Pusat Kreativitas Seni Arsitektur Ekspresionisme Beatrice
|
|
- Ridwan Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pusat Kreativitas Seni yang memiliki pengertian sebagai berikut. Pusat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb). Yang menjadi sasaran perhatian. Kreativitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan teori yang sudah ada. Seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki 3 arti, antara lain: Seni diartikan halus, kecil, dan halus tipis, lembut dan enak didengar, mungil, dan elok. Keahilan membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya). Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, maka PUSAT KREATIVITAS SENI adalah suatu tempat dimana individu maupun kelompok yang umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, yaitu keahlian membuat karya bermutu, dan berkembang melalui proses mental dengan ide dan konsep baru, yang menjadi tumpuan dan sasaran perhatian masyarakat. 2.2 Tinjauan Umum Menurut KBLI (KLasifikasi Baku Lapangan Usaha) tahun 2009, ada 15 subsektor yang dianggap merupakan industri kreatif, diantaranya adalah: 14
2 A. Periklanan Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan. B. Arsitektur Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior). C. Pasar Barang Seni Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet. D. Kerajinan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal). E. Desain Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. F. Fashion Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. 15
3 G. Video, Film, dan Fotografi Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film. H. Permainan Interaktif Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. I. Musik Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. J. Seni Pertunjukan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. K. Penerbitan & Percetakan Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan media cetak. Subsektor ini juga mencakup terbitan khusus misalnya penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, dll. L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. 16
4 M. Televisi dan Radio Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi, penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi. N. Riset & Pengembangan Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan. O. Kuliner Kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. 2.3 Tinjauan Khusus Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Pusat Kreativitas Seni, maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Pusat Kreativitas Seni itu sendiri. Berdasarkan 15 subsektor industri kreatif menurut KBLI 2009, diambil hanya 4 subsektor untuk menjadi batasan kreatif pada kasus proyek, yaitu video, film, dan fotografi, musik, riset pengembangan, dan seni pertunjukan. Karena 4 subsektor tersebut merupakan subsektor yang paling berkembang dan diminati oleh anak muda Medan. 17
5 2.4 Tinjauan Proyek Deskripsi Proyek Pusat Kreativitas Seni merupakan sarana yang bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi komunitas kreatif seni di Medan untuk mengembangkan bakat mereka, memberikan fasilitas yang lebih layak untuk murid ekstrakulikuler dari Sekolah Menengah Atas untuk berlatih dan melakukan pertunjukan, dan sebagai salah satu sarana pariwisata pertunjukan seni kreatif mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa Pendekatan Pemilihan Lokasi ALTERNATIF 1 Berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, dengan luas tapak batas ± 4 ha, dan batas tapak sebagai berikut: Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil) Selatan : Rumah Penduduk Barat : BPKP Gambar 2.1 Alternatif Lokasi 1 18
6 ALTERNATIF 2 Berada di Jalan Guru Patimpus, Kecamatan Medan Barat, dengan luas site ±1.9 Ha, kondisi eksisting merupakan bangunan eks-deli Plaza, dan batas tapak sbb: Utara: Jalan Guru Patimpus Timur: Jalan Balai Kota Selatan: Capital Building Barat: Sungai Deli Gambar 2.2 Alternatif Lokasi 2 ALTERNATIF 3 Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Sutomo Ujung, dengan luas site ±2 Ha, kondisi eksisting merupakan Taman Budaya yang sedang dalam program relokasi, dengan batas tapak sbb: Utara: Jalan IAIN Timur: Jalan Adi Negoro Selatan: Jalan Perintis Kemerdekaan Barat: Jalan Sutomo, SMK Negeri 11 19
7 Pusat Kreativitas Seni Arsitektur Ekspresionisme Gambar 2.3 Alternatif Lokasi Tinjauan Lokasi Kriteria Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh pembagian blok-blok sbb: Tabel 2.1 Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan WPP Cakupan Kecamatan WPP A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan Pusat Pembangunan Pengembangan BELAWAN Program Peruntukan Lahan Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. 20
8 WPP B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. Permukiman WPP C M. Timur AKSARA Permukiman, Sambungan air minum, M. Perjuangan Perdagangan, septic tank, jalan baru, M. Tembung Rekreasi rumah permanen, M. Area sarana M. Denai pendidikan dan kesehatan. M. Amplas WPP D M. Johor INTI KOTA CBD, Pusat Perumahan permanen, M. Baru Pemerintahan, pembuangan sampah, M. Kota Hutan sarana pendidikan. M. Maimoon Kota, Pusat Pendidikan, M Polonia Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP E M. Barat SEI SEKAMBING Permukiman, Sambungan air minum, 21
9 M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Kota Sumber: Hasil Olah Data Primer Kota Medan yang merupakan kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat dan sedang menuju Medan Metropolitan. Pusat Kreativitas Seni adalah bangunan yang tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 seperti di bawah ini: Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi No. Kriteria Lokasi 1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi. 2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah anak muda. 3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencakupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan (min. 1 Ha). 4. Kemudahan entrance Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung bangunan. 22
10 5. Kontur tapak Kontur tapak dibuat tidak beraturan karena lebih mengandalkan lansekap. 6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Sumber: Hasil Olah Data Primer Kondisi Lingkungan Untuk mendapatkan lokasi terbaik dan didukung dengan peruntukan lahan yang sesuai dengan fungsi proyek, dilakukan perbandingan lokasi tapak yang disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Perbandingan Lokasi Tapak Gatot Subroto Guru Patimpus Perintis Kemerdekaan No. Kriteria Nilai Nilai Nilai 1. Aksesibilitas Jaringan transportasi Jumlah angkutan umum Jalur sirkulasi pejalan kaki Area pelayanan (tidak berdekatan dengan fasilitas sejenis) 3. Ketenangan, intensitas kebisingan, dan kemacetan yang rendah
11 4. Tingkat polusi udara rendah Ketersediaan sarana air bersih. 6. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon. 7. Sarana dan prasarana permukiman Topografi lahan relatif datar Kondisi tanah cukup subur (untuk vegetasi) 10. Lokasi tidak rawan dari bencana alam dan banjir Lokasi jauh dari sumber negative Lokalisasi Night club Bentuk lahan Permukiman penduduk Kepadatan relatif sedang Kondisi lingkungan teratur Urbanisasi Penduduk TOTAL Sumber: Hasil Olah Data Primer 24
12 Berdasarkan hasil perbandingan ketiga lokasi, didapat bahwa lokasi yang berada di Jalan Gatot Subroto merupakan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas rekreasi dan sarana pendidikan, sebagaimana Pusat Kreativitas Seni nantinya akan menjadi fasilitas rekreatif edukatif Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak Kondisi kawasan Medan Sunggal lebih didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang jalan Gatot Subroto banyak terdapat bangunan komersil (pertokoan), rumah makan, dan ruko yang sekaligus rumah penduduk dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai. Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang kurang hidup karena tidak adanya fasilitas hiburan/rekreasi yang setiap harinya selalu buka. Hanya ada PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) yang dibuka pada bulan Maret sampai April. Lokasi : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara. Luas Site : ± 3 ha Arah lalu lintas : 1 arah Orientasi site: Menghadap ke Utara. Eksisting site: Lahan kosong. Kondisi site: Relatif datar. Batas Site Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil) Selatan : Rumah Penduduk Barat : Usaha Milik Swasta Peruntukan Lahan: Permukiman, perdagangan, konservasi, wisata kota, pelayanan jasa Pemilik Lahan : Swasta KDB : 60% (sesuai ketetapan RUTRK Kec. Medan Sunggal) KLB : 1-6 lantai (sesuai RUTRK Kec. Medan Sunggal) 25
13 GSB : Jl. Gatot Subroto : 15 meter Tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto memiliki potensi sebagai berikut: Site terletak di daerah yang minim dengan tempat hiburan sehingga dapat memaksimalkan urbanisasi penduduk. Bentuk site melebar sehingga dapat memaksimalkan hasil desain yang merupakan bangunan multi massa. Lokasi terletak di jalan utama sehingga dapat meminimalisirkan kemacetan. Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site. Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan. Utilitas kawasan bagus. Sedangkan untuk kekurangannnya sendiri adalah: Akses masuk ke lokasi site hanya bisa dari jalan utama karena tiga sisi lainnya berbatasan dengan rumah penduduk dan bangunan komersil (ruko). Lokasi site tidak dekat dari pusat kota (meskipun tidak terlalu jauh). Kondisi Sekitar Site SITE Gambar 2.4 Peta Lokasi Site 26
14 Pusat Kreativitas Seni Arsitektur Ekspresionisme 1 2 Gambar 2.5 Ruko Milik Swasta 4 3 Gambar 2.6 Kantor Pos 6 5 Gambar 2.9 SPBU Gambar 2.8 Rumah Penduduk Gambar 2.7 Jasa Raharja Gambar 2.10 Usaha Dagang 8 7 Gambar 2.11 Rumah Penduduk Gambar 2.12 Rumah Penduduk 2.6 Tinjauan Fungsi Seperti hal yang sudah dipaparkan pada Tinjauan Khusus sebelumnya, Pusat Kreativitas Seni bertujuan sebagai tempat pelatihan, pameran, dan pertunjukan kreatif seni yang berpusat di Kota Medan. Adapun untuk menjalankan tujuan tersebut ada aspek-aspek yang menjadi bagian dari fungsi tersebut, yaitu pengguna, kegiatan, perilaku, ruang, dan persyaratan kriteria ruangnya Deskripsi Pengguna 27
15 Adapun pengguna Pusat Kreativitas Seni terdiri dari: Pengelola Anggota Komunitas SUBSEKTOR VIDEO, FILM, FOTOGRAFI SENI PERTUNJUKAN MUSIK RISET PENGEMBANGAN LOMONESIA MEDAN MEDAN STREET HUNTING MEDAN PHOTOGRAPHY CLUB OPICK PICTURE SEMESTA FILM FIKSI MINI MEDAN. MEDANMOVEMENT AVATAR MAGIC COMMUNITY MANAGEMENT MAGIC TALLENT GRAMMAR FAMILY MEDANMOVEMENT AKBER MEDAN BLOGGER SUMUT Diagram Struktur Pengguna Dari Anggota Komunitas Murid ekstrakulikuler (bidang seni kreatif) dari Sekolah Menengah Atas SEKOLAH SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SSS (Sanggar Seni Smansa) Cheerleaders Cheerleaders Teater Temuga Band/folksong Cheerleaders Tester Enceng Gondok Modern Dance Tradisional Dance Cheerleaders 28
16 Murid TK, SD, dan SMP Menggunakan fasilitas hanya jika akan mengadakan pertunjukan dan latihan sebelum show. Pengunjung Pusat Kreativitas Seni. Pengunjung berasal dari semua golongan umur, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau umum maupun menggunakan bus (misalnya sejumlah anak TK/SD/SMP akan mengadakan festival ataupun menonton) Deskripsi Kegiatan Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku pegawai, anggota komunitas, murid ekstrakulikuler, murid TK, SD, dan SMP, dan pengunjung Kegiatan Pengelola Para pegawai melakukan aktifitas dari pukul 07:00 22:00 setiap harinya. Parkir Istirahat Parkir Pengelola Datang Bekerja, solat. Pulang Kegiatan Anggota Komunitas Parkir Istirahat Parkir Anggota Komunitas Datang Melakukan kegiatan kreatif, berkumpul. Makan, solat. Pulang 29
17 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA Parkir Istirahat Parkir Murid SMA Datang Melakukan kegiatan ekstrakulikuler, makan, berkumpul, melihat pameran, menonton show, solat. Pulang Kegiatan Anak TK, SD, SMP TK, SD, SMP Datang Show, menonton pertunjukan, bermain di open space, makan, solat. Pulang Kegiatan Pengunjung Parkir Parkir Pengunjung Datang Menonton Pulang pertunjukan, melihat pameran, membeli souvenir, solat Deskripsi Kebutuhan Ruang Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN FASILITAS GALERI Pengelola Mengatur administrasi. Memeriksa kondisi barang. 30
18 UTAMA Anggota Komunitas Melayani pengunjung. Pengunjung Melihat dan menyaksikan produk kreatif yang dipamerkan Membeli produk yang dipamerkan sebagai salah satu sumber dana. TEATER Pengelola Isoma. Mengatur administrasi Mengawasi. Komunitas, anak TK, SD, SMP, SMA Berlatih tari, drama, drama musikal. Pengunjung Melakukan pertunjukan. Menonton pertunjukan. FASILITAS PENUNJANG AMFITEATER Pengelola Mengelola area pertunjukan ruang luar. Mengatur administrasi. Anggota Komunitas, Murid TK, SD, SMP, Melakukan pertunjukan. SMA, pengunjung. Pengunjung Menyaksikan pertunjukan. GELADERI Anggota Komunitas Mengatur administrasi Melayani pengunjung. Pengunjung Mendengarkan seminar. ETALASE Pengelola Melayani pengunjung. Pengunjung Mengatur administrasi. Membeli souvenir. 31
19 CAFE Pengunjung Makan dan minum. Duduk-duduk. ROOFTOP GIGS Anggota Komunitas, Murid SMA Ngobrol. Nge-band akustik. FASILITAS ADMINISTRASI KANTOR PENGELOLA Manager Karyawan FASILITAS SERVICE POS SATPAM Satpam Menjaga keamanan. Isoma Karyawan Menyimpan barang. Membersihkan KM/WC. Menghidupkan dan mematikan genset. FASILITAS PARKIR Pengelola Pengunjung Memarkirkan kendaraan Sumber: Hasil Olah Data Primer 2.7 Pemilik dan Sumber Dana Pemilik Proyek Swasta dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan Sumber Dana Sumber dananya sendiri didapat dari donatur (pemilik swasta), hasil karya yang dibeli oleh pengunjung pada saat pameran, biaya sewa gedung untuk murid ekstrakulikuler, biaya sewa gedung untuk acara tertentu (seperti fotografi dan seminar), dan harga tiket masuk pertunjukan yang dilakukan oleh anggota komunitas, festival (oleh murid TK, SD, SMP, dan SMA). 32
20 Tabel 2.5 Jadwal Pertunjukan, Tempat, dan Harga Tiket Masuk No. Pertunjukan Range Show Jam Tempat HTM (Rp) 1. Teater 1 x sebulan Minggu (malam) Teater (umum) & (pelajar) 2. Fotografi Setiap hari Setiap hari Galeri Ekspresi (umum) & (pelajar) 3. Seminar 1 x seminggu Jumat (malam) Geladeri Ekspresi (umum) & (pelajar) 4. Tari & Drama (tradisional) 1 x sebulan Minggu (siangsore) Amfiteater (umum) & (pelajar) 5. Graffiti 1 x seminggu Sabtu (pagi-sore) Dinding Ekspresi (umum) & (pelajar) (Galeri dan Dinding Pada Jalur Servis) 6. Film 1 x seminggu Senin (malam) Geladeri (umum) & (pelajar) 7. Gigs 1 x sebulan Sabtu (malam) diikuti dengan Rooftop Akustikisme (umum) & (pelajar) show dari modern dance dan magic show. 8. Cheerleader 1 x sebulan Sabtu (siang-sore) Amfiteater (umum) & s diikuti dengan (pelajar) Gigs dan modern dance & magic show. Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey) 33
21 Ekstrakulikuler bidang seni kreatif Sekolah Menengah Atas diambil hanya ekstarkulikuler yang cukup berkembang sampai dengan berkembang. Dan memprioritaskan SMA Negri karena bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Dengan asumsi mereka menyewa gedung untuk tempat latihan sebagai salah satu sumber dana. Pada dasarnya tidak ada patokan untuk besarnya biaya ekstrakulikuler per bulan. Tergantung pada bidang ekskul masing-masing dan jika show biasanya mereka mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perlengkapan kostum sebesar Rp ,- keatas. Tabel 2.6 Ekstrakulikuler SMA yang Menyewa Fasilitas. No. Nama Ekskul Sekolah Biaya Sewa per Bulan 1. Teater Enceng Gondok SMAN 4 Rp Teater Temuga SMAN 3 Rp Band/folksong SMAN 3 Rp Modern Dance SMAN 1-4 Rp Tradisional Dance SMAN 4 Rp SSS (Sanggar Seni Smansa) SMAN 1 Rp Cheerleaders SMAN 1-4 Rp Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey) Lalu dari penyewaan fasilitas untuk kegiatan fotografi (misalnya untuk foto buku tahunan atau pra-wedding), kegiatan seminar, dan dari kafe. Tabel 2.7 Sumber Dana (asumsi berdasarkan studi banding proyek sejenis) No. Fasilitas Kegiatan Range Biaya Kegiatan 1. Penyewaan Gedung Fotografi 1 x seminggu Rp Seminar 1 x seminggu Rp Teater (200 orang) Seni Pertunjukan 1 x sebulan Umum Rp Pelajar Rp
22 3. Amfiteater Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum Rp Pelajar Rp Ekstrakulikuler Berlatih 1 x seminggu Rp / bulan 5. Barang Terjual Asumsi Kafe Makan minum Setiap hari Asumsi Sumber: Hasil Olah Data Primer 2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis KOMUNITAS SALIHARA Komunitas Salihara dengan luas sekitar m 2, merupakan komunitas seni yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di Jakarta. Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi. Gambar 2.13 Interior Salihara 1 Gambar 2.14 Interior Salihara 2 35
23 Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam Liberal. Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian Galeri Lontar, Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo) secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi. Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum), dan Gerai Salihara. Galeri Salihara Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang konseptual, bertolak dari Galeri Lontar. Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangunan galeri umumnya mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas. 36
24 Gambar 2.15 Interior Galeri Salihara Gambar 2.16 Legacy Cacoon oleh Nus Salomo Gambar 2.17 Seni Vector Madu, Racun, dan Negeriku Gambar 2.18 Pameran Graffiti Gambar 2.19 Indonesia in The Midst of Catastrophes 37
25 Gambar 2.20 Sisyphus oleh Agapetus Teater Salihara Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara. Gambar 2.21 Teater Gambar 2.22 Interior Teater 1 Gambar 2.23 Interior Teater 2 38
26 Gambar 2.24 Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25 Antusiasme Masyarakat Serambi Salihara Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaan (buku, majalah, dan katalog pameran) yang hanya bisa dibaca di tempat. Gambar 2.26 Serambi Salihara 39
27 Teater Atap Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana. Gambar 2.27 Teater Atap Gambar 2.28 Teater Atap Gambar 2.29 Akustik Band di Teater Atap Gambar 2.30 Teater Atap 40
28 Gambar 2.31 Teater Atap Gambar 2.32 Teater Atap Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum) Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual) programprogram yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat. Gambar 2.33 Arsip Salihara Gambar 2.34 Arsip Salihara Kedai Kopitiam Oey-Salihara Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey 41
29 yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas internet nirkabel (WiFi) gratis. Gerai Salihara Gambar 2.35 Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.36 Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.37 Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.38 Menu Selat Solo Gerai Salihara Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata (merchandise) karya seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati. 42
30 Gambar 2.39 Gerai Salihara Gambar 2.40 Gerai Salihara Gambar 2.41 Interior Gerai Salihara 43 Gambar 2.42 Interior Gerai Salihara Gambar 2.43 Interior Gerai Salihara
31 Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00 22:00 WIB Gerai Salihara, buka tiap Senin Sabtu pukul 12:00 20:00 WIB Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin Jumat pukul 09:00 17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau hari libur nasional (jika ada acara) pukul 16:00 20:00 WIB. Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin Jumat pukul 09:00 17:00 WIB. Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu: Menjadi program Salihara Dengan menjadi program Salihara berarti pementasan/pameran karya anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentas/pameran, melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk program di tahun berikutnya. Menyewa ruang Salihara Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang beserta fasilitas di Komunitas Salihara. Ruang-ruang dan area Salihara dapat disewa oleh khalayak umum selama tidak berbenturan dengan jadwal program yang diselenggarakan. Ruang-ruang dan area Salihara bisa dijadikan sebagai tempat pemotretan baik untuk kepentingan media maupun umum, sesuai dengan ketentuan sewa yang berlaku. 44
32
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PROYEK
BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan
Lebih terperinciPusat Kreativitas Seni Arsitektur Ekspresionisme Beatrice
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265.10 km 2 ). Dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciPUSAT KREATIVITAS SENI (ARSITEKTUR EKSPRESIONISME) BEATRICE
PUSAT KREATIVITAS SENI (ARSITEKTUR EKSPRESIONISME) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh BEATRICE
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG. Periklanan. Arsitektur BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PROYEK
BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciUKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan
PENDAHULUAN SKEMA PEMIKIRAN LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan di Indonesia. Berbagai tingkat jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak kanakkanak hingga institusi Perguruan
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB 2 KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis pada bab 1, maka berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam melandasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK
BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009
BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinciBAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas
Lebih terperinciPUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciPENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa
PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode
Lebih terperinciEvaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen
BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan berbagai fasilitas
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 DESKRIPSI PROYEK
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi judul Judul yang menjadi usulan proyek adalah Galeri Seni Rupa di Medan, yang memiliki pengertian sebagai berikut: Galeri adalah ruangan atau gedung untuk memamerkan
Lebih terperinciPUSAT SINEMA SIDOARJO
PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. TERMINOLOGI JUDUL Medan Cycling Arena : Ibukota provinsi Sumatera Utara, tempat perancangan fasilitas ini. : Berasal dari kata Cycle dalam bahasa Inggris yang berarti sepeda.
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan
Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciPropinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar
BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjaun Proyek Judul : Gallery Seniman Muda Jakarta Tema : Ruang Ekspresi Lokasi : JALAN BULUNGAN RAYA, JAKARTA SELATAN Luas Lahan : ± 1 Hektar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1.
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama
BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Medan Art Centre merupakan penggabungan dari 3 fungsi, yaitu tempat edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri dari 3 kata
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah
Lebih terperinciGALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang
Lebih terperincimenjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.
BAB III ANALISIS Pada bab ini berisi tentang analisa mengenai ekspresi music yang menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis lokasi bangunan ini. Sehingga mendapatkan syarat-syarat
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang
Lebih terperinciPEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciby N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC
by N a d j m a A c h m a d _ 3 2. 0 6 1 0 0. 0 8 0 Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC Arena Olahraga (Sportainment) Why??? AKTIVITAS YANG PADAT Lupa akan pentingnya
Lebih terperincibanyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses
BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan
BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa
Lebih terperinciBAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data
BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciPENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA
PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA Neni Nurul Rosalina 1, Hari Yuliarso 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia fashion semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi fashion semakin berkembang diikuti dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang kental. Banyak kebudayaan yang tertinggal
Lebih terperinci