SKRIPSI. Sistem Pemeliharaan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Sistem Pemeliharaan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi"

Transkripsi

1 SKRIPSI Sistem Pemeliharaan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Ginda Batara Hasibuan Nim : Jurusan : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

2 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Ginda Batara Hasibuan N.I.M. : Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri Judul Skripsi : Sistem Pemeliharaan Mesin Press di PT. Multi Mekanika Serasi. Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakkan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan. Penulis, [ Ginda Batara Hasibuan ]

3 LEMBAR PENGESAHAN Sistem Perawatan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi Disusun Oleh : Nama : Ginda Batara Hasibuan N.I.M. : Jurusan : Teknik Industri Mengetahui Pembimbing Koordinator TA / KaProdi ( Ir.Herry Agung Prabowo. Msc ) ( Ir. Muhammad Kholil, MT )

4 ABSTRAK Sistem Perawatan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi Pentingnya fungsi pemeliharaan dalam dunia industri merupakan hal yang takterbantahkan. Dengan tidak disadari akan berdampak besar terhadap perusahaan jika pemeliharaan tidak dilakukan seperti operasi yang tidak aman, kemacetan produksi, kerugian daya, panas, penerangan dan berbagai fungsi sarana lain yang tidak diketahui untuk masa yang lama. PT. Multi Mekanika Serasi merupakan suatu perusahaan yang belum menerapkan suatu sistem pemeliharaan yang baik. Dimana saat ini masih menerapkan suatu pemeliharaan yang bersifat darurat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu jadwal pemeliharaan dalam memenuhi kebutuhan akan suatu pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam pembentukan jadwal tersebut dengan menerapkan beberapa fungsi analisa yaitu: Analisis Reliability dan Analisa Meintainability factor. Dari hasil analisis reliability disimpulkan berupa laju kerusakan, waktu rata-rata diantara kerusakan, fungsi kehandalan dan analisa maintainability factor disimpulkan berupa waktu rata-rata pemeliharaan korektif, waktu rata-rata pencegahan, waktu rata-rata pemeliharaan, waktu rata-rata pemeliharaan aktif, frekuensi pemeliharaan dan waktu rata-rata down time dari setiap sistem yang berada pada mesin press. Dari hasil analisa diperoleh bahwa mesin press tersebut memiliki keandalan yang rendah sehinggamesin tersebut sering rusak atau memiliki frekuansi kerusakan yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai MTBF yang rendah, sehingga pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan harus lebih efektif. Kata kunci: Pemeliharaan pencegahan, Pemeliharaan Korektif.

5 ABSTRCT Sistem Pemeliharaan Mesin Press Di PT. Multi Mekanika Serasi. The importance of maintenance function at industrial world which are the one can not objection. Unconsciously that will have big impact to the company if maintenance not implement such as operation unsecured, production bottle neck, power, heat, electricity lost, and any infrastructure function never the wiser for one day in the future. PT. Multi Mekanika Serasi is a company does not implement maintenance as right and they choose corrective maintenance. Because of that maintenance scheduling is a point for they maintenance activity. Reliability analysis and maintainability factor are method that used for make maintenance schedule. Inferences from reliability analysis are failure rate, mean time between failures, reliability function. And inferences from maintainability factor are mean time corrective maintenance, mean time preventive, mean time maintenance, mean time effective maintenance, maintenance frequency, mean down time to be used at press machine system. Analysis result are press machine have low reliability, it mean that machine perishable or have high level damage of frequency, that s could be seen MTBF value is low. It means maintenance activity more effective. Key words: Preventive maintenance, Corrective maintenance

6 KATA PENGHANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Sistem Pemeliharaan Mesin Press di PT. Multi Mekanika Serasi. Hal ini merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan strata satu Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Mercubuana. Terselesaikannya skripsi ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang dirasakan peneliti sangat memberikan kontribusi dalam memudahkan proses penulisan skripsi ini. Untuk itu, peneliti hanya dapat mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Orang tua dan keluarga atas dukungannya secara moril dan materil. 2. Bapak Ir. Herry Agung Prabowo. Msc. Selaku pembimbing 3. Bapak Ir. Muhammad Kholil. MT. Selaku KaProdi Jurusan Teknik Industri. 4. Dosen dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat membantu. 5. Rekan rekan PT. Multi Mekanika Serasi (Bapak Joko S, Bapak Teguh R) 6. Rekan rekan Program Kelas Karyawan angkatan 11 tahun 2007 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri. 7. Semua Pihak yang telah ikut membantu pembuatan skripsi ini. Penulis manyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada skripsi ini. Diharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. Jakarta, Juni 2009 Penulis

7 DAFTAR ISI Halaman Judul...i. Halaman Pernyataan...ii. Halaman pengesahan...iii. Abstraksi...iv. Kata Pengantar...v. Daftar Isi...vi. Daftar Tabel...x. Daftar Gambar...xi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan Batasan masalah Tujuan Penelitian Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan...2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan Ruang Lingkup Pemeliharaan Tujuan Pemeliharaan Pengertian Teori keandalan (Reliability)...10

8 2.4.1 Model Matematis dari Keandalan Fungsi Keandalan Fungsi Laju Kerusakan Kurva Laju Kerusakan Maintainbility dan Availability Maintainbility Ketersediaan dan Kesiapan Sistem Beroperasi...15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Metode Pengumpulan Data Alat Analisis Data Langkah Pengolahan Data Cara Analisis Tahap Kesimpulan dan Saran Bagan Alir...21 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Proses Produksi Jenis Kerusakan dan Pemeliharaan pada Mesin Press Jenis Kerusakan pada Mesin Press Jenis Pemeliharaan pada Mesin Press Pengumpulan Data Data Jumlah Jam Kerja Mesin...26

9 4.4.2 Data Pemeliharaan Korektif Data Pemeliharaan Preventif Menentikan Nilai Parameter Reliability Menghitung Laju Kerusakan Mesin Press Menghitung MTBF Mesin Press Menghitung Fungsi Ketidakhandalan Menghitung Keandalan Mesin Press Menentukan Nilai Parameter Maintainbility Menghitung Waktu Rata-Rata Diantara Pemeliharaan (MTBM) pada Mesin Press Menghitung fpt tiap Kerusakan pada Mesin Press Mean Maintenance Time (Mct) Tiap-Tiap jenis Kerusakan Menghitung Waktu Rata-Rata Pemeliharaan Aktif (M) Menentukan Mean Maintenance Down Time (MDT) Menentukan Nilai Parameter Availibility Menentukan Operasional Availibility (Ao) Sistem pada Mesin Press Menentukan Inheren Availibility (Ai) Tiap Sistem Mesin Press Menghitung Achieved Availibility (Aa) Tiap Sistem Mesin Press...36

10 BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Pemeliharaan Mesin Press Analisis Reliability Mesin Press dengan Waktu Operasi 3174,75 Jam Analisis Maintainbility Factor Penjadwalan Pemeliharaan Preventif Mesin Press...43 BAB VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Saran...44 Daftar Pustaka...46 Lampiran

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Data Jam Kerja Efektif Mesin 26 Tabel 4.2 Data Pemeliharaan Korektif Mesin Press 27 Tabel 4.3 Data Pemeliharaan Preventif Mesin Press 27 Tabel 4.4 Total Waktu Kerusakan Mesin Press 28 Tabel 4.5 Tindakan Preventif dan Korektif Mesin Press 31

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan 5 Gambar 2.2 Kurva Laju Kegagalan 12 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 21

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk itu diperlukan adanya suatu perencanaan penjadwalan pemeliharaan mesin yang baik supaya dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu dapat memproduksi dengan efektif dan efisien, memenuhi permintaan pasar, memberikan kepuasan pada konsumen serta memperoleh keuntungan yang tinggi. PT. MULTI MEKANIKA SERASI (MMS) adalah perusahaan yang bergerak dibidang mechanical engineering, design dan machining. Perusahaan ini merupakan perusahaan milik pribadi yang terletak di daerah Cikarang. Perusahaan ini memasarkan produknya di pasar dalam dan luar negeri. Pada P.T. MMS belum terdapat suatu jadwal pemeliharaan mesin yang teratur sehingga perusahaan hanya melakukan pemeliharaan mesin apabila sudah terjadi kerusakan atau break down pada mesin Permasalahan Permasalahan yang ada pada P.T. MMS ini adalah: Bagaimana menyusun suatu perencanaan penjadwalan pemeliharaan mesin yang teratur Batasan Masalah Jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan pencegahan atau preventive.

14 Aspek teknis dalam pelaksanaan kegiatan penggantian komponen, seperti: peralatan yang digunakan, tata cara pembongkaran mesin dan lainnya tidak termasuk dalam pembahasan. Data historis yang dianggap cukup mendukung penelitian Tujuan Penelitian Menentukan Tingkat Keandalan Menentukan Evaluasi ketersediaan (availability). Menentukan interval waktu penggantian komponen mesin yang optimal. Menentukan jadwal pemeliharaan mesin yang teratur, karena P.T. MMS tidak mempunyai jadwal pemeliharaan mesin yang teratur Metodologi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian Setelah dilakukan penggantian komponen, komponen mesin menjadi seperti baru kembali. Mesin-mesin yang sejenis dianggap memiliki karakteristik yang sama. Data yang diperoleh dari perusahaan adalah benar dan valid Sistcmatika Penulisan Bab I: Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, asumsi dan batasan masalah yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Bab 2: Landasan Teori Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada, yang dijadikan sebagai dasar acuan untuk mengolah data. Bab 3: Metodologi Penelitian

15 Bab ini berisi langkah-langkah sistematis secara menyeluruh yang dilakukan oleh penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini. Bab 4: Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi tentang data yang telah didapatkan dari hasil penelitian dan cara pengolahan data untuk membahas masalah yang ada. Bab 5: Analisa Data Bab ini memuat analisa dari pengolahan data yang dilakukan pada bab sebelumnya dalam tugas akhir ini. Bab 6: Kesimpulan dan Saran perusahaan maupun pengembangan tugas akhir selanjutnya Bab ini berisi tentang kesimpulan dari analisa data yang dilakukan. Bab ini juga berisi tentang saran dari analisa data yang diperoleh pada bab terdahulu untuk kepentingan.

16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemeliharaan Menurut Vincent Gasper, pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem pemeliharaan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif. (Vincent Gasper, 94, Hal; 513) Pemeliharaan juga dapat didefinisikan sebagai, suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem pemeliharaan yaitu: 1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (break down period) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis. 2. Menghindari kerusakan (break down) tidak terencana.

17 2.2. Ruang Lingkup Pemeliharaan. Dibawah ini merupakan gambar hubungan antara berbagai bentuk pemeliharaan dan ruang lingkup dari masing-masing bentuk pemeliharaan tersebut: Pemeliharaan Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan Takterencana Pemeliharaan Pencegahan Pemeliharaan Predictive Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan Darurat Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan Lihat, rasakan, dengarkan Penggantian komponen minor, yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan Memaksimalkan umur mesin atau komponen melalui teknik statistik dan sensor mekanik /elektronik Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan Overhaul terencana Pemeliharaan waktu berjalan Pemeliharaan waktu berhenti Gambar 2.1 Hubungan antara berbagai bentuk pemeliharaan Dalam sistem pemeliharaan terencana terdapat tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan tindakan pemeliharaan, yaitu:

18 1. Pemeliharaan Pencegahan ( Preventive ) Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tak terduga dan menentukan keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas fasilitas produksi yang mendapatkan pemeliharaan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses produksi setiap saat. Hal ini memerlukan suatu rencana dan jadwal pemeliharaan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat. Pemeliharaan preventif ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam fasilitas fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit sedangkan ciri ciri dari fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit ialah kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan: Membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja Mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan Menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi Harga dari fasilitas tersebut cukup besar dan mahal Dalam prakteknya pemeliharaan preventif yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan lagi sebagai berikut:

19 a. Pemeliharaan rutin, yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang dilakukan secara rutin (setiap hari). Misalnya pembersihan peralatan pelumasan oli, pengecekan isi bahan bakar, dan lain sebagainya. b. Pemeliharaan periodic, yaitu aktivitas pemeliharaan dan pemeliharaan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap 100 jam kerja mesin, lalu meningkat setiap 500 jam sekali, dan seterusnya. Misalnya pembongkaran silinder, penyetelan katup katup, pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan sebagainya. Pemeliharaan preventif akan menguntungkan atau tidak tergantung pada: a. Distribusi dari kerusakan pada penjadwalan dan pelaksanaan pemeliharaan preventif harus memperlihatkan jenis distribusi dari kerusakan yang ada, karena dengan mengetahui jenis distribusi kerusakan dapat disusun suatu rencana pemeliharaan yang benar benar tepat sesuai dengan latar belakang mesin tersebut. b. Hubungan antara waktu pemeliharaan prerventif terhadap waktu, perbaikan, hendaknya diantara kedua waktu ini diadakan keseimbangan dan diusahakan dapat dicapai titik maksimal. Jika ternyata jumlah waktu untuk pemeliharaan preventif lebih lama dari waktu menyelesaikan kerusakan tiba-tiba, maka tidak ada manfaatnya yang nyata untuk mengadakan pemeliharaan preventif, lebih baik ditunggu saja sampai terjadi kerusakan.

20 Walaupun masih ada suatu factor lain yang perlu diperhatikan yaitu apabila ternyata jumlah kerugian akibat rusaknya mesin cukup besar yang meliputi bianya biaya: 1. Buruh menganggur 2. Produksi terhenti 3. Biaya penggantian sparepart 4. Kekecewaan konsumen Walaupun waktu untuk menyelesaikan pemeliharaan preventif sama dengan waktu untuk menyelesaikan kerusakan, pemeliharaan preventif masih dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan. 2. Pemeliharaan korektif ( Corrective ) Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk memperbaiki pemeliharaan yang rusak. Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan. Kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan korektif dapat juga didefinisikan sebagai perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukanya pemeliharaan preventif maupun telah dilakukan pemeliharaan preventif tapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas dan peralatan tersebut tetap rusak. Jadi dalam hal ini, kegiatan pemeliharaan sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan, baru kemudian diperbaiki atau dibetulkan

21 3. Pemeliharaan Predictive. Tipe pemeliharaan ini lebih maju dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaanpekerjaan yang tidak perlu. Pemeliharaan Predictive juga menggunakan bantuan sensor mekanik/elektronik untuk mendeteksi secara dini jika terjadi penyimpangan/masalah pada sistem. Pemeliharaan predictive dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulakan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya Tujuan Pemeliharaan Secara umum pemeliharaan mempunyai tujuan tujuan yang menurut A. S. Corder adalah untuk: 1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat. 2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem. 3. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan. 4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan dengan service dan perbaikan. 5. Memaksimalkan produksi dari sumber sumber sistem yang ada.

22 6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses operasi. 7. Menyiapkan personel, fasilitas dan metodenya. 8. Agar mampu mengerjakan tugas tugas pemeliharaan. ( A. S Corder, 92, Hal ; 81 ) 2.4. Pengertian Teori Keandalan ( Reliability) Keandalan dalam pengertian yang luas dapat dikatakan sebagai ukuran prestasi. Atau dengan kata lain suatu tingkat penilaian keberhasilan dari suatu objek yang seperti peralatan, mesin produksi, kendaraan, komputer, dan lain lain. Konsep keandalan sebenarnya muncul akibat perkembangan teknologi modern, pada awalnya ilmuwan mendapat pengalaman berharga pada saat perang dunia kedua berlangsung. Dimana pada masa perang tersebut metode keandalan digunakan untuk pemeliharaan mesin khususnya peralatan perang yang dipakai. Sedangkan menurut Vincent Gaspersz, Keandalan didefinisikan sebagai peluang (Probability). suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi operasi tertentu untuk periode waktu tertentu. (Vincent Gaspers, 97, Hal; 517) Reliability juga merupakan probabilitas suatu alat melakukan fungsinya dengan cukup memadai pada periode waktu yang diharapkan dibawah kondisi operasi yang telah ditentukan.

23 Model Matematis dari Keandalan. Suatu fungsi matematis telah dikembangkan untuk menghitung besarnya keandalan mesin. Fungsi matematis ini dinyatakan sebagai fungsi dari lamanya waktu operasi mesin, untuk menunjukkan besarnya probabilitas sistem mesin melakukan fungsinya dengan baik pada lamanya waktu operasi tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Oleh sebab itu besarnya keandalan ini berhubungan dengan frekuensi terjadinya kerusakan mesin selama periode tertentu yang ditinjau. Secara teori matematis untuk mengukur keandalan dilihat beberapa factor yakni: Fungsi keandalan ( Reliability Fanction ) Fungsi laju kegagalan ( Hazard Function) Fungsi Keandalan. Secara matematis besarnya keandalan mesin untuk waktu opersai (t) tertentu didapat dari satu dikurangi dengan probabilitas terjadinya kerusakan selama waktu operasi t tersebut. Adapun fungsi keandalannya adalah (Blanchard, 94, Hal; 89): R (t ) = e - λt s R (t ) = t f (t ) dt R (t ) = 1- f ( t ) =1- s t f (t ) dt Jika t menuju tak terhingga, maka R (t) Menuju nol. F (t) merupakan distribusi fungsi kerusakan atau fungsi ketidakhandalan.

24 Fungsi Laju Kerusakan ( Hazard Function ) Laju kerusakan (failure rate) merupakan laju dimana kerusakan terjadi pada interval waktu yang ditetapkan. Laju kerusakan ( λ ) dirumaskan sebagai berikut (Benjamin S. Blanchard, 94, Hal ; 89): f λ = t dimana : λ = Laju kerusakan f = jumlah kerusakan yang terjadi t = Waktu Operasi keseluruhan 2.5. Kurva Laju Kerusakan Pada dasarnya laju kerusakan (failure rate) akan berubah sepanjang umur dari populasi sistem atau komponen. Dengan demikian laju kerusakan akan tergantung pada perubahan waktu. Laju kerusakan suatu komponen akan mengikuti pola dasar seperti terlihat dalam kurva laju kerusakan atau yang lrbih dikenal kurva kamar mandi (Bathup hazard rate curve), dan dari kurva ini masa pakai suatu produk dapat dibagi menjadi 3 periode waktu atau phasa seperti pada gambar dibawah ini: λ Burn in region Useful in region Wear out region A B C Waktu Gambar 2.2 Kurva laju kegagalan ( Vincent Gasper, 94, Hal 518. )

25 Pada kurva laju kegagalan terdapat tiga periode yang memperlihatkan karakteristik produk selama umur gunanya ( life cycle ). Pada fase A disebut Periode infant mortality merupakan interval waktu saat awal yang menjelaskan bahwa alat alat yang baru diproduksi oleh pabrik apabila digunakan pada mulanya untuk suatu masa tertentu memiliki tingkat kerusakan tertentu (tidak nol). Terdapat beberapa alasan munculnya kegagalan operasi suatu komponen pada periode ini: a. Pengendalian mutu di pabrik yang kurang baik. b. Metode pemrosesan di pabrik yang kurang baik. c. Penggunaan material dan pekerja yang berada di bawah standar. d. Start up dan instalasi yang salah. e. Kesukaran kesukaran dalam perakitan. f. Kesalahan kesalahan manusia dan proses. Pada fase B disebut sebagai useful life period, yang merupakan suatu periode masa pakai alat dengan laju kegagalan komponen yang bersifat konstans. Terdapat beberapa alasan munculnya kerusakan dalam periode ini: a. Kerusakan kerusakan yang tidak dapat dijelaskan (tidak menentu) b. Kesalahan manusia, melampaui masa pakai, kerusakan alamiah c. Kerusakan yang tidak dapat dihindarkan, dalam hal ini pemeliharaan preventif menjadi tidak bermanfaat. d. Factor factor keamanan yang rendah.

26 Pada fase C disebut sebagai wear out periode, dimana laju kegagalan komponen pada periode ini cenderung meningkat. Beberapa alasan yang mendorong timbulnya kerusakan pada periode ini antara lain: a. Pemeliharaan yang tidak tepat b. Pemakaian yang salah karena gesekan. c. Pemakaian karena komponen telah disimpan lama. d. Praktek over houl yang salah e. Berkarat, serta kerusakan yang timbul secara perlahan lahan. f. Telah dirancang masa pakai produk yang pendek Maintainbility dan Availability Maintainbility Maintainbility adalah probabilitas mesin yang mengalami kerusakan dapat dioperasikan kembali dalam suatu selang down time tertentu. Untuk mengoptimumkan maintainabilitas sistem ada dua factor yang perlu diperhatikan yaitu model pemeliharaan (maintenance model) dan perancangan untuk mendapatkan tingkat maintainabilitas tertentu. Jika f(t) adalah fungsi density probabilitas terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mempengaruhi tindakan (repair, overhaul, atau replacement). Maka maintainability dari suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai berikut: T 0 f ( t) dt Perhitungan perhitungan dalam maintainability antara lain adalah:

27 1. Mean Time Between Maintenance (MTBM). Waktu rata rata diantara pemeliharaan yaitu: Meliputi kebutuhan pemeliharaan preventif (terjadwal) dan pemeliharaan korektif (tidak terjadwal) MTBM = Total waktu operasi Frekuensi Pemeliharaan fpt = 1 ( λxmtbm) MTBM Dimana : λ = laju kerusakan fpt = laju pemeliharaan preventif 2. Waktu rata rata pemeliharaan aktif ( M ) M = MTBM ( λ x Mct) + (f pt x Mpt ) Dimana : Mct = Waktu rata-rata pemeliharaan korektif Mpt = Waktu rata rata pemeliharaan preventif 3. Rata rata Down Time (MDT) MDT = M + LDT + ADT Dimana: LDT = logistic delay time ADT = administrative delay time Ketersediaan (Availability) dan Kesiapan Sistem Beroperasi (Operational Readiness). Ketersediaan (availability) suatu sistem atau peralatan adalah kemampuan sistem atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara memuaskan pada saat tepat pada waktunya dan pada keadaan yang telah ditentukan.waktu total dalam perhitungan ketersediaan didasarkan pada

28 waktu operasi, waktu untuk perbaikan waktu administrasi dan logistik. Status system didasarkan pada horizon waktu. Secara definisi ada 3 macam ketersediaan (availability) yaitu: 1) Inheren Availability ( Ai ) Kemungkinan suatu system atau peralatan dalam keadaan ideal (kesiapan tersedianya peralatan, suku cadang, teknisi) yang beroperasi secara memuaskan pada tiap waktu yang telah ditentukan. Hal ini tidak termasuk waktu kegiatan pemeliharaan pencegahan, waktu administrasi dan logistik. Inheren availability dapat dinyatakan dalam: Ai = MTBF MTBF+ Mct Dimana : MTBF = Mean Time Between Failure Mct = Mean Time Corective Maintenance Time 2) Achieved Availability (Aa ) Secara definisi sama dengan inheren availability, hanya Aa waktu kegiatan pencegahan dimasukkan sehingga achieved availability dinyatakan dalam: Aa = MTBM MTBM + M Dimana: MTBM = Mean Time Between Maintenance M = Waktu rata rata pemeliharaan aktif

29 3) Operasional Availability ( Ao ) Probabilitas suatu sistem atau peralatan dalam keadaan sebenarnya (actual) akan beroperasi secara memuaskan. Operasional availability dinyatakan dalam: MTBM Ao = MTBM + MDT Dimana: MDT = Mean Maintenance Down Time

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Hasil penelitian yang baik ditentukan oleh metodologi penelitian yang tersusun secara baik dan terstruktur. Pada bab ini akan dipaparkan langkah penelitian, kajian induktif dan deduktif untuk membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan jelas sumbernya, model yang digunakan analisa hasil dan kesimpulan yang diambil Sumber Data Data yang diperlukan terdiri dari primer dan sekunder, yaitu: a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, meliput: 1. Data umum perusahaan 2. Data pemeliharaan korektif 3. Data pemeliharaan preventif 4. Data jam kerja efektif mesin b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari informasi langsung perusahaan melainkan dari sumber sumber lain, meliputi: 1. Studi kepustakaan yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan 2. Disiplin ilmu pengetahuan lainnya yang mendukung dan mempunyai hubungan dengan topik penelitian yang diambil.

31 3.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dilapangan tempat pengambilan data. Untuk keperluan tersebut diperlukan teknik pengambilan data seperti berikut: a. Sumber Data Primer, melalui (wawancara langsung) yaitu mengadakaan wawancara langsung dengan pihak pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, hal ini adalah pihak perusahaan dari bagian maintenance sebagai pembimbing untuk keperluan penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan antara lain: 1. Data umum perusahaan 2. Data pemeliharaan korektif 3. Data pemeliharaan preventif 4. Data jam kerja efektif mesin b. Sumber Data Sekunder, yaitu melalui observasi dengan mengamati jalannya proses produksi dari bahan baku, bahan setengah jadi sampai proses akhir. c. Studi Pustaka dimaksudkan untuk menggali landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian, yang berasal dari perpustakaan, perusahaan yang bersangkutan sertaa literature literature terdahulu yang sesuai dengan penelitian, sebagai acuan untuk penelitian ini dapat dilihat pada daftaar pustaka Alat Analisis Data Pada Penelitian ini digunakan alat analisis sebagai Analisis keandalan yang menganalisis keandalan mesin pada saat penelitian.

32 3.4. Langkah Pengolahan Data Langkah langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data di lapangan. 2. Menghitung tingkat keandalan mesin mesin produksi. 3. Menentukan jadwal pemeliharaan preventif Cara Analisis Cara analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa hasil perhitungan keandalan mesin dan menentukan jadwal pelaksaan pemeliharaan preventif. 2. Menganalisis perbandingan metode kebijaksanaan perusahaan dengan metode hasil pengolahan data yang telah dihasilkan sehingga menghasilkan perbandingan pemeliharaan yang minimum dalam pemeliharaan preventif tersebut Tahap Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas dan tepat tentang apa yang diperoleh atau dapat dijabarkan dari hipotesis, sehingga dapat menjawab tujuan dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Saran memuat berbagai pendapat atau masukan, saran berdasarkan pengalaman, kesulitan, temuan yang baru yang belum diteliti dan berbagai kemungkinan arah kebijakan perusahaan dan penelitian berikutnya.

33 3.7. Bagan Alir MULAI PENGUMPULAN DATA KERUSAKAN MESIN PENGELOMPOKKAN DAN PENGUMPULAN BENTUK PENGUJIAN DITERIMA TIDAK UBAH PENGUJIAN YA MENGHITUNG PARAMETER KEANDALAN MESIN MENGHITUNG PARAMETER MAINTAINBILITY ANALISA HASIL KEANDALAN DAN MAINTAINBILITY MENENTUKAN JADWAL PEMELIHARAAN MESIN KESIMPULAN SELESAI Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

34 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT.Multi Mekanika Serasi (MMS) adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang Fabrication, Machining, Automation yang berlokasi di daerah kawasan industri JABABEKA. Pendirian perusahaan MMS berawal pada tanggal 16 Juni Akhirnya pada tanggal 20 Oktober 2000 PT.MMS mulai beroperasi, dengan status Perseroan Terbatas dengan jumlah karyawan sebanyak 75 orang. 4.2 Proses produksi PT. MMS dalam berproses memiliki tahap yang sangat beragam namun dalam pembahasan tersebut penulis mengambil proses mesin press untuk membuat satu barang jadi mulai dari bahan baku. Proses pembuatan barang tersebut, secara garis besar dapat dibagi tiga tahap, yaitu: A. Tahap Persiapan 1. Penerimaan Order Pada tahap ini perusahaan menerima order dari konsumen untuk pembuatan suatu produk, dari order yang diterima diketahui berapa banyak pesanan maka perusahaan dapat menentukan berapa banyak coil yang akan dibutuhkan, jenis coil yang akan digunakan, mesin dan dies yang digunakan sampai pada penentuan waktu berapa lama suatu produk dibuat.

35 B. Tahap Proses Produksi. Produk yang dihasilkan adalah hasil dari beberapa proses dalam mesin press yang sedemikian rupa sehingga membentuk produk tertentu yang dikerjakan oleh mesin press. Menurut prinsip kerjanya perpressan terdiri dari dua jenis yaitu: a. Perkakas potong Proses kerja yang termasuk dalam perkakas potong adalah: Blanking Piercing Cropping Trimming Shaving Notching Lanzing Parting b. Perkakas pembentuk Yang termasuk dalam proses perkakas pembentuk antara lain: Bending Deep drawing Stamping Collar drawing Curling Crimping Coining

36 C. Finishing 1. Inspecting Inspecting adalah tahap terakhir dari proses. Produk hasil pressan diterima, diperiksa, diperbaiki, diukur, dan dikemas kemudian diserahkan pada departement Finishing. Tugas proses inspecting adalah memberi nilai pada produk, memperbaiki, mengumpan balik kesalahan keproses produksi sebelumnya dan menentukan jumlah tingkat kecacatan produk. Adapun proses inspecting yaitu: produk dari ruang mesin press diterima diruang pemeriksaan, produk dilewatkan diatas alat inspecting sehingga cacat pada produk terlihat jelas, apabila terdapat cacat seperti bengkok, tergores, pressan tidak sempurna, dan sebagainya dapat diperbaiki oleh operator. D. Pengemasan Proses pengemasan adalah proses mengemas produk setelah proses inspecting untuk dikirim ke pemesan Jenis Kerusakan Dan Pemeliharaan Pada Mesin Press Jenis Kerusakan Pada Mesin Press. Terjadinya kerusakan pada mesin press diakibatkan karena lamanya mesin beroperasi dan juga beban yang dihasilkan dalam proses produksi. Kerusakan pada mesin press yang terjadi dalam enam bulan ini dapat diklasifikasikan dengan menurut sistem yang berada pada mesin press yaitu: 1. Sistem Dies.

37 Yang termasuk sistem dies dalam mesin press antara lain: Dies, Punch, Slide, Bolstre, Clutch pressure gauge, Die hight indicator, Connector for ejector, Approach prevention ring, Die lifter, Graphic load meter, Slide gib. 2. Sistem Hidrolik. Yang termasuk dalam system Hidrolik adalah: Hand oil pump, Automatic grease pump, Flywheel, Balancing pressure operation Box, Die cushion pressure operation, Autodrain filter, Hydraulic unit, Drain cock, Crown. 3. Sistem Elektrik. Yang termasuk dalam komponen minor adalah: Crank shaft angel indicator, Light curtain operation panel, Main motor, Control enclosure, Controller, Operating panel, Run button pedestal, Connector for power source. Dengan dikelompokannya berdasarkan jenis sistem maka akan mempermudah dalam pengumpulan data, analisa data, serta kebijaksanaan tindakan pemeliharaan yang akan dilakukan terhadap mesin press Jenis Pemeliharaan Pada Mesin Press. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan pada mesin press adalah sebagai berikut: 1. Tindakan Pemeliharaan Harian 37

38 Merupakan tindakan pemeliharaan rutinitas yang dilaksanakan setiap hari yang meliputi: pembersihan, pengecekan sensor dan pelumasan. 2. Tindakan Pemeliharaan Mingguan Merupakan tindakan pemeliharaan tingkat yang dilakukan secara periodic atau berkala yaitu satu minggu sekali-sekali yang meliputi kegiatan pengecekan terhadap daya kerja mesin. 3. Tindakan Pemeliharaan Berat ( Pemeliharaan Overhoul ) Merupakan tindakan pemeliharaan tingkat berat yang bersifat restoratif, dilakukan overhoul, perbaikan mesin total. Dengan adanya pemeliharaan yang baik dan dilakukan teratur maka akan membuat mesin dapat beroperasi dengan optimal dan kualitas produk juga akan lebih baik Pengumpulan Data Data Jumlah Jam Kerja Mesin. Data waktu jumlah jam kerja efektif mesin press sebagai berikut. Tabel 4.1. Data Jam Kerja Efektif Mesin. 1.2 Bulan Jam Kerja Efektif (Jam ) Januari 2008 (= 26 hari) 639,5 Februari 2008 (= 24 hari) 498 Maret 2008 (= 26 hari) 539,5 April 2008 (= 25 hari) 518,25 Mei 2008 (= 27 hari) 560,25 Juni 2008 (= 25 hari) 518,75 Jumlah 3174,75 38

39 Data Pemeliharaan Korektif Jenis Sistem Tabel 4.2. Data Pemeliharaan Korektif Mesin Press Total Waktu Banyaknya Pemeliharaan korektif Pemeliharaan Korektif (Jam) (Kali) LDT + ADT (Jam) Dies 177, ,99 Hidrolik 46, ,3 Elektrik 12, ,66 Jumlah 235, ,95 Dimana: Keterangan: Mct = Waktu rata rata pemeliharaan korektif LDT = Logistic Delay Time ADT = Administrative Delay Time Mct = Total Waktu Pemeliharaan korektif Banyaknya Pemeliharaan korektif 235,95 = = 1,7875 jam Data Pemeliharaan Preventif Jenis Pemeliharaan Tabel 4.3. Data Pemeliharaan Preventif Mesin Press Total Waktu Pemeliharaan Preventif (Jam) Banyaknya Pemeliharaan Preventif (Kali) LDT + ADT (Jam) Pemeliharaan Mingguan ,25 Keterangan: Mpt = Waktu rata rata pemeliharaan preventif LDT = logistic delay time ADT = administrative delay time 39

40 Dimana: Mpt = Total waktu pemeliharaan preventif Banyaknya pemeliharaan preventif 144 = = 6 jam Menentukan Nilai Parameter Reliability Reliability merupakan probabilitas suatu alat melakukan fungsinya dengan cukup memadai pada periode waktu yang diharapkan dibawah kondisi operasi yang telah ditentukan Menghitung Laju Kerusakan ( λ ) Mesin Press Persamaan matematis yang digunakan untuk mencari laju kurusakan dengan menggunakan rumus: λ = h(t) = Banyaknya Pemeliharaan Korektif Jumlah Jam Efektif Operasi Mesin Tabel 4.4 Total Waktu Kerusakan Mesin Press Jenis Sistem Total Waktu Pemeliharaan Korektif (Jam) Jumlah Pemeliharaan Korektif (kali) Dies 177,45 66 Hidrolik 46,25 38 Elektrik 12,25 28 Jumlah 235, Laju kerusakan tiap tiap jenis sistem: 1. Laju kerusakan untuk sistem Dies λ = ,75 = 0,02Kerusakan/ jam 40

41 2. Laju kerusakan untuk sistem Hidrolik λ = ,75 = 0,011Kerusakan / jam 3. Laju kerusakan untuk sistem Elektrik λ = ,75 = 0,008Kerusakan / jam Menghitung MTBF Mesin Press. Persamaan matematis yang digunakan adalah: 1 MTBF = θ = λ 1. MTBF untuk sistem Dies 1 MTBF = = 50 jam 0,02 2. MTBF untuk sistem Hidrolik 1 MTBF = = 100 jam 0, MTBF untuk system Elektrik 1 MTBF = = 125 jam 0, Menghitung Fungsi Ketidakhandalan F (t) Fungsi ketidakhandalan dapat diartikan peluang mesin akan rusak pada waktu (t). Persamaan matematis yang digunakan: F ( t ) = 1 e - λ t 41

42 1. Untuk sistem Dies. Untuk t ( = 8 jam ) maka F (t = 8 ) = 1- e 0,02 x 8 = 1-0, 852 = 0,148 = 14,8 % 2. Untuk sistem Hidrolik. Untuk t ( = 8 jam ) maka F (t = 8) = 1- e 0,011 x 8 = 1-0,915 = 0,085 = 8,5 % 3. Untuk sistem Elektrik. Untuk t ( = 8 jam ) maka F (t = 8 ) = 1- e -0,008 x 8 = 1-0,938 = 0,062 = 6,2 % Menghitung Keandalan Mesin Press. Persamaan yang digunakan untuk menghitung keandalan mesin press adalah : R (t ) = e - λ t 1. Keandalan sistem Dies. untuk t = 8 R (t) = e - λ t = 2, ,02 x 8 = 0,852 = 85,2 % 42

43 2. Keandalan sistem Hidrolik. untuk t = 8 R (t) = e - λ t = 2, ,011x 8 = 0,915 = 91,5 % 3. Keandalan sistem Elektrik. untuk t = 8 R (t) = e - λ t = 2, ,008 x 8 = 0,938 = 93,8 % 4.6. Menentukan Nilai Parameter Maintainbility Menghitung Waktu Rata Rata Diantara pemeliharaan (MTBM) Pada Mesin Press. Waktu rata rata diantara pemeliharaan meliputi pemeliharaan (terjadwal) dan pemeliharaan korektif (tidak terjadwal).rumus yang digunakan adalah: MTBM = Total Waktu Efektif Operasi Mesin Frekuensi Pemeliharaan Preventif Tabel 4.5. Tindakan preventif dan korektif mesin press Jenis sistem Dies Hidrolik Elektrik Tindakan Preventif (kali) Tindakan Korektif (kali) Waktu Operasi 3174, , ,75 λ 0,02 0,011 0,008 43

44 1. MTBM untuk sistem Dies. 3174,75 MTBM = = 35, 27 jam MTBM untuk sistem Hidrolik 3174,75 MTBM = = 51, 2 jam MTBM untuk sistem Elektrik MTBM = 3174, = 61,05 jam Menghitung fpt tiap kerusakan pada mesin press. fpt adalah frekuensi pemeliharaan aktif, Persamaan yang digunakan: 1 ( MTBMxλ) fpt = MTBM 1. fpt untuk sistem Dies: 1 (35,27x0,02) fpt = 35,27 = 0,0085 pemeliharaan / jam 2. fpt untuk sistem Hidrolik: 1 (51,2 x0,011) fpt = = 0,008 pemeliharaan / jam 51,2 3. fpt untuk sistem Elektrik: 1 (61,05 0,008) fpt = = 0,0083 pemeliharaan / jam 61, Mean Maintenance Time (Mct) Tiap Tiap Jenis Kerusakan Mct = Total waktu pemeliharaan korektif Banyaknya pemeliharaan korektif 44

45 1. Untuk sistem Dies. 177,45 Mct = = 2, 68Jam Untuk sistem Hidrolik. 46,25 Mct = = 1, 21Jam Untuk sistem Elektrik. 12,25 Mct = = 0, 43 Jam Menghitung Waktu rata rata pemeliharaan Aktif ( M ) M = ( λ xmct) + ( fptxmpt) λ + fpt 1. Waktu rata rata pemeliharan aktif sistem Dies. M = ( λ xmct) + ( fptxmpt) λ + fpt 0,1046 = = 3,67 jam 0, Waktu rata rata pemeliharan aktif sistem Hidrolik M = ( λ xmct) + ( fptxmpt) λ + fpt 0,06131 = = 3,23 jam 0, Waktu rata rata pemeliharan aktif sistem Elektrik. M = ( λ xmct) + ( fptxmpt) λ + fpt 0,05324 = = 3,27 jam 0,

46 4.7. Menentukan Mean Maintenance Down Time (MDT) Mean Maintenance down time adalah total waktu manakala mesin tidak dapat beroperasi, dimana persamaan untuk MDT adalah: MDT = M + ( LDT + ADT ) LDT = logistik down time ADT = Administratif down time 1. MDT untuk sistem Dies LDT + ADTcm = 10,99 jam LDT + ADTpm = 0, 25 jam 10,99 + 0,25 Rata rata LDT+ ADT = = 0, jam MDT = M + ( LDT + ADT cm ) + ( LDT +ADT pm ) = 3,67 + 0,12 jam = 3,79 Jam 2. MDT untuk sistem Hidrolik LDT + ADTcm = 6, 3 jam LDT+ADT pm = 0,25 jam 3,3 + 6,55 Rata rata LDT+ ADT = = 0, MDT = M + (ADT +LDT cm) + ( ADT + LDT pm ) = 3,23 + 0,16 = 3,39 jam 46

47 3. MDT untuk sistem Elektrik LDT + ADTcm = 4, 66 jam LDT + ADTpm = 0, 25 jam 4,66 + 0,25 Rata rata LDT+ ADT = = 0, MDT = M + ( LDT + ADT cm) + ( LDT + ADT pm ) = 3,27 + 0,09 = 3,36 jam 4.8. Menentukan Nilai Parameter Avalibility Menghitung Operasional Availibility (Ao) Sistem Pada Mesin Press Operasional Avability adalah probabilitas suatu sistem atau peralatan jika digunakan di bawah kondisi yang telah ditetapkan dalam operasi lingkungan yang nyata akan beroperasi memuaskan jika dioperasikan. Operasional availability dinyatakan dengan persamaan: 1. Ao untuk sistem Dies 35,27 Ao = = 0,902 = 90,2% 35,27 + 3,79 2. Ao untuk sistem Hidrolik 51,2 Ao = = = 93,8% 51,2 + 3,39 MTBM Ao = MTBM + MDT 47

48 3. Ao untuk sistem Elektrik 61,05 Ao = = 0,948 = 94,8% 61,05 + 3, Menghitung Inheren Availibility (Ai) Tiap Sietem Mesin Press Inheren availability adalah probabilitas bahwa mesin atau peralatan, jika dibawah kondisi tertentu dalam lingkungan yang ideal (yakni secara tepat tersedia tool spare part) akan beroperasi memuaskan pada sembarang waktu yang dibutuhkan. Inherent availability dinyatakan dengan persamaan: MTBF Ai = MTBF + Mct 1. Ai untuk sistem Dies 50 Ai = = 0,95 = 95% ,68 2. Ai untuk sistem Hidrolik 100 Ai = = = 98,8% ,21 3. Ai untuk sistem Elektrik 125 Ai = = 0,9965 = 99,65% , Menghitung Achieved Availibility (Aa) Tiap Sistem Mesin Press Probabilitas bahwa peralatan atau mesin bila digunakan dalam kondisi yang ideal akan beroperasi memuaskan pada sembarang waktu. Definisi ini hampir sama dengan Ai, hanya pemeliharaan preventif diikutkan. 48

49 Achieved availability dinyatakan dengan persamaan: MTBM Aa = MTBM + M 1. Aa untuk sistem Dies. 35,27 Aa = = 0,905 = 90,5% 35,27 + 3,67 2. Aa untuk sistem Hidrolik. 51,2 Aa = = 0,941 = 94,1% 51,2 + 3,23 3. Aa untuk sistem Elektrik. 61,05 Aa = = 0,949 = 94,9% 61,05 + 3,27 49

50 BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Pemeliharaan Mesin Press Analisis Reliaability Mesin Press dengan waktu operasi 3174,75 jam. 1. Sistem Dies a. Laju kerusakan (λ ) = h (t) = 0,02 Kerusakan/jam Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada sistem dies sebanyak 0,02 kerusakan /jam b.waktu rata-rata diantara kerusakan/mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 50 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan untuk sistem dies setelah rata-rata beroperasi selama 50 jam atau 2,7 hari, dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin. c. Keandalan Realiability R (t = 8) = 85,2 % dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya rendah. d.fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan (Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu (t) adalah sebesar 14,8%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem dies adalah 14,8 %, sehingga mesin press peluang akan rusaknya cukup besar. 50

51 2. Sistem Hidrolik. a. Laju kerusakan (λ ) = h (t) = 0,011 jam Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada system hidrolik sebanyak 0,011 kerusakan/jam b.waktu rata-rata diantara kerusakan/mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 100 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan setelah rata-rata beroperasi selama 100 jam dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin. c. Keandalan Realiability R (t = 8) = 91,5% dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya rendah. d.fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan (Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu t(8)jam adalah sebesar = 8,5%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem hidrolik adalah 8,5%, sehingga mesin press peluangnya akan mengalami kerusakan cukup besar 3. Sistem Elektrik a. Laju kerusakan (λ ) = h (t) = 0,008 jam Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada sistem elektrik sebesar 0,008 kerusakan/jam 51

52 b.waktu rata-rata diantara kerusakan/mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 125 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan setelah rata-rata beroperasi selama 125 jam dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin. c. Keandalan Realiability R (t=8) = 93,8 % dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya sedang. d.fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan ( Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu t = 8 jam adalah sebesar 6,2%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem adalah 6,2%, sehingga mesin press peluangnya akan mengalami kerusakan cukup besar Analisis Maintainability Factor Maintainability factors adalah faktor-faktor yang menunjukan suatu sifat dari rekayasa sistem dan mempunyai karakteristik untuk memudahkan dalam pemeliharaan, ketapatan, keselamatan dan factor ekonomis dalam melaksanakan fungsi. Analisis Maintainability factors mencakup fungsi-fungsi berikut: 1. Sistem Dies a. Waktu rata-rata pemeliharaan korektif atau mean corrective maintenance time (Mct) = 2,68jam. 52

53 b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time (Mpt) = 6jam. c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 35,27jam. Jadi mesin press harus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan pada sistem dies tiap 35,27 jam d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive time (fpt) = 0,0085jam. e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M)=3,67jam f. Waktu rata-rata down time (MDT) = 3,79jam. Jadi rata rata down time yang ditimbulkan akibat kerusakan pada sistem dies adalah 3,79 Jam 2.Sistem Hidrolik a. Waktu rata-rata pelaksanaan koreksi/ mean corrective maintenance time (Mct) = 1,21jam. b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time (Mpt) = 6jam. c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 51,2jam. Jadi mesin press akan diadakan pemeliharaan setelah beroperasi selama =51,2 jam 53

54 d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive time (fpt) = 0,008 jam. e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M)=3,23jam f. Waktu rata-rata down time (MDT) = 3,39jam. Jadi rata- rata down time yang ditimbulkan akibat sistem hidrolik adalah 3,39 jam 3. Sistem Elektrik. a. Waktu rata-rata pelaksanaan koreksi/ mean corrective maintenance time (Mct) = 0,43 jam. b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time (Mpt) = 6 jam. c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 61,05 jam. Jadi mesin press akan diadakan pemeliharaan setelah beroperasi selama = 61,05 jam d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive time (fpt) = 0,0083jam. e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M) = 3,27 jam. f. Waktu rata-rata down time (MDT) = 3,36jam. 54

55 5.2. Penjadwalan Pemeliharaan Preventif Mesin Press. Didalam menentukan kapan akan dilakukan pemeliharaan preventif digunakan analisis sebagai berikut: 1. Jika melihat hasil MTBF maka mesin akan mengalami kerusakan rata rata pada opersi selama 50 jam (2,4 hari) untuk kerusakan pada sistem dies, 100 jam (4,9 hari) untuk kerusakan pada sistem hidrolik, dan 125 jam (6,1 hari) untuk kerusakan pada sistem elektrik. Sehingga mesin harus mendapat pemeliharaan sebelum waktu operasi diatas. Atau lebih tepatnya mesin harus dirawat setelah waktu operasi selama 35,27 jam untuk sistem dies, 51,2 jam untuk sistem hidrolik dan 61,05 jam untuk sistem elektrik. dimana waktu diatas merupakan MTBM nya atau waktu rata-rata pemeliharaannya. 2 Jika melihat hasil F (t) atau peluang mesin akan rusak untuk mesin beroperasi selama 8 jam sebesar 14,8 % untuk sistem dies, 8,5 % untuk sistem hidrolik dan 6,2 % untuk sistem elektrik. Maka mesin press selama beroperasi 8jam peluang rusaknya cukup besar, sehingga perlu mendapat pemeliharaan harian. 55

56 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Mesin Press pada departement produksi memiliki keandalan yang rendah (Sistem Dies 85,2%, Sistem Hidrolik 91,5%, Sistem Elektrik 93,8%)sehingga mesin Press tersebut sering rusak atau mempunyai frekuensi kerusakan yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai MTBF Mesin yang rendah (Sistem Dies 50 jam, Sistem Hidrolik 100 jam, Sistem Elektrik 125 jam) sehingga pelaksanaan perawatan yang dilakukan harus lebih efektif. Tindakan perawatan terhadap mesin Press pada saat ini masih kurang baik. hal ini bisa dilihat dari besarnya prosentase tingkat ketersediaan (kesiapan) pada mesin tersebut kecil. Terdapat komponen - komponen dalam mesin Press yang harus selalu dicek atau diperiksa, yaitu pada sistem dies. Pada sistem tersebut sering mengalami kerusakan, waktu perbaikannya memerlukan waktu yang lama, akan mempengaruhi kualitas produk, serta harga dari komponen tersebut mahal Saran Melihat hasil analisis kesimpulan diatas maka saran-saran yang ingin disampaikan: 1. Perusahaan melaksanakan total produksi mantenance, yang akan 56

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN Oleh : Tedjo Sukmono 1), Pratikto 2), Sudjito Suparman 3), Purnomo Budi Santoso 4) 1) Dosen Umsida Sidoarjo dan Mhs S3 T. Mesin UB Malang 2)

Lebih terperinci

EVALUASI PENJADWALAN PERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY MIXER SCANIMA PADA PT. X

EVALUASI PENJADWALAN PERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY MIXER SCANIMA PADA PT. X EVLUSI PENJDWLN PERWTN UNTUK MENINGKTKN RELIILITY MIXER SNIM PD PT. X hristian Hadi Wijaya Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo E-mail : christianhw7@gmail.com Tedjo Sukmono,

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO Oleh : Sulaeman Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Email:

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE Imam Sodikin, Endang Widuri Asih, dan Heru Setiawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT MAINTAINABILITY MESIN HYDRAULIC PRESS DI PT.DENSHA

PENENTUAN TINGKAT MAINTAINABILITY MESIN HYDRAULIC PRESS DI PT.DENSHA PENENTUAN TINGKAT MAINTAINABILITY MESIN HYDRAULIC PRESS DI PT.DENSHA BASUKI ARIANTO DAN FAISAL RACHMAN Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma, Jakarta ABSTRAK Adanya suatu kenyataan bahwa

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM Daniel 1, Vera Methalina 2, Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi T U G A S A K H I R P e n e n t u a n I n t e r v a l P e r a w a t a n G u n a M e n u r u n k a n D o w n t i m e M e s i n P e n g e r i n g O v e n B o t o l D i PT. P h a r o s I n d o n e s i a Diajukan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIF PADA MESIN BUBUT (Studi Kasus Pada PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper, Klaten, Jawa Tengah) SKRIPSI

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIF PADA MESIN BUBUT (Studi Kasus Pada PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper, Klaten, Jawa Tengah) SKRIPSI No. Skripsi : 122 66 2/1148/2013 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIF PADA MESIN BUBUT (Studi Kasus Pada PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper, Klaten, Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Ruang Lingkup Kegiatan Perawatan Sejarah perawatan dimulai dari break downtime maintenance, preventive maintenance, productive maintenance. Total Productive Maintenance adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PERBAIKAN PERFORMANCE BEARING PADA MESIN WASHING KACA NC-4 DI PT ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk

TUGAS AKHIR. ANALISA PERBAIKAN PERFORMANCE BEARING PADA MESIN WASHING KACA NC-4 DI PT ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk TUGAS AKHIR ANALISA PERBAIKAN PERFORMANCE BEARING PADA MESIN WASHING KACA NC-4 DI PT ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

Trainer Agri Group Tier-2

Trainer Agri Group Tier-2 No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI. PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Maintenance

Sistem Manajemen Maintenance Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat. Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat. Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Analisa Modifikasi Konstruksi Dies Tangki Radiator Kuningan dari Dua Kali Proses dalam Dua Dies menjadi Satu Langkah (drawing-trimming) dalam Satu Dies Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman

Lebih terperinci

Perancangan Dies Progressive Komponen X

Perancangan Dies Progressive Komponen X TUGAS AKHIR Perancangan Dies Progressive Komponen X Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : STEFANUS SAPTO AJI PRABOWO NIM : 41306120031

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N RANCANGAN PERSIAPAN PENYUSUNAN DATABASE UNTUK KEGIATAN MAINTENANCE OVERHAUL REPAIR (STUDI KASUS DI CV. MORIA) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL

ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL Imam Sodikin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta, dikiam12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT. USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE

CORRECTIVE MAINTENANCE CORRECTIVE MAINTENANCE Definisi Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kegiatan pemeliharaan terencana dan kegiatan pemeliharaan tak terencana.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI MESIN PRODUKSI PT GEMAH RIPAH SEMARANG

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI MESIN PRODUKSI PT GEMAH RIPAH SEMARANG 0 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI MESIN PRODUKSI PT GEMAH RIPAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab

Lebih terperinci

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PERHITUNGAN NILAI KEANDALAN MESIN SCRIBBING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAF DI PT. ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kerja Praktek Program Strata

Lebih terperinci

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( ) Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma Disusun Oleh : Fazri Akbar (32411755) Latar Belakang Kelancaran Proses Produksi Mesin Manajemen Pemeliharaan Perumusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: 120-128 PERUMUSAN STRATEGI PENGGUNAAN MODUL PCM 4 EXCHANGE UNIT BERDASARKAN MEREK DAGANG DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY (Studi Kasus : PT. TELKOM Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin-mesin Kantor Mesin kantor merupakan salah satu alat penunjang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efesien. Mesin-mesin kantor adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

Tinjauan RAM BAB III TINJAUAN RAM

Tinjauan RAM BAB III TINJAUAN RAM BAB III TINJAUAN RAM III.1 Tinjauan Umum Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan tiga karakteristik dalam suatu sistem yang berhubungan

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU

Lebih terperinci

Manajemen Perawatan Pencegahan Kerusakan Traksi Mesin Padi

Manajemen Perawatan Pencegahan Kerusakan Traksi Mesin Padi Manajemen Pencegahan Kerusakan Traksi Mesin Padi Masruhin, Haryono Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga Jl. Yos Sudarso No. 107 Pabean Dringu Probolinggo 67261 Email : masruhin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros

Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros Analisis Repair Policy dan Preventive Maintenance pada Mesin KDS 800 PT. Phapros 1, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang 39 Tel/Faks.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN MESIN PERCETAKAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II DI PT. RIYADI WIROTO SANTOSO SURABAYA S K R I P S I

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN MESIN PERCETAKAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II DI PT. RIYADI WIROTO SANTOSO SURABAYA S K R I P S I PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN MESIN PERCETAKAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II DI PT. RIYADI WIROTO SANTOSO SURABAYA S K R I P S I oleh : MADE PURI AYUVIANTARI 0732010089 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology. Content

Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology. Content ISSN : 2337-6945 Vol. 2. No. 1 (2014) Content Editorial Board Content Faisal, Kaji Eksperimental Prestasi Tungku Garam Semi Moderen dengan Metode Uji Didih Air 1-8 Fauzan, Proses Pembuatan Pemesinan Virtual

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Perawatan Tindakan perawatan biasanya diklasifikasi sebagai kegiatan pendukung produksi yang sangat dibutuhkan guna mencegah atau mengurangi terjadinya

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN FORKLIFT SCAGLIA BERDASARKAN DATA LAJU KERUSAKAN MESIN DI PT. X

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN FORKLIFT SCAGLIA BERDASARKAN DATA LAJU KERUSAKAN MESIN DI PT. X INDEPT, Vol, No. 3, Oktober 0 ISSN 087-940 PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN FORKLIFT SCAGLIA BERDASARKAN DATA LAJU KERUSAKAN MESIN DI PT. X Erlian Supriyanto.,ST Ketua PS Tek & Manaj Kal, Staf Pengajar

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company

Lebih terperinci

Usulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula

Usulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula Performa (8) Vol.7, No.:9- Usulan Jadwal Perawatan Preventif Mesin HGF di Stasiun Puteran Pabrik Gula Wahyudi Sutopo, Ari Nugroho, Yuniaristanto Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Kerusakan pada Break Out Machine. Di PT.Dowell Anadrill Schlumberger

Analisa Kerusakan pada Break Out Machine. Di PT.Dowell Anadrill Schlumberger 1 Analisa Kerusakan pada Break Out Machine Di PT.Dowell Anadrill Schlumberger Tugas Akhir Diajukan Sebagai Syarat untuk menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) Sarjana Teknik Industri Oleh : GATOT TEGUH 4160412-032

Lebih terperinci

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di Susun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di Susun Oleh : TUGAS AKHIR Analisa Perancangan Perbaikan Proses Changeover pada Mesin Filler Line HVV-32 Menggunakan Metode SMED (Single Minute Exchange Die) (Studi Kasus di PT.Heinz ABC Indonesia) Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Data Perbaikan Mesin Salah satu data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data penggantian komponen mesin. Data kerusakan ini diambil

Lebih terperinci

c. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti.

c. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti. 8 b. Bab I mengetengahkan latar belakang penulisan tesis, perumusan masalah, diagram keterkaitan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. c. Bab II berisikan landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian manajemen perawatan industri

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian manajemen perawatan industri BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Managemen Perawatan Industri 2.1.1. Pengertian manajemen perawatan industri Manajemen perawatan industri adalah suatu upaya pengaturan aktivitas untuk menjaga kontinuitas produksi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sektor industri manufaktur karena proses perawatan sendiri merupakan aspek

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA Meisarah Sabrina Arifianty (1) Rani Rumita (2) Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Kantor 2.1.1 Pengertian Mesin Kantor Menurut The Liang Gie (2007:229) mesin perkantoran (office machine) adalah Segenap alat yang dipergunakan untuk mencatat, mengirim,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah dan Penjelasannya Metodologi Penelitian adalah langkah-langkah yang dibuat untuk memudahkan Pemecahkan suatu masalah dalam sebuah Penelitian.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1. Pembahasan masalah 5.1.1. Hubungan sebab akibat (Cause Effect) Dari hasil analisa permasalahan diatas maka dapat di gambarkan dalam diagram sebab akibat seperti berikut ini

Lebih terperinci

Maintenance and Reliability Decisions

Maintenance and Reliability Decisions Chapter 17 Maintenance and Reliability Decisions Tujuan dari maintenance & reliability mengelola kapabilitas dari sistem. Sistem haruslah didesain dan dikelola untuk mencapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE ) 1 MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE ) ABSTRAKSI Aktifitas produksi sering mengalami hambatan dikarenakan tidak berfungsinya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Produk Pembersih dan Pelumas Rantai Motor Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Produk Pembersih dan Pelumas Rantai Motor Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment TUGAS AKHIR Rancang Bangun Produk Pembersih dan Pelumas Rantai Motor Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Di ajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 1, JUNI 001: 18-5 IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA Tanti Octavia Ronald E. Stok Dosen Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

(Studi Kasus :PT.Suri Tani Pemuka Banyuwangi)

(Studi Kasus :PT.Suri Tani Pemuka Banyuwangi) PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PELLETING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT (Studi Kasus :PT.Suri Tani Pemuka Banyuwangi) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk

Lebih terperinci