KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN
|
|
- Liana Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN Oleh Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Seorang pejabat/ pegawai tertentu, seperti pegawai yang bertugas yang melayani registrasi calon peserta diklat di Balai Pendidikan dan Pelatihan tertentu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang mengajukan komplain kepada pihak penyedia jasa katering sebagai respon atas masukan peserta diklat dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, dan lain-lain, dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya dinilai oleh pihak lain dari penampilan luarnya saja, seperti cara berpakaian dan asesoris yang dikenakan, akan tetapi akan dinilai antara lain dari tutur katanya atau cara berbicaranya. Suatu saat mungkin saja kita akan melihat seorang pejabat/pegawai yang kita pandang sebagai seorang yang profesional, namun pada saat berbicara tidak jelas apa yang diucapkannya, karena dia berbicara sambil berteriak-teriak, bahkan dengan disertai bahasa tubuh yang nampak berlebihan, dan terkesan sangat emosional, Hal tersebut mereka lakukan karena beranggapan, bahwa dengan cara tersebut maka tujuannya bisa tercapai. Atau sebaiknya, ada seorang pejabat/ pegawai yang kita pandang sebagai seorang yang profesional, namun saat merespon selalu dengan sikap cuek. Kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa pejabat/pegawai yang bersangkutan belum memahami arti pentingnya komunikasi asertif. Bahkan bisa saja pejabat/pegawai bersangkutan tidak menyadari pengaruh dari tindakannya tersebut terhadap pihak lain yang berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya mengenai apa yang dimaksud dengan komunikasi asertif, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat kepuasan para pemangku kepentingan (stakeholders) dapat diikuti pada uraian berikut ini. II. Komunikasi Internal dan Eksternal Di antara pembaca barangkali ada yang berpendapat bahwa setiap orang kan punya gaya masing-masing dalam berbicara, dan jika ingin dianggap sebagai seorang profesional tentu harus memperhatikan tutur kata yang diucapkan. Indayati Oetomo, dalam bukunya Communication a Work, Kiat Menyampaikan Maksud Kita Agar Difahami Orang Lain dan Tujuan Kita Tercapai (2007), menyatakan bahwa Sikap, tutur bahasa, perilaku pada saat berbicara, semuanya bisa diubah, asalkan kita mempunyai kemauan untuk berubah. Demikian halnya dengan bahasa tubuh (Body Language), jika seseorang semakin profesional maka bahasa tubuh yang ditunjukkan akan semakin sedikit atau tidak berlebihan. Namun perlu diingat bahwa meskipun bahasa tubuh tidak menentukan, tetapi dengan menampilkan bahasa tubuh yang baik maka kesan pertama yang ditangkap orang tentu akan positif. 1
2 Sebagai seorang pejabat/pegawai tentu tidak akan hidup sendirian. Dalam aktivitas sehari-hari ia akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan pihak lain di luar dirinya. Untuk dapat menjalin hubungan yang harmonis baik di lingkungan internalnya maupun di lingkungan eksternalnya diperlukan keandalan dalam berkomunikasi. Komunikasi internal sangat diperlukan agar kerjasama dalam suatu tim dapat berjalan dengan lancar. Indayati Oetomo (2007 : 11), menyatakan Bila komunikasi internal seorang professional berlangsung dengan lancar dan efektif, dalam arti mampu menciptakan better relationship di dalam, otomatis ia pun akan mampu membuat better relationship di luar. Oleh karena itu sebelum pejabat/ pegawai suatu instansi melakukan komuninasi dengan lingkungan eksternal, seperti peserta diklat yang melakukan registrasi, perusahaan katering yang mengikat perjanjian kerja dengan institusi penyelenggara diklat dsb, mereka terlebih dahulu harus mampu menciptakan komunikasi yang baik dan harmonis dalam lingkungan internalnya. Alasannya adalah bagaimana mungkin suatu instansi dapat menjalin komunikasi yang baik dan harmonis kepada pihak eksternal jika komunikasi di lingkungan internalnya bermasalah. Salah satu teknik komunikasi yang bisa digunakan untuk mewujudkan komunikasi yang baik dan harmonis, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal adalah melalui Komunikasi Asertif. III. Pengertian Komunikasi Asertif Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan suatu tujuan/efek tertentu dengan mengharapkan adanya umpan balik (feedback). Komunikasi minimal memiliki empat fungsi, yaitu : mendidik (To Educate), meyakinkan (To Persuade), menghibur (To Entertain), dan menginformasikan (To Inform). Jika dalam berkomunikasi tujuan/ efek yang ingin diwujudkan adalah usaha untuk meningkatkan tingkat kepuasan pemangku kepentingan, berarti akan fokus pada fungsi meyakinkan pihak pemangku kepentingan, dan menginformasikan apa yang dikehendaki pejabat/ pegawai instansi kepada mitranya selaku pemberi layanan. Dalam hal ini diperlukan suatu sikap/ perilaku dalam komunikasi yang disebut dengan komunikasi asertif. Secara umum terdapat tiga kelompok sikap/ perilaku dalam komunikasi seperti tabel berikut ini. 2
3 Tabel. I TIGA KELOMPOK SIKAP/ PERILAKU DALAM KOMUNIKASI 1. AGRESIF I m OK, You are not OK 2. SUBMISIF I m not OK, You are OK 3. ASERTIF I m OK, You are OK Sumber : John Robert Powers, HRD, 2012 Komunikasi asertif adalah : ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita, tanpa bermaksud menyerang. Komunikasi asertif ini dalam praktiknya terdapat hambatan karena beberapa alasan sebagai berikut. 1. kebanyakan orang berfikir, bahwa kita harus menyenangkan hati dan tunduk kepada, jika menentang mereka maka gelombang kekacauan akan datang ; 2. jika orang mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai atau bertentangan dengan pendapat kita, maka sebaiknya kita diam saja, lalu kita hindari dan putuskan komunikasi dengan orang itu. 3. ada semacam dalil umum yang menyatakan kalau kita menentang mereka, apalagi atasan kita, ya bisa kacau, maka lebih baik mengalah untuk menang. Umpamanya jika ada pertanyaan : Apakah kita termasuk seorang yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi asertif? Bertolak dari alasan di atas, jika jawaban kita menyetujui salah satu diantara tiga alasan di atas, maka kita termasuk ke dalam kelompok orang yang kurang / tidak asertif. Adapun ciri-ciri dan perilaku dalam komunikasi agresif, submisif, dan afektif dapat dilihat pada tabel II dan tabel III berikut ini. 3
4 Tabel. II CIRI-CIRI KOMUNIKASI AGRESIF, SUBMISIF, DAN ASERTIF No AGRESIF Jujur, terbuka, namun cara mengungkapkan perasaan tidak tepat Cenderung memaksakan kehendak Diliputi rasa marah, menyalahkan Ingin menjatuhkan Menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas, salah Sumber : John Robert Powers, HRD, 2012 SUBMISIF Menghindari konflik Mengalahkan kebutuhan sendiri Dikuasai rasa takut, salah, dan tertekan Terhambat dalam mengungkapkan diri Cenderung bereaksi di belakang ASERTIF Berani mengungkapkan perasaan, kebutuhan, pikiran, dengan memperhatikan pikiran, perasaan Memperhatikan hakhak sendiri dan Bersifat wajar dan fair Percaya diri, hormati dirinya sendiri dan juga Membuat hubungan lebih baik Tabel. III PERILAKU DALAM KOMUNIKASI AGRESIF, SUBMISIF, DAN ASERTIF No. 1. AGRESIF Mengutamakan kebutuhan, perasaan diri sendiri SUBMISIF Menyerah pada permintaan ASERTIF Memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri Mengabaikan hak dan perasaan Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, seperti sinisme, kekerasan Menomorduakan kebutuhan, perasaan diri pribadi Menganggap diri lebih rendah dari Menghargai hak Tegas dan positif mengekspresikan diri sendiri, tanpa bermaksud menyerang Sumber : John Robert Powers, HRD,
5 Agar mampu berkomunikasi asertif, seperti ciri-ciri dan perilaku sebagaimana tertera pada tabel II dan tabel III di atas, seorang pejabat/ pegawai pada suatu instansi atau lembaga diklat, perlu memiliki kemampuan untuk meyakinkan dan menginformasikan apa yang dikehendaki kepada pihak lain atau pemangku kepentingan. Untuk dapat meyakinkan pihak lain/ pemangku kepentingan diperlukan kredibilitas yang artinya dapat dipercaya karena reputasinya bagus. Pejabat/pegawai pada suatu institusi dikatakan memiliki kredibilitas jika dipercaya oleh para pemangku kepentingan bahkan banyak orang atau masyarakat. Indayati Oetomo, dalam bukunya yang berjudul : Make Your Dreams Come True, (2006 : 78), menyatakan bahwa nilai kepercayaan jauh lebih penting dibandingkan modal harta benda, jabatan, kedudukan, dan semua ilmu yang dimiliki. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa kunci untuk membangun kredibilitas adalah : 1. Kejujuran, seorang pejabat/pegawai yang jujur akan membuat para staf dan pegawai lainnya menaruh rasa hormat yang besar. Sebaliknya pejabat/ pegawai yang tidak jujur akan menimbulkan keresahan, kecurigaan, dan rasa tidak aman. 2. Terus menerus melatih kecakapan profesional, dalam hal ini pejabat/ pegawai harus terus menerus mengasah dan melatih kecakapan yang dimiliki, memperluas wawasan dan pandangannya, dengan belajar melalui berbagai cara termasuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, bertanya pada orang-orang yang ahli di bidangnya, atau melalui buku-buku sehingga tidak ketinggalan zaman. 3. Sikap Inovatif, dalam hal ini setiap pejabat/ pegawai pada suatu instansi, sesuai tugas dan fungsinya, selalu harus berani mencoba dan mencoba sebelum akhirnya meraih suatu keberhasilan, dalam batas peraturan perundang-undangan yang berlaku. IV. Komunikasi Asertif dan Kepuasan Pemangku Kepentingan Wujud komunikasi asertif, seperti yang telah dikemukakan pada tabel I di atas, dituliskan dalam sebuah kalimat I m OK, You are OK, yang maksudnya adalah komunikasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sementara pihakpihak yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut semua merasa senang. Dengan adanya kondisi tersebut maka hasil komunikasi asertif akan membuat hubungan yang lebih baik diantara pihak-pihak yang terlibat, seperti hubungan antara peserta diklat suatu instansi penyelenggara diklat, sehingga dampaknya akan mendongkrak tingkat kepuasan semua pihak termasuk para pemangku kepentingan. Untuk jelasnya, berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh tentang komunikasi asertif, misalnya, seseorang meminjam uang kepada anda, dan berjanji akan mengembalikan pinjamannya dalam waktu 2 (dua) minggu, namun setelah dua minggu bahkan sampai tiga minggu, si peminjam belum mengembalikannya. 5
6 Pertanyaannya : apakah kita diam saja, dan berharap si peminjam ingat dan mengembalikannya? Bagaimana kalau si peminjam tidak ingat terus, Apakah anda tetap diam!, Anda mengumpat dalam hati, akhirnya anda menjadi tersiksa. Yang sebaiknya dilakukan adalah dengan langsung berkata kepada dia sebagai berikut : Saya saat ini membutuhkan uang yang anda pinjam dua minggu yang lalu.keterus terangan semacam itu yang disebut dengan Komunikasi Asertif. Jangan anda berkata : Anda kog pura-pura lupa ya untuk mengembalikan uang yang anda pinjam. Dua kalimat tersebut mempunyai perbedaan yang sangat besar. Yang asertif anda mengatakan : Saya saat ini membutuhkan... Dalam kalimat itu anda menyampaikan atau mengekspresikan kebutuhan anda. Sedangkan kalimat ke-dua : Anda kog.. berarti anda menuduh atau menyerang seseorang. Kalimat kedua disebut dengan kalimat agresif. Contoh lainnya, misalnya calon peserta diklat DTSD Kepabeanan dan Cukai datang bernama Dedi Saputra menghadap Ibu Nur Pratiwi petugas bagian registrasi. Bagaimana komunikasi yang dilakukan agar terjadi komunikasi yang asertif. Dedi Ibu Nur Pratiwi Dedi Ibu Nur Pratiwi : Bu saya mau registrasi, saya Dedi, peserta DTSD. : Ya, silahkan isi dulu blanko ini ya, kalau sudah silahkan anda tunggu disana, bisa sambil baca koran, nanti kalau sudah selesai anda akan saya panggil. : terima kasih bu, : sama-sama. Contoh berikutnya : misalnya anda disodori kopi oleh seseorang yang rasanya tidak sesuai dengan selera anda, misalnya kemanisan. Kalau anda diam dan pura-pura tidak ada apa-apa, maka berarti anda memilih berkomunikasi secara pasif (submisif). Dan anda mungkin tidak mau lagi minum kopi buatannya. Atau anda berkata Ah kopi yang kamu buat terlalu manis, saya tidak suka. Nampaknya kalimat ini netral, tetapi masuk katagori agresif, dampaknya dia akan kapok membuat kopi untuk anda. Kalimat yang asertif adalah : Saya sebenarnya lebih suka kopi yang tidak terlalu manis Berdasarkan kalimat di atas, dia akan berpikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah anda saja yang kurang pas. Dia senang, dan lain waktu dia akan berkata : Saya akan bikinkan kopi, maunya gulanya seberapa banyak. Berdasarkan beberapa contoh percakapan di atas, ternyata komunikasi asertif, jika dipraktekkan dengan cara yang tepat, dapat meningkatkan atau mendongkrak tingkat kepuasan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut, karena mereka semua merasa nyaman, tidak ada yang merasa disepelekan bahkan merasa dirugikan. V. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Komunikasi memiliki beberapa fungsi, yaitu mendidik (To Educate), meyakinkan (To Persuade), menghibur (To Entertain), dan menginformasikan (To Inform). 6
7 2. Kemampuan untuk meyakinkan dan menginformasikan apa yang dikehendaki kepada pihak lain atau pemangku kepentingan, memerlukan suatu kredibilitas yang artinya dapat dipercaya karena reputasi bagus. 3. Terdapat tiga kunci untuk membangun kredibilitas, yaitu : (1) Kejujuran, (2) Terus menerus melatih kecakapan profesional, dan (3) Sikap Inovatif. 4. Komunikasi asertif muncul ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita, tanpa bermaksud menyerang, artinya I m OK, You are OK, sehingga dampaknya akan mendongkrak tingkat kepuasan semua pihak termasuk para pemangku kepentingan. Daftar Pustaka : 1. Indayati Oetomo (2007), Communication a Work, Bahana, Yogyakarta 2. (2006), Make Your Dreams Come True, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 3. Inge Hutagalung (2007), Pengembangan Kepribadian, PT Indeks, Jakarta. 4. Bahan Ajar Diklat Luar Badan, John Robert Powers, tahun
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing
Lebih terperinciKOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK
KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKATE EFEK EFEK AFEKSI EFEK KONASI UMPAN BALIK POSITIF NETRAL NEGATIF 1 KOMUNIKASI SUATU PROSES DI MANA SUATU GAGASAN DIALIHKAN DARI SUMBER
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Perilaku Asertif Perilaku assertif adalah perilaku antar perorangan yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku assertif
Lebih terperinciHuman Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM
Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa memiliki tugas yang beragam meliputi tugas-tugas kehidupannya yaitu sebagai seorang remaja ataupun seseorang yang sedang beranjak dewasa. Selain tugas-tugas
Lebih terperinci: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, disadari atau tidak remaja akan kehilangan hak-hak pribadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa dimana seorang anak memiliki keinginan untuk mengetahui berbagai macam hal serta ingin memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang
Lebih terperinciKetegasan. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Ketegasan Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Sebuah Pengantar Individu menjadi tegas tujuannya adalah untuk menjadi pasif maupun agresif dalam interaksi mereka dengan orang lain. Tidak tegas dapat dilihat sebagai
Lebih terperincidimengerti oleh penerima, dan secara nyata dapat dilaksanakan, sehingga tercipta interaksi dua arah.
Sekalipun Anda memiliki produk unggulan, konsep layanan prima dan gagasan-gagasan kreatif, tetapi tidak Anda komunikasikan kepada orang lain, tidak ada gunanya. Sehebat apa pun ilmu dan jurus-jurus bisnis
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciMOTIVASI DAN KOMUNIKASI
MOTIVASI DAN KOMUNIKASI Oleh: Ir. Rinaldo, MM Widyaiswara Madya Pusdiklat BPS RI PENDAHULUAN Dalam suatu kantor/ satuan kerja, baik itu di instansi pemerintah/ swasta maupun di organisasi kemasyarakatan,
Lebih terperinciMAKNA NOISE & UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI
MAKNA NOISE & UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI Pengertian Noise Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang mengartikan noise sebagai suatu keadaan tertentu dalam sistem kelistrikan yang mengkibatkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DIRI MELALUI PENGENALAN KEPRIBADIAN
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PENGENALAN KEPRIBADIAN Oleh Sumaryo, Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Upaya untuk mengembangkan diri dewasa ini telah menjadi suatu tuntutan bahkan menjadi keharusan
Lebih terperinciKOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat
Lebih terperinciData Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan
LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Perilaku asertif adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku asertif sangat penting bagi setiap orang guna memenuhi segala kebutuhan dan keinginan, terutama pada mahasiswa, dimana harus menyelesaikan tugas perkembangan
Lebih terperinciTips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak
Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun
Lebih terperinciSetelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi
Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi lain Menjelaskan tujuan KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciSmall Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009
Small Groups in Counseling and Therapy Sigit Sanyata 07 Juni 2009 Konseling kelompok? Konseling kelompok? Kita perlu belajar Perubahan dalam konseling Perasaan Pikiran Perilaku Bahagia Konsep konseling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah perilaku hubungan antar pribadi yang menyertakan kejujuran dan berterus terang secara sosial dalam mengekspresikan pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah
Lebih terperinciKOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.
KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS
Lebih terperinciMempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)
Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA. Asertivitas adalah kemampuan mengkomunikasikan keinginan, perasaan,
BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.1. Asertivitas Asertivitas adalah kemampuan mengkomunikasikan keinginan, perasaan, dan pikiran kepada orang lain tanpa rasa cemas, dengan tetap menjaga dan menghargai hakhak
Lebih terperinciKomunikasi Bisnis Kelompok 7 1
1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa
Lebih terperinciMEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang
MEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang 1. Pendahuluan Istilah rapat (meeting) bukan hal yang asing bagi pegawai/ karyawan, karena kegiatan tersebut umumnya
Lebih terperinciETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
ETIKA BERKOMUNIKASI ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DASAR PEMIKIRAN HENDAKNYA PEMBICARAN SELALU DI DALAM KEBAIKAN (AN- NISA : 104) MENGHINDARI PERDEBATAN DAN SALING MEMBANTAH HENDAKNYA BERBICARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai
Lebih terperinciKomunikasi Persuasif Pada Remaja
Komunikasi Persuasif Pada Remaja Oleh: EVA MEIZARA PUSPITA DEWI, S. Psi.,M.Si., Psikolog Dilsampaikan dalam kegiatan Seminar Nasional Optimalisasi Penilaian Status Gizi Remaja Untuk menekan Angka Stutin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masih terdapat orang - orang tidak mampu untuk menyatakan pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada
Lebih terperinciKecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom
Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Proses Komunikasi Proses Komunikasi secara Primer Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTAR-PRIBADI
DIKLAT TEKNIS KOMUNIKASI DAN PRESENTASI EFEKTIF HUBUNGAN ANTAR-PRIBADI Disajikan : DR. Muharto Toha, Drs, M.Si Erick Hutrindo, MT Hotel Bukit Indah Ciloto, 17 22 Juli 2006 BIODATA N a m a : DR. Muharto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sosial pada remaja ditandai dengan meningkatnya intensitas komunikasi dengan teman sebaya.dimana perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciMungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.
Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau
Lebih terperinciBAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk
BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang
Lebih terperinciSELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.
PETUNJUK PENGISIAN Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan tugas akhir demi meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, penulis memohon kesediaan Saudara untuk meluangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari pelaporan penelitian yang membahas tentang latar belakang penelitian yang dilakukan, adapun yang menjadi fokus garapan dalam penelitian ini adalah masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinci3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?
Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan
Lebih terperinciBagaimana Presentasi yang Efektif?
Bagaimana Presentasi yang Efektif? Indra Budi Indra@cs.ui.ac.id Fasilkom UI 1 Acknowledge Part of this presentation is given by Mr. Bob Hardian 2 1 Objective Memahami bagaimana mempersiapkan dan melakukan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Selain itu, juga terdapat saran-saran yang dapat dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis
Lebih terperinciBAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS
BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas
Lebih terperinciTATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018
TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinci09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)
Dasar hubungan Anda dengan Pendengar Anda Seberapa Penting Memahami Pengetahuan Komunikasi? mengharapkan hubungan timbal balik yang positip supaya gagasan bisa diterima pihak lain berusaha mencapai target
Lebih terperinciTentang IQ dan EQ. By : ZR
Tentang IQ dan EQ By : ZR Istilah IQ (intelligence quotient) sudah bukan hal yang baru lagi. Sebagian besar orang bahkan mempercayai bahwa IQ tinggi menjamin keberhasilan seseorang. Namun, belakangan muncul
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Interpersonal Communication Skill Mendengarkan Syah As'ari, M.Si Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Mendengarkan Interpersonal Communication
Lebih terperinciPROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.
Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Lebih terperinciKode Etik Pegawai Negeri Sipil
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Norma Dasar Pribadi Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik wajib menganut, membina, mengembangkan, dan menjunjung tinggi norma dasar pribadi sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dapat dijelaskan secara rinci. Akan tetapi, secara sederhana pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Mencapai
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak
Lebih terperinciJangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti
LAMPIRAN 1. Self Confidence Scale Nama : Usia : Kelas : Sekolah : L / P : Berilah tanda X pada jawaban yang sesuai dengan diri anda. Tersedia 4 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK
0 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK ( PTK Di SMP Muhammadiyah 4 Sambi kelas VII Tahun Ajaran 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciModul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen
Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Komunikasi Efektif Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Menjadi Pendengar Yang Baik Kekuatan Kata-kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi mencakup pengertian yang luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Setiap aktivitas yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:
74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,
Lebih terperinciTips Menghadapi Wawancara 5 artikel/tulisan Saran-Saran Menghadapi Wawancara
Tips Menghadapi Wawancara Di bawah ini diberikan 5 artikel/tulisan yang terkait dengan tips & trick menghadapi wawancara kerja (artikel ini kami edit agar relatif mudah difahami). Semoga 5 artikel ini
Lebih terperinciKOMUNIKASI INTERPERSONAL. Rizqie Auliana
KOMUNIKASI INTERPERSONAL Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Meningkatkan ketrampilan interpersonal Kemampuan utk bersosialisasi dg orang lain Membina hub baik dg org lain bukan hal mudah, yg dibutuhkan:
Lebih terperinci4 Temperamen Manusia
4 Temperamen Manusia Seseorang tidak mungkin seorang koleris murni, terkadang dipengaruhi juga oleh sifat melankolis sehingga temperamennya menjadi koleris-melankolis Di sisi lain seorang phlegmatis seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciPERAN ISTRI DALAM MEMOTIVASI PRESTASI KERJA SUAMI 1. Oleh: Prof.Dr. Farida Hanum 2
PERAN ISTRI DALAM MEMOTIVASI PRESTASI KERJA SUAMI 1 Oleh: Prof.Dr. Farida Hanum 2 Pendahuluan Dalam bahasa Jawa istri atua suami disebut garwo atau sigaraning nyawa, artinya belahan nyawa (jiwa). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia selamanya, komunikasi digunakan sebagai media penyampaian pesan dari individu ke individu maupun kelompok
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Komunikasi 1. Definisi Keterampilan Komunikasi Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah
Lebih terperinciKOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti
KOMUNIKASI MANAJEMEN Oleh : Elisabeth Herwanti Tujuan Umum Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang relevan dengan kegiatan komunikasi manajemen Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa
62 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Sosiometri Setelah data yang berasal dari sosiometri yang diberikan kepada siswa kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai usaha sadar yang mempunyai tujuan, sedangkan tujuan pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau pola tingkah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
126 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah dibahas dan dipaparkan mengenai pembahasan dan analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu program pendampingan anggota koperasi Misykat dalam
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang memungkinkan guru dan siswa terlibat dalam suatu interaksi, dimana guru berperan sebagai pemberi pesan ataupun informasi dan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Lebih terperinciTerapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 05, No. 01, 2015 ------------------------------------------------------------------------------- Hlm. 108 117 Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kepolisian merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, yaitu melindungi dan melayani masyarakat. Menurut
Lebih terperinci