MANIS DI BOGOR SNIS SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANIS DI BOGOR SNIS SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA PEDAGANG MARTABAK MANIS KAKI LIMA DI KOTA BOGOR SKRIPSI WIDODO HARDIAN H DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR BOGOR 20111

2 RINGKASAN WIDODO HARDIAN. Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Negara, letaknya yang strategis menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah transit dan tujuan wisata, sehingga dari aspek inilah Kota Bogor memiliki peluang untuk menumbuh kembangkan beberapa sektor, diantaranya sektor perdagangan. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Bogor memiliki potensi yang baik sesuai dengan perkembangan jumlah UKM yang ada di Kota Bogor. Kewirausahaan mempunyai dampak yang positif dalam menyerap tenaga kerja serta membuka lapangan kerja baru mengurangi angka pangangguran. Salah satu bisnis kecil atau usaha yang sudah lama ada dan tumbuh serta berkembang pesat dengan perkembangan Kota Bogor, yaitu pedagang kaki lima. Salah satu makanan yang berkembang di Kota Bogor adalah martabak manis. Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan juga sebagai oleh-oleh praktis. Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Tujuan Penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor (2) Menganalisis perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner kepada pedagang martabak manis kaki lima. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dari studi literatur yang terkait seperti Dinas Perdagangan, penelitian terdahulu, LSI Bogor, dan bahan pustaka lain yang relevan. Responden penelitian berjumlah 106 oarang dengan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif untuk mendiskripsikan karakteristik individu dan usaha, serta analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square untuk menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang dengan perilaku wirausahanya. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software Microsoft Exsel 2007 dan SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, sebagian besar umur dibawah 33 tahun, berasal dari luar Jawa Barat, tingkat pendidikan formal tamat SMP, dan jumlah tanggungan keluarga antara satu sampai tiga orang. Karakteristik usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor sebagian besar pemilikan usaha sendiri, pengalaman berdagang antara 1 sampai 157 bulan, lama berdagang per hari antara 6 sampai 8,5 jam, pasokan tepung terigu per hari antara 2 sampai 11 kg, dan penerimaan usaha antara Rp 0 sampai Rp ,00. Pengetahuan sebagian besar pedagang masih berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan sikap

3 berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. Karakteristik pedagang yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah jumlah tanggungan keluarga, dan lama berdagang.

4 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA PEDAGANG MARTABAK MANIS KAKI LIMA DI KOTA BOGOR WIDODO HARDIAN H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor. : Widodo Hardian : H Disetujui, Pembimbing Ir. Burhanuddin, MM NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus:

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2011 Widodo Hardian H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Koto Agung, Dharmasraya, Sumatra Barat pada tanggal 07 Maret Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sardi dan Ibu Hartati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 33 Koto Agung, lulus pada tahun 1999, dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP N 1 Dharmasraya/SLTP N 1 Sitiung. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA N 1 Dharmasraya, diselesaikan pada tahun Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur PMDK pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan selesai pada tahun 2008, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama masa perkuliahan, penulis cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara lain IPMM (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang Bogor), FAMILI (Forum Mahasiswa Minang Diploma IPB), HIMASWISS (Himpunan Mahasiswa Sawahlunto, Sijunjung, dan Dharmasraya), IKADAMAS (Ikatan Pemuda Dharmasraya), EDU (Entrepreneurship Development Unit), KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi IPB).

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, menganalisis faktor-faktor perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juli 2011 Widodo Hardian

9 UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen evaluator dalam kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rr. Heny Kuswanti Suwarsinah, M.Ec selaku dosen penguji utama yang telah memberi masukan demi perbaikan skripsi. 4. Arif Karyadi Uswandi, MM selaku dosen penguji wakil Departemen. Terima kasih telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 5. Papa dan Mama tersayang atas segala dukungan, kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis dengan tulus serta penuh kesabaran. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah terindah buat papa dan mama. 6. Adik-adikku tersayang yaitu Nanda Hardian dan Merry Dona Wati Hardianty, atas kecerian dalam keluarga yang selalu membuat rindu pada rumah. 7. Seluruh pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Terimakasih atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Fitri Yunita selaku pembahas seminar. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis. 9. Semua keluarga Besar Mbak Lento dan Nenek Ande atas semangatnya. 10. Teman satu bimbingan dan satu perjuangan Dwi Arini Sari dan Fitri Yunita atas semangat, pengingat, dan motivasi untuk menjadi lebih baik. 11. Teman-teman The Narsiez, Anggie, Chintya, Dini, Heru, Lilla, Al, Aris dan Kiki terimakasih atas kebersamaannya, semangatnya, dan motivasinya. Jaga terus kekompakan sampai kakek nenek.

10 12. Lia, Kak Diky, Danis, Teguh, Qibil, Iwan atas pinjaman Laptop dan komputernya. 13. Duo Pakuan 2F, Fadli dan Fery atas kebersamaan dan semangatnya. 14. Lia, Lya, Mbak Heny, Mbak Sari, Si Kembar (mbak Asti dan mbak Danti), Intan, Nova, Ika, Nur, Cha, Tika, Uda Rian, Dian, Widi, Eka, Apri, Fenny, Angga, Babe, Mami, Lek Topo, Lek Parino, Lek Neng, Lek Giarni, Lek Agus, Lek Nating, Lek Marjono, Lek Maryono, Lek Wanto, Mama Sp, Amak Sei Langkok, Dais, Da Riki, Dewi, Rio, Leksi, Ivan, Irma, Vero, Cici, Oci, Randy, Abang Galih, Uda, Uni atas semangatnya dan motivasinya. 15. Lima Sekawan in Bogor, Ired, Iil, Hasha, Dian, dan Dodo. 16. Semua kakak-kakak, adik-adik, teman-teman SMA N 1 Dharmasraya/ SMA N Sitiung/ SMA N 1 Wonotiung atas semangatnya. 17. Semua Uda-uda, Uni-uni, Kawan-kawan dan Adik-adik di IPMM, FAMILI, HIMASWISS, IKADAMAS, dan IMAMIKA 18. Teman-teman EDU dan KAMUS IPB. 19. Warga Taman Sari, Dharmasraya atas semangatnya. 20. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan V atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Juli 2011 Widodo Hardian

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup... 6 II TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Individu Karakteristik Usaha Perilaku Wirausaha... 8 III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Wirausaha Martabak Manis Wirausaha Martabak Manis Perilaku Wirausaha Pengetahuan Wirausaha Sikap Wirausaha Keterampilan Wirausaha Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Analisis Deskriptif Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square Definisi Operasional V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Demografi Ekonomi Pedagang Kaki Lima (PKL) xii xiv xv x

12 VI HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Individu Umur Asal Daerah Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Tanggungan Keluarga Pemilikan Usaha Pengalaman Berdagang Lamanya Berdagang Pasokan Tepung Terigu Penerimaan Usaha Perilaku Wirausaha Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Umur dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Asal Daerah dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Pemilikan Usaha dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Pengalaman Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Lama Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Pasokan Tepung Terigu dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara Penerimaan Usaha dengan Perilaku Wirausaha VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja di Kota Bogor Tahun Jumlah Pengangguran di Kota Bogor Definisi Operasional dari Bulan Januari - Desember pada Tahun Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun Sebaran Pedagang Martabak Manis di Kota Bogor Desember 2010 sampai Febuari Penilaian Skor Kuesioner Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Umur Distribusi Pedagang Berdasarkan Asal Daerah Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Formal Distribusi Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Distribusi Pedagang Berdasarkan Pemilikan Usaha Distribusi Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang Distribusi Pedagang Berdasarkan Lamanya Berdagang Distribusi Pedagang Berdasarkan Pasokan Tepung Terigu Distribusi Pedagang Berdasarkan Penerimaan Usaha Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Tahun Sebaran Pedagang Berdasarkan Perilaku Wirausaha Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Tahun xii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Perubahan Perilaku Manusia Kerangka Pemikiran Operasional xiii

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner Penelitian Data Karakteristik Individu Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Data Karakteristik Usaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Skor Responden Terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsurunsurnya Hasil Kriteria Penilaian Skor Kuisioner Perilaku Wirausaha Pedagang Manis Kaki Lima di Kota Bogor, Desember 2010 Febuari Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square Karakteristik Pedagang dengan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Pedagang Foto-foto Bersama Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor xiv

16 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Negara. Letaknya yang strategis menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah transit dan tujuan wisata. Sehingga dari aspek inilah Kota Bogor memiliki peluang untuk menumbuh kembangkan beberapa sektor, diantaranya sektor perdagangan. Kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak dan Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan kondisi yang stategis itu maka banyak pendatang dari daerah-daerah lainnya untuk membuka usaha ataupun berkerja di Kota Bogor. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Bogor memiliki potensi yang baik sesuai dengan perkembangan jumlah UKM yang ada di Kota Bogor (Tabel 1). Tabel 1 menunjukkan bahwa UKM di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai 2008 mengalami peningkatan jumlahnya. Rata-rata pertumbuhan unit UKM sebesar 0,10268 dan tenaga kerja sebesar 0, Dengan bertambahnya UKM, maka bertambah pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Berarti ada hubungan yang positif antara bertambahnya jumlah UKM dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja di Kota Bogor Tahun Jumlah Tahun Rata-rata Perumbuhan Unit UKM ,10268 Tenaga Kerja , Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, 2009 Pengangguran juga merupakan masalah bagi pemerintah Kota Bogor dan perlu solusi untuk menyelesaikannya. Data jumlah pengangguran di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah pengangguran Kota Bogor pada tahun 2010 mencapai orang yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. Pengangguran terbanyak merupakan lulusan SLTA yaitu orang. Dengan kondisi seperti itu perlu adanya 1

17 wirausaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran akan semakin berkurang serta mampu berusaha secara mandiri, khususnya di Kota Bogor. Tabel 2. Jumlah Pengangguran di Kota Bogor dari Bulan Januari- Desember pada Tahun 2010 No. Kecamatan Jumlah Jenis kelamin L P SD SLTP SLTA S1-S3 1 Bogor Utara Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Barat Bogor Tengah Bogor Sareal Jumlah Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat, 2010 Salah satu bisnis kecil atau usaha yang sudah lama ada dan tumbuh serta berkembang pesat dengan perkembangan Kota Bogor, yaitu pedagang kaki lima. Keberadaan PKL di Kota Bogor didukung oleh Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2005 tentang penataan pedagang kaki lima. Dalam Perda bahwa keberadaan pedagang kaki lima di Kota Bogor pada dasarnya adalah hak masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan pedagang kaki lima merupakan usaha ekonomi kerakyatan yang perlu pembinaan dan penataan dalam melaksanakan usahanya. Pihak pemerintah Kota Bogor ternyata mendukung usaha pedagang kaki lima. Di Kota Bogor terdapat 51 titik pedagang kaki lima dengan jumlah keseluruhan Pola sebaran pedagang kaki lima dititik-titik tidak merata, dimana terdapat 6 titik konsentrasi pedagang kaki lima terbanyak, yaitu: Jl. Dewi Sartika (depan Sartika Plaza), Jl. MA. Salmun, Jl. Suryakencana, Jl. Lawang Sekateng, Jl. Jambu Dua (Pasar), dan Jl. Jambu Dua (Jl. Pejajaran ujung utara). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah pusat perekonomian berada di Kota Bogor. Pedagang kaki lima Kota Bogor sebagian besar jenis barang dagangan berupa: makanan, minuman, jajanan dan oleh-oleh yaitu sebesar 43 persen. Salah satu jenis makanan yang berkembang di Kota Bogor adalah martabak manis. 2

18 Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan dapat dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) yang praktis. Martabak manis masuk ke dalam jenis barang dagangan di 43 persen. Hal ini sesuai dengan trend yang berkembang, yang menyatakan Kota Bogor adalah Kota Kuliner. Jenis barang yang di jual pedagang kaki lima Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2010 No. Jenis barang dagangan Persen (%) 1 Makanan, minuman, jajanan, dan oleh-oleh 43,00 2 Hasil pertanian 38,00 3 Industri dan kerajinan 9,00 4 Jasa (tambal ban & servis) 2,00 5 Bekas pakai 1,00 6 Lainnya 11,00 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor 2010 Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Perilaku tersebut menarik untuk dikaji karena motivasi berwirausaha pedagang martabak manis kaki lima dapat dikatakan memiliki motivasi yang sangat besar untuk berwirausaha. Ini terlihat dari waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat mereka gunakan untuk mencari uang. Pedagang martabak manis melakukan usaha dari sore jam tiga sampai malam jam 11, bahkan ada yang sampai jam tiga pagi. Serta sebagian besar pedagang masih relatif muda, usia belasan sampai dua puluhan. Fisik yang muda yang membuat motivasi pedagang yang besar. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor Perumusan Masalah Dalam menjalankan usaha pasti ada masalah dalam menjalankannya. Begitu juga dengan usaha martabak manis. Masalah yang ada pada usaha martabak manis Kota Bogor antara lain: pertama, tingkat persaingan yang semakin ketat. Hasil prasurvey pedagang martabak manis di Jembatan Merah 3

19 ditemukan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat. Hal ini terlihat dari tempat jualan pedagang yang saling berdekatan. Sehingga membuat pembeli mempunyai banyak pilihan untuk membeli martabak manis dari pedagang yang mana saja yang ingin dibelinya. Kedua, perkembangan usaha yang tetap dan tidak ada kemajuan setelah menjalankan usaha selama 5 tahun. Hasil wawancara dengan pedagang mengatakan jumlah kebutuhan pasokan tepung terigu pedagang yang tidak mengalami penambahan dari hari ke hari. Hanya pada malam Minggu saja mengalami perubahan itupun juga tidak berbeda jauh jumlahnya. Tingkat persaingan yang tinggi, sehingga pedagang perlu keuletan, kerja keras dan sungguh-sungguh dalam berusaha. Ketiga, inovasi yang kurang dari pedagang. Ini terlihat dari varian rasa martabak manis yang hampir sama antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain seperti: keju, kacang, coklat. Hal ini akan menyebabkan pembeli akan mudah bosan dan dapat berpindah ke pedagang lain yang memiliki varian rasa yang bermacam-macam seperti topping buah (nangka, pisang). Keempat, tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan, sehingga pedagang tidak mengetahui keuntungan yang didapat dan perkembangan bisnis usahanya. Pedagang hanya memperkirakan saja keuntungan yang diperolehnya. Pedagang beranggapan tidak perlu melakukan pencatatan keuangan dikarenakan usahanya adalah milik sendiri. Kelima, mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dikarenakan cara membuat martabak manis yang mudah dan modal yang tidak terlalu besar, sehingga akan mudah pula untuk memulai usaha martabak. Namun mudah pula untuk berhenti jika tidak ada suatu inovasi dengan pedagang martabak manis yang lain. Kondisi tersebut mengharuskan pedagang melakukan berbagai upaya inovasi agar mampu bersaing dengan pedagang martabak manis sejenis dan dapat mempertahankan usahanya serta mampu untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Karakteristik pedagang merupakan ciri atau sifat pedagang yang berhubungan dengan aspek lingkungan kehidupan bisnis. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam diri pedagang, yang pada akhirnya 4

20 memunculkan tingkat persaingan pedagang. Karakteristik pedagang ini secara tidak langsung berlahan-lahan membentuk persaingan pedagang. Pedagang martabak manis merupakan pihak utama yang berperan langsung dalam masalah tersebut. Peranan utama yang harus dimiliki oleh pedagang adalah kemampuan akan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga pedagang mampu menguasai usaha martabak manis dari proses pembelian bahan baku sampai pemasaran serta mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki. Karakteristik individu dan karakteristik usaha diduga mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pedagang martabak manis. Oleh karena itu, perlu diketahui karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor? 2. Bagaimana perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor? 3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. 2. Menganalisis perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. 5

21 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi pedagang martabak manis kaki lima Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi pedagang dalam rangka mengembangkan usahanya. 2. Bagi Pemerintah Kota Bogor Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Bogor dalam menentukan strategi pembinaan usaha kecil, khususnya pedagang martabak manis kaki lima. 3. Bagi kalangan akademisi Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengenal dan mempelajari kondisi pedagang martabak manis kaki lima, sekaligus sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 4. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan analisis penulis serta menerapkan konsep-konsep ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat Ruang Lingkup Penelitian ini mengenai analisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Karakteristik individu yang diteliti meliputi umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik usaha yang diteliti meliputi pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha, sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan keterampilan wirausaha. Lokasi penelitian di Kota Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Chi Square. 6

22 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Individu Saputro (2009) melakukan penelitian mengenai peternak. Karakteristik individu peternak meliputi: umur, pendidikan, dan pengalaman beternak. Karakteristik individu sebagian besar wanita peternak meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga. (Ramanti, 2006). Berbeda pada karakteristik individu pedagang yang berpengaruh meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan formal, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga, pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. (Hijriyah, 2004). Karakteristik individu pedagang meliputi: jenis kelamin, pendidikan, umur, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga. (Setiawan, 2003) Berbeda juga dengan karakteristik individu sebagian besar mahasiswa Karakteristik individu yang diteliti yaitu jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha UKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman dan Chi Square (Azzahra, 2009). Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Umur, Asal Daerah, Tingkat Pendidikan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Karakteristik Usaha Hijriyah (2004) dalam penelitiannya karakteristik usaha meliputi pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Umur semua pedagang termasuk kedalam kategori umur produktif. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Karakteristik usaha pedagang meliputi modal usaha, besarnya modal usaha, pengalaman usaha, cara belajar membuat, pencatatan pemasukan dan pengeluaran 7

23 usaha, jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, produk yang dijual, curahan waktu kerja, biaya-biaya yang digunakan dalam usaha. (Setiawan, 2003). Berbeda dengan karakteristik usaha pada peternak meliputi pendapatan. (Ramanti, 2006). Karakteristik usaha peternakan meliputi tahun berdiri, bentuk hukum, lokasi, investasi, populasi, produksi, pemasaran dan tenaga kerja. (Saputro, 2009). Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik usaha yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Pemilikan Usaha, Pengalaman Berdagang, Lama Berdagang, Pasokan Tepung Terigu, dan Penerimaan Usaha Perilaku Wirausaha Perilaku menunjukkan pola tindakan yang diperlihatkan seseorang dan merupakan hasil kombinasi pangetahuan, sikap, dan keterampilannya. Perubahan perilaku dipengaruhi oleh internal seseorang dan faktor lingkungan dimana seseorang berinteraksi sosial (Dirlanudin, 2010). Perilaku kewirausahaan adalah kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan, akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan, pengalaman usaha, motivasi dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha (Yuliadini, 2000). Perilaku wirausaha pada pedagang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan pedagang. Pengetahuan sebagian besar pedagang mengenai usaha masih berada kategori kurang, sedangkan sikap mental berada pada kategori sedang dan keterampilan wirausaha pedagang sudah berada pada kategori baik. Faktor-faktor perilaku wirausaha yang sangat dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah sikap dan keterampilan wirausaha pedagang itu sendiri. (Hijriyah, 2004). Perilaku wirausaha merupakan aspek-aspek yang terinternalisasi dalam diri yang ditunjukkan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing. Perilaku wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang 8

24 didasarkan atas pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kebutuhannya dalam upaya mengkaji peluang dan pertumbuhan bisnis serta tindakannya berusaha mencari kreatifitas, menunjukkan keuletan, bersikap mandiri, dan berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang (Dirlanudin, 2010). Dengan adanya perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak maka diharapkan pendapatan keluarga mengalami peningkatan. Sebagian besar perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak (pengetahuan, sikap, dan keterampilan wirausaha) berada dalam kategori sedang (Ramanti, 2006). Perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan. Pengetahuan pedagang yang baik menyebabkan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik (Setiawan, 2003). Dan perilaku wirausaha peternak yang meliputi pengetahuan beternak umumnya sudah berada dalam kategori sedang, kecuali kelompok Pemula yang masih mempunyai pengetahuan wirausaha kategori kurang. Sikap mental wirausaha anggota kelompok menunjukkan kategori sedang, sedangkan keterampilan wirausaha masih terbilang kurang pada kelompok Pemula, kelompok lainnya dapat dikategorikan berketerampilan sedang (Rahadian, 2002). 9

25 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Wirausaha Wirausaha dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumberdaya seperti finansial, bahan mentah dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang baru, usaha baru, serta proses usaha baru. Kata wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti bertanggung jawab. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut Holt dalam Azzahra (2009) berasal dari bahasa Prancis. Entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan bertindak tepat untuk memastikan sukses. Para wirausaha merupakan pengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha menghindari risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan menjauhi stuasi risiko tinggi, kerena mereka ingin berhasil. Wirausaha adalah individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi, serta berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif (Meredith, 1996). Selanjutnya terdapat beberapa karakteritik dari wirausahawan yang berhasil memiliki sifat-sifat yang terkenal dengan 10 D dari Bygrave (Pambudy 2003) : 1. Dream (mimpi): memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut. 2. Decisineness (ketegasan): tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat. 3. Doers (pelaku): melaksanakan secepat mungkin. 10

26 4. Deternination (ketetapan hati): komitmen total, pantang menyerah. 5. Dedication (dedikasi): berdedikasi total, tak kenal lelah. 6. Devotion (kesetiaan): mencintai apa yang dikerjakan. 7. Details (terperinci): menguasai rician yang bersifat kritis. 8. Destiny (nasib) : bertanggung jawab atas nasib sendiri. 9. Dollars (uang): kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan. 10. Distrubute (distribusi): mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya. Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap ini yang akan membawa seseorang pengusaha yang terus berkembang terus-menerus dalam waktu yang lama (Sutanto, 2002). Selanjutnya terdapat ciri-ciri atau kiat menjadi wirausaha yang tangguh dan berhasil dari Douglas (Pambudy 2003): 1. Tujuan yang berkelanjutan: seorang wirausaha tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan baru untuk menantang diri mereka. 2. Ketekunan: ketabahan dalam mencapai tujuan. 3. Pengetahuan tentang bisnis: seorang wirausaha harus mengerti prinsip-prinsip dasar tentang bagaimana suatu bisnis dapat bertahan dan berhasil. 4. Mengatasi kegagalan: kegagalan adalah hambatan-hambatan sementara terhadap pencapaian tujuan. 5. Upaya diri: percaya bahwa dirinya mengontrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius sangat diperlukan untuk mencapai tujuan. 6. Mengambil risiko adalah biasa: kemampuan untuk menilai risiko dan menimbang bahaya, lebih menyukai risiko yang besar namun realistik untuk mencapai tujuan. 7. Memecahkan masalah: kemampuan untuk memecahkan masalah secara efektif dengan banyak akal. 8. Inisiatif: wirausaha adalah individu yang aktif yang ingin melakukan ide mereka sesegera mungkin sehingga mereka dapat segera melihat hasilnya. 11

27 9. Energik: stamina yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kemampuan menjalankan bisnis, 10. Kemampuan untuk berkonsultasi dengan para ahli: keinginan untuk mencari bantuan orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan. 11. Kesehatan fisik: kesehatan sangat penting untuk mengimbangi tuntunan dan tekanan yang ditimbulkan dari bisnisnya, terutama pada tahun-tahun awal. 12. Kesehatan mental dan emosi: jam kerja yang panjang dan tekanan bisnis menuntut kestabilan emosinya. 13. Tolerasi terhadap ketidakpastian: ketidakpastian harus diterima sebagai bagian penting dari bisnis. 14. Memanfaatkan masukan: keahlian untuk mencari dan memanfaatkan masukan atas penampilan diri dan tujuan bisnis. 15. Bersaing dengan standar buatan sendiri: kecenderungan untuk membuat standar penampilan yang realistik dan berupaya memenuhi standar tersebut. 16. Mencari tanggung jawab pribadi. 17. Percaya diri: percaya diri yang realistik terhadap dirinya dan kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis atau tujuan pribadi. 18. Kepandaian: mempu mengatasi banyak hal atau tugas secara efektif pada saat yang bersamaan. 19. Keinginan untuk tidak tergantung: wirausaha yang berhasil biasanya terlahir bukanlah seorang yang dapat bekerja sama. 20. Memanfaatkan imajinasi positif: kemampuan berimajinasi tentang tujuan adalah ciri khusus dari wirausaha yang sukses. 21. Pencapaian tujuan: perasaan adanya suatu misi, memotivasi para wirausaha memulai bisnis. 22. Obyektif: kemampuan untuk berlaku obyektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang realistik. 23. Berorientasi pada tujuan: keinginan untuk menghadapi tantangan dan mencoba batas kemampuan. 24. Fleksibel: mau menerima perubahan, mampu menyesuaikan persepsi terhadap tujuan dan kegiatan berdasarkan informasi baru. 25. Keinginan untuk mencipta. 12

28 26. Keterlibatan jangka panjang: kesepakatan terhadap proyek jangka panjang dan tujuannya membutuhkan pengorbanan pribadi. 27. Komitmen: dedikasi terhadap tujuan tanpa diganggu atau dihalangi modifikasi terhadap tujuan dapat terjadi, tetapi tujuan utama masih dipertahankan. 28. Inovasi: kemampuan dan keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru. 29. Gambaran jangka panjang: pemahaman akan tujuan jangka panjang sehingga setiap langkah dalam rencana bisnis dapat dilihat dalam konteks. 30. Pandangan positif. 31. Pengetahuan teknis dan industri: pengetian menyeluruh tentang industri dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis, akses untuk menghubungi ahli dalam bidang tersebut. 32. Hubungan antar manusia: kemampuan untuk mengerti dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. 33. Akses pada sumber keuangan: kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan. 34. Hasrat terhadap uang: bagaimana menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan bijaksana. 35. Kemampuan berpikir: seorang wirausaha harus mempunyai sifat ingin tahu dan berusaha berpikir secara efektif. 36. Kemampuan menjual: kemampuan untuk meyakinkan orang terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan. 37. Kemampuan untuk berkomunikasi: kemampuan untuk menggunakan katakata yang efektif, mudah dimengerti dan dipahami. 38. Keberanian: kemauan untuk bertindak atas pendirian sendiri untuk mengatasi masalah dan hambatan. 39. Umur: tidak ada umur ideal untuk memulai bisnis, meskipun penting untuk memiliki cukup pengalaman hidup, mawas diri dan kepercayaan diri. 40. Latar belakang keluarga: wirausaha yang sukses sering mempunyai pasangan, orang tua, atau keluarga dekat yang menjalankan bisnisnya dan memberikan dorongan. 13

29 41. Latar belakang suku: suku yang suks berimigrasi mempunyai dorongan yang lebih kuat untuk menjadi wirausaha sukses. 42. Latar belakang pekerjaan: kecenderungan kesulitan bekerja sama dengan orang lain dalam jangka waktu tertentu karena kepribadian yang kreatif, frustasi mendapat perintah dari pihak lain, kebosanan. 43. Latar belakang pendidikan: pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai wirausaha yang baik. Seorang harus memiliki karakteristik dalam menjalankan usahanya Scarborough dan Zimmerer (1993 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : (1) Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, (2) Lebih memilih risiko yang moderat, (3) Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil, (4) Selalu menghendaki umpan balik yang segera, (5) Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan, (6) Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, (7) Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah, (8) Selalu menilai prestasi dengan uang. Seorang wirausahawan memasuki dunia bisnis sendiri dengan alasan (Wijandi dalam Syukron, 2009) : 1. Terdesak akan beban hidup atau daripada menganggur. 2. Ingin mandiri, yaitu mampu memperoleh penghasilan sendiri dan lepas dari ketergantungan orang tua atau orang lain. 3. Ingin lepas dari ketergantungan pada orang lain. 4. Ingin hidup kreatif, bebas, tidak terikat atau diperintah, jenuh mengikuti rutinitas, merasa seperti robot, ingin menjadi majikan atau memiliki bisnis sendiri. 5. Ingin menikmati jerih payah dari bisnis sendiri. 6. Kesetaraan gender, bahwa perempuan juga dapat berbisnis dan menghasilkan uang. 7. Ingin beramal sholeh untuk orang lain (memberi lapangan kerja), dan sebagainya. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy (1999) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 antara 40 tahun. Wirausaha 14

30 adalah aktivitas berusaha sendiri untuk mengelola sebuah bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan cara membuat produk/jasa yang diyakini dibutuhkan oleh masyarakat konsumen dengan telah mempertimbangkan kemungkinan risiko yang akan dihadapi serta berusaha menerapkan inovasi yang terus-menerus dengan selalu menyesuaikan perkembangan di masyarakat Martabak Manis Martabak manis merupakan salah satu jenis jajanan makanan yang mengenyangkan. Martabak manis dibuat dengan berbahan dasar adonan tepung terigu, gula, telur, dan lain-lain. Adonan dicetak dengan menggunakan piring seng. Ukuran cetakan kurang lebih 20 cm, ada yang ukuran 24 cm, ada pula yang ukuran 30 cm dan dipasang tangkai pipa besi. Dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, atau kompor minyak. Topping atau isi yang terdapat dalam martabak manis adalah olesan mentega/margarine, susu, selai, coklat, keju, kacang, durian, dan lain-lain. Martabak menurut Dean (2005) adalah sejenis makanan khas dari negeri India yang sudah dikenal dari dulu sampai sekarang. Martabak terang bulan atau martabak manis disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama Wirausaha Martabak Manis Wirausaha Martabak Manis adalah orang yang melakukan usaha martabak manis yang berada di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak. Mereka berjualan dari sore hari sampai malam hari dan kebanyakan orang-orang menyebutnya pedagang kaki lima. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPP/Kep/1/1998 pasal 4 tentang lembaga-lembaga usaha perdagangan terdiri dari: (1) Termasuk perdagangan informal adalah pedagang kaki lima, pedagang keliling, pedagang kelontong, pedagang asongan, bakul gendong, kedai, warung, depot, los pasar, jasa reparasi, jasa pertukangan, dan jasa-jasa informal lainnya, dan (2) Pedagang informal harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: memiliki modal usaha diluar tanah dan bangunan tempat usaha tidak lebih dari lima juta rupiah, dikerjakan sendiri oleh 15

31 beberapa orang, jenis usaha yang dijalankan umumnya tidak tetap (Setiawan, 2003) Menurut hasil penelitian Fakultas Hukum Unpar dalam Alma (2003), yang dimaksud dengan pedagang kaki lima adalah orang yang berdagang kebutuhan sehari-hari makanan atau jasa, modal kecil, berasal dari golongan ekonomi lemah, baik berjualan terlarang atau tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan yang selebar lima kaki (5 feet). Di dalam ketentuan umum Bab I Pasal I Peraturan Daerah No 13 Tahun 2005 arti dari pedagang kaki lima adalah penjual barang dan atau jasa yang secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat sementara/tidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak maupun tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah dipindahkan dan dibongkar pasang Perilaku Wirausaha Perilaku wirausaha yaitu pengetahuan, sikap mental dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang (Wijandi dalam Setiawan, 2003). Pada dasarnya perilaku berorientasi tujuan ataupun dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu (Hersey dan Blachartd dalam Hijriyah, 2004). Lebih lanjut Lunardi dalam Hijriyah (2004) menyatakan bahwa perilaku seseorang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilki serta dalam hal tertentu oleh material yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Penelitian Yuliadini (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha. 16

32 Perilaku Sikap Pengetahuan Keterampilan Material Gambar 1. Perubahan Perilaku Manusia Pengetahuan Wirausaha Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya jaman, sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti agar usahanya maju (Atmakusuma dalam Setiawan, 2003). Pambudy (2003) menjelaskan untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil Sikap Wirausaha Sikap mental yang diperlukan seorang wirausahawan adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap mental berbeda dengan kepribadian. Kepribadian menunjukkan watak seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap (Wijandi dalam Setiawan, 2003). Selanjutnya Pambudy (1999) menjelaskan sikap dasar seorang wirausahawan adalah kemauan, kemampuan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya. Soesarsono (2002) mengemukan ada enam sikap yang harus dimiliki penjual: (1) Kepercayaan diri, (2) Kemauan, semangat dan 17

33 kegairahan, (3) Gigih dan ulet, (4) Kepribadian menarik, (5) Kesedian memberi pelayanan terbaik, (6) Ada keyakinan dan kebanggaan Keterampilan Wirausaha Keterampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy, 1999). Soesarsono (2002) mengemukakan bahwa keterampilan pedagang merupakan tindakan atau kegiatan pedagang dalam mengelola usahanya. Seorang pedagang dalam menjalankan usahanya harus mempunyai berbagai kemampuan. Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh pedagang diantaranya adalah: (1) Kemampuan melakukan observasi dan diidentifikasi terhadap kebutuhan masyarakat, pasar, saingan dan pembeli, (2) Kemampuan mempengaruhi orang lain, menanam, dan memelihara kepercayaan orang lain, (3) Kemampuan menentukan harga yang tepat dan baik, (4) Kemampuan mengenal kondisi fisik dan psikologis pembeli, (5) Kemampuan membuat suasana yang menyenangkan, (6) Kemampuan mencari dan memperoleh informasi yang tepat dan (7) Kemampuan membuat rencana dan evaluasi penjualan Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor dihadapkan berbagai masalah. Permasalahan yang terjadi adalah persaingan yang semakin ketat, hal ini dikarenakan pedagang martabak yang berjualan saling berdekatan seperti di Jembatan Merah. Selain itu persaingan juga mengakibatkan jumlah pelanggan yang tetap dan perkembangan usaha yang tidak ada peningkatan, serta mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dan juga tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan. Dalam menganalisis hubungan karakteristik dan perilaku wirausaha harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik individu dan karakteristik usaha. Dengan melakukan identifikasi terhadap karakteristik individu dan usaha maka akan diketahui karakteristik masing-masing pedagang martabak manis. Karakteristik 18

34 individu yaitu: umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik usaha yaitu: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Kemudian dari karakteristik individu dengan karakteritik usaha dihubungkan dengan perilaku wirausaha. Karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Setiap pedagang martabak manis di Kota Bogor memiliki karakteristik sendiri sehingga perlu kajian mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Kegiatan operasional yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2. 19

35 Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Permasalahan yang dihadapi 1. Persaingan yang ketat yaitu tempat jualan yang saling berdekatan. 2. Jumlah pelanggan yang tetap 3. Bisnis martabak manis yang tidak berkembang. 4. Mudah keluar masuknya bisnis martabak manis Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Karakteristik Individu 1. Umur 2. Asal daerah 3. Tingkat pendidikan 4. Jumlah tanggungan keluarga Karakteristik Usaha 1. Pemilikan usaha 2. Pengalaman berdagang 3. Lama berdagang 4. Pasokan tepung terigu 5. Penerimaan usaha Perilaku Wirausaha 1. Pengetahuan wirausaha 2. Sikap wirausaha 3. Keterampilan wirausaha Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor 20

36 4.1. Lokasi dan Waktu IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kota Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Desember 2010 antara Febuari Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang martabak manis di Kota Bogor. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu semua anggota populasi. Sampel berjumlah 106 orang pedagang yang tersebar di enam kecamatan di Kota Bogor. Sebaran pedagang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Pedagang Martabak Manis di Kota Bogor Desember 2010 sampai Febuari 2011 No. Kecamatan Jumlah Pedagang 1. Kota Bogor Barat Kota Bogor Tengah Tanah Serial 7 4. Kota Bogor Utara Kota Bogor Timur Kota Bogor Selatan 15 Jumlah 106 Sumber: Survey Lapangan, Desember Febuari Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan adalah metode survey. Metode survey adalah prosedur dan teknik pengumpulan data untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang sosial, ekonomi, politik dari suatu kelompok masyarakat atau suatu daerah. 21

37 4.4. Data Data yang dikumpulkan adalah Data Primer dan data Sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan observasi langsung, menggunakan kuisioner terhadap responden. Data Sekunder adalah data yang telah terdokumentasi sebelumnya, baik berupa data BPS, dinas-dinas, lembagalembaga penelitian atau publikasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Data harus relevan, dan dapat dipercaya Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara langsung, dan observasi. Wawancara dilakukan kepada pedagang martabak manis di Kota Bogor yaitu pada saat pedagang berjualan martabak manis dari sore sampai malam hari. Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik individu responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup Benar/Salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban kategori sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju dan pertanyaan untuk unsur keterampilan wirausaha berupa pertanyaan tidak pernah, jarang, sering, selalu. Kuisioner penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Metode Pengolahan Data Ada tiga jenis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Analisis Statistik Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Khi Kuadrat (Chi Square) Analisis Deskriptif Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberi gambaran secara kualitatif mengenai karakteristik pedagang, karakteristik wirausaha yang dimilki oleh pedagang martabak manis di kota Bogor. Metode statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif dan merumuskan karakteristik 22

38 wirausahaa utama pedagang martabak manis. Pengolahan data kuantitatif menggunakan software Microsoft Office Excel Dalam penelitian ini, pemberian skor pengetahuan wirausaha dilakukan dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor sikap wirausahaa dan keterampilan wirausaha nilai tertinggi 100 dan terendah adalah 20. Skor perilaku wirausaha merupakan penjumlahan dari skor unsur-unsur sehingga skor perilaku wirausaha tertinggi adalah 300 dan terendah adalah 40. Kriteria penilaian skor secara rinci dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner No Range Skor Range Range Skor Pengetahuan Skor Sikap Keterampilan Range Skor Perilaku Kriteria Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggii Sangat Tinggi Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square Analisis korelasi Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel adalah dalam bentuk skala ordinal (Nazir, 2005). Analisis korelasi Chi Square untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal, berhubungan satu sama lain atau tidak, atau dengan perkataan lain apakah dua atau lebih distribusi populasi didistribusikan dalam bentuk samaa dan sehubungan dengan kriteria yang diinginkan. Analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungann antara karakteristik individu dan karakteristik usaha dengan perilaku wirausahanya. Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa Microsoft Excel 2007 dan SPPSS for Windows. Rumus korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut: 23

39 Keterangan : rs = Koofisien Korelasi Rank Spearman n = Jumlah Sampel di = Beda antara 2 pengamatan berpasangan Rumus Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut : X² = Σ (fo fe)² Keterangan : X² = Nilai chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fe = Frekuensi yang diharapkan Definisi Operasional fe Berikut ini didefinisikan beberapa peubah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu: 1. Umur adalah tingkat umur pedagang martabak manis pada saat penelitian dilaksanakan, dengan pembulatan ke arah hari ulang tahun terdekat. Kondisi yang menggambarkan berapa lama orang telah menjalani kehidupan. Kondisi ini dapat diketahui dari tahun kelahiran seseorang. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: Muda (<34 tahun), Dewasa (34-51 tahun), dan Tua (>51 tahun). 2. Asal daerah adalah asal mula pedagang martabak manis yang diukur berdasarkan skala nominal. Diketegorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: Kota Bogor, Luar Kota Bogor (Provinsi Jawa Barat), dan Luar Provinsi Jawa Barat 3. Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah dijalani atau diikuti pedagang secara formal (dalam tahun). Dikategorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: Tidak Tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP, Tamat SMA, dan Diploma. 4. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih dalam tanggungan pedagang, baik yang berada atau tinggal satu rumah maupun tidak tinggal satu rumah termasuk dirinya sendiri. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <4, 4-6, dan >4. 24

40 5. Pemilikan usaha adalah pemilik usaha martabak, yang mempunyai modal dan digunakan usaha martabak manis. Diketegorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: sendiri, keluarga, dan bos. 6. Pengalaman berdagang adalah lamanya pedagang menjalankan usaha martabak manis di ukur dalam satuan bulan. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <158, dan > Lamanya berdagang adalah lamanya waktu yang dicurahkan pedagang dalam menjalankan usaha martabak manis setiap hari mulai dari datang ke lokasi berdagang sampai meninggalkan lokasi dagang yang diukur dalam satuan jam. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <6,5, 6,5-9, dan >9. 8. Pasokan tepung terigu per hari adalah banyaknya persedian tepung terigu yang digunakan setiap hari sebagai bahan baku mentah dalam menjalankan usaha martabak manis yang diukur dalam satuan kilogram. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <12, 12-21, dan > Pendapatan usaha adalah penerimaan yang diperoleh oleh pedagang martabak manis yang telah dikurangi biaya produksi yang dilakukan saat penelitian selama satu bulan yang diukur dalam satuan rupiah. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: < , , dan > Perilaku wirausaha adalah pengetahuan, sikap mental dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: (sangat rendah), (rendah), (sedang), (tinggi), dan (sangat tinggi). 11. Pengetahuan wirausaha adalah Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir. Pengetahuan wirausaha dapat berkaitan dengan Benar dan 25

41 Salah. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 0-20 (sangat rendah), (rendah), (sedang), (tinggi), dan (sangat tinggi). 12. Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam wirausaha. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju, perasaan pedagang dan tanggapan suatu kejadian. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: (sangat rendah), (rendah), (sedang), (tinggi), dan (sangat tinggi). 13. Keterampilan wirausaha adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan pedagang martabak manis dalam mengatur kegiatan usahanya, seperti : pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha. Keterampilan wirausaha dapat berkaitan dengan tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: (sangat rendah), (rendah), (sedang), (tinggi), dan (sangat tinggi). 26

42 V. KEADAAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografis Secara geografis kota Bogor terletak diantara 106 derajat BT, 106 derajat dan LS-6 derajat LS serta mempunyai ketinggian ratarata minimal 190 meter, maksimal 350 meter. Jarak dari ibukota kurang lebih 60 kilometer. Sebagai salah satu bagian dari propinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki asset Wisata Ilmiah yang bersifat Internasional (Kebun Raya). Pusat Kota Bogor terletak 100 km disebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu kala merupakan pelabuhan terpenting bagi Negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar Batu Tulis di Selatan Kota Bogor. Bogor dikenal dengan sebutan Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar antara milimeter pertahunnya. Kota Bogor mempunyai luas wilayah Ha atau 0,27% dari luas propinsi Jawa Barat dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh dari pemukiman, yaitu Sungai Ciliwung. Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi dan Cibalok. Kota Bogor terdiri dari enam wilayah kecamatan, 31 kelurahan, 37 desa dan 210 dusun. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kota Bogor Barat, Kecamatan Kota Bogor Utara, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kecamatan Kota Bogor Timur, Kecamatan Kota Bogor Tengah, dan Kecamatan Tanah Sareal Demografi Hasil akhir tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak jiwa, terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan, terdapat kenaikan sebesar 4,09 persen dibanding tahun 2007 yaitu jiwa. Kenaikan tersebut diduga karena faktor penarik dari Kota Bogor sendiri mengingat semakin banyaknya fasilitas sosial yang mudah diperoleh. Selain itu juga kota Bogor merupakan kota penyangga ibu kota Negara, sehingga menarik para pendatang untuk tinggal dan mendirikan usahanya di Kota Bogor. 27

43 Penduduk kota Bogor apabila dilihat dari struktur umur penduduknya, menunjukan jumlah terbesar pada umur 20 antara 24 tahun sebanyak jiwa, dan yang terkecil pada umur 60 antara 64 dengan jumlah jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun 2008 No. Kecamatan Rumah Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Tangga (km2) Penduduk Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal ,81 10,15 17,72 8,13 32,85 18, Kota Bogor , Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka Ekonomi Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor sudah relatif stabil dengan pertumbuhannya yang cukup baik, namun tentunya masih memerlukan perhatian yang lebih dikarenakan struktur ekonomi Kota Bogor yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,53 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 28,18 persen dimana ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Jumlah perusahaan perdagangan berdasarkan penerbitan SIUP dan TDUP tahun 2002/ /2009 di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 7. 28

44 Tabel 7. Jumlah Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Penerbitan SIUP dan TDUP Tahun 2002/ /2009 di Kota Bogor No. Tahun Perdagangan Besar Perdagangan Menengah Perdagangan Kecil Jumlah Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota bogor, Pedagang Kaki Lima (PKL) Pertumbuhan PKL di kota Bogor semakin berkembang setelah terjadinya krisis ekonomi mulai pertengahan tahun Hasil pendataan oleh Pemerintah Derah, pada tahun 1996 tercatat pedagang kaki lima dititik-titik pusat keramaian berjumlah pedagang, kemudian pada akhir tahun 1999 berdasarkan hasil survei Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Kota Bogor jumlahnya hampir tiga kali lipat menjadi pedagang. Pada akhir tahun 2002 berdasarkan hasil pendataan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor jumlah PKL meningkat lagi menjadi Pedagang, yang tersebar di 51 titik PKL, dimana 82 persen dari para pedagang tersebut berasal dari luar Kota Bogor. Tahun 2004 terdapat 50 lokasi PKL dengan jumlah pedagang sekitar PKL. Konsentrasi pedagang martabak manis kaki lima berada pada kawasan yang strategis di Wilayah Kota Bogor yaitu di kawasan pusat perdagangan, daerah pemukiman, daerah pendidikan, stasiun dan terminal. Kawasan yang ramai yang dijadikan lokasi berjualan diantaranya adalah Jembatan merah, Tajur, Terminal Beranangsiang, Bantar jati, Jalan Baru, Warung Jambu, Air mancur, Sindang Barang, Kedung Halang, Mawar, Merdeka. 29

45 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Karakteristik Individu dan Usaha Karakteristik pedagang martabak manis kaki lima terdiri dari dua yaitu: karakteristik individu pedagang dan karakteristik usaha pedagang martabak manis. Karakteristik individu pedagang yang diamati meliputi : umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteritik usaha pedagang martabak manis Kota Bogor, terdiri dari: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Total pedagang dalam penelitian ini adalah 106 orang. Dari data karakteristik individu dan karakteristik usaha pedagang, akan dilihat hubungannya dengan perilaku wirausaha pedagang Umur Umur pedagang martabak manis bervariasi mulai dari umur 15 sampai 69 tahun, dengan rata-rata umur 30 tahun. Pada penelitian ini, pedagang dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar pedagang martabak manis 66,98 persen berada pada kisaran umur kurang dari 33 tahun, kemudian sekitar 28,30 persen masuk kedalam kisaran umur antara 33 sampai 51 tahun dan sisanya 4,72 persen berada pada kisaran umur lebih dari 51 tahun. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok umur bisa dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Umur No. Kelompok Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. < 34 tahun 71 66, tahun 30 28,30 3. > 51 tahun 5 4,72 Jumlah ,00 Bagi pedagang yang usia muda dalam menjalankan usaha merupakan potensi awal untuk mengembangkan usaha dan bagi pedagang yang usia semakin 30

46 tua semakin banyak pula pengalaman yang telah didapat. Pedagang martabak manis lebih dari 50 persen merupakan umur yang masih muda. Ini juga dikarenakan anak muda lebih semangat dan tenaga yang masih kuat serta kondisi kesehatan yang lebih bagus. Diharapkan anak muda sebagai pengerak perekonomian bangsa. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy (1999) berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 sampai 40 tahun Asal Daerah Asal daerah diduga mempengaruhi cara kerja seseorang dalam berusaha, dan biasanya penduduk pendatang akan lebih tinggi motivasinya dibandingkan penduduk asli. Hasil penelitian menunjukkan dari 106 orang pedagang martabak manis yang diwawancarai asal daerahnya bermacam-macam. Pedagang yang berasal dari Luar provinsi Jawa Barat (Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat) merupakan yang terbanyak 76 orang 71,69 persen, yang berasal dari Luar Kota Bogor (masih Provinsi Jawa Barat) 17 orang pedagang 16,04 persen dan yang penduduk asli Bogor 13 orang 12,27 persen. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok asal daerah dilihat pada Tabel 9. Pedagang yang berasal dari luar provinsi Jawa Barat lebih dari 50 persen. Banyaknya pedagang dari luar Jawa Barat karena pedagang tersebut ingin merantau untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Dengan merantau mereka akan lebih gigih dalam berusaha. Tabel 9. Distribusi Pedagang Berdasarkan Asal Daerah Frekuensi Persentase No. Asal Daerah (orang) (%) 1. Kota Bogor 13 12,27 2. Luar Kota Bogor ( Provinsi Jawa Barat) 17 16,04 3. Luar Provinsi Jawa Barat 76 71,69 Jumlah , Tingkat Pendidikan Formal Tingkat pendidikan formal pedagang martabak manis bermacam-macam mulai dari tidak tamat SD sampai lulusan Diploma (D3). Hasil penelitian 31

47 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yaitu tamatan SMP 40,57 persen, dan tersedikit Diploma 0,94 persen hanya satu orang. Hal ini berarti pedagang martabak manis tingkat pendidikan formalnya berada di SMP kebawah. Alasan mereka tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan keterbatasan ekonomi dan lebih memilih untuk membantu orang tua. Dengan pendidikan formal yang kurang maka mereka memilih buka usaha, karena untuk melamar pekerjaan diperusahaan mereka tidak memiliki Ijazah dari pendidikan formal yang lebih tinggi. Walaupun pendidikan formal mereka masih rendah diharapkan motivasi mereka dalam berwirausaha tinggi yang dikerenakan keterdesakan ekonomi dan keinginan untuk lebih sejahtera. Tingkat pendidikan formal yang rendah tidak menjadikan suatu halangan bagi pedagang untuk mendirikan usaha. Pengusaha kecil tidak menyadari adanya peluang peningkatan kemampuan dalam mengelola usaha yang dikarenakan keterbatasan pendidikan formal. (Sjaifudian dalam Setiawan, 2003). Distribusi pedagang berdasarkan kelompok tingkat pendidikan formal bisa dilihat Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Formal No. Tingkat Pendidikan Formal Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. Tidak Tamat SD 5 4,72 2. Tamat SD 37 34,90 3. Tamat SMP 43 40,57 4. Tamat SMA 20 18,87 5. Diploma 1 0,94 Jumlah , Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga pedagang dari satu orang samapai sembilan orang. Satu orang berarti hanya buat diri sendiri (belum menikah). Jumlah pedagang yang hanya mencari uang untuk diri sendiri berjumlah 30 orang. Jumlah tanggungan keluarga terbanyak yaitu antara satu sampai tiga orang 75,47 persen, dan yang tersedikit yaitu antara tujuh sampai sembilan orang 1,89 persen. 32

48 Anggota keluarga yang ditanggung oleh pedagang martabak manis adalah anak, istri, saudara atau kerabat. Jumlah tanggungan keluarga pedagang satu sampai tiga orang di atas 50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mereka terdiri dari pedagang, istri dan satu anak. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pedagang martabak manis bahwa keluarga salah satu alasan utama mereka untuk bersungguh-sungguh berusaha karena rasa tanggung jawab dalam menghidupi anggota keluarganya. Diharapkan dengan tanggung jawab tersebut maka semangat dalam berwirausaha juga tinggi. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok jumlah tanggungan keluarga bisa dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No. Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. < , ,64 3. > 6 2 1,89 Jumlah , Pemilikan Usaha Pemilikan usaha pedagang martabak manis kaki lima pada penelitian ini dikelompokan menjadi tiga yaitu usaha sendiri, usaha keluarga, dan usaha bos. Pemilikan usaha sebahagian besar adalah usaha sendiri sebanyak 70 orang 66,04 persen, milik bos sebanyak 21,69 persen, dan milik keluarga sebanyak 13 orang 12,27 persen. Usaha milik sendiri berarti semua modal dari peralatan, sewa tempat, gerobak, penyedian bahan baku. Sebagian besar pedagang hanya berkerja sendiri tanpa dibantu dengan karyawan dan ada yang dibantu karyawan. Alasan mereka untuk tidak dibantu sama karyawan karena kerjanya tidak terlalu sulit dan juga buat penghematan biaya untuk karyawan. Dengan mereka buka usaha sendiri dan milik sendiri berarti mereka tidak mau tergantung sama orang lain bahkan sudah membuka lapangan pekerjaan dengan memperkerjakan karyawan. Diharapkan jiwa wirausaha mereka akan terus tumbuh dan berkembang. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pemilikan usaha bisa dilihat pada Tabel

49 Tabel 12. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pemilikan Usaha No. Pemilikan Usaha Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. Sendiri 70 66,04 2. Keluarga 13 12,27 3. Bos 23 21,69 Jumlah , Pengalaman Berdagang Dalam menjalankan usaha, pengalaman dagang merupakan sesuatu yang diperlukan. Pengalaman merupakan prasyarat untuk kelancaran bisnis mandiri (Soesarsono, 2002). Hasi penelitian menunjukkan pengalaman pedagang martabak manis yang paling lama adalah Bapak Bani Ahcyar selama 468 bulan (39 tahun) yang berjualan di Mayor Oking dan yang paling baru buka (baru satu bulan) berjumlah 4 orang pedagang. Mereka berada di Tegallega, Kebun Pedes, Kedung Halang, dan Kedung Badak. Pengalaman pedagang kebanyakan di bawah 157 bulan/ 13,08 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para pedagang dalam menekuni usaha ini tergolong relatif baru. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pengalaman berdagang bisa dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang No. Pengalaman Berdagang (bulan) Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. < , ,7 3. > ,83 Jumlah ,00 Pangalaman dan ilmu berdagang berasal dari pedagang yang telah menjalankan usaha martabak manis. Pengalaman ini sangat berharga untuk diterapkan dalam usaha. 34

50 Lamanya Berdagang Lamanya waktu yang diberikan berdagang dari waktu persiapan membuka tempat jualan, persiapan bahan sampai penjualan martabak manis. Lamanya berdagang yang paling banyak yaitu selama 6 sampai 8,5 jam/hari sebanyak 76 orang pedagang 71,7 persen, sedangkan yang paling sebentar antara 3,5 sampai 6 jam/hari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang martabak manis mayoritas berkerja standar normal manusia yaitu delapan jam per hari. Para pedagang martabak manis semuanya akan memulai jualan pada sore hari sampai malam hari bahkan ada beberapa sampai dini hari. Kondisi ini disesuaikan dengan pembeli yang sebagian besar membeli martabak manis pada sore hari, yaitu sehabis pulang bekerja. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok lamanya berdagang per hari bisa dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Pedagang Berdasarkan Lamanya Berdagang No. Lamanya Berdagang Tiap Hari Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. < 6,5 4 3, , ,7 3. > ,53 Jumlah , Pasokan Tepung Terigu Kebutuhan tepung terigu untuk masing-masing pedagang bermacammacam. Jumlah pedagang yang membutuhkan pasokan tepung terigu 2 sampai 11 kg sebanyak 101 orang pedagang 95,29 persen, kemudian yang 30 kg/hari sebanyak satu orang, dan sisanya 11 sampai 21 kg/hari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Rata-rata kebutuhan pedagang akan tepung terigu sebanyak 5,65 kg/hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang martabak manis pasokan tepungnya masih sedikit. Semakin besar pasokan tepung terigu per hari maka diduga akan semakin besar pula motivasi dalam menekuni usaha, dikarenakan keuntungan yang akan 35

51 mereka dapat juga banyak. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pasokan tepung terigu per hari bisa dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pasokan Tepung Terigu No. Pasokan Tepung Terigu Per Hari (kg) Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. < , ,77 3. > ,98 Jumlah , Penerimaan Usaha Pedagang martabak manis yang mendapatkan penerimaan dibawah Rp ,00 sebanyak 66 orang, penerimaan diantara Rp , ,00 berjumlah 37 orang 34,91 persen dan penerimaan diatas Rp ,00 berjumlah 3 orang. Rata-rata penerimaan usaha pedagang martabak manis Rp ,00/bulan. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok penerimaan usaha per bulan bisa dilihat pada Tabel 16. Adanya perbedaan dalam penerimaan usaha yang diperoleh pedagang disebabkan adanya perbedaan penetapan harga tiap-tiap produk dan perbedaan kualitas produk yang dihasilkan, selain itu juga disebabkan oleh lokasi berdagang yang strategis atau tidak. Besarnya penerimaan usaha yang diperoleh pedagang diharapkan menjadi motivasi bagi para pedagang selaku seorang wirausahawan untuk sungguh-sungguh dalam menekuni usaha. Usaha martabak manis merupakan mata pencarian utama untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tabel 16. Distribusi Pedagang Berdasarkan Penerimaan Usaha No. Penerimaan usaha(rp/bulan) Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. < , ,55 3. > ,77 Jumlah ,00 36

52 6.2. Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Rataan hitung dari skor perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah 215,58 yang berarti berada dalam kategori tinggi. Pedagang yang masuk ke dalam kategori tinggi dan sedang. Kategori perilaku wirausaha sangat rendah, rendah dan sangat tinggi tidak dimiliki oleh satu orang pedagang. Perilaku wirausaha tinggi sebanyak 105 orang persen 99,06 dan sedang sebanyak satu orang 0,94 persen (Tabel 18). Tabel 17. Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2011 No. Keterangan Rataan Skor Kategori 1. Pengetahuan Wirausaha 87,78 Sangat Tinggi 2. Sikap Wirausaha 79,56 Tinggi 3. Keterampilan Wirausaha 48,23 Rendah 4. Perilaku Wirausaha 215,58 Tinggi Sumber: Kuisioner Penelitian diolah (2011) Pedagang martabak manis kaki lima memiliki perilaku wirausaha yang sangat tinggi dikarenakan mereka termotivasi ingin mengubah kesejahteraan hidupnya dan keluarganya. Salah satu faktor yang mendukung tingginya perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah usaha martabak manis merupakan satu-satunya mata pencarian mereka. Pengetahuan wirausaha merupakan salah satu komponen dari perilaku wirausaha yang sangat penting. Pengetahuan wirausaha yang tinggi dapat menjadikan seseorang sukses dalam berwirausaha, sedangkan pengetahuan wirausaha yang rendah maka akan mengalami kegagalan dalam mengelola usahanya. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh dari buku bacaan, dan pengalaman berdagang. Tabel 17 menunjukkan bahwa pengetahuan wirausaha pedagang rata-rata sangat tinggi dengan nilai rataan hitung sebesar 87,78 persen. Pedagang yang memiliki pengetahuan wirausaha sangat tinggi sebesar 98,11 persen sedangkan 1,89 persen memiliki pengetahuan wirausaha dengan kategori tinggi. Pedagang martabak manis memiliki pengetahuan wirausaha yang sangat tinggi dikarenakan sebagian besar pedagang pernah menjalankan usaha lain sebelum berdagang martabak manis. 37

53 Tabel 18. Sebaran Pedagang Berdasarkan Perilaku Wirausaha Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Perilaku Kategori Pengetahuan Sikap Keterampilan Wirausaha % % % % Rendah ,46 0 Sedang 0 0 7,54 0,94 Tinggi 1, ,06 Sangat Tinggi 98, Jumlah Sumber: Kuisioner Penelitian diolah (2011) Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap pedagang atau respon seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam wirausaha. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju, perasaan pedagang dan tanggapan suatu kejadian. Tabel 17 menunjukkan bahwa rataan hitung skor sikap wirausaha pedagang adalah 79,56 persen termasuk dalam kategori tinggi. Pedagang yang memiliki sikap wirausaha yang tinggi sebesar 100 persen atau semua pedagang memiliki sikap wirausaha tinggi. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan pedagang martabak manis dalam mengatur kegiatan usahanya, seperti: pembukuan keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha. semua berarti keterampilan pedagang martabak manis rendah dalam mengelola, mengatur usahanya, seperti pembukuan keuangan yang jarang bahkan tidak pernah. Keterampilan wirausaha pedagang 48,23 persen, tergolong rendah. Distribusi pedagang berdasarkan keterampilan dapat dilihat pada Tabel Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square bahwa sebagian besar karakteristik tidak memiliki hubungan dengan unsur-unsur perilaku wirausaha. Tabel menunjukkan bahwa hanya terdapat hubungan nyata (α 38

54 0,20) antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap, lama berdagang dengan pengetahuan. Tabel 19. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Tahun 2010 Karakteristik Pedagang Karakteristik Individu Pengetahuan Sikap Keterampilan Perilaku Koef. p- value Koef. p-value Koef. p- value Koef. p- value Umur 0,009 0,930 0,113 0,249 0,006 0,948 0,027 0,782 Asal daerah - 0,718-0,775-0,901-0,667 Tingkat pendidikan formal -0,065 0,508 0,082 0,403 0,112 0,253 0,140 0,866 Tanggungan keluarga -0, ,128* 0,189 0,079 0,418 0,071 0,470 Karakteristik Usaha Pemilikan usaha - 0,558-0,214-0,210-0,748 Pengalaman berdagang ,613 0,105 0,286 0,093 0,341 0,310 0,756 Lama berdagang -0,183* 0,060 0,063 0,521 0,049 0,619-0,153 0,117 Pasokan tepung terigu 0,020 0,840 0,089 0,364 0,001 0,989 0,037 0,710 Penerimaan usaha 0,001 0,991 0,121 0,217-0,001 0, ,736 Sumber : Kuisioner Penelitian diolah (2011) Keterangan : p-value : Nilai Signifikan *: berhubungan nyata pada alfa 0,20 Berikut merupakan penjelasan hubungan dari tiap-tiap karakteristik individu responden terhadap perilaku wirausaha dan unsur-unsurnya: Hubungan antara Umur dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara umur tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, umur tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat bertanya kepada pedagang martabak manis yang lain dan dapat dipelajari baik dari media cetak maupun elektronik. Dilihat dari sikap wirausaha berdasarkan umur para pedagang sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan 39

55 bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak manis tidak terlalu sulit, dan hanya memerlukan belajar yang sebentar, maka tidak ada hubungan umur dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, umur berdasarkan keinginan dalam dalam menjalankan usaha martabak manis. Hal ini karena keinginan pedagang untuk mengubah nasib, baik yang muda maupun tua. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku wirausaha Hubungan antara Asal Daerah dengan Perilaku Wirausaha Asal daerah berpengaruh dengan keterampilan wirausaha, namun tidak berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku wirausahanya. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, asal daerah tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wirausaha dapat mereka pelajari tidak ada batasan dengan asal daerah, apalagi ditambah dengan kemajuan jaman yang semakin maju. Dilihat dari sikap wirausaha, semua pedagang akan bersikap baik kepada pelanggan maupun pembelinya. Jadi tidak berpengaruh antara sikap wirausaha dengan asal daerah. Dilihat dari perilaku wirausaha, tidak ada pengaruhnya antara perilaku wirausaha dengan asal daerah. Hal ini dikarenakan para pedagang mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama mencari penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dilihat dari keterampilan wirausaha, maka tidak ada pengaruhnya antara keterampilan dengan asal daerah. Pedagang dapat mempelajarinya dan tidak ada batasan asal daerah Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang tidak ada pengaruhnya. Senada dengan pendapat Pambudy (2003) walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan 40

56 usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, tingkat pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wirausaha dikarenakan untuk mengetahui ilmu dasar bisnis atau usaha maka para pedagang dapat belajar dari pedagang martabak lain. Selain itu mayoritas pedagang martabak manis mendapatkan pendidikan bisnis dari keluarga, dikarenakan keluarga mereka juga menjalankan usaha, baik usaha martabak manis maupun usaha yang lain, seperti : pecel lele, nasi goreng, bubur ayam. Dilihat dari sikap wirausaha, semua pedagang akan bersikap baik kepada pelanggan maupun pembelinya. Dengan sikap yang baik maka pembeli maupun pelanggan akan merasa lebih nyaman. Hal ini akan membuat pelanggan akan tetap loyal untuk membeli martabak di tempat yang sama bahkan akan mempromosikan kepada orang lain. Dilihat dari keterampilan wirausaha, maka tidak ada pengaruhnya antara keterampilan dengan tingkat pendidikan formal. Keterampilan dalam mengolah dan membuat martabak manis harus belajar dari proses pembuatan adonan sampai martabak manis bisa dijual kepada konsumen. Selain itu keterampilan dalam pembukuan keuangan juga dapat dipelajari walaupun tidak didapatkan di pendidikan formal. Hal ini membuktikan tingkat pendidikan formal tidak mempengaruhi secara nyata keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, tidak hubungan antara perilaku wirausaha dengan tingkat pendidikan formal. Hal ini dikarenakan para pedagang mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama mencari penghasilan dan usaha martabak manis dapat dipelajari dari tingkat pendidikan yang berbeda. Ilmu membuat martabak manis berasal dari teman atau dari tempat sebelumnya bekerja. Selain itu, pedagang juga mendapatkan ilmu yang turun menurun dari orang tua mereka kepada anak-anaknya atau dari rekan atau kerabat terdekat. Jadi tidak ada pengaruhnya tingkat pendidikan formal dengan perilaku wirausaha. 41

57 Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Perilaku Wirausaha Tabel 20 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah tanggungan keluarga pedagang dengan pengetahuan dan keterampilan wirausaha pedagang tidak ada hubungannya. Artinya semakin banyaknya tanggungan keluarga pedagang martabak manis tidak berpengaruh terhadap bertambahnya pengetahuan dan keterampilan wirausaha atau bisa juga menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara pedagang yang memiliki tanggungan banyak maupun sedikit dalam hal pengetahuan dan keterampilan wirausaha. Dilihat dari sikap wirausaha, ada hubungan antara sikap wirausaha dengan jumlah tanggungan. Pedagang akan bersikap baik karena demi kelangsungan dan perkembangan bisnis martabak manis yang sedang dijalani. Dikarenakan martabak manis merupakan mata pencarian utama dan juga usaha martabak manis ini akan menjadi usaha yang akan diwariskan ke anak cucu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar/banyak jumlah tanggungan keluarga seorang pedagang akan semakin mendorong pedagang untuk bersikap lebih baik, dikarenakan memiliki tanggung jawab yang besar pula. Hal ini membuktikan ada hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan sikap Hubungan antara Pemilikan Usaha dengan Perilaku Wirausaha Penelitian menujukkan bahwa pemilikan usaha tidak berpengaruh dengan perilaku wirausaha dan faktor-faktornya. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, usaha sendiri, keluarga maupun usaha bos tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat dipelajari siapa saja. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena keterampilan bisa dilatih, maka tidak ada hubungan pemilikan usaha dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, walaupun mereka bukan sebagai pemilik usaha namun para pedagang sudah menganggap itu usaha mereka. Hal ini karena dari martabak manis merupakan sumber mata pencarian yang sedang dijalankan. 42

58 Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pemilikan usaha dengan perilaku wirausaha Hubungan antara Pengalaman Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Dilihat dari pengetahuan wirausaha, pengalaman berdagang tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pedagang sudah mengetahui pengetahuan dasar usaha atau bisnis. Pedagang sebelum menjalankan usaha martabak manis sudah menjalankan usaha yang lain, seperti: nasi goreng, pecel lele, mie ayam, bubur ayam dan lain-lain. Sehingga walaupun beda produk yang dijual namun pengetahuan dasar usaha adalah sama. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak tidak terlalu sulit maka dapat dipelajari dalam jangka waktu yang singkat, dalam waktu sebulan sudah bisa membuat martabak manis. Maka tidak ada hubungan pengalaman berdagang dengan keterampilan wirausaha Dilihat dari perilaku wirausaha, berdasarkan keinginan pedagang untuk lebih sejahtera, maka pedagang akan melakukan usaha dengan sungguh-sungguh apalagi pengalaman usaha sudah didapatkan dari usaha sebelumnya. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pengalaman berdagang dengan perilaku wirausaha Hubungan antara Lama Berdagang dengan Perilaku Wirausaha Semakin lama berdagang seseorang tidak berpengaruh terhadap peningkatan sikap, keterampilan, dan perilaku wirausaha, sedangkan lama dagang berpengaruh dengan pengetahuan. Dilihat dari sikap wirausaha tidak ada pengaruhnya dengan lama berdagang. Pedagang sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak tidak terlalu sulit maka dapat dipelajari dalam jangka waktu yang singkat, dalam 43

59 waktu sebulan sudah bisa membuat martabak manis. Maka tidak ada hubungan pengalaman berdagang dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari pengetahuan wirausaha berpengaruh terhadap lama berdagang. Namun berhubungan negatif, artinya semakin lama berdagang maka pengetahuan pedagang akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya waktu bagi pedagang untuk mendapatkan informasi terbaru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama berdagang akan berhubungan negatif terhadap meningkatnya pengetahuan pedagang martabak manis Hubungan antara Pasokan Tepung Terigu dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara pasokan tepung terigu tidak berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, pasokan tepung terigu tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha berdasarkan penjualan hari biasanya. Dilihat dari sikap wirausaha berdasarkan sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, keuntungan juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena dalam membuat martabak manis sesuai dengan pesanan pembeli, maka tidak ada hubungan pasokan tepung terigu dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, berdasarkan ramai sedikitnya pembeli yang membeli martabak manis. Hal ini karena banyak sedikitnya pasokan tepung terigu yang dihabiskan sesuai dengan banyak jumlah martabak manis yang dibeli pembeli. Hal ini membuktikan tidak ada hubungan yang nyata antara pasokan tepung terigu dengan perilaku wirausaha Hubungan antara Penerimaan Usaha dengan Perilaku Wirausaha Hubungan antara penerimaan usaha tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan wirausaha pedagang. Dilihat dari pengetahuan wirausaha, penerimaan usaha tidak ada pengaruhnya terhadap 44

60 pengetahuan pedagang. Hal ini dikarenakan pengetahuan wirausaha dapat dipelajari siapa saja. Dilihat dari sikap wirausaha sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap pelanggan maupun pembeli. Dengan bersikap baik kepada pembeli maka penjualan akan meningkat pula, penerimaan usaha juga naik. Dilihat dari keterampilan wirausaha karena keterampilan bisa dilatih dan dipelajari, maka tidak ada hubungan penerimaan usaha dengan keterampilan wirausaha. Dilihat dari perilaku wirausaha, walaupun mereka bukan sebagai pemilik usaha namun para pedagang sudah menganggap itu usaha mereka. Hal ini karena besarnya keuntungan yang pedagang martabak manis dapatkan berdasarkan banyaknya jumlah tepung terigu yang dihabiskan dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan. Hal ini membuktikan tidak ada pengaruhnya antara keuntungan dengan perilaku wirausaha. 45

61 VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang karakteristik wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor yang telah diuraikan sebelumnya, kesimpulan yang didapat adalah: 1. Karakteristik individu pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor, sebagian besar umur dibawah 33 tahun, berasal dari luar Jawa Barat, tingkat pendidikan formal tamat SMP, dan jumlah tanggungan keluarga antara 1 sampai 3 orang. 2. Karakteristik usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor sebagian besar pemilikan usaha sendiri, pengalaman berdagang antara 1 sampai 157 bulan, lama berdagang per hari 6 sampai 8,5 jam, pasokan tepung terigu per hari 2 sampai 11 kg, dan penerimaan usaha Rp 0 sampai Rp ,00 3. Pengetahuan sebagian besar pedagang masih berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan sikap berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. 4. Karakteristik pedagang yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis adalah jumlah tanggungan keluarga dan lama berdagang Saran Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Karakteristik pedagang diharapkan menjadi potensi awal yang masih bisa dikembangkan dalam berwirausaha martabak manis. Perlu adanya perhatian dan pengelolaan yang lebih serius dari pemerintah Kota Bogor terhadap pedagang martabak manis kaki lima. Bentuk perhatian pemerintah yang dilakukan diantaranya adanya pembinaan yang sifatnya berkala seperti pengembangan usaha martabak manis yang agar lebih berkembang. 46

62 2. Dalam rangka meningkatkan keterampilan pedagang martabak manis diperlukan berbagai langkah baik pedagang maupun pemerintah Kota Bogor. Upaya yang dilakukan pedagang yaitu membentuk asosiasi atau organisasi pedagang martabak manis se-kota Bogor agar lebih mudah pemerintah dalam memberi bantuan ataupun dukungan. Dukungan keterampilan yang dilakukan seperti dalam mengelola keuangan, pencatatan keuangan, pengembangan usaha, seminar-seminar, ataupun pelatihan kewirausahaan. 47

63 DAFTAR PUSTAKA Alma, B Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung. Azzahra, R Perilaku Wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor Kota Bogor dalam angka The City of Bogor in Figures. Bogor. Dirlanudin Perilaku Wirausaha dan Keberdayaan Pengusaha kecil Industri Agro [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Dean, J Rahasia Sukses Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Martabak Manis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota bogor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat, Hijriyah, R Perilaku Wirausaha Pedagang Fried chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Irawati, N.G Prosfek Ekonomi Pengembangan Usaha Fried Chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Madjid, I.O Preferensi Konsumen Rumah Tangga Terhadap Fried chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Nazir, M Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Pambudy, R Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pambudy R, Sipayung T, Priatna WB., Burhanuddin, Kriswantriyono A dan Satria A Kumpulan Pemikiran; Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Ramanti, R.P Perilaku Wirausaha Wanita Peternak dalam Mencari dan Menerapkan Informasi Usaha Ternak Ayam Buras [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Saputro, D.S Analisis Karakteristik Wirausaha Peternak Kambing Perah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Setiawan, I Analisis Pendapatan dan Perilaku Wirausaha Pedagang Sate di Kota Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. 48

64 Soesarsono Pengantar Kewirausahaan. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sutanto A Kewirausahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Syukron Analisis Keuntungan Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Uyanto, S.S Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta. Graha Ilmu. Yuliadini Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan pedagang Bakso Sapi Keliling di Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Zimmerer, TW dan Scarborough NM Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta. Prenhallindo. 49

65 LAMPIRAN 50

66 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA PEDAGANG MARTABAK MANIS KAKI LIMA DI KOTA BOGOR Saya Widodo Hardian (H ), mahasiswa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis IPB sedang melakukan penelitian terkait Karateristik dan Perilaku Wirausaha. Lembar kuisioner ini akan digunakan untuk pengumpulan data dalam pembuatan skripsi. Partisipasi Anda sangat saya harapkan untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap dan jujur. Masukan dan informasi yang Anda berikan sangat berguna bagi keakuratan hasil penelitian ini. Terima kasih atas bantuan dan kesediaan anda meluangkan waktu untuk pengisian kuisioner ini. No. Kuisioner : Tanggal :.../.../... PETUNJUK PENGISIAN : Berilah tanda contreng ( ) pada salah satu jawaban pilihan Anda BAGIAN I : IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama lengkap/nama asli bapak/ibu : 2. Nama panggilan : 3. Alamat tempat tinggal sekarang : 4. Umur Bapak/Ibu sekarang : 5. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 6. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah 7. Pendidikan Terakhir : Pendidikan Formal Lulus SD Lulus Diploma/Akademi, Lulus SMP Lulus Sarjana Lulus SMA Lulus Pascasarjana (S2/S3) Tidak tamat... Pendidikan Non Formal : 51

67 Ya, jika ya sebutkan : kursus/pelatihan... Study banding... Lainnya Selain jualan martabak manis Bapak/Ibu berkerja sebagai apa : Bapak/ibu asli dari mana : 10. Berapa orang yang ada dirumah Bapak/Ibu : 11. Siapa saja yang ada dirumah Bapak/Ibu : 12. Siapa saja yang sudah berkerja : 13. Lama berdagang martabak manis :... tahun 14. Apa yang memotivasi Bapak/Ibu berjualan martabak manis : BAGIAN II. DATA USAHA MARTABAK MANIS 1. Setiap hari habis tepung terigu per hari :. Kg 2. Bapak/Ibu membeli tepung terigu dari mana : 3. Bapak/Ibu berjualan dari jam berapa sampai jam. 4. Berapa orang yang sering datang kesini : 5. Rata-Rata Pendapatan Per Bulan : Rp Apakah Bapak/Ibu melakukan pencatatan keuangan : Selalu Kadang-kadang Tidak pernah 7. Nomor telepon yang bisa dihubungi : 52

68 PERILAKU WIRAUSAHA Pengetahuan wirausaha ( Benar atau Salah) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Isilah kolom berikut dengan tanda ceklist ( ) pada jawaban yang menurut anda benar No Pernyataan Benar Salah 1. Bisnis itu perlu dream/impian 2. Wirausaha bebas menentukan kapan waktunya untuk berkerja 3. Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kekuatan diri 4. Salah satu sumber ide bisnis berasal dari pengalaman pribadi 5. Tepung terigu berasal dari ubi 6. Orang yang mengambil risiko cenderung lebih maju dibandingkan dengan yang tidak 7. Pedagang adalah Raja 8. Kegagalan sebagai guru yang baik 9. Buka usaha berarti membuka lapangan pekerjaan 10. Berpikir positif disetiap keadaan 11. Orang akan termotivasi jika dihargai 12. Martabak berasal dari India 13. Jika usaha rugi maka usaha tidak perlu dilanjutkan 14. Modal dalam usaha hanya uang 15. Berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang rendah 16. Jika ingin sukses harus mengatur waktu 17. Ketika usaha jangan ulet 18. Pengusaha harus bisa mengatur keuangan 19. Ilmu adalah modal utama dalam usaha 20. Tekun membuat kita gagal Sikap kewirausahaan ( Sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, atau sangat setuju) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom yang paling menggambarkan diri anda. No Pernyataan Sangat Tidak Setuju 1. Pedagang yang mudah terpancing amarah ketika berhadapan dengan masalah yang sulit 2. Pedagang yang menyisakan Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju 53

69 sebahagian keuntungan saya untuk kegiatan amal 3. Pedagang yang dengan mudah bergaul dengan orang lain, walaupun baru dikenal 4. Pedagang yang berkerja keras dalam waktu lama adalah hal yang biasa 5. Pedagang yang tersenyum kepada setiap pembeli 6. Pedagang yang menyusun tujuan usaha, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang 7. Pedagang yang memakai pakain seragam setiap jualan 8. Pedagang yang selalu ramah kepada pembeli 9. Pedagang yang jualan lebih awal dari biasanya 10. Pedagang yang berjualan sampai adonan tepung habis 11. Pedagang yang membuang adonan tepung yang tidak habis 12. Pedagang yang diusir tapi masih tetap berjualan 13. Pedagang yang menutup adonan tepung martabak 14. Pedagang yang mengabaikan pembelinya 15. Pedagang yang buka cabang usaha martabak manis 16. Pedagang yang memberi bonus kepada pelanggan 17. Pedagang yang akan menurunkan usaha martabak manis kepada anak cucu 18. Kalau ada petugas yang mau menggusur pedagang kaki lima 19. Pedagang yang menyerah dalam menghadapi hambatan. 20. Menjadi bos lebih enak daripada karyawan 54

70 Keterampilan Wirausaha ( Tidak pernah, jarang, sering, atau selalu) Berilah pendapat bapak terhadap pernyataan di bawah ini. Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan keterampilan yang anda lakukan. No Pernyataan 1. Memasak martabak manis hangus 2. Mencatat keuangan yang didapat setiap malam 3. Mencatat pengeluaran belanja setiap hari 4. Membuat buku impian 5. Martabak manis kurang matang 6. Membuat strategi agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar 7. Memakai kemasan kotak untuk membungkus martabak manis 8. Memberi diskon kepada pelanggan 9. Membuat spanduk agar menarik pembeli 10. Membuat brosur untuk promosi 11. Gerobak di buat menarik 12. Kemasan dikasih merk martabak kita, agar pembeli tahu 13. Kantong plastik diberi merk dagang kita 14. Salah rasa dalam membuat martabak yang dipesan 15. Memanggil-manggil pembeli 16. Menabung untuk mengembangkan usaha 17. Dalam satu bulan membuat rasa baru 18. Memberi bonus kepada pelanggan 19. Menyusun tujuan usaha, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. 20. Menabung untuk beramal Tidak Pernah Jarang Sering Selalu ====Terima kasih atas kerja sama dan perhatiannya===== 55

71 Lampiran 2. Data Karakteristik Individu Pedagang Martabak Manis Kaki Lima Kota Bogor Desember Febuari 2011 No Nama Jenis Kelamin Umur Asal Daerah Pendidikan Tanggungan Keluarga 1 Rusmono L 32 Tegal Abdul L 42 Tegal Mift Tahudin L 50 Kebumen Wadri L 35 Bogor Ujang L 32 Bogor Siswanto L 42 Bangka Wawan Irawan L 22 Tegal Andi Syaputra L 26 Tegal Iwan L 21 Payakumbuh Muhti L 35 Tegal Yogi Syaputra L 27 Tegal Musadi L 35 Tegal Samsul L 38 Tegal Indra Maulana L 33 Tegal Ribut Darsono L 37 Bogor Sumarno L 69 Bogor Rusdianto L 40 Tegal Hermanto L 19 Slawi Warto L 28 Tegal Lisin L 20 Tegal Amin L 17 Tegal Heru L 22 Brebes Bowo L 24 Tegal Nahrowi L 36 Brebes Anas L 23 Tegal Shandy L 30 Tegal Sunarya L 37 Sumedang Pais L 20 Tegal Eby L 16 Tegal Chumededi L 53 Tegal Sobihis L 26 Tegal Imam Shopa L 45 Tegal Rafi L 28 Payakumbuh Ardi L 22 Bogor Sigit Waluyo L 21 Cilacap Bani Ahcyar L 61 Bogor Aris L 22 Brebes Wawan L 35 Sumedang

72 39 Suhera L 38 Sumedang Amo L 23 Brebes Abib L 18 Sukabumi Abdul Rauf L 43 Bogor Muhammad Fauzi L 16 Madura Imam L 28 Madura Isal L 22 Madura Roy Hanafi L 28 Bogor Ilan L 20 Kuningan Agus L 15 Tegal Bagus L 20 Tegal Poniman L 35 Tegal Agus L 19 Tegal Angga L 17 Payakumbuh Tata L 27 Sumedang Heri L 23 Tasikmalaya Munajib L 30 Tegal Ari L 19 Tegal Koharuddin L 38 Cimahi Muhammad Taufik L 32 Tegal Ahmad L 20 Tegal Syahroni L 17 Tegal Edy L 21 Slawi Lanang L 20 Tegal Adi L 28 Madura Abdul L 20 Brebes Abdul Latif L 33 Tegal Apui Marta L 25 Bogor Zulkifli L 41 Payakumbuh Hamami L 57 Bogor Supriyanto L 34 Sumedang Muthasor L 27 Madura Roni L 35 Cilacap Dedy Purwanto L 29 Tegal Rotib L 30 Brebes Amin L 25 Tegal Ari L 21 Tegal Dhika L 24 Madura Taufik L 29 Sumedang Samsul L 25 Kediri Muhammad Sofwan L 28 Tegal Yanto L 25 Madura

73 81 Odi L 30 Bogor Apar L 46 Madura Ahmad Ruhiyat L 28 Bogor Abdul Malik L 15 Madura Agus L 26 Tegal Saefulloh L 28 Cianjur Enjang L 43 Cianjur Rudi L 26 Sumedang Hendi L 46 Bogor Rosni P 49 Payakumbuh Rizky Nur Salam L 16 Brebes Yudi L 22 Tegal Aman L 25 Tegal Muhammad Saleh L 41 Tegal Rian Abdulloh L 34 Tegal Edy L 51 Cianjur Muhammad Rian L 18 Sumedang Achmad Yahuri L 37 Tegal Rasyid L 42 Brebes Jimmy L 30 Sukabumi Hasan L 45 Kuningan Jon L 29 Tegal Budi L 30 Sumedang Adi L 25 Tegal Iwan L 24 Brebes Ardi L 28 Tegal

74 Lampiran 3. Data Karakteristik Usaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Desember Febuari 2011 Pengalaman Lama Pasokan Peneriman Pemilikan No. Lokasi Berdagang Berdagang/ berdagang/ Tepung terigu/ Usaha/bulan(000 Usaha bulan hari(jam) hari(kg) Rupiah) 1 Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Raya Tajur S Raya Tajur S Raya Tajur S Raya Tajur S Panduraya S Panduraya S Panduraya S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Jembatan Merah K Jalan Baru B Jalan Baru S Jalan Baru B Jalan Baru B Jalan Yasmin B Jalan Baru B Warung Jambu S Jalan Baru B Warung Jambu B Simpang Pomad B Simpang Pomad K Simpang Pomad K Bantar kemang S Jalan Baru S Jalan Ciheleut S Warung Jambu S Warung Jambu B Warung Jambu B Mayor Oking S Tegallega K Terminal BS S

75 Bogor Baru 39 Taman S Bondongan B Empang B Empang S Empang K Empang S Empang S Empang S Empang K Kebun Pedes B Kebun Pedes B Kebun Pedes S Kedung Halang B Simpang Pomad S Simpang Pomad S Cimanggu S Cimanggu S Cimanggu S Cimanggu S , Pondok Rumput S Jalan Baru S Jalan Baru B Jalan Baru S Yasmin K Kedung Badak S Panduraya B Panduraya S Cipaku B Cipaku K Cipaku S Bondongan S Bondongan S Bondongan S Bondongan S Kedung Halang S Kedung Halang S Sindang Barang K Sindang Barang K Sindang Barang S Sindang Barang S Sindang Barang S Mawar B

76 81 Mawar S Bantar Jati S Air mancur S Mawar B Air mancur B Air mancur S Merdeka S Merdeka B Pasar Anyar S Taman Topi S Taman Topi K Bubulak S Gunung Batu K Sukasari S Sukasari S Sukasari S Sukasari B Sukasari S Jembatan Merah S Jembatan Merah S Warung Jambu S Warung Jambu K Terminal BS S Terminal BS S Bantar Jati S Bantar Jati S

77 Lampiran 4. Skor Responden terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsur-unsurnya No. Nama Pengetahuan Sikap Keterampilan Perilaku Wirausaha 1 Rusmono 65 81,25 43,75 190,00 2 Abdul 65 83,75 51,25 200,00 3 Mift Tahudin 80 81,25 48,75 210,00 4 Wadri 80 78, ,75 5 Ujang 90 81,25 46,25 217,50 6 Siswanto 85 82,5 47,5 215,00 7 Wawan Irawan 85 82,5 48,75 216,25 8 Andi Syaputra 90 78,75 52,5 221,25 9 Iwan 85 82,5 51,25 218,75 10 Muhti 95 81,25 46,25 222,50 11 Yogi Syaputra 95 81,25 51,25 227,50 12 Musadi 85 82,5 47,5 215,00 13 Samsul 80 78, ,75 14 Indra Maulana , ,25 15 Ribut Darsono ,25 221,25 16 Sumarno 90 82,5 48,75 221,25 17 Rusdianto ,00 18 Hermanto ,25 216,25 19 Warto 90 78, ,75 20 Lisin 85 76, ,25 21 Amin 85 78, ,75 22 Heru 75 77,5 46,25 198,75 23 Bowo 75 76,25 47,5 198,75 24 Nahrowi 85 78,75 46,25 210,00 25 Anas 90 81,25 46,25 217,50 26 Shandy ,25 211,25 27 Sunarya ,5 217,50 28 Pais 90 77,5 48,75 216,25 29 Eby ,00 30 Chumededi 80 77,5 48,75 206,25 31 Sobihis ,5 217,50 32 Imam Shopa 90 77,5 46,25 213,75 33 Rafi 85 83,75 53,75 222,50 34 Ardi 80 78,75 43,75 202,50 35 Sigit Waluyo ,00 36 Bani Ahcyar 95 78,75 48,75 222,50 37 Aris ,75 213,75 38 Wawan 90 78,75 48,75 217,50 39 Suhera 85 78,75 47,5 211,25 40 Amo 95 78,75 47,5 221,25 62

78 41 Abib 90 78, ,75 42 Abdul Rauf 90 77,5 47,5 215,00 43 Muhammad Fauzi 85 77, ,00 44 Imam 95 78, ,75 45 Isal ,00 46 Roy Hanafi ,75 208,75 47 Ilan 80 77, ,50 48 Agus 85 78,75 56,25 220,00 49 Bagus 90 77,5 48,75 216,25 50 Poniman 85 78,75 48,75 212,50 51 Agus 90 77,5 46,25 213,75 52 Angga 75 78,75 47,5 201,25 53 Tata 90 81,25 47,5 218,75 54 Heri ,5 222,50 55 Munajib 85 78,75 47,5 211,25 56 Ari 85 81,25 47,5 213,75 57 Koharuddin ,5 212,50 58 Muhammad Taufik ,25 221,25 59 Ahmad ,25 211,25 60 Syahroni 95 78, ,75 61 Edy 95 78, ,75 62 Lanang 95 77,5 51,25 223,75 63 Adi 95 77, ,50 64 Abdul 95 81,25 48,75 225,00 65 Abdul Latif 90 83,75 47,5 221,25 66 Apui Marta 90 78, ,75 67 Zulkifli 85 76,25 48,75 210,00 68 Hamami 95 78,75 48,75 222,50 69 Supriyanto 75 78,75 51,25 205,00 70 Muthasor 90 81, ,25 71 Roni ,5 232,50 72 Dedy Purwanto ,00 73 Rotib 90 78,75 46,25 215,00 74 Amin 90 83, ,75 75 Ari 90 78, ,75 76 Dhika 90 81,25 47,5 218,75 77 Taufik 90 83,75 46,25 220,00 78 Samsul 80 81,25 46,25 207,50 79 Muhammad Sofwan 85 76,25 48,75 210,00 80 Yanto 85 76,25 46,25 207,50 81 Odi ,25 211,25 82 Apar ,25 216,25 83 Ahmad Ruhiyat ,75 213,75 63

79 84 Abdul Malik 95 82, ,50 85 Agus 95 77,5 46,25 218,75 86 Saefulloh 90 78,75 48,75 217,50 87 Enjang 95 81, ,25 88 Rudi 90 81,25 46,25 217,50 89 Hendi ,75 43,75 222,50 90 Rosni ,25 221,25 91 Rizky Nur Salam 80 78, ,75 92 Yudi 90 78,75 47,5 216,25 93 Aman 80 78,75 43,75 202,50 94 Muhammad Saleh ,75 223,75 95 Rian Abdulloh 90 78,75 52,5 221,25 96 Edy 85 77,5 47,5 210,00 97 Muhammad Rian 90 78,75 47,5 216,25 98 Achmad Yahuri 90 77,5 46,25 213,75 99 Rasyid 85 78,75 48,75 212, Jimmy 90 81,25 48,75 220, Hasan ,25 226, Jon 90 76,25 47,5 213, Budi , Adi 95 77,5 47,5 220, Iwan 95 78,75 47,5 221, Ardi 90 81, ,25 64

80 Lampiran 5. Hasil Kriteria Penilaian Skor Kuisioner Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor, Desember Febuari 2011 No, Nama Pengetahuan Sikap Keterampilan Perilaku Wirausaha 1 Rusmono Tinggi Tinggi Rendah Sedang 2 Abdul Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 3 Mift Tahudin Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 4 Wadri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 5 Ujang Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 6 Siswanto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 7 Wawan Irawan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 8 Andi Syaputra Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 9 Iwan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 10 Muhti Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 11 Yogi Syaputra Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 12 Musadi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 13 Samsul Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 14 Indra Maulana Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 15 Ribut Darsono Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 16 Sumarno Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 17 Rusdianto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 18 Hermanto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 19 Warto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 20 Lisin Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 21 Amin Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 22 Heru Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 23 Bowo Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 24 Nahrowi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 25 Anas Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 26 Shandy Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 27 Sunarya Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 28 Pais Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 29 Eby Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 30 Chumededi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 31 Sobihis Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 32 Imam Shopa Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 33 Rafi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 34 Ardi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 35 Sigit Waluyo Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 36 Bani Ahcyar Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 37 Aris Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 65

81 38 Wawan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 39 Suhera Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 40 Amo Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 41 Abib Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 42 Abdul Rauf Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 43 Muhammad Fauzi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 44 Imam Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 45 Isal Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 46 Roy Hanafi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 47 Ilan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 48 Agus Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 49 Bagus Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 50 Poniman Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 51 Agus Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 52 Angga Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 53 Tata Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 54 Heri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 55 Munajib Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 56 Ari Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 57 Koharuddin Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 58 Muhammad Taufik Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 59 Ahmad Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 60 Syahroni Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 61 Edy Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 62 Lanang Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 63 Adi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 64 Abdul Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 65 Abdul Latif Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 66 Apui Marta Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 67 Zulkifli Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 68 Hamami Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 69 Supriyanto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 70 Muthasor Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 71 Roni Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 72 Dedy Purwanto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 73 Rotib Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 74 Amin Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 75 Ari Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 76 Dhika Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 77 Taufik Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 78 Samsul Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 79 Muhammad Sofwan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 80 Yanto Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 66

82 81 Odi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 82 Apar Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 83 Ahmad Ruhiyat Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 84 Abdul Malik Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 85 Agus Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 86 Saefulloh Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 87 Enjang Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 88 Rudi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 89 Hendi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 90 Rosni Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 91 Rizky Nur Salam Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 92 Yudi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 93 Aman Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 94 Muhammad Saleh Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 95 Rian Abdulloh Sangat Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 96 Edy Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 97 Muhammad Rian Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 98 Achmad Yahuri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 99 Rasyid Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 100 Jimmy Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 101 Hasan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 102 Jon Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 103 Budi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 104 Adi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 105 Iwan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 106 Ardi Sangat Tinggi Tinggi Rendah Tinggi 67

83 Lampiran 6. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square Karakteristik Pedagang dengan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Pedagang Correlations Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampila n Umur Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Umur Correlation,353(* 1,000,817(**),356(**),027 Coefficient *) Sig. (2-tailed).,000,000,000,782 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068,009 Sig. (2-tailed),000.,553,489,930 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,113 Sig. (2-tailed),000,553.,398,249 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,006 Sig. (2-tailed),000,489,398.,948 N Correlation Coefficient,027,009,113,006 1,000 Sig. (2-tailed),782,930,249,948. N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Pendidikan Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Pendidi kan Correlation,353(* 1,000,817(**) Coefficient *),356(**),014 Sig. (2- tailed).,000,000,000,886 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068 -,065 Sig. (2- tailed),000.,553,489,508 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,082 Sig. (2- tailed),000,553.,398,403 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,112 Sig. (2- tailed),000,489,398.,253 N Correlation Coefficient Sig. (2- tailed),014 -,065,082,112 1,000,886,508,403,

84 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Tanggungan N Correlations Pengetahu an Keterampi lan Tanggung an Perilaku Sikap Correlation,353(** 1,000,817(**) Coefficient ),356(**),071 Sig. (2- tailed).,000,000,000,470 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068 -,006 Sig. (2- tailed),000.,553,489,954 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,128 Sig. (2- tailed),000,553.,398,189 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,079 Sig. (2- tailed),000,489,398.,418 N Correlation Coefficient,071 -,006,128,079 1,000 Sig. (2- tailed),470,954,189,418. N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Pengalaman Pengetahu an Keterampi lan Pengalam an Perilaku Sikap Correlation,353(** 1,000,817(**) Coefficient ),356(**),031 Sig. (2- tailed).,000,000,000,756 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068 -,050 Sig. (2- tailed),000.,553,489,613 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,105 Sig. (2- tailed),000,553.,398,286 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,093 Sig. (2- tailed),000,489,398.,341 N Correlation Coefficient,031 -,050,105,093 1,000 69

85 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Lama ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed Sig. (2- tailed),756,613,286,341. N Correlations Pengetahu an Keterampi lan Perilaku Sikap Lama Correlation,353(* 1,000,817(**) Coefficient *),356(**) -,153 Sig. (2- tailed).,000,000,000,117 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068 -,183 Sig. (2- tailed),000.,553,489,060 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,063 Sig. (2- tailed),000,553.,398,521 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,049 Sig. (2- tailed),000,489,398.,619 N Correlation Coefficient -,153 -,183,063,049 1,000 Sig. (2- tailed),117,060,521,619. N Correlations Spearma n's rho Perilaku Pengetahuan Sikap Keterampilan Pengetahu an Keterampi lan Perilaku Sikap Pasokan Correlation,353(* 1,000,817(**) Coefficient *),356(**),037 Sig. (2- tailed).,000,000,000,710 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068,020 Sig. (2- tailed),000.,553,489,840 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,089 Sig. (2- tailed),000,553.,398,364 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000,001 Sig. (2- tailed),000,489,398.,989 N

86 Pasokan ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Spearman's rho Perilaku Pengetah uan Sikap Keteram pilan Penerim aan Correlation Coefficient,037,020,089,001 1,000 Sig. (2- tailed),710,840,364,989. N Correlations Perilaku Pengeta huan Sikap Keterampil an Penerima an Correlation Coefficient 1,000,817(**),353(**),356(**),033 Sig. (2-tailed).,000,000,000,736 N Correlation Coefficient,817(**) 1,000,058 -,068,001 Sig. (2-tailed),000.,553,489,991 N Correlation Coefficient,353(**),058 1,000,083,121 Sig. (2-tailed),000,553.,398,217 N Correlation Coefficient,356(**) -,068,083 1,000 -,001 Sig. (2-tailed),000,489,398.,993 N Correlation Coefficient,033,001,121 -,001 1,000 Sig. (2-tailed),736,991,217,993. N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Asal Daerah dengan Pengetahuan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 8,821(a) 12,718 Likelihood Ratio 9,192 12,686 N of Valid Cases 106 a 15 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,25. Asal Daerah dengan Sikap Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 8,131(a) 12,775 Likelihood Ratio 11,423 12,493 N of Valid Cases 106 a 16 cells (76,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,61. 71

87 Asal Daerah dengan Keterampilan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 15,621(a) 24,901 Likelihood Ratio 16,749 24,859 N of Valid Cases 106 a 34 cells (87,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,12. Asal Daerah dengan Perilaku Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 49,128(a) 54,662 Likelihood Ratio 48,551 54,684 N of Valid Cases 106 a 81 cells (96,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,12. Pemilikan dengan Pengetahuan Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10,667(a) 12,558 Likelihood Ratio 12,202 12,430 N of Valid Cases 106 a 14 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,25. Pemilikan dengan Sikap Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 15,520(a) 12,214 Likelihood Ratio 17,092 12,146 N of Valid Cases 106 a 15 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,61. Pemilikan dengan Keterampilan 72

88 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 29,265(a) 24,210 Likelihood Ratio 31,415 24,142 N of Valid Cases 106 a 34 cells (87,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,12. Pemilikan dengan Perilaku Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 46,732(a) 54,748 Likelihood Ratio 53,677 54,487 N of Valid Cases 106 a 81 cells (96,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,12. 73

89 Lampiran 7. Foto foto Bersama Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor 74

90 75

91 76

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian ini. Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan permasalahan yang ada. Hal utama yang

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN (Studi Kasus Unit Usaha Kelompok Wanita Tani Damai, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang)

Lebih terperinci

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan 1. Prakarya Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD PERCAYA DIRI BERORIENTASI TUGAS DAN HASIL PENGAMBILAN RESIKO KEPEMIMPINAN KEORISINILAN BERORIENTASI KE MASA DEPAN KREATIFITAS KONSEP 10 D DARI BYGRAVE BEBERAPA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha mikro ini sangat membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal, sehingga warga sekitar lebih

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

banyak Rp 1 miliar per tahun.

banyak Rp 1 miliar per tahun. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Industri Kecil Menurut BPS (2013) b,klasifikasi usaha dapat didasarkan pada jumlah tenaga kerja, jika tenaga kerjanya 5

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK UMKM AGRIBISNIS PADA KBMT WIHDATUL UMMAH KOTA BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK UMKM AGRIBISNIS PADA KBMT WIHDATUL UMMAH KOTA BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK UMKM AGRIBISNIS PADA KBMT WIHDATUL UMMAH KOTA BOGOR SKRIPSI MASTUTY HANDOYO H 34066079 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR SKRIPSI GRACE MAHARANI H34053276 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA (Kasus Dua SMA Negeri di Kawasan Jakarta Selatan) ANGGA TAMIMI OESMAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA Enceng Yana Abstrak Masih banyaknya lulusan pendidikan tinggi/sarjana yang belum memiliki pekerjaan merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management POLA PIKIR DAN KARAKTER WIRAUSAHA, PERBEDAAN WIRAUSAHA VS MANAJER Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Okwan Himpuni H 34066099 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A14104549 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA GESIT (Studi : Unit Pembenihan Rakyat Citomi Desa Tanggulun Barat, Kec. Kalijati, Kab. Subang Jawaa Barat) SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H34076008 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR FADIL DHIKAWARA A14103535 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER. akan kami gunakan untuk penelitian tentang IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ENTREPRENEURIAL BERDASARKAN TEORI 10 D BYGRAVE PADA

LAMPIRAN KUISIONER. akan kami gunakan untuk penelitian tentang IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ENTREPRENEURIAL BERDASARKAN TEORI 10 D BYGRAVE PADA LAMPIRAN KUISIONER Daftar pertanyaan yang kami sampaikan pada Bapak/ Ibu/ Saudara/ i kami harap diisi dengan jujur dan apa adanya karena jawaban Bapak/ Ibu/ Saudara/ i akan kami gunakan untuk penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI Oleh YORI AKMAL A14302024 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

Soal Jawab tentang Kewirausahaan Soal Jawab tentang Kewirausahaan Jelaskan pengertian wiraswasta dan wirausaha secara etimologi dan terminologi dan kesimpulan apa yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut! 1. Wiraswasta terdiri

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, perekonomian Indonesia semakin membaik.hal ini didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan bisnis ini dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI SKRIPSI MUHAMAD SOLIHIN H34067016 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI MEYLANI LESTARI H34066081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H34066120 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan usaha kuliner tradisional di Kota Medan adalah bisnis yang mampu bersaing dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD AMIR ELBANY H34066084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A 14103515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAIRAN PINJAMAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI SEKTOR AGRIBISNIS (KASUS PADA BRI UNIT CIGOMBONG-BOGOR)

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAIRAN PINJAMAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI SEKTOR AGRIBISNIS (KASUS PADA BRI UNIT CIGOMBONG-BOGOR) ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAIRAN PINJAMAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI SEKTOR AGRIBISNIS (KASUS PADA BRI UNIT CIGOMBONG-BOGOR) SKRIPSI EDINHO IKHTISAR PANGIHUTAN HUTAGAOL H 34066037

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) SKRIPSI ERNI SITI MUNIGAR H34066041 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR)

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) SKRIPSI DEWINTHA STANI H34066033 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

OLEH DODI EKAPRASETYA A

OLEH DODI EKAPRASETYA A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Milano Aek Batu Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara ) OLEH DODI

Lebih terperinci