BAB II URAIAN TEORITIS. dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS. dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (2006:423), dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembanga fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahn produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jas rill terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada perubahan yang bersifat kuantatif dan biasanya diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Faktor- Faktor yang Menentukkan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (2006:425), ada beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu: 1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya Kekayaan alam suatu negara meliputi kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, dan jumlah serta jenis hasil hutan, laut dan juga barang tambang yang dapat diperoleh. Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada awal pengembangan perekonomiannya.

2 Apabila suatu daerah mempunyai kekayaan alam yang melimpah, maka akan menarik perhatian para usahawan untuk mengembangkan usahanya, maka dengan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dan juga kekayaan alam harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Jumlah, Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja Produk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat dari perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksinya. Disamping itu akibat pendidikan, latihan keterampilan, pengalaman kerja akan mempermudah dalam pencapaian produktivitas yang maksimal. Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi. Akibat dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Sebagai akibat adri ketidakseimbangan ini produtivitas marjinal penduduk adalah rendah. Ini berarti pertambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam produksi nasional, ataupun

3 kalau bertambah pertambahan tersebut adalah terlalu lambat dan tidak mengimbangi pertambahan penduduk. 3. Barang Modal dan Tingkat Tekhnologi Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat tekhnologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang dicapai adalah jauh lebih rendah. Oleh karena itu pendapatan perkapita hanya akan mengalami perkembangan yanga sangat kecil. 4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat Sistem sosial masyarakat dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang modren dan produktivitas yang tinggi. Apabila di dalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat menghambat pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah menghapus hambatan-hambatan tersebut. Salah asatu tujuan ini adalah dengan memperluas fasilitas pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. 5. Investasi Investasi merupakan suatu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang (bagi kelangsungan pembangunan ekonomi). Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) disemua sektor-sektor ekonomi. Untuk kegiatan tersebut perlu dibangun pabrik-pabrik, infrastuktur dan sebagainya. Untuk pengadaan

4 semua ini diperlukan dana untuk membiayainya yang disebut dana investasi. Dengan adanya kegiatan produksi, maka terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkatkan yang akan menciptakan atau meningkatkan permintaan dipasar. Pasar berkembang menyebabkan volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam negeri meningkat, maka terciptalah pertumbuhan ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi a. Teori Pertumbuhan Klasik Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis ekonomi pada bagian kedua abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Ahli-ahli ekonomi yang temasuk dalam golongan tersebut adalah Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus dan Jhon Stuart Mill. menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat tekhnologi yang digunakan (Sukirno 2003:430). Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan, yaitu: upah para pekerja, keuntungan para pengusaha dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah. Dimana kenaikan upah ini akan menyebabkan pertambahan penduduk dan juga tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan besarnya pembentukan modal,

5 apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state. Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan, tanpa adanya kemajuan tekhnologi, pertambahan pemduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah (Sukirno 2007: 247). Berdasarkan teori pertumbuhan klasik, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan katerkaitan antara pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinakan Teori Penduduk Optimun. Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan perkapita. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimum. Pendapatan perkapita (Y) Y1 Y2 Ypk Ypk Penduduk (N) N1 N2 Jumlah Gbr. Teori Penduduk Optimum

6 Keterangan: Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan perkapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah jumlah penduduk sebanyak N0 dan pendapatn perkapita yang paling maksimum adalah Y0. b. Teori Schumpeter Dalam beberapa dasawarsa pertama abad ke-20, hanya segolongan kecil ahli ekonomi yang memfokuskan perhatian mereka terhadap masalah pembangunan. dari mereka adalah Joseph Schumpeter yang terkenal dengan teori schumpeter. Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Shcumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk melakukan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat ekonomi negara. maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. kenaikan tersebut mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan atas dua golongan, penanaman modal ekonomi dan penanaman modal terpengaruh.

7 Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka petumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang atau stationary state. Akan tetapi berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan schumpeter tingkat keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang tinggi. c. Teori Harood-Domar Teori harrod-domar merupakan perluasan dari anlisis keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Karena teori Harrid-Domar menganggap rasio modal produksi tetap, teori tersebut mengatakan pertambahan kapasitas barang modal tergantung kepada dua faktor, yaitu rasio modal produksi itu sendiri misalnya bernilai COR (capital output ratio) dan investasi yang dilakukan pada tahun tersebut. Teori Harrod- Domar adalah perluasan dari analisis keynes. Dengan demikina teori ini berpendapat bahwa kapasitas penuh pada tahun berikut akan tercapai apabila pengeluaran agregat bertambah dengan cukup besar sehingga tercapai keadaan:

8 Besarnya pertambahan pendapatan nasional tergantung kepada besarnya multiplier, dan pertambahan pendapatan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Sekarang telah diperoleh tiga persamaan, dengan demikian : atau Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-sendiri) dalam periode yang bersamaan oleh E.S Domar ( ) dan R.F Harrod ( ). Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi (pendapatan nasional) yang ditabung. a) Investasi Tingkat output suatu perekonomian mempunyai hubungan yang proporsional (konstan) dengan jumlah stok barang modal. Seandainya tingkat output dinotasikan Y dan stok barang modal dinotasikan K, maka: Y=α K Dimana α adalah ratio output barang modal ( capital-output ratio, disingkat ICOR), yaitu angka yang menunjukkan berapa jumlah output yang dihasilkan dari stok barang modal yang tersedia. Nilainya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 (0<α<1)

9 b) Tabungan Telah dikatakan bahwa untuk mampu melakukan investasi, perekonomian harus menyisihkan outputnya sebagai tabungan. Bila tabungan merupakan bagian proporsional (konstan) dari pendapatan, hubungan tabungan (S) dengan output (Y) adalah: S = σ Y Nilainya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 (0<σ<1) c) pertumbuhan ekonomi Tingkat pertumbuhan output keseimbangan tercapai pada saat I=S. d. Teori Pertumbuahn Neo-kalsik teori pertumbuhan neo kalsik melihat sudut pandang yang berbeda yaitu dari sudut penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam pandangan persamaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan: ΔY = f (ΔK,ΔL,ΔT) Dimana: ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. ΔK adalah tingkat pertumbuahan modal. ΔL adalah tingkat pertumbuhan penduduk. ΔT adalah tingkat pertumbuhan tekhnologi. Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik atau persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian

10 empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan tekhnologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Sumbangan terpenting dari teori pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu dasar untuk mengukur tingkat perekonomian suatu wilayah adalah dengan menggunakan besaran nilai PDRB. Apabila ditinjau dari segi pendapatan, PDRB merupakan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk diwilayah tersebut yang ikut serta dalam proses produksi didalam jangka waktu tertentu. PDRB adalah jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Nilai PDRB disajikan atas dasar harga berlaku (sesuai dengan harga pasar transaksi pada tahun perhitungan) dan atas dasar harga konstan (harga dasar tahun tertentu). Hasil perhitungan atas dasar harga berlaku merupakan seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam priode tertentu,

11 biasanya dalam satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Pada perhitungan atas dasar harga berlaku belum menghilangkan faktor produksi, yang artinga masih memuat akibat terjadinya inflasi/deflasi sehingga tidak memperlihatkan pertumbuhan atau perubahan PDRB secara rill. Perhitungan atas harga konstan menggambarkan perubahan volume produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga pasar pada tahun dasar tertentu, dan pada perhitungan atas dasar harga konstan ini faktor inflasi dihilangkan, yang artinya perubahan besranya PDRB sudah terlepas dari pengaruh inflasi dan deflasi. Adapun pembagian sektor yang terdapat dalam PDRB, yaitu: 1. Sektor pertanian, perternakan, kehutanan, dan perikanan. 2. Sektor pertambangan dan penggalian 3. Sektor industri pengelolaan. 4. Sektor listrik, gas dan air bersih 5. Sektor bangunan/konstruksi 6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran 7. Sektor transportasi dan komunikasi 8. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. 9. Sektor jasa Untuk megukur pendapatan masyarakat dari hasil kegiatan ekonomi di suatu wilayah, konsep pendekatan yang dipakai adalah PDRB. Adapun konsep-konsep dasar dari PDRB di jelaskan sebagai berikut: a. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Harga Pasar

12 PDRB atas harga pasar adalah jumlah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang terjadi di suatu wilayah tertentu. Nilai tambah bruto atau produksi netto terdiri dari upah, gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan, dan pajak tak langsung netto. Dapat disimpulkan bahwa PDRB atas dasar harga pasar merupakan penjualan nilai tambah bruto dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. b. Ptoduk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Harga Pasar PDRN atas harga pasar adalah PDRB dikurangi penyusutan. Sehingga perbedaan konsep netto dan bruto terletak pada konsep netto dan bruto terletak pada PDRN komponen ini tidak ada lagi. Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susutnya barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jumlah susut barabgbarang modal dari seluruh sektor ekonomi merupakan penyusutan yang diukur berdasarkan nilai barang modal tersebut. c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor PDRN atas dasar biaya faktor diperoleh dari PDRN atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung netto. Pajak tak langsung netto merupakan pajak tak langsung dikurangi dengan biaya subsidi. Pajak tak langsung meliputi: pajak penjualan, pajak tontotnan, biaya eksprot dan impor, dan lain-lain kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan.

13 Pajak tak langsung umumnya dibedakan pada harga jual ataupun harga produksi masing-masing unit produksi, sehingga langsung menaikkan yang berakibat pada kenaikan harga barang. Subsidi merupakan dana yang diberikan pemerintah pada unit-unit produksi, sehingga langsung berakibat pada kenaikan harga barang dan jasa yang menyangkut kepentingan umum. Jadi pajak tak langsung berpengaruh positif terhadap kenaikan harga. d. Pendapatan Regional Dari konsep-konsep yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa PDRN atas dasar biaya faktor, sebenarnya secara agregat mencerminkan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan atas balas jasa dari faktor-faktor yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah dalam waktu tertentu. 2.2 Investasi Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDRB atau Y dengan rumus Y = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu

14 pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga ( Investasi merupakan unsur GDP yang palinge sring berubah. Ketika pengeluarana atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Menurut Mankiw (2003: 453) ada tiga jenis pengeluaran investasi yaitu: 1. Investasi Tetap Bisnis (Business Fixed Investment) Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Berarti bahwa pengeluaran ini adalah untuk modal yang akan menetap untuk sementara. Model investasi tetap bisnis mencakup model investasi neoklasik (neoclassical mode of investment). Model neoklasik mengkaji manfaat dan bagi perusahaan untuk memiliki barang-barang modal. Model tersebut menunjukkan bagaimana tingkat investasi dan tambahan persediaan modal dikaitkan dengan produk marjinal modal, tingkat bunga, dan aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. 2. Investasi Residensial (Residential Investment) Mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan dibeli tuan tanah untuk disewakan. Investasi resindensial bergantung pada

15 harga relatif rumah. Harga rumah pada akhirnya akan bergantung pada permintaan dan penawaran rumah saat ini. Kenaikan dalam permintaan rumah mungkin karena turunya tingkat bunga dapat meningkatkan harga rumah dan investasi residensial. 3. Investasi Persediaan (Inventory Investment) Mencakup barang-barang yang yang disimpan perusahaan di gudang, termasuk bahan-bahan dan persediaan, barang dalam proses dan barang jadi. Barang-barang yang diimpan perusahaan di gudang pada saat yang sama bisa tidak bernilai apa-apa dan bisa memiliki signifikansi yang besar. Investasi persediaan merupakan salah satu komponen pengeluaran terkecil. Pada masa resesi perusahaan berhenti mengganti persediaan mereka begitu barang dijual dan investasi persediaan menjadi negatif. Beberapa kegunaan persediaan adalah untuk meratakn tingkat produksi sepanjang waktu, untuk menyimpan parsediaan yaitu persediaan yang membuat perusahaan beroperasi secara lebih effisien, menghindari kehabisan barangketika penjualan tiba-tiba melonjak dan persediaan untuk barang yang sedang dalam proses produksi. Para pelaku investasi dalah pemerintah, swasta, dan kerjasama antara pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah umumnya dilakukan tidak dengan maksud untuk mendapat keuntungan, tetapi tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit dan sebagainya. Bagi swasta lebih tertarik pada jenis investasi yang ditujukan untuk memperoleh laba yang biasanya di dorong karena adanya pertambahan pendapatan.

16 Ciri-ciri dari barang-barang investasi antara lain: 1) Memiliki manfaat yang umurnya lebih dari satu tahun 2) Nilainya relatif besar dibandingkan dengan nilai outputr yang dihasilkan 3) Manfaat dari penggunaan barang tersebut dirasakan untuk jangka waktu yang panjang Faktor- Faktor yang Menentukan Investasi Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah: 1. Tingkat Keuntungan Investasi yang Diramalkan Akan Diperoleh. Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang kelihatannya mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan. 2. Tingkat Bunga Tingkat bunag menentukan investasi yang akan memnerikan keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya dapat melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya itu, yaitu persentase keuntungan neto ( tetapi belum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari tingkat bunga. Oleh karena itu, dalam analisis makroekonomi mengenai investasi lebih ditekankan kepada menunjukkan peranan tingkat bunga dalam

17 menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan tingkat suku bunga ke ats investasi dan pendapatan nasional. Terdapat hubungan negatif antar jumlah investasi dengan tingkat suku bunga. Tingkat Suku Bunga (i) i1 i2 i3 Investasi (I) I1 I2 I3 Gambar 2.2 Hubungan antara tingkat bunga dan investasi Keterangan: Pada tingkat suku bunga tertinggi, yaitu i1, investasi berada pada titik terendah, yaitu titik I1. Ketika tingkat bunga turun menjadi i2, invesatsi meningkat pada titik I2. Kemudian tingkat bunga turun lagi pada titik i3 dan investasi meningkat menjadi di titik I3. 3. Inovasi dan Tekhnologi Adanya temuan-temuan baru menyebabkan cara-cara berproduksi lama menjadi tidak efisien. untuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkaninvestasi untuk membeli mesin-mesin dan peralatanperalatan baru yang lebih canggih. 4. Tingkat Perekonomian

18 Makin banyak aktivitas perekonomian makin besar pendapatan nasional, dan makin banyak bagian pendapatan yang dapat ditabung, yang pada gilirannya akan diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan. 5. Tingkat Keuntungan Perusahaan Makin besar tingkat keuntungan perusahaan, makin banyak bagian laba yang dapat ditahan untuk tujuan investasi. 6. Situasi Politik. Jika situasi politi aman, dan pemerintah banyak memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha, tingkat investasi akan tinggi. dab begitu juga sebaliknya Teori Investasi Di dalam bukunya the general theory of employment, interest, and money (1936), Jhon Maynard Keynes mendasarkan teori tentang permintaan investasi atas konsep efisiensi marginal kapital ( Marginal Efficiency Capital atau MEC). Sebagai defenisi kerja, MEC adalan tingkat diskonto yang menyamakan aliran perolehan yang diharapka dimasa yang akan datang dengan biaya sekarang dari kapital tambahan. Teori neo klasik tentang investasi (Neoclassical theory of investment) ini merupan teori akumulasi kalital optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang diinginkan ditentukan oleh output dan jasa dari harga kapital relatif terhadap harga output.

19 Harga jasa kapita pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang modal, tingkat bunga, dan perlakuan pajak atas pendapatan perusahaan. Jadi menururt teori ini, perubahan di dalam output akan mngubah dan mempengaruhi stok kapital yang diingin kan dan juga investasi. Teori neo klasik mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan faktor penentu investasi yang diinginkan Pembagian Investasi Secara sederhana investasi dibedakan atas: 1. Investasi otonom, yaitu investasi yang jumlahnya dari dalam perekonomian itu sendiri Investasi (I) I0 Y1 Y2 Pendapatan Nasional (Y) Gambar 2.3 Investasi Otonom Keterangan: Pada tingkat pendapatan nasional berapapun, yaitu Y1 maupun Y2, investasi tetap (I0). 2. investasi terpengaruh, yaitu investasi yang jumlahnya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional.

20 Investasi (I) I2 I1 Y1 Y2 Pendapatan Nasional (Y) Gambar 2.4 Investasi terpengaruh Keterangan: Pendapatan nasional Y1 ke Y2 mengakibatkan investasi naik juga dari I1 ke I2. Berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatan, investasi di bagi lagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: a) Investasi Baru Yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai bagian dari usaha baru untuk produksi baru ataupun perluasan produksi, tetapi harus menggunkan sistem industri baru. b) Investasi Peremajaan Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti barang-barang kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan

21 kapasitas produksi dan ongkos produksi yang sama dengan alat yang digantikan. c) Investasi Rasionalisasi

22 Pada kelompok ini peralatan lama diganti oleh yang baru tetapi dengan ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas sama dengan yang digantikannya. d) Investasi Perluasan Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti yang lama. Kapsitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi masih sama. e) Investasi Modrenisasi Investasi jenis ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang memang proses barunya, atau memproduksi lama dengan proses baru. f) Investasi Divesifikasi Investasi ini untuk memperluas program produksi perusahaan tertentu, sesuai dengan progran diversifikasi kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan. Di Indonesia, investasi atau penanaman modal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional maupun swasta asing yang berdomosisli di Indonesia.

23 Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut, dapat secara perorangan dan tau merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Penanaman Modal dalan Negeri atau PMDN adalah penggunaan kekayaan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan Undang- Undang penanaman modal (widjaya, 2005:23). 2. Penanaman Modal Asing (PMA) Yang dimaksud dengan penanaman modal asing (PMA) hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan undang-undang No. 1 tahun 2967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Alat- alat untuk perusahaan termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing, dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak di biayai dri kekayaan devisa Indonesia (Widjaya, 2005:26). Modal asing membantu dalam industrialisasi, dalam membangun dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Modal asing tidak hanya membawa mesin, tetapi juga keterampilan tekhnik Pengaruh Investasi terhadap perekonomian Investasi dalam berbagai bentuknya banyak memberikan pengaruh kepada perekonomian suatu negara ataupun dalan cakupan yang lebih kecil yakni daerah.

24 Karena dengan terciptanya investasi akan memberikan pengaruh bagi perekonomian suatu negara. investasi akan berlanjut dengan suatu proses produksi akan menciptakan lapangan kerja, barang-barang dan jasa-jasa untuk dipasarkan kepada konsumen. Dan interaksi antara produsen, dalam hal ini investor, dan konsumen dalam menawarkan dan mengkonsumsi barang dan jasa pada gilirannya akan menciptakan kemajuan perekonomian suatu negara atau daerah. Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah dapat pula dilihat melalui multiplier effect yang ditimbulkan. Multiplier effect atau angka pengganda dari investasi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: KI = 1/1-MPC Dimana MPC merupakan besranya hasrat untuk mengkonsumsi. Sehingga suatu investasi ditanamkan dalam suatu perekonomian, dampaknya terhadap pertambahan pendapatan nasional atau daerah tidak hanya sebesar nilai investasi yang ditanamkannya, tetapi sebesar nilai yang ditanamkan dilkalikan dengan angka penggandanya (Kelana, 1996: 131). Namun investasi yang ditanamkan da dalam perekonomian salah satunya ditentukan oleh adanya demand dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi atas barang-barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga merangsang tumbuhnya investasi baru. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi ataupun untuk ditabung.

25 Sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan S dan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka perumusannya menjadi Y=C+S. Seandainya keseluruhan pendapatan masyarakat itu dikonsumsi keseluruhannya (MPC=1) maka besarnya K menjadi tak hingga dan besar pendapatan nasional juga tak terhingga. 2.3 Telaah Riset Terdahulu Berdasarkan riset yang dilakukan Gani (1999) memperlihatkan bahwa variabel penanaman modal asing dan pertumbuhan ekonomi di Fiji memiliki hubungan yang eratt setelah dilakukan Uji Granger Causality. Hasil skripsi Renata (2003) Analisis kausalitas investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara adanya hubungan searah (kausal) antara investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. 2.4 Konseptual Penelitian Dengan adanya investasi yang terdiri dari PMDN dan PMA dapat mengakibatkan produksi barang dan jasa (output) di suatu daerah meningkat. Output suatu daerah diukur dengan Produk Domestik Regionla Bruto (PDRB). Dengan meningkatnya output maka secara otomatis PDRB daerah tersebut meningkat. PDRB merupakan indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan meningkatnya output yang mengahsilakn maka pertumbuhan ekonomi suatu daerah tersebut dikatakan mengalami kenaikan.

26 PMDN dan PMA Peningkatan Produksi PDRB Pertumbuhan Ekonomi Gbr. 2.5 Konseptual Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan kedua variabel utama, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Sektor perbankan dalam memberikan kredit memerlukan adanya

BAB I PENDAHULUAN. bank. Sektor perbankan dalam memberikan kredit memerlukan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sektor keuangan yang menentukan stabilnya perekonomian di suatu negara. Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi dengan menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog: Pokok Bahasan 3 PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id; syahza.almasdi@gmail.com Guru Besar Universitas Riau Pandangan Klasik, Keynes

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

BAB II URAIAN TEORITIS. jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012). BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012). Penelitian yang berjudul Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Peramalan juga dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian dan Pembagian Dana Perimbangan 2.1.1.1. Pengertian Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia dihadapkan pada globalisasi yang memfokuskan pada pertumbuhan serta pembangunan di segala bidang. Segala permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur corak kegiatan

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di masa yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di masa yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi juga diartikan sebagai suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Produk Domestik Bruto (PDB) Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya untuk mewujudkan cita-cita suatu bangsa khususnya cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi seyogyanya dapat memperlihatkan perkembangan yang meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan

Lebih terperinci

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan Kabupaten Sleman memuat tentang hasil-hasil analisis dan prediksi melalui metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adaah pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI 1 Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI Tujuan Instruksi Khusus: Mahasiswa dapat memahami hubungan nilai variable permintaan agregat (keynessian), pendapatan nasional keseimbangan dan sistem keuangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI 1. KONSEP DAN DEFINISI Konsep-konsep yang digunakan dalam penghitungan Produk Regional Bruto (PDRB) adalah sebagai berikut : Domestik A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL

Lebih terperinci

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Barimbing & Karmini (2015) dengan judul Pengaruh PAD, Tenaga Kerja, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali, penelitian

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) PREPARED BY : S. K.TOMASOA, SE.,M.Si. Keseimbangan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Asal kata dari Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pembangunan suatu negara, terdapat banyak aspek penting yang harus diperhatikan dan dimengerti. Dari segala aspek yang ada, aspek ekonomi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

3/26/2010 Created by Navik istikomah, SE, MSi

3/26/2010 Created by Navik istikomah, SE, MSi Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan Hubungan antara konsumsi dan pendapatan Pada saat pendapatan rendah, rumah tangga mengorek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi atau penanaman modal merupakan salah satu komponen penting dalam pengeluaran agregat. Dalam perekonomian pengeluaran investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, hal ini mencerminkan marak

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional dan Perhitungannya Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara berkembang hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi yang mengakibatkan lambatnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah. terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah. terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pembangunan Ekonomi Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Input-Output Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang dan mencakup seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau wilayah. Karena pada dasarnya, investasi

Lebih terperinci

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN KONTRIBUSI INVESTASI SWASTA TERHADAP PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN 2010 2014 Pendahuluan Dalam perhitungan PDRB terdapat 3 pendekatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan perokonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini disajikan berbagai teori yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan teoritis ini meliputi pertumbuhan ekonomi, teori penciptaan

Lebih terperinci