Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk
|
|
- Siska Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk Imam Santoso 1), Dyan Fitrisari 1),Arif Hidayat 1) 1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB Korespondensi : imamsantoso@ub.ac.id ABSTRAK Pengembangan produk merupakan usaha terencana, untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis yang ada. Usaha pengembangan produk bukanlah hal yang mudah dilakukan, banyak resiko yang dapat menghambat pelaksanaan pengembangan produk. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meminimumkan resiko melalui analisis resiko, serta menentukan strategi yang dapat meminimasi resiko. Studi kasus analisis risiko pengembangan produk baru sosis coklat berbahan baku daging ayam di PT X. Metode yang dapat digunakan adalah dengan cara melakukan pembobotan kriteria evaluasi dengan menggunakan metode Fuzzy Analitycal Hierarchy Process, kemudian dipilih tiga fase yang memiliki bobot resiko paling besar. Selanjutnya, dirumuskan strategi pengelolaan risiko pada tiga fase yang memiliki resiko paling besar menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process.Tujuan penelitian ini menganalisis resiko serta menentukan strategi minimasi resiko pada proses pengembangan produk sosis coklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor resiko pada setiap fase pengembangan produk memiliki bobot yang berbeda-beda tergantung dari pengaruh yang ditimbulkan oleh tiap faktor resiko tersebut. Berdasarkan analisa resiko, tiga fase yang memiliki bobot resiko paling tinggi adalah fase 0 (perencanaan), fase 4 (pengujiandan perbaikan), dan fase 5 (produksi awal).prioritas strategi minimasi resiko pada fase 0 adalah mengevaluasi peluang produk baru secara tepat (23,5%). Prioritas pada fase 4 adalah mengestimasi biaya yang dibutuhkan dalam proses pengujian (37,8%), prioritas pada fase 5 adalah menjaga aliran cashflow tetap positif (27,5%). Kata Kunci : Pengembangan Produk; Minimasi Resiko; Fuzzy AHP; AHP PENDAHULUAN Persaingan pemasaran yang ketat dengan kompetitor, menuntut perusahaan untuk senantiasa menghadirkan inovasi dalam pengembangan produknya. Dengan terus melakukan inovasi tanpa henti, perusahaan akan siap bersaing secara sehat di pasar. Perusahaan dituntutterus melakukan pengembangan produk. Proses pengembangan produk umumnya diawali dengan fase perencanaan, fase pengembangan konsep, fase perancangan tingkat sistem, fase perancangan detail, fase pengujian dan perbaikan, dan fase akhir yaitu produksi awal (Choi, 2009). Usaha pengembangan produk memiliki banyak resiko yang dapat menghambat pelaksanaan pengembangan produk. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meminimumkan resiko melalui analisis resiko untuk menentukan bobot resiko, serta menentukan alternatif strategi yang dapat meminimasi resiko pada proses pengembangan produk. Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan untuk menganalisa risiko dan merumuskan strategi minimasi risiko. Salah satu yan dapat digunakan adalah bobot resiko dalam usaha pengembangan produk baru adalah dengan cara melakukan pembobotan kriteria evaluasi dengan menggunakan metode Fuzzy Analitycal Hierarchy Process, dan kemudian dari bobot resiko yang telah dihitung, dipilih tiga bobot resiko yang paling besar. Kemudian dari tiga bobot resiko yang paling besar tersebut dilanjutkan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process untuk menentukan alternatif strategi untuk meminimasi resiko yang terjadi pada proses pengembangan produk. Metode Fuzzy AHP digunakan dalam menganalisa bobot resiko dalam pengembangan produk, dengan cara melakukan pembobotan kriteria evaluasi dari berbagai faktor yang sangat konflik pada pengembangan produk. Metode Fuzzy AHP merupakan penyempurnaan dari metode AHP yang diterapkan pada pemilihan keputusan yang sifatnya kabur atau tidak tentu (Setiyoko, 2005).metode AHP adalah suatu metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan menggabungkan antara data obyektif dan data subyektif, dengan menggunakan skala penilaian perbandingan berpasangan, (Saaty, 1994). B-149
2 Tujuan dari penelitian ini adalah: (i)menganalisis resiko pada proses pengembangan produk, (ii) menentukan strategi minimasi resiko pada proses pengembangan produk. METODE Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi kasus pengembangan produk sosis coklat di PT X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu analisis dengan cara mendeskripsikan secara menyeluruh tentang proses pengembangan produk sosis coklat pada PT X berdasarkan data dari hasil survey di lapang.responden ahli yang digunakan terdiri dari Plant Manager, Group Sales Manager, Kepala Bagian Produksi, Kepala Subbagian PPIC, dan Kepala Subbagian Quality Control. Penelitian ini akan menggunakan dua analisis data, yaitu dengan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) untuk menentukan bobot resiko pada tahapan proses pengembangan produk sosis coklat, dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas strategi minimasi resiko.pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Survey Awal Perumusan Study Literatur Penentuan Variabel dan Parameter Penelitian Pembuatan Penentuan Jumlah dan Kriteria Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data 1. Hasil survey pakar kuesioner 1 untuk menentukan resiko yang mungkin muncul dan bobot resiko tertinggi pada tahapan proses pengembangan produk sosis coklat. Dianalisis dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) 2. Hasil survey pakar kuesioner 2 untuk menentukan prioritas strategi minimasi resiko pada proses pengembangan produk sosiscoklat, dengan memperhatikan tiga bobot resiko tertinggi pada tahapan proses pengembangan produk sosis coklat dari kuesioner 1. Dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Kesimpulan dan Saran HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Analisis Resiko pada Proses Pengembangan Produk Sosis Coklat Faktor resiko pada setiap fase pengembangan produk memiliki bobot yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, penanganan yang dilakukan tergantung dari pengaruh yang ditimbulkan oleh tiap B-150
3 faktor resiko. Menurut Cooper (2003), mengidentifikasi faktor-faktor resiko sebelum melakukan proses pengembangan produk dapat membantu perusahaan dalam meminimasi peluang terjadinya kegagalan dalam pengembangan suatu produk. Pengembangan produk pada PT X dibagi menjadi beberapa fase (tahapan), mulai dari perencanaan, pengembangan konsep, perancangan tingkat sistem, perancangan detail, pengujian dan perbaikan, serta produksi awal. Fase-fase tersebut sama dengan tahapan pengembangan produk menurut John (1995). Faktor resiko potensial dalam proses pengembangan produk perlu diklasifikasikan menurut urutan tahapan prosesnya, supaya memudahkan dalam perhitungan bobot resiko. Analisis Resiko pada Fase 0 Perencanaan Resiko yang dapat terjadi pada fase awal pengembangan produk sosis coklat antara lain yaitu pengidentifikasian kebutuhan dan keinginan konsumen, ketersediaan bahan baku, adanya kompetisi dengan pesaing, kebutuhan mesin dan peralatan industri, serta kemungkinan terjadinya bencana ekonomi. Besarnya nilai resiko yang ada pada setiap faktor resiko berturut-turut adalah sebesar 0,387; 0,258; 0,257; 0,378; 0,313; dan 0,152. Berdasarkan nilai resiko pada masing-masing faktor resiko tersebut dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase perencanaan pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,263. Nilai resiko yang ada pada fase awal pengembangan produk ini merupakan nilai resiko yang paling besar dibandingkan dengan nilai resiko yang ada pada fase lainnya dalam proses pengembangan produk. Menurut Ulrich (2000), fase awal perencanaan pengembangan produk memegang peranan penting dalam proses pengembangan produk itu sendiri. Karena fase ini merupakan kunci pokok sukses tidaknya proses pengembangan produk yang dilakukan dalam perusahaan. Menurut Ngai (2005), tujuan dari perencanaan produk baru adalah membuat supaya peluang produk baru dapat sukses dipasar pada tahap komersialisasi menjadi lebih besar. Analisis Resiko pada Fase 1 Pengembangan Konsep Resiko yang dapat terjadi pada fase 1 pengembangan konsep antara lain adalah pemunculan konsep-konsep produk yang akan dibuat, pengevaluasian dari alternatif konsep-konsep produk yang akan dibuat, kemungkinan perubahan keinginan konsumen, prakiraan biaya, serta bencana ekonomi. Hasil analisis menunjukkan faktor yang paling beresiko dalam tahap pengembangan konsep pada proses pengembangan produk sosis coklat adalah faktor pengevaluasian dari alternatif konsep-konsep produk yang akan dibuat yaitu sebesar 0,426. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Crawford (1993), bahwa walaupun tim pengembangan produk memunculkan atau menawarkan konsep-konsep produk yang hebat dan sangat inspiratif, proses evaluasi dari masingmasing konsep produk harus tetap dilaksanakan. Proses evaluasi tersebut perlu dilaksanakan supaya produk tetap focus pada tujuan memuaskan keinginan konsumen dan menjaga supaya produk yang nantinya dihasilkan akan digemar oleh banyak konsumen. Pengevaluasian konsepkonsep produk juga termasuk mengevaluasi spesifikasi produk dari tiap-tiap konsep produk yang ditawarkan. Spesifikasi produk tersebut harus dievaluasi mulai dari bahan baku yang digunakan sampai pada proses produksinya (Kim, 2008). Secara berturut-turut nilai I dari masing-masing faktor resiko adalah 0,627; 1; 0,359; 0,427; 0,242. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa besarnya probabiitas yang ada pada fase pengembangan konsep adalah sebesar 0,369. Besarnya nilai resiko yang ada pada setiap faktor resiko masing-masing adalah sebesar 0,231; 0,369; 0,132; 0,158; 0,089. Berdasarkan nilai resiko pada masing-masing faktor resiko tersebut dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase perencanaan pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,155. Nilai resiko yang ada pada fase pengembangan konsep ini memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai resiko yang ada pada fase awal pada proses pengembangan produk. Maka hal tersebut sesuai dengan distribusi gamma, bahwa nilai resiko pada tahapan pengembangan produk semakin lama akan semakin kecil dibandingkan dengan besar resiko di tahapan proses sebelumnya (Choi, 2009). B-151
4 Analisis Resiko pada Fase 2 Perancangan Tingkat Sistem Resiko yang mungkin terjadi pada fase 2 perancangan tingkat sistem antara lain adalah pemilihan konsep produk yang akan dibuat, pendefinisian kenampakan desain dari produk yang dibuat, kemungkinan perubahan konsep produk yang akan dibuat, prakiraan biaya, serta bencana ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor resiko yang memiliki bobot paling tinggi pada fase perancangan tingkat sistem adalah faktor pemilihan konsep produk yang akan dibuat, yaitu sebesar 0,354. Pemilihan konsep produk harus melalui beberapa pertimbangan dalam memilih konsep produk mana yang terbaik dan dapat sukses dipasar, serta dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan (John, 1995). Secara berturut-turut nilai I (impact values) pada faktor resiko adalah 1; 0,816; 0,342; 0,873; dan 0,249. Besarnya probabilitas yang ada pada fase perancangan tingkat sistem pengembangan produk adalah sebesar 0,374. Besarnya nilai resiko yang ada pada setiap faktor resiko adalah 0,374; 0,305; 0,128; 0,327; serta 0,093. Berdasarkan nilai resiko pada masing-masing faktor resiko tersebut dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase perancangan tingkat sistem pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,181. Nilai resiko yang ada pada fase perancangan tingkat sistem pengembangan produk ini merupakan nilai resiko yang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai resiko yang ada pada fase awal pada proses pengembangan produk. Berarti dapat disimpulkan bahwa kejadian resiko pada proses pengembangan produk ini tidak mengikuti distribusi gamma karena nilai resiko pada tahapan pengembangan produk bukan semakin lama akan semakin kecil, melainkan fluktuatif. Tetapi hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Choi (2009), bahwa pada proses pengembangan produk secara nyata di perusahaan-perusahaan, probabilitas terjadinya resiko tidak sesuai dengan ketentuan yang ada pada distribusi gamma. Analisis Resiko pada Fase 3 Perancangan Detail Resiko yang mungkin dapat terjadi pada fase perancangan detail pada proses pengembangan produk yaitu pengidentifikasian bahan baku dan bahan tambahan yang dibutuhkan, pengidentifikasian sistem produksi, ketersediaan uang tunai siap pakai, serta bencana ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor resiko yang memiliki bobot paling besar adalah faktor pengidentifikasian bahan baku dan bahan tambahan yang dibutuhkan. Bobot yang dimiliki faktor tersebut adalah sebesar 0,398. Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi. Tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya. Sebaliknya jika proses produksi kurang lancar akan dapat menghasilkan produk yang kurang memuaskan konsumen dan konsumen sendiri akan berpindah ke produsen lain, apabila ini terjadi maka perusahaan akan kehilangan konsumennya. Akibatnya volume penjualan akan turun dan laba yang diraih akan berkurang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan tersedianya bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Nangoi, 1994). Secara berturut-turut nilai I dari masing-masing faktor resiko pada tahap perancangan detail adalah 1; 0,92; 0,678; 0,374. Sedangkan besarnya probabilitas yang ada pada fase perancangan detail adalah sebesar 0,145. Besarnya nilai resiko yang ada pada setiap faktor resiko secara berturut-turut adalah sebesar 0,145; 0,133; 0,098; 0,054. Berdasarkan nilai resiko pada masingmasing faktor resiko tersebut dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase perancangan detail pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,093. Analisis Resiko pada Fase 4 Pengujian dan Perbaikan Resiko yang mungkin dapat terjadi pada fase pengujian dan perbaikan pada proses pengembangan produk antara lain yaitu ketidaksesuaian pembuatan prototype awal, kemungkinan terjadinya Trade Off, ketersediaan uang tunai siap pakai, proses produksi tidak berjalan efektif, serta bencana ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor resiko yang memiliki bobot paling besar adalah faktor ketersediaan uang tunai siap pakai. Bobot faktor tersebut adalah sebesar 0,317. Menurut Ulrich (2000), proses pengujian dan perbaikan merupakan salah satu tahap dalam proses B-152
5 pengembangan produk yang menghabiskan banyak dana. Oleh sebab itu, beberapa perusahaan memutuskan untuk tidak melewati proses pengujian ini. Tetapi pada pengembangan produk sosis coklat yang dilakukan oleh PT X, mereka tetap melakukan tahap pengujian dan perbaikan. Karena, meskipun produk berkualitas tetapi tidak layak jual, hal tersebut tidak ada artinya. Oleh karena itu, tim pengembangan produk harus melakukan estimasi biaya secara tepat supaya proses pengujian berjalan dengan lancar dan berguna untuk dapat menjamin nilai produk (Crawford, 1993). Secara berturut-turut nilai I dari masing-masing faktor resiko pada tahap perancangan detail adalah 0,981; 0,779; 1; 0,76; 0,265. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa besarnya probabilitas yang ada pada fase pengujian dan perbaikan adalah sebesar 0,345. Sedangkan besarnya nilai resiko yang ada pada setiap faktor resiko berturut-turut adalah sebesar 0,338; 0,269; 0,345; 0,262; 0,091. Berdasarkan nilai resiko dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase pengujian dan perbaikan pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,21. Analisis Resiko pada Fase 5 Produksi Awal Resiko yang mungkin terjadi pada fase produksi awal dan berpotensi menghambat jalannya proses pengembangan produk antara lain adalah kemungkinan adanya perusahaan yang akan meniru setelah peluncuran produk, sistem produksi, ketersediaan uang tunai siap pakai, bencana ekonomi, serta proses evaluasi produk awal. Hasil analisis menunjukkan faktor resiko yang memiliki bobot tertinggi dan berpotensi mengganggu jalannya proses pengembangan produk adalah ketersediaan uang tunai siap pakai. Bobot dari faktor resiko ini adalah sebesar 0,32. Proses produksi awal juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Hal ini disebabkan karena perusahaan memproduksi produk baru dalam skala besar yang sebenarnya. Setelah proses pengujian kembali dilakukan dan diterima oleh masyarakat, hal yang dilakukan selanjutnya adalah memproduksi secara massal produk baru tersebut. Perusahaan harus memenuhi kebutuhan kualitas dan kuantitas produk terhadap konsumen (Cooper, 2003). Secara berturut-turut nilai I dari masing-masing faktor resiko pada tahap produksi awal adalah 0,928; 0,778; 1; 0,744; 0,25. Faktor resiko ketersediaan uang tunai siap pakai memiliki nilai I (impact values) yang paling tinggi dibandingkan dengan faktor resiko lainnya dalam fase produksi awal pada proses pengembangan produk sosis coklat. Hal ini dikarenakan bobot resiko yang dimiliki faktor resiko tersebut juga lebih tinggi. Besarnya bobot resiko berbanding lurus dengan besarnya nilai I (impact values) dalam proses pengembangan produk (Kim, 2008). Sedangkan besarnya probabilitas yang ada pada fase pengujian dan perbaikan adalah sebesar 0,331.Besarnya nilai resiko adalah sebesar 0,307; 0,258; 0,331; 0,256; 0,083. Berdasarkan nilai resiko pada masing-masing faktor resiko tersebut dapat dihitung bahwa besar rata-rata resiko pada fase produksi awal pengembangan produk sosis coklat adalah sebesar 0,20. Nilai resiko yang ada pada fase produksi awal ini memiliki nilai yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan nilai resiko yang ada pada fase sebelumnya pada proses pengembangan produk. Hal tersebut semakin menegaskan bahwa kejadian resiko pada proses pengembangan produk ini tidak mengikuti distribusi gamma karena nilai resiko pada tahapan pengembangan produk bukan semakin lama akan semakin kecil, melainkan fluktuatif. Resiko Tertinggi pada Proses Pengembangan Produk Sosis Coklat Urutan mulai dari fase yang memiliki bobot paling tinggi sampai fase yang memiliki bobot paling rendah berturut-turut adalah fase 0 perencanaan, fase 4 pengujian dan perbaikan, fase 5 produksi awal, fase 2 perancangan tingkat sistem, fase 1 pengembangan konsep, dan fase 3 perancangan detail. Dengan bobot resiko berturut-turut sebesar 0,263; 0,210; 0,200; 0,181; 0,155; serta 0,093. Berdasarkan hierarki pula, dapat diketahui bahwa tiga fase dalam proses pengembangan produk yang memiliki bobot resiko paling tinggi adalah Fase 0 perencanaan, Fase 4 pengujian dan perbaikan, serta Fase 5 produksi awal. Bobot resiko pada tiga fase tersebut berturutturut yaitu sebesar 0,263; 0,210; dan 0,200. Hasil yang didapat tersebut sesuai dengan yang dikatakan Choi (2009), bahwa distribusi nyata dari kejadian resiko dapat memiliki besaran nilai yang berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, tergantung dari lingkungan atau konsep dari perusahaan tersebut.dari tiga fase yang memiliki bobot resiko paling tinggi B-153
6 tersebut, selanjutnya akan dicari strategi minimasi resikonya masing-masing, dan dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisis Strategi Minimasi Resiko Pengembangan Produk Sosis Coklat Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya, bahwa penelitian ini hanya membatasi pada tiga fase yang memiliki bobot tertinggi yang akan ditentukan berdasarkan Ulrich (2000), Crawford (1993), serta diskusi dengan pakar atau praktisi pengembangan produk yang ahli dan sering berhubungan dengan proses pengembangan produk, khususnya produk sosis. Hasil prioritas strategi minimasi resiko pada proses pengembangan produk dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa prioritas strategi minimasi resiko pada fase 0 perencanaan proses pengembangan produk adalah mengevaluasi peluang produk baru secara tepat (23,5%). Hal tersebut dikarenakan dalam evaluasi peluang produk baru telah mencakup halhal penting dalam proses pengembangan produk baru seperti mengevaluasi ukuran pasar, mengevaluasi tingkat pertumbuhan pasar, mengevaluasi intensitas persaingan, kedalaman pengetahuan terhadap pasar yang ada, kedalaman pengetahuan terhadap teknologi yang ada, serta mengevaluasi mengenai potensi untuk mendapatkan paten atau rahasia perdagangan (Cooper, 2003). Oleh karena itu, strategi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan utama yang harus diperhatikan untuk mengatasi resiko yang mungkin muncul pada fase awal proses pengembangan produk sosis coklat. Prioritas strategi minimasi resiko pada fase 4 pengujian dan perbaikan adalah mengestimasi biaya yang dibutuhkan dalam proses pengujian (37,8%). Atmadja (1999) menyatakan tim pengembangan produk harus bisa mengestimasi berapa dana yang kira-kira dibutuhkan untuk pengembangan produk sosis coklat supaya investasi yang akan dilakukan dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana. Oleh karena itu, strategi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan utama yang harus diperhatikan untuk mengatasi resiko yang mungkin muncul pada fase pengujian dan perbaikan proses pengembangan produk sosis coklat. Prioritas strategi minimasi resiko pada fase 5 produksi awal adalah menjaga aliran cashflow tetap positif (27,5%). Oleh karena itu, strategi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan utama yang harus diperhatikan untuk mengatasi resiko yang mungkin muncul pada fase produksi awal proses pengembangan produk sosis coklat. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem cash and delivery dalam proses pemasaran produk. KESIMPULAN Hasil analisis resiko dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) menunjukkan bahwa pada proses pengembangan produk pada sosis coklat memiliki bobot resiko yang berbeda-beda pada setiap tahapan pengembangan produknya. Sedangkan untuk ratarata bobot resiko pada tiap tahapan fasenya mulai dari fase 0 sampai fase 5 berturut-turut memiliki bobot resiko yaitu sebesar 0,263; 0,155; 0,181; 0,093; 0,210; dan 0,200. Hasil analisa resiko tersebut dipilih tiga tahapan yang memiliki resiko paling tinggi untuk dicari strategi minimasi resikonya. Fase yang memiliki resiko paling tinggi adalah fase 0, fase 4, dan fase 5. Hasil prioritas strategi minimasi resiko pada proses pengembangan produk dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa prioritas strategi minimasi resiko pada fase 0 perencanaan proses pengembangan produk adalah mengevaluasi peluang produk baru secara tepat (23,5%). Prioritas strategi minimasi resiko pada fase 4 pengujian dan perbaikan adalah mengestimasi biaya yang dibutuhkan dalam proses pengujian (37,8%), sedangkan prioritas strategi minimasi resiko pada fase 5 produksi awal adalah menjaga aliran cashflow tetap positif (27,5%). DAFTAR PUSTAKA Choi, D. W, J. S. Kim, and H. G. Choi Determination of Integrated Risk Degree in Product Development Project. Proceeding of The World Congress on Engineering and Computer Science Vol II. San Fransisco, USA B-154
7 Cooper, L. P A Research Agenda to Reduce Risk in New Product Development Through Knowledge Management: A Practitioner Perspective. Journal of Engineering and Technology Management, vol. 23, pp Crawford, C. M New Product Management. Richard D. Irwin Inc. USA Handojo. A, dan J. Buliali Perancangan Aplikasi Penilaian Pegawai di Universitas dengan Metode Fuzzy. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V. Program Studi MMT-ITS. Surabaya Hirdinis, M Perencanaan Produk Baru. Diakses pada tanggal 22 mei Hsieh, Lu, and Tzeng Fuzzy Multi Criteria Decision Making Approach for Planning and Design Tenders Selection in Public Office Building. International Journal of Project Management. Elsevier Jani, R, dan I.N. Sutapa Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process dalam Seleksi Karyawan. Jurnal Teknik Industri IV (2). Halaman John, C Manage Risk in Product and Process Development and Avoid Unpleasant Surprises. Engineering Management Journal. pp Kim, J. S, J. O. Ahn, H. S. Jeung, and H. G. Choi A Framework for Managing Risk on Concurrent Engineering Basis. International Conference on Management of Innovation and Technology. pp Nangoi, R Pengembangan Produksi dan Sumber Daya Manusia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ngai, E. W. T, F. K. T. Wat Fuzzy Decision Support System for Risk Analysis in E- Commerce Development. Decision Support System, vol. 40, pp Saaty. T. L Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process (AHP) for Decision in Complex World. Alih Bahasa Liana Setiono. RWS Publications. USA Highlight and Critical Points in The Theory and Application of The Analytical Hierarchy Process. Europe Journal Operation Research. Setiyoko, A.S., U. Ciptomulyono, dan K. Gunarta Pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan Fuzzy Multi Criteria Decision Making untuk Pengalokasian Fasilitas. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I. ITS. Surabaya. Supriyono. W, dan Sudaryo Sistem Penilaian Pejabat Struktural dengan Metode AHP. Seminar nasional III. Yogyakarta Ulrich. K. T, and D. Steven Product Design and Development. Mc Graw Hill. USA. B-155
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) Winda Sulistiana 1 dan Evi Yuliawati 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan
Lebih terperinciMODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Pemilihan Portofolio Proyek Berdasarkan Kriteria Strategi dengan Bantuan Sistem Pendukung Keputusan Yogi Yusuf Wibisono, I G.
Lebih terperinciRio Zulandra ( ) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM.
Rio Zulandra (2505.100.106) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 Permasalahan yang ingin di
Lebih terperinciEVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION
EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPenerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang
Petunjuk Sitasi: Tantrika, C. F., Azlia, W., & Arfiansyah, A. (2017). Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang. Prosiding SNTI
Lebih terperinciPengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy
Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy Skala Linguistik Nilai Kepentingan pada ANP Bilangan fuzzy untuk fuzzy ANP Skala TFN (l, m, u) Fungsi Keanggotaan Contoh Kuesioner Sama
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP
ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP Universitas Dharma Andalas Email: dewi.a@unidha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP
PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) PADA MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN LUMPUR BERBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) (STUDI
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu elemen dalam perusahan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya pada organisasi International Organization for Migration
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate
Lebih terperinciANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA
ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di
BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII)
EVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Diagram alir di bawah ini untuk memberikan gambaran langkah-langkah yang dilakukan untuk menjalankan penelitian atas proses pengembangan produk. Gambar
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby
Lebih terperinciPENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI
`322 Seminar Nasional Teknologi Informasi Universitas Ibn Khaldun Bogor 2018 PENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI Humisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan juga
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dari hasil perancangan metode, alat pengukuran kinerja dan hasil pengukuran kinerja yang sudah dilakukan beserta saran sebagai masukan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang pendahuluan. Isi dari bab ini adalah ulasan permasalahan dan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu meliputi latar belakang,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Pada permasalahan pemilihan order
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen telah menjadi sorotan utama dalam strategic marketing. Suatu perusahaan akan mencapai keunggulan
Lebih terperinciTELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN
TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp. 49 58 ISSN 1829-667X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN Nur Heri Cahyana Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan adalah sumber kekayaan alam yang mampu memberikan manfaat yang sangat besar. Hasil yang diperoleh dari hutan merupakan aset yang sangat berharga dan menjanjikan.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS) Hafidh Munawir, Eko Wahyu Nugroho Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBack to Basics: Creating Value through Superior Products Bagaimana menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui pengembangan produk unggulan
WHITEPAPER FEBRUARY 2017 PRODUCT INNOVATION SERIES Back to Basics: Creating Value through Superior Products Bagaimana menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui pengembangan produk unggulan By: Dr.
Lebih terperinciEntropy-Based Fuzzy Ahp Sebagai Pendukung Keputusan Penempatan Bidan Di Kota Banjarbaru
Entropy-Based Fuzzy Ahp Sebagai Pendukung Keputusan Penempatan Bidan Di Kota Banjarbaru Siti Hatimah Rahmadaniah 1, Oni Soesanto 2, Dwi Kartini 2 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36
Lebih terperinciSeleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi
Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen risiko pengelolaan lumpur IPAL B3 adalah : 1. Dari hasil sintesis kondisi eksisting kedua perusahaan,
Lebih terperinciFaktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 44 Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas Fatkur Rhohman Teknik Mesin D3, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini terbukti dengan semakin maraknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan
Lebih terperinciPENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG
PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER
TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelarsarjana Strata
Lebih terperinciUsuslan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process
Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process Y.M. Kinley Aritonang, Irene Novita Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan sandang pangan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan sandang pangan maupun papan saat ini semakin meningkat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut maka banyak perusahaan bermunculan.
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya
Lebih terperinciTIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk
Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia
Lebih terperinciRenny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis.
Analisis hubungan kinerja pemasaran dan proses pengembangan produk dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ) Renny Indaryanti Akip F.0201091 UNIVERSITAS
Lebih terperinciSistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting
Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting Johana Harjayanti 1, Anief Fauzan Rozi 2 1 2 Program Studi Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah permintaan kabel listrik di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 kenaikan permintaan kabel di Indonesia meningkat sebesar
Lebih terperinciPENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)
PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC) Safrizal1) 1) Manajemen Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L Yos Sudarso
Lebih terperinciPENERAPAN QFD DAN ANALISIS SWOT UNTUK MENETAPKAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK SAYURAN SEGAR
PENERAPAN QFD DAN ANALISIS SWOT UNTUK MENETAPKAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK SAYURAN SEGAR Enny Purwati Nurlaili Fakultas Teknologi Pertanian UNTAG Semarang Email : ennypn@telkom.net Abstrak Makalah
Lebih terperinciOleh: Emy Syuprihatin Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT
Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk pemilihan supplier dan alokasi order bahan baku di PT. X menggunakan analisa Taguchi Loss Function dan AHP Oleh: Emy Syuprihatin 1206 100 033 Dosen
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN
MANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN Ari Basuki Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan e-mail: aribasuki.utm@gmail.com
Lebih terperinciANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO
ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO Hana Catur Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Hari Supriyanto Jurusan Teknik Industri ITS Email :
Lebih terperinciSaaty, T. L. and Vargas, L. G. (2006). Decision Making With The Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications
71 DAFTAR PUSTAKA Aronson, Jay. E. et at, (2005), Decision Support System, Penerbit ANDI, Jakarta Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dun Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciPenerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 ISS 65 Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang IMPLEMENTATION OF DECISION SUPPORT SYSTEM MODEL
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PEMASOK GALON DENGAN MENGGUNAKANMETODE FUZZY AHP (STUDI KASUS DI PT. BYN SAMARINDA)
Pengambilan Keputusan dalam Pemilihan Pemasok Galon... (Fachriah dkk.) PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PEMASOK GALON DENGAN MENGGUNAKANMETODE FUZZY AHP (STUDI KASUS DI PT. BYN SAMARINDA) Fachriah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)
Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Raw Material Supplier Performance Evaluation Using Fuzzy Analytic Hierarchy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Perkembangan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. Diantaranya, yang pertama dapat dilihat
Lebih terperinciINTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER
INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program
Lebih terperinciModul Pertemuan 6. Berisi : Searching Process, Kesempatan mencari peluang, Analisis Peluang, Model 5 Langkah membangun Ide Bisnis (Kaplan)
Modul Pertemuan 6 Modul ke: Fakultas 06PASCA SARJANA Berisi : Searching Process, Kesempatan mencari peluang, Analisis Peluang, Model 5 Langkah membangun Ide Bisnis (Kaplan) Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 MENGEVALUASI KINERJA APLIKASI K SOFT DAN MENENTUKAN PRIORITAS PENERAPAN APLIKASI SHAGA ERP DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP Septi Triwahyuni 1, Zulkifli 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Lampung Telp (0729) 22240,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK
ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK Yanti Pasmawati 1, Ch. Desi Kusmindari 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.12 Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain sandang dan pangan, papan merupakan salah satu kebutuhan pokok
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selain sandang dan pangan, papan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL QFD BERBASIS CUSTOMER SATISFACTION SCORECARD UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI PERBAIKAN KINERJA (STUDI KASUS: PERUSAHAAN COLDSTORAGE PT
PENGEMBANGAN MODEL QFD BERBASIS CUSTOMER SATISFACTION SCORECARD UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI PERBAIKAN KINERJA (STUDI KASUS: PERUSAHAAN COLDSTORAGE PT. CWS) Melissa *, Ahmad Rusdianyah **. *Mahasiswa Program
Lebih terperinciMENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )
MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Yasmi Afrizal Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tingkat kegagalan
Lebih terperinciAnalisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinci4. Kriteria IDE PRODUK :
1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4
Lebih terperinciMODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS
MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS Guntur Gantara dan Udisubakt Ciptomulyono Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciEVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
EVALUASI RANCANGAN KURIKULUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Meity Martaleo 1, *) dan Togar M. Simatupang 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMELIHARAAN ASET IRIGASI DENGAN SIG DAN FUZZY AHP
PEMODELAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMELIHARAAN ASET IRIGASI DENGAN SIG DAN FUZZY AHP Rifandry Fitra 1) dan RV. Hari Ginardi 2) 1) Jurusan Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI
PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI Rahmad Syah Jurusan Teknik Informatika, sekolah tinggi teknik harapan Jln. H.M Joni, Sumatera Utara,
Lebih terperinciANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Petrus Wolo 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 Program Studi
Lebih terperinciIntroduction to. Chapter 21. Synthesis of Business Functions. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing
Introduction to Chapter 21 Synthesis of Business Functions Sasaran Pembelajaran Jelaskan bagaimana suatu firm s nilai ditentukan. Ringkas keputusan kunci bisnis dan menjelaskan bagaimana mereka mempengaruhi
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENILAIAN PEGAWAI DI UNIVERSITAS X DENGAN METODE FUZZY
PERACAGA APLIKASI PEILAIA PEGAWAI DI UIVERSITAS X DEGA METODE FUZZY Andreas Handojo 1, Joko Lianto Buliali 2 1) Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra, Surabaya, email: handojo@petra.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dari bahaya panas, sengatan listrik dan kontaminasi dari zat kimia serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perusahaan diwajibkan memberikan alat pelindung diri terhadap pekerja menurut Permenakertrans 08/MEN/VII/2010, alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Perum Perhutani adalah perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1897 yang mengelola hutan di pulau jawa dan Madura. Hingga saat ini Perum Perhutani menjadi Badan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap orang baik dalam ruang lingkup yang relatif kecil maupun yang relatif besar selalu dihadapkan pada kondisi yang mengharuskannya untuk memilih atau mengambil
Lebih terperinciPengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjanjikan karena untuk mendirikan usaha ini tidak memerlukan banyak modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia usaha dibidang kuliner sangat diminati dan berkembang cukup pesat. Menurut Priyono (2009), usaha kuliner merupakan usaha yang cukup menjanjikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI KRITERIA PADA INDUSTRI MENGGUNAKAN INTERACTIVE APPROACH
Seminar Nasional Inormatika 0 (semnasif 0) ISSN: 979-8 UPN Veteran Yogyakarta, November 0 PENGEMBANGAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI KRITERIA PADA INDUSTRI MENGGUNAKAN INTERACTIVE APPROACH Dyah Rachmawati
Lebih terperinciMuhammar Priyandana¹, Retno Novi Dayawati², Angelina Prima Kurniati³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI METODE EVIDENTIAL REASONING UNTUK PEMILIHAN PEMENANG TENDER PENGADAAN BARANG (STUDI KASUS : PT. JASA MARGA CABANG PURBALEUNYI) Muhammar Priyandana¹, Retno Novi Dayawati², Angelina
Lebih terperinci2.2.4 Menyusun Job Description Kompetensi Pengertian Kompetensi Kompetensi Sebagai Karakteristik Individu Yang
ABSTRAK Perusahaan Aswi Perkasa merupakan suatu perusahaan keluarga yang berdiri pada tahun 1987 dan didirikan oleh Bapak Ripin Kamil. Perusahaan Aswi Perkasa berlokasi pada jalan Kopo Permai 3, Bandung.
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinci