daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga"

Transkripsi

1 KERANGKA PEMIKIRAN Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dengan kondisi tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri. Seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik 140 mmhg atau tekanan darah diastolik 90 mmhg atau keduanya. Hipertensi dapat menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Hingga saat ini penyebab hipertensi belum dapat diketahui secara pasti. Namun, adanya gangguan organ tubuh lain seperti ginjal, jantung, otak, dan pembuluh darah diduga sebagai faktor risiko hipertensi. Keturunan, ras/genetik, kelainan hormonal, penggunaan obat tertentu, intoleransi glukosa, dan hiperkolesterolemia juga diduga memiliki kontribusi pada kejadian hipertensi. Kejadian hipertensi semakin tinggi dengan semakin meningkatnya umur. Pembentukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis) dan penurunan elastisitas pembuluh darah akan semakin meningkat dengan meningkatnya umur. Laki-laki juga diduga berpeluang lebih besar terkena hipertensi daripada perempuan. Hal ini terkait dengan hormon estrogen yang bersifat protektif terhadap gangguan pembuluh darah. Berkembangnya pengetahuan, teknologi dan informasi berdampak besar pada perubahan gaya hidup penduduk. Gaya hidup yang kurang baik antara lain adalah: kurangnya aktivitas fisik, kurangnya konsumsi buah dan sayur, meningkatnya konsumsi makanan yang berisiko (manis, asin, berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan), kebiasaan merokok, minum alkohol dan kafein serta meningkatnya tingkat stress. Gaya hidup yang kurang baik tersebut diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi. Masyarakat semakin malas melakukan aktivitas fisik dengan adanya kemajuan IPTEK. Kemajuan tersebut semakin mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Jika sebelumnya seseorang masih berjalan kaki, melakukan perkerjaan rumah, saling mengunjungi teman/kerabat, dan bermain di luar rumah, saat ini hal tersebut sulit ditemukan. Masyarakat lebih suka mengendarai kendaraan, menggunakan mesin pembersih, menggunakan telepon atau pesan singkat, dan menonton TV atau bermain play station. Hal ini menyebabkan kurangnya aktivitas fisik seseorang. Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik, memiliki kecenderungan 30% - 50% terkena hipertensi

2 daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap pemilihan jenis makanan. Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi pangan tinggi kalori (tinggi lemak dan karbohidrat) daripada pangan tinggi serat. Seperti banyak diketahui bahwa pangan tinggi kalori dan rendah serat dapat menyebabkan obesitas yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dan penyakit degeneratif. Makanan berisiko lainnya adalah makanan asin, makanan awetan, dan jeroan. Semua makanan tersebut berkontribusi dalam peningkatan timbunan lemak tubuh yang berujung pada peningkatan berat badan, penimbunan lemak berlebih dan peningkatan tekanan darah. Peningkatan asupan kalori juga berhubungan dengan peningkatan insulin plasma, yang berperan sebagai faktor natriuretik dan menyebabkan peningkatan reabsorbsi natrium ginjal sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar low density lipoprotein (LDL) darah. LDL yang teroksidasi dapat membentuk plak di pembuluh darah dan dapat menembus dinding nadi pembuluh darah. Plak yang terbentuk dapat mempersempit pembuluh darah dan akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, pada perokok berat yang menghentikan kebiasaan merokoknya akan beralih pada peningkatan konsumsi pangan, khususnya makanan ringan yang mengandung kalori tinggi (karbohidrat dan lemak) dan tinggi natrium. Demikian juga pada orang yang mengalami stress, akan mengalami peningkatan nafsu makan dan ada beberapa perubahan hormonal tubuh yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Hal tersebut menyebabkan peningkatan timbunan lemak tubuh dan peningkatan berat badan (obesitas), yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Kelebihan berat badan (obesitas) diduga berhubungan dengan hipertensi. Perubahan fisiologis yang terjadi pada orang yang obesitas antara lain: resistensi insulin dan hiperinsulinemia; aktivasi sistem saraf simpatik dan sistem reninangiotenin; serta perubahan organ ginjal. Perubahan fisiologis tersebut diduga mempengaruhi metabolisme dan sistem homeostasis tubuh.

3 Gaya Hidup - Aktivitas fisik - Kebiasaan konsumsi buah & sayur - Kebiasaan konsumsi makanan berisiko (manis, asin, berlemak, jeroan, yg diawetkan) - Kebiasaan merokok - Kebiasaan minum alkohol - Kebiasaan konsumsi kafein - Tingkat stress Status Gizi HIPERTENSI Faktor lain: - Keturunan/ras (genetik) - Kelainan hormonal - Penggunaan obat - Intoleransi glukosa - Hiperkolestelemia Karakteristik Individu - Umur - Jenis Kelamin Penyakit/gangguan organ lain: - Ginjal - Jantung - Otak - Aterosklerosis Gambar 1. Kerangka pemikiran faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Hubungan yang diteliti Hubungan yang tidak diteliti

4 METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dengan menganalisis data hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus Januari 2008 di seluruh pelosok Indonesia. Sedangkan pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan Maret - Mei 2009 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Pada penelitian ini hanya akan digunakan data dari Kabupaten/Kota Wonogiri, Salatiga (Jawa) dan Rokan Hilir, Kuantan Singingi (Sumatera). Lokasi tersebut dipilih secara purposive karena memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi di Jawa dan Sumatera, yaitu Wonogiri (49.48%), Salatiga (45.19%), Rokan Hilir (47.74%), dan Kuantan Singingi (46.29%). Prevalensi tersebut lebih tinggi dari prevalensi hipertensi nesional, yaitu sebesar 31.7% (Depkes 2008). Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 1 Sampel awal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah orang. Pengambilan sampel dilakukan oleh Tim Riskesdas 2007, dengan populasinya adalah seluruh rumah tangga di seluruh Indonesia. Metodologi perhitungan dan cara penarikan sampel yang digunakan identik dengan two stage sampling yang digunakan oleh Susenas 2007, sehingga daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangganya juga identik. Setiap kabupaten/kota yang masuk dalam kerangka sampel diambil sejumlah blok sensus (BS) yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota tersebut (Probability proportional to size). Blok sensus tersebut dipilih dan ditentukan oleh BPS, sehingga data hasil Riskesdas identik dengan data SUSENAS dan dapat di-link dengan data sosial ekonomi SUSENAS. Secara keseluruhan diperoleh BS pada 438 kabupaten/kota. Selanjutnya dipilihlah empat kabupaten/kota dengan purposive sampling, yaitu daerah yang memiliki prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan penarikan BS, maka di Provinsi Jawa Tengah terkumpul 1576 BS dan Provinsi Riau terkumpul 426 BS. Masing-masing BS dipilih 16 rumah tangga (RT) secara acak sederhana (Simple random sampling), sehingga diperoleh RT di Provinsi Jawa Tengah dan RT di Provinsi Riau. 1 Disarikan dari Depkes (2008)

5 Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga (ART) dari setiap rumah tangga terpilih dari kedua proses penarikan contoh tersebut diambil sebagai sampel individu. Sehingga diperoleh ART di Provinsi Jawa Tengah dan ART di Provinsi Riau. Namun merujuk pada JNC VII 2003, kriteria penetapan hipertensi hanya berlaku untuk usia 18 tahun ke atas. Oleh karena itu, penelitian ini menetapkan kriteria inklusi umur lebih besar dari 18 tahun dan tidak hamil. Sehingga jumlah contoh keseluruhan adalah orang (drop out 460 orang). Jenis dan Cara Pengumpulan Data 2 Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari survei Riset Kasehatan Dasar (Riskesdes) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Data telah dientri dan dicoding oleh petugas Riskesdas berdasarkan Buku Pedoman Pengisian Kuesioner. Data sekunder yang diperoleh berupa raw data dalam bentuk electronic file. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tipe wilayah, dan pengeluaran perkapita); gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan makan, dan stress); karakteristik individu (umur, jenis kelamin, dan status gizi) serta variabel dependen (kejadian hipertensi). Data karakteristik contoh seluruhnya diperoleh dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Data gaya hidup terdiri dari aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan berisiko (manis, asin, berlemak, jeroan, dan makanan yang diawetkan), kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, dan gangguan mental emosional (stress). Data aktivitas fisik diperoleh dengan pengumpulan data frekuensi beraktivitas fisik dalam seminggu terakhir. Data kebiasaan konsumsi buah dan sayur dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi ratarata dalam sehari. Data konsumsi makanan berisiko (manis, asin, berlemak, jeroan, dan yang diawetkan) dan kebiasaan konsumsi kafein diperoleh dengan pengumpulan data frekuensi konsumsi per hari, per minggu, dan per bulan. Data kebiasaan merokok diperoleh berdasarkan riwayat merokok setiap hari, merokok kadang-kadang, mantan merokok, dan tidak merokok. Data perilaku minum alkohol diperoleh dengan menanyakan perilaku minum alkohol dalam periode 12 bulan dan satu bulan terakhir. Penduduk menjawab ya dan tidak. Kesehatan 2 Disarikan dari Depkes (2008)

6 mental (stress) dinilai dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan, yang mempunyai pilihan jawaban ya dan tidak Data status gizi ditentukan berdasarkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat badan contoh diukur dengan timbangan digital yang memiliki presisi 0.1 kg, panjang badan diukur dengan microtoise yang meliliki presisi 0.1 cm. Timbangan digital yang digunakan selalu dikalibrasi sebelum digunakan dan baterai yang digunakan segera diganti jika habis. Data hipertensi diperoleh dengan metode pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur tensimeter digital. Tensimeter digital divalidasi menggunakan standar baku pengukur tekanan darah (sfigmomanometer air raksa manual). Setiap contoh diukur tekanan darahnya minimal 2 kali, jika hasil pengukuran kedua berbeda lebih dari 10 mmhg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran ketiga. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil dihitung reratanya sebagai hasil ukur tekanan darah. Pengukuran ini dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga terlatih. Dengan demikian, hasil pengukuran yang diperoleh cukup valid. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dan terkumpul kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2007 for Windows dan SPSS 13.0 for Windows. Tahap pengolahan data pertama adalah cleaning dan editing data yang sudah ada, kemudian dipilih berdasarkan variabel yang akan diteliti. Selain variabel yang sudah ada, variabel baru juga dibutuhkan untuk keperluan analisis. Variabel tersebut adalah hipertensi, status gizi, gangguan mental emosional (stress), aktivitas fisik kumulatif, dan konsumsi buah dan sayur. Proses cleaning data dilakukan dengan menghilangkan contoh yang datanya tidak lengkap. Data tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan yang tidak lengkap dan/atau memiliki nilai ekstrim akan dihilangkan. Setelah mengalami proses cleaning data, diperoleh total sampel akhir sebanyak orang dari total contoh awal orang. Variabel hipertensi diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik, kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria hipertensi JNC-7 (2003). Variabel status gizi diperoleh dari perhitungan IMT contoh dengan rumus BB (kg)/(tb/100) 2 (m 2 ), kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria Depkes (2004). Status gangguan emosional (stress) ditentukan berdasarkan hasil jawaban 20 pertanyaan. Skor jawaban dari 20 pertanyaan dijumlahkan, jawaban ya bernilai 1 dan jawaban tidak bernilai 2,

7 dan contoh dinilai memiliki gangguan stress jika memiliki skor < 35 poin. Aktivitas fisik kumulatif dikatakan cukup apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Konsumsi buah dan sayur dikatakan cukup apabila konsumsi buah dan sayur 5 porsi/hari selama 7 hari dalam seminggu. Tabel 2 Cara pengkategorian variabel * No Variabel Kategori Pengukuran Karakteristik contoh Umur Status Gizi 1. Kurus (IMT<18.5) 2. Normal (18.5<IMT<25.0) 3. BB lebih (25.0<IMT<27.0) 4. Obesitas (IMT>27.0) Pendidikan 1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak Tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SLTP 5. Tamat SLTA 6. Tamat PT Pekerjaan 1. Tidak kerja 2. Sekolah 3. Ibu Rumah Tangga 4. Polri/TNI 5. PNS 6. Pegawai BUMN 7. Pegawai Swasta 8. Wiraswasta/pedagang 9. Petani 10.Nelayan 11.Buruh 12.Lainnya Tipe wilayah 1. Perkotaan 2. Perdesaan Status perkawinan 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati 1. Kuintil ke-1 sampai Kuintil Pengeluaran rumah tangga perkapita ke-5 Aktivitas fisik kumulatif 1. Kurang 2. Cukup 1. Ya 2. Tidak Aktivitas fisik berat, sedang, bersepeda/ berjalan kaki 3 Konsumsi buah dan sayur 1. Kurang 2. Cukup

8 No Variabel Kategori Pengukuran Frekuensi konsumsi makanan manis, asin, berlemak, jeroan, awetan, minuman berkafein Konsumsi alkohol 1. >1 kali per hari 2. 1 kali per hari kali per minggu kali per minggu 5. <3 kali per bulan 6. Tidak pernah 1. Ya 2. Tidak 4. Riwayat merokok 1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Sebelumnya pernah 4. Tidak pernah 5. Tingkat stress** 1. Tidak stress 2. Stress 6. Hipertensi (JNC ) * Depkes (2008) **Self Reporting Questionnaire (SRQ) WHO 1. Normal (TDS <120 mmhg;tdd <80 mmhg) 2. Pre-hipertensi (TDS mmhg; TDD mmhg) 3. Hipertensi tingkat 1 (TDS mmhg; TDD mmhg) 4. Hipertensi tingkat 2 (TDS 160 mmhg; TDD 100 mmhg) Analisis croostab (tabulasi silang) digunakan untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen diuji sesuai dengan skala data yang digunakan. Analisis bivariat dengan Uji korelasi Spearman digunakan untuk menguji hubungan variabel ordinal, sedangkan Uji korelasi kontingensi digunakan untuk menguji hubungan variabel nominal. Variabel yang berhubungan dan bermakna akan mengalami analisis lanjut dengan analisis multivariat. Penelitian ini menggunakan nilai kemaknaan P<0.05. Analisis multivariat Model Multiple Logistic Regression dengan Metode Backward Wald digunakan untuk mengetahui nilai faktor risiko atau Odds Ratio (OR) variabel independen terhadap variabel dependen. Seluruh variabel independen dianalisis secara bersama-sama untuk mengetahui variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: 1 π 1 (x) = x x x x x x π 1 (_) : peluang terjadinya hipertensi (0= tidak,1= ada) x 3 n n n... x n

9 _ : eksponensial β 0 β 1 -β n X 1 : konstanta : koefisien regresi : Umur (0= tahun 1= tahun 2= >60 tahun) X 2 : Jenis Kelamin (0= Perempuan 1= Laki-laki ) X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 X 15 X 16 X 17 X 18 X 19 X 20 X 21 X 22 X 23 : Pendidikan (0=<Tamat SD 1=Tamat SD & SLTP 2=Tamat SLTA & PT) : Pekerjaan (0=Tidak bekerja 1=Pegawai & wiraswasta 2=Petani & buruh) : Tipe Wilayah (0= Perkotaan 1= Perdesaan) : Status perkawinan (0= Belum/Cerai 1= Kawin) : Pengeluaran rumah tangga perkapita (0= <Kuintil ke-3 1= Kuintil ke-3) : Aktivitas fisik kumulatif (0= Cukup 1= Kurang) : Aktivitas fisik berat (0= Ya 1= Tidak) : Aktivitas fisik sedang (0= Ya 1= Tidak) : Berjalan kaki/ bersepeda kayuh (0= Ya 1= Tidak) : Konsumsi buah dan sayur (0= Cukup 1= Kurang) : Konsumsi makanan/ minuman manis (0= Jarang 1= Sering) : konsumsi makanan asin (0= Jarang 1= Sering) : Konsumsi makanan berlemak (0= Jarang 1= Sering) : Konsumsi jeroan (0= Jarang 1= Sering) : Konsumsi makanan awetan (0= Jarang 1= Sering) : Konsumsi minuman beralkohol (0= Tidak 1= Ya) : Konsumsi minuman berkafein (0= Jarang 1= Sering) : Kebiasaan merokok (0= Tidak setiap hari 1= Setiap hari) : Rata-rata batang rokok yang dihisap (0= < 10 batang 1= 10 batang) : Stress (0= Tidak 1= Ya) : Status Gizi (0= Kurus 1= Normal 2= Obesitas) Kategori pekerjaan dikategorikan menjadi 3, yaitu tidak bekerja (tidak kerja, sekolah, ibu rumah tangga, lainnya); pegawai dan wiraswasta (TNI/Polri, PNS, pegawai BUMN, pegawai swasta, wiraswasta, dan pelayanan jasa); petani dan buruh (petani, nelayan, buruh). Frekuensi konsumsi digolongkan menjadi 2, yaitu jarang (< 1 kali per hari) dan sering ( 1 kali per hari). Konsumsi buah dan sayur dikatakan cukup apabila makan buah dan/atau sayur sekurangnya 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Aktivitas fisik dikatakan cukup apabila dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu.

10 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan asumsi dan mempunyai beberapa keterbatasan. Asumsi-asumsi tersebut digunakan agar hasil penelitian dapat diterima secara umum. Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian seluruhnya benar serta keadaan wilayah yang diteliti stabil dan normal. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah terbatas pada asumsi-asumsi tertentu, tergantung pada data-data sekunder yang digunakan, dan tergantung pada hasil penelitian asal yang dilakukan oleh Balitbangkes Depkes RI. Definisi Operasional Aktivitas fisik kumulatif adalah kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari oleh seseorang yang dapat dibedakan menjadi pekerjaan ringan, sedang, dan berat; yang dikategorikan cukup apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Blok Sensus (BS) adalah unit sensus rumah tangga yang dibuat oleh BPS dalam menentukan sampel survey SUSENAS dan digunakan juga pada survey Riskesdas, sehingga sampel keduanya dapat identik dan BS tersebut dapat digunakan sebagai link antara hasil survey kesehatan Riskesdas dan SUSENAS. Faktor Risiko adalah faktor-faktor yang keberadaannya dapat meningkatkan (faktor pemicu) atau menurunkan (faktor protektif) peluang kejadian suatu penyakit. Gaya hidup adalah kebiasaan hidup individu maupun masyarakat yang terdiri dari aktivitas fisik, kebiasaan makan, dan pengendalian stress. Gaya hidup yang baik adalah kebiasaan hidup individu maupun masyarakat yang terdiri dari aktivitas fisik dan konsumsi buah sayur yang cukup; rendah konsumsi makanan berisiko; tidak merokok, konsumsi alkohol, dan minuman berkafein; serta pengendalian stress yang baik. Hipertensi adalah kondisi seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmhg dan diastolik 90mmHg atau keduanya. Indeks Massa Tubuh adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan status gizi berdasarkan hasil pengukuran antropometri dan digolongkan

11 berdasarkan perbandingan antara berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m 2 ). Jeroan adalah usus, babat, dan paru (tidak termasuk hati); yang dinilai berdasarkan frekuensinya selama satu hari, satu minggu, dan satu bulan. Karakteristik individu adalah kondisi individu yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi; meliputi umur dan jenis kelamin. Karakteristik sosial ekonomi adalah kondisi individu yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, tipe wilayah (desa-kota), status perkawinan, dan pengeluaran rumah tangga perkapita. Kebiasaan makan adalah perilaku contoh dalam mengkonsumsi makanan/minuman yang terdiri dari konsumsi buah dan sayur; makanan/minuman manis, makanan asin, makanan berlemak, jeroan, makanan awetan, minuman beralkohol dan minuman berkafein. Kebiasaan merokok adalah kebiasaan seseorang dalam menghisap rokok, dibedakan menjadi setiap hari merokok, kadang-kadang merokok, sebelumnya pernah merokok, dan tidak pernah merokok. Konsumsi alkohol adalah kebiasaan seseorang minum alkohol yang dinilai berdasar frekuensinya selama satu minggu atau satu bulan; yang dikategorikan sering bila konsumsinya satu kali atau lebih setiap hari. Konsumsi buah dan sayur adalah kebiasaan seseorang makan buah dan sayur; yang dinilai dengan mengumpulkan hari porsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari; yang dikategorikan cukup apabila konsumsi buah dan sayur 5 porsi/hari selama 7 hari dalam seminggu. Makanan asin adalah makanan yang lebih dominan rasa asin seperti ikan asin, peda, pindang, telur asin dsb; yang dinilai berdasarkan frekuensinya selama satu hari, satu minggu, dan satu bulan. Makanan berisiko adalah makanan yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak tepat akan menimbulkan risiko penyakit degeneratif; yang terdiri dari makanan manis, asin, berlemak, jeroan, dan makanan yang diawetkan. Makanan berlemak adalah makanan yang lebih dominan kandungan lemak, seperti sop buntut, sate, pizza, burger, makanan gorengan dsb; yang dinilai berdasarkan frekuensinya selama satu hari, satu minggu, dan satu bulan. Makanan yang diawetkan adalah makanan yang diawetkan dengan garam, atau gula atau bahan pengawet lainnya seperti dendeng, ikan asin, buah

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian adalah cross-sectional study berskala nasional bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder Riskesdas 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian

Lebih terperinci

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel 104 METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain penelitian

Lebih terperinci

METODE. Desain, Waktu dan Tempat

METODE. Desain, Waktu dan Tempat Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman tinjauan teori yang ada, khususnya mengenai hubungan antara satu faktor risiko dengan faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 116 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Pada penelitian ini, dari total sampel 10834, sebanyak 52.6%-nya adalah wanita dan 47.4% adalah pria. Seluruh sampel terkategori penduduk perkotaan. Tabel

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries ANALISIS STATUS GIZI DAN GAYA HIDUP SEBAGAI FAKTOR RISIKO HIPERTENSI & DM DI JAKARTA: IMPLIKASINYA PADA PENCEGAHAN MASALAH GIZI LEBIH, HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian ini berlokasi di Propinsi Lampung dan dilaksanakan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

Karakteristik Umum Responden

Karakteristik Umum Responden mengonsumsinya, kelompok jarang jika belum tentu seminggu sekali mengonsumsinya dan kelompok tidak pernah jika tidak pernah makanan yg mengandung lemak jenuh. Makanan berlemak adalah makanan yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan eksplanatory reseach dimana menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kuantan Singingi Kepulauan Riau Kabupaten Kuantan Singingi merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hulu pada tahun 1999, yang terletak

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik, karena penelitian ini akan mengaitkan aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat 24 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengambilan data dilakukan pada waktu yang bersamaan atau pada satu saat, baik variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Posyandu lansia desa Bibis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 68 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kurang gizi, terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21-31 Mei 2008 untuk wawancara dengan kuesioner dan tanggal 26 Mei 3 Juni 2008 untuk pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal pada anak dan remaja bervariasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi potong lintang (cross-sectional study) sebagai studi deskriptif untuk mengetahui hubungan perilaku dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif adalah penyakit yang sulit untuk diperbaiki yang ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya hidup sehat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengkajian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki 5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,

Lebih terperinci

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain case control bersifat Retrospective bertujuan menilai hubungan paparan penyakit cara menentukan sekelompok kasus

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran 21 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kekurangan gizi pada usia dini mempunyai dampak buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Presentase penduduk lansia Indonesia telah mencapai angka diatas 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia tua atau lansia. Derajat kesehatan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 53 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor risiko hipertensi pada pria berdasarkan nilai odds ratio (OR) tertinggi ke terendah adalah: 1.1. Konsumsi minuman alkohol jenis tradisional berisiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus dan komplikasinya telah menjadi masalah masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian, dan kecacatan di

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 34 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Hipertensi 5.1.1.1 Prevalensi Hipertensi Tabel 5.1 Prevalensi Hipertensi di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 Frekuensi Prevalens (%)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka. 1 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan. Penulis melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas tentang jenis, rancangan, dan desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case Control Study. Prinsip yang mendasari studi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan mortalitas dan morbiditas (Ba ttegay et al., 2005). Jika dibiarkan, hipertensi menyebabkan komplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

HERNAWAN TRI SAPUTRO J HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

Citrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Citrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Citrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin SKRT Kematian krn CVD 1992 (16,5%),1995 (24,5%) & thn 2000 (26,4%). WHO; ±80% kematian CVD berasal dari negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Jamaah Pengajian Majelis Dzikir SBY Nurussalam Tahun 2008 dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Status Gizi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan Karakteristik Anak Jenis Kelamin.

PEMBAHASAN Status Gizi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan Karakteristik Anak Jenis Kelamin. 54 PEMBAHASAN Status Gizi Secara keseluruhan, prevalensi anak usia 6-14 tahun di Provinsi Sumatera Selatan yang tidak gemuk adalah 87,3% dan yang gemuk adalah 12,7%. Jika ditelusuri lebih jauh, prevalensi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci