BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
|
|
- Handoko Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu. Walaupun demikian, kadang masih sulit untuk mengartikan istilah wacana secara lebih rinci. Hal tersebut dikarenakan luasnya definisi istilah wacana yang digunakan di berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, sosiologi, psikologi, sastra, budaya, dan sebagainya, sehingga pemaknaan terhadap istilah wacana selalu disesuaikan dengan masing-masing disiplin ilmu tersebut. Secara umum wacana dipahami sebagai suatu pernyataan berisi ide atau gagasan terkait konteks tertentu yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan dari produksi wacana juga bermacam-macam, mulai dari menyampaikan informasi, kritik, menghibur, hingga mempengaruhi khalayak untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Media massa mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi wacana. Namun demikian, produksi wacana tidak hanya didominasi oleh media massa seperti televisi atau surat kabar. Sastra juga mempunyai peranan dalam produksi wacana. Sastra umumnya dipahami sebagai teks yang mengandung nilai estetika dan bersifat menghibur. Salah satu contoh sastra yang sarat akan wacana adalah cerita fiksi. Tanpa wacana, suatu cerita akan datar dan tidak menarik. Wacana menjadi ruang bagi pengarang untuk menyampaikan ekspresi mulai dari unsur-unsur fiksi, estetika, hingga ideologi. 1
2 Kajian mengenai ketidakadilan gender sudah lama menjadi perhatian dalam berbagai ranah, baik bahasa maupun sastra. Nurhayati (2005) meneliti tentang Atribusi Kekerasan dalam Rumah Tangga, Kesadaran Terhadap Kesetaraan Gender, dan Strategi Menghadapi Masalah pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga yang mengetengahkan ketidaksetaraan atau ketidakadilan gender dan strategi menghadapi masalah pada korban kekerasan dalam rumah tangga. Selanjutnya Utari (2006) meneliti tentang Mengikis Ketidakadilan Gender Dalam Adat Bali yang membahas tentang sejauh mana adanya ketidakadilan gender dalam adat Bali dan dimana letaknya serta bagaimana cara mengikisnya. Kemudian hingga saat ini penelitian mengenai ketidakadilan gender masih aktif dilakukan, seperti oleh Listyani (2017) dengan penelitian berjudul Bias Gender Dalam Buku Tematik Siswa Kurikulum 2013 (Studi Semiotika Ketidaksetaraan Gender dalam Pendidikan) yang membahas penggambaran peran yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan masih saja ditemukan dalam buku pegangan siswa. Hal ini menandakan bahwa kajian terhadap ketidakadilan gender masih aktif diteliti sampai saat ini. Fenomena ketidakadilan gender juga terdapat pada kumpuan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu. Pada kumpulan cerpen tersebut peneliti menemukan gambaran wacana feminis berupa ketidakadilan gender dalam hampir semua cerita. Salah satunya dalam cerpen pertama berjudul Air, sebagai berikut. (1) Kami mengerti, tapi perutmu sudah kelihatan tambah besar. Kami tidak bisa mempekerjakan SPG yang kelihatan sedang hamil, kata supervisor saya. Saya akan menjaganya. 2
3 Tokoh saya dalam cerpen tersebut merupakan seorang perempuan yang mendapat marginalisasi dalam masyarakat. Dia diberhentikan dari pekerjaannya karena sedang mengandung. Tokoh saya dianggap tidak akan dapat bekerja dengan baik karena sedang hamil. Supervisor menganggap remeh tanpa memperdulikan kondisi ekonomi yang dialami tokoh saya. Selain harus menghidupi diri sendiri, tokoh utama juga harus membesarkan anak yang sedang ia kandung. Kemudian pada cerpen selanjutnya, peneliti menemukan kembali wacana feminis berupa ketidakadilan gender dalam cerpen Dan Lalu, sebagai berikut. (2)Dan pun sangat amat benci setiap kali ibu Lalu tidak hanya mencacimaki dan melayangkan tamparan. Tapi juga mempersiapkan segala atribut kekerasan hanya karena ia sendiri yang menganggap kenakalan Lalu sudah berada di luar batas kewajaran. Kabur dari les tambahan. Yang semula peringkat satu, langsung turun peringkat sembilan. Pacaran dengan berandalan. Padahal Dan tahu kalau penyebab semua itu adalah selain suami ibu Lalu jarang sekali pulang dan memberikan uang, ibu Lalu tak bisa memperkarakannya secara hukum tanpa adanya akta pernikahan. Berdasarkan kutipan di atas, terdapat kekerasan yang dialami tokoh Lalu. Sang ibu yang menikah akibat paksaan dan tanpa kata sah melampiaskan kemarahannya kepada sang anak. Lalu sebagai anak yang menanggung segala beban yang ibunya berikan pun tak dapat melawan. Hal ini menggambarkan bahwa posisi perempuan yang lemah ketika pernikahannya tak dianggap sah. Perempuan yang mendapat kekerasan dalam rumah tangga juga seringkali melampiaskan ketidakmampuan dirinya pada diri sendiri maupun pada anak. Selanjutnya peneliti menemukan kembali bentuk ketidakadilan gender dalam cerpen Mata Telanjang, sebagai berikut. (3) Tak pernah ada yang menanyakan nama kepadaku selain nomor booking-an. Di tempat ini orang-orang hanya mengenal angka. Mulai 3
4 dari harga minuman hingga tubuh yang ingin dinikmatinya. Di sini perempuan hanyalah angka. Bukan nama. Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa perempuan hanya dianggap sebagai angka atau uang. Para pria menanyakan nomor bookingan tanpa tahu siapa nama yang mereka booking untuk diajak tidur dan melampiaskan hawa nafsu mereka. Posisi perempuan hanya dianggap sebagai pelengkap kekuasaan pria. Kemudian pada cerpen berikutnya, peneliti menemukan kembali representasi ketidakadilan gender dalam cerpen Saia, sebagai berikut. (4) Gak usah buang waktu deh, anda sengaja menjebak laki-laki ini supaya dikawinin, kan? Mata ayahnya yang pernah membuat Nayla beberapa bulan mengandung di dalam bui, karena dinyatakan bersalah telah membuat laporan palsu atas kasus perkosaan tanpa adanya cukup bukti. Pada kutipan di atas, merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Fantasi Dunia. Pada tokoh Nayla mendapat peminggiran dalam bidang hukum yang menjadikannya tersangka saat dirinya menajdi korban pemerkosaan. Pihak kepolisian lebih mempercayai kesaksian laki-laki yang memperkosa dibanding kesaksian tokoh Nayla yang diperkosa dan mengakibatkan dia mendekam di bui dalam kondisi mengandung. Berdasarkan kutipan tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan subordinasi terhadap perempuan Pada cerpen selanjutnya pun kembali peneliti temukan wacana feminis dalam kumpulan cerpen Saia, sebagai berikut. (5) Mereka pun menghukum saya tanpa belas kasih. Bergantian melemparkan caci makian. Bersamaan melayangkan tamparan demi tamparan. Juga tonjokan. Tak terkecuali tendangan. Mereka tak peduli walau saya sudah menangis minta ampun dan merintih kesakitan. 4
5 Sepertinya, hanya saat menghukum saya itulah pendapat mereka tak lagi berseberangan. Mereka yang semula bagai anjing dan kucing, tiba-tiba berubah bak teman seperkutuan. Pada kutipan di atas, digambarkan adanya KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) yang dialami tokoh saya. Tokoh saya sebagai seorang anak perempuan selalu mendapatkan perlakuan kasar dari kedua orang tuanya. Diskriminasi terhadap perempuan tidak hanya datang dari masyarakat dimana seorang perempuan tinggal, bahkan dalam keluargapun seorang perempuan dapat diperlakukan secara tidak adil. Penelitian-penelitian yang sudah ada menjadi pertimbangan peneliti bahwa penelitian terhadap ketidakadilan gender penting untuk dilakukan. Penelitian mengenai ketidakadilan gender sudah lama diteliti dan masih aktif hingga dewasa ini. Kemudian fenomena-fenomena yang peneliti temukan membentuk asumsi bahwa di dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu terdapat ketidakadilan gender. Berbagai fenomena tersebut membentuk juga asumsi pada peneliti bahwa pada kumpulan cerpen banyak memiliki representasi ketidakadilan gender. Dengan demikian, penelitian terhadap Representasi Ketidakadilan Gender dalam Wacana Kumpulan Cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu penting untuk dilakukan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut. 6. Bagaimana posisi subjek terhadap objek dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu? 7. Bagaimana penulis memposisikan pembaca dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu? 5
6 8. Bagimana representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasikan posisi subjek terhadap objek dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu. 2. Mengidentifikasikan penulis memposisikan pembaca dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu. 3. Mengidentifikasikan representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca, baik manfaat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dalam bidang bahasa yang membahas mengenai representasi ketidakadilan gender dalam wacana. b. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya penelitian yang sudah ada. 2. Manfaat praktis a. Bagi pembaca diharapkan dapat menambah wawasan mengenai representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen. 6
7 b. Bagi pembaca diharapkan dapat mengetahui dan memahami pesan dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu yang mengandung representasi ketidakadilan gender. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi digunakan untuk membuat tata urut penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis sehingga tersusun skripsi yang sistematis, dan penganalisisan atau pengidentifikasian masalah mudah dimengerti. Sistematika penulisan skripsi mencakup pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup. Bab I Pendahuluan menyajikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Masalah-masalah dalam penelitian ini akan dibahas dalam perumusan masalah, selanjutnya diuraikan tujuan penelitian, dan manfaat penelitiannya. Sistematika penulisan memberi gambaran umum tata urut penulisan berdasarkan langkahlangkah kerja dalam penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka digunakan dalam penelitian ini sebagai pemecahan masalah penelitian. Landasan teori ini terdiri dari pengertian wacana, analisis wacana kritis, feminisme Sara Mills, representasi ketidakadilan gender dalam wacana, serta sastra feminis. Pada Bab III Metodei Penelitian, diuraikan secara rinci, lengkap, dan jelas agar penulis dapat memahami proses penelitian yang dilakukan. Metode penelitian tersebut mencakup beberapa hal yaitu jenis penelitian, data dan sumber 7
8 data, tahap penelitian (tahap penyediaan data, tahap analisis data, tahap penyajian hasil analisis data), dan instrumen penelitian. Bab IV Hasil dan Pembahasan yang menyajikan hasil penelitian terkait representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu. Bab V Penutup berisi simpulan dari keseluruhan hasil analisis pembahasan penelitian ini dan saran. 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu (analisis wacana kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009
86 BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap citra tokoh anak yang ditampilkan dalam tujuh cerpen yang dimuat dalam jurnal Prosa edisi Yang Jelita yang Cerita, didapat kesimpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ekspresi kreatif untuk menuangkan ide, gagasan, ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut akan senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia selalu memerlukan bahasa di setiap geraknya, hampir dapat dipastikan semua
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon
Lebih terperinciSUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019
SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019 PENDAHULUAN Wanita adalah salah satu fenomena hidup di mana mereka diciptakan dengan segala kekompleksitasan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap teks mengandung makna yang sengaja disisipkan oleh pembuat teks, termasuk teks dalam karya sastra. Meski sebagian besar karya sastra berfungsi sebagai media rekreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan
BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita melihat dari sisi pandang seorang penikmat sastra tulis. Cerpen ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Sejak masa dulu media selalu menjadi sarana penyampaian yang efektif bagi sebuah pesan. Media mengalami perkembangan pesat setelah era reformasi. Hal ini terbukti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan terhadap sesama manusia telah memiliki sumber atau alasan yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi gender. Salah satu sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan, diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian yang dapat dijadikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Peralatan sang tuan tidak akan dapat membongkar rumah sang tuan. Audre Lorde. Secanggih apapun kita peralatan yang kita punyai tidak akan dapat membongkar cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita atau informasi yang muncul dalam pikiran manusia, sebenarnya, bukanlah suatu peristiwa, melainkan sesuatu yang diserap penulis atau wartawan terhadap peristiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra selalu dinikmati oleh pembaca karena tidak pernah terlepas dari sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan bahwa karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang saling mempengaruhi yakni berbicara, menyimak, dan membaca. Keterampilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maesa Ayu (Analisis Wacana Kritis Sara Mills). Berbeda dengan penelitianpenelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terhadap representasi ketidakadilan gender dalam wacana tentu saja sebelumnya sudah banyak dilakukan. Namun demikian, penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan, sosok makhluk yang diciptakan oleh Tuhan bersama laki-laki. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran Hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan bahasa tulis dalam media cetak, dalam hal ini khususnya yang berupa surat kabar atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum gambaran dari manusia yang sehat adalah mereka yang mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, teratur, dan tepat pada masing-masing tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya satra merupakan sebuah karya seni yang diciptakan seorang sastrawan yang mengandung unsur keindahan untuk dinikmati masyarakat, bukan hanya sekedar dibaca akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah). Kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara
Lebih terperinciANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL
1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya
Lebih terperinciberagam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah daripada kaum laki-laki masih dapat kita jumpai saat ini. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang telah dikonstruksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis cerpen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan. Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut.
digilib.uns.ac.id 84 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah buku kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana berkembang di berbagai aspek kehidupan dan melalui berbagai media dengan mengusung berbagai maksud dan tujuan. Salah satu jenis wacana yang berkembang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia, saat ini sudah tidak mengenal kata usai dan terus bertambah setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bandingan melibatkan studi teks-teks antarkultur atau budaya. Terdapat hal penting yang merupakan pola hubungan kesastraan. Bagian tersebut seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill), terampil berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali Modern dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam bentuk puisi, cerita
Lebih terperinci