1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/11/2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Bab VI Pasal 388 Direktorat Industri Elektronika dan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang industri Elektronika dan telematika dan pada Pasal 389 dalam melaksanakan tugas, Direktorat Industri Elektronika dan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri elektronika dan telematika; 2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri elektronika dan telematika; 3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri elektronika dan telematika; 4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri elektronika dan telematika; 5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri elektronika dan telematika; Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 1

2 6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri elektronika dan telematika; dan 7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Elektronika dan tersebut dijabarkan kedalam program yang didasarkan pada arahan seperti Peningkatan Utilisasi Kapasitas Produksi, Peningkatan Kemampuan Sumber daya Manusia, Peningkatan daya saing produk industri Elektronika Konsumsi, dan peningkatan pasar dalam negeri dan ekspor PERAN STRATEGIS ORGANISASI Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk kurang lebih 240 Juta jiwa merupakan pasar yang sangat menjanjikan bagi industri elektronika dan telematika. Pada saat ini produk elektronika dan telematika sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari, oleh karena besarnya jumlah penduduk tersebut menjadikan peluang bisnis dan investasi yang sangat menjanjikan untuk produk-produk industri elektronika dan telematika. Direktorat Industri Elektronika dan sebagai bagian dari Subsektor Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi mempunyai peran cukup penting dan strategis dalam pembinaan industri khususnya dalam pengembangan cabang industri elektronika dan telematika. Direktorat Industri Elektronika dan membina industri elektronika konsumsi, elektronika komponen, dan industri telematika untuk dapat maju dan berkembang di pasar dalam negeri maupun di pasar regional. Pengembangan industri elektronika dan telematika sangat dimungkinkan, hal ini dapat terjadi karena industri ini memiliki potensi yang sangat besar seperti ketersediaan jumlah tenaga kerja yang besar, Industri dan komponennya sudah tumbuh, besarnya pasar domestik, daya saing industri alat rumahtangga cukup kuat di negara ASEAN, besarnya potensi Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 2

3 sumber daya alam sebagai bahan baku/komponen, industri Multi Nasional sudah beroperasi di Indonesia. Melihat besarnya aspek strategis tersebut maka keberadaan Direktorat Industri Elektronika dan sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk dapat menumbuh kembangkan industri elektronika dan telematika tanah air. Peran penting dan strategis tersebut meliputi antara lain: a. Merumuskan dan menyusun konsep kebijakan pengembangan industri untuk cabang Industri Elektronika dan. b. Menyusun/merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur pengembangan dan pembinaan untuk cabang Industri Elektronika dan. c. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi industri untuk cabang Industri Elektronika dan. d. Dan peran-peran lainnya termasuk untuk mendukung program kerja dalam rangka pengembangan cabang industri maupun sektor ekonomi lainnya STRUKTUR ORGANISASI Direktorat Industri Elektronika dan merupakan pengelompokkan dalam pembinaan industri nasional, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian dimana Direktorat Industri Elektronika dan merupakan salah satu bagian dari Instansi Pemerintah yang mempunyai tanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika. Struktur Bagan Organisasi Direktorat Industri Elektronika dan adalah sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 3

4 BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA DIREKTORAT INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA SUBBAGIAN TU DAN MANAJEMEN KINERJA SUBDIT PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA SUBDIT INDUSTRI SOFTWARE DAN KONTEN SUBDIT INDUSTRI PERALATAN TIK, PERKANTORAN, DAN ELEKTRONIKA PROFESIONAL SUB DIREKTORAT INDUSTRI ELEKTRONIKA KONSUMSI DANKOMPONEN SEKSI PROGRAM SEKSI IKLIM USAHA DAN KERJASAMA SEKSI IKLIM USAHA DAN KERJASAMA SEKSI IKLIM USAHA DAN KERJASAMA SEKSI DATA, EVALUASI, DAN PELAPORAN SEKSI STANDARDISASI DAN TEKNOLOGI SEKSI STANDARDISASI DAN TEKNOLOGI SEKSI STANDARDISASI DAN TEKNOLOGI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Gambar 1.1 Bagan Organisasi Direktorat Industri Elektronika dan Struktur organisasi Direktorat Industri Elektronika dan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/11/2015 terdiri dari 4 (empat) Sub Direktorat yang dibantu masingmasing oleh 2 (dua) Seksi dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha. Tugas pokok masing-masing Subdit adalah sebagai berikut: a. Sub Direktorat Program Pengembangan Industri Elektronika dan ; mempunyai tugas Subdirektorat Program Pengembangan Industri Elektronika dan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri elektronika dan telematika. b. Sub Direktorat Industri Software dan Konten; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 4

5 industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri software dan konten. c. Sub Direktorat Industri Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Perkantoran, dan Elektronika Profesional; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri peralatan teknologi informasi dan komunikasi, perkantoran, dan elektronika profesional. d. Sub Direktorat Industri Elektronika Konsumsi dan Komponen; Komponen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri elektronika konsumsi dan komponen. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 5

6 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, maka Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika dituntut untuk melakukan pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi Pembangunan Industri yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan kegiatan utama maupun kegiatan pendukung sebagaimana digambarkan pada peta strategis Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika pada gambar 2.1 berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 6

7 PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN PERSPEKTIF PROSES INTERNAL INFRASTRUKTUR PERENCANAAN DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 1. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi 2. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran 3. Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran 4. Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Gambar 2.1 Peta Strategi Ditjen ILMATE Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian visi, misi, sasaran, dan target pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan pada RPJMN , serta mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Visi Pembangunan Industri tahun adalah: Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 7

8 1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan; 2. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; 3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperk6kuh ketahanan nasional. Sesuai dengan hasil analisis lingkungan strategis yang telah diidentifikasi dan dengan memperhatikan visi dan misi Industri Nasional Indonesia yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), maka dapat dirumuskan kondisi mendatang yang diharapkan dapat diwujudkan oleh Industri Nasional. Kondisi mendatang ini dibagi ke dalam tiga tahapan waktu, yaitu kurun waktu sebagai fase untuk mewujudkan visi pembangunan industri nasional yang memiliki nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi. Kurun waktu sebagai fase mewujudkan visi pembangunan industri nasional yang memiliki keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas. Kurun sebagai kelanjutan untuk mewujudkan kedua visi tersebut yaitu menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh Dunia. Arah Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan daya saing bangsa dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik berorientasi dan berdaya saing global, penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek, tersedianya Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 8

9 sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi hukum dan birokrasi. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional, dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan serta mendorong perkembangan ekonomi di luar Pulau Jawa terutama untuk industri komponen dan industri perkapalan. Struktur industri dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan praktik-praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar. Struktur industri dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan industri kecil dan menengah sebagai basis industri nasional yang sehat, sehingga mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri hilir dan industri berskala besar. Lima garis besar pengembangan yang dijabarkan pada RPJPN adalah pengembangan industri yang mengolah Sumber Daya Alam, pengembangan industri yang memperkuat kemampuan dan pembangunan jaringan interaksi, komunikasi dan informasi, pengembangan industri yang mampu merespon dinamika pasar dalam negeri maupun pasar global dan pengembangan industri yang memperkuat integrasi ekonomi nasional, kemandirian bangsa, dan keterkaitan antar industri ke depan TUJUAN Pembangunan Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika merupakan bagian dari penyokong dan penopang pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri harus diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang mampu memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Pembangunan sektor industri logam, mesin, Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 9

10 alat transportasi, dan elektronika tidak hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor industri yang disebabkan oleh melemahnya daya saing dan krisis global yang melanda dunia saat ini saja, melainkan juga mampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-dasar membangun industri andalan masa depan. Adapun tujuan pembangunan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan industri nasional sebagai pilar perekonomian nasional; 2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri; 3. Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat; 4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat; 5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kempatan kerja; 6. Mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DIREKTORAT INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA sesuai dengan Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun serta mengacu kepada Renstra Ditjen ILMATE yang telah ditetapkan RPJMN Direktorat Industri Elektronika dan mendefinisikan arah Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 10

11 pembangunan jangka panjang kedalam rencana pembangunan pada setiap lima tahunnya dengan tujuan membangunan daya saing bangsa dengan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, terwujudnya perekonomian domestik berorientasi dan berdaya saing global, penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan IPTEK, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi hukum dan birokrasi. Target Sasaran Direktorat Industri Elektronika dan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.1 Matriks Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Direktorat Industri Elektronika dan Kementerian Perindustrian Tahun 2015 PENUMBUHAN INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA Meningkatnya daya saing Industri Elektronika dan INDIKATOR SATUAN TARGET 2015 Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan 5 (lima) ICT Center dalam bentuk Incubator Business Center (IBC), RICE dan Technopark Pembangunan 5 Science and TechnoPark di daerah-daerah Kabupaten/Kota Terlaksananya Standarisasi Bidang Industri Elektronika dan Meningkatnya Kompetensi SDM Industri Elektronika dan Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri Elektronika dan Terlaksananya Promosi dan Kerjasama Industri Elektroika dan ICT Center Daerah 5 Standar 21 Orang 205 Unit 2 Promosi 4 5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 11

12 Di dalam mewujudkan Target tersebut, maka dirumuskan strategi pengembangan Industri Elektronika dan dalam lima tahun ke depan yaitu penguasaan dan pengembangan Industri Elektronika dan. Adapun Strategi Pengembangan Industri Elektronika dan tersebut mencakup : a. Penumbuhan dan Pengembangan industri komponen/pendukung berbasis ICT/digital; b. Pengamanan pasar dalam negeri; c. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan teknologi; d. Perbaikan dan peningkatan iklim usaha; e. Menarik investor asing ke dalam negeri. Program yang dilakukan Direktorat Industri Elektronika dan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam penyusunannya senantiasa terkait dengan visi, misi, tujuan sasaran dan kebijakan yang ditetapkan. Dalam rangka melaksanakan langkah-langkah pokok serta langkah-langkah penunjang kegiatan Direktorat Industri Elektronika dan dikelompokkan kedalam program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi. Adapun program pengembangan industri elektronika dan telematika untuk jangka waktu adalah penumbuhan industri logam mesin alat transportasi dan Elektronika meliputi: - Mengembangkan industri manufaktur dan komponen perangkat elektronika dan telematika dalam mendukung pembangunan infrastruktur; - Mengembangkan industri animasi, konten dan aplikasi untuk pasar dalam negeri dan luar negeri; - Merumuskan kebijakan iklim usaha industri elektronika dan telematika - Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM industri Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 12

13 - Mengusulkan insentif investasi (Tax Holiday, Tax Allowance, dan BMDTP); - Memfasilitasi promosi dalam negeri dan luar negeri; - Merumuskan dan menerapkan standar serta memfasilitasi alat uji RENCANA KINERJA TAHUN 2015 Rencana Kinerja merupakan salah satu komponen dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategik dan diakhiri adanya Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai bagian dari tugas dan fungsi manajemen untuk peningkatan kinerja, rencana kinerja menjadi sasaran analisis yang digunakan untuk menentukan target realisasi. Formulir Rencana Kinerja terlampir. Rencana Kinerja Industri Elektronika dan Tahun 2015 pada dasarnya selalu dikaitkan dengan sasaran dan tujuan Direktorat Industri Elektronika dan. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kebijakan Direktorat Industri Elektronika dan adalah menumbuhkembangkan industri elektronika dan telematika yang berdaya saing dan bernilai tambah tinggi untuk mewujudkan pertumbuhan dan kemandirian ekonomi Indonesia. Disamping kebijakan tersebut telah disusun program yang memuat berbagai macam kegiatan yang diharapkan dapat mewujudkan sasaran yang ingin dicapai. Program dan kegiatan yang diselenggarakan pada tahun 2015 diwujudkan melalui beberapa jenis kelompok kegiatan sebagai berikut : Koordinasi Pengembangan Industri Elektronika Dan Melaksanakan koordinasi dalam rangka penguatan industri elektronika dan telematika disemua sektor. Melakukan kegiatan-kegiatan penguatan iklim usaha dan perlindungan industri dalam negeri serta mengusulkan insentifinsentif serta peningkata nilai investasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 13

14 Pelaksanaan Standarisasi Bidang Industri Elektronika dan Untuk melindungi pasar dalam negeri perlu diadakan pemberlakuan standar produk elektronika dan telematika secara wajib dengan tahapan penyusunan dan perumusan RSNI produk elektronika dan telematika. Dalam rangka menghadapi AEC Tahun 2015 perlu dipersiapkan langkahlangkah harmonisasi standar, disamping itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan SDM bidang Industri elektronika dan telematika dengan cara menyusun dan merumuskan SKKNI bidang elektronika. Peningkatan Kemampuan SDM Industri Elektronika Dan Untuk meningkatkan kemampuan SDM di bidang industri elektronika dan telematika, maka perlu dilaksanakan pendidikan dan pelatihan di berbagai bidang Industri elektronika dan telematika. Pengembangan Teknologi Industri Elektronika Dan Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi saat ini dan teknologi ramah lingkungan, untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan Technopark sebagai pusat pengembangan R & D dengan kegiatan Fasilitasi peralatan pusat pengembangan industri telematika. Selanjutnya dalam rangka mengembangkan industri telematika nasional dan apresiasi terhadap pengembang (Developer) industri telematika terdapat kegiatan gelar kompetisi produk kreatif. Promosi Kemampuan Industri Elektronika dan Dalam rangka mempromosikan produk industri elektronika dan telematika perlu dilaksanakan pameran-pameran di dalam negeri dan luar negeri serta temu bisnis. Hal ini sangat diperlukan untuk mengembangkan pasar industri elektronika dan telematika nasional dan update informasi-informasi perkembangan produk dan teknologi industri elektronika dan telematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 14

15 Dokumen Perencanaan/evaluasi/database Industri Elektronika Dan Dalam mencapai kinerja dari Direktorat Industri Elektronika dan perlu dilakukan penyusunan Program dan Rencana Kerja melalui koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait.pelaksanaan program dan rencana kerja dituangkan kedalam laporan kinerja sebagai informasi setiap tahun RENCANA ANGGARAN Guna mewujudkan rencana jangka menengah Direktorat Industi Elektronika dan tahun 2015 sesuai dengan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan anggaran berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang berjumlah Rp ,- (Lima puluh tujuh milyar lima ratus satu juta rupiah). Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan program penumbuhan industri elektronika dan telematika pada Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi. Adapun rincian Rencana Anggaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Rencana Anggaran Program Penumbuhan Industri Elektronika dan KODE. OUTPUT/RINCIAN/AKU N 2015 BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL (Rp. 000) JUMLAH SELURUHNYA PAGU PAGU PAGU PAGU Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Alat Transportasi, Mesin, Elektronika dan Alat Pertahanan Penumbuhan Industri Elektronika Dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 15

16 Koordinasi Pengembangan Industri Elektronika Dan Pelaksanaan Standarisasi Bidang Industri Elektronika Dan Peningkatan Kemampuan Sdm Industri Elektronika Dan Pengembangan Teknologi Industri Elektronika Dan Promosi Kemampuan Industri Elektronika Dan Dokumen Perencanaan/evaluasi/ database Industri Elektronika Dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Direktorat Industri Elektronika dan memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan industri tanah air. Dengan prospek industri elektronika dan telematika yang sangat besar maka sangat perlu ditetapkan target-target yang ingin dicapai serta fokus kedalam beberapa kegiatan dalam rangka mengembangkan industri elektronika dan telematika. Direktorat Industri Elektronika dan telah menetapkan Perjanjian Kinerja 2015, berikut akan menampilkan tabel Perjanjian Kinerja Dit Iet 2015 : Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 16

17 Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan Tahun 2015 SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET 2015 (1) (2) (3) PERSPEKTIF STAKE HOLDER I Tingginya nilai tambah industri 1 Laju pertumbuhan Industri Elektronika dan 2 Kontribusi Industri Elektronika dan terhadap PDB nasional Persen 1 Persen 0,3 II Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri 1 Kontribusi ekspor produk Industri Elektronika dan terhadap ekspor nasional 2 Pangsa pasar produk Industri Elektronika dan terhadap total permintaan di pasar dalam negeri Persen 5,2 Persen 32,5 III Meningkatnya produktivitas SDM industri 1 Tingkat Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Elektronika dan 2 Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Elektronika dan Rupiah/Tenaga Kerja Tenaga Kerja IV Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri 1 Jumlah investasi di Proyek 2 industri hulu dan antara Industri Elektronika dan 2 Tingkat kandungan lokal Produk 1 PERSPEKTIF PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 17

18 I SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET 2015 Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan industri 1 Rekomendasi usulan insentif fiskal 2 Perusahaan industri yang memperoleh insentif Jenis 1 Perusahaan 10 II Mengembangkan R & D di instansi dan industri 1 Kerjasama R&D instansi dengan industri/ Lembaga Kerjasama 5 III Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi 1 Tingkat utilisasi kapasitas produksi 2 Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan 3 Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku Persen 80 Perusahaan 1 Perusahaan 1 IV Meningkatnya promosi industri 1 Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri Perusahaan 35 V Meningkatnya usulan penerapan SNI 1 SNI yang sudah diberlakukan secara wajib SNI 4 VI Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta kewirausahaan 1 Sertifikasi asessor Orang 1 2 Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LSP/tahun 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 18

19 SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET 2015 VII Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staff 3 Terbentuknya Tempat Uji Kompetensi (TUK) 4 Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor Industri Elektronika dan 1 Terbangunnya sistem pengendalian intern di unit kerja TUK/tahun 1 SKKNI/tahun 1 Satker 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 19

20 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. GAMBARAN UMUM AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 Semua instansi pemerintah, badan dan lembaga Negara di Pusat dan daerah sesuai tupoksi masing-masing harus memahami lingkup akuntabilitasnya masing-masing karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan melaksanakan misi Instansi yang bersangkutan. Sistem Akuntabilitas memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar seperti : Harus ada komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. Harus merupakan sistem yang dapat menjamin penggunaan sumbersumber daya secara konsisten dengan peraturan yang berlaku. Harus menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutahiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 20

21 3.2. PERKEMBANGAN INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA TAHUN Capaian Indikator Kinerja Utama Tabel 3.1 Capaian Kinerja Direktorat Industri Elektronika INDIKATOR TARGET SASARAN Satuan KINERJA 2015 (1) (2) (3) PERSPEKTIF STAKE HOLDER Realisas i % I Tingginya nilai tambah industri 1 Laju pertumbuhan Industri Elektronika dan 2 Kontribusi Industri Elektronika dan terhadap PDB nasional Persen 1 3,72 372% Persen 0,3 0,56 187% II Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri 1 Kontribusi ekspor produk Industri Elektronika dan terhadap ekspor nasional 2 Pangsa pasar produk Industri Elektronika dan terhadap total permintaan di pasar dalam negeri Persen 5,2 2,18 42% Persen 32, % III Meningkatn ya produktivitas SDM industri 1 Tingkat Produktivitas dan kemampuan SDM Industri Elektronika dan 2 Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Elektronika dan Rupiah/ Tenaga Kerja Tenaga Kerja % % Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 21

22 IV SASARAN Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri INDIKATOR KINERJA 1 Jumlah investasi di industri hulu dan antara Industri Elektronika dan 2 Tingkat kandungan lokal Satuan TARGET Realisas % 2015 i Proyek % Produk % PERSPEKTIF PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI I Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembang an industri 1 Rekomendasi usulan insentif fiskal 2 Perusahaan industri yang memperoleh insentif Jenis % Perusah aan % II Mengemban gkan R & D di instansi dan industri 1 Kerjasama R&D instansi dengan industri/ Lembaga Kerjasa ma % III Meningkatn ya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatka n kapasitas produksi 1 Tingkat utilisasi kapasitas produksi 2 Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan 3 Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku Persen 80 87,57 109% Perusah aan Perusah aan 1 0 0% 1 0 0% Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 22

23 IV SASARAN Meningkatn ya promosi industri INDIKATOR KINERJA 1 Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri Satuan Perusah aan TARGET Realisas % 2015 i % V Meningkatn ya usulan penerapan SNI 1 SNI yang sudah diberlakukan secara wajib SNI % VI VII Meningkatn ya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta kewirausaha an Meningkatn ya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staff 1 Sertifikasi asessor Orang 1 0 0% 2 Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) 3 Terbentuknya Tempat Uji Kompetensi (TUK) 4 Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor Industri Elektronika dan 1 Terbangunnya sistem pengendalian intern di unit kerja LSP/tah un TUK/ta hun SKKNI/ tahun % % % Satker % Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 23

24 Tabel 3.1 memperlihatkan bahwa capaian kinerja industri elektronika dan telematika sangat baik. Capaian kinerja ini akan dibahas lebih mendetail pada analisis capaian kinerja 3.3. ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2015 Dalam rangka memahami keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan apakah telah sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat Industri Elektronika dan maka diperlukan analisis capaian terhadap target yang telah ditetapkan pada tahun Mengacu kepada besaran yang ada pada RPJM Direktorat Industri Elektronika dan tahun , pencapaian sasaran dapat dilakukan melalui program program kegiatan Perspektif Stakeholder Dalam perspektif stake holder, penetapan sasaran kinerja dilakukan agar program-program kegiatan yang dilakukan dapat terarah serta ada beberapa indikator pencapaian kinerja untuk program-program kegiatan yang dilakukan terukur outcomes nya. Selain dari perspektif stake holder, juga terdapat perspektif dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari direktorat dimana keduanya saling berkaitan satu sama lainnya sehingga memberikan dampak yang positif dengan melakukan terobosan program kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta mengacu kepada outcome yang diinginkan oleh stakeholder. Beberapa sasaran dan program kegiatan yang dilakukan tersebut diantaranya adalah : 1. Tingginya nilai tambah Industri Target dan sasaran tingginya nilai tambah Industri merupakan target dan sasaran yang merupakan tujuan dari pembinaan Industri dalam negeri yaitu tumbuh dan berkembangnya Industri dalam negeri. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 24

25 Sasaran dan target tingginya nilai tambah Industri ini dicapai dengan meningkatkan penguasaan pasar dalam dan luar negeri, meningkatkan produktifitas SDM Industri dan menguatkan struktur Industri dalam negeri dimana semuanya sudah tertuang dalam poin poin Perjanjian Kinerja Tabel 3.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III Tahun 2015 (Y-on-Y) Jenis Industri Manufaktur % Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 15,31% Pengolahan Lainnya 13,53% Mesin dan Perlengkapan ytdl 8,28% Barang Galian Bukan Logam 7,37% Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer 7,14% Makanan 7,09% Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 6,10% Pengolahan Tembakau 5,78% Karet, Barang dari Karet dan Plastik 5,28% Logam Dasar 4,99% Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 4,42% Furnitur 3,84% Komputer, Barang Elektronik dan Optik 3,72% Pakaian Jadi -12,01% Minuman -7,38% Alat angkut lainnya -5,71% Kertas dan Barang dari Kertas -2,22% Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya -1,65% Tekstil -1,49% Source : BPS Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 25

26 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% -5,00% -10,00% -15,00% Pertumbuhan Industri Besar Sedang TW III Tahun 2015 Gambar 3.1 Pertumbuhan Industri Besar Sedang Triwulan II Tahun 2015 Seperti pada table 3.2 pertumbuhan produksi Industri elektronika dan telematika Naik 3,72% sehingga mencapai sasaran yang telah ditetapkan. ada beberapa faktor penting seperti : a. Masuknya Investasi Pada tahun 2015 telah banyak terjadi proyek investasi sehingga membuat naiknya nilai kapasitas produksi dan peremajaan peralatan produksi. Hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan produksi Industri elektronika dan telematika. b. Insentif BMDTP dan naiknya utilisasi produksi Insentif BMDTP membantu perusahaan dalam mengurangi biaya produksi membuat Industri lebih efisien dalam menggunakan anggaran perusahaannya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 26

27 c. Lesunya Pasar Ekspor. Pada tahun 2015, permintaan pasar mengalami penurunan. Dengan naiknya harga dolar, banyak perusahaan yang masih tergantung dari impor untuk bahan baku membuat pengaruh yang signifikan dalam pertumbuhan industri. Untuk mendapatkan sasaran Tingginya nilai tambah Industri sangat berat, hal ini dikarenakan melemahnya nilai tukar rupiah selama tahun 2015 berlangsung dan naiknya UMP SDM Industri sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Industri. Industri kawasan berikat sangat terkena efek dari pelemahan rupiah ini karena banyak bahan baku yang masih tergantung dengan impor dan melemahnya harga jual produk dan kurangnya permintaan pasar regional akan barang elektronik membuat sulitnya keuntungan didapatsehingga membuat sulitnya Industri untuk berkembang. Kenaikan UMP SDM Industri dinilai juga membuat berat Industri untuk berkembang, hal ini dikarenakan atas lesunya pasar dan Industri elektronika dan telematika merupakan Industri yang padat modal dan padat tenaga kerja sehingga naiknya UMP membuat naiknya biaya produksi dan membuat makin sulitnya produk diterima di pasar. Laju pertumbuhan industri ditargetkan sebesar naik 1% dan terealisasi sebesar 3,72% Dan dari segi Kontribusi Industri Elektronika dan terhadap PDB nasional ditargetkan sebesar 0.3 % dari nilai PDB, sedangkan untuk target ini teralisasi 187 % yaitu sebesar 0,56% dari Nilai PDB 2. Tingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri Sasaran ini memiliki indikator kontribusi ekspor produk Industri elektronika dan telematika terhadap ekspor nasional dan pangsa pasar produk Industri elektronika dan telematika terhadap total permintaan di pasar dalam negeri. Lihat tabel dan chart berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 27

28 US $ Perkembangan Ekspor Produk IET Produk Elektronika Konsumsi Produk Komponen IET Produk Sept 2015 Tahun Total Source : Bps, Kemenperin diolah Gambar 3.2 Perkembangan Ekspor Produk Industri Elektronika dan Tabel 3.3 Persentase Ekspor impor Industri Elektronika dan terhadap ekspor impor nasional Sept 2015 Kontribusi Ekspor IET 2,21% 1,67% 1,70% 1,68% 1,63% Prognosa 2015 Ekspor ,18% Total Ekspor Source : Bps, Kemenperin diolah Trend ekspor Industri elektronika dan telematika sedang mengalami penurunan. Menurunnya demand pasar serta naiknya harga produk untuk menyesuaikan dengan production cost dinilai menjadi kurang balance nya kemampuan atau daya beli dengan harga jual produk. Dari tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa Industri elektronika Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 28

29 dan telematika diprognosakan tahun 2015 berkontribusi ekspor sebesar 2,18 % terhadap total nilai ekspor nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa pentingnya sektor Industri elektronika dan telematika menyokong penumbuhan ekspor Industri nasional agar Industri nasional dapat maju dan berkembang. pangsa pasar dalam negeri untuk Industri elektronika dalam negeri cukup tinggi mencapai 35 % dari perkiraan pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa produk lokal dapat diterima oleh pasar dalam negeri dan produk local cukup kompetitif dengan produk luar negeri. Sasaran ini berkaitan erat dengan sasaran meningkatnya promosi industry dimana memiliki indikator kinerja berupa Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industry. 3. Meningkatnya produktivitas SDM Industri Elektronika dan Sasaran ini memiliki indikator kinerja berupa tingkat produktifitas dan kemampuan SDM Industri elektronika dan sebesar Rupiah/tenaga kerja dan telah dicapai sebesar Rupiah/tenaga kerja. Indikator lainnya berupa penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 1000 orang dan telah dicapai sebanyak orang. Indikator ini menunjukkan bahwa SDM Industri elektronika sangat produktif dan iklim investasi juga masih dapat terjaga karena masuknya investasi baru membuat terbukanya lapangan usaha baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 29

30 Tabel 3.4 Tenaga Kerja PMA IET sampai TW III Sektor KBLI PMA 2015 TW III TKI ( ) Industri Tabung Elektron Dan Konektor Elektronik 0 ( ) Industri Perlengkapan Komputer 24 ( ) Industri Peralatan Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless) 3 ( ) Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 3056 ( ) Industri Peralatan Audio Dan Video Elektronik Lainnya 629 ( ) Industri Peralatan Elektrotermal Rumah Tangga 0 ( ) Industri Batu Baterai Dan Akumulator Listrik 1179 ( ) Industri Kabel Serat Optik 87 ( ) Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup 143 ( ) Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga 215 ( ) Industri Peralatan Penerangan Listrik (Termasuk Peralatan 614 Penerangan Bukan Listrik) ( ) Industri Peralatan Perekam, Penerima Dan Pengganda Audio Dan Video, Bukan Industri Televisi 788 ( ) Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya 3247 ( ) Industri Mesin Dan Peralatan Kantor (Bukan Komputer Dan 0 Peralatan Perlengkapannya) TOTAL Tabel 3.5 Tenaga Kerja PMDN IET sampai TW III Sektor KBLI PMDN 2015 TW III TKI ( ) Industri Perlengkapan Komputer 0 ( ) Industri Peralatan Komunikasi Tanpa Kabel 77 (Wireless) ( ) Industri Peralatan Komunikasi Lainnya 165 ( ) Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga ( ) Industri Komputer Dan/Atau Perakitan Komputer 77 ( ) Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik 27 Lainnya TOTAL Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 30

31 Untuk meningkatkan produktifitas dan kemampuan SDM Industri elektronika dan telematika sangat dibutuhkan pelatihan pelatihan yang menunjang. Selain itu perkembangan Industri elektronika dan telematika yang pesat membuat Industri lokal harus lebih berinovasi dalam pengembangan produknya. Telah banyak kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan produktifitas SDM yaitu dengan kegiatan pelatihan pelatihan seperti : 1) Pelatihan Technopreneur Mobile Game dan Digital Marketing 2) Pelatihan Motion Sensor untuk Produksi Animasi dan Game dengan Menggunakan Unity 3) Pelatihan Membuat Asset Game dengan Adobe Photoshop 4) Pelatihan Animasi 2D Menggunakan Anime Studio 5) Pelatihan Animation Masterclass 6) Pelatihan Pembentukan Animation Artist 7) Pelatihan Technopreneur Desain dan Multimedia 8) Pelatihan Teknisi Handphone di Palembang, Bandung, lampung, dan Aceh 9) Pelatihan Dasar Teknologi 4G 10) Pelatihan Pengembangan Startup Pembuatan Film Animasi Selain dari program pelatihan tersebut tercapainya target dan sasaran meningkatnya produktivitas SDM Industri Elektronika dan ditunjang dengan program kegiatan : Gelar Kompetisi Produk Kreatif Pemerintah melalui Kemenperin telah melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkembangkan kelompok usaha/industri di bidang pengembangan animasi, games, dan software dengan harapan dijadikan sebagai salah satu sumber penghasil devisa. Program ini menghasilkan meningkatnya kemampuan pembuat produk kreatif animasi, games, dan software. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 31

32 4. Kuat, lengkap dan dalamnya struktur Industri Dalam memenuhi target kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri sangat diperlukan kerja sama semua pihak dari instansi pemerintah, swasta, dan stakeholder terkait industri. Salah satu yang penting dalam pemenuhan target tersebut adalah investasi. Tabel 3.6 Realisasi Investasi (Rp. Milyar) Realiasi Investasi TW III 1. Elektronika Konsumsi 1327, , , , , , , , , ,85 418,67 244,88 3. Komponen Elektronik 641, , , , ,11 728,65 Total 2.026, , , , , , Source : LKPM BKPM, Kemenperin Diolah Sasaran ini memiliki indikator kinerja berupa Jumlah investasi di industri hulu dan antara Industri Elektronika dan sebesar 2 Proyek dan target ini telah tercapai karena terdapat 16 proyek atau terealisasi sebesar 800% yang investasi di Industri hulu dan antara berdasarkan izin usaha Industri tahun Untuk indikator lainnya adalah meningkatnya TKDN Industri elektronika dan telematika yang ditargetkan 1 produk. Target ini tercapai dengan adanya 1 produk telematika dengan TKDN 100 % Dalam Perspektif Pelaksana Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan industri Secara khusus, sasaran tingginya nilai tambah Industri ini dicapai dengan program kegiatan kebijakan usulan insentif yang mendukung pengembangan Industri yaitu berupa rekomendasi insentif fiskal berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) yang terserap oleh 11 Perusahaan Elektronika dan sebesar 13,5 miliar Rupiah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 32

33 Sesuai dengan sasaran dari perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi yaitu Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan Industri yang memiliki target Rekomendasi usulan insentif fiskal sebesar 1 usulan telah tercapai yaitu usulan berupa BMDTP, dan indikator lainnya berupa Perusahaan industri yang memperoleh insentif dan terealisasi 11 Perusahaan dari 11 Perusahaan yang diusulkan Direktorat Industri Elektronika dan Tabel 3.7 Realisasi BMDTP Sektor Industri Elektronika dan Sektor Nilai Pagu (Rp) Nilai Realisasi (Rp) % Elektronika ,34% Peralatan Telekomunikasi ,79% Kabel Serat Optik ,28% Smart Card ,09% Jumlah ,74% 2. Mengembangkan R&D di Instansi dan Industri Sasaran Mengembangkan R&D di Instansi dan Industri memiliki indikator berupa kerja sama R&D instansi dengan industri/lembaga dengan target 5 kerja sama dan terealisasi sebesar 5 kerja sama atau 100%. Target ini dicapai dengan pelaksanaan kegiatan fasilitasi pusat peralatan pusat pengembangan industri telematika di Makassar, Batam, Bali, Bandung dan Semarang. Fasilitasi yang diberikan berupa bantuan peralatan dan pelatihanpelatihan serta bimbingan teknis yang diperlukan. Kerja sama ini Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 33

34 dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan technopark di Indonesia sesuai dengan arahan Presiden dalam pembangunan technopark. 3. Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi Sasaran Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi memiliki indikator tingkat utilisasi kapasitas produksi dengan target 80 % dan tercapai sebesar 87,57% atau terealisasi sebesar 109%. Utilisasi produksi ini didapat dari sampling beberapa produk dari beberapa perusahaan manufaktur industri elektronika dan telematika dengan membandingkan antara realisasi produksi dengan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi merupakan total produk yang dapat diproduksi dengan memanfaatkan kapasitas mesin secara maksimal. 4. Meningkatnya Promosi Industri Sasaran Meningkatnya Promosi Industri memiliki indikator kinerja berupa perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi promosi produk/jasa dan investasi industri dan memiliki target sebesar 35 Perusahaan dan terealisasi sebesar 45 Perusahaan atau terealisasi sebesar 129% Target indikator kinerja ini dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan pameran baik dalam maupun luar negri. Kegiatan ini dimaksudkan untuk penetrasi pasar dan pengenalan produk local sekaligus untuk mengetahui perkembangan Industri luarnegeri sehingga dapat mengukur dan membandingkan kemampuan Industri local dengan Industri di luar negeri. Pada program ini telah dilakukan kegiatankegiatan Pameran dan promosi yaitu : Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 34

35 1) Pameran GITEX 2015 Pameran Industri telematika terbesar di Timur Tengah yang bertempat di Dubai World Trade Center, Dubai pada tanggal Oktober Pada pameran ini Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 3 Perusahaan 2) PameranThe Indonesia International Lighting Exhibition 2015 Pameran ini merupakan pameran Industri elektronika yang bertemakan produk lampu. Pameran ini dilaksanakan pada tanggal Mei 2015 yang bertempat di JI Expo Kemayoran Jakarta. Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 8 Perusahaan. Dari pelaksanaan pameran ini terdapat beberapa perusahaan yang mendapatkan beberapa prospek bisnis produknya walaupun masih sebatas penjajakan. 3) Pameran INATRONICS Pameran ini merupakan pameran Komponen Industri elektronika dan telematika dalam negeri yang bersifat internasional sehingga banyak perusahaan dari luar negeri yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pameran ini. Pameran ini dilaksanakan pada tanggal Mei 2015 bertempat di JI Expo Kemayoran Jakarta. Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 8 Perusahaan. Dari pelaksanaan pameran ini terdapat beberapa perusahaan yang mendapatkan beberapa prospek bisnis produknya walaupun masih sebatas penjajakan. 4) Pameran Solartech Pameran ini merupakan pameran Solar Cell yang bersifat internasional. Pameran ini dilaksanakan pada tanggal Mei 2015 bertempat di JI Expo Kemayoran Jakarta. Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 4 Perusahaan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 35

36 Dari pelaksanaan pameran ini terdapat beberapa perusahaan yang mendapatkan beberapa prospek bisnis produknya walaupun masih sebatas penjajakan. 5) Pameran Communic Asia 2015 Pameran ini merupakan pameran Industri telematika. Pameran ini merupakan pameran Industri telematika terbesar di Asia Tenggara sampai saat ini. Dengan akan berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 maka keberadaan pameran ini semakin dibutuhkan sebagai hub untuk masuk pasar ASEAN. Pameran ini dilakukan pada tanggal 2-5 Juni 2015 bertempat di Marina Bay Sands Singapore. Pada pameran ini Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 8 Perusahaan. 6) Pameran 70 tahun Indonesia Merdeka Pameran Multiproduk memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition, BSD Tangerang pada tanggal 1 9 Agustus 2015 dengan memfasilitasi sebanyak 7 peserta 7) Pameran Filmares 2015 Pameran ini merupakan pameran industri perfilman dimana salah satunya merupakan film animasi yang mana animasi merupakan salah satu industri binaan dari direktorat industri elektronika dan telematika. Pameran ini dilakukan pada tanggal Oktober 2015 bertempat di Senayan City lantai 8. Pada pameran ini Direktorat Industri Elektronika dan memfasilitasi sebanyak 7 Peserta Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Elektronika dan 2015 Hal 36

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA DIREKTORAT INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH LMEA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN 2016 Ringkasan Eksekutif Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Industri

Kebijakan Pengembangan Industri Kebijakan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Outline Tugas Pokok dan Fungsi

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA MUSYAWARAH PROPINSI VI TAHUN 2015 KADIN DENGAN TEMA MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGHADAPI ERA

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Ditjen IUBTT Kementerian Perindustrian KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF i Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. IX, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 BIRO PERENCANAAN 2015 Ringkasan Eksekutif Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 44/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVII, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 NO. 55/08/33 TH. X, 1 AGUSTUS 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Ringkasan Eksekutif Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan Lakip Kementerian Perindustrian Tahun 2013 Ringkasan Eksekutif Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.: 021-5255509

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 NO. 76/11/33 TH. X, 1 NOVEMBER 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 NO. 55/08/33 TH. XI, 1 AGUSTUS 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perindustrian ini disusun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVII, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.:

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XIX, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 09/02/34/Th.XVIII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 62/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO NOMOR : 20.1/IA/PER/3/2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.58/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil II secara total naik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 28/05/32/Th.XVII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK Triwulan III Tahun 2017

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi IBS dan IMK Triwulan III 2017 Nomor : 64/11/34/Th. XIX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53 Lantai 9 Jakarta 12950

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 10/02/32/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW IV

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30/05/52/Th.III, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31.1/MIND/PER/3/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XIX, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH NO. 12/02/33 TH. X, 1 FEBRUARI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun 2015

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 51/08/52/Th.VII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVI, 4 Agustus 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 63/11/32/Th.XVII, 02 November 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III TH 2015 NAIK 2,77 PERSEN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Saudara Rektor Universitas Nusa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 18 Januari 2016 Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. Edy Sutopo

KATA PENGANTAR. Jakarta, 18 Januari 2016 Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. Edy Sutopo KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.57/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2017 tumbuh negatif 8,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015 NO. 55/08/33 TH. IX, 3 AGUSTUS 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN II TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN II TH 2015 NAIK 4,02 PERSEN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat No. 61/11/32/Th. XIX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th XIV, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRIWULAN II TAHUN MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 8,60 PERSEN DIBANDING

Lebih terperinci

Roadmap Industri Telematika

Roadmap Industri Telematika Roadmap Industri Telematika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Jakarta, September 2011 I. LATAR BELAKANG 2 1. Bangun Industri Nasional Perpres 28/2008 ttg Kebijakan Industri Nasional Permenperin

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/11/81/Th.VI, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 3,68 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian LINGKUP BINAAN IUBTT Kendaraan Bermotor Roda 4 atau Lebih Kendaraan Bermotor Roda

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 26/05/34/Th.XV, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 No. 08/02/34/Th.XIV, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian. Tumpuan harapan yang diletakkan pada sektor industri dimaksudkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BPS PROVINSI JAWA TIMUR BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.71/11/35/Th.XIV, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2016 JAWA TIMUR Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014 NO. 28/05/33 TH. VIII, 2 MEI 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN I TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN I TH 2014 TURUN 1,70 PERSEN DARI

Lebih terperinci

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VII, 1 Pebruari 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 6,85 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 8,83 PERSEN DAN IMK NAIK 8,93 PERSEN PADA TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015 NO. 77/11/33 TH. IX, 2 NOVEMBER 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN III TH 2015 TURUN 0,89 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 NO. 34/05/33 TH. IX, 4 MEI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TH 2015 NAIK 2,04 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.91/11/21/Th. XI, 1 November PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH MUHAMMAD MARDIANTO 07114042 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 NO. 62/11/33 TH. VI, 1 NOVEMBER 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL -III TH 2012 6,11 PERSEN DARI -II TH 2012 Pertumbuhan

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar -1,40 persen, pertumbuhan kumulatif sampai dengan Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.: 021-5255509

Lebih terperinci