosis dengan vaksin ETEC, belum banyak diketahui oleh para peternak. Pencegahan kolibasillosis atau diare akibat E. coli pada anak babi dapat dilakukan dengan meningkatkan kekebalan pada induk yang bunting. Pada awalnya digunakan vaksin E. coli hidup dengan aplikasi per oral, kemudian kombinasi oral dan injeksi intramuskuler (Vaksin Intagen) pada induk babi bunting 6 minggu dan dibuster pada 2 minggu sebelum partus. Akan tetapi cara vaksinasi ini kurang baik, karena akan terjadi pencemaran agen penyakit di lingkungan peternakan (Tzipori 1985). Vaksin tersebut belum dipakai di Indonesia, namun dapat diimpor bila diperlukan dengan harga yang sangat mahal bagi peternak tradisional. Oleh karena itu perlu dikembangakan vaksin lokal yang sesuai dengan serotipe di lapangan. KOMPOSISI VAKSIN ETEC UNTUK BABI YANG COCOK UNTUK INDONESIA Vaksin ETEC polivalen yang dibuat untuk studi pencegahan neonatal kolibasillosis berdasarkan pada serotipe bakteri yang ada di lapangan. Komposisi vaksin terdiri atas E. coli K88 (0108, 138, 149, 157, E. coli K99 ( ) E. coli F41 (0 101 ) E. coli K99F41 (0 101 ),E. coli 987P (O9, 20). Bakteri tersebut 1 32

3 Lokakarya Fungsional Non Peneliti diisolasi dari anak babi penderita diare di peternakan babi komersial (Tabel 1). Untuk memproduksi antigen perlekatan K99, F41 dipakai media agar Minca+lsovilex (Oxoid). Sedangkan antigen K88 dibuat pada media agar alkalis dan untuk antigen 987P dipakai media agar darah. Prosedur pembuatan suspensi antigen untuk vaksin mengikuti prosedur yang ditulis oleh Supar dkk. (1988, 1991). Vaksin dibuat dalam bentuk tidak aktif dan diemulsikan dalam gel alumunium hidroksida (Alhydrogel) dengan konsetrasi akhir 1,5% dan kepekatan sel akhir setara dengan tabung standar MacFarland nomor 10. DOSIS DAN APLIKASI VAKSIN Pada tahap pertama, tiap induk babi bunting divaksin pada umur kebungtingan hari, dengan dosis 2-2,5 ml per ekor. Pada umur kebutingan hari divaksin lagi (dibuster) dengan dosis seperti pada vaksinasi pertama. Vaksin diinjeksikan di daerah leher pada bagian belakang telinga. Dua minggu sesudah buster, induk babi akan beranak (partus). Semua anak babi yang dilahirkan dari induk babi yang divaksin diusahakan supaya menyusu pada induknya segera setelah dilahirkan, agar masing-masing anak babi mendapatkan kolostrum secara optimal (Supar dan Hirst, 1990, Supar, 1993, 1994). PENGENDALIAN KOLIBASILOSIS DENGAN VAKSIN ETEC DI LAPANGAN Uji lapang vaksin ETEC multivalen berdasar serotipe E. coli lapangan di bawah kondisi peternakan telah dilakukan di daerah Jakarta, dan Bogor. Baik vaksin yang dibuat ataupun vaksin komersial (impor) terbukti dapat menurunkan kasus diare (Gambar 1) dan menurunkan tingkat mortalitas anak babi sangat nyata (Gambar 2). Selama uji coba vaksin di sebuah peternakan babi di Jakarta, kasus diare dan mortalitas anak babi dari kelompok induk yang tidak divaksin tetap tinggi. Baik vaksin ETEC impor ataupun vaksin ETEC BALITVET dapat menekan kematian anak babi secara drastis. Sedangkan efektifitas vaksin ETEC komersial dan vaksin formulasi lokal tidak berbeda nyata. Hasil reisolasi E. coli dari anak anak babi penderita diare dari kelompok yang tidak divaksin dan yang divaksin dari peternakan G di Jakarta dan peternakan IB di Bogor menunjukkan bahwa empat macam E. coli K88, K99, F41, dan 987P masih dapat diisolasi dari kelompok anak babi yang lahir dari kelompok yang tidak divaksin

4 Lokakarya Fungsional Non Penelifi Tabel 1. Serotipe ETEC diisolasi dari anak babi pederita diare dan distribusinya Asal Antigen pili Enterotoksin 0-serogroups DKI K88 hemolitik LT 0108, 138, 149, 157 Jakarta Keterangan : LT : ST : K99 non hemolitik ST 09, 20,64, 101 K99F41 non " ST 0101 F41 non " ST 09,101 K88K99 hemolitik LT dan ST P non hemolitik ST 09, 20, 141 Bogor K88 hemolitik LT 0149, K99 non hemolitik ST 09, 20, 101 F41 " ST 09,20 987P " ST 09, 20, 141 Tangerang K88 hemolitik LT 0108, 138, K99 non hemoliti ST 064,101 I, K99F41 " ST 0101 F41 ST 09,20 987P ST 09, Sumatera K88 hemolitik LT 0138, 149, 157 Utara K99 non hemolitik ST 09, 64, 101 F41 ST P " ST 09,20 toksin tidak tahan panas toksin tahan panas Sumber: (Supar dkk., 1988, 1989a, 1991 ; Supar 1993, 1994) 1 34

5 Lokakaiya Fungsional Non Peneliti Dad kelompok yang diinjeksi vaksin komersial ETEC K88, K99 dan 987P masih dapat terdeteksi, sedangkan dari vaksin Balitvet hanya ETEC 987P saja. Hal ini memberikan petunjuk bahwa vaksin BALITVET lebih baik dari vaksin komersial. Lebih lanjut, penggunaan vaksin akan menekan terjadinya diare dan pencemaran patogen dalam kandang, maka pada gilirannya diare akibat infeksi ETEC 987P akan menghilang atau tertekan seperti halnya serotipe yang lain. Mare (x) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan vaksin ETEC pada induk babi M Kontrol non vakeln Vakein Impor Vakeln BALITVET umber : Supar dan Hirst, 1990 Gambar 1. Pengaruh vaksinasi ETEC pada induk terhadap penurunan diare anak babi yang lahir dan menyusui induknya

6 Lokakarya Fungsional Non Penel)fl Mare (x) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan vaksin ETEC pada Induk babi M Kontrol non vaksln Vaksin Impor Vakoin BALITVET Sumbar, 8upar dan Hlrst Gambar 2. Pengaruh vaksinasi ETEC pada induk terhadap penurunan kematian anak babi yang dilahirkan Evaluasi efikasi vaksin ETEC multivalen BALITVET di peternakan KJP Tangerang dapat menurunkan diare dan mortalitas anak babi secara drastis. Pada 6 bulan pertama pasca vaksinasi kasus diare anak babi pada kelompok 1 36

7 Lokakarya Fungsional Non Peneliti induk babi yang tidak divaksin antara 20% dan 45%, mortalitasnya antara 16-30%. Sedangkan pada kelompok induk yang divaksin kasus, diare yang terjadi antara 2,7% - 8% dan mortalitasnya antara 3,1% - 7%. Dalam waktu 5 bulan berikutnya, kasus diare dan mortalitas anak babi lahir dari induk yang divaksin turun Iebih rendah dibanding dengan periode sebelumnya. Pola penurunan diare dan kematian anak babi dapat dilihat pada Gambar 3. Diare/mati (S) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des Percobaan vaksin ETEC pada induk babi Non vaksin diare -i- Non vaksin mats -*- Vaksin diare -9- Vaksin mati Sumber : Supar, 1993 Gambar 3. Pengaruh vaksinasi ETEC pada induk terhadap penurunan diare dan kematian anak babi di farm KJP Tangerang Pada peternakan KJT, pola penurunan diare dan mortalitas anak babi lahir dari induk yang divaksinasi dengan vaksin ETEC dapat dilihat pada Gambar 4. Penggunaan 2 dosis vaksin ETEC multivalen pada induk babi 1 37

8 Lokakarya Fungsional Non Peneliti bunting menurunkan kasus diare pada anak babi yang dilahirkan dari 31,8% menjadi 3,6% dan mortalitasnya dari 18,6% menjadi 3,5% dalam periode 3 bulan. Demikian halnya pada periode 5 bulan berikutnya. Dari pemantauan hasil isolasi ETEC K88, K99, F41 dan 987P dari kasus diare, memberikan hasil serupa dengan penelitian sebelumnya, E. co/i 987P merupakan isolat yang dominan. Setelah penggunaan vaksin prevalensi perolehan isolasi ETEC K88, K99, F41 menurun hingga tidak terdeteksi. E. coli 987P merupakan satu-satunya isolat yang masih sering diisolasi dari kasus diare dari kelompok yang divaksin, dengan prevalensi sangat rendah dibanding sebelum penggunaan vaksin. Setelah 5 bulan pemakaian vaksin pada semua induk babi divaksin, diare dan kematian anak babi dapat ditekan menjadi sekitar 3-4% pada percobaan lapang 5 bulan (Gambar 3 dan 4). Vaksinasi induk babi pada tingkat akhir kebuntingan akan menaikkan antibodi (IgG dan IgA) dalam kolostrum atau air susu (Supar dan Hirst, 1991 a, b ; Supar dkk., 1993), anak babi yang menyusu induknya akan memperoleh antibodi protektif untuk mencegah infeksi kuman enterik E. co/i enterotoksigenik. 35 Dlare/mati (%) VT M ar Apr Mel Jun Jul Agu Sep Okt Nop 'Des Percobaan vaksin ETEC pada induk babi Non vaksin diare + Non vakein matt -I-- Vaksin diare -e- Vakstn matt $umber. Supar, 1993 Gambar 4. Pengaruh vaksinasi ETEC ada induk terhadap penurunan diare dan kematian anak babi di farm KJT Tangerang 1 38

9 Lokakarya Fungsional Non Penelifi KESIMPULAN DAN SARAN Kasus diare dan kematian anak babi pada umumnya terjadi pada umur 2 minggu pertama dan infeksi atau kasus diare sudah banyak terjadi pada umur 1 hari atau beberapa jam sesudah dilahirkan. Penyebab kolibasilosis neonatal di Indonesia berupa E. coil yang sangat mempunyai antigen perlekatan K88, K99, F41 atau 987P. Kuman-kuman tersebut sudah menunjukan multipel resisten antara 2-9 macam obat-obatan antibiotika, oleh karena itu tidak cocok untuk pengobatan atau pengendalian kolibasilosis. Vaksin ETEC multivalen merupakan produk sel E. coli yang mengandung antigen pili K88, K99, f41 dan 987P dalam bentuk tidak aktif (mati), diawetkan dan diemulsikan dalam adjuvant alhydrogel yang tidak menimbulkan efak sampingan, merupakan harapan masa depan untuk pengendalian kolibasilosis. Vaksin ETEC memberikan proteksi terhadap infeksi E. coli melalui kolostrum atau susu-induk babi yang divaksin. Daya proteksi optimal kolostrum dan susu dalam waktu 1 minggu post partus. Antibodi susu induk masih memberikan proteksi sampai 3-4 minggu post partus. DAFTAR BACAAN Ewings, W. H Edward and Ewing. Identification of Enterobacteriaceae. Fourth Ed. Elsevier, New York. Kraneveld F.C Colibacillosis Bij Biggen. N. I. V. Dierg. 44 : Supar Prospek pengendalian kolibasillosis neonatal dengan vaksin Eschericia coli multivalen pada peternakan intensif di Tangerang Jawa Barat. Penyakit Hewan XXV (46) : Supar Distribusi infeksi Escherichia coli enterotoksigenik pada anak babi di Sumatera Utara dan prospek pengendaliannya dengan vaksin. Prosiding seminar Nasional Teknologi Veteriner untuk meningkatkan Kesehatan hewan dan Pengamanan bahan pangan asal ternak : Supar and R. G. Hirst Detection of enteropathogenic Escherichia coli in calves and pigs. Proceedings of the forth National Congress of Indonesian Society for Microbiology and the first meeting of Asean Microbiologist, 2-4 December 1985 Jakarta, Indonesia. Supar, R. G. Hirst and B. E. Patten K-adhesins and O-serogroups of Escherichia coli in calves and piglets with diarrhoea. Proceedings of the sixth Congress of Federation Asian Veterinary Association (FAVA). Bali Indonesia :

10 Lokakarya Fungsional Non Peneliti Supar, R. G. Hirst and B. E. Patten. 1989a. The detection of enterotoxic Escherichia coil with F41 fimbrial antigen from pigs in Indonenesia. Penyakit Hewan. XXI (37) : Supar, R. G. Hirst and B. E. Patten. 1989b. Studies on the epidemilogy of neonatal colibacillosis in food-producing animals in Indonesia. Proceedings of the first National Seminar on Veterinary Epidemiology. 6 December 1989, Yogyakarta Indonesia : Supar, R.G. Hirst and B.E. Patten Antimicrobial drug resistance in enterotoxigenic Escherichia coli K88, K99, F41 and 987P isolated from piglets in Indonesia. Penyakit Hewan XXII (39) : Supar, R.G. Hirst and B.E. Patten The importance of enterotoxigenic Escherichia coli containing in causing neonatal colibacillosis in piglets in Indonesia. Vet. Microbiol, 26 : Supar and R. G. Hirst Development of a whole cell vaccine from Escherichia coli beaing K88, K99, F41 and 987P fimbrial antigens : Vaccine field trials to control piglets neonatal colibasillosis. Penyakit he wan XXII (40) :69-75 Supar and R. G. HirsT 1991a. Development of a whole cell vaccine from Escherichia cofi beaing K88, K99, f41 and 987P fimbrial antigens : Studies on the immunogenicity of the fimbrial antigens. Penyakit hewan XXIII (41) :1-10. Supar and R. G. Hirst. 1991b. Development of a whole cell vaccine from Escherichia coli beaing K88, K99, F41 and 987P fimbrial antigens : The relationships between colostral IgA and IgG antifimbrial antibodies and protection. Penyakit Hewan XXIII (42) : 1-11 Supar, B. E. Patten, R. G. Hirst, Djaenuri And NINA KURNIASIH The use of ELISA for detecting antifimbrial antibody responses in pigs vaccinated with multivalent Eschericgia coli containing K88, K99, F41 and 987P fimbrial antigens Penyakit Hewan XXV (46A) : Tzipori, S The Relative Importance of Enteric Pathogens Affecting Neonate of Dometic Animals. Adv. in Vet. Sci. Prevent. Med. 29, trum dan susu dalam waktu 1 minggu post partus. Antibodi susu induk masih memberikan proteksi sampai 3-4 minggu post partus

TATI ARIYANTI dan SUPAR. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor ABSTRACT ABSTRAK

TATI ARIYANTI dan SUPAR. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor ABSTRACT ABSTRAK APLIKASI VAKSIN ENTEROTOKSIGENIK ESCHERICHIA COLI POLIVALEN PADA INDUK SAPI PERAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA PROTEKSI KOLOSTRUM DALAM PENGENDALIAN NEONATAL KOLIBASILOSIS (The Application of Enterotoxigenic

Lebih terperinci

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 1. Pengambilan sampel anak sapi diare dan anak sapi tidak diare Peternakan Batu Raden Sukabumi (A) Bandun

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 1. Pengambilan sampel anak sapi diare dan anak sapi tidak diare Peternakan Batu Raden Sukabumi (A) Bandun Lokakarya Fungsional Non Penelili 1997 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI K99 PENYEBAB DIARE PADA ANAK SAM Djaenuri dan Nina Kurniasih Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor

Lebih terperinci

Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 151, Bogor 16114, Indonesia. (Diterima dewan redaksi 24 Juli 1997) ABSTRACT

Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 151, Bogor 16114, Indonesia. (Diterima dewan redaksi 24 Juli 1997) ABSTRACT APLIKASI VAKSIN ENTEROTOKSIGENIK ESCHERICHIA COLT (ETEC) K99, F41 POLIVALEN PADA INDUK SAPI PERAH BUNTING DALAM UPAYA PENGENDALIAN KOLIBASILOSIS DAN KEMATIAN PEDET NEONATAL SUPAR, KUSMIYATI, dart M. B.

Lebih terperinci

SUPAR. Balai Penelitian Veteriner Jl.R.E. Martadinata 30 Bogor, P.O. Box 151, Bogor ABSTRAK

SUPAR. Balai Penelitian Veteriner Jl.R.E. Martadinata 30 Bogor, P.O. Box 151, Bogor ABSTRAK PEMBERDAYAAN PLASMA NUTFAH MIKROBA VETERINER DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN: HARAPAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ENTEROTOKSIGENIK, ENTEROPATOGENIK DAN VEROTOKSIGENIK ISOLAT LOKAL UNTUK PENGENDALIAN KOLIBASILOSIS

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANTI SERUM K88,987P DAN F41 MONOSPESIFIK UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI

PEMBUATAN ANTI SERUM K88,987P DAN F41 MONOSPESIFIK UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI PEMBUATAN ANTI SERUM K88,987P DAN F41 MONOSPESIFIK UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI DJAENURI Balai Penelitian Veteriner, Jl.R.E.Martadinata 30 Bogor,P.O. Box 151. Bogor 16114 RINGKASAN

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia ROYALTI: MAGNET UNTUK BERINOVASI Menyoal royalti, diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 72/2015 tentang imbalan yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan

Lebih terperinci

KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI PERAH DI INDONESIA

KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI PERAH DI INDONESIA KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI PERAH DI INDONESIA SUPAR Balai Penefitian Veteriner Jalan RE Martadinata No 30, Kotak Pos 52 Bogor 64 PENDAHULUAN Sapi perah merupakan sumber penghasil susu, yang dapat diupayakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM

PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM Djaenuri dan Nina Kumiasih Balai Penelitian Veteriner Bogor PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Bali merupakan salah satu dari beberapa bangsa sapi potong asli Indonesia yang memegang peranan cukup penting dalam penyediaan kebutuhan daging bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi merupakan hewan berdarah panas yang berasal dari famili Bovidae. Sapi banyak dipelihara sebagai hewan ternak. Ternak sapi merupakan salah satu komoditas ternak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ALFA HEMOLITIK VEROTOKSIGENIK: RESPON ANTIVEROTOKSIK ANTIBODI PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT, KELINCI DAN SAPI PERAH

PENGEMBANGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ALFA HEMOLITIK VEROTOKSIGENIK: RESPON ANTIVEROTOKSIK ANTIBODI PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT, KELINCI DAN SAPI PERAH PENGEMBANGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ALFA HEMOLITIK VEROTOKSIGENIK: RESPON ANTIVEROTOKSIK ANTIBODI PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT, KELINCI DAN SAPI PERAH SUPAR, B. POERWADIKARTA, NINA KURNIASIH, dan DJAENURI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Familia Genus : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VAKSIN KOLERA UNGGAS: I. PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA AYAM TERHADAP UJI TANTANG GALUR HOMOLOG DAN HETEROLOG

PENGEMBANGAN VAKSIN KOLERA UNGGAS: I. PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA AYAM TERHADAP UJI TANTANG GALUR HOMOLOG DAN HETEROLOG PENGEMBANGAN VAKSIN KOLERA UNGGAS: I. PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA AYAM TERHADAP UJI TANTANG GALUR HOMOLOG DAN HETEROLOG SUPAR, YUDI SETIADI, DJAENURI, NINA KURNIASIH, BHAKTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foodborne disease adalah penyakit yang ditularkan lewat makanan, dengan ciri berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala umum sakit perut, diare dan atau

Lebih terperinci

MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH DI INDONESIA : PENDEKATANNYA

MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH DI INDONESIA : PENDEKATANNYA MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH DI INDONESIA : PENDEKATANNYA MASALAH DAN SUPAR Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 52, Bogor 16114 PENDAHULUAN Mastitis pada sapi perah merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha budidaya ikan. Akibat yang ditimbulkan biasanya tidak sedikit antara lain dapat menyebabkan

Lebih terperinci

SUPAR. Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Bar 52, Bogor 16114, Indonesia. Diterima dewan redaksi I I luli 1996 ABSTRACT

SUPAR. Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Bar 52, Bogor 16114, Indonesia. Diterima dewan redaksi I I luli 1996 ABSTRACT DETEKSI GEN PENGENDALI SINTESIS ANTIGEN PERLEKATAN K88, K99 DAN ENTEROTOKSIN PADA ESCHERICHIA COLI YANG DIISOLASI DARI ANAK BABI DAN ANAK SAPI PENDERITA DIARE DI INDONESIA SUPAR Balai Penelitian Veteriner

Lebih terperinci

KEJADIAN KOLIBASILOSIS PADA ANAK BABI INCIDENCE OF COLIBACILLOSIS IN PIGLETS

KEJADIAN KOLIBASILOSIS PADA ANAK BABI INCIDENCE OF COLIBACILLOSIS IN PIGLETS KEJADIAN KOLIBASILOSIS PADA ANAK BABI I NENGAH KERTA BESUNG LAB. MIKROBILOLOGI FKH UNIVERSITAS UDAYANA JL. PB SUDIRMAN DENPASAR 80232; E-mail: kertabesung@fkhunud.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

umum digunakan untuk brucellosis yang di Indonesia umumnya menggunakan teknik Rose Bengal Plate Test (RBPT), Serum Agglutination Test (SAT), dan Compl

umum digunakan untuk brucellosis yang di Indonesia umumnya menggunakan teknik Rose Bengal Plate Test (RBPT), Serum Agglutination Test (SAT), dan Compl DIAGNOSA PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA SAP] DENGAN TEKNIK UJI PENGIKATAN KOMPLEMEN Yusuf Mukmin Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Brucellosis adalah penyakit bakterial

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. xvii

TINJAUAN PUSTAKA. xvii xvii TINJAUAN PUSTAKA Daging Ayam Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala, kaki, darah, bulu serta organ dalam. Persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan antibodi sebagai respon terhadap vaksinasi dapat dideteksi melalui pengujian dengan teknik ELISA. Metode ELISA yang digunakan adalah metode tidak langsung. ELISA

Lebih terperinci

Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya

Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya Disampaikan pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Pengendalian Flu Burung Jakarta, 27 Desember 2012 1 Flu Burung (H5N1)

Lebih terperinci

Indonesia Medicus Veterinus Oktober (5) : pissn : ; eissn :

Indonesia Medicus Veterinus Oktober (5) : pissn : ; eissn : Respon Imun Anak Babi Pasca Vaksinasi Hog Cholera (THE IMMUNE RESPONE OF PIGLET POST VACCINATED HOG CHOLERA) I Made Adi Jayanata 1, Ida Bagus Kade Suardana 2, Ida Bagus Komang Ardana 3 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92 Darmawan, Dyah Estikoma dan Rosmalina Sari Dewi D Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK Untuk mendapatkan gambaran antibodi hasil vaksinasi Rabivet Supra

Lebih terperinci

DETEKSI ANTIBODI ANTI- Escherichia coli K99 DI DALAM SERUM INDUK SAPI FRIESIAN HOLSTEIN BUNTING POST VAKSINASI E. coli DENGAN TEKNIK ELISA

DETEKSI ANTIBODI ANTI- Escherichia coli K99 DI DALAM SERUM INDUK SAPI FRIESIAN HOLSTEIN BUNTING POST VAKSINASI E. coli DENGAN TEKNIK ELISA DETEKSI ANTIBODI ANTI- Escherichia coli K99 DI DALAM SERUM INDUK SAPI FRIESIAN HOLSTEIN BUNTING POST VAKSINASI E. coli DENGAN TEKNIK ELISA ITA KRISSANTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang bersifat patogen merupakan prioritas utama untuk dilakukan pada bidang kesehatan,

Lebih terperinci

TEKNIK AGLUTINASI CEPAT UNTUK DETEKSI

TEKNIK AGLUTINASI CEPAT UNTUK DETEKSI -ram Tebw Fvngaionoirnn Pewliti 2000 TEKNIK AGLUTINASI CEPAT UNTUK DETEKSI ESCHERICHL4 COLT K88, K99 PADA ANAK BABI PENDERITA DIARE Djaenturi Balm Penelitimr Veteriner,!L RE Maffadinata 30, Bogor, 16114

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan konsumsi air

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan konsumsi air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Ikan lele dumbo tidak ditemukan di air payau, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, bakteri, virus, dan parasit. Dari ketiga faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal dan usus pada manusia sangat erat kaitanya dengan bakteri Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang bersifat zoonosis

Lebih terperinci

Studi Kasus Perhitungan Tingkat Morbiditas, Mortalitas, dan Fatalitas Kolibasilosis pada Babi yang Dipelihara Semi-intensif

Studi Kasus Perhitungan Tingkat Morbiditas, Mortalitas, dan Fatalitas Kolibasilosis pada Babi yang Dipelihara Semi-intensif Studi Kasus Perhitungan Tingkat Morbiditas, Mortalitas, dan Fatalitas Kolibasilosis pada Babi yang Dipelihara Semi-intensif (CASE STUDY OF MORBIDITY, MORTALITY, AND CASE FATALITY RATE OF SWINE COLIBASILLOSIS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit diare terutama diare pada anak sudah dilakukan melalui peningkatan kondisi lingkungan baik melalui program proyek desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal (Bachtiar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal (Bachtiar, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di Indonesia dikenal banyak jenis ikan lele, di antaranya lele lokal, lele Dumbo, lele Phiton, dan lele Babon (lele Kalimantan). Namun, yang sangat populer pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau setengah cair dengan kandungan air tinja lebih dari 200ml perhari atau buang air besar (defekasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maternal Antibodi pada Anak Babi (Piglet) Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau kekebalan turunan dari induk pada anak babi yang induknya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli banteng dan telah mengalami proses domestikasi. Sapi bali telah tersebar di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang beriklim tropis memiliki aneka ragam tumbuhan, yang mana beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang mengandung

Lebih terperinci

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V Pangkat/Gol. : Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan Jabatan Fungsional : Bulan : Januari 2014 No. HARI TANGGAL DATANG PULANG. DATANG PULANG 1 Rabu 01-Jan-14 Libur Libur Libur 2 Kamis 02-Jan-14 1.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN

PENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN PENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN SUPAR, YUDI SETIADI, DJAENURI, NINA KURNIASIH, B. POERWADIKARTA, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Newcastle Disease (ND) disebut juga dengan penyakit Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini ditemukan hampir diseluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hog cholera 2.1.1 Epizootiologi Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan di Bali. Hampir setiap keluarga di daerah pedesaan memelihara

Lebih terperinci

DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99

DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99 Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Desember 2011, hlm. 191-197 ISSN 0853 4217 Vol. 16 No.3 DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99 (DIARRHEA IN NEONATAL CALVES CHALLENGED BY ESCHERICHIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus hewan dan manusia dengan ratusan strain yang berbeda, baik yang berbahaya maupun yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi

Lebih terperinci

Gambaran Patologi Kasus Kolibasilosis pada Babi Landrace

Gambaran Patologi Kasus Kolibasilosis pada Babi Landrace Gambaran Patologi Kasus Kolibasilosis pada Babi Landrace (PATHOLOGICAL VIEW OF COLIBACILLOSIS ON LANDRACE PIG) Fitri Irawan Rahmawandani 1, I Made Kardena 2, I Ketut Berata 2 1 Mahasiswa Program Dokter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer

Lebih terperinci

DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99

DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99 ------ -- ------- Jurnalllmu Pertanian Indonesia, Desember 211, him. 191-197 ISSN 853-4217 Vol. 16 No.3 DIARE PADA SAPI NEONATUS YANG DITANTANG Escherichia coli K-99 {DIARRHEA IN NEONATAL CALVES CHALLENGED

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENYAKIT SEBAGAI KENDALA USAHA PETERNAKAN ITIK (IMPORTANT DISEASES IN DUCK FARMING)

PERMASALAHAN PENYAKIT SEBAGAI KENDALA USAHA PETERNAKAN ITIK (IMPORTANT DISEASES IN DUCK FARMING) PERMASALAHAN PENYAKIT SEBAGAI KENDALA USAHA PETERNAKAN ITIK (IMPORTANT DISEASES IN DUCK FARMING) Darmono dan Darminto Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor ABSTRACT Among duck raising systems in

Lebih terperinci

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING 1 I Gst Ayu Agung Suartini(38) FKH - Universitas Udayana E-mail: gaa.suartini@gmail.com Tlf : 081282797188 Deskripsi IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. coli termasuk

Lebih terperinci

AHMAD MAIZIR, SYAEFURROSAD, ERNES A, NENENG A, N M RIA ISRIYANTHI. Unit Uji Bakteriologi

AHMAD MAIZIR, SYAEFURROSAD, ERNES A, NENENG A, N M RIA ISRIYANTHI. Unit Uji Bakteriologi EFEKTIFITAS VAKSIN INFECTIOUS CORYZA TERHADAP STATUS KEKEBALAN PADA PRE-VAKSINASI AYAM KAMPUNG, PRE- VAKSINASI DAN PASCA-VAKSINASI AYAM PETELUR DI 5 PROPINSI INDONESIA AHMAD MAIZIR, SYAEFURROSAD, ERNES

Lebih terperinci

PENDAHULUAN STRUKTUR ANTIGEN PADA BAKTERI ESCHERICHIA COL/

PENDAHULUAN STRUKTUR ANTIGEN PADA BAKTERI ESCHERICHIA COL/ FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI ENTEROTOKSIN DAN PERLEKATAN ESCHERICHIA COLT TERHADAP KESEHATAN TERNAK DAN MANUSIA SUPAR Balai Penelltian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 52, Bogor 16114 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENAPISAN BAKTERIOSIN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI ENTEROTOKSIGENIK

PENAPISAN BAKTERIOSIN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI ENTEROTOKSIGENIK PENAPISAN BAKTERIOSIN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI ENTEROTOKSIGENIK (Screening of Bacteria Producing Bacteriocin as a Growth Inhibitors of Enterotoksigenik Escherichia coli) Siti Chotiah Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi tersebut tentu sangat potensial

Lebih terperinci

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28. 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap semua kelompok ayam sebelum vaksinasi menunjukan bahwa ayam yang digunakan memiliki antibodi terhadap IBD cukup tinggi dan seragam dengan titer antara

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER II-2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia masih memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur merupakan salah satu produk yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS Juni 2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I. Total Simpanan...

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Ternak Nomor Kode/SKS : 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas tentang kesehatan ternak, baik pada unggas maupun ternak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotika merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Setelah digunakan pertama kali tahun 1940an, antibiotika membawa

Lebih terperinci

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Denpasar, 13 Desember 1993. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak I Made Wirtha dan Ibu dr. Ni Putu Partini Penulis menyelesaikan

Lebih terperinci

Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta

Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta Sains Peternakan Vol. 11 (2), September 2013: 79-83 ISSN 1693-8828 Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta W. Suwito 1, Supriadi 1, E.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Dipilihnya desa Tanjung, Jati, Pada Mulya, Parigi Mulya dan Wanasari di Kecamatan Cipunegara pada penelitian ini karena daerah ini memiliki banyak peternakan unggas sektor 1 dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa PENDAHULUAN Latar Belakang Industri perunggasan di Indonesia, terutama broiler saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa pemeliharaan broiler untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan susu Nasional dari tahun ke tahun terus meningkat disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi 20

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan komoditas perikanan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan komoditas perikanan yang sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan komoditas perikanan yang sangat populer dan termasuk jenis ikan konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan penyakit viral disebabkan oleh Newcastle disease virus (NDV) yang sangat penting dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Morbiditas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sejumlah 205 sampel susu kuartir yang diambil dari 54 ekor sapi di 7 kandang peternakan rakyat KUNAK, Bogor, diidentifikasi 143 (69.76%) sampel positif mastitis subklinis (Winata 2011).

Lebih terperinci

UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition)

UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition) UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition) SYAEFURROSAD, NENENG A, DAN NM ISRIYANTHI Balai Besar Pengujian Mutu dan

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 1

RIWAYAT HIDUP. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 1 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Gianyar, 11 Nopember 1993, merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak I Ketut Ardika dan Ibu Ni Wayan Suarni. Penulis menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit antraks merupakan salah satu penyakit zoonosa yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil) dengan ujung siku-siku bersifat

Lebih terperinci

TEKNIK DETEKSI ESCHERICHIA COLI VEROTOKSIK DARI ANAK SAN DESENTRI

TEKNIK DETEKSI ESCHERICHIA COLI VEROTOKSIK DARI ANAK SAN DESENTRI Lokakarva Fungsional Non Penehii 1999 TEKNIK DETEKSI ESCHERICHIA COLI VEROTOKSIK DARI ANAK SAN DESENTRI NINA KURNIASIH Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, P.O. Box 151 RINGKASAN Anak-anak

Lebih terperinci

Penelitian Kinerja Kesehatan Sapi Neonatus yang Diberi Kolostrum dari Induk Sapi yang Divaksin Escherichia coli

Penelitian Kinerja Kesehatan Sapi Neonatus yang Diberi Kolostrum dari Induk Sapi yang Divaksin Escherichia coli ACTA VETERINARIA INDONESIANA ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373 Vol. 4, No. 1: 19-26, Januari 2016 Penelitian Kinerja Kesehatan Sapi Neonatus yang Diberi Kolostrum dari Induk Sapi yang Divaksin Escherichia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung Utara, berbatasan dengan Kecamatan Petang disebelah Utara, Kabupaten Gianyar disebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PERLAKUAN SEDIAAN ENROFLOKSASIN TERHADAP KOLIBASILOSIS PADA AYAM PEDAGING STRAIN COBB

ANALISIS EKONOMI PERLAKUAN SEDIAAN ENROFLOKSASIN TERHADAP KOLIBASILOSIS PADA AYAM PEDAGING STRAIN COBB ANALISIS EKONOMI PERLAKUAN SEDIAAN ENROFLOKSASIN TERHADAP KOLIBASILOSIS PADA AYAM PEDAGING STRAIN COBB UNANG PATRIANA Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunungsindur, Bogor 16340 Abstrak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014 No. 02/01/Th. VI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan November 2014 tercatat US$ 8,99 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari kelompok peternakan yakni Budiarso, 2001 Tingkat cemaran rata-rata Coliform yang mengkontaminasi susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi manusia. Pada umumnya

Lebih terperinci

MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JENIS PATOGEN KELAS MHC JENIS SEL T - EFEK Figure 5-2 Figure 8-27 Peran Th17 dalam sistem imun Interaksi patogen

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sumber-sumber Risiko pada Usaha Pembiakan Anjing Labrador Retreiver Pada kegiatan usaha pembiakan anjing Labrador di D Sunflower Kennel, terdapat beberapa risiko produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Escherichia coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Campylobacter spp. pada Ayam Umur Satu Hari Penghitungan jumlahcampylobacter spp. pada ayam dilakukan dengan metode most probable number (MPN). Metode ini digunakan jika

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015 No. 02/03/Th. VI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Januari 2015 tercatat US$ 0,92 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein hewani, khususnya ikan, sudah meningkat. Kementrian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan antigen

Lebih terperinci

Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan pada Restoran Waralaba di Kota. Padang terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan

Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan pada Restoran Waralaba di Kota. Padang terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan pada Restoran Waralaba di Kota Padang terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Secara In Vitro Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

AKABANE A. PENDAHULUAN

AKABANE A. PENDAHULUAN AKABANE Sinonim : Arthrogryposis Hydranencephaly A. PENDAHULUAN Akabane adalah penyakit menular non contagious yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan adanya Arthrogryposis (AG) disertai atau tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya, i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah salah satu ikan air tawar yang memiliki sejumlah keistimewaan yaitu pertumbuhannya cepat, pemeliharaanya relatif mudah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga

I. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini menjadi primadona di sub sektor perikanan. Ikan ini di pasaran memiliki nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Agustina Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani, Sudarmi. ABSTRAK

Agustina Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani, Sudarmi.   ABSTRAK POTENSI PROBIOTIK INDIGENUS Lactobacillus plantarum Dad 13 PADA YOGURT DENGAN SUPLEMENTASI EKSTRAK UBI JALAR UNGU UNTUK PENURUN DIARE DAN RADIKAL BEBAS Lactobacillus plantarum Agustina Intan Niken Tari,

Lebih terperinci

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 MATERI DAN METODA Vaksin ND ( Newcastle Diseases ) Vaksin ND yang dipergunakan terdiri dari a Ga

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 MATERI DAN METODA Vaksin ND ( Newcastle Diseases ) Vaksin ND yang dipergunakan terdiri dari a Ga Tenui Teknis Nasional Tenaga Fnngsional Pertanian 2006 PENGAMATAN DAYA PROTEKSI AYAM POST VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE DENGAN UJI TANTANG NANA SURYANA Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl RE Martadinata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Brucellosis Penyakit keguguran / keluron menular pada hewan ternak kemungkinan telah ada sejak berabad-abad lalu seperti deskripsi dari Hippocrates dan mewabah pertama

Lebih terperinci

IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA

IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok untuk berkembangbiaknya berbagai

Lebih terperinci