Tinjauan RAM BAB III TINJAUAN RAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan RAM BAB III TINJAUAN RAM"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN RAM III.1 Tinjauan Umum Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan tiga karakteristik dalam suatu sistem yang berhubungan dengan operasionalnya. Dalam program teknik rekayasa sistem (system engineering), Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan salah satu tinjauan yang sangat penting untuk memastikan bahwa sistem berada pada tingkat kondisi yang diinginkan seperti tingkat keselamatan (safety), performance, lingkungan, batasan waktu, dan tujuan ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya RAM antara lain adalah desain sistem, mutu manufaktur, lingkungan dimana sistem dioperasikan, ditangani, disimpan, desain dan pengembangan sistem pendukung, tingkat pelatihan dan kemampuan dari personel yang mengoperasikan dan memelihara sistem, ketersediaan material yang dibutuhkan untuk merepair sistem, serta tujuan diagnosa dan peralatan yang tersedia. Pencapaian tingkat RAM yang spesifik pada suatu sistem sangat penting berkaitan dengan kesiapan (readiness), keselamatan sistem (system safety), kesuksesan misi (mission success), alokasi biaya (total cost), dan dukungan logistik (logistic support). Bab 3 ini menguraikan konsep dan landasan teori yang mendasari RAM, pendefinisian sistem dan sub sistem, serta diagram blok kehandalan (Reliability Blok Diagram/RBD). Sebagai pendukung analisis digunakan Unavailability system dan Fault Tree Analysis (FTA). III.2 Analisis Kehandalan (Reliability Analysis) Metode analisis kehandalan dalam tesis ini berdasarkan pada analisis kualitatif atau analisis kuantitatif dengan mengacu kepada metode diagram blok kehandalan (Reliability Block Diagram/RBD). Diagram blok kehandalan diturunkan dari diagram blok fungsional yang telah dibangun dalam bab 2. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -27-

2 III.2.1 Dasar-dasar Reliability Reliability didefinisikan sebagai suatu peluang bahwa suatu sistem atau komponen akan berfungsi selama rentang waktu t (Ref. 4). Ekspresi hubungan secara matematis, didefinisikan sebagai variabel acak kontinyu (continous random variable) T menjadi waktu kegagalan sistem atau komponen ; T 0. Reliability dapat dinyatakan sebagai : R (t) = P r {T t} (3-1) dimana R(t) 0, R(0) = 1 Untuk nilai t yang diberikan, R(t) adalah peluang bahwa waktu kegagalan adalah lebih besar atau sama dengan t, sehingga : F (t) = 1 R (t) = 1 - Pr {T t} = Pr {T < t} (3-2) dimana F(t) 0, F(0) = 0 F(t) adalah peluang dimana suatu kegalan terjadi sebelum waktu t. Dengan mengacu kepada R(t) sebagai suatu fungsi reliability dan F(t) sebagai fungsi distribusi kumulatif (Cumulative Distribution Function/CDF) dari distribusi kegagalan. Fungsi ketiga disebut dengan fungsi kerapatan peluang (Probability Distribution Function/PDF) dan didefinisikan sebagai : f ( t) dt 1 (3-3) 0 Fungsi ini menjabarkan bentuk karakteristik distribusi kegagalan. PDF atau f(t) mempunyai dua komponen : f(t) 0 dan 0 f ( t ) d t 1 Dengan demikian : t F ( t) f ( t ') dt ' (3-4) 0 R ( t) f ( t ') dt ' (3-5) t Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -28-

3 Dengan kata lain, baik fungsi kehandalan dan CDF merepresentasikan daerah di bawah kurva yang didefinisikan oleh f(t). Karena daerah di bawah seluruh kurva adalah sama dengan 1, kehandalan dan peluang kegagalan keduanya akan didefinisikan sebagai : 0 R(t) 1 dan 0 F(t) 1 Kedua fungsi R(t) dan F(t), digunakan saat dilakukan analisis kehandalan dan peluang kegagalan. Grafik PDF atau f(t), merupakan representasi visual dari distribusi kegagalan. Karakteristik kehandalan umumnya dihitung sebagai waktu rata-rata kegagalan sistem/komponen atau Mean Time Between Failure (MTBF). (Ref. 16 ). MTTF dirumuskan seperti persamaan 3-6 (Ref. 4). M T T F E ( T ) tf ( t) d t (3-6) Dimana rata-rata (mean) adalah nilai yang diharapkan (expected value), dari distribusi peluang f(t), atau dapat juga menggunakan persamaan 3-7 : 0 M T T F R ( t) d t (3-7) o Selain fungsi peluang yang sudah disebutkan di atas, ada fungsi yang lain yang disebut dengan laju kegagalan (failure rate) atau hazard rate. Fungsi laju kegagalan memungkinkan untuk menetapkan jumlah kegagalan yang terjadi per unit waktu (Ref. 4). Laju kegagalan secara matematis dinyatakan dengan persamaan : f ( t ) ( t ) R ( t ) (3-8) Laju kegagalan suatu sistem pada awal periode operasi tinggi, kemudian menurun dengan nilai konstan, dan ditahap akhir meningkat kembali. Secara umum kurva laju kegagalan komponen yang berhubungan dengan waktu digambarkan dengan kurva bak mandi (bathtub curve). Tren kecenderungan kurva menurun Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -29-

4 menggambarkan laju kegagalan komponen yang relatif tinggi pada awal dioperasikan/usia pakai (Life Cycle). Kegagalan prematur atau awal biasanya sering disebabkan oleh kesalahan dalam desain, pemasangan yang tidak tepat, pengoperasian oleh operator yang tidak terlatih dan lain-lain. Fase ini sering disebut dengan fase Burn-in. Tahapan berikutnya adalah fase Useful Life atau sering disebut sebagai laju kegagalan konstan. Tahap ketiga adalah fase Wear-out, dimana laju kegagalan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan pemeliharaan komponen. Gambar III.1. Bathtub Curve (Ref. 4) Secara singkat dapat dikatakan bahwa ketika suatu sistem bekerja, fase 1 dan 3 lebih banyak membutuhkan perawatan dan sumber daya, sedangkan fase 2 secara relatif lebih sedikit membutuhkan perawatan dan sumber daya yang dibutuhkan. III.2.2 Sistem dan Subsistem Pesawat merupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga perlu digunakan cara pandang sistem (System View) untuk menggambarkan hubungan antar komponen dan memprediksi prestasi sistem dalam kondisi tertentu yang dipertimbangkan. Untuk itu diperlukan suatu pemodelan sistem yang dapat mendefinisikan atau merepresentasikan sistem sedemikian rupa, sehingga dapat menjelaskan suatu hubungan matematis atau hubungan logika tentang bagaimana suatu sistem merespon (input dan output). Karakteristik model sistem hanya mewakili beberapa fitur dan karakteristik dari sistem nyata. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -30-

5 Sistem didefinisikan sebagai suatu himpunan bagian yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan bersama. Elemen dari sistem terdiri dari komponen, atribut dan hubungan (relasi). Sistem dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu sistem statis yang keadaannya tidak berubah terhadap waktu, dan sistem dinamis yang keadaannya berubah terhadap waktu (kontinyu, diskrit dan kombinasi). Berdasarkan definisi di atas, maka pesawat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang membentuk sistem, kemudian hubungan antar subsistem melahirkan suatu fungsi. III.2.3 Metode Diagram Blok Kehandalan (Reliability Block Diagram/RBD) Dalam analisis Reliability, teknik yang paling banyak dipakai adalah menentukan kehandalan sistem dalam bentuk kehandalan komponennya. Metode diagram kehandalan merupakan metode yang menerapkan fungsi atau persamaan hukumhukum logika kegagalan tiap-tiap komponen dan direpresentasikan dalam bentuk diagram blok. Diagram blok kehandalan bisa disusun secara seri, paralel ataupun standby. Pada sistem dengan beberapa komponen yang kompleks, diagram blok kehandalan merupakan diagram blok fungsional yang menggambarkan hubungan antar komponen dalam membentuk fungsi kerja dari sistem dan subsistem yang ada di pesawat secara keseluruhan. Diagram menyatakan suatu proses yang terjadi antara komponen-komponen utama terdiri dari masukan (input), proses rangkaian dan keluaran (output). Pembuatan diagram blok kehandalan dari sistem pesawat, dapat diturunkan dari prinsip kerja komponen dan sistem yang ada di pesawat, dengan asumsi sebagai penyederhanaan dari diagram blok fungsional. Penyusunan reliability block diagram dari komponen/sistem Pesawat C-130 Hercules selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Analisis Reliability Block Diagram mengikuti pendekatan umum sebagai berikut : a. Menetapkan kriteria kegagalan b. Menentukan Diagram Blok Reliability c. Menganalisis modus kegagalan d. Perhitungan Reliability sistem Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -31-

6 III.2.4 Markov Model untuk Sistem yang Dapat Diperbaiki (Repairable Systems) Dalam suatu analisis sering diasumsikan bahwa kegagalan komponen dan properti repair adalah saling independen. Pada kenyataannya, ini bukanlah keadaan yang sesungguhnya. Interaksi banyaknya komponen yang gagal (kegagalan independen), akan lebih efektif menggunakan proses markov, dimana laju kegagalan dan laju repair menggunakan pendekatan sebagai waktu independen. Teknik analisis markov, mengasumsikan bahwa laju kegagalan (λ) dan laju repair (μ) adalah konstan (Constant failure rate and constant repair rate). Untuk kasus distribusi lain (misalnya proses kegagalan Weibull atau waktu repair Log Normal), metode simulasi Monte Carlo lebih tepat digunakan. Formulasi Markov didesain untuk semua kemungkinan tingkat keadaaan (t.k.) sistem (State). Tingkat keadaan didefinisikan menjadi suatu kombinasi sebagian dari komponen yang beroperasi dan yang gagal. Sebagai contoh jika sistem terdiri dari tiga komponen, maka ada 8 kombinasi t.k. yang berbeda untuk komponen yang beroperasi dan gagal. Tabel III.1 menyatakan t.k. markov (Markov state) untuk sistem dengan tiga komponen. Di mana O menunjukkan komponen yang beroperasi dan X adalah komponen yang gagal. Secara umum, sistem dengan N komponen akan mempunyai 2 N tingkat keadaan, sehingga jumlah t.k. meningkat lebih cepat dibandingkan jumlah komponen. Tabel III.1 Peluang Tingkat Keadaan Markov Sistem dengan 3 Komponen State (Tingkat Keadaan) Komponen a O X O O X X O X b O O X O X O X X c O O O X O X X X Dalam melakukan analisis maka harus diketahui, mana t.k. yang berhubungan dengan kegagalan sistem. Hal ini tergantung kepada konfigurasi komponen yang digunakan, yaitu seri, paralel, atau kombinasi keduanya. Objek dari analisis Markov adalah menghitung P i (t), yaitu peluang bahwa sistem dalam kondisi t.k i pada waktu t. Untuk menentukan P i (t), diturunkan suatu set persamaan Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -32-

7 differensial, satu untuk tiap t.k. sistem. Terkadang mengacu kepada persamaan transisi t.k. karena persamaan mengijinkan P i (t) untuk ditentukan dalam bentuk laju dimana transisi dibuat dari satu t.k. ke t.k. lainnya. Laju transisi terdiri dari superposisi dari laju kegagalan komponen, laju repair atau keduanya. Dalam analisis Markov, peluang perubahan tingkat keadaan hanya bergantung pada tingkat keadaan itu sendiri. Jadi peluang kegagalan atau peluang reparasi tidak bergantung pada sejarah masa lalu sistem. III.3 Maintainability Analysis Maintainability didefinisikan sebagai jumlah kegiatan perawatan korektif dalam selang waktu tertentu dibagi dengan jumlah waktu perawatan total yang diperlukan untuk memperbaiki sistem. Dari definisi tersebut terlihat bahwa maintainability berbanding terbalik dengan Mean Time To Repair (MTTR). Dengan demikian dalam hubungannya untuk meningkatkan availability, kedua faktor reliability dan maintainability harus diperbaiki. Hal ini mengasumsikan bahwa hal-hal lain yang mungkin menyebabkan waktu penundaan (delay time) yang berlebihan dapat dihilangkan. III.3.1 Dasar-dasar Maintainability Tujuan dari analisis maintainability adalah meningkatkan efisisensi dan safety serta mengurangi biaya pemeliharaan peralatan berdasarkan kondisi, prosedur dan sumber daya yang telah ditetapkan. Persyaratan maintainability antara lain : a. Penentuan definisi perencanaan yang meliputi seluruh dokumentasi perencanaan untuk program yang ditentukan. b. Dikhususkan bagi kategori top-level dengan produk/sistem yang dapat diaplikasikan. c. Didesain melalui proses iteratif dari analisi fungsional, alokasi persyaratan, trade-off dan optimasi, sintesis dan pemilihan komponen. d. Diukur dalam bentuk kecukupan melalui sistem uji dan evaluasi. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -33-

8 Untuk menentukan waktu repair, tentukan T sebagai variabel acak kontinyu yang merepresentasikan waktu repair suatu unit kegagalan yang mempunyai fungsi kerapatan kegagalan h(t). Fungsi distribusi kumulatif dirumuskan (Ref. 4) : P r{ T t} H ( t ) h ( t ') d t ' t (3-9) Persamaan yang menyatakan bahwa waktu suatu repair akan diselesaikan dalam waktu t (MTTR), selanjutnya dirumuskan dalam persamaan : 0 0 t M T T R th ( t) d t {1 H ( t)} d t (3-10) Maintainability mempunyai lingkup definisi yang paling luas, dapat diukur dalam bentuk kombinasi dari beberapa faktor yang berbeda. Dari perspektif sistem, pemeliharaan diasumsikan menjadi 2 kategori : a. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance), yaitu melakukan pemeliharaan tidak terjadwal, untuk mengembalikan suatu sistem/produk ke kondisi semula setelah terjadi kegagalan, termasuk kemungkinan melakukan modifikasi. b. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance), yaitu melakukan pemeliharaan terjadwal untuk menjaga suatu sistem pada tingkat performa yang diinginkan melalui serangkaian tindakan sistematis seperti, inspeksi, deteksi, servicing, atau pencegahan kegagalan melalui penggantian komponen secara periodik. Gambar III.2. Fitur desain Inherent and secondary maintainability (Ref. 4) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -34-

9 Ada beberapa konsep yang harus diikuti sebagai bagian dari aktifitas desain yang mendukung untuk mengurangi waktu repair. Lingkaran dalam pada gambar III.2 merupakan fitur desain inherent maintainability dan lingkaran luar merupakan fitur sekunder yang mempengaruhi total downtime sistem. Faktor-faktor sekunder yang mempengaruhi maintainability difokuskan pada pemeliharaan dan suplai komponen yang dibutuhkan untuk mendukung proses repair. Memelihara suplai komponen pada tingkat yang tepat merupakan bagian dari proses logistik. III.3.2 Down Time Analysis Downtime merupakan total waktu yang dibutuhkan (ketika sistem tidak beroperasi) untuk merepair dan mengembalikan sistem kepada status operasi sepenuhnya. Dalam prakteknya dow time mempunyai paling tidak dua komponen. Komponen pertama adalah waktu tunggu datangnya sukucadang melalui rantai suplai (logistic downtime). Komponen kedua adalah waktu repair, yang terdiri dari waktu maintenance. Sedangkan Mean Downtime (MDT) didefinisikan sebagai selang waktu tak beroperasi rata-rata, yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk memperbaiki produk sampai mencapai kondisi yang dapat dirawat. Gambar III.3 dan III.4 menggambarkan hubungan variasi faktor downtime dalam konteks total waktu serta pernjelasan dari elemen dan aktifitas downtime. Gambar III.3 Faktor-faktor Uptime/Downtime (Ref. 18) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -35-

10 Gambar III.4 Elemen Down Time dan Repair Time (Ref. 6) a. Realization Time, waktu yang hilang sebelum kondisi kegagalan menjadi kenyataan. Elemen ini termasuk pada availability, akan tetapi bukan merupakan bagian dari repair time. b. Access Time, termasuk waktu dari realisasi bahwa suatu kegagalan terjadi, untuk membuat kontak antara displai dan titik pengujian serta menemukan kegagalan, yang berhubungan dengan peralatan uji dan faktor desain. c. Diagnosis Time, mengacu pada penemuan kegagalan dan termasuk pengaturan peralatan uji, pengecekan, interpretasi dari informasi yang didapat, verifikasi kesimpulan dan keputusan tindakan korektif. d. Spare Part Procurement, penyiapan komponen berupa Tool Box, baik kanibalisasi atau mengambil komponen identik dari bagian sistem lain. Waktu untuk memindahkan komponen dari suatu depot atau gudang kepada sistem tidak termasuk, karena merupakan bagian dari logistic time. e. Replacement Time, pembongkaran sistem LRA (Least Replaceable Assembly) dan sambungan/wiring, sebagai bagian dari penggantian. LRA adalah item yang dapat diganti setelah diagnosis kesalahan tidak berlanjut. Waktu penggantian sebagian besar tergantung pada pemilihan LRA dan fitur desain mekanis, seperti pemilihan connector. f. Checkout Time, kondisi dimana kegagalan sudah teratasi dan sistem mulai beroperasi. Pengembalian sistem ke operasi sebelum penyelesaian pengecekan merupakan aktivitas repair, dan tidak secara keseluruhan merupakan bagian dari downtime. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -36-

11 g. Alignment Time, hasil dari memasukkan suatu modul baru kedalam pengaturan sistem yang mungkin disyaratkan. Seperti kasus checkout, beberapa atau seluruh alignment tidak termasuk downtime. h. Logistic Time, waktu yang dikonsumsi untuk menunggu spares, penambahan peralatan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan sistem. i. Administrative Time, adalah suatu fungsi organisasi pengguna sistem. Jenis aktifitas termasuk pelaporan kegagalan (berdampak pada downtime), alokasi tugas-tugas repair, pergantian sumber daya manusia yang melakukan pengaturan demarkasi, official breaks, disputes, dan lain-lain. Banyak parameter digunakan untuk maintainability, seperti maximum time to repair (MTTR), dan maintenance ratio (MR). Tabel III.2 berisi daftar beberapa pengukuran kuantitatif yang berkaitan dengan waktu. Maintainability merupakan suatu fungsi menemukan kegagalan dimana diagnosis itu penting, pengukurannya seperti, efektifitas pengujian, deteksi kesalahan, dan laju kesalahan sinyal/indikator. Selain itu faktor ekonomis dan kemudahan pemeliharaan yang secara tidak langsung diukur dengan aksessibilitas, keakuratan diagnosa, tingkat standarisasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor manusia. Tabel III.2 Pengukuran Kuantitatif Maitainability Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -37-

12 III.4 Availability Analysis Pengukuran reliability memang memberikan petunjuk yang jelas tentang frekuensi kesuksesan komponen/sistem dalam menjalankan fungsinya, akan tetapi interval waktu produk tak dapat dipakai setelah kegagalan tidak dapat diukur. Konsep availability dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan ini, dengan mengukur jumlah waktu produk dalam keadaan operasional. III.4.1 Dasar-dasar Availability Availability adalah peluang suatu sistem/komponen untuk melaksanakan fungsinya berdasarkan periode waktu yang ditetapkan ketika dioperasikan dan di maintain sesuai tatacara yang telah ditentukan (Ref. 4). Seperti halnya reliability, availability menentukan peluang suatu sistem yang dinyatakan dalam satu dari dua kondisi, yaitu : uptime (on) dan downtime (off). Uptime berarti bahwa sistem masih berfungsi dan downtime berarti bahwa sistem tidak berfungsi, dalam hal ini diperbaiki atau diganti tergantung pada apakah sistem dapat diperbaiki atau tidak. Kondisi sistem dinyatakan dalam variabel biner : X(t) = 1, Jika sistem beroperasi pada waktu t 0, sebaliknya Ada 4 hal penting dalam mengukur tingkat availability, yaitu : fungsi availability, batasan availability, rata-rata fungsi availability, dan batasan rata-rata availability. Keempat hat tersebut berdasarkan pada fungsi X(t), yang menyatakan status sistem dapat direpair dalam waktu t. A( t) P ( X( t) 1) III.4.2 Inherent Availability (Ai) Inherent Availability adalah peluang bahwa suatu sistem, ketika dioperasikan sesuai dengan kondisi yang ditentukan serta ideal (tools, sukucadang, dan personel pemeliharaan tersedia), akan beroperasi dengan baik pada waktu yang ditentukan. Termasuk tindakan preventif atau pemeliharaan terjadwal, waktu tunda logistik, dan waktu tunda administrasi. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -38-

13 Inherent Availability didasarkan kepada distribusi kegagalan dan distribusi waktu repair, atau dapat dipandang sebagai suatu parameter desain peralatan, yang menghubungkan antara reliability dan maintainability. MTBF A LimA( t) (3-11) i t MTBF MTTR III.4.3 Achieved Availability (A a ) Achieved Availability adalah peluang bahwa suatu sistem atau peralatan, ketika digunakan sesuai dengan kondisi yang ditetapkan yaitu dukungan lingkungan yang ideal (tools, sukucadang, dan personel pemeliharaan tersedia), akan beroperasi dengan baik disetiap waktu. A a MTBM (3-12) MTBM M Dimana : MTBM adalah pemeliharaan terjadwal dan tidak terjadwal, M adalah waktu rata-rata pemeliharaan aktif. Jika preventive maintenance dilakukan terlalu sering dapat berdampak negatif pada Aa, meskipun itu meningkatkan MTBF. Gambar III.5 menunjukkan perubahan Aa sebagai suatu fungsi interval pemeliharaan preventif untuk suatu kasus yang spesifik. Interval pemeliharaan preventif yang terlalu singkat menaikkan frekuensi downtime sehingga availability lebih rendah dari inherent availability. Peningkatan interval pemeliharaan preventif, maka Aa akan mencapai titik maksimum dan secara umum mendekati A i. Gambar III.5 Ai vs Preventive maintenance Interval (Ref. 4) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -39-

14 III.4.4 Operasional Availability (Ao) Pengukuran yang tepat sebagai dampak dimasukkannya faktor desain dan sistem pendukung pada availability adalah operasional availability (A0). Operational availability didefinisikan sebagai peluang bahwa suatu sistem, ketika digunakan sesuai kondisi yang ditetapkan dalam lingkungan operasional sesungguhnya, akan beroperasi dengan baik (Ref. 16). Persamaan yang berhubungan dengan A0 diberikan seperti table III.3. Persamaan ini disebut dengan persamaan kondisi tunak (steady state) untuk operasional availability. Persamaan steady state hanya terjadi pada waktu yang sangat lama atau ketika sistem mencapai kondisi steady. Jika berhubungan dengan durasi waktu yang sangat singkat, seperti 3 atau 7 hari misi, maka availability tidak akan mencapai kondisi steady. Simulasi digunakan untuk menghitung operasional availability. Setelah suatu sistem digunakan, jumlah jam dimana sistem dinyatakan Up (mampu melaksanakan semua fungsi/misi yang disyaratkan) dan total jumlah jam yang hilang untuk menjadikan system Up dalam setiap interval kalender dapat diukur. Operasional availability dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Ref. 8) : atau : A o MTBM MTBM MDT (3-13) A 0 = Uptime Total Time (3-14) Dimana : Mean Downtime (MDT) adalah rata-rata downtime pemeliharaan, termasuk waktu pemeliharan ( M ), waktu penundaan logistik, dan waktu penundaan administratif Total Time adalah waktu total yang dibutuhkan sistem untuk Up selama interval kalender yang diberikan. (Total Time = Uptime + Downtime) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -40-

15 Tabel III.3 Perbandingan Inherent Availability (A i ) dan Operasional Availability (A 0 ) (Ref. 8) Tabel III.4 Dampak R&M pada Operasional Availability [Ref. 8] Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -41-

16 III.5 Unavailability System Teknik analisis Markov juga dapat diterapkan untuk menghitung unavailability sistem pada kondisi tunak (steady state), dengan memperhitungkan pemulihan dari kondisi tingkat keadaan sistem yang gagal. Unavailability sistem adalah peluang berada pada tingkat keadaan yang gagal. Unavailability system dapat diformulasikan dari ringkasan hasil dan pendekatan (approximation) untuk lingkup kasus redundan dan repair. Kasus n crew repair MDT system adalah unit MDT dibagi dengan jumlah item yang diperlukan untuk gagal. Tabel III.5 didapatkan dengan mengalikan laju kegagalan (λ) sistem dengan MDT/(jumlah kegagalan). Untuk kasus single repair crew MDT sistem akan sama seperti unit MDT. Tabel III.6 didapatkan dengan mengalikan laju kegagalan sistem (1 crew) dengan MDT. Tabel III.5 Unavailability System (n Crew) (Ref. 6) 1 λmdt Total 2 λ 2 MDT 2 2λMDT number 3 λ 3 MDT 3 3λ 2 MDT 2 3λMDT of units 4 λ 4 MDT 4 4λ 3 MDT 3 6λ 2 MDT 2 4λMDT Number of units required to operate Tabel III.6 Unavailability System (1 Crew) (Ref. 6) 1 λmdt Total 2 2λ 2 MDT 2 2λMDT number 3 6λ 3 MDT 3 6λ 2 MDT 2 3λMDT of units 4 24λ 4 MDT 4 24λ 3 MDT 3 12λ 2 MDT 2 4λMDT Number of units required to operate Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa kedua tabel diatas dikembangkan atas dasar asumsi bahwa system MDT adalah sama dengan unit MDT, karena pada kenyataanya kasusnya akan berbeda. Terkadang kegagalan sistem adalah skenario yang berbeda secara total untuk unit kegagalan yang direparasi. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -42-

17 III.6 Fault Tree Analysis (FTA) Analisis pohon kesalahan (Fault Tree Analysis/FTA) adalah suatu metode grafis untuk menggambarkan kombinasi kejadian-kejadian (events) yang memicu suatu kegagalan sistem. Dalam terminologi pohon kesalahan modus kegagalan sistem disebut sebagai kejadian puncak (Top Event). FTA secara khusus melibatkan tiga kemungkinan logis dan dua simbol utama. Input dibawah gate merepresentasikan kegagalan. Ouput (at the top) gate merepresentasikan suatu propagasi kegagalan tergantung pada bentuk dasar gate. Tiga tipe gate adalah : Or Gate : Setiap input yang menyebabkan output terjadi And gate : Semua input yang dibutuhkan terjadi agar output terjadi Voted Gate : Sama dengan and gate, menggambarkan dua atau lebih input dibutuhkan agar output terjadi. Failure Rate And Gate : sebenarnya adalah Voted gate sebagai contoh 2 dari 3. λ 1 x λ 2 x..λ n (MDT 1 + MDT 2 +..MDT n ) (3-15) Failure Rate OR Gate : Menambahkan laju kegagalan pada input, dimana peningkatan dari output OR gate akan menjadi input yang meningkat bagi gate yang lain λ1 + λ2 +..λn (3-16) MDT And Gate : Adalah perkalian dari individu MDT dibagi dengan penjumlahannya (MDT 1 x MDT 2 x..mdt n ) (MDT1 + MDT2 +..MDTn) (3-17) MDT OR Gate : Jika MDT dari dua input gate dibawahnya tidak identik maka diperlukan untuk menghitung MDT ekuivalen. Pembobotan rata-rata dari dua MDT oleh laju kegagalan (MDT 1 x λ 1 ) + (MDT 2 x λ 2 ) + + (MDT n x λ n ) (λ 1 + λ 2 +..λ n ) (3-18) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -43-

18 Tabel III.7 FTA Symbols (Ref. 8) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -44-

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV METODE ANALISIS BAB IV METODE ANALISIS IV.1 Pendahuluan Implementasi analisis RAM saat ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam suatu industri modern, mulai dari proses desain, produksi maupun operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Program pengembangan kekuatan (Probangkuat) TNI AU khususnya alat utama sistem senjata udara, menjadi prioritas utama dalam mengembangkan komponen kekuatan dan pertahanan udara

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN Oleh : Tedjo Sukmono 1), Pratikto 2), Sudjito Suparman 3), Purnomo Budi Santoso 4) 1) Dosen Umsida Sidoarjo dan Mhs S3 T. Mesin UB Malang 2)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK

BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK BAB III TINJAUAN PIRANTI LUNAK 3.1 PEMILAHAN PIRANTI LUNAK Bahasan dalam bab ini dimulai dengan proses pemilahan piranti lunak, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi piranti lunak yang terpilih dari proses

Lebih terperinci

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika Irham Fadlika; Keandalan Data Center Berdasarkan Sistem Tier Classifications KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS Irham Fadlika Abstrak Ketika konsep keandalan (reliability) mulai

Lebih terperinci

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) #11 PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES) 11.1. Pendahuluan Masalah keandalan yang berhubungan dengan sistem secara normal adalah space memiliki sifat diskrit yaitu sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan

Lebih terperinci

#8 Model Keandalan Dinamis

#8 Model Keandalan Dinamis #8 Model Keandalan Dinamis 8.1. Pendahuluan Prosedur standar untuk mengevaluasi keandalan dari suatu sistem adalah dengan memecah sistem itu menjadi beberapa komponen. Langkah berikutnya adalah mengestimasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reliability (Keandalan) Keandalan menurut L.C Kapoor dan L. R Lamberson didefinisikan sebagai probabilitas suatu item (sistem) untuk memiliki performansi sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan 2206 100 009 Dosen Pembimbing: Ir. Sjamsjul Anam, MT I Gusti Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan, Anindya Apriliyanti P Indonesia Power UBP Suralaya,

Lebih terperinci

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761 4.1 PENDAHULUAN Bab ini membahas analisis hasil evaluasi piranti lunak yang telah dilakukan pada bab 3. Analisis yang dimaksud adalah kesesuaiannya

Lebih terperinci

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA

Lebih terperinci

Oleh: Gita Eka Rahmadani

Oleh: Gita Eka Rahmadani ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN #7 DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN 7.1. Pendahuluan Pada pembahasan terdahulu, keandalan hanya dievaluasi sebagai suatu sistem rekayasa (engineering) dengan tidak menggunakan distribusi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT. USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman

Lebih terperinci

Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem

Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran Kehandalan Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menguraikan proses perancangan kehandalan sistem 3 Kehandalan

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: 120-128 PERUMUSAN STRATEGI PENGGUNAAN MODUL PCM 4 EXCHANGE UNIT BERDASARKAN MEREK DAGANG DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY (Studi Kasus : PT. TELKOM Tbk.

Lebih terperinci

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen

Lebih terperinci

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Winy Febrianti 1) dan Bobby Oedy P. Soepangkat 2) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA i SURAT PENGAKUAN...ii SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PERSAMAAN

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN SERI

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN SERI KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN SERI SKRIPSI Disusun oleh: AVIDA ANUGRAHENI CITAPRASETYA J2E 009 027 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 KAJIAN

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 27 OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. Terminal Peti Kemas Surabaya) Agus

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM Daniel 1, Vera Methalina 2, Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) G136 Nurlaily Mufarikhah, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University franstatas@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP : Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2011) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU

Lebih terperinci

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Availabilitas merupakan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Maintenance

Sistem Manajemen Maintenance Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE SYSTEM DENGAN CONSEQUENCE DRIVEN MAINTENANCE TERHADAP KEANDALAN MESIN SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA MAINTENANCE Imam Sodikin, Endang Widuri Asih, dan Heru Setiawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE Nama Kelompok : Giri Sasongko 2212030025 Putra Arif Wardhana 2212030029 Teguh Bahaduri 2212030031 Reni Andriani 2212030035 Rival Abder Rasul 2212030037 Yoga Aditia 2212030039 Rizal

Lebih terperinci

SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM)

SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM) SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM) Penulis : Nachnul Ansori M. Imron Mustajib Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN PRODUK DENGAN POLA PENGGUNAAN INTERMITTENT

ANALISIS KEANDALAN PRODUK DENGAN POLA PENGGUNAAN INTERMITTENT ARIKA, Vol. 04, No. 2 Agustus 2010 ISSN: 1978-1105 ANALISIS KEANDALAN PRODUK DENGAN POLA PENGGUNAAN INTERMITTENT Farida D Sitania Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Helpdesk Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan layanan teknis yang dikosentrasikan

Lebih terperinci

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL SKRIPSI Oleh : RIANA AYU ANDAM PRADEWI J2E 009 012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Lebih terperinci

ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF

ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF Deni Suhara, ST. Program Studi Teknik IndustriSTT Wastukancana H. Didih Sumiardi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Maintenance Dalam buku Maintenance Engineering Handbook (Hinggins, Mobley, & Smith, 2002) Mobley mengatakan bahwa perawatan tidak hanya tentang pencegahan, pemberian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Manajemen Ketersediaan

Manajemen Ketersediaan Manajemen Ketersediaan (Availability Management) Infrastruktur TI @ 2 0 1 5 - R O N Y1 Pertanyaan Apakah itu ketersediaan layanan TI? Komponen infrastruktur apa yang menentukan ketersediaan layanan TI?

Lebih terperinci

SKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro ( )

SKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro ( ) SKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro (5303012031) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Maintenance and Reliability Decisions

Maintenance and Reliability Decisions Chapter 17 Maintenance and Reliability Decisions Tujuan dari maintenance & reliability mengelola kapabilitas dari sistem. Sistem haruslah didesain dan dikelola untuk mencapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL

ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL Imam Sodikin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta, dikiam12@yahoo.com

Lebih terperinci

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -5 Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling Agung Yanuar Wirapraja, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Abdullah Alkaff M.Sc. P.hD. Nurlita Gamayanti ST., MT. SEMINAR dan SIDANG TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349 ANALISIS PERAWATAN KOMPONEN KERETA API DI DIPO RANGKASBITUNG Mutmainah Mattjik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Abstrak

Lebih terperinci

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 187-196 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN SERI Avida Anugraheni C. 1, Sudarno

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Telkom

Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Telkom PENILAIAN PERFORMANSI KINERJA RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN MAINTAINABILITY DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PERANGKAT PENSINYALAN SOLID STATE INTERLOCKING (SSI) DI DAOP 2 BANDUNG PT KERETA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik

BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik BAB II TEORI DASAR 2.1 Keandalan dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik Tujuan dari sistem tenaga listrik adalah untuk membangkitkan energi listrik lalu kemudian mentransmisikan dan mendistribusikannya ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. Tiap hasil dalam ruang sampel disebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1. Pembahasan masalah 5.1.1. Hubungan sebab akibat (Cause Effect) Dari hasil analisa permasalahan diatas maka dapat di gambarkan dalam diagram sebab akibat seperti berikut ini

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Keandalan Sistem Tenaga Listrik Semua pelanggan energi listrik pastinya menginginkan agar pasokan listrik yang mereka terima sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... viii DAFTAR

Lebih terperinci

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si.

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si. RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD 1 RELIABILITAS Peluang bahwa suatu produk atau jasa akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu tertentu (durabilitas) pada kondisi pengoperasian sesuai dengan desain (suhu,

Lebih terperinci

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan. Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo 2207100058 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: agung.prabowo412@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci