BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini
|
|
- Djaja Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah yang menjelaskan bahwa Pendidikan seni di sekolah umum pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga tumbuh sikap kritis, apresiatif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini hanya meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan penumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktifitas seni di dalam kelas dan di luar kelas (Depdiknas, 2003 :1) Sebagai bangsa yang berkebudayaan tinggi, Indonesia banyak sekali mewariskan ragam kesenian yang bernilai seni tinggi. Salah satunya adalah pupuh. Bagi dunia pendidikan, keluhuran ajen (nilai) pupuh tidak bisa dianggap rendah. Hal ini karena pupuh memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh seni vokal yang lain. Ciri khas pupuh yakni walaupun pupuh termasuk ke dalam sekar irama merdeka yang tidak terikat oleh irama tetapi dalam menyanyikannya bukan berarti tanpa ketukan sama sekali, ketukan masih tetap ada sesuai dengan ungkapan perasaan pada waktu penyanyi membawakan lagunya. Penyanyi bisa lebih fleksibel menambah mamanis lagu sesuai dengan teknik hiasan vokal sekar serta penghayatan lagunya, seperti ada istilah teknik leot, reureueus, cacag dll. Ada hal yang tidak boleh diubah dalam pupuh yakni dalam membuat rumpaka (syair) terikat oleh patokan (pola) yang telah baku. Di dalam sebuah
2 2 situs dikemukakan bahwa pupuh terikat oleh guru lagu dan guru wilangan. ( tampolongsunda.com ) Pada saat ini, kecintaan terhadap pupuh seolah pudar seiring perkembangan jaman. Lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh para siswa saat ini adalah lagulagu pop yang bervariasi irama maupun syairnya. Pada saat ini jarang sekali terdengar para peserta didik ngahariring (menyanyikan) pupuh. Arus globalisasi yang sangat deras bisa jadi merupakan penyebab terasingnya budaya pupuh dari dunia pendidikan. Namun tentunya hal tersebut bukan merupakan satu-satunya faktor. Ada faktor lain yang memperkuatnya, diantaranya adalah kebijakan pemerintah daerah menghapuskan mata pelajaran karawitan di sekolah. Sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman pada budaya daerahnya sendiri. Selain itu faktor yang tidak kalah pentingnya adalah peran guru dalam memperkenalkan dan mengemas materi pupuh menjadi materi yang menarik, sehingga kecintaan terhadap kesenian tradional akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut penulis berusaha memasukan materi pelajaran pupuh ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Berdasarkan pengalaman penulis khususnya siswa kelas 4 SD Al Muttaqin Kota Tasikmalaya, sepertinya kurang bergairah ketika mempelajari pupuh, hal ini disebabkan pupuh buhun dalam penyajiannya dirasakan kurang menarik dan terkesan monoton. Peneliti akan mencoba menerapkan media audio dalam pembelajaran pupuh karena di sekolah tersebut belum pernah dicoba dengan menggunakan media audio.
3 3 Untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, peneliti memilih pupuh Balakbak yang memiliki watek heureuy (watak gembira, senang, lucu) sebagai bahan ajar. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar (SD) yang senang bermain (playing with game), aktif bergerak (dinamis), senang bekerja dalam kelompok (working with group), dan memperagakan secara langsung (demonstratif). ( Karakter anak usia Sekolah Dasar (SD) yang senang bermain dan riang gembira ini sesuai pula dengan uraian Suprana.... dalam kaitannya dengan pertumbuhan jiwa anak, musik memiliki fungsi edukatif, yakni sebagai sarana bermain, sarana dari proses sosialisasi anak dengan lingkungan, sarana pembentuk daya kreatifitas dan sarana pembinaan mental (Suprana, 1988:77) Selain memilih pupuh balakbak untuk meningkatkan hasil belajar pupuh, penulis memilih pupuh raehan yang dikembangkan oleh M. Yusuf Wiradiredja. Seniman Jawa Barat yang akrab disapa Yus Wiradiredja ini telah mengembangkan pupuh buhun menjadi pupuh raehan. Melalui kreatifitas dan inovasinya di dalam mengembangkan pupuh, Yus Wiradiredja mengharapkan agar pupuh menjadi suatu hal yang menarik untuk dipelajari khususnya bagi siswa SD,SMP, dan SMA. (Wawancara ). Yus Wiradiredja melakukan pengembangan rumpaka lagu tanpa mengubah aturan guru lagu dan guru wilangannya, serta aransemen musiknya dibuat agar pupuh tidak kalah menarik dengan musik yang sedang berkembang pada saat ini. (Wawancara.11 Maret 2012) Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mencoba mengajarkan pupuh dalam bentuk pupuh raehan dengan menggunakan media
4 4 audio elektronik. Hal ini dilakukan dengan harapan agar pembelajaran pupuh yang disajikan di kelas 4 SD Al-Muttaqin menjadi lebih bermakna. Dalam arti peserta didik lebih antusias sehingga tumbuh kecintaan terhadap seni budaya daerah. Hal ini tentunya akan mempermudah tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional. Sehubungan dengan hal itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan tema tersebut. Maka penulis mencoba menentukan judul sebagai berikut Penerapan Media Audio Pupuh Raehan Karya M. Yusuf Wiradiredja dalam Pembelajaran Pupuh di Kelas 4 SD Al. Muttaqin Kota Tasikmalaya. B. Rumusan Masalah Dari judul yang telah dikemukakan di atas, peneliti akan mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Adapun masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk media audio pupuh raehan karya Yus Wiradiredja? 2. Bagaimana proses pembelajaran pupuh raehan dengan menggunakan media audio di kelas 4 SD Al Muttaqin Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran pupuh di kelas 4 SD Al. Muttaqin Kota Tasikmalaya?
5 5 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menjawab permasalahan yang ada. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bentuk media audio pupuh raehan karya Yus Wiradiredja. 2. Mengetahui proses pembelajaran pupuh dengan menggunakan media audio pupuh raehan di kelas 4 SD Al Muttaqin Kota Tasikmalaya. 3. Mengetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran pupuh di kelas 4 SD Al. Muttaqin Kota Tasikmalaya. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi: 1. Peneliti Sebagai pengalaman yang berharga untuk bekal pengajaran selanjutnya dalam pembelajaran pupuh terutama dalam pembelajaran pupuh raehan. 2. Jurusan Pendidikan Sendratasik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan menambah referensi tentang pembelajaran pupuh khususnya pupuh raehan. 3. Bagi Guru Seni Musik Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu metode dan masukan untuk pembelajaran pupuh dengan menggunakan medaia audio pupuh raehan.
6 6 E. Asumsi Pembelajaran pupuh dengan menggunakan media audio pupuh raehan karya Yus Wiradiredja dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 4 SD Al Muttaqin Kota Tasikmalaya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. F. Kajian Pustaka Menurut buku Peperenian Sunda yang ditulis oleh Faturrohman,T dkk, pupuh merupakan peninggalan jaman Mataram. Meskipun pupuh tidak diketahui secara jelas tahun ditemukan dan siapa penciptanya tetapi pupuh seolah-olah telah menjadi salah satu warisan Budaya Sunda. Dalam sebuah situs dikatakan bahwa Pada awalnya Pupuh terikat oleh patokan (aturan) berupa guruwilangan, guru lagu dan watek. Guru wilangan adalah jumlah engang (suku kata) tiap padalisan (baris). Guru lagu adalah bunyi vocal akhir tiap padalisan. Watek adalah karakteristik pupuh. Ada 17 pupuh dengan masing-masing watek dan karakternya.( sunda.com ) Pupuh dikenal di kalangan dunia pendidikan setelah Mang Koko menuliskan notasinya dalam sebuah buku yang berjudul Seni Swara Sunda (1974). Sejak saat itu pupuh buhun telah dikenal di masyarakat dan menjadi bagian dari seni budaya Indonesia. Dalam hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh M Thoyibi bahwa Seni Budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia (
7 7 Pada saat ini salah satu seniman Jawa Barat telah menggarap pupuh dalam bentuk pupuh raehan yaitu Yus Wiradiredja. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Maret 2012 dengan Yus Wiradiredja mengatakan bahwa ia menciptakan Pupuh Raehan sekitar tahun Sejak tahun 2008 Pupuh Raehan mulai dilombakan untuk siswa tingkat SD, SMP, dan SMA (Wawancara ). Pembelajaran musik melalui media audio merupakan salah satu media yang efektif digunakan dalam pembelajaran seni musik karena siswa diajak untuk mendengar langsung terhadap bunyi-bunyian. Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk, 2003:7-8) mengemukakan bahwa Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung Melalui media audio ini siswa diajak terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar. G. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, maka diperlukan adanya pembatasan guna menghindari perbedaan penafsiran. Adapun batas istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Penerapan: proses cara, perbuatan melaksanakan rancangan, keputusan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991:554) 2. Media audio: alat/bahan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang isinya hanya diterima melalui indera pendengaran saja (Setyosari dan Sihkabuden,2005:148).
8 8 3. Pembelajaran: proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991: 14) 4. Pupuh Raehan: pupuh yang telah mengalami pengembangan/ arransemen baik dari segi sekar (vokal) maupun waditra (instrumen) tanpa menghilangkan nilai keaslian pupuh pada umumnya (Yus Wiradiredja Wawancara ). H. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang diadakan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran pupuh dengan menggunakan media audio pupuh raehan di kelas 4 SD Al Muttaqin Tasikmalaya. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti akan menguraikan data penelitian meliputi data proses pembelajaran pada saat tahap awal pembelajaran, saat pemberian tindakan pembelajaran siklus1 dan siklus 2, dan saat setelah tindakan pembelajaran dilaksanakan. Adapun tekniknya sbb: a. Perencanaan Data perencanaan meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), perumusan tujuan, strategi kegiatan belajar mengajar, materi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan
9 9 Data pelaksanaan merupakan implementasai (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini adalah realisasi pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku. c. Pengamatan Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data ini diambil pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, berupa deskripsi pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar yang ditulis dalam catatan lapangan selama proses pembelajaran. d. Refleksi Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat selama obesevasi (pengamatan) berlangsung, kemudian diamati dan dianalisis. Hal ini dilakukan pada tiap pertemuan untuk mengadakan perbaikan pada tahap selanjutnya. Data hasil evaluasi belajar siswa yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. I. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama adalah peneliti, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bogdan dan Bikelen (1982) bahwa peneliti adalah orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya. Adapun instrumen penunjang adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan foto (Moleong, 1995:153).
10 10 a. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data selama proses kegiatan belajar mengajar berupa aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran. Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan segala yang dilihat, didengar, dirasakan dan dipikirkan selama pembelajaran terutama saat proses penerapan media audio pupuh raehan di kelas 4 SD Al. Muttaqin Kota Tasikmalaya. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pencipta pupuh raehan yaitu Yus Wiradiredja sebagai narasumber pada tanggal 11 Maret Tujuannya adalah ingin mengetahui latar belakang serta konsep Yus dalam menciptakan pupuh raehan. Selain dengan narasumber, peneliti melakukan wawancara juga kepada peserta didik yang bertujuan ingin mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mempelajari pupuh khususnya pupuh raehan Balakbak. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari arsip selama proses kegiatan belajar mengajar. Dokumentasi ini berupa RPP ( Rencana Persiapan Pembelajaran), hasil evaluasi tes praktek dan angket siswa pada akhir pembelajaran. Dokumentasi foto digunakan untuk mendokumentasikan foto selama proses penelitian dilaksanakan. Foto ketika melakukan wawancara dengan pencipta pupuh raehan, Yus Wiradiredja maupun foto ketika peristiwa di dalam kelas pada saat pembelajaran, latihan, dan tes praktek.
11 11 e. Angket Angket dilakukan pada siswa di akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mempelajari pupuh raehan. f. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan meliputi kegiatan pengamatan dan pengkajian bukubuku sumber, kajian literatur, artikel, internet dan lainnya yang menunjang wawasan untuk pembahasan penelitian. J. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SD Al Muttaqin Full Day School Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jl. Sutisna Senjaya No. 235 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. K. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas 4C SD Al-Muttaqin Kec. Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Alasan memilih kelas 4C karena kelas ini mendapat nilai awal pembelajaran pupuh dengan rata-rata paling rendah, selain itu sesuai dengan materi pembelajaran SBK yang sedang dilaksanakan, penulis ingin mengetahui peningkatan minat serta peningkatan nilai hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pupuh dengan menggunakan media audio pupuh raehan karya Yus Wiradiredja.
12 12 L. Pengolahan Data Setelah proses pengumpulan data selesai, diharapkan peneliti dapat: 1. Mengetahui bentuk media audio Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja. 2. Mengetahui proses pembelajaran pupuh dengan menggunakan media audio Pupuh Raehan di kelas 4 SD Al Muttaqin Tasikmalaya. 3. Mengetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran pupuh di kelas 4 SD Al. Muttaqin Kota Tasikmalaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pupuh merupakan puisi yang termasuk bagian dari sastra Sunda. Pupuh itu terikat oleh patokan (aturan) berupa guru wilangan, guru lagu, dan watek. Guru wilangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam album rekaman Pupuh Raehan volume 1 sanggian Yus Wiradiredja. Pupuh Balakbak Raehan mulai diperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu hal yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Budaya yang dimiliki suatu kelompok masyarakat dapat berbeda satu sama lain. Nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat
Lebih terperinciGLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda
91 GLOSARIUM A Akulturasi B Beluk Bener jeung merenah Buhun Buntut D Deudeupeun Didangdingkeun Dongkari E Embat G Galasar Gamelan Pelog Gamelan Pelog Degung Gamelan Salendro Gedag Gelenyu : perpaduan kategori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan musik dan dunia pendidikan musik di Indonesia, akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan sangat menarik untuk diikuti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan yang mempunyai Jurusan Pendidikan Seni Musik. Di dalam kurikulum Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah
Lebih terperinci2015 LAGU SINTREN ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesenian Sintren adalah salah satu kesenian rakyat pesisir, tepatnya di sekitar jalur pantura (Pantai Utara) antara Indramayu dan Cirebon. Kesenian ini konon mulai dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah dilakukan oleh semua orang karena praktis dan tidak memerlukan media untuk melakukannya. Walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA Sunarti 1 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya kemampuan berbahasa anak kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis di sekolah saat ini masih belum terlaksana dengan baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara
Lebih terperinciEndang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan
e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Penerapan Teknik Vokal yang Baik dan Benar dengan Menggunakan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Bernyanyi Mata Pelajaran Seni Budaya pada Siswa Kelas VII
Lebih terperincipergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kesenian merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari perasaan manusia, salah satu bentuk ekspresi seni manusia diantaranya diungkapkan melalui bentuk
Lebih terperinciMODEL APPLICATION THROUGHSONGBEAMNOTATIONASEFFORTS TO INCREASECAPACITYTOLEARNTHE ART OFMUSICSINGIN THESTATECLASSVIIISMP29BANDUNG
APLIKASI LAGU MODEL MELALUI NOTASI BALOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERNYANYI PADA PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 29 BANDUNG MODEL APPLICATION THROUGHSONGBEAMNOTATIONASEFFORTS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE LAGU DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI TK ISLAM TERPADU PELITA HATI
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE LAGU DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI TK ISLAM TERPADU PELITA HATI Orang tua atau guru harus mencari cara perlakuan yang khusus dalam menghadapi anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal (RA) Raudlatul Jannah Cikajang, Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, sebagai mahluk yang dibekali cipta, rasa dan karsa oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam mata pelajaran seni budaya, pelajaran seni budaya termasuk kedalam kegiatan intrakurikuler.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak, yaitu dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi berirama sebagai wujud pikiran dan perasaannya. Setiap daya cipta manusia dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arus globalisasi yang berkembang dengan pesat, mendorong perlunya perubahan paradigma pendidikan. Salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak khasanah seni budaya. Seni pupuh merupakan salah satu di antaranya. Pupuh merupakan hasil dari akulturasi
Lebih terperinciEndang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM
DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni musik merupakan salah satu pembentukan manusia Indoensia seutuhnya dengan cara memupuk rasa kebanggaan nasional dan ketahanan dalam menanggulangi pengaruh
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYANYI TEMBANG DOLANAN MELALUI MODEL QUANTUM BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYANYI TEMBANG DOLANAN MELALUI MODEL QUANTUM BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL Nuning Oktavaian 1), Jenny Indrastoeti S P 2), Riyadi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dimana manusia mempunyai perasaan, jiwa, hati dan pikiran masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini istilah pendidikan karakter banyak dibicarakan. Mulai dari para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah, sampai pengawas
Lebih terperinciMichael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BENTUK VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI X IPS 2 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Michael Ricy Sambora Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam tujuan kurikulum 2013, proses belajar pembelajaran di Sekolah Menengah Atas bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan dan mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono (2010:3) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat bagi manusia. Pendidikan sangat penting, sebab dengan proses pendidikan manusia dapat mengembangkan semua potensi
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinci2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karawitan Sunda merupakan istilah untuk seni musik yang lahir dan berkembang di tatar Sunda. Dilihat dari bentuk pertunjukannya, karawitan Sunda dapat dibagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat memotivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F34211049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan benegara yang telah dirumuskan oleh para bapak bangsa, dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian merupakan cara-cara yang ditempuh dalam suatu tindakan penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian kesenian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai suatu genre sastra, drama mempunyai kekhususan dibanding genre puisi atau genre fiksi. Kesan dan kesadaran terhadap drama lebih difokuskan kepada
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 4 Cimahi dan mewawancarai guru mata pelajaran PKn, ditemukan beberapa hal yang terjadi.
Lebih terperinciBIDANG KEGIATAN: PKM-P
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Pemanfaatan Media Board Game dalam Pembelajaran Tematik Terintegratif dalam Kurikulum 2013 untuk Mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar
Lebih terperinciPelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar
Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik
Lebih terperinciSILABUS. Mata Kuliah TEMBANG (SM 103)
SILABUS Mata Kuliah TEMBANG (SM 103) Oya Yukarya, S.Kar., M.Sn. NIP. 196012011990011001 JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI MATA KULIAH TEMBANG Kode, Mata kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI MELALUI METODE BERMAIN MUSIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI MELALUI METODE BERMAIN MUSIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan prasekolah tidak perlu disangsikan lagi. Baik para ahli maupun masyarakat umum lajimnya sudah mengakui akan betapa pentingnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk menggunakan otak mereka dan menyerap ilmu pengetahuan. Karena setiap orang memiliki daya serap yang berbeda maka ada banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciPENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi industri dan perdagangan bebas yang akan datang, berbagai negara di dunia termasuk Indonesia berbenah diri mempersiapkan sumber daya
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B 1 RA. KUSUMA MULIA TURUS KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (classroom act/u/i research) bertujuan untuk memperbaiki kinerja
Lebih terperinciOleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak)
KETERAMPILAN MEMBACA NOTASI BALOK DENGAN PENDEKATAN LAGU MODEL MAHASISWA PGSD FKIP UNTAN PONTIANAK Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) E-mail: syamsu_ghz@yahoo.co.id
Lebih terperinci[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SLAMET TRIYADI slamet.triyadi87@gmail.com PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di SMA Batik 1 Surakarta, berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada semester genap kelas X IPS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di TK Negeri Pembina Manggar yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman Kec.
Lebih terperinciTEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)
TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) Oleh R. Mekar Ismayani STKIP Siliwangi Bandung mekarismayani@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan dan mengintrepetasikan secara sistematis fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki
Lebih terperinciBAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS
BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS Seluruh dunia sejak tahun 1970an sedang mengalami sebuah tren baru di bidang musik, tren tersebut dikenal dengan musik
Lebih terperinciBahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK
Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen
120 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Bentuk penyajian tradisi awalnya perorangan berfungsi untuk batatamba banyanyian, dalam perkembangannya tradisi terdiri dari formasi instrumen masih sederhana terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan tepatnya di ruang kelas I. Alasannya
Lebih terperinci