BIOEKOLOGI VIRUS MOSAIK BERGARIS TEBU (Sugarcane Streak Mosaic Virus) DAN CARA PENGENDALIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIOEKOLOGI VIRUS MOSAIK BERGARIS TEBU (Sugarcane Streak Mosaic Virus) DAN CARA PENGENDALIAN"

Transkripsi

1 BIOEKOLOGI VIRUS MOSAIK BERGARIS TEBU (Sugarcane Streak Mosaic Virus) DAN CARA PENGENDALIAN Arie Hapsani Hasan Basri Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan Jalan Binjai Km 10 Tromol Pos 18 Medan ABSTRACT Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar di negara-negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang beragam terhadap tanaman karena virus mempunyai daya tular yang tinggi sehingga infeksinya pada tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat mencapai tingkat epidemi.virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak mosaic virus) memiliki partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan panjang 890 x 15 nm dengan satu bagian genom ssrna dengan panjang kirakira 10 kilobase (kb). Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar 40 kda lebih tinggi dari urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34 kda. Infeksi virus pada suatu tanaman bergantung kepada sintesa virus karena infeksi tidak akan terjadi bila virus tak dapat bermultiplikasi dalam inang. Virus yang masuk pada inang akan melepaskan selubung protein untuk menimbulkan infeksi. RNA virus yang sudah terlepas dari selubung protein akan merangsang pembentukan enzim-enzim RNA polymerase, RNA sintesa atau RNA replikasi. Virus memanfaatkan asam amino, ribosom dan transfer RNA dari inang untuk digunakan sebagai blueprint (messenger RNA) virus. Protein yang dibentuk kemudian digunakan sebagai selubung virus. Beberapa dari protein ini ada yang berupa enzim baik enzim yang sudah ada dalam sel inang maupun enzim yang baru. Enzim ini dapat mempengaruhi reaksi kimia pada sel inang sehingga menggangu fungsi fisiologis sel inang. Cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum yaitu dengan varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas. Penyakit mosaik bergaris tebu dapat dikontrol atau diminimalisir penyebarannya menggunakan bibit yang sehat. Penggunaan bibit sehat merupakan cara pengendalian yang sangat penting dan efektif, tetapi mungkin sulit untuk daerah yang telah terinfeksi. Kultur in vitro menggunakan kultur meristem apikal, kultur pucuk dan kalus merupakan tindakan lanjutan untuk perbanyakan mikro secara cepat dan untuk memproduksi tanaman bebas virus. Key words: Virus Mosaik Bergaris Tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus), patogen tanaman, bioekologi, cara pengendalian PENDAHULUAN Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) ialah satu dari tanaman perkebunan penting penghasil gula di dunia. Tanaman tebu selama pertumbuhannya tidak terlepas dari organisme penggangu tanaman, baik hama maupun patogen termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar di negara-negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang beragam terhadap tanaman karena virus mempunyai daya tular yang tinggi sehingga infeksinya pada tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat mencapai tingkat epidemi. Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit mosaik penting tanaman tebu di India dan dapat menyebabkan kehilangan hasil yang nyata dari waktu ke waktu. Kehadiran SCSMV pada perkebunan tebu di India mendekati 100% dan menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mosaik tebu dilaporkan memiliki sebaran yang luas dan berpotensi menjadi patogen penting pada banyak industri tebu (Hema et al., 2003; James, 2004). Viswanathan et al., (2008) melaporkan bahwa virus mosaik bergaris menyebar secara merata di negara-negara Asian terutama India dan

2 Bioekologi Virus Mosaik Bergaris Tebu... (Arie Hapsani H.B.) 51 merupakan virus yang menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman tebu. Virus ini dilaporkan juga menyerang tanaman tebu di Indonesia dan telah menyebar di 59 kebun tebu milik 5 pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Intensitas serangan penyakit mosaik bergaris berkisar 0-62%. Intensitas penyakit ditemukan lebih tinggi pada tebu yang ditanam di lahan sawah dan tegalan. Selain menyerang tanaman tebu, SCSMV atau virus mosaik bergaris juga dapat menyebabkan penyakit pada jagung, sorgum dan gulma rumput Dactylactonium aegypticum (Damayanti et al., 2007). Bioekologi virus ini penting untuk di pelajari dan diketahui, hal ini untuk mempermudah dalam pengendalian terhadap serangan virus SCMV dan mengetahui perkembangannya di alam serta cara menginfeksinya pada tanaman budidaya. Beberapa cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum hingga saat ini yaitu dengan menggunakan varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya dengan penggunaan insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas (Boss, 1990; Semangun, 2000; Comstock dan Lentini, 2005). BIOLOGI VIRUS TANAMAN Virus adalah suatu nukleoprotein yang dapat memperbanyak diri hanya dalam sel yang hidup dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit. Virus berukuran sangat kecil dengan diameter yang bervariasi dari nm dan membutuhkan bantuan mikroskop elektron untuk mengamatinya (Agrios, 2005). Virus tersusun atas asam nukleat dan protein (kapsid). Protein tersebut berfungsi sebagai pelindung yang berada disekelilingi asam nukleat (Yuwono, 2005). Virus memiliki berbagai macam bentuk, tetapi umumnya berbentuk batang, polihedral, atau variannya terdiri dari dua struktur dasar. Beberapa virus hanya tersusun atas RNA atau DNA saja. Molekul RNA dan DNA tersebut ada yang berupa untai tunggal (single-stranded) dan ada yang berupa molekul untai ganda (double-stranded). Virus tanaman kebanyakan hanya memiliki satu macam protein. Tetapi beberapa diantaranya memiliki dua atau lebih protein yang berbeda (Yuwono, 2005). Virus memiliki perbedaan dibandingkan dengan semua patogen tanaman, tidak hanya dalam ukuran dan bentuk tetapi juga pada susunan kimia dan struktur fisik, cara penularan, perbanyakan, translokasi dalam jaringan inang, penyebaran dan gejala yang disebabkan pada tanaman inang. Ekspresi genetik virus juga dilakukan dengan menggunakan sistem enzim yang terdapat dalam tubuh inangnya (Agrios, 2005). Karakteristik Virus Tanaman Keberadaan virus dalam tanaman dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu purifikasi, mikroskop elektron, dan pendeteksian serologi. Salah satu cara yang mulai digunakan sekitar lima sampai sepuluh tahun yang lalu yaitu dengan polymerase chain reaction (PCR). Agrios (2005) menyatakan bahwa penggunaan DNA dan RNA proba dan amplifikasi segmen dari asam nukleat virus menggunakan polymerase chain reaction (PCR) merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi dan mengidentifikasi berbagai virus. Virus tanaman pada umumnya terdiri dari asam nukleat dan protein. Akan tetapi, beberapa virus ada yang tersusun atas lebih dari satu ukuran asam nukleat dan protein, dan lainnya mengandung enzim dan lapisan lipid. Asam nukleat yang terkandung pada virus dapat mencapai 5 40 % dan % sisanya adalah protein. Persentase asam nukleat tertinggi terdapat pada virus yang berbentuk bulat dan yang terendah terdapat pada virus yang berbentuk panjang. (Agrios, 2005). PENYAKIT MOSAIK BERGARIS TEBU (SCSMV) Penyebab Penyakit mosaik bergaris tebu adalah salah satu penyakit tebu yang terpenting di negara-negara Asian terutama di India. Penyakit ini mulai ditemukan di Indonesia pada perkebunan tebu di Jawa dan Sumatera. Survei lapang yang dilakukan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di tahun 2005 melaporkan bahwa ditemukan tanaman tebu yang memiliki gejala mosaik bergaris (streak mosaic) dengan kejadian bervariasi antara 30 67% tergantung lokasi. Sebelumnya penyakit ini tidak pernah dilaporkan menyerang pertanaman tebu di Indonesia (Damayanti et al., 2007).

3 52 Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 1 Juni 2015: Penyakit ini disebabkan oleh virus yang biasa disebut virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak mosaic virus). Virus ini memiliki partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan panjang 890 x 15 nm dengan satu bagian genom ssrna dengan panjang kira-kira 10 kilobase (kb). Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar 40 kda lebih tinggi dari urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34 kda. Peningkatan ukuran tersebut menunjukkan adanya glikosilasi dari protein mantel, dimana belum ada penemuan sejauh ini dalam suku Potyviridae (gambar 1). Virus dengan tipe agregat berlapis-lapis yang hampir mirip dengan golongan family Potyviridae. Hal ini merupakan penemuan pertama pada karakterisasi molekuler dari SCSMV dan berdasarkan analisis genom RNA virus pada urutan nukleotida 3 terminal 1084 menunjukkan bahwa 85,7% memiliki kesamaan dengan Tritimovirus sehingga dapat disimpulkan bahwa SCSMV merupakan anggota dari marga Tritimovirus. Secara alami penyakit ini ditularkan melalui bibit tebu (sett) dan diduga termasuk dalam genus Tritimovirus dalam family Potyviridae ( Hema et al., 1999; Hema et al., 2002; Hema et al., 2003). SCSMV-AP dan identifikasi vektor virus juga menunjukkan terdapat hubungan dengan marga yang lain. Secara umum, strain virus SCSMV mempunyai kesamaan urutan >85% sedangkan anggota genus dalam suku Potyviridae mempunyai kesamaan urutan >55%. Posisi dari taksonomi SCSMV-AP menunjukkan SCSMV-AP tidak memiliki kesamaan deskripsi genus dari Potyviridae (Hema, et al. 2002). Penyakit ini memiliki gejala penting yaitu timbulnya gambaran mosaik (belang) pada daundaun berupa alur atau bercak-bercak memanjang berwarna hijau muda sepanjang urat daun (Gambar 2). Gejala semakin jelas terdapat pada daun muda, dan akan semakin jelas jika dilihat dengan sinar yang menembus atau menghadap matahari. Gejala serangan penyakit terlihat pada daun yang sudah membuka (daun 1 4) dan daun yang masih menggulung. Gejala penyakit ini pada setiap varietas tebu berbeda-beda (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2007). Gambar 1. Pengamatan mikroskop elektron pada purifikasi partikel virus penyebab penyakit mosaik (SCSMV) pada tanaman tebu dalam preparat dengan 1% asam phosphotungstic. Perbesaran x (Hema, et al.1999) Perbandingan dari kisaran urutan pada ujung 3 dari 1315 nukleotida SCSMV-AP dengan marga lain dari Potyviridae menunjukkan kesamaan sebesar 30% pada level asam amino dari bagian poliprotein ORF (open reading frame) dengan genus Ipomovirus dan Tritimovirus. Pengujian dengan mencetak daerah NIb juga hanya menunjukkan kesamaan sebesar 40% dengan tipe marga dari genus ini. Analisis urutan asam amino Gambar 2. Gejala Sugarcane streak mosaic virus pada daun tebu (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2007). Penyebaran Penyakit SCSMV merupakan penyakit sistemik yang penyebaran utamanya melalui bibit tanaman yang telah terinfeksi (sett). Penyakit ini selain menyerang tanaman tebu juga dapat mempertahankan diri pada jenis tanaman rumputrumputan lainnya seperti jagung dan sorgum. Infeksi alami dari penyakit ini dilaporkan terdapat pada beberapa kultivar dan spesies rumput-

4 Bioekologi Virus Mosaik Bergaris Tebu... (Arie Hapsani H.B.) 53 rumputan liar. Tipe penularan atau penyebaran dari penyakit ini meliputi yaitu (1) melalui bibit atau benih tebu yang terinfeksi, (2) melalui inokulasi secara mekanik dengan metode inokulasi Sein, abrasive pad rubbing, carborandum dan dengan pisau potong, dan (3) melalui vektor. Virus ini 100% terbawa oleh bibit (cutting cane). Penyebaran penyakit ini sangat cepat pada penanaman varietas tebu yang rentan, dan banyaknya tanaman yang terinfeksi. Penyakit virus mosaik bergaris tidak dapat ditularkan dengan serangga vektor aphid Rophalosipum maydis dan mealybug atau kutu putih (Ceratovacuna lanigera) (Hema et al., 1999; Damayanti et al., 2007). virus (gambar 3) (Sastrahidayat, 1984; Agrios 2005). Selama sintesa virus berlangsung, sebagian dari asam nukleat juga membentuk protein lain. Beberapa dari protein ini ada yang berupa enzim baik enzim yang sudah ada dalam sel inang maupun enzim yang baru. Enzim ini dapat mempengaruhi reaksi kimia pada sel inang sehingga menggangu fungsi fisiologis sel inang (Sastrahidayat, 1984). Proses Infeksi Virus SCSMV Infeksi virus pada suatu tanaman bergantung kepada sintesa virus karena infeksi tidak akan terjadi bila virus tak dapat bermultiplikasi dalam inang. Virus yang masuk pada inang akan melepaskan selubung protein untuk menimbulkan infeksi. Pelepasan selubung protein ini membutuhkan waktu sekitar satu jam setelah inokulasi. Protein virus tersebut terlepas setahap demi setahap karena aktifitas enzim sel tanaman yang dimanfaatkan oleh virus karena virus sendiri tidak memiliki enzim. Selubung protein yang sudah terurai tertinggal di dalam sel dan dimanfaatkan dalam proses sintesa di dalam sel (Sastrahidayat, 1984). RNA virus yang sudah terlepas dari selubung protein akan merangsang pembentukan enzimenzim RNA polymerase, RNA sintesa atau RNA replikasi. Enzim-enzim ini akan bereaksi dengan RNA virus menghasilkan RNA baru. RNA yang baru terbentuk disebut complementary strand yaitu cermin dari RNA virus yang terbentuk dengan cara melekat pada RNA virus asli, sehingga keduanya terbentuk RNA double stranded. RNA double stranded akan terpisah kembali dan RNA baru akan dipakai untuk sintesa RNA. Setelah asam nukleat baru terbentuk, maka asam nukleat virus tersebut akan merangsang sel inang untuk menghasilkan molekul protein untuk subunit protein yang akhirnya akan menyusun selubung protein pada virus. Sintesis protein pada virus dilakukan oleh mrna atau messenger RNA. Virus memanfaatkan asam amino, ribosom dan transfer RNA dari inang untuk digunakan sebagai blueprint (messenger RNA) virus. Protein yang dibentuk kemudian digunakan sebagai selubung Gambar 3. Rangkaian proses infeksi virus dan biosintesis. CW : dinding sel, R : ribosom, N : nukleus, n : nukleolus, P : poliribosom, Pp : polipeptida, PS : subunit protein, VP : partikel viral, VR : viral RNA (Agrios, 2005). Hubungan Virus dan Inangnya Hubungan virus dan tanaman inang sangat beragam, yaitu (1) satu jenis virus yang dapat menginfeksi berbagai jenis; (2) virus yang spesifik pada satu inang dan (3) Satu jenis inang dapat terinfeksi oleh berbagai jenis virus. Virus berkembang biak hanya dengan bantuan energi dari hasil metabolisme inang. Salah satu sifat parasitisme virus terhadap tanaman inang adalah pengambil alihan energi inang untuk keperluan perkembangbiakan virus (Hadiastono, 2001). Virus pada tanaman yang rentan menyebabkan terjadinya gangguan metabolik pada sel inang bahkan dalam sel-sel tetangganya. Infeksi yang dimulai pada tempat masuknya virus disebut infeksi setempat. Virus yang telah masuk ke dalam sel inang, kemudian akan berpindah dari satu sel ke sel lainnya dan memperbanyak diri. Perpindahan virus dari sel yang satu ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Plasmodesmata

5 54 Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 1 Juni 2015: berfungsi sebagai penghubung sel yang berdekatan. Virus yang mencapai jaringan pengangkut akan bersama-sama dengan asimilat masuk ke dalam floem atau buluh ayak dan menyebar secara pasif ke bagian tumbuhan yang menggunakan asimilat seperti akar, bagian tumbuhan yang muda dan sedang berkembang serta buah. Virus kemudian kembali memasuki jaringan parenkim dan bergerak perlahan-lahan dari sel ke sel. Proses memperbanyak diri virus terjadi pada setiap sel parenkim. Virus berkembang sekitar 1 milimeter atau 8 10 sel perhari dalam sel parenkim daun. Virus membutuhkan 2 5 hari atau lebih untuk berpindah dari daun yang terinfeksi. Virus menyebar secara sistemik diseluruh tanaman dan masuk kembali ke sel parenkhim yang berbatasan dengan floem dan terus ke plasmodemata (Boss, 1990; Agrios, 2005). PENYAKIT YANG DISEBABKAN FAMILI POTYVIRIDAE Menurut Agrios (2005), Famili Potyviridae merupakan kelompok virus yang berperan penting dalam menyebabkan penyakit tanaman yang terdiri dari enam kelompok (genera) yaitu Potyvirus, Ipomovirus, Macluravirus, Tritimovirus, Rymovirus, dan Bymovirus. Famili ini berbentuk virus flexuous filamentous dengan diameter nm. Potyviridae sebagian besar tersusun atas monopartite partikel dengan panjang nm, Bymovirus tersusun atas bipartite dengan panjang nm, dan partikel dengan panjang nm. 1. Potyvirus Potyvirus atau Potato Virus Y (PVY) merupakan genus terbesar dari virus tanaman. Penyakit-penyakit yang termasuk dalam Potyvirus yaitu: bean common mosaic virus (BCMV), bean yellow mosaic virus (BYMV), beet mosaic virus (BtMV), celery mosaic virus (CeMV), lettuce mosaic virus (LMV), papaya ring spot virus (PRSV), pepper mottle virus (PepMV), plum pox virus (PPV), soybean mosaic virus (SoyMV), sugarcane mosic virus (SCMV), tobacco etch virus (TEV), turnip mosaic virus (TuMV), watermelon mosaic virus (WMV1) dan (WMV1), zucchini yellow mosaic virus (ZYMV). Potyvirus terdiri dari satu partikel yang berbentuk flexuous rod dengan panjang nm dan diameter 12 nm. Terdiri dari satu RNA positif dengan ukuran sekitar 10 kb dan satu macam subunit selubung protein. 2. Ipomovirus Tipe spesies sweet potato (Ipomea sp.) yang menyebabkan penyakit mild mottle virus. Ipomovirus memiliki panjang nm dan ditularkan secara nonpersisten oleh Bemisia tabaci. 3. Macluravirus Nama dari spesies macluvirus adalah Maclura mosaic virus dengan panjang nm. Penyebarannnya melalui aphids dengan cara nonpersisten. 4. Tritimovirus Nama dari spesies genus ini adalah Wheat streak mosaic virus yang menginfeksi rumputrumputan dan tanaman padi-padian. Penyakit ini menimbulkan gejala yang tegas pada daun yang terinfeksi. Tritimovirus disebarkan oleh tungau eriophyid dan mungkin bersifat persisten. 5. Rymovirus Spesies yang termasuk dalam keompok ini adalah rygrass mosaic virus dengan panjang nm. Penyebarannya melalui tungau eriophyid. 6. Bymovirus Bymovirus terdiri dari partikel dan sitopatologi yang sama dengan potyvirus, tetapi vektor antar keduanya berbeda. Bymovirus menyebabkan penyakit barley yellow mosaic virus pada daerah pertanaman biji-bijian dan rumputrumputan yang menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Penyakit-penyakit lain yang disebabkan Bymovirus yaitu: oat mosaic virus, rice necrosis mosaic virus, and wheat spindle streak mosaic virus. Penyakit-penyakit diatas adalah virus tanah yang disebarkan oleh Polymyxa graminis. Setiap Bymovirus terdiri dari dua partikel yang berbeda yaitu satu partikel sekitar dengan panjang 12 nm dan partikel lainnya sekitar dengan panjang yang sama (12 nm). Perbedaan kelompok dari Potyviridae dapat dilihat pada diagram skematik dari famili dan genus dari virus dan viroid. Perbedaan penyakit mosaik juga dapat dilihat pada susunan dari klasifikasi virus.

6 Bioekologi Virus Mosaik Bergaris Tebu... (Arie Hapsani H.B.) 55 Gambar 4. Diagram skematik dari famili dan genus dari virus dan viroid yang menginfeksi tanaman, Sumber : Agrios (2005) Tabel 1. Klasifikasi Virus CARA PENGENDALIAN VIRUS Beberapa cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum hingga saat ini yaitu dengan menggunakan varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas (Boss, 1990; Semangun, 2000; Comstock dan Lentini, 2005). Cara-cara tersebut telah dilakukan dan beberapa diantaranya kurang efektif. Penggunaan pestisida misalnya insektisida yang digunakan jauh sebelum tanaman terserang untuk mencegah penyebaran virus dari serangga vector (Aphid) juga pencabutan tanaman yang terinfeksi mungkin dilakukan jika infeksi serangan melebihi level 5%. Sedangkan kontrol dengan menggunakan perlakuan panas

7 56 Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 1 Juni 2015: cukup efektif akan tetapi praktek ini akan lebih baik pada daerah yang terlindung atau daerah karantina. Satu-satunya cara pengendalian yang efektif dari penyakit yang disebabkan virus hingga saat ini yaitu penggunaan varietas tahan. Penanaman varietas tahan merupakan metode yang digunakan hanya untuk mengontrol penyakit mosaik pada daerah beresiko tinggi tingkat serangan aphidnya. Penyaringan klon baru yang resisten terhadap mosaik umumnya lebih praktis. Perkembangan modifikasi genetik yang tahan terhadap mosaik merupakan dasar dalam mentransfer gen pengkode selubung protein virus. Metode ini tidak digunakan untuk komersial, tetapi kemungkinan besar sebagai tahap awal untuk pengendalian penyakit pada tanaman tebu (James, 2004). Penyakit mosaik bergaris tebu dapat dikontrol atau diminimalisir penyebarannya menggunakan bibit yang sehat (Hema et al., 2003). Penggunaan bibit sehat merupakan cara pengendalian yang sangat penting dan efektif, tetapi mungkin sulit untuk daerah yang telah terinfeksi. Kultur in vitro menggunakan kultur meristem apikal, kultur pucuk dan kalus merupakan tindakan lanjutan untuk perbanyakan mikro secara cepat dan untuk memproduksi tanaman bebas virus (Bhojwani dan Razdan 1983; Gunawan, 1988; Watimena et al.,1992). KESIMPULAN Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar di negara-negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang beragam terhadap tanaman karena virus mempunyai daya tular yang tinggi sehingga infeksinya pada tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat mencapai tingkat epidemi. Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak mosaic virus) memiliki partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan panjang 890 x 15 nm dengan satu bagian genom ssrna dengan panjang kira-kira 10 kilobase (kb). Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar 40 kda lebih tinggi dari urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34 kda. Infeksi virus pada suatu tanaman bergantung kepada sintesa virus karena infeksi tidak akan terjadi bila virus tak dapat bermultiplikasi dalam inang. Virus yang masuk pada inang akan melepaskan selubung protein untuk menimbulkan infeksi. RNA virus yang sudah terlepas dari selubung protein akan merangsang pembentukan enzim-enzim RNA polymerase, RNA sintesa atau RNA replikasi. Virus memanfaatkan asam amino, ribosom dan transfer RNA dari inang untuk digunakan sebagai blueprint (messenger RNA) virus. Protein yang dibentuk kemudian digunakan sebagai selubung virus. Beberapa dari protein ini ada yang berupa enzim baik enzim yang sudah ada dalam sel inang maupun enzim yang baru. Enzim ini dapat mempengaruhi reaksi kimia pada sel inang sehingga menggangu fungsi fisiologis sel inang. Cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum yaitu dengan varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas. Penyakit mosaik bergaris tebu dapat dikontrol atau diminimalisir penyebarannya menggunakan bibit yang sehat. Penggunaan bibit sehat merupakan cara pengendalian yang sangat penting dan efektif, tetapi mungkin sulit untuk daerah yang telah terinfeksi. Kultur in vitro menggunakan kultur meristem apikal, kultur pucuk dan kalus merupakan tindakan lanjutan untuk perbanyakan mikro secara cepat dan untuk memproduksi tanaman bebas virus. DAFTAR PUSTAKA Basri, A. H. H Eliminasi Virus Mosaik Bergaris Tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) Melalui Teknik Kultur In Vitro. Tesis. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Agrios, G. N Plant Pathology. Fifth Edition. Elsevier Academic Press. London. 948 p. Bhojwani, S. S. dan M. K. Razdan Plant Tissue Culture: Theory and practice. Elsevier Science Publishing Company Inc. New York. 502 p. Boss, L Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada Universiti Press. Yogyakarta. 226 p.

8 Bioekologi Virus Mosaik Bergaris Tebu... (Arie Hapsani H.B.) 57 Comstock, J. C., dan R. S. Lentini Sugarcane Mosaic Virus Disease. University of Florida. Institute of Food and Agriculture Sciences. Florida. pdf. Tanggal akses 31 Oktober Damayanti, T. A., L. Koesmihartono P., dan D. Juliadi Kajian Sifat Bio-ekologi dan Bio-molekular pada Tebu di Indonesia. LPPM IPB. Bogor. web.ipb.ac.id/~lppm/id/index.php. Tanggal akses 29 November Gunawan, L. W Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Pusat Antar Universitas (PAU). Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 304 Hal. Hadiastono, T Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. 86 Hal. Hema, M., J. Joseph, K. Gopinath, P. Sreenivasulu, dan H. S. Savithri Molecular Characterization and Interval Relationships of A Flexuous Filamentous Virus Causing Mosaic Disease of Sugarcane (Saccharum officinarum L.) In India. Arch Virol 144: Springer-Verlag. Tanggal akses 29 November Hema, M., P. Sreenivasulu, dan H. S. Savithri Taxonomic Position of Sugarcane Streak Mosaic Virus in Family Potyviridae. Arch Virol 147: Springer- Verlag. Tanggal akses 29 November 2008.

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU PROSES INFEKSI DAN GEJALA SERANGAN TOBACCO MOZAIC VIRUS PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai 77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang sering ditemui di pasar tradisional dan merupakan komoditas yang dapat dikembangkan untuk perbaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang. Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang. Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut: Divisi Kelas Subkelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU Annisrien Nadiah, SP POPT Ahli Pertama annisriennadiah@gmail.com Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Setiap tahun, produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun Bogor dikenal sebagai salah satu daerah sentra pertanian khususnya tanaman hortikultura seperti buah-buahan, cabai, tomat, kacang panjang,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor Kutudaun Aphis craccivora yang dipelihara dan diidentifikasi berasal dari pertanaman kacang panjang, sedangkan A. gossypii berasal dari pertanaman cabai.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Budi Daya Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Budi Daya Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) TINJAUAN PUSTAKA Budi Daya Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang termasuk dalarn divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, subkelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Leguminosae, genus Vigna,

Lebih terperinci

PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260

PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260 PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260 ADE NENA NURHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

B. KARAKTERISTIK VIRUS

B. KARAKTERISTIK VIRUS BAB 9 V I R U S A. PENDAHULUAN Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) tergolong dalam Famili Fabaceae.

BAB I PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) tergolong dalam Famili Fabaceae. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) tergolong dalam Famili Fabaceae. Golongan kacang panjang ini merupakan tanaman perdu semusim yang memiliki banyak manfaat bagi

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun (Cucumis sativus Linn.) Mentimum adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya di Asia Utara. Saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pisang (Musa spp.) merupakan tanaman monokotil berupa herba yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang menduduki posisi

Lebih terperinci

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Inokulasi Virus Tungro pada Varietas Hibrida dan Beberapa Galur Padi di Rumah Kaca Pengaruh Infeksi Virus Tungro terhadap Tipe Gejala Gambar 2 menunjukkan variasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Cendawan Endofit terhadap Gejala dan Titer ChiVMV pada Tanaman Cabai Tanaman cabai varietas TM88 yang terinfeksi ChiVMV menunjukkan gejala yang ringan yaitu hanya

Lebih terperinci

Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor )

Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor ) Ir. Lilik Koesmihartono Putra, M.AgSt (Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia) Tahun-3 1. Konstruksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan

I. PENDAHULUAN. sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan pangan, pakan ternak, maupun bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Virus Terbawa Benih Uji serologi menggunakan teknik deteksi I-ELISA terhadap delapan varietas benih kacang panjang yang telah berumur 4 MST menunjukkan bahwa tujuh varietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga labu-labuan yang sudah popular di seluruh dunia, dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keluarga labu-labuan yang sudah popular di seluruh dunia, dimanfaatkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun (Cucumis sativus) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang sudah popular di seluruh dunia, dimanfaatkan untuk kecantikan, menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Megalocytivirus merupakan salah satu genus terbaru dalam famili Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan kerugian ekonomi serta kerugian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai alternatif sumber protein yang relatif murah.kandungan

I. PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai alternatif sumber protein yang relatif murah.kandungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan anggota famili Leguminaceae yang sangat populer dan bernilai ekonomi tinggi.kandungan protein tinggi di dalamnya dapat dijadikan sebagai alternatif

Lebih terperinci

EFISIENSI PENULARAN VIRUS MOSAIK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin. Benth) MELALUI SERANGGA Myzus persicae

EFISIENSI PENULARAN VIRUS MOSAIK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin. Benth) MELALUI SERANGGA Myzus persicae EFISIENSI PENULARAN VIRUS MOSAIK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin. Benth) MELALUI SERANGGA Myzus persicae NINING TRIANI THAMRIN Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan dengan kandungan protein nabati yang tinggi dan harga yang relatif murah. Kedelai

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER Sunaryati Sudigdoadi Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai yang dibudidayakan di Indonesia dikelompokkan menjadi dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Cabai besar dicirikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan Sampel Cucurbitaceae dari lapangan menunjukkan gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala pada tanaman mentimun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010 Indonesia menjadi produsen

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 974.512 ton. Namun, pada tahun 2010 produksi kedelai nasional mengalami penurunan menjadi 907.031

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Tanaman Phalaenopsis pada setiap botol tidak digunakan seluruhnya, hanya 3-7 tanaman (disesuaikan dengan keadaan tanaman). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei. 19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM

Lebih terperinci

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto Mofit.eko@upnyk.ac.id Deskripsi Kuliah ini menjelaskan tentang perkembangan penyakit tanaman dan penyebaran patogen Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Mahasiswa

Lebih terperinci

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM VIRUS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM Disusun oleh : Nimas Dwi Ayu R (6411413126 / Rombel 5) Saraswati Windyastuti (6411413129 / Rombel

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke

Lebih terperinci

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4 Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Virologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus:

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus: Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Partikel virus (virion), terdiri dari

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kisaran Inang Potyvirus Isolat Nilam Bogor Tanaman nilam sakit banyak terdapat di daerah Bogor yang memperlihatkan gejala mosaik dengan ciri-ciri hampir sama dengan yang pernah diutarakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. golongan sayuran dan mengandung zat gizi cukup banyak. Kacang panjang adalah sumber

TINJAUAN PUSTAKA. golongan sayuran dan mengandung zat gizi cukup banyak. Kacang panjang adalah sumber II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang adalah tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kacang panjang merupakan anggota Famili Fabaceae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Gejala Infeksi Virus Pada Tanaman Lada

TINJAUAN PUSTAKA Gejala Infeksi Virus Pada Tanaman Lada 5 TINJAUAN PUSTAKA Gejala Infeksi Virus Pada Tanaman Lada Tanaman lada diketahui dapat diinfeksi oleh berbagai macam patogen. Beberapa patogen yang menginfeksi tanaman lada menyebabkan stem blight, penyakit

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT BIOEKOLOGI DAN BIOMOLEKULER VIRUS MOSAIK BERGARIS PADA TEBU DI INDONESIA

KAJIAN SIFAT BIOEKOLOGI DAN BIOMOLEKULER VIRUS MOSAIK BERGARIS PADA TEBU DI INDONESIA KAJIAN SIFAT BIOEKOLOGI DAN BIOMOLEKULER VIRUS MOSAIK BERGARIS PADA TEBU DI INDONESIA Dr. Ir. Tri Asmira Damayanti, M.Agr (IPB) Ir. Lilik Koesmihartono Putra, M.AgSt (P3GI) Dendi Juliadi, SP (P3GI) Gejala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang I. PENDAHULUAN Kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang (Emilia, dkk., 2010). Berdasarkan

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan bahan baku minyak nilam (patchouli oil) yang merupakan komoditi ekspor terbesar (60%) dari ekspor minyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan (Poaceae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat

Lebih terperinci

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) Pembahasan tentang sifat-sifat fisik dan biokimia sebagai patogen tumbuhan. Berbagai metode deteksi dan diagnosis. Cara penularan dan penyebaran. Multiplikasi

Lebih terperinci

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK FITRI MENISA. Deteksi dan Identifikasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Penghutanan kembali (reforestation) dengan menggunakan spesies tanaman yang tumbuh cepat (fast-growing) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah menurunnya area hutan,

Lebih terperinci

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan: Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., 13 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa

Lebih terperinci

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. CEKAMAN LINGKUNGAN BIOTIK 1. PENYAKIT TANAMAN 2. HAMA TANAMAN 3. ALELOPATI PEMULIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman biji-bijian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman biji-bijian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman biji-bijian yang mengandung sumber protein dan lemak nabati. Kandungan protein nabati dalam kedelai mencapai 35%

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT ISSN 1411939 PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT Trias Novita Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Arti Penting Tanaman Bengkuang

TINJAUAN PUSTAKA. Arti Penting Tanaman Bengkuang TINJAUAN PUSTAKA Arti Penting Tanaman Bengkuang Bengkuang merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan ditanam menggunakan benih. Umbi bengkuang mengandung 80-90% air, 10-17% karbohidrat, 1-2,5% protein;

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada REKAYASA GENETIKA Sukarti Moeljopawiro Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Rekayasa Genetika REKAYASA GENETIKA Teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang

Lebih terperinci

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN Mofit Eko Poerwanto mofit.eko@upnyk.ac.id Deskripsi Kuliah ini menjelaskan pengaruh patogen dalam mengganggu fungsi fisiologis tanaman 02/09/2017 16:53 IPT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang sangat tinggi terutama proteinnya (35-38%) hampir mendekati protein

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fi F top lasma p ada Tanaman Sumb m er e I r nokulum

HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fi F top lasma p ada Tanaman Sumb m er e I r nokulum HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fitoplasma pada Tanaman Sumber Inokulum Sumber inokulum yang digunakan dalam uji penularan adalah tanaman kacang tanah yang menunjukkan gejala penyakit sapu yang berasal dari

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budi Daya dan Sifat Tanaman Mentimun

TINJAUAN PUSTAKA Budi Daya dan Sifat Tanaman Mentimun 4 TINJAUAN PUSTAKA Budi Daya dan Sifat Tanaman Mentimun Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) termasuk satu keluarga (famili) dengan melon (C. melo L.), waluh (C. mochata Duch), semangka (Citrulus vulgaris

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Kutukebul Pengkoloni Pertanaman Tomat Kutukebul yang dikumpulkan dari pertanaman tomat di daerah Cisarua, Bogor diperbanyak di tanaman tomat dalam kurungan kedap serangga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan rumah

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS (Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan) Oleh. Desti Diana Putri

PENGAMATAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS (Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan) Oleh. Desti Diana Putri PENGAMATAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS (Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan) Oleh Desti Diana Putri 1214121050 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I.PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS 23 Apr 2003 Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian

Lebih terperinci

STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS. Morfologi dan komponen virus

STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS. Morfologi dan komponen virus STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS Morfologi dan komponen virus Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang pernah dikenal. Umumnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar 4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fabavirus pada Tanaman Nilam Deteksi Fabavirus Melalui Uji Serologi Tanaman nilam dari sampel yang telah dikoleksi dari daerah Cicurug dan Gunung Bunder telah berhasil diuji

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi Bioinformatika Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi Contents Klasifikasi virus Penentuan tingkat mutasi Prediksi rekombinasi Prediksi bagian antigen (antigenic sites) yang ada pada permukaan virus. Sebelum

Lebih terperinci

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali digunakan sebagai bahan penyedap masakan

Lebih terperinci

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu) KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan

Lebih terperinci

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

PENGENALAN BIOINFORMATIKA PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) PENGENALAN BIOINFORMATIKA Oleh: Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si. Pokok Bahasan Sejarah Bioinformatika Istilah-istilah biologi Pangkalan data Tools Bioinformatika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani BIOTEKNOLOGI JAGUNG BT DAN KULTUR JARINGAN PISANG Oleh : Erwin Maulana 115100301111050 Farda Arifta Nanizza 115100301111054 Lidwina Roumauli A.S 115100307111008 Ramlah Hardiani 115100307111006 JURUSAN

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM

FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM I. Latar Belakang Nilam (Pogostemon cablin Benth) atau dilem wangi (Jawa), merupakan tanaman yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tanaman nilam banyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Sejarah singkat dan taksonomi Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY Bahan Kuliah Genetika Molekular disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi vhenuhili@uny.ac.id FMIPA Jurdik Biologi UNY 2013 victoria@uny.ac.id Page 1 1. PEMBUKTIAN DNA SEBAGAI PEMBAWA MATERI GENETIK Pada tahun

Lebih terperinci

Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus Dan Lampung Barat

Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus Dan Lampung Barat Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 13 (1): 1-7 ISSN 1410-5020 Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus Dan Lampung Barat The Spread of Yellow Disease of Chili Plant in

Lebih terperinci

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN BEBERAPA KOMPONEN PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT MOSAIK BERGARIS (Sugarcane Streak Mosaic Virus) PADA TEBU

KAJIAN BEBERAPA KOMPONEN PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT MOSAIK BERGARIS (Sugarcane Streak Mosaic Virus) PADA TEBU KAJIAN BEBERAPA KOMPONEN PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT MOSAIK BERGARIS (Sugarcane Streak Mosaic Virus) PADA TEBU Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit

Lebih terperinci

Apa itu Biokimia? Definisi:

Apa itu Biokimia? Definisi: BIOKIMIA Tujuan Perkuliahan Mengenalkan dan memahamkan bahasa biokimia : Kosakata (istilah dan struktur kimia), tatabahasa (reaksi- reaksi kimia), struktur kalimat (jalur metabolisme) dan arti (keterkaitan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1

PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 Perlakuan irradiasi sinar gamma menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan menunjukkan gejala tanaman tidak normal. Gejala ketidaknormalan

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci