ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM UMKM PT ITP DI DESA LULUT, KLAPANUNGGAL, BOGOR DWI YUNI ATIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM UMKM PT ITP DI DESA LULUT, KLAPANUNGGAL, BOGOR DWI YUNI ATIK"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM UMKM PT ITP DI DESA LULUT, KLAPANUNGGAL, BOGOR DWI YUNI ATIK DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Tingkat Partisipasi dan Taraf Hidup Penerima Program UMKM PT ITP di Desa Lulut, Klapanunggal, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015 Dwi Yuni Atik NIM I

4

5 ABSTRAK DWI YUNI ATIK. Analisis Tingkat Partisipasi dan Taraf Hidup Penerima Program UMKM PT ITP di Desa Lulut, Klapanunggal, Bogor. Dibimbing oleh FREDIAN TONNY NASDIAN. CSR merupakan bentuk kontribusi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi penerima program UMKM, efektivitas program UMKM, taraf hidup penerima program UMKM, hubungan antara tingkat partisipasi dengan efektivitas program UMKM, efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program, dan tingkat partisipasi dengan taraf hidup penerima program UMKM. Penelitian ini menggunakan kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi penerima program UMKM tergolong non-participation, efektivitas program UMKM tergolong tinggi dan taraf hidup penerima program UMKM mayoritas rendah. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan efektivitas program UMKM, kemudian juga antara efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program. Selain itu terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan taraf hidup penerima program UMKM. Kata kunci: partisipasi, efektivitas program UMKM, taraf hidup, CSR ABSTRACT DWI YUNI ATIK. The Analysis of participation level and strandard of living of the beneficaries of UMKM PT ITP program at Lulut Village, Klapanunggal, Bogor. Supervised by FREDIAN TONNY NASDIAN. CSR is a kind of the company contribution to increase the welfare of the society. This study tried to analyze the beneficaries s participation level of UMKM program, the effectiveness of the UMKM program, the beneficaries s standard of living of UMKM program, the correlation between the participation level and the effectiveness of the UMKM program, the effectiveness of the UMKM program with the standard of living of the program beneficiaries, and the participation level with the standard of living of the UMKM program beneficiaries. This study uses the combination of quantitative and qualitative approaches. The results show the beneficaries participation level of UMKM program is classified to non-participation, the effectiveness of UMKM program is relatively high, and the standard of living of the UMKM program beneficaries is mostly low. There is a correlation between the participation level with the effectiveness of the UMKM program, and between the effectiveness of the UMKM program with the standard of living of the program beneficiaries. There is also a correlation between the participation level with standard of living of the UMKM program beneficaries. Keywords: participation, UMKM program efectiveness, standard of living, CSR

6

7 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM UMKM ITP DI DESA LULUT, KLAPANUNGGAL, BOGOR DWI YUNI ATIK Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

8

9

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Analisis Tingkat Partisipasi dan Taraf Hidup Penerima Program UMKM PT ITP di Desa Lulut, Klapanunggal, Bogor ini dengan baik. Laporan skripsi ini ditujukan untuk mendapat gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua tercinta, Ayahanda Sukirman dan Ibunda Sarini atas doa, kasih sayang dan perjuangan untuk penulis, kakak tercinta Rini Utami, serta kepada Adi Kurniawan atas dukungan dan doanya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ir Fredian Tonny Nasdian, MS sebagai pembimbing yang dengan sabar membimbing, memberikan saran, masukan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan hingga penyelesaian laporan skripsi ini. Selain itu penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir Murdianto, MS sebagai dosen penguji utama dan dosen uji petik, Martua Sihaloho, Sp, MSi sebagai dosen penguji perwakilan departemen, serta Ir Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen uji petik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada PT Indocement Tunggal Prakarsa yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian mengenai program CSR di salah satu desa binaan. Pemerintah Desa Lulut beserta masyarakat Desa Lulut penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa yang telah membagi cerita, pengalaman hidup serta ilmu kepada penulis. Tidak lupa ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman SKPM 48, terutama kepada Ike Rosmanita, Indah Erina Priska, Maria Magdalena Bagariang, Fitri Hilmi Hikmayanti, Nur Apriyani dan Qoyyimal Jauziyah atas semangat yang diberikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Januari 2015 Dwi Yuni Atik

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 PENDEKATAN TEORETIS 7 Tinjauan Pustaka 7 Kerangka Pemikiran 13 Hipotesis Penelitian 14 Definisi Operasional 15 PENDEKATAN LAPANGAN 19 Metode Penelitian 19 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 Teknik Pengambilan Responden dan Informan 20 Teknik Pengumpulan Data 21 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 22 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, PROGRAM CSR DAN LOKASI PENELITIAN 23 Profil Perusahaan 23 Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa 27 Profil Desa Lulut 31 Ikhtisar 35 PROGRAM UMKM 37 Perencanaan 37 Pelaksanaan 38 Manfaat Program 39 xiii xv xv

14 Evaluasi 39 Ikhtisar 39 TINGKAT PARTISIPASI, EFEKTIVITAS PROGRAM UMKM, DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM 41 Tingkat Partisipasi Penerima Program 41 Efektivitas Program 46 Taraf Hidup Penerima Program UMKM di Desa Lulut 52 Ikhtisar 53 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI, EFEKTIVITAS PROGRAM UMKM, DAN TARAF HIDUP 55 Hubungan Tingkat Partisipasi Penerima Program dengan Efektivitas Program UMKM 55 Hubungan Efektivitas Program UMKM dengan Taraf Hidup Penerima Program 56 Hubungan Tingkat Partisipasi Penerima Program UMKM dengan Taraf Hidup Penerima Program 58 Ikhtisar 59 SIMPULAN DAN SARAN 61 Simpulan 61 Saran 62 DAFTAR PUSTAKA 63 LAMPIRAN 65 RIWAYAT HIDUP 85

15 DAFTAR TABEL 1 P erbandingan tingkat partisipasi pada setiap tahap program P engukuran skor tingkat partisipasi 15 3 P engukuran skor efektivitas program 16 4 P endekatan penelitian 20 5 J enis dan metode pengumpulan data 21 6 D esa Lulut berdasarkan Dusun, RW, dan RT 32 7 J umlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2009 dan J umlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan pendidikan tahun 2009 dan J umlah dan persentase masyarakat Desa Lulut berdasarkan tingkat kesejahteraan tahun J umlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan etnis dan jenis kelamin tahun J umlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan Agama dan jenis kelamin tahun L aju perubahan penggunaan lahan di Desa Lulut tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi tahun P erbandingan jumlah dan persentase penerima program antara UMKM ITP dengan UMKM ITP-Bank Mandiri berdasarkan tingkat partisipasi tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement

16 Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap pengambilan manfaat program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program, tahun P erbandingan jumlah dan persentase penerima program antara UMKM ITP dengan UMKM ITP-Bank Mandiri berdasarkan efektivitas program UMKM tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat manfaat program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat kesesuaian program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat keberlanjutan program, tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat pemberdayaan, tahun S kor taraf hidup dan kategori penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan taraf hidup, tahun J umlah dan persentase penerima prgram UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi dan efektivitas program tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement

17 Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program dan taraf hidup tahun J umlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi dan taraf hidup tahun DAFTAR GAMBAR 1 K erangka pemikiran 14 2 S truktur organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa 26 3 S truktur Organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup 29 4 P ersentase penerima program berdasarkan tingkat partisipasi dalam program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut tahun P ersentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program, tahun DAFTAR LAMPIRAN 1 J adwal pelaksanaan penelitian 65 2 S ketsa Desa Lulut 66 3 A nggota penerima program UMKM di Desa Lulut 67 4 H asil penghitungan skor taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa 68 5 H asil uji korelasi Rank Spearman 69 6 D okumentasi 71 7 K uesioner 72 8 P anduan Pertanyaan Wawancara Mendalam 77 9 T ulisan tematik 80

18

19 63 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia telah dimulai sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, ini tidak berselang lama dari revolusi industri yang terjadi di Inggris pada akhir abad ke-19. Sejak saat itu mulai berdiri pabrik-pabrik di Indonesia mulai dari pabrik yang berskala kecil, menengah, hingga berskala besar. Beberapa dasawarsa silam, investasi pembangunan pabrik berskala besar masih terkonsentrasi di kota-kota besar tempat pusat-pusat pemerintahan berada. Belakangan ini, para investor mulai melirik daerah pedesaan untuk menanamkan investasi. Hadirnya industri-industri tersebut berdampak pada perubahan kehidupan masyarakat pedesaan. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan di sektor pertanian yang selama ini telah menjadi tumpuan hidup masyarakat lokal bisa jadi semakin sempit. Sebagai alternatif pilihan, masyarakat lokal mencoba untuk menjadi karyawan di salah satu perusahan yang berdiri di daerahnya tersebut dengan modal pendidikan yang rendah dan kemampuan industrial yang kurang memadai. Keberadaan industri-industri di pedesaan seharusnya mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal, namun kenyataannya karyawan yang dipekerjakan lebih banyak dan bahkan didominasi oleh masyarakat yang berasal dari luar daerah yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dari masyarakat setempat. Posisi-posisi tinggi dalam perusahaan pun banyak diisi oleh masyarakat pendatang. Hal ini berarti perusahaan telah gagal dalam menyerap tenaga kerja lokal secara maksimal. Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, perusahaan yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam mempunyai kewajiban untuk memberdayakan masyarakat sekitar tersebut melalui program Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Sebagaimana yang terdapat pada Undang-undang no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V pasal 74, perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan (UUPT 2007). Berdasarkan aturan yang terdapat pada UU-PT tersebut berarti setiap perusahaan wajib menganggarkan dana perusahaannya untuk mendanai kegiatankegiatan untuk pemberdayaan masyarakat. Adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat dari perusahaan ini diharapkan masyarakat yang tidak mampu mengakses manfaat keberadaan perusahaan secara langsung -dalam hal penyerapan tenaga kerja- bisa mendapatkan manfaat atas keberadaan perusahaan secara tidak langsung melalui keikutsertaan mereka dalam program pemberdayaan tersebut. Berdasarkan UU no 5 tahun 1984 tentang Perindustrian (UU Perindustrian 1984) pembangunan industri di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong adanya teknologi tepat guna, meningkatkan kemampuan masyarakat golongan ekonomi lemah, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja, serta meningkatkan pembangunan daerah. Berdasarkan UU tersebut berarti melalui

20 2 pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, keberadaan perusahaan harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat penerima program. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Zainal yang dikutip dalam Laporan akhir studi mengenai persepsi masyarakat desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP; IPB 2011), bahwa pertama, CSR merupakan komitmen bisnis. Kedua, CSR berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas, pemerintah dan keseluruhan merupakan dimensi-dimensi yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan CSR. Selain itu, pelaksanaan CSR oleh perusahaan juga harus memperhatikan prinsip Triple Bottom Line milik John Elkington yang dikutip oleh Hadi seperti dikutip oleh Saputra (2012). Prinsip Triple Bottom Line ini terdiri dari profit, people dan planet. Menurut pendekatan ini, perusahaan yang baik tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), tetapi juga harus berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat (people) dan menjaga kelestarian lingkungan hidup (planet). Akan tetapi kenyataannya banyak perusahaan yang melaksanakan program CSR-nya hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban atau untuk menjaga citra perusahaannya saja. Lebih parahnya lagi setelah terjadi konflik dengan masyarakat lokal, perusahaan baru melaksanakan program CSR. Akibatnya, banyak program pemberdayaan dilaksanakan tanpa persiapan dan perencanaan yang matang. Banyak program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan tidak jarang pula program hanya bersifat top-down dalam arti masyarakat hanya melaksanakan program yang sudah jadi. Hal ini berarti masyarakat tidak dilibatkan untuk berpartisipasi penuh dalam keseluruhan rangkaian program, meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pelaksanaan, hasil, dan evaluasi. Pelaksanaan program CSR yang tidak melibatkan partisipasi aktif dari masyarakatnya akan mengakibatkan program tersebut tidak dapat berkelanjutan dan terlebih akan sulit untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut. Misalnya saja PT Freeport Indonesia. Menurut hasil penelitian Anatan (2009), perusahaan ini menggunakan tanah adat untuk pertambangan sehingga hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan dan justru menghancurkan perekonomian rakyat. PT Indocement Tunggal Prakarsa. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, salah satu perusahaannya terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Sebagai perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam untuk produksinya, PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki beberapa desa binaan yang wajib diberdayakan melalui program-program CSRnya. Salah satu desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa adalah Desa Lulut yang terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Berdasarkan laporan akhir studi mengenai persepsi masyarakat desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa tahun (ITP; IPB 2011), penetrasi industri PT Indocement Tunggal Prakarsa selain menyebabkan peningkatan reit pertumbuhan penduduk, juga menggeser rumah tangga pertanian di 12 komunitas desa binaan termasuk Desa Lulut akibat konversi lahan pertanian di daerah tersebut. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat khususnya rumah tangga petani. Berangkat dari kondisi tersebut, keberadaan program CSR menjadi sangat penting dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat lokal secara aktif untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan. Terlebih

21 disaat terjadinya konflik diantara PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan masyarakat desa binaan, termasuk Desa Lulut. Disaat terjadi konflik atau pasca konflik, CSR memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembalikan keharmonisan hubungan diantara perusahaan dan masyarakat. CSR juga berfungsi untuk mencegah terjadinya konflik diantara perusahaan dan masyarakat. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pemberian kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam setiap kegiatan atau pun program yang dilaksanakan oleh perusahaan. Melalui partisipasi aktif, akan timbul rasa memiliki (sense of belonging) pada diri masyarakat sehingga program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan efektif dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka dari itu, menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai sejauh mana tingkat partisipasi penerima program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa mampu meningkatkan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut? Masalah Penelitian Program Corporate Social Responsibility merupakan wujud tanggung jawab perusahaan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi perusahaan melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu program CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa adalah program UMKM. Setiap program pemberdayaan masyarakat, termasuk program UMKM, seharusnya melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam setiap tahapan program mulai dari tahap perencanaan sampai tahap evaluasi program. Pada setiap tahapan program tersebut perlu dilihat bagaimana tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut? Selanjutnya dari pelakasanaan program CSR ini dapat dianalisis bagaimana efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan CSR adalah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat desa binaan khususnya program UMKM yang diadakan untuk tujuan peningkatan taraf hidup masyarakat. Maka dari itu perlu dianalisis mengenai bagaimana taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut? Program CSR sudah seharusnya melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam setiap tahapan program, namun dalam kenyataannya tidak sedikit yang melibatkan masyarakat hanya sebagai formalitas saja, sehingga program yang dijalankan kurang efektif dan sesuai. Menurut Irwanto dan Prabowo (2010), partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor penentu efektivitas program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga menjadi menarik untuk mengkaji sejauh mana hubungan tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut? Keberhasilan pelaksanaan suatu program CSR berhubungan dengan kondisi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat yang terlibat secara langsung dalam proses pelaksanaan program. Hubungan efektivitas program CSR dengan kondisi masyarakat ini sangat luas cakupannya, salah satunya yaitu bidang ekonomi yang hubungannya dengan taraf hidup masyarakat. Melihat kondisi perokonomian 3

22 4 masyarakat Desa Lulut saat ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan PT Indocement Tunggal Prakarsa karena hadirnya perusahaan ini telah menyebabkan perubahan mata pencaharian masyarakat yang awalnya mayoritas berada pada sektor pertanian, kini harus beralih ke sektor industri dan jasa karena konversi lahan pertanian yang terjadi (ITP; IPB 2012). Hal ini tentunya menyebabkan perubahan pula pada kondisi taraf hidup masyarakat Desa Lulut, kemudian melalui program CSR inilah tugas perusahaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Lulut. Sehingga pertanyaan yang diajukan yaitu sejauh mana hubungan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut? Selanjutnya melalui pemberian ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pemberdayaan yang diadakan oleh CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terlibat. Pertanyaan terakhir yang diajukan pada penelitian ini yaitu sejauh mana hubungan tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut? Tujuan Penelitian Penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam program UMKM CSR di Desa Lulut ini bertujuan untuk menganalisis lebih mendalam mengenai: 1. Tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut. 2. Efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. 3. Taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut. 4. Hubungan tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut. 5. Hubungan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut. 6. Hubungan tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk banyak pihak, diantara lain: 1. Akademisi Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai hubungan tingkat partisipasi masyarakat dalam program CSR dengan taraf hidup serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam kajian ilmu pengetahuan mengenai CSR dan taraf hidup. 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menyusun dan mengambil keputusan berkaitan dengan program CSR yang dilaksanakan agar sesuai dengan

23 kebutuhan masyarakat dan dapat turut berkontribusi dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya penerima program CSR. 3. Masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai program CSR yang beroperasi di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan masyarakat untuk lebih memahami keterlibatan dan peran mereka dalam program pemberdayaan tersebut. 5

24 6

25 7 PENDEKATAN TEORETIS Tinjauan Pustaka Partisipasi 1. Definisi Partisipasi Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan. Menurut Arnstein (1969), partisipasi masyarakat merupakan istilah kategoris untuk kekuasaan warga negara yang merupakan redistribusi kekuasaan yang memungkinkan warga negara miskin ikut dalam proses politik dan ekonomi. Ikut serta dalam proses politik ini meliputi proses pengambilan keputusan, menetapkan tujuan dan kebijakan, melaksanakan program dan merasakan manfaat. Sedangkan Uphoff et al. (1979) menganggap partisipasi adalah sebuah istilah deskriptif yang menjelaskan keterlibatan banyak orang dalam situasi atau aksi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka seperti pendapatan, rasa aman, dan penghargan diri. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat dibedakan bahwa dalam memahami konsep partisipasi, Arnstein menekankan pada redistribusi kekuasaan kepada masyarakat miskin dalam proses politik dan ekonomi, sedangkan Uphoff et al. menekankan pada keterlibatan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Akan tetapi, dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya dengan partisipasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya dapat diukur dari kondisi taraf hidup masyarakat. 2. Tingkatan Partisipasi Keterlibatan masing-masing stakeholder dalam sebuah program CSR memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Menurut Kaho seperti yang dikutip oleh Kali (2011), partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat tahap, yaitu partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, partisipasi dalam proses pelaksanaan, partisipasi dalam pengambilan manfaat, serta partisipasi saat evaluasi. Tingkatan partisipasi menurut Kaho ini hampir sama dengan pandangan Uphoff et al. (1979) yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam implementasi, partisipasi dalam pemanfaatan, dan partisipasi dalam evaluasi. 1. Pengambilan keputusan (decision-making) atau tahap perencanaan Jenis partisipasi ini berpusat pada penggalian ide, perumusan pilihan, melakukan evaluasi pilihan-pilihan tersebut, dan pengambilan keputusan dari pilihan-pilihan tersebut, serta perumusan strategi untuk melaksanakan pilihan yang telah ditetapkan. 2. Implementasi (implementation) Masyarakat pedesaan dapat berpartisipasi dalam aspek pelaksanaan proyek melalui tiga cara, yaitu: kontribusi sumber daya, administrasi dan koordinasi, dan kegiatan program pendaftaran. Kontribusi sumber daya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti penyediaan tenaga kerja, uang tunai, barang-barang material, dan informasi. Semua masukan tersebut penting

26 8 untuk proyek-proyek yang berusaha untuk menggabungkan sumber daya lokal dalam pelaksanaannya. Partisipasi dalam administrasi dan koordinasi proyek merupakan cara dimana masyarakat dapat berpartisipasi sebagai karyawan lokal, atau sebagai anggota dari berbagai proyek penasehat atau pengambilan keputusan. Kemudian bentuk partisipasi dalam implementasi yang paling umum adalah dengan mendaftar dalam program. 3. Pengambilan manfaat (benefits) Partisipasi masyarakat untuk mendaftar ke dalam suatu proyek dapat menghasilkan paling tidak tiga manfaat yang mungkin, yaitu manfaat material, sosial, dan pribadi. Partisipasi dalam mendapatkan manfaat merupakan tujuan yang diinginkan, hal ini dapat terwujud melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan, implementasi, dan evaluasi. Manfaat material pada dasarnya berupa barang-barang privat (private goods), misalnya peningkatan konsumsi, pendapatan, ataupun kepemilikan aset. Sedangkan manfaat sosial pada dasarnya adalah barang publik (public goods), misalnya pelayanan fasilitas seperti sekolah, klinik kesehatan, sistem irigasi, atau pembangunan jalan. Manfaat pribadi biasanya adalah yang paling diinginkan, namun seringkali tidak dapat tercapai karena manfaat ini cenderung hanya dapat dirasakan oleh anggota kelompok atau sektor yang mempunyai lebih banyak kekuatan sosial dan politik. 4. Evaluasi (evaluation) Partisipasi langsung atau tidak langsung dapat terjadi dengan evaluasi proyek-berpusat. Kemungkinan besar masyarakat setempat atau pemimpin lokal tidak akan berpartisipasi dalam mengevaluasi proyek, kecuali evaluasi secara khusus diatur dalam desain proyek. Aparat pemerintah mungkin akan dilibatkan dalam mengulas anggaran tahunan proyek, namun pada level lokal tidak ada yang dilibatkan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Arnstein (1969) menganalisis tingkatan partisipasi masyarakat dengan menggunakan tipologi delapan tingkat partisipasi yang diatur dalam pola anak tangga dengan masing-masing anak tangga tersebut menggambarkan tingkat kekuasaan masyarakat dalam menentukan hasil akhir. Delapan anak yangga tersebut secara berurutan dari bawah ke atas yaitu manipulation, therapy, informing, consultation, placation, partnership, delegated power, dan citizen control. Delapan anak tangga ini menggambarkan tipologi tingkatan partisipasi sebagai berikut: 1. Nonparticipation (tidak ada partisipasi) Tipologi yang pertama ini ditempati oleh dua anak tangga terbawah yaitu manipulasi (manipulation) dan terapi (therapy). Dua tingkat nonpartisipasi ini telah didesain oleh beberapa orang untuk menggantikan partisipasi yang sesungguhnya. Tujuan sebenarnya bukan untuk memberi kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan atau pelaksanaan program, tetapi hanya sekedar sosialisasi agar masayarakat tidak marah. 2. Degrees of tokenism (derajat penghargaan) Tingkat partisipasi yang menggambarkan adanya tingkat penghargaan adalah tingkat partisipasi pada anak tangga informasi (informing), konsultasi (consultation), dan placation. Tingkat informasi dan konsultasi, telah memungkinkan masyarakat miskin untuk mendengar dan didengar, namun mereka tidak mempunyai kekuasaan untuk memastikan bahwa pandangan

27 mereka akan diperhatikan oleh mereka yang berkuasa. Ketika partisipasi dibatasi pada tahap ini maka tidak ada jaminan bagi masyarakat miskin dan masyarakat yang tidak punya kekuasaan untuk bisa mengubah keputusan. Tangga placation menggambarkan penghargaan pada tingkatan yang lebih tinggi. Tingkatan ini memungkinkan masyarakat miskin untuk menasehati atau berpendapat, namun keputusan tetap menjadi hak pemegang kekuasaan (powerholder). 3. Degrees of citizen power (derajat kekuasaan masyarakat) Tipologi tertinggi ini terdapat tiga anak tangga yaitu partnership, delegated power, dan citizen control. Anak tangga 6, Partnership, memungkinkan masyarakat untuk bernegosiasi dan terlibat tawar-menawar dengan pemegang kekuasaan tradisional. Anak tangga paling atas, yaitu delegasi kewenangan (anak tangga 7) dan kontrol masyarakat (anak tangga 8) memungkinkan warga negara miskin memperoleh kesempatan paling besar dalam pengambilan keputusan. Arnstein menjelaskan partisipasi ke dalam tipologi yang sifatnya bertingkat (hirearkhi) berdasarkan seberapa besar kekuasaan masyarakat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan, sedangkan Uphoff et al. menjelaskan partisipasi ke dalam tahapan program, mulai dari tahap pengambilan keputusan hingga pada tahap evaluasi. Keduanya sama-sama dapat digunakan untuk menganalisis seberapa besar partisipasi masyarakat dalam sebuah program pembangunan, khususnya pada program CSR suatu perusahaan. Penelitian ini, penulis menggunakan analisis partisipasi dengan memadukan dari kedua pendapat tersebut. Penulis menggunakan analisis partisipasi dari Uphoff et al. untuk menganalisis pada proses mana saja partisipasi masyarakat dilibatkan dalam program CSR. Kemudian pada setiap proses tersebut dianalisis sejauh mana sejauh mana masyarakat dilibatkan untuk berpartisipasi dalam program CSR dengan melihat pada tipologi delepan tingkat partisipasi dari Arnstein yang meliputi nonparticipation (tidak ada partisipasi), degrees of tokenism (derajat penghargaan), dan degrees of citizen power (derajat kekuasaan masyarakat). penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 1. Corporate Social Responsibility 1. Definisi Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud komitmen perusahaan kepada masyarakat yang berada di sekitar operasi perusahaan. Anatan (2009) menjelaskan konsep CSR menurut The World Business Council for Sustainable Development, yaitu CSR merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Kemudian menurut Nuryana yang dikutip oleh Anugrah (2013), CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. 9

28 10 Tabel 1 Perbandingan tingkat partisipasi pada setiap tahap program. Tingkat partisipasi Nonparticipation Degrees tokenism of Tahap pengambilan keputusan Masyarakat tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan atau hanya sekedar diminta hadir dalam perencanaan program tapi tidak diberi kesempatan untuk memberi pendapat. Masyarakat mempunyai kesempatan untuk mendengar, didengar, bahkan menasehati dan berpendapat pada proses perencanaan, namun pengambilan keputusan tetap berada di tangan pemegang kekuasaan. Tahap implementasi Masyarakat tidak dilibatkan dalam pelaksanaan program atau hanya sekedar diminta hadir dalam pelaksanaan program namun pelaksanaan tetap dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan. Masyarakat mempunyai kesempatan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program, namun kontribusinya masih sangat dibatasi (hanya sekedar melaksanakan intruksi dari pemegang kekuasaan). Degrees of Masyarakat Masyarakat citizen bernegosiasi dan bernegosiasi dan power terlibat tawarmenawar terlibat tawar- dengan menawar dengan pemegang kekuasaan, atau pemegang kekuasaan sehingga masyarakat masyarakat memperoleh dapat mempengaruhi pelaksanaan program, kesempatan atau masyarakat paling besar memperoleh dalam kesempatan paling pengambilan besar dalam keputusan saat pelaksanaan program. perencanaan program. Sumber: Arnstein (1969) dan Uphoff et al. (1979) Tahap pengambilan manfaat Masyarakat tidak ikut menikmati manfaat/hasil, atau pengambilan manfaat hanya sekedar masyarakat tidak marah. agar Masyarakat mendapat kesempatan untuk memanfaatkan namun masih terbatas, manfaat terbesar masih berada di pihak pemegang kekuasaan. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat seimbang dengan manfaat yang dirasakan oleh pemegang kekuasaan, atau masyarakat memperoleh kesempatan paling besar dalam pengambilan manfaat. Tahap evaluasi Masyarakat tidak dilibatkan dalam evaluasi program atau hanya sekedar untuk formalitas saja Masyarakat mempunyai kesempatan untuk mendengar, didengar, bahkan menasehati dan berpendapat pada proses evaruasi. Masyarakat bernegosiasi dan terlibat tawar-menawar dengan pemegang kekuasaan, atau masyarakat memperoleh kesempatan paling besar dalam proses evaluasi. Konsep CSR seringkali dihubungkan dengan konsep-konsep pemberdayaan karena perkembangan konsep CSR berkaitan dengan konsep-konsep pemberdayaan. Pardosi (2011) berpendapat bahwa dalam memahami CSR tidak dapat dilepaskan dari pemahaman tentang konsep Community Development (CD) karena pendekatan pelaksanaan pembangunan yang ada pada CD dapat juga diterapkan dalam program CSR. Penjelasan konsep CD ini, Pardosi menggunakan

29 penjelasan prinsip-prinsip CD dari Ife, antara lain pembangunan terintegrasi, penghargaan akan hak-hak azasi manusia, keberlanjutan harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan, pemberdayaan merupakan tujuan pembangunan masyarakat, meningkatkan rasa percaya diri, proses terintegrasi, kooperatif, memaksimalkan partisipasi masyarakat dengan tujuan setiap orang dapat terlibat secara aktif sesuai kesanggupan masing-masing, sesuai kebutuhan, serta menjauhkan dari kejahatan. Sementara itu, van Marrewijk (2009) menjelaskan konsep CSR menggunakan konsep Corporate Sustainability (CS). van Marrewijk menganggap konsep CSR dapat disamakan dengan konsep CS, yaitu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Definisi pembangunan berkelanjutan juga dijelaskan oleh The Brundtland Comission seperti dikutip Rahmatullah (2011) yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Berkaitan dengan dua konsep yang dapat dapat disamakan atau dapat digunakan untuk menjelaskan konsep CSR tersebut, CSR seharusnya tidak dipandang dari satu sisi saja, CD saja atau CS saja, melainkan harus menggunakan kedua konsep tersebut secara bersamaan karena sebenarnya CSR berkaitan dengan keduanya. Saat implementasi, program CSR harus dilaksanakan menggunakan prinsip-prinsip Community Development agar program yang diberikan efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu program CSR yang dilaksanakan haruslah mempertimbangkan keberlanjutan program (Corporate Sustainability) sehingga setelah perusahaan selesai melaksanakan programnya masyarakat tetap dapat merasakan manfaat yang diberikan dari program tersebut. Berkaitan dengan konsep CSR, Hadi menjelaskan mengenai konsep Triple Bottom Line milik John Elkington yang dikutip dalam Saputra (2012). Prinsip Triple Bottom Line ini terdiri dari profit, people dan planet. Menurut pendekatan ini, perusahaan yang baik tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), tetapi juga harus memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat (people) dan peduli terhadap kelestarian lingkungan (planet). Carroll seperti dikutip Solihin (2009) menjelaskan komponen-komponen tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam empat kategori, yaitu pertama, economic responsibilities yang berkaitan dengan tugas menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat secara menguntungkan. Kedua, legal responsibilities, masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis dengan mentaati hukum dan peraturan yang berlaku. Ketiga, ethical responsibilities, masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Keempat, masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka melalui berbagai program yang bersifat filantropis. 2. Efektivitas Program CSR Efektivitas program CSR merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan program CSR yang dapat diketahui dengan menggunakan beberapa indikator penilaian. Menurut Pardosi (2011), salah satu parameter penting untuk menilai keberhasilan program CSR adalah seberapa sinkron program CSR dengan program pembangunan yang dirumuskan oleh pemerintah. Akan tetapi menurut Prayogo dan Hilarius (2012) untuk mengukur tingkat keberhasilan korporasi 11

30 12 dalam upaya pengentasan kemiskinan sangat sulit untuk dilakukan apabila menggunakan indikator makro seperti indeks kemiskinan atau indeks pembangunan seperti yang digunakan oleh Worldbank, United Nation, ataupun Amartya Sen. Pengukuran tingkat keberhasilan peran korporasi dalam pengentasan kemiskinan harus dilihat dalam indikator mikro, yaitu dengan melihat program pengentasan kemiskinan itu sendiri. Prayogo dan Hilarius (2012) menggunakan enam aspek penilaian efektivitas program CSR, aspek tersebut meliputi: a. Aspek manfaat: tingkat manfaat program terhadap pemenuhan kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan pelayanan para penerima program berdasarkan tingkat kebutuhannya. b. Aspek kesesuaian: tingkat kesesuaian program terhadap pemenuhan kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan bagi penerima berdasarkan kemampuan dan potensi lokal. c. Aspek keberlanjutan: tingkat keberlanjutan program dapat dilakukan oleh penerima program jika bantuan selesai atau dihentikan, baik keberlanjutan secara substansial (program) maupun secara manajemen. d. Aspek dampak: besar (substansial) dan luasan (geografis) akibat positif yang ditularkan oleh program. e. Aspek pemberdayaan: seberapa signifikan tingkat pemberdayaan dirasakan penerima akibat program, baik dari segi keahlian maupun organisasi atau majanemen. f. Aspek partisipasi: seberapa besar tingkat keterlibatan masyarakat lokal dalam program. PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki indikator tersendiri dalam menilai efektivitas program CSR yang dilaksanakannya yang melihat dari sisi tingkat kepuasan masyarakat. Tingkat kepuasan masyarakat dinilai berdasarkan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pelaksanaan program CSR yang dibagi ke dalam delapan unsur penilaian, yaitu sosialisasi sebelum implementasi program CSR, proses implementasi program CSR, sumberdaya staf CSR, jadwal dan jenis program CSR, pendanaan program CSR, unsur penunjang program CSR, dampak program CSR, dan keamanan di lingkungan PT ITP. Tingkat kepuasan masyarakat dihitung berdasarkan besarnya harapan masyarakat (tingkat kepentingan) dengan kenyataan yang terjadi (tingkat kinerja) dalam pengimplementasian program CSR (ITP; IPB 2011). Penulis menggunakan pendapat Prayogo dan Hilarius (2012) dalam menganalisis efektivitas program UMKM dan tidak menggunakan indikator efektivitas program yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa karena menurut penulis indikator efektivitas program CSR dari Prayogo dan Hilarius (2012) lebih mudah digunakan untuk menganalisis efektivitas program UMKM dibanding dengan indikator yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa. Selain itu, penulis tidak menemukan penjelasan yang lebih rinci mengenai cara pengukuran efektivitas program CSR yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa, sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan indikator efektivitas program menurut Prayogo dan Hilarius (2012). Berdasarkan enam indikator untuk menilai efektivitas program CSR yang dikemukakan oleh Prayogo dan Hilarius (2012) tersebut, penelitian ini hanya menggunakan empat indikator yang meliputi aspek manfaat, aspek kesesuaian,

31 aspek keberlanjutan, dan aspek pemberdayaan. Aspek dampak tidak digunakaan karena akibat positif dari adanya program sudah tercakup ke dalam aspek manfaat. Kemudian, aspek partisipasi dalam penelitian ini juga tidak digunakan untuk menilai efektivitas program CSR karena berdasarkan hasil studi literatur, aspek partisipasi merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas program CSR. Seperti yang dijelaskan oleh Irwanto dan Prabowo (2010) bahwa efektivitas program CSR dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu latar belakang pendidikan responden, kemampuan responden dalam mengerjakan proses daur ulang, partisipasi responden, latar belakang umur responden, komunikasi dengan masyarakat sekitar, pencarian informasi tentang perlombaan, hubungan baik dengan perusahaan, dan peran aktif dari organisasi masyarakat. Taraf Hidup Salah satu tujuan diadakannya program CSR untuk masyarakat sekitar perusahaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Owolabi dan Olu-Owolabi yang dikutip oleh Azimi (2013) menjelaskan mengenai kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas taraf hidup manusia. Kriteria tersebut yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati. Kebutuhan dasar ini bersifat mutlak, harus dilaksanakan dan dipenuhi sehingga akan mendorong keinginan seluruh manusia dalam menjaga kelangsungan hidup. Pembahasan taraf hidup pada beberapa hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan variabel kesejahteraan dan variabel kemiskinan. Penelitian Lestari (2010) melihat taraf hidup menggunakan indikator kesejahteraan dari beberapa sumber yang berbeda, salah satunya yaitu BPS yang menjelaskan indikator kesejahteraan yang terdiri dari kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta sosial dan budaya. Berdasarkan indikator tersebut, Lestari (2010) mengukur taraf hidup menggunakan indikator tingkat pendapatan, kondisi tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat pemilikan aset. Selanjutnya Sugiharto (2007) menganalisis taraf hidup menggunakan indikator BPS yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, fasilitas tempat tinggal, kesehatan keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan mendapat fasilitas transportasi serta kemudahan akses pendidikan. Berdasarkan berbagai indikator di atas, indikator yang digunakan untuk menganalisis taraf hidup masyarakat dalam penelitian ini yaitu pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, kondisi fasilitas tempat tinggal (yang terdiri dari jenis rumah, status rumah, sumber air bersih, daya listrik yang digunakan, bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari, sumber air bersih, dan kepemilikan barang elektronik), kesehatan keluarga, pendidikan keluarga, dan kepemilikan alat transportasi. Kerangka Pemikiran Program UMKM merupakan salah satu program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa yang termasuk ke dalam program pilar ekonomi. Tujuan dari program ini salah satunya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa binaan khususnya penerima program UMKM. Taraf hidup masyarakat merupakan 13

32 14 Gambar 1 Kerangka pemikiran suatu kondisi yang dapat menggambarkan bagaimana kualitas hidup suatu masyarakat dilihat dari sisi ekonomi. Taraf hidup ini diukur menggunakan beberapa indikator yang kemudian menggolongkan masyarakat ke dalam kategori apakah taraf hidup rendah, sedang, atau tinggi. Taraf hidup tinggi berarti masyarakat telah mampu mengakses sumber daya yang ada sehingga mereka sejahtera. Sebaliknya, taraf hidup rendah berarti masyarakat tidak mampu mengakses sumber daya sehingga mereka tidak sejahtera. Seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut, efektivitas program CSR dan tingkat partisipasi masyarakat berhubungan dengan tingkat kemiskinan masyarakat. Efektifitas program UMKM, yang merupakan salah satu program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa, merupakan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi program CSR yang dapat diukur dari nilai aspek manfaat, aspek kesesuaian, aspek keberlanjutan, serta aspek pemberdayaan (Prayogo dan Hilarius 2012). Efektivitas program CSR dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meliputi latar belakang pendidikan responden, kemampuan responden, partisipasi responden, latar belakang umur responden, komunikasi dengan masyarakat sekitar, pencarian informasi, hubungan baik dengan perusahaan, dan peran aktif dari organisasi masyarakat (Irwanto dan Prabowo 2010). Berdasarkan beberapa faktor tersebut terdapat faktor partisipasi yang menentukan efektivitas program CSR. Tingkat partisipasi penerima program adalah tingkatan keikutsertaan penerima program UMKM dalam tahap-tahap pelaksanaan program UMKM. Peserta program dapat berpartisipasi pada proses pengambilan keputusan (perencanaan), implementasi, pengambilan manfaat, serta dalam proses evaluasi (Uphoff et al. 1979). Empat proses tersebut dapat digunakan untuk mengetahui pada proses mana saja peserta program telah dilibatkan untuk berpartisipasi, sedangkan untuk mengetahui sejauh mana tingkatan partisipasi peserta program pada setiap proses tersebut, dapat digunakan analisis tipologi tingkatan partisipasi (Arnstein 1969) yang sifatnya hirearkhi dari nonparticipation (tidak ada partisipasi), degrees of tokenism (derajat penghargaan), hingga degrees of citizen power (derajat kekuasaan masyarakat). Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

33 1. Semakin tinggi tingkat partisipasi penerima program UMKM maka semakin tinggi efektivitas program UMKM. 2. Semakin tinggi efektivitas program UMKM maka semakin tinggi taraf hidup penerima program UMKM. 3. Semakin tinggi tingkat partisipasi penerima program UMKM maka semakin tinggi taraf hidup penerima program UMKM. 15 Definisi Operasional 1. Tingkat Partisipasi Tingkat partisipasi adalah persepsi atau penilaian responden terhadap keterlibatan mereka dalam program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tingkatan partisipasi yang dicapai penerima program diukur menggunakan tangga partisipasi Arnstein dari yang terendah sampai tingkat partisipasi tertinggi berturut-turut yaitu non-participation, degrees of tokenism, dan citizen control. Tingkatan partisipasi dilihat pada masing-masing tahapan program yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengambilan manfaat, dan tahap evaluasi. Setiap tahapan program terdiri dari tiga pernyataan dan masing-masing pertanyaan mewakili satu tingkatan partisipasi. Setiap pernyataan memiliki dua variasi jawaban, yaitu tidak dengan skor 1 dan ya dengan skor 2. Tabel 2 Pengukuran skor tingkat partisipasi No Partisipasi masyarakat Tangga partisipasi Arnstein (1969) Nonpartisipation (rendah=1) Tokenism (sedang=2) Citizen Control (tinggi=3) 1 Tahap perencanaan 3 dan Tahap pelaksanaan 3 dan Tahap pengambilan manfaat 3 dan Tahap evaluasi 3 dan Skor tingkat partisipasi keseluruhan 4 sd 6 7 s/d 9 10 s/d Efektivitas Program Efektivitas program UMKM merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa yang dapat diketahui dengan menggunakan empat aspek penilaian responden, yaitu berdasarkan penilaian responden mengenai tingkat manfaat program yang dirasakan responden terhadap pemenuhan ekonomi responden, penilaian responden mengenai tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan responden dan potensi responden, penilaian responden mengenai tingkat keberlanjutan program, dan penilaian responden mengenai tingkat pemberdayaan masyarakat yang dilihat dari bertambahnya pengetahuan dan keahlian responden. Setiap aspek penilaiannya terdapat 6 pernyataan dan masing-masing pernyataan memiliki 3 variasi jawaban yang terdiri dari tidak setuju dengan skor 1,

34 16 ragu-ragu dengan skor 2, dan setuju dengan skor 3 sehingga pada setiap aspek akan memiliki total skor terendah 6 dan total skor tertinggi 18. Setelah setiap aspek penilaian dikategorikan sesuai dengan kategori rendah (skor 1), sedang (skor 2) dan tinggi (skor 3), selanjutnya dikategorikan menjadi efektivitas program secara keseluruhan. Tabel 3 Pengukuran skor efektivitas program No Aspek penilaian Rendah Sedang Tinggi (1) (2) (3) 1 Tingkat manfaat program 6 s/d 9 10 s/d s/d 18 2 Tingkat kesesuaian program 6 s/d 9 10 s/d s/d 18 3 Tingkat keberlanjutan program 6 s/d 9 10 s/d s/d 18 4 Tingkat pemberdayaan 6 s/d 9 10 s/d s/d 18 Skor efektivitas program keseluruhan 4 s/d 6 7 s/d 9 10 s/d Taraf Hidup Taraf hidup adalah kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Taraf hidup diukur menggunakan indeks komposit dengan menghitung variabel: (1) Pendapatan rata-rata keluarga per bulan; (2) Pengeluaran rata-rata keluarga per bulan; (3) Status kepemilikan rumah yang ditempati; (4) Jenis rumah yang ditempati; (5) Luas rumah yang ditempati; (6) Daya listrik yang digunakan; (7) Bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari; (8) Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari; (9) Kepemilikan barang elektronik; (10) Tempat berobat ketika keluarga sedang sakit; (11) Pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh kebanyakan dari anggota keluarga; dan (12) Kepemilikan alat transportasi. Variabel (6) dan (8) tidak dimasukkan ke dalam perhitungan indeks komposit taraf hidup karena data yang didapat pada variabel (6) tidak dapat diperbandingkan, yaitu terdapat beberapa responden yang tidak lagi menggunakan listrik dengan sistem besarnya daya tetapi menggunakan listrik dengan sistem isi ulang pulsa. Kemudian untuk data yang diperoleh pada variabel (8) juga tidak dapat diperbandingkan karena data yang diperoleh di lapangan pada variabel tersebut ternyata homogen. Perhitungan taraf hidup dimulai dengan membagi responden ke dalam dua lapisan sosial (bawah dan atas) berdasarkan jumlah modal yang dipinjam pada program UMKM. Responden yang meminjam modal Rp digolongkan pada lapisan bawah. Sedangkan responden yang meminjam modal > Rp hingga Rp digolongkan pada lapisan atas. Selanjutnya memilih salah satu pilihan jawaban dari setiap variabel yang memiliki skor tertinggi dalam kuesioner. Setelah itu menghitung persentase responden dari masing-masing lapisan sosial yang memiliki jawaban terpilih (jawaban skor tertinggi) tersebut, kemudian membaginya dengan rata-rata persentase dari kedua lapisan sosial lalu dikali 100. Berikut rumus perhitungan taraf hidup (Saputra 2012):

35 17 Skor taraf hidup = Ket: = Persentase responden yang memiliki jawaban terpilih (jawaban skor tertinggi) pada tiap lapisan sosial. = Rata-rata persentase dari seluruh lapisan sosial. Hasil perhitungan dari tiap variabel kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh skor taraf hidup untuk tiap lapisan sosial. Kemudian skor taraf hidup rendah diberi skor 1 dan skor taraf hidup tinggi diberi skor 2 pada saat proses pengkodean.

36 18

37 19 PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode sensus menggunakan instrumen kuesioner kepada seluruh populasi penelitian. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut, hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan efektivitas program UMKM tersebut, hubungan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut, serta hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program tersebut. Pendekatan kualitiatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan menggunakan panduan pertanyaan. Informasi yang diperoleh melalui pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai interpretasi terhadap data yang didapatkan dari pendekatan kuantitatif mengenai tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan efektivitas program UMKM tersebut, hubungan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut, serta hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disajikan secara rinci pada Tabel 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis tingkat partisipasi penerima program pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dan taraf hidup penerima program ini dilakukan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena desa tersebut merupakan salah satu desa binaan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki 12 desa binaan yang terbagi ke dalam Ring I, Ring II, Ring III. Desa yang termasuk ke dalam area Ring I yaitu Desa Citeureup, Desa Gunung Putri dan Desa Lulut.Area Ring II terdiri dari Desa Tarikolot, Desa Gunung Sari, Desa Pasir Mukti, dan Desa Leuwikaret. Area Ring III terdiri dari Desa Puspanegara, Desa Tajur, Desa Nambo, Desa Bantarjati, dan

38 20 Desa Hambalang. Penelitian ini dilakukan di Desa Lulut karena desa ini termasuk ke dalam area Ring I dan salah satu area tambang PT Indocement Tunggal Prakarsa terdapat di Desa Lulut sehingga tentunya keberadaan PT Indocement Tunggal Prakarsa memberikan dampak yang besar baik secara langsung maupun tidak langsung pada kehidupan sosial dan lingkungan di Desa Lulut. Pengambilan data, baik primer maupun sekunder dilaksanakan pada bulan September hingga minggu kedua bulan November Pengolahan dan analisis data dilakukan setelah data diperoleh yaitu pada bulan November Selanjutnya dilakukan penulisan draft skripsi pada bulan November 2014 hingga minggu kedua bulan Januari Kegiatan penelitian ini terdiri dari kegiatan penyusunan proposal penelitian, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi. Rincian mengenai waktu penelitian dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada Lampiran 1. Tabel 4 Pendekatan penelitian No Tujuan 1. Tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. 2. Efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. 3. Taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut. 4. Hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan efektivitas program UMKM. 5. Hubungan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut. 6. Hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program tersebut Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Teknik Pengambilan Responden dan Informan Penelitian ini menggunakan sumber data dari responden dan informan. Unit analisis penelitian ini adalah rumah tangga yang anggota keluarganya mengikuti program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Alasan pemilihan unit analisis ini dikarenakan analisis taraf hidup erat kaitannya dengan kehidupan rumah tangga. Responden kemudian diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang telah dibuat dan jawabannya dianggap dapat mewakili kondisi dirinya sebagai salah satu anggota dari program UMKM dan kondisi rumah tangganya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor yang mengikuti program UMKM dari PT Indocement Tunggal Prakarsa. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa, jumlah penerima program UMKM di Desa

39 Lulut adalah sebanyak 19 orang. Maka dari itu, keseluruhan anggota dari populasi adalah responden dalam penelitian ini. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive). Informan kunci yang dipilih adalah pihak CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa, pengurus program UMKM Desa Lulut, serta kepala Desa Lulut. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung di lapangan dari responden dan informan dengan menggunakan kuesioner maupun wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumendokumen ataupun menggunakan literatur pendukung. Teknik pengumpulan data pada metode kuantitatif dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan serta penelusuran dokumen. Penggunaan jenis dan metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan metode pengumpulan data No Kebutuhan data Survei (sumber data) 1 Data penerima program UMKM Desa Lulut - 2 Peta desa dan data monografi Desa - Lulut 3 Tingkat partisipasi penerima program Sumber data dari UMKM di Desa wawancara kepada Lulut pada responden program UMKM menggunakan PT ITP panduan kuesioner 4 Efektivitas program UMKM PT ITP 5 Taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut Sumber data dari wawancara kepada responden menggunakan panduan kuesioner Sumber data dari wawancara kepada responden Metode Data sekunder (sumber data) Sumber data dari Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Sumber data dari kantor Desa Lulut Wawancara mendalam (sumber data) - - Sumber data dari wawancara mendalam kepada informan menggunakan panduan pertanyaan. Sumber data dari wawancara mendalam kepada informan menggunakan panduan pertanyaan. Sumber data dari wawancara mendalam kepada

40 22 menggunakan panduan kuesioner Teknik Pengolahan dan Analisis Data informan menggunakan panduan pertanyaan. Data sekunder yang diperoleh secara kualitatif seperti profil perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa, gambaran umum Desa Lulut, data monografi Desa Lulut, dan data sekunder lainnya kemudian dideskripsikan dan diinterpretasikan. Data primer yang diperoleh secara kuantitatif di lapangan selanjutnya diolah melalui proses pengolahan data. Proses pengolahan data ini meliputi proses pembuatan kode, pemberian skor, dan kemudian dientri ke dalam Microsoft Excel 2007 dan SPSS Statistic Analisis data yang digunakan adalah uji Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat partisipasi penerima program dengan variabel efektivitas program, hubungan antara variabel efektivitas program dengan variabel taraf hidup, serta variabel tingkat partisipasi penerima program dengan variabel taraf hidup. Sebelum dilakukan uji Rank Spearman, terlebih dahulu dilakukan penyusunan tabel frekuensi, kemudian disusun menjadi tabel tabulasi silang, setelah itu dilakukan uji Rank Spearman untuk menguji seberapa besar hubungan antar variabel yang diuji. Data primer yang diperoleh secara kualitatif dikumpulkan dalam sebuah catatan harian, kemudian dilakukan reduksi data dan disusun menjadi sebuah manuskrip tematik yang digunakan sebagai penjelasan data yang diperoleh dari pendekatan kuantitatif.

41 23 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, PROGRAM CSR DAN LOKASI PENELITIAN Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan Berdasarkan informasi pada website resmi PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP, tahun terbit tidak diketahui), PT Indocement Tunggal Prakarsa saat ini memiliki tiga lokasi pabrik yaitu pabrik Citeureup yang memiliki 9 buah plant (pabrik), pabrik Cirebon yang memiliki 2 buah plant dan pabrik Tarjun yang memiliki 1 buah plant. Berdirinya 12 buah pabrik yang berada di tiga lokasi berbeda ini melalui proses perjalanan yang panjang. PT Indocement Tunggal Prakarsa berdiri pada tanggal 16 Januari 1985 yang merupakan hasil penggabungan dari enam perusahaan semen yang pada saat itu memiliki delapan buah pabrik semen. Kemudian pada tahun 1989 PT Indocement Tunggal Prakarsa menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1991 PT Indocement Tunggal Prakarsa mengakusisi pabrik yang ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Selain itu PT Indocement Tunggal Prakarsa juga melakukan penyelesaian pembangunan terminal semen yang terdapat di Surabaya dan memulai usaha beton siap pakai. Tahun 1996, pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat selesai dibangun. Selanjutnya pada tahun 1997 PT Indocement Tunggal Prakarsa menyelesaikan pembangunan pabrik di Citeureup, Bogor, Jawa Barat yang merupakan pabrik yang ke-11 dan pada tahun 1998, PT Indocement Tunggal Prakarsa mengambil alih PT Indo Kodeco Cement untuk dijadikan pabrik yang ke-12 melalui penggabungan usaha. Tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 2001, Heidelberg Cement Group melalui anak perusahaannya (Kimmeridge Enterprise Pte.) menjadi pemegang saham terbesar pada PT Indocement Tunggal Prakarsa. Kemudian tahun 2003, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada HC Indocement GmbH. Tahun 2005, PT Indocement Tunggal Prakarsa mengeluarkan produk PCC ke pasar Indonesia dan melakukan penggabungan usaha antara HC Indocement GmbH dengan Heidelberg Cement South-East Asia GmbH. Selanjutnya tahun 2006 Heidelberg Cement South-East Asia GmbH melakukan penggabungan usaha dengan Heidelberg Cement AG sehingga Heidelberg Cement AG menguasai 65.14% saham PT Indocement Tunggal Prakarsa. Satu tahun kemudian, 2007, PT Indocement Tunggal Prakarsa membeli 51% saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah perusahaan tambang agregat yang terletak di Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Tahun 2008 dalam rangka restrukturisasi internal, Heidelberg Cement AG mengalihkan seluruh sahamnya di PT Indocement Tunggal Prakarsa kepada Birchwood Omnia Limited (Inggris), yang merupakan milik Heidelberg Cement Group. Pada tahun ini juga, PT Indocement Tunggal Prakarsa menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk pertama kalinya dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif serta menerima Peringkat Hijau Program

42 24 Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode , untuk Pabrik Citeureup dan Peringkat Biru untuk Pabrik Palimanan. Selanjutnya, tahun 2009, Birchwood Omnia Limited (Heidelberg Cement Group) menjual 14.1% sahamnya kepada publik. Melalui anak perusahaannya, PT Dian Abadi Perkasa dan PT Indomix Perkasa, tahun ini PT Indocement Tunggal Prakarsa menguasai 100% saham PT Bahana Indonor, sebuah perusahaan di bidang transportasi laut. Selain itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa meraih peringkat tertinggi, yaitu Peringkat Emas, pada program PROPER Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor. PT Indocement Tunggal Prakarsa merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih Peringkat Emas sejak program PROPER dimulai tahun Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh Peringkat Hijau pada program PROPER Kemudian tahun 2012 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menerbitkan CER untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa atas keberhasilannya mengurangi emisi dari proyek blended cement untuk periode Identitas Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki visi dan misi perusahaan yang menjadi identitas perusahaan dan dijadikan landasan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Visi yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa adalah sebagai berikut: Pemain utama dalam bisnis semen dan beton siap-pakai, pemimpin pasar di Jawa, pemain kunci di luar Jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siappakai secara mandiri Kemudian misi yang dimiliki PT Indocement Tunggal Prakarsa adalah sebagai berikut: Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan Selain itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa juga memiliki moto atau slogan yang juga menjadi identitas perusahaan. Slogan tersebut yaitu: Better shelter for a better life (turut membantu kehidupan bermutu) Pada laporan keberlanjutan (Sustainability Report) tahun 2013 (ITP 2013b) disebutkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki sasaran keberlanjutan yang sederhana, yaitu bertekad untuk menjadi perusahaan semen yang berkelanjutan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dengan menganut prinsip keberlanjutan untuk seluruh kegiatan usaha. PT Indocement Tunggal Prakarsa berniat untuk mencapai hasil usaha terbaik (profit), mendukung peningkatan kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar (people), melestarikan lingkungan alam (planet), serta mengupayakan kepuasan pelanggan (product). Untuk mencapai sasaran tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa mengandalkan teknologi pabrikasi semen yang unggul sebagai perusahaan kelas dunia dan melakukan penekanan dalam hal pembinaan lingkungan serta kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan lainnya. Penghargaan-penghargaan PT Indocement Tunggal Prakarsa merupakan perusahaan besar yang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara perusahaan besar lain di Indonesia.

43 Ini dibuktikan dari banyaknya penghargaan yang telah diraih atas prestasinya di berbagai bidang. Sejak tahun 2002 hingga tahun 2014, PT Indocement Tunggal Prakarsa telah meraih lebih dari 90 buah penghargaan. Berikut adalah penghargaan yang diperoleh PT Indocement Tunggal Prakarsa pada tahun 2014: Agustus Indocement menerima beberapa penghargaan dalam Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Awards yaitu: a. Terbaik 2 CSR Best Practice for MDGs kategori tingkat Manajemen untuk Alexander Frans b. Terbaik 3 CSR Best Practice for MDGs kategori tingkat Manajemen untuk Jean Christophel c. Terbaik 2 kategori tingkat Pelaku Mitra Perusahaan untuk Nining Nurhayati (Mitra CSR Non-Plant) d. Terbaik 3 kategori tingkat Pelaku Mitra Perusahaan untuk Cicah Nurhayati (Mitra CSR Non-Plant) e. Penghargaan Gold, kategori MDGs Tujuan 7, bidang Program Produk Daur Ulang f. Penghargaan Silver, kategori MDGs Tujuan 7, bidang Penanaman Pohon di atas Lahan yang tidak Produktif dan Bidang Pengembangan Kelompok Simpan Pinjam di Kalangan Kaum Perempuan g. Penghargaan Stan Favorit kategori Informatif 2. Agustus Indocement berhasil mempertahankan sertifikasi ISO 14001: Juli Indocement menerima penghargaan MURI atas pengiriman semen menggunakan kereta api dengan jarak terpanjang Juni Indocement mendapatkan penghargaan di Indonesia Green Awards 2014 untuk empat kategori yaitu: a. Mengembangkan dan menggunakan energi baru dan terbarukan (bahan baku dan bahan bakar alternatif dari limbah - biomas dan non-biomas) b. Mempelopori pencegahan polusi (pengembangan tanaman penyerap CO2 atau carbon neutral, seperti jarak pagar, nyamplung, kemiri sunan, trembesi dan pohon besi pantai) c. Mengembangkan pengolahan sampah terpadu (Kampung Hijau Jati Baru RW17 di Bandung dan penanaman pohon dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk) d. Green School (Sekolah Adiwiyata dan SMP Yasmen Bantarjati di Citeureup, Bogor) Juni Semen Tiga Roda untuk kedelapan kalinya meraih penghargaan "Top Brand Award" kategori semen Juni Indocement dianugerahi penghargaan MURI atas roadshow event terbanyak di 96 perguruan tinggi seluruh Indonesia dalam waktu tiga bulan Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa disajikan dalam gambar berikut ini. 25

44 26 (Sumber: Annual Report PT ITP 2013a) Gambar 2 Struktur organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Proses Produksi Semen Proses produksi semen dari mulai proses penambangan bahan baku hingga pengepakan melalui proses yang cukup panjang. Selain itu produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering, proporsional, dan homogen sebelum ditransfer ke dalam tanur pembakaran. Hasil pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian dihaluskan dengan campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk menghasilkan OPC atau dicampur dengan bahan aditif lainnya untuk menghasilkan tipe semen yang lain. Rata-rata, sekitar 960 kg klinker menghasilkan satu ton OPC. Berikut adalah proses produksi semen tersebut:

45 27 a. Penambangan Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat dan pasir silika ditambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari lokasi tambang (quarry). Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan (conveyor) atau dengan menggunakan truk. b. Pengeringan dan Penggilingan Semua bahan yang sudah dihancurkan lalu dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut turun sesuai kontrol kualitas yang telah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, dilakukan pengambilan contoh setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan. c. Pembakaran dan Pendinginan Tahap berikutnya, material yang telah halus tersebut dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, kemudian dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, dilakukukan pemantauan proses pembakaran secara terus menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement yang digunakan adalah gas alam. d. Penggilingan Akhir Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan. e. Pengantongan Semen dari silo tempat penampungan, selanjutnya dipindahkan ke tempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban berjalan, sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke pelabuhan untuk disimpan ataupun untuk langsung dikapalkan. Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Sejarah Program CSR Unit Citeureup Kegiatan sosial kemasyarakatan PT Indocement Tunggal Prakarsa sudah dilakukan dari tahun Hal ini berarti kegiatan sosial kemasyarakatan di Unit Citeureup sudah dilaksanakan sebelum terjadi penggabungan dari enam perusahaan semen yang akhirnya menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa pada tahun Pada tahun bentuk kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan masih berupa bantuan atau donasi yang sifatnya sebatas charity, belum

46 28 ada kegiatan pembinaan lingkungan maupun pelatihan. Hal ini berarti keterlibatan atau partisipasi masyarakat hanya sebatas sebagai penerima bantuan, masyarakat tidak mendapat kesempatan untuk berpartisipasi aktif pada setiap kegiatan yang dilaksanakan karena sifatnya hanya sekedar pemberian bantuan sosial. Kegiatan ini dilaksanakan oleh bagian HR-GAD, misalnya pemberian bantuan pada acara 17 Agustus. Kemudian pada tahun 1990 dibentuklah BILIK (Bina Lingkungan) yang berada di bawah sub Security Department. Melalui Bilik ini barulah ada kegiatan-kegiatan pembinaan. Bilik bertugas untuk membina masyarakat guna menciptakan keamanan, maka dari itu Bilik digabung dengan Security Department. Pada tahapan ini pun, masyarakat belum diberikan ruang partisipasi yang sebenarnya karena keterlibatan masyarakat hanya sebagai peserta dalam kegiatan-kegiatan pembinaan. Pelaksanaan Bilik ini bertahan hingga tahun 2001 yang kemudian tahun diganti menjadi CDO (Community Development Organization). Setelah berubah menjadi CDO, tidak lagi bergabung dengan Security Department melainkan sudah menjadi divisi tersendiri. Pada masa tersebut, kegiatan yang dilaksanakan sudah mulai ada program pengembangan masyarakat.tahun , CDO terpisah menjadi sub departemen dari SSCD yang berada di bawah pimpinan Bapak Iwan Sabar. Satu tahun kemudian, yaitu tahun 2009, CDO berubah nama menjadi CSR Departement dan di sinilah mulai ada program Community Development (CD) dan Sustainability Development Program (SDP). Pada saat itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa sudah melaksanakan kegiatan Bilikom sebagai forum komunikasi bersama masyarakat desa binaan. Forum Bilikom ini merupakan wadah yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi yang lebih baik dibanding dengan masa-masa sebelumnya, namun Bilikom yang dilaksanakan masih bersifat komunikasi satu arah yang hanya digunakan sebagai fasilitas penyampaian informasi terkait program yang dilaksanakan. Seperti pada hasil penelitian Dewani (2009) yang menyebutkan bahwa Bilikom sudah dirasa efektif oleh masyarakat desa binaan dalam hal menjalin hubungan komunikasi, menyampaikan informasi dan hasil terkait program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa, namun Bilikom belum mampu memfasilitasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat serta cenderung hanya mensosialisasikan program. Berdasarkan fakta di lapangan saat ini, Bilikom yang dilaksanakan tidak hanya berupa sosialisasi program yang dilaksanakan, namun sudah mulai menampung aspirasi dari masyarakat. Akan tetapi, aspirasi yang ditampung masih berkisar pada program prioritas desa yang berupa pembangunan infrastuktur fisik (lihat Lampiran 9, tema ke-2, alinea ke-2). Visi dan Misi Departemen CSR Sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan, PT Indocement Tunggal Prakarsa mempunyai tanggung jawab moral dan sosial sesuai kemampuan perusahaan dalam mendukung kualitas kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat merasakan manfaatnya dari kehadiran perusahaan. Maka dari itu, CSR merupakan salah satu wujud kebijakan yang dibuat oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, CSR memiliki visi dan misi. Visi yang dimiliki Departemen CSR yaitu menjalin

47 hubungan saling mendukung antara perusahan dan masyarakat, khususnya masyarakat dimana unit operasional perusahaan berdiri melalui keterlibatan yang intens dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan secara khusus masyarakat lokal, menjadi masyarakat yang mandiri sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis. Selanjutnya misi yang dimiliki oleh Departemen CSR yaitu menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan. Struktur Organisasi Departemen CSR Unit Citeureup Struktur organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup dipaparkan pada gambar berikut. 29 (Sumber: CSR Departement file 2012) Gambar 3 Struktur Organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup Program CSR Perusahaan Program CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa terdiri dari dua kategori program, yaitu program Community Development (CD) yang mencakup 5 Pilar dan program Sustainability Development Programme (SDP). Program CD 5 Pilar ini mencakup program pendidikan, program kesehatan, program ekonomi, program sosial budaya dan olahraga (sosbudagor), serta program keamanan. Program CD 5 Pilar ini merupakan implementasi dari tujuan yang terdapat dalam MDG s. Kategori program SDP terdiri dari program P3M (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat), program biogas, Flora Energy Crops, UPK Produktif, Bengkel Motor Terpadu (BMT), serta Rumah Seni dan Budaya (RSB).

48 30 a. Program CD 5 Pilar Berikut adalah program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa yang termasuk ke dalam program CD. 1. Program Pendidikan Program-program yang dilaksanakan pada pilar pendidikan mencakup program bantuan pembangunan sekolah, bantuan sarana pendidikan, program Anak asuh dan Beasiswa, program pendidikan keterampilan praktis untuk usaha kecil, dan Program Perpustakaan Mandiri. 2. Program Kesehatan Program yang dilaksanakan pada pilar kesehatan yaitu Puskesmas Keliling dan Penyuluhan Kesehatan, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Program Operasi Katarak, Khitanan Massal, Program Pembangunan Sarana Air Bersih (SAB), pembangunan Sarana MCK, serta Kampanye berupa Seminar HIV/AIDS dan Narkoba. 3. Program Ekonomi Program ekonomi yang dilakukan terdiri dari Program Pemberian Modal Bergulir, PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) yang merupakan kerjasama dengan Bank Mandiri, Program Pemberdayaan Tenaga Kerja atau Kontraktor Lokal, dan Pemberdayaan UMKM desa binaan melalui Program Local Purchase. 4. Program Sosbudagor Program Sosbudagor (Sosial, Budaya, Agama, Olahraga, dan infrastruktur) yang dilaksanakan meliputi program pembangunan sarana umum (jalan, jembatan, dll), pembinaan olahraga (sepak bola dan bulu tangkis), pembangunan sarana ibadah, serta program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni). 5. Program Keamanan Program yang dilaksanakan pada pilar keamanan mencakup program pembinaan SDM keamanan lingkungan, program pembangunan pos keamanan lingkungan, serta program bantuan seragam dan kelengkapan SDM keamanan lingkungan. b. Program SDP: Berikut adalah program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa yang termasuk ke dalam program SDP. 1. Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) P3M PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup didirikan di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Didirikannya P3M ini bertujuan untuk mengembangkan masyarakat guna memberdayakan dirinya dalam bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. P3M ini dibangun diatas lahan eks-tambang dan lahan lainnya yang berada di area perusahaan. P3M dijalankan dengan pola kerjasama perusahaan dengan institusi pendidikan dan dinas pemerintahan terkait. 2. Program Biogas

49 Program pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari di tengah melonjaknya harga minyak tanah. 3. Flora Energy Crops PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki lahan marjinal bekas tambang yang sudah tidak digunakan lagi. Program tanaman penghasil energi alternatif merupakan langkah untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperluas area resapan air dan penyerapan CO2 pada lahan bekas tambang. Selain itu, bagian dari buahnya dapat dijadikan alternative fuels dalam proses produksi semen karena memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. 4. UPK Produktif Program Pengelolaan Sampah RT Produkrif merupakan bentuk kepedulian dari PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk membantu masyarakat memberdayakan diri dalam mengelola sampah secara mandiri yang dapat menghasilkan nilai ekonomi yang bermanfaat. Produk yang dihasilkan oleh UPK Produktif ini yaitu kompos organik, pupuk cair, serta RDF. Produk RDF ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alternative fuels dalam proses produksi semen. 5. Program Bengkel Motor Terpadu (BMT) BMT merupakan program pelatihan yang bersifat on the job training bagi masyarakat untuk menciptakan tenaga handal dalam bidang perbengkelan sehingga dapat diserap oleh usaha bengkel yang telah ada ataupun untuk mendirikan usaha perbengkelan sendiri. 6. Rumah Seni dan Budaya (RSB) Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, pelestarian budaya tradisional Indonesia menjadi penting. PT Indocement Tunggal Prakarsa berkomitmen untuk ikut melestarikan budaya setempat tersebut. Dengan adanya RSB ini, masyarakat sangat terdukung untuk melestarikan budaya tradisional setempat dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Profil Desa Lulut Kependudukan Desa Lulut merupakan salah satu desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa yang terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor dan tergolong dalam area Ring I. Desa Lulut berbatasan dengan beberapa desa lainnya, yaitu sebelah utara Desa Lulut berbatasan dengan Desa Bantarjati dan Desa Nambo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Ligarmukti, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Leuwikaret, keempat desa ini terletak pada satu kecamatan yang sama dengan Desa Lulut. Selanjutnya sebelah barat Desa Lulut berbatasan dengan Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup. Dilihat dari letaknya, Desa Lulut dapat dibilang strategis, yaitu dengan jarak 8 km dari pusat kecamatan, 15 km dari pusat kabupaten, 50 km dari pusat ibu kota negara, namun berjarak 180 km dari ibu kota provinsi. Selain itu saat ini Desa Lulut telah memiliki akses angkot sebagai alat transportasi sehingga mobilitas penduduk bisa lebih mudah. 31

50 32 Desa Lulut memiliki wilayah seluas hektar yang terdiri dari 4 dusun, 8 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT). Masing-masing dusun terdiri dari 2 RW dan masing-masing RW terdiri dari 4 sampai 6 RT seperti yang terdapat dalam Tabel 6 berikut. Tabel 6 Desa Lulut berdasarkan Dusun, RW, dan RT No Dusun Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) 1 Dusun 1 RW 1 RT 1, 2, 3, 4, 5, 6 RW 2 RT 1, 2, 3, 4, 5 2 Dusun 2 RW 3 RT 1, 2, 3, 4, RW 4 RT 1, 2, 3, 4, 5, 6 3 Dusun 3 RW 5 RT 1, 2, 3, 4, 5 RW 6 RT 1, 2, 3, 4, 5, 6 4 Dusun 4 RW 7 RT 1, 2, 3, 4, 5 RW 8 RT 1, 2, 3, 4 Sumber: Data Kesejahteraan Keluarga Desa Lulut tahun 2005 (diolah) Berdasarkan data-data yang ada, jumlah penduduk Desa Lulut dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan, baik jumlah penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan (dapat dilihat pada Tabel 7). Jumlah penduduk lakilaki lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan, namun selisihnya tidak menunjukkan ketimpangan yang mencolok. Tabel 7 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2009 dan 2013 Tahun No Jenis kelamin % % 1 Laki-laki Perempuan Total Sumber: Data Profil Desa Lulut tahun 2009 dan 2013 (diolah) Struktur Sosial Melihat data pendidikan masyarakat Desa Lulut, dapat dikatakan bahwa masyarakat desa ini masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena masih banyaknya proporsi masyarakat yang hanya tamatan SD/sederajat. Walaupun demikian, selama 5 tahun (dari tahun 2009 hingga tahun 2013) telah terjadi perkembangan, yaitu adanya penurunan jumlah masyarakat yang hanya tamat SD/sederajat dan peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki gelar sarjana. Tabel 8 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan pendidikan tahun 2009 dan 2013 Tahun No Pendidikan % % 1 SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat D

51 5 D S S Total Sumber: Data Profil Desa Lulut tahun 2009 dan 2013 (diolah) Data pada Tabel 9 memperlihatkan mengenai tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Lulut. Berdasarkan tabel tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Lulut mayoritas berada pada tingkat Keluarga Sejahtera 2 (KS 2). Walaupun setiap dusun memiliki persentase yang berbeda beda, namun tingkat KS 2 selalu memiliki persentase tertinggi. Meskipun demikian, keluarga yang masih berada pada tingkat Pra Sejahtera dapat dikatakan masih cukup tinggi di setiap dusun. Tabel 9 Jumlah dan persentase masyarakat Desa Lulut berdasarkan tingkat kesejahteraan tahun 2005 No Dusun Tingkat Total kesejahteraan % % % % % 1 Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera Keluarga Sejahtera 3 Plus Total Sumber: Data Kesejahteraan Keluarga Desa Lulut tahun 2005 (diolah) Pola Kebudayaan Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Lulut, diketahui bahwa walaupun sudah banyak pendatang di Desa Lulut namun mayoritas penduduknya adalah etnis Sunda sehingga bahasa mayoritas yang digunakan masyarakat seharihari pun bahasa sunda. Seperti yang dapat dilihat pada data Profil Desa tahun 2009 berikut, hanya ada beberapa orang saja yang berasal dari etnis non-sunda. Tabel 10 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan etnis dan jenis kelamin tahun 2009 No Etnis Laki-Laki Perempuan Total % % % 1 Batak Minang Sunda Jawa Ambon Total Sumber: Data Profil Desa Lulut tahun 2009 (diolah) Meskipun demikian, dibanding dengan beberapa puluh tahun silam, saat ini sudah banyak nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang mulai terkikis. 33

52 34 Misalnya saja kebiasaan gorol (gotong royong) yang kini sudah sulit ditemui. Dahulu, setiap ada pekerjaan yang sifatnya umum maupun yang sifatnya pribadi (misal: membangun rumah) selalu dikerjakan secara gorol, namun sekarang apabila ingin membangun rumah maka harus menyewa kuli untuk mengerjakannya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Lulut sudah mulai bersifat individualis. Selain itu, agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakat Desa Lulut adalah agama Islam. Menurut Sjaf (2012), hal ini menyebabkan tokoh agama menjadi salah satu pemimpin informal yang disegani dan dijadikan ujung tombak dalam menyelesaikan masalah dan persoalan yang dihadapi oleh warga Desa Lulut. Adanya mayoritas penduduk yang memeluk agama Islam ini mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana peribadatan seperti masjid atau mushollah dan sanggar. Selain digunakan untuk ibadah sholat, masjid atau mushollah di Desa Lulut banyak digunakan untuk pengajian ibu-ibu (majlis ta lim), pengajian warga (umum), dan pengajian TPA (Tempat Pendidikan Al- Quran). Sementara itu, sanggar hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang dalam lingkup keluarga atau kerabat terdekat saja. Tabel 11 Jumlah dan persentase penduduk Desa Lulut berdasarkan Agama dan jenis kelamin tahun 2009 No Agama Laki-laki Perempuan Total % % % 1 Islam , Kristen , Katolik Hindu , Budha Total Sumber: Data Profil Desa Lulut tahun 2009 (diolah) Pola Adaptasi Ekologis Berdirinya PT Indocement Tunggal Prakarsa yang letaknya berdekatan dengan Desa Lulut dan terdapatnya salah satu area tambang (quarry) milik PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut sudah pasti membawa perubahan pada kondisi ekologi desa tersebut. Perubahan yang terjadi yaitu pengalihfungsian lahan pertanian menjadi lahan tambang dan lahan non-pertanian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari laju perubahan penggunaan lahan sawah, lahan non-sawah, dan lahan non-pertanian di Desa Lulut yang mengalami penurunan. Seperti yang dipaparkan pada data Potensi Desa tahun 2008 (yang telah diolah oleh Sjaf 2012) pada Tabel 12. Melihat data pada Tabel 12, dapat diketahui bahwa 2.4% lahan sawah di Desa Lulut telah mengalami penurunan luas atau mengalami perubahan fungsi penggunaan. Selanjutnya, lahan bukan sawah (kebun) juga mengalami penurunan sebesar 16.6%. Penyusutan ini dimungkinkan akibat adanya alih fungsi lahan di luar pertanian, seperti perkantoran, perumahan, dan pertambangan. Hal ini juga terjadi pada penggunaan lahan non-pertanian yang mengalami penurunan sebesar 13.4%. Penurunan ini kemungkinan karena beberapa lahan non-pertanian yang awalnya dimanfaatkan oleh warga Desa Lulut kemudian diambil alih pemanfaatannya oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa. (Sjaf 2012)

53 Berkurangnya lahan pertanian, baik lahan sawah maupun lahan non-sawah (kebun), menyebabkan masyarakat Desa Lulut beralih mata pencaharian dari yang awalnya mayoritas masyarakat bekerja pada sektor pertanian kini beralih pada sektor industri dan jasa, sehingga kini hanya sebagian kecil saja yang masih bekerja di sektor pertanian. Tabel 12 Laju perubahan penggunaan lahan di Desa Lulut tahun 2008 Laju perubahan penggunaan lahan (%) No Desa Lahan bukan Lahan nonpertanian Lahan sawah sawah 1 Leuwikaret Lulut Bantar Jati Nambo Kembang Kuning Kelapa Nunggal Ligarmukti Bojong Cikahuripan Kec. Klapanunggal Sumber: Potensi Desa tahun 2008 (Sjaf 2012) Ikhtisar PT Indocement Tunggal Prakarsa merupakan sebuah perusahaan pertambangan semen yang sudah lama berdiri dan hingga saat ini telah memiliki tiga lokasi pabrik yaitu pabrik Citeureup yang memiliki 9 buah plant (pabrik), pabrik Cirebon yang memiliki 2 buah plant dan pabrik Tarjun yang memiliki 1 buah plant. Bersamaan dengan perkembangannya, PT Indocement Tunggal Prakarsa melakukan kegiatan CSR mulai dari program yang bersifat charity hingga program pengembangan masyarakat sekitar perusahaan. Program CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa terdiri dari dua kategori yaitu program Community Development (CD) yang mencakup 5 Pilar dan program Sustainability Development Programme (SDP). Program CD 5 Pilar ini mencakup program pendidikan, program kesehatan, program ekonomi, program sosial budaya dan olahraga (sosbudagor), serta program keamanan. Program SDP terdiri dari program P3M (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat), program biogas, Flora Energy Crops, UPK Produktif, Bengkel Motor Terpadu (BMT), serta Rumah Seni dan Budaya (RSB). Desa Lulut merupakan salah satu desa yang masuk ke dalam area desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa yang memiliki luas wilayah hektar dan terdiri dari 4 dusun. Mayoritas latar belakang pendidikan masyarakat Desa Lulut hanya sampai pada taraf SD dan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagian besar berada pada tingkat Keluarga Sejahtera 2 (KS 2). Sampai saat ini, penduduk Desa Lulut mayoritas berasal dari etnis Sunda walaupun sudah mulai banyak pendatang dari luar daerah. Meskipun demikian, nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan di desa ini sudah mulai berkurang akibat industrialisasi. Pengalihfungsian lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian menyebabkan masyarakat Desa Lulut beralih mata pencaharian dari yang awalnya mayoritas 35

54 36 masyarakat bekerja pada sektor pertanian kini beralih pada sektor industri dan jasa, sehingga kini hanya sebagian kecil saja yang masih bekerja di sektor pertanian.

55 37 PROGRAM UMKM Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu Program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Program ini merupakan program pemberian kredit modal usaha bergulir bagi masyarakat desa binaan. Program ini termasuk dalam pilar ekonomi. Program ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: (1) Membantu pengembangan usaha UMKM yang berdampak pada peningkatan ekonomi bagi masyarakat desa binaan; (2) Menjadikan UMKM mandiri dan dapat berkembang berkelanjutan; (3) Mendorong UMKM untuk berperan dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa binaan; (4) Mengintegrasikan antar UMKM dan antara UMKM dengan Program SDP untuk saling bermitra. PT Indocement Tunggal Prakarsa bekerjasama dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri dalam menjalankan program ini sehingga terdapat dua penggolongan penerima program dalam penelitian ini, yaitu penerima program pinjaman modal bergulir PT Indocement Tunggal Prakarsa (dengan jumlah pinjaman maksimal Rp5 juta) yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut UMKM ITP dan penerima program pinjaman modal bergulir kerjasama PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan PKBL Bank Mandiri (dengan jumlah pinjaman maksimal Rp20 juta) yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan UMKM ITP-Bank Mandiri. Selanjutnya dibahas mengenai berlangsungnya program UMKM mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan manfaat, hingga tahap evaluasi. Perencanaan Sebelum program ini dilaksanakan, pihak PT Indocement Tunggal Prakarsa melalui CSR-nya menginformasikan Program UMKM melalui Bilikom (Bina Lingkungan Komunikasi) bersamaan dengan program-program lainnya. Bilikom merupakan sebuah forum komunikasi dan diskusi antara CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan masyarakat desa binaan yang dilakukan 4 (empat) kali setiap tahunnya, yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali. Melalui forum ini, perusahaan menginformasikan program-program yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan, selanjutnya juga dapat diketahui perkembangan-perkembangan program yang sedang dilaksanakan, respon masyarakat terhadap program, permasalahan yang terdapat di desa binaan serta dapat mengetahui kebutuhan masyarakat. Bilikom juga membahas mengenai Program Prioritas Desa yang merupakan program pengajuan dari desa kepada perusahaan. Program Prioritas Desa ini berbeda-beda pada tiap desa karena disesuaikan dengan kebutuhan pada masingmasing desa. Bilikom dihadiri minimal oleh 6 unsur sebagai berikut: 1. Unsur pemerintahan; 2. Unsur badan perwakilan desa (BPD); 3. Unsur lembaga pemberdayaan Masyarakat (LPM); 4. Unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda;

56 38 5. Unsur ibu-ibu PKK; 6. Perwakilan dari perusahaan (CSR Departement, Security Departement, dan karyawan bagian produksi) Rencana pengadaan program UMKM disampaikan pada forum Bilikom di setiap desa, termasuk Desa Lulut, selanjutnya penyebaran informasi kepada masyarakat luas dilakukan oleh unsur-unsur masyarakat yang hadir dalam Bilikom. Sasaran program ini yaitu para pemilik usaha yang ingin mengembangkan usahanya serta masyarakat yang akan memulai usaha. Masyarakat yang berminat untuk mengajukan pinjaman modal harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dan mendapat rekomendasi dari pemerintahan desa untuk kemudian diseleksi oleh perusahaan mengenai kelayakan calon penerima pinjaman dari aspek potensi usaha. Pelaksanaan Setelah perusahaan melakukan seleksi kelayakan calon penerima pinjaman pada tahap sebelumnya, selanjutnya adalah tahap pencairan pinjaman modal usaha. Besarnya pinjaman modal usaha yang diberikan kepada masing-masing peminjam berbeda-beda disesuaikan dengan skala usaha yang telah dimilikinya. Semakin besar dan potensial usaha yang dimiliki, akan semakin besar pula pinjaman yang dapat diajukan. Pada awal pinjaman, pemohon hanya dapat mengajukan pinjaman paling besar yaitu Rp5 juta. Setelah disetujui, selama proses pembayaran angsuran, penerima program dipantau oleh perusahaan untuk melihat perkembangan usahanya. Apabila pembayaran angsuran lancar dan usahanya berkembang, pemilik usaha dapat mengajukan pinjaman yang jumlahnya lebih besar lagi hingga Rp 20 juta. Pencairan pinjaman ini rata-rata bukan berupa uang, namun berupa barang-barang yang diperlukan untuk menjalankan usaha, ada yang berupa barang dagangan, bahan baku, ada juga yang berupa alat produksi. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak SLM berikut: Malah dikasihnya berbentuk barang waktu itu, tidak berbentuk uang. Dari sana udah dibelanjain, kita tinggal makek. Bapak SLM (lihat Lampiran 9, tema pertama, alinea ke-3). Jenis usaha yang dijalankan oleh penerima program ini ditentukan sendiri oleh penerima program. Kemudian setelah pinjaman modal usaha cair, ada semacam pelatihan mengenai pengelolaan keuangan usaha secara sederhana yang diadakan di P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) milik PT Indocement Tunggal Prakarsa yang terletak di bekas tambang Quarry Hambalang. Selain itu juga terdapat kunjungan dari koordinator desa dan staff CSR lainnya untuk melihat dan memantau perkembangan usaha para peminjam. Terkadang juga terdapat wartawan yang mengekspose beberapa usaha dari penerima program UMKM. Sampai saat ini di Desa Lulut terdapat 19 orang yang telah menerima pinjaman modal bergulir tersebut.

57 39 Manfaat Program Program UMKM yang telah berlangsung sangat memberikan manfaat terutama para penerima program pinjaman. Selain memberikan manfaat kepada penerima program, program ini juga membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk dapat bekerja pada penerima program yang memiliki skala usaha besar dan memerlukan karyawan. Program ini juga membantu menyelesaikan masalah pengangguran yang ada di desa binaan. Yang paling besar mendapat manfaat program UMKM ya masyarakat penerima program, karena mereka mengalami peningkatan ekonomi, dari yang awalnya menganggur menjadi punya usaha sendiri, dari yang awalnya usaha kurang berkembang jadi lebih berkembang. Kalau pemerintah mendapat manfaat tidak langsung, yaitu berkurangnya pengangguran yang ada di desanya. Bapak MSN (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea ke-2). Evaluasi Pada setiap akhir tahun diadakan evaluasi program UMKM yang dilaksanakan oleh staf CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk melihat kelancaran penerima program dalam membayar angsuran pinjamannya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pencairan pinjaman modal usaha selanjutnya apabila yang bersangkutan ingin mengajukan pinjaman modal usaha lagi. Selain itu hasi evaluasi ini juga dapat digunakan untuk bahan acuan dalam mencairkan pinjaman modal usaha untuk pemohon-pemohon yang baru mengajukan. Sesuai kenyataan di lapangan bahwa adanya kredit macet di suatu desa dapat menghambat pencairan dana bagi pemohon yang baru mengajukan. Walaupun udah dikasih banyak keringanan kenyataan di lapangan masih susah buat bayar... Sebenernya enak kalo mereka pada bayar. Sekarang yang menjadi dibebankan itu kepada yang mau minjem-minjem sekarang, yang baru-baru, jadi susah mereka Bapak RSD (lihat Lampiran 9, tema pertama, alinea ke- 4). Misalnya saja saat ini di Desa Lulut, para calon peminjam kredit Program CSR Indocement susah untuk disetujui karena masih banyaknya kredit macet dari PKBL Bank Mandiri. Sehingga untuk saat ini hanya akan ada satu pemohon yang akan disetujui dan dijadikan percontohan. Apabila percontohan ini lancar, untuk periode berikutnya akan diberi kuota yang lebih banyak. Ikhtisar Program UMKM merupakan salah satu program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa yang termasuk ke dalam program pilar ekonomi. Program pemberian kredit modal usaha bergulir ini bekerja sama dengan program PKBM Bank Mandiri. Program UMKM bertujuan untuk membantu pengembangan usaha

58 40 UMKM yang berdampak pada peningkatan ekonomi bagi masyarakat desa binaan, menjadikan UMKM mandiri dan dapat berkembang berkelanjutan, mendorong UMKM untuk berperan dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa binaan, serta mengintegrasikan antar UMKM dan antara UMKM dengan Program SDP untuk saling bermitra. Program ini disosialisasikan dan melibatkan masyarakat Desa Lulut melalui forum Bilikom (Bina Lingkungan dan Komunikasi) yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Masyarakat Desa Lulut dapat mengajukan permohonan pinjaman modal usaha dengan memenuhi syarat dan prosedur yang ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman.

59 41 TINGKAT PARTISIPASI, EFEKTIVITAS PROGRAM UMKM, DAN TARAF HIDUP PENERIMA PROGRAM Bab ini menguraikan mengenai tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tingkat partisipasi ini dilihat pada tiap tahapan program menurut Uphoff et al. (1979) yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengambilan manfaat, serta tahap evaluasi berdasarkan tipologi tangga partisipasi Arnstein (1969) yaitu non-participation, degrees of tokenism, degrees of citizen control. Selanjutnya bab ini memaparkan efektivitas program UMKM pada 4 (empat) dari 6 (enam) aspek menurut Prayogo dan Hilarius (2012) yaitu aspek manfaat, aspek kesesuaian, aspek keberlanjutan dan aspek pemberdayaan. Kemudian terakhir membahas taraf hidup dari penerima program UMKM di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Tingkat Partisipasi Penerima Program Tingkat partisipasi dianalisis untuk melihat sejauh mana keterlibatan penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM yang diadakan oleh CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa dan bekerja sama dengan PKBL Bank Mandiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tingkat partisipasi ini dilihat pada tiap tahapan program menurut Uphoff et al. (1979) yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengambilan manfaat, serta tahap evaluasi berdasarkan tipologi tangga partisipasi Arnstein (1969) yaitu non-participation, degrees of tokenism, degrees of citizen control. Tingkat partisipasi diukur menggunakan daftar pernyataan yang terdapat pada kuesioner. Tiap pernyataan mewakili tiap tingkatan. Kuesioner diberikan kepada seluruh penerima program UMKM yang terdapat di Desa Lulut yang berjumlah 19 orang. Apabila dilihat secara keseluruhan, berdasarkan data yang telah didapat, tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM adalah rendah atau dapat dikatakan partisipasi penerima programnya tergolong non-participation (tidak ada partisipasi). Data tingkat partisipasi penerima program UMKM Desa Lulut disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi tahun 2014 No Tingkat partisipasi % 1 Non-participation Degrees of tokenism Total Tabel 13 tersebut memperlihatkan mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasinya dalam keseluruhan tahapan program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 57.9% penerima program berada pada tingkatan non-participation, sedangkan sisanya yaitu 42.1% telah mencapai tingkatan tokenism. Persentase sebaran

60 42 penerima program UMKM di Desa Lulut secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4, dari gambar tersebut terlihat bahwa tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM tergolong pada tingkatan partisipasi yang kurang baik karena keterlibatan penerima program pada keseluruhan program masih minim. Tingkat partisipasi penerima program UMKM ini dipengaruhi oleh status masing-masing individu dalam pemerintahan desa. Hal ini dapat diketahui dari fakta di lapangan bahwa penerima program UMKM yang juga berstatus sebagai elit desa memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan program UMKM karena mereka terlibat dalam setiap kegiatan Bilikom yang diadakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa. Gambar 4 Persentase penerima program berdasarkan tingkat partisipasi dalam program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut tahun Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penerima program UMKM dibagi ke dalam dua kategori, yaitu penerima program UMKM ITP dan UMKM ITP-Bank Mandiri. Berikut disajikan data mengenai perbandingan tingkat partisipasi antara penerima program UMKM ITP dan UMKM ITP-Bank Mandiri. Tabel 14 Perbandingan jumlah dan persentase penerima program antara UMKM ITP dengan UMKM ITP-Bank Mandiri berdasarkan tingkat partisipasi tahun 2014 UMKM ITP- UMKM ITP No Tingkat Partisipasi Bank Mandiri Total % % % 1 Non-participation Degrees of tokenism

61 Total Berdasarkan data pada Tabel 14 dapat diketahui bahwa penerima program UMKM yang tergolong pada UMKM ITP-Bank Mandiri memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibanding dengan penerima program yang tergolong UMKM ITP. Berdasarkan fakta di lapangan, hal ini terjadi karena penerima program UMKM ITP-Bank Mandiri lebih sering berdiskusi dan dipantau oleh pihak CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa dan hanya sedikit yang mengalami kredit macet sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berpartisipasi dibanding dengan penerima program UMKM ITP yang lebih banyak mengalami kredit macet. Tahap Perencanaan Menurut Uphoff et al. (1979), tahap perencanaan merupakan tahap penggalian ide, perumusan pilihan, melakukan evaluasi pilihan-pilihan tersebut, dan pengambilan keputusan dari pilihan-pilihan tersebut, serta perumusan strategi untuk melaksanakan pilihan yang telah ditetapkan. Tahap perencanaan program ini meliputi kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada forum bilikom yang diadakan setiap 3 bulan sekali di kantor Desa Lulut serta kegiatan seleksi kelayakan calon penerima pinjaman modal yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan data yang telah didapat di lapangan, tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada tahap perencanaan program UMKM tergolong rendah atau non-participation. Tabel 15 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan program, tahun 2014 No Tingkat partisipasi pada tahap % perencanaan 1 Non-participation Degrees of tokenism Degrees of citizen control Total Tabel 15 tersebut memperlihatkan mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasinya pada tahap perencanaan program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 84.2% penerima program berada pada tingkat non-partisipasi, 5.3% penerima program berada di tingkat tokenism, dan 10.5% penerima program telah mencapai tingkat citizen control (kontrol masyarakat). Hal ini menunjukkan sebagian besar penerima program UMKM di Desa Lulut tidak ikut serta dalam tahap perencanaan program UMKM. Kemudian sebesar 5.3% penerima program yang berada di tingkat tokenism dan 10.5% penerima program yang berada pada tingkat citizen control telah ikut berkontribusi dalam tahap perencanaan program UMKM karena berdasarkan fakta di lapangan, mereka adalah elit desa seperti ketua RT dan RW sehingga mereka sering mengikuti forum Bilikom di kantor desa. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan program UMKM merupakan tahapan inti dan merupakan bagian terpenting dalam program UMKM. Tahapan ini merupakan tahap pencairan pinjaman modal usaha, penggunaan pinjaman dana untuk 43

62 44 menjalankan usaha, serta proses pembayaran angsuran. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 16 terlihat bahwa tingkat partisipasi penerima program UMKM pada tahap pelaksanaan program UMKM tergolong pada tingkat tokenism atau tingkat partisipasi sedang. Tabel 16 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan program, tahun 2014 No Tingkat partisipasi pada tahap % pelaksanaan 1 Non-participation Degrees of tokenism Degrees of citizen power Total Tabel 16 tersebut memperlihatkan mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasinya pada tahap pelaksanaan program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 26.3% penerima program berada pada tingkat partisipasi terendah (non-participation), 52.6% penerima program berada pada tingkat partisipasi sedang (degrees of tokenism), dan 21.1% sisanya telah mencapai tingkat partisipasi tertinggi yaitu degrees of citizen control. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar penerima program berada pada tingkat partisipasi tokenisme. Hal ini berarti penerima program UMKM selain mendapat informasi dan pengarahan dari pihak perusahaan, penerima program juga diminta dan didengarkan pendapat serta nasihatnya, namun pengambil keputusan tetap di pihak perusahaan. Kesempatan untuk menyampaikan pendapat pada tahap pelaksanaan program tidak hanya pada saat dilaksanakan forum bilikom saja, tetapi pihak CSR perusahaan juga mengunjungi penerima program untuk melihat perkembangan usaha yang dijalankan oleh penerima program. Dulu sih ada yang kesini, Pak Usman. Gimana usahanya? Nanya-nanya lah gitu. Ya alhamdulillah lancar. Bapak SLM (lihat Lampiran 9, tema ke-2, alinea ke-2). Tahap Pengambilan Manfaat Menurut Uphoff et al.(1979), partisipasi masyarakat untuk mendaftar ke dalam suatu proyek dapat menghasilkan paling tidak tiga manfaat yang mungkin, yaitu manfaat material, sosial, dan pribadi. Partisipasi dalam mendapatkan manfaat merupakan tujuan yang diinginkan, hal ini dapat terwujud melalui partisipasi dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada program UMKM ini, tujuan utama yang ingin diwujudkan oleh perusahaan dan penerima program adalah manfaat material yang berupa terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga dan perkembangan usaha yang dimiliki oleh penerima program. Berikut adalah data yang menunjukkan partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut pada tahap pengambilan manfaat program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa.

63 Tabel 17 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap pengambilan manfaat program, tahun 2014 No Tingkat partisipasi pada tahap % pengambilan manfaat 1 Non-participation Degrees of tokenism Degrees of citizen power Total Tabel 17 tersebut memperlihatkan mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasinya pada tahap pengambilan manfaat program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 31.6% penerima program berada pada tingkat partisipasi terendah (non partisipasi), sebanyak 26.3% penerima program berada pada tingkat partisipasi sedang (tokenisme), dan sebanyak 42.1% sisanya sudah mencapai tingkat partisipasi tinggi (citizen power). Berdasarkan data tersebut terlihat sebagian besar penerima program UMKM di Desa Lulut merasakan bahwa merekalah pihak yang paling besar mendapatkan manfaat adanya program UMKM. Selanjutnya penerima program yang berada di tingkat partisipasi rendah dan sedang pada tahap pengambilan manfaat program adalah penerima program yang sebagian besar mengalami kredit macet atau usahanya sudah tidak berjalan lagi sehingga tidak merasakan manfaat yang maksimal dalam peningkatan ekonomi keluarganya. Alhamdulilah neng. Dulu selesai acara hajatan nikahnya anak, barang dagangan saya semuanya habis. Saya nggak punya uang buat belanja lagi. Trus saya ikut minjem di Indocement. Ya alhamdulillah sekarang sudah berjalan lagi warungnya. Ibu ENH (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea ke-2). Didukung pula dengan pendapat: Yang paling besar mendapat manfaat program UMKM ya masyarakat penerima program, karena mereka mengalami peningkatan ekonomi, yang awalnya nganggur jadi punya usaha sendiri, yang awalnya usahanya kurang berkembang jadi lebih berkembang. Bapak MSN (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea ke-2). 45 Tahap Evaluasi Tahap ini merupakan tahap dimana masyarakat dapat memberikan umpan balik dari program dimana mereka terlibat. Menurut Uphoff et al. (1979), kemungkinan besar masyarakat setempat atau pemimpin lokal tidak akan berpartisipasi dalam mengevaluasi proyek, kecuali evaluasi secara khusus diatur dalam desain proyek. Aparat pemerintah mungkin akan dilibatkan dalam mengulas anggaran tahunan proyek, namun pada level lokal tidak ada yang dilibatkan. Pendapat Uphoff et al. ini sesuai dengan yang terjadi pada program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut. Berdasarkan data yang didapat di lapangan, partisipasi penerima program dalam tahap evaluasi program UMKM berada pada tingkat partisipasi yang minim yaitu non-partisipasi.

64 46 Berikut disajikan data tingkat partisipasi penerima program pada tahap evaluasi program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tabel 18 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi program, tahun 2014 No Tingkat partisipasi pada tahap % evaluasi 1 Non-participation Degrees of tokenism Total Tabel 18 tersebut memperlihatkan mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasinya pada tahap evaluasi program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 94.7% penerima program berada pada tingkat non-partisipasi, kemudian 5.3% penerima program berada pada tingkat partisipasi tokenism, dan tidak ada responden yang mencapai tingkat partisipasi citizen control. Hal ini berarti hampir keseluruhan evaluasi program UMKM dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, evaluasi program UMKM merupakan evaluasi mengenai kelancaran pembayaran angsuran pinjaman modal usaha yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pencairan pinjaman modal usaha periode berikutnya. Berdasarkan fakta di lapangan, tahap evaluasi ini dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak perusahaan dan hasilnya disampaikan kepada perwakilan masyarakat Desa Lulut pada saat diadakan forum Bilikom (lihat Lampiran 9, tema ke-2, alinea pertama). Efektivitas Program Efektivitas program dianalisis untuk mengetahui seberapa efektif program UMKM yang dilakasanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa. Menurut Prayogo dan Hilarius (2012), terdapat enam aspek penilaian yang digunakan untuk menilai efektivitas program CSR. Keenam aspek tersebut yaitu aspek manfaat, aspek kesesuaian, aspek keberlanjutan, aspek dampak, aspek pemberdayaan, serta aspek partisipasi. Akan tetapi, penelitian ini hanya menggunakan empat diantara enam indikator tersebut yang meliputi aspek manfaat, aspek kesesuaian, aspek keberlanjutan, dan aspek pemberdayaan. Aspek dampak tidak digunakaan karena akibat positif dari adanya program sudah tercakup ke dalam aspek manfaat. Kemudian, aspek partisipasi dalam penelitian ini juga tidak digunakan untuk menilai efektivitas program CSR karena menurut Irwanto dan Prabowo (2010), aspek partisipasi merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas program CSR. Efektivitas program UMKM merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa yang dapat diketahui dengan menggunakan empat aspek penilaian penerima program UMKM di Desa Lulut, yaitu berdasarkan penilaian penerima program mengenai tingkat manfaat program yang dirasakan penerima program terhadap pemenuhan ekonomi keluarga mereka, penilaian penerima program mengenai tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan dan potensi penerima program, penilaian penerima program mengenai tingkat keberlanjutan program UMKM, dan penilaian penerima program mengenai tingkat pemberdayaan masyarakat yang dilihat dari bertambahnya

65 pengetahuan dan keahlian penerima program setelah mengikuti program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebelum membahas masing-masing aspek tersebut, berikut adalah data yang memperlihatkan efektivitas program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa secara keseluruhan. Tabel 19 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program, tahun 2014 No Efektivitas program UMKM % 1 Rendah Sedang Tinggi Total Tabel 19 tersebut memperlihatkan persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 31.6% penerima program memiliki penilaian yang rendah terhadap efektivitas program UMKM, kemudian sebanyak 31.6% penerima program memiliki penilaian yang sedang terhadap efektivitas program UMKM, dan 36.8% sisanya memiliki penilaian efektivitas program UMKM yang tinggi. Persentase sebaran penerima program secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar Gambar 5 Persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program, tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5 tersebut terlihat bahwa berdasarkan penilaian penerima program UMKM di Desa Lulut, efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa tergolong tinggi, namun antara penerima program

66 48 yang memiliki penilaian efektivitas rendah, sedang dan tinggi, perbedaan persentasenya tidak terpaut jauh, bahkan penilaian efektivitas rendah dan sedang memiliki persentase yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa efektivitas program belum maksimal. Berdasarkan analisis fakta di lapangan, rata-rata penerima program yang mengalami kredit macet pada proses pembayaran angsuran modal pinjaman memberikan penilaian yang kurang baik pada efektivitas program UMKM dikarenakan usaha yang dijalankan mengalami gulung tikar atau kebangrutan. Efektivitas program UMKM atau dapat dikatakan keberhasilan program UMKM berada di tangan penerima program karena penerima program adalah aktor utama dalam pelaksanaan program UMKM. Keberhasilan terlaksananya program UMKM ini terletak pada penerima program itu sendiri, karena penerima programlah yang menjadi aktor utama, pihak Indocement, Bank Mandiri dan LPM sifatnya hanyalah membantu memberi fasilitas. Bapak MSN (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea pertama). Selanjutnya Tabel 20 berikut memaparkan mengenai perbandingan efektivitas program antara UMKM ITP dengan UMKM ITP-Bank Mandiri. Tabel 20 Perbandingan jumlah dan persentase penerima program antara UMKM ITP dengan UMKM ITP-Bank Mandiri berdasarkan efektivitas program UMKM tahun 2014 No UMKM ITP- Efektivitas UMKM ITP Total Bank Mandiri Program UMKM % % % 1 Rendah Sedang Tinggi Total Berdasarkan Tabel 20 tersebut dapat diketahui bahwa program UMKM ITP- Bank Mandiri memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibanding program UMKM ITP. Hal ini berhubungan dengan perkembangan dan keberhasilan usaha yang dimiliki oleh penerima program. Penerima program UMKM ITP-Bank Mandiri mayoritas memiliki usaha yang lebih berhasil, lebih berkembang, dan memiliki skala usaha yang lebih besar dibanding dengan penerima program UMKM ITP. Ini dikarenakan penerima program UMKM ITP-Bank Mandiri mendapatkan pinjaman modal yang lebih besar dibanding UMKM ITP. (Lihat Lampiran 9, tema pertama, alinea ke-3) Tingkat Manfaat Program Prayogo dan Hilarius (2012) menyatakan bahwa penilaian aspek manfaat merupakan tingkat manfaat program terhadap pemenuhan kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan para penerima program berdasarkan tingkat kebutuhannya. Tingkat manfaat program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa merupakan penilaian penerima program mengenai manfaat program UMKM untuk meningkatkan perekonomian keluarga penerima program dan pemenuhan kebutuhan ekonomi penerima program. Berikut adalah data yang menyajikan penilaian penerima program UMKM di Desa Lulut mengenai tingkat manfaat program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa.

67 Tabel 21 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat manfaat program, tahun 2014 No Tingkat manfaat program % UMKM 1 Rendah Sedang Tinggi Total Tabel 21 tersebut memperlihatkan persebaran penerima program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat manfaat program. Sebanyak 42.1% penerima program memiliki penilaian yang rendah terhadap tingkat manfaat program UMKM, selanjutnya sebanyak 36.8% penerima program memiliki penilaian yang sedang terhadap tingkat manfaat program UMKM, dan sisanya yaitu sebanyak 21.1% penerima program memiliki penilaian yang tinggi terhadap tingkat manfaat prgram UMKM. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas penerima program UMKM di Desa Lulut memiliki penilaian yang rendah mengenai tingkat manfaat program UMKM dalam memenuhi kebutuhan ekonomi penerima program. Penilaian penerima program pada tingkat manfaat program ini dipengaruhi oleh perkembangan usaha mereka. Penerima program yang mengalami perkembangan usaha yang baik cenderung memberikan penilaian yang baik pula pada manfaat program UMKM....,mereka (penerima program) mengalami peningkatan ekonomi, yang awalnya nganggur jadi punya usaha sendiri, yang awalnya usahanya kurang berkembang jadi lebih berkembang. Bapak MSN (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea ke-2). Tingkat Kesesuaisan Program Penilaian efektivitas program CSR pada aspek kesesuaian program merupakan kesesuaian program terhadap pemenuhan kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan bagi penerima berdasarkan kemampuan dan potensi lokal (Prayogo dan Hilarius 2012). Hal ini digunakan pula untuk melihat efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tingkat kesesuaian program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa yaitu seberapa sesuai program UMKM terhadap pemenuhan kebutuhan penerima program dalam hal peningkatan dan pemenuhan ekonomi keluarga penerima program. Berikut adalah data mengenai jumlah dan persentase penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan penilaian mereka terhadap tingkat kesesuaian program UMKM. Tabel 22 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat kesesuaian program, tahun 2014 No Tingkat Kesesuaaian Program UMKM % 1 Rendah Sedang Tinggi Total

68 50 Tabel 22 tersebut memperlihatkan persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat kesesuaian program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 21.1% penerima program UMKM menilai bahwa kesesuaian program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa terhadap pemenuhan kebutuhan dalam hal peningkatan dan pemenuhan ekonomi masih rendah. Kemudian 26.3% diantaranya menilai sedang mengenai kesesuaian program UMKM ini dan sisanya yaitu 52.6% yang merupakan mayoritas penerima program UMKM di Desa Lulut memiliki penilaian yang tinggi terhadap kesesuaian program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Berdasarkan Tabel 22 tersebut kita dapat menyatakan bahwa tingkat kesesuaian program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa terhadap pemenuhan kebutuhan dalam hal peningkatan ekonomi penerima program di Desa Lulut adalah tinggi. Hal ini berarti penilaian terhadap kesesuaian program tidak begitu ditentukan oleh perkembangan usaha, atau dalam kata lain penerima program yang usahanya kurang berkembang pun menganggap program ini sebenarnya sesuai dengan kebutuhan mereka untuk meningkatkan perekonomian mereka. Seperti halnya kasus usaha Bapak RBD yang saat wawancara diwakili oleh isterinya. Usaha Bapak RBD ini awalnya mengalami perkembangan yang cukup baik, namun karena tertipu oleh rekan kerjanya, akhirnya usaha yang dimiliki oleh Bapak RBD ini harus gulung tikar. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa keluarga Bapak RBD memberikan penilaian yang rendah pada manfaat program karena program ini tidak mampu meningkatkan perekonomian keluarga, namun keluarga Bapak RBD memberikan penilaian yang tinggi pada kesesuaian program UMKM karena keluarga ini menganggap bahwa program ini memang susuai dengan kebutuhan keluarga untuk meningkatkan perekonomian walaupun dalam perjalanannya mengalami kegagalan. Tingkat Keberlanjutan Program Menurut Prayogo dan Hilarius (2012) tingkat keberlanjutan program adalah seberapa kemampuan berlanjutnya program yang dapat dilakukan oleh penerima program jika bantuan telah selesai atau dihentikan, baik keberlanjutan secara substansial (program) maupun secara manajemen. Apabila dikaitkan dengan program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, maka tingkat keberlanjutan program UMKM adalah seberapa kemampuan penerima program UMKM untuk melanjutkan program UMKM (dalam arti melanjutkan usaha yang dimiliki penerima program) apabila pihak PT Indocement Tunggal Prakarsa dan pihak Bank Mandiri menghentikan pemberian bantuan modal bergulirnya. Tabel 23 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat keberlanjutan program, tahun 2014 No Tingkat keberlanjutan program UMKM % 1 Rendah Sedang Tinggi Total

69 Tabel 23 memperlihatkan persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat keberlanjutan program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 42.1% penerima program memberikan penilaian yang rendah pada tingkat keberlanjutan program ini, selanjutnya 15.8% penerima program memberikan penilaian sedang, dan 42.1% lainnya memberikan penilaian yang tinggi terhadap tingkat keberlanjutan program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa penerima program yang memberikan penilaian rendah dan tinggi pada tingkat keberlanjutan program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa menunjukkan persentase yang sama besar. Hal ini berarti penerima program yang optimis tetap mampu mengembangkan usahanya dan penerima program yang merasa tidak mampu mengembangkan usahanya apabila PT Indocement Tunggal Prakarsa menghentikan pemberian modal usaha bergulir, persentasenya sama besar. Menurut analisis di lapangan, penilaian mengenai tingkat keberlanjutan program UMKM ini juga dipengaruhi oleh keberhasilan perkembangan usaha yang dimiliki oleh penerima program. Penerima program yang usahanya sudah berkembang baik cenderung optimis mampu melanjutkan usahanya apabila tidak mendapat pinjaman modal usaha lagi dari PT Indocement. Sebaliknya, penerima program yang merasa tidak mampu mengembangkan usahanya apabila PT Indocement Tunggal Prakarsa berhenti atau tidak lagi memberikan pinjaman modal usaha adalah mereka yang usahanya kurang berkembang atau bahkan yang usahanya telah berhenti karena gulung tikar. Seperti kasus usaha ternak ayam petelur yang pernah dimiliki oleh Bapak KD, Bapak MNS dan Bapak UTG yang terpaksa harus berhenti karena ayam petelur yang dimiliki terkena penyakit dan semua ayam mati. Tingkat Pemberdayaan Aspek penilaian efektivitas program UMKM selanjutnya adalah tingkat pemberdayaan. Aspek pemberdayaan dilihat dari seberapa signifikan tingkat pemberdayaan yang dirasakan penerima program yang diakibatkan program, baik dari segi keahlian maupun organisasi atau majanemen (Prayogo dan Hilarius 2012). Pada program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa, tingkat pemberdayaan berarti seberapa berdaya penerima program UMKM yang dilihat dari bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan penerima program dalam hal pengembangan usaha maupun pengelolaan keuangan usaha, akibat adanya program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Berikut disajikan data mengenai penilaian penerima program UMKM di Desa Lulut terhadap tingkat pemberdayaan yang diakibatkan oleh program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tabel 24 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat pemberdayaan, tahun 2014 No Tingkat pemberdayaan % 1 Rendah Sedang Tinggi Total

70 52 Tabel 24 ini memperlihatkan persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan tingkat pemberdayaan yang diakibatkan oleh program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Sebanyak 47.4% penerima program memberikan penilaian rendah pada tingkat pemberdayaan akibat program UMKM, kemudian 26.3% penerima program memberikan penilaian sedang, dan 26.3% sisanya memberikan penilaian tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar penerima program merasa tidak mengalami pertambahan pengetahuan dan keterampilan dalam hal pengembangan usaha dan pengelolaan keuangan usaha yang diakibatkan dari adanya program UMKM ini. Hal ini terjadi karena pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa baik yang berkaitan langsung dengan usaha yang dimiliki penerima program (misalnya pelatihan kerajinan tangan, pelatihan budidaya ikan hias, dll) maupun pelatihan manajemen keuangan tidak menyentuh keseluruhan penerima program. Selain itu materi pelatihan yang disampaikan kurang lengkap karena hanya memberikan materi yang relevan bagi penerima program yang baru mendirikan usahanya dan tidak memberikan materi yang relevan bagi penerima program yang usahanya sudah berjalan. Waktu itu saya pernah diundang seminar, pelatihan gitu lah, di Hambalang. Tapi kalau menurut saya, gimana ya, kalau untuk pengusaha yang sudah berjalan, pelatihan seperti itu kurang tepat. Jadi yang dibahasnya teh seolah-olah kita baru mau mulai buka usaha, nggak dibahas gimana cara ngembangin usaha. Tapi menurut saya pelatihan seperti itu ya bagus, cuma kurang tepat aja materinya. Bapak SLM (lihat Lampiran 9, tema ke-3, alinea ke-3). Taraf Hidup Penerima Program UMKM di Desa Lulut Taraf hidup menunjukkan seberapa kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Owolabi dan Olu-Owolabi seperti yang dikutip oleh Azimi (2013) menjelaskan mengenai kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas taraf hidup manusia. Kriteria tersebut yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati. Kebutuhan dasar ini bersifat mutlak, harus dilaksanakan dan dipenuhi sehingga akan mendorong keinginan seluruh manusia dalam menjaga kelangsungan hidup. Penelitian ini mengukur taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa menggunakan indeks komposit dengan melihat variabel pendapatan rata-rata keluarga per bulan, pengeluaran rata-rata keluarga per bulan, status kepemilikan rumah yang ditempati, jenis rumah yang ditempati, luas rumah yang ditempati, bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari, kepemilikan barang elektronik, tempat berobat ketika keluarga sedang sakit, pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh kebanyakan dari anggota keluarga, dan kepemilikan alat transportasi. Selain variabel tersebut, terdapat dua variabel lain yang juga ditanyakan pada saat wawancara, yaitu variabel daya listrik yang digunakan dan sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Variabel daya listrik tidak dimasukkan ke dalam perhitungan indeks komposit karena data yang didapat pada variabel ini tidak dapat diperbandingkan, yaitu terdapat beberapa responden yang tidak lagi

71 menggunakan listrik dengan sistem besarnya daya tetapi menggunakan listrik dengan sistem isi ulang pulsa. Kemudian untuk data yang diperoleh pada variabel sumber air bersih juga tidak dapat diperbandingkan karena data yang diperoleh di lapangan pada variabel tersebut ternyata homogen. Hasil penghitungan indeks komposit taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dapat dilihat pada Lampiran 4. Taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Skor taraf hidup dan kategori penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut tahun 2014 No Lapisan sosial Skor taraf hidup Taraf hidup 1 Bawah Rendah 2 Atas Tinggi Tabel 25 menunjukkan bahwa taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut berbanding lurus dengan lapisan sosial mereka di dalam program UMKM. Taraf hidup yang tinggi menunjukkan bahwa penerima program memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembagian lapisan sosial didasarkan pada besarnya jumlah pinjaman modal bergulir yang didapatkan. Penerima program yang mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp digolongkan ke dalam lapisan sosial bawah, sedangkan penerima program yang mendapatkan pinjaman modal sebesar > Rp s/d Rp digolongkan ke dalam lapisan sosial atas. Pembagian lapisan sosial ini didasarkan pada besarnya pinjaman modal yang didapat karena besarnya pinjaman modal dapat merepresentasikan besarnya usaha yang dimiliki oleh penerima program UMKM. Berikut disajikan data mengenai persebaran penerima program UMKM di Desa Lulut berdasarkan taraf hidup. Tabel 26 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan taraf hidup, tahun 2014 No Taraf hidup % 1 Rendah Tinggi Total Tabel 26 memperlihatkan bahwa sebanyak 63.2% penerima program UMKM di Desa Lulut memiliki taraf hidup rendah dan 36.8% penerima program memiliki taraf hidup tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas penerima program UMKM di Desa Lulut berada pada taraf hidup yang rendah. Hal ini terjadi karena rata-rata usaha yang dimiliki oleh penerima program adalah usaha pada skala mikro dan terdapat beberapa penerima program yang mengalami kebangkrutan pada usahanya. Ikhtisar Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa pada program tersebut berada pada derajat non-participation. Tingkat partisipasi penerima program tergolong nonparticipation karena apabila dilihat pada tiap tahapan program menunjukkan tingkat partisipasi yang kurang baik. Pada tahap perencanaan dan evaluasi program UMKM, tingkat partisipasi penerima program berada pada derajat non- 53

72 54 participation. Pada tahap pelaksanaan tingkat partisipasi penerima program berada pada derajat degrees of tokenism. Hanya tahap pengambilan manfaat saja yang telah mencapai tingkat degrees of citizen power. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerima program kategori UMKM ITP-Bank Mandiri memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibanding penerima program UMKM ITP. Efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa berdasarkan hasil penelitian ini tergolong tinggi, namun kurang maksimal karena berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 19 selisih antara penilaian rendah, sedang, dan tinggi sangatlah sedikit. Hal ini dikarenakan penilaian efektivitas program pada masing-masing aspek beragam. Aspek tingkat manfaat program dan tingkat emberdayaan menunjukkan nilai yang rendah, selanjutnya aspek tingkat kesesuaian program menunjukkan nilai tinggi, sedangkan aspek tingkat keberlanjutan program menunjukkan persentase yang sama besar antara penialaian rendah dan tinggi. Selain itu program UMKM ITP dan UMKM ITP- Bank Mandiri juga menunjukkan efektivitas yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa program UMKM ITP-Bank Mandiri lebih efektif dibanding program UMKM ITP. Taraf hidup penerima program dilihat berdasarkan lapisan sosial mereka dalam program UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf hidup penerima program UMKM berbanding lurus dengan lapisan sosial mereka dalam program UMKM. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut mayoritas adalah rendah.

73 55 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI, EFEKTIVITAS PROGRAM UMKM, DAN TARAF HIDUP Hasil analisis masing-masing variabel dalam penelitian ini yang meliputi tingkat partisipasi penerima program UMKM, efektivitas program UMKM, dan taraf hidup penerima program UMKM telah dibahas pada bab sebelumnya. Bab ini membahas mengenai hasil analisis hubungan antar variabel tersebut. Pertama, analisis hubungan tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM. Kedua, analisis hubungan efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program UMKM. Ketiga, analisis hubungan tingkat partisipasi penerima program UMKM dengan taraf hidup penerima program. Penelitian ini menggunakan tabel tabulasi silang yang didukung dengan uji Rank Spearman untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang diuji serta mengetahui seberapa kuat hubungan diantara variabel tersebut. Signifikasi menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang diketahui apabila nilai sig (2-tailed) kurang dari nilai alpha. Kekuatan hubungan atau kekuatan signifikasi diketahui dari nilai Corelation Coefficient dengan kriteria sebagai berikut (Bungin seperti yang dikutip Lubis 2013): a. +0,70 +ke atas : hubungan positif yang sangat kuat b. +0,50 +0,69 : hubungan positif yang mantap c. +0,30 +0,49 : hubungan positif yang sedang d. +0,10 +0,29 : hubungan positif yang tak berarti e. -0,00-0,09 : hubungan negatif yang tak berarti f. -0,01-0,29 : hubungan negatif yang rendah g. -0,30-0,49 : hubungan negatif yang sedang h. -0,50-0,69 : hubungan negatif yang mantap i. -0,70 -ke bawah : hubungan negatif yang sangat kuat Hubungan Tingkat Partisipasi Penerima Program dengan Efektivitas Program UMKM Tingkat partisipasi merupakan tingkat keterlibatan masyarakat penerima program UMKM di Desa Lulut pada program UMKM CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa yang bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri. Efektivitas program UMKM menggambarkan tingkat keberhasilan program UMKM berdasarkan penilaian penerima program. Tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut kemudian dihubungkan dengan efektivitas program tersebut. Tabel 27 berikut merupakan hasil tabulasi silang antara tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut dengan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa.

74 56 Tabel 27 Jumlah dan persentase penerima prgram UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi dan efektivitas program tahun 2014 Efektivitas program Total No Tingkat partisipasi Rendah Sedang Tinggi % % % % 1 Non Participation Degrees of Tokenism Total Tabel 27 memperlihatkan hubungan antara tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut dengan efektivitas program UMKM. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penerima program UMKM yang memiliki tingkat partisipasi pada derajat non-participation, mayoritas (45.5%) memberikan penilaian yang rendah pada efektivitas program UMKM, sedangkan penerima program yang telah berada pada derajat degrees of tokenism pada tingkat partisipasinya mayoritas (62.5%) memberikan penilaian yang tinggi pada efektivitas program UMKM. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi penerima program UMKM maka semakin tinggi pula penilaian efektivitas program yang diberikan, atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Adanya hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM ini juga didukung oleh uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar 0,045. Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.05 dengan selang kepercayaan 95%. Uji hubungan pada variabel tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM memiliki nilai Correlation Coeficient sebesar Maka dari itu dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM (lihat Lampiran 5). Hal ini berarti bahwa tingkat partisipasi yang baik tidak selalu diikuti dengan efektivitas program yang baik pula karena terdapat penerima program yang memiliki tingkat partisipasi tokenisme namun memberikan penilaian yang rendah pada efektivitas program UMKM. Seperti yang terjadi pada Bapak MNL yang merupakan ketua RT dan sering menghadiri forum Bilikom sehingga memiliki tingkat partisipasi pada level tokenisme. Akan tetapi Bapak MNL ini memiliki penilaian yang rendah pada efektivitas program UMKM karena usaha ternak ayam petelur yang dimilikinya sudah tidak berjalan lagi dan mengalami kredit macet. Akan tetapi, tingkat partisipasi yang tinggi cenderung diikuti oleh efektivitas program yang baik. Hubungan Efektivitas Program UMKM dengan Taraf Hidup Penerima Program Taraf hidup penerima program UMKM menunjukkan kemampuan penerima program dalam memenuhi kebutuhan hidup dirinya beserta rumah tangganya.

75 Berikut dibahas mengenai hubungan antara efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut. Tabel 28 berikut merupakan hasil tabulasi silang antara efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut dengan taraf hidup penerima programnya. Tabel 28 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan efektivitas program dan taraf hidup tahun 2014 Taraf hidup Total No Efektivitas program Rendah Tinggi % % % 1 Rendah Sedang Tinggi Total Tabel 28 menunjukkan hubungan antara efektivitas program UMKM di Desa Lulut dengan taraf hidup penerima program UMKM. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penerima program UMKM yang memberikan penilaian rendah pada efektivitas program UMKM semuanya (100%) memiliki taraf hidup yang rendah, kemudian penerima program yang memberikan penilaian sedang pada efektivitas program UMKM mayoritas (66.7%) memiliki taraf hidup yang rendah, sedangkan penerima program UMKM yang memberikan penilaian tinggi pada efektivitas program UMKM mayoritas (71.4%) memiliki taraf hidup yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penerima program memberikan penilaian terhadap efektivitas program UMKM maka semakin tinggi pula taraf hidup penerima program tersebut, atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program. Adanya hubungan diantara kedua variabel ini juga didukung oleh uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.01 dengan selang kepercayaan 99%. Uji hubungan pada variabel efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program memiliki nilai Correlation Coeficient sebesar Maka dari itu dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang mantap antara efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program (lihat Lampiran 5). Hal ini berarti bahwa efektivitas program yang baik cenderung diikuti oleh taraf hidup yang baik dan begitu pula sebaliknya, efektivitas program yang rendah juga cenderung diikuti dengan taraf hidup yang rendah, bahkan berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 28, penerima program yang memberikan penilaian rendah pada efektivitas program 100% memiliki taraf hidup yang rendah. Akan tetapi, terdapat 28.6% penerima program yang memberikan penilaian tinggi pada efektivitas program UMKM namun memiliki taraf hidup yang rendah. Salah satu penerima program yang termasuk ke dalam 28,6% tersebut adalah ibu ENH. Ibu ENH memberikan penilaian yang tinggi pada efektivitas program UMKM karena program pinjaman modal usaha dari PT Indocement Tunggal Prakarsa telah mampu membangkitkan usahanya kembali 57

76 58 dari yang awalnya sempat terhenti karena keterbatasan modal. Ibu ENH memiliki taraf hidup yang rendah walaupun memberikan penilaian efektivitas program yang tinggi karena usaha yang dimiliki Ibu ENH masih berkembang pada skala mikro. Hubungan Tingkat Partisipasi Penerima Program UMKM dengan Taraf Hidup Penerima Program Tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut masing-masing telah dibahas pada bagian sebelumnya. Bagian ini membahas mengenai hubungan antara tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan taraf hidup penerima program UMKM di Desa Lulut. Tabel 29 berikut merupakan hasil tabulasi silang antara tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut dengan taraf hidup penerima programnya. Tabel 29 Jumlah dan persentase penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut berdasarkan tingkat partisipasi dan taraf hidup tahun 2014 Taraf hidup Total No Tingkat partisipasi Rendah Tinggi % % % 1 Non Participation Degrees of Tokenism Total Tabel 29 memperlihatkan hubungan antara tingkat partisipasi penerima program UMKM di Desa Lulut dengan taraf hidup penerima program UMKM. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penerima program UMKM yang memiliki tingkat partisipasi pada derajat non-participation, mayoritas (81.8%) memiliki taraf hidup yang rendah, sedangkan penerima program yang telah berada pada derajat degrees of tokenism pada tingkat partisipasinya mayoritas (62.5%) memiliki taraf hidup yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi penerima program UMKM maka semakin tinggi pula taraf hidup penerima programnya, atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa. Adanya hubungan diantara kedua variabel ini juga didukung oleh uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.1 dengan selang kepercayaan 90%. Uji hubungan pada variabel tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program memiliki nilai Correlation Coeficient sebesar Maka dari itu dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program (lihat Lampiran 5). Hal ini berarti bahwa tingkat partisipasi yang tinggi tidak selalu diikuti dengan taraf hidup penerima program yang tinggi pula. Begitu pula tingkat partisipasi yang rendah tidak selalu diikuti dengan taraf hidup yang rendah pula, seperti yang terjadi pada Bapak UST. Berdasarkan hasil wawancara

77 terstruktur menggunakan instrumen kuesioner, Bapak UST memiliki tingkat partisipasi yang rendah (non-partisipasi) namun memiliki taraf hidup yang tinggi. Hal ini terjadi karena Bapak UST bukan elit desa sehingga tidak hadir dalam forum bilikom yang menyebabkan tingkat partisipasinya dalam program UMKM rendah. Ikhtisar Uji korelasi Rank Spearman dan pengolahan data pada tabel tabulasi silang digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan diantara variabel yang dibahas dalam penelitian ini yaitu variabel tingkat partisipasi penerima program, variabel efektivitas program UMKM, dan variabel taraf hidup penerima program. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.05 dengan selang kepercayaan 95%. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.01 dengan selang kepercayaan 99%. Selain itu, juga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program UMKM yang ditunjukkan dari nilai signifikasinya sebesar Nilai tersebut memenuhi kriteria batas signifikasi hubungan sebesar < 0.1 dengan selang kepercayaan 90%. 59

78 60

79 61 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa terdiri dari dua kategori program, yaitu program Community Development (CD) 5 pilar dan program Sustainability Development Programme (SDP). Program UMKM merupakan program pemberian pinjaman modal usaha bergulir dan termasuk ke dalam kategori program CD 5 pilar yaitu pada pilar ekonomi. Desa Lulut merupakan salah satu desa binaann PT Indocement Tunggal Prakarsa yang juga mendapat program UMKM. Program pemberian kredit modal usaha bergulir ini bekerja sama dengan program PKBM Bank Mandiri. Program UMKM bertujuan untuk membantu pengembangan usaha UMKM yang berdampak pada peningkatan ekonomi bagi masyarakat desa binaan, menjadikan UMKM mandiri dan dapat berkembang berkelanjutan, mendorong UMKM untuk berperan dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa binaan, serta mengintegrasikan antar UMKM dan antara UMKM dengan Program SDP untuk saling bermitra. Program ini disosialisasikan dan melibatkan masyarakat Desa Lulut melalui forum Bilikom (Bina Lingkungan dan Komunikasi) yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Desa Lulut memiliki luas wilayah hektar dan terdiri dari 4 dusun. Mayoritas latar belakang pendidikan masyarakat Desa Lulut hanya sampai pada taraf SD dan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagian besar berada pada tingkat Keluarga Sejahtera 2 (KS 2). Sampai saat ini, penduduk Desa Lulut mayoritas berasal dari etnis Sunda walaupun sudah mulai banyak pendatang dari luar daerah. Meskipun demikian, nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan di desa ini sudah mulai berkurang serta cenderung individualistik akibat industrialisasi. Penduduk Desa Lulut saat ini mayoritas bekerja pada sektor industri dan jasa dan hanya sebagian kecil saja yang masih bekerja di sektor pertanian yang disebabkan pengalihfungsian lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Tingkat partisipasi penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut tergolong non-participation, terlihat dari tingkat partisipasi penerima program pada tahap perencanaan dan evaluasi program UMKM yang berada pada derajat non-participation, tingkat partisipasi penerima program pada tahap pelaksanaan yaitu degrees of tokenism, dan tingkat partisipasi pada tahap pengambilan manfaat yang telah mencapai tingkat degrees of citizen power. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerima program kategori UMKM ITP-Bank Mandiri memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibanding penerima program UMKM ITP. Efektivitas program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa berdasarkan hasil penelitian ini tergolong tinggi namun belum maksimal. Hal ini terlihat dari aspek tingkat manfaat program dan tingkat pemberdayaan yang menunjukkan nilai rendah, aspek tingkat kesesuaian program yang menunjukkan nilai tinggi, serta aspek tingkat keberlanjutan program yang menunjukkan persentase yang sama besar antara penialaian rendah dan tinggi. Selain itu program UMKM ITP

80 62 dan UMKM ITP-Bank Mandiri juga menunjukkan efektivitas yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa program UMKM ITP- Bank Mandiri lebih efektif dibanding program UMKM ITP. Taraf hidup penerima program dilihat berdasarkan lapisan sosial mereka dalam program UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf hidup penerima program UMKM berbanding lurus dengan lapisan sosial mereka dalam program UMKM. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut mayoritas adalah rendah. Berdasarkan hasil tabel tabulasi silang yang didukung dengan uji korelasi Rank Spearman, ditemukan adanya hubungan antara tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM, hubungan diantara kedua variabel ini merupakan hubungan positif yang sedang. Selain itu juga terdapat hubungan antara efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program, hubungan diantara dua variabel ini termasuk hubungan positif yang mantap. Berdasarkan hasil tabel tabulasi silang dan uji Ranks Spearman juga ditemukan adanya hubungan positif yang sedang antara tingkat partisipasi penerima program dengan taraf hidup penerima program UMKM. Saran Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian mengenai tingkat partisipasi penerima program UMKM dan taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa di Desa Lulut, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran dari penelitian ini. 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas program UMKM memiliki hubungan positif yang mantap (kuat) dengan taraf hidup penerima program UMKM. Maka dari itu, untuk meningkatkan taraf hidup penerima program UMKM, PT Indocement Tunggal Prakarsa seharusnya meningkatkan efektivitas program tersebut. 2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kategori program UMKM ITP- Bank Mandiri memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibanding UMKM ITP. Maka dari itu, saran yang diajukan untuk meningkatkan efektivitas program UMKM adalah dengan memfokuskan program UMKM pada kategori program UMKM ITP-Bank Mandiri. 3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai tingkat partisipasi dan taraf hidup masyarakat desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa pada program yang lainnya di di Desa Lulut.

81 63 DAFTAR PUSTAKA Anatan L Corporate Social Responsibility (CSR), tinjauan teoritis dan praktik di Indonesia. JM [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; 8(2):-. Dapat diakses di Anugrah IS Pemberdayaan masyarakat (petani) pedesaan dalam perspektif Corporate Social Responsibility (CSR). PPP [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; Dapat diakses di Arnstein SR A ladder of citizen participation. JAPA [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; 35(4): Dapat diakses di Azimi S Partisipasi dan dampak program CSR PTPN VII terhadap taraf hidup masyarakat Gunung Dempo Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dewani AP Kebijakan, implementasi dan komunikasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Irwanto AK, Prabowo A Kajian efektivitas program Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Unilever Indonesia. JM [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; Dapat diakses di [ITP] Indocement Tunggal Prakarsa. [tahun terbit tidak diketahui]. Sekilas Indocement. [Internet]. [Diakses 2014 Okt 7]. Dapat diakses di a. Kinerja Prima di Pasar yang Kompetitif [Excellent Performance in a Competitive Environment] [Annual report]. [Internet]. [Diakses 2014 Okt 7]. Dapat diakses di b. Pertumbuhan Berkelanjutan dengan Nilai-nilai Tanggung Jawab yang Kuat [Sustaining Growth with Strong Values of Responsibilities] [Sustainability report]. [Internet]. [Diakses 2014 Sep 7]. Dapat diakses di [ITP; IPB] Indocement Tunggal Prakarsa; Institut Pertanian Bogor Persepsi Masyarakat Desa Binaan terhadap Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa. Bogor (ID): IPB ITP. Kali A Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan PLTMH di Paneki Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Mektek [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; 13(3): Dapat diakses di Lestari T Konversi lahan pertanian dan perubahan taraf hidup rumah tangga petani (Kasus pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor

82 64 Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lubis FLS Perilaku ekonomi nelayan rajungan dalam kerangka industrialisasi perikanan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pardosi J Studi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility perusahaan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda. Jurnal Born Administ [Internet]. [Diakses 2014 Mar 28]; 7(2): Dapat diakses di Prayogo D, Hilarius Y Efektivitas program CSR/CD dalam pengentasan kemiskinan, studi peran perusahaan geothermal di Jawa Barat. JSM [Internet]. [Diakses 2014 Feb 25];17(1):1-22. Dapat diakses di Rahmatullah Pengelolaan program Corporate Social Responsibility pada sektor pertambangan. JAP. [Internet]. [Diakses 2014 Mar 15]; 2(2):-. Dapat diakses di Saputra J Modal sosial dan tingkat partisipasi dalam program usaha menengah kecil mikro (kasus program tanggungjawab sosial PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sjaf S Profil Komunitas Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor.Bogor (ID): ITP. Solihin I Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta (ID): Salemba Empat. Sugiharto E Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Benua Baru Ilir berdasarkan indikator Badan Pusat Statistik. JEPP [Internet]. [Diakses 2014 Nov 4]; 13(2): Dapat diakses di eko.pdf Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Perindustrian. [Internet]. [Diakses 2013 Okt 23]. Dapat diakses di % pdf Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. [Internet]. [Diakses pada 2014 Feb 26]. Dapat diakses di seroan%20terbatas.pdf Uphoff NT, Cohen JM, dan Goldsmith AA Feasibility and application of rural development participation: a state of the art paper. New York (US): Cornell University. van Marrewijk M Concept and definition of CSR and corporate sustainability: between agency and communion. J Busin Ethics. Dalam Corporte Social Responsbility. Ed: Wesley Cragg, Mark S Schwrtz, David Weitzner. Surrey (GB): Ashgate Publishing Limited.

83 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal pelaksanaan penelitian Kegiatan Penyusuan proposal skripsi Kolokium Perbaikan proposal skripsi Pengambilan data lapangan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Uji petik Sidang skripsi Perbaikan skripsi Juni 2014 Sept Okt Nov Des Jan 2015

84 66 Lampiran 2 Sketsa Desa Lulut

85 67 Lampiran 3 Anggota penerima program UMKM di Desa Lulut No Nama Jenis Usaha Besar pinjaman Alamat 1 ENH Warung sembako Rp Kp. Lulut RT 04/RW 03 2 MMR Ikan Hias Rp RT 01 / RW 05 3 ADG Warung sembako 5jt Desa Lulut 4 ARN Kerajinan Limbah Rp Kp. Lulut Portal RT 05 / Kayu (Truk) RW 04 5 KD Usaha ternak ayam 5jt Desa Lulut 6 ABS Jual sayuran Rp RT 04 / RW 04 7 BHR Jual sayuran Rp RT 04 / RW 04 8 MRN Jual sayuran keliling Rp RT 04 / RW 04 9 UTG Ayam petelur Rp RT 05 / RW MNL Ayam petelur Rp RT 05 / RW MND Warung sembako 5jt RT 05 / RW ENT Warung kopi Rp RT 04 / RW AIW Warung sembako Rp Kp. Sigedong RT 04 / RW UST Jual sayuran dan Rp Kp. Rawa Siluman RT 04/ counter RW RBD Jual beli alat Rp Kp. Lulut RT 04 / RW 04 konveksi, warung sembako 16 KSN Sewa tenda, Rp Kp. Lulut RT 01 / RW 06 perlengkapan dan rias pengantin. 17 HBR Home industri Rp Kp. Lulut RT 02 / RW 03 asesoris kertas 18 SLM Bengkel Motor Rp Kp Lulut RT 01 / RW MNR Jahit dan konveksi Rp RW 08

86 68

87

88 68 Lampiran 4 Hasil penghitungan skor taraf hidup penerima program UMKM PT Indocement Tunggal Prakarsa N o Lapis an Sosial Jml respo nden Pendapat- Pengeluar- Status Rumah Jenis Rumah Luas Rumah Bahan Bakar Barang Tempat Pendidikan Alat an an Elektronik Berobat Transportasi > 3juta > 3juta Milik sendiri Permanen > 150 Gas (Lemari Es) (Puskesmas) (SMP/Sederajat) (Sepeda motor) Total % H % H % H % H % H % H % H % H % H % H 1 Atas , ,4 148,1 6 85,7 96, ,3 3 42,9 112,5 6 85,7 126,3 6 85,7 126,3 4 57,1 2 Bawah , , ,7 103, ,7 4 33,3 87, , , ,3 4 33,3 87,5 106, ,9 112,5 6 85,7 101,4 1188,8 Rata-rata 59,5 48,2 88,7 87,5 38,1 67,9 67,9 53,6 38,1 84, ,3 98,6 811,2 Keterangan: H = Hasil penghitungan skor taraf hidup

89 69 Lampiran 5 Hasil uji korelasi Rank Spearman Hasil uji korelasi tingkat partisipasi penerima program dengan efektivitas program UMKM Correlations Tingkat Partisipasi Efektivitas Program UMKM Spearman's rho Tingkat Partisipasi Correlation Coefficient * Sig. (2-tailed)..045 N Efektivitas Program UMKM Correlation Coefficient.464 * Sig. (2-tailed).045. *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). N Hasil uji korelasi efektivitas program UMKM dengan taraf hidup penerima program Correlations Efektivitas Program UMKM Taraf Hidup Spearman's rho Efektivitas Program UMKM Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..005 N Taraf Hidup Correlation Coefficient.613 ** Sig. (2-tailed).005. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

90 70 Hasil uji korelasi tingkat partisipasi penerima program UMKM dengan taraf hidup penerima program Correlations Tingkat Partisipasi Taraf Hidup Spearman's rho Tingkat Partisipasi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)..051 N Taraf Hidup Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).051. N 19 19

91 71 Lampiran 6 Dokumentasi Usaha warung sembako milik Bapak AIW Usaha warung milik Bapak UST Salah satu penerima program UMKM Usaha warung milik Bapak MND Usaha konveksi milik Bapak MNR yang sedang tutup

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR PT. PERTAMINA DENGAN TARAF HIDUP MASYARAKAT DESA KARANGSONG NERISSA ARVIANA

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR PT. PERTAMINA DENGAN TARAF HIDUP MASYARAKAT DESA KARANGSONG NERISSA ARVIANA HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR PT. PERTAMINA DENGAN TARAF HIDUP MASYARAKAT DESA KARANGSONG NERISSA ARVIANA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT (Kasus: Program PHT Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon) LUKI SANDI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan donimasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) (Studi Kasus pada Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI.

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI. EVALUASI PROGRAM KEMITRAAN PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN(APJ) BANYUWANGI DENGAN USAHA KECIL MITRA BINAAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN BANYUWANGI Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup popular di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyak perusahaan yang mulai antusias dalam menjalankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER DALAM PENYELENGGARAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMUNITAS PERDESAAN Keberadaan perusahaan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB V TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI

BAB V TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAB V TINGKAT PARTISIPASI DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI 5.1. Penggolongan dan Non- LKMS Kartini Komunitas perdesaan dalam konteks penelitian ini tidak hanya dipahami sebagai sekumpulan orang, namun juga sebagai

Lebih terperinci

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) Mata Kuliah : Etika Bisnis Dosen Pembina : Hj.I.G.A.Aju Nitya D, SST,SE,MM CHAIRUL ANAM S. 01210007 UNIVERSITAS NAROTAMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAGEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dua hal yang amat penting, pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis Reka Lingkungan Teknik Lingkungan Itenas No.1 Vol. 6 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2018 Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SKRIPSI PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Mahasiswa Program Strata Satu (S-1) Jurusan Akuntansi Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik perorangan yang menjalankan perusahaan maupun badan-badan usaha, baik yang mempunyai kedudukan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan bisnis semakin berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan teknologi dunia yang semakin canggih. Salah satu kegiatan bisnis yang terus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah entitas ekonomi yang konsep utamanya adalah menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham. Manajemen perusahaan berusaha

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GREEN-POSDAYA ALMIRA DEVINA WAHYU PUTRI

ANALISIS IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GREEN-POSDAYA ALMIRA DEVINA WAHYU PUTRI ANALISIS IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM GREEN-POSDAYA ALMIRA DEVINA WAHYU PUTRI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Burung Hantu ( Tyto alba ) dan Pemanfaatannya Partisipasi Masyarakat

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Burung Hantu ( Tyto alba ) dan Pemanfaatannya Partisipasi Masyarakat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Burung Hantu (Tyto alba) dan Pemanfaatannya Burung hantu (Tyto alba) pertama kali dideskripsikan oleh Giovani Scopoli tahun 1769. Nama alba berkaitan dengan warnanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan suatu perusahaan berdiri adalah untuk memperoleh laba (profit) yang sebesar-besarnya. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan 2.1 Definisi Partisipasi Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Mubyarto dalam Ndraha (1990), partisipasi adalah kesediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB V PE N U T U P A. Simpulan

BAB V PE N U T U P A. Simpulan BAB V PE N U T U P A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Kebijakan pembangunan sarana air bersih menunjukkan dengan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY i DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.TIMAH TERHADAP TARAF HIDUP MITRA BINAAN PROGRAM (Kasus : Desa Belo Laut Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat) DIKNA DIASTARI

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan dan kebebasan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama negara-negara berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu Wipol melaksanakan sebuah program baru yang diberi nama Aksi Anti Kuman Wipol. Wipol merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menjaga keberlangsungannya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan aspek keuangan namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, menyebabkan banyak sekali perusahaan yang melakukan segala cara agar dapat menekan biaya produksi serendah-rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Of course, the development of the corporation is not only be followed by rising expectations, but also various matters concerning the social and environmental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Diajukan oleh : MIRANTI DYAH DWI NURMAYANI 0713010045/FE/EA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) tidak lepas dari pengoperasian perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang selalu bersinggungan dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan dominasi mesin sebagai alat produksi (Kartasasmita, 1996). Revolusi ini melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.

Lebih terperinci

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam baik hayati maupun non-hayati sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup manusia. Alam memang disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia di bumi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sering dipandang sebagai pedang bermata dua, perusahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, namun di sisi lain perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Gema Insani, Jakarta, 2001, hlm. 25 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Gema Insani, Jakarta, 2001, hlm. 25 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya bank-bank syari ah dinegara-negara islam berpengaruh keindonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan didirikan memiliki orientasi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan didirikan memiliki orientasi memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) semakin berkembang di Indonesia. Banyak perusahaan di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN 50 BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN Dalam penelitian ini, keberlanjutan kelembagaan dikaji berdasarkan tingkat keseimbangan antara pelayanan-peran serta (manajemen), tingkat penerapan prinsip-prinsip good

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

I. PENDAHULUAN. Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas, perusahaan mendatangkan keuntungan materi bagi siapa pun yang berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan tentunya berfokus pada laba yang dihasilkan. Tetapi dengan berkembangnya dunia usaha, perusahaan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh laba sebesar-besarnya atau paling tidak berusaha menjaga kestabilan labanya. Laba

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH

TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH 45 TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH Bentuk Partisipasi Stakeholder Pada tahap awal kegiatan, bentuk partisipasi yang paling banyak dipilih oleh para stakeholder yaitu

Lebih terperinci

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan hal yang penting khususnya bagi para investor. Pengungkapan informasi tersebut disajikan perusahaan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah wacana yang menjadikan perusahaan tidak hanya berkewajiban atau beroperasi untuk pemegang saham (shareholders)

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan) Oleh : YOHANA DESI FEBRIANA A14204047

Lebih terperinci