PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
|
|
- Erlin Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh ABD. RAHMAN MOODUTO NIM Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd,M.Pd Nip : Nip : MENGETAHUI Ketua Jurusan Pendidkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP
2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO OLEH Abdul Rahman Mooduto, Haris Mahmud, Wiwiy Triyanti Pulukadang¹ Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Abdul Rahman Mooduto, Meningkatkan Kemampuan Siswa Memperagakan Tari Saronde Kreasi Melalui Metode Driil Di Kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Jurusan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Pd Dan Pembimbing II Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah metode Drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tarian saronde kreasi di kelas SDN V 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus. Dari 16 orang siswa pada observasi awal kemampuan siswa, ada 2 orang atau 12,5% yang mampu. Siklus I siswa yang mampu sebanyak 8 orang siswa atau 50% sedangkan pada siklus II siswa yang mampu sebanyak 14 orang atau 87,5%.. Kesimpulan yang diperoleh yakni kemampuan siswa memperagakan tarian saronde kreasi melalui metode drill di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Tari Saronde Kreasi, Metode Driil 1 Abdul Rahman Mooduto selaku mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakulats Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo; Drs. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si selaku pembimbing I, Wiwiy Triyanti Pulukadang, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II
3 BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan seni memberikan kontribusi terhadap perkembangan individu serta memberikan pengalaman yang berharga (pengalaman Estetik) sebagai bagian yang penting dari kebudayaan. Pendidikan melalui seni mempunyai kontribusi tersendiri terhadap individu karena membantu pengembangan mental, Emosional, Kreativitas, Estetika, Sosial, dan Fisik. Tari merupakan salah satu jenis seni yang rekomendasikan digunakan dalam proses pendidikan sekolah. Melalui tari, anak dilatih untuk menggerakan berbagai sensori motoriknya, melatih kepekaannya, mengkoordinasikan antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman disekitarnya dalam gerak dan sebagainya. Disamping itu seperti halnya jenis-jenis seni yang lain, mempelajari berbagai jenis tari juga berarti sarana untuk mengenali berbagai varian seni dan kebudayaan di daerah lain bahkan di mancanegara. Mengapa Tari Saronde Kreasi perlu diperkenalkan pada siswa? agar siswa tidak kurang pergaulan dalam pengetahuan tentang kesenian Nusantara yang ada di Indonesia, khususnya di daerah mereka sendiri yaitu kesenian daerah Gorontalo. Memang banyak kesenian-kesenian lain yang ada di Indonesia, namun tidak semua kesenian dikenal banyak orang. Melalui pendidikan Seni Budaya Dan Keterampilan siswa dapat memahami kesenian yang ada di Indonesia, seperti tari Saronde Kreasi. Tujuan dari pembelajaran ini agar para siswa dapat mengetahui, memperagakan, dan menjaga serta mengembangkan seni budaya ini pada masa yang akan datang. Agar seni budaya kita ini tidak akan punah atau di telan waktu. Sesuai dengan kenyataan yang ada bahwa pembelajaran tentang seni daerah Nusantara sudah kurang di terapkan karena dipengaruhi oleh jaman dan media informasi. Sehingga banyak para generasi penerus sudah merasa gengsi dan bahkan tidak lagi mengetahui Seni daerah yang ada ditempat mereka sendiri. Karena mereka lebih menyukai tarian dari negara lain yang saat ini sudah tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Danch. Sesuai hasil observasi di SDN 5 Limboto Barat pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, terdapat siswa yang belum mampu memperagakan Tarian Daerah Gorontalo. Hal ini sudah diusahakan oleh guru bidang studi mata pelajaran SBK dengan menggunakan Metode Drill serta memberikan teori tentang tarian daerah ini. Akan tetapi masi ada juga siswa yang kemampuanya kurang pada bidang ini. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji melalui penelitian dengan judul MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO.
4 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta yang diolah kembali oleh pusat bahasa Departemen pendidikan nasional (pada skripsi Bouty, 2011:9) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut Mina Bouty kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi. Selain unsure-unsur dasar tari, terdapat pula empat unsure penguasaan criteria tari. Keempat hal ini diterapkan dalam tari secara konvensional. Namun tidak menutup kemungkinan dapat digunakan pada tarian Non-konvensional. Keberhasilan penari diatas panggung, memerlukan penguasaan secara maksimal dari keempat criteria ini karena keempat criteria ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 1. Wiraga yaitu kemampuan penari dalam membawakan tari dari penguasaan tekhnik gerak, kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhirtarian dengan mulus tanpa cacat termasuk hapalan, ketepatan (teknik) melakukan/menarikan gerak dengan benar dan baik. 2. Wirahma yaitu penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan sesuai atau tepat dengan irama music pengiringnya. Selain ketepatan tempo dan ritme juga rasa musical penari dituntut karena kemampuan penghayatan secara musical penari akan terlihat oleh penonton. 3. Wirasa yaitu kemampuan penari dalam mengekspresikan dan menghayati tarian yang dibawakan, sehingga tarian mampu secara total dibawakan oleh penari. Ekspresi dalam tari merupakan salah satu yang menentukan sifat atau karakter tarian. Penari dituntut mampu melakukan berbagai ekspresi. 4. Harmonis yaitu keserasian serta keterpaduan dari seluruh komponen tari yaitu wiraga, wirahma, dan wirasa ketika penari menari diatas panggung. Adapun tarian yang akan menjadi objek penelitian adalah tarian Daerah Gorontalo. Ada beberapa tarian adat daerah Gorontalo, namun pada kesempatan ini peneliti mengambil tarian sebagai berikut : 1). Sejarah Singkat Tarian Saronde Kreasi Nama tarian tradisi di Nusantara maupun di Mancanegara biasanya berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Nama tarian baiasanya hanya terdiri dari satu kata. Pada awalanya tarian yang berkembang di Daerah Sangir, Sulawesi Utara adalah Tarian Pato-Pato. Setelah melihat Tarian ini pihak Diknas Kebudayaan Kota Gorontalo berinisiatif untuk membuat satu tarian yang diperagakan oleh anak Remaja Gorontalo. Setelah mereka mencoba untuk membuat tarian, maka tercipta dua tarian yaitu tarian Saronde Kreasi dan Tarian Pore-Pore. Tarian Saronde Kreasi dan Tarian Pore-Pore kemudian dilombakan antar sekolah baik dari SD, SMP, maupun SMA. Dan akhirnya tarian yang paling cepat berekembang juga cepat diterima oleh
5 masyarakat hingga saat ini adalah Tarian Saronde Kreasi. tarian daerah Gorontalo terdiri dari beberapa tarian salah satunya tarian Saronde. Tarian Saronde merupakan tari keakraban dalam acara resmi. Tarian ini berasal dari tari adat yang dipakai saat malam pertunangan pada upacara perkawinan di Daerah Gorontalo. Saat ini tarian saronde terdiri atas dua jenis yaitu tarian Adat Saronde dan Tarian Saronde Kreasi. Namun yang menjadi objek penelitian saya adalah tarian Saronde Kreasi. 2). Nama Tempat Nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tarian tersebut lahir, tentunya kita dapat membedakan bagaimana keadaan wilayah berdasarkan iklim yang terdapat di wilayah tersebut. Tarian Saronde Kreasi berasal dari daerah Gorontalo. 3). Arti, Tema atau Cerita Tarinya Pada zaman dahulu Tarian Saronde diperagakan di istana kerajaan, dalam rangka menyabut tamu kerajaan. Namun saat ini tarian Saronde sudah dikreasikan, maka dari itu tarian saronde sering digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan dan juga pada saat menyambut tamu agung/besar. 4). Pencipta Tari Seorang koreographer atau pencipta tari ada yang berasal dari bakat secara alamiah ataupun diperoleh dari pendidikan secara formal di sekolah-sekolah yang khusus mencetak atau meluluskan seorang pencipta tari. Sementara itu ada juga seniman yang berasal dari alam. Artinya penata tari tersebut tidak menempuh jalur pendidikan formal, kesenimannya ada yang hasil didikkan studio tari atau sanggar, bakat alamiah ataupun dimilikinya karena warisan dari keturunannya terdahulu. Tarian Saronde Kreasi diciptakan oleh Rustam Bau, BA dan ibu Wiwiy Trianty Pulukadang, S.Pd, M.Pd 5). Para Penari dan Pemain Musicnya Penari dalam sebuah pertunjukan tari adalah orang yang terlatih khusus, untuk menguasai tarian yang akan dipertunjukannya. Untuk tari-tari tradisi penarinya biasanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu seperti golongan dewasa. Sedangkan penari dalam tarian kreasi baru lebih dituntut sebagai keutuhan bentuk tarinya. Artinya para penari tersebut tidak harus melakukan tahap-tahap seperti yang dilakukan penari dalam tarian tradisi. Adapaun yang menjadi penari dalam pembuatan tarian Saronde Kreasi adalah ibu Wiwy Trianty Pulukadang, S.Pd, M.Pd dan bapak Rustam Bau BA. Sedangkan pada saat ini tarian soronde sudah diperagkan oleh anak-anak, rema muda, dan deawasa yang terdiri 6 orang yaitu 3 laki-laki dan 3 perempuan. Pemusik dalam tarian tradisi harus benar-benar menguasai music iringan setiap tari yang dipertunjukan. Adapun yang berperan sebagai pemain music adalah Drs. Yusri Busura dan Pencipta Lagu adalah Bapak Husin Pulukadang. Yang menyanyikan lagu Saronde adalah bapak Wahab Matoka dan ibu Mimy Astuti Pulukadang, S.Pd, M.Sn 6). Bentuk Gerak dan Iringannya Perbendaharaan gerak yang dapat kita amati dalam seluruh pertunjukan tari baik tradisi maupun kreasi baru, tidak terlepas dari unsure estetis. Gerak sebagai alat
6 komunikasi antara penari dengan penontonnya, harus mengandung pemaknaan dari keutuhan tarinya. Masing-masing gerak dalam tari dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, akan memiliki karakteristik yang berkaitan erat dengan pola hidup masyarakatnya. Gerakan Tarian Saronde Kreasi diambil dari gerakan Tari Langga, Tari Adat Saronde, Tari Pore-Pore, dan Tari Tidi. Tarian Saronde terbagi atas tiga gerakan yaitu gerakan pembuka, gerakan inti, dan gerakan penutup. Begitu pula dengan bentuk iringan tarinya. Ada music yang mengikuti tariannya, tetapi ada juga tari yang mengikuti irama music yang lebih dulu diciptakan. Untuk kedua bentuk tersebut diatas tentunya kalau kita cermat, akan didapat dua gaya yang berbeda. Contoh tarian yang mengikuti music adalah, tarian yang dilakukan oleh penari latar dalam berbagai event pertunjukan baik ditelevisi maupun secara langsung. Biasanya tari yang demikian merupakan tari kreasi baru. Sedangkan untuk tarian tradisi biasanya music mengiringi tarinya. Artinya gerak tarian menjadi sedemikian indah, karena dengan tepat diiringi oleh irama yang dihasilkan oleh music pengiringnya. Tarian Saronde diiringi alat music daerah gorontalo yaitu Rebana. Seiring berjalannya waktu dan juga zaman sudah modern maka tarian saronde kreasi diiringi dengan music yang sudah dibuat dalam bentuk lagu (kaset). 7). Pola Lantai Pola lantai merupakan lintasan gerak penari. Adapun pola lantai yang digunakan dalam tarian saronde kreasi adalah pola lantai garis lurus, garis miring, dan segitiga. 8). Tata Rias dan Busananya Pada tarian kreasi baru, rias atau Make Up, kadangkala satu bentuk tarian dengan tarian yang lainnya hamper sama. Penari tersebut hanya berias agar nampak cantik dan menarik. 9). Property yang digunakan Property adalah alat bantu atau alat yang digunakan dalam pergaan tari. Adapun property yang digunakan pada tarian saronde kreasi adalah selendang. Metode mengajar adalah suatu prose pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dalam metode mengajar ini guru dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran khususnya dengan menggunakan Metode Drill. Metode Drill merupakan salah satu metode dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan secara berulang sampai akhirnya siswa tersebut mampu menyelesaikan masalahnya. Menurut Rusman (dalam Hamzah 2014:17) Metode Drill adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
7 Menurut Putrayasa (dalam Hamzah 2014:20) ada beberapa langkah-langkah metode driil adalah sebagai berikut: 1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostic : a). pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. b). dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul c). respon yang benar harus diperkuat d). baru diadakan variasi, perkembangan arti dan control 3. masa latihan secara relative singkat, tetapi harus sering dilakukan 4. pada waktu latihan dilakukan proses esensial 5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan 6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. a). sebelum melaksanakan latihan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu b). Perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya c). Perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar Sesuai dengan obeservasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa masih terdapat beberapa orang siswa yang belum mampu memperagakan Tarian Saronde Kreasi. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru masih kurang dimengerti oleh siswa. Selain itu juga di SDN 5 Limboto Barat tidak memiliki guru yang khusus Mata Pelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK). Sehingga peneliti mengambil inisiatif untuk membantu pihak sekolah dalam memberikan pengajaran Seni Budaya Keterampilan khususnya pada Aspek Tarian. Jika menggunakan metode drill maka kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo akan meningkat. Indikator keberhasilan penelitian ini tentang peningkatan kemampuan siswa menari saronde kreasi melalui metode driil di kelas V SDN 5 Limboto Barat, kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo minimal mencapai 70% dari jumlah siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai diatas 70. BAB III METODE PENELITIAN SD Negeri 5 Limboto Barat terletak di Jln. Kasmat Lahay, Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Supardi Mohu, S.Pd dan didirikan pada tahun 1974 yang memiliki siswa sebanyak 78 orang (laki-laki 42 dan perempuan 36) serta memiliki 6 Rombongan Belajar. Sekolah merupakan sekolah yang menjadi tujuan peneliti untuk melakukan Penelitian.
8 Yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah kelas V SDN 5 Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Yang berjumlah 16 orang siswa terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 6 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 variabel yaitu, Variabel Input, Variabel Proses, Variabel Output. Kemudian dalam prosedur penelitian terdapat beberapa tahap yang akan dilalui oleh peneliti yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Penelitian Tindakan, Tahap Pemantauan dan Evaluasi, serta Tahap Analisis Refleksi. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan Tekhnik Observasi, Tekhnik Wawancara, Tekhnik Tes, dan Tekhnik Dokumentasi. Namun dalam menganalisis data, peneliti menggunakan rumus. BAB IV HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan observasi awal pada hari jum at tanggal 16 Mei Observasi ini menggunakan lembar observasi kemampuan siswa. Selain itu, pada tahap ini juga peneliti melakukan observasi fisik. Dari 6 aspek hasil observasi fisik terdapat 4 aspek yang terpenuhi yang terdiri dari objek yang diteliti, ruang kelas, music pengiring, property tarian yang digunakan (selendang), sedangkan 2 aspek lainnya belum terpenuhi yaitu tenaga pengajar khusus Seni Budaya Keterampilan dan prestasi dalam mengikuti lomba tarian. kemampuan siswa pada observasi awal sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12.5%, sedangkang 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87.5%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12.5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu sebesar atau 87.5%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 12.5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87,5%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12,5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87,5%. Dapat disimpulkan dari semua aspek penilaian observasi awal, bahwa terdapat 2 orang siswa yang termasuk pada kategori kurang mampu dengan jumlah persentase nilai 75% masing-masing siswa, sedangkan 14 orang siswa termasuk pada kategori tidak mampu dengan jumlah persentase nilai 8% masing-masing siswa. Jadi, peneliti perlu melakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.
9 Tindakan Siklus I Berdasarkan pemantauan dari 18 aspek yang diamati pada peneliti, belum semuanya dilaksanakan. Karena dari data diatas ada sejumlah 1 aspek atau (5.55%) yang belum terlaksana dengan kategori kurang, 2 aspek (11.11%) yang belum terlaksana dengan kategori cukup, sementara untuk 13 aspek (72.22%) telah terlaksana dengan kategori baik, dan 2 aspek (11.11%) telah terlaksana dengan kategori baik sekali. Berdasarkan hasil tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Dari pemantauan aktivitas siswa pada siklus I diatas terdapat 8 aspek yang termasuk pada kategori baik dengan jumlah persentase 70%, sedangkan 2 aspek lainnya terdapat pada kategori cukup dengan jumlah persentase 30%. hasil aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 11 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 68,7%, 3 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 18,7, sedangkang 2 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 12,5%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 3 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 18,7%, 10 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 62,5%, sedangkan 3 orang siswa dengan kategori tidak mampu sebesar atau 18,7%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 9 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 56,2%, 5 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 31.2%, sedangkan 2 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 12,5%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 25%. Dari uraian data diatas dapat dijelaskan bahwa hasil evaluasi peserta didik pada pelaksanaa siklus I adalah sebagai berikut : 1. Sejumlah 8 orang siswa yang Tuntas dalam pembelajaran atau 50% dengan perolehan nilai 70 keatas. 2. Sejumlah 8 orang siswa yang Tidak Tuntas atau 50% dengan perolehan nilai dibawah 70. Dari data evaluasi kemampuan siswa diatas maka peneliti dan guru pengamat dapat menyimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil sedikit mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. Refleksi pelaksanaan tindakan kelas, guna untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa sebelum dan sesudah diadakan tindakan yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya. Pembelajaran kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang optimal atau yang diharakan.
10 Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas guru pada proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 aspek yang diamati. Maka terdapat 5 aspek atau 27.77% telah terlaksana dengan kategori baik sekali dan 13 aspek atau 72.22% telah terlaksana dengan kategori baik. Dari tabel pemantauan aktifitas siswa, maka dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. Dari 10 aspek terdapat 1 aspek yang masuk pada kategori baik sekali dengan jumlah persentase 10%, sedangkan 9 aspek masuk pada kategori baik dengan jumlah persentase 90%. hasil aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 25%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 13 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 81,2%, sedangkan 3 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 18,7%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 25%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 8 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 50%, sedangkan 8 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 50%. Hasil evaluasi peserta didik pada pelaksanaa siklus I adalah : Sejumlah 14 orang siswa yang Tuntas dalam pembelajaran atau 87,5% dengan perolehan nilai 70 keatas dan sejumlah 2 orang siswa yang Tidak Tuntas atau 12,5% dengan perolehan nilai dibawah 70. Dari hasil observasi maka peneliti dan guru pengamat dapat menyimpulkan bahwa pada siklus II ini meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil sangat mengalami peningkatan dari tindakan siklus I atau yang sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil persentase ketuntasan yang sudah ditetapakan oleh peneliti yaitu dengan nilai rata-rata 70. Semua tindakan kelas pada siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti sudah dianalisis sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus I bahwa meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dalam data aktivitas belajar peserta didik, kemampuan peserta didik dan pengamatan indicator belajar peserta didik dapat dilihat bahwa deskripsi data yang telah diuraikan tersebut ternyata dari segi hasil dan kemampuan peserta didik sudah mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan nampaknya kemampuan peserta didik serta kinerja peneliti dan guru pengamat yang sesuai dengan harapan / berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
11 Pembahasan Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukan adanya perubahan baik dari segi informasi maupun keterampilan (skill), serta kemampuan siswa yang diuji melalui evaluasi praktek. Hal ini terlihat pada data berikut ini. 1. Hasil pemantauan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai kriteria baik dengan persentase 72.22%. 2. Hasil pemantauan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mencapai criteria baik dengan persentase 7,33%. 3. Hasil evaluasi kemampuan peserta didik sejumlah 8 orang yang tuntas belajar atau 50% dengan perolehan nilai 70 keatas, dan 8 orang yang belum tuntas belajar atau 50% dengan perolehan nilai 70 kebawah. Setelah diadakan tindakan siklus I ternyata belum mencapai standar indikator kinerja. Maka peneliti melakukan tindakan pada siklus II. Perbaikan pada siklus II dan hasil dari penelitian tindakan siklus ini menunjukan adanya peningkatan, baik dari segi informasi tentang aktivitas belajar peserta didik serta kemampuan peserta didik yang diuji melalui evaluasi keterampilan (praktek). Hal ini dapat dilihat pada data dibawah ini. 1. Hasil pemantauan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai kriteria baik sekali dengan persentase 27.77% dan kriteria baik 72.22%. 2. Hasil pemantauan aktivitas peserta didik dalam kegiatan aktivitas pembelajaran mencapai kriteria baik dengan persentase 90%. 3. Hasil evaluasi kemampuan peserta didik, sejumlah 14 orang peserta didik yang tuntas belajar atau 87.5% dengan perolehan nilai 70 keatas, dan 2 orang peserta didik yang belum tuntas belajar atau 12.5% dengan perolehan nilai 66,6. 4. Untuk siswa yang tidak mampu, mereka selalu berusaha meskipun kemampuan mereka tidak seperti dengan siswa yang lain dikarenakan tingkat pemikiran (IQ) dibawah rata-rata. Disamping itu guru tetap selalu membimbing, dan memberikan motivasi pada siswa tersebut seperti yang dilakukan guru pada siswa yang lain. Hasil data siklus II diatas menunjukan bahwa kemampuan peserta didik tersebut mengalami peningkatan melebihi target indicator kinerja yang ditetapkan. Adapun hasil evaluasi kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil pada siklus dan siklus II di kelas V SDN 5 Limboto Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Data Ketuntasan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II No Kriteria Siklus I Siklus II 1. Mampu 8 orang atau 50% 14 orang atau 87.5% 2. Tidak Mampu 8 orang atau 50% 2 orang atau 12.5% Dari data diatas pada siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode drill pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dapat
12 meningkatkan kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian, maka hipotesis tindakan yang berbunyi jika menggunakan metode drill maka akan meningkatkan kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dapat diterima. BAB V SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Seni merupakan ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Tari merupakan salah satu bentuk karya seni yang menggunakan media gerak agar dapat dinikmati nilai keindahannya. Jadi, seni tari adalah ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan melalui media gerak agar dapat dinikmati oleh orang lain. Pada hakikatnya penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa khususnya pada seni tari, serta mengenalkan budaya daerah gorontalo agar tidak mengalami kepunahan. Penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan 2 siklus yang diawali dengan observasi. Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti melakukan tindakan kelas siklus I. Namun pada siklus I tingkat ketuntasan siswa sebesar 50% atau belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan kelas siklus II. Dengan melakukan tindakan kelas siklus II maka tingkat ketuntasan siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 87,5% atau telah melebihi standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi melalui metode drill di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo telah berhasil. SARAN Semoga skripsi ini bisa menjadi bahan referensi untuk pembaca dan bisa membantu orang lain. Penelitian ini masih terdapat kekurangan karena setiap manusia tidaklah luput dari kekhilafan. Maka dari itu, peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk skripsi ini.
13 DAFTAR PUSTAKA Bouty Mina, Peningkatan kemampuan mebaca permulaan menggunakan metode SAS pada siswa kelas 1 SDN 1 Botubilotahu Kabupaten Pohuwato. Program S1 Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Soeteja Zakaria, dkk Bahan Ajar Cetak Pendidikan Seni. direktorat jendral pendidikan tinggi. Departemen pendidikan nasional. Muhammad, Hamzah Meningkatkan kemampuan mengoperasikan computer melalui metode driil pada pelajaran TIK di kelas V SD Negeri 1 Moluo kecamatan kwandang kabupaten gorontalo utara. Program PascaSarjana Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat pada umumnya memahami seni sebagai sesuatu yang berhubungan dengan segala bentuk keindahan yang diciptakan oleh manusia, sesuatu yang mampu memberikan kesenangan,
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI NUSANTARA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 27 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO Oleh : MERLIN KASIM Telah Diperiksa Dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciTeknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman
Modul IV Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Pendahuluan Penilaian di bidang pendidikan, merupakan salah satu kewajiban mutlak yang harus dilakukan oleh setiap
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151
Lebih terperinciINDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Turnamen Game Tim Atau TGT Pada Siswa Kelas II SDN V Toili Kabupaten Banggai LEMBAR
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 72 KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tari Molapi Saronde, tari Saronde dan tari Saronde Kreasi merupakan tari daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gorontalo memiliki kesenian dalam bentuk musik, tari, ataupun sastra. Tari Molapi Saronde, tari Saronde dan tari Saronde Kreasi merupakan tari daerah Gorontalo yang
Lebih terperinciDalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7)
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penari yang baik adalah penari yang memiliki pondasi yang kuat dalam proses menarinya, yakni dengan adanya dasar yang baik dan cukup kuat dalam teknik melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL KEMAMPUAN SISWA MENULIS NAMA BILANGAN DALAM BAHASA INGGRIS DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL KEMAMPUAN SISWA MENULIS NAMA BILANGAN DALAM BAHASA INGGRIS DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Oleh : RIRIN RIVAI NIM. 151 410 259 Telah Diperiksa Dan Disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinci2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesenian sintren adalah salah satu kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Cirebon. Konon sintren merupakan kesenian rakyat yang di dalamnya mengandung unsur
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di
Lebih terperinciMENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT
1 MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT NIKMAWATI TUNA Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri dibutuhkan tempat atau wadah untuk seseorang yang ingin belajar menari, mengeksplorasi (menjelajahi)
Lebih terperinciSOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada
SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b
Lebih terperinci3. Karakteristik tari
3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA
PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG (Jurnal) Oleh NADIA APRINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 LEARNING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan
Lebih terperinciNi Nyoman Novin Selvianti, Evi Hasim, Wiwy Triyanty Pulukadang 1. Abstrak
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYANYIKAN LAGU NASIONAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI KELASV SDN KAMIWANGI KECAMATAN TOILI BARAT KABUPATEN BANGGAISULAWESI TENGAH Abstrak Ni Nyoman Novin Selvianti, Evi Hasim,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dan dapat dibuktikan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman seni khususnya bidang seni tari. Kekayaan Seni tari yang saat ini berkembang di berbagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya pada di kelas IV, penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 20 Limboto
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 20 Limboto Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Letak Sekolah Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana
Lebih terperinciPenulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN 2 TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO. Penulis : Zenab L. Danial Nim : 151
Lebih terperinci2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG
A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS III SDN NO. 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (PTK Kelas VIIC MTs Al-Ishlah Pulokulon Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA
PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA TARI KREASI ISLAM, MARAWIS DAN FASHION SHOW ISLAMI 1. LATAR BELAKANG Dalam memaknai Peringatan Hari Besar Islam Maulid Nabi Muhammad S.A.W. 1438 Hijriah, Panitia Hari Besar Islam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Sumber Penelitian
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Sumber Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas III SDN 2 Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Lebih terperinciSchedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester
Pengantar Apresiasi Seni Oleh : Kuswarsantyo, M.Hum. Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester Buku referensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX ( sembilan ) / 2 (dua) Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada program pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI Malarsih * Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi
Lebih terperinciSANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA
SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR AGNES DWI ASTUTI 1501189665 SCHOOL OF DESIGN DESAIN INTEIOR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015 SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses
Lebih terperinciMENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH
1 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanGunaMencapaiGelar SarjanaPendidikanBagi
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu
Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Latar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas III SDN 11 Telaga Biru
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN NO. 55 KECAMATAN DUMBO RAYA Oleh : SUMIATI DAUD Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS
PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami perubahan baik dari segi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Dilihat
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciOleh : EKOWATI NIM :
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG ENERGI LISTRIK SISWA KELAS 6 SDN TEMPEH TENGAH 01 TEMPEH - LUMAJANG e TA (elektronik Tugas Akhir) Oleh : EKOWATI NIM : 070210274038
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting. Metode pembelajaran menurut Slameto (2010: 65) adalah salah satu cara atau jalan
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TARI PUSPAWRESTI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TAMANBALI BANGLI TAHUN AJARAN 2015/2016 OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM: 201209014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu melalui kegiatan di luar sekolah, kegiatan untuk membina bakat, minat, dan keterampilan siswa.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER
ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SENI TARI PADA SISWA-SISWI KELAS VIII MTS MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : RAHAYU
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,
Lebih terperinci2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Manusia yang tidak kreatif akan mudah tersisihkan oleh orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mencerminkan ciri khas kehidupan dari setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah, baik dari segi berbahasa, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, media komunikasi tradisional cenderung banyak yang terlupakan dibandingkan dengan media teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat Ciamis. Ronggeng gunung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara umum, yakni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi yang berlokasi di jalan Palma Kelurahan
Lebih terperinciContoh Proposal Seni Tari
Contoh Proposal Seni Tari Untuk lebih jelas tentang Contoh Proposal Seni Tari, silahkan baca dulu sobat,, 1.1 Latar Belakang Masalah (kesenian adalah segala sesuatu yang menghasilkan pengalaman batin dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa
8 BAB III METODE PENELITIAN.. Metode Penelitian Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu yang bertujuan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato Abstrak Munawir Dulman, Haris Mahmud, Samsi Pomalingo 1
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENTUK BANGUN DATAR MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS II SDN 8 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENTUK BANGUN DATAR MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS II SDN 8 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO ERIKA Z. NAINGGOLAN PGSD FIP UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,
Lebih terperinciBENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK
BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Ferdi Junanda 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandeglang adalah sebuah Kabupaten bagian dari Provinsi Banten yang dinyatakan berdiri pada tahun 1874, secara administratif kabupaten ini terbagi atas 35
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menikmati keindahan, mengapresiasi, dan mengungkapkan perasaan keindahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan manusia yang tergolong dalam kebutuhan integratif adalah menikmati keindahan, mengapresiasi, dan mengungkapkan perasaan keindahan (Bahri, 2008:
Lebih terperinci