LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 DISIAPKAN OLEH: POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

2

3 Ringkasan Eksekutif (RE) Studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS), penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir dilakukan dengan kebijakan sample. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA. Dalam studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 48 desa/kelurahan atau sebesar 38,5% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir dengan jumlah sample per desa/kelurahan sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample adalah sebanyak responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sample studi EHRA. Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sample, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan stratifikasi terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir. Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil samplenya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama. Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut meliputi kepadatan penduduk, angka kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai dan daerah terkena banjir. Hasil analisis area berisiko persampahan di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 97,1 persen. Persentase frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 100 persen. Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sebesar 100 persen. Persentase pengolahan sampah setempat yang tidak diolah adalah sebesar 84,4 persen. Hasil analisis area berisiko air limbah domestik di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman adalah sebesar 39,1 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak aman adalah sebesar 96,9 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 77,0 persen.

4 Hasil analisis area berisiko genangan air di Kabupaten Samosir menunjukkkan bahwa persentase adanya genangan air adalah sebesar 13,1 persen. Hasil analisis area berisiko sumber air di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase sumber air tidak terlindungi adalah sebesar 44,7 persen. Persentase penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman adalah sebesar 68,1 persen. Persentase kelangkaan air adalah sebesar 31,1 persen. Hasil analisis area berisiko perilaku hygiene dan sanitasi di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 99,5 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 43,5 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 44,6 persen. Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 36,3 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 58,4 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 16,8 persen. Persentase perilaku BABS adalah sebesar 37,3 persen. Berdasarkan hasil template Indeks Risiko Sanitasi (IRS) studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, maka prioritas penanganan permasalahan yang mendesak di Kabupaten Samosir adalah persampahan (96%), air limbah domestik (74%), perilaku hidup bersih dan sehat (53%), sumber air (50%) dan genangan air (14%).

5 Daftar Isi Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... vi Daftar Singkatan... vii Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Waktu Pelaksanaan Studi EHRA... 2 Bab 2. Metodologi dan Langkah Studi EHRA Penentuan Kebijakan Sample Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota Penentuan Strata Desa/Kelurahan Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Bab 3. Hasil Studi EHRA Informasi Responden Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Perilaku Higiene dan Sanitasi Kejadian Penyakit Diare Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Bab 4. Penutup Kesimpulan Hambatan/Kendala Saran Lampiran Dokumentasi

6 Daftar Tabel Tabel Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi... 4 Tabel Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan... 4 Tabel Stratifikasi Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Penetapan Strata... 5 Tabel Stratifikasi Desa/Kelurahan... 8 Tabel Jumlah Desa/Kelurahan Sebagai Area Studi EHRA Tabel Desa/Kelurahan Terpilih Sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata Tabel Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta Wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA Tabel Informasi Responden Tabel Area Berisiko Persampahan Tabel Area Risiko Air Limbah Domestik Tabel Area Berisiko Genangan Air Tabel Area Berisiko Sumber Air Tabel Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Tabel Kejadian Diare pada Penduduk... 39

7 Daftar Gambar Gambar Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan Gambar Grafik Pengolahan Sampah Gambar Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Gambar Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Gambar Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Gambar Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Gambar Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik Gambar Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Gambar Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Rutin Gambar Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Gambar Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Gambar Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah Gambar Grafik Persentase Kepemilikan SPAL Gambar Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Gambar Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Gambar Grafik Pencemaran SPAL Gambar Grafik Akses Terhadap Air Bersih Gambar Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Gambar Grafik CTPS di Lima Waktu Penting Gambar Grafik Waktu Melakukan CTPS Gambar Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Gambar Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS)... 40

8 Daftar Singkatan EHRA Pokja Sanitasi BPS SSK STBM : Environmental Helth Risk Assessment : Kelompok Kerja Sanitasi : Buku Putih Sanitasi : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 3 R : Reduce, Reuse dan Recycle PPSP DAS SKTM TPS MCK BAB BABS SPAL PAMRT PDAM CTPS IRS PHBS Monev : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman : Daerah Aliran Sungai : Surat Keterangan Tidak Mampu : Tempat Pembuangan Sampah : Mandi Cuci Kakus : Buang Air Besar : Buang Air Besar Sembarangan : Saluran Pembuangan Air Limbah : Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga : Perusahaan Daerah Air Minum : Cuci Tangan Pakai Sabun : Indeks Risiko Sanitasi : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Monitoring dan Evaluasi

9 Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment = EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilakuperilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Studi EHRA dipandang perlu oleh Kabupaten/Kota karena : 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat. 2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak dapat dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di kantor yang berbeda. 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrembang. 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan 5. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakeholders dan masyarakat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa. 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat desa/kelurahan. Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat seperti : A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup : 1. Sumber air minum 2. Layanan pembuangan sampah 3. Jamban 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga B. Perilaku yang di pelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi yang mengacu kepada STBM : 1. Buang air besar 2. Cuci tangan pakai sabun 3. Pengelolaan air minum rumah tangga 4. Pengelolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)

10 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui : a. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan b. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan c. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi Manfaat Hasil studi EHRA digunakan sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). 1.3 Waktu Pelaksanaan Studi EHRA Jadwal pelaksanaan studi EHRA direncanakan mulai pada akhir Juni dan selesai pada akhir Agustus 2014.

11 Bab 2. Metodologi dan Langkah Studi EHRA 2.1 Penentuan Kebijakan Sample Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir dilakukan dengan kebijakan sample. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA. Jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 48 desa/kelurahan atau sebesar 38,5% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir. Sementara jumlah sample per desa/kelurahan adalah sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample pada studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 di 48 desa/kelurahan adalah sebanyak responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sample studi EHRA. 2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sample, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan penentuan stratifikasi desa/kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir. Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil samplenya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama. Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah sebagai berikut : a. Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Desa/kelurahan yang memiliki penduduk yang padat adalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. b. Angka kemiskinan Berdasarkan hasil rapat persiapan pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, maka disepakati bahwa desa/kelurahan miskin berdasarkan data kepesertaan Jamkesmas Kabupaten Samosir Tahun 2013 adalah desa/kelurahan yang memiliki persentase peserta Jamkesmas lebih dari 43,3%. c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai Daerah/wilayah yang dialiri sungai adalah desa/kelurahan yang mempunyai sungai dengan jarak minimal 50 meter dari lokasi permukiman penduduk. d. Daerah terkena banjir. Daerah yang terkena banjir adalah desa/kelurahan yang mengalami banjir secara rutin dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam. Penetapan strata desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

12 Strata Desa/Kelurahan Tabel Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi Kriteria Utama Stratifikasi Strata 0 Desa/kelurahan yang tidak memiliki kriteria utama stratifikasi Strata 1 Desa/kelurahan yang memiliki 1 (satu) kriteria utama stratifikasi Strata 2 Desa/kelurahan yang memiliki 2 (dua) kriteria utama stratifikasi Strata 3 Desa/kelurahan yang memiliki 3 (tiga) kriteria utama stratifikasis Strata 4 Desa/kelurahan yang memiliki 4 (empat) kriteria utama stratifikasi Sumber data yang dipergunakan dalam penetapan strata desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014 No Jenis Data Sumber Data 1 Kepadatan Penduduk Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir 2 Angka Kemiskinan Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir 3 Daerah/wilayah yang dialiri sungai Desa/kelurahan 4 Daerah terkena banjir Desa/kelurahan Stratifikasi Desa/Kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel dan Tabel berikut ini :

13 Tabel Stratifikasi Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Penetapan Strata Kabupaten Samosir Tahun 2014 No Kecamatan Desa/Kelurahan Kriteria Strata Desa/Kelurahan Strata Desa/ Padat Miskin DAS Banjir Kelurahan 1 1 Boho Strata Aek Sipitudai Strata Singkam Strata Sari Marihit Strata Sianjur Mula-mula Strata 1 6 Sianjur Mulamula 6 Ginolat Strata Huta Ginjang Strata Siboro Strata Huta Gurgur Strata Bonan Dolok Strata Hasinggaan Strata Habeahan Naburahan Strata Partungko Naginjang Strata Siparmahan Strata Dolok Raja Strata Sampur Toba Strata Hariara Pohan Strata Janji Martahan Strata 2 19 Harian 7 Turpuk Sihotang Strata Sosor Dolok Strata Turpuk Sagala Strata Turpuk Malau Strata Turpuk Limbong Strata Hutagalung Strata Hariarapintu Strata Tamba dolok Strata Cinta Maju Strata Buntu Mauli Strata Sabulan Strata 2 Sitio-tio 30 5 Holbung Strata Janji Raja Strata Janji Maria Strata Parsaoran Strata Harian Strata Sitinjak Strata Pakpahan Strata Onan Runggu Strata Tambun Sungkean Strata Sitamiang Strata 1 Onan Runggu 40 7 Pardomuan Strata Huta Hotang Strata Rina Bolak Strata Sipira Strata Janji Matogu Strata Silima Lombu Strata 1

14 No Kecamatan Desa/Kelurahan Kriteria Strata Desa/Kelurahan Strata Desa/ Padat Miskin DAS Banjir Kelurahan 46 1 Pasaran Parsaoran Strata Pasaran I Strata Sibonor Ompuratus Strata Sinaga Uruk Pandiangan Strata Nainggolan Strata Siruma Hombar Strata Sipinggan Lumban Siantar Strata 1 53 Nainggolan 8 Pangaloan Strata Toguan Galung Strata Huta Rihit Strata Parhusip III Strata Pananggangan Strata Janji Marapot Strata Sipinggan Strata Pananggangan II Strata Urat Timur Strata Suhut Nihuta Pardomuan Strata Parsaoran Urat Strata Urat II Strata Gorat Pallombuan Strata Palipi Strata Pardomuan Nauli Strata Hatoguan Strata 1 69 Palipi 9 Saor Nauli Hatoguan Strata Simbolon Purba Strata Huta Ginjang Strata Sigaol Marbun Strata Sigaol Simbolon Strata Pamutaran Strata Sideak Strata Pallombuan Strata Hutadame Strata Paraduan Strata Lintong Nihuta Strata Ronggur Nihuta Strata Sijambur Strata 2 Ronggur Nihuta 82 5 Sabungan Nihuta Strata Salaon Toba Strata Salaon Tonga tonga Strata Salaon Dolok Strata 2

15 No Kecamatan Desa/Kelurahan Kriteria Strata Desa/Kelurahan Strata Desa/ Padat Miskin DAS Banjir Kelurahan 86 1 Rianiate Strata Parmonangan Strata Hutanamora Strata Pintu Sona Strata Huta Tinggi Strata Pardomuan I Strata Pasar Pangururan Strata Tanjung Bunga Strata Siogung-ogung Strata Parsaoran I Strata Saitnihuta Strata Lumban Pinggol Strata Sianting Anting Strata Parlondut Strata 2 Pangururan Aek Nauli Strata Pardugul Strata Panampangan Strata Sitoluhuta Strata Sinabulan Strata Siopat Sosor Strata Huta Bolon Strata Situngkir Strata Sialanguan Strata Parhorasan Strata Pardomuan Nauli Strata Lumban Suhi-suhi Dolok Strata lumban Suhi-suhi Toruan Strata Parbaba Dolok Strata Tanjungan Strata Parbalohan Strata Pardomuan _ Strata Parmonangan Strata Huta Ginjang _ Strata Tomok Strata Garoga Strata Tuktuk Siadong Strata Ambarita Strata Martoba Strata Simanindo 11 Sihusapi Strata Maduma Strata Simanindo Sangkal Strata Cinta Dame Strata Simarmata Strata Dosroha Strata Tomok Parsaoran Strata Unjur Strata Siallagan-pindaraya Strata Marlumba Strata Simanindo Strata 1

16 Tabel Rekapitulasi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014 No Kecamatan Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Strata 0 Strata 1 Strata 2 1. Sianjur Mula-mula 1. Aek Sipitudai 2. Sianjur Mula-mula 3. Ginolat 4. Huta Ginjang 5. Habeahan Naburahan 1. Boho 2. Singkam 3. Sari Marihit 4. Siboro 5. Huta Gurgur 6. Bonan Dolok 7. Hasinggaan Jumlah Harian 1. Turpuk Sihotang 2. Turpuk Limbong 3. Huta Galung 4. Hariarapintu 1. Partungko Naginjang 2. Siparmahan 3. Dolok Raja 4. Sampur Toba 5. Hariara Pohan 6. Janji Martahan 7. Sosor Dolok 8. Turpuk Sagala 9. Turpuk Malau Jumlah Sitio-tio 1. Janji Raja 1. Tamba Dolok 2. Cinta Maju 3. Buntu Mauli 4. Sabulan 5. Holbung 6. Janji Maria 7. Parsaoran Jumlah Onan Runggu 1. Pakpahan 2. Onan Runggu 3. Tambun Sungkean 4. Sitamiang 5. Sipira 6. Silima Lombu 1. Harian 2. Sitinjak 3. Pardomuan 4. Huta Hotang 5. Rina Bolak 6. Janji Matogu Jumlah

17 No Kecamatan 5. Nainggolan 6. Palipi 7. Ronggur Nihuta 8. Pangururan Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 1 1. Sibonor Ompuratus 2. Nainggolan 3. Siruma Hombar 4. Sipinggan Lumban Siantar 5. Pananggangan 6. Janji Marapot 7. Sipinggan 8. Pananggangan II Desa/Kelurahan Strata 2 1. Pasaran Parsaoran 2. Pasaran I 3. Sinaga Uruk Pandiangan 4. Pangaloan 5. Toguan Galung 6. Huta Rihit 7. Parhusip III Jumlah Suhut Nihuta Pardomuan 2. Urat II 3. Gorat Pallombuan 4. Palipi 5. Hatoguan 6. Saor Nauli Hatoguan 7. Simbolon Purba 8. Pamutaran 9. Sideak 10. Pallombuan 11. Hutadame 1. Urat Timur 2. Parsaoran Urat 3. Pardomuan Nauli 4. Huta Ginjang 5. Sigaol Marbun 6. Sigaol Simbolon Jumlah Salaon Toba 1. Lintong Nihuta 2. Ronggur Nihuta 1. Paraduan 2. Sijambur 3. Sabungan Nihuta 4. Salaon Tongatonga 5. Salaon Dolok Jumlah Pintu Sona 2. Pardomuan I 3. Tanjung Bunga 4. Siogung-ogung 5. Parsaoran I 6. Lumban Pinggol 7. Sianting-anting 8. Pardugul 9. Siopat Sosor 10. Lumban Suhi Suhi Dolok 11. Lumban Suhi Suhi Toruan 1. Rianiate 2. Parmonangan 3. Hutanamora 4. Huta Tinggi 5. Pasar Pangururan 6. Sait Nihuta 7. Parlondut 8. Aek Nauli 9. Panampangan 10. Sitolu Huta 11. Sinabulan 12. Huta Bolon 13. Situngkir 14. Sialanguan 15. Parhorasan 16. Pardomuan Nauli 17. Parbaba Dolok

18 No Kecamatan 9. Simanindo Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 2 Jumlah Tuktuk Siadong 1. Parmonangan 2. Tomok 3. Garoga 4. Ambarita 5. Martoba 6. Sihusapi 7. Simanindo Sangkal 8. Tomok Parsaoran 9. Unjur 10. Siallagan-Pindaraya 11. Marlumba 12. Simanindo 1. Tanjungan 2. Parbalohan 3. Pardomuan 4. Huta Ginjang 5. Maduma 6. Cinta Dame 7. Simarmata 8. Dosroha Jumlah Jumlah Total Desa/Kelurahan Persentase 1,49% 44,03% 54,48% Hasil stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Samosir yang terdiri dari 134 desa/kelurahan adalah sebagai berikut : 1. Strata 0 sebanyak 2 desa/kelurahan atau sebesar 1,49 %. 2. Strata 1 sebanyak 59 desa/kelurahan atau sebesar 44,03% 3. Strata 2 sebanyak 73 desa/kelurahan atau sebesar 54,48%, Distribusi stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

19 Gambar Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun Strata TOTAL Jumlah Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi Proses pemilihan desa/kelurahan sebagai target area studi dilakukan dengan teknik random atau acak dimana setiap desa/kelurahan mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sebagai desa/kelurahan target area studi. Jumlah desa/kelurahan yang menjadi target area studi adalah sebanyak 48 desa (35,8%) dari 134 desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Samosir. Jumlah desa/kelurahan sebagai area studi EHRA berdasarkan target area studi EHRA Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel Jumlah Desa/Kelurahan sebagai Area Studi EHRA Berdasarkan Target Area Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Jumlah Desa/Kelurahan No Strata Jumlah Desa/Kelurahan yang diambil sebagai Target Area Studi (35,8%) 1 Strata Strata Strata Jumlah Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi

20 Setelah ditentukan jumlah desa/kelurahan yang diambil sebagai target area studi, maka dilakukan pemilihan desa/kelurahan target area studi secara random sampai tercapai jumlah sesuai dengan perhitungan jumlah desa/kelurahan target area studi disetiap stratannya. Desa/Kelurahan terpilih sebagai target area studi berdasarkan strata dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel Desa/Kelurahan Terpilih sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata Kabupaten Samosir Tahun 2014 No Strata Kecamatan Desa/Kelurahan Terpilih Jumlah Responden Ronggur Nihuta 1.1 Salaon Toba Sianjur Mula-mula 2. Harian 3. Sitio-tio 4. Onan Runggu 5. Nainggolan 6. Palipi 7. Ronggur Nihuta 8. Pangururan 9. Simanindo 1.1 Aek Sipitudai 1.2 Sianjur Mula-mula 1.3 Huta Ginjang 2.1 Turpuk Limbong 3.1 Janji Raja 4.1 Tambun Sungkean 4.2 Silima Lombu 5.1 Sirumahombar 5.2 Janji Marapot 6.1 Suhut Nihuta Pardomuan 6.2 Palipi 6.3 Simbolon Purba 6.4 Pallombuan 7.1 Ronggur Nihuta 8.1 Tanjung Bunga 8.2 Lumban Pinggol 8.3 Siopat Sosor 9.1 Tomok 9.2 Martoba 9.3 Tomok Parsaoran 9.4 Marlumba

21 No Strata Kecamatan Desa/Kelurahan Terpilih Sianjur Mula-mula 2. Harian 3. Sitio-tio 4. Onan Runggu 5. Nainggolan 6. Palipi 7. Ronggur Nihuta 8. Pangururan 9. Simanindo 1.1 Boho 1.2 Sari Marihit 1.3 Siboro 1.4 Hasinggaan 2.1 Dolok Raja 2.2 Janji Martahan 2.3 Turpuk Malau 3.1 Buntu Mauli 3.2 Janji Maria 4.1 Sitinjak 4.2 Rina Bolak 5.1 Pasaran I 5.2 Toguan Galung 6.1 Urat Timur 6.2 Huta Ginjang 7.1 Paraduan 7.2 Salaon Tonga-tonga 8.1 Parmonangan 8.2 Pasar Pangururan 8.3 Aek Nauli 8.4 Sinabulan 8.5 Sialanguan 8.6 Lumban Suhi-suhi Toruan 9.1 Parbalohan 9.2 Maduma 9.3 Dosroha Jumlah Responden Karakterirtik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta wilayah tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten Samosir tahun 2014 sangat bervariasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

22 Tabel Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta Wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Kode Kec Kecamatan Kode Desa/Kel Desa/Kel Strata Nama Enumerator Nama Supervisor 001 Boho 2 O1 Sianjur Mula-mula 002 Aek Sipitudai Sari Marihit Sianjur Mula-mula Huta Ginjang Siboro 2 1. Doris Day StumorangPitta 2. Herlina P. HutagaolCa 3. Florenta LimbongCalia alia aman Jhon Roy Sitorus 011 Hasinggaan 2 O2 O3 O4 O5 Harian Sitio-tio Onan Runggu Nainggolan 005 Dolok Raja Janji Martahan Turpuk Malau Turpuk Limbong 1 1. Fitri SitorusPitt 2. Ernawati SihotangCamalia araman 003 Buntu Mauli 2 1. Christine E Janji Raja Janji Maria 1 2 Sianipar 2. Hombar Ompusungguara 002 Sitinjak Tambun Sungkean Rina Bolak Silima Lombu Pasaran I Sirumahombar Toguan Galung Janji Marapot 1 1. drg. S.T.T. Subarta 2. Navolion Sianipar 1. Hernawati P. Samosir 2. Lisda W. Sidabutar 1. Timbang SitohangPittaraman 2. Arnis Nainggolan, SST Johannes MT. SiahaanPittaraman Lisde B. D. Sihombingittaraman Bloomy H. Silabanittaraman Dedi S. Marbunittaraman Juwita PanePittaraman O6 Palipi 005 Urat Timur Suhut Nihuta Pardomuan Palipi Simbolon Purba Huta Ginjang Pallombuan 1 1. Rohani Panjaitan 2. Nurmauli Sitinjak 1. Evy CR. SamosirP 2. Eva Simanjuntak Mardiana HutahaeanPittarama O7 Ronggur Nihuta 001 Paraduan Ronggur Nihuta Salaon Toba Salaon Tongatonga 2 1. Purnama SitanggangPittaram an 2. Van Royen Nadeak Asiani SibaraniPittara Man

23 Kode Kec Kecamatan Kode Desa/Kel Desa/Kel Strata Nama Enumerator Nama Supervisor O8 Pangururan 09 Simanindo 002 Parmonangan Pasar Pangururan Tanjung Bunga Lumban Pinggol Aek Nauli Sinabulan Siopat Sosor Sialanguan Lumban Suhi-suhi Toruan 002 Parbalohan Tomok Martoba Maduma Dosroha Tomok Parsaoran Marlumba Welchana SitanggangPittaram an 2. Melisa C. Sihotang 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih 1. Welchana SitanggangPitM 2. Melisa C. Sihotang 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih 1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros Lumbangaol 1. Welchana Sitanggang 2. Melisa C. Sihotang 1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros Lumbangaol 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih 1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros Lumbangaol 1. Hernawati P. Samosir 2. Lisda W. Sidabutar 3. Hernawati P. Samosir 4. Lisda W. Sidabutar 1. Kristina SidabutarP 2. Surya Situngkirittaraman 1. Kristina Sidabutar 2. Surya Situngkirittaraman 1. Kristina Sidabutar 2. Surya Situngkirittaraman 1. Hernawati P. Samosir 2. Lisda W. Sidabutar 1. Kristina Sidabutar 2. Surya Situngkirittaraman Mutiara Ulina Simbolon Dedi S. Marbunittaraman Damres Simanjuntak Uli Mangapul SitanggangPittaraman Raman Elfina H. Simbolon Damres Simanjuntak Uli Mangapul SitanggangPittaraman

24 Bab 3. HASIL STUDI EHRA 3.1 Informasi Responden Karakteristik responden berdasarkan hasil studi EHRA Kabupaten Samosir adalah bervariasi. (Tabel 3.1.1). Tabel Informasi Responden Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI Total n % n % n % n % Kelompok Umur <= 20 tahun 0,0 3,4 8,7 11,6 Responden tahun 3 7,5 30 3,7 37 3,4 70 3,6 Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini? Apa pendidikan terakhir anda? Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? tahun 5 12, , , , tahun 5 12, , , , tahun 7 17, , , , tahun 2 5, , , ,1 > 45 tahun 18 45, , , ,4 Milik sendiri 26 65, , , ,7 Rumah dinas 1 2,5 14 1,7 30 2,8 45 2,3 Berbagi dengan 0,0 7,9 6,6 13,7 keluarga lain Sewa 0,0 24 3,0 22 2,0 46 2,4 Kontrak 0,0 49 6,1 36 3,3 85 4,4 Milik orang tua 13 32, , , ,8 Lainnya 0,0 5,6 7,6 12,6 Tidak sekolah 8 20, , , ,3 formal SD 13 32, , , ,2 SMP 6 15, , , ,2 SMA 10 25, , , ,9 SMK 1 2,5 71 8,8 68 6, ,3 Universitas/Akademi 2 5, ,6 92 8, ,2 Ya 6 15, , , ,6 Tidak 34 85, , , ,4 Ya 9 22,5 7,9 5,5 21 1,1 Tidak 31 77, , , ,9

25 Apakah ibu mempunyai anak? Ya 37 92, , , ,4 Tidak 3 7,5 63 7,8 41 3, ,6 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 sebagian besar terdapat pada responden dengan kelompok umur > 45 tahun (38,4%), responden dengan kepemilikan rumah milik sendiri (46,7%), responden dengan pendidikan terakhir SD (28,9%), responden yang tidak mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (74,4%), responden yang tidak mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (98,9%) dan responden yang mempunyai anak (94,4%). 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dalam hal pengelolaan sampah, hanya 2,9 persen di Kabupaten Samosir yang pengelolaan sampahnya dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Sebagian besar mengelola sampah dengan cara dibakar (77,2%), dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (16,7%) dan dibiarkan saja membusuk (1,5%). Pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS di strata 1 (4,2%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (1,9%) dan strata 1 (0,0%). (Gambar 3.2.1). Gambar Grafik Pengolahan Sampah Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

26 Persentase praktik pengelolaan sampah di Kabupaten Samosir dengan cara pemilahan hanya sebesar 6,6 persen. Pengelolaan sampah dengan cara pemilahan di strata 1 (7,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (6,1%) dan strata 0 (2,5%). (Gambar 3.2.2) Gambar Grafik Prilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Tabel Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Pengelolaan sampah Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI Total n % n % n % n % Tidak memadai , , , ,1 Ya, memadai 0,0 34 4,2 22 2,0 56 2,9 Frekuensi pengangkutan sampah Ketepatan waktu pengangkutan sampah Pengolahan sampah setempat Tidak memadai 0,0 0, , ,0 Tidak tepat waktu 0,0 0, , ,0 Tidak diolah 38 95, , , ,4 Ya, diolah 2 5, , , ,6 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 97,1 persen. Persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai di strata 0 (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (98,0%) dan strata 1 (95,8%). Persentase frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 100 persen. Hal ini terjadi hanya di strata 2, sedangkan di strata 1 dan strata 0 tidak terdapat layanan pengangkutan sampah.

27 Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sepesar 100 persen. Dan persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah sebesar 84,4 persen. Persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah di strata 0 (95,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (86,1%) dan strata 1 (81,7%). 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Tempat buang air besar di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah dengan menggunakan fasilitas jamban pribadi (69,1%), MCK umum (2,1%), ke lubang galian (0,5%) dan ke WC Helikopter (0,1%). Masih terdapat rumah tangga yang tidak menggunakan fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan yaitu sebesar 35,3 persen. (Gambar 3.3.1) Gambar Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ,9,5 3,5 1,7 24,8 3,3,1 2,1 69,1 Jamban pribadi MCK/WC Umum Ke WC helikopter Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan Ke selokan/parit/got Ke lubang galian Lainnya, Tidak tahu

28 Persentase tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Samosir sebagian besar menggunakan tanki septik (65,3 %). Masih terdapat penyaluran akhir tinja yang tidak menggunakan tanki septik (cubluk/lobang tanah, sungai/danau/pantai, kebun/tanah lapang, pipa sewer, langsung ke drainase, kolam/sawah). (Gambar 3.2.2) Gambar Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

29 Waktu terakhir pengurasan tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah 1-5 tahun yang lalu (1,2%), 0-12 bulan yang lalu (0,4%), lebih dari 5-10 tahun yang lalu (0,3%) dan lebih dari 10 tahun (0,2%). Sebagian besar tidak pernah melakukan pengurasan tanki septik (94,8%). (Gambar 3.3.3) Gambar Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

30 Praktik pengurasan tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah dengan cara dikosongkan sendiri (16,9%), membayar tukang (12,3%) dan layanan sedot tinja (3,1%). Pengurasan tangki septik dengan menggunakan layanan sedot tinja di strata 2 (3,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (2,6%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.3.4) Gambar Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

31 Persentase kualitas tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah suspek aman (60,9%). Persentase kualitas tanki septik suspek aman di strata 1 (66,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (66,4%) dan strata 0 (65,0%). (Gambar 3.3.5) Gambar Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Tabel Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % N % Tangki septik suspek aman Tidak aman 14 35, , , ,1 Suspek aman 26 65, , , ,9 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik Pencemaran karena SPAL Tidak, aman 0, , , ,9 Ya, aman 0,0 1 2,6 1 3,7 2 3,1 Tidak aman 37 92, , , ,0 Ya, aman 3 7, , , ,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman di Kabupaten Samosir adalah sebesar 39,1 persen. Persentase tanki septik suspek yang tidak aman di strata 1 (46,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (35,0%) dan strata 2 (33,6%). Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak amam adalah sebesar 96,9 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak amam di strata 1 (97,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (96,3%) dan strata 0 (0,0%).

32 Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 77,0 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman di strata 0 (92,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (76,8%) dan strata 2 (76,6%). 3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Samosir adalah sebesar 0,6 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir dengan beberapa kali setahun dan sekali dalam setahun masing-masing sebesar 0,3 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di strata 1 (0,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (0,6%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.4.1) Gambar Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

33 Dari 12 rumah tangga (0,6%) yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Samosir sebagaimana ditunjukkan pada Gambar di atas, persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin adalah sebanyak 6 rumah tangga (40%). Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di strata 1 (62,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (14,3%). Sedangkan di strata 0 tidak pernah mengalami banjir rutin (0,0%). (Gambar 3.4.2) Gambar Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

34 Lama air menggenang jika terjadi banjir di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah antara 1-3 jam (66,7%). Lama air menggenang jika terjadi banjir antara 1-3 jam di strata 2 (80,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1(50,0%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.4.3) Gambar Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Lokasi genangan di sekitar rumah di Kabupaten Samosir sebagian besar berada di dekat kamar mandi (52,5%), di dekat dapur (51,2%) dan di halaman rumah (45,9%). (Gambar 3.4.4) Gambar Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

35 Persentase kepemilikan SPAL di Kabupaten Samosir adalah sebesar 76,2 persen, sedangkan yang tidak memiliki SPAL sebesar 23,8%. (Gambar 3.4.5) Gambar Grafik Persentase Kepemilikan SPAL Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga di Kabupaten Samosir adalah genangan (12,6%). Adanya genangan akibat tidak memiliki SPAL di strata 2 (13,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (11,3%) dan strata 0 (2,5%). (Gambar 3.4.6) Gambar Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

36 Persentase SPAL yang berfungsi di Kabupaten Samosir adalah sebesar 51,0 persen. Persentase SPAL yang berfungsi di strata 1 (55,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (49,5%) dan strata 1 (5,0%). (Gambar 3.4.7). Gambar Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Persentase pencemaran SPAL di Kabupaten Samosir adalah sebesar 23 persen. Pencemaran SPAL di strata 2 (23,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (23,2%) dan strata 0 (7,5%). (Gambar 3.4.8) Gambar Grafik Pencemaran SPAL Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

37 Tabel Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI Adanya genangan air Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air Total n % n % n % n % 1 2, , , , , , , ,9 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase adanya genangan air di Kabupaten Samosir adalah sebesar 13,1 persen. Persentase adanya genangan air di strata 2 (14,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (11,8%) dan strata 0 (2,5%). 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, cuci piring dan gelas, cuci pakaian dan gosok gigi di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah waduk/danau, air hujan dan mata air tidak terlindungi. (Gambar 3.5.1) Gambar Grafik Akses Terhadap Air Bersih Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Gambar di atas menunjukkan bahwa sumber air yang paling banyak digunakan untuk minum adalah waduk/danau (28,3%), air hujan (22,8%) dan mata air tidak terlindungi (21,5%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah waduk/danau (30,0%), air hujan (23,1%) dan mata air tidak terlindungi (21,4%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci piring dan gelas adalah waduk/danau (34,2%), air hujan (25,5%) dan mata air tidak terlindungi (16,9%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci pakaian adalah air hujan (13,3%), waduk/danau (12,4%) dan mata air yang tidak terlindungi (10,6%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk gosok gigi adalah waduk/danau (32,4%), air hujan (24,5%) dan mata air tidak terlindungi (18,3%).

38 Sumber air yang digunakan untuk minum dan masak di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah air ledeng dari PDAM (10,9%), air isi ulang dan air hidran umum-pdam (10,1%) dan air isi ulang (8,7%). (Gambar 3.5.2) Gambar Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Gambar di atas menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan untuk minum pada umumnya adalah air isi ulang (5,6%), air ledeng dari PDAM (5,3%) dan air hidran umum-pdam (5,0%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah air ledeng dari PDAM (5,6%), air hidran umum-pdam (5,1%) dan air sumur pompa tangan (4,6%). Tabel Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI Sumber air terlindungi Penggunaan sumber air tidak terlindungi. Kelangkaan air Tidak, sumber air berisiko tercemar Total n % n % n % n % 13 32, , , ,7 Ya, sumber air 27 67, , , ,3 terlindungi Tidak Aman 37 92, , , ,1 Ya, Aman 3 7, , , ,9 Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami 15 37, , , , , , , ,9

39 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase sumber air yang tidak terlindungi di Kabupaten Samosir adalah sebesar 44,7 persen. Persentase sumber air yang tidak terlindungi di strata 1 (45,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (44,9%) dan strata 0 (32,5%). Persentase penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman adalah sebesar 68,1 persen. Persentase penggunaan sumber air yang tidak aman di strata 0 (92,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (69,4%) dan strata 1 (65,3%). Persentase kelangkaan air adalah sebesar 31,1 persen. Persentase kelangkaan air di strata 0 (37,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (34,5%) dan strata 1 (26,2%). 3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi Persentase CTPS di lima waktu penting di Kabupaten Samosir hanya sebesar 0,5%. (Gambar 3.6.1) Gambar Grafik CTPS di Lima Waktu Penting Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

40 Waktu melakukan CTPS di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah setelah dari buang air besar (34,3%), setelah memegang hewan (20,9%) dan sebelum makan (17,6%). (Gambar 3.6.2) Gambar Grafik Waktu Melakukan CTPS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 Lainnya Sebelum sholat Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan Sebelum memberi menyuapi anak Setelah makan Sebelum makan Setelah dari buang air besar Setelah menceboki bayi/anak Sebelum ke toilet 0,8 5,2 3,1 4,6 0,7 12,9 17,6 20,9 33,6 34,3 % 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 Persentase penduduk yang melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) adalah sebesar 37,0 persen. Persentase penduduk yang melakukan BABS di strata 0 (42,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (42,2%) dan strata 1 (30,6%). (Gambar 3.6.2) Gambar Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

41 Tabel Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI CTPS di lima waktu penting Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? Keberfungsian penggelontor. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air Perilaku BABS Total n % n % n % n % Tidak , , , ,5 Ya 0,0 5,6 5,5 10,5 Tidak 21 52, , , ,5 Ya 19 47, , , ,5 Tidak 18 45, , , ,6 Ya 22 55, , , ,4 Tidak 16 40, , , ,3 Ya, berfungsi 24 60, , , ,7 Tidak 16 40, , , ,4 Ya 24 60, , , ,6 Ya, tercemar 2 5, , , ,8 Tidak tercemar 38 95, , , ,2 Ya, BABS 17 42, , , ,3 Tidak 23 57, , , ,7 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 99,5 persen. Persentase yang melaksanakan CTPS di lima waktu penting di strata 0 (100,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (99,5%) dan strata 1 (99,4%). Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 43,5 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja di strata 0 (52,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (48,7%) dan strata 1 (36,1%). Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 44,6 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat di strata 2 (49,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (45,0%) dan strata 2 (37,6%). Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 36,3%. Persentase ketidakberfungsian penggelontor di strata 2 (41,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (40,0%) dan strata 1 (29,0%). Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 58,4 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban di strata 2 (64,6%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (51,1%) dan strata 0 (40,0%). Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 16,8 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air di strata 2 (18,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (15,2%) dan strata 0 (5,0%). Persentase perilaku BABS adalah sebesar 37,3 persen. Persentase perilaku BABS di strata 0 (42,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (42,2%) dan strata 1 (30,6%).

42 3.7 Kejadian Penyakit Diare Waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah 1 bulan terakhir (10,2%), lebih dari 6 bulan yang lalu (9,9%) dan 3 bulan terakhir (8,0%). (Tabel 3.7.1) Tabel Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI Total n % n % n % n % Kapan waktu paling dekat Hari ini 2 5,0 14 1,7 27 2,5 43 2,2 anggota keluarga ibu terkena diare Kemarin 1 2,5 21 2,6 13 1,2 35 1,8 1 minggu terakhir 5 12,5 66 8,2 75 7, ,6 Anggota Keluarga yang Mengalami Diare : 1 bulan terakhir 2 5,0 76 9, , ,2 3 bulan terakhir 4 10,0 69 8,6 80 7, ,0 6 bulan yang lalu 2 5,0 47 5,9 51 4, ,2 Lebih dari 6 bulan 1 2, ,1 93 8, ,9 yang lalu Tidak pernah 23 57, , , ,0 Anak-anak balita Tidak 6 35, , , ,3 Ya 11 64, , , ,7 Anak-anak non balita Tidak , , , ,6 Ya 0, , , ,4 Anak remaja laki-laki Tidak 16 94, , , ,6 Ya 1 5,9 27 6,9 45 9,8 73 8,4 Anak remaja perempuan Tidak , , , ,7 Ya 0,0 36 9,2 36 7,9 72 8,3 Orang dewasa laki-laki Tidak , , , ,7 Ya 0, , , ,3 Orang dewasa perempuan Tidak 12 70, , , ,2 Ya 5 29, , , ,8 Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase 1 bulan terakhir waktu paling dekat anggota ibu terkena diare di strata 2 (11,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (9,5%) dan strata 0 (5,0%). Anggota keluarga yang mengalami diare pada umumnya adalah anak-anak balita (41,7%), orang dewasa perempuan (31,8%), orang dewasa laki-laki (18,3%), anak non balita (10,4%), anak remaja laki-laki (8,4%), anak remaja perempuan (8,3%).

43 3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Samosir di strata 0 adalah 50 (sumber air), 49 (persampahan), 48 (perilaku hidup bersih dan sehat), 43 (air limbah domestik), 3 (genangan air). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 1 adalah 74 (air limbah domestik), 46 (perilaku hidup bersih dan sehat), 44 (persampahan), 41 (sumber air) dan 12 (genangan air). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 2 adalah 96 (persampahan), 69 (air limbah domestik), 53 (perilaku hidup bersih dan sehat), 46 (sumber air) dan 14 (genangan air). (Gambar 3.8.1) Gambar Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

44 Bab 4. Penutup 4.1 Kesimpulan a. Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga di Kabupaten Samosir b. Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Samosir Tahun 2014 adalah 96 (persampahan), 74 (air limbah domestik), 53 (perilaku hidup bersih dan sehat), 50 (sumber air) dan 14 (genangan air). c. Hasil studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan informasi dasar yang dapat dipergunakan sebagai bahan promosi kesehatan d. Hasil studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan salah satu data yang akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten Samosir berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). 4.2 Hambatan/Kendala a. Ketidaktersediaan data sekunder dalam penentuan stratifikasi desa/kelurahan wilayah studi EHRA dan penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan. b. Kegiatan entry data yang bermasalah diketahui setelah analisis data. c. Sebagian besar kuesioner yang sudah terisi (hasil wawancara) diserahkan secara sekaligus. 4.3 Saran a. Studi EHRA idealnya dilakukan secara berkala sehingga studi ini merupakan baseline untuk hasil studi EHRA selanjutnya. b. Perlunya aplikasi yang dapat memperhatikan lompatan alur pertanyaan kuesioner, jawaban yang masih kosong dan jawaban yang terkait dengan jawaban sebelumnya (logika).

45 Lampiran Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun Keputusan Bupati Samosir Nomor 121Tahun 2014 tentang Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran Dokumentasi Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014.

46 Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

47 KABUPATEN SAMOSIR 2014 Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI Kode Kecamatan A. IDENTITAS WILAYAH. n % n % n % n % 0 0,0 0,0 1,1 1,1 1 0, , , ,6 2 0,0 0, , ,3 3 0,0 40 5,0 81 7, ,3 4 0, ,0 80 7, ,3 5 0, ,0 79 7, ,3 Kode Kelurahan/Desa A8. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga 6 0, ,9 79 7, , ,0 40 5,0 79 7, ,3 8 0, , , ,8 9 0, , , ,6 1 0,0 0,0 79 7,3 79 4,1 2 0,0 40 5, , ,2 3 0,0 40 5,0 40 3,7 80 4,2 4 0,0 0,0 40 3,7 40 2,1 5 0, ,0 82 7, , , ,9 2, ,6 7 0,0 40 5,0 76 7, ,0 8 0,0 0,0 79 7,3 79 4,1 9 0,0 0,0 84 7,8 84 4,4 10 0, ,0 0,0 80 4,2 11 0,0 0,0 40 3,7 40 2,1 12 0,0 42 5, , ,4 13 0,0 79 9,8 41 3, ,3 14 0,0 40 5,0 0,0 40 2,1 15 0,0 0,0 39 3,6 39 2,0 17 0,0 41 5,1 0,0 41 2,1 18 0,0 0,0 1,1 1,1 20 0, ,0 0,0 80 4,2 23 0,0 0,0 40 3,7 40 2,1 27 0,0 4,5 40 3,7 44 2,3 28 0,0 37 4,6 0,0 37 1,9 31 0,0 0,0 40 3,7 40 2,1 35 0,0 0,0 40 3,7 40 2,1 Istri 36 90, , , ,7 Anak perempuan yg sudah menikah 4 10, , , ,3

48 B. INFORMASI RESPONDEN. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % Kelompok Umur Responden <= 20 tahun 0,0 3,4 8,7 11, tahun 3 7,5 30 3,7 37 3,4 70 3, tahun 5 12, , , , tahun 5 12, , , , tahun 7 17, , , , tahun 2 5, , , ,1 > 45 tahun 18 45, , , ,4 B1. Apa status dari rumah yang anda Milik sendiri 26 65, , , ,7 tempati saat ini? Rumah dinas 1 2,5 14 1,7 30 2,8 45 2,3 Berbagi dengan keluarga 0,0 7,9 6,6 13,7 lain Sewa 0,0 24 3,0 22 2,0 46 2,4 Kontrak 0,0 49 6,1 36 3,3 85 4,4 Milik orang tua 13 32, , , ,8 Lainnya 0,0 5,6 7,6 12,6 B3. Apa pendidikan terakhir anda? T idak sekolah formal 8 20, , , ,3 SD 13 32, , , ,2 SMP 6 15, , , ,2 SMA 10 25, , , ,9 SMK 1 2,5 71 8,8 68 6, ,3 Universitas/Akademi 2 5, ,6 92 8, ,2 B4. Apakah ibu mempunyai Surat Ya 6 15, , , ,6 Keterangan T idak Mampu (SKT M) T idak 34 85, , , ,4 dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Ya 9 22,5 7,9 5,5 21 1,1 Asuransi Kesehatan bagi Keluarga T idak 31 77, , , ,9 Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya 37 92, , , ,4 T idak 3 7,5 63 7,8 41 3, ,6

49 VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % B7. Kurang dari 2 tahun B tahun B tahun B7. Lebih dari 12 tahun Jumlah anak laki-laki B. 5 Berapa jumlah anak laki-laki yang tinggal di rumah ini?. Strata Desa/Kelurahan Total , , , , , , , ,5 2 0,0 1,1 2,2 3, , , , , , , , , ,0 28 3,5 30 2,8 60 3,1 3 0,0 2,2 0,0 2, , , , , , , , , ,5 61 7,6 83 7, , ,5 10 1,2 25 2,3 36 1,9 4 0,0 3,4 1,1 4, , , , , , , , , , , , , ,0 32 4,0 28 2,6 62 3,2 4 0,0 7,9 2,2 9,5 5 0,0 0,0 3,3 3,2 6 0,0 0,0 1,1 1,1 7 0,0 3,4 0,0 3, , , , , , , , , , , , , , , , ,8 4 0,0 37 4,6 42 3,9 79 4, ,5 12 1,5 11 1,0 24 1,3 6 0,0 3,4 2,2 5,3 7 0,0 3,4 2,2 5,3 9 0,0 1,1 0,0 1,1

50 VARIABEL KATEGORI B8. Kurang dari 2 tahun B tahun B tahun B8. Lebih dari 12 tahun Jumlah anak perempuan Jumlah anak laki-laki dan perempuan yang ada dalam rumah B. 6 Berapa jumlah anak perempuan yang tinggal di rumah ini?. Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % , , , , ,5 77 9,6 93 8, ,1 2 0,0 3,4 5,5 8, , , , , , , , , ,5 24 3,0 27 2,5 54 2,8 3 0,0 1,1 1,1 2,1 4 0,0 1,1 0,0 1, , , , , , , , , ,5 55 6,8 86 8, ,5 3 0,0 18 2,2 17 1,6 35 1,8 4 0,0 2,2 2,2 4, , , , , , , , , , ,2 69 6, ,0 3 0,0 14 1,7 19 1,8 33 1,7 4 0,0 0,0 2,2 2,1 6 0,0 1,1 0,0 1, , , , , , , , , , , , , , ,3 92 8, , ,0 37 4,6 34 3,2 73 3,8 5 0,0 6,7 10,9 16,8 6 0,0 4,5 3,3 7,4 9 0,0 0,0 1,1 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 39 4,9 42 3,9 83 4,3 7 0,0 15 1,9 8,7 23 1,2 8 0,0 7,9 4,4 11,6 9 0,0 5,6 3,3 8,4 10 0,0 1,1 0,0 1,1

51 C. 1 Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI A. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah C. Banyak tikus berkeliaran D. Banyak nyamuk E. Banyak kucing dan anjingmendatangi tumpukan sampah F. Bau busuk yang menggangu G. Menyumbat saluran drainase H. Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya I. Lainnya n % n % n % n % T idak 10 25, , , ,3 Ya 30 75, , , ,7 T idak 31 77, , , ,4 Ya 9 22, , , ,6 T idak , , , ,9 Ya 0, , , ,1 T idak 38 95, , , ,1 Ya 2 5, , , ,9 T idak , , , ,3 Ya 0, , , ,7 T idak , , , ,1 Ya 0,0 58 7, , ,9 T idak , , , ,4 Ya 0,0 32 4,0 38 3,5 70 3,6 T idak , , , ,5 Ya 0, , , ,5 T idak , , , ,6 Ya 0,0 21 2,6 6,6 27 1,4 C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % C2. Bagaimana Dikumpulkan oleh kolektor 0,0 0,0 1,1 1,1 sampah rumah tangga dikelola? informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 0,0 34 4,2 21 1,9 55 2,9 Dibakar 6 15, , , ,2 Dibuang ke dalam lubang dan 0,0 4,5 0,0 4,2 ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi 0,0 1,1 5,5 6,3 tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 1 2,5 8 1,0 6,6 15,8 Dibiarkan saja sampai membusuk 0,0 11 1,4 18 1,7 29 1,5 Dibuang ke lahan 33 82, , , ,7 kosong/kebun/hutan dan dibiarkan Lain-lain 0,0 3,4 3,3 6,3 VARIABEL KATEGORI C3. Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang? C3. Pemilahan Sampah Rumah Tangga Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % ,3 2 9,1 7 12, , , ,7

52 C. 4 Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % A. Sampah organik/sampah basah Ya 1 100, ,0 B. Plastik Tidak 1 100, ,0 C. Gelas/kaca Tidak 1 100, ,0 D. Kertas Tidak 1 100, ,0 E. Besi/logam Tidak 1 100, ,0 F. Lainnya, Tidak 1 100, ,0 G. Tidak tahu Tidak 1 100, ,0 C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. Strata Total VARIABEL KATEGORI n % n % C5. Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah? T idak pernah 1 100, ,0 TABEL C : PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % C6. Dari pengalaman, dalam sebulan terakhir ini, apakah sampah selalu diangkut tepat waktu? T idak tahu 0, , ,0 C7. Apakah layanan pengangkutan sampah oleh petugas sampah dibayar? C9. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah? T idak 0, , ,0 0 0,0 1 5,0 1 1, , , , ,0 0,0 1 1,9

53 D. 1 Dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Jamban pribadi T idak 15 37, , , ,9 Ya 25 62, , , ,1 B. MCK/WC Umum T idak , , , ,9 Ya 0,0 19 2,4 22 2,0 41 2,1 C. Ke WC helikopter T idak , , , ,9 Ya 0,0 1,1 0,0 1,1 D. Ke sungai/pantai/laut T idak , , , ,7 Ya 0,0 11 1,4 52 4,8 63 3,3 E. Ke kebun/pekarangan T idak 25 62, , , ,2 Ya 15 37, , , ,8 F. Ke selokan/parit/got T idak , , , ,1 Ya 0,0 12 1,5 25 2,3 37 1,9 G. Ke lubang galian T idak , , , ,5 Ya 0,0 4,5 6,6 10,5 H. Lainnya, T idak , , , ,4 Ya 0,0 30 3,7 39 3,6 69 3,6 I. T idak tahu T idak 34 85, , , ,3 Ya 6 15,0 7,9 20 1,9 33 1,7 TABEL D : BUANG AIR BESAR VARIABEL KATEGORI Column N % A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya, I. T idak tahu T idak 30,9% Ya 69,1% T idak 97,9% Ya 2,1% T idak 99,9% Ya,1% T idak 96,7% Ya 3,3% T idak 75,2% Ya 24,8% T idak 98,1% Ya 1,9% T idak 99,5% Ya,5% T idak 96,4% Ya 3,6% T idak 98,3% Ya 1,7%

54 D. 2 Apakah masih ada orang di luar anggoata keluarga yang sering BAB di tempat terbuka?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Anak laki-laki umur 5-12 tahun T idak 24 60, , , ,9 Ya 16 40, , , ,1 B. Anak perempuan umur 5-12 tahun T idak 27 67, , , ,9 Ya 13 32, , , ,1 C. Remaja laki-laki T idak 34 85, , , ,5 Ya 6 15, , , ,5 D. Remaja Perempuan T idak 36 90, , , ,3 Ya 4 10, , , ,7 E. Laik-laki dewasa T idak 12 30, , , ,7 Ya 28 70, , , ,3 F. Perempuan dewasa T idak 7 17, , , ,1 Ya 33 82, , , ,9 G. Laki-laki tua T idak 16 40, , , ,1 Ya 24 60,0 68 8, , ,9 H. Perempuan tua T idak 16 40, , , ,9 Ya 24 60,0 75 9, , ,1 I. Masih ada tapi tidak jelas siapa T idak 3 7, , , ,4 Ya 37 92, , , ,6 J. Lainnya, T idak 39 97, , , ,3 Ya 1 2,5 45 5,6 26 2,4 72 3,8 K. T idak ada T idak 34 85, , , ,7 Ya 6 15, , , ,3 D. KEPEMILIKAN JAMBAN PRIBADI. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % Apakah di rumah Ibu Kloset jongkok leher angsa 24 60, , , ,6 mempunyai jamban pribadi? Kloset duduk siram leher angsa 16 40, , , ,4

55 D. PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA MANUSIA, DAN LUMPUR TINJA. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % D4. Jenis kloset apa yang anda , , , ,8 pakai di rumah? 2 0,0 11 1,4 12 1,1 23 1,2 3 0,0 7,9 8,7 15,8 4 0,0 6,7 7,6 13, , , , ,6 D5. Kemana tempat penyaluran Tangki septik 23 57, , , ,3 buangan akhir tinja? Pipa sewer 0,0 4,5 2,2 6,3 Cubluk/lobang tanah 1 2,5 12 1,5 22 2,0 35 1,8 Langsung ke drainase 0,0 3,4 3,3 6,3 Sungai/danau/pantai 0,0 4,5 14 1,3 18,9 Kolam/sawah 0,0 2,2 0,0 2,1 Kebun/tanah lapang 0,0 4,5 6,6 10,5 T idak tahu 16 40, , , ,7 D6. Sudah berapa lama tangki 0-12 bulan yang lalu 1 4,3 41 6,9 30 4,7 72 5,7 septik ini dibuat/dibangun? 1-5 tahun yang lalu 8 34, , , ,8 Lebih dari 5-10 tahun yang lalu 6 26, , , ,9 Lebih dari 10 tahun 7 30, , , ,2 T idak tahu 1 4,3 46 7,8 20 3,1 67 5,3 D7. Kapan tangki septik terakhir 0-12 bulan yang lalu 0,0 1,2 4,6 5,4 dikosongkan 1-5 tahun yang lalu 0,0 6 1,0 9 1,4 15 1,2 Lebih dari 5-10 tahun yang lalu 0,0 2,3 2,3 4,3 Lebih dari 10 tahun 0,0 0,0 3,5 3,2 T idak pernah , , , ,8 T idak tahu 0,0 29 4,9 9 1,4 38 3,0 D8. Siapa yang mengosongkan Layanan sedot tinja 0,0 1 2,6 1 3,7 2 3,1 tangki septik Ibu Membayar tukang 0,0 4 10,5 4 14,8 8 12,3 Dikosongkan sendiri 0,0 2 5,3 9 33, ,9 T idak tahu 0, , , ,7 D9. Apakah ibu tahu, kemana Sungai, sungai kecil 0,0 0,0 3 11,1 3 4,6 lumpur tinja dibuang pada saat Dikubur di halaman 0,0 2 5,3 2 7,4 4 6,2 tangki septik dikosongkan? Dikubur di tanah orang lain 0,0 1 2,6 0,0 1 1,5 Lainnya 0,0 3 7,9 8 29, ,9 T idak tahu 0, , , ,8 D10. Apakah anak balita di Ya, sangat sering 10 25, , , ,0 rumah ibu masih terbiasa buang Ya, kadang-kadang 3 7, , , ,6 air besar di lantai, di kebun, T idak biasa 2 5, , , ,2 T idak tahu 25 62, , , ,2 D11. Ibu biasanya membuang Ke WC/Jamban 3 7, , , ,6 tinja anak kemana? Ke tempat sampah 0,0 17 2,1 17 1,6 34 1,8 Ke kebun/pekarangan/jalan 11 27, , , ,5 Ke sungai/selokan/got 0,0 10 1,2 40 3,7 50 2,6 Lainnya 0,0 21 2,6 7,6 28 1,5 T idak tahu 26 65, , , ,1

56 VARIABEL KATEGORI Column N % D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? TABEL D : TEMPAT AKHIR PENYALURAN AKHIR TINJA Tangki septik 65,3% Pipa sewer,3% Cubluk/lobang tanah 1,8% Langsung ke drainase,3% Sungai/danau/pantai,9% Kolam/sawah,1% Kebun/tanah lapang,5% T idak tahu 30,7% Lainnya,0% E. DRAINASE LINGKUNGAN/SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % E1. Apakah di rumah mempunyai Ya 27 67, , , ,2 sarana pengolahan air limbah selain tinja? Tidak ada 13 32, , , ,8 Persentase Kepemilikan SPAL VARIABEL KATEGORI Column N % E1. Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja? Ya 76,2% T idak ada 23,8%

57 A. Ke sungai/kanal (Dapur) Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Ke sungai/kanal (Kamar mandi) A. Ke sungai/kanal (Tempat cuci pakaian) A. Ke sungai/kanal (Westafel) B. Ke jalan, halaman (Dapur) B. Ke jalan, halaman (Kamar mandi) E.2 Kemana air bekas buangan/air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: B. Ke jalan, halaman (Tempat cuci pakaian) B. Ke jalan, halaman (Westafel) C. Saluran terbuka (Dapur) C. Saluran terbuka (Kamar mandi) C. Saluran terbuka (Tempat cuci pakaian) C. Saluran terbuka (Westafel) D. Saluran tertutup (Dapur) D. Saluran tertutup (Kamar mandi) D. Saluran tertutup (Tempat cuci pakaian) D. Saluran tertutup (Westafel) E. Lubang galian (Dapur) E. Lubang galian (Kamar mandi) E. Lubang galian (Tempat cuci pakaian) E. Lubang galian (Westafel) F. Pipa saluran pembuangan (Dapur) F. Pipa saluran pembuangan (Kamar mandi) F. Pipa saluran pembuangan (T empat cuci pakaian) F. Pipa saluran pembuangan (Westafel) T idak , , , ,5 Ya 0, ,3 52 6, ,5 T idak , , , ,5 Ya 0, ,9 62 7, ,5 T idak , , , ,2 Ya 0, , , ,8 T idak , , , ,0 Ya 0,0 11 1,7 3,4 14 1,0 T idak 3 11, , , ,8 Ya 24 88, , , ,2 T idak 4 14, , , ,6 Ya 23 85, , , ,4 T idak 17 63, , , ,3 Ya 10 37, , , ,7 T idak , , , ,0 Ya 0,0 13 2,0 2,3 15 1,0 T idak 24 88, , , ,1 Ya 3 11, , , ,9 T idak 24 88, , , ,6 Ya 3 11, , , ,4 T idak 24 88, , , ,5 Ya 3 11, , , ,5 T idak , , , ,3 Ya 0,0 20 3,1 20 2,5 40 2,7 T idak , , , ,6 Ya 0,0 23 3,6 12 1,5 35 2,4 T idak , , , ,8 Ya 0,0 31 4,8 30 3,8 61 4,2 T idak 26 96, , , ,2 Ya 1 3,7 28 4,3 27 3,4 56 3,8 T idak , , , ,3 Ya 0,0 4,6 6,8 10,7 T idak , , , ,5 Ya 0,0 10 1,5 12 1,5 22 1,5 T idak , , , ,9 Ya 0,0 15 2,3 16 2,0 31 2,1 T idak , , , ,0 Ya 0,0 14 2,2 15 1,9 29 2,0 T idak , , , ,9 Ya 0,0 2,3 0,0 2,1 T idak , , , ,8 Ya 0,0 8 1,2 9 1,1 17 1,2 T idak , , , ,2 Ya 0,0 11 1,7 15 1,9 26 1,8 T idak , , , ,6 Ya 0,0 9 1,4 12 1,5 21 1,4 T idak , , , ,9 Ya 0,0 1,2 1,1 2,1 G. Pipa IPAL Sanimas (Dapur) T idak , , , ,0 G. Pipa IPAL Sanimas (Kamar mandi) T idak , , , ,0 G. Pipa IPAL Sanimas (Tempat cuci Tidak , , , ,0 G. Pipa IPAL Sanimas (Westafel) T idak , , , ,0 H. T idak tahu (Dapur) H. T idak tahu (Kamar mandi) H. Tidak tahu (Tempat cuci pakaian) H. T idak tahu (Westafel) T idak 16 59, , , ,5 Ya 11 40,7 21 3,3 4,5 36 2,5 T idak 18 66, , , ,3 Ya 9 33,3 15 2,3 1,1 25 1,7 T idak 3 11, , , ,7 Ya 24 88,9 38 5,9 30 3,8 92 6,3 T idak , , , ,9 Ya 0,0 0,0 1,1 1,1

58 TABEL E : PERMASALAHAN BANJIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % E3. Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? E4. Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? E5. T erakhir kali banjir terjadi, apakah air memasuki rumah Ibu? E6. Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? E7. Pada saat terakhir kali banjir, apakah kamar mandi dan WC/jamban juga terendam banjir? E8. Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? T idak pernah , , , ,2 Sekali dalam setahun 0,0 2,2 4,4 6,3 Beberapa kali dalam 0,0 5,6 1,1 6,3 T idak tahu 0,0 1,1 2,2 3,2 Ya 0,0 5 62,5 1 14,3 6 40,0 T idak 0,0 3 37,5 6 85,7 9 60,0 Ya 0,0 4 50,0 5 71,4 9 60,0 T idak 0,0 4 50,0 2 28,6 6 40,0 Setumit orang dewasa 0, ,0 3 60,0 7 77,8 Selutut orang dewasa 0,0 0,0 1 20,0 1 11,1 Lebih tinggi dari orang 0,0 0,0 1 20,0 1 11,1 dewasa T idak pernah 0,0 2 50, ,0 7 77,8 T idak tahu 0,0 2 50,0 0,0 2 22,2 Kurang dari 1 jam 0,0 0,0 1 20,0 1 11,1 Antara 1-3 jam 0,0 2 50,0 4 80,0 6 66,7 Setengah hari 0,0 1 25,0 0,0 1 11,1 Satu hari 0,0 1 25,0 0,0 1 11,1 Persentase Lokasi Genangan Air di Rumah VARIABEL KATEGORI Column N % A. Dihalaman rumah T idak 54,1% Ya 45,9% B. Di dekat dapur T idak 48,8% Ya 51,2% C. Di dekat kamar mandi T idak 47,5% Ya 52,5% D. Di dekat bak penampungan T idak 92,1% Ya 7,9% E. Lainnya T idak 93,4% Ya 6,6%

59 VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Air botol kemasan (Minum) T idak , , , ,4 Ya 0,0 5,6 6,6 11,6 A. Air botol kemasan (Masak) T idak , , , ,0 A. Air botol kemasan (Cuci T idak , , , ,0 A. Air botol kemasan (Cuci pakaian) T idak , , , ,0 A. Air botol kemasan (Gosok gigi) T idak , , , ,0 B. Air isi ulang (Minum) B. Air isi ulang (Masak) F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. B. Air isi ulang (Cuci piring&gelas) B. Air isi ulang (Cuci pakaian) B. Air isi ulang (Gosok gigi) C. Air Ledeng dari PDAM (Minum) C. Air Ledeng dari PDAM (Masak) C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci piring&gelas) C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci pakaian) C. Air Ledeng dari PDAM (Gosok gigi) D. Air hidran umum - PDAM (Minum) D. Air hidran umum - PDAM (Masak) D. Air hidran umum - PDAM (Cuci piring&gelas) D. Air hidran umum - PDAM (Cuci pakaian) D. Air hidran umum - PDAM (Gosok gigi) E. Air kran umum -PDAM/PROYEK (Minum) E. Air kran umum -PDAM/PROYEK (Masak) E. Air kran umum -PDAM/PROYEK (Cuci piring&gelas) E. Air kran umum -PDAM/PROYEK (Cuci pakaian) E. Air kran umum -PDAM/PROYEK (Gosok gigi) F. Air sumur pompa tangan (Minum) F. Air sumur pompa tangan (Masak) F. Air sumur pompa tangan (Cuci piring&gelas) F. Air sumur pompa tangan (Cuci pakaian) F. Air sumur pompa tangan (Gosok gigi) G. Air sumur gali terlindungi (Minum) G. Air sumur gali terlindungi (Masak) G. Air sumur gali terlindungi (Cuci piring&gelas) Strata Desa/Kelurahan Total T idak 38 95, , , ,4 Ya 2 5,0 75 9,3 31 2, ,6 T idak 38 95, , , ,5 Ya 2 5,0 16 2,0 10,9 28 1,5 T idak 39 97, , , ,8 Ya 1 2,5 1,1 2,2 4,2 T idak 38 95, , , ,7 Ya 2 5,0 1,1 3,3 6,3 T idak 38 95, , , ,6 Ya 2 5,0 1,1 4,4 7,4 T idak , , , ,7 Ya 0,0 45 5,6 56 5, ,3 T idak , , , ,4 Ya 0,0 46 5,7 61 5, ,6 T idak , , , ,4 Ya 0,0 46 5,7 62 5, ,6 T idak , , , ,5 Ya 0,0 1,1 8,7 9,5 T idak , , , ,4 Ya 0,0 45 5,6 62 5, ,6 T idak , , , ,0 Ya 0,0 45 5,6 51 4,7 96 5,0 T idak , , , ,9 Ya 0,0 47 5,9 51 4,7 98 5,1 T idak , , , ,5 Ya 0,0 45 5,6 42 3,9 87 4,5 T idak , , , ,7 Ya 0,0 31 3,9 33 3,1 64 3,3 T idak , , , ,5 Ya 0,0 44 5,5 43 4,0 87 4,5 T idak , , , ,2 Ya 0,0 9 1,1 7,6 16,8 T idak , , , ,1 Ya 0,0 10 1,2 7,6 17,9 T idak , , , ,1 Ya 0,0 9 1,1 8,7 17,9 T idak , , , ,7 Ya 0,0 4,5 2,2 6,3 T idak , , , ,2 Ya 0,0 9 1,1 7,6 16,8 T idak , , , ,9 Ya 0,0 34 4,2 45 4,2 79 4,1 T idak , , , ,4 Ya 0,0 37 4,6 51 4,7 88 4,6 T idak , , , ,4 Ya 0,0 45 5,6 62 5, ,6 T idak , , , ,9 Ya 0,0 26 3,2 15 1,4 41 2,1 T idak , , , ,6 Ya 0,0 45 5,6 59 5, ,4 T idak , , , ,0 Ya 0,0 29 3,6 10,9 39 2,0 T idak , , , ,7 Ya 0,0 34 4,2 11 1,0 45 2,3 T idak , , , ,1 Ya 0,0 41 5,1 14 1,3 55 2,9

60

61 F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % G. Air sumur gali terlindungi (Cuci pakaian) G. Air sumur gali terlindungi (Gosok gigi) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Minum) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Masak) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci piring&gelas) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci pakaian) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Gosok gigi) T idak , , , ,6 Ya 0,0 25 3,1 2,2 27 1,4 T idak , , , ,2 Ya 0,0 41 5,1 13 1,2 54 2,8 T idak , , , ,2 Ya 0,0 3,4 12 1,1 15,8 T idak , , , ,2 Ya 0,0 3,4 12 1,1 15,8 T idak , , , ,4 Ya 0,0 3,4 9,8 12,6 T idak , , , ,7 Ya 0,0 3,4 2,2 5,3 T idak , , , ,3 Ya 0,0 3,4 11 1,0 14,7 I. Mata air terlindungi (Minum) I. Mata air terlindungi (Masak) I. Mata air terlindungi (Cuci piring&gelas) I. Mata air terlindungi (Cuci pakaian) I. Mata air terlindungi (Gosok gigi) J. Mata air tdk terlindungi (Minum) J. Mata air tdk terlindungi (Masak) J. Mata air tdk terlindungi (Cuci piring&gelas) J. Mata air tdk terlindungi (Cuci pakaian) J. Mata air tdk terlindungi (Gosok gigi) K. Air hujan (Minum) K. Air hujan (Masak) K. Air hujan (Cuci piring&gelas) K. Air hujan (Cuci pakaian) K. Air hujan (Gosok gigi) L. Air dari sungai (Minum) L. Air dari sungai (Masak) L. Air dari sungai (Cuci piring&gelas) L. Air dari sungai (Cuci pakaian) L. Air dari sungai (Gosok gigi) M. Air dari waduk/danau (Minum) M. Air dari waduk/danau (Masak) M. Air dari waduk/danau (Cuci piring&gelas) M. Air dari waduk/danau (Cuci pakaian) M. Air dari waduk/danau (Gosok gigi) N. Lainnya (Minum) T idak 31 77, , , ,0 Ya 9 22, , , ,0 T idak 31 77, , , ,5 Ya 9 22, , , ,5 T idak 36 90, , , ,5 Ya 4 10, , , ,5 T idak 36 90, , , ,0 Ya 4 10,0 26 3,2 47 4,4 77 4,0 T idak 35 87, , , ,8 Ya 5 12, , , ,2 T idak 17 42, , , ,5 Ya 23 57, , , ,5 T idak 18 45, , , ,6 Ya 22 55, , , ,4 T idak 34 85, , , ,1 Ya 6 15, , , ,9 T idak 32 80, , , ,4 Ya 8 20,0 55 6, , ,6 T idak 32 80, , , ,7 Ya 8 20, , , ,3 T idak 28 70, , , ,2 Ya 12 30, , , ,8 T idak 28 70, , , ,9 Ya 12 30, , , ,1 T idak 23 57, , , ,5 Ya 17 42, , , ,5 T idak 25 62, , , ,7 Ya 15 37,5 61 7, , ,3 T idak 23 57, , , ,5 Ya 17 42, , , ,5 T idak , , , ,7 Ya 0,0 26 3,2 75 7, ,3 T idak , , , ,7 Ya 0,0 24 3,0 77 7, ,3 T idak 39 97, , , ,9 Ya 1 2,5 37 4,6 99 9, ,1 T idak 39 97, , , ,2 Ya 1 2,5 11 1,4 41 3,8 53 2,8 T idak 38 95, , , ,3 Ya 2 5,0 31 3,9 96 8, ,7 T idak 34 85, , , ,7 Ya 6 15, , , ,3 T idak 34 85, , , ,0 Ya 6 15, , , ,0 T idak 19 47, , , ,8 Ya 21 52, , , ,2 T idak 27 67, , , ,6 Ya 13 32, ,1 88 8, ,4 T idak 28 70, , , ,6 Ya 12 30, , , ,4 T idak , , , ,3 Ya 0,0 6,7 85 7,9 91 4,7

62 N. Lainnya (Masak) Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI N. Lainnya (Cuci piring&gelas) N. Lainnya (Cuci pakaian) N. Lainnya (Gosok gigi) F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. n % n % n % n % T idak , , , ,4 Ya 0,0 5,6 84 7,8 89 4,6 T idak , , , ,5 Ya 0,0 8 1,0 98 9, ,5 T idak , , , ,1 Ya 0,0 1,1 73 6,8 74 3,9 T idak , , , ,7 Ya 0,0 6,7 96 8, ,3 VARIABEL KATEGORI F1.2 Apakah pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehati-hari, berapa lama? TABEL F : PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MEMASAK n % n % n % n % T idak pernah 25 62, , , ,3 Beberapa jam saja 0,0 57 7, , ,6 Satu sampai beberapa Strata Desa/Kelurahan Total 1 2, , , ,4 hari Seminggu 0,0 33 4,1 36 3,3 69 3,6 Lebih dari seminggu 3 7, , , ,1 F1.3 Apakah ibu puas dengan kualitas air yang digunakan saat ini? F1.4 Berapa jarak sumber air tsb ke tempat penampungan/pembuangan tinja? F2.1 Apakah Ibu mengolah/menangani air sebelum digunakan untuk minum dan masak? F2.2 Bagaimana cara Ibu mengolah air untuk diminum? T idak tahu 11 27,5 2,2 27 2,5 40 2,1 Ya 35 87, , , ,2 T idak 5 12, , , ,8 Kurang 10 m 0,0 42 5,2 18 1,7 60 3,1 Lebih 10 m 0,0 54 6,7 46 4, ,2 3 0,0 12 1,5 14 1,3 26 1,4 T idak tahu , , , ,3 Ya , , , ,5 T idak 0,0 15 1,9 13 1,2 28 1,5 Direbus , , , ,3 Ditambahkan kaporit 0,0 11 1,4 11 1,0 22 1,2 Lainnya 0,0 2,3 7,7 9,5 T idak tahu 0,0 1,1 0,0 1,1 F2.3 Apakah Ibu menyimpan air yang sudah diolah ditempat yang aman? F2.4 Bagaimana Ibu mengambil air untuk minum, masak, cuci piring & gelas dan gosok gigi dari tempat penyimpan air? T idak disimpan 0,0 4,5 9,8 13,7 Ya, dalam Panci 0,0 1,1 3,3 4,2 terbuka Ya, dalam Panci 1 2,5 33 4,2 62 5,8 96 5,1 dengan tutup Ya, dalam 39 97, , , ,8 TYa, eko/ketel/ceret dalam 0,0 27 3,4 42 3,9 69 3,6 Ya, dalam Galon isi 0,0 68 8,6 13 1,2 81 4,3 ulang Lainnya 0,0 2,3 3,3 5,3 T idak tahu 0,0 1,1 0,0 1,1 Langsung dari 1 2,5 18 2,3 16 1,5 35 1,8 dispenser Dengan menggunakan gayung 8 20, , , ,7 Dengan 30 75, , , ,8 menggunakan gelas Lainnya 1 2,5 57 7,2 64 6, ,4 T idak tahu 0,0 0,0 3,3 3,2

63 G. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % G.1 Apakah Ibu memakai sabun Ya , , , ,7 pada hari ini atau kemarin? Tidak 0,0 1,1 4,4 5,3 G.2 Untuk apa saja sabun itu ibu gunakan?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Mandi T idak 0,0 5,6 3,3 8,4 Ya , , , ,6 B. Memandikan anak T idak 18 45, , , ,1 Ya 22 55, , , ,9 C. Menceboki panta anak T idak 34 85, , , ,2 Ya 6 15, , , ,8 D. Mencuci tangan sendiri T idak 24 60, , , ,3 Ya 16 40, , , ,7 E. Mencuci tangan anak T idak 36 90, , , ,0 Ya 4 10, , , ,0 F. Mencuci peralatan T idak 1 2,5 25 3,1 15 1,4 41 2,1 Ya 39 97, , , ,9 G. Mencuci pakaian T idak 1 2,5 39 4,9 21 2,0 61 3,2 Ya 39 97, , , ,8 H. Lainnya T idak , , , ,1 Ya 0,0 12 1,5 25 2,3 37 1,9 I. T idak tahu T idak 20 50, , , ,3 Ya 20 50,0 38 4,7 70 6, ,7

64 VARIABEL KATEGORI A. Di kamar mandi B. Di dekat kamar mandi C. Di jamban D. Di dekat jamban E. Di sumur F. Di sekitar penampungan G. Di tempat cuci piring H. Di dapur I. Lainnya J. T idak tahu G.3 Dimana saja anggota keluarga biasanya mencuci tangan?. Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % T idak 17 42, , , ,1 Ya 23 57, , , ,9 T idak 39 97, , , ,3 Ya 1 2,5 41 5,1 29 2,7 71 3,7 T idak , , , ,8 Ya 0,0 30 3,7 13 1,2 43 2,2 T idak , , , ,1 Ya 0,0 10 1,2 8,7 18,9 T idak , , , ,9 Ya 0,0 0,0 2,2 2,1 T idak , , , ,4 Ya 0,0 9 1,1 21 1,9 30 1,6 T idak , , , ,9 Ya 0, ,6 52 4, ,1 T idak 9 22, , , ,5 Ya 31 77, , , ,5 T idak , , , ,5 Ya 0, , , ,5 T idak 11 27, , , ,8 Ya 29 72,5 61 7, , ,2 A. Sebelum ke toilet VARIABEL KATEGORI B. Setelah menceboki bayi/anak C. Setelah dari buang air besar D. Sebelum makan E. Setelah makan F. Sebelum memberi menyuapi anak G. Sebelum menyiapkan masakan H. Setelah memegang hewan I. Sebelum sholat J. Lainnya G.4 Kapan biasanya Ibu mencuci tangan dengan menggunakan sabun?. Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % T idak , , , ,3 Ya 0,0 9 1,1 4,4 13,7 T idak 35 87, , , ,1 Ya 5 12, , , ,9 T idak 5 12, , , ,7 Ya 35 87, , , ,3 T idak 7 17, , , ,4 Ya 33 82, , , ,6 T idak 31 77, , , ,4 Ya 9 22,5 42 5,2 38 3,5 89 4,6 T idak 39 97, , , ,9 Ya 1 2,5 27 3,4 32 3,0 60 3,1 T idak 35 87, , , ,8 Ya 5 12,5 43 5,4 52 4, ,2 T idak 21 52, , , ,1 Ya 19 47, , , ,9 T idak , , , ,2 Ya 0,0 3,4 13 1,2 16,8 T idak 17 42, , , ,4 Ya 23 57, , , ,6

65 Persentase Waktu Melakukan CTPS VARIABEL KATEGORI Column N % A. Sebelum ke toilet B. Setelah menceboki bayi/anak C. Setelah dari buang air besar D. Sebelum makan E. Setelah makan F. Sebelum memberi menyuapi anak G. Sebelum menyiapkan masakan H. Setelah memegang hewan I. Sebelum sholat J. Lainnya T idak 99,3% Ya,7% T idak 87,1% Ya 12,9% T idak 65,7% Ya 34,3% T idak 82,4% Ya 17,6% T idak 95,4% Ya 4,6% T idak 96,9% Ya 3,1% T idak 94,8% Ya 5,2% T idak 79,1% Ya 20,9% T idak 99,2% Ya,8% T idak 66,4% Ya 33,6%

66 H. KEJADIAN PENYAKIT DIARE. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare A. Anak-anak balita B. Anak-anak non balita C. Anak remaja laki-laki D. Anak remaja perempuan E. Orang dewasa laki-laki F. Orang dewasa perempuan Hari ini 2 5,0 14 1,7 27 2,5 43 2,2 Kemarin 1 2,5 21 2,6 13 1,2 35 1,8 1 minggu terakhir 5 12,5 66 8,2 75 7, ,6 1 bulan terakhir 2 5,0 76 9, , ,2 3 bulan terakhir 4 10,0 69 8,6 80 7, ,0 6 bulan yang lalu 2 5,0 47 5,9 51 4, ,2 Lebih dari 6 bulan yang lalu 1 2, ,1 93 8, ,9 T idak pernah 23 57, , , ,0 T idak 6 35, , , ,3 Ya 11 64, , , ,7 T idak , , , ,6 Ya 0, , , ,4 T idak 16 94, , , ,6 Ya 1 5,9 27 6,9 45 9,8 73 8,4 T idak , , , ,7 Ya 0,0 36 9,2 36 7,9 72 8,3 T idak , , , ,7 Ya 0, , , ,3 T idak 12 70, , , ,2 Ya 5 29, , , ,8 AO.1 Apakah terlihat sumber air untuk minum, masak dan mencuci peralatan. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Ya, air ledeng PDAM - T idak , , , ,7 berfungsi/mengalir Ya 0,0 38 4,7 63 5, ,3 B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi T idak , , , ,0 C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi T idak , , , ,0 Ya 0,0 29 3,6 10,9 39 2,0 D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi T idak , , , ,7 Ya 0,0 2,2 3,3 5,3 E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan T idak , , , ,8 Ya 0,0 3,4 1,1 4,2 F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan T idak , , , ,0 mesin Ya 0,0 37 4,6 59 5,5 96 5,0 G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM H. Ya, dari kran umum PROYEK/HIPPAM I. Ya, dari penjual air keliling J. Lainnya K. T idak ada T idak , , , ,8 Ya 0,0 32 4,0 48 4,5 80 4,2 T idak , , , ,8 Ya 0,0 3,4 1,1 4,2 T idak , , , ,9 Ya 0,0 0,0 1,1 1,1 T idak 36 90, , , ,9 Ya 4 10, , , ,1 T idak 5 12, , , ,1 Ya 35 87, , , ,9

67 AO.2.1 Amati, Apa TABEL AO : PENGAMATAN SUMBER AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI wadah/tempat yang digunakan untuk menyimpan air minum di dapur? AO.2.2 Amati, Bagaimana ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah peyimpanan air? n % n % n % n % T idak disimpan 0,0 58 7,2 69 6, ,6 YA, dalam panci terbuka 2 5,0 76 9, , ,9 YA, dalam panci tertutup 33 82, , , ,7 lainnya 4 10,0 67 8,3 53 4, ,5 T idak tahu 1 2,5 4,5 1,1 6,3 Tangan menyentuh air 2 5, , , ,8 Tangan tidak menyentuh air 38 95, , , ,2 T idak tahu 0,0 19 2,4 19 1,8 38 2,0 VARIABEL KATEGORI Amati, apakah tersedia air untuk cuci tangan di dapur? TABEL AO : PENGAMATAN SUMBER AIR Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % Ya 33 82, , , ,0 T idak 7 17, , , ,0 AO.3.2 Amati, apakah terlihat ada sabun untuk mencuci tangan dll AO.3.3 Amati, apakah makanan ditutup/dilindungi dari lalat, kecoa, cicak dan lainnya Ya 28 70, , , ,5 T idak 12 30, , , ,5 YA, disimpan di atas 9 22, , , ,9 ditutup YA, disimpan dalam 0,0 25 3,1 88 8, ,9 lemari makan YA, disimpan dalam 22 55, , , ,3 lemari yang tertutup YA, di dalam kulkas 0,0 6,7 11 1,0 17,9 lainnya 9 22,5 44 5,5 38 3,5 91 4,7 T idak ditutup 0,0 15 1,9 29 2,7 44 2,3

68 Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI A. Kantong plastik tertutup B. Kantong plastik terbuka C. Keranjang sampah terbuka D. Keranjang sampah tertutup E. Lainnya F. T idak ada AO.5.1 Amati, kemana air limbah bekas cuci peralatan minum/makan dan masak dibuang? AO.4.1 Amati, apakah ada wadah yang dipakai untuk mengumpulkan sampah di dapur?. n % n % n % n % T idak , , , ,3 Ya 0,0 15 1,9 17 1,6 32 1,7 T idak 22 55, , , ,5 Ya 18 45, , , ,5 T idak 30 75, , , ,7 Ya 10 25, , , ,3 T idak , , , ,0 Ya 0,0 10 1,2 9,8 19 1,0 T idak 35 87, , , ,3 Ya 5 12, ,3 80 7, ,8 T idak 33 82, , , ,3 Ya 7 17, , , ,7 Ke sungai/kanal/kolam/selokan 0, ,2 74 6, ,1 Ke jalan, halaman, kebun 26 65, , , ,6 Saluran terbuka 3 7, , , ,0 Saluran tertutup 0,0 29 3,6 31 2,9 60 3,1 Lubang galian 0,0 15 1,9 16 1,5 31 1,6 Pipa saluran pembuangan 0,0 6,7 10,9 16,8 kotoran (SPAL) T idak tahu 11 27, , , ,1 T idak ada bak cuci peralatan dapur 0,0 4,5 46 4,3 50 2,6 TABEL AO : PENGAMATAN SUMBER AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % BO.1 Amati, apakah ada Ya 28 70, , , ,4 sabun mandi, shampoo dan T idak 12 30, , , ,6 sabun cuci tangan di kamar mandi? BO.2 Amati, kemana air limbah bekas cuci tangan dari wastafel dibuang? Ke sungai/kanal/kolam/selokan 0, ,0 66 6, ,0 Ke jalan, halaman, kebun 27 67, , , ,7 Saluran terbuka 1 2, , , ,8 Saluran tertutup 0,0 31 3,9 30 2,8 61 3,2 Lubang galian 0,0 16 2,0 15 1,4 31 1,6 Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL) 0,0 10 1,2 14 1,3 24 1,3 BO.3 Amati, Bila ada bak penampung air, apakah terlihat ada jentik nyamuk didalamnya? T idak tahu 12 30, , , ,5 Ya 4 10, , , ,7 T idak 26 65, , , ,2 T idak tahu 10 25, , , ,2

69 Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI CO.1.1 Amati, apakah tersedia air di dalam ruangan jamban/wc? CO.1.2 Amati, apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? CO.1.3 Amati, Apakah terlihat ada jentik nyamuk dalam bak air/ember? CO.2.1 Amati, termasuk tipe apakah WC/jamban yang anda lihat? CO.2.2 Amati, kemana saluran pembuangan dari WC/jamban disalurkan/terhubungkan CO.3.1 Amati, apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? CO.3.2 Amati, apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? n % n % n % n % YA, dalam bak air/ember 24 60, , , ,6 YA, dari kran & berfungsi 0,0 10 1,2 37 3,4 47 2,4 T idak ada 16 40, , , ,9 Ya 24 60, , , ,6 T idak 16 40, , , ,4 Ya 3 7, , , ,3 T idak 37 92, , , ,7 Kloset jonghkok leher 24 60, , , ,9 angsa Kloset duduk leher angsa 0,0 13 1,6 13 1,2 26 1,4 Plengsengan 0,0 8 1,0 8,7 16,8 Cemplung 0,0 6,7 5,5 11,6 Lainnya 0,0 0,0 9,8 9,5 T idak tahu 16 40, , , ,9 Cubluk 1 2,5 10 1,2 25 2,3 36 1,9 Tangki Septik 22 55, , , ,0 Sungai, kanal, kolam 0,0 11 1,4 17 1,6 28 1,5 Jalan, halaman, kebun 1 2,5 8 1,0 8,7 17,9 Saluran terbuka 0,0 8 1,0 2,2 10,5 Saluran tertutup 0,0 4,5 0,0 4,2 Pipa saluran pembuangan 0,0 1,1 0,0 1,1 kotoran Pipa IPAL Sanimas 0,0 14 1,7 7,6 21 1,1 T idak tahu 16 40, , , ,9 Ya 19 47, , , ,5 T idak 21 52, , , ,5 Ya 22 55, , , ,4 T idak 18 45, , , ,6 CO.3.3 Amati, jika ada kloset Ya, ada keduanya 24 60, , , ,9 jonkok leher angsa, apakah ada gayung dan air untuk T idak ada salah satu atau keduanya 0,0 44 5,5 46 4,3 90 4,7 menyiram? CO.3.4 Amati, jika ada kloset duduk, cobalah menekan alat penyiram, apakah berfungsi CO. LIHAT DAN AMATI WC/JAMBAN. Bukan kloset jongkok 16 40, , , ,4 Ya, berfungi 0,0 20 2,5 12 1,1 32 1,7 T idak berfungsi 0,0 21 2,6 7,6 28 1,5 Bukan kloset duduk , , , ,9

70 VARIABEL KATEGORI DO.1 Amati, apakah ada sabun cuci, shampoo, tempat cuci pakaian? A. Ya, air ledeng PDAM - berfungsi/mengalir DO. 2 Amati, darimana sumber air untuk mencuci pakaian?'. Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % Ya , , , ,7 T idak 0, , , ,3 T idak , , , ,7 Ya 0,0 39 4,9 62 5, ,3 B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM H. Ya, dari kran umum PAMSIMAS/HIPPAM I. Ya, dari penjual air keliling J. Lainnya K. T idak DO.3 Amati, kemana air limbah bekas mencuci pakaian dibuang T idak , , , ,9 Ya 0,0 2,2 0,0 2,1 T idak , , , ,7 Ya 0,0 31 3,9 13 1,2 44 2,3 T idak , , , ,8 Ya 0,0 3,4 1,1 4,2 T idak , , , ,7 Ya 0,0 6,7 0,0 6,3 T idak , , , ,9 Ya 0,0 37 4,6 60 5,6 97 5,1 T idak , , , ,8 Ya 0,0 30 3,7 32 3,0 62 3,2 T idak , , , ,1 Ya 0,0 9 1,1 9,8 18,9 T idak 38 95, , , ,8 Ya 2 5,0 0,0 1,1 3,2 T idak 2 5, , , ,2 Ya 38 95, , , ,8 T idak , , , ,5 Ya 0,0 45 5,6 3,3 48 2,5 Ke 0, , , ,7 sungai/kanal/kolam/s elokan Ke jalan, halaman, 9 22, , , ,5 Saluran terbuka 1 2, , , ,1 Saluran tertutup 0,0 27 3,4 27 2,5 54 2,8 Lubang galian 0,0 14 1,7 15 1,4 29 1,5 Pipa saluran 0,0 8 1,0 11 1,0 19 1,0 pembuangan kotoran Pipa IPAL Sanimas 0,0 0,0 1,1 1,1 T idak tahu 30 75, , , ,3

71 EO. LIHAT DAN AMATI HALAMAN/PEKARANGAN/KEBUN. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % EO.1.1 Amati, apakah jarak Ya 0, , , ,0 tangki septik dengan T idak , , , ,0 sumber air minimal 10 meter? EO.2.1 Amati, bagaimana cara mengelola sampah di rumah? Dibuang dan dikubur di 0,0 2,2 3,3 5,3 lobang galian Dibuang dlm lubang galian 2 5,0 52 6,5 74 6, ,7 dan dibakar Dijadikan makanan binatang 0,0 0,0 6,6 6,3 Dikumpulkan dlm keranjang 0,0 57 7,1 28 2,6 85 4,4 sampah permanen Langsung dibakar 3 7, , , ,2 Dibuang ke sungai/danau/laut Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan 0,0 5,6 6,6 11, , , , ,5 Dibiarkan saja 2 5,0 22 2,7 29 2,7 53 2,8 Lainnya 0,0 20 2,5 5,5 25 1,3 EO.2.2 Amati, apakah sekeliling halaman bersih dari sampah? EO.2.3 Amati, apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan Ya 27 67, , , ,9 T idak 13 32, , , ,1 Ya 1 2,5 60 7,5 66 6, ,6 T idak 39 97, , , ,4

72 EO.2.4 Jika sampah dipilah, apa saja yang terlihat dipilah. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Sampah organic/sampah T idak 0, , , ,1 basah Ya 1 100, , , ,9 B. Plastik T idak 0, , , ,3 Ya 1 100, , , ,7 C. Gelas/kaca T idak 0, , , ,8 Ya 1 100, , , ,2 D. Kertas/kardus T idak 0, , , ,1 Ya 1 100, , , ,9 E. Besi/logam T idak 1 100, , , ,5 Ya 0, , , ,5 F. Lainnya T idak 1 100, , , ,4 Ya 0,0 2 3,3 0,0 2 1,6 EO.2.5 Amati, apakah ada tempat Ya 1 2, , , ,6 untuk membuat kompos? T idak 39 97, , , ,4 EO.2.6 Amati, Apakah ada Ya 1 100, , , ,7 kompos yang sudah bisa dipakai? T idak 0,0 6 5, , ,3 EO.2. 7 Untuk apa saja kompos dipakai oleh responden?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Pupuk tanaman hias T idak 0, , , ,0 Ya 1 100, , , ,0 B. Pupuk tanaman buah T idak 0,0 3 2,7 0,0 3 1,4 Ya 1 100, , , ,6 C. Dijual T idak 1 100, , , ,0 D. T idak dimanfaatkan T idak 1 100, , , ,0 TABEL EO : PENGAMATAN GENANGAN AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % EO.3.1 Amati, apakah halaman/bagian depan rumah ada genangan air? Ya 1 2, , , ,6 T idak 39 97, , , ,4

73 EO.3.2 Dimana air biasanya tergenang?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Dihalaman rumah T idak 1 100, , , ,1 Ya 0, , , ,9 B. Di dekat dapur T idak 1 100, , , ,8 Ya 0, , , ,2 C. Di dekat kamar mandi T idak 0, , , ,5 Ya 1 100, , , ,5 D. Di dekat bak penampungan T idak 1 100, , , ,1 Ya 0,0 3 3, ,7 19 7,9 E. Lainnya T idak 1 100, , , ,4 Ya 0, ,0 6 4,0 16 6,6 EO.3.3 Darimana air genangan berasal?. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % A. Air limbah kamar mandi T idak 1 100, , , ,7 Ya 0, , , ,3 B. Air limbah dapur T idak 1 100, , , ,5 Ya 0, , , ,5 C. Hujan T idak 0, , , ,8 Ya 1 100, , , ,2 D. Air limbah lainnya T idak 1 100, , , ,6 Ya 0, ,3 5 3,3 18 7,4 E. T idak tahu T idak 1 100, , , ,5 Ya 0, ,3 10 6,7 23 9,5

74 TABEL EO : PENGAMATAN GENANGAN AIR/BANJIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % EO.3.4 Amati, Apakah halaman bersih dari benda yg dapat menyebabkan air tergenang Ya, halaman bersih dari , , , ,8 benda T idak, halaman penuh dengan benda 0, , , ,2 EO.3.5 Amati, Apakah anda dapat melihat saluran air hujan dekat rumah EO.3.6 Amati, apakah air di saluran dapat mengalir? EO.3.7 Amati, apakah saluran air bersih dari sampah? Ya, terbuka 2 5, , , ,5 Ya, tertutup, tidak terlihat 0,0 42 5,2 64 5, ,5 T idak, tidak terlihat 38 95, , , ,0 Ya 2 5, , , ,0 T idak 0,0 69 8,6 48 4, ,1 T idak dapat dipakai, saluran 0,0 16 2,0 77 7,1 93 4,8 kering T idak ada saluran 38 95, , , ,0 Ya, bersih atau hampir selalu 2 5, , , ,6 bersih T idak bersih dari sampah, 0, , , ,6 tapi masih dapat mengalir T idak bersih dari sampah, 0, ,2 54 5, ,1 saluran tersumbat T idak bersih dari sampah, 0,0 33 4, , ,1 tapi saluran kering T idak ada saluran 38 95, , , ,7 1. SUMBER AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % 1.1 Sumber air T idak, sumber air berisiko 13 32, , , ,7 terlindungi tercemar Ya, sumber air terlindungi 27 67, , , ,3 1.2 Penggunaan T idak Aman 37 92, , , ,1 sumber air tidak Ya, Aman 3 7, , , ,9 1.3 Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air 15 37, , , ,1 T idak pernah mengalami 25 62, , , ,9

75 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % 2.1 T angki septik suspek aman T idak aman 14 35, , , ,1 Suspek aman 26 65, , , ,9 2.2 Pencemaran karena T idak, aman 0, , , ,9 pembuangan isi tangki septik Ya, aman 0,0 1 2,6 1 3,7 2 3,1 2.3 Pencemaran karena SPAL T idak aman 37 92, , , ,0 Ya, aman 3 7, , , ,0 3. PERSAMPAHAN. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % 3.1 Pengelolaan sampah T idak memadai , , , ,1 Ya, memadai 0,0 34 4,2 22 2,0 56 2,9 3.2 Frekuensi pengangkutan T idak memadai 0,0 0, , ,0 sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah T idak tepat waktu 0,0 0, , ,0 3.4 Pengolahan sampah setempat T idak diolah 38 95, , , ,4 Ya, diolah 2 5, , , ,6 4. GENANGAN AIR. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI n % n % n % n % 4.1 Adanya genangan air Ada genangan air (banjir) 1 2, , , ,1 Tidak ada genangan air 39 97, , , ,9

76 VARIABEL KATEGORI CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % Tidak , , , ,5 Ya 0,0 5,6 5,5 10,5 Tidak 21 52, , , ,5 Ya 19 47, , , ,5 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? Tidak 18 45, , , ,6 Ya 22 55, , , ,4 Tidak 16 40, , , ,3 Ya, berfungsi 24 60, , , ,8 Tidak 16 40, , , ,4 Ya 24 60, , , ,6 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS Ya, tercemar 2 5, , , ,8 Tidak tercemar 38 95, , , ,2 Ya, BABS 17 42, , , ,3 Tidak 23 57, , , ,7

77 TABEL INDEKS RISIKO Strata Desa/Kelurahan VARIABEL KATEGORI % % % 1.1 Sumber air terlindungi 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air 2.1 T angki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL 3.1 Pengelolaan sampah T idak, sumber air berisiko tercemar 32,5 45,1 44,9 Ya, sumber air terlindungi 67,5 54,9 55,1 Ya 92,5 65,3 69,4 T idak 7,5 34,7 30,6 Ya 37,5 26,2 34,5 T idak 62,5 73,8 65,5 T idak 35,0 46,7 33,6 Ya 65,0 53,3 66,4 Ya,0 97,4 96,3 T idak,0 2,6 3,7 Ya 92,5 76,8 76,6 T idak 7,5 23,2 23,4 T idak 100,0 95,8 98,0 Ya,0 4,2 2,0 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah T idak memadai,0,0 100,0 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah Tidak tepat waktu,0,0 100,0 3.4 Pengolahan sampah setempat 4.1 Adanya genangan air 5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS T idak diolah 95,0 81,7 86,1 diolah 5,0 18,3 13,9 Ya 2,5 11,8 14,4 T idak 97,5 88,2 85,6 T idak 100,0 99,4 99,5 Ya,0,6,5 T idak 52,5 36,1 48,7 Ya 47,5 63,9 51,3 T idak 45,0 37,6 49,8 Ya 55,0 62,4 50,2 T idak 40,0 29,0 41,5 Ya 60,0 71,0 58,5 T idak 40,0 51,1 64,6 Ya 60,0 48,9 35,4 Ya,T ercemar 5,0 15,2 18,5 T idak tercemar 95,0 84,8 81,5 Ya, BABS 42,5 30,6 42,2 T idak 57,5 69,4 57,8

78 Tabel 1. Indeks Risiko Sanitasi STRATA Variabel Jawaban SUMBER AIR 1.1 Sumber air terlindungi T idak 32,5 45,1 44,9 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. Ya 92,5 65,3 69,4 1.3 Kelangkaan air Ya 37,5 26,2 34,5 2. AIR LIMBAH DOMESTIK 2.1 T angki septik suspek aman T idak 35,0 46,7 33,6 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik Ya,0 97,4 96,3 2.3 Pencemaran karena SPAL Ya 92,5 76,8 76,6 3. PERSAMPAHAN 3.1 Pengelolaan sampah Tidak 100,0 95,8 98,0 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah T idak memadai,0,0 100,0 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah Tidak tepat waktu,0,0 100,0 3.4 Pengolahan sampah setempat T idak diolah 95,0 81,7 86,1 4. GENANGAN AIR 4.1 Adanya genangan air Ya 2,5 11,8 14,4 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT 5.1 CTPS di lima waktu penting Tidak 100,0 99,4 99,5 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? T idak 52,5 36,1 48,7 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? T idak 45,0 37,6 49,8 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. Tidak 40,0 29,0 41,5 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? Tidak 40,0 51,1 64,6 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air Ya, tercemar 5,0 15,2 18,5 5.4 Perilaku BABS Ya, BABS 42,5 30,6 42,2

79 Tabel 2. Kalkulasi Indeks Risiko Sanitasi Variabel Bobot STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 1. SUMBER AIR Sumber air tercemar 25% Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 25% Kelangkaan air 50% AIR LIMBAH DOMESTIK T angki septik suspek aman 33% Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 33% Pencemaran karena SPAL 33% PERSAMPAHAN Pengelolaan sampah 25% Frekuensi pengangkutan sampah 25% Ketepatan waktu pengangkutan sampah 25% Pengolahan setempat 25% GENANGAN AIR Adanya genangan air 100% PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT CTPS di lima waktu penting 25% a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 6% b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 6% c. Keberfungsian penggelontor. 6% d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 6% Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 25% Perilaku BABS 25% SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi Variabel STRATA 0 STRATA 1 STRATA Tabel 4. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko Keterangan Total Indeks Risiko Max 278 Total Indeks Risiko Min 192 Interval 22 Katagori Area Berisiko Batas Bawah Batas Atas Kurang Berisiko Berisiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi

80 Keputusan Bupati Samosir Nomor 121Tahun 2014 tentang Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014

81 KEPUTUSAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN TIM STUDI EHRA (ENVIROMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT/ PENILAIAN RISIKO KESEHATAN KARENA LINGKUNGAN) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI SAMOSIR, Membaca : Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/ Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Januari 2014; Menimbang : a. bahwa untuk Pelaksanaan Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/ Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014, maka perlu menetapkan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Samosir tentang Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

82 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 8. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; 10. Peraturan Bupati Samosir Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; 11. Peraturan Bupati Samosir Nomor 4 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; 12. Keputusan Bupati Samosir Nomor 351 Tahun 2013 tentang Penetapan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; 13. Keputusan Bupati Samosir Nomor 352 Tahun 2013 tentang Penunjukan Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) di Lingkungan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014; 14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor /Kep/Bangda/2013 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor /Kep/Bangda/2013 tentang Penetapan Kabupaten atau Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014; 16. Keputusan Bupati Samosir Nomor 60 Tahun 2014 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Samosir Tahun Anggaran Memperhatikan : Berita Acara Pembentukan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Kabupaten Samosir Tahun 2014, Rabu 4 Juni MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Bupati Samosir ini.

83 KEDUA KETIGA KEEMPAT : Tim sebagaimana dimaksud Diktum KESATU, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Keputusan Bupati Samosir ini. : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 4 Juni 2014, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pangururan pada tanggal 23 Juni 2014 BUPATI SAMOSIR, dto MANGINDAR SIMBOLON Tembusan disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta; 2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta; 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan; 4. Inspektur Kabupaten Samosir di Pangururan; 5. Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Samosir di Pangururan; 6. Yang Bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan.

84 LAMPIRAN I KEPUTUSAN BUPATI SAMOSIR NOMOR : 121 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 JUNI 2014 TENTANG : PENETAPAN TIM STUDI EHRA (ENVIROMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT/PENILAIAN RISIKO KESEHATAN KARENA LINGKUNGAN) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN ANGGARAN 2014 I. Penanggung Jawab Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir II. Koordinator Studi 1. Ketua Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir; 2. Wakil Ketua Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir. III. Anggota 1. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir; 2. Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans (Kabid P2P-PL ) Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir; 3. Kepala Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir; 4. Harry M. Damanik, SKM (Staf P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir); 5. Manganjur Nababan (Staf P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir). IV. Koordinator Kecamatan 1. Kepala Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan; 2. Kepala Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo; 3. Kepala Puskesmas Ambarita Kecamatan Simanindo; 4. Kepala Puskesmas Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo; 5. Kepala Puskesmas Lontung Kecamatan Simanindo; 6. Kepala Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula; 7. Kepala Puskesmas Harian Kecamatan Harian; 8. Kepala Puskesmas Ronggur Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta; 9. Kepala Puskesmas Mogang Kecamatan Palipi; 10. Kepala Puskesmas Sirait Kecamatan Nainggolan; 11. Kepala Puskesmas Onan Runggu Kecamatan Onan Runggu; 12. Kepala Puskesmas Sitio-tio Kecamatan Sitio-tio. V. Supervisor 1. Sanitarian Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan; 2. Sanitarian Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo; 3. Sanitarian Puskesmas Ambarita Kecamatan Simanindo; 4. Sanitarian Puskesmas Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo; 5. Sanitarian Puskesmas Lontung Kecamatan Simanindo; 6. Sanitarian Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula; 7. Sanitarian Puskesmas Harian Kecamatan Harian; 8. Sanitarian Puskesmas Ronggur Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta; 9. Sanitarian Puskesmas Mogang Kecamatan Palipi;

85 10. Sanitarian Puskesmas Sirait Kecamatan Nainggolan; 11. Sanitarian Puskesmas Onan Runggu Kecamatan Onan Runggu; 12. Sanitarian Puskesmas Sitio-tio Kecamatan Sitio-tio. VI. Tim Entry Data 1. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir; 2. Camalia Sri Yanti (Staf Bidang P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir); 3. Sahma O. Naibaho (Staf Bidang P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir); 4. Jepri A. Tarigan (Staf Bidang P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir); 5. Kenra Naibaho (Staf Bidang P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir). VII. Tim Analisis Data A. Ketua B. Sekretaris C. Bidang-Bidang 1. Bidang Perencanaan a. Ketua b. Wakil Ketua c. Anggota 2. Bidang Pendanaan a. Ketua b. Wakil Ketua c. Anggota 3. Bidang Perencanaan d. Ketua e. Wakil Ketua f. Anggota 4. Bidang Pendanaan d. Ketua e. Wakil Ketua f. Anggota 5. Bidang Teknis a. Ketua b. Wakil Ketua c. Anggota Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir Asisten Ekonomi Pembangunan dan Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir Kepala Bappeda Kabupaten Samosir; Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Samosir; Kasubbid Sarana dan Prasarana Pemerintahan Bappeda Kabupaten Samosir. Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir; Kabid Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir; Kepala Seksi Pengolahan Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir. Kepala Bappeda Kabupaten Samosir; Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Samosir; Kasubbid Sarana dan Prasarana Pemerintahan Bappeda Kabupaten Samosir. Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir; Kabid Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir; Kepala Seksi Pengolahan Anggaran Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir. Kepala Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir; Kabid Permukiman Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir; Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir.

86 6. Bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kepala Dinas Kesehatan a. Ketua Kabupaten Samosir; b. Wakil Ketua c. Anggota 7. Bidang Monitoring dan Evaluasi a. Ketua b. Wakil Ketua c. Anggota 8. Koordinator Sekretariat a. Koordinator b. Anggota Kabid P2P-PL Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir; Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir. Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir; Kabid Penelitian dan Pengembangan Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir; Kepala Seksi Penelitian Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir. Kabag Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir; Kasubbag Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir; Rinayasinta Sihaloho (Staf Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir); Hengki Nainggolan (Staf Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir); Selpi Irawati Malau (Staf Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir); Gusriana Simbolon (Staf Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir). VIII. Enumerator 1. Enumerator Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan 1. April Marsel Pasaribu; 2. Welchana Sitanggang; 3. Johannes Sitanggang; 4. Rohma Saragih; 5. Dina Ros Lumban Gaol; 6. Melisa Sihotang. 2. Enumerator Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo 3. Enumerator Puskesmas Ambarita Kecamatan Simanindo 4. Enumerator Puskesmas Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo 5. Enumerator Puskesmas Lontung Kecamatan Simanindo 6. Enumerator Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Surya Situngkir. Kristina Sidabutar. Lisdawati Sidabutar. Hernawaty Samosir. 1. Herlina P. Hutagaol; 2. Doris Day Situmorang;

87 3. Florenta Limbong. 7. Enumerator Puskesmas Harian Kecamatan Harian 1. Ernawati Sihotang; 2. Fitriani Sitorus. 8. Enumerator Puskesmas Ronggur Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta 1. Purnama Sitanggang; 2. Van Royen Nadeak. 9. Enumerator Puskesmas Mogang Kecamatan Palipi 1. Nurmauli Sitinjak; 2. Rohani Panjaitan; 3. Evi C.R. Samosir; 4. Eva Simajuntak. 10. Enumerator Puskesmas Sirait Kecamatan Nainggolan 1. Timbang Sitohang; 2. Arnis Nainggolan. 11. Enumerator Puskesmas Onan Runggu Kecamatan Onan Runggu 1. drg. Subarta Sagala; 2. Navoleon Sianipar. 12. Enumerator Puskesmas Sitio-tio Kecamatan Sitio-tio 1. Christine E. Sianipar; 2. Hombar Oppusunggu. BUPATI SAMOSIR, dto MANGINDAR SIMBOLON

88 DOKUMENTASI PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PERTEMUAN PERSIAPAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 PANGURURAN, 4 JUNI 2014

89

90 2. RAPAT PENENTUAN AREA STUDI PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 PANGURURAN, 11 JUNI 2014

91

92 3. PELATIHAN ENUMERATOR, SUPERVISOR DAN TIM ENTRY DATA PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 PANGURURAN, 18 JUNI 2014

93

94 4. PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 TANGGAL 30 JUNI 8 AGUSTUS 2014

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104 5. WORKSHOP HASIL PENGOLAHAN DATA PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR PANGURURAN, 27 AGUSTUS 2014

105

106 6. WORKSHOP HASIL ANALISA DATA PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 PANGURURAN, 24 SEPTEMBER 2014

107

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI D NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DI KECAMATAN SIMANINDO, SIANJUR MULA-MULA, NAINGGOLAN,

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 DISIAPKAN OLEH: POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 KataPengantar Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN BANGGAI 2014

KATA PENGANTAR LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN BANGGAI 2014 KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 i KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya Buku Laporan Studi Environmental Health Risk Assessment

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah KATA PENGANTAR Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN LAPORAN STUDI EHRA LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) ( ENVIRONMENTAL HEALTH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DISIAPKAN OLEH POKJA SANITASI

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN - 2014 D I S U S U N Kelompok Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Envirotment Health Risk Assessment) KABUPATENBENER MERIAH PROVINSI ACEH DISIAPKAN OLEH POKJA SANITASI KABUPATEN BENER MERIAH

Lebih terperinci

No. Nama Paket Pekerjaan Nama Badan Usaha/ Penyedia Nilai HPS Nilai Penawaran

No. Nama Paket Pekerjaan Nama Badan Usaha/ Penyedia Nilai HPS Nilai Penawaran 1 Pembangunan Jalan Hutanamora - Paraduan Kec. Pangururan 1 CV. Pelangi Indah Rp. 700,000,000.00 Rp. 677,195,000.00 2 CV. Kalitra Rp. 673,212,000.00 3 CV. Langga Sari Rp. 683,719,000.00 2 Pembangunan Jalan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT

LAPORAN STUDI EHRA ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 LAPORAN STUDI EHRA ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA DISIAPKAN OLEH : KELOMPOK KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) Kota Bontang

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2013 BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2013 BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu Kabupaten yang peduli

Lebih terperinci

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato.

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato. BAB I PENDAHULUAN Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN TANAH DATAR 2015 Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Beresiko 1.1 Struktur Organisasi Daerah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Program Percepatan Pembangungan Sanitasi Permukiman merupakan sebuah upaya pemerintah dalam mendukung upaya perbaikan sanitasi dasar permukiman bagi masyarakat. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT)

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT) KOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN TIM STUDI EHRA KOTA PARIAMAN Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan perkenan-nya maka penyusunan laporan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kota Bontang ini dapat

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS. Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS. Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas Tahun 2014 1 KATA PENGANTAR Peningkatan kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, taufik dan hidayah- Nya sehingga Dokumen Hasil Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR LAMPIRAN NOMOR TANGGAL : KEPUTUSAN KEPALA KAB.SAMOSIR : 06 TAHUN 202 : 0 Maret 202 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR KABUPATEN SAMOSIR NO KEGIATAN/PAKET PEKERJAAN BELANJA

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PANGURURAN 2016 No. ISBN : 978-602-6860-18-7 No. Publikasi : 1217.16.20 Katalog BPS : 1101002.12.17.080 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : v + 23 halaman Naskah :

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang 2013 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR LAMPIRAN : Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan d Tanggal : 5 Mei 0 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR SKPD : DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN, KEBERSIHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten / kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kota Palangka Raya PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008

KEPUTUSAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008 B U P A T I S A M O S I R KEPUTUSAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENGUKUHAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) PENERIMA DANA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DI KABUPATEN SAMOSIR BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Teuku Umar No. 12 Ngawi Kode Pos 63211 Telp. (0351) 746709 Fax (0351) 745956 Email:Bappeda@ngawikab.go.id LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental

Lebih terperinci

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena:

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan faktor kunci dalam rangka mewujudkan masyarakat dan bangsa yang sejahtera. Berkaitan dengan hal tersebut, aspek kesehatan memegang salah

Lebih terperinci

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment) LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk KABUPATEN PASAMAN BARAT 2016 1 LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Tapin Kabupaten/ Kota Tapin Bulan Mei 2012 LAPORAN STUDI EHRA TAPIN 2012 LENGKAP 0 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Informasi terkait karakteristik responden yang di survey dibagi atas dasar beberapa variabel yaitu : hubungan responden

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 LAPORAN AKHIR (Bagian 1) STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA), KOTA SURABAYA TAHUN 2015 Dengan mengucapkan Puji

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang Kota Sabang November 2012 KATA PENGANTAR Bismillahiraahmanirrahim Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN MINAHASA SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN 1 KATA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cimahi, 2015 Ketua Pokja AMPL Kota Cimahi (...)

KATA PENGANTAR. Cimahi, 2015 Ketua Pokja AMPL Kota Cimahi (...) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho NYA laporan penilaian risiko kesehatan lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/EHRA) telah selesai disusun.

Lebih terperinci

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian 3 DATA DAN ANALISIS HASIL SURVEY EHRA KABUPATEN BENGKULU TENGAH 3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian ini memaparkan sejumlah variable survey yang berkaitan dengan status rumah tangga/responden

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO I. PENDAHULUAN... 7 II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2014... 8 2.1.

Lebih terperinci

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) LAPORAN STUDY EHRA DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN LUWU

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN LUWU KATA PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan di setiap kabupaten masih menjadi permasalahan, begitu pula di Kabupaten Subang. Permasalahan ini bisa dilihat dari indikator kondisi sanitasi

Lebih terperinci

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA BANDA ACEHTAHUN 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah sebuah survei partisipatif

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2012 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KOTA SALATIGA PROPINSI JAWA TENGAH 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toraja Utara RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toraja Utara RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk mendapatkan target area survey EHRA, digunakan metode Klustering. Dimana penetapan kluster dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yaitu kepadatan penduduk, angka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM. Bab.I Pendahuluan

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM. Bab.I Pendahuluan Bab.I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang EHRA (Environmental Health Risk Assesment) atau Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan pengamatan tentang perilaku rumah tangga dalam penggunaan sarana sanitasi

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten : Bengkayang Provinsi : Kalimantan Barat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO Dalam bab ini akan dirinci data terkait kondisi sanitasi saat ini yang dapat menggambarkan kondisi dan jumlah infrastruktur sanitasi

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

Pasir Pengaraian, Mei Bupati Rokan Hulu. H. Achmad, M.Si

Pasir Pengaraian, Mei Bupati Rokan Hulu. H. Achmad, M.Si KATA PENGANTAR Study Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT)

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) REVISI KOTA CIREBON PROPINSI JAWA BARAT OLEH : POKJA SANITASI KOTA CIREBON KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA PADANG PANJANG

LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA PADANG PANJANG LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA PADANG PANJANG SUMATERA BARAT 2013 KATA PENGANTAR Sanitasi sebagai wujud dari pelayanan kesehatan dasar bidang kesehatan seringkali terlupakan dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu usaha yang memberikan kontribusi positif terhadap penanganan tingkat kemiskinan dalam jangka waktu menengah dan panjang melalui tersedianya

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Sanitasi dalam hal ini yang kita tinjau adalah sektor air limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Soppeng. Untuk menjelaskan kondisi sanitasi di

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA. Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Environmental Health Risk Assessment Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan

LAPORAN STUDI EHRA. Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Environmental Health Risk Assessment Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 LAPORAN STUDI EHRA Environmental Health Risk Assessment Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi DISIAPKAN OLEH:

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON I. PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Sanitasi

5.1. Area Beresiko Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup

Lebih terperinci

Environmental Health Risk Assessment (EHRA) \ Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan

Environmental Health Risk Assessment (EHRA) \ Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Environmental Health Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tarempa, September 2016 Ketua Pokja Studi EHRA Kabupaten Kepulauan Anambas SAHTIAR, SH, MM NIP

KATA PENGANTAR. Tarempa, September 2016 Ketua Pokja Studi EHRA Kabupaten Kepulauan Anambas SAHTIAR, SH, MM NIP i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-nya yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan serta limpahan-nya sehingga Tim Studi EHRA (Studi Environmental Health Risk Assessment

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan)

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) Januari 2014 1 P a g e 2 P a g e DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB 1. BAB 2. Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan)

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) 1 P a g e KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN ( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) TAHUN 2015 KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN DISIAPKAN OLEH POKJA SANITASI KABUPATEN MUARA ENIM KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten 2011 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum

Lebih terperinci

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN SAMBAS

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN SAMBAS PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 213 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN SAMBAS PROPINSI KALIMANTAN BARAT DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI

Lebih terperinci

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA 1.1 Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment / EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SUMENEP

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SUMENEP LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SUMENEP Kelompok Kerja Sanitasi KabupatenSumenep Kabupaten Sumenep 2013 4. LAPORAN STUDI EHRA KAB. SUMENEP TAHUN 2013 fik2 0 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi di Kabupaten Mamasa merupakan masalah yang harus segera mendapatkan perhatian serius baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1 BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

Laporan Study EHRA Kota Lhokseumawe Utara

Laporan Study EHRA Kota Lhokseumawe Utara BAB I PENDAHULUAN Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN PAMEKASAN BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN PAMEKASAN 5.1. AREA BERESIKO SANITASI Pemetaan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi Desa, berdasarkan resiko sanitasi.

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kotawaringin Barat Kabupaten Kotawaringin Barat Bulan Juli 2013 1 KATA

Lebih terperinci

Bab 3 Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3 Profil Sanitasi Wilayah Bab 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi Dalam penyusunan buku putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun ini, telah disepakati bersama Pokja PPSP dan Stake Holder terkait pada

Lebih terperinci

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko Lampiran 1.1: Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci