PEMBUATAN ANTI SERUM K88,987P DAN F41 MONOSPESIFIK UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI
|
|
- Devi Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN ANTI SERUM K88,987P DAN F41 MONOSPESIFIK UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KOLIBASILLOSIS PADA ANAK BABI DJAENURI Balai Penelitian Veteriner, Jl.R.E.Martadinata 30 Bogor,P.O. Box 151. Bogor RINGKASAN Konfirmasi diagnosis Esherichia coli enterotoksigenik (ETEC) dari kasus diare pada anak sapi dan anak babi, harus dapat mendeteksi adanya antigen fimbriae atau antigen perlekatan K88, F41 atau 987P. Pembuatan antiserum terhadap antigen perlekatan K88, 987P dan F41 dari galur E. coli dapat dilakukan dengan menggunakan galur acuan atau isolat lapang yang sudah diketahui serotipenya, yaitu E. coli K88, E. coli M987P, E. coli B41, E. coli. 987P dan E. coli F41 isolat lapang (Ai 57). E. coli ditumbuhkan pada media agar Mac Conkey. Isolat terpilih ditumbuhkan pada media agar nutrient. E. coli K88 diperbanyak pada media agar nutrient dalam botol roux. E. coli 987P pada agar darah dalam botol roux, E. coli K99 dan E. coli F41 pada agar minca dalam botol roux. Masing-masing isolat diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama dua malam. Setelah inkubasi dibilas dengan larutan garam pisiologis dan disentrifuse. Suspensi antigen disuntikan pada kelinci dengan interval empat hari selama lima kali dengan dosis bertingkat. Setelah seminggu terakhir penyuntikan diambil darahnya, serum dipisahkan untuk menghilangkan antibodi yang tidak diinginkan maka antiserum tersebut diabsorbsi dengan suspensi sel E. coli yang homolog yang ditumbuhkan pada suhu 18 0 C. Antiserum yang telah diabsorbsi menunjukan sifat spesifik terhadap antigen K88, F41 dan 987P saja. Antiserum monospesifik dicampur dengan reagen ko-aglutinasi dengan perbandingan satu antiserum monospesifik dengan sembilan bagian reagen ko-aglutinasi sel Staphylococcus aureus Cowan 1. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan antiserum K88, F41 atau 987P monospeifik, digunakan untuk mendeteksi isolat E.coli baik dari galur acuan maupun isolat lapang, sehingga didapatkan isolat E.coli K88, F41 ataupun 987P. Kata kunci: Anti serum, Kolibasillosis, anak babi. PENDAHULUAN Esherichia coli enterotoksigenik (ETEC) yang mempunyai antigen perlekatan atau fimbriae K88, 987P dan F41 merupakan penyebab utama diare propus pada anak babi dan menyebabkan banyak kematian pada periode neonatal.. Kasus diare pada anak babi dapat dijumpai setiap saat sampai umur tiga minggu pertama dengan prevalensi antara 14-30%. Kematian akibat diare propus dan dehidrasi antara 12-27%. pada periode tersebut,dan masalah tersebut dihadapi peternak babi sepanjang tahun, baik peternak intensif maupun peternak tradisional (Supar dkk, 1988, Supar, 1993, 1994) Infeksi enterotoksigenik Esherichia coli (ETEC) baik pada anak sapi atau anak babi mekanismenya serupa. ETEC menempel pada permukaan mukosa usus halus dengan antigen perlekatan atau fimbriae K88, K99, F41, K88K99, K99F41 dan 987P, setelah menempel berkembang biak dan memproduksi toksin LT atau ST. Aktivitas LT dan ST menstimulasi sekresi cairan tubuh dan elektrolit secara berlebihan, sekresi terjadi lebih banyak dari pada absorbsi, maka terjadilah diare profus dan dehidrasi sehingga hewan yang terinfeksi cepat mati 88 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
2 (Supar, 1987). Penyakit yang ditimbulkan oleh ETEC ini secara umum disebut Kolibasillosis (Orskop dkk, 1975) Pada kesempatan ini penulis mengemukakan tentang pembuatan anti serum monospesifik K88, 987P dan F41 pada kelinci yang dipergunakan untuk diagnosis penyakit kolibasillosis pada anak babi. Bahan BAHAN DAN METODE Bahan-Bahan yang dipakai untuk pembuatan antigen fimbriae anti serum yaitu 1. Media pertumbuhan bakteri : Agar darah, agar Mac Conkey, agar nutrient media syntetik untuk produksi pili K99F41 agar Minca + isovitalex. 2. Galur acuan dan isolat lapang : E. coli K88 (G7), E. coli 987P (M987P) dan E. coli F41 (Ai 57). Metode Pemupukan E. Coli Cara pemupukan E. coli K88, 987P dan F41 Galur acuan dan isolat lapang; E. coli K88 (G7), 987P (M987P) galur acuan dan E. coli F41 (Ai 57) isolat lapang, tiap galur acuan atau isolat lapang ditumbuhkan pada media agar Mac Conkey yang diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. Untuk memperbanyak sel bakteri maka dipilih koloni terpisah dan diinokilasikan pada media agar darah. E. coli K88 dan 987P diinkubasikan seperti sebelumnya, sedangkan E. coli F41 diinokulasikan pada media agar Minca + isovitalex (vitox) selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. (Guinee dkk, 1977) Pembuatan Antigen Pili Pembuatan antigen yang akan dipakai dalam pembuatan anti serum, kultur E. coli K88 dan 987P diinokulasikan ke dalam media agar darah dalam botol roux, sedangkan E. coli F41 diinokuasikan ke dalam media agar Minca + isovitalex (vitox) dalam botol roux. kemudian tiap isolat diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. Sel bakteri dibilas dengan larutan garam pisiologis yang mengandung formalin 0,1%. Suspensi sel disentrifuse dengan kecepatan 3500 RPM pada suhu 4 0 C selama 30 menit. Endapan dicuci dengan larutan garam physiologis sebanyak dua kali. Sel tersebut diatas dilarutkan dalam larutan garam physiologis non pyrogenik. Kepekatan sel dibuat setara dengan Mac Farland nomer 6. Suspensi sel diuji sterilitasnya dengan cara meneteskan atau menstrikan suspensi dalam media agar nutrien atau media agar darah, lalu diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. Bila tidak ada pertumbuhan maka suspensi sel yang di uji berarti steril. Sel disimpan pada suhu 4 0 C sampai saat diperlukan untuk injeksi kelinci. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 89
3 Penyuntikan pada Kelinci Tiap suspensi antigen E. coli K88, 987P dan F41 yang mengandung sel setara dengan kekeruhan tabung standar Mac Farland nomer 6 disuntikan pada kelinci dengan dosis 0.2 ml secara subkutan, empat hari kemudian disuntikkan lagi dengan dosis 0,5 ml dengan cara seperti tersebut di atas. Selanjutnya kelinci disuntik secara intravena dengan dosis 0,25 ml, 0,50 ml, 1,0 ml dan 2,0 ml dengan interval empat hari. Dua minggu setelah penyuntikan terakhir darah kelinci diambil dan dipisahkan serumnya, di simpan pada suhu 20 0 C sampai proses berikutnya. Absorbsi Anti Serum Untuk mendapat anti serum monospesifik, anti serum yang diperoleh di atas harus dilakukan absorbsi yang dapat menghilangkan anti bodi yang tidak diinginkan yaitu anti serum dicampur dengan antigen E. coli yamg homolog, galur acuan yang dipakai untuk penyuntikan di atas yang sudah diketahui serotipenya baik galur akuan atau isolat lapang, lalu ditumbuhkan dalam media agar nutrien yang diperbanyak dalam botol roux diinkubasikan pada suhu 18 0 C selama tiga hari (Syoka, 1965). Setelah inkubasi sel bakteri dibilas dengan larutan garam pisiologis yang mengandung formalin 0,1%, disimpan dalam lemari es satu malam. Suspensi sel disentrifuse dengan kecepatan 3500 RPM pada suhu 4 0 C selama 30 menit. Endapan sel dari tiga botol roux dicampur dengan anti serum yang sudah dibuat sebelumnya, kemudian dikocok dengan alat vortex beberapa menit, diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu jam, di inkubasikan pada suhu 4 0 C selama satu malam. Campuran sel bakteri dan anti serum disentrifuse seperti sebelumnya. Supernatan yang jernih (anti serum) dipisahkan secara aseptik dan disimpan dalam botol-botol steril. Tiap jenis serun diuji dengan isolat K88 yang ditumbuhkan dalam media agar nutrien, isolat 987P ditumbuhkan dalam media agar darah sedangkan isolat F41 ditumbuhkan dalam media agar Minca + isovitalex (vitox), yang ditumbuhkan pada suhu 18 0 C dan suhu 37 0 C. Apabila anti serum masih mengaglutinasi suspensi sel yang ditumbuhkan pada suhu 18 0 C, maka proses absorbsi diulang sampai tidak terjadi aglutinasi dengan sel tersebut, tetapi hanya menunjukan reaksi aglutinasi dengan sel yang ditumbuhkan pada suhu 37 0 C. Hasil absorbsi yang dilakukan di laboratorium Balitvet dapat dilihat pada Tabel 1. Pembuatan Reagen Ko-Aglutinasi Dengan Menggunakan Sel Staphylococcus aureus CW 1 Spesies bakteri yang digunakan dalam pembuatan reagen ko-aglutinasi adalah Staphylococcus aureus CW 1 yang diperoleh dari IMVS yang disimpan di unit BCC Balai Penelitian Veteriner Bogor, dalam bentuk kering beku. Cara pembuatan reagen tersebut secara singkat berikut ini : Bakteri Staphylococcus aureus CW 1 ditumbuhkan dalam agar nutrien pada suhu 37 0 C selama satu malam. Koloni terpilih disubcultur dalam media cair triptic soy broth (TSB) diinkubasikam pada suhu 37 0 C selama satu malam dan diperbanyak dalam media tripticase soy agar (TSA) yang disiapkan dalam botol roux diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. Cara pembuatan suspensi sel Staphulococcus aureus CW 1 untuk reagen ko-aglutinasi dapat mengikuti prosedur yang ditulis oleh Honda, dkk (1983) yang telah modifikasi, disesuaikan dengan kondisi laboratorium (Supar, 1986), Sel dari biakan bakteri dalam botol 90 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
4 roux tersebut dibilas dengan phosphat buffer saline (PBS) 25 ml, diamkan 5-7 menit, sel bakteri dipanen dipercepat dengan menggunakan gelas parel steril. Suspensi sel setiap botol roux dituangkan dan selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 3000 RPM pada suhu 4 0 C selama 15 menit. Endapan suspensi dicuci dengan larutan PBS sebanyak tiga kali dengan cara seperti tersebut di atas. Tabel 1. Sensitivitas dan spesifitas reagen ko-aglutinasi K88, 987P dan F41 terhadap Galur acuan dan isolat lapang Esherichia coli enterotoksigenik. Reaksi aglutinasi galur E.coli Koaglutinasi reagen Galur acuan/isolat lapang Media Suhu 37 0 C Suhu 18 0 K88 G7 (K88) agar nutrien G205 (K88) agar nutrien IB479 (K88) agar nutrien B491 (K88) agar nutrien B881 (K88) agar nutrien M987P (987P) agar darah - - P1066 (987P) agar darah - - P1078 (987P) agar darah - - R55 (F41) agar Minca - - Ai55 (F41) agar Minca - - G1150 (K99F41) agar Minca P M987P (987P) agar darah P74-50 (987P) agar darah P1078 (987P) agar darah G7 (K88) agar nutrien - - G205 (K88) agar nutrien - - IB479 (K88) agar nutrien - - B881 (K88) agar mutrien - - RSS (F41) agar Minca - - Ai55 (F41) agar Minca - - G1150 (K99F41) agar Minca - - F41 R55 (F41) agar Minca Ai55 (f41) agar Minca G1150 (F41) agar Minca G7 (K88) agar nutrien - - G205 (K88) agar nutrien - - IB479 (K88) agar nutrien - - B491 (K88) agar nutrien - - B881 (K88) agar nutrien - - M987P (987P) agar darah - - P1066 (987P) agar darah - - P74-50 (987P) agar darah - Keterangan : +++ : terjadi reaksi aglutinasi kuat (positip) - : tidak terjadi aglutinasi (negatip) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 91
5 Endapan sel dan pencucian terakhir larutan dalam PBS yang mengandung formalain 0,5%, di diamkan pada suhu kamar selama tiga jam sambil setiap kali dikocok dengan hati-hati, Setelah itu disentrifuse 3000 RPM selama 20 menit sel dicuci tiga kali dalam PBS. Endapan sel dari pencucian terakhir disuspensikan dalam larutan PBS. Sehingga konsentrasi 10% (volume sel/volume PBS), sel disimpan pada suhu 4 0 C. Suspensi di panaskan dalam penangas air 80 0 C selama satu jam, kemudian di dinginkanpada suhu kamar, selanjutnya di sentrifuse seperti tersebut di atas. Endapan sel dilarutkan ke dalam PBS sehingga konsentrasi terakhir menjadi 10%. Satu tetes larutan sodium azide 10% di tambahkan ke dalam 2 ml suspensi sel Staphylococcus aureus CW I, Selanjutnya simpan pada suhu 4 0 C sampai proses berikutnya. Suspensi sel Staphylococcus aureus CW 1 direaksikan dengan anti serum monospesifik yang disiapkan sebelumnya, sebanyak 0,9 ml suspensi sel Staphylococcus aureus CW 1 ditambah 0,1 ml anti serum monospesifik masing-masing K88, 987P, atau F41 yang dihasilkan dari proses absorbsi, kocok perlahan-lahan biarkan pada suhu kamar (28 0 C) selama tiga jam, setiap jam dikocok perlahan-lahan. Reagen ko-aglutinasi ini sebelum dipakai diuji terlebih dahulu sensitivitasnya terhadap suspensi pili dari galur E.coli yang telah diketahui serotipenya. Reagen ko-aglutinasi yang sudah siap dipakai atau disimpan pada suhu 4 0 C tahan sampai beberapa bulan, sedangkan anti serum monospesifik dapat disimpan 20 0 C. Pemakaian Ko-Agulasi Reagen K88, 987p dan F41 Anti serum monospesifik K88, 987P dan F41 yang telah disiapkan pada peragaan aglutinasi dipakai untuk deteksi isolat E.coli baik dari galur acuan maupun isolat lapang dengan cara aglutihasi cepat. Tiap galur dari E.coli yang akan diuji adanya antigen K88 harus ditanam dalam media agar nutrien. Isolat 987P ditanam dalam media TSP cair, lalu di inkubasi pada suhu 37 0 C selama 10 hari. Pelikel pada permukaan media diinokulasikan dalam media agar darah. Isolat F41 ditanam dalam media agar Minca + vitox. Setelah inokulasi tiap isolat diinkubasikan pada suhu 37 0 C selama satu malam. Tabel 2. Hasil deteksi antigen pili dari E.coli yang di isolasi dari anak babi penderita diare Pada peternakan di daerah Tangerang, Medan dan sekitarnya. Peternakan (kode) Bulan Sampel ulas rektal Banyaknya sampel positip E.coli K88 K99 K99F41 F41 987P KJP Januari KJT Januari Pebruari Maret April SL Maret SK Maret HT Maret JV Maret EK Maret MJ Maret SM Maret DG Maret Total Prosentase 5,0 8,1 1,4 1,8 82,08 Sumber :Supar (1993) dan Supar (1994) 92 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
6 Tiap kultur diperiksa secara koaglutinasi. Satu ose suspensi E.coli yang diambil pada media agar nutrien, agar darah dan media agar Minca, selanjutnya sel diemulsikan dengan satu tetes larutan NaCl pisiologis dalam gelas benda. Setelah larut dicampur satu ose reagen ko-aglutinasi, digoyang-goyang selama detik, bila terjadi gumpalan halus yang semakin lama semakin banyak dan semakin kasar, ini menunjukan reaksi positip K88, 987P atau F41. Apabila tidak terjadi gumpalan maka isolat yang diuji dinyatakan negatip. Hasil reaksi antigen pili dari isolat E.coli yang di isolasi dari anak babi penderita diare pada peternakan di daerah Tangerang, Jawa Barat, Medan dan sekitarnya, di Sumatra Utara. dapat dilihat pada Tabel 2. KESIMPULAN Semua isolat E.coli yang mempunyai antigen perlekatan K88, 987P atau F41 dapat memberikan reaksi aglutinasi positip terhadap anti serum monospesifik K88, 987P atau F41, baik dari galur acuan maupun isolat lapang. Reagen ko-aglutinasi dapat disimpan dalam lemari es beberapa bulan dan siap dipakai sewaktu waktu. Sedangkan anti serum monospesifik dapat disimpan dalam freezer 20 0 C dan siap dipakai sewaktu waktu bila diperlukan. Teknik koaglutinasi yang dikembangkan sangat sensitip, spesifik dan mudah dilakukan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.H.Supar, MS, APU atas dukungan, saran serta binbingannya yang telah diberikan dalam penulisan makalah ini. DAPTAR BACAAN Guinee, P. A. M. J. Veldkam and W. H. Jansen Improved Minca medium for the detection of K99 antigen in calf enterotoxigenic strains of Esherichia coli. Infec. Immun. 15: Honda, T., R. Samakoses, c. Somchai, y. Takeda and T. Miwatani Detection by Staphylococcal co-agglutination test of heat-labile enterotoxin producing Esherichia coli. J. Clinic. Microbiol. 17: Orskov, I,. F. Orskov H. w. Smith and W. J.Syoka The establishment of K99 hermolabile Esherichia coli K antigen, previously called Koopossessed by calf K lamb enteropathogenic strains. Actapathol. Microbiol. Scand. B. 83: Sojka. W.J Esherichia coli in domestik animal and Poultry. Commonwealth AgculturalBureau of animal health Weybrbrige. Review Series no. 7: Supar, Penggunaan metode enzym linked immunosorbent assay (ELISA) untuk deteksiantigen pili K99. K88 pada Esherichia coli dari anak sapi dan anak babi diare. Penyakit Hewan XV11 (32) : Supar, 1987a. Diagnosis Kolibasillosis pada anak sapi. Penggunaan anak mencit untuk Identifikasi enterotoksin tahan panas. Penyakit Hewan, 19 (34): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 93
7 Supar, R. G, Hirst and B. E Patten K-adhesins and O-serogroups of Esherichia coli In calves and piglets with diarrhoea. Proceedings of the sixth Congress of Federation Asian Veterinary Association (FAVA). Bali indonesia: Supar, Prospek pengendalian kolibasillosis neonatal dengan vaksin Esherichia coli Multivalen pada peternakan intensif di Tangerang Jawa Barat. Penyakit Hewan XXV (46): Supar, Distribusi infeksi Esherichia coli enterotoksigenik pada anak babi di Sumatra Utara Dan prospek pengendaliannya dengan vaksin. Prosiding seminar Nasional Teknologi Veteriner untuk meningkatkan Kesehatan hewan dan Pengamanan Bahan pangan asal ternak. : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM
PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM Djaenuri dan Nina Kumiasih Balai Penelitian Veteriner Bogor PENDAHULUAN
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 1. Pengambilan sampel anak sapi diare dan anak sapi tidak diare Peternakan Batu Raden Sukabumi (A) Bandun
Lokakarya Fungsional Non Penelili 1997 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI K99 PENYEBAB DIARE PADA ANAK SAM Djaenuri dan Nina Kurniasih Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Pene/iti DISTRIBUSI ETEC DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Penyebab kolibasilosis neonatal pada anak babi yang utama ialah ETEC
TEKNIK PENGENDALIAN KOLIBASILOSIS NEONATAL PADA BABI DENGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI MULTIVALEN Nina Kurniasih, Djaenuri dan Supar Balai Penelitian Veteriner, Bogor PENDAHULUAN Escherichia coli merupakan
Lebih terperinciKomposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride
59 Lampiran 1 Media triptone soya agar (TSA) Komposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride Agar Contains papain 15,0 g 5.0 g 5,0 g 15,0 g Sebanyak 20 gr
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
17 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB, kandang hewan percobaan
Lebih terperinciKudrjawzow dan Rumanow (1928) yang telah dimodifikasi oleh Hardjoutomo dan Sri Poernomo (1976). Untuk pembuatan antigen kokto tersebut dikerjakan sepe
PEMBUATAN ANTIGEN KOKTO UNTUK SERUM ASCOLI Koko Barkah Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Antraks atau radang limpa adalah penyakit menular pada hewan yang disebabkan
Lebih terperinciTEKNIK AGLUTINASI CEPAT UNTUK DETEKSI
-ram Tebw Fvngaionoirnn Pewliti 2000 TEKNIK AGLUTINASI CEPAT UNTUK DETEKSI ESCHERICHL4 COLT K88, K99 PADA ANAK BABI PENDERITA DIARE Djaenturi Balm Penelitimr Veteriner,!L RE Maffadinata 30, Bogor, 16114
Lebih terperinciMATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya
10 MATERI DAN METODA Waktu Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu FKH-IPB, Departemen Ilmu Penyakit Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang
11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian
14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
21 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Maret sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Mikrobiologi Medis, laboratorium Terpadu unit pelayanan mikrobiologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel
16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009. Pengambilan sampel susu dilakukan di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciY ij = µ + B i + ε ij
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji efektivitas pada antiseptik di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.
29 LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: K 2 HPO 4 0,7 g KH 2 HPO 4 0,3 g M g SO 4. 7H 2 O 0,5 g FeSO 4.7H 2 O 0,01 g ZnSO 4 0,001 g MnCl 2 0,001 g Koloidal kitin
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Hama dan Penyakit dan rumah kaca Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor; pada bulan Oktober
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciTATI ARIYANTI dan SUPAR. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor ABSTRACT ABSTRAK
APLIKASI VAKSIN ENTEROTOKSIGENIK ESCHERICHIA COLI POLIVALEN PADA INDUK SAPI PERAH UNTUK MENINGKATKAN DAYA PROTEKSI KOLOSTRUM DALAM PENGENDALIAN NEONATAL KOLIBASILOSIS (The Application of Enterotoxigenic
Lebih terperinciSampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Str Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Isolat Bakteri Asam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan desain eksperimental (True experiment-post test only control group
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan
56 LAMPIRAN Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Air laut Dimasukkan ke dalam botol Winkler steril Diisolasi bakteri dengan pengenceran 10 0, 10-1, 10-3 Dibiakkan dalam cawan petri
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper
Lebih terperinciMedia Sintetik BAHAN DAN CARA KERJA Untuk menumbuhkan dan memperbanyak kuman M.bovis galur standar AN 5 sebagai pokok kuman digunakan media sintetik D
TEKNIK PEMBUATAN DAN PENGUJIAN TUBERKULIN PPD (PURIFIED PROTEIN DERIVATIVE) BOVIN BUATAN BALITVET AGUS EFENDI DAN SUTARMA Balai Penelitian VeterinerX. R.E. Martadinata 30, Bogor 16114 RINGKASAN Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa
Lebih terperinciumum digunakan untuk brucellosis yang di Indonesia umumnya menggunakan teknik Rose Bengal Plate Test (RBPT), Serum Agglutination Test (SAT), dan Compl
DIAGNOSA PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA SAP] DENGAN TEKNIK UJI PENGIKATAN KOMPLEMEN Yusuf Mukmin Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Brucellosis adalah penyakit bakterial
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat Isolat bakteri koleksi Laboratorium Mikrobiologi hasil isolasi Laut Belawan ditumbuhkan
Lebih terperinciBAB II. BAHAN DAN METODE
BAB II. BAHAN DAN METODE 2.1 Kultur Bakteri Pembawa Vaksin Bakteri Escherichia coli pembawa vaksin DNA (Nuryati, 2010) dikultur dengan cara menginokulasi satu koloni bakteri media LB tripton dengan penambahan
Lebih terperinciLampiran 1. Road-map Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji Bak ukuran 40x30x30cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara acak dan diberi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta dan Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Isolat Bakteri. Karakterisasi Bakteri. Imobilisasi Bakteri. Uji Viabilitas Bakteri
48 LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Isolat Bakteri Karakterisasi Bakteri Imobilisasi Bakteri Imobilisasi Dengan Alginat Imobilisasi dengan Polyurethane Uji Viabilitas Bakteri Uji Kemampuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
18 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan September November 2011 yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi Lantai 3 Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimental dengan menguji isolat bakteri endofit dari akar tanaman kentang (Solanum tuberosum
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau Explanatory Research karena ingin mengetahui variabel-variabel
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni (true experiment), memakai kelompok kontrol dengan menggunakan rancangan Post test only control group
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Immunologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kandang Terpadu, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,
Lebih terperinciTEKNIK DETEKSI ESCHERICHIA COLI VEROTOKSIK DARI ANAK SAN DESENTRI
Lokakarva Fungsional Non Penehii 1999 TEKNIK DETEKSI ESCHERICHIA COLI VEROTOKSIK DARI ANAK SAN DESENTRI NINA KURNIASIH Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, P.O. Box 151 RINGKASAN Anak-anak
Lebih terperinciBAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
18 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan April 2014. Sampel diambil dari itik dan ayam dari tempat penampungan unggas, pasar unggas dan peternakan
Lebih terperinciBABm METODA PENELITIAN
BABm METODA PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia jurusa kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Riau Provinsi Riau selama lebih kurang
Lebih terperinciLampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)
Lampiran 2 Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Gambar 1. Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) suku Fabaceae Lampiran 2 A B C Gambar 2. Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium
Lebih terperinciTeknik Isolasi Bakteri
MODUL 3 Teknik Isolasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Pengenceran Suspensi Bakteri dari Sumber Isolat/Lingkungan 2. Teknik Isolasi Bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami persiapan dan pelaksanaan pengenceran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis
Lebih terperinciTeknik Isolasi Bakteri
MODUL 3 Teknik Isolasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Pengenceran Suspensi Bakteri dari Sumber Isolat/Lingkungan 2. Teknik Isolasi Bakteri (Solid and Liquid Medium) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami persiapan
Lebih terperinciKoloni bakteri endofit
Lampiran : 1 Isolasi Bakteri Endofit pada tanaman V. varingaefolium Tanaman Vaccinium varingaefolium Diambil bagian akar tanaman Dicuci (menghilangkan kotoran) Dimasukkan ke dalam plastik Dimasukkan ke
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan studi eksperimen B. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)
Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002) - Sampel ditimbang sebanyak 1 g secara aseptik kemudian dimasukkan ke dalam wtabung reaksi - 9 ml larutan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit
5 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman dan Kebun Percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciDEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Peremajaan Bacillus Isolasi Bakteri Oportunistik Produksi Antimikrob Penghitungan Sel Bakteri Oportunistik Pengambilan Supernatan Bebas Sel Pemurnian Bakteri
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium
15 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Sebanyak 173 dan 62 contoh serum sapi dan kambing potong sejumlah berasal dari di provinsi Jawa Timur, Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Barat, Jakarta dan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang
Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.) Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan
Lebih terperinciMETODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.
METODE Alur Penelitian Alur penelitian dan metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu: peremajaan bakteri Salmonella sp., verifikasi bakteri Salmonella sp., isolasi fage,
Lebih terperinciLampiran 1. Skema Alur Pikir
65 Lampiran 1. Skema Alur Pikir Adanya bakteri dalam saluran akar merupakan penyebab penyakit pulpa dan jaringan periradikular. Pemberian medikamen intrakanal penting untuk menghilangkan bakteri dalam
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ALFA HEMOLITIK VEROTOKSIGENIK: RESPON ANTIVEROTOKSIK ANTIBODI PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT, KELINCI DAN SAPI PERAH
PENGEMBANGAN VAKSIN ESCHERICHIA COLI ALFA HEMOLITIK VEROTOKSIGENIK: RESPON ANTIVEROTOKSIK ANTIBODI PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT, KELINCI DAN SAPI PERAH SUPAR, B. POERWADIKARTA, NINA KURNIASIH, dan DJAENURI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data C. albicans strain ATCC 10231 yang diperoleh dari Departemen Parasitologi Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain media penyegaran mikroba, media pertumbuhan, media pemupukan mikroba, pengencer, medium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak kelopak bunga mawar yang diujikan pada bakteri P. gingivalis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4
27 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah, Rumah Sakit Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciPenyiapan Kultur Starter. Bioindustri Minggu 6 Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk
Penyiapan Kultur Starter Bioindustri Minggu 6 Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk Pendahuluan Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi barang dan jasa dengan menggunakan mikroorganisme diantaranya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium
11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum
38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)
Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Lampiran 2. Bagan penelitian Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dicuci dari pengotoran hingga bersih ditiriskan dan ditimbang
Lebih terperinci