PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA LOGAM CoCrMo DENGAN METODE BIOMIMETIK RESTU WIDYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA LOGAM CoCrMo DENGAN METODE BIOMIMETIK RESTU WIDYA"

Transkripsi

1 1 PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA LOGAM CoCrMo DENGAN METODE BIOMIMETIK RESTU WIDYA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 6

3 2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pelapisan Hidroksiapatit pada Logam CoCrMo dengan Metode Biomimetik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Restu Widya NIM G

4 6

5 3 ABSTRAK RESTU WIDYA. Pelapisan Hidroksiapatit pada Logam CoCrMo dengan Metode Biomimetik. Dibimbing oleh IRMA HERAWATI SUPARTO, SULISTIOSO GIAT SUKARYO, dan AGUS SAPUTRA. Pelapisan hidroksiapatit (HAp) merupakan upaya untuk meningkatkan biokompatibilitas dan mencegah sifat sitotoksik logam CoCrMo yang dapat digunakan sebagai material implan. HAp dilapiskan dengan menggunakan metode biomimetik yang meniru sistem hayati dalam tubuh, yaitu dengan cara melapisi logam dalam simulated body fluid (SBF) selama 48 jam. Cairan yang menyerupai cairan tubuh tersebut diragamkan, yaitu SBF A (SBF tanpa NaHCO 3 dan MgCl 2.6H 2 0), SBF B (2.5 SBF), SBF C (5 SBF), dan SBF D (7.5 SBF). Pelapisan biomimetik selama 48 jam, ternyata menghasilkan lapisan merata pada SBF B, C, dan D. Ketebalan lapisan pada logam dengan SBF B, C, dan D yang diukur menggunakan SEM, secara berurutan adalah 50, 100 dan 200 µm. Pencirian senyawa apatit dari ketiga lapisan dilakukan dengan menggunakan XRD. Hasilnya menunjukkan terdapat HAp dari hasil pelapisan dengan perendaman SBF C yang merupakan 5 kali kandungan SBF. Hasil pelapisan terbaik dilakukan juga pada logam CoCrMo nitridasi untuk meningkatkan biokompatibilitas, akan tetapi tidak menghasilkan HAp. Kata kunci: biomimetik, CoCrMo, hidroksiapatit, SBF ABSTRACT RESTU WIDYA. Coating Hydroxyapatite on CoCrMo by Biomimetic Method. Supervised by IRMA HERAWATI SUPARTO, SULISTIOSO GIAT SUKARYO, and AGUS SAPUTRA Coating of hydroxyapatite (HAp) is an attempt to improve biocompatibility and prevent the cytotoxic properties of CoCrMo metal commonly used as an implant material. HAp coating was carried out by using a biomimetic method by immersing the metal in a simulated body fluid (SBF) solution. The SBF concentration was varied into 4 types, SBF A (SBF without NaHCO3 and MgCl2.6H20), SBF B (2.5 SBF), SBF C (5 SBF), and SBF D (7.5 SBF). After 48 hours soaked in SBF B, C, and D solutions, the HAp was uniformly spreaded on the surface. The thicknesses were 50, 100 and 200 µm, respectively for SBF B, C and D as measured by SEM. The apatite from each coated metal characterize by using XRD. The results indicated the presence of HAp coating by immersion in SBF C. This best coating condition (5xSBF) was performed on the nitridated CoCrMo metal to increase its biocompatibility, however the HAp was not formed. Key words : biomimetic, CoCrMo, hydroxyapatite, SBF

6 6

7 Hak Cipta milik IPB, tahun 2014 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

8 6

9 5 PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA LOGAM CoCrMo DENGAN METODE BIOMIMETIK RESTU WIDYA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Departemen Kimia DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

10 6

11 7 Judul Skripsi : Pelapisan Hidroksiapatit pada Logam CoCrMo dengan Metode Biomimetik Nama : Restu Widya NIM : G Disetujui oleh Dr dr Irma Herawati Suparto, MS Pembimbing I Drs Sulistioso Giat Sukaryo, MT Pembimbing II Agus Saputra, SSi, MSi Pembimbing III Diketahui oleh Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

12 Judul Skripsi Nama NIM Pelapisan Hidroksiapatit pada Logarn CoCrMo dengan Metode Biomimetik Restu Widya G Disetujui oleh Dr dr Irma Herawati Suparto, MS Pembimbing I A s a utra SSi MSi Pembimbing III Tanggal Lulus: n3 JAN 20\4

13 8

14 9 PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul Pelapisan Hidroksiapatit pada Logam CoCrMo dengan Metode Biomimetik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini. Terima kasih kepada Ibu Dr dr Irma Herawati Suparto MS, Bapak Drs Sulistioso Giat Sukaryo MT, dan Bapak Agus Saputra SSi, MSi selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan dan dukungan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Syawal, Bapak Mulyadi, dan Bapak Sunarsa dari Laboratorium Kimia Anorganik. Terima kasih juga kepada para staf yang telah membantu dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Serpong, Tangerang. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda atas doa, dukungan, dan pengertiannya serta teman-teman yang selalu membantu dan menyemangati, yaitu Lilla, Dewi, Desy, Resty, Kartika, Yuthika, dan Dilla serta teman-teman kimia angkatan 46 atas semangat, kebersamaan, dan persahabatannya. Semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Bogor, Januari 2014 Restu Widya

15 6

16 10 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 METODE 2 Alat dan Bahan 2 Metode 2 Preparasi Logam CoCrMo 2 Preparasi Larutan SBF 2 Pelapisan dengan Menggunakan Metode Biomimetik 3 Analisis SEM 3 Analisis XRD 3 Pelapisan Logam CoCrMo dilapis TiN dengan larutan SBF terbaik 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Preparasi Logam CoCrMo 4 Pelapisan dengan Metode Biomimetik 4 Analisis SEM 6 Analisis XRD 6 SIMPULAN DAN SARAN 10 Simpulan 10 Saran 10 DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN 12 RIWAYAT HIDUP 15

17 vi DAFTAR GAMBAR 1 Foto lapisan dengan mikroskop stereo 4 2 Foto lapisan dengan mikroskop optik 5 3 Ketebalan lapisan dengan menggunakan SEM 6 4 Fenomena antarmuka antara HA dengan sel tubuh 7 5 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF B 7 6 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF C 8 7 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF D 8 8 Difraktogram pelapisan biomimetik logam CoCrMo dengan TiN dan SBF C 9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Bagan alir penelitian 12 2 Data JCPDS Hidroksiapatit 13 3 Difraktogram yang telah dibandingkan dengan Match 13

18 1 PENDAHULUAN Implan merupakan suatu biomaterial sintetik yang dimasukkan ke dalam tubuh. Implan dapat berbahan dasar logam, keramik, dan polimer. Implan yang terbuat dari logam paling sering digunakan dalam dunia ortopedi. Kasus operasi bedah tulang yang semakin meningkat serta perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong terus dikembangkannya penelitian mengenai implan tulang. Material yang biasanya digunakan adalah logam baja nirkarat, titanium (Ti), dan paduan logam berbasis kobalt (Co) (Sukaryo et al. 2009). Biokompatibilitas baja nirkarat yang rendah menyebabkan logam ini tidak dapat digunakan untuk jangka waktu lama karena dapat menimbulkan korosi lokal (Sridhar et al. 2003). Logam Ti memiliki biokompatibilitas yang paling tinggi di antara logam baja nirkarat dan paduan logam berbasis kobalt (Co), tetapi harganya sangat mahal sehingga logam ini jarang digunakan terutama bagi pasien yang kurang mampu (Goaenharto dan Sjafei 2005). Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan paduan logam berbasis kobalt (Co) yang memiliki biokompatibilitas lebih baik dibandingkan baja nirkarat sebagai bahan dasar pembuatan implan tulang. Paduan logam berbasis kobalt (Co) yang digunakan adalah CoCrMo. CoCrMo baik digunakan sebagai implan karena memiliki sifat mekanik seperti kekerasan, kekuatan, dan ketahanan aus yang tinggi. Akan tetapi, kemudahan CoCrMo mudah terurai menjadi ion Co, Cr dan Mo, sehingga diperlukan modifikasi pada permukaannya (surface treatment) (Turkan et al. 2006). Salah satu teknik modifikasi permukaan adalah proses nitridasi, yaitu pelapisan senyawa nitrida pada permukaan logam yang bertujuan mencegah terlepasnya ion-ion logam ke dalam tubuh serta meningkatkan ketahanan aus dari material implan (Wirjoadi et al. 2012). Pelapisan hidroksiapatit (HAp) pada logam merupakan proses selanjutnya yang dilakukan setelah proses nitridasi untuk meningkatkan biokompatibilitas logam implan (Sukaryo et al. 2009). Metode pelapisan yang dapat dilakukan di antaranya penyemprotan plasma, deposisi elektroforetik (EPD), sol-gel, dan biomimetik (Habibovic et al. 2002). Metode pelapisan biomimetik meniru sistem biologis dalam tubuh. Metode ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode pelapisan logam lainnya, antara lain prosesnya dapat dilakukan pada suhu rendah sehingga dapat diaplikasikan pada substrat yang peka terhadap panas. Kelebihan lainnya ialah menjadikan kristal apatit memiliki bioaktivitas yang tinggi dan sifat resorpsi yang baik, serta dapat mempercepat pertumbuhan tulang (Habibovic et al. 2002). Meskipun demikian, metode pelapisan biomimetik masih jarang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan pelapisan logam CoCrMo dengan menggunakan metode biomimetik dan digunakan larutan simulated body fluid (SBF) Kokubo yang bervariasi. Variasi larutan yang digunakan, meliputi larutan SBF Kokubo, SBF A (tanpa NaHCO 3 dan MgCl 2 6H 2 O), SBF B (2.5 SBF), SBF C (5 SBF), dan SBF D (7.5 SBF). Larutan SBF B, C, dan D masing-masing tanpa penambahan KCl dan Na 2 SO 4. Hasil dari penelitian ini diharapkan membuat teknik pelapisan logam dengan metode biomimetik lebih dikenal dan banyak diaplikasikan.

19 2 METODE Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah peralatan kaca, abrassive cutter, alat ampelas (polishing), penangas air ultrasonik, stereomikroskop, mikroskop optik, alat pelapisan biomimetik, hotplate stirrer, difraktometer sinar-x (XRD) merek Philips, SEM merek Jeol JSM-65106A. Bahan-bahan yang digunakan adalah logam CoCrMo dan logam CoCrMo yang telah dilapisi TiN hasil sintesis BATAN, alkohol, akuades, serta komponen larutan SBF Kokubo (Tabel 1). Metode Penelitian terdiri atas 6 tahap. Dua tahap pertama preparasi logam CoCrMo dan preparasi larutan SBF. Tahap ketiga adalah pelapisan logam dengan metode biomimetik. Hasilnya diamati dengan menggunakan stereomikroskop dan mikroskop optik (tahap ke-4), dan dianalisis dengan menggunakan SEM dan XRD (tahap ke-5). Hasil yang terbaik,diaplikasikan pada logam yang telah dilapisi TiN kemudian dianalisis dengan menggunakan XRD (tahap ke-6). Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Preparasi Logam CoCrMo Logam CoCrMo hasil sintesis BATAN dipotong menggunakan abrassive cutter, lalu diampelas dengan kekasaran 120. Logam kemudian direndam dalam alkohol dan dimasukkan ke dalam penangas ultrasonik selama 1 jam. Setelah itu, logam diangkat dan dilap dengan tisu hingga kering. Preparasi Larutan SBF Komponen larutan SBF ditimbang sesuai dengan jenis larutannya, Lalu setiap komponen dilarutkan satu-persatu dalam akuades dengan diberi selang 2 menit agar dapat larut secara merata. Setelah semua bahan dicampurkan, larutan diaduk selama 20 menit. Volume akhir setiap larutan ialah 500 ml.

20 3 Tabel 1 Komposisi larutan SBF Senyawa SBF* SBF A SBF B SBF C SBF D NaCl g g g g g NaHCO g g g g KCl g g Na 2 HPO 4 2H 2 O g g g g g MgCl 2 6H 2 O g g g g CaCl 2 2H 2 O g g g g g Na 2 SO g g (CH 2 OH) 3 CNH 2 3 ml 3 ml 7 ml 15 ml 23 ml HCl 0.1 M 20 ml 20 ml 50 ml 100 ml 150 ml Keterangan: *SBF Kokubo (Purnama et al. 2006, Habibovic et al. 2002) Pelapisan dengan Menggunakan Metode Biomimetik Proses pelapisan dilakukan dengan merendam logam CoCrMo dalam larutan SBF. Logam yang digantung dengan kawat dicelupkan ke dalam gelas piala yang berisi larutan SBF dan diletakan di atas hot plate stirrer. Larutan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan 250 rpm. Perendaman dilakukan selama 48 jam dan suhu dijaga konstan pada 35 C. Analisis SEM Analisis SEM dilakukan untuk mengamati ketebalan lapisan pada logam CoCrMo. Sampel ditempelkan pada cell holder kemudian ditempatkan pada tempat sampel dalam alat SEM. Gambar yang dihasilkan berupa ketebalan lapisan pada logam dalam satuan µm. Analisis XRD Sampel ditempatkan pada suatu speciment holder yang kemudian diletakkan pada guaniometer dan dirotasikan pada sudut kalibrasi (2θ) Hasil yang diperoleh berupa difraktogram yang menunjukkan fase yang terdapat dalam sampel. Jenis fase yang terkandung ditentukan melalui perbandingan dengan data Joint Committee on Powder Diffraction Standards (JCPDS). Pelapisan Logam CoCrMo Berlapiskan TiN dengan Larutan SBF Terbaik Logam CoCrMo yang telah dilapisi TiN direndam dalam larutan SBF terbaik yang dipilih berdasarkan data difraktogram hasil analisis XRD. Perendaman dilakukan selama 48 jam dan suhu dijaga konstan pada 35ºC. Larutan diaduk dengan kecepatan 250 rpm. Setelah 48 jam, logam diangkat kemudian lapisan dianalisis dengan XRD.

21 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Logam CoCrMo Preparasi logam CoCrMo dilakukan dengan cara memotong logam CoCrMo menggunakan abrassive cutter. Dari pemotongan ini diperoleh logam sebanyak 6 buah dengan dimensi cm. Setelah dipotong, masing-masing logam diamplas (polish) dengan kekasaran 120. Proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan lapisan oksida pada permukaan logam. Lapisan oksida merupakan hasil dari kondisi vakum yang tidak optimum sehingga udara lain (O 2, CO 2, H 2 O) masih berada pada ruang sampel yang dapat menyebabkan logam berwarna kehitaman atau kehijauan (Prihantoko 2011). Kekasaran sebesar 120 dipilih agar permukaan logam memiliki kekasaran yang cukup untuk dilakukan pelapisan. Logam yang telah dipolish kemudian dimasukkan ke dalam ultrasonic waterbath selama 1 jam dengan menggunakan alkohol untuk menghilangkan pengotor yang terdapat pada permukaan sampel (Pratiwi 2008). Pelapisan dengan Metode Biomimetik Pelapisan logam CoCrMo dengan metode biomimetik menghasilkan lapisan tipis berwarna putih di permukaan logam. Lapisan tersebut kemudian diamati dengan mikroskop stereo dan optik sebagai salah satu pengamatan sederhana untuk memilih lapisan yang baik dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil pengamatan dengan mikroskop stereo dapat dilihat pada Gambar 1. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 1 Foto Logam CoCrMo dengan mikroskop stereo setelah pelapisan dalam (a) SBF, (b) SBFA, (c) SBF B, (d) SBF C, (e) SBF D. Selama 48 jam dengan perbesaran 10x Berdasarkan Gambar 1, terlihat perbedaan dari masing-masing lapisan. Lapisan yang dihasilkan oleh perendaman dalam SBF dan SBF A tipis, tidak rata dan tidak dapat menutupi permukaan logam dengan baik. Sedangkan lapisan yang dihasilkan oleh perendaman dalam larutan SBF B, SBF C, dan SBF D rata dan dapat menutupi logam dengan baik. Larutan SBF merupakan larutan SBF kokubo, larutan SBF A merupakan larutan SBF kokubo tanpa penambahan MgCl 2.6H 2 0 dan NaHCO 3, dan larutan SBF B, C dan D masing-masing adalah larutan 2.5, 5, dan 7.5 kali SBF Kokubo. Variasi komposisi 5 larutan SBF yang digunakan,

22 5 didasarkan pada penelitian yang dilakukan Habibovic et al. (2002). Menurut Habibovic et al. (2002), MgCl 2.6H 2 0 dan NaHCO 3 merupakan suatu inhibitor pembentukan kristal apatit yang menyebabkan tidak terbentuknya lapisan apatit pada logam dengan metode biomimetik. Akan tetapi pada penelitian ini, tidak adanya MgCl 2.6H 2 0 dan NaHCO 3 membuat lapisan yang terbentuk tipis dan tidak dapat menutupi logam dengan baik. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 2 Foto lapisan dengan mikroskop optik (a) base metal, (b) SBF, (c) SBF A, (d) SBF B, (e) SBF C, (f) SBF D skala 100 µm. Gambar 2 merupakan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik. Skala yang digunakan adalah 100 µm. Gambar 2 a merupakan base metal, yaitu gambar logam tanpa lapisan sedangkan gambar 2 b, c, d, e, dan f merupakan gambar logam yang telah dilapis. Pada logam yang telah dilapis, terdapat lapisan yang berwarna hitam yang berbeda dengan logam tanpa lapisan. Lapisan berwarna hitam tersebut adalah lapisan yang diharapkan merupakan HAp. Berdasarkan gambar, lapisan terlihat dapat menutupi logam dengan baik pada hasil pelapisan dengan perendaman dalam larutan SBF B, C, dan D. Lapisan tersebut terlihat semakin pekat dengan semakin banyaknya komposisi larutan. Kepekatan warna tersebut, mengindikasikan semakin tebal lapisan yang menempel. Berdasarkan kedua pengamatan tersebut, maka lapisan yang dihasilkan dengan perendaman dalam SBF B, C dan D yang akan diidentifikasi lebih lanjut dengan menggunakan SEM dan XRD karena lapisan dapat menutupi permukaan logam dengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan biokompatibilitas logam CoCrMo. Lapisan yang menempel pada logam CoCrMo terbentuk secara alami di permukaan sampel dengan perendaman di dalam larutan SBF. Metode pelapisan

23 6 ini disebut metode pelapisan biomimetik, yaitu suatu proses yang meniru sistem biologis dalam tubuh. Salah satu kelebihan metode ini adalah dapat memproduksi HAp dengan struktur dan karakterisasi morfologi yang sama dengan yang dihasilkan oleh tubuh (Colovic et al. 2011). Pelapisan secara biomimetik dilakukan dengan cara merendam implan dalam SBF (Simulated body fluid) (Silva et al. 2008). SBF merupakan suatu larutan yang mengandung ion yang komposisinya identik dengan cairan tubuh manusia. Jenis SBF yang digunakan adalah SBF kokubo karena SBF ini memiliki konsentrasi ion kalsium dan fosfat yang lebih tinggi dibandingkan jenis SBF lainnya, yaitu HBSS dan Ringer s Solution (Pratiwi 2008). Analisis SEM 50 µm 100 µm 200 µm (a) (b) (c) Gambar 3 Ketebalan lapisan dengan menggunakan SEM (a) SBF B perbesaran 150x, (b) SBF C perbesaran 45x, dan (c) SBF D perbesaran 45x. Hasil analisis SEM untuk melihat ketebalan lapisan yang dihasilkan dengan perendaman dalam SBF B, C, dan D dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan hasil identifikasi, ketebalan ketiga lapisan tersebut masing-masing adalah 50, 100, dan 200 µm. Semakin banyak komposisi SBF yang ditambahkan, semakin banyak pula ion-ion yang terkandung dalam larutan SBF yang dapat berinteraksi sehingga lapisan yang terbentuk semakin tebal. Berdasarkan pengamatan dengan SEM terlihat pula serbuk dari lapisan terlihat memanjang. Menurut Purnama et al. (2006) hal tersebut karena pengaruh ion-ion dalam larutan SBF. Analisis XRD Analisis dengan XRD dilakukan pada lapisan dengan perendaman dalam SBF B, C, dan D. Analisis XRD merupakan salah satu metode untuk mengkarakterisasi suatu material dengan menggunakan hamburan sinar X. Analisis ini digunakan untuk memeriksa kemungkinan ada atau tidaknya senyawa apatit yang terbentuk di permukaan sampel. Dari data hasil XRD ini dapat diketahui kemungkinan fasa senyawa atau unsur kristalin yang terbentuk dengan membandingkan sudut difraksi dari data puncak dengan literatur yang diperoleh dari JCPDS. Analisis dengan XRD pada penelitian kali ini diharapkan menghasilkan puncak HAp sehingga dapat meningkatkan biokompatibilitas logam

24 7 CoCrMo. HAp mempunyai struktur heksagonal dengan fasa kristal dari senyawa kalsium fosfat yang stabil dengan parameter kisi : a = b =9.433Ǻ, c = 6.875Ǻ, serta rasio Ca/P = 1.67 (Soejoko dan Wahyuni 2002). HAp selain bersifat biokompatibel, juga bersifat bioaktif dan bioresorbable yang dapat memicu pertumbuhan tulang seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4 berikut. Permukaan HAp Gambar 4 fenomena antarmuka antara HA dengan sel tubuh (Suryadi 2011). Gambar fenomena antarmuka antara HAp dengan sel tubuh memperlihatkan bahwa setelah implan masuk ke dalam tubuh, terjadi pelarutan permukaan HAp. Pelarutan permukaan HAp tersebut terjadi hingga tercapai kondisi kesetimbangan antara larutan fisiologis dengan permukaan HAp. Setelah itu terjadi adsorpsi protein-protein dan senyawa bioorganik kemudian terjadi adhesi sel hingga akhirnya terbentuk sel tulang baru (Suryadi 2011) Gambar 5 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF B Analisis dengan menggunakan XRD pada pelapisan dengan SBF B menghasilkan difraktogram yang dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil XRD tersebut telah dibandingkan dengan data JCPDS menggunakan perangkat lunak PCPDF win dan Match (Lampiran 3). Hasil analisis menunjukkan bahwa yang terbentuk dari larutan SBF B bukan HAp melainkan (NH 4 ) 2 SO 4, CaCO 3 (CALCITE), dan NaCl. Puncak dari (NH 4 ) 2 SO 4 ditunjukkan pada sudut 2θ 16.7, 20.5, 35.95, dan Puncak dari CaCO 3 ditunjukkan pada sudut 2θ 29.05, 46.95, dan Puncak dari NaCl pada sudut 2θ 31.65, dan Tidak terbentuknya HAp disebabkan karena proses pengadukan yang tidak cukup. Terbukti dari masih terdapatnya puncak NaCl. Menurut Suryadi (2011), pengadukan yang tidak cukup akan menyebabkan terbentuknya fasa yang tidak diinginkan. Laju pengadukan juga dilaporkan mempengaruhi sintesis HAp. Perlu dilakukan pengadukan yang kuat (vigorous) untuk menghasilkan HAp yang

25 8 homogen. Pengadukan yang cukup akan menyebabkan interaksi yang lebih baik antar ion. b Gambar 6 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF C. Hasil difraktogram pelapisan dengan SBF C menunjukkan terbentuknya HAp dengan puncak melebar (Gambar 6). Pelebaran puncak dan intensitas yang rendah disebabkan oleh butiran yang sangat halus, lapisan yang tipis, dan tidak dilakukannya pemanasan dengan suhu yang tinggi seperti yang dilakukan pada proses sintesis HAp umumnya. Menurut Purnama et al. (2006) suhu mempengaruhi derajat kristalinitas HAp. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi pula derajat kristalinitasnya. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Suryadi (2011) yang menyatakan bahwa kenaikan kristalinitas ditunjukkan oleh adanya kenaikan intensitas puncak dan secara langsung bervariasi dengan adanya kenaikan suhu. Gambar 7 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan SBF D. Hasil analisis pelapisan dengan SBF D ditunjukkan pada Gambar 7. Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa HAp tidak dihasilkan larutan ini. Puncak difraktogram menunjukkan puncak NaCl dan CaCO 3. Puncak NaCl pada sudut 2θ 25.95, 31.75, 45.5, dan Puncak CaCO 3 pada sudut 2θ, yaitu 22.15, 29.45, 34.5, 38.3, 41.15, 45.75, dan Puncak NaCl dari difraktogram identik dengan puncak NaCl pada JCPDS. Hal tersebut disebabkan pada komposisi larutan SBF D penambahan NaCl terlalu banyak menyebabkan proses pengadukan yang dilakukan tidak cukup (Suryadi 2011).

26 9 Berdasarkan hasil tersebut, SBF C merupakan larutan yang cukup baik untuk dapat menghasilkan HAp pada kondisi ini. Walaupun HAp yang terbentuk intensitasnya rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Habibovic et al. (2002), yaitu HAp terbentuk pada larutan 5x SBF dengan intensitas HAp yang rendah, kenaikan kristalinitas terjadi saat larutan 5x SBF diganti dengan larutan 7.5x SBF tanpa MgCl 2.6H 2 0 dan NaHCO 3 yang disebut sebagai inhibitor. Oleh karena itu, lapisan SBF C selanjutnya diaplikasikan pada logam CoCrMo yang dilapis TiN. Pelapisan logam dengan TiN merupakan suatu proses surface treatment untuk mencegah lepasnya ion-ion penyusun CoCrMo. Proses pelapisan TiN terdiri dari proses sputtering dan nitriding. Proses sputtering adalah tereksitasinya gas argon dalam plasma dengan kondisi tekanan rendah akibat diberi daya listrik, sehingga ion argon memiliki energi yang kuat untuk menumbuk target Ti. Atom Ti yang terlepas akan tertanam pada substrat karena terdapat medan listrik dan daya yang besar. Adapun proses nitriding merupakan proses penanaman secara bersamaan atom N dan atom Ti pada saat gas nitrogen dialirkan ke dalam plasma. (Prihantoko 2011). Nitridasi biasanya dilakukan dengan gas nitrogen (N 2 ) atau gas amoniak (NH 3 ) atau campuran keduanya yang mengalami proses disosiasi (Wang 2005). Logam CoCrMo nitridasi yang telah dilapis oleh larutan 5x SBF kemudian dianalisis dengan XRD. Gambar 8 Difraktogram pelapisan biomimetik logam CoCrModengan TiN dan SBF C Gambar 8 merupakan hasil uji XRD pelapisan logam CoCrMo dengan larutan SBF C yang terlebih dahulu dilapis dengan TiN. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh puncak NaCl dan kobalt. Puncak NaCl pada sudut 2θ 31.6, 43.85, dan Puncak kobalt pada sudut 2θ 50.1, 75.5, dan Terdapatnya puncak kobalt mungkin karena pelapisan dengan TiN yang tidak rata dan tidak dapat menutupi logam dengan baik sehingga material utama berupa kobalt terdeteksi. Puncak yang dihasilkan bukan HAp seperti pelapisan dengan SBF C pada logam CoCrMo tanpa TiN. Hal tersebut mungkin karena pelapisan dengan TiN membuat logam tidak dapat bereaksi dengan ion-ion dalam larutan SBF. Keberadaan Ti pada logam mungkin merupakan penghambat terbentuknya lapisan HAp seperti pada pelapisan logam Ti6Al4V secara biomimetik yang

27 10 dilakukan oleh Pratiwi (2008) sehingga perlu dilakukan proses alkali treatment. Keberadaan HAp pada logam CoCrMo tanpa TiN mungkin karena CoCrMo dapat terlepas menjadi ion Co, Cr, dan Mo yang dapat bereaksi dengan SBF. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pelapisan HAp pada logam CoCrMo dengan metode biomimetik berhasil dilakukan dengan menggunakan larutan SBF C (5x SBF). Hasil analisis dengan menggunakan XRD menunjukan bahwa lapisan yang terbentuk merupakan HAp meskipun intensitasnya rendah. Ketebalan lapisan SBF C yang diukur dengan SEM, yaitu 100 µm. Pelapisan dengan larutan SBF C selanjutnya diaplikasikan pada logam yang dilapis TiN dan menghasilkan difraktogram berupa puncakpuncak NaCl, yaitu pada sudut 2θ 31.6, 43.85, dan Saran Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kondisi pelapisan yang optimum seperti kecepatan pengadukan dan suhu agar diperoleh kestabilan fase HAp yang terbentuk dari larutan SBF. Selain itu, perlu dilakukan proses alkali treatment pada logam CoCrMo yang dilapis TiN dan perlu dilakukan uji korosi dan uji in vitro untuk mengetahui viabilitas sel terhadap paparan sampel sehingga metode ini lebih aplikatif. DAFTAR PUSTAKA Colovic B, Dejan M, Vukoman J. Nucleation of biomimetic hydroxiapatite. J Serbian Dental. 58: doi: /SGS C Goaenharto S, Sjafei A Breaket titanium. J Dental. 38: Habibovic P, Barrere F, Van Blitterswijk CA, de Groot Klaas, Layrolle P Biomimetic hydroxyapatite coating on metal implants. J Am Ceram. 85(3) Prihantoko DA Karakterisasi paduan CoCrMo dengan pelapisan titanium nitrida dan hidroksiapatit kitosan [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Pratiwi A Pengaruh modifikasi permukaan Ti6Al4V terhadap deposisi apatit melalui metode biomimetik [Skripsi]. Bandung (ID) : Institut Teknologi Bandung. Purnama, Nikmatin S, Langenati R Pengaruh suhu reaksi terhadap derajat kristalinitas dan komposisi hidroksiapatit dibuat dengan media air dan cairan tubuh buatan. J Material Sci. Edisi khusus:

28 Shridhar TM, Mudali, Kamachi U, Subbaiyan M Preparation and characterisation of electrophoretically deposited hidroxyapatite coating on type 316L stainless steel. Corrosion Sci. 45: Silva CCG, da Silva REC, Marchi Juliana Hydroxyapatite coating on silicon nitride surfaces using the biomimetic method. Material Res. 11(1) : Sukaryo SG, Nurbainah E, Wahyudi ST, Sitompul A Pelapisan SS 316L dengan hidroksiapatit menggunakan teknik electrophoretic deposition. J Material Sci. Edisi khusus: Soejoko DS, Wahyuni S Spektroskopi inframerah senyawa kalsium fosfat hasil presipitasi. Makara Sains. 6(3): Suryadi Sintesis dan karakterisasi biomaterial hidroksiapatit dengan proses pengendapan kimia basah [tesis]. Depok (ID) : Universitas Indonesia Turkan U, Orhan O, Eroglu AE Metal ion release from nitrogen ion implanted CoCrMo orthopedic implant material. Surface and Coatings Techno. 200: Wirjoadi, Susita L, Siswanto B, Sudjatmoko Pengaruh proses nitridasi ion pada biomaterial terhadap kekerasan dan ketahanan korosi. Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi dan Aplikasinya.; Serpong, Indonesia. (ID): Batan:25-36 Wang L Effect of nitriding time on the nitride layer of AISI 304 austentic stainless steel. China. Surface Coating Techno. 200:

29 12 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Preparasi Logam CoCrMo Preparasi Larutan SBF Larutan SBF Larutan SBF A Larutan SBF B Larutan SBF C Larutan SBF D Pelapisan dengan Biomimetik Analisis SEM Logam CoCrMo Analisis XRD Hasil pelapisan terbaik Analisis XRD

30 13 Lampiran 2 Data JCPDS Hidroksiapatit Lampiran 3 Difraktogram yang telah dibandingkan dengan Match Difraktogram pelapisan biomimetik dengan perendaman dalam SBF B

31 14 Difraktogram pelapisan biomimetik dengan perendaman dalam SBF C Difraktogram pelapisan biomimetik dengan perendaman dalam SBF D Difraktogram pelapisan biomimetik logam CoCrModengan TiN dan SBF C

32 15 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 28 September 1991 dari ayah Sachrom Sumardi dan ibu Nani Suryani. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cigombong Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis juga mempunyai pengalaman praktik lapangan di Laboratorium Air dan Udara, SEAMEO Biotrop

PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo TERLAPIS TITANIUM NITRIDA MENGGUNAKAN METODE BIOMIMETIK MUHAMMAD FAJAR

PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo TERLAPIS TITANIUM NITRIDA MENGGUNAKAN METODE BIOMIMETIK MUHAMMAD FAJAR PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo TERLAPIS TITANIUM NITRIDA MENGGUNAKAN METODE BIOMIMETIK MUHAMMAD FAJAR DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),

Lebih terperinci

PELAPISAN SENYAWA APATIT PADA PERMUKAAN BAJA TAHAN KARAT 316L DENGAN METODE DEPOSISI ELEKTROFORESIS HARI BOWO

PELAPISAN SENYAWA APATIT PADA PERMUKAAN BAJA TAHAN KARAT 316L DENGAN METODE DEPOSISI ELEKTROFORESIS HARI BOWO PELAPISAN SENYAWA APATIT PADA PERMUKAAN BAJA TAHAN KARAT 316L DENGAN METODE DEPOSISI ELEKTROFORESIS HARI BOWO DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI Wirjoadi, Lely Susita, Bambang Siswanto, Sudjatmoko BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb. unit) Intensitas 7 konstan menggunakan buret. Selama proses presipitasi berlangsung, suhu larutan tetap dikontrol pada 7 o C dengan kecepatan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material dan Laboratorium Kimia Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite BAB II TEORI DASAR 1. Hydroxyapatite Apatit adalah istilah umum untuk kristal yang memiliki komposisi M 10 (ZO 4 ) 6 X 2. Unsur-unsur yang menempati M, Z dan X ialah: (Esti Riyani.2005) M = Ca, Sr, Ba,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang alveolar. Di Indonesia, penyakit

Lebih terperinci

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 6 Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 900⁰C dengan waktu penahanannya 5 jam. Timbang massa sampel setelah proses sintering, lalu sampel dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR. Metode wise drop

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis BCP dan ACP Sintesis BCP dan ACP dilakukan dengan metode yang berbeda, dengan bahan dasar yang sama yaitu CaO dan (NH 4 ) 2 HPO 4. CaO bersumber dari cangkang telur

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM UNTUK SINTESIS HIDROKSIAPATIT DENGAN REAKSI KERING FITRIANI PRASETYANTI

PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM UNTUK SINTESIS HIDROKSIAPATIT DENGAN REAKSI KERING FITRIANI PRASETYANTI PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM UNTUK SINTESIS HIDROKSIAPATIT DENGAN REAKSI KERING FITRIANI PRASETYANTI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit 3 Uji Mikrostruktur dengan SEM Sampel ditempelkan pada cell holder kemudian disalut emas dalam keadaan vakum selama waktu dan kuat arus tertentu dengan ion coater. Sampel dimasukkan pada tempat sampel

Lebih terperinci

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi Departemen Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal.

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Darah dengan Proses Hidrotermal Variasi Suhu dan ph Bona Tua 1), Amun Amri 2), dan Zultiniar 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia 2) Dosen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

Biokeramik pada Dental Implant

Biokeramik pada Dental Implant Biokeramik pada Dental Implant Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran tak lepas dari peranan dan kerjasama engineer dalam menciptakan berbagai peralatan canggih yang menunjangnya. Bisa dikatakan bahwa

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan beberapa tahun terakhir dalam hal material bioaktif, polimer, material komposit dan keramik, serta kecenderungan masa depan kearah sistem

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis 7 konsentrasi larutan Ca, dan H 3 PO 4 yang digunakan ada 2 yaitu: 1) Larutan Ca 1 M (massa 7,6889 gram) dan H 3 PO 4 0,6 M (volume 3,4386 ml) 2) Larutan Ca 0,5 M (massa 3,8449) dan H 3 PO 4 0,3 M (volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. Analisis difraksi sinar-x dan analisis morfologi permukaan

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tahap Persiapan Pada tahap ini dihasilkan 18 buah sampel dengan diameter 1,4 cm dan tebal 0,5 mm (pengukuran menggunakan mikrometer skrup). 9 sampel dengan ukuran grit akhir

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g) 22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar

Lebih terperinci

PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo-TiN DENGAN METODE SOL - GEL MOCH. IRGHAM ZUHFRI

PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo-TiN DENGAN METODE SOL - GEL MOCH. IRGHAM ZUHFRI PELAPISAN HIDROKSIAPATIT PADA PADUAN LOGAM CoCrMo-TiN DENGAN METODE SOL - GEL MOCH. IRGHAM ZUHFRI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Oksidasi Spesimen baja AISI 4130 dilapisi alumunium dengan cara mencelupkan ke dalam bak alumunium cair pada temperatur 700 ºC selama 16 detik. NaCl/Na2SO4 dengan perbandingan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (www.fda.gov).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (www.fda.gov). pati. Selanjutnya, pemanasan dilanjutkan pada suhu 750 ºC untuk meningkatkan matriks pori yang telah termodifikasi. Struktur pori selanjutnya diamati menggunakan SEM. Perlakuan di atas dilakukan juga pada

Lebih terperinci

KERENTANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316 DENGAN METODE ELEKTROKIMIA ROHMATULLOH NABHANI

KERENTANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316 DENGAN METODE ELEKTROKIMIA ROHMATULLOH NABHANI KERENTANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316 DENGAN METODE ELEKTROKIMIA ROHMATULLOH NABHANI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroksiapatit adalah sebuah molekul kristalin yang intinya tersusun dari fosfor dan kalsium dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Molekul ini menempati porsi 65% dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah KH 2 PO 4 pro analis, CaO yang diekstraks dari cangkang telur ayam dan bebek, KOH, kitosan produksi Teknologi

Lebih terperinci

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag DENGAN METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M0204046 (Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag Superconductor Synthesis with Sol-Gel Method) INTISARI Telah dibuat superkonduktor sistem BSCCO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang

Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Kiagus Dahlan Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor E-mail: kiagusd@yahoo.com Abstrak.

Lebih terperinci

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP LOGO PRESENTASI TESIS STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP. 1109201006 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc, Ph.D. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN LAPORAN TUGAS AKHIR SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN Oleh: Lisma Dian K.S (1108 100 054) Pembimbing: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc., Ph.D. 1

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Analisis Sifat Fisik Lapisan Tipis Titanium Nitrida ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Xander Salahudin Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit

Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit TPM 14 Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit Silvia Reni Yenti, Ervina, Ahmad Fadli, dan Idral Amri Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C TUGAS AKHIR STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C Disusun : ANDY HERMAWAN NIM : D200 050 004 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengerasan permukaan merupakan suatu proses untuk meningkatkan sifat kekerasan serta kinerja dari suatu komponen atau material. Kerusakan suatu material biasanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan

Lebih terperinci

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer Porositas Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer Dari gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa partikel keramik bio gelas aktif berbentuk spherical menuju granular. Bentuk granular

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI Oleh Yuda Anggi Pradista NIM 101810301025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING 138 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING Wirjoadi, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY FLUORESCENCE

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Morfologi Analisis struktur mikro dilakukan dengan menggunakan Scanning Electromicroscope (SEM) Philips 515 dengan perbesaran 10000 kali. Gambar 5. menunjukkan morfologi hidroksiapatit

Lebih terperinci

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka TUGAS AKHIR Proses Sintesa dan Pengujian XRD Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan Proses Terbuka Disusun : DWI AGUS RIMBAWANTO NIM : D200 040 014 NIRM : 04.6.106.03030.50014 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA Penyusun: Dian Agustinawati 1110.100.061 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Suasmoro, DEA Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING Kafi Kalam 1, Ika Kartika 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS SKRIPSI Oleh : Ahsanal Holikin NIM 041810201063 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar dilapisi bahan konduktif terlebih dahulu agar tidak terjadi akumulasi muatan listrik pada permukaan scaffold. Bahan konduktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon. Permukaan scaffold diperbesar

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu disebabkan pertumbuhan aktivitas manusia yang semakin padat dan kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas 36 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia Sinensis) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW SKRIPSI YONNA LUDIANA 07 135 082 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI Nurul Fitria Apriliani 1108 100 026 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biokeramik hidroksiapatit adalah keramik berbasis kalsium fosfat dengan rumus kimia ( ) ( ), yang merupakan paduan dua senyawa garam trikalsium fosfat dan kalsium hidroksida

Lebih terperinci