PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN ANALISIS DOMINAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HIPERTENSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN ANALISIS DOMINAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HIPERTENSI"

Transkripsi

1 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN ANALISIS DOMINAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HIPERTENSI (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul) MEITA ARIANI RUBIATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Regresi Logistik Biner dan Analisis Dominan untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hipertensi (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014 Meita Ariani Rubiati NIM G

4 ABSTRAK MEITA ARIANI RUBIATI. Penerapan Regresi Logistik Biner dan Analisis Dominan untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hipertensi (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul). Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan FARIT MOCHAMAD AFENDI. Penyakit hipertensi sering disebut sebagai penyakit yang perlahan-lahan mematikan karena tidak ada tanda-tanda bahwa seseorang menderita penyakit tersebut. Penyakit hipertensi telah mematikan 9.4 juta warga dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. Menurut WHO bahwa 40% penduduk negara ekonomi berkembang menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian dari Riset Kesehataan Dasar 2007 dengan menggunakan analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap hipertensi yaitu umur, Indeks Massa Tubuh, frekuensi makanan dibakar, dan frekuensi makanan berlemak. Analisis regresi logistik kemudian dilanjutkan dengan analisis dominan untuk mengetahui masing-masing peringkat peubah penjelas terhadap hipertensi. Berdasarkan hasil analisis dominan menunjukkan bahwa peubah umur menduduki sebagai peringkat pertama penyebab menderita hipertensi. Kata kunci : analisis dominan, analisis regresi logistik biner, hipertensi ABSTRACT MEITA ARIANI RUBIATI. Implementation of Binary Logistic Regression and Dominance Analysis for Analyzing Influential Factors Against Hypertension (Case Study: Gunung Kidul). Supervised by BUDI SUSETYO and FARIT MOCHAMAD AFENDI. Hypertension is often called the silent disease because there are no signs that a person suffering from the disease. Hypertension has been shut off 9.4 million citizens of the world each year. In 2025, an estimated 29% of people in the world affected by hypertension. According to WHO, 40% of developing economies suffer from hypertension. Based on the results of analysis of binary logistic regression, it can be seen that the four causes of hypertension. There are age, body mass index, frequency of burned food, and frequency of fatty foods. After that, using dominance analysis to determine the main factors causing hypertension. By using dominance analysis, variables of age as a major risk factor of hypertension. Keywords: binary logistic regression, dominance analysis, hypertension

5 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN ANALISIS DOMINAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HIPERTENSI (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul) MEITA ARIANI RUBIATI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Penerapan Regresi Logistik Biner dan Analisis Dominan untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hipertensi (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul) Nama : Meita Ariani Rubiati NIM : G Disetujui oleh Dr Ir Budi Susetyo, MS Pembimbing I Dr Farit Mochamad Afendi, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah kesehatan, dengan judul Penerapan Regresi Logistik Biner dan Analisis Dominan untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hipertensi (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul). Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Budi Susetyo dan Bapak Farit Mochamad Afendi selaku dosen pembimbing dan Ibu Dian Kusumaningrum selaku penguji luar yang telah menyediakan waktu untuk membimbing dan memberi arahan kepada penulis. Di samping itu, terima kasih penulis sampaikan kepada staff dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan staff Tata Usaha Departemen Statistika. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada mama, bapak, Mba Iya, Azizah, serta seluruh sahabat atas segala doa, kasih sayang, dukungan, serta kesabarannya. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Statistika 47 atas persahabatan dan kebersamaannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2014 Meita Ariani Rubiati

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 METODE 2 Data 2 Prosedur Analisis Data 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Analisis Regresi Logistik Biner 6 Analisis Dominan 9 SIMPULAN DAN SARAN 10 Simpulan 10 Saran 10 DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN 12 RIWAYAT HIDUP 18

10 DAFTAR TABEL 1 Sifat masing-masing R Peubah penjelas yang nyata terhadap peubah respon 7 3 Ketepatan klasifikasi model 8 4 Nilai rata-rata kontribusi setiap peubah 9 DAFTAR GAMBAR 1 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh 5 2 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan 6 DAFTAR LAMPIRAN 1 Frekuensi hipertensi berdasarkan peubah penjelas 12 2 Korelasi antar peubah penjelas 14 3 Hasil regresi logistik biner 15 4 Hasil analisis dominan 17

11 15 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek yang terpenting bagi manusia dalam melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik dan produktif. Hidup dengan sehat merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup dengan sehat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita hipertensi meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Penyakit hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi telah mematikan 9.4 juta warga dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita hipertensi dan menurut studi WHO bahwa 40% negara ekonomi berkembang menderita penyakit hipertensi (Widiyani 2012). Sesuai dengan hal tersebut, hipertensi di Indonesia cukup mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian serius karena angka kematian di Indonesia mencapai 56 juta jiwa terhitung dari tahun dan jumlah kematian sekitar 7 juta penduduk Indonesia (Junianto dan Laras 2014). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai penyakit yang perlahan-lahan mematikan karena tidak ada tanda-tanda bahwa seseorang menderita penyakit hipertensi. Salah satu cara untuk mengetahuinya ialah dengan melakukan pengecekan dan pemeriksaan secara mendalam. Faktor penyebab penyakit hipertensi masih sulit untuk diketahui karena minimnya informasi yang diterima masyarakat. Penyakit hipertensi ini berkembang secara perlahan-lahan dan sangat membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh seperti otak, ginjal, mata, dan kelumpuhan organ-organ gerak (Purwati et al 2002). Pada penelitian ini, data yang digunakan berasal dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Riskesdas merupakan salah satu program dari strategi unggulan Departemen Kesehatan yang dilakukan secara berkala setiap 3 tahun sekali. Riskesdas sebagai sistem informasi kesehatan yang berdasarkan fakta-fakta melalui pengumpulan data dasar dan indikator kesehatan. Indikator kesehatan yang diteliti meliputi status kesehatan, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 dilakukan dua tahap, tahap pertama pada awal Agustus 2007 hingga Januari 2008 di 28 provinsi, tahap kedua pada Agustus-September 2008 di 5 provinsi (NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). Populasi survei Riskesdas ini yaitu seluruh rumah tangga di seluruh Indonesia. Wilayah yang dipilih dalam penelitian ini ialah Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), karena kabupaten ini memiliki persentase menderita hipertensi tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon dengan peubah-peubah penjelas yang berupa data kategorik maupun data numerik. Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kategorik dengan skala pengukuran nominal. Oleh karena itu, agar dapat menentukan peringkat kepentingan peubah-peubah penjelas tersebut maka dilakukan analisis dominan. Analisis dominan mendefinisikan kepentingan setiap peubah penjelas yang masuk pada semua kemungkinan model, sehingga dapat diketahui peringkat masing-masing peubah penjelas.

12 2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor-faktor atau peubah penjelas yang berpengaruh terhadap kecenderungan menderita hipertensi dengan menggunakan analisis regresi logistik biner dan menentukan peringkat kepentingan peubah penjelas tersebut dengan menggunakan analisis dominan. METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil Riskesdas tahun 2007 dari Departemen Kesehatan. Data yang diteliti terdiri dari peubah respon yaitu responden yang menderita hipertensi dan responden yang tidak menderita hipertensi dengan 17 peubah penjelas. Peubah penjelas yang digunakan berdasarkan acuan berbagai literatur mengenai hipertensi sebagaimana pada Lampiran 1. Banyaknya data yang digunakan adalah 1637 responden. Prosedur Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan persiapan data. a. Menghitung persentase menderita hipertensi masing-masing kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Menghitung peubah hipertensi (Y), yaitu seseorang menderita hipertensi apabila tekanan sistoliknya lebih besar atau sama dengan 140 mmhg/tekanan diastoliknya lebih besar atau sama dengan 90 mmhg (Depkes 2007). c. Menghitung peubah Indeks Massa Tubuh (X 8 ), dengan cara berat badan (kg) dibandingkan dengan tinggi badan kuadrat (m 2 ). Kategori masing-masing sebagai berikut: kurus (IMT < 18.50), normal (18.50 IMT < 25.00), berlebih (25.00 IMT < 27.00), dan obesitas (IMT 27.00) (Depkes 2007). d. Menghitung peubah tingkat konsumsi buah dan sayur (X 9 ) dengan kategori cukup apabila mengkonsumsi buah dan sayur minimal atau sama dengan lima porsi/hari dan kategori kurang apabila mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari ketentuan tersebut (Depkes 2007). e. Memeriksa kebebasan antar peubah penjelas dengan menggunakan Spearman rank. 2. Melakukan analisis regresi logistik biner. Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) regresi logistik biner merupakan suatu metode untuk mengkaji hubungan antara satu atau lebih peubah penjelas dengan peubah respon yang biner atau dikotom. Data hasil pengamatan memiliki p peubah penjelas dengan peubah respon, dengan mempunyai dua kemungkinan nilai yaitu 0 dan 1. Peluang bersyarat untuk peubah respon Y jika x diketahui, ditunjukkan oleh ( 1 ) ( ). Fungsi regresi logistik dapat dituliskan sebagai berikut:

13 3 ( ) e p ( p p) 1 e p ( p p) Fungsi regresi logistik memiliki fungsi curvilinier sehingga untuk membuatnya menjadi fungsi linier diperlukan fungsi penghubung logit. Transformasi logit sebagai fungsi dari ( ) dinyatakan sebagai berikut (Hosmer and Lemeshow 1989): ( ) logit[ ( )] log [ 1 ( ) ] g( ) k dengan g( ) p p j -1 pl D i 1 pl dengan p adalah peubah penjelas, k j adalah banyaknya peubah dummy, dan l 1,2,,k j -1. Pendugaan Parameter Pendugaan parameter dalam model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum yaitu diperoleh dengan menurunkan fungsi kepekatan peluang bersama (Hosmer and Lemeshow 1989), dengan fungsi kepekatan peluang bersama ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut: n l( ) f i i 1 n ( i ) ( i ) i (1 ( i )) (1 i ) i 1 Parameter diduga dengan fungsi kepekatan peluang bersama tersebut. i Perhitungan dapat digunakan dengan pendekatan logaritma, sehingga log fungsi kemungkinannya sebagai berikut : n ( ) ln l( ) ln { ( i ) i [1 ( i )] 1 i} Pengujian Kesesuaian Model Pengujian kesesuaian model dilakukan untuk memeriksa peranan peubah penjelas terhadap peubah respon dalam model. Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) pengujian tersebut dilakukan secara simultan dan secara parsial. Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji rasio likelihood yang merupakan pengujian terhadap parameter dengan hipotesis sebagai berikut: i H 0 : 1 2 p 0 H 1 : Minimal ada satu nilai 0, dengan i 1,2,,p. i Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji -2 ln [ M], 0 dengan 0 adalah nilai likelihood tanpa peubah penjelas dan M adalah nilai likelihood semua peubah penjelas. Statistik uji G akan mengikuti sebaran 2 dengan derajat bebas p. Kaidah 2 keputusan yang diambil yaitu, jika p( ) maka hipotesis nol ditolak. Pengujian parameter secara parsial dilakukan dengan uji Wald dengan hipotesis sebagai i berikut: H 0 : 0 (peubah penjelas ke-i tidak mempengaruhi peubah respon) i H 1 : 0 (peubah penjelas ke-i mempengaruhi peubah respon) i dimana i 1,2,,p. Statistik uji Wald didefinisikan sebagai berikut (Agresti 2002): i i ( i) dimana i adalah penduga i, keputusan yang diambil yaitu i 1 ( i) adalah penduga galat baku i. Kaidah 2 atau nilai p <, maka hipotesis nol ditolak.

14 4 Interpretasi Pada model regresi logistik, interpretasi dapat juga dilihat dari nilai rasio oddsnya. Rasio odds merupakan ukuran untuk melihat seberapa besar kecenderungan pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap peubah responnya (Hosmer dan Lemeshow 1989). Rasio odds didefinisikan sebagai berikut: (1,0) e p ( i ). Rasio odds dapat diinterpretasikan dengan peluang x 1 pada 1 sebesar kali dibandingkan Membuat analisis dominan Menurut Azen dan Traxel (2009) analisis dominan merupakan suatu metode untuk dapat mengetahui peubah penjelas yang mendominasi peubah respon dengan membandingkan nilai kontribusi penambahan peubah penjelas yang masuk ke dalam model yang terdapat pada regresi logistik. Ukuran untuk dapat menentukan peubah penjelas yang mendominasi yaitu dengan menghitung besarnya kontribusi penambahan suatu peubah penjelas. Kontribusi penambahan peubah penjelas pada model regresi logistik dapat menggunakan 2 McFadden, 2 Nagelkerke, dan 2 Estrella. Tabel 1 menggambarkan sifat masing-masing R 2 berdasarkan kriteria boundedness, invariance, monotonicity, dan interpretability. Boundedness adalah nilai R 2 berada dalam selang 0 dan 1, invariance adalah kebal/kekar terhadap adanya transformasi, monotonicity adalah nilai R 2 akan semakin meningkat jika semakin banyak peubah penjelas yang masuk ke dalam model, dan interpretability adalah mudah untuk diinterpretasikan dan dipahami. Pada penelitian ini digunakan 2 McFadden untuk menghitung nilai kontribusi penambahan. Hal tersebut dikarenakan 2 McFadden memenuhi semua kriteria dan memiliki perhitungan sederhana untuk digunakan yang dapat dilihat pada Tabel 1. 2 McFadden didefinisikan sebagai berikut (Azen dan Traxel 2009): 2 ln( 0) ln ( M ) M ln ( 0 ) dengan: 1 ln ( M) ln ( 0 ) 0 adalah nilai likelihood tanpa peubah penjelas. M adalah nilai likelihood dengan semua peubah penjelas. Tabel 1 Sifat masing-masing Kriteria McFadden Nagerlkerke Estrella Boundedness Ya Ya Ya Invariance Ya Ya Ya Monotonicity Ya Ya Ya Interpretability Ya Tidak Ya Menurut Azen dan Traxel (2009) analisis dominan mendefinisikan nilai penambahan kontribusi peubah penjelas saat dimasukkan ke dalam model. Nilai penambahan kontribusi model dapat didefinisikan sebagai berikut: i(k) 2. a 2. b

15 Laki-laki Perempuan Obesitas Berlebih Normal Kurus Persentase (%) 5 dengan: i(k) adalah nilai kontribusi penambahan peubah penjelas ke-i ke dalam model dengan k peubah. 2. a adalah 2 sesudah peubah penjelas masuk ke model-i. 2. b adalah 2 sebelum peubah penjelas masuk ke model-i. Tingkat kepentingan dapat dilihat secara menyeluruh (completely dominance), secara kondisional (conditionally dominance), atau secara umum (generally dominance). Peubah penjelas mendominasi secara menyeluruh jika peubah tersebut memiliki nilai kontribusi ( i(k) ) lebih besar dari pada peubah lainnya pada setiap model. Peubah mendominasi secara kondisional jika peubah tersebut memiliki nilai rata-rata kontribusi di setiap penambahan peubah ( i(k) ) lebih besar dari peubah lainnya. Peubah penjelas mendominasi secara umum jika peubah tersebut memiliki nilai rata-rata kontribusi keseluruhan ( i ) lebih besar dari peubah lainnya. Nilai ratarata penambahan kontribusi keseluruhan didefinisikan sebagai berikut: i(k) i. p Peubah penjelas yang memiliki nilai rata-rata penambahan kontribusi paling besar akan berada pada peringkat pertama dalam peringkat kepentingan peubah penjelas. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi masing-masing peubah dapat diperoleh dengan melakukan eksplorasi data. Berikut ini hanya ditampilkan beberapa peubah, sedangkan peubah secara keseluruhan terdapat pada Lampiran 1. Berdasarkan Gambar 1, responden laki-laki dan perempuan memiliki persentase menderita hipertensi yang hampir sama. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh seseorang yang obesitas sebesar 61.67% menderita hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan seseorang dengan berat berlebih sebesar 56.32%, normal sebesar 50.00%, dan kurus sebesar 39.34%. Indeks Massa Tubuh merupakan ukuran rasio antara berat badan dan tinggi badan sebagai indikator pengukuran kekurangan dan kelebihan berat badan (Pudjiadi et al 2010). Hal tersebut dapat terjadi karena semakin besar berat tubuh seseorang, maka akan memicu terjadinya resistensi insulin. Sehingga insulin di dalam darah menjadi berlebihan (hiperinsulinemia) dan akan meningkatkan tekanan darah. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tidak Ya Jenis kelamin IMT Gambar 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh

16 Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Perguruan Tinggi Tidak bekerja Ibu rumah Tangga PNS, TNI/Polri Pegawai BUMN,swasta Wiraswasta/pedagang Petani,nelayan Buruh Lainnya Persentase (%) 6 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tidak Ya Pendidikan Pekerjaan Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memiliki persentase menderita hipertensi yang hampir sama. Diketahui bahwa responden yang tamat SLTA memiliki persentase paling tinggi untuk menderita hipertensi jika dibandingkan dengan responden tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, dan tamat Perguruan Tinggi. Masing-masing pekerjaan memiliki persentase menderita hipertensi yaitu responden yang bekerja sebagai pegawai BUMN dan swasta memiliki persentase menderita hipertensi sebesar 70.00%, buruh memiliki persentase menderita hipertensi sebesar 68.25%, PNS dan TNI/Polri memiliki persentase menderita hipertensi sebesar 60.00%, petani serta nelayan memiliki persentase menderita hipertensi sebesar 56.03%. Analisis Regresi Logistik Biner Pendugaan model regresi logistik biner dengan seluruh peubah penjelas menghasilkan nilai statistik uji G sebesar yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa pada taraf nyata 5% sedikitnya ada satu peubah penjelas yang mempengaruhi peubah respon. Pengujian parameter secara parsial dengan menggunakan statistik uji Wald yang terdapat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki nilai p kurang dari 5% berpengaruh signifikan terhadap peubah hipertensi. Peubah-peubah tersebut yaitu umur, IMT (obesitas dan berlebih), frekuensi makanan dibakar ( 1 kali hari dan 3-6 kali/minggu), dan frekuensi makanan berlemak (>1 kali/hari, 1 kali/hari, dan 3-6 kali/minggu).

17 7 Tabel 2 Peubah penjelas yang nyata terhadap peubah respon Rasio Peubah Keterangan Koefisien Wald Nilai p odds X 1 Umur* X 8 IMT obesitas(m 1 )* berlebih(m 2 )* normal(m 3 ) X 13 Frek makanan dibakar 1 kali hari(b 1 )* kali/minggu(b 2 )* kali/minggu(b 3 ) < 3 kali/bulan(b 4 ) X 15 Frek makanan lemak > 1 kali/hari(l 1 )* kali/hari(l 2 )* kali/minggu(l 3 )* kali/minggu(l 4 ) < 3 kali/bulan(l 5 ) Konstanta *signifikan pada taraf nyata 5% Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa koefisien positif pada X 1 dapat diartikan bahwa adanya kemungkinan menderita hipertensi lebih tinggi ketika umur mengalami peningkatan. Selanjutnya, koefisien positif pada IMT (obesitas), IMT (berlebih), dan IMT (normal) menunjukkan bahwa kemungkinan menderita hipertensi lebih tinggi ketika IMT (obesitas), IMT (berlebih), dan IMT (normal) apabila dibandingkan dengan IMT (kurus). Koefisien positif pada b 1, b 2, b 3, dan b 4 dapat diartikan bahwa kemungkinan menderita hipertensi lebih tinggi ketika frekuensi makanan dibakar ( 1 kali hari, 3-6 kali/minggu, 1-2 kali/minggu, <3 kali/bulan) dibandingkan dengan frekuensi makanan dibakar (1 kali/bulan). Selain itu, koefisien positif pada l 1, l 2, l 3, l 4, dan l 5 dapat didefinisikan bahwa kemungkinan terjadinya hipertensi lebih tinggi ketika frekuensi makanan berlemak (>1 kali/hari, 1 kali/hari, 3-6 kali/minggu, 1-2 kali/minggu, < 3 kali/bulan) dibandingkan dengan frekuensi makanan berlemak (1 kali/bulan). Berdasarkan Tabel 2 dapat dibuat model logit sebagai berikut: ĝ( ) m m m b b b b l l l l l 5 Untuk membandingkan risiko terjadinya hipertensi dari masing-masing kategori pada setiap peubah dapat dilihat dari nilai rasio oddsnya. Interpretasi nilai rasio odds dilakukan pada peubah yang berpengaruh secara signifikan yaitu peubah X 1, m 1, m 2, b 1, b 2, l 1, l 2, dan l 3. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rasio odds untuk peubah umur dapat dinyatakan bahwa peluang untuk menderita hipertensi meningkat sebesar kali ketika umur meningkat satu tahun. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Wijayakusuma yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur, maka fungsi jantung akan

18 8 semakin menurun dan elastisitas pembuluh darah juga menurun, sehingga menyebabkan rentannya menderita penyakit hipertensi. Nilai rasio odds untuk m 1 (obesitas) pada Tabel 2 dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang m 1 (obesitas) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang m 4 (kurus). Nilai rasio odds untuk m 2 (berat berlebih) dapat diartikan bahwa peluang seseorang yang m 2 (berat berlebih) menderita hipertensi sebesar kali lebih besar dibandingkan seseorang yang m 4 (kurus). Hal tersebut sesuai menurut Wijayakusuma (2005) bahwa berat tubuh yang meningkat dapat meningkatkan tekanan darah. Nilai rasio odds untuk b 1 ( 1 kali hari) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi frekuensi makanan dibakar b 1 ( 1 kali/hari) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi b 5 (1 kali/bulan). Nilai rasio odds untuk b 2 (3-6 kali/minggu) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi b 2 (3-6 kali/minggu) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi b 5 (1 kali/bulan). Nilai rasio odds untuk l 1 (> 1 kali/hari) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi l 1 (> 1 kali/hari) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi l 6 (1 kali/bulan). Nilai rasio odds untuk l 2 (1 kali/hari) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi l 2 (1 kali/hari) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi l 6 (1 kali/bulan). Nilai rasio odds untuk l 3 (3-6 kali/minggu) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi l 3 (3-6 kali/minggu) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi l 6 (1 kali/bulan). Menurut Wijayakusuma (2005) makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi berbahaya bagi kesehatan karena kolesterol yang berlebihan ini akan menempel pada permukaan sebelah dalam dinding pembuluh darah dan akan terjadinya penumpukan kolesterol yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Hubungan antar peubah penjelas dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi masing-masing peubah penjelas. Menurut Gujarati dan Porter (2010) koefisien korelasi antar peubah penjelas yang berkisar diatas 0.80 mengindikasikan adanya multikolinieritas. Besarnya korelasi antar peubah penjelas dapat dilihat dari koefisien korelasi Spearman rank. Korelasi Spearman rank dapat digunakan untuk peubah numerik dan peubah kategorik (Daniel 1990). Pada lampiran 2 dapat diketahui bahwa antara masing-masing peubah penjelas memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0.80 dan dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi antara masing-masing peubah penjelas tersebut. Tabel 3 Ketepatan klasifikasi model Prediksi Aktual Tidak %Benar Hipertensi hipertensi Hipertensi Tidak hipertensi %keseluruhan Persentase kategori hipertensi dan tidak hipertensi berdasarkan hasil klasifikasi model ialah sebesar 76.90% dan 62.60%. Hasil klasifikasi ini untuk mengetahui ketepatan model tersebut berdasarkan data hasil penelitian. Tingkat ketepatan klasifikasi

19 dapat diketahui dari banyaknya dugaan yang tepat berdasarkan contoh. Hasil ini menunjukkan bahwa dari 913 responden yang menderita hipertensi sebanyak 702 orang diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 724 responden yang tidak hipertensi sebanyak 453 orang diklasifikasikan dengan benar. Secara keseluruhan klasifikasi yang benar dari 1637 responden sebesar 70.60% dan sisanya sebesar 29.40% menunjukkan bahwa penderita hipertensi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak terdapat dalam model. Analisis Dominan Peringkat masing-masing peubah penjelas yang mendominasi peubah hipertensi dapat diketahui dengan menggunakan analisis dominan. Dalam menentukan peringkat kepentingan peubah penjelas pada analisis dominan yaitu dengan menggunakan nilai R 2 McFadden. Nilai McFadden digunakan untuk mengetahui besarnya masing-masing penambahan kontribusi pada setiap peubah penjelas. Untuk menentukan peringkat kepentingan peubah penjelas, maka digunakan empat peubah penjelas yang berpengaruh signifikan pada model regresi logistik yaitu umur (X 1 ), Indeks Massa Tubuh (X 8 ), frekuensi makanan dibakar (X 13 ), dan frekuensi makanan berlemak (X 15 ). Pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa peubah umur mendominasi secara keseluruhan (completely dominance) karena peubah umur memiliki nilai kontribusi lebih besar dibandingkan peubah penjelas lainnya pada setiap model. Tabel 4 menunjukkan bahwa peubah umur mendominasi secara kondisional (conditionally dominance) dibandingkan peubah Indeks Massa Tubuh, frekuensi makanan dibakar, dan frekuensi makanan berlemak. Tabel 4 Nilai rata-rata kontribusi setiap peubah p* X 1 X 8 X 13 X Gi p* = banyak peubah penjelas sebelum peubah evaluasi dimasukkan Rata-rata besar kontribusi penambahan setiap peubah penjelas di setiap kemungkinan model dapat diketahui pada Tabel 4. Peubah umur memiliki rata-rata nilai kontribusi penambahan terbesar yaitu sebesar 0.089, sehingga dapat diketahui bahwa secara umum (generally dominance) peubah umur memiliki kepentingan paling mendominasi dibandingkan dengan peubah penjelas yang lain, selanjutnya diikuti oleh peubah Indeks Massa Tubuh, frekuensi makanan dibakar, dan frekuensi makanan berlemak. Peubah umur menjadi peubah yang paling mendominasi dibandingkan peubah penjelas yang lain diduga karena akumulasi jenis makanan yang dikonsumsi serta pola aktivitas responden sehari-hari, sehingga menyebabkan massa tubuh yang meningkat. 9

20 10 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peubah-peubah yang diduga berpengaruh terhadap kecenderungan menderita hipertensi di Kabupaten Gunung Kidul yaitu umur (X 1 ), Indeks Massa Tubuh (X 8 ), frekuensi makanan dibakar (X 13 ), dan frekuensi makanan berlemak (X 15 ). Nilai rasio odds untuk m 1 (obesitas) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang m 1 (obesitas) mengalami hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang m 4 (kurus). Nilai rasio odds untuk b 1 ( 1 kali hari) dapat dinyatakan bahwa peluang seseorang yang mengkonsumsi b 1 ( 1 kali hari) menderita hipertensi kali lebih besar dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi b 5 (1 kali/bulan). Analisis dominan dengan empat peubah penjelas secara umum (generally dominance) menyatakan bahwa peubah umur (X 1 ) memiliki tingkat kepentingan paling tinggi atau paling mendominasi dibandingkan dengan peubah penjelas lainnya karena memiliki nilai rata-rata kontribusi keseluruhan terbesar. Peringkat selanjutnya yaitu diduduki oleh peubah Indeks Massa Tubuh (X 8 ), frekuensi makanan dibakar (X 13 ), dan frekuensi makanan berlemak (X 15 ). Saran Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dilakukan survei yang berkala dan berkelanjutan agar dapat mengetahui perkembangan mengenai hipertensi. Para peneliti perlu mengkaji kembali mengenai data tersebut karena dalam survei ini masih banyak ditemukan data yang tidak lengkap. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan ketika melakukan survei di lapangan dan pemeriksaan pada saat memasukkan data. DAFTAR PUSTAKA Agresti A Categorical Data Analysis. New York (US): John Wiley and Sons. 558p. Azen R, Traxel N Using Dominance Analysis to Determine Predictor Importance in Logistic Regression [jurnal]. Journal of educational and Behavioral Statistics. 34: doi: / Daniel Applied Nonparametric Statistics. Boston (US): PWS-KENT Publishing Company. [DEPKES] Departemen Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta (ID). Gujarati D, Porter D Essentials of Econometrics Fourth Edition. New York (US): The McGraw-Hill Companies,Inc. Hosmer DW, Lemeshow S Applied Logistic Regression, 2 nd edition. New York (US): John Wiley and Sons. 373 p. Junianto B, Laras AP. Hipertensi Menduduki Penyebab Kematian Pertama di Indonesia [internet]. VIVA.[diunduh 2014 Agustus 13]. Tersedia dari:

21 Pudjiadi A, Hegar B, Setyo H, Hikmah S, Ellen P, Eva D Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta(ID): PP IDAI. Purwati S, Salimar, Rahayu S Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Jakarta (ID): PT Penebar Swadaya. Widiyani R Penderita Hipertensi Terus Meningkat [internet]. Jakarta(ID): KOMPAS. [diunduh 2014 Maret 08]. Tersedia dari: gkat. Wijayakusuma, Hembing Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Tekanan Darat Tinggi. Jakarta (ID): PT Penebar Swadaya. 11

22 12 Lampiran 1 Frekuensi hipertensi berdasarkan peubah penjelas No Peubah Skala Pengukuran Kategori Hipertensi %Ya %Tidak Total 1 Hipertensi (Y) Nominal 55.77% 44.23% Umur (X1) Rasio 3 Jenis Kelamin (X2) Nominal Laki-laki 59.05% 40.95% 757 Perempuan 52.95% 47.05% Pendidikan (X3) Ordinal Tidak tamat SD 53.95% 46.05% 684 Tamat SD 55.37% 44.63% 475 Tamat SLTP 57.53% 42.47% 292 Tamat SLTA 61.29% 38.71% 155 Tamat Perguruan Tinggi 58.06% 41.94% 31 5 Pekerjaan (X4) Nominal Tidak bekerja 48.95% 51.05% 237 Ibu rumah Tangga 47.19% 52.81% 178 PNS, TNI/Polri 60.00% 40.00% 40 Pegawai BUMN,swasta 70.00% 30.00% 20 Wiraswasta/pedagang 55.03% 44.97% 169 Petani,nelayan 56.03% 43.97% 746 Buruh 68.25% 31.75% 211 Lainnya 55.56% 44.44% 36 6 Merokok (X5) Ordinal Ya, setiap hari 56.18% 43.82% 89 Ya, kadang-kadang 57.34% 42.66% 511 Tidak sebelumnya pernah 55.75% 44.25% 931 Tidak pernah sama sekali 48.11% 51.89% Melakukan aktivitas Nominal Cukup 48.66% 51.34% 261 sedang (X6) Kurang 57.12% 42.88% Melakukan aktivitas Nominal Cukup 42.26% 57.74% 594 berat (X7) Kurang 63.47% 36.53% Indeks Massa Ordinal Obesitas 61.67% 38.33% 347 Tubuh (X8) Berlebih 56.32% 43.68% 1060 Normal 50.00% 50.00% 108 Kurus 39.34% 60.66% Konsumsi buah dan Nominal Cukup 40.45% 59.55% 220 sayur (X9) Kurang 58.15% 41.85% Frekuensi makanan bumbu Ordinal 1 kali/hari 56.18% 43.82% 744 penyedap (X10) 3-6 kali/minggu 55.46% 44.54% kali/minggu 56.16% 43.84% kali/bulan 53.62% 46.38% Frekuensi minuman Ordinal 1 kali/hari 65.18% 34.82% 112 kafein (X11) 3-6 kali/minggu 64.13% 35.87% kali/minggu 64.81% 35.19% 216 < 3 kali/bulan 62.61% 37.39% 115

23 1 kali/bulan 49.95% 50.05% Frekuensi makanan Ordinal 1 kali hari 69.39% 30.61% 49 diawetkan (X12) 3-6 kali/minggu 58.36% 41.64% kali/minggu 58.96% 41.04% 346 < 3 kali/bulan 56.79% 43.21% kali/bulan 51.75% 48.25% Frekuensi makanan Ordinal 1 kali hari 64.86% 35.14% 37 dibakar (X13) 3-6 kali/minggu 66.43% 33.57% kali/minggu 55.85% 44.15% 188 < 3 kali/bulan 51.30% 48.70% kali/bulan 50.69% 49.31% Frekuensi makanan Ordinal 1 kali hari 68.29% 31.71% 41 jeroan (X14) 3-6 kali/minggu 65.38% 34.62% 156 < 3 kali/bulan 61.60% 38.40% kali/bulan 51.59% 48.41% Frekuensi makanan Ordinal > 1 kali/hari 75.76% 24.24% 33 berlemak (X15) 1 kali/hari 57.56% 42.44% kali/minggu 57.64% 42.36% kali/minggu 53.54% 46.46% 254 < 3 kali/bulan 53.66% 46.34% kali/bulan 54.91% 45.09% Frekuensi makanan Ordinal > 1 kali/hari 61.79% 38.21% 123 asin (X16) 1 kali/hari 61.79% 38.21% kali/minggu 61.04% 38.96% kali/minggu 56.47% 43.53% 487 < 3 kali/bulan 52.90% 47.10% kali/bulan 46.58% 53.42% Frekuensi makanan/ Ordinal > 1 kali/hari 60.00% 40.00% 255 minuman manis (X17) 1 kali/hari 59.57% 40.43% kali/minggu 58.62% 41.38% kali/minggu 58.57% 41.43% 140 < 3 kali/bulan 55.53% 44.47% kali/bulan 43.24% 56.76%

24 15 14 Lampiran 2 Korelasi antar peubah penjelas Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X1 1 X X X X X X X X X X X X X X X X

25 15 Lampiran 3 Hasil regresi logistik biner Peubah Keterangan Koefisien Wald Nilai p Rasio odds X1 Umur* X2 Jenis kelamin(1) X3 X4 X5 Pendidikan X3(1) X3(2) X3(3) X3(4) Pekerjaan X4(1) X4(2) X4(3) X4(4) X4(5) X4(6) X4(7) Merokok X5(1) X5(2) X5(3) X6 Aktivitas berat(1) X7 Aktivitas sedang(1) X8 X9 X10 X11 IMT X8(1)* X8(2)* X8(3) Frekuensi makanan manis X9(1) X9(2) X9(3) X9(4) X9(5) Frekuensi makanan asin X10(1) X10(2) X10(3) X10(4) X10(5) Frekuensi makanan jeroan X11(1) X11(2)

26 16 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X11(3) Frekuensi makanan diawetkan X12(1) X12(2) X12(3) X12(4) Frekuensi makanan dibakar X13(1)* X13(2)* X13(3) X13(4) Frekuensi minuman kafein X14(1) X14(2) X14(3) X14(4) Frekuensi makanan berlemak X15(1)* X15(2)* X15(3)* X15(4) X15(5) Frekuensi makanan bumbu penyedap X16(1) X16(2) X16(3) Konsumsi buah sayur(1) Konstanta nilai uji G=

27 17 Lampiran 4 Hasil analisis dominan Peubah R 2 M Penambahan kontribusi X 1 X 8 X 13 X 15 p= X X X X p= X 1.X X 1.X X 1.X X 8.X X 8.X X 13.X p= X 1.X 8.X X 1.X 8.X X 1.X 13.X X 8.X 13.X p= X 1.X 8.X 13.X Gi

28 18 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1992 dari pasangan Bapak Soleman Kurdi dan Ibu Rubiah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Al-Mukhlisin Jakarta pada tahun Kemudian menyelesaikan pendidikan menengah pertama pada tahun 2007 di SMP Negeri 75 Jakarta. Pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 65 Jakarta dan pada tahun yang sama masuk IPB pada program studi mayor Statistika melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa aktif, penulis aktif berorganisasi di Gamma Sigma Beta (GSB) IPB 2012/2013 sebagai staff divisi kestari. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan Nasional seperti Statistika Ria 2012 sebagai bendahara umum, Pesta Sains Nasional 2011 dan 2012, MPKMB 2011.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel 104 METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain penelitian

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER Astri Atti* ABSTRACT Coronary heart disease (CHD) is an anomaly that caused by constriction of artery. CHD is influenced

Lebih terperinci

PENERAPAN DOMINANCE ANALYSIS

PENERAPAN DOMINANCE ANALYSIS PENERAPAN DOMINANCE ANALYSIS UNTUK MENENTUKAN KEPENTINGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI NELAYAN (Studi Kasus pada Nelayan Kabupaten Aceh Jaya) ALFIN KHAIRI DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries ANALISIS STATUS GIZI DAN GAYA HIDUP SEBAGAI FAKTOR RISIKO HIPERTENSI & DM DI JAKARTA: IMPLIKASINYA PADA PENCEGAHAN MASALAH GIZI LEBIH, HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS

Lebih terperinci

KAJIAN KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA IPB FAHMY ANDRIYAN NUGRAHA

KAJIAN KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA IPB FAHMY ANDRIYAN NUGRAHA KAJIAN KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA IPB FAHMY ANDRIYAN NUGRAHA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis Regresi Logistik Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi pada Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012

Analisis Regresi Logistik Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi pada Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012 Analisis Regresi Logistik Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi pada Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012 Faikul Fahmi 1*, Laelatul Khikmah 2 1 Statistika, Akademi Statistika (AIS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0 8. Peubah rancangan alat pembersih yang digunakan di rumah (ALAT). Alat pembersih di rumah (1) (2) Sapu 1

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG Wardatuz Zakiyah, Hendro Permadi, dan Swasono Rahardjo Universitas Negeri Malang E-mail : zakiyah_musta

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden disusun ke dalam bentuk kartu stimuli, diantara tiap kartu berisi kombinasi dari taraftaraf atribut yang berbeda dengan kartu-kartu lainnya (Lampiran 4). 3. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner.

Lebih terperinci

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian adalah cross-sectional study berskala nasional bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder Riskesdas 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga

daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga KERANGKA PEMIKIRAN Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dengan kondisi tekanan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER RIZKA ARIFANJUNI NRP 1309 030 027 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko O., M.Si.

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB (Logistic Regression Application on Analysis of Risk Factors of Nutritional Anemia Among New Students of IPB)

Lebih terperinci

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi Analisis dan Pembahsan Statistika Deskriptif Regresi Logistik Biner Uji Independensi H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon H 1 : Ada hubungan antara variabel prediktor

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI 49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50

Lebih terperinci

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) IMAMUDDIN KAMIL 1, MADE SUSILAWATI 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3, Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei 4 Populasi penelitian dibagi menjadi dua lapisan berdasarkan cluster perumahan BNR. Cluster-cluster dengan ukuran rumah 1 m 2 digolongkan sebagai lapisan 1 sedangkan cluster-cluster dengan ukuran rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Geografis Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK Tina Aris Perhati 1, Indahwati 2, Budi Susetyo 3 1 Dept. of Statistics, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp ISSN: PENERAPAN REGRESI PROBIT BIVARIAT UNTUK MENDUGA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KELULUSAN MAHASISWA (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas MIPA Unversitas Udayana) Ni Gusti Ketut Trisna Pradnyantari 1, I Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER (Study Kasus di Kabupaten Semarang Tahun 2014) SKRIPSI Disusun Oleh : FAJAR HERU SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah dan semakin menjadi sorotan di seluruh dunia. Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian sekitar 38 juta (68%)

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner pada lampiran 1 menunjukkan bahwa kuesioner tersebut valid dan realibel. Kuesioner di katakan valid jika nilai Alpha Cronbach

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMODELAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL (STUDI KASUS DI KLINIK PRATAMA MADINAH KABUPATEN JOMBANG) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER (R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER Drs. Soekardi Hadi P. Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi iyah Email : s.hadip@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO

PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 49-58 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PEMILIHAN MEREK TELEPON SELULER PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG Factors Related Food Consumption with Hypertension in the Elderly in Pattingalloang Health Center Andi

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Tinjuan Non Statistik. Tinjauan Statistik. Uji Serentak. Hipotesis:... Statistik Uji: Daerah penolakan: tolak H 0 jika G > 2, p.

Tinjauan Pustaka. Tinjuan Non Statistik. Tinjauan Statistik. Uji Serentak. Hipotesis:... Statistik Uji: Daerah penolakan: tolak H 0 jika G > 2, p. Tinjauan Pustaka Tinjauan Tinjuan Non Uji Serentak Hipotesis: H 0 : 1 2... p 0 H 1 : paling sedikit ada satu Uji: n 1 n G 2ln n yi ˆ i 1 Daerah penolakan: tolak H 0 jika G > i i n 1 0 dengan i = 1, 2,

Lebih terperinci

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL (Studi Kasus di RSUD Kartini Jepara) SKRIPSI Disusun oleh : ISHLAHUL KAMAL 24010211140074 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 116 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Pada penelitian ini, dari total sampel 10834, sebanyak 52.6%-nya adalah wanita dan 47.4% adalah pria. Seluruh sampel terkategori penduduk perkotaan. Tabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang penerapannya hampir di semua aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan statistika sangat diperlukan

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis atau diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemui di hampir semua

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier

Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Peranan dari Pemilihan Level sebagai Referensi pada Variabel Bebas Bertipe Kategori terhadap Derajat Multikolinieritas dalam Model Regresi Linier 1 Seny Mustikawati,

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit

Lebih terperinci