BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus dalam jangka panjang. Kenaikan output sering dikaitkan dengan kenaikan output per kapita yang diartikan sebagai peningkatan rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh karena itu, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi indikator keberhasilan pembangunan yang dijadikan pemerintah sebagai sasaran utama dalam pelaksanaan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan kenaikan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah yang meningkat menunjukkan bahwa perekonomian masih terus berkembang dengan baik (Amri, 2007 dalam Alghofari, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan dari pembangunan ekonomi yang tujuannya untuk meningkatkan Pendapatan Nasional suatu negara. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diikuti dengan pendapatan riil per kapita (Suparmoko, 1997 dalam Alghofari, 2009:8). Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional (dengan meningkatnya pendapatan per kapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu (Putong, 2002:252). 11

2 Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan (Schumpeter dalam Putong, 2002:252). Menurut Nanga (2005:273), pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2005:445). Menurut Kusumo (dalam Fitri, 2007:445), pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam keadaan ekonomi masyarakat yang dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat ekonomi yang dicapai pada tahun tertentu lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Artinya, pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Suatu perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa rill terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan perubahan yang bersifat kuantitatif yang biasanya diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 12

3 Menurut Sukirno (2005:465), adapun kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut. a) Mengurangi tingkat pertambahan penduduk Tingkat pertambahan penduduk akan mempengaruhi pendapatan per kapita suatu negara dimana pendapatan per kapita suatu negara ditentukan oleh Gross Domestic Product (GDP). b) Mengembangkan teknologi Teknologi merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Semakin bagus teknologi penunjang suatu negara, maka semakin bagus juga pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tesebut dikarenakan teknologi merupakan faktor penunjang dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. c) Meningkatkan tabungan Peningkatan tabungan dalam hal ini adalah peningkatan tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah diperoleh dari perbedaan diantara pendapatan pajak dengan pengeluaran pemerintah. Tingkat tabungan masyarakat sangat bergantung pada pendapatan per kapita. Selain itu, tingkat tabungan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti suku bunga, kestabilan ekonomi, kecepatan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan efisiensi dan keteguhan lembaga-lembaga keuangan. 13

4 d) Meningkatkan efisiensi penanaman modal Dalam mengembangkan stok modal dalam suatu negara, pemerintah dan swasta memegang peranan yang berbeda. Tanggung jawab pemerintah dalam menjalankan investasi adalah membangun infrastruktur daerah, sedangkan peranan swasta ialah mendirikan perusahaan-perusahaan industri barang dan jasa yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada waktu yang sama akan menghasilkan keuntungan kepada mereka. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh output yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah pada satu tahun tertentu, baik milik warga di wilayah tersebut maupun orang diluar warga wilayah tersebut. PDRB pada dasarnya merupakan total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha suatu daerah dalam periode tertentu (BPS Prov. Bali, 2012:3). Ada tiga macam pendekatan dalam perhitungan PDRB, yaitu. 1) Pendekatan hasil produksi atau Product approach PDRB yang dihitung dengan menjumlahkan seluruh output akhir atau nilai tambah output pada satu tahun tertentu dari semua sektor produksi. 2) Pendekatan pendapatan atau Income approach PDRB yang dihitung dengan menjumlahkan data pendapatan sebagai imbalan penggunaan faktor-faktor produksi pada satu tahun tertentu seperti upah, sewa, bunga, dan laba. 14

5 3) Pendekatan pengeluaran atau Expenditure approach PDRB yang dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam satu tahun, seperti : sektor rumah tangga, investasi perusahaan, fiskal pemerintah, dan neraca perdagangan luar negeri. Pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan nasional yang lebih tinggi. Untuk itu, tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan yang harus diambil (Todaro, 1985:219). Namun yang menjadi permasalahan bukan hanya soal bagaimana cara memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Setiap adanya peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan output secara terus menerus pada periode waktu tertentu yang diukur melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari satu tahun dengan tahun sebelumnya Konsep Tingkat Upah Pengertian upah menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003, Bab I, pasal 1, Ayat 30 : Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang telah ditetapkan dalam suatu perjanjian kerja, kesepakatan, serta peraturan perundang-undangan yang termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas jasa yang telah dilakukan. 15

6 Menurut Sukirno (2002:354), Upah dibedakan menjadi 2, yaitu upah nominal dan upah riil. Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga para pekerja yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi upah menurut Sukirno (2002:358) adalah sebagai berikut. a) Kesehatan b) Pendidikan c) Keterampilan dalam kegiatan produksi d) Pengeluaran pemerintah. Secara umum upah dapat meningkatkan semangat kerja para pekerja untuk lebih berprestasi didalam dunia kerja. Menurut Sukirno (2002:369), adapun faktor-faktor yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu diantara berbagai golongan pekerja adalah sebagai berikut. a) Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan b) Perbedaan dalam jenis permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan c) Perbedaan dalam jenis atau corak pekerjaan 16

7 d) Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan e) Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memiliki pekerjaan f) Ketidaksempurnaan dalam stabilitas tenaga kerja (pemberian tingkat upah didalam suatu wilayah tidak selalu sama). Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan ditetapkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Menurut Sumarsono (2009:151), pengupahan umumnya didasarkan pada 3 fungsi upah, yaitu. a) Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya b) Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang c) Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas pekerja. Berdasarkan pembahasan tentang upah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa upah merupakan suatu imbalan yang berupa balas jasa didalam suatu produksi yang merupakan hak yang diterima oleh seorang pekerja atau karyawan yang telah melakukan kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan atas perjanjian, kerja, kesepakatan bersama atau berdasarkan peraturan perundangundangan atas jasa yang telah dilakukan Konsep Investasi Investasi merupakan penambahan pembentukan modal yang mengakibatkan terjadinya penambahan kekayaan. Investasi merupakan permintaan terhadap barang dan jasa sehingga terjadi peningkatan pendapatan di masa yang akan datang. Menurut Suparmoko (2002:86), investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk penyelenggaraan kegiatannya yaitu menghasilkan 17

8 barang dan jasa yang dalam prakteknya pengeluaran perusahaan tersebut digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, tanah, dan bangunan investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal (capital stock). Menurut Schumpeter dalam Nanga (2001:124), investasi dibedakan menjadi 2 yaitu investasi terpengaruh (induced investment), yaitu investasi yang besar kecilnya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh perubahan didalam pendapatan nasional, volume penjualan, keuntungan perusahaan, dan lain-lain, sedangkan investasi otonom (autonomous investment) yaitu investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh perubahan-perubahan yang bersifat jangka panjang seperti adanya penemuan baru, perkembangan teknologi dan sebagainya. Investasi merupakan pengeluaran untuk penanaman modal untuk membeli barang-barang modal serta perlengkapan produksi untuk meningkatkan kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia didalam perekonomian. Atau dengan kata lain, investasi didefinisikan sebagai suatu pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan (Sukirno, 2006:121). Stok barang modal yang tersedia adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada satu saat tertentu. Dalam kaitannnya dengan perusahaan, dimana perusahaan melakukan investasi untuk mendapatkan 18

9 profit sebesar-besarnya dan bersumber dari dana masyarakat yang ditabung pada lembaga-lembaga keuangan (Sukirno, 2001:366). Menurut Sukirno (2001:366), investasi terdiri dari 3 bentuk, yaitu. 1) Autonomous investment Merupakan investasi yang besarnya tidak tergantung pada jumlah pendapatan. Jenis investasi ini biasanya dilakukan oleh pemerintah. 2) Induced investment Merupakan investasi yang besarnya tergantung dari jumlah pendapatan. Investasi jenis ini biasanya dilakukan oleh para pengusaha swasta. 3) Investasi yang dipengaruhi oleh adanya tingkat bunga yang memiliki hubungan negatif Merupakan investasi yang artinya pada saat suku bunga mengalami kenaikan, maka akan terjadi pengurangan jumlah investasi. Menurut Deliarnov (1995:84), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah investasi antara lain. (a) Inovasi dan teknologi (b) Tingkat perekonomian (c) Tingkat keuntungan perusahaan (d) Situasi politik. Menurut Sukirno (2006:122), faktor-faktor yang menentukan tingkat investasi adalah sebagai berikut. 19

10 (a) Tingkat keuntungan yang diramalkan pada masa yang akan datang (b) Suku bunga (c) Ramalan tentang keadaan ekonomi di masa depan (d) Kemajuan teknologi (e) Tingkat pendidikan nasional serta perubahan-perubahannya. Secara umum, investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal lama yang harus didepresiasikan (Sukirno, 2008:121). Dari beberapa pendapat di atas tentang investasi, maka dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk medapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dianggap perlu untuk mencapai tahap momentum dalam proses pembangunan Pasar Tenaga Kerja Ketenagakerjaan atau employment berasal dari kata kerja to employ yang artinya menggunakan dalam suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan. Jadi employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan yang 20

11 artinya sejumlah orang yang ada atau memiliki pekerjaan atau memiliki kesempatan kerja yang sudah diduduki. Menurut Simanjuntak (2001:1), ketenagakerjaan memiliki dua pengertian yaitu. 1) Tenaga kerja berarti usaha kerja atau jasa yang dapat dibuat dalam proses produksi. Dalam hal ini, tenaga kerja mencerminkan kualitas usaha seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan produksi. 2) Tenaga kerja mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut yang berarti bahwa para tenaga kerja mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yang berarti menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari dua golongan, yaitu golongan yang bekerja dan golongan yang mengurus rumah, dan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan, yaitu golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah, golongan lain-lain (Simanjuntak,1985:3). Seseorang yang termasuk bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan yaitu golongan yang masih bersekolah (mereka yang kegiatannya hanya atau terutama bersekolah), golongan yang mengurus rumah tangga (mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah), golongan lain-lain seperti penerima pendapatan berupa tunjangan pensiun, bunga atas simpanan dan mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain seperti lansia, cacat, dalam penjara, dan sakit kronis (Simanjuntak, 1985:4). 21

12 Menurut Sukirno (2000:69), permintaan ke atas tenaga kerja merupakan permintaan tidak langsung, yaitu tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk digunakan dalam menghasilkan barang-barang yang mereka jual. Perusahaan akan terus menambah jumlah pekerja selama pekerjaan tambahan tersebut akan menghasilkan penjualan tambahan yang melebihi upah yang dibayarkan kepadanya. Perusahaan akan berhenti menambah pekerjaannya apabila tambahan pekerjaan yang terakhir hanya dapat menghasilkan tambahan produksi yang sama nilainya. Permintaan tenaga kerja menggambarkan hubungan antara tingkat upah dan jumlah pekerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan. Menurut Sukirno (2005:6), apabila dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan, yaitu. a) Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan b) Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja c) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu. Penawaran dalam hal tenaga kerja adalah suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya. Jika seseorang menawarkan tenaga kerja, maka sesungguhnya yang ditawarkan adalah waktu. Waktu yang sudah disepakati akan diisi aktivitas yang biasanya dirinci dalam suatu kesepakatan kerja. Satuan hitung bagi tenaga kerja sebenarnya adalah waktu (Afrida, 2003:64). 22

13 Penawaran tenaga kerja dapat menimbulan kendala berupa pendapatan yang akan diperoleh pada saat waktu luang (leissure time). Tenaga kerja diasumsikan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang diperoleh, yang berhubungan dengan pendapatan yang sudah diperoleh. Berikut dibawah ini menerangkan tentang keseimbangan yang terjadi di pasar tenaga kerja. Gambar 1.1 Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja (Penentuan Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja dan Tingkat Upah pada Pasar Bebas) Tingkat Upah DL SL W W O W Penyerapan Tenaga Kerja L O Sumber : Todaro (2000:326) Pada Gambar 1.1 memperlihatkan keseimbangan di pasar tenaga kerja yang tercapai pada saat jumlah tenaga kerja yang ditawarkan oleh suatu pasar tenaga kerja (SL) sama besarnya dengan yang diminta (DL) oleh perusahaan, yaitu pada tingkat upah equilibrium (W O ), sedangkan pada titik L O inilah tercipta kesempatan kerja atau penyerapan tenaga kerja secara penuh (full employment). Artinya, pada tingkat upah equilibrium tersebut semua orang menginginkan pekerjaan atau memperoleh pekerjaan, atau dengan kata lain sama sekali tidak terdapat pengangguran, kecuali pengangguran sukarela. 23

14 2.1.5 Konsep Pengangguran Pengangguran (unemployment) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Nanga, 2001:253). Pengangguran adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif sedang mencari kerja pada suatu tingkat upah tertentu tetapi tidak memperoleh upah yang diinginkan (Sukirno, 2004:328). Terdapat dua cara untuk menggolongkan jenis-jenis pengangguran yaitu berdasarkan sumber atau penyebab yang mewujudkan pengangguran dan ciri pengangguran (Sukirno, 2004:329). Pengangguran terbuka merupakan masalah serius yang menyangkut golongan angkatan kerja berusia muda (20-24 tahun) dan berpendidikan sekolah dasar sampai pendidikan menengah. Oleh karena itu, usaha penanggulangan pengangguran akan kurang berhasil jika hanya mengandalkan pertumbuhan industri modern. Negara berkembang mengalami perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja lebih pesat dibandingkan dengan perluasan lapangan kerja yang bersifat produktif penuh, sehingga pengangguran (secara terbuka maupun terselubung) lebih meluas dibandingkan kesempatan kerja terhadap angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan dimana yang menjadi tolak ukur dalam angkatan kerja ialah pekerja yang bekerja 35 hari dalam seminggu. Berdasarkan hal tersebut, masalah kesempatan kerja dan pengangguran di negara berkembang ditandai oleh luasnya pengangguran secara terselubung (pendayagunaan angkatan kerja yang tidak efektif) (Kusumo, 1995:206). 24

15 Menurut Sukirno (2004:330), penggolongan jenis pengangguran berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut. 1) Pengangguran terbuka, yaitu pengangguran yang tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja. 2) Pengangguran tersembunyi, yaitu pengangguran yang tercipta sebagai akibat jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan. 3) Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang tercipta akibat musim yang ada, biasanya pengangguran ini terdapat disektor pertanian dan perikanan. 4) Setengah menganggur, yaitu pengangguran yang tercipta akibat tenaga kerja bekerja tidak sepenuh dan jam kerja mereka jauh lebih rendah dari jam kerja normal. Selanjutnya menurut Sukirno (2005:475), penggolongan jenis pengangguran berdasarkan sumber atau penyebab yang menyebabkan pengangguran terdiri dari. 1) Pengangguran normal atau friksional adalah jenis pengangguran yang disebabkan penganggur ingin mencari pekerjaan yang lebih baik. 2) Pengangguran siklikal adalah jenis pengangguran yang disebabkan merosotnya kegiatan ekonomi atau karena terlampau kecilnya permintaan agregat didalam perekonomian dibandingkan dengan penawaran agregatnya. 25

16 3) Pengangguran struktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan adanya perubahan struktur kegiatan ekonomi. 4) Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang disebabkan adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia Penyebab Pengangguran Menurut Sukirno (2005:477), penyebab pengangguran diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu menampung seluruh pencari kerja. 2) Keterbatasan kemampuan yang dimiliki pencari kerja, sehingga pencari kerja tidak mampu mengisi lowongan kerja karena tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan. 3) Keterbatasan informasi, yaitu tidak memiliki informasi dunia usaha mana yang memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang diperlukan. 4) Tidak meratanya lapangan kerja, yaitu di daerah perkotaan banyak tersedia lapangan kerja sedangkan di pedesaan sangat terbatas. 5) Kebijakan pemerintah yang tidak tepat, yaitu pemerintah tidak mampu mendorong perluasan dan pertumbuhan sektor modern. 6) Rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan pelatihan kerja guna meningkatkan skill pencari kerja Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan lesunya kegiatan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan 26

17 masyarakat sebagai akibat penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Pendapatan Per Kapita Tingginya angka pengangguran mempengaruhi pendapatan per kapita. Seseorang yang tidak bekerja akan membebani orang yang sudah bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita, apabila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun begitupun sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap. 2) Munculnya Biaya Sosial Akibat dari jumlah yang tinggi akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat dari kecenderungan meningkatnya tindakan kriminalitas. 3) Pendapatan Negara Seseorang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah atau gaji, dimana upah atau gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga apabila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang. 27

18 4) Beban Psikologis Apabila seseorang tidak bekerja semakin lama, maka akan semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri karena statusnya yang tidak bekerja Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Berikut terdapat beberapa kebijakan pemerintah didalam mengatasi pengangguran, yaitu. 1) Pemerintah memberikan bantuan berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar serta pemberian fasilitas khusus kepada para calon pengusaha atau masyarakat agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. 2) Pemerintah berupaya melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan - kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Hal tersebut akan membuka lapangan kerja bagi para pencari kerja di berbagai jenis maupun tingkatannya. 3) Pemerintah berupaya mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang memiliki keunggulan sumber daya namun potensinya belum tergali) dengan melakukan promosipromosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, 28

19 mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat. 4) Pemerintah berupaya memperlambat laju pertumbuhan penduduk seperti dengan penerapan program pemerintah seperti program KB, meminimalisasi jumlah pernikahan dini yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah. 5) Pemerintah berupaya untuk segera menyempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi karena sebagian besar para pencari kerja adalah para lulusan perguruan tinggi yang belum siap menghadapi dunia kerja Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Investasi Teori akselerator menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara (output) yang cepat dapat merangsang terciptanya investasi di suatu negara yang prosesnya akan berlanjut sampai kapasitas ekonomi telah tercapai yaitu dititik dimana laju pertumbuhan ekonomi melambat (Nanga, 2001:126). Menurut prinsip akselerator pertumbuhan output yang cepat merangsang investasi. Pertumbuhan ekonomi yang lebih pelan mengurangi pengeluaran investasi dan akumulasi inventaris, yang cenderung mengakibatkan resesi (Samuelson dan Nordhaus, 29

20 2001). Pertumbuhan ekonomi akan mendorong pertambahan pendapatan masyarakat. Bila terjadi pertambahan pendapatan dalam masyarakat secara langsung akan menyebabkan naiknya konsumsi. Dengan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat ini tentu perusahaan akan menaikkan produksinya. Untuk perluasan inilah diperlukan pertambahan barang modal dan investasi baru. Untuk lebih jelasnya pertambahan investasi ini terjadi akibat adanya pertambahan permintaan efektif masyarakat. Pertambahan investasi disebabkan adanya pertambahan konsumsi yang sangat bergantung pada koefisien akselerasi (percepatan) yaitu perbandingan antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan investasi. Pertumbuhan ekonomi sangat mempengaruhi besarnya investasi yang terjadi pada suatu negara karena perkembangan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur para investor menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Antara pertumbuhan ekonomi dan investasi sangat berkaitan satu sama lain karena dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara maka akan mendorong keinginan para investor untuk segera berinvestasi di negara tersebut. Dalam konteks makro diketahui bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi (baik investasi dalam negeri maupun investasi asing) memiliki hubungan kausalitas yang positif. Hubungan timbal balik tersebut terjadi karena semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa ditabung, sehingga investasi yang tercipta akan semakin besar pula. Jadi, antara pertumbuhan ekonomi dengan jumlah investasi memiliki hubungan yang positif. Apabila 30

21 pertumbuhan ekonomi naik, maka jumlah investasi meningkat, begitupula sebaliknya Hubungan antara Tingkat Upah dengan Investasi Pengertian upah secara umum adalah pembayaran yang diperoleh tenaga kerja sebagai bentuk balas jasa yang diberikan pengusaha. Upah buruh yang relatif rendah merupakan salah satu faktor pendorong investasi karena upah buruh yang rendah akan menurunkan biaya produksi. Upah yang tinggi akan meningkatkan biaya tenaga kerja sehingga menurunkan laba dan jika laba turun, maka investasi menjadi berkurang (Kusumo, 1995:34). Hubungan antara tingkat upah dengan jumlah investasi juga dapat dilihat berdasarkan teori kekakuan upah, dimana tingkat upah tidak bisa melakukan penyesuaian antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Jadi, antara tingkat upah dengan investasi memiliki hubungan yang negatif. Apabila tingkat upah atau upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan juga meningkat, yang menyebabkan berkurangnya minat konsumen untuk berkonsumsi sehingga perusahaan mengurangi jumlah produksi sehingga terjadi penurunan stok barang modal atau barang modal yang tersedia Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Pengangguran Pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan nasional yang lebih tinggi, oleh karena itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan yang harus diambil. Namun, yang menjadi permasalahan bukan hanya soal bagaimana cara memacu pertumbuhan ekonomi, tetapi juga siapa yang 31

22 melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Setiap adanya peningkatan dalam pertumbuhan, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran (Todaro,1985:219). Pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan semakin banyak output nasional mengindikasikan bahwa semakin banyak orang yang bekerja sehingga seharusnya dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Semakin tinggi Pendapatan Nasional suatu negara maka semakin tinggi produktivitas suatu negara yang menyebabkan meningkat pula aktivitas perekonomian suatu negara yang diikuti pula dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja karena meningkatnya jumlah produksi sehingga menyebabkan pengurangan jumlah pengangguran. Pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, karena pengangguran memberikan dampak negatif langsung bagi perekonomian. Pengangguran dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan nasional yang akibat jangka panjang adalah menurunnya Gross National Product (GNP) dan pendapatan per kapita suatu negara. Jadi, antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang negatif, dimana semakin tinggi tingkat pengangguran suatu daerah, maka semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat pengangguran maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal tersebut disebabkan karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sehingga mampu meningkatkan PDRB suatu daerah, sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. 32

23 2.1.9 Hubungan antara Tingkat Upah dengan Pengangguran Tingkat upah memegang peranan yang sangat besar dalam kondisi ketenagakerjaan karena tingkat upah yang berlaku akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah pengangguran. Upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran, karena naiknya upah minimum akan mengurangi permintaan tenaga kerja yang akan menimbulkan permasalahan ketenagakerjaan yaitu pengangguran (Mankiw, 2000:140). Menurut Sukanto dan Karseno (2008:68), terdapat 3 hal yang dapat mengubah bentuk fungsi permintaan tenaga kerja, yaitu perubahan harga relatif tenaga kerja, perubahan teknologi dan perubahan permintaan akan hasil produksi. Apabila harga tenaga kerja tetap, sedangkan harga faktor produksi naik, maka upah minimum regional tenaga kerja menjadi lebih rendah, sehingga perusahaan memanfaatkan lebih banyak tenaga kerja sampai fungsi produk fisik tenaga kerja batas sama dengan produk batas faktor produksi yang lain. Perubahan teknologi biasanya akan memperkecil permintaan akan tenaga kerja, sehingga didalam hal ini, antara tingkat upah dengan tingkat pengangguran terdapat hubungan positif dimana kenaikan tingkat upah akan menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan kenaikan harga produk. Kenaikan harga produk mendapat respon negatif dari konsumen sehingga konsumen mengurangi pembelian. Kondisi tersebut menyebabkan produsen mengurangi produksi dan akan berpengaruh terhadap pengurangan jumlah tenaga kerja yang diserap dan pada akhirnya pengangguran akan meningkat. 33

24 Pada dasarnya, tuntutan kenaikan UMK pada tiap daerah setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kaum buruh, tetapi hal tersebut berdampak pada berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya biaya produksi sehingga ini berarti terjadi PHK dan pengangguran menjadi bertambah (Kurniawan, 2014:6). Menurut Alghofari (2009:15), tenaga kerja menetapkan tingkat upah minimumnya pada tingkat upah tertentu. Apabila seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah tingkat upah minimum, seorang pekerja akan menolak mendapatkan upah tersebut dan hal ini akan menyebabkan pengangguran. Jadi, antara tingkat upah dengan tingkat pengangguran terdapat hubungan positif. Hal tersebut dikarenakan ditinjau dari sisi pengusaha, meningkatnya upah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan melakukan efisiensi pengeluaran sehingga pengusaha akan mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya produksi. Hal tersebut akan berakibat terhadap peningkatan pengangguran Hubungan antara Jumlah Investasi dengan Pengangguran Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang digunakan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi dengan tujuan menambah kemampuan produksi 34

25 barang dan jasa yang tersedia. Investasi sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja yang tersedia karena jumlah kesempatan kerja yang tersedia sangat berrgantung terhadap besar kecilnya jumlah investasi yang ada didalam suatu daerah tersebut (Sukirno, 2008:121). Hubungan antara investasi dengan pengangguran dapat dilihat pada teori pertumbuhan ekonomi Harrord-Domar, yang berpendapat bahwa dengan adanya investasi tentu akan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan meningkatkan stok modal, artinya investasi akan mempengaruhi dari sisi penawaran. Artinya, dengan memperbesar kapasitas produksi maka akan dibutuhkan jumlah tenaga kerja yang semakin besar pula. Adanya investasi akan meningkatkan kegiatan produksi sehingga akan membuka kesempatan kerja baru serta dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah pengangguran (Sukirno, 2008:122). Jadi, antara investasi dan pengangguran terdapat hubungan negatif. Apabila jumlah investasi naik, maka kesempatan kerja yang tersedia akan bertambah, sehingga tingkat pengangguran akan turun. Begitupun sebaliknya jika investasi turun, maka kesempatan kerja yang tersedia akan berkurang, sehingga tingkat pengangguran akan meningkat (Deliarnov, 1995:84). 2.2 Rumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. 35

26 1) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 2) Pertumbuhan ekonomi dan jumlah investasi berpengaruh negatif dan signifikan secara langsung, sedangkan tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap tingkat pengangguran pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 3) Pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap tingkat pengangguran melalui mediasi jumlah investasi pada kabupaten/kota di Provinsi Bali. 36

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Dewasa ini perhatian para ahli ekonomi terhadap masalah pembangunan ekonomi di setiap negara sangat besar sekali, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja Menurut Suroto (1992), kesempatan kerja adalah keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan dalam suatu wilayah. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH BAB 10 PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH KELOMPOK 9 DICKY 21216349 EZHA 21216363 NAUFAL 21216351 PENGANGGURAN PENGERTIAN PENGANGGURAN Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), perekonomian

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: Perekonomian Indonesia Konsep Ketenagakerjaan Fakultas Ekonomi & Bisnis Janfry Sihite Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Tujuan Sesuai rapem Definisi Ketenagakerjaan Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional dan Perhitungannya Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional Pengertian Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari sudut pandang berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Hart (1973) setelah melakukan penelitian terhadap penduduk di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Hart (1973) setelah melakukan penelitian terhadap penduduk di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Sektor Informal Menurut Hart (1973) setelah melakukan penelitian terhadap penduduk di kota Accra dan Nima, Ghana, ia mengemukakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Aditya Barry Kurniawan 105020107111035 JURUSAN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode

Lebih terperinci

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak TEORI EKONOMI MAKRO Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penduduk yang semakin cepat dan dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan salah satu masalah tersebut adalah masalah pengangguran

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berumur 15 tahun atau lebih yang melakukan kegiatan ekonomi dengan bekerja untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan jumlah penduduknya besar, Indonesia merupakan satu dari banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerahnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan indeks pembangunan manusia juga telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

BAB II PENDAPATAN NASIONAL BAB II PENDAPATAN NASIONAL A. PENGERTIAN Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator keadaan ekonomi suatu negara. Terdapat beberapa istilah dalam produksi nasional antara lain : a. GNP ( Gross

Lebih terperinci

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional Pertemuan kesepuluh Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-10 Pengertian pendapatan nasional. Pendekatan pengukuran pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012). BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012). Penelitian yang berjudul Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori 2.1. 1.Pengertian ketenagakerjaan Ketenagakerjaan jika secara umum diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum bekerja, selama

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

Ilmu Ekonomi Pengangguran dan Inflasi

Ilmu Ekonomi Pengangguran dan Inflasi Ilmu Ekonomi Pengangguran dan Inflasi 23/12/2013 1 Pengangguran Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP 2.1.Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada trilogi pembangunan. Demi mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. Ketika kesempatan kerja tinggi, pengangguran akan rendah dan ini akan berdampak pada naiknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI Teori Ekonomi Isu isu utama 1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya Mikro Ekonomi 2. Mencapai kepuasan yang maksimum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses perubahan kondisi suatu Negara secara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses perubahan kondisi suatu Negara secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses perubahan kondisi suatu Negara secara kesinambungan menuju perekonomian yang baik selama priode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat

Lebih terperinci

Perbedaan GDP dan GNP

Perbedaan GDP dan GNP Perbedaan GDP dan GNP Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akandibahas mengenai teori yang menjadi dasar pokok permasalahan. Teori yang akan dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi a) Definisi Investasi Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau

Lebih terperinci

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional dan Perhitungannya Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendapatan Nasional Penger;an Pendapatan Nasional dapat di;njau dari sudut pandang berikut: 1. Produk Domes8k Bruto (PDB) atau Gross

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah dari seluruh uang yang diterima seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Lebih terperinci

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan dalam penulisan laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Metode penelitian, menjelaskan mengenai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Kesempatan Kerja Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu daerah didasarkan pada bagaimana suatu daerah dapat meningkatkan pengelolaan serta hasil produksi atau output dari sumber dayanya disetiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada konteks ekonomi makro, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu daerah antara lain adalah Pendapatan daerah, tingkat kesempatan kerja dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja) uang oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

ekonomi KETENAGAKERJAAN Tujuan Pembelajaran

ekonomi KETENAGAKERJAAN Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI KETENAGAKERJAAN Semester 1 Kelas XI SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian ketenagakerjaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi suatu Negara secara umum beroreintasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci