BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA"

Transkripsi

1 BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA 2.1 Gambaran Umum Sanitasi Kota a. Kesehatan Masyarakat Menurut data pada profil kesehatan Tabanan 2008, diare merupakan penyakit yang banyak di alami oleh masyarakat bahkan masuk dalam 10 besar jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat. Dari yang tercatat di dinas kesehatan, Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri merupakan daerah dengan kejadian tertinggi. Dua daerah tersebut adalah daerah perkotaan padat yang terus berkembang dan memiliki beberapa wilayah kumuh perkotaan, Data lengkap dapat dilihat pada Table 3.1 dan Tabel 3.5 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tabanan. Penyakit DBD juga dapat dikatakan sebagai penyakit yang salah satu faktor penyebabnya adalah sanitasi yang buruk. Seperti halnya penyakit diare, Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri merupakan kecamatan yang tercatat sebagai jumlah kejadian terbanyak. Selain sanitasi, faktor penting yang harus mendapat perhatian adalah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Di tahun 2008, rumah tangga yang telah berphbs diperkirakan baru mencapai 79,8% dari total jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Tabanan. Sedangkan dari rumah yang di periksa baru atau setara 74,49% yang dikategorikan sehat. Meskipun terbilang cukup tinggi, namun masih menjadi acaman terhadap kesehatan masyarakat secara umum. b. Air Bersih Data pelayanan PDAM di tahun 2008 menunjukkan cakupan layanan PDAM saat ini baru hanya menjangkau 58,28% dari total wilayah kabupaten. Selama ini PDAM banyak menggunakan mata air sebagai sumber dan di beberapa wilayah menggunakan air permukaan ataupun IPA. Dari kapasitas yang terpasang sebesar 846,5 liter/detik, PDAM Tabanan baru hanya memanfaatkan 519,52 liter/detik dengan operasi distribusi rata-rata 23 jam. Daerah lain yang tak dijangkau oleh PDAM saat ini memenuhi kebutuhan airnya secara swadaya memanfaatkan sumur, air permukaan ataupun mata air. Beberapa desa telah memiliki sistem perpipaan pedesaan yang tebangun swadaya ataupun melalui proyek penyediaan air bersih, yang dikelola oleh desa. Pelayan Air bersih yang dilakukan Kabupaten Tabanan meski belum optimal tapi sudah mencakup seluruh masyarakat baik yang ada dipedesaan maupun yang ada diperkotaan yang dilakukan oleh pihak PDAM maupun yang dikelola oleh masyarakat dipedesaan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan sarana air minum di Kabupaten Tabanan antara lain : - Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kualitas air minumnya masih rendah. - Kualitas air bakteriologis yang ada di Kabupaten Tabanan masih ada yang positif - Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 846,5 l/detik, sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan adalah sebesar 519,52 l/detik. Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (idle capacity) belum termanfaatkan secara maksimal yang disebabkan karena belum mampunya PDAM melakukan pengembangan pengembangan jaringan distribusi, untuk penambahan Sambungan Rumah (SR). 7

2 - Pada saat ini jam operasi produksi air minum berjalan selama 24 jam dan pelayanan distribusi baru berjalan selama 23 jam per hari. - Pengukuran kapasitas produksi belum ada karena tidak adanya water meter induk produksi. - Tingkat kehilangan air masih tinggi 39,2% di tahun Tarif air minum masih dibawah biaya dasar. c. Limbah cair Pengolahan limbah rumah tangga untuk Black water ( tinja urine, air penggelontor) di Kab Tabanan umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini menggunakan septictank. Berdasarkan data Profil Kesehatan Tabanan 2008 terdapat unit jamban keluarga dan ini berarti kepemilikan jamban sudah mencapai 74,3 % dari total KK di Kabupaten Tabanan. Tapi dari sisi kualitas, septictank yang ada masih perlu di tingkatkan, yang artinya septictank existing kebanyakan belum memenuhi Syarat Nasional Indonesia (SNI) atau pun juklak dan juklis yang ada. Sedangkan grey water (limbah cuci dan mandi serta dapur) biasanya tanpa pengolahan dan cenderung langsung dibuang ke sungai ataupun saluran drainase. Dari 32,136 rumah yang diperiksa hanya 54.32% yang memiliki pengolahan limbah dan 93.64% berkondisi sehat. Prasarana pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten Tabanan sbb : Jamban Keluarga Pengadaan prasarana jamban keluarga masih diupayakan oleh masyarakat itu sendiri, hanya sebagian kecil yang merupakan sumbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan sedangkan untuk pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab penduduk pengguna. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septiktank yang berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai unit pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Sistem IPAL Komunal Sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Pekerjaan umum melakukan program Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS) yang didampingi oleh LSM Balifokus. Hingga tahun 2009 sudah ada 4 unit lokasi SANIMAS terbangun di Kabupaten Tabanan. Lokasi Sanimas di Kabupten Tabanan dapat dilihat pada table Untuk Tahun 2010 Kabupaten Tabanan mengalokasikan 2 lokasi untuk program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat yang sumber pendanaannya berasal dari DAK Sanitasi dan APBD untuk dana pendampingan ke masyarakat. IPLT Kabupaten Tabanan memiliki satu (1) unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang terletak di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan yang lokasinya berdampingan dengan TPA.. IPLT Sembung Gede dikelolah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai Dinas Penanggung Jawab. IPLT Sembung Gede berkapasitas 27, 4 m3/hari dikelola oleh DKP sebagai Dinas Penanggung Jawab. IPLT ini sudah dioperasionalkan sejak tahun Dalam menunjang operasioanal pengangkutan limbah tinja ini DKP memiliki truck tinja sebanyak 2 (dua) buah, tetapi 1 (satu) unit tidak berfungsi, kapasitas 6 m3. Permasalahan pengelolaan limbah cair di kabupaten tabanan yang dapa di identifikasi antara lain: - Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat bahwa sarana sanitasi air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Sebagian masyarakat 8

3 lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai atau karena keterbatasan ekonominya belum mampu menyediakan sarana sanitasi sendiri. - Kondisi kawasan pemukiman yang padat sulit untuk menempatkan saluran pembuangan air limbah dan septictank yang sesuai dengan persyaratan kesehatan. - Secara kuantitas sarana pengolahan limbah cair pribadi di Kabupaten Tabanan memadai namun secara kualitas masih perlu ditingkatkan - Anggaran APBD untuk kegiatan pengolahan limbah cair masih belum maksimal - IPLT Mandung saat ini sudah tidak optimal sehingga perlu segera direvitalisasi - Masterplan untuk limbah cair belum ada d. Limbah padat Secara umum cakupan pelayanan per sampah di Kab Tabanan oleh DKP baru mencapai 61 %, itupun baru menjangkau 2 kecamatan dan fasilitas umum seperti pasar. Wilayah yang sudah mendapat pelayanan persampahan dari pemerintah daerah meliputi kecamatan Kediri dan kecamatan Tabanan, di 8 Desa yaitu : Desa Delod Peken, Dajan Peken, Dauh Peken, Bongan, Denbantas, Banyar Anyar, Kediri dan Abiantuwung serta Pasar Kediri, Pasar Tabanan, Pasar Dauhpala dan Pesiapan, Pasar Marga, Pasar Penebel, Pasar Baturiti, Pasar Candi Kuning, Pasar Kerambitan, Pasar Bajera dan juga melayani pengangkutan sampah di Obyek Pariwisata Tanah Lot. Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persampahan disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki mengingat luasnya jangkauan layanannya. Volume sampah yang mampu ditangani dan dikelola oleh pemerintah daerah sampai saat ini, rata-rata per-harinya baru sebanyak 382 m 3 dari total timbulan sampah Kabupaten Tabanan sebesar 625 m3/hari. Jumlah volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 286m3/hari. Untuk perumahan/rt prosentse KK yang sudah memiliki tempat sampah sebesar 77%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.10 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tabanan. Saat ini Kabupaten Tabanan menjadi bagian dari kerjasam persampahan SARBAGITA. Kerjasama tersebut berupa pengelolaan sampah terpadu yang berlokasi di TPA Suwung-Depasar, dimana hasil akhir yang diharapkan adalah gas metan yang digunakan untuk memutar turbin untuk pembangkitan listrik. Volume sampah yang perlu diangkut sesuai wilayah pelayanan untuk kabupaten Tabanan ratarata 60 truk setiap minggu. Kerjasama ini baru dapat kita penuhi mulai September 2008 yang ditarget sebanyak 25 truk per hari. Kemampuan kita baru dapat memenuhi target tersebut mulai bulan September 2008 sampai Desember 2008 sebanyak 10 truk per hari. Karena keterbatasan anggaran maka tahun berikutnya kita baru mampu hanya 6 truk per hari. Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan persampahan di Kabupaten Tabanan yakni : Belum tersedianya sistem pengolahan sampah yang baik, mengingat kondisi TPA Mandung yang sudah overload namun masih dapat beroperasional, TPA Baturiti belum ada, ( belum operasional ) TPA Pujungan khusus untuk menangani sampah di desa Pujungan dan TPA Pupuan juga khusus menangani sampah di desa Pupuan tetapi kondisinya masih dapat dioperasionalkan. Alat Berat (bouldozer sudah tidak dapat dioperasionalkan lagi dan louder juga rusak namun masih operasional) sehingga sulit menata sampah di TPA. Bila keadaan mendesak seperti Louder yang rusak beberapa hari yang lalu terpaksa mohon bantuan pengelolaan sampah memakai bulldozer milik Pemda Tabanan yang sehari-harinya bekerja untuk melayani pembangunan di masyarakat melalui Dinas Pu kabupaten Tabanan dengan ongkos sekali angkut sebesar Rp Anggaran dibidang kebersihan dan persampahan sangat minim. 9

4 Terbatasnya sarana dan prasarana angkutan, sehingga cakupan layanannya masih terbatas pada perkotaan dan pasar. Masyarakat masih belum mematuhi jadwal pembuangan sampah yakni sampah dibuang di bak sampah dari pukul s/d Wita dan bila masih ada sisa sampah di rumah tangga agar dibuang esok hari untuk menjaga agar sampah tidak berserakan di jalan. Anggaran dibidang kebersihan dan persampahan sangat minim e. Drainase Saluran drainase utama Kota Tabanan pada umumnya masih memanfaatkan sungai yang ada dan saluran pengairan yang saat ini telah berkembang menjadi saluran drainase Kota Tabanan. Darinase yang ada saat ini sepanjang ,61 m yang sebagian besar masih dalam Kota dan Ibu Kota Kecamatan dengan kondisi yang kurang memadai. Penanganan drainase perkotaan selama ini dihubungkan dengan saluran drainase utama yang telah ada. Pada titik-titik lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan akibat luapan/ limpasan yang disebabkan drainase perkotaannya kurang optimal atau tidak sesuai lagi dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun. Secara garis besar kondisi saluran drainase Kota Tabanan banyak yang mengalami endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang cocok serta kurang serasinya antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya, seperti kurang sesuainya tampang basah saluran yang menyeberang / menyilang jalan seperti gorong-gorong dan duiker plat, saluran yang terletak dibawah trotoar kurang kurang dapat terkontrol karena jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh. Pada beberapa ruas jalan ternyata pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara dan juga bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi, sehingga pengeringan air dari muka jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan saja. Pada lokasi tertentu ada salurannya dari dimensi besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenagi jalan. Permasalahan yang sering di hadapi adalah kurang optimalnya fungsi drainase yang ada, mengingat banyak kondisi saluran drainase yang tersedia telah rusak sehingga sering terjadinya genangan pada saat musim penghujan. Belum tersedianya master plan sistem drainase di Kabupaten Tabanan juga merupakan kendala dalam pengelolaan drainase secara efektif dan effisien. Selain itu data base drainase seluruh Kabupaten Tabanan masih minim. f. Penanganan Limbah B3 (Medis) Masalah bahan berbahaya dan beracun mendapat perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Tabanan, terutama sejak dekade terkhir ini. Berdasarkan volume limbah bahan berbahaya dan beracun di Kabupaten Tabanan, volume dan jenisnya yang paling menonjol adalah limbah Badan Rumah Sakit Umum Tabanan. Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki dan jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan kepada masyarakat seperti UGD, pengawetan, rawat inap,rawat jalan, analisis laboratorium, klinik sangat berpotensial untuk menghasilkan limbah B3. Dari kegiatan tersebut di atas RSUD Tabanan menghasilkan limbah medis cair maupun padat diperkirakan sebanyak 147,6 m³/hari. Pemantauan kualitas effluent limbah cair hasil pengolahan IPAL RS TABANAN dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali. Dari tiga priode pengukuran yaitu diketahui bahwa amoniak bebas (NH3), nitrit (NO2) dan phospat masih di atas baku mutu diperbolehkan (Kep. Men Kes. RI.No. 10

5 173/Menkes/SK/VIII/1977 dan Pergub Bali No 08 tahun 2008, tentang Baku mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit ). Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut hasil olahan (effluent) air limbah Badan Rumah Sakit Umum Tabanan belum layak untuk dapat dibuang ke perairan umum. Jika ini dilakukan akan menimbulkan blooming tidak saja terhadap alga tetapi juga dapat menimbulkan bloming terhadap bakteri phatogen. Namun hasil olahan tersebut baik digunakan untuk menyiram tanaman, karena unsur nitrogen dan phospat di dalam air limbah akan digunakan oleh tumbuhan sebagai nutrin yang sangat dibutuhkan yang dapat menyuburkan tanaman asalkan air siraman langsung menyerap ke dalam tanah atau tidak ada air siraman yang tergenang. Sehingga masih diperlukan penambahan aerasi perlu dilakukan agar parameter limbah memenuhi baku. Sementara untuk jumlah limbah padat medis yang dihasilkan adalah sebesar 93 kg/hari. Pemantauan terhadap timbulan limbah padat baik medis maupun non medis telah dilakukan namun pelaporannya belum dilakukan. Dan dari hasil pengamatan yang dilakukan penanganan sampah/limbah padat telah dilakukan dengan baik. Limbah medis telah dilakukan penanganan yang berbeda dengan limbah non medis. Bak-bak sampah telah ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dengan bak yang dilengkapi dengan kantong plastik berwarna hitam, selanjutnya secara rutin diangkat ke TPS dan sampah non medis di TPS secara berkala diangkut ke TPA. Sedangkan limbah medis dikumpulkan kemudian dimusnahkan dengan incinerator yang letaknya disisi sebelah barat Rumah Sakit. g. Pembiayaan Pengelolaan Sanitasi Total APBD Kabupaten Tabanan tahun 2009 sebesar Rp ,60, dimana dari jumlah tersebut anggaran sanitasi hanya Rp. 12,348,006, atau sekitar 1,81%. Dari jumlah tersebut anggaran sanitasi perkapita Kabupaten Tabanan sebesar Rp ,24. Hal ini masih berada dibawah target pembangunan sanitasi nasional sebesar Rp / perkapita /pertahun. Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi Kabuapten Tabanan disebabkan beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, mekanisme penganggaran dan terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh. Pendanaan sanitasi Kab. Tabanan sebagian besar berasal dari SKPD antara lain : Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Permasalahan timbul karena masing-masing SKPD belum memiliki perencanan program kegiatan sanitasi kota yang terintegrasi dan komperhensif dalam pembangunan sanitasi kota. Hal ini menyulitkan masingmasing SKPD dalam membuat anggaran sanitasi. Anggaran sanitasi di Kab Tabanan khususnya yang berasal dari APBD memang masih minim, hal ini dikarena karena kemampuan Pemkab dalam penyediaan dana juga kecil. Sehingga perlu dilakukan upaya/terobosan baru dalam hal mencari sumber sumber pendanaan sanitasi. 2.2 Visi dan Misi Sanitasi Kota VISI SANITASI TABANAN Terwujudnya Masyarakat Tabanan yang Sehat Tahun 2015 dengan Pembangunan Sanitasi Misi Sanitasi Kab Tabanan : a. Meningkatnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, drainase, air bersih dan persampahan c. Meningkatnya pembangunan sanitasi terpadu melalui kearifan lokal d. Meningkatnya sumber-sumber pendanaan pembangunan sanitasi 11

6 2.3 Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kota tahun a. Strategi Penanganan Sanitasi Strategi Penangan Limbah Cair Kab Tabanan Strategi Penganan limbah cair sesuai dengan RPJMD dan penyesuaian RTRW Tabanan 2009 diarahkan dengan hal-hal sbb: Peningkatan sarana sanitasi yang menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik secara individu maupun komunal;peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman; Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman; Penyiapan lahan untuk lokasi IPLT untuk skala kabupaten yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan Detail Engineering Design (DED). Perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu dilakukan khususnya pada kawasan padat penduduk dengan lahan dan ruang yang terbatas. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif pada lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya Strategi Penangan Persampahan Kab Tabanan Adapun arahan dan strategi pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan sesuai dengan RPIJM Tabanan adalah sebagai berikut : Mengupayakan sistem manajemen persampahan terpadu mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten. Mengupayakan pemilahan sampah organik dan anorganik serta upaya komposting dan daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang darus ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir. Menambah jumlah tempat penampungan sampah sementara, serta sarana penunjang pengangkutan sampah lainnya (seperti container, gerobak, petugas pengangkut sampah) yang disesuaikan dengan kondisi permukiman yang dilayani. Pada daerah / kawasan tertentu, seperti kawasan perkantoran, perdagangan jasa, pendidikan, kesehatan, kawasan pariwisata, pelabuhan, hendaknya disertakan pula kewajiban untuk mengelola timbulan sampah yang dihasilkannya. Selain itu peran serta/partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan perlu ditingkatkan dengan sosialisasi secara berkala untuk mengembangkan pola penanganan sampah 3 R, yaitu: 1. Mengurangi (Reduce) Mengurangi limbah sampah dengan penggunaan produk yang minim menghasilkan limbah sampah, terutama yang menghasilkan limbah sampah non-organik. 2. Daur Ulang (Recycle) Daur Ulang adalah upaya pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain, contoh: - Sampah organik diolah menjadi kompos, pembuatan kompos dapat dilakukan dengan skala kelompok dan skala rumah tangga; - Besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang dari besi, dapat untuk barang sama maupun barang yang lain. 3. Pengunaan Kembali (Reuse) Penggunaan kembali adalah pemanfaatan limbah dengan jalan menggunakannya kembali untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami pengolahan ataupun perubahan bentuk, contoh: botol minyak digunakan kembali untuk botol minyak lagi. 12

7 Strategi Penangan Drainase Kab Tabanan Strategi pengelolaan sistem drainase sesuai RPIJM Tabanan adalah : Memanfaatkan kali yang ada sebagai saluran penggelontoran; Mengamankan daerah hulu sungai (bagian utara) dari ancaman pencemaran air dan membatasi alih fungsi lahan terbuka menjadi terbangun. Penanganan drainase perkotaan di Kota Tabanan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan genangan air pada suatu kawasan dapat dilakukan dengan cara: Pengangkatan dan pembersihan endapan dan sampah pada badan saluran Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan saluran /drainase Rehabilitasi/ perbaikan diameter/dimensi saluran/ drainase Penyediaan dan perbaikan bak kontrol; Penyesuaian elevasi saluran/ drainase; Tidak mempergunakan saluran irigasi sebagai drainase kota. Strategi Penanganan Air Minum Kab Tabanan Arahan dan strategi bagi pengembangan sistem air bersih di Kabupaten Tabanan sesuai dengan RPIJM adalah sebagai berikut : Peningkatan kapasitas produksi fasilitas insatalasi pengolah air minum yang ada saat ini dengan jalan mengembangkan dan mengoptimalkan sumber-sumber air minum baru yang potensial di Kabupaten Tabanan. Mengupayakan alternatif teknik pengolahan air bersih dengan tujuan mengurangi biaya operasional. Pemerataan jaringan air bersih hingga ke wilayah desa-desa yang belum terlayani air bersih. Strategi Peningkatan PHBS Informasi daerah tentang pencapaian kinerja pembangunan berkenaan dengan PHBS dapat dilihat dari persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2004 yang jumlahnya tercatat mencapai 74,05%. Persentase ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 78,54%. Kondisi perilaku hidup sehat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah kondisi kemampuan ekonomi keluarga. Diakui atau tidak untuk menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga membutuhkan biaya. Sesuai dengan Renstra Dinas Kesehatan 2010, hal-hal strategis yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan PHBS masyarakat, di samping meningkatkan perekonomian dan kualitas pendidikan/ pengetahuan masyarakat adalah:. Penataan dan kebersihan lingkungan pedesaan dan pemukiman. Pengembangan fasillitas sarana olah raga di lingkungan masyarakat. Promosi dan penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan tentang perilaku hidup sehat Memperoleh pelayanan kesehatan di Institusi kesehatan yang sehat. Terhindar dari penularan peyakit dan mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan pasien. Mencegah terjadinya penularan penyakit di lingkungan rumah tangga, sekolah Institusi, Kesehatan, tempat kerja dan lingkungan Tempat tempat Umum yang ada di kabupaten Tabanan. Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di lingkungan manapun. Kebijakan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan, surat edaran dan instruksi tentang PHBS di Kabupaten Tabanan.Alokasi anggaran bagi pengembangan PHBS oleh pemegang kebijakan di Pemerintah Kabipaten Tabanan. 13

8 .Instansi Terkait adanya komitmen dan dukungan dalam pengembangan PHBS, melakukan sosialisasi PHBS,melakukan bimbingan teknis pelaksanaan PHBS. 2.4 Tujuan dan Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian MISI 1: Meningkatnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat Tujuan Meningkatkan budaya Hidup Bersih dan sehat masyarakat Kab Tabanan Pada tahun 2013 Terwujudnya 100 % murid mulai jenjang TK sampai dengan SMA berphbs pada tahun Terwujudnya rumah sehat berphbs diatas 90% di Kab Tabanan tahun Terwujudnya 3 Kecamatan sadar lingkungan pada 2013 Memasyarakatkan CTPS di desa area beresiko lewat penyuluhan, kampanye kesehatan, 4 advokasi hingga tahun 2013 Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air bersih, drainase, air limbah dan sampah Tujuan 1 Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih dari 67,75% menjadi 100% sampai tahun Terwujudnya kualitas sumber air bersih dari sumur gali, Sumur pompa tangan, MA, dan PAH yang sesuai standar baku mutu lingkungan Tujuan 2 Tujuan 3 2 Terwujudnya kualitas dan kuantitas pelayanan PDAM dan PAMDES Terwujudnya sarana dan prasarana air minum perkotaan dan perdesaan di kab Tabanan 3 sampai tahun 2015 Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi drainase jalan raya, permukiman dan perumahan pada tahun 2015 untuk mengurangi daerah genangan dan banjir 1 Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak timbul genangan di 10 Kecamatan Peningkatan sarana dan prasarana drainase dan trotoar di wilayah perkotaan Tabanan 2 hingga 90 % tahun 2015 Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan limbah industri/ukm, Limbah RS, Hotel dan limbah RT pada tahun 2015 Terwujudnya pengelolaan limbah domestic dengan skala komunal 20 unit di 3 1 kecamatan Terwujudnya IPAL untuk setiap RS dan Hotel yang effluentnya memenuhi baku mutu 2 buangan air limbah Terwujudnya tangki septic yang sesuai standar untuk jamban dan MCK hingga 50% RT 3 pada tahun 2015 Terwujudnya pengelolaan limbah industry, UKM, RPH dengan konsep minimisasi limbah 4 dari sumber dan penggunaan sitem teknologi tepat guna 14

9 Tujuan 4 Meningkatkan cakupan layanan persampahan sampai di 3 kecamatan prioritas hingga tahun Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT dengan 3 R dan komposting 2 Terwujudnya system sanitary landfill di TPA Mandung pada tahun Terwujudnya perluasan lahan TPA Mandung hingga 5 Ha minimal pada tahun 2012 Terwujudnya sarana dan prasarana (pengangkutan dan T PS) persampahan yang 3 memadai untuk melayani 3 Kecamatan prioritas 4 Terwujudnya SDM pengelola sampah yang berkualitas 5 Terwujudnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di 3 kecamatan MISI 3 : Meningkatnya pembangunan sanitasi terpadu melalui kearifan lokal Tujuan Tujuan Meningkatkan pemanfaatan kearifan lokal dalam menunjang pembangunan sanitasi terpadu 1 Terwujudnya penyampaian pesan-pesan sanitasi melalui media kesenian tradisional Terwujudnya pembinaan pembangunan sanitasi kepada sanggar-sanggar seni tradisonal 2 dan seniman se Kab Tabanan 3 Terwujudnya implementasi konsep Tri Hita Karana dalam pembangunan sanitasi 4 Terwujudnya pengelolaan air bersih dan limbah dengan melibatkan subak 5 Terwujudnya pengeloaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman Misi 4 : Meningkatnya sumber-sumber pendanaan pembangunan sanitasi Meningkatkan sumber-sumber pendanan sanitasi dari sektor pemerintah, swasta, donor/lsm dan masyarakat 1 Terwujudnya blue print pembangunan sanitasi jangka menengah pada tahun 2011 Terwujudanya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas sampai tahun Terwujudnya iklim pembangunan sanitasi yang mendukung swasta untuk dapat berperan 3 serta mulai tahun 2012 Terwujudnya pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility untuk pembangunan 4 sanitasi 5 Terwujudnya peran serta aktif masyarakat dan LSM dalam pembangunan sanitasi 15

IV. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

IV. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN PEMERINTAH IV. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4. VISI DAN MISI SANITASI Sesuai dengan RPJMD kab Tabanan 2005-200, Visi dan Misi Kabupaten Tabanan sesuai yang telah diuraikan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI 5.1 Air Limbah Program Pengembangan sarana dan prasarana pengolahan limbah - Revitalisasi dan peningkatan kapasitas IPLT Sembung Gede - Pengadaan Truk tinja di tiap

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor Lampiran 2: Hasil analisis SWOT A. Air Limbah Domestik - Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasikan (teknis dan non-teknis) No. KEKUATAN (STRENGHTS) Faktor Internal Tabel

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Program/Kegiatan Peningkatan IPLT Tririh Lor Mengingat makin banyaknya pemukiman pada wilayah-wilayah perkotaan seperti Cilacap kota, Kroya, Majenang, Maos yang berpotensi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan SISTEM PENGELOLAAN AIR A. Sistem/Teknis a.

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5 BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Didalam Pelaksanaan Perencanaan Strategi Sanitasi kabupaten Pokja AMPL menetapkan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai salah

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 L ampiran - 1 A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Penaganan air limbah

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Indikasi program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi merupakan bagian dari strategi yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK PEMERINTAH BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.1 Capaian Stratejik AIR LIMBAH Tujuan : Tersedianya infrastruktur pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar teknis dan menjangkau

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI 6.1. Strategi Monitoring dan Evaluasi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat perlu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Strategi Sanitasi Kota

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana kegiatan terkait pengelolaan Air Limbah di kota metro dalam lima tahun

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN 4.1 Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian 4.1.1 Air limbah 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3 Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kabupaten. Rumusan strategi Kota Ternate untuk layanan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 30% penduduk Wakatobi tidak memiliki jamban

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana pengembangan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah menjadi sasaran utama. Mengingat perilaku BABS masih

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta trategi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI 3.1, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 3.1,sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembngan Air Limbah Domestik Tercapainya peningkatan cakupan dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT LAMPIRANLAMPIRAN Lampiran : Hasil analisis SWOT o Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isuisu yang diidentifikasi (teknis dan nonteknis) Subsektor Air Limbah Sub Sektor : AIR LIMBAH No. Faktor

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Kendal, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Sektor Air Limbah

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Sektor Air Limbah Lampiran E-1 Memorandum Program Sektor Sanitasi ( MPSS) Kabupaten Kotawaringin Barat Tabel Program / Kegiatan Sektor Air Limbah Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten Menyusun dokumen

Lebih terperinci

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 ENABLING AND SUSTAINABILITY ASPECT Aspek-aspek non teknis yang menunjang keberlanjutan program dimaksudkan dalam bagian ini adalah isu-isu

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi

BAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi BAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi 4.1 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian 4.1.1 Sub Sektor Air Limbah a. Tujuan Tujuan pengelolaan air limbah adalah meningkatnya akses cakupan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI TRATEGI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 TRATEGI PENGEMBANGAN ANITAI trategi pengembangan sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan abupaten untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAMBI JAMBI KOTA JAMBI ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA JAMBI No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Baru 77,78 2. Jambi Selatan 34,07 3. Jelutung 7,92 4. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0% Strategi Sanitasi Kota Kota Subulussalam BAB V STRATEGI MONEV Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis Tujuan: Tersedianya layn IPLT Data Dasar Sasaran Indikator Sumber Nilai & Tahun Adanya Masyarakat 0% EHRA

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci