BAB II KERANGKA TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perceived Value Sanchez et al (2004) Perceived Value (persepsi nilai) adalah sebuah konstruk subyektif pada beberapa perasaan yang beragam diantara pelanggan (Wikstom dan Normann, 1994; Parasuraman, 1997), diantara budaya (Assael, 1995), dan pada waktu yang berbeda-beda (Ravald dan Gronroos, 1996). Zheitaml (1988) dalam jurnalnya yang berjudul Consumer perceptions of price, quality, and value: a means-end model and synthesis of evidence memahami model nilai (model of value) melibatkan banyak makna yang bersifat implisit pada ekspresi konsumen terhadap nilai itu sendiri. Namun setidaknya ada empat definisi umum atas nilai yang dipersepsikan konsumen, yaitu nilai adalah sesuatu dengan harga yang murah (value is low price), nilai adalah segala sesuatu yang saya inginkan dari produk, nilai adalah kualitas yang saya dapatkan dari harga yang saya bayarkan, nilai adalah sesuatu yang saya peroleh dari apa yang saya berikan. Kotler et al (2005:7) mengatakan customer atau pelanggan membentuk ekspektasi tentang nilai dari tawaran pemasaran yang beragam berdasarkan pengalaman pembelian pada masa lampau, pendapat rekannya, serta informasi dan janji dari pemasar dan pesaing. 11

2 Kotler dan Keller (2009:136) berpendapat bahwa nilai yang dipersepsikan pelanggan adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya. Jadi, konsumen mempersepsikan nilai suatu produk berdasarkan apa yang didapatkan dan apa yang mereka berikan. Pemasar dapat meningkatkan nilai penawaran pelanggan melalui beberapa kombinasi peningkatan manfaat ekonomi, fungsional, emosional, dan atau mengurangi satu jenis biaya atau lebih. Gambar 2.1 Determinan nilai yang dipersepsikan pelanggan Nilai yang dipersepsikan Pelanggan Total Manfaat Pelanggan Total Biaya Pelanggan Manfaat Produk Biaya Moneter Manfaat Jasa Biaya Waktu Manfaat Personel Biaya Energi Manfaat Citra Biaya Psikologis Sumber: Kotler dan Keller (2009:136)

3 Kotler dan Keller (2009:137) menyatakan bahwa nilai yang dipersepsikan pelanggan (Customer Perceived Value) merupakan kerangka kerja berguna yang diterapkan dalam banyak situasi dan menghasilkan pandangan yang kaya. Implikasinya : 1. Penjual harus menilai total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan yang berhubungan dengan tawaran tiap pesaing untuk mengetahui bagaimana peringkat tawaran penjual dalam pikiran pembeli 2. Penjual yang berada pada keadaan nilai yang dipersepsikan pelanggan yang tidak menguntungkan mempunyai dua alternatif, yaitu meningkatkan total manfaat pelanggan atau mengurangi total biaya pelanggan. Fernández dan Bonillo (2007) menyimpulkan bahwa karakteristik utama yang menonjol dari Perceived Value diungkapkan oleh penelitian saat ini adalah : a. Konsep Perceived Value melibatkan interaksi diantara subyek (konsumen atau pelanggan) dan sebuah obyek/produk (Holbrook, 1994, 1999; Payne dan Holt, 2001); b. Nilai tersebut bersifat relatif berdasarkan sifat dari perbandingan, pribadi, dan keadaan alamiahnya (Holbrook, 1994, 1999); c. Nilai bersifat preferensial (Holbrook, 1994, 1999; Zeithaml, 1988), perceptual (Day and Crask, 2000), dan afektif-kognitif (Babin et al., 1994; Park, 2004) Dalam Tjiptono (2004:141) Sweeney dan Soutar (2001) berusaha mengembangkan 19 item ukuran Customer Perceived Value. Skala yang

4 dinamakan PERVAL (Perceived Value) tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi pelanggan terhadap nilai suatu produk konsumen tahan lama pada level merek. Skala ini dikembangkan berdasarkan konteks situasi pembelian ritel untuk menentukan nilai-nilai konsumsi yang mengarah pada sikap dan perilaku pembelian. Menurut Sweeney dan Soutar, dimensi nilai terdiri dari empat aspek utama berikut: 1. Emotional Value, yaitu utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif / emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk. 2. Social Value, yaitu utilitas yang didapatkan dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. 3. Functional Value, yaitu kegunaan yang berasal dari kualitas produk atau product performance. 4. Price/Value of Money, yakni utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kualitas dan kinerja yang diharapkan atas produk. Cateora dan Graham (2007:45) menekankan bahwa sebuah produk lebih dari sekedar barang fisik, namun produk merupakan sekumpulan kepuasan atau kegunaan/utilitas yang diterima pembeli. Kepuasaan atau kegunaan itu meliputi bagaimana produk berfungsi ketika digunakan, keyakinan dan kebanggan yang ditawarkan, dan kegunaan simbolis lainnya yang diterima akibat kepemilikan atau penggunaan produk tersebut.

5 Langkah-langkah yang bisa dilakukan perusahaan dalam menganalisis nilai pelanggan demi menghasilkan kepuasan diatas menurut Kotler dan Keller (2009:137) yaitu : 1. Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan 2. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda 3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya 4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan peringkat kinerja perusahaan terhadap pesaing utama berdasarkan suatu atribut atau manfaat 5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu 2.2 Country Of Origin Konsep Country Of Origin atau COO pertama kali dikemukakan oleh Nagashima pada tahun 1960, sedangkan penelitian tentang COO effect pertama kali dilakukan oleh Schooler pada tahun 1965 (Listiana, 2012). Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:444) yang dimaksud dengan Country Of Origin effect adalah segala pengaruh dari negara asal terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk dan merek tertentu. Cateora dan Graham (2007:71) mendefinisikan Country Of Origin sebagai pengaruh yang dimiliki negara yang memproduksi, merangkai, atau mendesain terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk. Konsumen biasanya memiliki persepsi umum atas produk yang dinilai baik yang berasal dari suatu negara, misalnya : parfum dari Perancis, jam dari Swiss, kulit dari Italia,

6 mobil dari Jerman, sutra dari China, perangkat elektronik dari Jepang, rum dari Jamaika, dan seterusnya. Efek Country Of Origin, juga dikenal sebagai konsep made in, telah digambarkan secara luas sebagai pengaruh positif atau negatif dimana sebuah negara yang menghasilkan produk sudah mempengaruhi proses keputusan konsumen atau perilaku sesudahnya (Elliott dan Cameron, 1994). Namun, tak satu pun negara yang memonopoli reputasi positif untuk sebuah produk spesifik dan juga tidak ada reputasi yang secara universal inferior. Persepsi masing-masing individu di setiap negara berbeda-beda terhadap seberapa penting dampak COO bagi keputusan pembelian yang mereka lakukan. Implikasinya, reputasi suatu negara bisa berbeda-beda di setiap negara dan bisa berubah seiring perubahan waktu (Tjiptono dan Chandra, 2012:444). Dengan demikian, label made in masih menjadi atribut yang memegang peranan penting dalam kegiatan pemasaran internasional. Perusahaan juga dituntut melakukan pemasaran yang efektif dengan memperhatikan penilaian konsumen atas citra negara asal produk, serta mempertimbangkan perbedaan sikap mereka dalam proses evaluasi produk secara keseluruhan. Bluemelhuber et al (2007) menemukan bahwa Country Of Origin mempengaruhi sikap konsumen terhadap aliansi merek lintas negara secara berbeda di berbagai kondisi keakraban merek (brand familiarity). Mereka menyimpulkan bahwa COO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aliansi merek lintas negara, pengaruh COO lebih kuat daripada mereknya ketika konsumen tidak familiar dengan sebuah merek, dan ketika konsumen familiar

7 dengan suatu merek maka pengaruh merek lebih kuat dibandingkan Country Of Origin. Laroche et al. (2005) menggarisbawahi keyakinan konsumen atas suatu negara diukur berdasarkan model tiga faktor yang terdiri dari keyakinan atas negara (country beliefs), pengaruh masyarakatnya (people affect), dan keinginan berinteraksi dengan negara tersebut (desired interaction). Verlegh dan Steenkamp (2009) juga mengemukakan bahwa secara kognitif, COO bisa dipandang sebagai suatu isyarat ekstrinsik untuk kualitas produk asing. Konsumen menyimpulkan penilaian kualitas produk dari citra negara, dimana terdapat keyakinan tentang produk suatu negara, dan juga tentang karakteristik yang lebih umum, seperti perekonomian, kekuatan pekerja dan budaya. 2.3 Consumer Ethnocentrism Istilah etnosentris diperkenalkan pertama kali oleh Sumner pada tahun Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Shimp dan Sharma (1987) di dalam artikelnya yang berjudul Consumer Ethnocentrism: Construction and Validation of the CETSCALE. Mereka mengembangkan seperangkat instrumen yang dinamakan CETSCALE untuk mengukur kecenderungan etnosentrik konsumen atas produk buatan dalam negeri versus produk buatan luar negeri. Instrumen tersebut lebih menekankan kepada kecenderungan atau tendensi konsumen dibandingkan attitude atau sikapnya (Tjiptono, Chandra, dan Anastasia, 2004:203).

8 Butir pernyataan dalam CETSCALE tersebut adalah sebagai berikut: No. Tabel 2.1 CETSCALE Item 1 American people should always buy American-made products instead of imports. 2 Only those products that are unavailable in the USA should be imported 3 Buy American-made products, keep America working 4 American products, first, last, and foremost 5 Purchasing foreign-made products is un-american 6 It is not right to purchase foreign products, because it puts Americans out of jobs 7 A real American should always buy American-made products 8 We should purchase products manufactured in America instead of letting other countries get rich off us 9 It is always best to purchase American products 10 There should be very little trading or purchasing of goods from other countries unless out of necessity 11 Americans should not buy foreign products, because this hurts American business and causes unemployment 12 Curbs should be put on all imports 13 It may cost me in the long-run but I prefer to support American products 14 Foreigners should not be allowed to put their products on our markets 15 Foreign products should be taxed heavily to reduce their entry into the USA 16 We should buy from Foreign countries only those products that we cannot obtain within our own country 17 American consumers who purchase products made in other countries are responsible for putting their fellow Americans out of work Sumber: Shimp dan Sharma (1987) Kotler et al (2005:163) memaparkan bahwa memahami perilaku konsumen cukup sulit bagi pemasaran perusahaan dalam melewati batas suatu negara. Dalam pelaksanaannya pada banyak negara, bagaimanapun juga, memahami dan melayani kebutuhan konsumen bisa saja menakutkan (daunting).

9 Meskipun konsumen dari berbagai negara memiliki kesamaan, namun nilai-nilai, sikap, dan perilaku mereka sering kali sangat berbeda-beda. Pemasar internasional harus memahami perbedaan-perbedaan itu dan menyesuaikan produk dan program pemasaran mereka. Dalam konteks pemasaran, istilah Consumer Ethnocentrism atau CET mengacu pada keyakinan yang dianut konsumen negara / budaya tertentu tentang kesesuaian dan moralitas dari aktivitas membeli produk asing. Bagi konsumen etnosentrik, membeli produk impor dianggap sebagai tindakan yang keliru/salah karena bisa mengganggu perekonomian domestik, menyebabkan pengangguran, dan sama sekali tidak patriotik. Sebaliknya, konsumen non-etnosentrik akan mengevaluasi produk asing berdasarkan kemampuan objektifnya tanpa memandang negara asalnya (Tjiptono, Chandra, dan Anastasia, 2004:203). Secara fungsional, etnosentrisme konsumen (Consumer Ethnocentrism) menunjukkan diri seseorang tentang sebuah rasa identitas, rasa kepemilikan, dan yang paling utamanya adalah sebuah pemahaman dari perilaku membeli apa yang diterima dan yang tidak diterima dalam suatu kelompok (Shimp dan Sharma, 1987). Shah dan Ibrahim (2012) mengatakan bahwa definisi terkini dari etnosentrisme telah dikembangkan sebagai suatu bentuk ekonomis, dimana para peneliti mencoba menghubungkan etnosentrisme dengan keyakinan konsumen (consumer beliefs) tentang kelayakan dan moralitas dari tindakan pembelian suatu produk buatan asing.

10 Kotler et al (2005:164) menyatakan tenaga pemasar harus memutuskan pada tingkat mana mereka akan mengadaptasikan produk dan program pemasarannya untuk mencocokkan kebudayaan khusus dan kebutuhan konsumen di berbagai pasar. Di satu sisi, mereka ingin menstandarkan penawaran agar menyederhanakan kegiatan dan mengambil keuntungan biaya ekonomis. Dan di sisi lainnya, menyesuaikan upaya pemasaran yang lebih bagus dalam memuaskan kebutuhan konsumen lokal di masing-masing negara. 2.4 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antarkonsep / antar konstruk atau pertautan / hubungan antarvariabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013:114). Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan objek penelitian secara umum dalam bentuk kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Country Of Origin sebagai variabel bebas, Perceived Value sebagai variabel terikat, dan Consumer Ethnocentrism sebagai variabel moderator.

11 Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Country Of Origin Indikatornya: 1. Country Beliefs 2. People Affect 3. Desired Interaction Perceived Value Indikatornya: 1. Emotional Value 2. Social Value 3. Functional Value 4. Value of Money Consumer Ethnocentrism Indikatornya: 19 item CETSCALE BAB III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Didalam melakukan kegiatan usaha diperlukan manajemen yang baik agar semua kegiatan dapat berjalan dengan benar dan dapat dijalankan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Country of Origin Menurut Elliott dan Cameron (1994) dalam Setiyaningrum (2013) dalam mengevaluasi suatu produk seorang konsumen tidak

Lebih terperinci

Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia. W. Rofianto

Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia. W. Rofianto Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia W. Rofianto Latar Belakang Industri fashion memberikan kontribusi sebesar 2% dari Produk Domesitik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang barang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelanggan Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries dalam Lupioyadi (2006 : 143), adalah a person who buys goods or service atau pelanggan adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Pengertian Jasa Jasa merupakan salah satu sektor perekonomian yang saat ini semakin pesat peningkatannya. Peningkatan pertumbuhan dalam industri jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam bab ini akan dijabarkan tentang tinjauan konseptual dan pengembangan hipotesis yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Tinjauan konseptual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Persepsi Perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau mengatur (disposes) produk, jasa, ide, atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dapat bertahan hidup di pasar dan memenangkan persaingan adalah perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perdagangan internasional dan pembentukan ekonomi dan politik blok perdagangan telah terasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perdagangan internasional dan pembentukan ekonomi dan politik blok perdagangan telah terasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perdagangan internasional dan pembentukan ekonomi dan politik blok perdagangan telah terasa memperluas kehadiran di pasar produk-produk yang berbeda asal-usul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riteler berusaha menciptakan keunggulan kompetitif untuk bersaing di tengah kompetisi yang ketat pada sektor ritel. Pengembangan produk dan pelayanan kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di Asia. Pada perkembangannya, hingga saat ini, ada sekitar 31 merk yang dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk tersebut (Infantyasning, 2001). Saat ini, setiap perusahaan yang bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. produk tersebut (Infantyasning, 2001). Saat ini, setiap perusahaan yang bersaing di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mudahnya pemasaran dalam era globalisasi akan mengakibatkan banyak produk internasional yang memasuki suatu negara dan mendorong konsumen untuk membeli produk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KONSUMEN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP PEMBELIAN ULANG (Studi Kasus Pada Pabrik Tahu Cik Lan Purwodadi)

HUBUNGAN PERSEPSI KONSUMEN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP PEMBELIAN ULANG (Studi Kasus Pada Pabrik Tahu Cik Lan Purwodadi) HUBUNGAN PERSEPSI KONSUMEN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP PEMBELIAN ULANG (Studi Kasus Pada Pabrik Tahu Cik Lan Purwodadi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini berkembang semakin ketat, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya bidang usaha yang bermacam-macam dan arus informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah (Infantyasning, 2001) (Paswan dan Sharma, 2004) (Lin dan Kao, 2004) (Cateora dan Graham, 1999)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah (Infantyasning, 2001) (Paswan dan Sharma, 2004) (Lin dan Kao, 2004) (Cateora dan Graham, 1999) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mudahnya pemasaran dalam era globalisasi akan mengakibatkan banyak produk internasional yang memasuki suatu negara dan mendorong konsumen untuk membeli produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

Minggu-14. Product Knowledge and Price Concepts

Minggu-14. Product Knowledge and Price Concepts Product Knowledge and Price Concepts Minggu-14 Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan (1) (building customer value, satisfaction, and loyalty) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Country of Origin Menurut Abdi (2009) country of origin (COO) merupakan gambaran reputasi stereotype konsumen dan pelaku bisnis lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha retail banyak bermunculan sebagai akibat tuntutan gaya hidup (perilaku) masyarakat yang mulai berubah. Perubahan yang dimaksud yakni konsumen yang semula

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA Bab II ini akan memaparkan mengenai landasan teori dari variabelvariabel penelitian, perumusan hipotesis, dan pengembangan model penelitian. 2.1 Konsep Perceived

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penggunaan handphone pada saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat lekat bagi keseharian manusia. Dengan cepatnya proses penyampaian pesan dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian konsumen terhadap produk lokal telah bergeser dengan banyaknya pilihan produk impor yang tersedia

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH REPUTASI NEGARA ASAL TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PEMBELI PRODUK BLACKBERRY DI PURWOREJO

PENGARUH REPUTASI NEGARA ASAL TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PEMBELI PRODUK BLACKBERRY DI PURWOREJO PENGARUH REPUTASI NEGARA ASAL TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PEMBELI PRODUK BLACKBERRY DI PURWOREJO Ade Primayundie Rizwanti email: primayoendie@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Service Quality (Kualitas Pelayanan) 2.1.1.1 Pengertian Quality (Kualitas) Menurut Yamit (2004) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi yang terdiri dari beberapa teori yang saling berkaitan dan saling berhubungan. 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai hedonis Ide dari nilai hedonis muncul dari sudut pandang bagaimana cara manusia berpikir mengenai nilai, salah satunya adalah hedonism, yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Hedonis Kata hedonis diambil dari bahasa Yunani hedonismos dari akar kata hedone yang artinya kesenangan. Menurut Hrichman dan Holbook (1982) bahwa nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring menguatnya era globalisasi saat ini telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar Indonesia. Persaingan antar dunia usaha, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan yang bergerak dalam dunia industri. Setiap perusahaan haruslah memiliki keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Marketing Association (dalam Kotler dan Keller

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Marketing Association (dalam Kotler dan Keller BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pemasaran Menurut American Marketing Association (dalam Kotler dan Keller 2009:5), Marketing is an organization function and a set processes for creating

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

perceived price, perceived quality, perceived value, jasa layanan rumah kos, Jimbaran

perceived price, perceived quality, perceived value, jasa layanan rumah kos, Jimbaran ABSTRAK Perceived value seorang konsumen terhadap sebuah produk akan berbedabeda pada tiap orangnya. Perbedaan ini didasari karena adanya perbedaan perceived price dan perceived quality dari seorang konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara teoritikal. Oleh karena itu ada beberapa sub bab yang akan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Functional Benefit 2.1.1 Pengertian Functional Benefit Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada konsumen berkaitan dengan manfaat produk dan mewakilinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian saat ini merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Akan tetapi, dalam penelitian ini berfokus pada

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Nasution (2009) berjudul Pengaruh Nilai Pelanggan (Customer Value) terhadap Loyalitas pada PT. Pelita Fajar Utama Medan. Variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan sebuah produk baik itu yang berwujud maupun tidak berwujud tidak akan pernah terlepas dari unsur merek (brand) yang melekat pada produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan dan kenaikan biaya hidup adalah masalah yang paling mengkhawatirkan di Indonesia. Skenario ini terjadi karena omset ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Perilaku Konsumen Menurut (Kotler dan Keller, 2009), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,

Lebih terperinci

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) adalah salah satu motor penggerak perekonomian di negara kita. Usaha kecil, dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung perekonomian di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah perilaku dari konsumen akhir, individu dan rumah tangga, yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Brand atau merek merupakan nama ataupun simbol yang bersifat membedakan, dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui bahwa masing-masing dari dua variabel dalam penelitian memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui bahwa masing-masing dari dua variabel dalam penelitian memiliki BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji tingkat consumer ethnocentrism dari penggemar Korean wave di Indonesia serta persepsi dari para penggemar Korean wave tersebut terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran Istilah pemasaran berasal dari bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Secara harafiah, dalam bahasa Indonesia, marketing diartikan sebagai pemasaran. Asal kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dukungan transportasi, teknologi dan kemudahan informasi menyebabkan peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk niat beli ulang konsumen yang dibangun bedasarkan kenyataan yang terjadi pada umumnya dan sudah diuji secara empiris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pelanggan Produk dan layanan yang berkualitas berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian Yongju Jeong dan Yongsung Lee (2010) yang berjudul A study on the customer satisfaction and customer loyalty of furniture

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun penelitian country of origin juga mengukur konsumen membedakan merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun penelitian country of origin juga mengukur konsumen membedakan merek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Penelitian ini menguji konsumen tentang pengetahuannya mengenai brand origin. Meskipun penelitian country of origin juga mengukur konsumen membedakan merek berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan Kualitas Yang Dirasa, Terhadap Minat Beli Ulang Sepeda Motor Yamaha Matic di Surabaya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gejolak keinginanya bahkan sebagian orang rela membelanjakan uang lebih

I. PENDAHULUAN. gejolak keinginanya bahkan sebagian orang rela membelanjakan uang lebih I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masyarakat yang semakin maju sistem ekonomi semakin terbuka dan pendapatan masyarakat semakin meningkat sehingga mendorong perbedaan gaya hidup masyarakat. Gaya

Lebih terperinci

Pengaruh Country Of Origin terhadap Perceived Quality Dengan Moderasi Etnosentris Konsumen

Pengaruh Country Of Origin terhadap Perceived Quality Dengan Moderasi Etnosentris Konsumen Pengaruh Country Of Origin terhadap Perceived Quality Dengan Moderasi Etnosentris Konsumen Erna Listiana Jurusan Manajemen, Universitas Tanjungpura, erlistiana@yahoo.co.id Abstract In recent times, more

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Loyalitas Merek ( Brand Loyalty) 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap parent brand : Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand Extension banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan konsumen yang lebih dari sekedar fungsi dari bisnis. Mungkin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Dimensi Layanan Merek, Harapan dan Persepsi Konsumen, Kepuasan Konsumen

ABSTRAK. Kata Kunci: Dimensi Layanan Merek, Harapan dan Persepsi Konsumen, Kepuasan Konsumen ABSTRAK Merek menjadi hal yang sangat penting untuk menunjukkan perbedaan keunggulan sebuah produk atau layanan dibandingkan dengan produk atau layanan lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori 1 BAB II Landasan Teori a. Keputusan Pembelian Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Merek Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perdagangan bebas telah diberlakukan pada negara-negara maju dan berkembang sehingga dunia perdagangan pun menjadi semakin ramai. Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Etnosentrisme Konsumen Etnosentrisme konsumen berasal dari sebuah perpanjangan istilah "etnosentrisme" yang di perkenalkan pertama kali oleh Sumner (1906) dalam bukunya "Folkways".

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP NIAT BELI PRODUK MAKANAN BERMEREK TOKO DI YOGYAKARTA

PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP NIAT BELI PRODUK MAKANAN BERMEREK TOKO DI YOGYAKARTA TESIS PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP NIAT BELI PRODUK MAKANAN BERMEREK TOKO DI YOGYAKARTA THOMAS BAGUS BUDI PRAKOSO 145002271/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelanggan menurut Cambridge Dictionary International dalam buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelanggan menurut Cambridge Dictionary International dalam buku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pelanggan Pelanggan menurut Cambridge Dictionary International dalam buku Lupioyadi (2003:143) adalah person who buy goods and services atau pelanggan adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. berikut. Fokus pada teori-teori yang digunakan meliputi:

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. berikut. Fokus pada teori-teori yang digunakan meliputi: BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Teori-teori yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam menganalisis berbagai permasalahan yang telah dirumuskan dapat dijabarkan berdasarkan poinpoin berikut.

Lebih terperinci

Bab 5 Menciptakan Nilai, Kepuasan & Loyalitas Pelanggan

Bab 5 Menciptakan Nilai, Kepuasan & Loyalitas Pelanggan Bab 5 Menciptakan Nilai, Kepuasan & Loyalitas Pelanggan Pentingnya Pelanggan Dasar dari orientasi pemasaran adalah hubungan pelanggan yang kuat Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN MENGENAI PRODUK GADGET ANALISIS PRODUCT-COUNTRY IMAGES DAN ETNOSENTRISME. Ringkasan Skripsi

PERSEPSI KONSUMEN MENGENAI PRODUK GADGET ANALISIS PRODUCT-COUNTRY IMAGES DAN ETNOSENTRISME. Ringkasan Skripsi PERSEPSI KONSUMEN MENGENAI PRODUK GADGET ANALISIS PRODUCT-COUNTRY IMAGES DAN ETNOSENTRISME Ringkasan Skripsi Disusun oleh: Ferry Setiawan NPM: 10 03 18218 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen dengan etnosentrisme tinggi cenderung memiliki perasaan bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk pada perekonomian bangsanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dan mendorong untuk meneliti kembali: 2.1.1 Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) Penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN Pendahuluan Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan baik adalah hubungan pelanggan yang kuat Pemasar harus berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Di dalam melakukan penelitian diperlukan suatu landasan teori yang akan dipergunakan untuk mendukung teori yang akan diajukan. Landasan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek Menurut American Marketing Association merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek merupakan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Brand Image, Purchase Interest. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Brand Image, Purchase Interest. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In an era of increasingly tight competition this brand image is needed by companies in shaping their identities on consumers and to differentiate from its competitors. And, the image of the brand

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang terus meningkat mengakibatkan semakin

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang terus meningkat mengakibatkan semakin BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang terus meningkat mengakibatkan semakin pentingnya peranan pemasaran pada masa sekarang ini. Bahkan hal-hal yang bukan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas Yang Dirasa, terhadap Minat Beli Ulang Produk Semen di surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas Yang Dirasa, terhadap Minat Beli Ulang Produk Semen di surabaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan Kualitas Yang Dirasa, terhadap Minat Beli Ulang Produk Semen di surabaya (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh kepercayaan (trust) terhadap loyalitas pelanggan dikemukakan dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust Matter to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi masyarakat di jaman sekarang yang segalanya dituntut agar serba cepat dan efisien. Transportasi

Lebih terperinci