KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA"

Transkripsi

1 KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA OLEH : TANJUNG PRASETYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004

2 Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004 Tanjung Prasetyo : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu Dan Minuman PD Budi Lestari di Jakarta

3 KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA OLEH : TANJUNG PRASETYO SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004

4 ABSTRAK Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota P.D. Budi Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya cukup sukses, dalam arti : sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat : 1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp ,- pada awal usahanya dirintis tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak botol dengan nilai penjualan sebesarrp ,- 2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan minuman Gula Asem. 3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp ,- Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha minuman P.D. Budi Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, yang dalam hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi, dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maximum, atau tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat menjadikan sukses usaha P.D. BUDI LESTARI. Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor pengalaman juga sangat menentukan. Hasil kajian dari penelitian ini, saran yang ditulis merupakan input bagi perusahaan untuk memacu usahanya, agar kesuksesannya lebih meningkat kembali, istimewanya dalam meningkatkan volume usaha sebagai upaya memenuhi permintaan pasar, termasuk mini market dan supermarket. i

5 Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui kepustakaan dan wawancara. Dari hasil kajian penelitian, menunjukkan bahwa usaha P.D. Budi Lestari ini masih bisa dikembangkan untuk lebih sukses dengan cara penambahan modal kerja dan promosi. ii

6 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul : Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta. adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan. Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, 31 Desember 2004 (Tanjung Prasetyo) NRP : F iii

7 KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA TANJUNG PRASETYO Laporan Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004

8 Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta. Nama Mahasiswa : Tanjung Prasetyo No. Pokok / NRP : F Program Studi : Industri Kecil Menengah Menyetujui, 2004 Komisi Pembimbing (Prof. Daniel RD Monintja) Ketua (Dr, FransiskaZ.) Anggota Mengetahui, Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah (Prof. Dr.Ir.Musa Hubeis, Ms, Dipl. ING, DEA) (Prof.Dr.Ir.Hj. Syafrida Manuwoto, MSe) Tgl. Lulus :

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil menengah Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini penulis bekerja di Universitas Sahid di Jakarta sebagai Staf Pengajar, dan saat ini penulis belum menikah.

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala karuni-nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir 2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir 3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri kecil menengah, SPS IPB 4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB. 5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama mengikuti perkuliahan 6. Segenap pegawai program studi industri kecil menengah SPS IPB 7. Bapak Amir utama selaku pengusaha minuman P.D. Budi Lestari

11 8. Orang tua, keluarga dan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian karya akhir ini. 9. Kekasih tercinta Arien permata hati yang memberi dorongan guna penyelesaian karya akhir ini. Penulis beharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan dukungan konstribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima bagi perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Bogor, Desember 2004 Penulis (Tanjung Prasetyo)

12 DAFTAR ISI Halaman - Abstrak... i - Riwayat Hidup... iv - Prakata... v - Daftar Isi... vii - Daftar Tabel... ix - Daftar Gambar... x - Daftar Lampiran... xi I. PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan... 1 B. Produk Perusahaan... 3 C. Kondisi Lingkungan... 5 II. ANALISIS MASALAH A. Prinsip Analisis... 8 a. Tujuan Kajian... 8 b. Implementasi Praktis... 9 B. Metode Analisis a. Pengumpulan Data b. Pengolahan / Analisis Data III. HASIL DAN PEMABAHASAN A. Diskripsi Umum vii

13 a. Aspek Teknis Dan Produksi b. Aspek Pemasaran c. Spesifikasi Satuan Unit Produksi d. Aspek Keuangan B. Pembahasan a. Aspek Ekonomi b. Aspek Teknis Dan Produksi c. Aspek Pemasaran Analisa Leporan Penjualan Analisa Laba Penjualan d. Analisa SWOT IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran viii

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Status pekerja dan tingkat pendidikan Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu P.D. Budi- Lestari tahun Omset penjualan bulanan minuman Jamu Temulawak tahun Omset penjualan bulanan minuman Jamu Jagotra tahun Omset penjualan bulanan minuman Jamu Gula Asem tahun Total laba penjualan dan rataan keuntungan per bulan Profil SWOT Matrik dan Analisa SWOT ix

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Proses pembuatan jamu Jalur pemasaran minuman jamu produk P.D. Budi Lestari Prosentase penjualan produk minuman jamu P.D. Budi Lestari tahun x

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Struktur organisasi P.D. Budi Lestari Akta notaris Ny. Ratna Komala Komar Surat keterangan domisili perusahaan Keputusan B POM, persetujuan pendaftaran obat tradisional 2 Juni Keputusan walikota Kotamadya Jakarta selatan mengenai ijin tempat Usaha Tunggakan hutang botol bekas oleh pedagang pemasok / grosir Omset penjualan tahunan minuman jamu P.D. Budi Lestari tahun Tanda Daftar Perusahaan Tanda Daftar Usaha Perdagangan Sertifikat penyuluhan perusahaan dari Dep. Kesehatan RI NO /09/04/ Omset penjualan minuman jamu produk P.D. Budi Lestari Daftar nama-nama tenaga kerja/ karyawan P.D. Budi Lestari Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu produk Budi Lestari Jawaban responden atas tanggapan konsumen terhadap produk R/L perusahaan Laporan perubahan modal usaha minuman P.D. Budi Lestari tahun xi

17 I. PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan P.D. Budi Lestari adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman Jamu Jagotra, Temulawak dan Gula Asem (GULAS). Mengapa merintis usahanya dibidang minuman jamu, karena disamping pengalamannya selama 11 tahun, sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 bekerja pada P.D. Budidaya kita yang bergerak dibidang penjualan jamu, juga karena jamu sangat banyak diminati orang, dan bahan baku untuk membuat jamu banyak terdapat di dalam negeri, sehingga usaha jamu ini diharapkan akan tetap eksis tahan banting tidak akan terpengaruh oleh krisis ekonomi. Sebagai warisan leluhur, jelas bahwa jamu tetap dicintai dan dijadikan semacam obat alternatif, apalagi saat harga obat-obatan semakin meningkat. Berpangkal dari sini, maka P.D. Budi Lestari memulai menekuni usahanya dibidang minuman jamu, sekalipun jamu yang diproduksinya tidak seperti jamu Cap Jago, Jamu Nyonya Meneer, Jamu Gula Asem produk PT. Mustika Ratu Tbk, Jamu Air Mancur dan lain-lain. Minuman jamu produk P.D. Budi Lestari adalah jamu yang sudah dikemas dalam botol siap minum, dan tidak perlu menyedu lebih dahulu saat akan diminum. Produk minuman jamu dari P.D. Budi Lestari ini, macam/jenis jamunya tidak banyak 2

18 variasinya seperti jamu yang diproduksi oleh perusahaan perusahaan besar seperti PT. Jamu Air Mancur Solo, PT. Jamu Cap Jago Semarang, PT. Jamu Mustika Ratu Jakarta dan lain-lain. Keterbatasan macam atau jenis jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari, terjadi karena masih sangat minimnya modal usaha yang dimiliki, disamping kesediaan sumber daya alam yang masih sangat terbatas. Namun demikian, sekalipun usaha P.D. Budi Lestari ini, realatif masih cukup muda, banyak orang menyatakan bahwa usahanya cukup sukses, karena sejak berdiri tahun 1996 hingga saat ini tahun 2004, usahanya masih tetap berjalan dan bahkan semakin maju, sekalipun dikelola oleh tenaga yang berpendidikan rendah. Usahanya memang digolongkan sebagai usaha kecil, karena hanya dengan modal awal sebesar Rp ,-. P.D. Budi Lestari susah bisa memulai usahanya pada awal tahun 1996 Modal sebesar Rp ,- digunakan untuk menyewa sebidang tanah seluas 750 M 2 lengkap dengan bangunan 4 lokal dengan posisi O. harga sewa Rp perbulan dengan cara kontrak satu tahun, dibayar setiap akhir bulan, sekarang sewanya sudah dinaikkan menjadi Rp /bulan. Sedangkan modal selebihnya dipergunakan untuk menambah alat-alat dan perlengkapan produksi berupa mesin gas CO 2, mesin press manual, tong kayu tungku, botol dan krat. Dana sebear Rp hanya dihabiskan untuk pengadaan tempat usaha dan perlengkapannya, sehingga modal usaha untuk penyediaan bahan baku 3

19 minumannya terpaksa meminjam dari tukang sayur gendong kenalan pak Amir utama sebesar Rp Berawal dari sinilah seluruh usaha Pak Amir utama terus berjalan hingga saat ini, dan selama 2 tahun penuh, sepeser pun keuntungan usahanya tidak diambil untuk kebutuhan pribadi, akan tetapi terus difokuskan untuk membeayai usahanya. Hal ini dilakukan karena untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya beliau juga memasarkan langsung hasil produksinya kewarung-warung, sehingga yang ia gunakan untuk menutup keperluan ekonomi keluarga adalah dari keuntungan atau komisi penjualan jamu dan bukan dari keuntungan perusahaan. B. Produk Perusahaan Minuman jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari terdiri dari minuman jamu Jagotra (minuman Jamu Cap Dua Banteng, minuman Jamu Temulawak dan minuman Jamu Gula Asem (gulas), Minuman jamu Jagotra sangat bermanfaat untuk obat pegal linu, mengurangi rasa capai dan menambah nafsu makan. Sedangkan minuman Jamu Temulawak dan Gula Asem, masing-masing bermanfaat sebagai berikut : - Minuman jamu Temulawak Merupakan minuman segar dapat menambah nafsu makan, memperbaiki pencernaan dan rasa sakit, maag. - Minuman Gula Asem (GULAS) 4

20 Adalah minuman segar yang dapat menghilangkan rasa haus yang terus menerus. Memang khasiat yang dimiliki oleh minuman GULAS tidak seperti yang dimiliki oleh minuma n segar yang lain, kelebihannya adalah rasa haus yang terus menerus timbul, sekali minum gula asem, maka sekejap rasa haus menjadi hilang, tidak seperti minuman lain, yang berkali-kali minum, namun rasa haus masih tidak terhilangkan Bahan Baku Minuman Jamu. a. Jamu Jagotra 1. Anyang-anyang 2. Bidara laut 3. Bolong-bolong 4. Cabe jawa 5. Cangkok 6. Kapal 7. Kayu wangi 8. Kayu manis 14. Secang 15. Sidowaya 16. Sintok 17. Spranto 18. Temulawak 19. Ujung atep 20. Sariawan 21. Gula dan pemanis lain. 9. Kayu rapet 10. Laca hutan 11. Manik 12. Pale 13. Sambang 5

21 Jamu Temulawak 1. Temulawak Essence 2. Gula Merah 3. Pemanis lain Jamu Gula Asem 1. Asem Jawa 2. Gula Pasir 3. Pemanis lain C. Kondisi Lingkungan Keberhasilan usaha P.D. Budi Lestari ini tidak terlepas juga dari kondisi lingkungan sebagai tempat usaha, yang terletak di jalan Bhakti 89 No. 87 RT. 001 RW 004 Kelurahan Cipedak kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi usaha ditempat ini didasarkan pada ketersediaannya sumber air yang memenuhi kelayakan untuk diproduksi sebagai minuman, juga adalah suatu tempat yang kondisi lingkungannya aman yang dibuktikan adanya respon yang positif dari penduduk setempat, apalagi adanya usaha P.D. Budi Lestari yang telah memperkerjakan sekitar 40 orang dalam perusahaannya. Keberadaan usaha P.D. Budi Lestari ini juga mendapatkan tanggapan dan dukungan 6

22 positif dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya surat ijin Undang-Undang Gangguan (UUG). Kondisi lingkungan wilayah usaha P.D. Budi Lestari ini sungguh-sungguh menguntungkan karena disamping jalan menuju ke lokasi tempat usaha P.D. Budi Lestari yang sudah beraspal, lokasinya mudah dijangkau. Demikian juga tidak kalah pentingnya faktor manajemen yang dilakukan oleh pimpinan peruahaan dalam bentuk penempatan dan pendayagunaan pekerjanya sangat mendukung keberhasilan usaha. Jumlah karyawan P.D. Budi Lestari sebanyak 79 orang terdiri dari : 1 orang pimpinan 1 orang wakil pimpinan 4 orang tengaga administrasi 18 orang tenaga borongan pengemasan 1 orang pengawas produksi 3 orang mandor 3 orang sopir 2 orang kernet 44 orang tenaga pemasaran 2 orang security Sedangkan status pekerja dan tingkat pendidikan karyawan perusahaan yang mendukung keberhasilan usaha adalah sebagaimana terlihat dalam tabel, I : No Status TK PENDIDIKAN SD SLTP SLTA SI Jumlah Pekerja Bulanan Pekerja Harian Pekerja Borongan Tenaga kerja Lepas Jumlah Tabel : I Status pekerja dan Tk. Pendidikan 7

23 Penugasan pekerjaan kepada 3 orang karyawan bulanan yang berpendidikan S I adalah sebagai berikut : Drs. Atas barita Sarmin Apt, seorang apoteker bertugas mengurusi surat menyurat yang berkaitan dengan pengawasan mutu kesehatan minuman, disamping tugas pokoknya sendiri sebagai pengawas mutu minuman Amir Syafrial dan Udin Syafrudin berpendidikan Sarjana (SI) ditugasi sebagai security. Sedangkan Sdr. Cali Suherman dan Sdr. Dadang Surdadang ditugasi pimpinan perusahaan untuk menangani dibidang administrasi, dengan petimbangan : - Saudara Cali Suherman, sekalipun berpendidikan SMP namun telah memperoleh pendidikan tambahan dari pengalamannya mengikuti loka karya, konsultasi bisnis dan penempatan tenaga kerja workshop pengelolaan akuntansi dan pelatihan pengembangan diri. - Saudara Dadang Surdadang, sekalipun berpendidikan SMEA, namun telah memperoleh pelatihan manajemen mutu dari Sucofindo. 8

24 II ANALISIS MASALAH A. Prinsip Analisis Usaha minuman jamu PD. Budi Lestari yang dirintis dan dikelola oleh Bapak Amir utama sejak tahun 1996, hingga kini masih tetap eksis, berjalan semakin maju, patut dijadikan contoh bagaimana seseorang yang tingkat pendidikannya rendah dapat mengelola sebuah perusahaan yang cukup berhasil, berdampak luas, utamanyya terhadap terbukanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi perusahaan dan sebagian masyarakat lingkungannya. Nampaknya keberhasilan suatu usaha, tidak sangat tergantung kepada tingkat pendidikan seseorang saja, akan tetapi justru pengalaman menjadi modal penting, bagaimana seseorang dapat mencapai sukses usaha yang ditekuni, seperti Pak Amir Utama. Pak Amir utama sukses dalam menjalankan usahanya, karena faktor pengalaman beliau yang diperoleh selama 11 tahun bekerja di PD. Budaya Kita sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan jamu. 1. Tujuan Analisis Untuk mengenal lebih jauh, bagaimana seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil oleh karena hanya pengalaman, 9

25 kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan suatu usaha sukses dapat dipakai sebagai contoh / model dan tantangan bagi orang lain yang berminat untuk membuka usaha, namun keberaniannya kurang karena disamping tidak memiliki modal yang cukup, juga karena tingkat pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang kurang menunjang. Untuk memperoleh kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan usaha PD. Budi Lestari sukses, diperlukan kajian lengkap dengan pembahasannya sebagai berikut : - aspek tehnis dan produksi - aspek pemasaran - aspek keuangan - spesifikasi tiap unit produksi 2. Implementasi Praktis Sebagai warisan leluhur, minuman jamu sampai saat ini masih banyak diminati dan dicintai oleh masyarakat. Mendengar kata jamu, secara spontanitas masyarakat lebih mengenalnya sebagai obat tradisional, walaupun tidak semua minuman jamu menjadi obat tradisionil, dan bahkan jamu dapat dikatagorikan obat alternatif dikala obat-obatan buatan pabrik harganya semakin meningkat. Bagaimanapun bantuk kemasannya, kalau yang dikemas itu adalah jamu yang oleh pecintanya dikatagorikan sebagai obat tradisionil, maka masyarakatpun mulai 10

26 tergerak hatinya untuk mencobanya, dan kalau cocok, maka akan menjadi konsumen peminum jamu yang fanatik. Nampaknya image ketradisionalannya yang menjadikan penyebab adanya kesukaan masyarakat untuk mencintai minum jamu, bagaimanapun bentuk kemasannya, apakah dikemas dalam bentuk kapsul, apakah dikemasan dalam bentuk bungkusan, ataukah dikemas dalam bentuk tablet, ataukah dikemas dalam bentuk botol siap minum, maka jamu tetap disukai oleh konsumen pecintanya yang sudah terlanjur fanatik minum jamu. Melihat dari kenyataan ini, maka usaha bisnis jamu adalah suatu bisnis yang menjanjikan, karena dapat mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya. B. METODE ANALISIS Metode kerja yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini, adalah dengan metode diskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di lapangan berdasarkan fakta-fakta yang kelihatan, kemudian dianalisis berdasarkan teori. Dengan pendekatan kajian yang digunakan beserta kedalamannya mengacu kepada teori analisis Lini produk yang dikemukakan Kotler (1997) meliputi : a. Analisa laporan penjualan tiap unit produk Analisa ini bertujuan untuk mencatat produk-produk yang menghasilkan volume dan keuntungan penjualan tinggi. Idealnya produk yang memiliki volume penjualan yang baik berarti sangat diminati pasar. Disamping tersebut dengan 11

27 analisa ini dapat dipertimbangkan untuk melepas unit produk mana yang patut dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan sama sekali. b. Analisia laba penjualan Analisa ini dibuat dengan tujuan untnuk mengetahui tingkat keuntungan atau laba masing-masing satuan unit yaitu satuan unit yang mana yang paling menguntungkan dan produksinya tetap masih harus dipertahankan, dan satuan unit produksi mana yang tidak menguntungkan dan harus dihentikan produksinya, atau tetap dipertahankan produksinya. Disamping analisis yang mengacu teori Kotler, metode lain yang digunakan adalah metode swot yang dapat memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan internal maupun external berupa peluang dan tantangan, sehingga daa metode ini dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk dilakukan kemudian. 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder. a. Data Primer : adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti, dilakukan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung pada kegiatan usaha PD. Budi Lestari, meliputi proses produksi, pemasaran, volume penjualan, dan laba rugi perusahaan. b. Data Sekunder : adalah data pendukung yang bersumber dari kepustakaan, literatur majalah dan lain-lain, yang metode ini biasa disebut dengan metode kepustakaan. 12

28 Adapun teknik pengumpualan data primer yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Wawancara (interview) yaitu memperoleh informasi dengan cara melakukan wawancara langsung pada bagian-bagian produksi, pemasaran, gudang, pimpinan kantor dan karyawan yang ada kaitan pekerjaan dengan data yang diperlukan. b. Daftar Pertanyaan (kuesioner) yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sitematis, khususnya yang berkaitan dengan topik yang ingin dibahas, berikut permasalahan yang dihadapi. c. Pengamatan (observation) yaitu dengan cara melihat secara langsung terhadap kegiatan pencucian botol, pengisian minuman kedalam botol, dan menutup botol, seluruhnya masih dikerjakan secara tradisionil, dan umumnya dikerjakan secara borongan. Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara membaca banyak buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Dari hasil penelitian ini, manfaat yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis a. Dapat belajar dari pengalaman orang lain dalam mengelola perusahaan menjadi berhasil karena faktor pengalaman, dan dari hasil pembelajaran ini barangkali akan dapat menggerakkan hati penulis atau siapa saja yang ingin 13

29 mencoba atau meneruskan usaha secara profesional dibidang usaha apa saja yang kuncinya menguntungkan. b. Hasil penelitian dapat dipakai penulis sebagai bahan penulisan laporan akhir guna memenuhi persyaratan penulis dalam mengakhiri Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Program Management Profesional industrri (MPI) angkatan ke IV. 2. Bagi Manajemen PD. Budi Lestari. Untuk memberi dukungan dan sumbangan pemikiran dan atau saran perbaikan kepada PD. Budi Lestari dalam pengambangan usahanya agar lebih sukses dalam masa-masa berikutnya. 3. Bagi Masyarakat Akademik (MPI) Untuk menambah daftar pustaka sebagai acuan dan sumber informasi bagi yang memerlukan, serta memperkaya kajian penelitian yang bervariasi. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa metode yang digunakan adalah metode diskriptif, maka analisis kualitatip yang dikedepankan adalah analisa model SWOT. a. Analisis Kualitatip model SWOT. Analisis SWOT adalah analisis Strength (kekuatan), weakness (kelemahan) opportunity (kesempatan) dan threats (ancaman). 14

30 SWOT menurut Rangkuti (2003) adalah singkatan dari lingkunga n internal strength dan weakness, serta lingkungan eksternal opportunity dan threat yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Analisis SWOT atau analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh usaha industri minuman jamu. Analisis ini dapat memberikan gambaran secara jelas tentang bagaimana menjadi peluang, dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga dapat dirumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai berkaitan dengan masa depan perusahaan. Beberapa item yang perlu dianalisa berdasarkan model SWOT diantaranya sebagai berikut : a. Strength (kekuatan), keunggulan sumberdaya, hasil atau mutu produk, segmen pasar, lokasi tempat usaha, strategi pemasaranhasil dan lain-lain. b. Weakness (kelemahan), sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses produksi, kemasan, permasalahan, dan lain-lain. c. Opportunity (kesempatan), adalah situasi utama yang menguntungkan perusahaan, seperti promosi hasil produk dan lain-lain. 15

31 d. Threats (ancaman) adalah situasi utama yang tidak menguntungkan perusahaan, seperti misalnya pesaing usaha, bahan baku, bentuk atau model kemasannya dan lain-lain. 2. Pengolahan Data Jawaban yang diperoleh peneliti dari obyek yang diteliti diolah dalam bentuk tabulasi dan dianalisis dengan model kartesius. Sistim analisa yang dibuat adalah analisa lini produk, meliputi : 1. Analisa laporan penjualan tiap unit produk volume dan laba penjualan tiap unit produk dalam periode satu tahun terakhir akan dihitung secara kumulatif per produknya. Langkah ini untuk mendata produk-produk yang diminati pasar dan memiliki keuntungan. 2. Membuat presentasi total penjualan. Sesudah mendata volume penjualan tiap unit produk, langkah berikutnya perlu membuat persentasi total dari penjualan, dan hal ini akan dapat memberi gambaran yang riil terhadap volume dan laba penjualan tiap unit produk. 3. Mengidentifikasi profil pasar, yang sangat berguna untuk dapat mengetahui kondisi lini produk perusahaan terhadap lini pesaingnya. 16

32

33 III HASIL DAN PEMBAHASAN A. DISKRIPSI UMUM. 1. Aspek Tehnis dan Produksi. Proses produksi minuman jamu produk PD. Budi Lestari yang dirintis sejak tahun 1996 hingga saat ini masih menempati rumah kontrakan dengan tanah seluas 750 m 2. harga kontrakan dalam setiap bulan sebesar Rp ,- kini harga kontrakannya dinaikkan menjadi Rp ,-/bulan, terletak di Jl. Bhakti NO. 87 Kelurahan Cepedak Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Produk minuman jamu yang dihasilkan terdiri dari : - minuman Jamu Temulawak - minuman Jamu Jagotra (cap Dua Banteng) - minuman jamu Gula Asem (GULAS) Pengerjaan atau produksinya masih dilakukan secara tradisional, masih dikerjakan dengan tangan-tangan terampil karyawannya dan belum menggunakan mesin-mesin. Dengan demikian jumlah hasil produksi setiap bulannya sangat tergantung oleh tangan-tangan terampil karyawan-karyawannya. 18

34 a. Bahan Baku Bahan baku minuman jamu terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Minuman jamu jagotra (cap dua banteng). Bahan baku utamanya terdiri dari : - anyang-anyang - bidara laut - bolong-bolong - cangkok - kapoe - kayu angin - kayu manis - kau rapet - lada hutan - pule - sambang - secang - ujung atep - sariawan - sidowaa - sintok - sranto - temulawak - manik 19

35 Sedangkan bahan baku tambahannya terdiri dari : - cabe jawa - gula merah - gula sacharin - racikan rempah jadi Minuman jamu Temulawak bahan baku bahan tambahan : Temulawak (Essence) : gula merah minuman jamu gula asem (GULAS) bahan baku bahan tambahan : Asem Jawa : Gula merah + pemanis lain b. Perolehan sumber bahan baku Bahan baku jamu diperoleh dari pasar lokal Jatinegara. c. Proses pembuatan minuman jamu, dapat terlihat dalam gambar :1 20

36 BAHAN BAKU UTAMA DISORTIR/PILIH YANG BAIK- BAIK, DICUCI DAN DIKERINGKAN DIKEMAS DALAM RACIKAN PLASTIK SIAP UNTUK DIOLAH DIREBUS / DICAMPUR DENGAN AIR PANAS MENDIDIH + BAHAN BAKU TAMBAHAN SIAP DIPASARKAN DIGUDANGKAN DIKEMAS DALAM BOTOL GAMBAR : I PROSES PEMBUATAN JAMU Dari gambar 1 tersebut diatas, tampak jelas bahwa sebelum minuman jamu dipasarkan, terlebih dahulu disimpan digudang untuk di administrasikan. Cara pemasarannya adalah sebagai berikut : a. Perusahaan menjual kepada pedagang pemasok/grosir b. Pedagang pemasok/grosir menjual kepada warung-warung pelanggan c. Warung-warung pelanggan menjual keapda konsumen peminum jamu. 21

37 Sebelum minuman jamu dikemas dalam botol bekas untuk siap dijual, maka terlebih dahulu botol bekas untuk dikemas dicuci. Pekerjaan pencucian botol bekas dilakukan secara borongan, dengan upah Rp. 10,- setiap botolnya. Demikian juga dalam pengisian minuman jamu kedalam botol kemasan dilakukan secara borongan dengan upah Rp. 10,- setiap botol. Jumlah tenaga borong 18 orang dan rata-rata hasil borongannya dalam setiap hari tidak kurang dari Rp ,-/orangnya. Rata-rata pencucian botol dan pengisian jamu ke dalam botol kemasan setiap orangnya dapat menyelesaikan pekerjaan krat atau 2400 botol. Borongan pekerjaan ini sangat menguntungkan perusahaan karena perusahaan tidak perlu banyak membuang waktu untuk mengawasi pekerjaan karyawan, otomatis karyawan sudah bekerja secara maksimal. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan melalui sistim borongan, merupakan kiat sukses perusahaan untuk mencapai hasil seara maksimal. Ada kiat sukses lain yang menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan daya saing terhadap perusahaan lain yang sejenis adalah minuman jamu Temulawak produk PD. Budi Lestari dicampur dengan air panas yang mendidih yang dalam hal ini tidak dilakukan oleh perusahaan lain yang sejenis. D. PENGEMASAN Minuman jamu PD. Budi Lestari dikemas dalam botol bekas yang dibeli dari pasar lokal Jatinegara dengan harga Rp. 300,- setiap botolnya. 22

38 Sebelum botol bekas digunakan, dicuci terlebih dahulu dengan ongkos cuci Rp. 10,- setiap botolnya. Penggunaan botol bekas sebagai kemasan jamu, sampai saat ini masih menjadi handalan perusahaan karena harganya murah berdampak menjadi lebih terjangkau oleh konsumen. Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi Lestari merupakan kiat sukses tersendiri bagi perusahaan. Sampai saat ini, tetapi dalam jangka panjang penggunaan botol bekas tidak akan dapat dipertahankan lama-lama karena stok botol bekas dipasarkan semakin habis, karena botol-botol bekas ini dilebur kembali untuk dibuat botol-botol yang baru. Demikian juga penggunaan botol bekas untuk kemasan jamu kian lama menjadi tidak disukai konsumen, dan konsumen akan cenderung memilih botol baru putih bening untuk kemasan. 2. ASPEK PEMASARAN Jalur pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari adalah sebagaimana terlihat dalam gambar : 2 PERUSAHAAN GROSIR / PEDAGANG WARUNG- WARUNG KONSUMEN Gambar : 2 Jalur Pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari 23

39 a. Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari meliputi seluruh wilayah di Jabotabek, dengan sistim pembayaran tunai, yaitu pada pagi hari pedagang-pedagang pemasok/grosir mengambil barang di perusahaan dan sore harinya membayar. Harga barang ditetapkan sebagai berikut : - Harga Perusahaan kepada pedagang. - Isi saja Rp. 180 Rp. 200,- tiap botolnya - Dengan botol Rp. 500,- karena harga botolnya saja Rp. 300,- - Harga pedagang kepada warung - Isi saja Rp. 400,- - Dengan botol Rp. 700,- - Harga pedagang warung kekonsumen akhir - Isi saja Rp ,- - Dengan botol Rp ,- b. OMSET PENJUALAN Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari tahun dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 24

40 Omset Rata-Rata Tiap Bulan Keterangan No. Tahun Botol Rp Tabel : 2 Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari Tahun Dari tabel 3 diatas, terlihat bahwa pada tahun omset penjualan rata-rata bulanan terus meningkat, dan pada tahun omsetnya mulai menurun. Hal ini dikarenakan mualai tahun 2003 ada tambahan produk baru, yaitu minuman jamu Jagotra dan Gula Asem, yang sebelumnya tidak pernah ada. Akibat tambahan produk baru ini beban proses produksi bertambah, disamping adanya tambahan berdirinya perushaan yang sejenis yang paling tidak juga menjadi pesaing. Dalam pemasaran hasil, perusahaan hanya menjual isi saja dan botol kemasannya harus disediakan sendiri oleh pedagang. Namun demikian, untuk mempermudah penanganan sebagai upaya meningkatkan omset penjualan, perusahaan memberikan kebijaksanaan dalam bentuk penyediaan botol bekas untuk kemasan jamu, dengan pembayaran oleh pedagang dilakukan pada saat pedagang mengambil barang diperusahaan, yaitu isi ditambah 25

41 botol bekas menjadi Rp. 500,-. Tindakan perusahaan seperti ini merupakan kiat sukses tersendiri, apalagi terhadap pedagang baru yang baru mulai berdagang, perusahaan memberi pinjaman botol bekas sebanyak 1000 botol dengan pembayaran angsuran. 3. SPESIFIKASI TIAP SATUAN UNIT PRODUKSI Mulai tahun 2003 PD. Budi Lestari memasarkan minuman jamu Gula Asem (GULAS) dan minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) Dengan demikian sampai tahun 2004 jenis minuman yang diproduksi dengan dipasarkan oleh PD. Budi Lestari menjadi tiga jenis yaitu: - Minuman Temulawak - Minuman jamu Jagotra - Minuman Gula Asem Spesifikasi tiap unit produksinya adalah sebagai berikut : 1. Minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) - Isi botol - Ada ijin POM No. TR Kode produksi : JDBS Komposisi : - Piperiss Nigri Fruktus = 10% - Curcymae = 11% - Retrofactil Fructus = 6% 26

42 - Sappan Liqnum = 11% - Burmanii Corte = 6% - Gula = 15% - Air = 25% - Khasiat : mengurangi sakit pegal linu mengurangi rasa sakit menambah nafsu makan 2. Minuman segar Temulawak - Isi botol 320 ml. - Terdaftar Depkes No. SP /109-04/97 - Komposisi : Temulawak Ess 0,5 %, gula 20 %, Tartrazine 0,3 %, dan Anad 100% - Khasiat : tidak ditulis didalam tabel 3. Minuman Segar Gula Asem - Isi botol 220 ml - Ijin Depkes NO. Sp Komposisi : sari buah asem, gula merah dan air matang. - Khasiat : tidak ditulis dalam tabel Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku usaha, diperoleh penjelasan bahwa PD. Budi Lestari pada saat memulai usahanya pada tahun 1996, jumlah modal usaha yang dimiliki sebesar Rp ,- digunakan untuk : - Sewa sebidang tanah + bangunan Rp ,- - Pembenahan tempat usaha Rp ,- 27

43 - Pengadaan mesin press Rp ,- - Jaminan mesin gas CO2 Rp ,- - Tong kayu, 4 biji Rp ,- - Tungku Rp ,- - Botol bekas 1200 botol x Rp. 300,- Rp ,- - Krat bekas, 50 krat x Rp 300,- Rp ,- Jumlah Rp ,- Sedangkan modal usaha untuk membeli bahan baku minuman jamu, dipinjam dari tukang sayur sebesar Rp dan dapat diproduksi sebanyak satu racikan atau 1200 botol Sekalipun usahanya baru dimulai, namun karena pimpinan perusahaan banyak memiliki pelanggan yang sudah dikenal lama, maka keperluan botol dan pemasaran hasil tidak mengalami kesulitan. - Salah satu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengolah usahanya dan ini merupakan kiat sukses usaha adalah : a. Adanya dukungan 8 orang tenaga pemasaran yang memiliki daerah pemasaran yang cukup luas, memberi kemudahan perusahaan dalam pemasaran hasil dan perolehan botol-botol bekas. b. Ada tekad yang bulat dari pimpinan perusahaan yang tidak mengambil keuntungan perusahaan selama 2 tahun untuk keperluan sendiri, tetapi keuntungan perusahaan ditanamkan kembali di perusahaan untuk tambahan modal. 28

44 Dari modal usaha sebesar Rp ,- yang dimiliki perusahaan pada awal berdirinya perusahaan, kini jumlah modal perusahaan telah berkembang menjadi Rp (tahun 2004) dengan omset penjualan dalam setiap bulannya mulai dari tahun dapat dilihat dalam lampiran 7, dengan penjelasan sebagai berikut : - pada tahun 2000, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober sebanyak botol - pada tahun 2001, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Mei, sebanyak : botol - pada tahun 2002, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober, sebanyak : botol - para tahun 2003, Omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Juni, sebanyak : botol - pada tahun 2004, omset penjualan tertinggi jatuh pada tahun September, sebanyak botol Dengan demikian, rata-rata tertinggi omset penjualan minuman jamu selama 5 tahun sebesar botol, adalah suatu jumlah yang cukup berhasil dan sukses B. PEMBAHASAN Penulis dalam melakukan penelitian memfokuskan kajian penelitiannya terhadap berbagai aspek sebagai upaya untuk memperoleh kiat-kiat yang menjadikan sukses perusahaan. 29

45 Demikian juga dalam pembahasan kajian meliputi aspek ekonomi, aspek tehnis dan produksi, dan aspek pemasaran. Dalam aspek pemasaran, kajian utama yang dilakukan meliputi analisa penjualan produk dan rugi/laba penjualan dengan metode analisa produk sesuai dengan teori Kotler (1997). Fungsi dari analisa ini adalah untuk memberikan usulan kepada perusahaan mengenai tiga produk potensial. 1. Aspek Ekonomi PD. Budi Lestari dapat dikatagorikan sebagai usaha kecil, karena kriteria yang dimiliki, salah satu diantaranya adalah menurut UU RI No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, PD. Budi Lestari tidak memiliki hasil penjualan tahunan melebihi Rp. 1 Milyard dan tidak memliki kekayaan bersih diluar tanah dan bangunan sebesar Rp. 200 juta, serta berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan. Salah satu kelebihan yang dimiliki usaha kecil yang bergerak disektor industri pengolahan, termasuk usaha PD. Budi Lestari adalah bahan mentah atau bahan baku sebagai bahan untuk membuat minuman jamu tidak banyak menggunakan bahan mentah import, dan bahan mentahnya sangat mudah di peroleh dipasar lokal dalam negeri seperti di pasar Jatinegera. Karena bahan mentah atau bahan baku mudah didapat didalam negeri dan tidak tergantung dari import, maka usaha PD. Budi Lestari tetap eksis dan tidak tergoyahkan oleh krisis ekonomi yang pernah melanda di negeri ini. 30

46 Namun demikian, sekalipun usaha PD. Budi Lestari ini dikategorikan sebagai usaha kecil, dampak usaha PD. Budi Lestari yang dirasakan masyarakat banyak adalah sebagai berikut : 1. Memberikan peluang kerja bagi masyarakat lingkungannya dengan peningkatkan pendapatan antara Rp ,- sampai dengan Rp ,-bagi tenaga kerja blanan dan harian sebagai berikut : a. Gaji pimpinan Rp ,-/bulan b. Gaji seorang apoteker Rp ,-/bulan c. Gaji Kepala bagian dan administrasi Rp ,-/bulan d. Gaji staf keuangan dan administrasi (4 orang Rp ,- e. Gaji 2 orang Rp ,- 2. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi tenaga kerja borongan pekerjaan pencucian botol dan penutupan botol yang setiap harinya mereka peroleh tidak kurang dari Rp ,- jumlah tenaga kerja borongan sebanyak 18 orang. 3. Memberikan pelang kerja dan pendapatan bagi 8 orang tenaga harian daya upah perhariannya sebesar Rp ,- 4. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi 44 orang tenaga kerja lepas bagian pemasaran yang menjajakan hasil produk minuman jam PD. Budi Lestari kewarung-warung, daya pendapatan rata-rata setiap bulan tidak kurang dari Rp ,- 31

47 2. Aspek Tehnis dan Produksi Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi Lestari nampaknya tidak akan membawa kemajuan usaha dalam jangka panjang, karena dengan menggunakan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu, perusahaan baru dapat memenuhi permintaan sebanyak 40%, hal ini disebabkan : 1. Kebanyakan konsumen lebih menyukai botol baru bening sebagai kemasan jamu. 2. Kebanyakan botol bekas pakai, makin lama makin sulit di dapat karena banyak botol bekas dilabur kembali menjadi botol baru. Kesulitan perusahaan untuk memperoleh botol-botol bekas saat ini, akan menjadikan peluang perusahaan dimasa mendatang dalam usahanya untuk meningkatkan permintaan konsumen, karena : penggunaan botol-botol bekas yang mulai dihentikan dan menggunakan botol-botol baru bening untuk kemasan minuman jamu, perusahaan akan dapat meningkatkan penjualan sampai 100% dan dengan demikian ada peningkatan penjualan sebesar 60%. 3. Aspek Pemasaran Dalam pemasaran hasil, prinsip perusahaan hanya menjual isi saja, dan botol kemasan minuman disediakan sendiri oleh pedagang. Namun demikian untuk mempermudah penanganan sebagai upaya meningkatkan omset penjualan, perusahaan membuat suatu kebijaksanaan dalam bentuk penyediaan botol bekas bagi pedagang dengan pembayaran cash oleh pedagang pada saat mengambil barang dagangannya diperusahaan. 32

48 Harga botol bekas yang ditetapkan perusahaan sekitar Rp. 300,- sehingga pada saat pedagang mengambil barang dagangannya diperusahaan, pedagang wajib membayar Rp. 500,- terdiri dari isi saja Rp. 200,- dan botolnya Rp. 300,- Bahkan untuk pedagang yang baru memulai usaha, dapat pinjaman botol dari perusahaan sebanyak botol dengan pembayaran secara angsuran. Langkah perusahaan yang memberikan pinjaman botol bekas sebagai upaya meningkatkan omset penjualan, nampaknya akan sangat berpengaruh terhadap perputaran modal usaha perusahaan sebagian akan tertanam dalam botol. Dalam lampiran 6 terlihat bahwa dari 44 orang pedagang pemasok, 34 orang diantaranya masih mempunyai tunggakan hutang botol bekas dengan total sisa pinjaman sebesar Rp (catatan sampai dengan 13 Desember 2004) adalah suatu jumlah yang tidak sedikit, dan kalau hal ini dibiarkan atau setidak-tidaknya kebijakan ini diteruskan berlanjut tanpa ada usaha lain yang memaksimalkan tagihan, maka sudah jelas modal perusahaan yang tertanam dibotol bekas semakin menumpuk, yang dalam hal ini dapat disimak persentasi pengendalian pinjaman botol bekas sebagai berikut : 1. Dari jumlah pinjaman sebear Rp sampai dengan tanggal 13 Desember 2004 jumlah yang diangsur baru sekitar Rp ,- atau baru 4,6% 2. Dari jumlah 34 orang penunggak terdapat 2 orang penunggak yang sama sekali tidak mengangsur tunggakannya sebesar Rp ,- 33

49 a. Analisa Laporan Penjualan Dalam periode tahun 2004 PD. Budi Lestari telah menjual Tiga jenis minuman, dengan total penjualan sebesar botol senilai Rp (lampiran 11) dan keuntungan yang didapat sebesar Rp (lampiran 15). Rata-rata setiap bulan pada tahun 2004 PD. Budi Lestari dapat menjual minuman botol senilai Rp ,- (tabel 3). Permintaan tertinggi minuman tahun 2004 adalah sebagai berikut (lampiran 11) - bulan September 2004 permintaan minuman Temulawak botol - bulan Agustus minuman Jagotra botol - bulan September minuman Gula Asem botol. Dari Tiga jenis minuman tersebut, jumlah permintaan tertinggi adalah minuman Temulawak. Hal ini dikarenakan sebutan temulawak sudah melekat dihati masyarakat pencintanya, sehingga tanpa harus melalui promosipun masyarakat umum pecandu minuman jamu sudah mengenalnya. Jumlah permintaan terkecil minuman jamu bulan September 2004 adalah minuman jamu Gula asem sebesar botol (temulawak botol, Jagotra botol). Hal ini disebabkan karena image masyarakat terhadap minuman biasa yang ditanggapinya sebagai minuman biasa yang menyegarkan sekedar menghilangkan rasa haus, kurang penjelasan khasiat tambahan lainnya. Persentasi penjualan jamu setiap jenis yang diproduksi, dapat dilihat dalam gambar 3. 34

50 Gulas 7,45% Temulawak 76,9% Jagotra 15,64% Gambar 3 Persentasi penjualan produk minuman jamu PD. Budi Lestari tahun 2004 (PD. Budi Lestari 2004) Berdasarkan gambar 3 tersebut diatas, dapat dinyatakan bahwa minuman jamu temulawak merupakan produk yang paling banyak diminati konsumen, yaitu 76,91% dan produk yang memiliki volume penjualan terendah adalah produk minuman jamu Gula Asem (7,45%). Berdasarkan data laporan penjualan tersebut, perusahaan perlu membuat strategi batu guna meningkatkan volume penjualan produk minuman gula asem adalah belum banyak nya masyarakat yang mengenal jenis minuman ini, maka salusi terbaik untuk meningkatkan volume penjualan adalah perlunya promosi dari perusahaan. Rincian laporan penjualan minuman jamu Temulawak dalam setiap bulannya pada tahun 2004 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel : 3 35

51 NO. BULAN TEMULAWAK (botol) KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sepetember Oktober November Desember Jumlah Tabel. 3 Omset penjualan bulanan minuman jamu Temulawak tahun 2004 Tabel 3 menunjukkan, bahwa pada bulan September penjualan produk minuman jamu Temulawak menduduki peringkat tertinggi yaitu botol. Peningkatan produksi terjadi sejak Agustus Volume penjualan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar botol, kemudian seterusnya mulai bulan Maret hingga bulan September naik terus, tetapi dalam bulan November turun kembali dibawah volume penjualan bulan Februari Hal demikian terjadi karena adanya jenis produk minuman Jagotra dan Gula Asem. 36

52 2. Volume penjualan bulanan minuman jamu Jagotra tahun 2004 dapat dilihat dalam tabel 4 NO. BULAN TEMULAWAK (botol) KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sepetember Oktober November Desember bt bt bt bt bt bt bt bt bt bt bt Jumlah Tabel. 4 Volume penjualan bulanan minuman jamu Jagotra tahun

53 Tabel 4 terlihat adanya peningkatkan permintaan pada bulan Agustus sebanyak botol. Hal ini menunjukkan mulai adanya tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu Jagotra, tetapi pada bulan-bulan berikutnya jumlah permintaan semakin menurun. Nampaknya tingginya permintaan minuman jamu Jagotra bulan Agustus, adalah terjadi karena konsumen ingin coba-coba, sehingga perintaan naik, kemudian pada bulan-bulan berikutnya mulai menurun kembali. Hal demikian perusahaan harus cukup waspada dan perlu mengambil kebijaksanaan baru bagaimana permintaan dapat kembali naik. 3. Volume penjualan bulanan minuman jamu Gula Asem tahun 2004 (lihat tabel5) NO. BULAN TEMULAWAK (botol) KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sepetember Oktober November Desember Jumlah Tabel. 5 Volume penjualan bulanan minuman jamu gula asem tahun

54 Tabel 5 menunjukkan permintaan pasar terhadap prpduk minuman Gula Asem (GULAS) tertinggi jatuh pada bulan September 2004sebesae botol, kemudian menurun tajam pada bulan-bulan berikutnya. Hal demikian perusahaan harus cukup waspada, mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya. Hasil wawancara penulis dengan 40 orang responden (lampiran 14) menunjukkan bahwa konsumen lebih banyak menyukai jamu Temulawak sebanyak 24 orang, dan lebih menyukai Jagotra 9 orang, dan yang menyukai Gula Asem 7 orang. Mengapa paling menyukai Temulawak dan tidak menyukai minuman lainnya, karena alasanalasan berikut: 1. Minuman Jagotra, ditangani sebagai minuman pekerja berat seperti sopir, tukang becak, kuli bangunan dan lain-lain. 2. Minuman Gulas, adalah minuman dengan rasa asem-asem sedikit, kurang diminati 3. Sedangkan minuman temulawak paling banyak disukai orang, dikarenakan minuman jamu temulawak ditanggapinya sebagai minuman bergengsi yang sudah cukup dikenal sejak nenek moyang. 39

55 3. Analisa Laba Penjualan Pada tahun 2004 total keuntungan yang diperloleh PD. Budi Lestari dari ketiga jenis minuman sebesar Rp ,-. Keuntungan terbesar dipeoleh dari minuman temulawak sebesar Rp ,- dan keuntungan terendah diperoleh dari minuman jamu Gula Asem sebesar Rp ,- Rincian total keuntungan dan rataan perolehan keuntungan tiap jenis minuman setiap bulannya seperti tampak dalam tabel. 6 No. Jenis Minuman Laba Penjualan/tahun (Rp.) Rataan Laba/perbulan 1. Temulawak Jagotra Gula Asem Tabel. 6 Total laba penjualan dan rataan keuntungan / bulan. Persentasi laba penjualan dari total laba 76,90% 16,02% 8,23% Dari tabel 6, terlihat bahwa jenis minuman jamu temulawak memberikan konstribusi laba terbesar dalam setiap bulannya sebesar Rp ,- (76,9%) dan terendah minuman gula asem sebesar Rp (8,23%). Pada tahuun 2004 perusahaan telah memproduksi Tiga jenis minuman dengan total penjualan sebanyak botol seniali Rp (lampiran 7) dan total keuntungan sebesar Rp (lampiran 15). 40

56 Rata-rata setiap bulan perusahaan dapat menghasilkan minuman botol (lampiran 7) dengan nilai rata-rata laba setiap bulan sebesar Rp ,- (lampiran 15). Dari ketiga jenis minuman tersebut, tampak jelas bahwa minuman gula asem (Gulas) memberikan konstribusi laba terkecil, dan dari hasil pengamatan dilapangan, meman pada dasarnya permintaan minuman gula asem sangat sedikit, dan hal ini sudah sepatutnya perusahaan mulai mengambil langkah-langkah kedepan bagaimana solusi terbaik agar minuman gula asem ini permintaan dari masyarakat menjadi meningkat. Langkah-langkah ini perlu segera dilakukan karena konstribusi keuntungan yang diperoleh dari minuman gula asem, hanya 8,2%, sedangkan yang lainnya seperti Jagotra, memberikan konstribusi laba 16,02% dan minuman temulawak 76,9%). 4. ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistimatis untuk merumuskan stratei perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memakasimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelebihan (weaknesses) dan ancaman (threats). SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Jadi analisis SWOT akan membandingkan antara faktor eksternal 41

KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA KIAT SUKSES USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA OLEH : TANJUNG PRASETYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004 Tanjung Prasetyo

Lebih terperinci

Pengembangan Usaha Industri Jamu dan Minuman PD. Budi Lestari di Jakarta ABSTRACT

Pengembangan Usaha Industri Jamu dan Minuman PD. Budi Lestari di Jakarta ABSTRACT Manajemen IKM, September 2009 (236-243) Vol. 4 No. 2 ISSN 2085-8418 Pengembangan Usaha Industri Jamu dan Minuman PD. Budi Lestari di Jakarta Tanjung Prasetyo *1, Daniel R.O. Monintja 2, Fransisca R. Zakaria

Lebih terperinci

STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO

STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG

KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI. Antung Deddy Radiansyah

AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI. Antung Deddy Radiansyah AN JUDUL ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA PENGOMPOSAN BERSUBSIDI Antung Deddy Radiansyah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii RINGKASAN H. Antung Deddy R. Analisis Keberlanjutan Usaha

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber data yang digunakan dan didapatkan guna untuk mendukung dalam penyusunan laporan Tugas Akhir diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :. Wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Tradisional Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Analisis

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) Oleh: NADIA LARASATI UTAMI A14104085 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tumbuhan obat. Beberapa sumber menyebutkan terdapat sekitar 30 ribu jenis tanaman obat di sini. Dari jumlah sebanyak itu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Mengenai Industri Jamu di Indonesia Jumlah perusahaan jamu yang bergabung dalam industri jamu sampai sekarang ini sebanyak 587 GP Jamu. Sedangkan jumlah pengrajin

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah.

BAB I PENDAHULUAN. minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan konsumen Indonesia akan makanan dan minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. Jamu tradisional yang dulu hanya

Lebih terperinci

ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN POLA PENGGUNAAN PEMEGANG KARTU KREDIT BERDASARKAN POLA PEMBAYARAN. Oleh : Ellif Krismawati

ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN POLA PENGGUNAAN PEMEGANG KARTU KREDIT BERDASARKAN POLA PEMBAYARAN. Oleh : Ellif Krismawati ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN POLA PENGGUNAAN PEMEGANG KARTU KREDIT BERDASARKAN POLA PEMBAYARAN Oleh : Ellif Krismawati PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) Oleh : Zahakir Haris A14104638 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON

PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK Ronald

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN (Kasus di Kelurahan Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung) ERNA SUSANTY SEKOLAH PASCA SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANGKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANGKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANGKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : Vini Awilia PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

AHMAD FIRDAUS. Oleh :

AHMAD FIRDAUS. Oleh : EVALUASI TINGKAT KEPUASAN KERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN LAHAT PROPINSI SUMATERA SELATAN Oleh : AHMAD FIRDAUS PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR (STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR (STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR (STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK) Oleh: Nugroho Iman Prakoso A 141 01 108 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan masyarakat global untuk back to nature memberi dampak meningkatnya kebutuhan produk- produk yang berbahan dasar alami. Salah satunya adalah jamu. Jamu

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU NASABAH TABUNGAN BANK ABC TEBET SETELAH FATWA MUI MENGENAI BUNGA BANK. Oleh : HERU HENDRAWAN P E

ANALISIS PERILAKU NASABAH TABUNGAN BANK ABC TEBET SETELAH FATWA MUI MENGENAI BUNGA BANK. Oleh : HERU HENDRAWAN P E ANALISIS PERILAKU NASABAH TABUNGAN BANK ABC TEBET SETELAH FATWA MUI MENGENAI BUNGA BANK Oleh : HERU HENDRAWAN P065010913.13E PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT IMBAL HASIL DAN FAKTOR RESIKO PADA PENAWARAN UMUM PERDANA (Initial Public Offering) SAHAM SECARA SEKTORAL DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS TINGKAT IMBAL HASIL DAN FAKTOR RESIKO PADA PENAWARAN UMUM PERDANA (Initial Public Offering) SAHAM SECARA SEKTORAL DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS TINGKAT IMBAL HASIL DAN FAKTOR RESIKO PADA PENAWARAN UMUM PERDANA (Initial Public Offering) SAHAM SECARA SEKTORAL DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh : MONICA ANGGUNADI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

1 repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan bangsa Indonesia untuk jangka waktu yang

1 repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan bangsa Indonesia untuk jangka waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan bangsa Indonesia untuk jangka waktu yang belum dapat kita tentukan masih tetap berkisar pada masalah kemiskinan, ketimpangan sosial dan pengangguran. Kebijakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka.

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. L-1 LAMPIRAN Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka. 1. Faktor kekuatan apa saja yang dimiliki CV.Angsoka sehingga perusahaan bisa bertahan sampai sekarang? CV.Angsoka

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Oleh : CUT IDAMAN SARI

ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Oleh : CUT IDAMAN SARI ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMBIAYAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Oleh : CUT IDAMAN SARI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

DAMPAK RELOKASI TERHADAP PENDAPATAN USAHA KECIL KERIPIK BELUT

DAMPAK RELOKASI TERHADAP PENDAPATAN USAHA KECIL KERIPIK BELUT DAMPAK RELOKASI TERHADAP PENDAPATAN USAHA KECIL KERIPIK BELUT Kasus Pada Usaha Kecil Keripik Belut di Desa Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta TAHUN 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN. Oleh : FADJAR HARIDJAJA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN. Oleh : FADJAR HARIDJAJA ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (Studi Kasus pada tiga Kantor Lurah di Kotamadya Jakarta Selatan) Oleh : FADJAR HARIDJAJA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis di Indonesia belakangan ini lama semakin berkembang, dengan kompleksitas, persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB XIV Menyusun Proposal Bisnis Dalam Menyusun Proposal bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni 1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan yang akan dijalankan. 2.

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

: Analisis Mutu Produk Dendeng Sapi Aceh Merek Cakradonya (Studi Kasus pada Blangrakal Meatshop Kota Banda Aceh)

: Analisis Mutu Produk Dendeng Sapi Aceh Merek Cakradonya (Studi Kasus pada Blangrakal Meatshop Kota Banda Aceh) Judul N a m a : Analisis Mutu Produk Dendeng Sapi Aceh Merek Cakradonya (Studi Kasus pada Blangrakal Meatshop Kota Banda Aceh) : YULI KUSDIARNI N r p : P056020671.27 Program Studi : MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

STUDI PEMASARAN PRODUK ROTAN UNTUK TUJUAN EKSPOR : KASUS CV. JAVA RATTAN, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT IDA KOIDAH

STUDI PEMASARAN PRODUK ROTAN UNTUK TUJUAN EKSPOR : KASUS CV. JAVA RATTAN, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT IDA KOIDAH STUDI PEMASARAN PRODUK ROTAN UNTUK TUJUAN EKSPOR : KASUS CV. JAVA RATTAN, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT IDA KOIDAH DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan usaha ritel seperti swalayan atau minimarket saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber: www.ritelwaralaba.com. Hampir disetiap

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA SABANG. Oleh : YULIZAR

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA SABANG. Oleh : YULIZAR KAJIAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA SABANG Oleh : YULIZAR PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH DALAM KEMASAN BOTOL MEREK FRESTEA DI KOTA BOGOR

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH DALAM KEMASAN BOTOL MEREK FRESTEA DI KOTA BOGOR ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH DALAM KEMASAN BOTOL MEREK FRESTEA DI KOTA BOGOR Oleh : PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DAMPAK PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN OUTSOURCING PT PERDANA PERKASA ELASTINDO ASRUL SIREGAR

DAMPAK PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN OUTSOURCING PT PERDANA PERKASA ELASTINDO ASRUL SIREGAR DAMPAK PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN OUTSOURCING PT PERDANA PERKASA ELASTINDO ASRUL SIREGAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN Asrul Siregar,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL

PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL PENERAPAN CPOTB DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT KELUARGA SEBAGAI RAMUAN HERBAL Sumani1), Aris Wuryantoro2), Yuli Kuswardani3) 1,2,3 FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: sumani.ikipae@gmail.com, allaam_71@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Edy Nugroho Suryosuharto P E

Edy Nugroho Suryosuharto P E ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. PACIFIC MILLENIA PANGAN MAKMUR Oleh : Edy Nugroho Suryosuharto P 056021492.21E PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 3. ASPEK PRODUKSI

BAB 3. ASPEK PRODUKSI BAB 3. ASPEK PRODUKSI A. KONSEP PRODUKSI Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Umumnya, suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT UNTUK MENGOPTIMALKAN RENCANA EKSPANSI KREDIT KORPORASI PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT UNTUK MENGOPTIMALKAN RENCANA EKSPANSI KREDIT KORPORASI PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT UNTUK MENGOPTIMALKAN RENCANA EKSPANSI KREDIT KORPORASI PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Oleh : Yusak Labanta Sudena Silalahi Nrp. P065011583.14E PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA VOLUME LABA (Studi Kasus di PT. Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry)

PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA VOLUME LABA (Studi Kasus di PT. Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry) PERENCANAAN LABA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA VOLUME LABA (Studi Kasus di PT. Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry) Oleh : Muhammad Ardiansyah PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia. Sebelum krisis melanda pemerintah Indonesia telah melaksanakan beberapa perubahan

Lebih terperinci

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 Program Studi Manajemen STIE YPPI Rembang email: anh.angjel@gmail.com 2 Program Studi Akuntansi STIE YPPI Rembang

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SAHAM DENGAN TEKNIK WARREN BUFFETT DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS INVESTASI SAHAM DENGAN TEKNIK WARREN BUFFETT DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS INVESTASI SAHAM DENGAN TEKNIK WARREN BUFFETT DI BURSA EFEK JAKARTA Jonny Siagian 9903006.16 Laporan Tesis ini merupakan karya akhir dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK.

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. Oleh: Gusri Ayu Farsa PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan sangat besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional,

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI PERUSAHAAN TEH (Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi) Oleh : M U S W A D I

KAJIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI PERUSAHAAN TEH (Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi) Oleh : M U S W A D I KAJIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI PERUSAHAAN TEH (Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi) Oleh : M U S W A D I PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ARIZAL LUTFIEN PRASSLINA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci