DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL"

Transkripsi

1

2

3 DOKUMENTASI CATATAN KERJA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL Uji Coba Format Evaluasi RKP 2. Persandingan Dokumen RPJMN dengan RKP Kerangka Cara Evaluasi Outcome 4. Monitoring Tengah Tahun (MTT) RKP Evaluasi Akhir Tahun (EAT) RKP 2010 Menggunakan Laporan Triwulan IV TA 2010 PP 39/ Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN Strategic Review DIREKTORAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2011

4 ii Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

5 KATA PENGANTAR Sejalan dengan telah dilaksanakannya sejumlah kegiatan Unit Kerja Eselon II Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral (EKPS) pada tahun , telah banyak produk berupa laporan monitoring evaluasi ataupun berbagai format dan kerangka cara evaluasi yang dihasilkan. Namun, seringkali begitu laporan, format, maupun kerangka cara evaluasi telah tersusun, rangkaian dokumentasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi alur kerja, mekanisme dan tahapan pelaksanaan menjadi terlupakan pencatatannya. Padahal pendokumentasian catatan kerja ini penting untuk merekam seluruh proses dan tahapan yang terjadi, sehingga dapat menjadi pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya. Sepanjang tahun 2010 dan 2011, Direktorat EKPS telah melaksanakan beberapa monitoring dan evaluasi dokumen perencanaan pembangunan nasional, yaitu Monitoring Tengah Tahun RKP 2010, Evaluasi Akhir Tahun RKP 2010 dan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN Selain itu juga dilakukan berbagai kegiatan persiapan untuk evaluasi RKP, seperti Uji Coba Format Evaluasi RKP, dan Persandingan Dokumen RPJMN dengan RKP Berkaitan dengan kerangka cara evaluasi, juga telah dilaksanakan kegiatan penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome dan penyusunan Strategic Review. Berangkat dari ketujuh kegiatan tersebut, disusunlah Buku Dokumentasi Catatan Kerja Direktorat EKPS Tahun , yang mencatat seluruh proses dan teknis pelaksanaan evaluasi di atas. Diharapkan Dokumentasi Catatan Kerja Direktorat EKPS Tahun ini dapat menjadi pola dan teknik kerja yang terus dilakukan dan diperbaiki di masa mendatang. Secara sederhana, catatan ini dapat digunakan sebagai sarana perekam tentang apa saja yang telah dilakukan dan dihasilkan oleh Direktorat EKPS berikut alur dan mekanisme kerja, serta tahapan pelaksanaan pekerjaan. Untuk mereka yang berkecimpung dalam alur kerja monitoring dan evaluasi, dokumentasi catatan kerja ini diharapkan dapat berdampak pada cara kerja yang lebih baik, tertib, dan teratur, utamanya terkait dengan pelaksanaan tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan sektoral yang berkualitas. Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral iii

6 Ucapan terima kasih dan penghargaan dilayangkan kepada semua pihak yang terlibat dalam tujuh kegiatan di atas, khususnya teman-teman di Direktorat EKPS. Terima kasih secara khusus disampaikan kepada Sdr. Meitha Pratiwi yang telah mendokumentasikan alur kerja EKPS dalam buku ini. Saran dan perbaikan atas cara kerja evaluasi yang direkam dalam buku ini sangat diharapkan, khususnya untuk peningkatan kerja EKPS, dan secara umum untuk alur kerja monitoring dan evaluasi. Jakarta, 21 Desember 2011 Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral Dr. Yohandarwati Arifiyatno, MA. iv Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

7 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Bab I. Pendahuluan Pengantar Peran Kedeputian EKP Hubungan Kerja dan Mekanisme Evaluasi Kinerja Pembangunan 4 Bab II. Catatan Kerja Tahun Pengantar Uji Coba Format Evaluasi RKP Persandingan RPJMN dengan RKP Kerangka Cara Evaluasi Outcome Monitoring Tengah Tahun (MTT) RKP Evaluasi Akhir Tahun (EAT) RKP 2010 (Menggunakan Laporan K/L Triwulan IV TA 2010 PP 39/2006) Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN Strategic Review Bab III. Penutup Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral v

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1a: Matriks Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP Tabel 1b: Matriks Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP Tabel 2a: Matriks Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP Tabel 2b: Matriks Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP Tabel 3a: Matriks Keterkaitan Buku I RKP 2010 dengan Buku II RKP Tabel 3b: Matriks Keterkaitan Buku I RKP 2011 dengan Buku II RKP Tabel 4: Penjabaran Sasaran Buku I RKP 2010/RKP 2011 ke dalam Program dan Kegiatan Tabel 5: Penjabaran Sasaran Buku II RKP 2010/RKP 2011 ke dalam Program dan Kegiatan Tabel 6: Matriks Persandingan Buku I RPJMN dan Buku I RKP Tabel 7: Matriks Kerangka Cara Evaluasi Outcome Tabel 8: Matriks Pengisian Data MTT RKP Tabel 9: Matriks Induk Pengolahan Data MTT RKP Tabel 10: Matriks Pengolahan Data Keseluruhan K/L EAT RKP Tabel 11: Matriks Pengolahan Data per K/L EAT RKP Tabel 12: Struktur Buku I dan II RPJMN Berdasarkan Level Kinerja Tabel 13: Matriks Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional dalam Laporan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN vi Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1: Peran Kedeputian EKP dalam Siklus Perencanaan... 3 Gambar 2: Fokus dan Tahapan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Sektoral 3 Gambar 3: Distribusi Peran dan Hubungan Kerja Antardirektorat... 5 Gambar 4: Mekanisme dan Hubungan Kerja dengan Pihak di luar Kedeputian EKP... 6 Gambar 5: Kerangka Pikir Teknik Evaluasi RKP... 9 Gambar 6: Peta Matriks Evaluasi RKP 2010 dan Gambar 7: Alur dan Penjadwalan Uji Coba Evaluasi RKP Gambar 8: Alur dan Penjadwalan Persandingan RPJMN dengan RKP Gambar 9: Alur dan Penjadwalan Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome (1) Gambar 10: Alur dan Penjadwalan Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome (2) Gambar 11: Alur Kerja dan Penjadwalan MTT RKP 2010 (Laporan K/L via Dit. Sektoral) Gambar 12: Alur Kerja dan Penjadwalan EAT RKP 2010 (Laporan K/L berdasarkan PP 39/2006) Gambar 13: Alur Kerja Penyusunan Laporan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN Gambar 14: Tahapan Pelaksanaan Strategic Review Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral vii

10 viii Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, sistem penganggaran pembangunan menggunakan pendekatan anggaran berbasis kinerja. Pendekatan penganggaran ini pada dasarnya adalah memperjelas tujuan dan indikator kinerja sehingga akan mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Diharapkan dengan penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja, evaluasi terhadap pencapaian kinerja akan lebih mudah dilaksanakan, karena sistem tersebut menekankan pada penggunaan indikator-indikator yang jelas untuk mengukur tidak hanya keluaran (output) namun juga hasil (outcome). Bahkan bisa juga diukur manfaat (benefit) serta dampak (impact) dari suatu kebijakan penganggaran yang diterapkan. Selain itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, juga telah mengamanatkan bahwa pimpinan kementerian/lembaga/kepala SKPD harus melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan periode sebelumnya. Secara kelembagaan, Bappenas telah memiliki komitmen yang cukup kuat terhadap evaluasi sebagai satu mata rantai penting dalam proses perencanaan pembangunan nasional. Kedeputian atau direktorat teknis di Bappenas sebenarnya telah melaksanakan evaluasi walaupun masih bersifat parsial dari kacamata sektor masing-masing. Namun secara legal formal, praktik evaluasi kebijakan oleh sebuah unit kerja mandiri yang diserahi tanggung jawab khusus untuk itu memang baru ada setelah Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan terbentuk. Dengan pembentukan Kedeputian EKP berikut tiga direktorat dibawahnya, yaitu Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

12 (SPEKP), Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral (EKPS), dan Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD), evaluasi diharapkan dapat dijalankan dalam karakter yang lebih memandang dari luar dan dalam konteks yang lebih holistik dan bersifat lintas sektor. Konsekuensinya, Bappenas perlu secara institusi memiliki strategi evaluasi pencapaian outcome/impact terhadap program-program dan kebijakan pembangunan yang lebih canggih dan profesional. Beberapa tahun terakhir, upaya ke arah evaluasi yang baik memang telah dilakukan oleh Kedeputian/Direktorat Sektor terkait, misalnya melalui berbagai prakarsa strategis. Namun demikian, hal tersebut perlu perlu terus di kembangkan ke arah yang lebih bersifat institusional Peran Kedeputian EKP Secara spesifik, Kedeputian EKP harus berkontribusi peranan pada setiap tahapan siklus perencanaan. Pada tahap perencanaan atau formulasi kebijakan, Kedeputian EKP diharapkan berperan dalam memastikan dan menetapkan indikator-indikator program dan kegiatan dalam RPJMN dan RKP telah memenuhi kaidah SMART sehingga dapat dimonitor dan dievaluasi. Kemudian pada tahapan pelaksanaan, Kedeputian EKP tentunya perlu berperan dalam monitoring pelaksanaan RPJMN dan RKP melalui pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan. Tahapan berikutnya adalah tahap evaluasi yang merupakan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan (gap analysis) berikut dengan identifikasi kendala/hambatan dan langkah tindak lanjut yang perlu diambil. Selain itu, lebih jauh lagi Kedeputian EKP juga melaksanakan evaluasi outcome dan impact terhadap pelaksanaan RPJMN dan RKP. Pada akhirnya Kedeputian EKP diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi untuk perencanaan periode berikutnya berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Peran Kedeputian EKP tersebut disajikan pada Gambar 1 berikut ini. 2 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

13 Gambar 1: Peran Kedeputian EKP dalam Siklus Perencanaan Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi PERENCANAAN/ PENGANGGARAN Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Monitoring/ Pengendalian PELAKSANAAN UKP4:Memonitor pelaksanaan Prioritas Nasional/Direktif Presiden Bappenas: Memonitor Pelaksanaan RPJMN & RKP Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan bagi penyusunan rencana/anggaran *) Saat ini masih menjadi kendala EVALUASI Evaluasi Kinerja Pembangunan - Pencapaian Kinerja - Kendala/Hambatan - Langkah Tindak Lanjut Sumber: Paparan Deputi EKP pada berbagai forum, 2011 Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan Memperhatikan Peran Kedeputian EKP dalam Siklus Perencanaan maka kegiatan Direktorat EKPS difokuskan pada tahapan evaluasi (evaluasi terhadap implementasi baik berupa evaluasi ex-ante, evaluasi ongoing dan mid-term, maupun ex-post). Pelaksanaan tahahapan evaluasi ini selanjutnya diimplementasikan dalam Fokus dan Tahapan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Sektoral sebagaimana Gambar 2 berikut. Gambar 2: Fokus dan Tahapan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Sektoral Awal Capaian Evaluasi Perencanaan Draft Awal RPJMN - SMART - Logic Model - Struktur RPJMN Evaluasi Pelaksanaan RKP menggunakan data Triwulan II dan IV Laporan PP 39/2006 Pencapaian Sasaran Tahunan RPJMN Capaian dibandingkan dengan sasaran RPJMN pada level substansi inti (gap analysis) Rapid Assessment Evaluasi Dampak Impact Assessment Rapid Assessment Sumber: Kedeputian EKP 2009, Pedoman Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, p23 (disesuaikan pada Desember 2011) Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

14 Pelaksanaan evaluasi kinerja sektoral terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu evaluasi awal (evaluasi atas formulasi/desain kebijakan atau Fokus Prioritas, evaluasi atas penentuan indikator, evaluasi atas alur pikir ketika memformulasikan kebijakan atau Prioritas Nasional), evaluasi tahunan (evaluasi atas pencapaian sasaran tahunan RPJMN dan evaluasi atas pelaksanaan RKP), dan evaluasi dampak. Sampai dengan tahun 2011, Fokus dan tahapan pelaksanaan EKPS yang telah dilakukan adalah: a. Evaluasi Awal (Ex-ante Evaluation), yaitu evaluasi terhadap Struktur RPJMN melalui pemetaan keterkaitan antara konsep RPJMN Buku I dengan Buku II (kegiatan ini merupakan arahan Bapak Deputi dan diselenggarakan pada bulan Desember 2009-Januari 2010). Tujuan utama dari pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasi apakah visi, misi, dan prioritas Presiden terpilih sebagaimana tertuang dalam Buku I sudah tercakup substansinya dalam Buku II RPJMN Kegiatan pemetaan ini dilaksanakan melalui dua tahap. Pertama, uji coba pemetaan terhadap tiga sektor yaitu Kesehatan, Pertanian, dan Politik, dan melibatkan Direktorat KGM, Pangan dan Pertanian, serta PolKom. Kedua, pemetaan terhadap seluruh sektor. b. Evaluasi Capaian, yaitu berupa pelaksanaan penyusunan Monitoring dan Evaluasi RKP, penyusunan Evaluasi Tahunan Pelaksanaan RPJMN dengan yang terupdate adalah Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN , dan beberapa evaluasi tematik untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Di samping itu, untuk T.A ini, Direktorat EKPS melaksanakan evaluasi tematik untuk sektor pertanian dan industri, dilanjutkan pada T.A 2011 mengevaluasi sektor usaha kecil menengah (UKM) dan pembangunan perdesaan Hubungan Kerja dan Mekanisme Evaluasi Kinerja Pembangunan Hubungan kerja dan mekanisme evaluasi kinerja pembangunan merupakan hubungan yang saling terkait antar tiga direktorat di lingkup Kedeputian EKP. Gambar 3 merupakan pola hubungan kerja antardirektorat di EKP yang coba disusun berdasarkan arahan Deputi EKP. 4 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

15 Gambar 3: Distribusi Peran dan Hubungan Kerja Antardirektorat Sumber: Paparan Deputi EKP pada Rapat lingkup Kedeputian EKP di Lembang, Juni 2010 Dalam hubungan kerja antardirektorat di lingkungan Kedeputian EKP tersebut, terdapat bagian yang saling beririsan, artinya terdapat pekerjaan yang seharusnya dikerjakan secara bersama atau dengan kata lain membutuhkan koordinasi yang intensif, disamping terdapat pekerjaan yang menjadi tanggung jawab atau tugas dari masing-masing direktorat. Dari gambar distribusi peran dan hubungan kerja tersebut, secara khusus peran Direktorat EKPS adalah melakukan evaluasi capaian RPJMN, evaluasi RKP, evaluasi program/kegiatan lintassektor dan koordinasi evaluasi sektor. Pekerjaan yang dilakukan Direktorat EKPS bersama dengan Direktorat Sementara itu pada Gambar 4 dicoba disusun mekanisme dan hubungan kerja dengan pihak di luar Kedeputian EKP. Mekanisme dan hubungan kerja dengan pihak di luar Kedeputian EKP tersebut antara lain melibatkan direktorat sektor di Bappenas, Kedeputian Pendanaan Pembangunan Bappenas, Pusdatin, Kementerian/Lembaga, maupun daerah. Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

16 Gambar 4: Mekanisme dan Hubungan Kerja dengan Pihak di luar Kedeputian EKP Sumber: Paparan Deputi EKP pada Rapat lingkup Kedeputian EKP di Lembang, Juni Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

17 BAB II Catatan Kerja Tahun Pengantar Dokumentasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam lingkup Direktorat EKPS selama tahun merupakan upaya yang baik untuk mencatat perkembangan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan sektoral. Sampai sejauh ini, tercatat tujuh kegiatan yang akan diuraikan secara lengkap terutama terkait alur dan mekanisme kerja yang telah dilakukan. Ketujuh kegiatan tersebut meliputi: (1) Uji Coba Format Evaluasi RKP, (2) Persandingan Dokumen RPJMN dengan RKP 2011, (3) Kerangka Cara Evaluasi Outcome, (4) Monitoring Tengah Tahun RKP 2010, (5) Evaluasi Akhir Tahun RKP 2010, (6) Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN , dan (7) Strategic Review Uji Coba Format Evaluasi RKP Latar Belakang Kesadaran akan arti penting evaluasi telah melahirkan beberapa produk peraturan perundang-undangan, salah satunya adalah PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) untuk menilai keberhasilan pelaksanaan dari suatu program/kegiatan berdasar indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) dan RPJM Nasional. Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

18 Lebih jauh dikatakan dalam Pasal 14 PP Nomor 39 Tahun 2006, bahwa evaluasi pelaksanaan RKP dilakukan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas berdasarkan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja-KL. Evaluasi terhadap RKP tahun berjalan sangat penting untuk dilakukan karena hasilnya akan digunakan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk penyusunan rancangan RKP untuk periode dua tahun berikutnya. Meski telah disadari mengenai perlunya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RKP, ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PP Nomor 39 Tahun 2006 masih terbatas pada: apa tujuan dari dilakukannya evaluasi RKP; kapan dan seberapa sering frekuensinya; apa yang dievaluasi; untuk apa evaluasi dilakukan; dan siapa yang berkewajiban melakukan. Semuanya dalam koridor yang masih bersifat umum, dan oleh karena itu diperlukan aturan main yang lebih detil dan teknis mengenai bagaimana evaluasi RKP seharusnya dilakukan, misalnya apa saja langkah-langkah konkretnya, seperti apa formatnya, dan bagaimana penjadwalan dari langkah-langkahnya (time-frame). Sebagaimana telah diketahui, penyusunan Rancangan RKP--yang secara rutin dilakukan pada setiap awal tahun--selalu diawali dengan pertemuan bilateral antara Deputi Pendanaan Pembangunan dengan Kedeputian Sektoral. Dalam kesempatan itu, Deputi EKP diundang untuk memberikan masukan berdasarkan hasil evaluasi tahunan/rkp. Dalam konteks penyiapan bahan paparan Bapak Deputi EKP pada pertemuan bilateral tersebut, maka sejak bulan April 2010 telah mulai dirancang beberapa matriks evaluasi RKP. Rancangan matriks evaluasi RKP ini nantinya diharapkan dapat menghasilkan informasi dan rekomendasi atas program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Penyusunan rancangan matriks evaluasi RKP ini bukan kegiatan yang berdiri sendiri melainkan merupakan kelanjutan dari kegiatan lain yang juga telah dilakukan, yakni pemetaan kerterkaitan Konsep Buku I dan Buku II RPJMN pada bulan Desember 2009 di Hotel Ibis dan dilanjutkan pada bulan Januari 2010 di Ruang SG 3. Dari kegiatan pemetaan keterkaitan antarbuku tersebut dihasilkan simpulan umum bahwa keterkaitan yang dimaksudkan memang ada--dalam arti seluruh prioritas Nasional telah tercermin dalam prioritas-prioritas Bidang--meski tidak selalu dalam tingkatan (level) yang setara. 8 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

19 Ruang Lingkup Pelaksanaan Uji Coba Format Evaluasi RKP difokuskan pada penyusunan format evaluasi RKP dan penerapannya oleh beberapa direktorat sektor terpilih di Bappenas. Format evaluasi RKP disusun untuk RKP 2010 dan RKP Kerangka Evaluasi RKP Agar pelaksanaan evaluasi RKP dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, maka disusun kerangka pikir evaluasi RKP seperti Gambar 5 berikut: Gambar 5: Kerangka Pikir Teknik Evaluasi RKP Dengan kerangka pikir tersebut di atas, maka matriks evaluasi RKP 2010 dan 2011 dirancang menjadi 5 (lima) matriks, yaitu: a. Matriks 1: Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP; b. Matriks 2: Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP; c. Matriks 3: Keterkaitan Buku I RKP dengan Buku II RKP; Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

20 d. Matriks 4: Penjabaran Sasaran Buku I RKP ke dalam program dan kegiatan; e. Matriks 5: Penjabaran Sasaran Buku II RKP ke dalam program dan kegiatan. Bila dipetakan, maka matriks evaluasi RKP dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: (1) kelompok matriks keterkaitan, dan (2) kelompok matriks penjabaran. Skema pemetaan sebagaimana Gambar 6 berikut. Gambar 6: Peta Matriks Evaluasi RKP 2010 dan Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan Uji Coba Evaluasi RKP dilakukan berdasarkan alur kerja sebagaimana terlihat pada Gambar 7 berikut. 10 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

21 Gambar 7: Alur dan Penjadwalan Uji Coba Evaluasi RKP Mei-Juni Juni Juni Juli 2010 Juli-Agt 2010 A B C D E PERSIAPAN Pendalaman dan review terhadap dokumen RKP 2010 dan 2011 Penyusunan Format Evaluasi RKP (5 matriks); Rapat Koordinasi Internal Tim Dit EKPS UJI COBA Kick off Uji Coba (8 Juni 2010) Pelaksanaan Uji Coba Pengisian Matriks Evaluasi RKP oleh 6 Direktorat sektor Konsultasi Pengisian Format Matriks Evaluasi RKP dengan staf Dit. EKPS (Bilateral Meeting) Penyerahan Hasil Uji coba Pengisian Matriks Evaluasi RKP dari Direktorat Sektor kepada Dit. EKPS Penyusunan Laporan Hasil Uji Coba Format Evaluasi RKP A. Persiapan (Mei-Juni 2010) Pada awal tahap persiapan Uji Coba Evaluasi RKP dilakukan terlebih dahulu pendalaman dan review terhadap dokumen RKP 2010 dan 2011, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan format evaluasi RKP yang terdiri atas lima matriks (tiga matriks keterkaitan dan dua matriks penjabaran). Selain itu juga dilakukan rapat koordinasi internal tim Direktorat EKPS untuk memantapkan format dan kesiapan pelaksanaan uji coba. B. Uji Coba (8-15 Juni 2010) Kick off Uji Coba Format Evaluasi RKP ini dilaksanakan pada 8 Juni 2010 di Hotel Sari Pan Pacific; kepada beberapa direktorat, yaitu: (1) Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (Sektor Kesehatan), (2) Direktorat Politik dan Komunikasi (Sektor Politik), (3) Direktorat Pangan dan Pertanian (Sektor Pertanian), (4) Direktorat Pemberdayaan Koperasi dan UMKM (Sektor UMKM), (5) Direktorat Industri, Iptek, dan BUMN (Sektor Industri), dan (6) Direktorat Transportasi (Sektor Transportasi). Pada pertemuan ini, diberikan penjelasan oleh Direktorat EKPS mengenai tujuan Uji Coba sekaligus petunjuk pelaksanaan Uji Coba yang secara teknis berkaitan dengan cara pengisian lima matriks format evaluasi RKP. Kemudian, keenam direktorat tersebut diminta untuk mengisinya sampai dengan batas waktu 15 Juni Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

22 C. Konsultasi Pengisian Matriks Evaluasi RKP (16-24 Juni 2010) Setelah melakukan Uji Coba secara mandiri, keenam direktorat diberikan kesempatan untuk melakukan Konsultasi Pengisian Matriks Evaluasi RKP apabila mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan dalam melakukan pengisian matriks. Waktu konsultasi ditetapkan mulai tanggal Juni 2010 yang dilaksanakan secara informal antar pihak direktorat sektor dengan Direktorat EKPS. D. Penyerahan Hasil Uji Coba dari Direktorat Sektor kepada Direktorat EKPS (3-5 Juli 2010) Hasil uji coba yang dilakukan oleh direktorat sektor kemudian diminta untuk diserahkan kepada Direktorat EKPS antara tanggal 3-5 Juli Dari hasil tersebut, Direktorat EKPS akan melakukan review hasil pengisian dan menyusun laporannya. E. Penyusunan Laporan Hasil Uji Coba Format Evaluasi RKP (Juli- Agustus 2010) Penyusunan Laporan Hasil Uji Coba Format Evaluasi RKP dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus. Adupun secara garis besar hasil review terhadap uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pada dasarnya seluruh rancangan matriks dapat diterapkan dan dimanfaatkan untuk melihat hasil pelaksanaan program dan kegiatan tahunan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan tahunan dan lima tahunan. b. Terdapat kesulitan dalam pengisian Matriks 1 (Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP) dan Matriks 2 (Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP), khususnya untuk RKP Hal ini terjadi karena RKP 2010 telah ada terlebih dahulu sebelum RPJMN , sehingga pada saat menyandingkan RKP 2010 dengan RPJMN diperlukan pencermatan yang lebih tajam untuk memperoleh keterkaitannya. c. Untuk Matriks 4 (Penjabaran Sasaran Buku I RKP ke dalam Program dan Kegiatan), pengisian dapat dilakukan dengan melibatkan Kementerian/Lembaga mitra kerja masing-masing sektor secara intensif. Dengan mempertimbangkan butir (b) di atas, diusulkan agar rancangan format ini sebaiknya digunakan untuk evaluasi RKP tahun 12 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

23 2011 dan selanjutnya saja. Sedangkan evaluasi atas RKP 2010 cukup dilakukan mengacu kepada dokumen RKP 2010 saja dan tidak mengkaitkannya dengan dokumen RPJMN Lain-lain A. Format Matriks 1: Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP Tabel 1a: Matriks Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP 2010 BIDANG PEMBANGUNAN : Level (Prioritas/Substansi Inti/ Kegiatan Prioritas) RPJMN RKP 2010 Level Target Sasaran Indikator (Prioritas/Program/ Sasaran 2010 Kegiatan Prioritas) Prioritas : Prioritas 3: Indikator Target 2010 Ulasan Keterkaian Substansi Inti I: Program: Kegiatan prioritas 1: Kegiatan Prioritas 1: Tabel 1b: Matriks Keterkaitan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP 2011 BIDANG PEMBANGUNAN : Level (Prioritas/Substansi Inti/ Kegiatan Prioritas) RPJMN RKP 2011 Level Target Sasaran Indikator (Prioritas/Program/ Sasaran 2011 Kegiatan Prioritas) Prioritas : Prioritas 3: Indikator Target 2011 Ulasan Keterkaian Substansi Inti I: Program: Kegiatan prioritas 1: Kegiatan Prioritas 1: Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

24 B. Format Matriks 2: Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP Tabel 2a: Matriks Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP 2010 BIDANG PEMBANGUNAN : Level (Prioritas Bidang/Fokus/ Kegiatan Prioritas) PRIORITAS BIDANG : RPJMN RKP 2010 Sasaran Indikator Target 2010 Level (Prioritas Bidang/Fokus/ Program/Kegiatan Prioritas) Sasaran Indikator Target 2010 Prioritas Bidang: Ulasan Keterkaitan Fokus 1: Fokus 1: Program: Program: Kegiatan Prioritas 1: Kegiatan Prioritas 1: Tabel 2b: Matriks Keterkaitan Buku II RPJMN dengan Buku II RKP 2011 BIDANG PEMBANGUNAN : Level (Prioritas Bidang/Fokus/ Kegiatan Prioritas) PRIORITAS BIDANG : RPJMN RKP 2011 Sasaran Indikator Target 2011 Level (Prioritas Bidang/Fokus/ Program/Kegiatan Prioritas) Sasaran Indikator Target 2011 Prioritas Bidang: Ulasan Keterkaitan Fokus 1: Fokus 1: Program: Program: Kegiatan Prioritas 1: Kegiatan Prioritas 1: C. Format Matriks 3: Keterkaitan Buku I RKP dengan Buku II RKP Tabel 3a: Matriks Keterkaitan Buku I RKP 2010 dengan Buku II RKP 2010 BIDANG PEMBANGUNAN : BUKU I RKP 2010 Level (Prioritas/ Fokus/ Keluaran Program/Kegiatan Prioritas) Prioritas : Indikator Level (Prioritas Bidang/Fokus/ Program/Kegiatan Prioritas) Prioritas Bidang: BUKU II RKP 2010 Keluaran Indikator Capaian Ulasan Keterkaitan Fokus : Fokus Prioritas Bidang : Program: Program: Kegiatan Prioritas : Kegiatan prioritas : 14 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

25 Tabel 3b: Matriks Keterkaitan Buku I RKP 2011 dengan Buku II RKP 2011 BIDANG PEMBANGUNAN : Prioritas/Program/ Kegiatan Prioritas Prioritas: Buku I RKP 2011 Sasaran Indikator Target 2011 Prioritas/Program/ Kegiatan Prioritas Prioritas Bidang: Buku II RKP 2011 Indikator Target 2011 Ulasan Keterkaitan Program: Program: Kegiatan Prioritas 1: Kegiatan Prioritas 1: D. Format Matriks 4: Penjabaran Sasaran Buku I RKP ke dalam Program dan Kegiatan Tabel 4: Penjabaran Sasaran Buku I RKP 2010/RKP 2011 ke dalam Program dan Kegiatan Prioritas : SASARAN PRIORITAS/ PROGRAM/KEGIATAN Sasaran Prioritas: INDIKATOR CAPAIAN ALOKASI ANGGARAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI STATUS CAPAIAN KETERANGAN CAPAIAN Program 1: Kegiatan #a Kegiatan #b Program 2: Kegiatan #a Kegiatan #b E. Format Matriks 5: Penjabaran Sasaran Buku II RKP ke dalam Program dan Kegiatan Tabel 5: Penjabaran Sasaran Buku II RKP 2010/RKP 2011 ke dalam Program dan Kegiatan Prioritas Bidang : SASARAN PRIORITAS/ PROGRAM/KEGIATAN Sasaran Prioritas: INDIKATOR CAPAIAN ALOKASI ANGGARAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI STATUS CAPAIAN KETERANGAN CAPAIAN Program 1: Kegiatan #a Kegiatan #b Program 2: Kegiatan #a Kegiatan #b Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

26 2.3. Persandingan RPJMN dengan RKP Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan dokumen yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan selama periode waktu lima tahun. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyebutkan bahwa Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Sebagai dokumen penjabaran RPJMN, sudah selayaknya dokumen RKP berkesinambungan dengan dengan dokumen RPJMN. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dipastikan kesinambungan antara RPJMN dengan RKP 2011 yang dilakukan melalui persandingan antar kedua dokumen tersebut. Harapannya melalui persandingan ini akan ditemukenali bagaimana kondisi struktur dokumen, dan secara substansi apakah sudah saling terkait antar keduanya Ruang Lingkup Pelaksanaan persandingan Buku I RPJMN dan Buku I RKP 2011 dimaksudkan untuk mengetahui kesinambungan antara kedua dokumen tersebut, terutama mengetahui apakah Buku I RKP 2011 sesuai dengan Buku I RPJMN Konsep Persandingan RPJMN dengan RKP 2011 Persandingan RPJMN dengan RKP 2011 meliputi beberapa aspek yang dipersandingkan, yaitu: 1. Kesinambungan sasaran antara Buku I RPJMN dan Buku I RKP Kesinambungan indikator antara Buku I RPJMN dan Buku I RKP Kesinambungan target antara Buku I RPJMN dan Buku I RKP Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

27 4. Formulasi bahasa sasaran, indikator dan target antara Buku I RPJMN dan Buku I RKP Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan Persandingan RPJMN dengan RKP 2011 dilakukan berdasarkan alur kerja sebagaimana terlihat pada Gambar 8 berikut. Gambar 8: Alur dan Penjadwalan Persandingan RPJMN dengan RKP Mei Mei Mei-4 Juni Des 2011 A B C D Persiapan Pencermatan Finalisasi Pencetakan A. Persiapan (2-9 Mei 2011) Pada tahapan ini, pelaksana persandingan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP 2011 menyandingkan kedua dokumen tersebut sesuai dengan prioritas-prioritasnya, dengan memperhatikan kesinambungan sasaran, indikator dan target, dan juga formulasi bahasanya. B. Pencermatan (10 27 Mei 2011) Pada tahapan ini, setiap staf Direktorat EKPS mencermati sandingan pada dua atau tiga prioritas Buku I RPJMN dan Buku I RKP Masing-masing prioritas dicermati kesinambungan sasaran, indikator, dan targetnya. Selain itu, pencermatan juga dilakukan pada formulasi bahasa sasaran, indikator, dan targetnya. Dengan kata lain, tahapan ini merupakan tahapan pengecekan ulang atau ricek hasil sandingan yang telah dilakukan sebelumnya. Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

28 C. Finalisasi (30 Mei 4 Juni 2011) Pada tahapan ini, hasil pencermatan yang dilakukan oleh staf Dit EKPS dikembalikan pada pelaksana persandingan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP 2011 untuk dicermati secara final. D. Pencetakan (15 Desember 2011) Pada tahapan ini, hasil persandingan Buku I RPJMN dengan Buku I RKP 2011 sudah siap untuk dicetak. Adapun hasil yang didapat, secara umum, sudah ada kesinambungan antara RPJMN dengan RKP Namun, pada sebagian besar prioritas masih terdapat beberapa perbedaan sasaran, indikator dan target Kegiatan Prioritas antara kedua dokumen tersebut Lain-lain A. Format Matriks Persandingan Buku I RPJMN dan Buku I RKP 2011 Tabel 6: Matriks Persandingan Buku I RPJMN dan Buku I RKP 2011 Buku 1 RPJMN Buku 1 RKP 2011 Level (Prioritas/Substansi Inti/Fokus/Program/ Kegiatan Prioritas) Sasaran Indikator Target 2011 Level (Prioritas/Fokus/Pr ogram/ Kegiatan Prioritas) Sasaran Indikator Target 2011 Ulasan Sandingan Prioritas: Prioritas: Substansi Inti: Substansi Inti : Program : Kegiatan Prioritas: Program: Kegiatan Prioritas: 18 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

29 2.4. Kerangka Cara Evaluasi Outcome Latar Belakang Pada awalnya, ide Evaluasi Outcomes berkembang dalam acara Retreat Masterplan di Bogor pada bulan Februari Dalam kesempatan tersebut, Bapak Wakil Menteri Bappenas menyampaikan tentang perlunya pelaksanaan evaluasi outcomes. Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi outcome, Direktorat EKPS melakukan penyusunan kerangka cara evaluasi outcomes Ruang Lingkup Kerangka Cara Evaluasi Outcome disusun dengan menggunakan prinsip logic model, yakni terdiri dari level impact, outcome, dan output. Sasaran utama penyusunan kerangka cara evaluasi outcome adalah mengidentifikasi indikator outcome yang akan digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan dalam pelaksanaan evaluasi outcome Konsep Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome dilakukan dengan menggunakan logic model yang terdiri dari level impact, outcome, dan output. Terdapat dua format kerangka cara evaluasi outcome yang dibedakan berdasarkan sumber dokumen perencanaan yang digunakan dan cara pengisiannya, berikut adalah penjelasan masing-masing format: Format 1: Format 1 mengacu pada dokumen Buku I RPJMN Adapun cara pengisiannya adalah: a. pertama, menentukan level impact, yakni berdasarkan tema prioritas RPJMN b. kedua, menentukan level outcome, Outcome yang ditentukan harus mendukung impact yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan tema prioritas. Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

30 Identifikasi outcome dapat dilakukan tidak hanya berdasarkan dokumen RPJMN, namun dapat juga berasal dari hasil penelitianpenelitian atau kajian-kajian. Outcome yang mendukung impact dan bersifat lintas sektor sebaiknya dapat diidentifikasi. c. ketiga, menentukan level output, Format 2: Output yang ditentukan harus mendukung outcome yang telah ditentukan sebelumnya. Format 2 mengacu pada Buku I RKP adapun cara pengisiannya adalah: a. pertama, menentukan level outcome, yakni berdasarkan Fokus Prioritas. b. kedua, menentukan level impact, yakni berdasarkan Sasaran Prioritas c. ketiga, menentukan level output, yakni berdasarkan Kegiatan Prioritas yang mendukung Fokus Prioritas Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome awalnya direncanakan berdasarkan alur kerja sebagaimana terlihat pada Gambar 9 berikut, yang terdiri atas lima tahapan, yaitu: (1) Persiapan, meliputi penyusunan Log-Frame, penyusunan format evaluasi outcome dan simulasi pengisiannya bersama dengan direktorat sektor, analisis data hasil simulasi, perbaikan format, dan penyusunan format final; (2)Pelaksanaan, meliputi pemilihan sumber data dan pengisian format; (3) Pengolahan Data, meliputi penyusunan matriks tabulasi data dan matriks pengolahan data; (4)Penulisan Laporan, meliputi penulisan narasi dan pembuatan tabel laporan dan chart; (5) Penyampaian dan Diseminasi Laporan, meliputi laporan ke Menteri dan Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, pencetakan, dan diseminasi. Mekanisme pembagian kerja direncanakan akan melibatkan pihak internal dan eksternal Direktorat EKPS. Pembagian kerja internal adalah pada tahap 1-5 akan melibatkan seluruh direktorat di Kedeputian EKP (yaitu EKPS, 20 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

31 SPEKP, dan EKPD). Kemudian secara khusus, akan melibatkan direktorat sektor pada tahap persiapan, sub tahap 1 dan 2, yaitu penyusunan format evaluasi outcome dan simulasi pengisian format realisasi capaian. Pusdatinrenbang direncanakan juga akan dilibatkan, yaitu pada tahap 3, pengolahan data. Gambar 9: Alur dan Penjadwalan Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome (1) 1. Persiapan s.d. 15 Des Des Des Des 2010 Log-Frame Simulasi Pengisian Format Evaluasi Analisis Data Hasil (Pengisian Logic Format Realisasi Outcome Simulasi Model) Capaian Des Des 2010 Perbaikan Format Format final Objek analisis Variabel analisis Sasaran Indikator 1 & 2 = Konsultasi dgn Dit. Sektor 2. Pelaksanaan 2 5 Jan 2010 Pemilihan sumber data 5. Penyampaian & Diseminasi Laporan 5 6 Feb Feb 2011 Diseminasi Pencetakan 31 Jan 2011 Laporan ke MenPPN & WamenPPN 4. Penulisan Laporan Jan 2011 Penulisan Narasi Pembuatan Tabel Laporan dan Chart Pengisian format 3. Pengolahan Data Jan Jan 2011 Matriks Pengolahan Data 6 10 Jan 2011 Matriks Tabulasi data Namun, pada perkembangannya terdapat perubahan pelaksanaan penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome seperti pada Gambar 10 berikut. Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome terlaksana sampai pada tahap penyusunan format dan simulasi pengisian berupa exercise yang dilakukan oleh empat direktorat sektor. Gambar 10: Alur Kerja dan Penjadwalan Penyusunan Kerangka Cara Evaluasi Outcome (2) s.d. 1 April 2011 A PERSIAPAN Penyusunan Format Kerangka Cara Evaluasi Outcome Penentuan Sumber Dokumen Perencanaan B 7 8 April April 2011 C Pelaksanaan Exercise Kerangka Cara Evaluasi Outcome Penyampaian Laporan Hasil Exercise Kerangka Cara Evaluasi Outcome ke Deputi EKP Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

32 A. Persiapan (s.d. April 2011) Persiapan penyusunan kerangka cara evaluasi outcome meliputi penentuan sumber dokumen perencanaan dan penentuan format kerangka cara evaluasi outcome. B. Pelaksanaan Exercise Kerangka Cara Evaluasi Outcome (7-8 April 2011) Exercise Kerangka Cara Evaluasi Outcome diselenggarakan dengan melibatkan empat Direktorat, yakni, Direktorat Transportasi, Direktorat Pangan dan Pertanian, Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, dan Direktorat Politik dan Komunikasi. Dua Direktorat, yakni Direktorat Transportasi dan Direktorat Pangan dan Pertanian, melakukan exercise Kerangka Cara Evaluasi Outcome menggunakan Format 1, sementara dua direktorat lainnya, yakni Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat dan Direktorat Politik dan Komunikasi, melakukan exercise dengan menggunakan format 2. C. Penyampaian Laporan Hasil Exercise ke Deputi EKP (12 April 2011) Hasil exercise kerangka cara evaluasi outcome yang melibatkan empat direktorat selanjutnya disampaikan kepada Deputi EKP untuk mendapatkan arahan lebih lanjut. Adapun hasil exercise dapat dirangkum sebagai berikut: Format 1: a. Bidang Transportasi. Penentuan outcome berdasar Tema Prioritas Program Aksi di Bidang Infrastruktur Substansi Inti Jalan, dengan indikator Harga Beras (Rumusan baru). Outcome kemudian diturunkan hingga ke level output dengan indikator Panjang Jalan (diambil dari dokumen Buku I RPJMN ) b. Bidang Pangan dan Pertanian. Penentuan outcome berdasar Tema Prioritas Program Aksi di Bidang Pangan. Berdasarkan tema prioritas tersebut, dirumuskan outcome Peningkatan Produksi Bahan Pangan Domestik (Rumusan baru) dengan indikator Produksi Bahan Pangan (Padi, Jagung, Kedelai, Gula, dan Daging Sapi). Outcome kemudian diturunkan hingga level output kegiatan prioritas (diambil dari dokumen RPJMN ). 22 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

33 Format 2: a. Bidang Politik dan Komunikasi. Penentuan outcome dilakukan berdasar Program dari sasaran matriks 2.3 RKP 2011, mengingat pada level Substansi Inti/Fokus Prioritas tidak terdapat sasaran dan indikator. b. Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Penentuan outcome dilakukan berdasar Fokus Prioritas (diambil dari dokumen RKP 2011) mengingat Fokus Prioritas pada bidang kesehatan telah memuat sasaran dan indikator Lain-lain A. Format Matriks Kerangka Cara Evaluasi Outcome Tabel 7: Matriks Kerangka Cara Evaluasi Outcome NO LEVEL RUMUSAN TEMA PRIORITAS/OUTCOMES/ OUTPUT 1 Impact 2 Outcomes 3 Output SASARAN INDIKATOR KINERJA 2.5. Monitoring Tengah Tahun (MTT) RKP Latar Belakang Pada awalnya, ide pelaksanaan Monitoring Tengah Tahun (MTT) RKP 2010 berkembang dalam Rapat Kerja antara Menteri PPN/Kepala Bappenas dengan Komisi XI DPR-RI tanggal 2 September Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi XI DPR-RI menggarisbawahi perlunya Bappenas melakukan monitoring terhadap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang sedang berjalan, yakni RKP Tahun Dengan atau tanpa adanya dorongan politis dari DPR-RI, MTT terhadap pelaksanaan RKP 2010 sesungguhnya memang perlu dilakukan antara lain Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

34 dalam rangka: Pertama, menemukenali kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan; Kedua, menemukenali prospek pencapaian prioritas nasional di dalam RKP 2010; Ketiga, memperoleh gambaran mengenai capaian pelaksanaan RKP 2010 s/d Juni 2010; Keempat, mendapatkan bahan perkiraan capaian pelaksanaan pembangunan di akhir tahun 2010; dan Kelima, memperoleh bahan masukan untuk alokasi RAPBN 2012; serta Keenam, mendapatkan bahan masukan persiapan dan penyusunan RPJMN Dasar hukum dari dilaksanakannya MTT RKP 2010 adalah: 1. PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Pasal 4 (Ayat 6): Pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) dilakukan terhadap perkembangan realisasi penyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran(output), dan kendala yang dihadapi. 2. PP No. 90 /2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pasal 19 Ayat (1): Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Pasal 19 Ayat (2): Pengukuran dan evaluasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas: (a) tingkat Keluaran (output) (b) capaian Hasil (outcome) (c) tingkat efisiensi (d) konsistensi antara perencanaan dan implementasi (e) realisasi penyerapan anggaran. 24 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

35 Ruang Lingkup MTT RKP Tahun 2010 dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan pencapaian sasaran pembangunan yang tercantum dalam dokumen RKP Tahun 2010 serta sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan tahun MTT RKP Tahun 2010 merupakan pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan meliputi: perkembangan realisasi penyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran (output), dan kendala yang dihadapi Cara Analisis Analisis dilakukan secara berjenjang dari level kebijakan terendah hingga tertinggi, mengikuti hirarki yang ada dalam Buku I RKP 2010, yakni berturut-turut dari analisis atas KP, FP, dan Prioritas dengan asumsi, KP dan FP yg ada di Matriks Buku I RKP 2010 sudah dipastikan (Ketika Matriks Buku I RKP 2010 disusun) mendukung pencapaian sasaran Prioritas. Demikian pula Program dan K/L yang dinyatakan dalam Matriks tersebut, mendukung pencapaian sasaran Prioritas terkait. Unit analisis adalah Kegiatan Prioritas. Sumber data didapat dari K/L melalui Dit. Sektor Bappenas. Analisis dilakukan terhadap: Tingkat pencapaian fisik (output) Kegiatan Prioritas; Realisasi penyerapan anggaran Kegiatan Prioritas; dan Kinerja Kegiatan Prioritas, Fokus Prioritas, Program, dan K/L. Cut off yang digunakan dalam mengukur kinerja KP adalah 30%. Cut off untuk mengukur kinerja Fokus Prioritas, Program, dan K/L adalah 50%. Kinerja KP diukur berdasarkan kombinasi tingkat pencapaian fisik dan realisasi penyerapan anggaran (kondisi). Kinerja Fokus Prioritas, Program, dan K/L diukur berdasarkan persentase capaian KP dan FP/Program/K/L yang memiliki tingkat pencapaian fisik diatas 30%. Kinerja hasil analisis dikategorikan ke dalam dua kelompok berbeda: (1) Program atau K/L mungkin mencapai target KP pada akhir TA 2010, atau (2) Program atau K/L perlu kerja keras untuk mencapai target KP pada akhir TA Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

36 Penentuan skor analisis sebagai berikut: 1. Analisis Kegiatan Prioritas (KP) Diukur dari pencapaian keluaran KP dan penyerapan anggaran KP dengan shortcut 30% Bila capaian dan penyerapan KP 30% maka diberi skor 1 Bila sebaliknya diberi skor 0 Pengelompokkan berdasar kombinasi capaian dan penyerapan 2. Analisis Fokus Prioritas (FP) Diukur berdasarkan capaian dan penyerapan anggaran KP yang memiliki skor 1. Apabila separuh atau lebih KP dalam FP memiliki capaian cenderung tinggi maka FP diberi skor 1. Bila sebaliknya, FP diberi skor Analisis Prioritas Diukur berdasarkan capaian dan penyerapan anggaran FP yang memiliki skor 1. Apabila separuh atau lebih FP dalam Prioritas memiliki capaian cenderung tinggi maka Prioritas diberi skor 1. Bila sebaliknya, Prioritas diberi skor Analisis Kinerja Program Kinerja diukur berdasarkan % capaian dan penyerapan anggaran KP dalam Program yang memiliki skor 1. Apabila separuh atau lebih KP dalam Program memiliki capaian cenderung tinggi ( 30%) maka Program diberi skor 1. Bila sebaliknya, Program diberi skor Analisis Kinerja K/L Kinerja diukur berdasarkan % capaian dan penyerapan anggaran KP yang memiliki skor 1. Apabila separuh atau lebih KP dalam K/L memiliki capaian cenderung tinggi ( 30%) maka K/L diberi skor 1. Bila sebaliknya, K/L diberi skor Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

37 Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan penyusunan MTT RKP 2010 dilakukan berdasarkan alur kerja sebagaimana terlihat pada Gambar 11 berikut. Gambar 11: Alur Kerja dan Penjadwalan MTT RKP 2010 (Laporan K/L via Dit. Sektoral) A s.d. Sept Sept 12 Okt 2010 Persiapan Penulisan: *) 1. Template matriks pengisian data 2. Bab I Pendahuluan & Bab VII Penutup 3. Pengantar masing-masing prioritas 4. Permasalahan capaian masing-masing prioritas B *) Proses Penerimaan dan Pengolahan Data 1. Pengiriman dan pengisian template matriks olehsektor 2. Pengisian matriks pengolahan data 3. Analisis 4. Laporan perkembangan bahan masuk 5. Laporan Dir. EKPS ke DIX C 13 Okt 2010 Pertemuan Koordinasi dan Konsultasi Pengisian Matriks D Okt 2010 Penyempurnaan Matriks MTT dan Hasil Analisis Sementara E Okt 2010 Workshop J 9 Des 2010 Diseminasi I 30 Nov 8 Des 2010 Pencetakan H 30 Nov 2010 Laporan ke MenPPN & WamenPPN G 5 8 Nov 2010 Koreksi dan Persetujuan Draft Laporan F 27 Okt 4 Nov 2010 Penulisan Draft Laporan B Catatan: *) = Bahan Evaluasi Dihimpun dari 2 Sumber: 1.Laporan Tw-2 dari K/L PP 39/ Evaluasi program & kegiatan RKP (dari K/L via Dit. Sektor Bappenas) A. Persiapan Persiapan pelaksanaan MTT RKP 2010 meliputi penyusunan template matriks pengisian data dan penyusunan Bab I Pendahuluan dan Bab VII Penutup, pengantar masing-masing bab (prioritas pembangunan), dan permasalahan capaian masing-masing prioritas. B. Proses Penerimaan dan Pengolahan Data Proses penerimaan data diawali oleh pengiriman template matriks ke Direktorat sektor pada tanggal 6 September Sampai dengan 1 Oktober 2010, Direktorat Sektor dipersilahkan untuk mengisi dan menyerahkan hasil isian matriks tersebut kepada Dit. EKPS. Proses selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu hasil matriks isian oleh sektor dilengkapi dengan pengisian matriks pengolahan data yang kemudian menjadi Worksheet Induk MTT RKP Kegiatan ini Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

38 dilakukan mulai tanggal 1 12 Oktober Analisis belum dapat dilakukan secara lengkap karena belum semua data terisi lengkap. Selain itu, juga dilakukan pemutakhiran perkembangan bahan masuk dan secara berkala Direktur EKPS melaporkan perkembangan tersebut kepada Deputi EKP. C. Pertemuan Koordinasi dan Konsultasi Pengisian Matriks (13 Oktober 2010) Sehubungan dengan lambatnya penerimaan bahan dari sektor dan masih banyaknya kegiatan prioritas berikut data capaian dan penyerapan yang belum lengkap serta sulit terukurnya informasi capaian yang disampaikan, maka diselenggarakan pertemuan konsultasi dan koordinasi untuk membahas hal tersebut pada tanggal 13 Oktober 2010 di Ruang SS-4. D. Penyempurnaan Matriks MTT dan Hasil Analisis Sementara (13-20 Oktober 2010) Hasil dari pertemuan konsultasi dan koordinasi dengan Direktorat sektor digunakan untuk menyempurnakan matriks MTT dan melakukan analisis sementara yang cukup lengkap dibandingkan sebelumnya karena tidak hanya melakukan analisis pada level kegiatan prioritas, tetapi juga menganalisis di level berikutnya sampai dengan level prioritas, ditambah lagi analisis terhadap kinerja Program dan kinerja K/L. E. Workshop (21-22 Oktober 2010) Tahapan berikutnya adalah melakukan Workshop MTT RKP 2010, yang dilaksanakan untuk menyampaikan hasil analisis sementara dan melanjutkan kegiatan konsultasi bagi Direktorat sektor yang masih belum dapat melengkapi data ataupun belum menyampaikan data yang dapat diukur. Workshop MTT RKP 2010 dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu: Hari 1: Penyampaian dan Pembahasan Hasil Evaluasi Sementara MTT RKP 2010 tentang Prioritas, Program dan K/L yang dihadiri 18 Direktorat. Kesempatan ini digunakan untuk menjaring koreksi dan menyepakati data, analisis dan format penyajian. 28 Dokumentasi Catatan Kerja Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

KATA PENGANTAR. Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pembangunan, RKP Tahun 2010 diprioritaskan pada 5 (lima) hal, yaitu:

KATA PENGANTAR. Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pembangunan, RKP Tahun 2010 diprioritaskan pada 5 (lima) hal, yaitu: KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2010 sebagai penjabaran arah pembangunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014 telah ditetapkan melalui Peraturan

Lebih terperinci

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DIREKTORAT SISTEM DAN PELAPORAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.313, 2017 BAPPENAS. Evaluasi Pembangunan Nasional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan 25 November 2013 Dasar Hukum UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP... 10 Daftar Isi i DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadawal Penerapan PBK dan KPJM... 2 D a f t a r I s i ii BAB

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Pengendalian Program Prioritas Nasional. Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo Deputi I Kepala Staf Kepresidenan

Pengendalian Program Prioritas Nasional. Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Pengendalian Program Prioritas Nasional Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo Deputi I Kepala Staf Kepresidenan PENGENDALIAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL Tujuan Menyusun laporan capaian kegiatan prioritas

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.51/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TENTANG PEDOMAN TRILATERAL MEETING (PERTEMUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Bahan Evaluasi Tahunan RPJMN di Lingkungan ANRI telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang dilaksanakan dengan tujuan agar perencanaan dan pengendalian tersebut mempunyai daya guna dan hasil

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 75, 2004 POLITIK. PEMERITAHAN. Pemeritah Pusat. Pemerintah Daerah. Kementerian Negara. Lembaga. Menteri. APBN.

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU - 2 - Daftar Isi Daftar Isi... 2 Daftar Gambar... 4 Daftar Tabel...

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I /

KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I / KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP Darmawijaya 1. Pendahuluan Ilustrasi by Riduan Tulisan ini bermaksud membahas lebih rinci kontekstualisasi Evaluasi Kinerja Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Kerja. Anggaran. Kementerian/Lembaga. Penyusunan. Penelahaan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan

Lebih terperinci

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor No.1963, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. RKA-K/L. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.02/2017 TENTANG PENGUKURAN

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor No.1435, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Sistem Perencanaan Pengawasan Berbasis Prioritas. Tahun 2016-2019. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/bappenas Juli 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 1 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat adalah dokumen rencana pembangunan BPMPT untuk periode 1 (satu) tahun yang penyusunannya

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Bahan Nota Keuangan dan RAPBN telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni 2010 Plt. SEKRETARIS

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017 MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PENGANGGARAN (ISU-ISU ACTUAL DALAM PERAN SATKER) Mataram, 6 Oktober 2017 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam workshop ini adalah: Memahami makna dan filosofi pengaturan

Lebih terperinci

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN Sosialisasi: PMK Nomor 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN Jakarta, Maret 2018 Outline 1. Urgensi Evaluasi Kinerja Anggaran

Lebih terperinci

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.938, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Evaluasi Kinerja. RKA-K/L. Pengukuran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 249/PMK.02/2011 TENTANG PENGUKURAN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA Jakarta, November 2014 ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA STRUKTUR ORGANISASI NASIONAL KABINET K/L K/L ESELON 1 ESELON 2 Setiap

Lebih terperinci

Musrenbang 2011 untuk penyusunan RKP Bappenas, 10 Maret 2011

Musrenbang 2011 untuk penyusunan RKP Bappenas, 10 Maret 2011 Musrenbang 2011 untuk penyusunan RKP 2012, 10 Maret 2011 1 Tujuh Titik Kritis Musrenbangnas 2 Solusi Tujuh Titik Kritis No Titik Kritis Solusi 1 Tujuan dan sasaran kurang tajam 2 Hanya membahas dana Dekonsentrasi/

Lebih terperinci

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2012 PPID Kementerian PPN/Bappenas Maret 2013 LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN 2012 1. PENINGKATAN KETERBUKAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1312, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan RPJP

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.985, 2017 KEMENKEU. RKA-K/L. Pengesahan DIPA. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengintegrasikan

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Laporan Khusus telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni 2010 Plt. SEKRETARIS UTAMA, GINA

Lebih terperinci

EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013

EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013 ` EVALUASI EX-ANTE TERHADAP DOKUMEN BUKU II RKP 2013 BUKU I HASIL REVIU KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan untuk mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH BERPERSPEKTIF GENDER KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING

PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING KEDEPUTIAN BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM MASYARAKAT & PELAKU USAHA BAPPENAS Unit Kerja Tim Kerja Pimpinan ROREN POM-10.01.CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM Tahap Teknokratik Tahap Politik Tahap Penetapan Renstra Proses Evaluasi Kinerja Tahunan,

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci