NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS PADA KARYAWAN PT. GE LIGHTING INDONESIA, JOGJAKARTA
|
|
- Veronika Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS PADA KARYAWAN PT. GE LIGHTING INDONESIA, JOGJAKARTA Oleh : Vika Wijayanti Sus Budiharto PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS PADA KARYAWAN PT.GE LIGHTING INDONESIA, JOGJAKARTA Telah Disetujui Pada Tanggal 1. Sus Budiharto S.Psi., M.Si., Psi
3 HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS PADA KARYAWAN PT.GE LIGHTING INDONESIA, JOGJAKARTA Vika Wijayanti Sus Budiharto INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motif berprestasi dengan Organizational Citizenship Behaviors (OCB) pada karyawan PT. GE Lighting Indonesia, Jogjakarta. Dugaan awal atau hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi motif berprestasi, semakin tinggi pula OCB karyawan. Sebaliknya, jika semakin rendah motif berprestasi, maka akan semakin rendah pula OCB pada karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan-karyawati PT. GE Lighting Indonesia, Sleman, Yogyakarta, yang berusai tahun dan memiliki masa kerja minimal satu tahun. Teknik pengumpulan data berbentuk angket yaitu Skala OCB dan skala Motif Berprestasi. Skala OCB disusun sendiri oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Organ, dkk (Munchinsky, 2003) dan Van Dyne et al. (Welch dkk, 2002) sebanyak 28 aitem dan skala motif berprestasi yang merupakan hasil modifikasi dari alat ukur yang disusun oleh Komalasari (2007) dengan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Hufman, dkk (Komalasari, 2007) sebanyak 24 aitem. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 12,0 for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan OCB pada karyawan. Korelasi product moment Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = 0,778 dengan p = 0,00 sehingga p<0,01. Hal ini menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara motif berprestasi dengan OCB pada karyawan. Semakin tinggi motif berprestasi, semakin tinggi pula OCB karyawan. Sebaliknya, jika semakin rendah motif berprestasi, maka akan semakin rendah pula OCB pada karyawan. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : OCB, Motif Berprestasi
4 HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS PADA KARYAWAN PT. GE LIGHTING INDONESIA, JOGJAKARTA Pengantar Karyawan merupakan ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan. Ini disebabkan karena karyawan yang menjalankan apa yang harus dilakukan perusahaan dalam usaha melaksanakan tujuannya. Meskipun wewenang perintah berada pada pimpinan, namun jika karyawan tidak melaksanakan dengan baik maka tujuan dari apa yang harus diwujudkan tentu tidak akan tercapai dengan baik ( Munandar, 2001) Beragam orang yang berada didalam perusahaan mengakibatkan beragam pula sifat dan karakteristik serta kepribadian para karyawan tersebut. Ada karyawan yang lebih senang melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri, yang terpenting pekerjaannya selesai. Ia tidak peduli dengan pekerjaan rekannya yang belum selesai. Namun ada pula karyawan yang akan dengan senang hati membantu pekerjaan rekan kerjanya yang belum selesai setelah ia menyelesaikan tugas-tugasnya. Karyawan tersebut juga bersedia menggantikan shift rekan kerjanya jika berhalangan hadir dengan senang hati. Hal ini biasanya dilakukan seorang karyawan yang memiliki kepuasan dalam bekerja dan ia wujudkan dalam perilaku membantu orang lain bahkan tanpa diminta. Ia akan hadir di tempat kerja tepat waktu dan melakukan tugas-tugas melebihi tuntutan perannya serta membantu orang lain. Biasanya perilaku
5 ini tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa meningkatkan fungsi efektif organisasi (Purnomo, 2006). Perilaku-perilaku tersebut dikenal dengan sebutan Organizational Citizenship Behaviors ( OCB ), yaitu suatu bentuk pertukaran sosial (social exchange) yang ada diluar kontrak kerja formal karyawan dan perusahaan. Beberapa contoh perilaku prososial yang termasuk didalam OCB adalah seperti yang telah disebutkan diatas yaitu menolong karyawan lain, menggantikan shift karyawan lain saat ia tidak bisa hadir, dan lain-lain (Purnomo, 2006) Praktek perilaku organizational Citizenship di Indonesia sendiri secara keseluruhan belum mencapai tingkatan yang maksimal. Masih banyak ditemui sikap dan perilaku karyawan yang cenderung semaunya, sering membolos, hanya mencari keuntungan diri sendiri, meninggalkan jam keja untuk kepentingan diri sendiri, tidak patuh pada aturan kerja, dan lainnya yang tidak mencerminkan perilaku organizational citizenship (Purnomo, 2006). Umumnya karyawan kurang memiliki inisiatif sendiri untuk bekerja dengan baik. Diperlukan adanya tekanan dahulu dari pihak atasan baru kemudian mereka akan memperbaiki kinerjanya. Kebanyakan karyawan berpendapat baik tidaknya pekerjaan mereka tidak berpengaruh pada imbalan yang mereka dapatkan (Dana&Hasanbasri, 2007). Seperti pada sebuah harian yang memuat mengenai seorang marketing manager sebuah perusahaan transportasi yang mendapat info dari kepala HRD bahwa banyak karyawan yang bersikap semaunya terhadap para komsumen maupun klien
6 perusahaan yang menjadi pelanggan. Keluhan ini disampaikan sendiri oleh para konsumen/klien tersebut. Bentuk-bentuk perilaku karyawan yang semaunya itu antara lain adalah mulai dari cara menerima telepon yang tidak ramah, satpam berperilaku jenderal, hingga bagian administrasi yang selalu sibuk ngobrol dengan teman sendiri saat melayani pelanggan ( Sementara itu pada harian yang sama juga memuat keluhan dari seorang pengusaha garmen yang mengeluhkan tindakan para karyawannya yang molor waktu liburannya. Biasanya, karyawan masih saja merasa waktu libur yang diberikan kurang. Sehingga tak jarang hal ini membuat produksi perusahaan tersebut menjadi terbengkalai ( Menurut Rifqi ( perilaku Organizational Citizenship merupakan perilaku yang sangat dibutuhkan bagi peningkatan kinerja sebuah institusi. Walaupun perilaku ini dilakukan secara sukarela namun mampu memberikan kontribusi positif bagi organisasi. Pengertian Organizational Citizenship Behaviors (OCB) sendiri adalah OCB merupakan suatu perilaku seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan yang berada di luar deskripsi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi/perusahaan, yang dilakukan seseorang secara sukarela guna meningkatkan efektivitas suatu organisasi/perusahaan dan meliputi faktor-faktor seperti kesetiaan terhadap organisasi, mematuhi peraturan organisasi, dan berpartisipasi dan bertanggungjawab terhadap tugas atau pekerjaan dengan standar ideal yang baik. Adapun aspek-aspek
7 yang terkandung dalam OCB adalah Altruism, Conscientiousness, Courtesy, Sportmanship, Civic Virtue, (Organ dkk dalam Muchinsky 2001) Loyalty, Obedience, dan Participation (Van Dyne dalam Welch dkk, 2002). Sementara itu adapun faktor-faktor yang mempengaruhi OCB antara lain adalah pertama motif, yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Motif sendiri menurut McClelland terdiri dari motif berprestasi, motif afiliasi dan motif kekuasaan (Hardaningtyas, 2004), kedua perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna membantu (Muchinsky, 2003), ketiga, performance evaluation atau evaluasi kinerja yang dimaksudkan untuk memberikan penilaian terhadap capaian kinerja yang telah diperoleh seorang karyawan dalam kurun waktu tertentu, apakah masih membutuhkan training atau yang lainnya. Evaluasi kinerja ini bisa dijadikan pedoman dalam rangka promosi karyawan, transfer atau pemutusan hubungan kerja (Muchinsky, 2003). Keempat, organizational justice atau keadilan organisasi yaitu perlakuan adil yang didapatkan karyawan dari perusahaan tempat mereka bekerja. Jika karyawan percaya bahwa mereka telah diperlakukan secara adil maka mereka akan dengan senang hati mempertahankan perilaku positif mereka dalam bekerja (Muchinsky, 2003). Kelima, kepuasan kerja yang dipersepsi melalui keadilan. Artinya, kepuasan kerja pada dasarnya didapat dari perlakuan dan prosedur yang adil dari pihak atasan/pimpinan (Robbins, 2006).
8 Motif berprestasi termasuk dalam salah satu Trichotomy Of Needs yang merupakan teori dari David McCllelland. Motif lain dalam teori ini adalah motif untuk bersahabat dan motif untuk berkuasa ( Modul % 20Organizationa l% 20 Behavior /MATERI %204 %20OB.ppt). Kebutuhan akan prestasi (n.ach) merupakan daya penggerak yang dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal dan menghasilkan pujian dari pihak lain (Hasibuan, 2005). Dari riset mengenai kebutuhan akan prestasi, McClelland menemukan bahwa mereka yang meraih prestasi tinggi membedakan diri mereka dengan orang lain berdasarkan pada keinginan mereka untuk menyelesaikan apa yang sedang ia kerjakan dengan cara yang lebih baik (Robbins, 2003). Menurut McClelland, motif berprestasi adalah keinginan untuk mencapai suatu standar keunggulan atau sebuah keinginan untuk mencapai kesuksesan dalam sebuah situasi kompetitif (Iwanaga dkk, 2007). McClelland (1987) menunjukkan bahwa kebutuhan yang kuat untuk berprestasi berkaitan dengan seberapa besar orang tersebut termotivasi untuk melaksanakan tugasnya. Motif berprestasi adalah keinginan yang ada dalam diri setiap manusia untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan demi mencapai suatu hasil kinerja yang baik dan dengan predikat terpuji. Menurut Huffman dkk (Komalasari, 2007), ciri-ciri yang tampak pada tingkah laku orang yang memiliki motif berprestasi tinggi
9 adalah cenderung menyukai tugas yang memiliki tantangan, lebih tertarik pada karir dan tugas-tugas yang mengandung kompetisi dengan adanya peluang untuk tampil meyakinkan, bersedia menerima umpan balik atas prestasi yang dicapainya, bersedia bertanggung jawab atas pekerjaan yang ia lakukan, bersedia mengorbankan waktu untuk menyelesaikan tugas yang sulit, dan bekerja untuk memperoleh pencapaian yang lebih dari orang lain. Menurut Organ (Hardaningtyas, 2004) masyarakat yang berorientasi pada prestasi memperlihatkan performance OCB sebagai suatu kontribusi yang positif terhadap tempat kerja, membantu unit tersebut untuk bekerja lebih efisien. Secara mendasar, masyarakat yang memiliki keinginan kuat untuk berprestasi baik akan selalu memperlihatkan OCB setiap saat sesuai dengan kapasitas dan standar kemampuan yang dimilikinya. Hal ini mengingat pentingnya motivasi berprestasi bagi pembangunan nasional, dan bagi perusahaan pada khususnya. Dari sisi yang lain, masyarakat yang memiliki orientasi pada pencapaian prestasi akan dilihat sebagai orang-orang yang inovatif dan kreatif dan sadar betul mengenai apa saja yang harus ia kerjakan. Motif berprestasi menjadi komponen yang sangat berperan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karyawan yang memiliki motif berprestasi yang tinggi akan mempunyai semangat, keinginan dan energi yang besar dalam diri individu untuk bekerja seoptimal mungkin. Motif berprestasi karyawan yang tinggi akan membawa dampak positif bagi perusahaan dan meningkatkan daya saing para
10 karyawan. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh karyawan harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian prestasi akan lebih mudah didapat (Novitasari, 2005). Metode Penelitian Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. GE Lighting Indonesia di Yogyakarta, rentang usia tahun, dan waktu bekerja minimal 1 tahun. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, yaitu dengan menyebarkan skala yang berisi pernyataanpernyataan untuk diisi subjek penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua skala yaitu skala OCB dan skala motif berprestasi. Skala OCB dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besarocb pada karyawan. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Organ dkk (Munchinsky, 2003) yaitu Altruism, Conscientiousness, Courtesy, Sportmanship, dan Civic Virtue, ditambah aspek-aspek yang dikemukakan oleh Van Dyne et al. (Welch dkk, 2002) yaitu Loyalty, Obedience, dan Participation. Setelah melalui
11 proses pengujian data maka diperoleh aitem sebanyak 28 aitem. Sedangkan skala motif berprestasi dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besarmotif berprestasi pada karyawan. Skala ini merupakan hasil modifikasi dari skala yang disusun oleh Komalasari (2007) dengan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Hufman, dkk. Setelah melalui proses pengujian data maka diperoleh aitem sebanyak 24 aitem. Reliabilitas alfa untuk skala OCB adalah 0,895 dan skala motif berprestasi adalah 0,915. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode statistik. Teknik korelasi product moment dari Pearson digunakan untuk mengungkap korelasi antara dua buah variabel penelitian (Hadi, 2003). Sedangkan analisanya dilakukan dengan menggunakan Program SPSS (Stasistic Program For Social Science) versi 12 for Windows Hasil Penelitian Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment dari Pearson untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebagai syarat analisis korelasi product moment. Uji persyaratan uji normalitas dan uji linieritas.
12 a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah bentuk sebaran data empirik mengikuti sebaran data normal teoritik. Uji normalitas menggunakan teknik statistik one sample Kolmogorov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, sedangkan p<0,05 maka sebaran data tidak normal. Uji normalitas menghasilkan nilai KS-Z = 1,136 sebesar dengan p = 0, 152 untuk variabel OCB dan nilai KS-Z sebesar 0, 881 dengan p = 0, 419 untuk variabel motif berprestasi. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut adalah normal. b. Hasil Uji Linearitas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara motif berprestasi dengan OCB linear, sehingga dapat diketahui apakah product moment bisa digunakan atau tidak. Uji linearitas menggunakan teknik statistik analisis regresi. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier jika p<0,05 dan hubungan kedua variabel dikatakan tidak linier jika p>0,05. Hasil uji linieritas pada skala motif berprestasi dengan OCB didapat nilai F sebesar 139,814 dengan p = 0,00 sehingga p<0,05. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah linear. Oleh karena itu, pada variabel motif berprestasi dengan OCB dapat dikenakan analisis korelasi product moment dari Pearson.
13 Uji Hipotetesis Hasil analisis korelasi product moment dari Pearson antara OCB dengan motif berprestasi menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,778 dengan p = 0,00 sehingga p<0,01. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motif berprestasi dengan OCB. Semakin positif motif berprestasi, maka semakin tinggi pula OCB pada karyawan. Sebaliknya, jika semakin negatif motif berprestasi, maka akan semakin rendah pula OCB pada karyawan. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti diterima. Peneliti juga menghitung nilai koefisien determinasi (r 2 ) dalam hubungan antara variabel motif berprestasi dengan OCB. Nilai koefisien determinasi menunjukkan sumbangan efektif pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Perhitungan koefisien determinasi hubungan antara motif berprestasi dengan OCB pada karyawan menghasilkan nilai r 2 = 0,606. Hal ini berarti sumbangan efektif motif berprestasi terhadap OCB adalah sebesar 60,6%. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan positif antara motif berprestasi dengan Organizational Citizenship Behaviors pada karyawan diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien
14 korelasi sebesar 0,778 dengan p = 0,00 (p<0,01), dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan yang positif yang sangat signifikan antara hubungan positif antara motif berprestasi dengan Organizational Citizenship Behaviors pada karyawan. Subjek dengan motif berprestasi tinggi mempunyai OCB yang tinggi dan sebaliknya subjek dengan motif berprestasi rendah maka mempunyai OCB yang rendah pula. Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah diuraikan di bab-bab sebelumnya bahwa OCB dapat disebabkan oleh motif berprestasi. Menurut Organ (Hardaningtyas, 204), masyarakat yang berorientasi pada prestasi akan memperlihatkan performance OCB sebagai suatu kontribusi yang positif terhadap tempat kerja, membantu unit tersebut untuk bekerja lebih efisien. Secara mendasar, masyarakat yang memiliki keinginan kuat untuk berprestasi baik akan selalu memperlihatkan OCB setiap saat sesuai dengan kapasitas dan standar kemampuan yang dimilikinya. Hal ini mengingat pentingnya motivasi berprestasi bagi pembangunan nasional, dan bagi perusahaan pada khususnya. Di sisi lain, masyarakat yang memiliki orientasi pada pencapaian prestasi akan dilihat sebagai orang-orang yang inovatif dan kreatif dan sadar betul mengenai apa saja yang harus ia kerjakan. Berdasarkan hasil hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat OCB akan diikuti semakin tingginya tingkat motif berprestasi, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. OCB merupakan perilaku seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan yang berada di luar deskripsi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi/perusahaan,
15 yang dilakukan secara sukarela guna meningkatkan efektivitas suatu organisasi/perusahaan dan meliputi faktor-faktor seperti kesetiaan terhadap organisasi, mematuhi peraturan organisasi, dan berpartisipasi dan bertanggungjawab terhadap tugas dengan standar ideal yang baik. Sedangkan motif berprestasi adalah keinginan yang ada dalam diri setiap manusia untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan demi mencapai suatu hasil kinerja yang baik dan dengan predikat terpuji. Mc.Clelland (Hardaningtyas, 2004) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh dalam OCB pada seseorang adalah motif. Motif sendiri terbagi atas beberapa macam dan salah satunya adalah motif berprestasi. Jika seseorang telah menjadikan prestasi sebagai motif dalam dirinya, maka secara otomatis ia akan menampilkan OCB dalam perilakunya untuk mendukung pencapaian prestasi yang ia inginkan. Misalnya dengan tidak datang terlambat di tempat kerjanya. Secara tidak langsung atasan akan mencatat hal itu sebagai kontribusi positif karyawan tersebut kepada perusahaan. Apalagi dengan ditunjang oleh hal-hal lain seperti menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai tenggat waktu, tidak banyak mengeluh, lebih banyak bekerja ketimbang menghabiskan waktu dengan bergosip dengan karyawan lain, sudah merupakan prestasi kecil bagi seseorang dalam kontraknya sebagai karyawan. Hubungan motif berprestasi dengan OCB terlihat cukup besar, yaitu motif berprestasi memberikan sumbangan efektif sebesar 60,6% terhadap OCB, dan selebihnya sebesar 39,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar motif berprestasi.
16 Diantaranya adalah motif afiliasi, motif kekuasaan, prosocial behaviors (perilaku prososial), performance evaluation atau evaluasi kinerja, organizational justice atau keadilan organisasi, dan kepuasan kerja yang dipersepsi melalui keadilan. Berdasarkan hasil pengkategorisasian nilai skala OCB menunjukkan tidak ada subjek dalam kategori OCB sangat rendah, 1 subjek (1,075%) dalam kategori OCB rendah, 11 subjek (11,835%) dalam kategori OCB sedang, 41 subjek (44,8%) dalam kategori OCB tinggi, dan 40 subjek (43,01%) dalam kategori OCB sangat tinggi. Jika dilihat, mayoritas subjek berada pada kategori tinggi 41 subjek (44,8%) dan 40 subjek (43,01%) dalam kategori OCB sangat tinggi dari keseluruhan subjek sebanyak 93 orang. Sedangkan pada hasil pengkategorisasian skala motif berprestasi didapat hasil tidak ada subjek dalam kategori motif berprestasi sangat rendah, 1 subjek (1,075%) dalam kategori motif berprestasi rendah, 27 subjek (29,045%) dalam kategori motif berprestasi sedang, 47 subjek (50,54%) dalam kategori motif berprestasi tinggi, dan 18 subjek (19,34%) dalam kategori motif berprestasi sangat tinggi. Mayoritas subjek tergolong memiliki motif berprestasi yang tinggi yaitu sebanyak 47 subjek (50,54%) dari total 93 subjek. Kesimpulan Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motif berprestasi dengan OCB pada karyawan. Semakin tinggi motif berprestasi, maka semakin tinggi pula OCB nya. Sebaliknya semakin rendah motif berprestasi, maka semakin rendah pula
17 OCB nya. Nilai koefisien korelasi ( r ) yang didapatkan sebesar 0,778 dengan p = 0.00 (p<0.01). Sumbangan efektif variabel motif berprestasi terhadap variabel OCB adalah sebesar 60,6%. Saran Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Karyawan Sebagai Subyek Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subyek penelitian memiliki tingkat motif berprestasi dan OCB yang tinggi hingga sangat tinggi. Hasil ini sebaiknya terus dijaga dengan tetap konsisten memberikan yang terbaik bagi perusahaan yang akan berimbas pada kesejahteraan karyawan itu sendiri. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan diharapkan dapat terus mempertahankan keadaan karyawannya tetap dengan kondisi seperti ini. Dengan jalan terus mmberikan stimulus yang dapat memacu munculnya prestasi pada karyawan dan perilaku-perilaku OCB yang akan dapat meningkatkan efektivitas perusahaan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih teliti dalam menulis aitem pengambilan data agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Selain itu peneliti selanjutnya juga diharapkan jika melakukan penelitian yang sama menggunakan subjek yang berbeda. Misalnya dengan subjek PNS. Selain hal itu peneliti hendaknya
18 sebelum melakukan penelitian disarankan juga untuk lebih banyak melakukan observasi dan wawancara kepada lebih banyak subyek, hal ini dilakukan untuk memperoleh data awal yang lebih detail dan mendalam.
19 Daftar Pustaka Dana & Hasanbasri Hubungan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi dengan Organization Citizenship Behavior (OCB) di Politeknik Kesehatan Banjarmasin. Working Peper Series No.2 1st Draft. Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hadi, S Statistik, jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Hardaningtyas, D Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi Dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia. Tesis. Universitas Airlangga Surabaya. Hasibuan, M. S. P Organisasi Dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta :Bumi Aksara Iwanaga, Kanazawa & Watanabe On the Interactive Effect of Personality Traits and Achievement Motive on Customer Orientation. Department of Social Systems and Management Discussion Paper Series.Jepang :University of Tsukuba Komalasari, S Hubungan Antara Motif Berprestasi dengan Prokastinasi Kerja Pada Karyawan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi UII Muchinsky, P.M Psychology Applied ToWork. USA.Thomson Wadsworth. Munandar, A.S Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press Novitasari Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan P.T.H.M. Sampoerna Tbk Surabaya. Tesis (Tidak Diterbitkan). Surabaya : Studi Pengembangan Sumber Daya Alam Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.
20 Purnomo, M.E Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Organizational Citizenship Behaviors Pada Guru TK Kec. Kasihan Kab.Bantul Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UII Welch, Holmes, Langford, Welch & Sandra Associations Between Internal Controls And Organizational Citizenship Behavior. Journal of Managerial Issue. USA. Rifqi, M Pengaruh Komponen Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Perilaku Organizational Citizenship PNS di Lingkungan BAPPEPROP Jawa Timur. Tesis (Tidak Diterbitkan). Surabaya : Universitas Airlangga Robbins, S.P Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Indeks, kelompok Gramedia Modul % 20Organizationa l% 20 Behavior /MATERI %204 %20OB.ppt
21 IDENTITAS PENULIS Nama Alamat : Vika Wijayanti : Jl. H.Rais A.Rahman Gg. Ikrar No.59, Sungai Jawi Dalam, Nomor HP : Pontianak, Kalimantan Barat.
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sejarah ikut membuktikan bahwa bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB.
ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. MUNA) Oleh: LAODE ASFAHYADIN ALIDDIN (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior Kinerja karyawan biasanya dinilai berdasarkan pada job description yang telah dirancang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Didalam uji asumsi menyangkut dua hal, yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi digunakan sebelum menggunakan teknik analisis Product
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Bebas : Komitmen Organisasi Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior B. Definisi Operasional 1. Organizational Citizenship Behavior
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel merupakan suatu simbol yang nilainya dapat bervariasi, yaitu berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.
HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa
Lebih terperincitelekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per
Ikhtisar Skripsi Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kinerja Karyawan PT Telkom Blimbing Malang Oleh: Sri Annisa NIM : 11510104 Ringkasan BAB I (PENDAHULUAN) 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pencapaian keberhasilan organisasi. Tantangan yang dihadapi organisasi pada masa sekarang dan dimasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
5535 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menggambarkan lapangan atau obyek penelitian dan teknik analisa yang digunakan untuk menganalisa suatu model mengenai pengaruh Person-Organization Fit(P-O fit) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Hal ini dikarenakan adanya garis
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organizational Citizenship Behavior (OCB) telah menjadi konstruk penting dalam studi perilaku organisasi dan manajemen. OCB sebagai sebuah topik penelitian telah mendapat
Lebih terperinci! "#$"# "%& '(&) *)+ )"$*& ***,-. / 0 + ' / 01. 1 + 2 / 3-, + / 33 3 + ' / 4- - / 13 4 $ */ 1, 5 ( / 01. % / 00 6 $ + ' / 4
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanatori, yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh tingkat kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan di bidang industri semakin berkembang. Oleh karena itu, maka semakin banyak pula persaingan yang ditandai dengan kompetisi yang semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan
BAB II LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan karyawan yang dilakukan
Lebih terperinciKEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN
KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TO THE EMPLOYEES Oleh: Hayu Vertikallini *) Ugung Dwi A.W **) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah pemeran utama dalam setiap perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada aspek manusia. Aspek manusia menjadi pokok
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN KEPRIBADIAN BIGFIVE, MOTIVASI DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB) PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT X BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan persaingan yang terjadi antara perusahaan berlangsung semakin kuatsehingga dituntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variable dioperasionalkan dengan memakai instrument. Tehnik pengumpulan data
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan tipe penelitian kuantitatif, hasil pengukuran variable dioperasionalkan dengan memakai instrument. Tehnik pengumpulan data dengan kuesioner dan instrument
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB Organizational Citizenship Behavior merupakan kontribusi individu yang dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward oleh perolehan kinerja tugas.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkit Gresik di Jalan Harun Tohir nomor 01 Gresik 61112, dengan pertimbangan peneliti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior Definisi OCB telah banyak diungkapkan oleh beberapa ahli, Menurut Organ (1988) OCB didefinisikan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sub duvisi regional III.2 Tanjung Karang yang berlokasi di JL. Teuku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan usaha ekstra
Lebih terperincidiperoleh dalam penelitian ini maka hipotesis yang menyatakan Tingkat kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi berpengaruh terhadap Organizat
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap pada Budaya Organisasi terhadap Organizatinal Citizenship Behavior (OCB) Bab 5 telah menjelaskan melalui metode kuantitatif regresi linier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barang elektronik dan furnitur dalam kehidupan modern ini sudah menjadi sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli barang elektronik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
135 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara kepribadian big five dan motivasi terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan Rumah Sakit X Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan lingkungan strategis nasional maupun internasional yang dihadapi dewasa ini dan dimasa yang akan datang mensyaratkan perubahan paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah organisasi, karena SDM yang akan menggerakan organisasi serta mengembangkan dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk Oleh: ADHY PURWANTO MIFTAHUN NI MAH SUSENO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work-Family Conflict 2.1.1 Definisi Triaryati (2003) yang mengutip dari Frone, Rusell & Cooper (2000), mendefinisikan work-family conflict sebagai bentuk konflik peran dimana
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tidak dapat dilepaskan dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang baik suatu organisasi akan menghadapi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Oleh : DIYAN PRATIWI SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi
BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu ditanamkan suatu sikap dimana individu harus mampu bekerja secara tim, bukan bekerja secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel persepsi terhadap dukungan organisasi
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Kontribusi Psychological Capital terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Guru Sekolah Negeri Disusun Oleh : Nicholas Jahja - 16513410 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO Harlina Nurtjahjanti Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof Sudharto. SH,
Lebih terperinciI. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia
I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen terhadap organisasinya. Komitmen ini secara otomatis akan mendorong individu untuk menyadari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku extra role merupakan perilaku individu dalam bekerja yang tidak terdapat dalam deskripsi kerja formal karyawan tetapi sangat dihargai jika ditampilkan karyawan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu simpulan mengenai OCB perawat pelaksana ruang rawat inap Rumah Sakit X di Lampung
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum uji hipotesis dan sebagai syarat agar dpat melakukan teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dapat dilakukan
Lebih terperinciPERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA
1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para karyawan PT Bintang Kharisma Jaya
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada para karyawan PT Bintang Kharisma Jaya Bandarlampung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang kendaraan bermotor khususnya sepeda
Lebih terperincisemua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berpotensial, mampu beradaptasi dengan kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi merupakan kebutuhan dari suatu organisasi ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)
BAB II TINJAUAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Menurut Robbins & Judge (2008) dalam bukunya Organizational Behavior mendefinisikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi memang diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan Helmreich yang terdiri dari mastery of needs, work orientation dan competition akan
Lebih terperinciPerbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.
Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru Ade Prastya Nugraha Prof. Dr. A.M. Heru Basuki, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan untuk melayani masyarakat. Sebagai rumah sakit swasta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab 2 ini peneliti akan memaparkan fakta-fakta yang diperoleh dari berbagai sumber terkait variabel penelitian. Pada bab sebelumnya, telah disebutkan bahwa peneliti akan menganalisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar sarjana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah apa yang individu rasakan tentang pekerjaannya dan berbagai aspek dari pekerjaannya (Spector, 1997). Kepuasan kerja menurut Kinicki et al
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia dalam fase globalisasi yang berkembang sangat cepat dengan berbagai perubahan-perubahannya, sehingga organisasi diharuskan untuk selalu siap terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat S-1 Program Studi Psikologi. Disusun oleh : MALIYYASSILMI AINURRAKHMA
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN DEPARTEMEN HARMEKAL 1 DAN 2 PT. PUPUK KALTIM BONTANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia merupakan asset yang paling penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. X DI PASURUAN Fitria Handayani (5110107) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya 5110107.fitria@gmail.com Abstrak - Kinerja karyawan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai
BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Product Moment Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin meningkat disegala bidang kehidupan terutama di dunia industri. Pengembangan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa kinerja karyawan (prestasi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Kartika Putri Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan organisasi saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai tantangan dan peluang yang hadir setiap saat, yang mendorong setiap organisasi untuk berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku keanggotaan organisasi (Organizational Citizenship Behavior-OCB) telah menjadi topik yang mendapat banyak perhatian dari para akademisi maupun para
Lebih terperinciPRADITYA ARIE KOESWARDHANI F
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORS (OCB) SKRIPSI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Pencapaian Derajat Sarjana S-1 Bidang Psikologi dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan pekerjaan, terlambat untuk bekerja, hingga keluar dari pekerjaan mereka sedangkan karyawan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pencapaian tujuan organisasi, (SDM) sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki organisasi. Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Pertukaran Sosial Blau, (1964) dalam Fung et al., (2012) menyatakan bahwa Teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama, akan terdapat pemaparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Berikutnya, rumusan masalah dalam bentuk petanyaan dan tujuan dilakukannya penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X Nama Disusun Oleh : Dyah Anggraini NPM : 10507067 Jurusan : Psikologi Dosen Pembimbing : Intaglia Harsanti, S.Psi., M.Si Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Organizational Citizenship Behavior 2.1.1.1 Definisi Organizational Citizenship Behavior Istilah Perilaku Organizational Citizenship Behavior didefinisikan
Lebih terperinci