Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Proyek Proyek Pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall dibangun pada lahan seluas ,00 m2 yang terdiri dari mall 4 lantai dengan luas ,56 m2, dan gedung parkir 6 lantai dengan luas ,6 m2. Proses pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall dimulai tanggal 14 Februari 2011 sampai dengan 11 Desember Data data tersebut diatas diambil dari buku perencanaan proyek yang dibuat oleh kontraktor. Didalam organisasi kontraktor dipimpin oleh seorang proyek manager. Organisasi tersebut dibagi menjadi tiga team, yaitu team engineering, team produksi dan team keuangan. Team engineering dipimpin oleh seorang Engineering Manager, team produksi dipimpin oleh Production Manager dan team keuangan dipimpin oleh Finance Manager. Berikut kami sajikan struktur organisasi proyek Pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall : IV 1

2 Tabel 1 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall Dalam melaksanakan kegiatan sehari harinya, setiap unsur diatas memiliki tugas dan wewenang masing masing yang telah diatur dan ditentukan sebelumnya, yaitu: No Jabatan Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian 1 Project Manager Klarifikasi dengan owner Membuat seluruh kebijakan proyek Memonitor pelaksanaan RAP Koordinasi 2 Project Enginering Manager Merencanakan cost plan proyek Koordinasi dengan anggota tim proyek Pelaksanaan dan pengendalian RAP proyek sesuai rencana dengan owner Memanage pelaksanaan sesuai schedule Melaksanakan kegiatan sesuai target mutu, biaya dan waktu IV 2

3 3 Project Finance Manager Merencanakan Cash flow proyek metode kerja Menyiapkan Dokumen lonstat/daftar pembayaran biaya proyek Pelaksanaan dan pengendalian keuangan proyek sesuai rencana Realisasi cash flow proyek Mendata kewajiban yang harus dibayar sesuai schedule menyusun laporan keuangan proyek 4 Procurtment / Logistik Membuat draft PO atau kontrak Penyimpanan material dan bukti penerimaan Melakukan inspeksi (visual, pengukuran, spesifikasi) Membuat analisa komparasi harga Membuat Purchasing Order Melakukan monitoring pengadaan dan penerimaan barang 5 Cost Control Membuat master costplan 6 Scheduller Membuat master schedulle Memonitor pengendalian RAP Melakukan verifikasi volume, harga satuan dan posting Melakukan updating schedulle secara periodik Melakuakan pengecekan laporan membuat laporan hasil pelaksanaan dan pengendalian biaya melakukan Verivikasi material yang diadakan berdasarkan RAP Membuat evaluasi dan laporan biaya perperiode Membuat evaluasi progress terhadap rencana awal membuat Monitoring Pelaksanaan action plan IV 3

4 4.2. Pekerjaan Tambah Ada beberapa item pekerjaan di proyek CSB Mall Cirebon yang menjadi pekerjaan tambah dan sudah diajukan klaim ke owner, diantaranya pekerjaan konstruksi baja, pekerjaan bobokan dan pekerjaan pekerjaan kecil lainya Pekerjaan Struktur Baja Pekerjaan konstruksi baja terdiri dari pekerjaan konstruksi atap bioskop XXI dan konstruksi atap ballroom. posisinya terletak di lantai atap mall. Pekerjaanya meliputi pekerjaan kolom baja, kuda kuda baja, rangka baja penutup atap dan rangka penggantung plafond. Pekerjaan ini termasuk paket pekerjaan struktur Pengumpulan Data Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat surat, gambar tender, gambar kontrak, gambar pelaksanaan, gambar kerja (shop drawing), Bill of Quantity (BQ), RKS, site memo, site instruction, risalah rapat, form RFI (request for information), foto, dan sebagainya a. Gambar tender Gambar tender adalah gambar gambar yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar uraian dan perhitungan volume pekerjaan (BQ). Dan gambargambar yang didapat selama masa tender yang menjadi dasar perhitungan pemborong dalam pengajukan penawaran pada tender pekerjaan (SAU pasal ). IV 4

5 Gambar rangka atap bioskop XXI bernomer S 61 tanggal penerbitanya 14 Februari Berikut adalah penjelasan dari gambar tersebut : 1. Posisi bioskop XXI terletak di as J S / Ukuran panjang 66 meter dan lebar 33.1 meter. 3. Rangka utama menggunakan WF ukuran ½ x 400x200x8x13 dengan rangka penutup atap menggunakan CNP 200x75x20x Nilai volume pekerjaan 70.3 ton seharga Rp ,00 Sedangkan gambar rangka atap ballroom bernomer S 64 tanggal penerbitanya 14 Februari Berikut adalah penjelasan dari gambar tersebut : 1. Posisi Ballroom terletak di as C I / Ukuran panjang 48 meter dan lebar 40 meter. 3. Rangka utama menggunakan pipa ukuran 8 dan 3 dengan rangka penutup atap menggunakan CNP 200x75x20x Nilai volume pekerjaan 44.6 ton seharga Rp , b. Bill of Quantity (BQ) Bill of Quantity adalah daftar uraian pekerjaan, volume dan harga satuan yang terdapat dalam dokumen dokumen tender dan kontrak. Harga satuan dalam BQ dan kontrak adalah dasar harga yang dipakai untuk menghitung biaya pekerjaan tambah atau kurang (SAU 1.15). Menurut BQ yang merupakan bagian dari lampiran kontrak, nilai pekerjaan konstruksi baja bisokop XXI adalah Rp ,00. Dan nilai pekerjaan IV 5

6 konstruksi baja Ballroom adalah Rp ,00. Nilai tersebut berbeda dengan nilai sesuai gambar tender yang telah diuraikan diatas c. Gambar Pelaksanaan Gambar pelaksanaan adalah gambar gambar yang diterima pemborong dari pemberi tugas atau manajemen konstruksi (MK) selama pelaksanaan disertai instruksi manajemen konstruksi (MK) yang telah disetujui oleh pemberi tugas mengenai perubahan atau penambahan atau pengurangan pekerjaan (jika ada) (SAU pasal ). Pada bulan maret 2011 ada informasi dari MK dan owner bahwa akan ada perubahan design struktur baja bioskop XXI dan Ballroom. Sehingga proses pengadaan untuk pekerjaan tersebut tidak bisa dilanjutkan menunggu design baru dari owner. Gambar pelaksanaan konstruksi baja dengan design baru, baru diserahkan kepada kontraktor pada tanggal 03 agustus 2011 untuk bioskop XXI dan tanggal 29 juni untuk Ballroom. Berikut adalah penjelasan dari gambar perubahan tersebut : Gambar rangka atap bioskop XXI bernomer S 61 tanggal penerbitanya 03 Agustus 2011: 1. Posisi bioskop XXI terletak di as C H / Ukuran panjang 56 meter dan lebar 40 meter. 3. Rangka utama menggunakan WF ukuran ½ x 450x200x9x14 dengan rangka penutup atap menggunakan CNP 200x75x20x3.2 dan ditambah rangka penggantung plafon menggunakan UNP 180x75x7 4. Nilai volume pekerjaan 61.9 ton seharga Rp ,00 IV 6

7 Sedangkan gambar rangka atap ballroom bernomer S 64 tanggal penerbitanya 29 Juni 2011: 1. Posisi Ballroom terletak di as I R / Ukuran panjang 64 meter dan lebar 28 meter. 3. Rangka utama menggunakan WF ukuran ½ x 400x200x8x16 dengan rangka penutup atap menggunakan CNP 200x75x20x Nilai volume pekerjaan ton seharga Rp , Pekerjaan Lain lain Pekerjaan lain lain umumnya terjadi karena kondisi existing yang tidak terduga dan tidak tercover oleh dokumen tender. Pekerjaannya antara lain pembobokan kolom, retaining wall, pile cap dan tangga existing. Selain itu ada juga pekerjaan penambahan struktur seperti penambahan pembesian, beton dan bekisting Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Tambah Setelah adanya pekerjaan yang menyebabkan pekerjaan tambah, kontraktor segera meminta kepada MK dan Owner agar segera menerbitkan Site Intruksi sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan tambah. Site Intruksi juga digunakan sebagai dasar untuk pengajuan klaim pekerjaan tambah dilampirkan data data pendukung seperti gambar dan BQ. IV 7

8 Biaya Pekerjaan Tambah Berikut adalah tabel biaya pekerjaan tambah yang telah diajukan kontraktor kepada owner. IV 8

9 Pasal Pasal kontrak Kerja Yang Mengatur Klaim Pekerjaan Tambah Berikut adalah bunyi dari pasal pasal didalam kontrak kerja yang mengatur klaim pekerjaan tambah : SAU Pasal 10. Perubahan perubahan atau pekerjaan tambah kurang 1.1. Apabila dianggapa perlu, Manajemen konstruksi (MK) atas persetujuan tertulis dari pemberi tugas dapat mengadakan perubahan atas bentuk, kualitas, atau kuantitas pekerjaan ataupun bagian dari pekerjaan dan berhak memerintahkan pemborong untuk mengerjakan hal hal berikut : Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum didalam gambar,syarat teknis pelaksanaan dan BQ Meniadakan beberapa bagian pekerjaan yang tercantum didalam gambar,syarat teknis pelaksanaan dan BQ Mengubah level, garis garis, posisi dan dimensi bagian bagian pekerjaan Melaksanakan pekerjaan tambah yang dianggap perlu untuk menyelesaikan pekerjaan 1.2. Instruksi instruksi perubahan tersebut diatas berlaku pula untuk bagianbagian pekerjaan yang tercantum didalam gambar tender/kontrak tetapi tidak tercantum didalam syarat teknis dan BQ atau sebaliknya 1.3. Perintah untuk melaksanakan perubahan tersebut akan duiberikan oleh MK secara tertulis setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari IV 9

10 pemberi tugas, dan perubahn perubahan ini akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah atau kurang 1.4. Untuk pekerjaan tambah atau kurang pada bagian bagian pekerjaan yang belum tercantum sebelumnya didalam BQ maka harga satuan yang digunakan berdasarkan harga yang berlaku dipasaran 1.5. Untuk pekerjaan tambah atau kurang yang disebabkan adanya perbedaan antara gambar kontrak dengan gambar pelaksanaan maka volume atau quantity yang dihitung kembali adalah hanya bagian pekerjaan yang mengalami perubahan tambah atau kurang saja dan hanya nilai dari bagian tersebut saja yang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah atau kurang SAK Pasal 5 Tata cara, waktu dan sistem pembayaran 2. Pembayaran Pekerjaan Tambah dan Kurang 2.1. Pekerjaan tambah dan kurang yang timbul selama masa pelaksanaan dan yang telah mendapat persetujuan tertulis dari pihak pertama, akan dibuatkan addendum kontrak 2.2. Addendum nilai kontrak untuk pekerjaan tambah dan kurang tersebut (bila ada) akan dibuat secara periodik atas kesepakatan bersama pihakpihak yang terkait, disesuaikan dengan kondisi yang ada Pembayaran atas pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dilaksanakan setelah addendum kontrak yang bersangkutan ditandatangani dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan disetujui oleh manajemen konstruksi (MK) IV 10

11 Proses pengajuan Klaim Pekerjaan Tambah Berdasarkan Kontrak Kerja Berikut adalah proses pengajuan klaim pekerjaan tambah berdasarkan kontrak kerja antara owner dan kontraktor : 1. Manajemem konstruksi (MK) dengan persetujuan owner berhak mengadakan perubahan kualitas pekerjaan (pekerjaan tambah) 2. Manajemem konstruksi (MK) dengan persetujuan owner berhak memerintahkan kontraktor untuk mengerjakan perubahan design 3. Manajemem konstruksi (MK) dengan persetujuan owner berhak memerintahkan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tambah termasuk untuk pekerjaan yang ada perbedaan volume didalam dokumen tender 4. Perintah untuk melaksanakan pekerjaan perubahan diberikan secara tertulis oleh MK dengan persetujuan owner 5. Pekerjaan tambah yang timbul selama masa pelaksanaan yang telah mendapatkan persetujuan owner akan dubuatkan addendum kontrak 6. Pembayaran atas pekerjaan tambah dapat dilaksanakan setelah addendum kontrak ditandatangani dan pekerjaan telah dilaksanakan dan disetujui pleh MK IV 11

12 Proses Pengajuan Klaim Pekerjaan Tambah Yang Tidak Diakomodir Oleh Kontrak Kerja dan Dampaknya Bagi Kontraktor Dari penjelasan pasal pasal diatas, ternyata kontrak kerja tidak mengakomodir semua proses pengajuan klaim pekerjaan tambah, diantaranya adalah : 1. Pasal dikontrak hanya mengatur hak MK dan owner untuk mengadakan perubahan pekerjaan. 2. Pasal dikontrak hanya mengatur hak MK dan owner untuk memerintahkan kontraktor untuk melaksankan pekerjaan tambah 3. Tidak ada pasal dikontrak yang mengatur masalah pengajuan klaim pekerjaan tambah oleh kontraktor kepada MK dan owner 4. Tidak ada pasal dikontrak yang mengatur kewajiban MK dan owner untuk menyetujui klaim biaya pekerjaan tambah yang diajukan oleh kontraktor 5. Tidak ada pasal yang mengatur batas waktu persetujuan klaim yang diajukan kontraktor Kontrak kerja yang tidak mengakomodir proses pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah kontraktor berdampak kepada kerugian kontraktor. Dimana kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tambah tapi tidak dijamin proses klaimnya. Sehingga kontraktor berpotensi mengalami kerugian senilai pekerjaan tambah tersebut yaitu RP ,00. IV 12

13 Pasal Pasal didalam FIDIC General Condition of Contract for Contruction Yang Mengatur Klaim Pekerjaan Tambah Berikut adalah pasal pasal yang mengatur klaim pekerjaan tambah kontraktor : Pasal 3.3 Instruksi enjinir Enjinir (setiap saat) dapat mengeluarkan kepada Kontraktor, perintah dan tambahan atau modifikasi gambar gambar yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan dan perbaikan cacat mutu,sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus mengikuti perintah yang diberikan oleh Enjinir atau asisten yang didelegasikan, untuk segala hal yang berkaitan dengan Kontrak Pasal 13.1 Hak untuk melakukan variasi Variasi dapat diprakarsai oleh Enjinir setiap saat sebelum diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, baik melalui suatu instruksi maupun melalui permintaan kepada Kontraktor untuk mengajukan usulan. Kontraktor harus melaksanakan dan terikat dengan setiap Variasi, kecuali apabila Kontraktor segera memberitahukan Enjinir menyatakan (dengan bukti bukti pendukung) bahwa : o Kontraktor tidak mampu menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk Variasi, atau IV 13

14 o Variasi tersebut memicu perubahan mendasar dalam urutan atau kemajuan pelaksanaan Pekerjaan. Setelah menerima pemberitahuan, Enjinir harus membatalkan, memastikan atau mengubah instruksi. Pasal 20.1 Klaim kontraktor Jika Kontraktor menganggap dirinya berhak atas perpanjangan Waktu Penyelesaian dan/atau pembayaran tambahan, menurut Klausula manapun dari Persyaratan ini atau yang lainnya dalam kaitannya dengan Kontrak, Kontraktor harus menyampaikan pemberitahuan kepada Enjinir, menyebutkan kejadian atau keadaan yang menimbulkan klaim. Pemberitahuan harus disampaikan sesegera mungkin, dan tidak lebih dari jangka waktu 28 hari setelah Kontraktor menyadari, atau seharusnya telah menyadari, akan kejadian atau keadaan tersebut. Dalam jangka waktu 42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih lanjut untuk mendukung klaim sebelumnya, atau dalam waktu lain yang mungkin diusulkan oleh Enjinir dan disetuju oleh Kontraktor, Enjinir harus menanggapi dengan persetujuan, atau penolakan dengan komentar secara rinci. Enjinir juga dapat meminta data pendukung lebih lanjut yang diperlukan, namun tetap memberikan tanggapannya atas prinsip klaim dalam jangka waktu yang ditetapkan di atas. Dalam jangka waktu 42 hari yang ditetapkan di atas, Enjinir harus menindaklanjuti sesuai dengan Sub Klausula 3.5 [Penetapan] untuk IV 14

15 menyetujui dan menetapkan pembayaran tambahan (jika ada) yang berhak diterima Kontraktor menurut Kontrak. Jika Enjinir tidak menanggapi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Klausula ini, salah satu Pihak dapat menganggap bahwa klaim ditolak oleh Enjinir dan Pihak tersebut dapat merujuk pada Dewan Sengketa sesuai dengan Sub Klausula 20.4 [Memperoleh Keputusan Dewan Sengketa] Proses pengajuan Klaim Pekerjaan Tambah Berdasarkan FIDIC General Condition of Contract for Contruction. Proses pengajuan klaim pekerjaan tambah berdasarkan standar kontrak FDIC adalah sebagai berikut : 1. Enjinir sebagai wakil owner berhak mengeluarkan perintah menambahkan atau memodifikasi gambar yang diperlukan dalam pelaksaan pekerjaan. 2. Kontraktor harus mengikuti perintah enjinir untuk segala hal yang bekaitan dgn kontrak. 3. Variasi atau perubahan pekerjaan dapat diprakarsai oleh enjinir melalui suatu instruksi ataupun usulan dari kontraktor 4. Kontraktor berhak untuk menolak atau meminta merubah variasi atau perubahan pekerjaan dari ennjinir dengan menyatakan bukti bukti pendukung apabila : IV 15

16 o Kontraktor tidak mampu menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk Variasi, atau o Variasi tersebut memicu perubahan mendasar dalam urutan atau kemajuan pelaksanaan Pekerjaan. o Kontraktor harus menyampaikan klaim pekerjaan tambah sesegera mungkin tidak lebih dari jangka waktu 28 hari setelah menyadari adanya keadaan yg menyebabkan hal tersebut. o Dalam jamgka waktu 42 hari setelah menerima klaim kontraktor, enjinir harus menanggapi dengan persetujuan atau penilakan dengan komentar secara rinci o Dalam jangka waktu 42 hari setelah menerima klaim kontraktor, enjinir harus menyetujui dan menetapkan pembayaran tambahan (jika ada) yg berhak diterima kontraktor menurut kontrak. o Jika enjinir tidak menanggapi klaim dalam jangka waktu yg telah ditentukan, kontraktor bisa merujuk ke dewan sengketa Proses Pengajuan Klaim Pekerjaan Tambah Yang Tidak Diakomodir Oleh Kontrak Kerja Tetapi diakomodir oleh standar Kontrak FIDIC. Setelah mengkaji pasal pasal didalam kontrak kerja dan pasalpasal di standar kontrak FIDIC, maka dapat diketahui proses pengajuan klaim pekerjaan tambah sesuai standar kontrak FIDIC tetapi tidak diakomodir oleh kontrak kerja, yaitu : IV 16

17 1. Kontraktor berhak untuk menolak atau meminta merubah variasi atau perubahan pekerjaan dari ennjinir dengan menyatakan bukti bukti pendukung apabila : o Kontraktor tidak mampu menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk Variasi, atau Kontraktor tidak mampu menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk Variasi, atau o Variasi tersebut memicu perubahan mendasar dalam urutan atau kemajuan pelaksanaan Pekerjaan. 2. Kontraktor harus menyampaikan klaim pekerjaan tambah sesegera mungkin tidak lebih dari jangka waktu 28 hari setelah menyadari adanya keadaan yg menyebabkan hal tersebut 3. Dalam jamgka waktu 42 hari setelah menerima klaim kontraktor, enjinir harus menanggapi dengan persetujuan atau penilakan dengan komentar secara rinci 4. Dalam jangka waktu 42 hari setelah menerima klaim kontraktor, enjinir harus menyetujui dan menetapkan pembayaran tambahan (jika ada) yg berhak diterima kontraktor menurut kontrak 5. Jika enjinir tidak menanggapi klaim dalam jangka waktu yg telah ditentukan, kontraktor bisa merujuk ke dewan sengketa. IV 17

18 Pasal pasal didalam FIDIC General Condition of Contract for Contruction sudah mengakomodir masalah pengajuan klaim pekerjaan tambah kontraktor. Sehingga kontraktor bisa mendapatkan pembayaran biaya pekerjaan tambah senilai Rp ,00 dan terhindar dari kerugian. Dari uraian diatas mengenai klaim pekerjaan tambah dan bunyi pasalpasal didalam kontrak kerja dibandingkan dengan pasal pasal dikontrak FIDIC General Condition of Contract for Contruction dapat dijelaskan didalam tabel 3 dan tabel 4 dibawah ini : IV 18

19 IV 19

20 4.3. Pekerjaan Yang Berpotensi Menjadi Pekerjaan Tambah IV 20

21 Ada beberapa pekerjaan lain yang berpotensi menimbulkan pekerjaan tambah,diantaranya adalah pekerjaan plafond, pekerjaan railing dan pekerjaan pengecatan Pengumpulan Data Berdasarkan BQ dan gambar tender dengan nomer AR.A4 01 s/d AR.A4 05 nilai pekerjaan plafond adalah Rp Pada saat pelaksanaan tepatnya pada tanggal 23 juli 2011 owner mengeluarkan gambar baru dengan design yang berbeda, sehingga menyebabkan penambahan volume pekerjaan. Selain itu pada tanggal 16 agustus owner mengeluarkan Site Instruksi agar kontraktor menghentikan sementara pekerjaan plafond. Berdasarkan BQ dan gambar tender dengan nomer AR.A7 01 s/d AR.A7 09 nilai pekerjaan railing adalah RP ,00. Pada tanggal 16 agustus 2011 Owner mengeluarkan Site Instruksi agar kontraktor menghentikan sementara pekerjaan railing. Kemudian pada tanggal 8 september 2011 Owner mngeluarkan gambar design baru. Railing void yang tadinya menggunakan material plate dan pipa besi diubah menjadi menggunakan material kaca tempered dan pipa stainless steel sehingga nilai pekerjaan railing menjadi lebih mahal. Berdasarkan BQ, nilai pekerjaan pengecatan area mall adalah dan parkir adalah Rp ,00. Pada tanggal 7 Oktober 2011 Owner mengeluarkan gambar pelaksanaan untuk pekerjaan pengecatan. Dalam gambar tersebut type cat yang dipakai di dinding mall dan parkir mengalami perubahan, yang IV 21

22 awalnya memakai type cat acrilyc emulsion berubah menjadi cat minyak yang harganya lebih mahal Biaya Pekerjaan Yang Berpotensi Menjadi Pekerjaan Tambah Berdasarkan data data yang telah dijelaskan diatas, maka potensi biaya pekerjaan tambah dari pekerjaan dijelaskan didalam tabel 5 dibawah ini : Pasal Pasal kontrak Kerja Yang Mengatur Klaim Pekerjaan Tambah IV 22

23 Selain pasal pasal yang telah diuraikan diatas mengenai klaim pekerjaan tambah, dibawah ini akan diuraikan pasal pasal mengenai penghentian pekerjaan, yaitu : SAU Pasal 7.10 Penundaan Pekerjaan Pemborong atas perintah tertulis dari manajemen konstruksi (MK) harus menunda pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekrjaan untuk beberapa waktu dan selama masa penundaan tersebut pemborong harus melindungi pekerjaanya sesuai dengan perintah Manajemen Komstruksi (MK). Pasal diatas hanya mengatur kewajiban kontraktor untuk melakukan penundaan pekerjaan berdasarkan instruksi dari MK. Tapi tidak mengatur klaim penambahan biaya kontraktor akibat penundaan pekerjaan tersebut Pasal Pasal didalam FIDIC General Condition of Contract for Contruction Yang Mengatur Klaim Pekerjaan Tambah Didalam FIDIC General Condition of Contract for Contruction selain pasal pasal yangg telah diuraikan diatas ada juga pasal yang mengatur penghentian pekerjaan yaitu : Pasal 8.8 Penghentian Pekerjaan Enjinir dapat setiap saat memerintahkan Kontraktor untuk menghentikan kemajuan suatu bagian Pekerjaan atau seluruh Pekerjaan. Pasal 8.9 Konsekuensi Penghentian Apabila Kontraktor mengalami keterlambatan dan/atau menanggung Biaya akibat memenuhi instruksi Enjinir berdasarkan Sub Klausula 8.8 IV 23

24 [Penghentian Pekerjaan] dan/atau dari melanjutkan pekerjaan, Kontraktor harus menyampaikan pemberitahuan kepada Enjinir dan berdasarkan Sub Klausula 20.1 [Klaim oleh Kontraktor] berhak atas pembayaran atas setiap biaya, yang akan dimasukkan kedalam Harga Kontrak. Kedua pasal diatas mengatur kewajiban kontraktor untuk melaksanakan penghentian pekerjaan berdasarkan instruksi dari owner dan konsekuensi dari penghentian tersebut. Dimana apabila kontraktor mengalami kerugian biaya akibat penghentian tersebut, kontraktor bisa mengklaim penambahan biaya kepada owner. Sehingga potensi kerugian yang dapat dihindari kontraktor akibat perubahan gambar dan penghentian pekerjaan adalah senilai Rp ,00. Dari uraian diatas mengenai potensi klaim pekerjaan tambah dan bunyi pasal pasal didalam kontrak kerja dibandingkan dengan pasal pasal dikontrak FIDIC General Condition of Contract for Contruction dapat dijelaskan didalam tabel 5 dan tabel 6 dibawah ini : IV 24

25 IV 25

DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,www.dosctoc.com, Jakarta : PT.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,www.dosctoc.com, Jakarta : PT. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna. 2003. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,www.dosctoc.com, Jakarta : PT. Fikahati Aneka Chandra, Herry; Tunardih, Eillen; Soetiono, Imelda.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan gambar sangat berpengaruh terhadap perubahan biaya. Selain itu diperparah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-jenis Kontrak Dalam suatu pekerjaan kita lazim mendengar istilah kontrak. Kontrak adalah kesepakatan antara dua belah pihak yang secara hukum mengikat (Zaini et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK 3.1 Manajemen Organisasi Proyek Dalam membangun suatu proyek, perlu adanya suatu sistem manajemen proyek yang merupakan rangkaian kegiatan suatu usaha dalam

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perubahan Perintah (Change Order) Change order merupakan mekanisme untuk membuat perubahan selama konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi BAB III ORGANISASI DAN 3.1.1 Organisasi Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Citra Lake Suites adalah proyek kondominium hasil kerja sama Ciputra Residence dengan Mitsui Fudosan Residential. Berlokasi di Citra 6, Citra Garden City Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Pengelolaan Waktu Pelaksanaan Proyek Sebagai Kontraktor Utama pembangunan Proyek One Sentosa Apartement PT. Adhi Persada Gedung harus membuat perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengambilan data ketidaksesuaian Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang selesai tahun 2011 didapatkan dari salah satu departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Variation Order Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRAK DAN NILAI KLAIM PADA PELAKSANAAN SUB-PAKET PEKERJAAN STRUKTUR. (Studi Kasus: Proyek Ciputra World Apartment and SOHO)

ANALISIS KONTRAK DAN NILAI KLAIM PADA PELAKSANAAN SUB-PAKET PEKERJAAN STRUKTUR. (Studi Kasus: Proyek Ciputra World Apartment and SOHO) ANALISIS KONTRAK DAN NILAI KLAIM PADA PELAKSANAAN SUB-PAKET PEKERJAAN STRUKTUR (Studi Kasus: Proyek Ciputra World Apartment and SOHO) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan survey untuk kemudian datanya dianalisa. Mulai dari kuisioner tahap I yang diberikan kepada

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 04, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Data

BAB IV Analisis Data BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Dalam hal ini bertindak untuk dan atas

Lebih terperinci

SOP Penanganan Variance Order

SOP Penanganan Variance Order Halaman : 1 dari 5 1. Latar Belakang Dalam kegiatan penyelesaian proyek dapat terjadi perubahan yang menimbulkan perbedaan ruang lingkup pekerjaan atau proyek dari yang telah disepakati bersama dalam Dokumen

Lebih terperinci

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila. KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila Abstrak Klaim merupakan bentuk atau cara permohonan atau permintaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 161 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Penerapan Quality Assurance dari segi teknik dan ketepatan waktu oleh PT. Citra Dinamika Interindo pada pekerjaan desain interior di Hotel Sahid belum sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Dalam organisasi proyek pembangunan apartemen casa de parco, banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA SURAT PERJANJIAN Nomor : Tanggal : Antara PT DWI KARYA MAKMUR Samarinda Dengan PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT DWI DENGAN

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK AKIBAT BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT 7.1 Uraian Umum Proses design yang dilakukan oleh konsultan perencanaan sangatlah penting dan erat kaitannya dengan proses kontruksi yang akan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROYEK

BAB IV GAMBARAN UMUM PROYEK BAB IV GAMBARAN UMUM PROYEK IV. 1 PENDAHULUAN Pada bab berikut diuraikan mengenai gambaran umum proyek yang akan dilakukan studi kasus untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan

Lebih terperinci

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO)

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO) KOP SKPD BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO) Pekerjaan : Nomor Kontrak Awal : Tanggal Kontrak Awal : Nilai Kontrak Awal : Addendum I : Addendum II : Lokasi : Volume : Masa Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1. Segi Biaya Proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

DATA INFORMASI DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT

DATA INFORMASI DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN I. PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 4 Tahun 2016 TANGGAL : 11 Februari 2016 TENTANG : INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PANITIA PENGADAAN REHAB RUMAH DINAS (TERMASUK ( PAGAR) UNTUK RUMAH JABATAN KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK 9.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Mengerti dan memahami kontrak konstruksi b) Mengerti dan memahami jenis-jenis kontrak 2) Bagian 2 a) Memahami

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya, banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 LATAR BELAKANG KONTRAK Pemilihan kontrak yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi lebih didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci