ANALISIS TINGKAT KETERBACAAN DALAM BUKU TEKS PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KURIKULUM 2013 TINGKAT SD/MI KELAS 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KETERBACAAN DALAM BUKU TEKS PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KURIKULUM 2013 TINGKAT SD/MI KELAS 2"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KETERBACAAN DALAM BUKU TEKS PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KURIKULUM 2013 TINGKAT SD/MI KELAS 2 Nur Holifatuz Zahro Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini memfokuskan kajiannya untuk mendeskripsikan tingkat keterbacaan kata yang digunakan dalam Buku Teks dan mendeskripsikan tingkat keterbacaan kalimat yang digunakan dalam buku teks Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI pada jenjang kelas 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdengan menggunakan analisis presentase dan deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik cloze yang dirumuskan dari 24 wacana representatif dari masing-masing buku pembelajaran Tema.1 sampai dengan Tema.8 yang digunakan pada jenjang kelas 2 SD/MI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data hasil pengukuran keterbacaan pada buku teks pembelajaran tematik terpadu Tema 1 sampai dengan Tema Pembelajaran 8 memiliki tingkat kategori tingkat keterbacaan yang bervariasi. Pada buku teks Tema.1 sampai dengan Tema.6 memiliki tingkat keterbacaan tinggi, sedangkan buku teks Tema.7 dan Tema.8 memiliki tingkat keterbacaan sedang. Namun, secara umum tingkat keterbacaan pada buku teks pembelajaran tematik yang digunakan pada jenjang kelas 2 tingkat SD/MI ini masuk dalam kategori Tinggi, dengan skor tingkat keterbacaan sebesar 77%. Berdasarkan analisis tersebut tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks yang digunakan dalam rancangan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 sangat memenuhi harapan. Sebagai buku teks pegangan wajib, buku ini masuk dalam kriteria tingkat keterbacaan tinggi. Tidak ditemukan adanya kesukaran menonjol dari segi penyajian teks, kecuali faktor eksternal buku teks yang berkaitan dengan perbendaharaan kosa kata siswa, dan pengalaman membaca siswa. Kata-kata kunci: keterbacaan, buku teks, pembelajaran tematik PENDAHULUAN Buku teks pelajaran hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama. Ini terlihat hampir diberbagai institusi pendidikan, dari jenjang yang paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku teks pelajaran sebagai bahan ajar utamanya. Hal ini membuktikan pula bahwa keberadaan buku teks pelajaran masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai institusi pendidikan saat ini. Buku teks pelajaran juga merupakan bagian penting dari kegiatan pembelajaran. Buku teks pelajaran hendaknya mampu menyajikan bahan ajar dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa buku teks pelajaran termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 176

2 diatur standar mutunya, sebagaimana juga standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pasal 43 peraturan ini menyebutkan bahwa kepemilikan buku teks pelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satu buku teks pelajaran diperuntukkan bagi seorang siswa. Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Buku pelajaran sengaja dirancang khusus untuk menjadi teman belajar bagi siswa. Di dalam buku yang diterbitkan, siswa diarahkan untuk mampu belajar secara mandiri atau berkelompok, baik pada situasi pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, penyajian di dalamnya memungkinkan siswa belajar secara mandiri tanpa bergantung terhadap guru. Buku pelajaran pada umumnya disajikan secara tematik. Artinya, di dalamnya terdapat beberapa unit (bab) yang masing-masing berisi tema tertentu. Setiap unit diikat oleh sebuah tema tertentu yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar ini diturunkan dari Standar Isi yang telah disusun oleh BSNP. Penempatan setiap Kompetensi Dasar pada masing-masing unit diurutkan berdasarkan tingkat kesulitan masing-masing kompetensi, yaitu dari kompetensi yang mudah ditempatkan pada unit awal dan kompetensi yang sulit ditempatkan pada unit selanjutnya. Dengan demikian, penguasaan konsep oleh siswa berjalan secara bertahap, dari konsep yang mudah, kemudian baru dilanjutkan pada konsep yang lebih sulit, dan seterusnya. Kompetensi dasar pada sebuah unit pembelajaran menjadi sebuah subbab, sehingga setiap unit dalam buku ini terdiri atas beberapa subbab. Agar kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam Standar Isi dapat benar-benar dikuasai oleh siswa, penyajiannya dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai konsep setiap kompetensi dasar, dan selanjutnya mengaplikasikan konsep yang sudah dikuasai tersebut dalam sebuah perilaku atau tindakan. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang saat ini memperoleh perhatian secara sungguh-sungguh adalah pengintegrasian kurikulum yang hasilnya disebut sebagai Kurikulum Terpadu ( integrated curriculum). Kurikulum terpadu cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu ( integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pembelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Dilihat dari isinya, buku teks pelajaran termasuk salah satu perangkat pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum. Buku teks yang berstandar dapat dijadikan sebagai sebagai sarana atau sumber belajar untuk meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan nasional. Buku teks pelajaran hendaknya mampu menyajikan bahan ajar dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di sini dapat dilihat apakah penggunaan bahasanya wajar, menarik, dan sesuai dengan perkembangan siswa atau tidak. Aspek keterbacaan dalam buku teks pelajaran berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (yakni pilihan kata dan efektifitas penggunaan kalimat) dan tingkat kemudahan membaca ( berkaitan dengan penyajian teks atau tulisan dan NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 177

3 kegrafikaan). Aspek ini perlu dengan serius dipertimbangkan untuk dituangkan dalam buku teks pelajaran yang akan digunakan siswa dalam proses belajarnya sehingga perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya. Materi pelajaran yang disajikan dalam buku tematik terpadu tingkat SD/MI disusun sebagaimana untuk dapat dimuat sebagai bahan ajar yang bisa menarik motivasi belajar siswa karena segala bentuk ativitas belajar yang disajikan dalam buku adalah contoh bentuk ativitas yang sudah pernah atau biasa dilakukan oleh siswa. Contoh benda hidup dan benda tak hidup yang menjadi objek belajar adalah benda yang sering dijumpai oleh siswa dalam kesehariannya. Akan tetapi masih ditemukan beberapa kekurangan dalam penggunaan pilihan kata, penyusunan kalimat baik dalam teks wacana maupun kalimat operasional dan kalimat petunjuk dalam soal dan latihan yang disajikan dalam buku. Begitu pula pola penyajian dan kegrafikaannya. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk menganalisis tingkat keterbacaan dalam buku teks pembelajaran tematik tingkat SD/MI khususnya pada jenjang kelas 2 Sekolah Dasar untuk mengetahui tingkat kemudahan bahasa dan tingkat kemudahan membaca dari buku pelajaran tersebut guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam pemanfaatan buku teks pelajaran tematik ini berjalan dengan maksimal dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa nantinya. Jenjang kelas 2 dipilih atas dasar pada tingkatan tersebut siswa baru masuk pada kategori tingkat lancar membaca, sehingga diharapkan bahan bacaan yang menjadi sumber belajar siswa dalam upaya terus mengasah kemampuan membacanya, haruslah bahan bacaan yang tersaji secara sederhana, dan sistematis baik dari segi bentuk dalam hal ini tampilan penyajian, maupun dalam penggunaan bahasanya (pilihan kata, istilah dan struktur kalimat). Dengan demikian, penelitian ini secara khusus mengkaji Analisis Tingkat dalam Buku Teks Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI Kelas 2. Dengan mengetahui tingkat keterbacaan buku teks, maka dapat diperoleh deskripsi tentang tingkat keterbacaan kata dan tingkat keterbacaan kalimat yang digunakan dalam Buku Teks Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI Kelas 2. Hal ini bermanfaat untuk dapat memberikan penilaian terhadap buku teks pelajaran yang digunakan, sebagai tolak ukur keberhasilan belajar siswa bagi guru. Sedangkan untuk sekolah, melalui penelitian ini diharapkan sekolah dapat memanfaatkan sebagai contoh instrumen yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dasar pengambilan kebijakan dalam menentukan jenis buku teks pelajaran. METODE Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Situbondo. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu membaca, mendokumentasikan, dan mengana-lisis data yang berhasil diidentifikasi dari buku tes pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 tingkat SD/MI kelas 2. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Metode observasi dilakukan pada saat melakukan pengamamatan awal trntang keberadaan data pada lokasi penelitian. Observasi juga dilakukan pada saat pemberian NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 178

4 tezcloze terhadap siswa. Jenis observasi yang dilakukan yaitu obseravsi nonpartisipan. Dalam hal ini peneliti hanya mengamati kegiatan tanpa ikut terlibat di dalamnya. Wawancara yang dilakukan berupa pembicaraan informal terstruktur. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang pendapat siswa terhadap kemudahan/kesukaran buku teks pembelajaran Tematik Terpadu yang digunkan. Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data berupa wacana dalam buku teks yang akan disajikan menjadi tez cloze. Dipilih 24 wacana representatif dari 8 judul buku Tema pembelajaran 1 sampai dengan tema pembelajaran 8. Tez cloze dilakukan untuk mendapatkan data tentang keterbacaan dalam buku teks yang digunakan siswa. Hal ini dilakukan dengan penyajian wacana terpilih yang sudah dilesapkan beberapa bagian katanya dalam 1 kalimat, dalam hal ini a. Buku teks Tema Pembelajaran 1. Hidup Rukun. Wacana 1 89 Wacana 2 83 Wacana 3 98 Total 270 Rata-rata (:3) 90 b. Buku teks Tema Pembelajaran 2. Bermain di Lingkunganku. Wacana 1 88 Wacana 2 77 Wacana 3 79 Total 244 Rata-rata (:3) 81 c. Buku teks Tema Pembelajaran 3. Tugasku Sehari-hari. kata ke-lima, ke-10 dan seterusnya. Berdasarkan jawacan siswa, akan diperoleh tingkat keterbacaan teks. Semakin banyak kesalahan siswa dalam menjawab, semakin rendah tingkat keterbacaan teks dalam buku tersebut. Sebaliknya, semaki sedikit kesalahan siswa dalam menjawab, semakin tinggi tingkat keterbacaan teksnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Berdasar-kan Kriteria Rankin dan Culhane Berdasarkan hasil Tes Cloze yang dirumuskan dari 24 wacana yang diperoleh dari 8 jilid buku tema pembelajaran 1 sampai dengan tema pembelajaran 8, diperoleh hasil berikut ini: Wacana 1 97 Wacana 2 95 Wacana 3 88 Total 280 Rata-rata (:3) 93 d. Buku teks Tema Pembelajaran 4. Aku dan Sekolahku. Wacana 1 91 Wacana 2 95 Wacana 3 71 Total 257 Rata-rata (:3) 85 e. Buku teks Tema Pembelajaran 5. Hidup Bersih dan Sehat. NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 179

5 Wacana 1 93 Wacana 2 94 Wacana 3 68 Total 255 Rata-rata (:3) 85 f. Buku teks Tema Pembelajaran 6. Air, Bumi dan Matahari. Wacana 1 79 Wacana 2 85 Wacana 3 63 Total 277 Rata-rata (:3) 75 g. Buku teks Tema Pembelajaran 7. Merawat Hewan dan Tumbuhan. Wacana 1 69 Wacana 2 59 Wacana 3 48 Total 176 Rata-rata (:3) 58 Tingkat Sedang h. Buku teks Tema Pembelajaran 8. Keselamatan di Rumah dan Perjanalan. Berdasarkan rekapitulasi skor keterbacaan 8 buku tematik terpadu kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa tingkat keterbacaan buku teks tematik terpadu yang digunakan pada jenjang kelas 2 SD/MI yaitu 77% dengan kriteria keterbacaan Tinggi. Data Hasil Pengukuran dengan Tes Cloze Berdasarkan hasil pengukuran tes cloze yang diberlakukan dari 24 wacana representatif dari 8 jilid buku teks pembelajaran tematik di kelas 2, diperoleh hasil berupa skor dan gambaran tingkat keterbacaan kata dalam wacana dan tingkat keterbacaan Wacana 1 56 Wacana 2 40 Wacana 3 54 Total 150 Rata-rata (:3) 50 Tingkat Sedang Berdasarkan rekapitulasi hasil Tes Cloze ke- 24 wacana dapat diperoleh tingkat keterbacaan buku teks tematik terpadu 2013 pada jenjang kelas 2 SD/MI sebagai berikut. Tema Sko r Tingkat Keterbaca an Tema 1 90 Tinggi Tema 2 81 Tinggi Tema 3 93 Tinggi Tema 4 85 Tinggi Tema 5 85 Tinggi Tema 6 75 Tinggi Tema 7 58 Sedang Tema 8 50 Sedang Total Rata-rata : 8 Tingkat Keterbaca an 77 - Tinggi kalimat dalam wacana. Selanjutnya akan ditelaah bentuk bahasa yang ditemukan dari wacana-wacana yang telah dipilih sebagai rancangan tes cloze. Kata yang menjadi indikator dalam tes cloze adalah kata ke-lima dari kalimat dalam wacana, ataupun kata berikutnya yang merupakan kelipatannya (kata ke -sepuluh, kata kelima belas). Berdasarkan tes cloze yang dilakukan, dapat diidentifikasi, jenis kata yang digunakan dalam wacana dalam Buku Teks Tematik Kelas 2 tingkat SD/MI adalah sebagai berikut: Analisis Tingkat NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 180

6 Berdasarkan uraian tentang data hasil pengukuran keterbacaan, terlihat bahwa buku teks pembelajaran tematik terpadu Tema 1 sampai dengan Tema Pembelajaran 8 memiliki tingkat kategori tingkat keterbacaan yang bervariasi. Pada buku teks Tema.1 sampai dengan Tema.6 memiliki tingkat keterbacaan tinggi, sedangkan buku teks Tema.7 dan Tema.8 memiliki tingkat keterbacaan sedang. Namun, secara umum tingkat keterbacaan pada buku teks pembelajaran tematik yang digunakan pada jenjang kelas 2 tingkat SD/MI ini masuk dalam kategori Tinggi, dengan skor tingkat keterbacaan sebesar 77%. Analisis Bahasa dalam Wacana Faktor penyebab tingkat keterbacaan yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks yang digunakan dalam rancangan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 sangat memenuhi harapan. Sebagai buku teks pegangan wajib, buku ini masuk dalam kriteria tingkat keterbacaan tinggi. Tidak ditemukan adanya kesukaran menonjol dari segi penyajian teks, kecuali faktor eksternal buku teks yang berkaitan dengan perbendaharaan kosa kata siswa, dan pengalaman membaca siswa. Secara umum, perumusan bahasa yang digunakan dalam buku ini cenderung baik. Struktur bahasa sudah memenuhi kaidah dengan dsitribusi panjang kalimat antara 7 sampai dengan 15 kata per kalimat, dengan rata-rata 12 kata dalam kalimat. Sedangkan panjang wacana terlihat sesuai dengan letaknya yang representatif yaitu: wacana bagian awal dengan rata-rata sebanyak 7 kalimat,wacana bagian tengah rata-rata 10 kalimat, dan wacana bagian akhir sebagai kulminasi memiliki jumlah kalimat diatas 10, dengan rata-rata 13 kalimat. Pilihan kata dan penggunaan istilah sudah denotatif dan mengikuti kaidahdalam bahasa Indonesia. Penyusunan kalimat dalam wacana nampak runtut. Pola pengembangan ide cenderung lebih sederhana, sesuai karakter dan perkembangan logika berpikir serta kebututuhan siswa yang berada pada jenjang kelas 2 dengan kategori usia lancar membaca. Selanjutnya akan ditelaah faktor yang menyebabkan tingkat keterbacaan yang bervariasi yang diperoleh dari data penelitian, antara lain: Faktor pemilihan kata dalam wacana Pemilihan kata turut menentukan keberhasilan pemahaman siswa terhadap sebuah wacana. Kata-kata yang sedehana dengan meminimalisir penggunaan makna kias, lebih memudahkan siswa untuk memahami sebuah teks. Berikut faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan teks dalam wacana yang berhasil dianalisis dari hasil Tes Cloze yang diberikan. 1) Penggunaan sinonim kata Berdasarkan hasil analisis tes cloze, beberapa kali ditemukan jawaban siswa yang kurang sesuai dengan kata kunci, akan tetapi kata yang menjadi jawaban adalah bentuk sinonim dari kata yang dilesapkan. Cara bermainnya, kelompok yang bermain akan melemparkan bola untuk membuat tumpukan batu berantakan. Lalu kelompok bermain berusaha menyusun kembali tumpukan batu. (Tema2. Wac.3, Hal.107) Kata menyusun pada kalimat kedua, merupakan bentuk kata yang dilesapkan. Dari Tes Cloze yang diberikan pada siswa diperoleh variasi jawaban yaitu kata membuat dan menata. Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yang juga bisa mendukung ide dalam konteks wacana. 2) Penggunaan kata tak baku Kata tak baku banyak sekali menjadi bentuk jawaban dari Tes Cloze yang dilakukan. Diantaranya dalam NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 181

7 bentuk pelesapan kata pada petikan wacana berikut. Udin dan Edo sering bermain bersama. Mereka bermain pada hari libur. Kadang-kadang mereka juga bermain setelah pulang sekolah. (Tema1, Wac1, Hal41) Dalam petikan wacana tersebut, kata setelah merupakan kata kunci yang dilesapkan. Kata setelah memberikan keterangan bahwa sebuah aktivitas bermain yang akan dilakukan, terjadi begitu aktivitas sebelumnya selesai. Kata setelah menandakan sebuah tahapan atau jenjang waktu yang berlanjut. Akan tetapi, berdasarkan hasil tes cloze yang dilakukan, ditemukan beberapa siswa yang memberikan jawaban kata tidak sesuai dengan kata kunci yang dilesapkan. Kata tersebut adalah kata habis. Jika dirangkai pada kalimat dalam wacana tersebut menjadi; Kadang-kadang mereka juga bermain habis pulang sekolah. Dalam nalar berpikir siswa, mereka beranggapan ketika jam sekolah usai, berarti memasuki altivitas bermain yang dimaksud. Akan tetapi kata yang digunakan adalah kata tidak baku dan tidak sesuai untuk membangun konteks wacana. 3) Penggunaan kata yang berasal dari bentuk interferensi Bentuk kata yang berasala dari interferensi bahasa daerah juga ditemukan pada hasil tes cloze, pada petikan wacana berikut. Ibu meminta Tiur pergi berbelanja ke warung. Ibu memberikan daftar belanjaan dan uang kepada Tiur. (Tema2.Wac.1, Hal.19) Kata berbelanja pada kalimat pertama mengandung makna aktivitas membeli sesuatu yang mengeluarkan uang. Akan tetapi, ditemukan variasi jawaban berbeda dari hasil Tes Cloze yaitu, penggunaan kata beli-beli yang menjadi altrnatif jawaban dari kata yang dilesapkan. Berdasarkan jawaban ini dapat disimpulkan, siswa tersebut terpengaruh bahasa ibu (dalam hal ini bahasa madura) dalam melengkapi kalimat rumpangnya. Beli-beli merupakan bentuk interferensi bahasa madura dari kata le-melle, yang artinya juga sama dengan kegiatan berbelanja. Faktor bangun kalimat dalam wacana Perumusan kalimat dalam membangun wacana juga mempengaruhi proses pemahaman ketika membaca. Semakin panjang kalimat yang disusun, makin banyak penggunaan kata ganti dan kata rujukan yang digunakan, akan semakin mempersulit pemahaman pembaca. Utamanya siswa kelas 2 SD. Faktor bangun kalimat yang ditemukan berdasarkan hasil Tes Cloze diantaranya terlihat dalam petikan analisis wacana berikut. 1) Penguasaan kaidah kebahasaan Upacara berlangsung dengan khidmat. Pembina upacara membacakan Pancasila dan diikutiseluruh peserta. (Tema3, Wac.2, Hal.46) Dalam petikan wacana tersebut, terdapat susunan kalimat majemuk setara yang dihubungkan oleh kata penghubung dan. Akan tetapi, beberapa siswa belum memahami konteks kalimat majemuk setara yang posisi atau kedudukannya sama. Kata dan sebagai kata kunci yang dilesapkan, digantikan dengan bentuk kata tugas yang. Hal ini membuktikan bahwa konsep penguasaan kaidah kalimat siswa masih belum maksimal. 2) Penguasaan terhadap materi tema/pengembangan ide dalam wacana Pagi ini aku dan keluarga lari pagi.. Ayah dan ibu menjelaskan aturan sebelum melakukan lari pagi. Kita boleh minum, tetapi jangan terlalu banyak. (Tema8, Wac.1, Hal.12) Wacana tersebut bercerita tentang aturan keselamatan lari pagi. Kata kunci pada kalimat kedua dan ketiga NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 182

8 merupakan kata yang dijawab dengan salah oleh peserta Tes Cloze. Hal ini membuktikan bahwa materi tentang aturan keselamatan dalam aktivitas lari pagi belum dikuasai oleh siswa. Atau dengan kata lain, pengalaman siswa dalam aktivitas lari pagi masih sangat minim. Unsur bahasa lain Unsur bahasa lain yang ikut mempengaruhi keterbacaan dalam teks berdasarkan analisis Tes Cloze antara lain sebagai berikut. 1) Perbendaharaan kata (penguasaan kosa kata) Semakin banyak koleksi kosa kata yang dikuasai oleh siswa, semakain bervariasi jawaban yang dihasilkan dalam Tes Cloze. Hal ini tergambar dalam wacana berikut. Dayu anak yang rajin di kelas. Tugas-tugas sekolah dikerjakan dengan teliti dan percaya diri. (Tema4, Wac1,Hal.1) Kata teliti dalam wacana tersebut bermakna cermat, atau aktivitas memeriksa dan mengamati secara seksama. Penguasaan kosa kata yang dimiliki siswa terbukti dalam beberapa variasi jawaban yang diperoleh dalam Tes Cloze, antara lain beberapa siswa menjawab dengan kata rajin, cermat dan benar sebagai pelengkap kata teliti yang menjadi kata kunci yang dilesapkan. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang hampir sama dengan kata teliti. 2) Pengalaman membaca Setelah selesai menonton, televisi harus dimatikan. Ini berguna untuk menghemat biaya pembayaran rekening listrik. (Tema8, Wac.3, Hal.73) Pada wacana tersebut mengangkat ide cerita tentang aturan menonton televisi di rumah. Menonton televisi merupakan aktivitas yang dekat dengan keseharian siswa. Akan tetapi pe,bahasan tentang beban listrik dan aturan membayar rekening listrik masih belum dikuasai siswa. Hal ini membuktikan bahwa pengalaman membaca informasi tentang kebutuhan beban listrik belum pernah diterima oleh siswa sebelumnya. Terlihat dalam hasil Tes Cloze yang dilakukan, semua jawaban siswa untuk kedua kata kunci dalam kalimat tersebut salah. Hal ini juga menjadi salah satu indikator tingkat keterbacaan yang rendah pada wacana tersebut. 3) Logika berpikir atau bernalar Kemampuan bernalar dan berlogika siswa kelas 2 terhadap wacana yang dicanya juga dpata terdeteksi berdasarkan Tes Cloze yang diberikan. Pada penggalan wacana berikut dapat digambarkan kemajuan perkembangan bernalar siswa. Kawan satu regu bisa menyelamatkan yang ditawan. Caranya dia harus menyentuh teman yang ditawan. Pemenang adalah regu yang paling banyak anggotanya menduduki benteng lawan. (Tema2, Wac.2, Hal.63) Pada kalimat kedua, ditetapkan kata kunci teman sebagai kata yang dilesapkan. Pada dasarnya, permainan benteng-bentengan adalah jenis permainan yang dekat dengan keseharian siswa. Siswa memang tidak secara tepat mengisi kata kunci sesuai dengan yang ada dalam wacana. Akan tetapi secara konsep mereka memahami bahwa aturan dalam permainan tersebut sesuai dengan yang menjadi ide cerita dalam wacana. Kata yang menjadi pengganti kata teman yaitu kata badan. (secara logika, dalam permainan ini yang dientuh adalah badan dari teman satu regu). Selanjutnya perhatikan petikan wacana berikut. Burung merpati terbang dengan sayap. Gerakan burung sangat indah. Siti berada di belakang rumah. Di sana terdapat pohon bambu. (Tema3,Wac1,Hal.16) Pada kutipan wacana di atas justru berlaku sebaliknya. Pola pengembangan NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 183

9 ide justru membuat kesalahan logika atau bernalar pada siswa pada saat memahami konteks cerita dalam wacana. Kata rumah yang menjadi kata kunci yang dilesapkan, justru banyak tergantikan dengan kata kandang. Dalam logika berpikir siswa, mereka mencoba menghubungkan konteks cerita tentang burung pada kalimat sebelumnya menjadi kelanjutan ide cerita selanjutnya. (burung, identik dengan sarang atau kandang sebagai tempat tinggalnya) 4) Kepadatan materi dalam tema pembelajaran Kepadatan dan keluasan materi ajar, turut mempengaruhi tingkat keterbacaan teks. Semakin komplek materi ajar, semakin sulit untuk begitu saja dipahami oleh siswa. Begitu pula penyajian teks wacana yang menjadi upaya penanaman konsep dalam pembelajaran, juga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa pada saat akan menyerap konsep yang disajikan. Perhatikan petikan wacana berikut. Tidak boleh membiarkan kran air terbuka terus-menerus. Itu akan membuat air terbuang dan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, akan membuat lantai licin dan dapat membahayakan diri. Sikap itu harus dihindari. Ibu menjelaskan aturan itu dengan baik kepada Udin dan Mutiara. (Tema8.Wac.2, Hal.47) Tes Cloze yang diberikan pada wacana di pembelajaran Tema 8, ditemukan skor keterbacaan yang rendah. Seluruh siswa hampir tidak bisa menjawab dengan kata ganti yang benar untuk masing-masing kata kunci yang dilesapkan. Hal ini membuktikan bahawa pembahasan materi pada Tema 8 memelurkan eksplorasi konsep yang lebih lagi dari pada materi pembelajaran pada tema-tema sebelumnya. Perlu diketahui, pada Tema.8 menyajikan materi tentang Keselamatan di Rumah dan Perjalanan. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis tingkat keterbacaan dapat dibuktikan bahwa buku teks pembelajaran tematik kurikulum 2013 memiliki tigkat keterbacaan yang memenuhi harapan, yaitu berada pada kategori tingkat keterbacaan tinggi dengan skor perolehan tingkat keterbacaan 77%. Berdasarkan uaraian hasil analisis bahasa dalam wacana dapat diperoleh simpulan, (1) Faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan kata dalam wacana yaitu: penggunaan sinonim kata, penggunaan kata tak baku, penggunaan kata yang berasal dari bentuk interferensi bahasa. (2) Faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan kalimat dalam wacana antara lain: penguasaan kaidah kebahasaan, dan penguasaan terhadap materi tema/pengembangan ide dalam wacana, (3) Faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan yang berasal dari unsur bahasa lain: perbendaharaan kata, pengalaman membaca, logika berpikir dan bernalar, kepadatan materi dalam tema pembelajaran. Kemenarikan buku teks pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas 2 SD/MI pada umumnya sangat menarik seperti yang diungkapkan oleh 24 siswa kelas 2A yang menjadi responden. Adapun ketika dikonfirmasikan kepad a siswa, karena menggunakan gambar dan ilustrasi yang membantu memperjelas isi materi yang disajikan dan menggunakan huruf/bacaan yang jelas dan terbaca. DAFTAR PUSTAKA Pranowo, Dwiyanto Djoko Alat Ukur Teks Berbahasa Indonesia (laporan penelitian) Yogyakarta: FBSS Universitas Negeri Yogyakarta Suherli, Kusmana Buku Teks Pelajaran NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 184

10 Berdasarkan Keterpahaman Bahasa Indonesia, dalam Jurnal Bahasa dan Sastra Vol.8 N0. 2 Oktober 2008 Sitepu Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sitepu Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tarigan, HG dan Djago Tarigan Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 185

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI MENULIS TEKS CERITA PETUALANGAN SDN PURWANTORO 4 KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ulfah Khamidah Mahasiswa

Lebih terperinci

KETERBACAAN BUKU TEKS KELAS IV DAN V SD DALAM KURIKULUM 2013

KETERBACAAN BUKU TEKS KELAS IV DAN V SD DALAM KURIKULUM 2013 Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 2 Bulan Februari Tahun 2016 Halaman: 165 170 KETERBACAAN BUKU TEKS KELAS IV DAN V SD DALAM

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber.

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber. Tema 8 Subtema 1 Mata PPKn Bahasa Indonesia SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah 3.2 Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Agustus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. (Agustus, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dua dekade belakangan ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat sehingga mempermudah dan mempercepat berkomunikasi dari dan ke seluruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013 Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Menghormati Orang Lain

Menghormati Orang Lain BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada empat komponen utama dan saling berpengaruh dalam proses pembelajaran, di antaranya, sarana, siswa, lingkungan, dan hasil belajar. Hasil belajar sebagai dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di dalamnya terdapat berbagai komponen pembangun di antaranya guru, siswa, kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mochammad Ramdhani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar nasional pendidikan terdiri dari sejumlah standar yang masingmasing memiliki kekhasan. Salah satu standar nasional tersebut adalah standar isi. Bagian penting

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO Abstrak KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO IIS SUHARNINGSHI Universitas Cokraoaminoto Palopo suharningshi@gmail.com Jenis penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, melalui pendidikan manusia dapat terlepas dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DEDE SRI RAHAYU A

Diajukan Oleh: DEDE SRI RAHAYU A MUATAN MATERI KEADILAN SERTA PELAKSANAANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Terbitan Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun oleh: YUSUF SANGAJI 13108241022 PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 RENCANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan metode penelitian untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Percobaan 2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IIA/I Alokasi waktu : 2x35 menit A. Standar Kompetensi 3. Memahami teks pendek

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Obyek Penelitian, dan Partisipan. 1. Lokasi penelitian. Uji keterbacaan tes rumpang model buku teks pelajaran yang dikembangkan, dilakukan di salah satu SMA di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Penelitian evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Nama Sekolah : : Peristiwa Kelas/Semester : II / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah : : Peristiwa Kelas/Semester : II / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : Tema : Peristiwa Kelas/Semester : II / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu A. Standar Kompetensi B. Indonesia Memahami pesan pendek dan dongeng yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI... xiii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran SD menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

Lebih terperinci

Buatlah pertanyaan tentang Kartu Keluarga di rumah! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu!

Buatlah pertanyaan tentang Kartu Keluarga di rumah! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu! Buatlah pertanyaan tentang Kartu Keluarga di rumah! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu! Pertanyaan: Tuliskan tugas yang dilakukan Siti dalam membantu orang tua seperti gambar di atas dengan percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran membaca merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN `KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN Iryanita 1, Gusnetti 2, Dainur Putri 3 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I TINGKAT KETERBACAAN MODUL BAHASA INDONESIA SMP TERBUKA MELALUI TES PILIHAN GANDA

BAB I TINGKAT KETERBACAAN MODUL BAHASA INDONESIA SMP TERBUKA MELALUI TES PILIHAN GANDA BAB I TINGKAT KETERBACAAN MODUL BAHASA INDONESIA SMP TERBUKA MELALUI TES PILIHAN GANDA (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Modul Bahasa Indonesia SMP Terbuka Induk SMP Negeri 27 Bandung) 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta

BAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya?

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Coba kamu praktikkan gerakan membersihkan papan tulis, membersihkan

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN BAB IV DATA HASIL PENELITIAN Kajian keterbacaan ini menggunakan tiga instrumen, yaitu (1) instrumen untuk siswa, yang dimaksudkan untuk mengetahui profil peserta didik dan keterpahamannya terhadap buku

Lebih terperinci

TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 BLAHBATUH MELALUI UJI TES RUMPANG. oleh

TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 BLAHBATUH MELALUI UJI TES RUMPANG. oleh TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 BLAHBATUH MELALUI UJI TES RUMPANG oleh Pande Putu Trisna Kumala Dewi NIM 0812011016 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi dapat disebut juga sebagai kemampuan berbahasa karena di dalam berkomunikasi digunakan bahasa sebagai media utamanya. Kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu SD/MI, SMP/MTs,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Desain penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan keterbacaan wacana

Lebih terperinci

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD Oleh Trie Utami Nurlaksana Eko Rusminto Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: trie.utami333@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pendidikan memegang peranan sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pendidikan memegang peranan sangat penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pendidikan memegang peranan sangat penting dalam pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi. Kemajuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas / Semester : 5 /1 Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan( (Tema 2) Sub Tema : Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan(Sub

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa model buku teks pelajaran berbasis intertekstual. Penelitian ini merupakan bagian dari Research

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI Selfin Ostarina Pagalu 1*, Saharudin Barasandji 2*, Siti Harisah 3* Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

SPESIFIKASI SOAL UASBN

SPESIFIKASI SOAL UASBN SPESIFIKASI SOAL UASBN Jenis Sekolah Mata Pelajaran Alokasi waktu Jumlah Soal Bentuk Soal Bahan Kelas : Sekolah Dasar : Bahasa Indonesia 120 menit : 50 butir : Pilihan Ganda : 4, 5, dan 6 SKL Materi Indikator

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2006: 584). Selanjutnya textbook dijelaskan sebagai a book giving instruction in

BAB II KAJIAN TEORI. 2006: 584). Selanjutnya textbook dijelaskan sebagai a book giving instruction in BAB II KAJIAN TEORI A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks Textbook mempunyai padanan kata buku pelajaran (Echols & Sadily, 2006: 584). Selanjutnya textbook dijelaskan sebagai a book giving instruction in

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2. Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2. Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2 Kelas / semester : IV / 1 (satu) Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X.4 SMA Pasundan 3 Cimahi. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari empat kelas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang baik harus ditunjang oleh sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang baik harus ditunjang oleh sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran yang baik harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Salah satu sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, akhirnya bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan menjadi bahasa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Kelas/ Semester : IV/ 2 (Dua) Tema ke : 6 Indahnya Negeriku Sub Tema ke : 1 Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan Pembelajaran ke : 1 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 Tema : Lingkungan Waktu : 4 minggu Standar Kompetensi B. Indonesia Berbicara RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mengungkapkan secara lisan beberapa

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Surana MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aku Cinta Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 3A untuk Kelas III SD dan MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Keluarga Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII

TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII Nur Aminatus Sholichah, Kusubakti Andajani, Indra Suherjanto Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO Mulyono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Kemampuan membaca seseorang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : SDN Percobaan 2 Tema : Diri Sendiri Kelas/Semester : II / 1 Alokasi Waktu : 2x35 Menit A. Standar Kompetensi Bahasa Indonesia Mendengarkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 27 KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Setelah menamatkan studi,

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

RANI HANDAYANI NIM

RANI HANDAYANI NIM MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SINOPSIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RUMPANG DI KELAS V SDN JATISARI 3 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 RANI HANDAYANI NIM. 101.0517 PROGRAM STUDI PBSS INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, pada bagian ini akan disajikan simpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi. A. Simpulan Dari penelitian keterbacaan buku teks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, sumber data, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Permainan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam membanguan karakter

Lebih terperinci

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan Abstrak

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. 56 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Deskriptif Kualitatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini penulis gunakan untuk mendeskripsikan keterbacaan wacana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks

BAB II KAJIAN TEORI. A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks BAB II A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks KAJIAN TEORI Materi pelajaran biasanya tercantum dalam sebuah kumpulan kertas yang disebut dengan buku. Buku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU KELAS III SEMESTER 2 DITINJAU DARI STANDAR ISI KURIKULUM 2013

ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU KELAS III SEMESTER 2 DITINJAU DARI STANDAR ISI KURIKULUM 2013 ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU KELAS III SEMESTER 2 DITINJAU DARI STANDAR ISI KURIKULUM 2013 Eka Nurviana Fatmawati Universitas Negeri Malang E-mail: ekanurvianafatmawati@rocketmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK (1) Nilamsari Damayanti Fajrin, (2) Sa dun Akbar, dan (3) Sutarno.

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas II Semester 1 Tema 1 : Hidup Rukun Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 1 : Hidup Rukun Sub Tema 1 : Hidup Rukun di Rumah Pembelajaran Ke

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua/ 2 (dua) : Kegiatan Sehari-hari

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua/ 2 (dua) : Kegiatan Sehari-hari RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua/ 2 (dua) Tema : Kegiatan Sehari-hari Waktu : 3 Minggu Standar Kompetensi PKn Membiasakan hidup bergotong royong

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Buku memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Buku merupakan salah satu sumber bahan ajar. Ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tahap Prasiklus Tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi

Lebih terperinci

Jurnal Bastra Volume 1 Nomor 4 Maret FKIP Universitas Halu Oleo

Jurnal Bastra Volume 1 Nomor 4 Maret FKIP Universitas Halu Oleo TINGKAT KETERBACAAN WACANA NONFIKSI PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA PEGANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 RAHA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI 2014 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG 1 Yeni Lisnawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci