BAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri
|
|
- Yulia Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Medan Art Centre merupakan penggabungan dari 3 fungsi, yaitu tempat edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri dari 3 kata dengan definisi masing-masing sebagai berikut: 1. Medan ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan merupakan kota terbesar ke-empat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' ' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis. 2. Art dalam bahasa Indonesia berarti seni, Art berasal dari bahasa latin ars, yang berarti ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses belajar. 3. Centre memiliki arti dalam Oxford Advanced Learner s Dictionary yaitu a place where some particular activity is concentrated yang berarti tempat dimana beberapa kegiatan atau aktifitas terpusat. 21
2 22 Dapat disimpulkan bahwa Medan Art Centre adalah bangunan yang terpusat pada fungsi-fungsi yang berkaitan dengan seni seperti terdapat tempat edukasi, tempat pertunjukkan dan tempat untuk menjual hasil ketrampilan karya seni yang berlokasi di Kota Medan. 2.2 Tinjauan Lokasi Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi Tinjauan Terhadap Struktur Kota Sebagai wadah yang akan memiliki peranan penting pada perekonomian kota setelah dibangun, sebaiknya proses perencanannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna lahan yang sudah direncanakan untuk sebuah wilayah kota (Tabel 2.1). Sebagai sarana komersil, maka Medan Art Centre harus direncanakan di wilayah yang secara tata guna lahan diperuntukkan untuk bisnis dan pendidikan. Tabel 2.1 Tabel pengembangan wilayah Kota Medan No Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah Pelayanan A Pusat Pelayanan Kota di Pusat kegiatan Pusat Kota perdagangan/bisnis; Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota; Pusat pelayanan ekonomi Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, Kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota; Provinsi Sumatera Utara
3 23 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah Pelayanan B Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kegiatan Jasa dan Kota Medan Bagian bagian utara Perdagangan regional Utara; 1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan 2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan 3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan 4 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan 5 Subpusat pelayanan kota Medan Area 6 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia 7 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang 8 Subpusat pelayanan kota Medan Timur Sumber : RTRW Kota Medan Pusat pelayanan transportasi; Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan industri Pusat pelayanan transportasi laut, Pusat kegiatan bongkar muat dan impor ekspor, Pusat kegiatan industri, dan Pusat kegiatan perikanan Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan kesehatan Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); Pusat kegiatan rekreasi dan wisata Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat pelayanan olahraga Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat Pendidikan Pusat kegiatan perdagangan / bisnis Pusat pelayanan transportasi (TOD); Pusat kegiatan sosial-budaya Provinsi Sumatera Utara Regional Kec. Medan Belawan Kec. Medan Labuhan Kec, Medan Marelan; Kabupaten Deli Serdang Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat
4 Persyaratan dan Kriteria Lokasi Pemilihan lokasi untuk suatu proyek harus disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang direncanakan, yaitu: 1. Lokasi proyek berada di pusat kota atau subpusat kota. Jika lokasi proyek terlalu jauh, pengunjung diharuskan menempuh jarak dan waktu yang cukup lama dan jauh. Sedangkan, fungsi yang direncanakan seperti pusat perbelanjaan, tempat pertunjukkan dan tempat edukasi seni lebih diprioritaskan pada masyarakat Kota Medan. 2. Konteks dengan ruang luar untuk menunjang aktifitas ruang luar. Sebab fungsi yang direncanakan merupakan bangunan seni. Dalam berkesenian tentunya para seniman tidak saja berada dalam ruangan tetapi juga berinteraksi dengan ruang luar seperti dengan suasana alami "nature". 3. Ruang luar yang dimaksud adalah sungai (disekitar area aliran sungai). Ruang luar dengan suasana alami dapat berupa pengunungan, sungai, danau, dan lain-lain. Jika dilihat dari kriteria lokasi sebelumnya yang berada di pusat kota atau subpusat Kota Medan yang paling mendekati dan dapat mudah ditemui adalah sungai. Dengan lokasi proyek tepat berada disekitar pinggiran sungai, maka akan terdapat kontur yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ruang luar seperti amphiteater. Selain itu, tujuan lain dari pemilihan sungai adalah agar memberikan contoh bahwa sungai dapat dijadikan sebagai potensi atau daya tarik dari
5 25 bangunan jika direncanakan dengan baik. Sehingga pengunjung akan terkesan dengan bangunan yang dikunjunginya. Lalu, sekaligus untuk memberikan pemberitahuan dan pembelajaran untuk menghargai sungai, mengingat kondisi sungai di Kota Medan yang sudah cukup mengkhawatirkan. 4. Tidak perlu berdekatan dengan objek wisata lainnya. Hal ini dikarenakan proyek, fungsi bangunan yang direncanakan belum ada di Kota Medan dan tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Tujuan lain agar destinasi pariwisata Kota Medan bertambah secara tidak langsung. 5. Luas lahan dapat disesuaikan dengan lokasi yang dipilih minimal 1 HA. 6. Terdapat jalur pedestrian dan lokasi proyek dilewati oleh angkutan umum. Bertujuan agar para pejalan kaki atau pengunjung yang menggunakan angkutan umum lebih nyaman. Karena target dari fungsi bangunan adalah untuk semua kalangan. 7. Berada di jalan primer Kota Medan, lokasi proyek menghadap ke jalan sehingga keberadaan proyek dapat dirasa kehadirannya dan tidak rawan kemacetan mengingat terdapat fungsi tempat pertunjukkan Analisis Pemilihan Lokasi Setelah membuat kriteria lokasi proyek yang disesuaikan dengan fungsi yang direncanakan terdapat beberapa lokasi proyek yang dirasa sesuai, sebagai berikut:
6 26 1. Alternatif 1 (Gambar 2.1) Gambar 2.1 Alternatif pertama lokasi proyek Sumber: Google earth Lokasi proyek berada di Jl. Patimura dengan luas lahan ±1,8 HA. Kecamatan Medan Baru, Keluarahan Darat. a. Batas Utara: Pemukiman dan terdapat beberapa restoran (Jl. Babura Lama). b. Batasan Timur: Sungai Babura. c. Batasan Selatan: Pemukiman (Jl. Kampung Mandailing). d. Batasan Barat: Kantor BPJS Ketenagakerjaan dan RM. Garuda (Jl. Patimura). Eksisting lokasi alternatif 1 merupakan lahan kosong yang direncanakan akan dibangunan hotel Mikie Holiday.
7 27 2. Alternatif 2 (Gambar 2.2) Gambar 2.2 Alternatif kedua lokasi proyek Sumber: Google earth Lokasi proyek berada di Jl. Palang Merah dengan luas lahan ±1,8 HA. Kecamatan Medan Kota, Kelurahan Alur. a. Batas Utara: Kantor Wilayah Direktorat Jendaral Pajak Sumut. b. Batasan Timur: Sungai Deli. c. Batasan Selatan: Sungai Deli. d. Batasan Barat: Sungai Deli (menghadap ke Vihara Borobudur). Eksisting lokasi alternatif 2 merupakan rawa-rawa dan terdapat bangunan yang sudah tidak digunakan. Setelah mendapatkan alternatif lokasi proyek, tahap selanjutnya adalah menentukan lokasi proyek berdasarkan penilaian alternatif lokasi proyek dari kriteria yang telah ditentukan (Tabel 2.2).
8 28 Tabel 2.2 Penilaian Alternatif lokasi proyek Kriteria Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Luas Lahan ±1,8 HA (2) ±1,8 HA (2) Tingkatan Jalan Jalan Primer (2) Jalan Primer (2) Pencapaian Mudah Sedang (2) Jangkauan Struktur Kota BWK Pusat Kota (2) BWK Pusat Kota (2) Akses Pejalan Kaki Mudah Sulit (1) Akses Kendaraan Umum Mudah Sulit (1) Kontur Tapak Ada Ada Berdekatan dengan Sungai Ya Ya Utilitas Bagus Bagus Tingkat Kemacetan Jarang Sedang (2) Orientasi Lahan Menghadap ke jalan Menghadap ke bangunan (1) Lingkungan disekitar Lokasi Baik Sedang (1) Total Nilai & Peringkat 33 ( I ) 23 ( II ) Keterangan: (1) : kurang (2) : cukup : baik Dapat disimpulkan bahwa dari ke dua alternatif lokasi proyek yang telah ditentukan sebelumnya, yang paling sesuai dan memenuhi kriteria lokasi yang diinginkan adalah lokasi pada alternatif 1 pada Jl. Patimura. 2.3 Persyaratan Teknis Retail UKM Berdasarkan buku Data Arsitek, untuk peraturan pertokoan pada bangunan sebaiknya diperhatikan semua peraturan tentang konstruksi, peralatan dan perlengkapan untuk pertokoan maupun pusat perbelanjaan. Pembagian latai-lantai harus pula memenuhi persyaratan konstruksi dari pemadam kebakaran terutama
9 29 untuk semua hubungan vertikal antara lantai yang harus dapat diisolasir bila terjadi kebakaran. Tinggi lantai biasanya ditentukan menurut batas ketinggian yang di izinkan untuk bangunan-bangunan umum oleh pemerintah setempat. Untuk tempat penjualan tinggi ruang min. 3 meter. Untuk tata letak ruko sendiri harus mudah terlihat walau hanya sepintas. Ruang untuk pengunjung dan pramuniaga tergantung jenis dagangan dan jumlah pembelinya. Hal ini demi kelancaran proses jual-beli yang terjadi. Biasanya untuk pertokoan besar dibentuk dan dikembangkan sistem perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis mereka. Terdapat bermacam-macam jenisnya, disesuaikan dengan jenis daganganya, misalnya barang-barang yang tahan lama atau barang kebutuhan sehari-hari. Berdagang dalam satuan-satuan yang kecil sangat dipengaruhi oleh lokasi pusat perbelanjaan tertentu, pertokoan dengan bermacam-macam barang dan pasar pusat uang menjadi sumber penatik aseperti magnit. Satuan-satuan yang besar ini sebaiknya ditempatkan pada lokasi dimana diperkirakan banyak dilalui pembei. Toko-toko tersebut harus terletak pada lokasi yang dekat dengan daerah yang berpotensi untuk perdagangan dan mudah terlihat dari berbagai sudut pandang. Nadine Beddington, dalam buku Design For Shopping Centre mengatakan Shopping Centre atau pusat perbelanjaan merupakan kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh.
10 Tempat pertunjukkan (Teater) Peter Brook, dalam buku The Empty Space mengatakan bahwa syarat untuk sebuah pertunjukan teater adalah adanya tempat, lalu aktor yang melakukan tindakan tertentu di dalam sebuah ruang kosong, sementara sejumlah orang lainnya menonton. Berdasarkan buku The Architects Handbook, organisasi ruang pada teater terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Resepsionis: hall, foyer, box office, cloakroom, toilet, koridor dan tangga. 2. Auditorium: tempat duduk pengunjung. 3. Panggung: panggung utama, belakang panggung, ruang ganti baju. Pada beberapa tempat pertunjukkan (teater) terdapat tempat duduk di balkon yang memiliki persyaratan D:H untuk keluaran balkon sekitar 1:1 untuk konser dan 2:1 untuk opera atau drama (Gambar 2.3). Balkon tempat duduk, ratio D:H dapat lebih besar agar kuat gema terdengar hingga penonton yang duduk dibagian belakang. Untuk struktur balkon harus direncanakan dengan baik. Sudut pandangan-line dari balkon ke panggung harus ada lebih dari 30. Gambar 2.3 Perbandingan untuk balkon tempat duduk Sumber: The Architects Handbook
11 31 Garis pandang penonton terdapat beberapa persyaratan dalam perencanaan yaitu tinggi mata penonton sekitar 1120 ± 100 mm, lebar tempat duduk dan sirkulasi (T) mm. Tinggi kepala dari penonton C 1 = min. 60mm (pandangan kepala penonton yang ada didepannya). C 2 = 120 mm (standar pandangan) (Gambar 2.4). Dalam penyusunan tempat duduk penonton terdapat jumlah batasan penyusunan dan disesuaikan derajat pandangan yaitu 15 (Gambar 2.5). Gambar 2.4 Jarak pandang tempat penonton Sumber: The Architects Handbook Gambar 2.5 Batasan penyusunan tempat duduk penonton Sumber: The Architects Handbook Berdasarkan buku Data Arsitek, ratio panggung dan kursi penonton adalh 1:2 (Gambar 2.6). Proporsi dari panggung berdasarkan dari jarak pandang dari
12 32 tempat duduk penonton. Ukuran panggung sudah termasuk dengan area pertunjukkan dan area belakang panggung. Gambar 2.6 Ratio panggung dan kursi penonton Sumber: Data Arsitek Edukasi Seni Berdasarkan buku Data Arsitek, Studio seni terapan yaitu studio lukis dan paha-memahat memerlukan ruang luas dan pencahayaan alami yang baik yang datang dari jendela-jendela tinggi yang luasnya sekitar 25-33% dari luas lantai studio, jendela menghadap ke arah Utara atau Timur. Pencahayaan dari langirlangit dapat menambah pencahayaan yang diperlukan. semua jendela diperlengkapi alat yang dapat mengatur cahaya matahari yang masuk. Setiap permukaan ruang yang ada harus tahan lama dan mudah dibersihkan. 2.4 Studi Banding Proyek Sejenis Jackson Hole Center for the Arts Performing Arts Pavilion/Stephen Dynia Architects (Arts Design Collaborative) Proyek yang dilakukan pada tahun 2007 dan ditangani oleh Stephen Dynia Architects (Gambar 2.7). Berdasarkan dari cerita arsitek bahwa, bangunan ini merupakan pengganti yang memiliki fungsi hampir sama dengan The Jackson
13 33 Centre for the Arts Building. Bangunan ini memiliki fungsi ruang latihan musik dan tempat pertunjukkan (teater). Tempat pertunjukkan berkapasitas 500 (Gambar 2.8 dan 2.9) yang terbagi menjadi 2 area yaitu area bawah dan balkon dengan masing-masing 200 dan 300 tempat duduk penonton. Gambar 2.7 Jackson Hole Center for the Arts Performing Arts Pavilion Gambar 2.8 Ruang tempat pertunjukkan (teater) Gambar 2.9 Potongan tempat pertunjukkan (teater) Akses ke tempat pertunjukkan dibagi menjadi 2 bagian (Gambar 2.10). Konsep bangunan konteks dengan ruang luar dimana pemilihan material
14 34 disesuaikan dengan lingkungan seperti penggunaan kaca untuk view ke gunung, pemilihan material kayu pada lantai untuk memberi kesan hangat dan ringan (Gambar 2.11). Gambar 2.10 Denah bangunan Gambar 2.11 Penggunaan material kaca pada bagian hall dengan view gunung Hal yang dapat diambil dari studi banding proyek ini adalah penggunaan material kaca untuk memanfaatkan potensi lingkungan disekitar tapak (view ke gunung). Teater dengan kapasitas 700 orang dibagi menjadi 2 area dengan penggunaan balkon dan terdapat 2 akses pengunjung ke teater. Akses pemain teater yang terpisah dengan akses pengunjung.
15 Young Centre for the Performing Arts/KPMB Architects Salah satu penggabungan fungsi yang jarang dilakukan antara edukasi dengan pertunjukkan dalam satu bangunan (Gambar 2.12 dan 2.13). Hasil dari penggabungan fungsi ini menjadi destinasi budaya pada Distillery Distict. Karena merupakan bangunan lama yaitu Tank Houses (penyuplai air) yang kemudian direnovasi dengan budget 130 milliar rupiah. Eksterior bangunan yang dibuat oleh arsitek, konteks dengan lokasi proyek dimana lebih bersifat industrial dengan material yang digunakan seperti bata expose dll. Tempat pertunjukkan dibangunan ini berkapasitas sekitar 1000 orang menggunakan balkon (Gambar 2.14). Gambar 2.12 Young Centre for the Performing Arts Gambar 2.13 Salah satu ruang edukasi seni
16 36 Gambar 2.14 Tempat Pertunjukkan Hal yang dapat diambil dari studi banding ini adalah lobby yang terbuka sehingga menjadi pusat pertemuan antara aktor, mahasiswa, pengunjung dan pelanggan. Pencahayaan untuk tempat edukasi seni dapat menggunakan lampu TL selain itu dapat juga untuk tidak menggunakan plafond pada ruangan edukasi. Dari segi tampak bangunan, penyesuaian terhadap identitas lokasi proyek terhadap tampak bangunan sangat terlihat jelas College Art Center/Schwartz-Silver architects College Art Center (Gambar 2.15) merupakan bangunan lama dengan fungsi yang sama dan kemudian diperbaharui. Dulu bangunan ini hanya berlantai 1 dan direnovasi menjadi 2 tingkat. Permasalahan pada bangunan lama adalah cahaya yang masuk ke bangunan kurang, bangunan yang sudah berusia tua sehingga dari segi keamanan sangat kurang. Fungsi bangunan dulunya berupa perpustakaan, pusat edukasi, tempat makan (hall) dan studio seni (Gambar 2.16 dan 2.17). Luasan bangunan setelah ditambah dan direnovasi sekitar m2.
17 37 Gambar 2.15 College Art Center Gambar 2.16 Salah satu ruang edukasi seni Gambar 2.17 Salah satu ruang edukasi seni Sirkulasi pada bangunan yang ada sekarang lebih tertata dan tidak membingungkan dan disesuaikan dengan bagian-bagiannya (Gambar 2.18). Cahaya alami yang dibutuhkan pada ruang pelatihan seni sudah terpenuhi seperti ruang lukis, ruang patung dan ruang memahat. Fasad bangunan mengikuti fungsi.
18 38 Gambar 2.18 Denah bangunan Hal yang dapat diambil dari studi banding ini adalah pentingnya pencahayaan pada ruang edukasi seni untuk beberapa fungsi ruang. Penggunaan lampu TL pada ruangan dan terdapat beberapa ruangan edukasi yang tidak menggunakan plafond. Selain itu lebar koridor pada bangunan ini sekitar 2m.
BAB II TINJAUAN PROYEK
BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan
Lebih terperinciMEDAN ART CENTRE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH. RICKY /PPAr
MEDAN ART CENTRE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH RICKY 143406007/PPAr FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 MEDAN ART CENTRE Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Profesi Arsitek Dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA
BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI
BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK 4.1.1 ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI Gambar 4.1 sirkulasi arah matahari Sirkulasi Matahari pagi akan masuk pada bagian timur dari tapak, untuk itu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa peristiwa yang telah terjadi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iv Abstraksi... v Kata Pengantar... vii Daftar isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)
BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.
Lebih terperinciBAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data
BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum
Lebih terperinciSampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi
ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan
Lebih terperinciPUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011
PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : WYDIA
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...
DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciBAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN
BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN 2.1 Apartemen Dan Rumah Susun Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung,
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen
BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI
BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI Keadaan sungai Deli yang sekarang sangat berbeda dengan keadaan sungai Deli yang dahulu. Dahulu, sungai ini menjadi primadona di tengah kota Medan karena sungai ini
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari
Lebih terperinciBAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN
4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III
BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciMedan Dalam Angka Medan In Figure,
1. L E T A K Kota Medan terletak antara : - 2º.27' - 2º.47' Lintang Utara - 98º.35' - 98º.44' Bujur Timur Kota Medan 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut. 1.Geography Position Medan lies between : - 2º.27'
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan berbagai fasilitas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kwala Bekala pada awalnya merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode statistik deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang berlandaskan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Slamet (2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah Akademis Rancangan Undang-undang
Lebih terperinciMUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU
JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 88-93 88 MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU Danny Tedja Sukmana, dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciAUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG
LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada
190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan
Lebih terperinciREDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115
BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah
Lebih terperinciPERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak
PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah
Lebih terperinci`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep
37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
10 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai dari masa penjajahan Belanda,
Lebih terperinciPusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciMEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009
MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar
BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan situs resmi pemerintah Kota Medan pada tahun 2014, Kota Medan memiliki jumlah penduduk ±2,9
Lebih terperinci2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan
Lebih terperinciGambar 1.1 Skema Aerotropolis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity yang tergolong paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Dalam konsep aerocity, bandara
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsional 4.1.1 Pemintakatan 4.1 Pemintakatan Pembagian zona pada perancangan pusat pelatihan sepakbola ini terdiri dari 4 zona. Pembagiannya itu sendiri sesuai dengan subtansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. REKREASI DAN THEME PARK Rekreasi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin, re-create yang secara harfiah berarti membuat ulang, dan merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,
Lebih terperinci