BAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Medan Art Centre merupakan penggabungan dari 3 fungsi, yaitu tempat edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri dari 3 kata dengan definisi masing-masing sebagai berikut: 1. Medan ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan merupakan kota terbesar ke-empat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' ' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis. 2. Art dalam bahasa Indonesia berarti seni, Art berasal dari bahasa latin ars, yang berarti ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses belajar. 3. Centre memiliki arti dalam Oxford Advanced Learner s Dictionary yaitu a place where some particular activity is concentrated yang berarti tempat dimana beberapa kegiatan atau aktifitas terpusat. 21

2 22 Dapat disimpulkan bahwa Medan Art Centre adalah bangunan yang terpusat pada fungsi-fungsi yang berkaitan dengan seni seperti terdapat tempat edukasi, tempat pertunjukkan dan tempat untuk menjual hasil ketrampilan karya seni yang berlokasi di Kota Medan. 2.2 Tinjauan Lokasi Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi Tinjauan Terhadap Struktur Kota Sebagai wadah yang akan memiliki peranan penting pada perekonomian kota setelah dibangun, sebaiknya proses perencanannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna lahan yang sudah direncanakan untuk sebuah wilayah kota (Tabel 2.1). Sebagai sarana komersil, maka Medan Art Centre harus direncanakan di wilayah yang secara tata guna lahan diperuntukkan untuk bisnis dan pendidikan. Tabel 2.1 Tabel pengembangan wilayah Kota Medan No Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah Pelayanan A Pusat Pelayanan Kota di Pusat kegiatan Pusat Kota perdagangan/bisnis; Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota; Pusat pelayanan ekonomi Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, Kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota; Provinsi Sumatera Utara

3 23 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah Pelayanan B Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kegiatan Jasa dan Kota Medan Bagian bagian utara Perdagangan regional Utara; 1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan 2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan 3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan 4 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan 5 Subpusat pelayanan kota Medan Area 6 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia 7 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang 8 Subpusat pelayanan kota Medan Timur Sumber : RTRW Kota Medan Pusat pelayanan transportasi; Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan industri Pusat pelayanan transportasi laut, Pusat kegiatan bongkar muat dan impor ekspor, Pusat kegiatan industri, dan Pusat kegiatan perikanan Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan kesehatan Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); Pusat kegiatan rekreasi dan wisata Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat pelayanan olahraga Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat Pendidikan Pusat kegiatan perdagangan / bisnis Pusat pelayanan transportasi (TOD); Pusat kegiatan sosial-budaya Provinsi Sumatera Utara Regional Kec. Medan Belawan Kec. Medan Labuhan Kec, Medan Marelan; Kabupaten Deli Serdang Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

4 Persyaratan dan Kriteria Lokasi Pemilihan lokasi untuk suatu proyek harus disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang direncanakan, yaitu: 1. Lokasi proyek berada di pusat kota atau subpusat kota. Jika lokasi proyek terlalu jauh, pengunjung diharuskan menempuh jarak dan waktu yang cukup lama dan jauh. Sedangkan, fungsi yang direncanakan seperti pusat perbelanjaan, tempat pertunjukkan dan tempat edukasi seni lebih diprioritaskan pada masyarakat Kota Medan. 2. Konteks dengan ruang luar untuk menunjang aktifitas ruang luar. Sebab fungsi yang direncanakan merupakan bangunan seni. Dalam berkesenian tentunya para seniman tidak saja berada dalam ruangan tetapi juga berinteraksi dengan ruang luar seperti dengan suasana alami "nature". 3. Ruang luar yang dimaksud adalah sungai (disekitar area aliran sungai). Ruang luar dengan suasana alami dapat berupa pengunungan, sungai, danau, dan lain-lain. Jika dilihat dari kriteria lokasi sebelumnya yang berada di pusat kota atau subpusat Kota Medan yang paling mendekati dan dapat mudah ditemui adalah sungai. Dengan lokasi proyek tepat berada disekitar pinggiran sungai, maka akan terdapat kontur yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ruang luar seperti amphiteater. Selain itu, tujuan lain dari pemilihan sungai adalah agar memberikan contoh bahwa sungai dapat dijadikan sebagai potensi atau daya tarik dari

5 25 bangunan jika direncanakan dengan baik. Sehingga pengunjung akan terkesan dengan bangunan yang dikunjunginya. Lalu, sekaligus untuk memberikan pemberitahuan dan pembelajaran untuk menghargai sungai, mengingat kondisi sungai di Kota Medan yang sudah cukup mengkhawatirkan. 4. Tidak perlu berdekatan dengan objek wisata lainnya. Hal ini dikarenakan proyek, fungsi bangunan yang direncanakan belum ada di Kota Medan dan tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Tujuan lain agar destinasi pariwisata Kota Medan bertambah secara tidak langsung. 5. Luas lahan dapat disesuaikan dengan lokasi yang dipilih minimal 1 HA. 6. Terdapat jalur pedestrian dan lokasi proyek dilewati oleh angkutan umum. Bertujuan agar para pejalan kaki atau pengunjung yang menggunakan angkutan umum lebih nyaman. Karena target dari fungsi bangunan adalah untuk semua kalangan. 7. Berada di jalan primer Kota Medan, lokasi proyek menghadap ke jalan sehingga keberadaan proyek dapat dirasa kehadirannya dan tidak rawan kemacetan mengingat terdapat fungsi tempat pertunjukkan Analisis Pemilihan Lokasi Setelah membuat kriteria lokasi proyek yang disesuaikan dengan fungsi yang direncanakan terdapat beberapa lokasi proyek yang dirasa sesuai, sebagai berikut:

6 26 1. Alternatif 1 (Gambar 2.1) Gambar 2.1 Alternatif pertama lokasi proyek Sumber: Google earth Lokasi proyek berada di Jl. Patimura dengan luas lahan ±1,8 HA. Kecamatan Medan Baru, Keluarahan Darat. a. Batas Utara: Pemukiman dan terdapat beberapa restoran (Jl. Babura Lama). b. Batasan Timur: Sungai Babura. c. Batasan Selatan: Pemukiman (Jl. Kampung Mandailing). d. Batasan Barat: Kantor BPJS Ketenagakerjaan dan RM. Garuda (Jl. Patimura). Eksisting lokasi alternatif 1 merupakan lahan kosong yang direncanakan akan dibangunan hotel Mikie Holiday.

7 27 2. Alternatif 2 (Gambar 2.2) Gambar 2.2 Alternatif kedua lokasi proyek Sumber: Google earth Lokasi proyek berada di Jl. Palang Merah dengan luas lahan ±1,8 HA. Kecamatan Medan Kota, Kelurahan Alur. a. Batas Utara: Kantor Wilayah Direktorat Jendaral Pajak Sumut. b. Batasan Timur: Sungai Deli. c. Batasan Selatan: Sungai Deli. d. Batasan Barat: Sungai Deli (menghadap ke Vihara Borobudur). Eksisting lokasi alternatif 2 merupakan rawa-rawa dan terdapat bangunan yang sudah tidak digunakan. Setelah mendapatkan alternatif lokasi proyek, tahap selanjutnya adalah menentukan lokasi proyek berdasarkan penilaian alternatif lokasi proyek dari kriteria yang telah ditentukan (Tabel 2.2).

8 28 Tabel 2.2 Penilaian Alternatif lokasi proyek Kriteria Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Luas Lahan ±1,8 HA (2) ±1,8 HA (2) Tingkatan Jalan Jalan Primer (2) Jalan Primer (2) Pencapaian Mudah Sedang (2) Jangkauan Struktur Kota BWK Pusat Kota (2) BWK Pusat Kota (2) Akses Pejalan Kaki Mudah Sulit (1) Akses Kendaraan Umum Mudah Sulit (1) Kontur Tapak Ada Ada Berdekatan dengan Sungai Ya Ya Utilitas Bagus Bagus Tingkat Kemacetan Jarang Sedang (2) Orientasi Lahan Menghadap ke jalan Menghadap ke bangunan (1) Lingkungan disekitar Lokasi Baik Sedang (1) Total Nilai & Peringkat 33 ( I ) 23 ( II ) Keterangan: (1) : kurang (2) : cukup : baik Dapat disimpulkan bahwa dari ke dua alternatif lokasi proyek yang telah ditentukan sebelumnya, yang paling sesuai dan memenuhi kriteria lokasi yang diinginkan adalah lokasi pada alternatif 1 pada Jl. Patimura. 2.3 Persyaratan Teknis Retail UKM Berdasarkan buku Data Arsitek, untuk peraturan pertokoan pada bangunan sebaiknya diperhatikan semua peraturan tentang konstruksi, peralatan dan perlengkapan untuk pertokoan maupun pusat perbelanjaan. Pembagian latai-lantai harus pula memenuhi persyaratan konstruksi dari pemadam kebakaran terutama

9 29 untuk semua hubungan vertikal antara lantai yang harus dapat diisolasir bila terjadi kebakaran. Tinggi lantai biasanya ditentukan menurut batas ketinggian yang di izinkan untuk bangunan-bangunan umum oleh pemerintah setempat. Untuk tempat penjualan tinggi ruang min. 3 meter. Untuk tata letak ruko sendiri harus mudah terlihat walau hanya sepintas. Ruang untuk pengunjung dan pramuniaga tergantung jenis dagangan dan jumlah pembelinya. Hal ini demi kelancaran proses jual-beli yang terjadi. Biasanya untuk pertokoan besar dibentuk dan dikembangkan sistem perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis mereka. Terdapat bermacam-macam jenisnya, disesuaikan dengan jenis daganganya, misalnya barang-barang yang tahan lama atau barang kebutuhan sehari-hari. Berdagang dalam satuan-satuan yang kecil sangat dipengaruhi oleh lokasi pusat perbelanjaan tertentu, pertokoan dengan bermacam-macam barang dan pasar pusat uang menjadi sumber penatik aseperti magnit. Satuan-satuan yang besar ini sebaiknya ditempatkan pada lokasi dimana diperkirakan banyak dilalui pembei. Toko-toko tersebut harus terletak pada lokasi yang dekat dengan daerah yang berpotensi untuk perdagangan dan mudah terlihat dari berbagai sudut pandang. Nadine Beddington, dalam buku Design For Shopping Centre mengatakan Shopping Centre atau pusat perbelanjaan merupakan kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh.

10 Tempat pertunjukkan (Teater) Peter Brook, dalam buku The Empty Space mengatakan bahwa syarat untuk sebuah pertunjukan teater adalah adanya tempat, lalu aktor yang melakukan tindakan tertentu di dalam sebuah ruang kosong, sementara sejumlah orang lainnya menonton. Berdasarkan buku The Architects Handbook, organisasi ruang pada teater terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Resepsionis: hall, foyer, box office, cloakroom, toilet, koridor dan tangga. 2. Auditorium: tempat duduk pengunjung. 3. Panggung: panggung utama, belakang panggung, ruang ganti baju. Pada beberapa tempat pertunjukkan (teater) terdapat tempat duduk di balkon yang memiliki persyaratan D:H untuk keluaran balkon sekitar 1:1 untuk konser dan 2:1 untuk opera atau drama (Gambar 2.3). Balkon tempat duduk, ratio D:H dapat lebih besar agar kuat gema terdengar hingga penonton yang duduk dibagian belakang. Untuk struktur balkon harus direncanakan dengan baik. Sudut pandangan-line dari balkon ke panggung harus ada lebih dari 30. Gambar 2.3 Perbandingan untuk balkon tempat duduk Sumber: The Architects Handbook

11 31 Garis pandang penonton terdapat beberapa persyaratan dalam perencanaan yaitu tinggi mata penonton sekitar 1120 ± 100 mm, lebar tempat duduk dan sirkulasi (T) mm. Tinggi kepala dari penonton C 1 = min. 60mm (pandangan kepala penonton yang ada didepannya). C 2 = 120 mm (standar pandangan) (Gambar 2.4). Dalam penyusunan tempat duduk penonton terdapat jumlah batasan penyusunan dan disesuaikan derajat pandangan yaitu 15 (Gambar 2.5). Gambar 2.4 Jarak pandang tempat penonton Sumber: The Architects Handbook Gambar 2.5 Batasan penyusunan tempat duduk penonton Sumber: The Architects Handbook Berdasarkan buku Data Arsitek, ratio panggung dan kursi penonton adalh 1:2 (Gambar 2.6). Proporsi dari panggung berdasarkan dari jarak pandang dari

12 32 tempat duduk penonton. Ukuran panggung sudah termasuk dengan area pertunjukkan dan area belakang panggung. Gambar 2.6 Ratio panggung dan kursi penonton Sumber: Data Arsitek Edukasi Seni Berdasarkan buku Data Arsitek, Studio seni terapan yaitu studio lukis dan paha-memahat memerlukan ruang luas dan pencahayaan alami yang baik yang datang dari jendela-jendela tinggi yang luasnya sekitar 25-33% dari luas lantai studio, jendela menghadap ke arah Utara atau Timur. Pencahayaan dari langirlangit dapat menambah pencahayaan yang diperlukan. semua jendela diperlengkapi alat yang dapat mengatur cahaya matahari yang masuk. Setiap permukaan ruang yang ada harus tahan lama dan mudah dibersihkan. 2.4 Studi Banding Proyek Sejenis Jackson Hole Center for the Arts Performing Arts Pavilion/Stephen Dynia Architects (Arts Design Collaborative) Proyek yang dilakukan pada tahun 2007 dan ditangani oleh Stephen Dynia Architects (Gambar 2.7). Berdasarkan dari cerita arsitek bahwa, bangunan ini merupakan pengganti yang memiliki fungsi hampir sama dengan The Jackson

13 33 Centre for the Arts Building. Bangunan ini memiliki fungsi ruang latihan musik dan tempat pertunjukkan (teater). Tempat pertunjukkan berkapasitas 500 (Gambar 2.8 dan 2.9) yang terbagi menjadi 2 area yaitu area bawah dan balkon dengan masing-masing 200 dan 300 tempat duduk penonton. Gambar 2.7 Jackson Hole Center for the Arts Performing Arts Pavilion Gambar 2.8 Ruang tempat pertunjukkan (teater) Gambar 2.9 Potongan tempat pertunjukkan (teater) Akses ke tempat pertunjukkan dibagi menjadi 2 bagian (Gambar 2.10). Konsep bangunan konteks dengan ruang luar dimana pemilihan material

14 34 disesuaikan dengan lingkungan seperti penggunaan kaca untuk view ke gunung, pemilihan material kayu pada lantai untuk memberi kesan hangat dan ringan (Gambar 2.11). Gambar 2.10 Denah bangunan Gambar 2.11 Penggunaan material kaca pada bagian hall dengan view gunung Hal yang dapat diambil dari studi banding proyek ini adalah penggunaan material kaca untuk memanfaatkan potensi lingkungan disekitar tapak (view ke gunung). Teater dengan kapasitas 700 orang dibagi menjadi 2 area dengan penggunaan balkon dan terdapat 2 akses pengunjung ke teater. Akses pemain teater yang terpisah dengan akses pengunjung.

15 Young Centre for the Performing Arts/KPMB Architects Salah satu penggabungan fungsi yang jarang dilakukan antara edukasi dengan pertunjukkan dalam satu bangunan (Gambar 2.12 dan 2.13). Hasil dari penggabungan fungsi ini menjadi destinasi budaya pada Distillery Distict. Karena merupakan bangunan lama yaitu Tank Houses (penyuplai air) yang kemudian direnovasi dengan budget 130 milliar rupiah. Eksterior bangunan yang dibuat oleh arsitek, konteks dengan lokasi proyek dimana lebih bersifat industrial dengan material yang digunakan seperti bata expose dll. Tempat pertunjukkan dibangunan ini berkapasitas sekitar 1000 orang menggunakan balkon (Gambar 2.14). Gambar 2.12 Young Centre for the Performing Arts Gambar 2.13 Salah satu ruang edukasi seni

16 36 Gambar 2.14 Tempat Pertunjukkan Hal yang dapat diambil dari studi banding ini adalah lobby yang terbuka sehingga menjadi pusat pertemuan antara aktor, mahasiswa, pengunjung dan pelanggan. Pencahayaan untuk tempat edukasi seni dapat menggunakan lampu TL selain itu dapat juga untuk tidak menggunakan plafond pada ruangan edukasi. Dari segi tampak bangunan, penyesuaian terhadap identitas lokasi proyek terhadap tampak bangunan sangat terlihat jelas College Art Center/Schwartz-Silver architects College Art Center (Gambar 2.15) merupakan bangunan lama dengan fungsi yang sama dan kemudian diperbaharui. Dulu bangunan ini hanya berlantai 1 dan direnovasi menjadi 2 tingkat. Permasalahan pada bangunan lama adalah cahaya yang masuk ke bangunan kurang, bangunan yang sudah berusia tua sehingga dari segi keamanan sangat kurang. Fungsi bangunan dulunya berupa perpustakaan, pusat edukasi, tempat makan (hall) dan studio seni (Gambar 2.16 dan 2.17). Luasan bangunan setelah ditambah dan direnovasi sekitar m2.

17 37 Gambar 2.15 College Art Center Gambar 2.16 Salah satu ruang edukasi seni Gambar 2.17 Salah satu ruang edukasi seni Sirkulasi pada bangunan yang ada sekarang lebih tertata dan tidak membingungkan dan disesuaikan dengan bagian-bagiannya (Gambar 2.18). Cahaya alami yang dibutuhkan pada ruang pelatihan seni sudah terpenuhi seperti ruang lukis, ruang patung dan ruang memahat. Fasad bangunan mengikuti fungsi.

18 38 Gambar 2.18 Denah bangunan Hal yang dapat diambil dari studi banding ini adalah pentingnya pencahayaan pada ruang edukasi seni untuk beberapa fungsi ruang. Penggunaan lampu TL pada ruangan dan terdapat beberapa ruangan edukasi yang tidak menggunakan plafond. Selain itu lebar koridor pada bangunan ini sekitar 2m.

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

MEDAN ART CENTRE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH. RICKY /PPAr

MEDAN ART CENTRE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH. RICKY /PPAr MEDAN ART CENTRE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH RICKY 143406007/PPAr FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 MEDAN ART CENTRE Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Profesi Arsitek Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK 4.1.1 ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI Gambar 4.1 sirkulasi arah matahari Sirkulasi Matahari pagi akan masuk pada bagian timur dari tapak, untuk itu pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa peristiwa yang telah terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iv Abstraksi... v Kata Pengantar... vii Daftar isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli) BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.

Lebih terperinci

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : WYDIA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan... DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN 2.1 Apartemen Dan Rumah Susun Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI Keadaan sungai Deli yang sekarang sangat berbeda dengan keadaan sungai Deli yang dahulu. Dahulu, sungai ini menjadi primadona di tengah kota Medan karena sungai ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

Medan Dalam Angka Medan In Figure,

Medan Dalam Angka Medan In Figure, 1. L E T A K Kota Medan terletak antara : - 2º.27' - 2º.47' Lintang Utara - 98º.35' - 98º.44' Bujur Timur Kota Medan 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut. 1.Geography Position Medan lies between : - 2º.27'

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kwala Bekala pada awalnya merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode statistik deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Slamet (2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah Akademis Rancangan Undang-undang

Lebih terperinci

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 88-93 88 MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU Danny Tedja Sukmana, dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 10 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai dari masa penjajahan Belanda,

Lebih terperinci

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan situs resmi pemerintah Kota Medan pada tahun 2014, Kota Medan memiliki jumlah penduduk ±2,9

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity yang tergolong paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Dalam konsep aerocity, bandara

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsional 4.1.1 Pemintakatan 4.1 Pemintakatan Pembagian zona pada perancangan pusat pelatihan sepakbola ini terdiri dari 4 zona. Pembagiannya itu sendiri sesuai dengan subtansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. REKREASI DAN THEME PARK Rekreasi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin, re-create yang secara harfiah berarti membuat ulang, dan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci