PENGEMBANGAN FUNGSIONAL PENGLIHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN FUNGSIONAL PENGLIHATAN"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN FUNGSIONAL PENGLIHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika hasil pemeriksaan terhadap anak seperti ini: Masih memiliki hambatan pada fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan misalnya dengan operasi dan atau koreksi refraksi standard (kaca mata, lensa kontak) Tajam penglihatan kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya, atau luas pandang dalam melihat kurang dari 10o dari titik fiksasi Potensial dapat menggunakan penglihatannya untuk merencanakan dan atau melakukan suatu pekerjaan. maka Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO ini tergolong LOW VISION, Banyak anak tunanetra yang masih meiliki sisa penglihatan, yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan sisa penglihatan. Memungkinkan bagi mereka yang Low Vision harapan bisa lebih berkembang kemampuannya dengan mengoptimalkan sisa penglihatan. Dalam kelompok tunanetra terdapat 90% yang masih menangkap cahaya walaupun hingga bisa membedakan terang dan gelap. Tentunya dalam melayani mereka tidak akan sama dengan yang buta total. Sisa penglihatan perlu diberikan peran dalam merangsang cahaya agar dapat dikembankan funsional penglihatannya sehingga bermafaat dalam membantu kegiatan sehari-hari meraka. B. Tujuan Mereka yang Low Vision bukan berarti tidak boleh menggunakan media yang digunakan oleh tunanetra buta total, tetapi inpormasi mata tidak bisa diterjemahkan oleh kata-kata, pendenganran, perabaan atau penciuman. Mereka yang Low Vsion perlu diberikan adanya kesadaran melihat, dengan tujuan bisa membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari serta

2 diharapkan dapat mengubah paradigma pelayanan dan pendekatan terhadap mereka yang Low Vision selanjutnya. C. SISTEMATIKA Dalam menguraikan tentang pengembangan fungsional penglihatan akan dibagi mengjadi dua bagian yang merupakan kaitan fungsi-fungsi penglihatan dengan latihan yang diberikan kepada mereka yang Low Vision Pada Bab II akan menjelaskan tentang keterampilan penglihatan yang digunakan untuk penglihatan fungsional dan Pada Bab III akan membahas pelatihan pengembangan kemampuan visual. Sebagai bahan acuan dalam melayani low vision. Dan bab IV adalah saran dan penutup.

3 BAB II KETERAMPILAN PENGLIHATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGLIHATAN FUNGSIONAL Ketrampilan penglihatan yang digunakan untuk penglihatan fungsional ditampilkan disini berurutan sesuai dengan urutan penilaian. Seseorang yang kurang awas (Low Vision) (Low Vision) mungkin tidak dapat terus mengikuti semua langkah tanpa latihan khusus. Beberapa ketrampilan mungkin tidak dapat dicapai (misalnya tracking benda bergerak) tapi orang itu masih dapat terus melanjutkan ke langkah berikutnya. Ada 7 (tujuh) ketrampilan yang harus dinilai dan semuanya akan dijelaskan dan diberi contoh bagaimana menggunakannya. Ketrampilan penglihatan ini digunakan untuk melakukan tugas sehari-hari. Tujuh keterampilan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Kesadaran dan perhatian pada benda Mencari sebuah benda atau target dan melihat pada benda itu (fixating) cukup lama untuk menyadari atau mengenalinya. Alasan untuk penilaian : Apakah orang itu dapat melihat benda yang dekat dengannya? Apakah dia mencari benda dengan penglihatannya atau dengan tangannya (meraba)? Apa yang membuat benda itu lebih mudah atau lebih mungkin dilihat? Hal-hal yang mempengaruhi mudahnya benda didapati atau dikenali adalah: ukuran, jarak, kontras dan cahaya. Jika benda sudah diketahui, maka lebih mudah untuk mengenalinya. 2. Kontrol gerakan mata ( tracking) Dapat mengikuti benda bergerak dengan gerak mata atau kepala. Alasan untuk penilaian : Dapatkah orang itu mengikuti gerakan benda tanpa "kehilangan" arah? Arah gerakan yang berbeda harus dicoba : atas dan bawah, sisi ke sisi, miring dan ke depan dan belakang.

4 Gerakan itu mungkin dibuat orang atau binatang yang sedang berlari atau sesuatu yang dijatuhkan ke lantai atau digulirkan. Tracking diperlukan untuk mengikuti gerak lalu-lintas. Tracking orang atau benda (seperti bola) diperlukan untuk bermain. 3. Kontrol gerakan mata - scanning Menggerakkan mata dengan tepat dari satu benda ke benda lainnya. Alasan untuk penilaian : Beberapa orang yang kurang awas (Low Vision) harus mencari ke sekelilingnya untuk waktu yang lama sebelum dapat menemukan benda. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan untuk mengalihkan pandangan dari benda dekat ke benda yang lebih jauh. Ketrampilan 'scanning' diperlukan untuk mencari orang atau benda di lingkungan penglihatan. Contohnya: mencari sebuah toko tertentu di pasar. 4. Membedakan benda Pengenalan benda-benda dari garis besar atau bentuk umumnya. Alasan untuk penilaian : Untuk mempelajari apakah orang itu dapat membedakan antara orang dan benda, mengenali benda yang sudah diketahui, mengenali benda-benda serupa atau berlainan. Benda dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, kontras, posisi atau ukuran - misalnya berbagai makanan di pasar. Perincian di dalam benda tidak perlu terlihat. Seseorang dapat melihat sebuah benda dan mengitarinya tanpa menubruk atau terjatuh. Benda besar atau kecil dapat memberikan petunjuk bagaimana dan dimana harus bergerak dengan aman. Pohon atau pintu dapat memberi petunjuk arah. Mencari benda-benda di berbagai situasi. Mungkin ada perincian yang membingungkan di, atau disekitar, benda atau mungkin kontras dengan benda lain tidak terlalu baik. Mencari benda dengan latar belakang benda lain mungkin sulit. Kemampuan scanning dan ketrampilan membedakan yang baik, sangat diperlukan.

5 Mengenali benda. Perbedaan dan persamaan pada benda harus terlihat agar benda dapat dikenali. Misalnya sebuah ember, keranjang dan mangkuk, dapat menampung benda-benda lain seperti makanan, tetapi mereka berbeda bentuk dan dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda. Benda-benda di lingkungan (pohon, tanaman, binatang) perlu dibedakan dan dikenali. Seberapa mudahnya benda dikenali tergantung pada ukuran dan jarak, jenis benda, seberapa jauh dikenali, kontras dengan latar belakang, warna dan apakah benda itu bergerak atau diam. 5. Membedakan perincian untuk mengenali tindakan dan mencocokkan benda Membedakan perincian untuk mengenali benda lebih sukar dari pada melihat benda itu sendiri. Ciri-ciri benda harus dikenali. Alasan untuk penilaian : Pada umumnya, proses belajar terjadi melalui penglihatan dan dengan meniru. Penting untuk mengetahui apa yang dapat dilihat dan bagaimana lingkungan (seperti penerangan) mempengaruhi apa yang dapat dilihat. Faktor jarak, ukuran, warna dan kontras sangat penting. Untuk berhubungan dengan orang, penglihatan memberikan keterangan berharga untuk mengenali orang, dan mengetahui ekspresi dan gerakan badan pada saat tidak ada suara. Mencocokkan benda. Benda mungkin harus dibedakan atau dicocokkan menurut ukuran atau bentuknya. Misalnya - ambil tongkat yang terbesar atau cari tongkat yang sama besar. 6. Membedakan perincian pada gambar Mendapat keterangan melalui gambar. Gambar itu mungkin garis besar atau gambar kompleks dan terperinci. Bagian-bagian terpenting pada gambar harus dikenali sehingga arti dari gambar tersebut dapat dimengerti. Alasan untuk penilaian: Gambar memberikan keterangan berarti pada poster, iklan atau di buku. Gambar benda mungkin sulit untuk ditemukan dan dikenali. Mengenali gambar. Gambar digunakan untuk memberikan keterangan dan perintah seperti pada poster pendidikkan kesehatan. Mereka lebih mudah dikenali jika tampak seperti benda sebenarnya dan mempunyai garis besar

6 yang jelas. Kadang-kadang sukar untuk menemukan suatu benda pada gambar jika terdapat banyak perincian dan ada banyak benda lain di gambar itu. 7. Mengenali dan persepsi pola hurup, angka dan kata Mencocokkan hurup dan angka menurut ciri-ciri yang sama atau berbeda. Ketrampilan ini tidak memerlukan kemampuan membaca tapi penting untuk ketrampilan membaca. Alasan untuk penilaian : Untuk mengetahui apakah seseorang dapat membedakan bentuk dan kata-kata yang sama dan yang berlainan. Hasilnya akan membantu dalam membuat keputusan apakah seseorang harus menggunakan cetakan biasa, cetakan besar, alat-alat bantu kurang awas (Low Vision) atau mungkin memerlukan Braille. Pastikan agar bentuk, kata atau angka, digambar atau ditulis dengan pen warna gelap di atas kertas berwarna pucat (misalnya, putih). Mulai dengan bentuk-bentuk yang sangat berlainan sehingga mudah dibedakan. Perbedaan lebih sukar ditemukan jika bentuk hampir sama.

7 BAB II PELATIHAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN VISUAL A. KESADARAN PENGLIHATAN Kesadaran penglihatan mengacu kepada suatu pengetahnan tentang sesuatu yang dapat dilihat dalam bidang penglihatan. Tujuan utamanya adalah mengembangkan kesadaran penglihatan terhadap suatu lingkungan. Sebagian sisa penglihatan yang masih berguna mungkin ada pada setiap anak yang matanya belum mendapat pemeriksaan. Karena itu perlu diberikan kepada setiap anak kesempatan untuk menggunakan sisa penglihatannya dalam rangka membangun kepercayaan dirinya. Sasaran yang diharapkan berdasarkan kebutuhan anak hanya dapat ditentukan setelah mengetahui tingkat penangkapan penglihatan anak terhadap sinar lampu dan berapa jauh anak dapat menangkap rangsangan penglihatan melalui suatu tes. Karenanya berikan semangat kepada anak untuk menanggapi pelatihan ini dengan positif. Kesadaran penglihatan mungkin dapat didemontrasikan di rumah melalui cara anak menghindari atau bergerak menjauhi suatu benda yang disekelilingnya. SASARAN Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan beberapa tujuan yaitu: 1. Merasakan atau takut pada sinar lampu. 2. Memperlihatkan kesadaran rangsangan penglihatan yang memberikan perasaan senang. 3. Memperlihatkan kesadaran dengan memperhatikan suatu gerakkan, reflaksi cahaya dari suatu benda. 4. Mengarahkan mata, kepala atau tubuh ke arah sumber cahaya. 5. Pengetahuan tentang bentuk benda akan dapat didemonstrasikan dengan: a. Mengenali wajah yang sudah dikenal. b. Memperhatikan benda kecil yang warnanya terang.

8 c. Memperhatikan dengan pandangan yang baik terhadap gerakkan seseorang. d. Memperhatikan suatu bentuk benda yang terdapat di rumah. e. Memperhatikan suatu benda pada tempat yang sempit dan luas. 6. Pengetahuan tentang abstraksi dan meningkatkan pengetahuan itu secara detail akan diperlihatkan pada suatu hal yang berhubungan dengan: Mengenali gambar, kerangka gambar dari suatu benda yang sudah dikenal dan beberapa lambang. KEGIATAN Pemilihan sualu kegiatan mungkin akan berguna bag! pengembangan kesadarari penglihatan. 1. Sebuah balon besar atau kecil digerakkan dengan cepat ke arah bidang penglihalan. Perhatika pada siswa: Jika kedipan mata secara otomatis terjadi, maka anak akan menjauh atau menghindari benturan tersebut. Gunakan ukuran dan wama yangberbeda dari setiap benda untuk mengetahui daya tangkap penglihatan anak. 2. Letakkan sepotong plastik berwarna dan lampu senter di depan anak dengan jarak 5 cm. Maka perhatikan reaksi anak:ebagian anak harus menarik lampu senter tersebut dan sebagian yang lain memusatkan penglihatan terhadap sinar lampu tersebut. Mungkin juga diperlukan untuk menyalakan dan mematikan lampu senter untuk menarik perhatian dari anak. 3. Cobalah latih anak dengan warna larnpu yang berbeda. Nyalakan lampu dan gerakan ke arah kiri anak dengan jarak 5 Cm, Nyalakan lampu dan gerakkan ke arah kanan anak. Gerakkan lampu ke atas dengan jarak 15 Cm dan nyalakan lampu tersebut. Gerakkan lampu ke arah bawah wajah anak dengan jarak 15 Cm dan kemudian nyalakan lampu tersebut. Ulangilah setiap latihan yang telah dilakukan dengan jarak yang berbeda. Daya tangkap penglihatan anak akan mcnunjukkan bahwa anak dapat membedakan warna dan melihat sinar lampu pada jarak tertentu.

9 4. Berikan anak refleksi cahaya dari sebuah cermin atau dari permukaan dinding yang terang jika perlu gunakan sumber cahaya yang lebh memperkuat sinar lampu tersebut. B. ATENSI PENGLIHATAN Atensi penglihatan mengacu kepada suatu kesadaran anak untuk mengumpulkan informasi tentang suatu benda yang dilihat. Ketika memberikan suatu benda mungkin pada awalnya anak tidak menyadari bagaimana cara melihat suatu benda. Disamping itu anak juga harus memperhatikan benda yang diliputi oleh sinar. Perhatiannya juga harus tertuju pada karakteristik benda tersebut. Dalam hal ini anak harus memperlihatkan atensi penglihatannya tidak hanya menunjukkan perubahan tingkah laku tetapi untuk menunjukkan kesadaran dirinya. Rasa keingin tahuan secara normal mengembangkan anak secara alamiah untuk membangun kesadaran akan peningkatan penglihatan yang harus dikembangkan. Namun, kekurangan yang ada menghalangi hal tersebut sebaliknya perkembangan secara normal yang tidak tetap akan mempengaruhi daya tangkap penglihatannya. Karenanya, adalah penting untuk mengawasi daya tangkap penglihatan anak terhadap rangsangan penglihatan yang akan mendorong kesadaran penglihatannya dan mampu memberikan perhatian pada suatu benda yang tampak pada bidang penglihatannya. Jika anak telah merasakan kemampuan penglihatannya, dia akan mengerti bagaimana menggunakan sisa penglihatannya, sehingga anak dapat mengetahui sesuatu dengan menyentuh, mendengar suara, dan sebaginya, dan dia akan dapat menerima rangsangan penglihatan dengan memberikan perhatian pada suatu benda yang dilihatnya. Jika ingin menggunakan rangsangan penglihatan yang ada pada anak untuk menarik atensi penglihatannya, perhatikan tingkat rangsangan penglihatan yang ada pada masing-masing anak. Hal tersebut menjadi suatu yang produktif dan mendorong anak dalam memunculkan rangsangan penglihatannya. Jangka waktu yang dibutuhkan oleh anak dalam memberikan perhatian pada suatu benda akan berubah, tergantung pada pengetahuan anak.

10 SASARAN Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan pengembangkan beberapa hal yang menjadi tujuan; yaitu: 1. Memunculkan daya tangkap yang konsisten setiap kali rangsangan penglihatan digunakan oleh anak, sekali rangsangan penglihatan itu digunakan, maka daya tangkap penglihatan anak, telah dapat diketahui. 2. Gunakan sumber cahaya dengan jarak yang biasa digunakan atau gunakan rangsangan penglihatan anak tanpa membagi dengan suatu rangsangan penglihatan yang lain dan perhatikan reaksi yang akan dilakukan oleh anak. 3. Kurangi pembagian antara satu rangsangan penglihatan dengan rangsangan penglihatan yang lain sampai anak dapat melakukan pemusatan penglihatan penglihatan sendiri. 4. Hindari penempatan rangsangan penglihatan langsung didepan anak, karena hal itu mungkin tidak akan membantu anak memusatkan penglihatannya pada suatu daerah tertentu. 5. Perhatikan bidang penglihatan yang mendapat perhatian atau tidak dari anak. 6. Tingkatkan atensi penglihatan anak pada jarak tertentu. 7. Kembangkan kemampuan anak untuk memperhatikan berbagai jenis benda. KEGIATAN Pemilihan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin bias berguna dalam mengembangkan atensi penglihatan anak. 1. Buatlah suatu kegaduhan di depan sumber lampu sementara lampu dalam keadaan menyala. Ketika lampu dalam keadaan mati, hemikan suara gaduh tersebut. 2. Carilah suatu kegiatan yang anak dapat menikmatinya (meskipun itu dengan menggunakan batu), dan berikan kepada anak rangsangan penglihatan. Dengan segera perhatian menjadi terhenti dan hilangkan rangsangan penglihatan tersebut. 3. Gunakan lampu dengan warna yang berbeda. Latihlah anak dengan warna yang sedikit terang, Cobalah nyalakan lampu tersebut (jika anak tidak mengalamai penyakit epilepsi).

11 4. Berikan anak kesempatan untuk memusatkan rangsangan penglihatannya kepada sinar lampu, baik lampu itu dalam keadaan mati atau menyala. 5. Gunakan bahasa sebagai kelengkapan alat penglihatan, dan berikan semangat kepada anak untuk menggunakan indra lain dalam mencari suatu benda, kemudian perhatikanlah. 6. Gantilah warna latar belakang yang begitu kontras dan kurangi penerangan pada suatu benda. 7. Gantilah ukuran, warna, bentuk benda yang dijadikan alat perangsang penglihatan. 8. Gunakanlah cermin untuk memberikan semangat kepada anak dalammemperhatikan bayangannya sendiri dan dengan otomatis menggerakkan tubuh, tangan, dan sebagainya. 9. Perlihatkan kepada anak lampu yang berwarna hijau at au lampu yang berwarna merah, C. MEMUSATKAN PENGLIHATAN Pusat penglihatan mengacu pada kemampuan mata untuk mengarahkan penglihatan terhadap suatu tempat atau suatu benda. Penggunaan mata dan tangan merupakan suatu perkembangan yang harus bersamaan antara tangan dan gerakkan mata dalam memusatkan penglihatannya kepada suatu benda. Seorang anak perlu mengetahui bahwa mata dan tangan dapat bekerja bersamaan, yaitu mata melihat sesuatu dan tangan sebagai penegas untuk melakukan hal yang telah dilihat. Seorang anak yang mengalami kesulitan penglihatan, maka dia akan sulit membaca tulisan yang ada di papan tulis dan akan tetap tidak mengerti bacaan yang terdapat di papan tulis. Membaca buku awas dengan cepat adalah suatu perkembangan yang dapat diketahui saat anak memberikan perhatian pada suatu teks tertentu, dengan suatu perhatian yang diberikan oleh anak kepada masing-maslng baris dari bacaan tersebut, begitu juga gerakkan mata yang dilakukan anak seharusnya tidak membingungkan dengan kemampuan anak memusatkan penglihatannya.

12 SASARAN Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan bagi perkembangan kemampuan siswa; untuk: 1. Menjaga kontak mata dengan benda berwama yang sudah dikenal selama 2 detik. 2. Menjaga pandangan dalam mengikuti gerakkan seseorang 3. Memusatkan penglihatan pada suatu benda dengan menggerakkan kepala dan/atau mata untuk mengikuti ketika benda bergerak pada jarak 20 sampai 30 cm. 4. Meraih suatu benda. 5. Merubah perhatian dari satu benda pada dua benda atau lebih yang ada pada bidang penglihatan. 6. Menghubungkan penglihatan terhadap pandangan diri sendiri. 7. Menghubungkan penglihatan dengan pandangan yang ada di luar penglihatan. 8. Gunakan mata untuk mengikuti gerakkan tangan. 9. Melihat dari dekat ke jauh, dan dari jauh ke dekat. 10. Membayangkan benda pada jarak tertentu. 11. Memusatkan penglihatan benda atau orang berada pada jarak jauh dan dekat. 12. (siswa dengan nystagmus) mendapatkan kemampuan menggerakkan mata dengan kepala untuk melakukan proses membaca. KEGIATAN Pemilihan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan bagi perkembangan penglihatan. 1. Gunakan kartu, pola gambar sebagai rangsangan penglihatan; kemudian maju ke depan untuk memperhatikan rangsangan penglihatan anak. 2. Peganglah suatu benda dan perlihatkan kepada anak, kemudian gerakkan dan bunyikan benda itu untuk menarik perhatian anak. Berikan semangat kepada anak ketika anak itu menggerakkan mata dan/atau kepala untuk melihat kepada benda, dan biarkan anak meletakkan benda itu sesuai dengan keinginannya sehingga dia merasa nyaman dalam memperhatikan benda itu.

13 3. Ketika anak sedang memegang sebuah mainan, lampu senter, atau alat musik, coba gerakkan salah satu dari tangannya untuk memegang benda tersebut. Berikan semangat kepada anak ketika dia dapat memusatkan penglihatannya pada suatu benda dan memperhatikannya selama beberapa detik dan anak dapat mengetahui benda dari jarak tertentu yang telah dibuat oleh guru. 4. Perlihatkan anak pada sekumpulan benda. Kemudian ambil satu benda tersebut dan letakkan pada posisi yang berbeda di tempat yang mudah dicapai oleh anak. Ketika anak sedang memusatkan penglihatannya, ambilah satu benda yang lainnya lag! dan pegang benda tersebut daiam posisi yang berbeda. Kemudian tunjukkan dua buah benda dan mintalah anak untuk memilih salah satu dari benda tersebut. 5. Ibujari anak direntangkan dengan 30 sampai 40 Cm dari penglihatan. Kemudian anak melihat ke arah ibujari tersebut dengan mengikuti gerakkan irama yang ditentukan oleh tepukan tangan guru atau dengan menggunakan metronom. 6. Anak memusatkan penglihatannya dengan mengikuti arah secara horizontal, vertikal, dan diagonal. 7. Untuk memusatkan penglihatan dengan pandangan yang jauh atau dekat terliadap pemandangan sebuah jalan raya yang ada di papan tulis; berikan tanda pada bagian dari gambar yang berbeda misalnya dengan menggambar rumah, pompa bensin, sekolah, dan sebagainya. Kemudian gambarlah jalan raya pada selembar kertas dan berikan kepada anak. Gunakan mobil-mobilan untuk menelusuri gambar jalan raya yang ada pada papan lulls, kemudian berhentilah pada bagian tertentu. Anak kemudian mengikuti dengan memberikan tanda pada rule jalan yang ada pada gambar yang diberikan oleh guru; anak kemudian melingkari pada tempat mobil-mobilan itu berhenti dan kemudian anak kembali mengikuti guru menelusuri gambar yang ada pada papan tulis tersebut. 8. Gambarlah sebuah bangun geometri di papan tulis, kemudian mintalah anak untuk menirukan gambar tersebut. 9. Mulailah dengan satu bentuk, kemudian buatlah bentuk yang lain, dan seterusnya.

14 10. Untuk mengembangkan pemusatan penglihatan dan merubah atensi anak dengan cepat, anak kemudian memperluas pandangannya pada suatu benda yang telah diperluas pula; dan anak memusatkan pandangan dengan melihat dari satu benda pada benda yang lainnya. 11. Menggunakan memori penglihatan untuk mengurangi pusat penglihatan yang sering kali pemusatan penglihatan anak pada suatu benda. Anak memperhatikan gambar yang terdapat di papan tulis, dan anak mencoba untuk membayangkan gambar yang dilihatnya dalam memori penglihatannya, kemudian dia berusaha untuk mengingat-ingat gambar lalu menuangkannya di atas kertas, dan mencocokannya dengan gambar yang ada di papan tulis. Misalnya: Guru mengambar persegi empat dipapan tulis,lalu anak menggambamya dibuku tulis. 12. Untuk mengembangkan pemusatan penglihatan anak pada suatu benda dan merubah potensi penglihatan dengan cepat, anak perlu merentangkan tangan dan melihat dari satu tangan ke tangan lainnya dengan mengerti arah yang dimaksud. Latihan tersebut dapat dimodifikasi dengan mengangkat satu tangan ke atas dan tangan yang satu berada di bawah. 13. Guru meletakkan 4 buah benda dengan posisi yang tidak beraturan. Anak memusatkan perhatiannya pada ke 4 buah benda tersebut, dan menyebutkan benda-benda tersebut sesuai nama dan nomor yang diberikan oleh guru; anak mencoba untuk mengetahui ke 4 buah benda tersebut dengan segera. 14. Dengan satu mata tertutup, anak merentangkan ibujarinya meletakkannya dekat hidung yang mengarah ke tangan; kemudian tangan tersebut merentang sekitar 90 derajat, dengan posisi hampir seperti lingkaran; mempraktekan gerakan dengan lembut dan mengetahui latar belakang dari suatu benda. 15. Anak mencoba membayangkan seolah-olah memegang kelereng, dan pemusatan penglihatannya tertuju pada hal tersebut; 16. anak memejamkan kedua matanya, dan gerakkan tangannya seolaholah membentuk suatu Ungkaran; sesekali dia membuka matanya untuk mengetahui apakah dia telah menghasilkan hal terrsebut dengan baik.

15 17. Anak memusatkan perhatiannya penglihatan pada suatu benda yang berjarak sekitar 3 meter yang berada di bawah matanya; pusat perhatiannya tetap pada benda itu dan dia lalu memperhatikannya dari satu benda ke benda yang lain. D. GERAKKAN PENGLIHATAN Gerakkan penglihatan adalah kemampuan menggerakkan mata dan/atau kepala untuk mengikuti benda yang bergerak, baik dengan gerakan tubuh atau diam. SASARAN Aktvitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa; untuk: 1. Menolehke arah benda jatuh, 2. Mengikuti gerakkan lampu, 3. Mengikuti tata gerak lampu 4. Mengikuti gerakkan lampu dengan gerakkan yang terus menerus. 5. Memusatkan penglihatan, memahami, dan meletakkan benda di tempat yang telah diberi taliu. 6. Menunjuk dan/atau menyentuh sambfl melaluinya. 7. Menggelindingkan bola, memperhatikannya, dan bergerak ke arah bola berhenti. 8. Mengikuti gerakan orang atau benda 9. Bergerak secara diagonal 10. Bergerak secara horizontal 11. Bergerak secara mengeliling. KEGIATAN Perhatikan dengan efisiennya anak meletakkan lampu sebagai objek, apakah anak itu sedang memperhatikannya dan berapa lama perhatiannya itu. Perhatikan apakah gerakkan tersebut halus atau kasar dan apakah anak itu mengalami kesulitan bergerak di depannya, Kegiatan harus disajikan disisi luar anak dan bidang sentralnya.

16 1. Gunakanlah lampu, mainan, baton, wayang golek, dan benda kecil apa saja yang dapat mengundang perhatian anak. Tetapkan posisi lampu atau benda pada jarak kemampuan penglihtan anak, gerakkan ke kiri, kanan, atas, bawah, diagonal, dan melingkar. 2. Lepaskan balon-balon itu dan suruhlah anak untuk meraihnya. 3. Pikirkan permainan tempat anak-anak menggerakkan garis, jenis permainan, warna dan sebagainya. 4. Praktekkan kemampuan persiapan membaca 5. Praktekkan kemampuan persiapan menulis 6. Anak bergerak jauh seperti lemparan bola atau tulisan di papan tulis. 7. Gunakan kegiatan yang telah disarankan agar dapat membentuk mata dan/atau tepuk dengan baik sambil memperhatikan penglihatannya terhadap suatu benda. Jika anak tidak melihat ke arah benda jatuh, mungkin guru perlu menggerakkan kepala anak itu ke arah benda tersebut dengan perlahan berikan konpensasi lain sebagai alternatif, apakah anak menggerakkan kepala agar melihat ke arah benda jatuh tersebut (dan tidak ada nystagmus, mata juling, atau kehilangan pusat penglihatannya). Doronglah anak menggerakkan matanya dari pada kepalanya untuk melihat dan berikan konpensasi dari setiap kerja samanya tapi jangan desak anak agar kepak tetap tidak bergerak sampai kemampuan melihat terhadap benda berkembang. a. Mengikuti Gantungkan bola dari langit-langit atau dari kait yang melengkung di depan rumah. Suruhlah anak menggeser kursinya sehingga anak dapat melihat bo la tersebut dan gerakkan bo la dapat diikuti tanpa harus menggerakkan kepala. Guru mengayunkan bola. Anak memperhatikannya dan mengikuti gerakkan bola dari kanan ke kiri. b. Mengejar Guru memilih tempat di dcpan ruangan, di sisi (bagian luar) daerah penglihatan anak, dan Ictakkan sebuah lingkaran yang terpotong dari kertas bcrwarna di tempat tersebut. Kemudian anak duduk sehingga dapat melihat ke seluruh

17 tempat itu tanpa hams menggerakkan kepala. Guru berdiri sehingga tidak - menghalangi pandangan anak untuk melihat lingkaran tersebut kemudian sebutkanlah satu warna, ketika guru melakukan itu, anak melihat ke arah warna yang disebut oleh guru tanpa menggerakkan kepala. Mulailah kegiatan ini dengan 3 buah lingkaran yang warnanya berbeda. Bila anak menjadi trampil pada periode tertentu, tambahkan lingkaran berwarna yang lebih banyak lagi. Teruskan kegiatan ini dengan hati-hati. c. Latihan mengikuti gerak berputaran Guru menggerakkan pointer ke dalam formasi delapan di hadapan anak. Kemudian anak harus melihat ujung arah panah tersebut tanpa menggerakkan kepala. Beri warna yang terang pada ujung panah itu, atau gunakan warna yang mengkilap agar membantu anak melihat ujung panah tersebut. Jika anak mendapat kesulitan bila menggerakkan matanya saja, maka bolehkan untuk meletakkan sikunya di atas meja, dengan sedikit santai untuk mendapatkan kestabilan. D. Gerakkan Penglihatan Untuk Mencari Suatu Stimulusi Penglihatan di Antara yang Lain Kemampuan dalam bagian ini adalah kemampuan untuk mencari stimulasl penglihatan utama diantara stimulasi lainnya. Gerakkan yang efisien, yang mengembangkan otot-otot penglihatan dari luar, merubah gerakkan perbaikan persepsi dengan cepat. Hal tersebut memberikan fasilitas membedakan gambar dari belakang, dan dari dalamnya, karena itu termasuk gerakkan mata dengan gerakkan benda yang terus menerus; gerakkan benda dengan mata yang konstan, atau kedua hal tersebut, Itu penting untuk menyadarkan anak untuk melihat latar belakang benda yang sedang dilihatnya. Kegiatan a. Mencari

18 Anak diberi selembar halaman buku atau koran, kemudian guru menyuruh anak untuk melingkari setia hurup "e" atau huruf lain yang terdapat di halaman tsb. Atau gambar seekor anak kuncing sedang bermain di halaman. Anak-anak senang bermain di halaman rumahnya, Tetapi Linda kalau bermain Senang dengan binatang kucing dan selaiu membawa kucing kalau ia pergi. b. Mencari kata Guru menyuruh anak untuk melingkari kata tertentu, mis: anak kucing sedang menangkap bola. Guru mempersiapkan selembar kertas yang berisi kata-kata yang akan di lingkari anak. Ayah saya senang melatih kucing menagkap bola. Waktu itu, saya baru pulang sekolah dan saya heran Karena anak kucing sedang menangkap bola. Ternyata kucing saya itu sudah lama dilatih ayah saya. c. Menentukan buatlah gambar segitiga, segi empat, lingkaran yang berhimpitan (lhat gambar) c h a 7 k f b Berikan pertanyaan kepada anak misalnya: Mana hurup yang terdapat di dalam lingkaran tapi tidak ada di dalam segitiga? Mana hurup yang terdapat di dalam segitiga tapi tidak ada didalam lingkaran? Mana hurup yang terdapat di dalam lingkaran dan segitiga? Mana hurup yang tidak ada didalam, baik segitiga maupun lingkaran? Tutup tiga buah angka dan lakukan hal yang sama.

19 Tutuplah jenis gambar yang lain. Untuk memperjelas berilah warna yang berbeda dan lakukan hal yang sama. Misalnya, angka berapa terdapat di dalam gambar rumah tapi tidak ada dalam gambar hiasan, anak akan senang melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri. F. DISKRIMINASI PENGLIHATAN Diskriminasi penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan terhadap benda yang terlihat. 1. Kemampuan membedakan benda berkembang dari buruk menjadi baik. Misalnya: - Membedakan pinsil milikmu dan pinsil milik orang lain. - Membedakan meja dan kursi 2. Diskriminasi juga berkembang dari benda yang bersifat abstrak kepada benda yang kongkrit, misalnya: - antara gambar dan kerangka gambar, - Diskriminasi penglihatan yang baik adalah mengenali; ungkapan bahasa tubuh gerakkan tangan bagian gerakkan tubuh Diskriminasi penglihatan juga termasuk membedakan bagian luar gambar dan bagian dalam gambar pada suatu benda. SASARAN Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa; 1. Mengikuti gerakan lampu. 2. Mengenali benda yang sudah dikenal. 3. Membedakan antara orang dan benda. 4. Mengenali benda yang serupa. 5. Membandingkan bentuk benda. 6. Membandingkan bentuk benda yang sebenarnya pada benda masih dalam bentuk kerangka.

20 7. Membandingkan benda yang memiliki 3 dimensi kepada benda yang memiliki 2 dimensi. 8. Mengenali benda yang tidak berubah, mengenali foto. 9. Mengenali gambar; mengenali kerangka gambar. 10. Mengenali suatu kegiatan. 11. Mengenali bentuk. 12. Mengenali gambar dengan detil. 13. Menyusun cerita, dengan menggunakan urutan gambar. 14. Membandingkan benda dengan menggunakan ukuran panjang dan lebar. 15. Mengkelompokan gambar menurut katagorinya. 16. Membedakan dan mengenali lambang-iambang abstrak. 17. Membandingkan lambang-iambang abstrak. 18. Melihat hubungan antara gambar dan pola gambar, dan antara gambar abstrak dan lambang-larnbang. 19. Membandingkan gambar yang sudah dikenal, 20. Mengenali nama sendiri. 21. Mengenali kata yang tersembunyi setelah membacanya pada sebuah teks. 22. Membuat deduksi dari sebuah gambar dengan melihat lambang abstrak. G. DISKRIMINASI VISUAL FIGURE GROUND Diskriminasi visual figure ground adalah kemampuan melihat benda tertentu dari belakang atau disekitar stimulasi penglihatan. Diskriminasi visual ground adalah suatu kemampuan melihat dan mengatur bidang penglihatan terhadap suatu benda atau yang mewakili benda. Integrasi dari suatu bagian yang terputus (tepi, batas,yang merubah suatu permukaan) terhadap suatu perbaikan persepsi yang terisolasi. Hal tersebut bukan hanya suatu proses pembedaan suatu benda. Melainkan suatu pengamatan terhadap bagian gambar yang sedang dilihatnya. SASARAN Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa;

21 1. Mengembangkan minat dalam menggarnbar. 2. Mengenali gambar yang mempunyai kekhususan. 3. Mengenali gambar dengan menunjuk warna suatu benda dalam gambar. 4. Membedakan antara bacaan dan gambar pada sebuah buku. 5. Mengenali suatu adegan di dalam gambar. 6. Membandingkan gambar dengan pengamatan yang teliti. 7. Mengurutkan gambar dengan ukuran, waktu, dan sebagainya. 8. Mengenali gambar yang bersifat kompleks. 9. Mengapresiasi perspektif dalam gambar 10. Mencari lambang-lambang yang telah diketahui pada latar belakang suatu gambar. 11. Memilih kata baik yang di halaman buku maupun yang ada pada papan tulis. 12. Membedakan benda yang bergerak cepat atau lambat. 13. Mengenali kata yang telah diketahui dalam suatu kumpulan kata-kata. KEG I AT AN Menentukan suatu kegiatan mungkin akan berguna bagi perkembangan diskriminasi visual figure ground. 1. Lingkarilah Berikan anak sebuah gambar. Kemudian perintahkan anak untuk melingkari benda tertentu pada gambar tersebut. Pertama, biarkan anak hanya melingkari satu benda dari masing-masing gambar. Untuk berikutnya perintahkan anak untuk melingkari 3 atau 4 benda dari masing-masing gambar. Baca kemudian lingkarilah 1. Gambarlah beberapa benda di papan tulis kemudian perintahkan anak untuk melingkarinya. 2. Gambarlah 3 buah benda atau lebih, agar anak menjadi lebih kreatif, misalnya: Lingkarilah gambar anak-anak yang ada dalam gambar tersebut, dan beri garis dibawah gambar pohon, lingkarilah gambar buah dan berilah garis silang pada gambar bunga, lingkarilah benda-

22 benda yang berawalan P dan beri garis bawah benda-benda yang berawalan. 2. Memotong Gambar Selain melingkari, perintahkan anak untuk memotong gambar dan meletakkan suatu benda pada gambar tersebut. 3. Membuat Berikan anak sebuah majalah. Perintahkan anak untuk memotong salah satu gambar kemudian menempelkannya pada selembar kertas, perintahkan anak untuk mewarnai gambar tersebut. Kemudian perintahkan anak untuk memotong lebih dari satu gambar, misalnya gambar mobil, bus, dan motor, lalu mintalah anak untuk menggambar sesuatu disekitar gambar-gambar tersebut. Biarkan anak bekerja berkelompok dalam memotong dan menempelkan gambar di atas kertas kemudian mereka membuat suatu gambar dari potongan gambar tersebut. 4. Benda dan gambar yang tersembunyi Berikan anak sebuah gambar yang pada gambar tersebut ada bagiannya yang hilang. Kemudian mintalah anak mencari bagian yang hilang dari gambar tersebut. Anak-anak tentu senang melakukan kegiatan ini. Mintalah seorang anak menggambar sesuatu benda yang pada gambar tersebut ada bagian yang hilang kemudian berikan gambar tersebut kepada anak yang lain agar mencari bagian yang hilang itu. Biarkan mereka bergantian melihatnya dan perhatikan siapa diantara anak-anak itu yang menjadi "detektif' terbaik. Guru memperlihatkan beberapa benda misalnya penghapus. Perintahkan anakanak memejamkan matanya sementara guru menyembunyikan penghapus tersebut di atas rak buku, kemudian mintalah anak-anak untuk mencari penghapus itu. Tulislah beberapa daftar benda di papan tulis. Benda-benda itu meliputi "pinsil, perangko, dsb." Kemudian perintahkan anak-anak keluar ruangan (memejamkan matanya) lalu sembunyikanlah misalnya pinsil, selipkan di dalam

23 penjilid buku, lalu perangko samarkanlah dengan menempelkannya di sebuah gambar yang ada di dinding. Kemudian suruhlah anak-anak masuk ke ruangan dan mencari daftar benda itu. 4. Mewarnai gambar Anak membuat beberapa rancangan atau gambar, lalu mewarnainya dengan menggunakan pens!!. Hasilnya tentunya akan menarik. Hal itu juga efektif untuk menyuruh anak menggunakan rancangan dasar kemudian mewarnainya. Anak-anak yang lebih lama akan senang melakukan kegiatan tersebut bila menggunakan nama dan kata-kata mereka sendiri. Kegiatan Melihat untuk mengurutkan Ada banyak bentuk latihan yang dapat digunakan dalam beberapa situasi, karena anak-anak memerlukan praktek dari sekedar tes-tes biasa. Hal itu juga dapat mendorong anak-anak untuk mengatakan urutan yang benar dan membahas sesuatu yang sedang berlangsung sebelum melanjutkan pada langkah yang berikutnya. 1. Mengurutkkan Gambar Anak-anak diminta untuk membawa potongan kartun ke sekolah. Potongan kartun tersebut kemudian dipotong hingga membentuk potongan bingkai kecil. Salah seorang anak kemudian menggabungan potongan kartun tersebut ke dalam susunan yang benar. 2. Mengurutkan Cerita Guru menulis cerita di papan tulis dengan urutan yang tidak beraturan. (berikan hal yang mudah dicontoh oleh setiap anak,) Urutan yang masih belum beraturan tersebut, kemudian dikopi atau disalin oleh anak, tapi sudah dalam urutan yang beraturan. BANYAK BUAH DURIAN BERSAMA IBU UDARANYA SEJUK KEKAMPUNG HALAMAN

24 NAIK KERETA API ADA DANAU Anak-anak membuat cerita dalam gambar, kemudian memo.tong-motongnya menjadi beberapa bagian. Kemudian anak-anak mencoba kembali menyusunnya ke dalam susunan cerita "sastra" yang beraturan. Tulislah nama hari pada kartu. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU MINGGU 3. Urutan Abjad yang tidak beraturan Berikan anak beberapa huruf dengan urutan yang tidak beraturan, kemudian suruhlah anak menyusun huruf-huruf tersebut dengan urutan yang benar tanpa melihat daftar huruf-huruf. g-d-e-a-c-h-f, selain anak-anak senang menyusun kalimat yang tidak beraturan, kata-kata yang digunakan harus dari kata-kata yang mereka pernah baca. Misalnya: menangkap kucing tikus besar kecil. Kcuing besar menangkap tikus kecil. Kucing kecil menangkap tikus besar, Variasinya barang kali dapat disesuaikan. 4. Menyusun cerita Suruhlah anak-anak membawa sebuah artikel ke kelas. Artikel tersebut dipotong menjadi 4 atau 5 bagian. Kemudian potongan tersebut dibagikan ke

25 satu sama lainnya. Kemudian mintalah anak-anak menyusunnya dalam urutan yang benar. 5. Menyusun gambar dan kata-kata Suruhlah seorang anak mencari gambar di majalah atau surat kabar. Kemudian potonglah gambar tersebut menjadi 4 atau 5 bagian. Lalu suruhlah anak lainnya menyusun kembali dalam susunan yang benar. Beberapa huruf yang dicetak dengan ukuran besar dipotong menjadi 4 atau 5 bagian, kemudian anak-anak disuruh untuk menyusun kembali dengan susunan yang benar. 6. Visual closure Visual closure adalah kemampuan melihat gambar atau benda ketika gambar atau benda hanya sebagian yang terlihat. SASARAN Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan sisvva; untuk: - mencari bagian dari mainan yang tersembunyi; - mengenali suatu gambar; - mengumpulkan benda yang sudah dikenal dari bagian suatu komponen; - mengenali bagian benda yang hiiang; - mengenali bagian elemen suatu benda yang dapat dilihat; - mcmbandingkan gambar suatu benda terhadap gambar benda yang kompleks; - mengumpulkan bagian suatu benda menjadi benda yang bisa dikenali; - menghubungkan bagian benda menjadi bentuk yang sepenuhnya. Kegiatan Buatlah suatu gambar baik gambar orang atau gambar suatu benda yang tudak lengkap Tugaskan anak untuk mencari gambar yang tidak lengkap

26 . 7. Memori Penglihatan Memori penglihatan adalah kemampuan untuk menyimpan dan mengingat kembali kejadian yang telah terjadi dan memadukannya dengan kejadian sekarang untuk mengenali aspek-aspek lingkungan atau menghubungkan satu aspek dengan aspek lain. Memori penglihatan adalah suatu kejadian yang pernah dilihat, yang kemudian dapat memodifikasi suatu kejadian yang dilihat dan mengulangi kejadian yang lalu. SASARAN Aktifitas-aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa; untuk; 1. Menggunakan suatu benda untuk tujuan tertentu. 2. Mencari mainan yang tersembunyi. 3. Menirukan adegan orang dewasa. 4. Mengenali seseorang yang sudah dikenal pada sebuah foto. 5. Menampilkan sesuatu dalam sebuah gambar. 6. Mencontoh gambar dari bentuk aslinya. 7. Menggambar sesuatu dari ingatannya. 8. Membuat kembali sesuatu yang dianggap sulit dengan hasil yang lebih baik. 9. Menampilkan kembali sesuatu dengan hasil yang baik. 10. Membuat kembali lambang-lambang abstrak. 11. Mengenali lingkungan dan orang yang sudah dikenal pada sebuah foto. 12. Membuat kembali suatu benda abstrak Kegiatan Memilih suatu kegiatan mungkin berguna bagi perkembangan memori penglihatan. 1. Seorang anak berdiri di depan kelas. Anak-anak yang lainnya mengawasi seorang kemudian keluar dari kelas mendekati anak itu lalu mengganti sesuatu yang lain pada penampilannya. Misalnya, ikat pinggangnya dilepas.

27 Anak tersebut kemudian masuk ke kelas dan anak-anak yang lain memperhatikan apa yang berbeda pada anak itu. 2. Anak-anak memejamkan matanya. Guru atau seorang anak merubah sesuatu di ruangan tersebut. Jika ada tanaman misalnya, yang dipindahkan ke tempat lain, a. Permainan Kim Ada 4-5 benda pada sebuah baki Waktu 1 setengah menit Tutuplah baki itu. Anak harus mengumpulkan benda sebanyak mungkin. Variasi 1. (ambillah satu buah benda) tanyakan benda apa yang hilang? Variasi 2. (anak-anak pada satu barisan) kemudian seorang anak bersembunyi. Tanyakan siapa yang tidak ada? 8. KOORDINASI PENGGERAK PENGLIHATAN Koordinasi penggerak penglihatan adalah kemampuan untuk memanipulasi benda kongkrit, dengan menggunakan tangan dan mata secara harmonis. Kegiatan Pemilihan suatu kegiatan mungkin berguna bagi perkembangan koordinasi gerakkan penglihatan. 1. Menirukan gerakkan kepala, tangan dan tubuh. Mengacak permainan scribble 2. Memperhatikan dua buah garis dan berjalan diantara garis tersebut. 3. Letakkan benda yang berpasangan di atas kertas, topi dan sarung tangan, sepatu dan kaus kaki, cangkir dan lepeknya. 4. Menirukan meletakkan benda. a, Meletakkan balok di tempat yang sama seperti yang dicontohkan. b. Letakkan gantungan baju digermen (gantungan baju) dan kemudian taruhlah ditempatnya.

28 5. Sesuaikan benda pada tempatnya seperti: Pasta gigi dan penutupnya, kendi dan tutupnya. 6. Berilah tanda dan contohlah garis panjang dan pendek, juga garis lengkung dan garis lurus. Hubungkan titik-titik untuk membentuk garis lurus dan garis lengkung. Dari kedua hal ini diharapkan dapat mengubah paradigma pelayanan dan pendekatan terhadap mereka yang Low Vision selanjutnya.

29 PENGEMBANGAN FUNGSI PENGLIHATAN Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Pendidikanm Inklusi kerjasama antara Direktorat Jendral Manajmen Pendidkan Dasar dan Menengah dengan Inter National Council for Education of People with Visual Impairment Di Holtel Golden View Jl. Bengkong Laut Batam tanggal 24 s/d 28 Juli 2007 \ Oleh : Sutan Syapruddin BALAI PUSAT PELAYANAN TERPADU LAW VISION KERJASAMA YAYASAN PENYANTUN WYATA GUNA, DINAS PENDIDIDKAN PROPINSI JAWA BARAT RUMAH SAKIT MATA CICENDO 2007

30 Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan:

31

32 Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan:

33

34

35 Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan:

Dari pengertian WHO diatas tentang Low Vision dapat ditangkap hal sebagai berikut:

Dari pengertian WHO diatas tentang Low Vision dapat ditangkap hal sebagai berikut: A. Pokok-Pokok Perkuliahan Low Vision Oleh Drs. Ahmad Nawawi Sub-sub Pokok Bahasan : 1. Definisi dan Prevalensi 2. Ciri-ciri Anak Low Vision 3. Klasifikasi Low Vision 4. Latihan Pengembangan Penglihatan

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya. MODEL SILABUS Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) Mata Pelajaran : Orientasi dan Mobilitas Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis PROGRAM PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISTIK Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis MEMILIH PROGRAM PEMBELAJARAN Program Penilaian Kemampuan Memilih Program untuk memulai pembelajaran Saatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK Asep Ardiyanto, S. Pd, M. Or Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN VISUS MATA

PEMERIKSAAN VISUS MATA PEMERIKSAAN VISUS MATA Tidak semua orang mempunyai visus yang sama. Visus dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES Abstrak Usia siswa Sekolah Dasar merupakan proses pengembangan dan perbaikan kemampuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikanya. Kualitas

Lebih terperinci

pengukuran waktu panjang dan berat

pengukuran waktu panjang dan berat bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN Lampiran Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia 2.5 3.4 tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN. Menyebutkan 4 warna Sebutkan warna-warna yang kamu ketahui? 2. Menjodohkan warna-warna

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR DALAM PENANGANAN PENYANDANG LOW VISION. Irham Hosni PLB FIP UPI PUSAT PELAYANAN TERPADU LOW VISION BANDUNG

KETERAMPILAN DASAR DALAM PENANGANAN PENYANDANG LOW VISION. Irham Hosni PLB FIP UPI PUSAT PELAYANAN TERPADU LOW VISION BANDUNG KETERAMPILAN DASAR DALAM PENANGANAN PENYANDANG LOW VISION Irham Hosni PLB FIP UPI PUSAT PELAYANAN TERPADU LOW VISION BANDUNG Membaca, menulis, mengamati dengan jarak sangat dekat Berjalan banyak tersandung

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

PRAKTEK BERGERAK DILINGKUNGAN SEKTAR SEKOLAH DAN UMUM

PRAKTEK BERGERAK DILINGKUNGAN SEKTAR SEKOLAH DAN UMUM PRAKTEK BERGERAK DILINGKUNGAN SEKTAR SEKOLAH DAN UMUM Irham Hosni PLB FIP UPI PELATIHAN PROGRAM KHUSUS ORIENTASI DAN MOBILITAS Hotel BMI Lembang, 12 19 Maret 2010 BPPTKPLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan

Lebih terperinci

Cerah Berawan. Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu...

Cerah Berawan. Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu... Kegiatan Semester 2 Pada setiap awal semester, kamu akan mendapat kegiatan semester. Di Semester 2 Kelas 3 ini, kamu akan mempelajari salah satu materi mengenai cuaca. Cuaca memengaruhi berbagai kegiatan

Lebih terperinci

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -5 B. -6. 0 D. 6 2. Hasil dari 2 : 75% + 8,75 =... A. 4 B. 5. 6 D. 7 3. Uang Irna sama dengan 2 3 uang Tuti. Jika jumlah uang mereka

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

3. Beberapa angka dikali dengan jumlah digitnya hasilnya adalah Berapa jumlah digit dari angka ini?

3. Beberapa angka dikali dengan jumlah digitnya hasilnya adalah Berapa jumlah digit dari angka ini? 1. Berat dua buah kubus sama dengan berat sebuah bola. Berat 2 balok sama dengan berat 3 bola. Berapa kubus yang diperlukan agar beratnya sama dengan satu balok? A) 5 kubus B) 4 kubus C) 3 kubus D) 2 kubus

Lebih terperinci

4. Satu koin dilempar tiga kali. Berapa kemungkinan muncul angka dan gambar selang seling?

4. Satu koin dilempar tiga kali. Berapa kemungkinan muncul angka dan gambar selang seling? 1. Di papan tertulis 7 kata benda, 5 kata kerja dan 2 kata sifat. Untuk membentuk satu kalimat kita perlu memakai satu kata tiap jenis kata. Berapa kalimat kita bisa bentuk? A) 24 B) 14 C) 70 D) 40 2.

Lebih terperinci

ORIENTASI DAN MOBILITAS TUNANETRA INSTRUMEN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Oleh Ahmad Nawawi

ORIENTASI DAN MOBILITAS TUNANETRA INSTRUMEN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Oleh Ahmad Nawawi ORIENTASI DAN MOBILITAS TUNANETRA INSTRUMEN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Oleh Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 INSTRUMEN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DATA KELAYAN

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

PENGENDALIAN MUTU KLAS X PENGENDLIN MUTU KLS X. Untuk mengukur ketebalan selembar kertas yang paling teliti menggunakan alat ukur. mistar. jangka sorong C. rol meter D. micrometer sekrup E. sferometer 2. Perhatikan gambar penunjuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

mengenal bangun datar

mengenal bangun datar bab 6 mengenal bangun datar tema 10 tempat umum pergi ke kota tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: mengenal segitiga, segiempat, dan lingkaran mengelompokkan bangun datar menurut

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra I. Pendahuluan Benarkah?: 1) Bila orang kehilangan penglihatannya, maka hilang pulalah semua persepsinya. 2) Secara

Lebih terperinci

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar 1. Pembacaan jangka sorong di samping yang benar adalah. cm a. 1,05 c. 2, 05 b. 1,45 d. 2, 35 2. Adi berangkat ke sekolah pukul 06.15. Jarak rumah Ardi dengan sekolah 1.8 km. Sekolah dimulai pukul 07.00.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 9 ulang tahun Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu Pelajaran 11 MENGUNGKAPKAN PERASAANMU Semuanya Sekitar, Naik, Turun 15 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 7:12 Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7

Lebih terperinci

IRHAM HOSNI PLB FIP UPI

IRHAM HOSNI PLB FIP UPI ORIENTASI DAN MOBILITAS IRHAM HOSNI PLB FIP UPI Standar Kompetensi Orientasi dan Mobilitas di SDLB adalah: Siswa trampil dan mandiri dalam bepergian dilingkungan terbatas dekat sekolah yang sudah dikenal

Lebih terperinci

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 001 1 (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 002 1 (1) Tikungan ke kiri (2) Tikungan ke kanan (3) Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 003 1 (1) Tikungan beruntun,

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi

Lebih terperinci

Virtual Reality. Abstrak

Virtual Reality. Abstrak Virtual Reality Fauzan Azmi azmifauzan@gmail.com http://www.azmifauzan.web.id Abstrak Secara sederhana, virtual reality adalah pemunculan gambar-gambar tiga dimensi yang dibangkitkan komputer, yang terlihat

Lebih terperinci

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek.

Main engklek Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek. PERKEMBANGAN DAN STIMULUS ANAK USIA 48-60 BULAN Ketika si buah hati memasuki rentang usia 48-60 bulan, umumnya perkembangan dan stimulasi yang ada akan dangat pesat sekali. Jika asupan gizi dan nutrisi

Lebih terperinci

BILANGAN SAMPAI DENGAN 10

BILANGAN SAMPAI DENGAN 10 Materi pelajaran matematika kelas 1 SD BILANGAN SAMPAI DENGAN 10 1. Menghitung dan Mengurutkan Benda Sampai Dengan 5 a. Membilang atau menghitung secara urut b. Menyebutkan banyak benda c. Membandingkan

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

BAB II TUNANETRA (LOW VISION)

BAB II TUNANETRA (LOW VISION) BAB II TUNANETRA (LOW VISION) 2.1. Difabel. Difabel adalah sekelompok masyarakat yang memiliki kemampuan yang berbeda dengan masyarakat non-difabel, ada yang memiliki kelaianan pada fisiknya saja, ada

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 8 kegiatan sehari hari Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK A Dharma Wanita 1 Ngraji Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Subyek penerima tindakan berjumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal Pengertian Perspektif Menurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relative dan yang relative menjadi datar. Perspektif adalah suatu system matematikal

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K ) GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K2310001) APRIYAN ARDHITYA P (K2310011) KOMPETENSI INTI : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BLOCK CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati, S.

PENGGUNAAN MEDIA BLOCK CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati, S. JRR Tahun 23, No. 2, Desember 204 06-2 PENGGUNAAN MEDIA BLOCK CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA Oleh: Siti Rachmawati, S.Pd SLB N Semarang ABSTRAK Kemampuan

Lebih terperinci

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan perkenan-nya kami dapat menghadirkan bahan ajar yang disusun berdasarkan pada Standar Isi tahun 2006

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

TEKNIK PENDAMPING AWAS

TEKNIK PENDAMPING AWAS TEKNIK PENDAMPING AWAS Oleh: Djadja Rahardja JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. TUJUAN Setelah menyelesaikan Unit 1 ini, anda diharapkan dapat: 1.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Umum Jalur sepeda adalah jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

1. Tuliskan kalimat yang sesuai dengan gambar! 2. Apakah manfaat makan buah dan sayur bagi kesehatan tubuh?

1. Tuliskan kalimat yang sesuai dengan gambar! 2. Apakah manfaat makan buah dan sayur bagi kesehatan tubuh? 1. Tuliskan kalimat yang sesuai dengan gambar! 2. Apakah manfaat makan buah dan sayur bagi kesehatan tubuh? 3. Sebutkan contoh perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah! 4. Perhatikan bangun ruang di

Lebih terperinci

Untuk SMA dan MA Kelas X GERAK LURUS LKPD. Nama : Kelas :

Untuk SMA dan MA Kelas X GERAK LURUS LKPD. Nama : Kelas : Untuk SMA dan MA Kelas X LKPD Nama : Kelas : Pertemuan I BESARAN DALAM A. Jenis LKPD : Aktivitas Diskusi B. Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR, PROGRAM & INTERVENSINYA. Oleh: Tim Dosen Pembelajaran ABB H i d a y a t dan Musjafak Assjari

MASALAH BELAJAR, PROGRAM & INTERVENSINYA. Oleh: Tim Dosen Pembelajaran ABB H i d a y a t dan Musjafak Assjari MASALAH BELAJAR, PROGRAM & INTERVENSINYA Oleh: Tim Dosen Pembelajaran ABB H i d a y a t dan Musjafak Assjari MASALAH PERSEPSI PENDENGARAN (Auditory Problems) Auditory Reception & Verbal Comprehension Dpt

Lebih terperinci

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut: Aspek Aspek Perkembangan Anak Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Perkembangan Anak.inilah yang menarik darianak karena anak berkebang tidak secara serentak, dalam artian anak berkembang secara bertahap sesuai

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

MAKALAH KPSP DAN KPAP

MAKALAH KPSP DAN KPAP MAKALAH KPSP DAN KPAP 1. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.sejak dahulu masalah perkembangan

Lebih terperinci

Skenario Pembelajaran. Menyebut hasil penambahan dengan gambar benda menggunakan kartu angka

Skenario Pembelajaran. Menyebut hasil penambahan dengan gambar benda menggunakan kartu angka Siklus I Pertemuan I Tema/subtema: Tanah Airku/Desaku Hari, tanggal : Senin, 2 April 2012 Menyebut hasil penambahan dengan gambar benda menggunakan kartu angka bergambar yang ditunjukan guru. Pembelajaran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas/Semester : 2 / 1 Tema : Kasih Sayang Alokasi Waktu : 2 Minggu Pelaksanaan : Minggu ke-1 s.d. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi Dasar Mengenal

Lebih terperinci

TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI

TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI TUNANETRA Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis (garis, bidang, ruang gempal,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Peningkatan Kosakata Bahasa Anak Usia 3 4 Tahun Sesuai Indikator Pembelajaran.

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Peningkatan Kosakata Bahasa Anak Usia 3 4 Tahun Sesuai Indikator Pembelajaran. LAMPIRAN Lampiran 2. Rubrik Penilaian Peningkatan Kosakata Bahasa Anak Usia 3 4 Tahun Sesuai Indikator Pembelajaran. Kriteria Indikator Kurang 1 Menirukan kembali 3 4 urutan kata, misalnya: Tidur, mandi,

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Cokrowati Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK KELOMPOK USIA 4-5

CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK KELOMPOK USIA 4-5 CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK KELOMPOK USIA 4-5 TAHUN 1. Menyusun silabi yang diturunkan dari indikator kompetensi NO INDIKATOR KOMPETENSI SILABI- KONSEP/MATERI 1. Agama dan Moral Menyanyikan

Lebih terperinci

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut : 1. Jika 3x2006 = 2005+2007+a, maka a sama dengan A) 2003 B) 2004 C) 2005 D) 2006 2. Berapa angka terbesar yang mungkin didapat dari kombinasi susunan enam kartu angka di bawah ini? A) 6 475 413 092 B)

Lebih terperinci

Bermain Sambil Belajar Matematika

Bermain Sambil Belajar Matematika Kegiatan Belajar 2 Bermain Sambil Belajar Matematika A. Pengantar Bermain pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari anak-anak, karena disamping memenuhi kebutuhan akan bermain dapat juga menambah atau memperkaya

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II 1. Berlari sambil melompat (D.3.20). 2. Meniru gerakan binatang/senam fantasi (D.3.23) 3. Berdiri dengan tumit di atas satu kaki selama 10 detik (D.3.19). 4. Mereyap dan merangkak lurus ke depan (D.3.22).

Lebih terperinci

Mengasah Kecerdasan. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

Mengasah Kecerdasan. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA 08 SERI BACAAN ORANG TUA Mengasah Kecerdasan di Usia 2-4 tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Tema Parenting : (MengasahKecerdasan) SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA

Tema Parenting : (MengasahKecerdasan) SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA Tema Parenting : (MengasahKecerdasan) SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA Selama periode usia 2-4 tahun, anak menunjukkan perubahan di seluruh aspek perkembangannya. Dari bayi yang sangat bergantung pada orang

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata sebagai indera penglihatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 2 1. 2. PKN 1. Standar hidup rukun dirumah 2. Menerapkan hidup rukun dengan teman sekelas

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

Cara Melihat Aura & Merasakannya

Cara Melihat Aura & Merasakannya Banyak anak kecil yang dapat melihat aura, mulai dari aura manusia, binatang, tumbuh tumbuhan, dan benda benda lainnya. Mereka mempertahankan kemampuan alami itu secara baik sampai dunia orang dewasa mulai

Lebih terperinci