REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (RP2N)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (RP2N)"

Transkripsi

1

2

3 Kementerian PPN/ Bappenas REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (RP2N) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2013

4 Pengarah: Edi Effendi Tedjakusuma Penanggung Jawab: Yohandarwati Arifiyatno Tim Penyusun: Bambang Triyono Haryo Raharjo Faiq Meitha Ika Pratiwi Novi Mulia Ayu Anna Nur Rahmawaty Tini Partini Nuryawani Kontak dan Informasi : Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, Bappenas Telp : Fax :

5 KATA PENGANTAR Pasal 12 (2) Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2006 menegaskan bahwa pelaksanaan RPJMN perlu dievaluasi untuk menilai kinerja (efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan keberlanjutan) suatu program. Sejalan dengan hal tersebut, pada tahun 2013 dilaksanakan Reviu Program Pembangunan Nasional (RP2N) yang bertujuan: (1) Mengevaluasi kualitas rancangan program pembangunan nasional (Program Plan); (2) Mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan nasional (Program Implementation); (3) Mengevaluasi capaian dan kinerja program pembangunan nasional (Program Performance); dan (4) Menyusun rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan dan kinerja program pembangunan nasional pada tahun yang akan datang (Recommendations). Pelaksanaan RP2N seyogianya melibatkan 40 direktorat sektor di Bappenas, 32 diantaranya merupakan direktorat sektor yang mempunyai mitra K/L dan 8 lainnya merupakan direktorat yang tidak mempunyai mitra K/L dalam melaksanakan pembangunan nasional. Pelibatan 40 direktorat sektor ini selain dalam rangka melakukan self evaluation atas program yang telah dirancang dan dilaksanakan sepanjang periode RPJMN , juga untuk memberikan pembelajaran mengenai proses perancangan kebijakan atau program yang baik. Sampai dengan tanggal 17 Mei 2013, 15 direktorat telah menyampaikan hasil isian RP2N, dengan 1 direktorat tidak diolah lebih lanjut karena keterbatasan data. Dengan demikian, pada tahap pengolahan dan analisis terdapat 14 program pembangunan nasional yang dievaluasi. Hasil analisis terhadap 14 program pembangunan nasional menunjukkan bahwa kualitas rancangan sebagian besar program (71,43 persen) memiliki kualitas rancangan yang cukup baik. Namun ke depan, kualitas rancangan program masih perlu lebih ditingkatkan. Dalam rangka peningkatan kualitas penyusunan program ini, maka penggunaan kerangka berpikir model logika dalam perencanaan pembangunan dan perumusan indikator, merupakan prasyarat penting guna menjamin terwujudnya perencanaan yang berkualitas. Seyogianya aplikasi Logic Model atau Model Logika merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar lagi dalam penyusunan RPJMN Akhirnya, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang membantu penyusunan laporan ini. Jakarta, Mei 2013 Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Edi Effendi Tedjakusuma iii

6 iv

7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii v vii ix xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang RP2N Tujuan RP2N Permasalahan dan Keterbatasan RP2N... 2 BAB II KONSEP DASAR Kerangka Pikir Perencanaan Pembangunan Definisi dan Jenis Program Logic Model Log Frame PART BAB III CARA REVIU Sumber Data dan Instrumen Pengumpulan Data Mekanisme RP2N Cara Reviu Reviu terhadap Penilaian Program Pembangunan Nasional (Pertanyaan Tertutup Matriks B, Matriks C1, dan Matriks D1) Reviu terhadap Data Kinerja Program Pembangunan Nasional (Pertanyaan Terbuka Matriks C2, Matriks D1, dan Matriks D2) BAB IV REVIU UMUM ATAS PELAKSANAAN RP2N Pengantar Reviu terhadap Penilaian Program Pembangunan Nasional Penilaian Rancangan Program Pembangunan Nasional Penilaian Pelaksanaan Program Pembangunan Nasional Penilaian Kinerja Program Pembangunan Nasional Penentuan Nilai Keseluruhan Program Pembangunan Nasional Penentuan Asosiasi dalam Aspek/Kriteria Program Pembangunan Nasional Reviu terhadap Data Kinerja Program Pembangunan Nasional Capaian Indikator Program Pembangunan Nasional Realisasi Program Pembangunan Nasional (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Efektivitas dan Efisiensi Program BAB V REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL Pengantar Program Perlindungan dan Jaminan Sosial v

8 5.3 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Program Pengambangan Perpustakaan Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

9 DAFTAR TABEL vii Halaman Tabel 2.1 Format Narasi Logic Model... 7 Tabel 2.2 Tahap Pertama Penyiapan Matriks Logframe: Top Down... 9 Tabel 2.3 Tahap Kedua Penyiapan Matriks Logframe: Work Across... 9 Tabel 2.4 Tahap Ketiga Penyiapan Matriks Logframe: Bottom Up... 9 Tabel 2.5 Matriks Logframe Tabel 2.6 Bobot Tiap Section (Kriteria) dalam PART Tabel 2.7 Penentuan Penilaian Kualitatif Berdasarkan Skor Keseluruhan Tabel 3.1 Ketentuan Penyusunan Sasaran, Indikator Program, dan Target Tabel 3.2 Penentuan Penilaian Kualitatif Tabel 3.3 Penentuan Bobot Kriteria (Mengadopsi PART) Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Kode Analisis Program/KP Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Peran KP terhadap Capaian Program PN Tabel 3.6 Kombinasi Penentuan Efektivitas dan Efisiensi Program Tabel 4.1 Status Penyampaian Hasil Isian Reviu Program Pembangunan Nasional Tabel 4.2 Alasan Pemilihan Program Pembangunan Nasional Tabel 4.3 Daftar Program Menurut Kualitas Rancangan Program Tabel 4.4 Daftar Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan Tabel 4.5 Daftar Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan Tabel 4.6 Daftar Program Menurut Keterkaitan dengan PN Tabel 4.7 Daftar Program Menurut Kriteria Keberlanjutan Tabel 4.8 Daftar Program Menurut Kualitas Pelaksanaan/Pengelolaan Tabel 4.9 Daftar Program Menurut Penilaian Kinerja Tabel 4.10 Daftar Program Menurut Nilai Keseluruhan Tabel 4.11 Daftar Program Berdasarkan Nilai Keseluruhan, Rancangan, Pelaksanaan, dan Kinerja Tabel 4.12 Asosiasi Antara Kualitas Rancangan, Pelaksanaan/Pengelolaan dan Kinerja Program Tabel 4.13 Asosiasi Antar Kriteria Kualitas Rancangan Program Tabel 4.14 Asosiasi antara Cara Perancangan dan Kualitas Rancangan Program Tabel 4.15 Status Kelengkapan Pengisian Capaian Program dan Kegiatan Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2012 (Data 14 Program pada 28 Mei 2013) 44 Tabel 4.16 Capaian Indikator 12 Program Tabel 4.17 Kategori 10 Program Berdasarkan Realisasi Fisik, Tahun 2011 dan Tabel 4.18 Kategori 10 Program Berdasarkan Realisasi Anggaran, Tahun 2011 dan Tabel 4.19 Daftar 10 Program Berdasarkan Kondisi Kinerja, Tahun Tabel 4.20 Kombinasi Penentuan Efektivitas dan Efisiensi dari 10 Program Tabel 5.1 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Perlindungan dan Jaminan Sosial,Tahun Tabel 5.2 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tahun Tabel 5.3 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Tahun Tabel 5.4 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun

10 Tabel 5.5 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun Tabel 5.6 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun Tabel 5.7 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun Tabel 5.8 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa,Tahun Tabel 5.9 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Tahun Tabel 5.10 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan,Tahun Tabel 5.11 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, Tahun Tabel 5.12 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Tahun Tabel 5.13 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Tahun Tabel 5.14 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun Tabel 5.15 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun Tabel 5.16 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pemberdayaan Tabel 5.17 Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Tahun Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Tabel 5.18 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Tabel 5.19 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun Tabel 5.20 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun Tabel 5.21 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan, Tahun Tabel 5.22 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun viii

11 DAFTAR GAMBAR ix Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir Perencanaan Pembangunan... 3 Gambar 2.2 Variasi Bentuk Logic Model... 5 Gambar 2.3 Contoh Logic Model Parent Support Initiative (Level 1)... 6 Gambar 2.4 Contoh Logic Model Parent Support Initiative (Level 2)... 7 Gambar 3.1 Tahapan RP2N Gambar 3.2 Contoh Grafik Sebaran KP dari Program Prioritas Nasional A Gambar 4.1 Persentase Program Menurut Kualitas Rancangan Program Gambar 4.2 Persentase Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan Gambar 4.3 Persentase Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan Gambar 4.4 Persentase Program Menurut Keterkaitan dengan PN Gambar 4.5 Persentase Program Menurut Kriteria Keberlanjutan Gambar 4.6 Persentase Program Menurut Cara Perancangan Gambar 4.7 Persentase Program Menurut Kualitas Pelaksanaan/Pengelolaan Gambar 4.8 Permasalahan Pelaksanaan Program Pembangunan Nasional Gambar 4.9 Persentase Program Menurut Penilaian Kinerja Gambar 4.10 Persentase Program Menurut Nilai Keseluruhan Gambar 4.11 Sebaran Kualitas Rancangan Program Menurut Cara Perancangan Program Gambar 4.12 Sebaran Frekuensi Permasalahan Muncul Menurut Kualitas Rancangan Program Gambar 4.13 Rata-rata Realisasi Fisik 10 Program, Tahun 2011 dan Gambar 4.14 Daftar 10 Program Berdasarkan Realisasi Fisik, Tahun Gambar 4.15 Perkembangan Realisasi Fisik 10 Program, Tahun 2011 dan Gambar 4.16 Rata-rata Realisasi Anggaran 10 Program, Tahun 2011 dan Gambar 4.17 Daftar 10 Program Berdasarkan Realisasi Anggaran Tahun Gambar 4.18 Perkembangan Realisasi Anggaran 10 Program, Tahun 2011 dan Gambar 4.19 Sebaran 10 Program Berdasarkan Kondisi Kinerja, Tahun Gambar 4.20 Pertumbuhan Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Gambar 5.1 Kualitas Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Gambar 5.2 Kualitas Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.3 Capaian Indikator Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Gambar 5.4 Perkembangan Capaian Indikator Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. 56 Gambar 5.5 Realisasi Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tahun 2011 dan Gambar 5.6 Kualitas Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Gambar 5.7 Kualitas Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.8 Capaian Indikator Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Gambar 5.9 Perkembangan Capaian Indikator Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Gambar 5.10 Kualitas Program Pengembangan Perpustakaan Gambar 5.11 Kualitas Program Pengembangan Perpustakaan Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.12 Capaian Indikator Program Pengembangan Perpustakaan... 62

12 Gambar 5.13 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Perpustakaan Gambar 5.14 Realisasi Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun 2011 dan Gambar 5.15 Kualitas Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Gambar 5.16 Kualitas Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.17 Capaian Indikator Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Gambar 5.18 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Gambar 5.19 Realisasi Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun 2011 dan Gambar 5.20 Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Gambar 5.21 Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.22 Capaian Indikator Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Gambar 5.23 Perkembangan Capaian Indikator Program Pemberdayaan Masyarakat dan Gambar 5.24 Pemerintahan Desa Realisasi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Tahun 2011 dan Gambar 5.25 Kualitas Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Gambar 5.26 Kualitas Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.27 Capaian Indikator Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Gambar 5.28 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Gambar 5.29 Realisasi Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, Tahun 2011 dan Gambar 5.30 Kualitas Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gambar 5.31 Kualitas Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.32 Capaian Indikator Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gambar 5.33 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gambar 5.34 Realisasi Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Tahun 2011 dan Gambar 5.35 Kualitas Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Gambar 5.36 Kualitas Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.37 Capaian Indikator Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Gambar 5.38 Gambar 5.39 Gambar 5.40 Perkembangan Capaian Indikator Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Realisasi Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun 2011 dan Kualitas Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah x

13 Gambar 5.41 Kualitas Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.42 Capaian Indikator Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Gambar 5.43 Perkembangan Capaian Indikator Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Gambar 5.44 Kualitas Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Gambar 5.45 Kualitas Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.46 Capaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Gambar 5.47 Perkembangan Capaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Gambar 5.48 Realisasi Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun 2011 dan Gambar 5.49 Kualitas Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Gambar 5.50 Kualitas Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.51 Kualitas Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Gambar 5.52 Kualitas Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.53 Kualitas Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Gambar 5.54 Kualitas Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Menurut Kriteria Rancangan Program Gambar 5.55 Capaian Indikator Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Gambar 5.56 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Gambar 5.57 Realisasi Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun 2011 dan Gambar 5.58 Kualitas Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan 92 Gambar 5.59 Gambar 5.60 Gambar 5.61 Gambar 5.62 Kualitas Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan Menurut Kriteria Rancangan Program Capaian Indikator Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan Perkembangan Capaian Indikator Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan Realisasi Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan, Tahun 2011 dan xi

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Uji Coba RP2N Lampiran 2. Daftar Isian RP2N Lampiran 3. Contoh Pengisian Matriks B, C1 dan D xii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang RP2N Evaluasi pada tataran outcome terhadap pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) secara periodik telah dilaksanakan sejak tahun Hasil Evaluasi Dua Tahun Pelaksanaan RPJMN yang dilakukan pada awal tahun 2012 menunjukkan bahwa pencapaian 14 Prioritas Nasional (selanjutnya disebut PN) berada pada alur yang diharapkan. Dari total 483 indikator pencapaian PN, 383 indikator (79,3 persen) telah mencapai target yang ditetapkan sedangkan 100 indikator lainnya (20,7 persen) belum tercapai. Interpretasi atas pencapaian indikator tersebut tidak serta merta menunjukkan keberhasilan atau kegagalan, namun lebih menunjukkan upaya keras yang telah dilakukan dan upaya mana yang perlu terus ditingkatkan secara terfokus guna mencapai target RPJMN pada tahun Berangkat dari hasil tersebut, evaluasi pelaksanaan pembangunan yang lebih spesifik perlu dilakukan terhadap program pembangunan nasional sehingga dapat diperoleh gambaran kualitas dan kinerja program pembangunan nasional. Hal ini penting dilakukan mengingat program pembangunan diformulasikan sebagai terjemahan arah pembangunan nasional dan merupakan turunan dari 14 PN. Selain itu, pasal 12 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP) No.39/2006 juga menegaskan bahwa pelaksanaan RPJMN perlu dievaluasi untuk menilai kinerja (efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan keberlanjutan) program. Dengan demikian, format evaluasi yang dilaksanakan berupa Reviu Program Pembangunan Nasional (selanjutnya disebut RP2N) dengan metode self assesment oleh direktorat sektor Bappenas atas 3 (tiga) fokus, yaitu kualitas rancangan (program plan), pelaksanaan (program implementation) dan kinerja program (program performance). Rangkaian pelaksanaan RP2N telah diawali dengan tiga kali uji coba terhadap instrumen RP2N dalam kurun waktu Mei-Oktober 2012 yang melibatkan sepuluh direktorat sektor di Bappenas. Hasil pelaksanaan uji coba dijadikan bahan penyempurnaan instrumen RP2N agar menjadi lebih tajam dalam menangkap informasi terkait kualitas program, baik dari segi rancangan, pelaksanaan, dan kinerja. Ringkasan mengenai hasil uji coba 1-3 terdapat pada Lampiran 1. Penyempurnaan instrumen RP2N dilakukan terhadap Kerangka Acuan Kerja I (KAK I) bagi Direktorat Sektor, yang mencakup penjelasan RP2N, konsep dan definisi, dan instrumen penilaian berupa daftar isian/kuesioner yang mengadopsi metode The Program Assessment Rating Tool (PART). PART merupakan suatu alat diagnosa yang dikembangkan oleh Office of Management and Budget (OMB) Amerika Serikat untuk menilai kinerja program. Penyempurnaan juga dilakukan pada Kerangka Acuan Kerja II (KAK II) bagi Dit. EKPS yang mencakup format pengolahan dan analisis data hasil self evaluation. Daftar isian/kuisioner RP2N terdapat pada Lampiran 2. Secara umum, pelaksanaan RP2N terbagi atas tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap I: Pemilihan program teknis pembangunan oleh direktorat sektor; (2) Tahap II: Self evaluation oleh direktorat sektor; dan (3) Tahap III: Reviu dan Analisis oleh Dit.EKPS. Pelaksanaan RP2N diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada seluruh perencana pembangunan mengenai proses perancangan kebijakan atau program yang baik, sekaligus memperbaiki kualitas penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan/program program pembangunan terutama pada RPJMN

16 1.2. Tujuan RP2N Tujuan jangka pendek pelaksanaan RP2N adalah: (1) Mengevaluasi kualitas rancangan program pembangunan nasional (Program Plan); (2) Mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan nasional (Program Implementation); (3) Mengevaluasi capaian dan kinerja program pembangunan nasional (Program Performance); dan (4) Menyusun rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan dan kinerja program pembangunan nasional pada tahun yang akan datang (Recommendations). Tujuan jangka menengah pelaksanaan RP2N adalah: (1) Penyiapan sistem penyusunan program dan rencana pembangunan nasional, oleh Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan bersama Pusdatinrenbang; (2) Penyusunan RPJMN oleh Bappenas dan K/L; (3) Penyusunan RKP 2015 dan seterusnya oleh Bappenas dan kementerian/lembaga (K/L); dan (4) Penyiapan sistem evaluasi Renstra K/L yang merupakan amanat PP No.39/2006 namun selama ini belum mampu dilaksanakan baik oleh K/L maupun oleh Bappenas. Adapun tujuan jangka panjang pelaksanaan RP2N adalah terwujudnya program pembangunan yang transparan, akuntabel, efektif, dan efisien Permasalahan dan Keterbatasan RP2N Permasalahan dalam pelaksanaan RP2N adalah cakupan dan partisipasi. Cakupan RP2N saat ini masih terbatas dalam lingkungan Bappenas, namun dari sisi partisipasi belum seluruh direktorat sektor, terutama yang menangani program menyampaikan hasil isian kuisioner RP2N. Tingkat partisipasi cukup rendah, sampai dengan 17 Mei 2013, hanya 15 direktorat (37,50 persen) yang menyampaikan hasil isian dengan 14 direktorat (35,00 persen) yang dapat diolah/dianalisis lebih lanjut. Seluruh program yang disampaikan oleh 14 direktorat sektor tersebut telah melalui proses reviu oleh Dit. EKPS dengan status lima program telah dikonfirmasi dan diperbaiki lebih lanjut oleh direktorat sektor. Sisanya, sembilan program masih menunggu konfirmasi dan perbaikan oleh direktorat sektor, namun telah dianggap final untuk keperluan penyusunan laporan RP2N. Dari sisi substansi pengisian, permasalahan yang ditemukan antara lain: (1) Hasil isian belum dilengkapi dengan bukti pendukung; (2) Isian RP2N yang disampaikan masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut misalnya isian tidak lengkap, terdapat sejumlah pertanyaan tidak diisi atau isian RP2N tidak sesuai dengan deskripsi penjelasan dan bukti pendukung; (3) Data kinerja indikator program/kegiatan baik pada level impact, outcomes, dan output dan data kinerja program/kegiatan berdasarkan laporan PP No.39/2006 tidak seluruhnya dapat diisi karena tidak rutinnya mitra kerja menyampaikan data kinerja kepada direktorat sektor Bappenas. Sejumlah permasalahan tersebut menjadi keterbatasan dalam penulisan laporan RP2N, sekaligus secara tidak langsung mencerminkan pula kualitas tata kelola, manajemen, perancangan dan pelaksanaan program. Dari 40 program yang diharapkan dapat direviu, hanya 14 program yang terealisasi. Selain itu memperhatikan belum maksimalnya pengisian format RP2N terutama oleh sembilan direktorat sektor maka hasil reviu dapat dikatakan juga belum maksimal. Namun demikian, poin-poin penting terkait kualitas rancangan, pelaksanaan dan kinerja program sedapat mungkin telah diperoleh. Diharapkan untuk pelaksanaan RP2N di masa mendatang dapat terus ditingkatkan dan diperbaiki secara bertahap, sehingga gambaran mengenai kondisi perancangan, pelaksanaan maupun capaian dari program pembangunan nasional dapat dipotret secara utuh, serta kualitas pelaksanaan RP2N dan rekomendasi yang disusun menjadi lebih baik. 2

17 BAB II KONSEP DASAR 2.1. Kerangka Pikir Perencanaan Pembangunan Kerangka pikir dalam proses perencanaan diawali dengan proses identifikasi kondisi saat ini terkait permasalahan politik, ekonomi, sosial, hukum, lingkungan,teknologi, budaya dan lainnya. Kondisi permasalahan yang akan diperbaiki/diubah ini akan mempengaruhi dan menentukan perumusan visi dan misi, strategi, dan kebijakan elit politik di pemerintahan. Dari visi-misi,strategi dan kebijakan tersebut, maka program pembangunan kemudian dirancang (Gambar 2.1). Gambar 2.1 Kerangka Pikir Perencanaan Pembangunan Sumber:Direktorat EKPS, 2012 Dalam merancang program pembangunan, terdapat beberapa tahapan proses yang harus dilakukan. Proses pertama adalah menentukan kebutuhan, cakupan, dan prioritas permasalahan yang harus diatasi. Proses kedua adalah perencanaan dan penganggaran program untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sebaiknya menggunakan suatu instrumen perencanaan seperti logic model. Proses ketiga adalah implementasi program, yang meliputi kegiatan guna menghasilkan output yang diinginkan. Proses keempat adalah monitoring dan pengendalian guna melakukan kontrol atas kegiatan yang dilaksanakan, guna memastikan output yang dibutuhkan akan dapat dicapai. Proses kelima adalah pelaksanaan evaluasi yang kemudian 3

18 menjadi feedback atas keseluruhan proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sehingga dapat terus disempurnakan secara berkelanjutan, sesuai dengan semangat dasar evaluasi Definisi dan Jenis Program Secara umum program diartikan sebagai suatu rencana kegiatan seseorang yang akan dilakukan. Pengertian lainnya adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan (Arikunto dan Safrudin, 2004:28). Secara khusus, program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan dan berlangsung dalam proses berkesinambungan serta terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Terdapat 3 (tiga) hal penting yang perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu: (1) Realisasi atau implementasi suatu kebijakan; (2) Terjadi dalam waktu yang relatif lama, bukan kegiatan tunggal tetapi jamak, serta berkesinambungan; dan (3) Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Suharsimi, 2004: 3). Dalam Buku Pedoman Restruktrurisasi Program dan Kegiatan (Bappenas dan Depkeu, 2009:25), program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L. Terdapat 2 (dua) jenis program yang ditetapkan, yaitu: 1. Program Teknis, merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Contoh: Program Penyelenggaraan Jalan; 2. Program Generik, merupakan program yang digunakan beberapa unit Eselon 1A yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Contoh: Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum Logic Model Pengertian logic model atau model logika, adalah suatu diagram/bagan bagaimana suatu kebijakan/program/kegiatan diharapkan dapat bekerja baik. Dengan kata lain, juga merupakan gambaran hubungan antara aktivitas dan hasil. Menurut sebagian orang, logic model hanya dipakai dalam proses evaluasi, namun sebenarnya tidak sesempit itu, karena penggunaan model logika penting dan menolong ketika diaplikasikan kedalam proses perencanaan, formulasi dan penyusunan kebijakan/program/kegiatan, manajemen pelaksanaan program dan bahkan dalam komunikasi dan koordinasi. Jadi logic model adalah: Suatu gambaran sederhana dari kebijakan/program/kegiatan, inisiatif, atau intervensi yang merupakan respon dari suatu keadaan tertentu; Inti dari rangkaian perencanaan, evaluasi, manajemen, komunikasi dan koordinasi; Sesuatu yang menunjukkan hubungan yang masuk akal antar berbagai hal yang meliputi sumber yang diinvestasikan, kegiatan yang dilakukan, dan manfaat atau perubahan yang dihasilkan (Bappenas, 2009:24-25). Perancangan suatu kebijakan/program/kegiatan seyogianya menggunakan suatu instrumen perencanaan sehingga hubungan antara kebijakan/program/kegiatan dengan hasil yang diharapkan menjadi jelas. Perencanaan tanpa menggunakan suatu instrumen perencanaan dapat 4

19 menimbulkan permasalahan seperti efektivitas program serta kualitas indikator yang menyebabkan tidak dapat dilakukan evaluasi kinerja. Salah satu instrumen perencanaan kebijakan/program/kegiatan yang dapat digunakan adalah logic model yang merupakan gambaran hubungan antara aktivitas dan hasil. Model ini sering juga disebut sebagai program theory (Weiss, 1998), program's theory of action (Patton, 1997), atau model yang masuk akal tentang bagaimana seharusnya suatu program bekerja (Bickman, 1987, p.5). Selain itu, ada pula yang mengartikan sebagai refleksi underlying rationale dari suatu program atau inisiatif (Chen, Cato & Rainford, ; Renger & Titcomb, 2002). Secara singkat dan sederhana, model logika merupakan suatu PETA cara berpikir, atau Road Map cara pikir dalam menyusun atau memformulasikan kebijakan/program/inisiatif /kegiatan (dikutip dari University of Wisconsin-Extension, 2003: 11). Gambaran logic model bisa beragam tergantung kompleksitas permasalahannya. Gambaran itu bisa saja secara sederhana linear, namun mungkin juga menjadi rumit apabila kasusnya cukup ekstrim. Berikut pada Gambar 2.2 adalah variasi bentuk logic model, diantaranya ada yang menggunakan format tabel, flow chart, ataupun lingkaran. Selain itu terdapat juga model yang sederhana maupun kompleks. Gambar 2.2 Variasi Bentuk Logic Model a. Format Tabel b. Format Flow Chart c. Format Lingkaran d. Format Kompleks e. Format Sederhana Sumber: Board of Regents of the University of Wisconsin System, Developing a Logic Model: Teaching And Training Guide ( Berbagai pengertian tentang logic model dan manfaatnya untuk berbagai keperluan atau tahapan (Bappenas, 2009: 26-27): 1. Perencanaan Logic model merupakan sebuah kerangka kerja dan proses perencanaan untuk menjembatani kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan. Logic model memberikan struktur pemahaman terhadap situasi yang mengarahkan pada kebutuhan 5

20 inisiasi, hasil akhir yang diharapkan dan bagaimana investasi dikaitkan dengan aktivitas orang-orang yang ditargetkan dengan maksud untuk mencapai hasil yang diharapkan. 2. Manajemen Program Logic model menggambarkan hubungan antara sumber daya, aktivitas dan outcomes. Logic model berperan sebagai dasar untuk membangun rencana manajemen yang lebih detail. Dalam kurun waktu implementasi, Logic model digunakan untuk menjelaskan, merunut dan memonitor operasi, proses dan fungsi. 3. Evaluasi Logic model adalah langkah pertama dalam melakukan evaluasi. Logic model membantu dalam menentukan kapan dan hal apa yang dievaluasi sehingga sumber daya evaluasi digunakan secara efektif dan efisien. Melalui evaluasi, kita mengetes dan memverfikasi kenyataan dari sebuah teori program. Logic model membantu kita untuk fokus pada proses dan pengukuran outcome yang tepat. Beberapa orang berpikir bahwa logic model adalah sebuah model evaluasi, karena begitu banyak evaluator yang menggunakannya. Namun, logic model bukanlah model evaluasi tetapi cara ini sangat membantu dalam melakukan evaluasi. 4. Komunikasi Komunikasi adalah kunci kesuksesan dan keberlanjutan. Secara sederhana, penggunaan grafik yang jelas akan membantu dalam mengkomunikasikan program ataupun usulan, baik itu kepada staf, pihak yang mendanai program ataupun stakeholder lainnya. Contoh penggunaan logic model dalam menelusuri keterkaitan input, output, dan outcome dapat dilihat dari logic model program Parent Support Initiative pada Gambar 2.3 dan 2.4 berikut. Gambar 2.3 Contoh Logic Model Parent Support Initiative (Level 1) Sumber: Board of Regents of the University of Wisconsin System, Developing a Logic Model: Teaching And Training Guide ( 6

21 Gambar 2.4 Contoh Logic Model Parent Support Initiative (Level 2) Sumber: Board of Regents of the University of Wisconsin System, Developing a Logic Model: Teaching And Training Guide ( Adapun format narasi logic model dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Format Narasi Logic Model Level Uraian Sukses kriteria Indikator kinerja 1. Impacts/ ultimate outcomes 2. Intermediate outcomes 3. Immediate Outcomes 4. Outputs 5. Activities 6. Inputs Needs (permasalahan, penyebab) Sumber: Bappenas, Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan 7

22 Penjelasan untuk setiap level kinerja sebagai berikut: 1. Impact/ultimate outcomes merupakan pengaruh, baik positif maupun negatif, yang ditimbulkan akibat pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan asumsi yang telah digunakan. 2. Outcomes merupakan capaian dari suatu program atau kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. 3. Output merupakan keluaran yang langsung dihasilkan dari suatu pelaksanaan kegiatan, baik berupa fisik maupun non fisik. 4. Input merupakan jumlah sumber daya yang dipergunakan seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lain, yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan Logframe Logical Framework Approach/LFA adalah salah satu alat analisis yang baik dalam penilaian, tindak lanjut dan evaluasi suatu proyek dengan menggunakan pendekatan logika. Menurut Milica (2011) LFA dirancang untuk mengatasi tiga pokok masalah dasar dalam pelaksanaan suatu proyek, yaitu: (1) Perencanaan proyek yang terlalu samar, (2) Tanggung jawab manajemen proyek yang tidak jelas; (3) Ketidaksepakatan para stakeholders terkait dalam proses pengevaluasian suatu proyek. Log Frame Approach (LFA) merupakan suatu pendekatan perencanaan program/proyek yang disusun secara logis dengan menggunakan indikator yang jelas. Sementara itu logframe sendiri merupakan matriks dari empat kolom vertikal dan empat baris horisontal. Dibandingkan dengan logic model, matriks logframe sifatnya lebih spesifik atas satu outcome tertentu dari logic model yang telah disusun, atau dalam konteks kegiatan ini adalah atas outcome dan impact dari program terpilih saja. Terdapat tiga tahap penyusunan logframe (Bond, 2003), yaitu: (1) Tahap Pertama: Top Down (tujuan); (2) Tahap Kedua: Work Across (indikator dan sumber verifikasi); (3) Tahap Ketiga: Bottom Up (asumsi). Tahap pertama dalam penyiapan matriks logframe (Tabel 2.2) adalah penentuan tujuan program/proyek secara top down dimulai dari: 1. Goal, diisi dengan tujuan keseluruhan program, yang mungkin saja di luar jangkauan program karena bersifat multi sektor. 2. Purpose, menggambarkan outcome yang diharapkan. Sebaiknya dinyatakan secara jelas dan singkat. 3. Outputs, menggambarkan keluaran yang langsung dihasilkan. 4. Activities, menggambarkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan output 5. Inputs, menggambarkan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan. 8

23 Tabel 2.2 Tahap Pertama Penyiapan Matriks Logframe: Top Down Sumber: Bond, Tahap kedua dalam penyiapan matriks logframe (Tabel 2.3) adalah penentuan indikator dan sumber verifikasi secara work across, meliputi: 1. Objectively verifiable indicators of achievement, menentukan indikator sesuai hierarki tujuan, yaitu dimulai dari penentuan indikator untuk goal sampai dengan indikator untuk output. 2. Sources and means of verification, sumber verifikasi dipertimbangkan dan ditentukan bersamaan dengan penentuan indikator. Tabel 2.3 Tahap Kedua Penyiapan Matriks Logframe: Work Across Sumber: Bond, Tahap ketiga dalam penyiapan matriks logframe (Tabel 2.4) adalah penentuan asumsi secara bottom up sehingga mencerminkan pencapaian tujuan pada tingkatan atas berdasarkan pencapaian pada tingkatan yang lebih rendah, dengan mempertimbangkan asumsi terpenuhi Tabel 2.4 Tahap Ketiga Penyiapan Matriks Logframe: Bottom Up Sumber: Bond,

24 Format isian matriks logframe seperti terdapat pada Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Matriks Logframe Objective Hierarchy/ Intervention Logic Goals (Tingkatan tujuan/impact yang lebih tinggi yang dikontribusikan oleh program bersama dengan program lainnya; diluar kontrol program) Purpose/ Development Objectives (Outcome yang diharapkan, dapat merupakan perubahan perilaku penerima program, kinerja sistem atau institusi) Outputs (Hasil spesifik yang harus diperoleh sesudah program berakhir) Activities (Kegiatan-kegiatan apa yang harus disusun untuk memperoleh outputs) Sumber: Bond, Objectively Verifiable Indicators of Achievement (OVI) (Bagaimana mengetahui keberhasilan program; sebagai klarifikasi, monitoring dan evaluasi; gunakan SMART) Sources and Means of Verification (MOV) (Data apa yang menunjang, sejauhmana data tersebut bermanfaat) Assumptions (Berbagai kemungkinan yang terjadi yang bisa mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu program; dinyatakan dalam kalimat positif) 2.5. The Program Assessment Rating Tool (PART) The Program Assessment Rating Tool (PART) merupakan suatu alat diagnosa yang dikembangkan oleh Office of Management and Budget (OMB) Amerika Serikat untuk menilai kinerja program pemerintah dalam rangka mendorong peningkatan kinerja program. Dalam PART, kinerja pemerintah dinilai berdasarkan empat kriteria, yakni tujuan dan desain program, perencanaan strategis, manajemen program, dan hasil program. Kriteria tujuan dan desain program menekankan pada kejelasan tujuan program dan desain program. Pemahaman yang jelas terkait tujuan program penting untuk menyusun sasaran program, ukuran (indikator) dan target, menjaga fokus, dan mengatur program. Kriteria perencanaan strategis berfokus pada 10

25 perencanaan program, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya. Elemen-elemen kunci mencakup penilaian apakah program ini memiliki sejumlah ukuran kinerja dengan target ambisius dan dapat dicapai untuk memastikan perencanaan, manajemen, dan penganggaran yang strategis dan terfokus. Manajemen program memfokuskan pada hal terkait apakah program secara efektif dikelola untuk mencapai tujuan program. Kriteria hasil program difokuskan pada apakah program mencapai sasaran kinerja jangka panjang dan tahunan. Tiap kriteria dijadikan suatu section dalam PART yang diukur melalui sejumlah pertanyaan. Secara umum tiap pertanyaan berada dalam format ya/tidak. Jawaban ya harus mencerminkan kinerja dengan standar yang tinggi. Not applicable adalah untuk pertanyaan yang tidak sesuai dengan program. Masing-masing pertanyaan mensyaratkan bukti/data beserta penjelasan yang mendukung bukti/data tersebut seperti informasi kinerja lembaga, evaluasi independen, dan informasi anggaran. Jawaban harus didasarkan atas bukti/data bukan kesan. Dalam melakukan penilaian, jawaban atas pertanyaan dalam suatu section diberi bobot untuk membentuk skor section. Kemudian skor section diberi bobot untuk membentuk skor keseluruhan. Adapun bobot yang diberikan terkait kriteria tujuan dan desain program, perencanaan strategis, manajemen program, dan hasil program. Tabel 2.6 Bobot Tiap Section (Kriteria) dalam PART Section (Kriteria) Bobot (%) Tujuan dan Desain Program 20 Perencanaan Strategis 10 Manajemen Program 20 Hasil Program 50 Sumber: OMB, Guide to The Program Assessment Rating Tool (PART) Skor keseluruhan diterjemahkan menjadi penilaian kualitatif dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2.7 Penentuan Penilaian Kualitatif Berdasarkan Skor Keseluruhan Penilaian Kualitatif Skor Keseluruhan Efektif Cukup Efektif Cukup Tidak Efektif 0-49 Sumber: OMB, Guide to The Program Assessment Rating Tool (PART) Hasil reviu PART terkait kinerja program kemudian dijadikan masukan terhadap keputusan anggaran dan pengidentifikasian tindak lanjut dalam rangka meningkatkan kinerja program. Lembaga memiliki tanggung jawab melaksanakan tindak lanjut tersebut untuk setiap program 11

26 12

27 BAB III CARA REVIU 3.1 Sumber Data dan Instrumen Pengumpulan Data Sumber data dalam RP2N merupakan data primer yang diperoleh dari hasil isian direktorat sektor Bappenas terkait rancangan, pelaksanaan, dan kinerja program. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah daftar isian yang berupa matriks sebagaimana berikut ini: 1. Matriks A. Pemilihan Program Pembangunan Digunakan untuk memperoleh data mengenai program dalam dalam Prioritas Nasional (PN) yang dipilih oleh direktorat sektor beserta alasan pemilihan. 2. Matriks B. Desain/Perancangan Program Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai desain/perancangan program, yang meliputi empat kriteria, yakni kelengkapan atribut program, ketepatan atribut program, keterkaitan dengan PN, dan keberlanjutan program. Terkait kriteria kelengkapan dan ketepatan atribut program, atribut yang dimaksud meliputi permasalahan, sasaran, indikator, dan target baik pada level impact, outcomes, dan output. 3. Matriks C1. Manajemen Program Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai manajemen program dalam hal pengumpulan data kinerja, monitoring dan evaluasi program, tata kelola, dan akuntabilitas pengelola program. 4. Matriks C2. Permasalahan, Solusi, dan Tindak Lanjut Program Digunakan untuk memperoleh data terkait masalah, solusi, dan tindak lanjut dalam pelaksanaan program. 5. Matriks D1. Kinerja Program Digunakan untuk memperoleh data terkait kinerja program dari segi capaian fisik pada level impact, outcomes, dan output baik dibandingkan dengan waktu yang lalu maupun dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. 6. Matriks D2. Kinerja Program, Anggaran dan Capaian Fisik Digunakan untuk memperoleh data riil terkait kinerja program, baik dalam capaian fisik maupun realisasi anggaran pada tahun 2010, 2011, dan April/TW I Mekanisme RP2N Tahap Pemilihan Program Kriteria pemilihan program meliputi: (1) Program berperan penting dalam PN tertentu, (2) Program berskala besar, (3) Program lintas bidang/sektor, dan (4) Program dengan alokasi anggaran definitif yang besar. Program berperan penting dalam PN artinya program memiliki pengaruh besar dalam pencapaian Prioritas Nasional. Program berskala besar artinya program memiliki skala besar dalam hal jumlah sumber daya yang digunakan dan jumlah penerima manfaat. Program lintas bidang/sektor artinya 13

28 program dilaksanakan secara lintas sektor/bidang, yakni pelaksanaan program berkaitan dengan berbagai bidang seperti Program BOS, Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Program PNPM Mandiri, dll. Terakhir, program memiliki alokasi anggaran definitif yang besar artinya dibandingkan dengan program-program lain yang dikelola, program memiliki alokasi anggaran definitif yang besar (diutamakan masuk 3 besar). Program yang terpilih kemudian diisi ke Bagian Daftar Isian, Matriks A Pemilihan Program Pembangunan Nasional Tahap Self Evaluation Setelah teridentifikasi satu Program Pembangunan, Direktorat Sektor melakukan self evaluation terhadap program terpilih dengan mengisi data dan informasi yang relevan sesuai pertimbangan dan penilaian masing-masing untuk rancangan, pelaksanaan, dan kinerja program. A. Rancangan Program (Program Plan) Rancangan program merupakan suatu rencana rinci/detail untuk melaksanakan suatu Program yang tercantum dalam dokumen RPJMN (Matriks Rencana Tindak Kementerian/Lembaga) atau Buku I RKP 2011 dan Buku I RKP Penilaian rancangan program dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu: (1) Kelengkapan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (2) Ketepatan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (3) Keterkaitan program dengan Prioritas Nasional (Kontribusi); dan (4) Keberlanjutan program. Kriteria kelengkapan atribut. Kelengkapan sasaran program, yakni pada level impact, outcomes, output, kelengkapan indikator untuk masing-masing level sasaran, dan kelengkapan target untuk masing-masing indikator dalam dokumen perencanaan. Kriteria ketepatan atribut. Ketepatan penentuan sasaran pada tiap level, ketepatan penentuan indikator untuk masing-masing level sasaran, dan ketepatan penentuan target untuk masingmasing indikator. ketepatan penentuan sasaran pada tiap level dinilai berdasarkan ketepatan kalimat/pernyataan, levelling, dan keterkaitan dengan level yang berada di atasnya. Ketepatan penentuan indikator untuk masing-masing level sasaran dinilai berdasarkan ketepatan kalimat/pernyataan indikator, levelling, dan ketepatan untuk mengukur keberhasilan sasarannya. Ketepatan penentuan target untuk masing-masing indikator dinilai berdasarkan seberapa optimis target itu dibentuk dan apakah target ditentukan berdasarkan suatu baseline atau tidak. Kriteria keterkaitan dengan Prioritas Nasional. Keterkaitan program dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional. Kriteria keberlanjutan program. Kelangsungan program dalam kerangka jangka panjang, dalam artian kemampuan program memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan). Keempat kriteria di atas diukur melalui sejumlah pertanyaan yang diuraikan dalam Bagian Daftar Isian, Matriks B Desain dan Perancangan Program. Tiap jawaban harus didukung dengan bukti/data beserta penjelasan yang mendukung bukti/data tersebut, informasi realisasi fisik, realisasi anggaran, dan didukung oleh data/informasi beserta sumbernya. 14

29 B. Pelaksanaan Program (Program Implementation) Penilaian atas pelaksanaan program dilakukan berdasarkan pengelolaan program dan permasalahan yang dihadapi sepanjang tahun 2011 sampai dengan 2012, beserta solusi dan tindak lanjut yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Solusi merupakan cara pemecahan atau penyelesaian masalah. Adapun tindak lanjut merupakan langkah yang telah dilakukan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah. Sementara pengelolaan program merupakan elemen terkait dengan efektivitas program yang dikelola untuk memenuhi tujuan program kinerja yang meliputi pengumpulan data kinerja, monitoring dan evaluasi, dan akuntabilitas pengelola program. Daftar Isian yang digunakan untuk mengumpulkan data manajemen program adalah Matriks C1 Manajemen Program dan Matriks C2 Permasalahan, Solusi, dan Tindak Lanjut Program. C. Kinerja Program (Program Performance) Program seharusnya memiliki sasaran, indikator (IP), dan target program. Jika sasaran, indikator (IP), dan target program tidak tercantum dalam dokumen perencanaan, maka direktorat sektor melakukan penyusunan sasaran, IP, dan target program dengan ketentuan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Ketentuan Penyusunan Sasaran, Indikator, dan Target Program No. Atribut/ Ketentuan 1. Sasaran Program Sasaran program berada pada level outcomes dan mendukung pencapaian sasaran impact. Sasaran program sesuai dengan permasalahan yang melatarbelakangi perancangan program Penyusunan kalimat sasaran merupakan manfaat bagi penerima manfaat itu sendiri seperti; meningkatnya persentase penduduk yang memiliki akses air bersih. 2. Indikator Program Indikator harus memenuhi kaidah SMART yang mencerminkan sasaran outcomes. Simple - Sederhana: Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam penghitungan untuk mendapatkannya. Measurable - Dapat diukur: Indikator yang ditetapkan harus merepresentasikan informasi dan jelas ukurannya. Attributable - Bermanfaat: Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan kebijakan. Reliable - Dapat dipercaya: Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti. Timely - Tepat Waktu: Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan yang dilakukan. 3. Target Target yang ditentukan harus optimis dan rasional, tidak terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Penetapan target dilakukan dengan menggunakan suatu baseline. Catatan: Indikator Program tidak sama dengan indikator kegiatan prioritas. Sementara itu, untuk mengukur sejauhmana Kegiatan Prioritas (KP) mendukung capaian kinerja program, maka dilakukan evaluasi terhadap kinerja KP. Oleh karena itu, direktorat sektor menentukan sejumlah KP yang mendukung pencapaian program. Lebih lanjut, alur kegiatan pelaksanaan RP2N disajikan pada Gambar

30 Dit. EKPS Dit. Sektor Gambar 3.1 Tahapan RP2N s.d. 4 Apr 2013 Pengumpulan data (Self Evaluation): Matriks A: pilih 1 program Matriks B: struktur dan kualitas rancangan program Matriks C1: manajemen program Matriks C2: permasalahan dan tindak lanjut Matriks D1: kinerja program Matriks D2: kinerja kegiatan prioritas dominan yg mendukung program 28 Mar 2013 Pertemuan Koordinasi 1 Pendampingan 11 Apr Apr 2013 Reviu data 11 Apr 2013 Feedback ke Dit. Sektor s.d. Mar 2013 Persiapan RP2N Pertemuan Koordinasi Apr 2013 Pengolahan data Dokumentasi Apr Mei 2013 Start Penulisan Laporan Diseminasi hasil End 3.3 Cara Reviu Dalam RP2N, terdapat dua jenis format isian, yaitu pertanyaan tertutup dengan beberapa pilihan jawaban dan pertanyaan terbuka, yang berupa isian. Matriks dengan pertanyaan tertutup meliputi Matriks B, Matriks C1, dan Matriks D1 sementara Matriks dengan pertanyaan terbuka meliputi Matriks C2, Matriks D1, dan Matriks D2. Cara reviu dibedakan berdasarkan dua jenis format pertanyaan tersebut, yaitu: (1) Reviu terhadap penilaian program pembangunan nasional (terkait pertanyaan tertutup); dan (2) Reviu terhadap data kinerja program pembangunan nasional (terkait pertanyaan terbuka) Reviu terhadap Penilaian Program Pembangunan Nasional (Pertanyaan Tertutup Matriks B, Matriks C1, dan Matriks D1) Langkah teknis penilaian rancangan program, manajemen program, dan kinerja program adalah sebagai berikut: 16

31 Pertama, menentukan masing-masing skor Rancangan Program (Matriks B), skor Pelaksanaan Program (Matriks C1), dan skor Kinerja Program (Matriks D1), kemudian menjumlahkan skor tersebut.tahap ini dapat diformulasikan sebagai berikut n m TS m S mi dan ( Max) m i n m TS S( Max) Dimana: m: 1,2,3 dengan 1= Matriks B, 2= Matriks C1, dan 3= Matriks D1 ; i: 1,2,3,...,n m ; S mi adalah nilai skor pada pertanyaan ke-i dan matriks-m, TSm adalah total skor matriks-m, S ( Max) mi adalah nilai skor maksimum pada pertanyaan ke-i dan matriks-m, dan TS ( Max) m adalah total skor maksimum matriks-m. i Kedua, mengubah skor rancangan program, skor pelaksanaan program, dan skor kinerja program menjadi persentase ( PS ), dengan cara: PS m TSm TS( Max) m m 100 Ketiga, menafsirkan nilai PS ke dalam kategori penilaian kualitatif pada Tabel 3.2 berikut: PS / EP m mi Tabel 3.2 Penentuan Penilaian Kualitatif Penilaian Kualitatif Sangat / Efektif Cukup / Efektif Agak / Efektif 0-49 Kurang / Efektif Keempat, menghitung nilai keseluruhan program berdasarkan skor rancangan program, skor pelaksanaan program, dan skor kinerja program dengan menggunakan bobot sebagai berikut: Tabel 3.3 Penentuan Bobot Kriteria (Mengadopsi PART) m Kriteria W m 1 Rancangan Program (Matriks B) 0,4 2 Pelaksanaan Program (Matriks C1) 0,1 3 Kinerja Program (Matriks D1) 0,5 Nilai keseluruhan program dapat diformulasikan sebagai berikut: EP PS m W m m 17

32 Kelima, menafsirkan nilai EP ke dalam kategori penilaian kualitatif sebagaimana pada Tabel 3.2. Khusus Matriks B, untuk kedalaman analisis, ditentukan pula penilaian rancangan program berdasarkan empat kriteria (k), yaitu: (1) Kelengkapan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (2) Ketepatan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (3) Keterkaitan program dengan Prioritas Nasional (kontribusi); dan (4) Keberlanjutan program. Setiap kriteria dilakukan pengulangan proses penghitungan yang sama mulai tahap pertama sampai dengan keempat. TS k, TS ) ( Max k, dan k PS. Dimana: k: 1,2,3,4 dengan 1= Kelengkapan, 2= Ketepatan, 3= Keterkaitan, dan 4= Keberlanjutan ; i: 1,2,3,...,n k ; Ski adalah nilai skor pada pertanyaan ke-i dan kriteria-k, TSk adalah total skor kriteria-k, S ( Max) ki adalah nilai skor maksimum pada pertanyaan ke-i dan kriteria-k, TS ( Max) k adalah total skor maksimum kriteria-k, dan PS k adalah persentase kriteria-k. Kemudian, menafsirkan PS k ke dalam kategori penilaian kualitatif sebagaimana pada Tabel 3.2. Langkah berikutnya adalah mengukur asosiasi yaitu: (1) Asosiasi antara rancangan program, pelaksanaan program, dan kinerja program; (2) Asosiasi antar kriteria rancangan program; dan (3) Asosiasi antara kualitas rancangan program dengan permasalahan. Terkait asosiasi butir 1 dan 2, jenis data adalah ordinal. Oleh karena itu ukuran asosiasi yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman dan Kendall s Tau. Nilai korelasi Rank Spearman dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana = Nilai korelasi Rank Spearman Adapun nilai Korelasi Kendall s Tau dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sementara itu, terkait asosiasi butir 3, jenis data adalah nominal. Oleh karena itu, ukuran asosiasi yang digunakan adalah Cramer s V dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 18

33 3.3.2 Reviu terhadap Data Kinerja Program Pembangunan Nasional (Pertanyaan Terbuka Matriks C2, Matriks D1, dan Matriks D2) Langkah teknis pengolahan Matriks C2 meliputi: Pertama, menyusun tabulasi masalah/solusi/tindak lanjut. Kedua, melakukan kodefikasi terhadap permasalahan dalam pelaksanaan keempatbelas Program PN terpilih. Langkah teknis pengolahan Matriks D2 adalah: Pertama, menentukan kondisi analisis Program berdasarkan kombinasi persentase realisasi Fisik Program dan penyerapan anggaran Program, dengan acuan sebagaimana dalam Tabel 3.4. Kedua, membuat grafik Program PN yang direviu sebagaimana yang dicontohkan pada Gambar 3.2. Ketiga, menganalisis Kegiatan Prioritas (KP) setiap Program PN terpilih, sebagai gambaran kinerja KP dalam mendukung Program PN tersebut. Cara pengolahan data: Menentukan kondisi analisis KP berdasarkan kombinasi persentase realisasi Fisik KP dan penyerapan anggaran KP, dalam Tabel 3.4. Membuat grafik sebaran Program/KP untuk setiap Program PN yang direviu sebagaimana Gambar 3.2. Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Kode Analisis Program/KP N o Persentase Realisasi Fisik KP TW I 2012 Persentase Penyerapan Anggaran KP Persentase Realisasi Fisik KP Persentase Penyerapan Anggaran KP Persentase Realisasi Fisik KP Persentase Penyerapan Anggaran KP Kondisi Analisis KP Analisis KP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 <89,44% <89,44% <86,31% <86,31% <11,08% <11,08% 1 Program/KP memiliki realisasi fisik dan penyerapan anggaran di bawah dengan rata-rata nasional 2 <89,44% 89,44% <86,31% 86,31% <11,08% 11,08% 2 Program/KP memiliki realisasi fisik di bawah rata-rata nasional dan penyerapan anggaran di atas rata-rata nasional 3 89,44% <89,44% 86,31% <86,31% 11,08% <11,08% 3 Program/KP memiliki realisasi fisik di atas ratarata nasional dan penyerapan anggaran di bawah rata-rata nasional 4 89,44% 89,44% 86,31% 86,31% 11,08% 11,08% 4 Program/KP memiliki realisasi fisik dan penyerapan anggaran di atas rata-rata nasional Keterangan: Penentuan kriteria atau <89,44% untuk TA 2010 (Diolah dari data penyerapan anggaran Ditjen Anggaran, 2010), atau <86,31% untuk TA 2011 (Berdasarkan paparan Wamen Bappenas pada Pertemuan Penyusunan Inpres Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2012, 25 Januari 2012), atau <11,08% untuk TW I

34 Persentase Penyerapan Anggaran Kegiatan SKOR 2 Gambar 3.2 Contoh Grafik Sebaran KP dari Program Prioritas Nasional A 5,45% 25,45% SKOR SKOR 1 41,82% Persentase Capaian Kegiatan 27,27% SKOR 3 Keempat, mengidentifikasi kinerja KP dalam mendukung Program PN, dengan cara: Menghitung persentase capaian KP dalam Program yang memiliki kondisi 1, dengan rumus: Persentase Capaian KP dalam Program dengan Kondisi 4 = [(Jumlah KP dengan Kondisi 1/Jumlah Total KP)] x 100%. Menghitung persentase penyerapan anggaran KP dalam Program dengan Kondisi 1, dengan rumus: Persentase Penyerapan Anggaran KP dalam Program dengan Kondisi 4 = [(Jumlah KP dengan Kondisi Penyerapan Anggaran 1/Jumlah Total KP) x 100%]. Menentukan peran KP dalam Program terhadap capaian Program PN dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Peran KP terhadap Capaian Program PN Persentase KP dalam Program dengan Interpretasi Kondisi 1 50% KP dalam Program cenderung mendukung capaian Program PN < 50% KP dalam Program PN masih memerlukan perbaikan untuk mendukung capaian Program Langkah berikutnya adalah menentukan efektivitas dan efisiensi program berdasarkan kombinasi antara kinerja program, yaitu rata-rata rasio capaian indikator program terhadap targetnya dengan besarnya realisasi anggaran program. Terdapat sembilan kombinasi yang muncul antara kinerja program dan realisasi anggaran tersebut. Kombinasi tersebut dapat menunjukkan 20

35 seberapa matang proses perencanaan dilakukan dari sisi seberapa realistis anggaran yang ditetapkan dan seberapa optimis target ditentukan (Tabel 3.6). Selain itu, dilakukan pula penghitungan pertumbuhan kinerja program dan realisasi anggaran pada tahun 2011 dan Rasio antara pertumbuhan kinerja program terhadap realisasi anggaran tersebut menunjukkan seberapa besar peningkatan kinerja program jika terdapat peningkatan 1 persen realisasi anggaran. Tabel 3.6 Kombinasi Penentuan Efektivitas dan Efisiensi Program Efisien (Realisasi Anggaran (%)) Kombinasi 1 Kombinasi 2 Kombinasi Tidak efektif 2. Tidak efisien 3. Kemungkinan terdapat kekurangan/kelebihan anggaran Kombinasi 4 1. Tidak efektif 2. Tidak efisien dalam perencanaan dan pelaksanaan, yaitu anggaran yang ditentukan kurang realistis. 3. Terdapat kekurangan anggaran Kombinasi 5 1. Tidak efektif 2. Tidak efisien dalam perencanaan dan pelaksanaan, yaitu anggaran yang ditentukan kurang realistis. 3. Terdapat kekurangan anggaran Kombinasi 6 Efektif (Capaian Indikator (%)) Cenderung efektif 2. Tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran yang ditentukan kurang realistis. 3. Terdapat kelebihan anggaran Kombinasi 7 Cenderung efektif dan efisien (Akan lebih dapat diterima jika menerima opini WTP dari BPK.) Kombinasi 8 1. Cenderung efektif 2. Tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran tidak realistis. 3. Kemungkinan terdapat kekurangan anggaran Kombinasi Cenderung tidak efektif dalam menentukan target (pesimis) 2. Sangat tidak efisien dalam perencanaan, penentuan anggaran tidak realistis. 1. Cenderung efektif 2. Cenderung efisien 3. Kemungkinan ada kelebihan anggaran 1. Cenderung tidak efektif 2. Tidak efisien dalam perencanaan 3. Kemungkinan terdapat kekurangan/kelebihan anggaran 21

36 22

37 BAB IV REVIU UMUM ATAS PELAKSANAAN RP2N 4.1 Pengantar Pelaksanaan RP2N seyogianya melibatkan 40 direktorat sektor di Bappenas, 32 diantaranya merupakan direktorat sektor yang mempunyai mitra K/L dan 8 lainnya merupakan direktorat yang tidak mempunyai mitra K/L dalam melaksanakan pembangunan nasional. Pelibatan 40 direktorat sektor ini selain dalam rangka melakukan self evaluation atas program yang telah dirancang dan dilaksanakan sepanjang periode RPJMN , juga untuk memberikan pembelajaran mengenai proses perancangan kebijakan atau program yang baik. Oleh karena itu direktorat sektor yang tidak menangani program pun tetap dilibatkan dalam pelaksanaan RP2N, yaitu dalam pengisian kuisioner/isian RP2N, namun tidak dimasukkan dalam proses pengolahan dan analisis mengingat terbatasnya data yang dimiliki. Sampai dengan tanggal 17 Mei 2013 sebanyak 15 direktorat telah menyampaikan hasil isian RP2N, dengan 1 direktorat tidak diolah lebih lanjut karena keterbatasan data. Dari hasil isian 14 direktorat, seluruhnya telah melalui tahapan konfirmasi dan pendampingan oleh Direktorat EKPS. Berdasarkan proses pendampingan tersebut, 5 direktorat telah menyampaikan hasil isian final sedangkan 9 direktorat lainnya masih memerlukan perbaikan. Namun terkait dengan terbatasnya waktu pengolahan dan analisis, maka isian per tanggal 29 Mei 2013 seluruhnya dianggap final. Dengan demikian, pada tahap pengolahan dan analisis, jumlah program yang dianalisis sebanyak 14 program. Tabel 4.1 Status Penyampaian Hasil Isian Reviu Program Pembangunan Nasional Status Penyampaian Jumlah Pengolahan/ Persentase Direktorat Analisis Direktorat menangani program ,00 Sudah menyampaikan 14 41,18 YA Belum menyampaikan 16 47,06 TIDAK Tidak bersedia mengisi 2 5,88 TIDAK Direktorat tidak menangani program 8 100,00 Sudah menyampaikan 1 12,50 TIDAK Belum menyampaikan 7 87,50 TIDAK Sumber: Hasil RP2N, 2013 Pemilihan program dilakukan oleh masing-masing direktorat sektor. Dalam melakukan pemilihan, telah ditentukan suatu kriteria pemilihan, yaitu: (1) Program berperan penting dalam PN tertentu, (2) Program berskala besar, (3) Program lintas bidang/sektor, dan (4) Program dengan alokasi anggaran definitif yang besar. Tabel 4.2 menunjukan alasan pemilihan ke-14 program yang sudah dipilih dalam RP2N, sebagian besar program dipilih karena Program berperan penting dalam PN artinya program memiliki pengaruh besar dalam pencapaian Prioritas Nasional. 23

38 Tabel 4.2 Alasan Pemilihan Program Pembangunan Nasional PN Program Terpilih Alasan Pemilihan Program PN 4 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program memiliki cakupan yang luas. Salah satu bagian pada program ini yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan bagian dari kegiatan prioritas nasional klaster I (bantuan sosial berbasis keluarga) dalam kebijakan lintas bidang penanggulangan kemiskinan. PN 14 PN 11 PN 8 PN 4 PN 12 PN 9 PN 4 PN 4 PN 3 PN 10 PN 12 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Program Pengembangan Perpustakaan Program Pengelolaan & Penyediaan Minyak & Gas Bumi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Program Pengelolaan Pertanahan Nasional PN 7 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri PN 9 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Amanat UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN : gender merupakan salah satu prinsip utama yang harus diarusutamakan di seluruh program/kegiatan pembangunan. Pengarusutamaan gender adalah strategi pembangunan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam berbagai aspek pembangunan. Perpres RI No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN : penguatan terhadap strategi PUG dianggap penting mengingat kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan masih belum optimal. Program sangat berperan dalam Prioritas Nasional 11,terutama utk SI Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia Program berperan penting dalam Prioritas Nasional 8: Energi Program tersebut adalah program yang berperan penting dalam Prioritas Nasional 4, berskala besar, serta memiliki alokasi anggaran yang besar Mendukung kemandirian alutsista TNI dan alsus Polri dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta mempertahankan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI Program ini berperan dalam mendukung Prioritas Nasional 9 untuk Substansi Inti Sistem Peringatan Dini Merupakan salah satu program yang kegiatannya masuk dalam kegiatan Prioritas Nasional RPJMN Program tersebut adalah program teknis Kementerian Koperasi dan UKM yang berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional. Program merupakan Priortias Nasional 3 dan memiliki pengaruh besar dalam pencapaian sasaran Nasional karena untuk mendukung penurunan angka kematian ibu dan penurunan angka kematian balita. Sesuai dengan buku I RPJMN Prioritas Nasional 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik Merupakan program yang berisi kegiatan-kegiatan teknis pada seluruh jajaran Eselon II pada unit Kedeputian dan seluruh Kantor Wilayah BPN RI yang dilaksanakan dalam rangka pengelolaan pertanahan sebagai sumber daya yang penting dan strategis dan memberikan pelayanan secara lsg maupun tidak langsung kepada masy (eksternal) dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah yang dimiliki oleh masyarakat. Program dengan alokasi anggaran definitif yang besar. Program berperan penting dalam Prioritas Nasional, berskala besar, dan berdampak besar pada sektor kehutanan secara keseluruhan Berikutnya, pada bab ini disampaikan mengenai dua kelompok reviu hasil pelaksanaan RP2N yaitu: (1) Reviu terhadap penilaian program pembangunan nasional, yang meliputi penilaian atas rancangan, pelaksanaan dan kinerja program pembangunan nasional; dan (2) Reviu terhadap data kinerja program pembangunan nasional. 24

39 4.2 Reviu terhadap Penilaian Program Pembangunan Nasional Reviu terhadap penilaian program pembangunan nasional terdiri atas 5 bagian reviu, yaitu: (1) Penilaian rancangan program pembangunan nasional; (2) Penilaian pelaksanaan program pembangunan nasional; (3) Penilaian kinerja program pembangunan nasional; (4) Penentuan rating nilai keseluruhan program pembangunan nasional; dan (5) Penentuan asosiasi antar bagian reviu Penilaian Rancangan Program Pembangunan Nasional Penilaian rancangan program dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu: (1) Kelengkapan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (2) Ketepatan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (3) Keterkaitan program dengan Prioritas Nasional (Kontribusi); dan (4) Keberlanjutan program. Hasil penilaian keempat aspek rancangan tersebut, kemudian membentuk nilai rancangan program secara keseluruhan. Kriteria kelengkapan atribut meliputi kelengkapan komponen program yang terdiri dari: (1) Need (kebutuhan/situasi): masalah, kepentingan, atau kebutuhan yang akan ditangani, (2) Input, (3) Kegiatan/proses, (4) Output, (5) Manfaat (outcomes), dan (6) Dampak (impact) beserta (7) Indikator (indikator output, outcomes, dan impact). Kriteria ketepatan atribut adalah ketepatan penentuan komponen program secara tingkatan output, outcomes dan impact baik sasaran maupun indikator kinerja program. Ketepatan sasaran pada tiap tingkatan dinilai berdasarkan ketepatan kalimat/pernyataan, tingkatan, dan keterkaitan dengan tingkatan yang lebih tinggi. Ketepatan penentuan target untuk masing-masing indikator dinilai berdasarkan seberapa optimis target itu dibentuk dan apakah target ditentukan berdasarkan suatu baseline atau tidak. Kriteria keterkaitan dengan Prioritas Nasional adalah keterkaitan program dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional. Kriteria keberlanjutan program adalah kelangsungan program dalam kerangka jangka panjang, dalam artian kemampuan program memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan). A. Rancangan Program Secara umum, kualitas rancangan program pembangunan sudah cukup baik. Dari 14 program, 3 program (21,43 persen) memiliki kualitas rancangan yang sangat baik, 7 program (50,00 persen) memiliki kualitas cukup baik, 3 program (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik, dan sisanya 1 program memiliki kualitas kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan (Gambar 4.1). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, pendukung PN 14 memiliki nilai rancangan program tertinggi dibandingkan dengan program lainnya dan terendah adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4. Dengan demikian, kualitas rancangan program masih memiliki potensi area perbaikan yang besar. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas rancangan program terdapat pada Tabel

40 Gambar 4.1 Persentase Program Menurut Kualitas Rancangan Program Sumber: Hasil RP2N, 2013 Tabel 4.3 Daftar Program Menurut Kualitas Rancangan Program No Nama Program PN Kualitas Rancangan Program 1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 86,76% Sangat 2 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 85,29% Sangat Menengah 3 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan 9 85,29% Sangat Kawasan Hutan 4 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 82,35% Cukup 5 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 82,35% Cukup 6 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 80,88% Cukup 8, 10 7 Program Pengembangan Perpustakaan 11 77,94% Cukup 8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, 9 76,47% Cukup Klimatologi dan Geofisika 9 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 72,06% Cukup 10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 70,59% Cukup 11 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 66,18% Agak 12 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 58,82% Agak 13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 50,00% Agak 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 19,12% Kurang Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Kelengkapan Program Berdasarkan kriteria kelengkapan rancangan program, secara umum telah menunjukkan kualitas kelengkapan rancangan yang cukup baik. Empat program memiliki kualitas sangat baik (28,57 persen), 5 program (35,71 persen) memiliki kualitas cukup baik. Sementara 3 program lainnya (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik dan 2 program (14,29 persen) memiliki kualitas yang kurang baik (Gambar 4.2). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, pendukung PN 14 memiliki nilai kelengkapan rancangan tertinggi sedangkan yang terendah adalah program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4. 26

41 Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas kelengkapan rancangan terdapat pada Tabel 4.4. Gambar 4.2 Persentase Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Tabel 4.4 Daftar Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan No Nama Program PN Kualitas Kelengkapan Rancangan 1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 96,67% Sangat 2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 90,00% Sangat 3 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 86,67% Sangat Menengah 4 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan 9 86,67% Sangat Kawasan Hutan 5 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 80,00% Cukup 6 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 76,67% Cukup 8, 10 7 Program Pengembangan Perpustakaan 11 76,67% Cukup 8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, 9 73,33% Cukup Klimatologi dan Geofisika 9 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 70,00% Cukup 10 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak 11 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 66,67% Agak 12 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 56,67% Agak 13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 46,67% Kurang 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 13,33% Kurang Sumber: Hasil RP2N, 2013 Meskipun secara umum sudah cukup baik, namun dari 14 program yang direviu tidak ada program yang memiliki komponen program yang sepenuhnya lengkap. Pada umumnya, sasaran pada tingkat dampak dan outcomes masih belum jelas dan indikator untuk mengukur dampak tidak ada/tersedia. Salah satu faktor penyebab ketidaktersediaan komponen tersebut adalah tidak tersedianya data kinerja oleh karena tidak ada instansi/lembaga yang bertanggungjawab untuk 27

42 mengumpulkan data kinerja karena ketidaktersediaan dana. Hal ini mengindikasikan indikator tidak mengikuti kriteria SMART. Penyebab lainnya adalah dampak suatu program merupakan kontribusi dari pelaksanaan program di bidang/sektor lain sehingga diperlukan kesepakatan bersama untuk menentukan dampak program. Oleh karena itu, diperlukan suatu unit atau pihak ketiga yang mampu mengkoordinasikan penentuan dampak lintas sektor tersebut. Di sisi lain, evaluasi terhadap dampak suatu program sampai saat ini belum memiliki metode yang telah terbangun, sehingga perlu dilakukan ke depan. C. Ketepatan Program Dilihat dari kriteria ketepatan program, secara umum telah menunjukkan kualitas ketepatan rancangan yang cukup baik pula. Empat program memiliki kualitas sangat baik (28,57 persen), 5 program (35,71 persen) memiliki kualitas cukup baik. Sementara 3 program lainnya (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik dan 2 program (14,29 persen) memiliki kualitas yang kurang baik (Gambar 4.3). Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, pendukung PN 12 memiliki nilai ketepatan rancangan tertinggi dan yang terendah adalah program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas ketepatan rancangan terdapat pada Tabel 4.5. Gambar 4.3 Persentase Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sama halnya dengan kriteria kelengkapan, dari 14 program yang direviu tidak ada program yang memiliki ketepatan untuk seluruh komponen program. Beberapa kelemahan yang ditemukan, adalah pertama, terkait permasalahan, permasalahan sudah dinyatakan dengan jelas, namun penjelasan terkait urgensi kebutuhan mengapa permasalahan tersebut menjadi prioritas untuk diatasi belum terlalu jelas. Kedua, masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome), artinya belum semua permasalahan yang diangkat kemudian dijawab sebagai suatu pernyataan sasaran yang hendak dicapai. Masih 28

43 ditemui sejumlah permasalahan yang dinilai cukup penting tetapi tidak teridentifikasi secara jelas pada sasaran. Sebaliknya juga terdapat sejumlah sasaran yang tiba-tiba muncul dan kurang berkaitan dengan permasalahan yang dipetakan. Ketiga, masih lemahnya dasar penentuan outcomes yang mendukung pencapaian dampak dan penentuan output yang mendukung pencapaian outcomes sehingga besarnya kontribusi output terhadap outcomes atau kontribusi outcomes terhadap impact tidak dapat ditentukan secara pasti. Selain itu, seringkali alur outcomes dan dampak tidak jelas artinya tidak ada kejelasan outcomes yang menjadi pendukung pencapaian dampak. Hal ini karena tidak ada peta yang jelas dari permasalahan sampai dengan input sehingga hubungan sebab akibat dari permasalahan sampai input tidak jelas. Keempat, masih kurang tepatnya indikator untuk mengukur sasaran yang ditentukan (output, outcomes, dan impact), artinya indikator yang ditentukan kurang mampu menggambarkan keberhasilan pencapaian sasaran. Hal ini bisa terjadi karena indikator yang tepat untuk menggambarkan pencapaian sasaran, sulit diperoleh datanya karena tidak ada dana untuk mengumpulkan data kinerja indikator atau sebab lainnya. Penyusunan program dengan mengikuti suatu standar, logic model dan logframe, merupakan salah satu penyelesaian dari berbagai permasalahan kekurangtepatan dalam penyusunan program. Tabel 4.5 Daftar Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan No Nama Program PN Kualitas Ketepatan Rancangan 1 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 90,00% Sangat 2 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 86,67% Sangat Menengah 3 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan 9 86,67% Sangat Pemantapan Kawasan Hutan 4 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 86,67% Sangat 8, 10 5 Program Pengembangan Perpustakaan 11 80,00% Cukup 6 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 76,67% Cukup 7 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 76,67% Cukup 8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, 9 76,67% Cukup Klimatologi dan Geofisika 9 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 76,67% Cukup 10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 66,67% Agak 11 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 66,67% Agak 12 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 46,67% Kurang 13 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 40,00% Kurang 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 23,33% Kurang Sumber: Hasil RP2N, 2013 D. Keterkaitan dengan Prioritas Nasional Dilihat dari kriteria keterkaitan dengan PN, dalam hal mendukung capaian PN, secara umum menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari 14 program, 8 program sangat mendukung capaian PN (57,14 persen), sementara 5 program (35,71 persen) agak mendukung capaian PN dan 1 program sisanya masih kurang mendukung capaian PN (Gambar 4.4). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 29

44 Menengah; Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan; Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; dan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal sangat mendukung capaian PN sementara Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa masih kurang mendukung capaian PN. Secara lebih mendetail, daftar program berdasarkan kualitas ketepatan komponen program terdapat pada Tabel 4.5. Gambar 4.4 Persentase Program Menurut Keterkaitan dengan PN Sumber: Hasil RP2N, 2013 Tabel 4.6 Daftar Program Menurut Keterkaitan dengan PN No Nama Program PN Keterkaitan dengan PN 1 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 100,00% Sangat Menengah 2 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan 9 100,00% Sangat Pemantapan Kawasan Hutan 3 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan ,00% Sangat 4 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 100,00% Sangat 5 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, 9 100,00% Sangat Klimatologi dan Geofisika 6 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 100,00% Sangat 7 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 100,00% Sangat 8 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal ,00% Sangat 9 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 66,67% Agak 10 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 66,67% Agak 8, Program Pengembangan Perpustakaan 11 66,67% Agak 12 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak 13 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4 66,67% Agak 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 33,33% Kurang Sumber: Hasil RP2N,

45 Kurangnya keterkaitan program dalam mendukung capaian PN menunjukkan adanya permasalahan dalam perencanaan. Belum digunakannya kerangka pikir logic model sebagai alat yang membantu atau menuntun cara berpikir yang logis ketika menyusun suatu perencanaan pembangunan dapat berimplikasi juga pada lemahnya penyusunan tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang dilaksanakan. Selain itu, ketiadaan kerangka pembangunan nasional yang jelas berkontribusi pula terhadap timbulnya permasalahan kurangnya keterkaitan. E. Keberlanjutan Dilihat dari kriteria keberlanjutan program yaitu dalam pengertian kelangsungan program jangka panjang yang menyangkut kemampuan program memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan), secara umum menunjukkan hasil yang perlu ditingkatkan. Dari 14 program, 5 program (35,71 persen) diprediksi mampu memberikan manfaat secara terus-menerus, termasuk setelah program selesai dilaksanakan sementara 8 program (57,14 persen) dinilai agak mampu memberikan manfaat secara terusmenerus, dan 1 program sisanya kurang mampu memberikan manfaat secara terus-menerus (Gambar 4.5). Program yang diperkirakan mampu memberikan manfaat secara terus-menerus, antara lain: (1) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; (2) Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan; (3) Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; (4) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, dan (5) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal sementara program yang diperkirakan kurang mampu memberikan manfaat secara terus-menerus adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kriteria keberlanjutan terdapat pada Tabel 4.7 Gambar 4.5 Persentase Program Menurut Kriteria Keberlanjutan Sumber: Hasil RP2N,

46 Tabel 4.7 Daftar Program Menurut Kriteria Keberlanjutan No Nama Program PN Keberlanjutan Program 1 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan 9 100,00% Sangat Kawasan Hutan 2 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan ,00% Sangat 3 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi 9 100,00% Sangat dan Geofisika 4 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 100,00% Sangat 5 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal ,00% Sangat 6 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 66,67% Agak Menengah 7 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 66,67% Agak 8 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 66,67% Agak 9 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 66,67% Agak 10 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 66,67% Agak 7, 8, Program Pengembangan Perpustakaan 11 66,67% Agak 12 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak 13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 66,67% Agak 14 Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 33,33% Kurang Sumber: Hasil RP2N, 2013 F. Cara Perancangan Program Berkaitan dengan cara perancangan program, dari 14 program, 7 program (50,00 persen) diantaranya sudah menggunakan instrumen perencanaan logic model/log frame. Sementara 5 program (35,71 persen) masih menggunakan kerangka pikir biasa dan 2 program sisanya tidak menggunakan suatu instrumen perencanaan (Gambar 4.6). Program yang menggunakan logic model/log frame antara lain: (1) Program Pengembangan Perpustakaan; (2) Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi; (3) Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja; (4) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; (5) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal; (6) Program Pengelolaan Pertanahan Nasional; dan (7) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Program yang masih menggunakan kerangka pikir biasa untuk merancang program adalah: (1) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; (2) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; (3) Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan; (4) Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; dan (5) Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sementara program yang belum menggunakan instrumen perencanaan adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan. Kondisi masih cukup banyaknya program yang belum menggunakan kerangka berpikir logic model tersebut dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan dalam perancangan program yang terkait aspek kelengkapan dan ketepatan komponen program, keterkaitan dengan prioritas nasional dan keberlanjutan program. Hal tersebut berimplikasi pada lemahnya penyusunan tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang dilaksanakan. 32

47 Seharusnya, apabila penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan menggunakan kerangka berpikir logis yang tepat, hal yang demikian tidak akan terjadi atau paling tidak dapat diminimalkan. Selain itu, perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah SMART juga harus menjadi penekanan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan, sehingga kualitas dokumen lebih terjaga. Gambar 4.6 Persentase Program Menurut Cara Perancangan Sumber: Hasil RP2N, Penilaian Pelaksanaan Program Pembangunan Nasional Penilaian atas pelaksanaan program dilihat dari pengelolaan/manajemen program dan permasalahan yang dihadapi sepanjang tahun 2011 sampai tahun 2012, beserta solusi dan tindak lanjut yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Pengelolaan/manajemen program berkaitan dengan pengumpulan data kinerja, dan penentuan peran data kinerja yang dikumpulkan terhadap proses pengambilan keputusan seperti dalam penyesuaian prioritas program atau pengalokasian sumber daya, dan identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output. Selain itu manajemen program juga tidak terlepas dari sistem evaluasi dalam pelaksanaan program, yakni terkait pengumpulan data, identifikasi masalah, dan identifikasi upaya dan tindak lanjut. Permasalahan pelaksanaan program berkaitan dengan segala permasalahan yang menghambat pelaksanaan program, baik dari segi aspek teknis maupun non teknis (manajemen dan administrasi), berikut solusi dan tindak lanjut langkah yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Jenis permasalahan dapat berupa permasalahan lahan, sosial, infrastruktur, anggaran, SDM dan organisasi, regulasi, dan jenis-jenis permasalahan lainnya yang mungkin muncul. Solusi merupakan cara/upaya pemecahan atau penyelesaian masalah yang telah dilakukan. Adapun tindak lanjut merupakan langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah. 33

48 A. Pelaksanaan/Pengelolaan Program Secara umum, sebagian besar program memerlukan peningkatan dalam hal pelaksanaan/ pengelolaan program. Dari 14 program, terdapat 6 program (42,86 persen) yang memiliki pelaksanaan/pengelolaan program yang sudah sangat/cukup baik, sementara 8 program lainnya memiliki pelaksanaan/pengelolaan program yang agak/kurang baik (Gambar 4.7). Program dengan pelaksanaan/pengelolaan yang paling baik adalah Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri sementara program dengan pelaksanaan/pengelolaan yang paling perlu ditingkatkan adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas pelaksanaan/pengelolaan terdapat pada Tabel 4.8. Gambar 4.7 Persentase Program Menurut Kualitas Pelaksanaan/Pengelolaan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Tabel 4.8 Daftar Program Menurut Kualitas Pelaksanaan/Pengelolaan No Nama Program PN Kualitas Pelaksanaan Program 1 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 100,00% Sangat 2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 88,89% Sangat 3 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 83,33% Cukup 4 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4 83,33% Cukup 5 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 77,78% Cukup 8, 10 6 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan 4 72,22% Cukup Menengah 7 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, 9 66,67% Agak Klimatologi dan Geofisika 8 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak 9 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 50,00% Agak 10 Program Pengembangan Perpustakaan 11 50,00% Agak 11 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 44,44% Kurang 12 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan 9 38,89% Kurang Pemantapan Kawasan Hutan 13 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 38,89% Kurang 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 33,33% Kurang Sumber: Hasil RP2N,

49 Hal yang paling perlu ditingkatkan dalam hal pengelolaan/manajemen program adalah ketersediaan sistem evaluasi dalam pelaksanaan program, yakni terkait pengumpulan data, identifikasi masalah, dan identifikasi upaya dan tindak lanjut. Dari 14 program, 7 program (50 persen) masih belum memiliki sistem evaluasi pelaksanaan program. Dalam hal proses pengumpulan data kinerja secara teratur, sebagian besar program (>60 persen) telah mengumpulkan data kinerja secara teratur baik data output, outcomes, maupun impact. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian menjadi bahan pertimbangan proses pengambilan keputusan seperti dalam penyesuaian prioritas program atau pengalokasian sumber daya. Namun program lainnya masih belum secara teratur mengumpulkan data kinerja dan menjadikan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini mengindikasikan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya pelaksanaan pengumpulan data kinerja secara teratur. Data kinerja merupakan bahan utama untuk melaksanakan monitoring yang dilakukan guna mengidentifikasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan program. Dengan demikian, tindakan untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul tersebut dapat ditentukan. Hal tersebut merupakan upaya yang perlu dilakukan guna menjamin tercapainya tujuan program. Terkait identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output, sebagian besar program (71,43 persen) telah melakukan identifikasi tersebut. Sementara sisanya (28,57 persen) belum melakukan identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output. Identifikasi penanggungjawab merupakan hal yang penting dilakukan terutama berkaitan dengan capaian impact, outcomes, dan output. Jika tidak dilakukan, maka akan menimbulkan kerancuan dalam menentukan pihak yang bertanggungjawab. B. Permasalahan, Solusi, dan Tindak Lanjut Dalam pelaksanaan program pembangunan nasional tahun 2012, terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi (Gambar 4.8). Permasalahan yang paling banyak terjadi adalah permasalahan anggaran dan SDM dan organisasi (64,29 persen), regulasi (50 persen), dan infrastruktur (42,86 persen). Gambar 4.8 Permasalahan Pelaksanaan Program Pembangunan Nasional Sumber: Hasil RP2N,

50 Selain itu juga terdapat permasalahan lainnya, diluar enam kategori permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut antara lain mencakup permasalahan: (1) Cakupan wilayah yang harus difasilitasi program; (2) Efisiensi; (3) Ketersediaan fasilitas; dan (4) Lemahnya monitoring dan evaluasi kegiatan Penilaian Kinerja Program Pembangunan Nasional Kinerja program diukur dari pencapaian impact, outcome, dan ouput program dengan melihat pada dua aspek, yaitu: (1) Perbandingan antara realisasi dengan target; dan (2) Perkembangan pencapaian. Secara umum, kinerja 14 program pembangunan memerlukan upaya keras untuk ditingkatkan. Sebagian besar program (92,86 persen) memiliki kinerja yang masih agak/kurang baik (Gambar 4.9). Program yang memiliki kinerja paling baik adalah Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan sementara program yang paling memerlukan upaya keras untuk meningkatkan kinerja adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Secara lebih mendetail, daftar program menurut penilaian kinerja terdapat pada Tabel 4.9. Dari 14 program, hampir seluruh program tidak dapat menyampaikan data kinerja program secara lengkap, baik pada tingkatan impact, outcomes, dan output. Adapun data kinerja yang tercakup dalam RP2N meliputi; (1) Data kinerja indikator program dan kegiatan, yaitu target dan realisasi pada tahun 2011 dan 2012; (2) Capaian program dan kegiatan menurut laporan PP No.39/2006, yaitu target dan realisasi anggaran dan fisik program dan kegiatan pada tahun 2011 dan Gambar 4.9 Persentase Program Menurut Penilaian Kinerja Sumber: Hasil RP2N,

51 Tabel 4.9 Daftar Program Menurut Penilaian Kinerja No Nama Program PN Kinerja Program 1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 88,89% Sangat 2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 66,67% Agak 3 Program Pemberdayaan Koperasi & Usaha Mikro, Kecil & Menengah 4 66,67% Agak 4 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan 9 61,11% Agak Kawasan Hutan 5 Program Pengembangan Perpustakaan 11 55,56% Agak 6 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi 9 50,00% Agak dan Geofisika 7 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 50,00% Agak 8 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4 44,44% Kurang 9 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 44,44% Kurang 10 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 38,89% Kurang 11 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 7, 33,33% Kurang 8, Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 33,33% Kurang 13 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 0,00% Kurang 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 0,00% Kurang Sumber: Hasil RP2N, Penentuan Nilai Keseluruhan Program Pembangunan Nasional Nilai keseluruhan program diperoleh berdasarkan nilai rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, dan kinerja program. Sebagian besar program memiliki nilai keseluruhan yang masih agak/kurang baik, yaitu 57,14 persen. Sementara sisanya sudah menunjukkan nilai keseluruhan yang cukup/sangat baik (Gambar 4.10). Gambar 4.10 Persentase Program Menurut Nilai Keseluruhan Sumber: Hasil RP2N,

52 Diantara ketiga aspek, yaitu kualitas rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, dan kinerja program, kinerja program merupakan aspek yang paling lemah sehingga menyebabkan nilai keseluruhan program menjadi kurang baik. Program yang memiliki nilai keseluruhan paling baik adalah Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, sementara yang paling memerlukan upaya keras untuk meningkatkan nilai keseluruhan program adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Secara lebih mendetail, daftar program menurut nilai keseluruhan terdapat pada Tabel Tabel 4.10 Daftar Program Menurut Nilai Keseluruhan No Nama Program PN Nilai Keseluruhan Program 1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 86,54% Sangat 2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 80,77% Cukup 3 Program Pemberdayaan Koperasi & Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 4 79,81% Cukup 4 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan 9 73,08% Cukup Kawasan Hutan 5 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4, 5, 6, 72,12% Cukup 7, 8, 10 6 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan 9 70,19% Cukup Geofisika 7 Program Pengembangan Perpustakaan 11 69,23% Agak 8 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 68,27% Agak 9 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 65,38% Agak 10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 61,54% Agak 11 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 60,58% Agak 12 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4 54,81% Agak 13 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 53,85% Agak 14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 18,27% Kurang Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sebagai perbandingan keseluruhan, berikut daftar program berdasarkan nilai keseluruhan, rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, dan kinerja seperti disajikan pada Tabel Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan menempati peringkat teratas dengan nilai tertinggi untuk aspek program keseluruhan (86,54), sementara Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa menempati peringkat terbawah dengan nilai 18,27. 38

53 Tabel 4.11 Daftar Program Berdasarkan Nilai Keseluruhan, Rancangan, Pelaksanaan/Pengelolaan, dan Kinerja Kinerja Program 66,67 Agak 88,89 Sangat 55,56 Agak 38,89 Kurang 0,00 Kurang 33,33 Kurang 50,00 Agak 44,44 Kurang 66,67 Agak Nilai Keseluruhan Program 80,77 Cukup 86,54 Sangat 69,23 Agak 65,38 Agak 18,27 Kurang 68,27 Agak 70,19 Cukup 54,81 Agak 79,81 Cukup No Nama Program 1 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 2 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 3 Program Pengembangan Perpustakaan 4 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 5 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 6 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 7 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 8 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 9 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kualitas Rancangan 82,35 Cukup 86,76 Sangat 77,94 Cukup 72,06 Cukup 19,12 Kurang 82,35 Cukup 76,47 Cukup 50,00 Agak 85,29 Sangat Rancangan Program Pelaksanaan/ Kelengkapan Ketepatan Keterkaitan Keberlanjutan Pengelolaan Cara Program Perancangan 90,00 Sangat 76,67 Cukup 100,00 Sangat 66,67 Agak 50,00 Agak 88,89 Sangat 96,67 Sangat 76,67 Cukup 100,00 Sangat 100,00 Sangat 50,00 Agak 83,33 Cukup 76,67 Cukup 66,67 Agak 13,33 Kurang 80,00 Cukup 73,33 Cukup 46,67 Kurang 86,67 Sangat 80,00 Cukup 76,67 Cukup 23,33 Kurang 90,00 Sangat 76,67 Cukup 46,67 Kurang 86,67 Sangat 66,67 Agak 66,67 Agak 33,33 Kurang 66,67 Agak 100,00 Sangat 66,67 Agak 100,00 Sangat 66,67 Agak 66,67 Agak 33,33 Kurang 66,67 Agak 100,00 Sangat 66,67 Agak 66,67 Agak 100,00 Sangat 100,00 Sangat 50,00 Agak 50,00 Agak 100,00 Sangat 50,00 Agak 50,00 Agak 66,67 Agak 33,33 Kurang 50,00 Agak 66,67 Agak 83,33 Cukup 72,22 Cukup 39

54 Kinerja Program 44,44 Kurang 50,00 Agak 33,33 Kurang 0,00 Kurang 61,11 Agak Nilai Keseluruhan Program 61,54 Agak 53,85 Agak 72,12 Cukup 60,58 Agak 73,08 Cukup No Nama Program 10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 11 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 12 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 13 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 14 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Kualitas Rancangan 70,59 Cukup 58,82 Agak 80,88 Cukup 66,18 Agak 85,29 Sangat Rancangan Program Pelaksanaan/ Kelengkapan Ketepatan Keterkaitan Keberlanjutan Pengelolaan Cara Program Perancangan 70,00 Cukup 66,67 Agak 100,00 Sangat 66,67 Agak 100,00 Sangat 44,44 Kurang 66,67 Agak 76,67 Cukup 56,67 Agak 86,67 Sangat 40,00 Kurang 86,67 Sangat 66,67 Agak 86,67 Sangat 100,00 Sangat 66,67 Agak 100,00 Sangat 100,00 Sangat 100,00 Sangat 66,67 Agak 100,00 Sangat 100,00 Sangat 100,00 Sangat 100,00 Sangat 100,00 Sangat 38,89 Kurang 77,78 Cukup 100,00 Sangat 38,89 Kurang 40

55 4.2.5 Penentuan Asosiasi dalam Aspek/Kriteria Program Pembangunan Nasional A. Asosiasi Antara Rancangan, Pelaksanaan/Pengelolaan, dan Kinerja Program Hasil asosiasi antara rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, dan kinerja program menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas rancangan dan kinerja. Besarnya hubungan antara kualitas rancangan dan kinerja program yaitu 66,3 persen menunjukkan terdapat hubungan yang kuat diantara keduanya dan positif, yaitu semakin baik kualitas rancangan maka diharapkan kinerja program semakin baik (Tabel 4.12). Sementara itu, hubungan antara kualitas rancangan dan pelaksanaan/pengelolaan tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena dalam pelaksanaan/pengelolaan, terdapat faktorfaktor eksternal selain rancangan yang berpengaruh kuat terhadap pelaksanaan/pengelolaan program, seperti pengaruh faktor kelembagaan, administrasi keuangan negara, dan lainnya. Tabel 4.12 Asosiasi Antara Kualitas Rancangan, Pelaksanaan dan Kinerja Program Rancangan Pelaksanaan/ Kinerja Pengelolaan Rancangan 1,000 0,223 0,663** Pelaksanaan/Pengelolaan 1,000 0,138 Kinerja 1,000 * Korelasi signifikan pada level 0,05 (2-sisi) ** Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-sisi) Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Asosiasi Antar Kriteria Rancangan Program Hasil asosiasi antar kriteria kualitas rancangan program, yaitu kelengkapan, ketepatan, keterkaitan, dan keberlanjutan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan dengan ketepatan, dan keterkaitan PN dengan keberlanjutan (Tabel 4.13). Tabel 4.13 Asosiasi Antar Kriteria Kualitas Rancangan Program Kelengkapan Ketepatan Keterkaitan Keberlanjutan Kelengkapan 1,000 0,721** 0,441 0,228 Ketepatan 0,721** 1,000 0,017 0,017 Keterkaitan 0,441 0,017 1,000 0,722** Keberlanjutan 0,228 0,017 0,722** 1,000 * Korelasi signifikan pada level 0,05 (2-sisi) ** Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-sisi) Sumber: Hasil RP2N, 2013 Besarnya hubungan antara kelengkapan dan ketepatan yaitu 72,1 persen menunjukkan terdapat hubungan yang kuat diantara keduanya dan positif, yaitu semakin lengkap komponen rancangan program maka diharapkan semakin tepat penentuan komponen program. Dengan kata lain, semakin lengkap komponen program yang terdiri dari: (1) Need (kebutuhan/situasi): masalah, kepentingan, atau kebutuhan yang akan ditangani, (2) Input, (3) Kegiatan/proses, (4) Output, (5) Manfaat (outcomes), dan (6) Dampak (impact) beserta (7) Indikator (indikator output, outcomes, 41

56 dan impact) maka semakin tepat penentuan komponen program secara tingkatan output, outcomes dan impact baik sasaran maupun indikator kinerja program. Adapun besarnya nilai hubungan antara keterkaitan dengan PN dengan keberlanjutan adalah 72,2 persen, yang menunjukkan hubungan diantara keduanya kuat dan positif. Artinya semakin mendukung program dalam pencapaian Prioritas Nasional maka program semakin memiliki kemampuan memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan). C. Asosiasi Antara Cara Perancangan dengan Kualitas Rancangan Hasil asosiasi antara cara perancangan dan kualitas rancangan program menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cara perancangan dengan kualitas rancangan yang dihasilkan. Namun, besar hubungan antara keduanya adalah negatif yang berarti semakin baik instrumen perencanaan yang digunakan maka semakin rendah kualitas rancangan yang dihasilkan (Tabel 4.14). Tabel 4.14 Asosiasi antara Cara Perancangan dan Kualitas Rancangan Program Cara Perancangan Rancangan Cara Perancangan 1,000-0,760** Rancangan -0,760** 1,000 * Korelasi signifikan pada level 0,05 (2-sisi) ** Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-sisi) Sumber: Hasil RP2N, 2013 Berdasarkan Gambar 4.11, hubungan antara cara perancangan dengan kualitas program cukup menarik untuk ditelaah lebih dalam. Dari 14 program yang direviu, 7 program telah menggunakan logic model/log frame, 4 program menggunakan kerangka pikir dan 2 program menggunakan cara lainnya. Jika dikaitkan dengan kualitas rancangan program yang dihasilkan, dari 7 program yang perancangannya telah menggunakan logic model/log frame, terdapat 4 program memiliki kualitas rancangan yang cukup baik, namun sisanya memiliki kualitas yang agak baik. Dari 4 program yang menggunakan kerangka pikir, 2 program memiliki kualitas sangat baik sementara sisanya memiliki kualitas yang cukup baik. Sementara itu, dari 2 program yang belum menggunakan suatu instrumen perencanaan, 1 program memiliki kualitas yang sangat baik, sementara sisanya memiliki kualitas yang kurang baik. Hubungan yang diharapkan antara cara perancangan dengan kualitas rancangan program adalah positif, yaitu semakin baik instrumen perencanaan yang digunakan maka semakin baik kualitas rancangan yang dihasilkan. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh: (1) Belum diterapkannya logic model/log frame secara benar yang antara lain ditunjukkan oleh kualitas rancangan program yang sebagian besar masih cukup baik, agak baik, dan kurang baik; (2) Kompleksitas program seperti program bersifat multisektor, yang menyebabkan sulitnya menyusun rancangan program dengan kualitas yang sangat baik. Namun, hal ini juga mengindikasikan upaya direktorat sektor untuk mulai menerapkan logic model/logframe, dan ini patut diapresiasi. 42

57 Gambar 4.11 Sebaran Kualitas Rancangan Program Menurut Cara Perancangan Program Sumber: Hasil RP2N, 2013 D. Asosiasi Antara Kualitas Rancangan Program dengan Permasalahan Berdasarkan Gambar 4.12, dilihat dari nilai kualitas rancangan dan permasalahan yang muncul menunjukkan bahwa semakin baik kualitas rancangan, maka permasalahan yang muncul semakin kompleks. Kondisi ini perlu penelaahan lebih mendalam terkait apakah kondisi tersebut disebabkan oleh kualitas pengisian atau faktor lainnya. Gambar 4.12 Sebaran Frekuensi Permasalahan Muncul Menurut Kualitas Rancangan Program Sumber: Hasil RP2N,

58 4.3 Reviu terhadap Data Kinerja Program Pembangunan Nasional Hasil isian atas data kinerja program dan kegiatan (Tabel 4.15) menunjukkan bahwa dari 14 program yang menyampaikan hasil isian RP2N, jumlah program dengan capaian program terisi lengkap, baik dari capaian indikator dan capaian pelaksanaan pembangunan tahun 2012 berdasarkan laporan triwulan IV PP No.39/2006 sebanyak 5 program sementara sisanya tidak lengkap atau tidak tersedia. Sementara itu, jumlah program yang memiliki capaian kegiatan terisi lengkap hanya 2 program. Secara keseluruhan, dari 14 program, program yang memiliki capaian program dan capaian kegiatan terisi lengkap hanya 2 program. No Tabel 4.15 Status Kelengkapan Pengisian Capaian Program dan Kegiatan Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP No.39/2006 Tahun 2012 (Data 14 Program pada 28 Mei 2013) Nama Program Capaian Indikator Program Capaian Menurut PP 39/2006 Capaian Indikator Kegiatan Capaian Menurut PP 39/ Program Perlindungan dan Jaminan Sosial TL 2 Program Kesetaraan Gender & Pemberdayaan Peremp. TL TA TA 3 Program Pengembangan Perpustakaan 4 Program Pengelolaan & Penyediaan Minyak & Gas Bumi TL TL TL 5 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa TA TA TL TL 6 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 7 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, TA TA Klimatologi dan Geofisika 8 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja TA TA TA TA 9 Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM TL TL TL TL 10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak TL TL TL TL 11 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal TA TA TA TA 12 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional TL TL TL TL 13 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri TL TL TL TL 14 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan TL TL Pemantapan Kawasan Hutan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Keterangan: : Tersedia lengkap; TL: Tersedia namun tidak lengkap; TA: Tidak tersedia Mempertimbangkan kondisi kurang lengkapnya isian capaian program dan capaian kegiatan tersebut, maka sebagian besar data diambil dari Evaluasi Akhir Tahun RKP 2012 yang diperoleh langsung dari K/L terkait. Namun data EAT RKP 2012 hanya mencakup data capaian program, tidak mencakup data capaian kegiatan, sehingga analisis dilakukan hanya sampai level program saja. Total program yang direviu untuk capaian indikator program pembangunan nasional sebanyak 12 program dengan rincian sebagai berikut: (1) Delapan program yang datanya diambil dari EAT RKP 2012, meliputi: (a) Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, (b) Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, (c) Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, (d) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, (e) Program 44

59 Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, (f) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, (g) Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan, (h) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; dan (2) Empat program yang datanya diambil dari hasil isian RP2N, yaitu: (a) Program Pengembangan Perpustakaan, (b) Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; (c) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dan (d) Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Sementara itu untuk reviu realisasi program pembangunan nasional (berdasarkan laporan triwulan IV PP No.39/2006) dilakukan terhadap 10 program. Rincian program yang direviu sama seperti rincian untuk reviu capaian indikator program pembangunan nasional, dikurangi Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dan Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Dua program lainnya tidak dianalisis karena data tidak tersedia baik di EAT RKP 2012 maupun hasil isian RP2N, yaitu: (1) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, dan (2) Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Capaian Indikator Program Pembangunan Nasional Berdasarkan Tabel 4.16, pencapaian dari 12 program secara umum telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Tabel 4.16 Capaian Indikator 12 Program No Program Perkembangan Capaian Indikator Pencapaian Target Indikator (%) Jumlah 2011 dan 2012 (%) Indikator Tercapai Tidak Tidak Tidak ada Sama Meningkat Menurun Tercapai Terukur data 1 Program Pemberdayaan Masyarakat 11 63,64 18,18 18,18 9,09 63,64 18,18 9,09 dan Pemerintahan Desa 2 Program Pengembangan teknologi 1 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 dan industri pertahanan 3 Program Pengelolaan dan Penyediaan 25 40,00 60,00 0,00 4,00 20,00 44,00 32,00 Minyak dan Gas Bumi 4 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu 3 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 dan Anak 5 Program Penempatan dan Perluasan 4 100,00 0,00 0,00 25,00 50,00 25,00 0,00 Kesempatan Kerja 6 Program Perlindungan &Jaminan Sos 1 0,00 100,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 7 Perencanaan Makro Bidang Kehutanan 6 83,33 16,67 0,00 16,67 83,33 0,00 0,00 dan Pemantapan Kawasan Hutan 8 Program Pengembangan Perdagangan 6 66,67 33,33 0,00 16,67 50,00 33,33 0,00 Dalam Negeri 9 Program Pengembangan 3 100,00 0,00 0,00 33,33 66,67 0,00 0,00 Perpustakaan 10 Program Pengembangan dan 1 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 11 Program Kesetaraan Gender dan 4 75,00 25,00 0,00 0,00 75,00 25,00 0,00 Pemberdayaan Peremopuan 12 Program Pemberdayaan Koperasi dan 8 37,50 12,50 50,00 0,00 50,00 0,00 50,00 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Total 73 Rata-Rata 58,90 32,88 8,22 9,59 49,32 23,29 17,81 Sumber: Hasil RP2N,

60 Dari total 73 indikator, rata-rata sebanyak 58,90 persen indikator berhasil mencapai target yang ditetapkan, sementara 32,88 persen indikator tidak mencapai target yang ditetapkan. Sisanya 8,22 persen indikator tidak dapat diukur pencapaiannya, karena capaian berbentuk kualitatif, tidak dapat diperbandingkan (target dan capaian berbeda ukuran atau satuan), ataupun tidak tersedia datanya. Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, rata-rata sebanyak 49,32 persen indikator meningkat dan 23,29 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya. Selebihnya, rata-rata sebanyak 9,59 persen indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan 2012 dan 17,81 persen indikator tidak tersedia data sehingga tidak dapat ditentukan perkembangannya. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Program Pengembangan Perpustakaan, dan Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memiliki persentase target indikator tercapai 100 persen. sementara yang paling rendah adalah Program Perlindungan dan Jaminan Sosial dan Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan (0 persen). Dilihat dari perkembangan capaian indikator tahun 2011 dan 2012, Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial memiliki persentase 100 persen untuk indikator meningkat. Sementara yang paling rendah adalah Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Realisasi Program Pembangunan Nasional (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Realisasi program pembangunan nasional dianalisis melalui capaian angka realisasi fisik dan realisasi anggaran program pada tahun 2011 dan 2012 berdasarkan laporan triwulan IV PP No.39/2006. Kemudian, ditentukan kondisi program berdasarkan kombinasi realisasi fisik dengan realisasi anggaran. A. Realisasi Fisik Berdasarkan laporan triwulan IV PP No.39/2006 tahun 2012, rata-rata realisasi fisik pelaksanaan pembangunan dari 10 program adalah 93,64 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2011 yang hanya 80,82 persen (Gambar 4.13). Kategori 10 program berdasarkan realisasi fisik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok program dengan realisasi fisik di atas rata-rata dan kelompok program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata. Pada tahun 2011 dan 2012, 6 program (60,00 persen) memiliki realisasi fisik di atas rata-rata dan 4 program (40,00 persen) di bawah rata-rata (Tabel 4.17). Secara lebih rinci, daftar program berdasarkan realisasi fisik tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar

61 Gambar 4.13 Rata-rata Realisasi Fisik 10 Program, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Tabel 4.17 Kategori 10 Program Berdasarkan Realisasi Fisik, Tahun 2011 dan Jumlah % Jumlah % Program dengan realisasi fisik di atas rata-rata 6 60, ,00 Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata 4 40, ,00 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Jumlah , ,00 Gambar 4.14 Daftar 10 Program Berdasarkan Realisasi Fisik, Tahun 2012 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Rata-Rata Program Pengembangan Perpustakaan Rata-Rata Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Program Pengembangan teknologi dan industri pertahanan Sumber: Hasil RP2N,

62 Perkembangan realisasi fisik dari 10 program pada tahun 2012 menunjukkan 7 program mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011, sedangkan 3 program lainnya menunjukkan penurunan (Gambar 4.15). Gambar 4.15 Perkembangan Realisasi Fisik 10 Program, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Realisasi Anggaran Berdasarkan laporan triwulan IV PP No.39/2006 tahun 2012, rata-rata realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan dari 10 program adalah 87,73 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2011 yang hanya 79,50 persen (Gambar 4.16). Gambar 4.16 Rata-rata Realisasi Anggaran 10 Program, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

63 Kategori 10 program berdasarkan realisasi anggaran terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok program dengan realisasi anggaran di atas rata-rata dan kelompok program dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata. Pada tahun 2012, 5 program (50,00 persen) memiliki realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan di atas rata-rata dan 5 program (50,00 persen) di bawah rata-rata (Tabel 4.18). Secara lebih rinci, daftar program berdasarkan realisasi anggaran tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar Tabel 4.18 Kategori 10 Program Berdasarkan Realisasi Anggaran, Tahun 2011 dan Jumlah % Jumlah % Program dengan realisasi anggaran di atas rata-rata 6 60, ,00 Program dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata 4 40, ,00 Jumlah , ,00 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Gambar 4.17 Daftar 10 Program Berdasarkan Realisasi Anggaran Tahun 2012 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Program Pengembangan Perpustakaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Rata-Rata Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Rata-Rata Program Pengembangan teknologi dan industri pertahanan Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Sumber: Hasil RP2N, 2013 Perkembangan realisasi anggaran dari 10 program pada tahun 2012 menunjukkan 6 program mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011, sedangkan 4 program lainnya menunjukkan penurunan (Gambar 4.18). 49

64 Gambar 4.18 Perkembangan Realisasi Anggaran 10 Program, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Kondisi Kinerja Program Kinerja program dilihat dari sejauhmana kondisi realisasi fisik dan realisasi anggaran pada akhir tahun Gambar 4.19 menunjukkan sebaran 10 program berdasarkan 4 (empat) kondisi kombinasi antara realisasi fisik dan realisasi anggaran. Program dengan kinerja sesuai harapan berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata), sejumlah 3 program (30,00 persen). Sedangkan program dengan kinerja yang masih membutuhkan perhatian adalah program pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata), sejumlah 2 program (20,00 persen). Secara lebih mendetail, daftar 20 program berdasarkan kondisi kinerja terdapat pada Tabel Tabel 4.19 Daftar 10 Program Berdasarkan Kondisi Kinerja, Tahun 2012 No Program Realisasi Realisasi Fisik Anggaran K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 1) 1 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 99,83 95,92 2 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 98,73 98,73 3 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 97,82 94,88 K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 2) 1 Program Pengembangan Perpustakaan 91,08 91,00 2 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 84,34 88,86 K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah/sama dengan rata-rata (Kondisi 3) 1 Program Pengembangan & Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 87,20 85,9 2 Program Pengembangan teknologi dan industri pertahanan 59,00 63,53 K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 4) 1 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 100,26 85,73 2 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 96,25 47,69 3 ProgramPerencanaan Makro Bidang Kehutanan & Pemantapan Kawasan Hutan 95,29 87,59 Sumber: Hasil RP2N,

65 Gambar 4.19 Sebaran 10 Program Berdasarkan Kondisi Kinerja, Tahun 2012 Sumber: Hasil RP2N,

66 4.3.3 Efektivitas dan Efisiensi Program Efektivitas dan efisiensi program merupakan hasil kombinasi rata-rata rasio capaian indikator terhadap target yang ditetapkan dengan realisasi anggaran program. Kombinasi keduanya menghasilkan sembilan kombinasi sebagaimana yang tercantum pada Tabel 3.6 pada Bab III Cara Reviu. Tabel 4.20 berikut menunjukkan kombinasi untuk masing-masing program. No Tabel 4.20 Kombinasi Penentuan Efektivitas dan Efisiensi dari 10 Program Nama Program Realisasi Anggaran Capaian Indikator Kombinasi 1 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 63,53 57,14 1 cenderung tidak efektif dan tidak efisien 2 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 85,9 100,00 4 cenderung efektif tetapi tidak efisien 3 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 88,86 128,91 4 cenderung efektif tetapi tidak efisien 4 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 85,73 101,75 4 cenderung efektif tetapi tidak efisien 5 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan 87,59 98,34 4 cenderung efektif tetapi tidak efisien 6 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 95,92 97,47 5 cenderung efektif dan efisien 7 Program Pengembangan Perpustakaan 91,00 99,63 5 cenderung efektif dan efisien 8 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 98,73 148,01 5 cenderung efektif dan efisien 9 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 94,88 93,63 5 cenderung efektif dan efisien 10 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan 47,69 107,35 7 cenderung tidak efektif Gas Bumi dan sangat tidak efisien Sumber: Hasil RP2N, 2013 Dari 10 program terdapat 4 program memiliki kombinasi 5, yaitu sudah cenderung efektif dan efisien. Namun 3 program diantaranya belum mencapai 100 persen baik untuk realisasi anggaran maupun kinerja program. Hal ini berarti perencanaan perlu lebih dioptimalkan sehingga target yang ditetapkan lebih optimis dan anggaran yang ditentukan lebih realistis. Sementara 1 program memiliki kombinasi 1, yaitu cenderung tidak efektif dan tidak efisien yang menunjukkan perencanaan yang kurang matang, yaitu target yang ditetapkan tidak optimis, cenderung ambisius, dan anggaran yang ditentukan tidak realistis. Kemudian 4 program memiliki kombinasi 4, yaitu sudah cenderung efektif namun tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran tidak realistis, terdapat kelebihan anggaran. Satu program lainnya memiliki kombinasi 7, yaitu tidak efektif dan sangat tidak efisien dalam perencanaan, yaitu target yang ditetapkan cenderung pesimis dan anggaran tidak realistis, terdapat kelebihan anggaran. Hubungan antara pertumbuhan capaian indikator dengan realisasi anggaran seharusnya menunjukkan hubungan yang positif. Semakin besar pertumbuhan realisasi anggaran seharusnya dapat menghasilkan pertumbuhan capaian indikator yang semakin besar pula. 52

67 Gambar 4.20 Pertumbuhan Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Sumber: Hasil RP2N, 2013 Namun, berdasarkan Gambar 4.20 yang merupakan grafik antara pertumbuhan realisasi anggaran dengan pertumbuhan kinerja program, pola hubungan antara keduanya tidak menunjukkan adanya tren yang positif. Sehingga kondisi demikian perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kondisi dimana pertumbuhan realisasi anggaran belum tentu menghasilkan peningkatan pada kinerja program, antara lain: (1) Rendahnya kualitas data laporan capaian indikator karena kesalahan SDM, tidak adanya tahap validasi sehingga data yang tidak akurat tidak tersaring, dan cakupan data; (2) Kurangnya kualitas data laporan realisasi anggaran seperti sistem akuntansi suatu lembaga; dan (3) Proses perencanaan, pelaksanaan, dan penganggaran program tidak berhubungan oleh karena tidak teridentifikasinya seluruh pihak bertanggungjawab dalam program sehingga ketika menghadapi masalah, pihak yang harus menyelesaikan tidak jelas. 53

68 54

69 BAB V REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL 5.1 Pengantar Secara umum hasil reviu terhadap penilaian seluruh program pembangunan nasional menunjukkan masih perlunya upaya keras dalam melakukan peningkatan kualitas program, yang meliputi aspek rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, maupun kinerja program. Area perbaikan yang perlu dijadikan prioritas dapat berbeda untuk setiap program pembangunan nasional, tergantung pada aspek mana yang belum meraih nilai optimal. Namun demikian, seluruh aspek perlu diharmonisasikan agar lebih bersinergi dalam mencapai peningkatan kualitas program yang diharapkan. Begitu pula berdasarkan hasil reviu data kinerja pembangunan nasional, umumnya program memerlukan upaya perbaikan baik untuk meningkatkan capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran, maupun lebih jauh terkait efektivitas dan efisiensi program. 5.2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Reviu terhadap Penilaian Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, program pendukung PN 4, memiliki nilai keseluruhan yang cukup baik (nilai 80,77 persen) sehingga perlu upaya agak keras untuk melakukan perbaikan program (Gambar 5.1). Kualitas rancangan program sudah cukup baik terutama dalam hal kelengkapan dan keterkaitan dengan PN namun diperlukan peningkatan kualitas pada aspek keberlanjutan program (Gambar 5.2). Kualitas pelaksanaan/pengelolaan program sudah sangat baik pula. Namun dari sisi kinerja program memerlukan upaya yang cukup keras untuk melakukan peningkatan baik dalam hal perkembangan capaian pada tahun , maupun ketercapaian target, baik pada tingkatan output, outcomes, maupun impact. Gambar 5.1 Kualitas Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Gambar 5.2 Kualitas Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Menurut Kriteria Rancangan Program Rancangan 82,35% Nilai Keseluruhan 80,77% Pelaksanaan 88,89% 66,67% Kinerja Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

70 5.2.2 Reviu terhadap Data Kinerja Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, tahun disampaikan pada Tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial Persentase PMKS penerima manfaat yang mampu melaksanakan peranan dan fungsi sosial melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial % ,65 73,10 93,90 99,83 93,90 95,92 Sumber: Hasil RP2N, 2013 A. Capaian Indikator Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Pencapaian Program Perlindungan dan Jaminan Sosial secara umum belum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Indikator persentase PMKS penerima manfaat yang mampu melaksanakan peranan dan fungsi sosial melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial tidak mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.3). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, indikator tersebut meningkat sebesar 27,98 persen (Gambar 5.4). Gambar 5.3 Capaian Indikator Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Gambar 5.4 Perkembangan Capaian Indikator Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

71 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial antara lain: (1) Permasalahan infrastruktur, yaitu masih lemahnya jaringan internet di beberapa kabupaten sehingga menghambat input data; (2) Permasalahan anggaran, yaitu keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga tidak dapat menjangkau rumah tangga sasaran (RTS); (3) Permasalahan SDM dan organisasi, yaitu masih kurangnya kesiapan SDM dan manajemen di tingkat pusat dan masih kurangnya pemahaman tentang PKH dari supply side (pendidikan dan kesehatan); (4) Permasalahan regulasi, yaitu kurangnya pemahaman mengenai Inpres No.1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan, Inpres No.3/2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan. Menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Peningkatan sistem jaringan internet dan mulai memindahkan sistem informasi manajemen ke ibukota provinsi; (2) Penyusunan prioritas penganggaran dan penentuan lokasi dan objek kegiatan agar sesuai dengan kebutuhan; (3) Peningkatan kuantitas dan kualitas dukungan SDM ditingkat pusat dan peningkatan pemahaman supply side (pendidikan dan kesehatan) serta peningkatan kapasitas dan kualitas SDM serta organisasi di tingkat pusat; (4) Pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi serta penyusunan peraturan perundang-undangan pelaksanaanya, percepatan pelaksanaan penyusunan peraturan pelaksanaan, peningkatan koordinasi dan sinergi PKH dengan program bantuan sosial lainnya serta pelengkapan materi sosialisasi, dan penguatan kelembagaan dan koordinasi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten. B. Realisasi Program Perlindungan dan Jaminan Sosial (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Perlindungan dan Jaminan Sosial tahun 2012 mencapai 99,83 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 93,90 persen. Demikian pula dengan rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 95,92 persen meningkat dibandingkan tahun 2011, yaitu persen (Gambar 5.5.). Dibandingkan dengan rata-rata 10 Program, capaian kinerja Program Perlindungan dan Jaminan Sosial berada pada kondisi 1, yaitu rata-rata realisasi fisik dan anggaran di atas/sama dengan rata-rata 10 program. Gambar 5.5 Realisasi Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

72 C. Efisiensi dan Efektivitas Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Tabel 5.2 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. Pada tahun 2011, realisasi anggaran mencapai 93,90 persen sementara capaian indikator program mencapai 84,00 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa program tidak efektif dalam mencapai target yang ditetapkan serta tidak efisien dalam perencanaan dan pelaksanaan program, yaitu anggaran yang ditetapkan kurang realistis sehingga terdapat kekurangan anggaran. Sementara itu, pada tahun 2012, realisasi anggaran mencapai 95,92 persen dan capaian indikator program mencapai 97,00 persen. Hal ini mengindikasikan program sudah cenderung efektif dan efisien. Namun demikian, baik realisasi anggaran dan kinerja program tidak ada yang mencapai 100 persen. Karena itu, perencanaan anggaran dan penetapan target perlu lebih dioptimalkan lagi guna menghasilkan anggaran yang lebih realistis dan target yang lebih optimis. Tabel 5.2 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,57 93, , , ,47 95, , ,57 Pertumbuhan 16,62 2,02 0,21809 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/ 0,76 Pertumbuhan Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, 2013 Pertumbuhan capaian indikator program dan realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang sama-sama positif. Hal tersebut berarti peningkatan realisasi anggaran menghasilkan peningkatan capaian indikator program. Rasio pertumbuhan rata-rata capaian indikator program/pertumbuhan realisasi anggaran riil sebesar 0,76 menunjukkan bahwa setiap tambahan realisasi anggaran 1 persen akan meningkatkan capaian indikator program sebesar 0,76 persen. 5.3 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Reviu terhadap Penilaian Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, program pendukung PN 14, memiliki nilai keseluruhan program yang sudah sangat baik (nilai 86,54). Demikian pula dengan kualitas rancangan dan kinerja program yang sudah sangat baik. Sementara itu, terkait pelaksanaan/pengelolaan program memiliki nilai cukup baik, diperlukan peningkatan terutama dalam hal pembangunan sistem evaluasi (Gambar 5.6 dan Gambar 5.7). 58

73 Gambar 5.6 Kualitas Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Rancangan 86,76% Gambar 5.7 Kualitas Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 96,67% Nilai Keseluruhan 86,54% Pelaksanaan 83,33% Cara Penyusunan 50,00% Ketepatan 76,67% Keberlanjutan Kinerja 100,00% 88,89% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Keterkaitan dengan PN 100,00% Reviu terhadap Data Kinerja Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, tahun disampaikan pada Tabel 5.3 berikut. Tabel 5.3 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial Persentase PMKS penerima manfaat yang mampu melaksanakan peranan dan fungsi sosial melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial % ,65 73, Sumber: EAT RKP 2012 A. Capaian Indikator Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Pencapaian Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 4 Indikator, 75 persen indikator mencapai target (Gambar 5.8). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, 75,00 persen indikator menunjukkan peningkatan (Gambar 5.9). 59

74 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan antara lain: (1) Permasalahan sosial, yaitu pelaksanaan program/kegiatan masih dipengaruhinya faktor budaya, serta sosial seperti tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi laki-laki dan perempuan itu sendiri; (2) Permasalahan SDM dan organisasi, yaitu bervariasinya kemampuan SDM di KPP&PA dalam memfasilitasi K/L dan daerah dan pemahaman tentang pelaksanaan PUG, PP, dan PA di jajaran pelaksana pembangunan;(3) Permasalahan regulasi, yaitu masih adanya peraturan perundangan yang belum mendukung perlindungan perempuan dan anak; (4) Permasalahan lainnya, yaitu cakupan wilayah yang harus difasilitasi untuk pelaksanaan PUG, PP, dan PA terlalu luas. Menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Meningkatkan pemahaman konsep kesetaraan gender kepada laki-laki dan perempuan dan meningkatkan akses, partisipasi, dalam pendidikan dan kesehatan dan berbagai bidang lainnya; (2) Meningkatkan kemampuan/kapasitas SDM di KPP&PA dalam memfasilitasi K/L dan daerah dan meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan PUG, PP, dan PA di jajaran pelaksana pembangunan melalui pelatihan dan sosialisasi; (3) Merevisi peraturan perundangan yang belum mendukung perlindungan perempuan dan anak agar mendukung dan responsif gender dan membuat parameter kesetaraan gender dan pedoman penyusunan peraturan perundangan yang responsif gender; (4) Meningkatkan jumlah dan kapasitas SDM maupun anggaran (dapat melalui realokasi kegiatan di KPP&PA) untuk pelaksanaan PUG, PP, dan PA. Gambar 5.8 Capaian Indikator Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Gambar 5.9 Perkembangan Capaian Indikator Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Program Pengembangan Perpustakaan Reviu terhadap Penilaian Program Pengembangan Perpustakaan Program Pengembangan Perpustakaan, program pendukung PN 11, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 69,23), sehingga memerlukan upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan program (Gambar 5.10). Kualitas rancangan sudah cukup baik terutama dalam hal kriteria kelengkapan dan ketepatan komponen program namun diperlukan peningkatan kualitas terutama untuk kriteria keterkaitan dengan PN dan keberlanjutan (Gambar 5.11). Sementara 60

75 pelaksanaan/pengelolaan program masih agak baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal pembangunan sistem evaluasi. Demikian pula dengan kinerja program masih agak baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal pencapaian impact program (karena impact program tidak ada dalam rancangan program). Gambar 5.10 Kualitas Program Pengembangan Perpustakaan Gambar 5.11 Kualitas Program Pengembangan Perpustakaan Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 76,67% Rancangan 77,94% 100,00% Cara Penyusunan Ketepatan 80,00% Nilai Keseluruhan 69,23% Pelaksanaan 50,00% 55,56% Kinerja 66,67% Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pengembangan Perpustakaan Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pengembangan Perpustakaan, tahun disampaikan pada Tabel 5.4 berikut. Tabel 5.4 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun No. Sasaran Program Indikator Program Satuan 1 Meningkatnya layanan perpustakaan, pelestarian fisik & kandungan naskah kuno dan budaya gemar membaca di masyarakat Sumber: Hasil RP2N, 2013 Capaian Indikator Program Target Realisasi Realisasi Program (DIPA-PP 39 Fisik Anggaran (%) (%) Jumlah pengunjung perpustakaan (juta) Orang 4,40 4,50 4,45 4,50 98,52 91,08 91,02 91,00 Jumlah koleksi perpustakaan nasional Koleksi Jumlah perpustakaan yang Perpustakaan dikelola sesuai dengan standar A. Capaian Indikator Program Pengembangan Perpustakaan Pencapaian Program Pengembangan Perpustakaan secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 3 indikator, 100,00 persen mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.12). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012,66,67 persen indikator mengalami peningkatan sementara 33,33 persen sisanya mengalami penurunan (Gambar 5.13). 61

76 Gambar 5.12 Capaian Indikator Program Pengembangan Perpustakaan Gambar 5.13 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Perpustakaan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pengembangan Perpustakaan adalah permasalahan regulasi, yaitu PP sebagai turunan UU No.43/2007 tentang Perpustakaan sampai saat ini belum disahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait Menyelesaikan PP turunan UU No.43/2007 berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perpustakaan (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pengembangan Perpustakaan tahun 2012 mencapai 91,08 persen, menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 98,52 persen. Demikian pula dengan rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 91,00 persen menurun dibandingkan tahun 2011, yaitu 91,02 persen (Gambar 5.14). Gambar 5.14 Realisasi Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

77 Dibandingkan dengan rata-rata 10 Program, capaian kinerja Program Pengembangan Perpustakaan berada pada kondisi 2, yaitu program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 10 program. C. Efisiensi dan Efektivitas Program Pengembangan Perpustakaan Tabel 5.5 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pengembangan Perpustakaan. Pada tahun 2011 dan 2012, realisasi anggaran masingmasing mencapai 91,02 persen dan 91,00 persen sementara capaian indikator program mencapai 101 persen dan 100 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa program sudah cenderung efektif dan efisien. Namun demikian, realisasi anggaran yang belum mencapai 100 persen menunjukkan bahwa perencanaan anggaran perlu lebih dioptimalkan sehingga dapat menghasilkan realisasi anggaran yang lebih realistis. Pertumbuhan capaian indikator dan realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang samasama negatif. Hal tersebut berarti penurunan realisasi anggaran menghasilkan penurunan capaian indikator program. Rasio pertumbuhan rata-rata capaian indikator program/pertumbuhan realisasi anggaran riil sebesar 0,06 menunjukkan bahwa setiap peningkatan realisasi anggaran 1 persen akan meningkatkan capaian indikator program sebesar 0,06 persen. Tabel 5.5 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perpustakaan, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,02 308,60 339, ,00 240,7 264,50 Pertumbuhan -1,34-0,02-22,00 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/ 0,06 Pertumbuhan Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Reviu terhadap Penilaian Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, pendukung PN 8, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 65,38) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan program (Gambar 5.15). Kualitas program sudah cukup baik namun diperlukan peningkatan kualitas pada aspek kelengkapan, keterkaitan dengan PN, dan keberlanjutan karena kualitasnya masih agak baik (Gambar 5.16). Sementara pelaksanaan/pengelolaan dan kinerja program agak baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal pengumpulan data kinerja baik pada tingkatan impact, outcomes, dan output, dan kinerja program dalam hal perkembangan capaian dan perbandingan realisasi dengan targetnya, baik pada tingkatan output, outcomes, maupun impact. 63

78 Gambar 5.15 Kualitas Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Gambar 5.16 Kualitas Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Menurut Kriteria Rancangan Program Rancangan 72,06% Nilai Keseluruhan 65,38% Pelaksanaan 66,67% 38,89% Kinerja Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, tahun disampaikan pada Tabel 5.6 berikut. Tabel 5.6 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun Capaian Indikator Program Realisasi (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya Penerimaan Sub Sektor Migas Jumlah realisasi penerimaan negara dari sub sektor migas terhadap target APBN Rp. triliun 249, ,4 301,60 96,85 96,25 74,83 47,69 2 Meningkatnya investasi sektor Jumlah realisasi investasi sub sektor migas Juta US$ ESDM dalam a. Penawaran WK Migas buah Penerimaan Negara b. Penandatangananan KKKS buah Migas c. Penawaran WK CBM buah d. Penandatanganan KKKS buah CBM 3 Meningkatnya produksi migas Jumlah produksi (lifting) minyak bumi MBOPD Jumlah produksi Gas bumi MBOEPD Meningkatnya cadangan Migas 5 Berkurangnya subsidi BBM dan LPG Jumlah Cadangan Migas Ind a. Minyak Bumi MMSTB b. Gas Bumi TSCF Jumlah volume subsidi Kilo liter Jumlah volume LPG bersubsidi Ribu Metric ton 64

79 Capaian Indikator Program Realisasi (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya Persentase penggunaan persen ,36 pemberdayaan nasional dan local content barang dan jasa produksi dalam negeri di sub sektor migas Persentase jumlah tenaga persen 98, ,6 98,80 kerja nasional sub sektor migas terhadap tenaga kerja sub sektor migas Jumlah community development sub sektor migas Rp. M - 392,6-305,20 7 Meningkatnya pemanfaatan energi alternatif 8 Terpenuhinya kebutuhan bahan baku pupuk dan petrokimia 9 Terwujudnya keandalan pasokan BBM dan LPG 10 Terwujudnya lindungan lingkungan, keselamatan operasi dan usaha penunjang migas Sumber: EAT RKP 2012 Persentase pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Persentase pemenuhan kebutuhan bahan baku pupuk dan petrokimia Jumlah monitoring pembangunan FSRU Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi Persentase produksi BBM dari kilang dalam negeri Persentase pasokan LPG dari kilang dalam negeri Penurunan jumlah kecelakaan kerja operasi kegiatan usaha hulu migas Penurunan jumlah kecelakaan kerja operasi kegiatan usaha hilir migas persen 60 48,00 wilayah 4 5 persen ,2 90,00 lokasi wilayah wilayah persen ,04 53,00 persen ,19 51,00 kejadian kejadian A. Capaian Indikator Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Pencapaian Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi secara umum belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dari total 25 indikator, 60,00 persen tidak mencapai target yang ditetapkan sementara sisanya mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.17). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, terdapat 20,00 persen indikator meningkat dan 44,00 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya. Selebihnya, 4,00 persen indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan 2012 dan persen indikator lagi tidak tersedia data sehingga tidak dapat ditentukan perkembangannya (Gambar 5.18). 65

80 Gambar 5.17 Capaian Indikator Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Gambar 5.18 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi adalah: (1) Permasalahan lahan, yaitu ketidakselarasan fungsi lahan terutama dengan fungsi kawasan hutan konservasi dan lindung; (2) Permasalahan infrastruktur, yaitu keterbatasan infrastruktur kilang minyak dan gas; (3) Permasalahan anggaran, yaitu keterbatasan Anggaran; (4) Permasalahan SDM dan organisasi, yaitu rendahnya kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam pengelolaan pertambangan; (5) Permasalahan regulasi, yaitu kontrak jangka panjang dari perjanjian jual beli gas sebelum diterbitkannya UU No.22/2001 tentang Migas; (6) Permasalahan lainnya, yaitu efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan energi di Indonesia masih tergolong rendah. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Harmonisasi yang lebih efektif antara pemanfaatan potensi migas dan mineral dengan pelestarian jasa lingkungan kawasan hutan dan memperbaiki dan menyederhanakan birokrasi perijinan pengusahaan pertambangan; (2) Pembangunan infrastruktur energi dan pembangunan infrastruktur energi dan mendorong penggunaan teknologi tinggi yang efisien pada kegiatan pengolahan (kilang minyak dan gas); (3) Peningkatan produksi dan cadangan minyak dan gas bumi melalui peningkatan daya tarik investasi dan peningkatan daya tarik investasi eksplorasi dan eksploitasi dengan meningkatkan kualitas promosi dan penawaran lapangan minyak dan gas bumi; (4) Peningkatan kemampuan teknis/ managerial dan meningkatkan transparansi, tata kelola, dan menghilangkan korupsi dan biaya yang tidak efisien di sektor hulu energi, yakni eksplorasi dan eksploitasi; (5) Penguatan kelembagaan dan peraturan perundangan dan menguatkan kelembagaan dan peraturan perundangan; (6) Penghematan pemanfaatan energi terutama akan dilakukan untuk sektorsektor yang mengkonsumsi energi yang besar seperti industri, pembangkit listrik dan transportasi dan meningkatkan efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan energi. B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi tahun 2012 mencapai 96,25 persen, menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 96,85 persen. 66

81 Demikian pula dengan rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 47,69 persen menurun dibandingkan tahun 2011, yaitu 74,83 persen (Gambar 5.19). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi berada pada kondisi 4, yaitu program memiliki realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 10 program. Gambar 5.19 Realisasi Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Efisiensi dan Efektivitas Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Tabel 5.7 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi. Pada tahun 2011 dan 2012, realisasi anggaran masing-masing mencapai 74,83 persen dan 47,69 persen sementara capaian indikator program mencapai 110 persen dan 107 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dari sisi kinerja, program sudah cenderung efektif namun dari sisi anggaran, program cenderung tidak efisien dalam perencanaan, yaitu penetapan anggaran tidak realistis, terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran yang ditetapkan lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk program lainnya. Tabel 5.7 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,83 675,42 902, , , ,21 Pertumbuhan -2,80-27,14 49,28 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/ -0,05 Pertumbuhan Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N,

82 Pertumbuhan capaian indikator program dan realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang sama-sama negatif. Hal tersebut menunjukkan penurunan persentase realisasi anggaran menghasilkan penurunan pada capaian indikator program. Sementara itu, peningkatan anggaran secara riil tidak dapat menghasilkan peningkatan capaian indikator program. 5.6 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Reviu terhadap Penilaian Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, pendukung PN 4, memiliki nilai keseluruhan yang kurang baik (nilai 18,27) sehingga perlu upaya sangat keras untuk melakukan perbaikan program. Seluruh aspek program, baik rancangan, pelaksanaan/pengelolaan, dan kinerja program kurang baik sehingga perlu upaya sangat keras untuk melakukan perbaikan di seluruh aspek program tersebut (Gambar 5.20 dan Gambar 5.21). Gambar 5.20 Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Rancangan 19,12% Gambar 5.21 Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 13,33% Nilai Keseluruhan 18,27% Pelaksanaan 33,33% Cara Penyusunan 0,00% Ketepatan 23,33% 0,00% Kinerja Keberlanjutan 33,33% Keterkaitan dengan PN 33,33% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, tahun disampaikan pada Tabel 5.8 berikut. 68

83 Tabel 5.8 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa,Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program No Sasaran Program Indikator Program Satuan (DIPA-PP 39) Target Realisasi Fisik Anggaran Meningkatnya Jumlah fasilitasi Prov, ,65 98,73 79,65 98,73 keberdayaan pengelolaan keuangan Kab Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi masyarakat dan kapasitas pemerintahan desa/kelurahan dalam memfasilitasi proses pengelolaan dan asset desa serta kelurahan melalui Bintek, Inventarisasi dan pendataan keuangan dan asset Desa, pengembangan Desa wisata sebagai sumber PAD 64 Kab 10 Kab 130 Kab pembangunan yang partisipatif Jumlah Provinsi yang difasilitasi dlm penataan Prov/ Kab/ 22 Prov 16 Kab 32 Prov 20 Prov 24 Prov 243 Kab 40 Kab 48 Kab dan demokratis dan pengemba- ngan lembaga kemasyarakatan di Desa Kota 17 Desa Desa 2000 Kel 80 Desa 96 Desa Presentase lembaga % keuangan mikro pedesaan/ued - SP yang berfungsi Jumlah penyediaan sarana dan prasarana pemasaran hasil prod hasil masyarakat desa Pasar Cakupan penerapan 4940 Kec 32 Prov 4978 Kec 32 Prov PNPM - MP 414 Kab 4943 Kec 414 Kab 5070 Kec Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana, khususnya di KabNias & Nias Selatan Sumber: EAT RKP 2012 Jumlah Provinsi dan Kab yg melaksanakan PNPM Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM - LMP) Jumlah fasilitasi dalam pembinaan budaya nusantara melalui pelestarian adat dan budaya nusantara Jumlah fasilitasi dalam Prov, Kab, Kec Prov dan Kab Prov pemberdayaan & kesejahteraan kel (PKK) dan Kab melalui penguatan kelembagaan posyandu dan pelaksanaan Bangdesmadu Jumlah desa mandiri energi (DME) memanfaatkan tanaman jarak pagar (jatropha curcaslin) Jumlah posyantekdes yang berfungsi 6 Prov 27 Kab 228 Kec 33 Prov 49 Kab 33 Prov 408 Kab 69 6 Prov 27 Kab 35 Kec 33 Prov 51 Kab 33 Prov 314 Kab 6 Prov 120 Kec 27 Kab 369 Kec 32 Prov 47 Kab 40 Kab 33 Prov 33 Prov 314 Kab 469 Kab Desa Desa 17 Desa provinsi provinsi Posyantekdes

84 A. Capaian Indikator Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Dilihat dari capaian indikator program, pencapaian Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 11 indikator, 63,64 persen mencapai target yang ditetapkan sementara sisanya, 18,18 persen tidak mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.22). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, terdapat 63,64 persen indikator meningkat dan 18,18 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya. Selebihnya, 9,09 persen indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan 2012 dan 9,09 persen indikator lagi tidak tersedia data sehingga tidak dapat ditentukan perkembangannya (Gambar 5.23). Gambar 5.22 Capaian Indikator Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Gambar 5.23 Perkembangan Capaian Indikator Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa tahun 2012 mencapai 98,73 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 79,65 persen. Demikian pula dengan rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 98,73 persen meningkat dibandingkan tahun 2011, yaitu 79,65 persen (Gambar 5.24). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa berada pada kondisi 1, yaitu program memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 10 program. 70

85 Gambar 5.24 Realisasi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tabel 5.9 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Pada tahun 2011, realisasi anggaran mencapai 79,65 persen sementara capaian indikator program mencapai 156 persen. Kombinasi tersebut mengindikasikan bahwa program cenderung tidak efektif dalam perencanaan, yaitu dalam hal penetapan target yang kemungkinan terlalu pesimis. Selain itu, program sangat tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran yang ditentukan tidak realistis karena terdapat indikasi terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran yang ditetapkan lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk program lainnya. Sementara itu, pada tahun 2012, realisasi anggaran mencapai 98,73 persen dan capaian indikator program mencapai 148 persen. Kombinasi tersebut mengindikasikan bahwa program cenderung efektif dan efisien dalam perencanaan. Namun demikian terdapat kemungkinan adanya kelebihan anggaran. Tabel 5.9 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Tahun Keterangan Capaian Indikator Realisasi Anggaran (DIPA-PP 39) Alokasi Program (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M , , , , , ,56 Pertumbuhan -5,13 19,08 15,15 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan -0,33 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N,

86 Pertumbuhan capaian indikator program menunjukkan perkembangan yang negatif sementara realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut menunjukkan peningkatan anggaran tidak dapat menghasilkan peningkatan pada capaian indikator program. 5.7 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Reviu terhadap Penilaian Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, pendukung PN 12, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 68,27) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan program (Gambar 5.25). Kualitas program sudah cukup baik, namun perlu perbaikan kualitas pada aspek keterkaitan dengan PN dan keberlanjutan program (Gambar 5.26). Pelaksanaan/pengelolaan program agak baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal pengumpulan data kinerja baik data output, outcomes, dan impact. Demikian pula dengan kinerja program masih kurang baik sehingga diperlukan perbaikan dalam hal perkembangan capaian dan perbandingan realisasi dengan targetnya, baik pada tingkatan output, outcomes, maupun impact. Gambar 5.25 Kualitas Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Rancangan 82,35% Gambar 5.26 Kualitas Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 80,00% Nilai Keseluruhan 68,27% Pelaksanaan 50,00% Cara Penyusunan 50,00% Ketepatan 90,00% 33,33% Kinerja Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN 66,67% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, tahun disampaikan pada Tabel 5.10 berikut. 72

87 Tabel 5.10 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan,Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya jumlah kebutuhan Alutsista produksi dalam negeri terpenuhi Persentase penggunaan potensi kebutuhan Alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara % ,11 59,00 61,11 63,53 secara bertahap bertahap Sumber: Hasil RP2N, 2013 A. Capaian Indikator Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Dilihat dari capaian indikator program, Pencapaian Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan secara umum menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Indikator persentase penggunaan potensi kebutuhan Alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara bertahap tidak mencapai target yang ditetapkan. Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, capaian indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan Gambar 5.27 Capaian Indikator Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Gambar 5.28 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan adalah: (1) Permasalahan infrastruktur, yaitu kapasitas produksi industri pertahanan belum mampu memenuhi kebutuhan TNI; (2) Permasalahan SDM dan organisasi, yaitu pengetahuan teknologi peralatan militer yang terbatas dan ahli yang sudah tua dan manajemen yang kurang baik. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Peningkatan kemampuan produksi industri pertahanan dan Penanaman Modal Pemerintah kepada industri pertahanan; dan (2) Regenerasi dan pendidikan/pelatihan engineer bidang peralatan militer dan restrukturisasi manajemen perusahaan. 73

88 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan tahun 2012 mencapai 59,00 persen, menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 61,11 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 63,53 persen meningkat dibandingkan tahun 2011, yaitu 61,11 persen (Gambar 5.29). Dibandingkan dengan rata-rata 10 Program, capaian kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan berada pada kondisi 3, yaitu program memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah/sama dengan rata-rata 10 program. Gambar 5.29 Realisasi Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Tabel 5.11 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan. Pada tahun 2011 dan 2012, realisasi anggaran masing-masing mencapai 61,11 persen dan 63,53 persen sementara capaian indikator program masing-masing mencapai 60,00 persen dan 57,14 persen. Berdasarkan rendahnya realisasi anggaran dan kinerja program tersebut, mengindikasikan bahwa program cenderung tidak efektif dan tidak efisien. Target yang ditetapkan tidak optimis, kemungkinan terlalu ambisius. Perencanaan yang kurang matang terlihat dari terhambatnya pencapaian sasaran. Pertumbuhan capaian indikator program menunjukkan perkembangan yang negatif sementara realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut menunjukkan, peningkatan anggaran tidak mampu menghasilkan peningkatan pada capaian indikator program. 74

89 Tabel 5.11 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,00 61, , , ,14 63, , ,86 Pertumbuhan (%) -4,76 2,42 21,39 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Reviu terhadap Penilaian Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pendukung PN 9, memiliki nilai keseluruhan yang cukup baik (nilai 70,19) sehingga perlu upaya agak keras untuk melakukan perbaikan Gambar 5.30). Kualitas program sudah cukup baik di seluruh aspek rancangan program, yaitu kelengkapan, ketepatan, keterkaitan dengan PN, dan keberlanjutan (Gambar 5.31). Pelaksanaan/pengelolaan program agak baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output telah dilakukan. Kinerja program agak baik pula sehingga diperlukan upaya cukup keras untuk meningkatkan kinerja program. Gambar 5.30 Kualitas Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 76,47% Rancangan Gambar 5.31 Kualitas Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 73,33% Nilai Keseluruhan 70,19% Pelaksanaan 66,67% Cara Penyusunan 50,00% Ketepatan 76,67% 50,00% Kinerja Keberlanjutan 100,00% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

90 5.7.2 Reviu terhadap Data Kinerja Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, tahun disampaikan pada Tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Tahun No. Sasaran Program 1 Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas dan Jangkauan Pelayanan Jasa dan Informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi Sumber: Hasil RP2N, 2013 Realisasi Program Capaian Indikator Program (DIPA-PP 39) Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) ,10 87,20 84,40 87,20 84,40 87,20 82,20 85,90 A. Capaian Indikator Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pencapaian Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika secara umum menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Indikator program mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.32). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, seluruh indikator mengalami peningkatan dari tahun 2011 dan 2012 (Gambar 5.33). Gambar 5.32 Capaian Indikator Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Gambar 5.33 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika adalah: (1) Permasalahan anggaran, yaitu keterbatasan anggaran untuk pengelolaan seismologi teknik, geofisika potensial dan tanda waktu; (2) Permasalahan lainnya, yaitu ketersediaan fasilitas internet tergantung pada alokasi anggaran dan 76

91 ketersediaan provider; terbatasnya tenaga SDM untuk pemeliharaan jaringan komunikasi. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Menambahan anggaran untuk mencapai target realisasi; dan (2) Untuk lokasi yang memiliki keterbatasan anggaran dan infrastruktur provider dapat memanfaatkan VSAT Mandiri BMKG. B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tahun 2012 mencapai 87,20 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 84,40 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 85,90 persen meningkat pula dibandingkan tahun 2011, yaitu 82,20 persen (Gambar 5.34). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berada pada kondisi 3, yaitu program memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah/sama dengan rata-rata 10 program. Gambar 5.34 Realisasi Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tabel 5.13 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Pada tahun 2011, realisasi anggaran mencapai 82,20 persen sementara capaian indikator program mencapai 85,17 persen. Berdasarkan kombinasi besarnya realisasi anggaran dan capaian indikator program tersebut, mengindikasikan bahwa program cenderung tidak efektif dan tidak efisien. Target yang ditetapkan tidak optimis, kemungkinan terlalu ambisius yang menunjukkan perencanaan kurang matang sehingga menghambat pencapaian sasaran. 77

92 Sementara itu, pada tahun 2012, realisasi anggaran mencapai 85,90 persen dan capaian indikator program mencapai 100,00 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa program cenderung efektif namun tidak efisien dalam perencanaan anggaran. Anggaran yang ditentukan tidak realistis, sehingga terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran yang ditentukan lebih realitasis, maka kelebihan anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk program lain. Tabel 5.13 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,17 82,20 880, , ,00 85,90 904, ,50 Pertumbuhan 17,42 3,70 2,79 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan 6,23 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, 2013 Pertumbuhan capaian indikator program dan realisasi anggaran menunjukkan perkembangan yang sama-sama positif. Hal tersebut berarti peningkatan realisasi anggaran mampu menghasilkan peningkatan capaian indikator program. Rasio pertumbuhan rata-rata capaian indikator program/pertumbuhan realisasi anggaran riil sebesar 6,23 menunjukkan bahwa setiap tambahan realisasi anggaran 1 persen akan meningkatkan capaian indikator sebesar 6,23 persen. 5.9 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Reviu terhadap Penilaian Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, pendukung PN 4, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 54,81) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.35). Gambar 5.35 Kualitas Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Rancangan 50,00% Gambar 5.36 Kualitas Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 46,67% Nilai Keseluruhan 54,81% Pelaksanaan 83,33% Cara Penyusunan 100,00% Ketepatan 46,67% 44,44% Kinerja Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN 66,67% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

93 Kualitas program agak baik sehingga perlu perbaikan di seluruh aspek rancangan program, yaitu kelengkapan, ketepatan, keterkaitan dengan PN, dan keberlanjutan (Gambar 5.36). Pelaksanaan/pengelolaan program sudah cukup baik namun kinerja program masih kurang baik sehingga diperlukan upaya sangat keras untuk meningkatkan kinerja program Reviu terhadap Data Kinerja Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, tahun disampaikan pada Tabel 5.14 berikut. Tabel 5.14 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun No. Sasaran Program Indikator Program Satuan 1 Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/Antar Kerja Lokal (AKL) dan kelembagaan tenaga kerja Jumlah Penganggur yang memperoleh orang /propinsi Realisasi Program Capaian Indikator Program (DIPA-PP 39) Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) ,94 84,34 60,36 88,86 orang pekerjaan sementara Jumlah Kab/Kota yg kab/kota menyelenggarakan prog pengurangan pengangguran sementara Jumlah wirausaha orang baru yang tercipta Sumber: Hasil RP2N, 2013 A. Capaian Indikator Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Pencapaian Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja secara umum menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Dari total 25 indikator, 60,00 persen tidak mencapai target yang ditetapkan sementara sisanya mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.37). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, terdapat 20,00 persen indikator meningkat dan 44,00 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya. Selebihnya, 4,00 persen indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan 2012 dan 32,00 persen indikator lagi tidak tersedia data sehingga tidak dapat ditentukan perkembangannya (Gambar 5.38). Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja adalah permasalahan anggaran, yaitu waktu pelaksanaan program/kegiatan yang bersumber dari dana BNPB selalu lebih lambat dari dana yang bersumber dari Rupiah Murni. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang 79

94 dilakukan adalah melakukan penjadwalan ulang rencana pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana PNBP dan melakukan koordinasi terkait dengan sumber pendanaan PNBP dengan Kemenkeu, Kemnakertrans dan Bappenas. Gambar 5.37 Capaian Indikator Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Gambar 5.38 Perkembangan Capaian Indikator Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja tahun 2012 mencapai 83,34 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 67,94 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 88,86 persen meningkat pula dibandingkan tahun 2011, yaitu 60,36 persen (Gambar 5.39). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja berada pada kondisi 2, yaitu program memiliki realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 10 program. Gambar 5.39 Realisasi Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

95 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Tabel 5.15 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja. Pada tahun 2011 dan 2012, realisasi anggaran masing-masing mencapai 60,36 persen dan 88,86 persen sementara capaian indikator program mencapai 132,00 persen dan 129,00 persen. Berdasarkan kombinasi besarnya realisasi anggaran dan capaian indikator program tersebut, mengindikasikan bahwa program cenderung tidak efektif dalam perencanaan, yaitu dalam hal penetapan target yang kemungkinan terlalu pesimis. Selain itu, program sangat tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran yang ditentukan tidak realistis karena terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran yang ditetapkan lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk program lainnya. Capaian indikator program menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Sementara realisasi anggaran secara persentase menunjukkan pertumbuhan yang positif dan realisasi anggaran secara riil menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Hal tersebut berarti peningkatan realisasi anggaran secara persentase tidak mampu menghasilkan peningkatan capaian indikator. Penurunan capaian indikator program diperkirakan terjadi karena adanya penurunan realisasi anggaran secara riil. Rasio pertumbuhan rata-rata capaian indikator program/pertumbuhan realisasi anggaran riil sebesar 0,68 menunjukkan bahwa setiap tambahan realisasi anggaran 1 persen akan meningkatkan capaian indikator sebesar 0,68 persen. Tabel 5.15 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Tahun Keterangan Capaian Indikator Realisasi Anggaran (DIPA-PP 39) Alokasi Program (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,36 313,16 518, ,86 301,73 339,56 Pertumbuhan -2,47 28,50-3,64 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan 0,68 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Reviu terhadap Penilaian Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pendukung PN 4, memiliki nilai keseluruhan yang cukup baik (nilai 79,81) sehingga perlu upaya agak keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.40). Kualitas program sudah sangat baik di seluruh aspek rancangan program kecuali aspek keberlanjutan sehingga perlu perbaikan (Gambar 5.41). Pelaksanaan/pengelolaan program sudah cukup baik sementara kinerja program agak baik sehingga diperlukan upaya cukup keras untuk meningkatkan kinerja program. 81

96 Gambar 5.40 Kualitas Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Rancangan 85,29% Gambar 5.41 Kualitas Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 86,67% Nilai Keseluruhan 79,81% Pelaksanaan 72,22% Cara Penyusunan 50,00% Ketepatan 86,67% 66,67% Kinerja Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, tahun disampaikan pada Tabel 5.16 berikut. Tabel 5.16 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Tahun No. Sasaran Program Indikator Program Satuan 1 Meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM Sumber: Hasil RP2N, 2013 Capaian Indikator Program Target Realisasi Produktivitas UMKM % 5 5 4,1 n/a Penyerapan Tenaga kerja % 2 2 2,3 5,83 Sumbangan UMKM dalam % 6 6 6,8 n/a pembentukan PDB Nilai ekspor produk UMKM % ,6 n/a Nilai investasi UMKM % ,6 n/a Jumlah koperasi aktif % ,7 Jumlah koperasi aktif yang % ,4 50 melaksanakan RAT Volume usaha koperasi % ,7 25,4 A. Capaian Indikator Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pencapaian Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah secara umum menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Dari total 8 indikator, 37,50 persen mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.42). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 82

97 2012, terdapat 50,00 persen indikator meningkat. Selebihnya, 50,00 persen indikator lagi tidak tersedia data sehingga tidak dapat ditentukan perkembangannya (Gambar 5.43). Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja adalah permasalahan anggaran, yaitu: (1) Permasalahan anggaran, yaitu keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh lapisan kegiatan; (2) Permasalahan SDM dan organisasi yaitu nomenklatur SKPD yang bertugas memberdayakan KUMKM di daerah berbeda, pejabat Pembina KUMKM kurang terlembagakan dengan baik, akibat seringnya mutasi pegawai, kurangnya pembinaan berkesinambungan dari Dinas setempat dan kapasitas aparat pelaksana di pusat maupun di daerah masih belum optimal; (3) Permasalahan regulasi, yaitu pemahaman peraturan perundang-undangan yang baru (UU No.20/2008 tentang UMKM; UU No.17/2012 tentang Perkoperasian; UU No.1/2013 tentang LKM; PP No.17/2013 tentang Pelaksanaan UU UMKM); (4) Permasalahan lainnya, yaitu kelemahan dari kriteria, verifikasi serta pemantauan dan evaluasi kegiatan. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah: (1) Menyusun prioritas penganggaran dan penentuan lokasi dan objek kegiatan; (2) Melaksanakan sosialisasi dan diseminasi serta penyusunan peraturan perundang-undangan pelaksanaannya dan menyediakan bahan sosialisasi; alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi/diseminasi; serta percepatan pelaksanaan penyusunan peraturan pelaksanaan. Gambar 5.42 Capaian Indikator Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Gambar 5.43 Perkembangan Capaian Indikator Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Reviu terhadap Penilaian Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, pendukung PN 3, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 61,54) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.44). Kualitas program sudah cukup baik namun perlu perbaikan kualitas pada aspek ketepatan, dan keberlanjutan (Gambar 5.45). Pelaksanaan/pengelolaan program kurang baik sehingga diperlukan perbaikan terutama dalam hal pembangunan sistem evaluasi. Kinerja program masih kurang baik pula sehingga perlu upaya sangat keras untuk meningkatkan kinerja program. 83

98 Gambar 5.44 Kualitas Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 70,59% Rancangan Gambar 5.45 Kualitas Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 70,00% Cara Penyusunan 100,00% Ketepatan 66,67% Nilai Keseluruhan 61,54% Pelaksanaan 44,44% 44,44% Kinerja Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, tahun disampaikan pada Tabel 5.17 berikut. Tabel 5.17 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Meningkatnya Persentase ibu bersalin % ,38 88,64 72,33 100,26 69,70 85,73 ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi yangditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)) Cakupan kunjungan % ,26 91,87 seluruh masyarakat neonatal pertama (KN1) Persentase balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/ % ,4 75,1 Sumber: Hasil RP2N, 2013 seluruh balita (D/S)) A. Capaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pencapaian Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak secara umum menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Dari total 3 indikator program, seluruhnya (100,00 persen) mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.46). Demikian pula dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, capaian indikator seluruhnya mengalami peningkatan dari tahun 2011 dan 2012 (Gambar 5.47). 84

99 Gambar 5.46 Capaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Gambar 5.47 Perkembangan Capaian Indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2012 mencapai 100,26 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 72,33 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 85,73 persen meningkat pula dibandingkan tahun 2011, yaitu 69,70 persen (Gambar 5.48). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak berada pada kondisi 4, yaitu program memiliki realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata. Gambar 5.48 Realisasi Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

100 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Tabel 5.18 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Pada tahun 2011 dan 2012, realisasi anggaran masing-masing mencapai 69,70 persen dan 85,73 persen sementara capaian indikator mencapai 101,30 persen dan 101,75 persen. Berdasarkan kombinasi besarnya realisasi anggaran dan capaian indikator program tersebut, mengindikasikan bahwa program cenderung tidak efektif dalam perencanaan, yaitu dalam hal penetapan target yang kemungkinan terlalu pesimis. Selain itu, program sangat tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran yang ditentukan tidak realistis karena terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran yang ditetapkan lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk program lainnya. Pertumbuhan capaian indikator program dan realisasi anggaran baik secara persentase maupun riil menunjukkan perkembangan yang sama-sama positif. Hal tersebut berarti peningkatan realisasi anggaran secara persentase maupun riil mampu menghasilkan peningkatan capaian indikator program. Rasio pertumbuhan rata-rata capaian indikator program/pertumbuhan realisasi anggaran riil sebesar 0,002 menunjukkan bahwa setiap tambahan realisasi anggaran 1 persen akan meningkatkan capaian indikator program sebesar 0,002 persen. Tabel 5.18 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,30 69,7 476,68 683, ,75 85, , ,30 Pertumbuhan (%) 0,45 16,03 244,82 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan 0,002 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Reviu terhadap Penilaian Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, pendukung PN 10, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 53,85) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.49). Kualitas program agak baik sehingga perlu perbaikan terutama pada aspek kelengkapan dan ketepatan komponen program (Gambar 5.50). Pelaksanaan/pengelolaan program kurang baik sehingga perlu perbaikan dalam hal pengumpulan data indikator kinerja, identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output, serta pembangunan sistem evaluasi pelaksanaan program. Demikian pula kinerja program yang agak baik membutuhkan upaya cukup keras untuk meningkatkan kinerjanya. 86

101 Gambar 5.49 Kualitas Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 58,82% Rancangan Gambar 5.50 Kualitas Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 66,67% Nilai Keseluruhan 53,85% Pelaksanaan 38,89% Cara Penyusunan 100,00% Ketepatan 40,00% 50,00% Kinerja Keberlanjutan 100,00% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Reviu terhadap Penilaian Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Program Pengelolaan Pertanahan Nasional, pendukung PN 10, memiliki nilai keseluruhan yang cukup baik (nilai 72,12) sehingga perlu upaya agak keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.51). Kualitas program sudah cukup baik namun perlu perbaikan pada aspek keterkaitan dengan PN dan keberlanjutan (Gambar 5.52). Pelaksanaan/pengelolaan program sudah cukup baik namun kinerja program masih kurang baik sehingga perlu upaya sangat keras untuk meningkatkan kinerja tersebut. Gambar 5.51 Kualitas Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Rancangan 80,88% Gambar 5.52 Kualitas Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 76,67% Cara Penyusunan 100,00% Ketepatan 86,67% Nilai Keseluruhan 72,12% Pelaksanaan 77,78% 33,33% Kinerja Keberlanjutan 66,67% Keterkaitan dengan PN 66,67% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

102 5.14 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Reviu terhadap Penilaian Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, pendukung PN 7, memiliki nilai keseluruhan yang agak baik (nilai 60,58) sehingga perlu upaya cukup keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.53). Kualitas program agak baik sehingga perlu perbaikan terutama pada aspek kelengkapan dan ketepatan komponen program (Gambar 5.54). Pelaksanaan/pengelolaan program sudah sangat baik namun kinerja program masih kurang baik sehingga perlu upaya sangat keras untuk meningkatkan kinerja tersebut. Gambar 5.53 Kualitas Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Rancangan 66,18% Gambar 5.54 Kualitas Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 56,67% Nilai Keseluruhan 60,58% Pelaksanaan 100,00% Cara Penyusunan 100,00% Ketepatan 66,67% 0,00% Kinerja Keberlanjutan 100,00% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, tahun disampaikan pada Tabel 5.19 berikut. Tabel 5.19 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun No. Sasaran Program Indikator Program Satuan 1 Meningkatnya efektifitas kebijakan yang menunjang pengembangan perdagangan dalam negeri Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama Rasio variasi harga komoditi tertentu di dalam dan di luar negeri yang semakin kecil 88 Capaian Indikator Program Target Realisasi Realisasi Program (DIPA-PP 39) Fisik Anggaran (%) (%) persen 5,00 5,00 0,04 3,70 92,9 97,82 95,39 94,88 rasio <1 <1 0,3 0,30

103 No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Rasio variasi harga harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional yang semakin kecil Peningkatan pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran Perizinan dibidang Perdagangan Dalam Negeri yang dilayani secara online Waktu penyelesaian perizinan dan non perizinan dibidang perdagangan dalam negeri Capaian Indikator Program Target Realisasi Realisasi Program (DIPA-PP 39) Fisik Anggaran (%) (%) rasio 1,50 1,50 1,90 1,70 persen 3,90 6,50 4,10 8,70 jenis 15,00 17,00 15,00 12,00 hari 6,00 5,00 5,00 3,50 A. Capaian Indikator Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Pencapaian Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 6 indikator, 66,67 persen mencapai target yang ditetapkan sementara sisanya tidak mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.55). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, terdapat 50,00 persen indikator meningkat dan 33,33 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya. Selebihnya, 16,67 persen indikator tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 dan 2012 (Gambar 5.56). Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri adalah: (1) Permasalahan infrastruktur, yaitu lokasi sarana distribusi yang terkadang dibangun di wilayah pedesaan/perbatasan/terpencil terkadang susah untuk diakses baik produsen maupun konsumen; (2) Permasalahan SDM dan organisasi, yaitu kesiapan Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan kegiatan yang termasuk dalam program;(3) Permasalahan regulasi, yaitu masih diperlukannya aturan petunjuk teknis pembangunan sarana distribusi dan standarnya agar pemerintah daerah dan juga setiap K/L yang mendukung program ini dapat mengikuti standar yang sama; dan (4) Dukungan infrastruktur jalan, listrik serta sarana transportasi untuk optimalisasi sarana distribusi perdagangan dan juga kejelasan tata ruang wilayah di daerah untuk lokasi retail modern, dan usaha dagang kecil dan menengah. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah Kementerian Perdagangan sedang mempersiapkan Peraturan terkait pembangunan sarana distribusi dan juga pusat distribusi. 89

104 Gambar 5.55 Capaian Indikator Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Gambar 5.56 Perkembangan Capaian Indikator Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, 2013 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri tahun 2012 mencapai 97,82 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 92,90 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 94,88 persen menurun dibandingkan tahun 2011, yaitu 95,39 persen (Gambar 5.57). Dibandingkan dengan rata-rata 10 program, capaian kinerja Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri berada pada kondisi 1, yaitu program memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan ratarata 10 program. Gambar 5.57 Realisasi Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N,

105 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Tabel 5.20 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Pada tahun 2011, realisasi anggaran mencapai 95,39 persen sementara capaian indikator program mencapai 85,97 persen. Kombinasi tersebut mengindikasikan bahwa program cenderung efektif namun tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran tidak realistis sehingga terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran ditetapkan secara lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut, dapat dialokasikan untuk program lain. Sementara itu, pada tahun 2012, realisasi anggaran mencapai 94,88 persen dan capaian indikator mencapai 93,63 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa program cenderung efektif dan efisien namun belum mencapai 100 persen. Karena itu, sebaiknya perencanaan lebih dioptimalkan guna menghasilkan target yang lebih optimis dan anggaran yang lebih realistis. Pertumbuhan capaian indikator menunjukkan perkembangan yang positif. Sementara pertumbuhan realisasi anggaran baik secara persentase maupun riil menunjukkan perkembangan yang negatif. Hal tersebut berarti penurunan realisasi anggaran secara persentase maupun riil tidak mempengaruhi capaian indikator. Tabel 5.20 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,97 95, , , ,63 94,88 912,02 961,23 Pertumbuhan 8,91-0,51-12,52 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan -0,711 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N, Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Reviu terhadap Penilaian Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan, pendukung PN 9, memiliki nilai keseluruhan yang cukup baik (nilai 73,08) sehingga perlu upaya agak keras untuk melakukan perbaikan (Gambar 5.58). Kualitas program sudah sangat baik di seluruh aspek rancangan program, yaitu kelengkapan, ketepatan, keterkaitan dengan PN, dan keberlanjutan (Gambar 5.59). Pelaksanaan/pengelolaan program masih kurang baik sehingga diperlukan perbaikan dalam hal pengumpulan data indikator kinerja, identifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output, dan pembangunan sistem evaluasi pelaksanaan program. Kinerja program agak baik pula sehingga perlu upaya cukup keras untuk meningkatkan kinerja program. 91

106 Gambar 5.58 Kualitas Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan 85,29% Rancangan Gambar 5.59 Kualitas Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan Menurut Kriteria Rancangan Program Kelengkapan 86,67% Nilai Keseluruhan 73,08% Pelaksanaan 38,89% Cara Penyusunan 0,00% Ketepatan 86,67% 61,11% Kinerja Keberlanjutan 100,00% Keterkaitan dengan PN 100,00% Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N, Reviu terhadap Data Kinerja Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Capaian indikator, realisasi fisik dan anggaran dari Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan, tahun disampaikan pada Tabel 5.21 berikut. Tabel 5.21 Capaian Indikator, Realisasi Fisik dan Anggaran Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Kawasan Hutan, Tahun Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Terjaminnya Data dan informasi Judul ,99 95,75 91,29 87,59 kepastian kawasan hutan sehingga pengelolaan sumberdaya hutan dapat dilaksanakan geospasial dasar dan tematik kehutanan terkini tingkat nas sebanyak 5 judul Ijin pinjam pakai % 100,00 100,00 100,00 100,00 secara lebih optimal kawasan hutan terlayani 100% secara tepat waktu (setiap tahun) Rencana makro penyelenggaraan kehutanan sebanyak 4 judul Judul Tata batas kawasan hutan sepanjang Km, terdiri dr batas luar dan batas fungsi kawasan hutan Km 8.514, , , ,91 Penunjukan kawasan hutan provinsi selesai 100% % 75,00 100,00 75,00 87,50 92

107 Capaian Indikator Program Realisasi Program (DIPA-PP 39) No. Sasaran Program Indikator Program Satuan Fisik Anggaran Target Realisasi (%) (%) Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan seluruh Indonesia dan beroperasinya 120 KPH (20% wilayah KPH yang KPH Sumber: Hasil RP2N, 2013 telah ditetapkan) A. Capaian Indikator Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Pencapaian Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dari total 6 indikator, 83,33 persen mencapai target yang ditetapkan sementara sisanya tidak mencapai target yang ditetapkan (Gambar 5.60). Dilihat dari perkembangan capaian dari tahun 2011 dan 2012, terdapat 83,33 persen indikator meningkat dan 16,67 persen indikator menurun dari tahun sebelumnya (Gambar 5.61). Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan adalah permasalahan anggaran, yaitu keterbatasan anggaran pemerintah sehingga tidak menjangkau seluruh lapisan kegiatan. Dalam menghadapi permasalahan pencapaian program tersebut, solusi dan tindak lanjut yang dilakukan adalah penyusunan prioritas penganggaran dan penentuan lokasi dan objek kegiatan. Gambar 5.60 Capaian Indikator Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Gambar 5.61 Perkembangan Capaian Indikator Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Sumber: Hasil RP2N, 2013 Sumber: Hasil RP2N,

108 B. Realisasi Fisik dan Anggaran Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan (Berdasarkan Laporan Triwulan IV PP 39/2006) Rata-rata realisasi fisik Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan tahun 2012 mencapai 95,29 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 90,31 persen. Sementara rata-rata realisasi anggaran tahun 2012, mencapai 87,59 persen menurun dibandingkan tahun 2011, yaitu 91,32 persen (Gambar 5.62). Dibandingkan dengan rata-rata 10 Program, capaian kinerja ogram Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan berada pada kondisi 4, yaitu program memiliki realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 10 program. Gambar 5.62 Realisasi Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan, Tahun 2011 dan 2012 Sumber: Hasil RP2N, 2013 C. Efektivitas dan Efisiensi Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Tabel 5.22 menunjukkan perbandingan antara capaian indikator dengan realisasi anggaran Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan. Pada tahun 2011, realisasi anggaran mencapai 94,88 persen dan capaian indikator program mencapai 93,63 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa program cenderung efektif dan efisien namun belum mencapai 100 persen. Karena itu, sebaiknya perencanaan lebih dioptimalkan guna menghasilkan target yang lebih optimis dan anggaran yang lebih realistis. Sementara itu, pada tahun 2012, realisasi anggaran mencapai 87,59 persen sementara capaian indikator program mencapai 98,34 persen. Berdasarkan kombinasi besarnya realisasi anggaran dan capaian indikator program tersebut, mengindikasikan bahwa program cenderung efektif namun tidak efisien dalam perencanaan, yaitu anggaran yang ditentukan tidak realistis sehingga terdapat kelebihan anggaran. Jika anggaran ditetapkan secara lebih realistis, maka kelebihan anggaran tersebut, dapat dialokasikan untuk program lain. 94

109 Pertumbuhan capaian indikator program menunjukkan perkembangan yang negatif. Sementara pertumbuhan realisasi anggaran secara persentase menunjukkan perkembangan yang negatif pula. Namun, pertumbuhan realisasi anggaran secara riil menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini berarti penurunan capaian indikator dihasilkan karena adanya penurunan persentase realisasi anggaran program. Sementara peningkatan realisasi anggaran secara riil tidak mampu menghasilkan peningkatan capaian indikator program. Tabel 5.22 Perbandingan Antara Capaian Indikator dengan Realisasi Anggaran Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Tahun Keterangan Realisasi Anggaran Alokasi Program Capaian Indikator (DIPA-PP 39) (DIPA-PP 39) Program % Riil Rp M ,31 91,29 327,22 358, ,34 87,59 557,45 636,43 Pertumbuhan -0,97-3,70 70,06 Rasio Pertumbuhan Rata-Rata Capaian Indikator Program/Pertumbuhan -0,014 Realisasi Anggaran Riil Sumber: Hasil RP2N,

110 96

111 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Hasil reviu terhadap penilaian atas rancangan, pelaksanaan, dan kinerja dari 14 program, menghasilkan beberapa butir kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara umum kualitas rancangan program sudah cukup baik, namun masih ditemukan kelemahan dalam hal kelengkapan dan kejelasan komponen kebijakan/program/kegiatan mulai dari permasalahan sampai dengan input, ketepatan alur pikir perencanaan mulai dari permasalahan sampai dengan input yang dapat dilihat hubungan sebab akibatnya dengan jelas dan benar, ketepatan penentuan tingkatan komponen kebijakan/program/kegiatan dan tidak saling tumpang tindih serta ketepatan penentuan target. 2. Berkaitan dengan cara perancangan program, dari 14 program, 7 program diantaranya sudah menggunakan instrumen perencanaan kerangka model logika. Sementara, 5 program masih menggunakan kerangka pikir biasa dan 2 program sisanya tidak menggunakan suatu instrumen perencanaan. Belum digunakannya kerangka berpikir model logika tersebut, dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan dalam perancangan program terutama terkait aspek kelengkapan dan ketepatan komponen program, keterkaitan dengan prioritas nasional. Selain itu, penerapan kerangka model logika dalam perancangan program harus dipastikan optimal agar mampu menghasilkan kualitas rancangan yang berkualitas. 3. Dalam pelaksanaan program, masih ditemukan beberapa kelemahan seperti dalam hal pengumpulan data kinerja secara rutin, baik terkait indikator impact, outcomes, dan output, pengambilan keputusan berdasarkan data kinerja dan ketersediaan sistem evaluasi. Tiga permasalahan yang paling banyak terjadi dalam upaya pencapaian program RKP 2012 adalah permasalahan anggaran, SDM dan organisasi, regulasi dan infrastruktur. 4. Kinerja program berdasarkan hasil penilaian terhadap capaian dan perkembangan indikator impact, outcomes, dan output, secara umum belum memuaskan. Hampir seluruh program dari 14 program, memiliki kinerja yang masih agak/kurang baik. Hal ini terutama disebabkan sebagian besar program tersebut tidak memiliki indikator impact. 5. Program dengan nilai keseluruhan yang sudah sangat/cukup baik hanya mencapai 42,86 persen. Dari ketiga aspek yang membentuk nilai keseluruhan program, yaitu rancangan, pelaksanaan, dan kinerja program merupakan aspek yang paling memerlukan perbaikan. Sementara itu, hasil reviu terhadap data capaian kinerja program pada tingkatan outcomes, antara lain menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan capaian indikator, dari total 73 indikator yang direviu, sebanyak 58,90 persen indikator tercapai, dan 49,32 persen indikator meningkat dibandingkan tahun Kondisi tersebut menunjukkan secara umum kinerja program pada tingkatan outcomes sudah cukup baik. 2. Berdasarkan data laporan PP 39/2006, pada tahun 2012, rata-rata realisasi fisik pelaksanaan pembangunan 10 program meningkat dibandingkan tahun 2011, yaitu menjadi 93,64 persen 97

112 dari 80,82 persen pada tahun Demikian pula, rata-rata realisasi anggaran 10 program, pada tahun 2012 meningkat menjadi 87,73 persen dari 79,50 persen pada tahun Berkaitan kondisi program, dari 10 program, 3 program telah sesuai harapan yaitu berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata). Sedangkan, tiga program masih membutuhkan perhatian, karena berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata). 3. Berdasarkan efektivitas dan efisiensi, dari 10 program terdapat 5 program yang cenderung efisien dan cenderung efektif karena memiliki realisasi anggaran dan capaian indikator pada kisaran persen. Hal ini berarti penentuan anggaran realistis dan penetapan target optimis, tidak ambisius atau pesimis. 6.2 Rekomendasi 1. Penggunaan kerangka berpikir logic model/model logika sangat penting ketika menyusun formulasi kebijakan atau program pembangunan. Setiap perencana di Bappenas harus mampu mengaplikasikan logic model/model logika sebagai instrumen perencanaan kebijakan atau program pembangunan. Hal ini guna menjamin terwujudnya suatu perencanaan yang berkualitas, yang ditandai dengan: a. Lengkap dan jelasnya setiap komponen kebijakan/program/kegiatan mulai dari permasalahan sampai dengan input; b. Tepatnya alur pikir perencanaan mulai dari permasalahan sampai dengan input yang dapat dilihat melalui hubungan sebab akibat yang jelas dan benar; c. Tepatnya penentuan tingkatan komponen kebijakan/program/kegiatan sehingga tidak saling tumpang tindih; dan d. Tepatnya penentuan target berdasarkan suatu baseline data. 2. Faktor-faktor lain yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan perencanaan, adalah: (1) Koordinasi antar sektor/bidang terutama dalam kaitan penentuan sektor/bidang pendukung pencapaian suatu dampak; dan (2) Perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah SMART, sehingga tidak akan terjadi permasalahan saat pengumpulan data. 3. Berkaitan dengan peningkatan pengelolaan/manajemen program dan kinerja program, hal penting yang harus diperhatikan antara lain: a. Tata kelola dan manajemen kebijakan/program/kegiatan harus disusun sejak tahap perencanaan sehingga diharapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien; b. Dalam tata kelola, pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pencapaian kebijakan/program/kegiatan sudah diidentifikasi beserta bagaimana antarpihak tersebut saling berhubungan; c. Pengelolaan pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dimulai dari persiapan sampai dengan berakhir dan sesuai dengan maksud dan tujuan; d. Kegiatan monev sudah disusun sejak tahap perencanaan program, termasuk penetapan indikator kinerja, subjek evaluasi, waktu pelaksanaan evaluasi, pelaksana/pihak yang melakukan evaluasi beserta metodenya; e. Pengumpulan data kinerja harus dilakukan secara rutin; f. Data kinerja yang dikumpulkan dijadikan bahan pengambilan keputusan, seperti keputusan terkait penyesuaian prioritas program dan pengalokasian sumber daya; 98

113 g. Perlu membangun suatu sistem evaluasi terkait manajemen program dan atau untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi; h. Laporan evaluasi program disusun secara berkala sesuai dengan yang direncanakan, dengan tetap membuka peluang untuk melakukan evaluasi yang sifatnya ad hoc karena urgensinya. 4. Pelaksanaan Reviu Program Pembangunan Nasional (RP2N) cukup bisa memberikan gambaran kualitas rancangan, pelaksanaan, dan kinerja program; diharapkan pelaksanaan RP2N dimasa mendatang dapat melibatkan partisipasi seluruh direktorat sektor terutama yang memiliki mitra K/L. 99

114 100

115 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asian Development Bank Phase 1 Final Report: Flood Management in Selected River Basins. Jakarta. BOND (Editor) Logical Framework Analysis. London: BOND (Networking for International Development). Delevic, Milica, PhD Guide to the framework Approach. Global Print. Belgrade. Duignan, Paul Outcomes Model Standards for Systematic Outcomes Analysis. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Evaluasi Akhir Tahun Rencana Kerja Pemerintah Tahun Jakarta. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan. Jakarta. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan Republik Indonesia Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan. Jakarta. Office of Management and Budget Guide to the Program Assessment Rating Tool (PART). Washington. Mcnamara, Carter A Basic Guide to Program Evaluation. Minnesota: Authenticity Consulting, LLC. Powell, Ellen Taylor and Ellen Henert Developing a logic model: Teaching and training guide. From Powell, Ellen Taylor, Sara Steele, and Mohammad Douglah Planning a Program Evaluation. Madison. Sherril B. Gelmon, Anna Foucek and Amy Waterbury Program Evaluation: Principles and Practices. 2nd ed. Portland: Northwest Health Foundation. The World Bank (Editor) (2000): The Logframe Handbook: A Logical Framework Approach to Project Cycle Management. Washington DC: The World Bank The World Bank Ten Steps to a Results-Based Monitoring and Evaluation System. Washington DC: The World Bank UNAIDS An Introduction to Indicators. Geneva. University of Wisconsin-Extension Enhancing Program Performance with Logic Models.From United Nations Development Programme Handbook on Monitoring and Evaluating for Results. New York. 101

116 U.S. Department of Health & Human Services Framework for Program Evaluation in Public Health. Georgia. USAID Selecting Performance Indicators. Wilkins, Linda, Paula Swatman, and Tanya Castlemen Faster, Richer, Better: Rapid Appraisal Techniques for the Study of IS Implementation in Virtual Communities. Melbourne. W.K. Kellogg Foundation Logic Model Development Guide. Michigan

117 LAMPIRAN 103

118 104

119 Lampiran 1. Hasil Uji Coba RP2N Tabel 1 Pelaksanaan Uji Coba RP2N No Direktorat PN Program Uji Coba Pertama RP2N (Mei Juni 2012) 1 Direktorat Aparatur Negara PN 1. Reformasi Birokrasi dan Program Reformasi & Tata Kelola Tata Kelola 2 Direktorat Agama dan Pendidikan PN. 2. Pendidikan Program Pendidikan Tinggi 3 Direktorat Transportasi PN. 6. Infrastruktur Program Penyelenggaraan Jalan Uji Coba Kedua RP2N (Juli 2012) 1 Direktorat Kesehatan dan Gizi PN 3. Kesehatan Program Pembinaan Upaya Kesehatan Masyarakat 2 Direktorat Pangan dan Pertanian PN 5.Pangan dan Pertanian Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 3 Direktorat Kehutanan PN 9. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Uji Coba Ketiga RP2N (Oktober 2012) 1 Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 2 Direktorat Pertahanan, dan Keamanan PN 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi PN 14. Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat PN 12. Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Pertahanan Keamanan PN 13. Lainnya Bidang Perekonomian PN 8. Energi 3 Direktorat Hukum dan Hak Asasi Manusia 4 Direktorat Energi, Telekomunikasi, dan Informatika 5 Direktorat Perdagangan, Investasi PN 7. Iklim Investasi dan Iklim dan Kerjasama Ekonomi Usaha Internasional 6 Direktorat Agama dan Pendidikan PN 10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pascakonflik Sumber: Laporan Uji Coba RP2N, 2012 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Program Kesejarahan, Kepurbakalaan, dan Permuseuman Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Program Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian Program Pengelolaan Ketenagalistrikan Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri Program Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 105

120 Uji Coba Pertama Uji Coba Kedua dan Ketiga Tabel 2 Perbandingan Format dan Metodologi Pengolahan dan Analisis RP2N Pada Uji Coba Pertama, Kedua, dan Ketiga Format Metodologi Pengolahan dan Analisis Format Pemilihan Program Rancangan Program Worksheet 3: Finalisasi Program Terpilih Terdapat tiga hal yang harus diisi pada worksheet ini, yaitu program terpilih dan alasan pemilihan. Adapun kriteria pemilihan adalah: (i) program besar dan berperan penting dalam Prioritas Nasional tertentu, (ii) program bisa lintas bidang/sektor, dan (iii) program memiliki alokasi anggaran definitif yang besar (masuk dalam 3 besar). Worksheet 4 : Matriks Isian Rancangan Program Terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu Kelengkapan Atribut, Ketepatan Atribut, Keterkaitan dengan PN, dan Keberlanjutan. Masing-masing aspek diberi nilai 0,1,3, dan 4, dimana semakin besar nilai yang diberikan maka semakin baik penilaian atas aspek rancangan program. Nilai yang diberikan harus disertai dengan deskripsi alasan atau penjelasan. - Matriks A. Finalisasi Pemilihan Program Pembangunan Matriks A adalah sama dengan worksheet 3, hanya terdapat perbedaan nomenklatur. Menghitung rata-rata penilaian atas rancangan program yang diberikan sektor dan EKPS dengan rumus: Mengkategorikan program berdasarkan rata-rata penilaian atas Rancangan program menjadi dua kelompok, yaitu (1) Kelompok Program dengan aspek rancangan program di atas ratarata, dan (2) Kelompok Program dengan aspek rancangan program di bawah rata-rata. Melakukan reviu Rancangan per Program PN terhadap empat aspek Matriks B. Daftar Isian Desain/Perancangan Terdapat tujuh aspek yang dinilai yaitu permasalahan, Impact, Outcomes, Output, Keterkaitan dengan Prioritas Nasional, Keberlanjutan Program, dan cara perancangan program. Penilaian dilakukan berdasarkan pertanyaan yang masing-masing terdiri dari 4 pilhan jawaban. Total pertanyaan dalam daftar isian matriks B adalah 27 pertanyaan. Cara pengisian daftar isian: a Melingkari satu jawaban yang sesuai b Memberikan uraian penjelasan - Metodologi Pengolahan dan Analisis Menentukan masing-masing skor Rancangan Program kemudian menjumlahkan skor tersebut. Mengubah skor rancangan program menjadi persentase Ketiga, Menafsirkan nilai ke dalam kategori penilaian kualitatif. 106

121 Uji Coba Pertama Uji Coba Kedua dan Ketiga Pelaksanaan Program Format Metodologi Pengolahan dan Analisis Format Worksheet 5 : Matriks Isian permasalahan, solusi, dan Tindak Lanjut Terdapat empat hal yang dinilai dalam pelaksanaan program, yaitu permasalahan yang dihadapi sepanjang tahun 2010 sampai dengan triwulan 1 tahun 2012, beserta solusi dan tindak lanjut yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kinerja Worksheet 6 : Program Matriks Isian Kinerja Program Penilaian kinerja program dilakukan dengan melihat pada dua aspek, yakni penyerapan anggaran dan realisasi capaian fisik indikator kinerja program. Selain itu, juga dilakukan penilaian terhadap kinerja KP dalam mendukung kinerja program yang juga dilihat dari dua aspek, yakni penyerapan anggaran dan realisasi capaian fisik dari indikator semua KP atau sebagian KP yang dianggap penting dan paling mendukung capaian program terpilih. Sumber: Laporan Uji Coba Pelaksanaan RP2N, 2012 Mengidentifikasi permasalahan yang paling sering muncul dalam pelaksanaan keempatbelas Program PN terpilih selama tahun 2010 sampai dengan triwulan 1 tahun Melakukan reviu lebih mendalam terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan per Program PN sepanjang tahun 2010 sampai dengan triwulan 1 tahun 2012 beserta tindak lanjut yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Menentukan kondisi analisis Program berdasarkan kombinasi persentase realisasi Fisik Program dan penyerapan anggaran Program, dengan acuan sebagaimana dl Tabel 6. Membuat grafik Program PN yang direviu pada TA 2010, TA 2011, dan TW I 2012 Ketiga, Menganalisis Kegiatan Prioritas (KP) setiap Program PN terpilih, sebagai gambaran kinerja KP dalam mendukung Program PN tersebut. 107 c Menyertakan bukti pendukung yang diminta baik dalam bentuk fotocopy atau softcopy dengan mencantumkan matriks dan nomor pertanyaan Matriks C1. Daftar Isian Manajemen Program Penilaian dilakukan terhadap efektivitas program yang dikelola untuk memenuhi tujuan program kinerja yang meliputi pengumpulan data kinerja, monev evaluasi & akuntabilitas pengelola program. Matriks C2. Permasalahan, Solusi, dan Tindak Lanjut Program Matriks C2 dan Worksheet 5 adalah sama, hanya terdapat perbedaan nomenklatur. Matriks D1. Daftar Isian Kinerja Program Matriks D1 terdiri dari pertanyaanpertanyaan yang masing-masing memiliki empat pilihan jawaban. Jumlah pertanyaan pada matriks D1 adalah enam pertanyaan. Matriks D2. Daftar Isian Kinerja Program, Anggaran dan Capaian Fisik Matriks D2 sama dengan worksheet 6 hanya terjadi perbedaan nomenklatur. Metodologi Pengolahan dan Analisis Menentukan skor Pelaksanaan Program kemudian menjumlahkan skor tersebut. Mengubah skor pelaksanaan program menjadi persentase Menafsirkan nilai ke dalam kategori penilaian kualitatif. Menyusun tabulasi masalah/solusi/tindak lanjut. Melakukan kodefikasi terhadap permasalahan dalam pelaksnaan 14 Program PN terpilih selama tahun 2010 sd April/tw 1 th Menentukan skor Kinerja Program kemudian menjumlahkan skor tersebut. Mengubah skor kinerja program menjadi persentase Menafsirkan nilai ke dalam kategori penilaian kualitatif. Sama dengan metodologi yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis worksheet 6

122 Lampiran 2. Daftar Isian RP2N D A F T A R I S I A N MATRIKS A. PEMILIHAN PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL Petunjuk Pengisian: Isikan program yang akan dievaluasi dalam RP2N. Program terpilih diusahakan tidak duplikatif dengan unit UKE II Bappenas lain. Dit. EKPS akan melakukan verifikasi mengenai duplikasi program dan akan mengkonfirmasi dan kesepakatan kepada unit kerja terkait dalam menentukan program. Kriteria pemilihan adalah: (i) program besar dan berperan penting dalam Prioritas Nasional tertentu, (ii) program bisa lintas bidang/sektor, dan (iii) program memiliki alokasi anggaran definitif yang besar (masuk dalam 3 besar). Penjelasan singkat lihat Tahap I: Program Terpilih oleh Direktorat Sektor, hal.2. a. Prioritas Nasional Isikan No. PN b. Program Terpilih Isikan nama program terpilih (tidak duplikasi dengan UKE II lain) c. Alasan Pemilihan 108

123 etunjuk Pengisian: MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Beri tanda pada satu pilihan yang paling sesuai Berikan deskripsi/uraian/penjelasan di tempat yang disediakan. Sertakan bukti pendukung yang diminta baik dalam bentuk fotocopy atau softcopy dengan mencantumkan matriks dan nomor pertanyaan (lihat contoh pada Lampiran B hal.7-9) Penjelasan singkat lihat Tahap II: Self Evaluation oleh Direktorat Sektor, hal.3. I. PERMASALAHAN 1.1 Seberapa jelas masalah, kepentingan atau kebutuhan yang melatarbelakangi perancangan program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah program ditujukan untuk mengatasi suatu masalah, kepentingan atau kebutuhan tertentu dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 1.2 Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikandeskripsi/uraian/penjelasan terkait masalah, kepentingan atau kebutuhan yang melatarbelakangi perancangan program: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya masalah, kepentingan atau kebutuhan, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 1.2 Seberapa relevan perancangan program dengan masalah, kepentingan atau kebutuhan? Maksud pertanyaan: menentukan apakah apakah tujuan program relevan dengan masalah, kepentingan atau kebutuhan yang harus diatasi. Sangat relevan Cukup relevan Agak relevan Tidak relevan Lanjut ke 2.1 Jika sangat/ cukup relevan, mohon berikan deskripsi terkait relevansi perancangan program dengan masalah, kepentingan atau kebutuhan yang harus diatasi: 109

124 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya relevansi masalah, kepentingan atau kebutuhan dengan impact program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. II. IMPACT / DAMPAK 2.1 Seberapa jelas pernyataan impact program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah impactprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 2.2 Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait impactprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya impact program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 2.2 Seberapa tepatkah impact program dilihat dari segi levelling? Sangat tepat Cukup tepat 110 Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke 2.3 Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan level impactprogram:

125 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya impact program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 2.3 Apakah impact program relevan dengan masalah, kepentingan, atau kebutuhan yang melatarbelakangi perancangan program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah program ditujukan untuk mengatasi suatu masalah, kepentingan atau kebutuhan tertentu yang masih ada/terjadi pada saat ini. Sangat relevan Cukup relevan Agak relevan Tidakrelevan Lanjut ke 2.4 Jika sangat/cukup relevan, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitrelevansiimpactdengan masalah, kepentingan atau kebutuhan yang melatarbelakangi perancangan program: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan bahwa masalah, kepentingan dan kebutuhan masih ada dan masih harus diatasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 2.4 Apakahimpact program memiliki indikator? Ya Tidak Lanjut ke Seberapa jelas indikatorimpact program? 111

126 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatorimpactprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 2.6 Jika sangat/cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait indikator impactprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya indikator impact program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 2.6 Seberapa tepatkah indikator untuk mengukur impact program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatorsudah tepat menjadi alat ukur impact Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke 2.7 Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan indikator dalammengukur impactprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 112

127 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM 2.7 Seberapa optimis target yang ditetapkan untuk indikator impact? Maksud pertanyaan: menentukan apakah target indikator impact program optimis, yakni sesuai dengan kemampuan yang ada untuk mencapainya. Sangat optimis Cukup optimis Agak optimis Tidak optimis Lanjut ke 3.1 Jika sangat/ cukup optimis, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitseberapa optimis target yang ditetapkan: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan optimisme indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. III. OUTCOMES 3.1 Seberapa jelas pernyataan outcomes program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah outcomesprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 3.2 Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait outcomesprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. 113

128 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outcomesprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.2 Seberapa tepatkah outcomesprogram dilihat dari segi levelling? Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke 3.3 Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan level outcomesprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outcomesprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.3 Seberapa besar kontribusi outcomes program mendukung pencapaian impact? Maksud pertanyaan: menentukan apakah outcomesprogram merupakan faktor yang mampu mendukung pencapaian impact. Sangat mendukung Cukup mendukung Agak mendukung Tidak mendukung Lanjut ke 3.4 Jika sangat/ cukup mendukung, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitdukungan outcomes program terhadap impact program: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. 114

129 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan bahwa outcomes merupakan pendukung pencapaian impact, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.4 Apakahoutcomesprogram memiliki indikator? Ya Tidak Lanjut ke Seberapa jelas indikatoroutcomesprogram? Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatoroutcomesprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 3.6 Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait indikator outcomesprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya indikator outcomesprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.6 Seberapa tepatkah indikator untuk mengukuroutcomesprogram? Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatorsudahtepat menjadi alat ukur outcomesprogram. Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke 3.7 Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan indikator dalam mengukur outcomesprogram: 115

130 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.7 Seberapa optimis target yang ditetapkan untuk indikator outcomes? Maksud pertanyaan: menentukan apakah target indikator outcomesprogram optimis, yakni sesuai dengan kemampuan yang ada untuk mencapainya. Sangat optimis Cukup optimis Agak optimis Tidak optimis Lanjut ke 4.1 Jika sangat/ cukup optimis, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitseberapa optimis target yang ditetapkan: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan optimisme indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. IV. OUTPUT 4.1 Seberapa jelas pernyataan output program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah outputprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke

131 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait outputprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outputprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 4.2 Seberapa tepatkah outputprogram dilihat dari segi levelling? Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke 4.3 Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan level outputprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outputprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 4.3 Seberapa besar kontribusi outputprogram mendukung pencapaian outcomes? Maksud pertanyaan: menentukan apakah outcomesprogram merupakan faktor yang mampu mendukung pencapaian impact. Sangat mendukung Cukup mendukung Agak mendukung Tidak mendukung Lanjut ke 4.4 Jika sangat/ cukup mendukung, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitdukungan outputprogram terhadap outcomes program: 117

132 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan bahwa outputmerupakan pendukung pencapaian outcomes, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 4.4 Apakahoutputprogram memiliki indikator? Ya Tidak Lanjut ke Seberapa jelas indikatoroutputprogram? Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatoroutputprogram sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Lanjut ke 4.6 Jika sangat/ cukup jelas, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait indikator outputprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya indikator outcomesprogram, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 4.6 Seberapa tepatkah indikator untuk mengukuroutputprogram? Maksud pertanyaan: menentukan apakah indikatorsudahtepat menjadi alat ukur Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Lanjut ke

133 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Jika sangat/ cukup tepat, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait ketepatan indikator dalam mengukur outputprogram: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 4.7 Seberapa optimis target yang ditetapkan untuk indikator output? Maksud pertanyaan: menentukan apakah target indikator outputprogram optimis, yakni sesuai dengan kemampuan yang ada untuk mencapainya. Sangat optimis Cukup optimis Agak optimis Tidak optimis Lanjut ke 5.1 Jika sangat/ cukup optimis, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitseberapa optimis target yang ditetapkan: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan optimisme indikator yang sudah diidentifikasi, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. V. KETERKAITAN DENGAN PRIORITAS NASIONAL 5.1 Seberapa besar program mendukung capaian Prioritas Nasional? Maksud pertanyaan: menentukan apakah program mendukung capaian Prioritas Sangat besar Cukup besar Agak besar Tidak besar Lanjut ke

134 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Jika sangat/ cukup besar, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait dukungan program terhadap Prioritas Nasional: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan bahwa program mendukung capaian Prioritas Nasional tertentu, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. VI. KEBERLANJUTAN PROGRAM 6.1 Seberapa besar kemampuan program dalam memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan, termasuk setelah program selesai dilaksanakan? Maksud pertanyaan: prediksi keberlanjutan program dalam hal pemberian manfaat secara terus-menerus, termasuk setelah program selesai dilaksanakan. Sangat besar Cukup besar Agak besar Tidak besar Lanjut ke 7.1 Jika sangat/ cukup besar, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait keberlanjutan program: Mohon tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat yang memuat deskripsi/uraian/penjelasan seperti yang tertera di atas. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan bahwa adakeberlanjutan program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. VII. CARA PERANCANGAN PROGRAM 7.1 Manakah diantara cara-cara perancangan program dibawah ini yang digunakan dalam perancangan program? 120

135 MATRIKS B. DESAIN/PERANCANGAN PROGRAM Kerangka Pikir Logic Model Log Frame Lainnya, sebutkan: Mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan singkat terkait cara perancangan program. 121

136 Petunjuk Pengisian: MATRIKS C1. MANAJEMEN PROGRAM Beri tanda pada satu pilihan yang paling sesuai Berikan deskripsi/uraian/penjelasandi tempat yang disediakan. Sertakan bukti pendukung yang diminta baik dalam bentuk fotocopy danatau softcopy dengan mencantumkan matriks dan nomor pertanyaan (lihat contoh pada Lampiran B hal.7-9) Penjelasan singkat lihat Pelaksanaan Program (Program Implementation), hal.4. 1 Seberapa teratur program mengumpulkan data indikator kinerja yang berkaitan dengan impact program? Maksud pertanyaan: menentukan terdapatnya proses pengumpulan data kinerja dalam pelaksanaan program. Sangat teratur Cukup teratur Agak teratur Tidak teratur Lanjut ke 2 Jika sangat/ cukup teratur, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitproses pengumpulan data kinerja: Bukti: Deskripsi tentang proses pengumpulan data kinerja. 2 Seberapa teratur program mengumpulkan data indikator kinerja yang berkaitan dengan outcomes program? Maksud pertanyaan: menentukan terdapatnya proses pengumpulan data kinerja dalam pelaksanaan program. Sangat teratur Cukup teratur Agak teratur Tidak teratur Lanjut ke 3 Jika sangat/ cukup teratur, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait proses pengumpulan data kinerja: Bukti: Deskripsi tentang proses pengumpulan data kinerja. 3 Seberapa teratur program mengumpulkan data indikator kinerja yang berkaitan dengan output program? 122

137 MATRIKS C1. MANAJEMEN PROGRAM Maksud pertanyaan: menentukan terdapatnya proses pengumpulan data kinerja dalam pelaksanaan program. Sangat teratur Cukup teratur MATRIKS C1. MANAJEMEN PROGRAM Agak teratur Tidak teratur Lanjut ke 4 Jika sangat/ cukup teratur, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitproses pengumpulan data kinerja: Bukti: Deskripsi tentang proses pengumpulan data kinerja. 4 Seberapa besar peran data kinerja yang dikumpulkan dalam pengambilan keputusan, seperti keputusan terkait penyesuaian prioritas program dan pengalokasian sumber daya? Maksud pertanyaan: menentukan peran data kinerja yang dikumpulkan terhadap proses pengambilan keputusan seperti dalam penyesuaian prioritas program atau pengalokasian sumber daya. Sangat besar Cukup besar Agak besar Tidak berperan Lanjut ke 5 Jika sangat/ cukup besar, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitperan data kinerja terhadap pengambilan keputusan, misalnya penyesuaian prioritas, pengalokasian sumber daya dll: Bukti: Deskripsi tentang penggunaan informasi kinerja dalam pengambilan keputusan prioritas program dan alokasi sumber daya. Selain itu, bukti juga dapat mencakup langkah-langkah yang diambil oleh sebuah program untuk membuat perbaikan yang 5 Apakah program mengidentifikasi para penanggungjawab dalam kaitan pencapaian program (baik impact, outcomes, dan output)? 123

138 MATRIKS C1. MANAJEMEN PROGRAM Maksud pertanyaan: menentukan apakahidentifikasi penanggungjawab terhadap capaian impact, outcomes, dan output telah dilakukan. Seluruh penanggungjawab Hampir seluruh penanggungjawab Hanya sebagian Hanya sebagian kecil Lanjut ke 6 MATRIKS C1. MANAJEMEN PROGRAM Jika seluruh/ hampir seluruh penanggungjawab, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkait penanggungjawab untuk capaian/kinerja pada level impact, outcomes, dan output.: Bukti: Deskripsi tentang proses pengumpulan data kinerja. 6 Apakah program telah membangun suatu sistem evaluasi terkait manajemen program dan mengatasi masalah yang teridentifikasi? Maksud pertanyaan: menentukan apakah program memiliki sistem evaluasi dalam pelaksanaan program, yakni terkait pengumpulan data, identifikasi masalah, dan identifikasi upaya dan tindak lanjut. Sistem sudah ada Sistem sedang proses perencanaan Lanjut ke Sistem sedang proses penyusunan Belum ada rencana Matriks C2 Jika sistem sudah ada/ sedang proses penyusunan, mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan terkaitsistem evaluasi dalam pelaksanaan program, yakni terkait pengumpulan data, identifikasi masalah, dan identifikasi upaya dan tindak lanjut: Bukti: Harap berikan deskripsi tentang sistem evaluasi terkait pelaksanaan program. 124

139 MATRIKS C2. PERMASALAHAN, SOLUSI, DAN TINDAK LANJUT PROGRAM Petunjuk Pengisian: Pada saat pelaksanaan program selama ini, jika ada, berikan deskripsi/uraian/penjelasan singkat atas segala permasalahan yang menghambat pelaksanaan program, baik dari segi aspek teknis maupun non teknis (manajemen dan administrasi), berikut solusi dan tindak lanjut langkah yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Berikan deskripsi/uraian/penjelasan di tempat yang disediakan. Jika ada, sertakan bukti pendukung baik dalam bentuk fotocopy atau softcopy dengan mencantumkan matriks dan nomor pertanyaan (lihat contoh pada Lampiran B hal.7-9) Penjelasan singkat lihat Pelaksanaan Program (Program Implementation), hal.3. Jenis Permasalahan Jika Ada, beri tanda Harap isi kolom(3) sd. (5) jika jawaban pada kolom (2) Ada Permasalahan Solusi Tindak Lanjut (1) (2) (3) (4) (5) 1. Lahan 2. Sosial 3. Infrastruktur 4. Anggaran 5. SDM dan organisasi 6. Regulasi 7. Lainnya, sebutkan 125

140 MATRIKS D1. KINERJA PROGRAM 4 Dibandingkan dengan target, seberapa tepat realisasi indikatoroutcomes? Maksud pertanyaan: membandingkan realisasi indikator dengan target program. Realisasi memenuhi target Realisasi cukup memenuhi target Realisasi agak memenuhi target Realisasi tidak memenuhi target 5 Apakahoutput program memiliki indikator? Ya Tidak Lanjut ke Matriks D2 Seberapa besar perkembangan pencapaian output program? Maksud pertanyaan: menentukan perkembangan pencapaian output program dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sangat besar Cukup besar Agak besar Tidak besar 6 Dibandingkan dengan target, seberapa tepat realisasi indikatorkegiatan (output)? Maksud pertanyaan: membandingkan realisasi indikator kegiatan (output) program Realisasi memenuhi target Realisasi cukup memenuhi target Realisasi agak memenuhi target Realisasi tidak memenuhi target 126

141 MATRIKS D2. KINERJA KEGIATAN, ANGGARAN DAN CAPAIAN FISIK Petunjuk Pengisian: Kegiatan Prioritas (KP) dalam program RKP yang dicatatkan adalah KP yang mendukung pencapaian program. Data capaian Program dan KP yang sulit dikuantifisir atau sulit diperoleh, disepakati antara direktorat sektor di Bappenas dengan mitra K/L masingmasing. Sumber data adalah hasil pencatatan K/L, BPS, atau penelitian lain yang jelas sumbernya. Realisasi anggaran diperoleh dari K/L (bisa dari laporan PP 39 Tahun 2006 atau LAKIP, atau diunduh dari website Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan). Jika ada perubahan target,nomenklatur atau lainnya dalam RKP yang tidak sesuai dengan RPJMN agar dicantumkan keduanya. Penjelasan singkat lihat Kinerja Program (Program Performance), hal.4. No. Kegiatan Prioritas Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan Capaian Indikator Kegiatan Target Realisasi Anggaran Kegiatan (DIPA-PP 39) Alokasi (miliar Rp) Capaian Fisik Kegiatan (PP 39) Realisasi (%) Target Realisasi (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 127

142 128

143 Lampiran 3. Contoh Pengisian Matriks B, C1 dan D1 Contoh: Prioritas Nasional 2 : Pendidikan Program : Pendidikan Tinggi III. OUTCOMES MATRIKS B. DAFTAR ISIAN DESAIN/PERANCANGAN 3.1 Seberapa jelas pernyataan outcomes program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah outcomes program sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Tuliskan deskripsi kalimat yang memuat outcomes: Agak jelas Tidak ada outcomes Outcomes Program Pendidikan Tinggi, yakni Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses Pendidikan Tinggi Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara sangat jelas karena... Tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat dari kalimat yang memuat outcomes seperti yang tertera di atas. RPJMN ,Buku II, Matriks Rencana Tindak Per DEPDIKNAS, p13. Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outcomes program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 3.2 Seberapa tepat outcomes program yang ditentukan dilihat dari segi levelling? Sangat tepat Cukup tepat Agak tepat Tidak tepat Mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan singkat terkait ketepatan outcomes program. Dari segi levelling sasaran program telah berada pada level outcomes karena sudah merupakan Manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk para lulusan SMU, yang berupa akses yang merata, berdaya saing internasional, adanya kesetaraan gender. Tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat dari kalimat yang memuat outcomes seperti yang tertera di atas. Dokumen perencanaan sama dengan Q3.1 Lanjut ke 3.3 Lanjut ke

144 MATRIKS B. DAFTAR ISIAN DESAIN/PERANCANGAN Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, data atau background study) yang menunjukkan adanya outcomes program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. IV. OUTPUT 4.1 Seberapa jelas pernyataan output program? Maksud pertanyaan: menentukan apakah output program sudah diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas. Sangat jelas Cukup jelas Agak jelas Tidak jelas Mohon berikan deskripsi/uraian/penjelasan singkat terkait output program. Output Program Pendidikan Tinggi adalah: 1. Tersedianya dan Keluasan Akses PT yang Bermutu dan Berdaya saing Internasional (sasaran KP Penyediaan Layanan Kelembagaan) 2. Tersedianya Prodi yang Bermutu, Berdaya Saing Internasional, dan Relevan (sasaran KP Penyediaan Layanan Akademik Program Studi) 3. Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Ditjen Dikti (sasaran KP Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Dikti). Ketiga output Program sudah jelas karena... Lanjut ke 4.2 Tuliskan nama dokumen perencanaan, halaman, paragraf dan nomor kalimat dari kalimat yang memuat output seperti yang tertera di atas. RPJMN , Buku I, Matriks Prioritas Nasional, pim-19,pim-21, dan pim-22 Bukti: Harap lampirkan dokumen perencanaan (RPJMN, RKP, RENSTRA, RENJA, dataatau background study) yang menunjukkan adanya output program, untuk mendukung pilihan jawaban Saudara, dalam bentuk fotocopy(dan softcopy) dan beri nomor pertanyaan pada halaman bersangkutan. 130

145 LEMBAR BUKTI Matriks B, Q3.1 dan Q3.2 RPJMN ,Buku II, Matriks Rencana Tindak Per DEPDIKNAS, p13. NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR 5 Program Pendidikan Tinggi Tercapainya Keluasan dan APK PT usia tahun Kemerataan Akses Pendidikan Tinggi Rasio APK peserta didik perempuan:laki-laki di PT Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara Jumlah mahasiswa penerima beasiswa miskin Jumlah beasiswa bagi mahasiswa lulusan SMA/SMK berprestasi Persentase PTN/BHMN menjadi BHPP Persentase PTS menjadi BHPM Persentase PTN bersertifikat ISO 9001:2008 Persentase PTS bersertifikat ISO 9001:2008 Persentase prodi PT berakreditasi minimal B Jumlah prodi berakreditasi internasional Jumlah PT 300 terbaik dunia versi THES Jumlah PT 500 terbaik dunia versi THES Jumlah PT 200 terbaik asia versi THES Jumlah PT masuk dalam QS Star 1-2 Jumlah PT masuk dalam QS Star 3-5 Persentase dosen program S1/diploma berkualifikasi minimal S2 Persentase dosen program pasca berkualifikasi S3 Persentase dosen PT bersertifikat Persentase PT yang memberikan akses internet dan e-journal Persentase dosen dengan publikasi nasional Persentase dosen pasca dengan publikasi internasional Jumlah HAKI yang dihasilkan Matriks B, Q4.1 RPJMN , Buku I, Matriks Prioritas Nasional, pi-m21 dan pi-m22 NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS SASARAN INDIKATOR 6. KUALITAS Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan perbandingan guru:murid di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun c. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Dikti Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Ditjen Dikti Persentase PT BHMN Bersertifikat ISO 9001:2008 Persentase PTN bersertifikat ISO 9001:2008 d. Penyediaan Layanan Kelembagaan e. Penyediaan Layanan Akademik Program Studi Tersedianya dan Keluasan Akses PT yang Bermutu dan Berdaya saing Internasional Tersedianya Prodi yang Bermutu, Berdaya Saing Internasional, dan Relevan Persentase Politeknik Negeri Bersertifikat ISO 9001:2008 Persentase PTS (Institut/Universitas/Sekolah Tinggi) Bersertifikat ISO 9001:2008 Persentase PTS (Politeknik/Akademi) Bersertifikat ISO 9001:2008 Jumlah PT Mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri Jumlah PT 500 Terbaik Dunia Versi THES 131

146 132

147 133

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013

EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013 ` EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013 BUKU I HASIL REVIU KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kerja

Lebih terperinci

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014 PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP Bogor / Medan Juni 2014 1 WORKPLAN AND PMP DESIGNING Hari 1 Diskusi Umum Ulasan Logframe Hari 2 Ulasan Workplan & PMP Timeline, Deliverables, Pelaksana Budget Hari 3 Menyusun

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.313, 2017 BAPPENAS. Evaluasi Pembangunan Nasional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal

Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal Kerangka Logis untuk Merancang Proyek & Menulis Proposal Apakah Kerangka Logis (logical framework) itu? Alat perencanaan proyek berupa matriks yang sederhana untuk menggambarkan kerangka pemikiran rancangan

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL

DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL 2010-2011 1. Uji Coba Format Evaluasi RKP 2. Persandingan Dokumen RPJMN 2010-2014 dengan RKP 2011 3. Kerangka Cara Evaluasi Outcome 4. Monitoring

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I /

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I / KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP Darmawijaya 1. Pendahuluan Ilustrasi by Riduan Tulisan ini bermaksud membahas lebih rinci kontekstualisasi Evaluasi Kinerja Pembangunan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN RENSTRA-KL

BAB III PENYUSUNAN RENSTRA-KL - 13 - BAB III PENYUSUNAN RENSTRA-KL A. Alur Penyusunan Renstra-KL Rencana strategis KL disusun berdasarkan RPJMN dan berpedoman pada RPJPN 2005-2025, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor yang

Lebih terperinci

MAPPING KEGIATAN PRIORITAS DAN INDIKATOR KEGIATAN PRIORITAS RPJMN DALAM RKP

MAPPING KEGIATAN PRIORITAS DAN INDIKATOR KEGIATAN PRIORITAS RPJMN DALAM RKP Kementerian PPN/ Bappenas MAPPING KEGIATAN PRIORITAS DAN KEGIATAN PRIORITAS DALAM 2011-2013 BAHAN PENYUSUNAN 2014 KEDEPUTIAN EALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir 123 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Tantangan organisasi saat ini dan ke depan adalah situasi perubahan yang semakin terbuka dan kadang tak terduga terjadinya. Disamping itu, sistem informasi

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Latar Belakang: KONDISI:

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R i

K A T A P E N G A N T A R i K A T A P E N G A N T A R i KA PENGANR Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Reformasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Monitoring & Evaluation of Policy Research. Indra K. Nasution

Monitoring & Evaluation of Policy Research. Indra K. Nasution Monitoring & Evaluation of Policy Research Indra K. Nasution Latarbelakang Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan Monitoring dan evaluasi pada dasarnya adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN KINERJA BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI

SISTEM MANAJEMEN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN KINERJA BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI SISTEM MANAJEMEN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN KINERJA BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI Sistem Manajemen dan Pengukuran Vision, Mission, Strategy Map and KPIs (lembaga) Cascading to Work Unit Scorecards

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1747, 2016 KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP... 10 Daftar Isi i DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadawal Penerapan PBK dan KPJM... 2 D a f t a r I s i ii BAB

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Nama Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Produk Inovasi Penyelarasan Arsitektur

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA DENGAN PENYUSUNAN INDIKATOR DAN SASARAN KINERJA

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA DENGAN PENYUSUNAN INDIKATOR DAN SASARAN KINERJA BAB III MEKANISME PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA DENGAN PENYUSUNAN INDIKATOR DAN SASARAN KINERJA Tujuan pelaksanaan evaluasi kinerja dengan cara ini adalah untuk mendapatkan masukan mengenai kelayakan usulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pembangunan, RKP Tahun 2010 diprioritaskan pada 5 (lima) hal, yaitu:

KATA PENGANTAR. Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pembangunan, RKP Tahun 2010 diprioritaskan pada 5 (lima) hal, yaitu: KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2010 sebagai penjabaran arah pembangunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014 telah ditetapkan melalui Peraturan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 2013, No.1436 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR Survei/evaluasi kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Kementerian PAN dan RB 1. Hubungan dengan Logika Program: a. EOPO: 1.2. KemenPAN RB mengimplementasikan sistem

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penganggaran di sektor pemerintahan merupakan suatu proses yang cukup rumit. Karakteristik penganggaran di sektor pemerintahan sangat berbeda dengan penganggaran

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING & EVALUASI

BAB VI MONITORING & EVALUASI 6.1. Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi 6.1.1. Monitoring Terkait Pengambilan Keputusan BAB VI MONITORING & EVALUASI Monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGUMPULAN DATA KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU - 2 - Daftar Isi Daftar Isi... 2 Daftar Gambar... 4 Daftar Tabel...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG, BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 35 TAHUN 2017 TAHUN TENTANG PEDOMAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas

Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada kegiatan diseminasi Policy Paper Implementasi dan Pengembangan RIA Untuk Menilai Kebijakan (Peraturan dan Non Peraturan) Di Bappeda Jawa Timur, 1 Oktober

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA Jakarta, November 2014 ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA STRUKTUR ORGANISASI NASIONAL KABINET K/L K/L ESELON 1 ESELON 2 Setiap

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/bappenas Juli 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia pada akhir abad 20 tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pemerintah dalam mengembangkan sistem manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERJANJIAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA

Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA RPJMD, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA Pemerintah Daerah Kepala Daerah RPJMD Dinas-Dinas Badan - Badan Unit-Unit

Lebih terperinci

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 1 Perencanaan Stratejik Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyakbanyaknya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Proses pengembangan SDM Aparatur di dinas Provinsi Jawa Barat belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa kebutuhan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu dan permasalahan perempuan dan anak bersifat kompleks dan lintas sektoral. Dikatakan kompleks karena banyaknya faktor yang saling terkait sebagai penyebab rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART. Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai misi sebagai berikut: meningkatkan kualitas perencanaan;

BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART. Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai misi sebagai berikut: meningkatkan kualitas perencanaan; BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART A. Profil Direktorat Jenderal Anggaran Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan yang bertugas perihal penganggaran negara, Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Bahan Evaluasi Tahunan RPJMN di Lingkungan ANRI telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK; 2. Kerangka PBK; 3. Syarat Penerapan PBK; 4. Tahapan Kegiatan Penerapan PBK; 5. Mekanisme Penganggaran.

1. Tujuan dan Landasan Konseptual PBK; 2. Kerangka PBK; 3. Syarat Penerapan PBK; 4. Tahapan Kegiatan Penerapan PBK; 5. Mekanisme Penganggaran. 1. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK); 2. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM); 3 Format Baru RKA-KL. 3. RKA KL di Indonesia (Menuju pengelolaan APBN yang transparan dan kredibel) Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PEMETAAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci