KETERSEDIAAN KEBUTUHAN KEMAMPUAN. Kerangka Hubungan Lokasi Fasilitas, Gravitasi Fasilitas dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan
|
|
- Sugiarto Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) SOSIAL INFRASTRUKTUR Fasilitas : Pendidikan,Kesehatan,Peribadatan, P ib d t Perdagangan 5 Oleh Dr.Ir.Rimadewi Supriharjo,MIP Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 1
2 FASILITAS PENDIDIKAN Prinsip Dasar Sarana Prasarana Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan adalah sarana sosial yang mempunyai standar-standar untuk digunakan untuk pembangunan sumber daya manusia dan didirikan berdasarkan proporsi dan kebutuhan penduduk. Dalam mendirikan sarana dan prasarana sosial termasuk fasilitas pendidikan, pemerintah mempunyai pedoman umum dalam pelaksanaannya. Penyediaan fasilitas pendidikan sebagai kebutuhan sosial ekonomi masyarakat di pengaruhi oleh tingkat kebutuhan, pertumbuhan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat setempat. Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan salah satu bentuk eksistensi pelayanan publik dalam menentukan orde atau hierarki dari perkembangan perkembangan wilayah. Dalam hal ini terjadi hubungan sangat erat antara pertumbuhan penduduk, penyediaan fasilitas pelayanan publik dan kompleksitas aktivitas ekonomi penduduk dalam suatu wilayah (Tarigan, 2005). 2
3 Aksesibilitas Penduduk Terhadap Fasilitas Pendidikan Aksesibiltas merupakan suatu konsep yang menggabungkan sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan infrastruktur penunjang yang menghubungkannya Dalam konteks layanan pendidikan, sistem tata guna lahan yang dimaksud adalah pengaturan pemanfaatan lahan suatu wilayah untuk kegiatan pendidikan beserta fasilitas dan sarana prasarana penunjang untuk mencapai fasilitas pendidikan. Aksesibilitas dapat dikatakan identik dengan ketersediaan, dimana ketersediaan suatu infrastruktur merupakan faktor yang menentukan tingkat aksesibilitas (Tarigan, 2005). Akses dan ketersediaan berhubungan erat dengan kesempatan untuk mendapatkan layanan suatu fasilitas (Frenk, 1992). Dalam konteks pendidikan, ketersediaan fasilitas pendidikan berupa sekolah memberikan kesempatan bagi individu untuk memperoleh layanan dari fasilitas yang tersedia sebagai bentuk dari pemenuhan kebutuhan akan pendidikan. 3
4 Aksesibilitas sebagai bentuk dari keterjangkauan dan ketersediaan fasilitas pelayanan publik termasuk pendidikan, pada dasarnya menganut asas-asas dasar penyediaan layanan publik blk (DPU, 1998). Asas-asas asas dasar penyediaan layanan publik tersebut diantaranya: (1) Kemudahan, (2) Kegunaan, (3) Keselamatan, dan (4) Kemandirian. Pada dasarnya untuk mencapai fasilitas layanan publik terdapat dua aksesibilitas yang tidak dapat dipisahkan, yaitu aksesibilitas secara ekonomi dan aksesibilitas secara fisik.(ilham Ilham, 2004) Aksesibilitas ekonomi dapat diartikan sebagai kemampuan individu secara finansial (financial accesibility) ) untuk mendapatkan layanan publik yang tersedia, termasuk didalamnya kesediaan membayar untuk menjangkau fasilitas publik tersebut. Sedangkan aksesibilitas fisik merupakan aksesibilitas yang berkaitan dengan ketersediaan sarana parasarana dan alternatif angkutan untuk menjangkau fasilitas publik yang ada. 4
5 Distribusi Fasilitas dan Pemanfaatan Sarana Prasarana Pendidikan DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN KETERSEDIAAN KEBUTUHAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA WILAYAH Sumber Daya Manusia Daya Tampung Fasilitas Pendidikan Sarana Prasarana Transportasi KARAKTERISTIK WILAYAH Jumlah Penduduk Usia Sekolah Struktur Geografis Wilayah Persebaran Permukiman Kepadatan Penduduk KONDISI FASILITAS PENUNJANG Jarak Kondisi Jalan Penghubung Transportasi Menuju Fasilitas Gravitasi Lokasi: Daya Tarik Fasilitas Pendidikan oleh Obyek Pendidikan Kerangka Hubungan Lokasi Fasilitas, Gravitasi Fasilitas dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan 5
6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola distribusi fasilitas umum DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN FAKTOR INTERNAL -Komposisi Penduduk -Aktivitas Penduduk -Kondisi Sosial Ekonomi -Tingkat pendidikan Penduduk -Sistem Jaringan Transportasi FAKTOR EKSTERNAL -Potensi Wilayah -Karakteristik Wilayah -Ukuran Wilayah Tujuan Penyediaan Fasilitas Pendidikan: Pemerataan Layanan Fasilitas, Pemerataan Kesempatan Pemanfaatan dan Pemerataan Pemenuhan Kbth Kebutuhan Masyarakat kt Kerangka Hubungan Distribusi Fasilitas dengan Penyediaan Fasilitas Pendidikan 6
7 Jenis fasilitas pendidikan yang terdapat t di kota pada umumnya terdiri atas : Play Group & Sekolah Taman Kanak-kanak kanak Sekolah Dasar Sekolah menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Khusus Akademi Perguruan Tinggi Jenis fasilitas pendidikan Kebutuhan jenis fasilitas pendidikan berbeda antara satu kota dengan kota lainnya,aspek yang terkait: Ukuran Kota Jumlah Penduduk Komposisi penduduk Status administrasi kota 7
8 lanjutan Jumlah fasilitas pendidikan Dapat diperkirakan dari struktur umur penduduk, berkaitan dengan usia untuk memasuki jenjang pendidikan tertentu,aspek yang terkait : Komposisi penduduk menurut kondisi sosial ekonomi Tingkat pendidikan Besaran fasilitas pendidikan Secara umum besaran fasilitas pendidikan diwujudkan dalam satuan jumlah kelas atau jumlah siswa. Ditentukan oleh efisiensi tingkat pelayanan (makin efisien makin tinggi besaran fasilitas, dan memperkecil jumlah fasilitas) Distribusi fasilitas pendidikan Pola distribusi terkait dengan jenjang fasilitas pendidikan, makin tinggi jenjang makin besar ukuran ruang dan ukuran penduduk yang dilayani 8
9 Kebutuhan Sarana Prasarana Pembelajaran pada Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Baku Mutu dan Jenis Sekolah Tingkat Pendidikan Tipe Sekolah Rombongan Belajar (Kelas) Peserta Didik (Siswa) Luas Ruang Minimum (m 2 ) Luas Lahan Minimum (m 2 ) Tipe A SD/MI Tipe B Tipe C Tipe A SLTP/MTs Tipe B Tipe C Tipe A lantai: lantai: SMU/MA/SMK 3 lantai: lantai: Tipe B lantai: lantai: Tipe C Sumber: Acuan SNI (BSN, 2004). 9
10 FASILITAS KESEHATAN Jenis Fasilitas Kesehatan di Kota adalah: Jenis Fasilitas Secara garis besar dibagi 4 pembagian : Sarana Medik Utama: Rumah Sakit Umum Rumah sakit Khusus (spesialis) Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Sarana Medik Dasar: Praktik berkelompok (Poliklinik): perawat-bidan-fisiotherapis-dokter umum-dokter gigi-balai pengobatan-balai balai kesehatan Ibu dan Anak(BKIA)-rumah bersalin,posyandu.puskesmas. Puskesmas Sarana Penunjang Medik Spesialis: Praktik berkelompok : dokter spesialis (kandungan-penyakit dalam-bedah-syaraf-gigi-mata dlsb) Sarana Penunjang Medik: Laboratorium klinik Laboratorium Kesehatan Masyarakat Apotek Toko Obat Optikal Toko Pest Control Toko Alat Kesehatan 10
11 FUNGSI DAN TUJUAN FASILITAS KESEHATAN Fungsi Utama : memberikan pelayanan kesehatan, memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan kepada masyarakat Fungsi Khusus: penyembuhan pencegahan pengobatan Tujuan Utama: Menyelesaikan segala permasalahan kesehatan yang dihadapi seluruh golongan masyarakat Menyediakan semua fasilitas kesehatan yang diperlukan Tujuan Khusus : penanggulangan penyakit dan wabah Penanganan masalah Gizi-Gizi buruk untuk ibu dan anak Penanganan masalah obat-obatan obatan 11
12 PERAN FASILITAS KESEHATAN TERHADAP PERMASALAHAN KOTA Beberapa permasalahan kesehatan di Perkotaan : Terjadinya bencana Alam Penyakit masyarakat (kelompok masyarakat khusus:pekerja sex,anak jalanan,pekerja j sektor informal) Dampak kegiatan (Polusi) : Industri-transportasi-pencemaran pencemaran air Permasalahan kesehatan karena kemiskinan dan lingkungan : Rendahnya pengetahuan Rendahnya ekonomi Lingkungan perumahan di daerah marginal Kendala pembangunan kesehatan masyarakat: Tingginya disparitas status kesehatan ( antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, antar perkotaan, antar pedesaan) Rendahnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan Rendahnya pemerataan serta keterjangkauan pelayanan kesehatan Terbatasnya tenaga kesehatan Kinerja pelayanan dan peralatan yang tidak optimal Perilaku masyarakat yang salah, yang berakibat pada kesehatan 12
13 Berdasar pola pemenuhan kebutuhan Fas Kesehatan yang ada maka kebutuhannya terkait pada 5 aspek yaitu : Jenjang fasilitas kesehatan Didasarkan atas ukuran kota dan jumlah penduduk Jenis fasilitas kesehatan Keragaman jenis fasilitas kesehatan maka perlu ditinjau esensi dari eksistensinya, disesuaikan dengan kualifikasi fasilitas kesehatan Jumlah fasilitas kesehatan Jumlah sulit ditetapkan karena menyangkut variabel sulit yaitu frekwensi sakit tiap orang. Dapat menggunakan standar yang ada dari negara lain, atau berdasarakan kebutuhan wilayah dan masyarakat Besaran fasilitas kesehatan Diperkirakan dari tingkat efisiensi pelayanan dan pola penjenjangannya, serta fenomena/trend masyarakat a a Distribusi fasilitas kesehatan Pola distribusi ditentukan dari pola penjenjangan, karena berkaitan dengan besaran ruang dan besaran penduduk 13
14 FASILITAS PERIBADATAN KEBUTUHAN : Kebutuhan fasilitas peribadatan bergantung pada corak kehidupan religius penduduk kota Setiap kota fasilitas peribadatannya akan berbeda Pola pelayanan bersifat umum Kebutuhan didasarkan atas sifat universal (jenis seragam tiap kota/wilayah) FUNGSI : Sebagai tempat ibadah, sarana tempat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Sebagai tempat pendidikan agama,juga pendidikan yang lain (kesosial- masyarakatan, umum, pengetahuan dan teknologi) Sebagai tempat bersilaturachmi, sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia PERAN : Memajukan nilai keagamaan di tengah masyarakat Menunjukan identitas umat beragama Meningkatkan pemahaman beragama untuk terciptanya masyarakat yang bermoral dan bermartabat 14
15 Jenis ragam fasilitas peribadatan masyarakat kota di Indonesia : Islam Katolik Hindu Budha Konghucu Jenjang fasilitas peribadatan Tiap kota mempunyai jenjang yang berbeda, diutamakan pertimbangan kegiatan religi kemudian pertimbangan aspek pelayanan Jumlah Fasilitas Dapat diperkirakan berdasarkan komposisi pemeluk agama dan dikaitkan dengan besaran fasilitas pendidikan Indikator : Jumlah Pemeluk dalam satu wilayah/kawasan Karakteristik sosial masyarakat (homogen atau heterogen) 15
16 Besaran Fasilitas Tergantung dari kapasitas tiap jenis dan jenjang. Besaran dapat disesuaikan dengan besaran fasilitas kota yang lain Indikator : Jenjang yang akan dilayani ( tingkatan kelompok masayarakat) Luasan Lokasi yang akan didirikan fasilitas tersebut Jumlah Jama ah yang tercatat dalam kelompok masyarakat di kawasan tersebut Distribusi Fasilitas Berkaitan dengan jenjang fasilitas. Pola distribusi fasilitas peribadatan dapat disesuaikan dengan pola distribusi fasilitas kota yang lain Indikator : Pola distribusi permukiman dan perumahan Pola distribusi kegiatan pendidikan Pola disribusi kependudukan 16
17 FASILITAS PERDAGANGAN Pembangunan pada sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang berperan sangat strategis Sektor perdagangan dan jasa sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan Memberikan sumbangan yang berarti dalam menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan kota menginventarisasi fasilitas perdagangan g dan jasa sebagai berikut : Warung/kios Rumah makan/restoran Pertokoan ( termasuk Rumah Toko, rumah kantor) Pusat perbelanjaan ( mall, super market, hyper market) Pasar 17
18 FUNGSI FASILITAS PERDAGANGAN DAN JASA: Menyediakan dan mengembangkan sarana dan prasarana perdagangan untuk memperlancar distribusi produk Menyediakan barang2 konsumsi dan produksi (stock piling) Sebagai fasilitas pelengkap kota yang mendukung kegiatan industri, pariwisata dan budaya PERAN : Memperkuat dan meningkatkan kerjasama bidang ekonomi lokal-regional regional- nasional-internasionalinternasional Meningkatkan daya saing kegiatan perekonomian Meningkatkan pendapatan daerah dari kegiatan tersebut (pajak) KEBUTUHAN : Fasilitas perdagangan semakin kompleks, untuk memperkirakan kebutuhan diperlukan penelitian empirik yang bersifat global dengan mengkaitkan berbagai komponen kota yang relefan 18
19 Aspek yang perlu diperhatikan : Jenjang Fasilitas perdagangan Berdasarkan jenis komoditas dan komposisi penduduk, misal Bangunan Toko (kios,toko,ruko,pertokoan,pusat pertokoan,pusat perbelanjaan) Bangunan Pasar ( umum, induk, sayur, buah, hewan, barang elektronik, loak) Bangunan Mall, Plaza Jenis Fasilitas perdagangan Diperlukan penelitian induktif untuk menentukan kebutuhan Indikator : Karakteristik sosial-budaya-ekonomi masyarakat Trend perkembangan kegiatan ekonomi Jumlah Fasilitas perdagangan Penentuan tiap jenis dapat dilakukan secara induktif dengan mengikut sertakan beberapa komponen kota yang relefan Indikator : Jumlah Penduduk Pola struktur internal kota 19
20 Besaran Fasilitas perdagangan Terkait dengan efisiensi pola pelayanan, dan pertimbangan aspek finansial dan ekonomis Indikator : Jenis fasilitas yang diinginkan Masyarakat Lahan yang tersedia Investor yang akan menunjang Distribusi Fasilitas perdagangan Indikator Penentuan terkait dengan: komponen jumlah yang dibutuhkan besaran fasilitas perdagangan sesuai jenis pelayanan besaran ruang sesuai type jasa dan perdagangan g besaran penduduk yang dilayani Melihat struktur ruang kota yang ada 20
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPerbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS
Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
- 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil
Lebih terperinciPW Dasar Dasar Infrastruktur II. Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I PW 09 1303 Dasar Dasar Infrastruktur II Oleh Dr.Ir.Rimadewi i Supriharjo,MIP Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP-ITS Latar Belakang Aspek Perencanaan Kesulitan penyediaan
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciREVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciBAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA
BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN
Lebih terperinciUntuk menunjang proses pembangunan kesehatan, pemerintah & pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam Jumlah, Jenis dan
Materi ini disampaikan pada : Pertemuan Pengelola Program Sumber Daya Manusia Kesehatan Oleh : Dr.dr.H. Rachmat Latief, Sp.PD.,., KPTI., M. Kes,, FINASIM Hotel Aryaduta Makassar, 14 sd 15 Juni 2017 Untuk
Lebih terperinci1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan
Lebih terperinciVisi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun
Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI ORGANISASI
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan
Lebih terperinciPROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi
23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing
Lebih terperinciPROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA
PROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA GAMBARAN UMUM 1. Geografi A.Batas Wilayah Puskesmas II Denpasar Utara terletak di pusat Kota Denpasar, yaitu Jalan Gunung Agung Gang II Nomor 8 Denpasar. Selain Puskesmas
Lebih terperinciMATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN
MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.122, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Sistem Rujukan. Pelayanan Kesehatan. Perorangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah dapat dipacu dengan pembangunan infrastruktur dan sistem jaringan yang memadai di wilayah tersebut. Dalam hal ini otonomi daerah memberikan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.
Lebih terperinci2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
-62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terus menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek. Salah satu
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi Strategi merupakan pemikiran-pemikiran konseptual analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian
Lebih terperinciLampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA
Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan
Lebih terperinci2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah
2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciKESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)
KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah air. Air harus tersedia dalam kehidupan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan juga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2
DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan asas otonomi. Asas otonomi daerah
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sebagai pusat rujukan layanan
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinciWALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN SEHAT TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN SEHAT TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung sebagai salah satu kota yang perkembangannya sangat pesat dihadapkan pada berbagai kebutuhan dalam memenuhi kehidupan perkotaan. Semakin pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4
RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN
PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB III Visi dan Misi
BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciOleh : ERINA WULANSARI [ ]
MATA KULIAH TUGAS AKHIR [PW 09-1333] PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh : ERINA WULANSARI [3607100008] PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciBab VII RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 7.1 Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasaan Pedesaan
Bab VII RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN 7.1 Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasaan Pedesaan Kondisi wilayah Kota Tidore Kepulauan yang dipisahkan oleh selat menjadikan wilayah tersebut
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH
BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Transportasi adalah kegiatan untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengalihkan objek, baik itu barang maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan (Miro,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PROGRAM POKOK
VISI, MISI DAN PROGRAM POKOK Ir. H. Ilham Arief Siradjuddin, MM Ir. H. Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar, M.Si SEBAGAI CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN 2013-2018 1 VISI 2018 BERSAMA
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pada bab sebelumnya telah diuraikan gambaran umum Kabupaten Kebumen sebagai hasil pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun periode yang lalu. Dari kondisi yang telah
Lebih terperinciTerwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat
5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Secara geografis Desa Simpang Gaung merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Gaung Kabupaten Inhil. penduduk Desa Simpang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kecamatan Rambah Hilir merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu dengan luas wilayah menurut pengukuran Kantor Camat + 310.31 Km
Lebih terperinciTabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang
Lebih terperinci5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang
Lebih terperinciVisi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Dompu Tahun adalah : TERWUJUDNYA DOMPU YANG MANDIRI DAN RELIGIUS
1.1 Visi Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Dompu Tahun 2016-2021 adalah : TERWUJUDNYA DOMPU YANG MANDIRI DAN RELIGIUS Ada tiga kata kunci dalam visi pembangunan Kabupaten Dompu 2015 2020, yaitu
Lebih terperinciVISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO
1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan
Lebih terperinciNO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan nasional merupakan gambaran umum yang memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies) dalam rangka menyeimbangkan pembangunan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 08 Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Tata Ruang Tujuan Sosialisasi Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik ik & Lingkungan,
Lebih terperinciLampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciPEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional.
B. PEMBAGIAN URUSAN AN KESEHATAN - 15-1. Upaya 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. 1. Penyelenggaraan survailans epidemiologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha sadar dan berencana untuk meningkatkan mutu hidup. Pelaksanaannya akan selalu menggunakan dan mengelola sumberdaya baik sumberdaya alam dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iv vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,
Lebih terperinciLampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA
1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciTabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep
Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kerangka pengembangan wilayah, perlu dibatasi pengertian wilayah yakni ruang permukaan bumi dimana manusia dan makhluk lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang
10 BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, Pemerintah Indonesia melakukan reformasi di bidang Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Keuangan
Lebih terperinci